LAPORAN ANALISA OBAT II EVALUASI TABLET VITAMIN C Disusun oleh: ALVIAN 1043050011 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA 2013
LAPORAN ANALISA OBAT II
EVALUASI TABLET VITAMIN C
Disusun oleh:
ALVIAN 1043050011
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2013
I. Nama : Alvian
II. Judul Percobaan : Evaluasi Tablet Vitamin C
III.Tanggal Percobaan : Selasa, 19 November 2013
IV. Tujuan :
- Untuk menetapkan kadar dan uji stabilitas pada Tablet Vitamin C.
V. Teori :
Tablet (Compressi) adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa-cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet kempa dan
tablet cetak. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja, sedangkan tablet cetak dibuat dengan menekan
masa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.
Pengobatan lokal, seperti:
- Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai anti
infeksi, anti fungi, penggunaan hormone secara lokal.
- Lozenges, trochisci, digunakan untuk efek lokal di mulut dan tenggorokan,
umumnya digunakan sebagai anti infeksi.
Sedangkan pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa
yang ditelan masuk ke perut terdapat pula yang lain seperti:
- Tablet Bukal, digunakan dengan cara dimasukkan di anatara pipi dan gusi dalam
rongga mulut, biasanya berisi hormone steroid, absorpsi terjadi melalui mukosa
mulut masuk peredaran darah.
- Tablet Sublingual, digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah,biasanya
berisi hormon steroid. Absorpsi terjadi melalui mukosa masuk peredaran darah.
- Tablet implantasi, berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara
implantasi dalam kulit badan.
Dalam pembuatan tablet diperlukan zat- zat tambahan berupa:
1. Zat pengisi (diluent), dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet. Contoh
Saccharum Lactis.
2. Zat pengikat (binder), dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.
Contoh mucilago Gummi Arabici 10-20%.
3. Zat penghancur (disintegrator), dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.
Contoh Gelatin, Natrium alginate, amylum manihot kering.
4. Zat pelicin (lubricant), dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Contoh
Talkum 5%.
Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat yang lain, kecuali zat pelican
dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet
dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan
serta menjaga agar tablet tidak retak (capping). Cara membuat granul ada 2 macam,
yaitu:
- Cara Basah
Zat berkhasiat, pengisi, dan pengahancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi
dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah pewarna. Setelah itu diayak
menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengeringpada suhu 40-50 0C.
Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang
diperlukan dan ditambah bahan pelican dan dicetak menjadi tablet dengan mesin
tablet.
- Cara Kering
Zat berkhasiat dan zat tambahan lain dicamur dan dibuat dengan cara
kempacetak menjadi tablet yang besar (slugging), setelah itu tablet dipecah
menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempacetak menjadi tablet yang
dikehendaki dengan mesin tablet.
Tablet disalut dengan berbagai alasan, antara lain melindungi zat aktif dari
udara, kelembaban atau cahaya, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, membuat
penampilan lebih baik, dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Macam-macam tablet bersalut sebagai berikut:
- Tablet bersalut gula (sugar coating)
Disalut dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan atau tanpa
penambahan zat warna.
- Tablet bersalut kempa (press coating)
Disalut secara kempacetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa,
kalsium fosfat atau zat lain yang cocok.
- Tablet bersalut selaput (film coating)
Disalut dengan lapisan yang dibuat dengan cara pengendapan zat penyalut dari
pelarut yang cocok yang umumnya tidak lebih dari 10% berat tablet.
- Tablet bersalut enterik (enteric coating)
Disalut dengan zat penyalut yang relative tidak larut dalam asam lambung,
tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus.
Tablet yang baik harus memenuhi atau sesuai dengan persyaratan tablet yaitu
sebagai berikut:
- Memenuhi keseragaman ukuran
- Memenuhi keseragaman bobot
- Memenuhi waktu hancur
- Memenuhi kekerasan tablet
- Memenuhi kerapuhan tablet.
Penyimpanan tablet dilakukan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang
sejuk dan terlindung dari cahaya. Wadah yang digunakan harus diberi etiket.
MONOGRAFI Asam Askorbat
1) Asam Askorbat [ FI IV halaman 39]
Nama Sinonim : Vitamin C
Berat molekul : 176,13
Rumus molekul : C6H8O6
Pemerian : Hablur dan serbuk putih agak kuning oleh pengaruh
cahaya, lambat laun akan menjadi warna gelap. Dalam
keadaan kering stabil di udara dalam larutan cepat
teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam
benzene.
2) Acidi Ascorbici Compressi [ FI IV halaman 39]
Tablet Vitamin C
Tablet asam askorbat mengandung asam askorbat C6H8O6 tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penyimpanan dalam wadah yang tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Metode Titrasi
Iodimetri adalah titrasi langsung dengan menggunakan baku iodium (I2) dan
digunakan untuk analisa kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai sifat reduktor
yang cukup kuat dan mempunyai nilai potensial oksidasi yang kecil.
Pentiter yang digunakan adalah Iodium (I2), sedangkan baku primer yang akan
digunakan adalah As2O3. Indikator yang digunakan adalah indikator amylum dimana
TAT yang di dapat akan ditandai dengan adanya perubahan warna dari tidak berwarna
menjadi warna biru yang merupakan kompleks iodium dengan amylum.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Gelas ukur - Hardness tester
- Pipet Volume - Friability tester
- Pipet tetes - Disintegration tester
- Erlenmeyer - Abrasive tester
- Buret
Bahan :
- Sampel Tablet Vitamin C
- Iodium
- As2O3
- NaOH 1 N, KI, HCl encer
- Jingga Metil
- Aqua bebas CO2
- Amylum, NaHCO3
VII. Prosedur Kerja
a. Evaluasi Tablet
i. Uji Keseragaman Ukuran [FI ed. III hal. 6]
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 ⅓ tebal tablet.
ii. Uji Keseragaman Bobot [FI ed. III hal. 7]
Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam
kolom A, dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20
tablet, dapat digunakan 10 tablet dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak 1
tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan kolom B.
Bobot Rata-rata
Penyimpangan Bobot Rata-rata dalam
%
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg sampai dengan 150 mg 10 % 20 %
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5 % 10 %
iii. Uji Waktu Hancur [FI ed. III hal. 7]
Lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang lalu diturun-naikkan
keranjangnya secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak
ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari
zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk
menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut
dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput
iv. Uji Kekerasan Tablet [Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971)]
Satu tablet diletakkan tegak lurus pada alat Hardness tester kemudian diputar
pelan-pelan sampai tablet pecah. Skala alat yang menunjukkan kekerasan tablet
dinyatakan dengan satuan kilogram (kg). Kekerasan tablet yang baik antara 4-8
kg.
v. Uji Kerapuhan Tablet [Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971)]
20 tablet yang sudah dibebas-debukan ditimbang masing-masing kemudian
dimasukkan ke dalam Abrasive tester dan Friability tester. Alat diputar selama 4
menit dengan kecepatan 25 rpm. Tablet dibebas-debukan kembali dari fines yang
menempel kemudian dihitung persen kehilangan bobotnya. Tablet yang baik
mempunyai kerapuhan tidak lebih dari 1 %
b. Pembakuan Larutan Baku Sekunder
Pembakuan I2 dengan As2O3 [ FI III halaman 746]
Timbang 150 mg As2O3, larutkan dalam 20 ml NaOh 1 N, jika perlu
dihangatkan, encerkan dengan 40 ml air, tambahkan 2 tetes jingga metal P, tambah
HCl (e) P, hingga terjadi warna merah jambu, kemudian tambahkan 2 g Natrium
bikarbonat P, encerkan dengan 50 ml air. Titrasi dengan larutan Iodium menggunakan
indikator larutan kanji P.
1 ml I2 0,1 N 4,946 mg As2O3
c. Penetapan Kadar
Penetapan Kadar Tablet Vitamin C (eprints.undip.ac.id/5k93_chapter_III.pdf)
Tablet vitamin C ditumbuk sampai halus dan dilarutkan dengan 20 mL
aquades hingga melarut sempurna. Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu
diencerkan dengan aquades hingga tanda batas (larutan sampel). Diambil 10 mL
larutan sampel memakai pipet volume lalu masukkan dalam erlenmeyer, diencerkan
bila perlu. Dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N hingga mendekati warna kuning,
ditambahkan indikator amylum sebanyak 4-5 tetes lalu diteruskan titrasi hingga
larutan berubah warna menjadi biru. Kemudian dilakukan titrasi blangko dengan
mengganti larutan vitamin C dengan aquades.
d. Pembuatan Reagen
1. Pembuatan Larutan I2 0,1 N [ FI III halaman 746]
12, 69 g Iodium dilarutkan dalam larutan 18,0 g KI dalam air 100 ml.
Diencerkan dengan air secukupnya hingga 1000 ml.
2. Pembuatan larutan HCL (e) [FI ed III halaman 649]
20 g atau 17 ml asam klorida (p) dilarutkan pada 100 ml air
3. Pembuatan NaOH 1 N [FI III halaman 748]
40 gram NaOH ditimbang dan dilarutkan dalam 1000 ml air
4. Pembuatan Larutan Kanji [ FI III halaman 694]
500 mg pati P atau pati larut P digerus dengan 5 ml air dan ditambahkan
sambil terus diaduk air secukupnya hingga 100 ml; dididihkan selama beberapa
menit, dinginkan dan saring.
5. Pembuatan Larutan Jingga Metil [FI IV halaman 1164]
Larutkan 100 mg Jingga Metil dalam 100 ml air, saring jika perlu.
6. Pembuatan Aqua Bebas CO2 [ FI. IV halaman 1124 ]
Air bebas karbon Dioksida P adalah air murni yang telah didihkan kuat-kuat
selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap
Karbon Dioksida dari udara
VIII. Data
Informasi Etiket Tablet Vitamin C
A. Evaluasi Uji Tablet
1. Uji Organoleptis
Warna : Putih Kekuningan
Bau : vitamin
Bentuk : Bulat
Rasa : Asam
Pembahasan:
Diamati secara organoleptis dari warna, bau, bentuk dan rasa tablet masih sangat baik.
2. Uji Keseragaman Ukuran
Tablet Vit C Diameter Tablet (cm) Tebal tablet (cm)1 0.965 0,4352 0.965 0,4353 0.975 0,4354 0.965 0,435
5 0.965 0,435rata - rata 0.967 0,435
Diameter tablet Vitamin C = 0,967 cm dan tebal tablet = 0,435 cm
Pembahasan: Menurut Keseragaman ukuran ( FI.ed. III ) kecuali dinyatakan lain, diameter
tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet.
Secara rata2 diameter tablet 0,967 cm dan tebal rata2 0,435 cm masih memenuhi syarat
diameter tablet tidak lebih dari 3 x dan tebal tidak kurang dari 1⅓ x
3. Uji Keseragaman Bobot
Bobot dari 20 tablet : 7,021 gr
Bobot rata-rata : 7,021
20 = 0, 35105 gr/tablet = 351,05 mg/tablet
Tablet Bobot tablet (gr)1 0,3562 0,3503 0,3554 0,3585 0,3446 0,3577 0,3548 0,3549 0,34110 0,34611 0,34012 0,34813 0,34314 0,35515 0,35416 0,35817 0,34718 0,34819 0,34820 0,357
Perhitungan :
1). 0 ,356 – 0 , 35105
0 , 35105 x 100% = 1,41 %
2). 0 ,350 – 0 , 35105
0 , 35105 x 100% = 0,299 %
3). 0 ,355 – 0 , 35105
0 , 35105 x 100% = 1,125 %
4). 0 ,358 – 0 , 35105
0 , 35105 x 100% = 1,979 %
5). 0 ,349 – 0 , 35105
0 , 35105 x 100% = 0,584 %
6). 0 ,357 – 0 , 35105
0 , 35105 x 100% = 1,695 %
7). 0 ,354 – 0 , 35105
0 ,35105 x 100% = 0,840 %
8). 0 ,354 – 0 , 35105
0 ,35105 x 100% = 0,840 %
9). 0 ,341 – 0 ,35105
0 , 35105 x 100% = 2,86 %
10). 0 ,346 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 1,4385 %
11).0 ,340 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 3,147 %
12). 0 ,348 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 0,868 %
13). 0 ,343 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 2,293 %
14). 0 ,354 –0 , 35105
0 ,35105x 100% = 0,840 %
15). 0 ,35 4 – 0 ,35105
0 ,35105x 100% = 0,840 %
16). 0 ,358 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 1,979 %
17). 0 ,347 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 1,1536 %
18). 0 ,348 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 0,868 %
19). 0 ,348 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 0,868 %
20). 0 ,357 – 0 , 35105
0 , 35105x 100% = 1,695 %
Pembahasan: Keseragaman bobot adalah ukuran penyimpangan bobot tablet terhadap bobot
rata rata dari sejumlah tablet yang masih diperbolehkan menurut persyaratan yang ditentukan
Farmakope Indonesia. Persyaratan yang diberikan Farmakope Indonesia edisi III adalah tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satupun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.
Karena tablet Vit c memiliki bobot rata rata lebih dari 300 mg penyimpangan yang masih
diperbolehkan pada kolom A = 5 % dan kolom B = 10%
Dari perhitungan % penyimpangan terbesar adalah 3.147 % pada bobot tablet 0,340 gr
sehingga masih memenuhi persyaratan yang diberikan Farmakope Indonesia edisi III tidak
ada 2 tablet yang menyimpang sebesar 5% dan tidak ada 1 tablet pun yang menyimpang
sebesar 10% .
4. Uji Kerapuhan Tablet
PercobaanFriability tester Abrasive tester
bobot awal bobot akhir bobot awal bobot akhir
20 tab Vit C 7,027 gr 7,015 gr 7,015 gr 7,011 gr
Rumus :
B = 100 [1− wwo ]
Friability
B = 100 [1−7,0157,027 ]
= 100 ( 1- 0,9982)
= 100 (0,0017)
= 0,17 %
Abrasive
B = 100 [1−7,0117,015 ]
= 100 ( 1 - 0,99942)
= 100 (0,00057)
= 0,05%
Pembahasan: Kerapuhan adalah parameter lain dari ketahanan tablet terhadap goncangan dan
pengikisan terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu. Ketahanan permukaan
tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan, pengiriman/transport.
Dengan mengukur kehilangan berat tablet dengan prosedur gerakan yang terstandarisasi.
Nilai kerapuhan yang baik menurut Parrott dan Fonner et al yaitu tidak boleh lebih dari 1%
sedangkan menurut Gunsel dan Kanig nilai kerapuhan tidak boleh lebih dari 0,8 %.
Dari perhitungan uji kerapuhan Friability tester didapatkan nilai 0,17 % dan Abrasive tester
didapatkan nilai 0,05%. Nilai kerapuhan masih memenuhi persyaratan < 1%.
5. Uji Waktu Hancur
Tablet Jumlah tablet Waktu SuhuVitamin C 5 5 menit 27 detik 35°C
Pembahasan:
Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam media yang
sesuai, sehingga tidak ada lagi tablet yang tertinggal diatas kasa atau waktu yang dibutuhkan
tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Faktor
faktor yang mempengaruhi waktu hancur tablet antara lain sifat fisik granul, porositas, dan
kekerasan tablet. Waktu hancur tablet vit c adalah 5 menit 27 detik (memenuhi persyaratan
waktu hancur). Persyaratan waktu hancur : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur
tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut.
6. Uji Kekerasan Tablet
Tablet Kekerasan (kg)1 4,52 4,13 4,1
4 45 4
Rata-rata = 4+4,1+4,1+4+4
5 = 4,14 Kg
Pembahasan: kekerasan tablet adalah suatu parameter yang menggambarkan ketahanan tablet
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, tekanan dan kemungkinan terjadinya keretakan
tablet pada saat pembungkusan atau pengepakan, pengangkutan untuk mencegah kerusakan
fisik selama transportasi dan penyimpanan. Kekerasan tablet diukur terhadap luar permukaan
tablet dengan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuannya adalah kg/cm2 atau kP. Faktor
yang dapat memperngaruhi kekerasan tablet antara lain metode granulasi, tekanan kompresi,
kekerasan granul, serta macam dan jumlah bahan pengikat yang digunakan. Tablet yang baik
mempunyai kekerasan antara 4 – 8 kg ( menurut Parrott).
Sehingga dari pengujian kekerasan tablet vitamin C didapatkan rata-rata kekerasan tablet
adalah 4,14 Kg masih memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik.
B. Penetapan Kadar
1) Pembakuan I2 0,1 N dengan As2O3
No. Massa (mg) Vol. (ml)
1. 52,8 10,55
2. 51,8 10,5
3. 52,4 10,5
1) 10,55 . N = 52,8
197,84 x 4
N = 0,1009
2) 10,5 . N = 51,8
197,84 x 4
N = 0,0997
3) 10,5 . N = 52,4
197,84 x 4
N = 0,1008
Normalitas rata-rata = 0,1009+0,0997+0,1008
3 = 0,1004 N
2) Penetapan Kadar Tablet Vitamin C
No. Massa (mg) Vol. (ml)
1. 102 8,05
2. 101,7 7,95
3. 102 8,1
5 tablet @ 100 mg 500 mg
Kadar = (v . titran× N . yg dibakukan)×kesetaraan
N . kesetaraanmassa penimbangan
x 100%
1) Kadar = (8,05 ×1,004 )× 8,8065
0,1102
x 100% = 69,77 %
Kadar = 351,05
102 x 69,77 % = 240,125 mg/tab
2) Kadar = (7,95 ×1,004 )× 8,8065
0,1101,7
x 100% = 69,11 %
Kadar = 351,05101,7
x 69,11 % = 238,55 mg/tab
3) Kadar = (8,1 ×1,004 )× 8,8065
0,1102
x 100% = 70,20 %
Kadar = 351,05
102 x 70,20 % = 241,60 mg/tab
Kadar Rata-rata = 240,125+238,55+241,60
3 = 240,09 mg/tab
% Penyimpangan = 250 – 240,09
250x 100% = 3,964 %
3) Perhitungan Kadar Evaluasi dengan Kadar Etiket
- Kadar berdasarkan etiket = 250 mg
% kadar = 240,09
250 x 100% = 96,036 %
- Perbandingan evaluasi kadar berdasarkan etiket
% Penyimpangan = 250 – 240,09
250x 100% = 3,964 %
Pembahasan:
Menurut FI IV halaman 39 Tablet asam askorbat mengandung asam askorbat C6H8O6 tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dari hasil uji penetapan kadar yang dilakukan secara Titrasi Iodimetri diperoleh persen kadar
tablet Vitamin C sebesar 96,036 % . Dari perhitungan kadar tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kadar tablet vitamin C memenuhi persyaratan kadar yang tertera pada Farmakope
Indonesia edisi IV halaman 39 yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%.
IX. Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan, tablet Vitamin C Bekamin C Forte PT Kimia Farma
yang diuji sudah memenuhi syarat pada uji organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman
bobot, kerapuhan tablet, waktu hancur, kekerasan tablet, dan penetapan kadar memenuhi
persyaratan kadar yang tertera pada Farmakope Indonesia
1. Uji Organoleptis
Diamati secara organoleptis dari warna, bau, bentuk dan rasa tablet masih sangat baik
2. Uji Keseragaman Ukuran
Secara rata2 diameter tablet 0,967 cm dan tebal rata2 0,435 cm masih memenuhi syarat
diameter tablet tidak lebih dari 3 x dan tebal tidak kurang dari 1⅓ x
3. Uji Keseragaman Bobot
Dari perhitungan % penyimpangan terbesar adalah 3.147 % pada bobot tablet 0,340 gr
sehingga masih memenuhi persyaratan yang diberikan Farmakope Indonesia edisi III tidak
ada 2 tablet yang menyimpang sebesar 5% dan tidak ada 1 tablet pun yang menyimpang
sebesar 10% .
4. Uji Kerapuhan Tablet
Dari perhitungan uji kerapuhan Friability tester didapatkan nilai 0,17 % dan Abrasive tester
didapatkan nilai 0,05%. Nilai kerapuhan masih memenuhi persyaratan < 1%.
5. Uji Waktu Hancur
Waktu hancur tablet vit c adalah 5 menit 27 detik (memenuhi persyaratan waktu hancur).
Persyaratan waktu hancur : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih dari
15 menit untuk tablet tidak bersalut.
6. Uji Kekerasan Tablet
pengujian kekerasan tablet vitamin C didapatkan rata-rata kekerasan tablet adalah 4,14 Kg
masih memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik
7. Penetapan Kadar
Dari hasil uji penetapan kadar yang dilakukan secara Titrasi Iodimetri diperoleh persen kadar
tablet Vitamin C sebesar 96,036 % . Dari perhitungan kadar tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kadar tablet vitamin C memenuhi persyaratan kadar yang tertera pada Farmakope
Indonesia edisi IV halaman 39 yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%.
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada Unniversity Press, Yogyakarta, hlm 92 - 99.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, halaman 6, 7, 649, 694, 748, 746.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, halaman 4, 5, 39, 1124, 1164.
Rohman, Abdul, S.Far, Apt, 2008, Volumetri & Gravimetri, Gadjah Mada University Pres,
Yogyakarta.