Top Banner
SKENARIO B BLOK 20 Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 50 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi sawah dan karet alam. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan ; juga dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri , namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau. Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik; untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka , penduduk kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat sampai berminggu-minggu. 1
63

Laporan Tutorial Skenario b

Aug 11, 2015

Download

Documents

Novia Winardi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Tutorial Skenario b

SKENARIO B BLOK 20

Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa

Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 50 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi

sawah dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-

anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.

Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan ; juga

dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri ,

namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.

Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik;

untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai

kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka , penduduk kembali

menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian

masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada

bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat sampai berminggu-

minggu.

Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada di desa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah

kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup

penting sebagai garis pertama melayani orang sakit.

Didesa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak

ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, maka

ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi di

desa ini adalah :

- ISPA

- Gastrointestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

1

Page 2: Laporan Tutorial Skenario b

- DHF

- Tuberkulosis

- Asthma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan

makanan yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang

bersumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak

provinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap,

hasilnya juga diberikan di lampiran.

Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009

yaitu Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi ini

akibat pengunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik ,

maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM 10)

yang tinggi.

Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini kebanjiran motor yang

menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan Kades, selain

kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.

Lampiran :

1. Hasil Pengujian Kualitas Air Minum

Parameter Hasil Uji

E. Coli 2000 / 100 cc

Total Coliform 1000 / 100 cc

Arsen 0,05 mg/dl

Flourida 1,4 mg/dl

Total Kromium 0,03 mg/dl

Kadmium 0,001 mg/dl

Nitrit 2 mg/dl

Nitrat 25 mg/dl

Sianida 0,07 mg/l

Selenium 0,01 mg/dl

2

Page 3: Laporan Tutorial Skenario b

2. Kualitas Udara

Parameter Waktu Pengukuran Hasil Uji

SO2 24 jam 500 micrgr / M3

CO 24 jam 30000micrgr / M3

Nox 24 jam 200 micrgr / M3

O3 1 jam 200 micrgr / M3

Hidrokarbon 3 jam 100 micrgr / M3

Total Suspended

Particulate (TSP)

24 jam 500 micrgr / M3

Pb 24 jam 5 micrgr / M3

I. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Populasi : kumpulan individu yang sejenis yang berada pada wilayah

tertentu dan pada waktu tertentu.

2. Komunitas : sebuah kelompok sosial dari beberapa organisasi yang

berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

3. Briket batubara : bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit

campuran tanah liat.

4. Kabut asap : pencemaran udara yang bersumber dari asam industri, gunung

berapi, kebakaran hutan / lahan.

5. Pustu : Puskesmas pembantu

6. Puskes : Pusat Kesehatan

7. Mantri : nama pangkat atau jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas.

8. Pengelolaan sampah : pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan,

pembuangan dari material sampah.

9. ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas

10. Diare : pengeluaran tinja berkali-kali yang tidak normal

11. Malaria : penyakit demam menular yang disebabkan oleh protozoa

genus Plasmodium

12. DHF : Dengue Hemorragic Fever

13. TB : penyakit paru kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis

3

Page 4: Laporan Tutorial Skenario b

14. Asma : keadaan yang ditandai dengan serangan berulang dengan

gejala paroksimal dan mengi akibat kontraksi spasmodik.

15. Hipertensi : tekanan darah arteri yang meningkat melebihi 120/80 mmHg.

16. Keracunan makanan : penyakit yang berlaku selepas makan makanan yang tercemar

kuman.

17. Indoor Air Quality : kualitas udara dalam ruang yang dipengaruhi oleh polutan

yang dapat berefek pada penggunanya.

18. PM 10 : particulate matter (padatan / liquid) di udara dalam bentuk

asap, debu atau uap.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa

Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 50 KK dengan populasi sekitar 2000 orang.

Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian

terutama padi sawah dan karet alam.

2. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah.

Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang

telanjang kaki.

3. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan ; juga

dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur

sendiri , namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.

4. Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik;

untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil

memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka , penduduk

kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG.

Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

5. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada

bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat sampai

berminggu-minggu.

6. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

4

Page 5: Laporan Tutorial Skenario b

7. Petugas kesehatan yang ada di desa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah

kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih

cukup penting sebagai garis pertama melayani orang sakit.

8. Didesa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa,

maka ini menjadi tempat ideal untuk buang sampah.

9. Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi di

desa ini adalah :

- ISPA

- Gastrointestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asthma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

10. Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan

yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

11. Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang

bersumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak

provinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap,

hasilnya juga diberikan di lampiran.

12. Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009

yaitu Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi

ini akibat pengunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur

tidak baik , maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar

debu halus (PM 10) yang tinggi.

13. Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini kebanjiran motor yang

menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan Kades, selain

kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan

narkoba.

5

Page 6: Laporan Tutorial Skenario b

III. ANALISIS MASALAH

1. Apa sajakah resiko kesehatan dalam komunitas ini ?

a. Rumah mereka ada yang berlantai tanah. Lebih banyak anak dan dewasa tidak

menggunakan alas kaki.

Menurut Adnani dan Mahastuti (2006), lantai rumah merupakan faktor risiko

terjadinya penyakit TBC Paru. Risiko untuk menderita TBC Paru 3 - 4 kali lebih

tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang lantainya tidak memenuhi

syarat kesehatan. Hal ini sesuai pendapat Fahmi (2005) yang menyatakan bahwa

lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian TBC Paru melalui

kelembaban ruangan, karena lantai tanah cenderung menimbulkan kelembaban.

Tanah juga merupakan tempat tinggal makhluk hidup yang dapat

membahayakan kesehatan manusia, seperti parasit, serangga, dan banyak

mikroorganisme lain. Mikroorganisme tersebut dapat masuk kedalam tubuh

manusia melalui kulit, udara, dan makanan yang akhirnya berakibat terhadap

timbulnya berbagai macam penyakit.

Alas kaki  adalah produk seperti sepatu dan sandal yang dipakai untuk

melindungi kaki terutama bagian telapak kaki agar tidak cedera dari kondisi

lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair, udara panas,

maupun dingin. Selain itu, manfaat yang juga penting adalah agar kita terlindung

dari masuknya mikroorganisme seperti parasit yang dapat membahayakan

kesehatan. Anak- anak yang tidak memakai alas kaki berkemungkinan terinfeksi

cacing yang berasal dari tanah. Penyakit ini dapat mengakibatkan menurunnya

daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak,

karena cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh, misalnya protein,

karbohidrat dan zat besi yang dapat menyebabkan anemia.

b. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan domestik berasal dari sungai ogan,

rawa dan sumur sendiri. Namun ketika musim kemarau sumur kering. Dalam kurun

waktu 2010-2011 dua kali mengalami keracunan makanan ketika hajatan

perkawinan.

Dari hasil pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber dari air sumur

penduduk, hasilnya menunjukkan ketidaksesuaian dengan kualitas air minum

yang seharusnya atau meningkat dari kadar normal yang seharusnya yaitu :

6

Page 7: Laporan Tutorial Skenario b

o Parameter biologis : E. Coli, Total Coliform

o Parameter kimia : Arsen

Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan

dan sangat toksik. Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai

darah, disusul dengan koma dan bila dibiarkan akan menimbulkan

kematian. Secara kronis racun As dapat menimbulkan anoreksia, kolik,

mual, diare atau konstipasi, ikterus, perdarahan pada ginjal, dan kanker

kulit. As dapat menimbulkan iritas, alergi dan cacat bawaan.

c. Sebagian besar menggunakan kayu bakar untuk memasak, sebagian kecil

menggunakan LPG, ada yang menggunakan briket batu bara. Dan ventilasi yang

buruk sehingga kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya debu

halus(PM 10).

Memasak menggunakan kayu bakar dan briket batubara dengan ventilasi

dapur yang tidak baik dapat mempengaruhi Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air

Quality), maka kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik. Asap pembakaran

yang tidak sempurna dari kayu bisa menyebabkan kanker paru-paru, kebutaan,

jantung, bahkan pengaruh kognitif pada anak. Anak disebut juga menjadi korban

karena biasanya mereka diajak oleh si ibu ketika memasak. Demikian disampaikan

Kirk R. Smith, Direktur Kesehatan Global dan Program Lingkungan Kesehatan

Masyarakat, University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Asap yang

melayang di sekitar si ibu dan anak, dikatakan Smith, sama dengan bahaya rokok.

Malah, risiko kesehatannya lebih besar karena jumlah asap yang dihasilkan lebih

besar dan menguap ke ruangan yang menaungi mereka. Menurut WHO, memasak

dengan bahan bakar padat (batu bara) di ruangan mengakibatkan kematian dini.

Diperkirakan 1,6 juta orang meninggal tiap tahun, kebanyakan perempuan dan

anak-anak. Dampak pembakaran bahan bakar padat memudahkan manusia terkena

infeksi pernapasan dan kanker paru.

d. Pada bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat

sampai berminggu-minggu.

Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu :

7

Page 8: Laporan Tutorial Skenario b

pencemar primer (substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber

pencemaran udara, misalnya karbon monoksida)

pencemar sekunder (substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-

pencemar primer di atmosfer, misalnya terbentuknya ozon)

Dampak Pencemaran Udara :

Gangguan visibilitas penting dari segi transportasi;

Pengaruh terhadap kesehatan:

- keluhan utama: iritasi (mata berair, bersin, hidung tersumbat, gatal

tenggorokan;

- sesak napas;

- sakit kepala,

- kelelahan;

- gejala seperti flu;

- bronkitis (e.g. Legionella)

Pada komunitas tersebut telah dilakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada

serangan asap oleh pihak provinsi dan hasilnya menunjukkan ketidaksesuaian /

meningkat dari baku mutu sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan Udara Ambien,

PP 41/1999.

e. Puskesmas 15 km, pelayan kesehatan Cuma mantri dan bidan, lebih banyak

persalinan dengan dukun. Akibatnya pelayanan kesehatan tidak optimal, angka

kematian ibu dapat meningkat.

f. Didesa tersebur, tidak ada organisasi desa dalam pengelolaan sampah dan sampah

tersebut akhirnya dibuang dirawa.

Didesa ini pengolahan sampah dilakukan oleh masing- masing rumah

tangga, tidak ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar

desa banyak rawa, maka ini menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah. Sumber

air utama masyarakat ini untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan; juga dari

air rawa. Pengolahan sampah yang tidak benar dengan membuangnya ke rawa,

dimana rawa itu sendiri sebagai sumber air utama dapat mengganggu kesehatan.

Pengelolaan sampah yang kurang baik tersebut akan menyebabkan terjadinya

pengaruh negatif yaitu :

Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat

8

Page 9: Laporan Tutorial Skenario b

Sebagai tempat berkembang biak vector penyakit sehingga dapat

meningkatkan insiden penyakit sebagai berikut :

Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera, typhus dan yang lain) yang

ditularkan oleh lalat

Penyakit demam berdarah ditularkan nyamuk Aedes Aegipty

(berkembang biak karena banyak kaleng bekas dan genangan air)

Penyakit kulit dan penyakit parasit lain, penularan melalui udara.

Penyakit yang ditularkan melalui binatang, missal Taeniasis (akibat

cacing pita/Taenia saginata atau Taenia solium)

Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat, akibat tercecernya potongan

besi. Kaleng, seng serta pecahan kaca.

Pengaruh terhadap lingkungan

Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata akibat

banyaknya tumpukan sampah.

Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme menghasilkan gas

yang menyebabkan timbulnya bau busuk.

Adanya debu yang beterbangan, mengganggu mata dan pernafasan.

Resiko terjadinya kebakaran dan asap yang ditimbulkan dapat

mengganggu kesehatan.

Resiko terjadinya pencemaran udara, karena meningkatnya knsentrasi

debu, asap dan gas-gas dari sampah padat yang melewati standar

kualitas udara.

Pembuangan sampah ke saluran air akan memyebabkan pendangkalan

saluran dan mengurangi kemampuan daya aliran saluran, sehingga bila

hujan menimbulkan banjir.

Pengaruh terhadap sosial masyarakat

Mencerminkan status keadaan sosial masyarakat di daerah tersebut.

Keadaan lingkungan yang kurang saniter akan mengurangi daya tarik

bagi orang lain, terutama turis asing untuk berkunjung ke tempat

tersebut.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengurangi

kenyamanan dan ketentraman hidup bermasyarakat

Pengaruh terhadap perekonomian daerah/nasional

9

Page 10: Laporan Tutorial Skenario b

Penyakit yang timbul akibat pengelolaan sampah yang kurang baik

akan berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Serta

kenyamanan dan ketentraman hidup berkurang sehingga produksi

daerah akan menurun

Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menangani penyakit akibat

sampah akan semakin meningkat, sehingga alokasi biaya untuk sektor-

sektor lain akan berkurang.

Berkurangnya pengunjung ke suatu daerah berarti penurunan

pemasukan bagi suatu daerah atau penurunan devisa Negara.

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan merusak lingkungan,

menurunkan kualitas lingkungan

g. Banyak motor menyebabkan tingkat kecelakaan yang meningkat, selain itu mulai

mengalami budaya minuman keras dan narkoba. Akibat: kematian menigkat,

kejahatan meningkat

Budaya meminuman minuman keras/ alkohol dan narkoba merupakan

kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan. Salah satu risiko minuman keras

terhadap kesehatan adalah mengganggu fungsi hati, gangguan kognitif, kerusakan

jantung, lambung, kanker, stroke, kematian dll. Adapun dampak buruk

penyalahgunaan narkoba adalah ketergantungan, kanker, impotensi, jantung,

HIV/AIDS, hepatitis dll.

2. Apa nasehat yang spesifik untuk setiap resiko yang teridentifikasi ?

a. Rumah mereka ada yang berlantai tanah. Lebih banyak anak dan dewasa tidak

menggunakan alas kaki.

- Gunakanlah sandal setiap berpergian, dan didalam rumah jika lantai rumahnya

masih berupa tanah. Untuk menghindari infeksi cacing tambang yang dapat

mengnyebabkan anemia Fe, dan infeksi-infeksi lain serta luka yang dapat

disebabkan oleh benda tajam di sekitar lingkungan. Selain itu dapat

menyebabkan TBC karena kelembapan yang tinggi.

- Penyemenan atau memberi alas plastik di lantai.

b. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan domestik berasal dari sungai ogan,

rawa dan sumur sendiri. Namun ketika musim kemarau sumur kering.

10

Page 11: Laporan Tutorial Skenario b

- Hampir semua parameter yang diuji melebihi kadar ambang maksimum, jadi

harus dilakukan pembersihan sungai dan rawa. Jadi sampah dan lain sebagainya

dapat dibersihkan dan sumber air menjadi lebih bersih dan sehat serta kadar

ambangnya dapat ditolelir. Selain itu dalam pengolahanya harus dilakukan dengan

benar yaitu dengan dimasak dan didinginkan serta disimpan dengan benar.

- Pemberian tawas, membuat bak penampungan.

- Menghimbau kepala desa untuk membangun PDAM

- Pembuatan sumur sehat

- Pengelolaan air sumur yang sudah ada dengan cara pengelolaan air bersih, misal

dengan pembuatan filtrasi air dari komponen-komponen filtrasi yang sederhana

- Pengawasan kualitas air minum oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dengan cara

penggunaan peraturan perundang-undangan untuk kualitas air minum dan air

bersih

c. Dalam kurun waktu 2010-2011 dua kali mengalami keracunan makanan ketika

hajatan perkawinan.

- Penyuluhan tentang hygine dan sanitasi. Pengolahan, penyimpanan dan distribusi

makanan dan minuman

d. Sebagian besar menggunakan kayu bakar untuk memasak, sebagian kecil

menggunakan LPG, ada yang menggunakan briket batu bara. Dan ventilasi yang

buruk sehingga kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya debu

halus(PM 10).

- Buat ventilasi yang cukup terutama di dapur.

- Penambahan ruang terbuka untuk dapur.

- Memberikan himbauan untuk mengurangi penggunaan batubara dan kayu bakar

untuk memasak

- Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

Upaya untuk memperbaiki udara dan cuaca global salah satunya adalah

dengan memakai sumber energi yang tidak lagi berasal dari dalam bumi

seperti bahan bakar minyak, yang hasil pembakarannya berpengaruh buruk

terhadap lingkungan Memakai sumber bahan bakar seperti LPG

- Penambahan Ruang Terbuka Hijau

11

Page 12: Laporan Tutorial Skenario b

Pepohonan merupakan filter alami untuk polusi udara. Hal ini dapat dilihat

bahwa semakin berkurangnya ruang terbuka hijau di kota-kota besar di

Indonesia berdampak secara signifikan pada kenaikan suhu udara dan kualitas

udara

e. Pada bulan September sampai Desember, seringkali ada kabut asap yang dapat

sampai berminggu-minggu.

- Apabila terjadi serangan kabut asap, hendaknya disarankan kepada masyarakat

untuk menggunakan masker apabila keluar dari rumah.

- Diberikan himbauan untuk mengurangi penggunaan motor, kayu bakar, batubara

- Hindari Sumber Polusi (kurangi aktivitas di luar rumah)

- Penambahan Ruang Terbuka Hijau (melakukan penanaman pohon)

f. Puskesmas 15 km, pelayan kesehatan Cuma mantri dan bidan, lebih banyak

persalinan dengan dukun. Akibatnya pelayanan kesehatan tidak optimal, angka

kematian ibu dapat meningkat.

- Menambah tenaga kesehatan dan kader penyuluhan

- Meminta koordinasi dengan kepala desa untuk mengajukan dibuatnya puskes

yang dekat dengan desa meranjat kepada dinas kesehatan

g. Didesa tersebur, tidak ada organisasi desa dalam pengelolaan sampah dan sampah

tersebut akhirnya dibuang dirawa.

- Membentuk petugas pengolahan sampah dan melakukan kerja bakti

- Pengolahan sampah untuk daur ulang sehingga dapat digunakan kembali

- Melakukan pemilahan sampah

o Sampah menjadi Kompos

Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan

cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga

membusuk.

o Pangan dan Makanan Ternak

Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum

sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang

dikembang biakkan.

12

Page 13: Laporan Tutorial Skenario b

- Pembuatan tempat pembuangan akhir

Persyaratan umum lokasi pembuangan akhir menurut SK SNI T-13-

1990-F adalah sebagai berikut:

a. Sudah tercakup dalam perencanaan tata ruang kota dan daerah

b. Jenis tanah kedap air

c. Daerah yang tidak produktif untuk pertanian

d. Dapat dipakai minimal 5-10 tahun

e. Tidak membahayakan atau mencemarkan sumber air

f. Jarak dari daerah pusat pelayanan 10 km

g. Daerah yang bebas banjir

- Penyuluhan tentang dampak membuang sampah sembarangan

- Edukasi cara pengolahan sampah (teknik pengelolaan persampahan)

Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola

tempat sampah rumah tangga / tempat pembuangan sampah pribadi di rumah-

rumah :

a. Pisahkan sampah kering / non organik dengan sampah basah / organik dalam

wadah plastik.

b. Tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, angin,

dan lain sebagainya.

c. Hindari tempat sampah menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung,

tikus, kucing, semut, dan lain-lain

d. Buang sampah dalam kemasan plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah

berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga

memudahkan tukang sampah dalam mengambil sampah. Jangan biarkan

pemulung mengobrak-abrik sampah yang sudah dibungkus rapi.

e. Tempat sampah harus tertutup aman dari segala gangguan namun mudah

dijangkau petugas kebersihan.

f. Jangan membakar sampah di lingkungan padat penduduk karena dapat

mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain.

Teknik pengelolaan persampahan secara perasional dapat dilihat pada skema

di bawah ini :

13

Page 14: Laporan Tutorial Skenario b

Timbunan Sampah

Pewadahan

Pengumpulan

Pemindahan dan pengangkutan

Pemanfaatan

Pembuangan akhir sampah

Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan

h. Banyak motor menyebabkan tingkat kecelakaan yang meningkat, selain itu mulai

mengalami budaya minuman keras dan narkoba. Akibat: kematian menigkat,

kejahatan meningkat

- Memasang rambu-rambu lalu lintas seperti dilarang berhenti, kecepatan maksimal

untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan lalu lintas

- Penyuluhan keselamatan berkendara dan dampak tidak menggunakan helm

- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai dampak

minuman keras dan narkoba bagi kesehatan.

- Penegakan hukum yang tegas

3. Apa langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas ?

1. melaksanakan strategi-strategi promosi kesehatan: (1) pemberdayaan, yang

didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4)

kemitraan.

Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam

mencegah dan penanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga

atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau, dan mampu

mempraktikkan PHBS.

14

Page 15: Laporan Tutorial Skenario b

Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif

dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam

mengadopsi PHBS dan melestarikannya.

Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak

tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik

dari segi materi maupun non materi.

2. Melakukan langkah-langkah promosi kesehatan

Pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas pada dasarnya adalah penerapan

strategi promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di

tatanan sarana kesehatan, khususnya Puskesmas. Oleh karena itu, langkah awalnya

adalah berupa penggerakan dan pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas

Puskesmas agar mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang disandang

pasien/klien Puskesmas dan menyusun rencana untuk menanggulanginya dari sisi

promosi kesehatan. Setelah itu, barulah dilaksanakan promosi kesehatan sesuai

dengan peluang-peluang yang ada, yaitu peluang-peluang di dalam gedung Puskesmas

dan peluang-peluang di luar gedung Puskesmas.

(1) Pengenalan Kondisi Puskesmas,

(2) Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS di Puskesmas,

(3) Musyawarah Kerja,

(4) Perencanaan Partisipatif,

(5) Pelaksanaan Kegiatan dan

(6) Pembinaan Kelestarian.

15

Page 16: Laporan Tutorial Skenario b

3. melakukan langkah konkrit sesuai penyakit

Puskesmas dapat melakukan langkah konkrit terhadap penyakit yang masuk

dalam salah satu 10 besar penyakit yang terdeteksi didesa ini:

Diare

Hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah

dan menanggulangi diare:

Pendataan

Mengetahui data kesehatan yang ada di wilayah kerja petugas kesehatan. Data ini

dapat diperoleh dengan cara melakukan kegiatan pemantauan dan pencatatan kasus

diare. Data yang dimaksud yaitu:

a) Data kasus diare dan kasus dehidrasi berat di tahun berjalan dan berdasarkan

kelompok umur.

b) Jumlah dan jenis sarana air bersih dan jamban yang ada.

c) Jumlah kk yang telah dan belum memiliki sarana air bersih dan jamban.

d) Jumlah dan jenis sarana air bersih dan jamban yang memenuhi syarat.

e) Perilaku masyarakat terkait sanitasi dasar dan hygiene perorangan, terutama

yang menyangkut kebiasaan cuci tangan pakai sabun (ctps), memasak air

minum atau menyediakan makanan dan minuman di rumah tangga.

Pemetaan

Melakukan pemetaan wilayah potensial klb diare, kemudian disandingkan dengan

data-data yang ada. Data dan hasil pemetaan ini dibahas pada pertemuan rembug desa

(mmd), termasuk mengupayakan bantuan/fasilitasi bagi pemenuhan kebutuhan sarana

sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan sampah/limbah dan lain-lain) melalui

berbagai sumber pendanaan, baik yang bersifat swadaya masyarakat maupun bantuan

stimulan/dana bergulir.

Penyebarluasan informasi kesehatan

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan tentang pengertian, gejala, cara mencegah, serta cara

menanggulangi diare, termasuk didalamnya cara mencegah kekurangan cairan tubuh

(dehidrasi), cara mengobati dehidrasi, cara pemberian makanan bagi penderita diare,

serta informasi rujukan bagi penderita diare.

Metode penyuluhan yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan

pendataan kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke puskesmas.

16

Page 17: Laporan Tutorial Skenario b

b) Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuan desa, forum pengajian atau

majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu,

pertemuan pkk, pertemuan karang taruna.

c) Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat,

kesenian tradisional, pemutaran film, ceramah umum, tablig akbar. Selain itu,

penyuluhan massa juga dapat dilakukan melalui pemasangan media massa

seperti poster dan spanduk di tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan

kelompok sasaran (balai desa, posyandu, poskesdes, puskesmas dan lain-lain).

Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS.

b) Gerakan masyarakat untuk kesehatan lingkungan.

c) Gerakan cuci tangan di tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah.

d) Melakukan usaha kesehatan bersumber masyarakat (ukbm), misalnya dengan

cara arisan jamban bila di wilayah tersebut banyak masyarakat yang belum

memiliki jamban atau membentuk kelompok pemakai air (pokmair) bila di

wilayah tersebut sulit air bersih.

e) Menjadikan anak sekolah sebagai agent of change.

f) Untuk menyampaikan pesan-pesan ke teman sebaya dan orang tuanya.

g) Melakukan mobilisasi massa untuk bersama-sama mencegah dan

menanggulangi diare.

Pembinaan

a) Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan

kesehatan terkait diare.

b) Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di

wilayah potensial klb diare.

c) Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah

dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Ispa

Hal-hal yang perlu diketahui dan harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk

mencegah dan menanggulangi ispa:

Pendataan

a) Data kasus ispa di tahun berjalan.

b) Status imunisasi dan gizi anak.

17

Page 18: Laporan Tutorial Skenario b

c) Lingkungan yang dapat memicu kejadian kasus ispa.

d) Jumlah rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat.

e) Perilaku masyarakat terkait kebiasaan merokok di dalam rumah, memasak

dalam ruang yang sama untuk tidur.

Pemetaan

Melakukan pemetaan wilayah potensial kejadian ispa, kemudian disandingkan dengan

data –data yang ada. Data dan hasil pemetaan ini dibahas pada pertemuan rembug

desa (mmd), termasuk mengupayakan bantuan/fasilitasi bagi pemenuhan kriteria

rumah sehat melalui berbagai sumber pendanaan, baik yang bersifat swadaya

masyarakat maupun bantuan stimulan/dana bergulir.

Penyebarluasan informasi kesehatan

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan tentang pengertian, gejala, cara mencegah, serta cara

menanggulangi ispa, termasuk didalamnya cara mencegah kekurangan cairan tubuh

(dehidrasi), cara mengobati dehidrasi, cara pemberian makanan bagi penderita ispa,

serta informasi rujukan bagi penderita ispa.

Metode penyuluhan yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan

pendataan kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke puskesmas.

b) Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuan desa, forum pengajian atau

majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu,

pertemuan pkk, pertemuan karang taruna.

c) Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat,

kesenian tradisional, pemutaran film, ceramah umum. Selain itu, penyuluhan

massa juga dapat dilakukan melalui pemasangan media massa seperti poster

dan spanduk di tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan kelompok

sasaran (balai desa, posyandu, poskesdes, puskesmas dan lain-lain).

Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS.

b) Mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong-royong

membersihkan lingkungan.

c) Gerakan untuk mensukseskan program imunisasi, baik di tatanan rumah

tangga maupun di tatanan sekolah.

18

Page 19: Laporan Tutorial Skenario b

d) Gerakan peningkatan gizi seimbang di tatanan rumah tangga dan tatanan

sekolah.

e) Mengajak masyarakat untuk membuang kebiasaan yang buruk, misalnya

kebiasaan membuang ludah sembarangan dan tidak menutup mulut ketika

bersin, terutama ketika berada di tempat umum.

f) Mengaktifkan posyandu dan poskesdes.

g) Menjadikan anak sekolah sebagai agent of change.

h) Melakukan mobilisasi massa untuk bersamasama mencegah dan

menanggulangi ispa.

Pembinaan

a) Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan

kesehatan terkait ispa.

b) Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di

wilayah potensial kejadian ispa.

c) Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga, tatanan sekolah dan

tatanan tempat-tempat umum dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak

terkait.

Demam berdarah dengue (dbd)

Demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan oleh virus dengue dan ditularkan

melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Hal-hal yang perlu diketahui dan harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk

mencegah dan menanggulangi dbd:

Pendataan

a) Data kasus dbd di tahun berjalan.

b) Tempat potensial perindukan nyamuk.

c) Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (psn).

d) Perilaku berisiko masyarakat terhadap gigitan nyamuk penular dbd, dalam hal

ini penggunaan obat anti nyamuk/repellant.

Pemetaan

Melakukan pemetaan kepadatan vektor penular dbd, kemudian disandingkan dengan

data-data yang ada. Data dan hasil pemetaan ini dibahas pada pertemuan musyawarah

desa, termasuk mengupayakan bantuan/fasilitasi bagi kegiatan pemberantasan sarang

nyamuk (psn) dan pengadaan obat anti nyamuk atau repellant melalui berbagai

19

Page 20: Laporan Tutorial Skenario b

sumber pendanaan, baik yang bersifat swadaya masyarakat maupun bantuan

stimulan/dana bergulir.

Penyebarluasan informasi kesehatan

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan tentang pengertian, gejala, cara mencegah, serta cara

menanggulangi dbd, termasuk didalamnya mengenai pemberantasan sarang nyamuk

(psn) serta informasi rujukan bagi

Penderita dbd.

Metode penyuluhan yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan

pendataan kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke puskesmas.

b) Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuan desa, forum pengajian atau

majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu,

pertemuan pkk, pertemuan karang taruna.

c) Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat,

kesenian tradisional, pemutaran film, ceramah umum, tablig akbar. Selain itu,

penyuluhan massa juga dapat dilakukan melalui pemasangan media massa

seperti poster dan spanduk di tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan

kelompok sasaran (balai desa, posyandu, poskesdes, puskesmas dan lain-lain).

Pemberdayaan dan penggerakkan masyarakat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS.

b) Mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di

lingkungan sekitar rumah maksimal 3 hari sekali.

c) Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (psn) minimal seminggu sekali di

tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat-tempat umum, tatanan

tempat kerja, dan tatanan institusi kesehatan.

d) Menjadikan anak sekolah sebagai agent of change.

e) Mengaktifkan poskesdes.

f) Melakukan mobilisasi massa untuk bersama-sama mencegah dan

menanggulangi dbd.

Pembinaan

a) Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan

kesehatan terkait dbd.

20

Page 21: Laporan Tutorial Skenario b

b) Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di

wilayah potensial kejadian dbd.

c) Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,

tatanan tempat-tempat umum, tatanan tempat kerja, dan tatanan institusi

kesehatan dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Malaria

Hal-hal yang perlu diketahui dan harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk

mencegah dan menanggulangi malaria:

Pendataan

a) Data kasus malaria di tahun berjalan (penemuan kasus).

b) Screening malaria pada ibu hamil.

c) Status anc.

d) Tempat potensial perindukan nyamuk.

e) Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (psn).

f) Perilaku berisiko masyarakat terhadap gigitan nyamuk penular malaria, dalam

hal ini penggunaan kelambu atau repellant di masyarakat.

Pemetaan

Melakukan pemetaan kepadatan vektor penular malaria, kemudian disandingkan

dengan data-data yang ada. Data dan hasil pemetaan ini dibahas pada pertemuan

musyawarah desa, termasuk mengupayakan bantuan/fasilitasi bagi pengadaan

kelambu atau repellant melalui berbagai sumber pendanaan, baik yang bersifat

swadaya masyarakat maupun bantuan stimulan/dana bergulir.

Penyebarluasan informasi kesehatan

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan tentang pengertian, gejala, cara mencegah, serta cara

menanggulangi malaria,

Termasuk didalamnya informasi rujukan bagi penderita malaria.

Metode penyuluhan yang dapat dilakukan, yaitu:

Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan pendataan

kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke puskesmas.

Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuan desa, forum pengajian atau

majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu, pertemuan pkk,

pertemuan karang taruna.

21

Page 22: Laporan Tutorial Skenario b

Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat, kesenian

tradisional, pemutaran film, ceramah umum, tablig akbar.

Selain itu, penyuluhan massa juga dapat dilakukan melalui pemasangan media massa

seperti poster dan spanduk di tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan kelompok

sasaran (balai desa, posyandu, poskesdes, puskesmas, dan lain-lain).

Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS.

b) Mengajak masyarakat untuk gotong-royong

c) Membersihkan lingkungan minimal seminggu sekali.

d) Mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di

lingkungan sekitar rumah maksimal 3 hari sekali.

e) Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (psn) minimal seminggu sekali di

tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat-tempat umum, tatanan

tempat kerja dan tatanan institusi kesehatan.

f) Menjadikan anak sekolah sebagai agent of change.

g) Mengaktifkan poskesdes.

h) Melakukan mobilisasi massa untuk bersama-sama mencegah dan

menanggulangi malaria.

Pembinaan

a) Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan

kesehatan terkait malaria.

b) Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di

wilayah potensial kejadian malaria.

c) Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,

tatanan tempat-tempat umum, tatanan tempat kerja dan tatanan institusi

kesehatan dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Penyakit gigi dan mulut

Hal-hal yang perlu diketahui dan harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk

mencegah dan menanggulangi penyakit gigi dan mulut:

Pendataan

a) Data kasus penyakit gigi dan mulut di tahun berjalan.

b) Jumlah dan jenis sarana air bersih.

22

Page 23: Laporan Tutorial Skenario b

c) Perilaku masyarakat terkait kebiasaan makan makanan manis.

d) Perilaku masyarakat terkait kebiasaan menggosok gigi.

Pemetaan

Melakukan pemetaan wilayah potensial kejadian penyakit gigi dan mulut, kemudian

disandingkan dengan data-data yang ada. Data dan hasil pemetaan ini dibahas pada

pertemuan masyarakat desa (mmd), termasuk mengupayakan bantuan/fasilitasi bagi

pemenuhan fasilitas air bersih melalui berbagai sumber pendanaan, baik yang bersifat

swadaya masyarakat maupun bantuan stimulan/dana bergulir.

Penyebarluasan informasi kesehatan

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan tentang pengertian, gejala, cara mencegah, serta cara

menanggulangi penyakit gigi dan mulut, termasuk didalamnya informasi rujukan bagi

penderita penyakit gigi dan mulut

Metode penyuluhan yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Penyuluhan perorangan, seperti kunjungan rumah, pada saat melakukan

pendataan kasus, maupun pada saat warga berkunjung ke puskesmas.

b) Penyuluhan kelompok, seperti pada saat pertemuan desa, forum pengajian atau

majelis taklim, khotbah jumat, khotbah minggu, kunjungan posyandu,

pertemuan pkk, pertemuan karang taruna.

c) Penyuluhan massa, dapat dilakukan pada saat digelarnya kesenian tradisional,

pemutaran film, ceramah umum. Selain itu, penyuluhan massa juga dapat

dilakukan melalui pemasangan media massa seperti poster dan spanduk di

tempat-tempat keramaian yang sesuai dengan kelompok sasaran (balai desa,

posyandu, poskesdes, puskesmas dan lain-lain).

Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS.

b) Mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan

sekali.

c) Gerakan gosok gigi di tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah.

d) Mengaktifkan poskesdes.

e) Menjadikan anak sekolah sebagai agent of change.

f) Melakukan mobilisasi massa untuk bersama-sama mencegah dan

menanggulangi penyakit gigi dan mulut.

Pembinaan

23

Page 24: Laporan Tutorial Skenario b

a) Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan

kesehatan terkait penyakit gigi dan mulut.

b) Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di

wilayah potensial kejadian penyakit gigi dan mulut.

c) Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah

dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak

- Puskesmas mengajukan usulan ke dinkes dan pemda setempat untuk mengatasi

semua masalah diatas

4. Apa saja nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat ?

o Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang tidak merugikan

kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan

masyarakat.

o Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat

mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga

(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.

Membangun PAM dan penyediaan air bersih

Membuat pengolaan sampah yang lebih baik

Penanaman pohon

Penambahan tenaga kesehatan

Membuat puskesmas dan pustu yang lebih dekat

Penambahan dana untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Penyuluhan tentang bagaimana memasak dengan menggunakan sumber

makanan yang higenis dan ventilasi dapur yang benar.

Penyuluhan tentang hukum dan dampak minuman keras dan narkoba

Membuat peraturan rambu-rambu untuk menurunkan laju kendaraan pada

kecepatan tertentu

o Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan

petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.

o Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui kemitraan

dengan pihak-pihak lain.

24

Page 25: Laporan Tutorial Skenario b

o Menyelenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan dalam

mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-pihak lain (sasaran

tersier).

o Dinas kesehatan kabupaten/kota harus tersedia tenaga khusus promosi kesehatan.

Tenaga ini berupa pegawai negeri sipil dinas kesehatan kabupaten/kota yang

ditugasi untuk melaksanakan promosi kesehatan. Petugas ini bertanggung jawab

membantu pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas.

5. Jelaskan beberapa pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan

?

o Pelatihan klinik sanitasi agar petugas tahu dan mampu melaksanakan kegiatan

klinik sanitasi, mampu menggali dan menemukan masalah lingkungan dan

perilaku yang berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan, mampu

memberikan saran tindak lanjut perbaikan lingkungan dan perilaku yang tepat

sesuai dengan masalah

o Para pemuka masyarakat diberikan penyuluhan tentang promosi kesehatan agar

mereka dapat:

o Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS.

o Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana

yang kondusif bagi PHBS.

o Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat

terbentuknya PHBS.

o Pemuka/tokoh diundang untuk menyampaikan pesan-pesan. Para pemuka/ tokoh

berperan sebagai motivator/kelompok pendorong (pressure group) dan juga

panutan dalam mempraktikkan PHBS di Puskesmas.

o Pemanfaatan media seperti billboard di halaman,poster di dinding ruangan,

pertunjukan filem,pemuatan makalah/berita di majalah dinding, serta

penyelenggaraan diskusi, mengundang pakar atau alim-ulama atau figur publik

untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman gizi dan lain-

lain.

o Musyawarah Desa/Kelurahan diakhiri dengan dibentuknya Forum Desa, yaitu

sebuah lembaga kemasyarakatan di mana para pemuka masyarakat desa/kelurahan

25

Page 26: Laporan Tutorial Skenario b

berkumpul secara rutin untuk membahas perkembangan dan pengembangan

kesehatan masyarakat desa/kelurahan.

o Pelatihan penyuluhan mengenai kesehatan yang ada di desa Mjt

o Pelatihan pola hidup sehat

o Pelatihan untuk berperan aktif dalam pengontrolan taraf kebersihan makanan,

udara, air, dan limbah di desa Mjt

6. Apa inventarisasi peraturan perundangan terkait?

1. Peraturan Perundangan Terkait Kualitas air

Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan

mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif. Berikut persyaratan kualitas air minum

menurut Permenkes NO.492/Menkes/Per/IV/2010

26

Page 27: Laporan Tutorial Skenario b

27

Page 28: Laporan Tutorial Skenario b

2. Peraturan Perundangan Terkait Kualitas udara

- Peraturan pemerintah republik Indonesia, Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal : 26

mei 1999 tentang Baku mutu udara ambien nasional

No ParameterWaktu Pengukuran

Baku MutuMetode Analisis

Peralatan

1 SO2

(Sulfur Dioksida)

1 jam24 jam1 tahun

900 ug/Nm3

365 ug/Nm3

60 ug/Nm3

Pararosanilin Spektrofotometer

2 CO (Karbon Monoksida)

1 jam24 jam1 tahun

30.000 ug/Nm3

10.000 ug/Nm3NDIR NDIR Analyzer

3 NO2

(Nitrogen Dioksida)

1 jam 24 jam1 tahun

400 ug/Nm3

150 ug/Nm3

100 ug/Nm3

Saltzman Spektrofotometer

4 O3 (Oksidan) 1 jam1 tahun

235 ug/Nm3

50 ug/Nm3Chemiluminescent

Spektrofotometer

5 HC (Hidro Carbon)

3 jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization

Gas Chromatografi

6 PM10

(Partikel < 10 um)

24 jam 150 ug/Nm3 Gravimetric HI-Vol

PM25* 24 jam

1 jam65 ug/Nm3

15 ug/Nm3GravimetricGravimetric

Hi- Vol Hi- Vol

7 TSP (debu) 24 jam 1 jam

230 ug/Nm3

90 ug/Nm3Gravimetric HI- Vol

8 Pb (Timah hitam)

24 jam1 jam

2 ug/Nm3

1 ug/Nm3Gravimetric Ekstratif Pengabuan

Hi- Vol AAS

9 Dustfall (Debu jatuh)

30 hari 10 Ton/ Km2/Bulan (Pemukiman)20 Ton/Km2/Bulan (industri)

Gravimetric Cannister

10 Total Fluorides (as F )

24 Jam90 hari

3 ug/Nm30,5 μg / Nm3

Spesific Ion Electrode

Impinger atauCountinous Analyzer

11 Flour Indeks 30 hari 40 μg / 100 cm2 dari kertas limedfilter

Colourimetric Limed Filter Paper

12 Khlorine &Khlorine Dioksida

24 Jam 150 μg / Nm3 Spesific IonElectrode

Imping atauCountinous Analyzer

13 Sulphat Indeks

30 hari 1 mg SO3 / 100 cm3Dari Lead Peroksida

Colourimetric LeadPeroxida Candle

28

Page 29: Laporan Tutorial Skenario b

- Baku mutu udara ambien untuk wilayah Sumatera Selatan diatur berdasarkan peraturan

Gubernur Sumatera Selatan No. 15 Thun 2005, yaitu:

3. Masalah sampah dan limbah

Peraturan Pemerintah mengenai pembuangan limbah dan pembuangan tinja

a. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

b. UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup

c. UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan ruang

29

Page 30: Laporan Tutorial Skenario b

d. UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya

e. PP No. 27 tahun 1999 tentang analaisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL)

f. PP No. 18 tahun 1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan

beracun

g. PP No. 20 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran air

h. Keppres Mo. 77 tahun 1994 tentang bedan pengendalian dampak

lingkungan (BAPEDAL)

i. Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-39/MENLH/11/1996

tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL

j. Keputusan Menteri negara lingkungan Hidup (KEP-50/MENLH/11/1996)

tentang baku tingkat kebauan

4. Peraturan Perundangan Terkait Makanan

a. Kepmenkes : 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persaratan Higiene Sanitasi

Jasaboga.

Kepmen 715/03 mengatur:

i. Ketentuan umum

ii. Penggolongan

iii. Laik Higiene Sanitasi

iv. Persaratan Higiene Sanitasi

v. Pembinaan Pengawasan

vi. Sanksi.

b. Kepmenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang pedoman persyratan

hygien sanitasi makanan jajanan

c. Kep BPPOM No. HK. 00.05.5.1641 tentang pedoman pemeriksaan sarana

produksi pangan industri rumah tangga (IRT)

d. PP no 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan

7. Bagaimana interpretasi dari kualitas air minum ?

Parameter Hasil Uji Kadar Normal Keterangan

E. Coli 2000 / 100 cc 0 Melebihi batas yang

30

Page 31: Laporan Tutorial Skenario b

diperbolehkan

Total Coliform 1000 / 100 cc 0 Melebihi batas yang

diperbolehkan

Arsen 0,05 mg/dl 0,01 mg/dl Melebihi batas yang

diperbolehkan

Flourida 1,4 mg/dl 1,5 mg/dl Normal

Total Kromium 0,03 mg/dl 0,05 mg/ dl Normal

Kadmium 0,001 mg/dl 0,003 mg/ dl Normal

Nitrit 2 mg/dl 3 mg/ dl Normal

Nitrat 25 mg/dl 50 mg/ dl Normal

Sianida 0,07 mg/l 0,07 mg/ dl Normal

Selenium 0,01 mg/dl 0,01 mg/ dl Normal

Keterangan :

Ditemukannya E. Coli dan Total Coliform menandakan bahwa air sumur di desa Mjt

telah terkontaminasi dengan feses, hal ini menandakan air ini tidak layak digunakan.

Peningkatan kadar arsen di ambang batas normal pada air minum sangat berbahaya

dikarenakan sifat arsen yang sangat berbahaya seperti dapat menyebabkan diare,

muntah, kelumpuhan, dan peningkatan semua resiko kanker

8. Bagaimana interpretasi dari kualitas udara ?

Parameter Waktu

Pengukuran

Hasil Uji Baku Mutu Keterangan

SO2 24 jam 500 micrgr / M3 365 ug/Nm3 Meningkat / tidak

sesuai dengan baku

mutu

CO 24 jam 30000micrgr /

M3

10.000ug/Nm3 Meningkat / tidak

sesuai dengan baku

mutu

Nox 24 jam 200 micrgr / M3 150 ug/Nm3 Meningkat / tidak

sesuai dengan baku

mutu

O3 1 jam 200 micrgr / M3 235 ug/Nm3 Normal

31

Page 32: Laporan Tutorial Skenario b

Hidrokarbon 3 jam 100 micrgr / M3 160 ug/Nm3 Normal

Total

Suspended

Particulate

(TSP)

24 jam 500 micrgr / M3 230 ug/Nm3 Meningkat / tidak

sesuai dengan baku

mutu

Pb 24 jam 5 micrgr / M3 2 ug/Nm3 Meningkat / tidak

sesuai dengan baku

mutu

Resiko kandungan zat yang melebihi batas terhadap kesehatan

Sulfur Dioksida

Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada

tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm.

Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm

atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm.

SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan

penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan

kadiovaskular.Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak

dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relative rendah.

Karbon Monoksida

Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk

berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen

keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO)

yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO

yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam

fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius,

bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan

fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil

tersebut. Dampat keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita

gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.

Nitrogen Oksida

Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan

bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan

32

Page 33: Laporan Tutorial Skenario b

terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara ambient yang normal,

NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Pemajanan NO2 dengan

kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.

Oksidan

Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat mengganggu

proses pernafasan normal, selain itu oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi

mata. Pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak

dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat

mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak

dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema

pulmonari. Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan

Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya

bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan iritasi mata.

Hidrokarbon

Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan

baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah

industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan

luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.

Khlorin

Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran

pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion

hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif an

menyebabkan iritasi dan peradangan. diudara ambien, gas khlorin dapat mengalami

proses oksidasi dan membebaskan Oksigen. Dengan adanya sinar matahari atau sinar

terang maka HOCl yang terbentuk akan terdekomposisi menjadi asam khlorida dan

oksigen. Selain itu gas khlorin juga dapat mencemari atmosfer. Pada kadar antara 3,0 –

6,0 ppm gas khlorin terasa pedas dan memerahkan mata. Dan bila terpapar dengan kadar

sebesar 14,0 – 21,0 ppm selama 30 –60 menit dapat menyebabkan penyakit paru-paru

( pulmonari oedema ) dan bisa menyebabkan emphysema dan radang paru-paru.

Partikel Debu

Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat

tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan

umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran

partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk

kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran

partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih

besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain

33

Page 34: Laporan Tutorial Skenario b

itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan menyebabkan

iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata.

Lead (Pb)

Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein

yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin,

Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan

sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang

nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang

dan gangguan penglihatan.

IV. SINTESIS

1. KESEHATAN LINGKUNGAN

A. DEFINISI

—-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :

1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

menjamin keadaan sehat dari manusia.

2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan

lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

B. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN

—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan,

yaitu :

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

34

Page 35: Laporan Tutorial Skenario b

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,

bencana alam dan perpindahan penduduk

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

—-Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3)

UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

C. SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN

—-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan

adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis

2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum

5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada

dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat

yang bersifat khusus.

D. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

35

Page 36: Laporan Tutorial Skenario b

—-Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya

dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan

lingkungan antara lain :

1.    Air Bersih

—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

(maks 500 mg/l)

Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

Batasan Sumber air bersih dan aman:

a) bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit

b) bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun

c) tidak berasa dan berbau

d) dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestic dan rumah tangga

e) memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Depkes RI

Penyakit yang ditularkan melalui air : waterborne disease atau water-related disease.

Terjadinya suatu penyakit memerlukan agen, bahkan kadang vector. Berikut beberapa contoh

penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agen penyebab :

1) penyakit viral, contoh : hepatitis viral, poliomyelitis

2) penyakit bacterial, contoh : kolera, disentri, tifoid, diare

3) penyakit protozoa, contoh : amebiasis

4) penyakit helmintik, contoh: ascariasis, whip worm

5) leptospiral, contoh : Weil’s disease

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok

berdasarkan cara penularannya, meliputi :

1) waterborne mechanism : kuman pathogen dalam air yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem

pencernaan, contoh : kolera, tifoid, disentri basiler, hepatitis viral

36

Page 37: Laporan Tutorial Skenario b

2) waterwashed mechanism : berkaitan dengan kebersihan umum dan perorangan.

Terdapat 3 cara penularan dengan mekanisme ini :

a. infeksi melalui saluran pencernaan, cth: diare pada anak

b. infeksi melalui kulit dan mata, cth : scabies dan trachoma

c. penularan melalui binatang, cth: leptospirosis

3) water-based mechanism : pada mekanisme ini, penyakit yang ditularkan memiliki

agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau

intermediate host, cth: schistosomiasis

4) water-related insect vector mechanism : agen penyakit ditularkan melalui gigian

serangga yang berkembang biak di dalam air, cth: filariasis, dengue, malaria, dan

yellow fever

2.    Pembuangan Kotoran/Tinja

—-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau

sumur

Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar

diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3.    Kesehatan Pemukiman

—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6

Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak

yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat

antar anggota keluarga dan penghuni rumah

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari

37

Page 38: Laporan Tutorial Skenario b

pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan

dan penghawaan yang cukup

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah

—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor

/unsur, berikut:

Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah

jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial

ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi

Penyimpanan sampah

Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

Pengangkutan

Pembuangan

—-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan

dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah

ini secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu

—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut

sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp

untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk

Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit

tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff

(rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air

untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan

pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan

penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit

38

Page 39: Laporan Tutorial Skenario b

penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis

dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

6. Makanan dan Minuman

—-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga

dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan

sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah

makan/restoran, dan hotel).

—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan

meliputi :

Persyaratan lokasi dan bangunan

Persyaratan fasilitas sanitasi

Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

Persyaratan pengolahan makanan

Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

Persyaratan peralatan yang digunakan

Pencemaran Lingkungan

—-Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran

udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air

pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung

umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang

sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di

jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya

merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.

2. HAL YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT KESEHATAN

Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.

Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh

faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat

berkaitan dan saling mempengaruhi.

Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat

dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat

39

Page 40: Laporan Tutorial Skenario b

dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah

tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau kebiasaan mencuci

tangan sebelum  makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna.

Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang

kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit sperti gatal-

gatal, infeksi saluran saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit Demam

Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih, banyaknya

tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan menyebabkan perkembangkan

nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan

penduduk di sekitar memiliki risiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.

Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian penyakit tidak dapat

dihindari, seprti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan. Semakin besar penduduk yang

memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan.

Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit

bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan

kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk

meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat perwujudan

derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

bermutu secara merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas

pelayanan kesehatan. Ketesediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya

tenaga kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya.

Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya

pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan tasilitas pelayanan kesehatan

dengan membangun Puskesmas, Polindes, Pustu dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga

ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kabupaten/kota.

Upaya meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan secara langsung

juga dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan (Jamkesmas) bagi masyarakat

kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah laiinya

seperti Program bantuan langsung tunai (BLT), Wajib belajar dan ain-lain.

Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang

efektif bagi masyarakat, maka pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk

40

Page 41: Laporan Tutorial Skenario b

pelayanan di rumah sakit program jaga mutu dilakukan dengan melaksanakan akreditasi

rumah sakit.

Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri sendiri, namun

saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakn secara simultan

dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal

ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif/promotif, kuratif dan

rehabilitatif.

Dengan berbagi upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi, dan

pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan. Dengan menerapkan pelayanan kesehatan 24

Jam untuk masyarakat dengan penuh ikhlas dan tangggungjawab, diusahakan jangan sampai

menghilangkan culture atau budaya bangsa Indonesia dimana mahluk hidup saling

membutuhkan satu sama lain.

41

Page 42: Laporan Tutorial Skenario b

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari

http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008

Kemenkes RI. 2011. Promosi kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.

Jakarta, Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai

Persyaratan Kualitas Air Minum Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19 April

2010. Jakarta, Indonesia

Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku mutu udara ambien nasional Nomor :

41 tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999. Jakarta, Indonesia

Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007.

Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Jakarta , Indonesia

Rahadin, A.E. , E. Kardena. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di

Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang. Program Studi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC

42