BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH
1.1. UGD (Unit Gawat Darurat)
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah suatu unit pelayanan di rumah
sakit yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan awal
kasus-kasus gawat darurat dan mampu melakukan resusitasi dan
stabilisasi (life saving) (Kepmenkes RI No.856, 2009).1.2. Dukun
Beranak Dukun beranak adalah seorang anggota masyarakat, pada
umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki
ketrampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh
ketrampilan tersebut dengan cara turun temurun, belajar secara
praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan ketrampilan
tersebut serta melalui petugas kesehatan (Depkes RI, 1994).1.3.
IkterikIkterik adalah adalah gambaran klinis berupa pewarnaan
kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir
katabolisme heme yaitu bilirubin, kondisi ini terjadi ketika
produksi bilirubin di tubuh bayi berlebihan dan bayi tidak mampu
mengeluarkannya lewat berkemih dan buang air besar (Grace &
Borley, 2006; Dwienda et al., 2014)1.4. UmbilikusMenurut Dorland
(2012) umbilikus adalah pusar yang merupakan jaringan parut yang
menandai pelekatan tali pusat pada janin, biasa disebut juga
sebagai omphalus.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa bayi tersebut terjadi ikterik?
2. Mengapa bayi tersebut demam tinggi, tangisannya merintih dan
tidak mau menyusui?3. Mengapa pada umbilicus tercium bau busuk dan
terlihat kemerahan dikulit sekitarnya?
4. Faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan terinfeksinya tali
pusat?5. Berapa kali ibu hamil harus kontrol (ANC/ante natal
care)?
6. Bagaimana teknik memotong tali pusat yang benar?
7. Bagaimana interpretasi kasus ini serta DD-nya?8. Bagaimana
penatalaksanaan sepsis?
9. Bagaimana penatalaksanaan ikterus
10. Bagaimana penatalaksanaan Infeksi Tali pusat !BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1. Penyebab ikterik pada bayi Menurut Tjipta (2013) dan Kosim
et al. (2014) ikterik (pewarnaan kuning) yang tampak pada sklera
dan kulit disebabkan oleh ikterus akibat adanya akumulasi bilirubin
tak terkonyugasi yang berlebih, dimana ikterus umumnya mulai tampak
pada sklera (bagian putih mata) dan muka, selanjutnya meluas secara
sefalokaudal (dari atas ke bawah) ke arah dada, perut dan
ekstremitas. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru
lahir jika kadar bilirubin dalam darah 5-7 mg/dL.Behrman et al.
(2012), Tjipta (2013) dan Kosim et al. (2014) menyatakan bahwa
terjadinya ikterik dapat disebabkan oleh : (1) ikterus fisiologis;
dan (2) ikterus non fisiologis. 1) Ikterus fisiologisIkterus
fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi
baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada
ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang
tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah
bilirubin ini menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah
dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang
sehingga masih belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan
baik sehingga akan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah
yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada kulit bayi. 2) Ikterus
non fisiologis
Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat
air susu ibu (ASI) eksklusif. Terjadi akibat kekurangan ASI yang
biasanya timbul pada hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum
banyak dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Ikterus ASI
(breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari
seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang
disusukannya bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah
bilirubin indirek. Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7
hari Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus
ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus
(inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi
antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin sehingga akan
menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan meningkatkan
pelepasan bilirubin dari sel darah merah. Lebam pada kulit kepala
bayi yang disebut dengan sefalhematom dapat timbul dalam proses
persalinan. Lebam terjadi karena penumpukan darah beku di bawah
kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan bekuan ini
sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu
banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning. Ibu
yang menderita diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi kuning.
Karena infeksi, infeksi saat bayi dalam kandungan atau infeksi
jalan lahir. Atau infeksi sesudah lahir karena alat-alat bayi tidak
steril, sehingga adanya infeksi dapat menghancurkan sel darah merah
yang membentuk bilirubin.Adapun pembagian ikterus selengkapnya
adalah :a. Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis Ikterus fisiologis adalah keadaan
hiperbilirubin karena factor fisiologis yang merupakan gejala
normal dan sering dialami bayi baru lahir.diantaranya sebagai
berikut :
Timbul pada hari kedua dan ketiga
Kadar bilirubin indirect tidak melebihi 10 mg % pada neonates
cukup bulan dan 2,5 mg % untuk neonates lebih bulan
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % per
hari
Ikterus menghilang ada 10 hari pertama
Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan hubungan patologik
(Behrman et al., 2012)b. Ikterus patologis
Ikterik patologi adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi
bilirubin dalam darah mencapai nilai yang mempunyai potensi untuk
menimbulkan ikterus jika tidak ditanggulangi dengan baik, akan
mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Adapun ikterus
patologis adalah sebagai berikut :
Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
Kadar bilirubin melebihi 10 mg % ada neonatus cukup bulan atau
melebihi 12.5 mg % pada neonates kurang bulan
peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg % per hari
Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
Kadar bilirubin direct melebihi 1 mg %
Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
(Price & Wilson, 2014)c. Ikterus hemolitik
Pada penderita hemolitik berat, kadar bilirubin serum jarang
melebihi 5 mg/dl
Ikterus yang timbul bersifat ringan serta berwarna kuning
pucat
Terjadi peningkatan urobilinogen
Terjadi peningkatan ekskresi dalam feses dan urine
Urine dan feses berwarna lebih gelap
Penyebab ikterus hemolitik:
Hemoglobin abnormal
Eritrosit abnormal
Antibodi dalam serum
Pemberian beberapa obat
Peningkatan hemolisis ( Price & Wilson, 2014)
3.2. Bayi demam tinggi, tangisannya merintih dan tidak mau
menyusuiBayi mengalami demam tinggi merupakan gejala yang
diakibatkan oleh umbilicus yang mengalami infeksi. Infeksi dapat
menjalar ke bagian organ tubuh lain disekitar umbilicus, sehingga
mengalami kemerahan. Dengan kondisi tersebut bayi akan mengalami
rasa sakit yang tak tertahankan, yang menyebabkan bayi tersebut
menangis merintih dan tidak mau menyusui. (Dewi, 2010). Adapun
menurut Schwartz (2003) bayi tidak mau menyusui, merintih dan demam
merupakan gejala atau tanda dari sepsis. Pengaruh sepsis yang
menyebar pada saluran cerna yang menyebabkan bayi tersebut tidak
mau menyusui, menyebar pada saluran nafas yang menyebabkan bayi
merintih dan menyebar pada sel tubuh yang menyebabkan demam. 3.3.
Umbilicus tercium bau busuk dan terlihat kemerahanPenyebab
umbilicus tercium bau busuk dan terlihat kemerahan diakibatkan oleh
pemotongan tali pusat yang tidak steril. Saat dipotong talipusat
dilepas dari supply darah dari ibu, kemudian tali pusat menempel
dan mengeras. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat
dipengaruhi oleh aliran udara yang mengalirinya. Jaringan pada sisa
talipusat dapat dijadikan tempat infeksi koloni oleh bakteri
terutama jika tidak steril. S. aureus, E. Coli, dan B. Streptoccoci
dijumpai berkoloni dalam tali pusat. Bakteri ini menyebabkan
inflamasi sehingga mengalami rubor atau kemerahan kemudian bakteri
yang ada dihancurkan oleh system imun dan terbentuk abses atau
nanah pada tepi umbilical. (Depkes RI, 2004)3.4. Faktor-faktor
penyebabkan terinfeksinya tali pusatTali pusat merupakan bagian
yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir. Bayi
yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali
pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal
pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang
sering terinfeksi Staphylococcus aereus pada ujung tali pusat akan
mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah
dan disertai edema. (Musbikin, 2005). Pada keadaan infeksi berat,
infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar) melalui ligamentum
(falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada
keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus
(Prawirohardjo, 2002). Adapun menurut Danuatmaja (2003) dapat juga
tali pusat terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani yang
menyebabkan tetanus dengan tanda utama kekakuan otot (spasme). Oleh
karena itu faktor-faktor penyebab infeksi tali pusat adalah :
a. Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal
kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan.
Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran
pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan
terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga
kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih,
pada saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam
bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan
basahnya tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat.
Dan masih banyak penyebab lain yang dapat memperbesar peluang
terjadinya infeksi pada tali pusat seperti penolong persalinan yang
kurang menjaga kebersihan terutama pada alat-alat yang digunakan
pada saat menolong persalinan dan khususnya pada saat pemotongan
tali pusat. b. Proses persalinan
Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non
medis. Infeksi oleh Clostridium tetani pada bayi saat pertolongan
persalinan oleh dukun beranak yang memotong tali pusat menggunakan
alat yang tidak steril dan berkarat serta tidak diberikan obat
antiseptik.c. Faktor tradisi
Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya
tradisi yang berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan
memberikan berbagai ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya
bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat.
Dari ramuan ataupun serbuk yang tidak hygeinis dapat menyebabkan
infeksi dari mikroba yang dikandungnya.3.5. Jadwal ibu hamil
kontrolMenurut Saifuddin (2002) kunjungan ANC untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama
kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
1. Kehamilan trimester pertama (