Top Banner
SISTEM PENGAMAN KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8535 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : LUKMAN HAKIM 04501241023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009
84

Laporan Tugas Akhir Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan Sms Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8535 Lukman-libre

Sep 25, 2015

Download

Documents

Intelligence Sistem Sensorik (Camera Ready)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • SISTEM PENGAMAN KENDARAAN BERMOTOR

    MENGGUNAKAN SMS

    BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8535

    PROYEK AKHIR

    Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

    Oleh :

    LUKMAN HAKIM

    04501241023

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2009

  • ii

    PERSETUJUAN

    Proyek Akhir yang berjudul Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535 ini telah

    disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

    Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

    Yogyakarta, Juli 2009

    Dosen Pembimbing

    Herlambang Sigit Pramono, ST.

    NIP. 123233216

  • iii

    PENGESAHAN

    Proyek Akhir yang berjudul Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535 ini telah

    dipertahankan di Dewan Penguji pada tanggal 31 Juli 2009 dan dinyatakan

    LULUS.

    DEWAN PENGUJI

    Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

    1. Ketua Penguji : Herlambang S.P,S.T.

    2. Sekretaris Penguji : Dra. Zamtinah, M.Pd.

    3. Penguji : Drs. Sigit Yatmono, M. T.

    Yogyakarta, Juli 2009

    Dekan Fakultas Teknik

    Universitas Negeri Yogyakarta,

    Wardan Suyanto, Ed.D

    NIP. 19540810 197803 1 001

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Dengan ini menyatakan bahwa Poryek Akhir (PA) ini adalah hasil

    Pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

    pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali secara tertulis diacu

    dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, 25 Juni 2009

    Penulis,

    Lukman Hakim

    NIM. 04501241023

  • v

    SISTEM PENGAMAN KENDARAAN BERMOTOR

    MENGGUNAKAN SMS

    BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535

    Oleh :

    Lukman Hakim

    04501241023

    ABSTRAK

    Tujuan pembuatan proyek ahkir ini adalah mampu mendapatkan suatu

    sistem pengaman kendaraan bermotor yang mudah digunakan dan dapat

    dihandalkan. Rancangan alat ini terdiri dari sebuah mikrokontroller ATMega8535

    sebagai mengolah data, antarmuka ponsel Siemens M55 dengan mikrokontroler,

    Driver Relay, dan Modul Power Suplay.

    Prinsip kerja pengaman ini yaitu ketika ada seseorang menghidupkan

    mesin sepeda motor tanpa men-switch off tombol rahasia terlebih dahulu maka

    alat ini akan memberikan tanda peringatan kepada pemilik kendaraan bermotor

    melalui SMS bahwa kendaraan dalam keadaan bahaya berupa tulisan karakter

    MOTOR BAHAYA. Setelah alat ini mengirimkan SMS kepada pemilik

    kendaraan, alat ini kemudian akan mematikan mesin kendaraan, membunyikan

    klakson dan menyalakan lampu secara otomatis berdasarkan pewaktu yang sudah

    ditentukan.

    Hasil dari Proyek Akhir ini menunjukkan sistem pengaman telah bekerja

    sesuai yang telah diharapkan. Setelah mesin kendaraan hidup, kemudian ponsel

    akan mengirimkan SMS kepada pemilik kendaraan. Kemudian pada detik ke-5

    sistem pengaman akan menghubung singkat CDI sepeda motor yang berakibat

    sepeda motor akan mati. Pada detik ke-35 klakson aktif dan pada detik ke-36

    lampu kendaraan akan menyala. Dengan demikian sistem pengaman kendaraan

    bermotor ini dapat digunakan dengan aman dan mempunyai nilai lebih ketika kita

    berhasil menangkap si pelaku pencurian.

    Kata kunci : pengaman , kendaraan, SMS, mikrokontroler.

  • vi

    MOTTO

    Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

    (Aristoteles).

    Keberhasilan tidak dapat dicapai hanya dengan bekerja keras,

    melainkan disertai dengan doa.

    Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam

    mengatasinya.

    Jangan tunda sampai besuk apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.

  • vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ku ini untuk :

    Orang tuaku tercinta, terimakasih atas dukungan doa yang selalu

    engkau panjatkan siang dan malam, materi yang telah banyak engkau

    berikan, serta kasih sayangmu akan selalu kukenang sepanjang usiaku.

    Adik-adik ku dan Saudaraku yang selalu menjadi sumber inspirasi serta

    motivasiku untuk selalu berjuang.

    Sayangku Ratih Kusuma Dewi yang selalu memberikan semangat.

    Sahabat seperjuanganku (Agung, Dedy, Anjar, Bagus, Toga, Isnan,

    Bambang, Andi S, Andi K, Cahya, Cahyo, Anhar, Ismu, Siti, Nelda,

    Irma, Farrah, yudhi, Rudi, Afif, Andri, Perdana, Supriyatna, Dwi,

    Dian, Yuli) terimakasih atas dukungannya dan semua warga elektro S1

    angkatan 04

    Nawan, teman elektro yang selalu aku repoti.

    Valentino rossi

    Seluruh orang yang pernah aku kenal .

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur hanya pantas

    terucap bagi Sang Pemilik jiwa, Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,

    kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

    ini. Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan, Nabi

    Muhammad SAW.

    Dengan segenap rasa syukur akhirnya tugas akhir dengan judul

    Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan SMS Berbasis

    Mikrokontroler AVR ATMega8535 ini terwujud nyata. Semoga dapat

    memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi kemajuan dibidang

    teknologi. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada :

    1. Bapak Dr.Rochmat Wahab selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

    2. Bapak Wardan Suyanto, Ed.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Yogyakarta.

    3. Bapak Mutaqin, M.Pd.M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Negeri Yogyakarta.

    4. Bapak Herlambang Sigit Pramono, ST. selaku Dosen Pembimbing. Terima

    kasih atas bimbingannya yang telah diberikan dalam penyusunan Proyek

    Akhir.

  • ix

    5. Bapak serta ibu dosen di jurusan Teknik Elektro, yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu, terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan

    kepada penulis, semoga menjadi ilmu yang bermafaat. Amin.......!

    6. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun

    materil untuk terselesainya proyek akhir ini.

    Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa masih

    banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyusunannya, untuk itu masukan

    berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dan

    kemajuan dimasa akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir

    ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak serta dapat menjadi amal ibadah.

    Amien.

    Yogyakarta, Juli 2009

    Penulis,

    Lukman Hakim

    NIM. 04501241023

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN ...................................................... iv

    ABSTRAK .................................................................................... v

    HALAMAN MOTTO ................................................................... vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ......................................................................... xiv

    LAMPIRAN .................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah....................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................. 2

    C. Batasan Masalah .................................................. 3

    D. Rumusan Masalah ................................................ 3

    E. Tujuan .................................................................. 3

    F. Manfaat ................................................................ 4

    G. Keaslian ............................................................... 4

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Mikrokontroler AVR ATMega8535 .. 6

    1. Arsitektur Mikrokontroler AT Mega8535 7

    2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8535 8

    3. Peta Memori Mikrokontroler ATMega8535 12

  • xi

    4. Komunikasi Serial USART Pada

    Mikrokontroler ATMega8535 .....................

    14

    B. PONSEL . 19

    1. Antarmuka Ponsel dengan Mikrokontroler 18

    2. SMS (Short Message Service) .. 19

    3. AT Command ........................................ 21

    C.

    D.

    E.

    F.

    G.

    Catu Daya ............................................................

    IC 74LS07 ...........................................................

    Relay ....................................................................

    Transistor .............................................................

    Diagram Alir (Flowchart) ....................................

    28

    29

    29

    33

    36

    BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

    RANGKAIAN

    A. Metode Perancangan ............................................ 39

    B. Analisis Kebutuhan .............................................. 31

    C. Perancangan Perangkat Keras............................... 41

    1. Sistem minimum mikrokontroler ................ 41

    2. Antar muka Mikrokontroler dengan ponsel. 41

    3. Rangkaian Konektor Ponsel ...................... 42

    4. Rangkaian Driver Relay ............................ 42

    5. Rangkaian Power Suplay ............................ 44

    6.

    7.

    Pembuatan PCB dan Perakitan Komponen

    Rancangan Pembuatan BOX...

    46

    46

    D. Perancangan Perangkat Lunak ............................. 47

    E. Rencana Pengujian ............................................... 48

  • xii

    BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengujian Alat 50

    1. Power Suplay............................................... 50

    2. Rangkaian driver relay ............................... 51

    B. Pembahasan ......................................................... 52

    1. Perangkat Keras .......................................... 52

    2. Perangkat Lunak ......................................... 53

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .......................................................... 59

    B. Keterbatasan Alat ................................................ 60

    C. Saran-saran .......................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 61

    LAMPIRAN .................................................................................. 62

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Diagram Blok Arsitektur Mikrokontrol ATMega853.. 8

    Gambar 2. Susunan Pena Kaki AVR seri ATMega8535 8

    Gambar 3. Peta Program Memory.................................................... 13

    Gambar 4. Peta Data Memoty .......................................................... 13

    Gambar 5. Ponsel Siemens M55 dan Susunan Konektor Datanya..... 19

    Gambar 6. Susunan Kaki IC 74LS07.. ...... 20

    Gambar 7. Konfigurasi Pin Pada LM78xx ... 28

    Gambar 8. Bentuk Fisik dan konfigurasi PIN IC 74LS07 29

    Gambar 9. Skema Relay Elektromekanik . 30

    Gambar 10. Rangkaian dan Simbol Logika Relay ... 30

    Gambar 11. Relay yang Terdapat di Pasaran ...................................... 31

    Gambar 12. Sambungan dan Simbol Transistor PNP dan NPN ......... 35

    Gambar 13. Blok Diagram Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor .. 39

    Gambar 14. Rangkaian Sistem Minimum ATMega8535 .................. 41

    Gambar 15. Rangkaian Komunikasi antara Mikrokontroler dengan

    Ponsel ............................................................................ 42

    Gambar 16. Konektor Siemens M55 ................................................. 42

    Gambar 17. Rangkaian Saklar 1, 2 dan 3 ......................................... 44

    Gambar 18. Rangkaian Regulator .......................................... 45

    Gambar 19. Box Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor ................. 46

    Gambar 20. Program Utama ... ................................................ 47

    Gambar 21. Flowchart Program .. 48

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Fugsi khusus Port B ..... 9

    Tabel 2. Fungsi Khusus Port D .. 11

    Tabel 3. Register UBRR..................................... ... 14

    Tabel 4. Rumus Perhitungan Nilai UBRR untuk Berbagai Mode

    Operasi 15

    Tabel 5. Register UCSRB ............................................................. 15

    Tabel 6. Penentuan Ukuran Karakter ........................................... 17

    Tabel 7. Register UCSRC....... 17

    Tabel 8. Penentuan Mode Paritas ... 18

    Tabel 9. Susunan Pin Kaki Pada Ponsel Siemens M55 19

    Tabel 10. Konversi kode 7 Bit MOTOR BAHAYA .... 27

    Tabel 11. Mengubah Kode 7 Bit Menjadi 8 Bit .. 27

    Tabel 12. Karakteristik Regulator Tegangan Seri 78xx .. 29

    Tabel 13. Simbol-simbol Diagram Alir Menurut Standar ANSI .... 36

    Tabel 14. Rencana Pengujian Power Supply ... 49

    Tabel 15. Rencana Pengamatan Driver Relay 49

    Tabel 16. Pengukuran Delay Pengiriman SMS ... 49

    Tabel 17. Pengukuran Delay Relay .. 49

    Tabel 18. Pengujian Power Supply .. 50

    Tabel 19. Hasil Pengujian Driver Relay .. 52

    Tabel 20. Pengukuran delay Pengiriman SMS 53

    Tabel 21. Pengukuran Delay Relay 53

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Listing Program Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535

    Lampiran 2 Rangkaian keseluruhan Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535

    Lampiran 3 Desain dan Layout PCB Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535

    Lampiran 4 Spek alat dan User manual

    Lampiran 5 Datasheet IC LM7805

    Lampiran 6 Datasheet IC 74LS07

    Lampiran 7 Datasheet TIP31

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Berbagai

    macam karya teknologi diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi

    manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari hari. Tidak ketinggalan

    kemajuan teknologi dibidang elektronika khususnya bidang telekomunikasi.

    Sekarang ini alat-alat telekomunikasi yang efektif dan efisien sangat kita

    butuhkan dalam melakukan aktifitas atau kegiatan kita sehari hari baik

    dirumah maupun ditempat kita bekerja.

    Seiring dengan perkembangan jaman, maka kebutuhan manusia akan

    semakin meningkat, tindak kriminalitas juga akan ikut meningkat seperti

    misalnya kasus pencurian kendaraan bermotor khususnya sepeda motor.

    Kasus pencurian sepeda motor masih seringkali terjadi, hal ini terjadi karena

    masih kurangnya sistim keamanan yang terdapat di kendaraan bermotor yang

    hanya menggunakan kunci kontak. Selain itu juga kurangnya sistem

    pengawasan manusia yang masih sering kecolongan. Untuk mengatasi

    masalah pencurian tersebut salah satunya dengan memberikan sistem

    pengaman ganda pada sepeda motor.

    Dengan adanya fenomena tersebut maka penulis mencoba untuk

    memanfaatkan fitur yang terdapat pada salah satu alat komunikasi yang

    sering kita gunakan dalam hal ini adalah Ponsel. Pada setiap jenis Ponsel pasti

  • 2

    menyediakan fasilitas yang bernama SMS (Short Message Service), dengan

    menambahkan suatu rangkaian pada Ponsel tersebut, maka dapat dibuat suatu

    sistem pengaman untuk kendaraan bermotor . Untuk itu penulis akan membuat

    aplikasi Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan SMS

    Berbasis Mikrokontroller AVR ATMega8535.

    Prinsip kerja pengaman ini yaitu alat ini memanfaatkan Ponsel sebagai

    pengaman kedua jika kunci jebol atau ada seseorang menghidupkan mesin

    tanpa mematikan tombol rahasia. Ponsel ini akan memberi tanda peringatan

    kepada pemilik kendaraan melalui SMS, bahwa kendaraan dalam keadaan

    bahaya. Setelah mengirimkan SMS kepada pemilik kendaraan, alat ini juga

    akan membunyikan klakson dan menyalakan lampu secara otomatis, dan juga

    akan mematikan mesin kendaraan berdasarkan pewaktu yang sudah

    ditentukan.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

    maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

    1. Perlunya mengembangkan fitur dari peralatan elektronika khususnya

    Ponsel.

    2. Pemanfaatan mikrokontroler AVR ATMega8535 sebagai pengolah data

    pada suatu perangkat yang memungkinkan perangkat tersebut

    mengirimkan SMS.

    3. Antarmuka antara mikrokonrtroler dengan Ponsel

  • 3

    4. Jenis Ponsel dan sim card yang digunakan.

    5. Power suplay yang digunakan.

    C. Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam pembuatan alat ini yaitu pemanfaatn fasilitas

    SMS pada Ponsel yang berfungsi untuk memberikan peringatan kepada

    pemilik kendaraan bermotor bahwa kendaraan dalam keadaan bahaya dalam

    hal ini pembuatan hardware dan software agar Ponsel dapat mengirimkan

    SMS secara otomatis apabila menghidupkan mesin kendaraan bermotor tanpa

    menekan tombol rahasia atau menghidupkan mesin secara paksa

    D. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan beberapa

    masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana rancang bangun sistem pengaman kendaraan bermotor

    menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535 ?

    2. Bagaimana unjuk kerja alat sistem pengaman kendaraan bermotor

    menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535?

    E. Tujuan

    Pembuatan alat pengaman kendaraan bermotor menggunakan Ponsel

    berbasis Mikrokontroler AVR seri ATMega8535 mempunyai tujuan sebagai

    berikut :

  • 4

    1. Mampu mendapatkan suatu sistem pengaman kendaraan bermotor yang

    dapat dihandalkan.

    2. Mengetahui unjuk kerja dari alat pengaman kendaraan bermotor

    menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535.

    F. Manfaat

    Dari pembuatan proyek akhir ini diharapkan dapat bermanfaat baik

    untuk penulis sendiri, mahasiswa, institusi pendidikan ataupun masyarakat

    pengguna pada umumnya. Adapun manfaat dari pembuatan proyek akhir ini

    adalah ;

    1. Sebagai pengaman kendaran bermotor untuk menghindari terjadinya

    pencurian.

    2. Dapat dimanfaatkan sebagai sarana praktik pada lembaga pendidikan.

    3. Sebagai bahan referensi atau kajian bagi peneliti lain untuk proses

    pengembangan selanjutnya.

    G. Keaslian

    Pembuatan proyek akhir dengan judul Sistem Pengaman Kendaraan

    Bermotor Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535

    merupakan pengembangan dari tugas akhir Budi Prasetyo Nugroho (Teknik

    Elektro Universitas Negeri Yogyakarta) yang berjudul Sistem Pengaman

    Sepeda Motor Dengan Fasilitas Telepon Selular . Prinsip kerja alat tersebut

    yaitu memanfaatkan fasilitas speed dial pada Ponsel untuk menghubungi (miss

  • 5

    call) pemilik kendaraan apabila kendaraan dalam bahaya. Alat tersebut hanya

    dapat menghubungi satu nomor saja dan tidak programmable.

    Alat yang dibuat pada proyek akhir ini menggunakan Ponsel M55

    sebagai alat untuk mengirimkan SMS, mikrokontroler AVR ATMega8535

    sebagai sistem pengendali, menggunakan BASCOM sebagai bahasa

    pemrogramannya. Karya-karya sejenis yang berkaitan dengan proyek akhir ini

    antara lain :

    1. Skripsi Suhardi Sistem Pengaman Mobil Berbasis Mikrokontroler

    AT89S52 Menggunakan Telpon Genggam. Pada karya ini menggunakan

    assembler sebagai bahasa pemrogramannya, Ponsel yang digunakan C55

    dan diaplikasikan pada mobil.

    2. Proyek Akhir Rudi Siswoyo Rancang Bangun Sistem Otomatisasi Pintu

    Garasi Berbasis Mikrokontroller dengan SMS. Pada Karya ini

    menggunakan ATMega8535 sebagai sistem pengendalinya, menggunakan

    bahasa C sebagai bahasa pemrogramannya dan diaplikasikan untuk

    mengatur buka dan tutup pintu garasi.

  • 6

    BAB II

    PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

    A. Mikrokontroler AVR ATMega8535

    Menurut Agfianto (2002) mikrokontroler merupakan suatu chip

    mikroprosessor dengan dilengkapi sebuah CPU, Memori (RAM dan ROM)

    serta Input - Output. Dengan kata lain Mikrokontroler dapat disebut sebagai

    suatu mikrokomputer yang dapat bekerja hanya menggunakan satu chip serta

    dibantu dengan sedikit komponen luar. Kelemahan utama dari mikrokontroler

    dibanding komputer adalah bahwa mikrokontroler tidak dapat menangani

    berbagai macam program aplikasi misalnya pengolah kata, pengolah angka,

    dan lain sebagainya, sehingga hanya untuk suatu aplikasi tertentu saja.

    Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set

    instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode

    pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa pemrograman

    masih menggunakan kode mesin dan bahasa assembly. Untuk mempermudah

    dalam pemrograman para desainer komputer kemudian mengembangkan

    bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah dipahami manusia. Namun

    akibatnya, instruksi yang ada menjadi semakin komplek dan membutuhkan

    lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi

    semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi

    berukuran 16 bit dan sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda

    dengan mikrokontroler MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit

  • 7

    sampai 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin, dimana 1 siklus

    mesin membutuhkan 12 periode clock (http://www.polibatam.ac.id).

    Dalam perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu

    AT90Sxx, ATMega, AT86RFxx dan ATTiny. Masing-masing varian tersebut

    memiliki perbedaan pada kapasitas memori dan fitur tambahannya saja.

    1. Arsitektur Mikrokontroler ATMega8535

    Mikrokontroler AVR seri ATMega8535 memiliki keistimewaan

    sebagai berikut :

    a. Frekuensi clock maksimum 16 MHz

    b. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam PortA, PortB, PortC dan PortD

    c. Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input

    d. Timer/Counter sebanyak 3 buah

    e. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register

    f. Watchdog Timer dengan osilator internal

    g. SRAM sebesar 512 byte

    h. Memori Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write

    i. Interrupt internal maupun eksternal

    j. Port komunikasi SPI

    k. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi

    l. Analog Comparator

    m. Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5

    Mbps

    Secara umum diagram blok arsitektur mikrokontroler AT89S52 dapat

    ditunjukkan pada gambar 1.

  • 8

    Gambar 1. Diagram Blok Arsitektur Mikrokontrol ATMega8535

    (Sumber : Lingga Wardana : 2006)

    2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8535

    Susunan Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega8535 ditunjukkan

    pada gambar 2 yang memiliki 40 pin:

    Gambar 2. Susunan Pena (kaki) AVR seri ATMega8535

    (sumber : Lingga Wardana : 2006)

  • 9

    Adapun penjelasan dari masing-masing pin adalah sebagai berikut :

    a. Port A

    Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan

    internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A

    dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED

    secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus

    disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi

    0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai

    input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A

    juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

    b. Port B

    Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan

    internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B

    dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED

    secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting

    terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika

    ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input,

    atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk

    fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 1.

    Tabel 1. Fungsi Khusus Port B

    Port Pin Fungsi Khusus

    PB0 T0 = timer/counter 0 external counter input

    PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input

    PB2 AIN0 = analog comparator positive input

  • 10

    PB3 AIN1 = analog comparator negative input

    PB4 SS = SPI slave select input

    PB5 MOSI = SPI bus master output / slave input

    PB6 MISO = SPI bus master input / slave output

    PB7 SCK = SPI bus serial clock

    ( Sumber : http://www.mikron123.com )

    c. Port C

    Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan

    internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C

    dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED

    secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting

    terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika

    ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input,

    atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan

    PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk

    timer/counter 2.

    d. Port D

    Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan

    internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D

    dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED

    secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus

    disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi

    0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai

    input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga

  • 11

    memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat

    dalam tabel 2.

    Tabel 2. Fungsi Khusus Port D

    Port Pin Fungsi Khusus

    PD0 RDX (UART input line)

    PD1 TDX (UART output line)

    PD2 INT0 ( external interrupt 0 input )

    PD3 INT1 ( external interrupt 1 input )

    PD4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)

    PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)

    PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

    PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

    ( Sumber: http://www.mikron123.com )

    e. RESET

    RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi

    masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-

    reset.

    f. XTAL1

    XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke

    internal clock operating circuit.

    g. XTAL2

    XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.

    h. AVcc

    Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini

    harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

  • 12

    i. AREF

    AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk

    operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc

    harus dibeikan ke kaki ini.

    j. AGND

    AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,

    kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.

    3. Peta Memori ATMega8535

    ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Data Memory dan

    Program Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory

    untuk penyimpan data.

    a. Program Memory

    ATMega8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash

    Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program

    memory dibagi menjadi dua bagian yaitu Boot Flash Section dan

    Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk

    menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang harus dijalankan

    pada saat AVR reset atau pertamakali diaktifkan. Application Flash

    Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang dibuat user.

    AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum menjalankan

    program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat

    diprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung setting pada

    konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka

    program pada Application Flash Section juga sudah aman.

  • 13

    Gambar 3. Peta Program Memory

    ( Sumber : http://www.polibatam.ac.id )

    b. Data Memory

    Gambar 4 menunjukkan peta memori SRAM pada ATMega8535. Terdapat

    608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk

    Register File dan I/O Memory sementara 512 lokasi address lainnya

    digunakan untuk internal data SRAM. Register File terdiri dari 32 general

    purpose working register, I/O register terdiri dari 64 register.

    Gambar 4. Peta Data Memory

    (sumber : Lingga Wardana : 2006)

  • 14

    AVR ATMega8535 juga memiliki EEPROM sebesar 512 byte untuk

    menyimpan data. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.

    4. Komunikasi Serial USART Pada Mikrokontroler ATMega8535

    a. Inisialisasi USART

    Sistem USART ATMega8535 memiliki beberapa keuntungan

    dibandingkan dengan sistem UART, yaitu :

    i. Operasi Full Duplex.

    ii. Mode operasi asinkron dan sinkron

    iii. Mendukung komunikasi multiprosesor

    iv. Mode kecepatan transmisi berorde Mbps

    Dalam proses inisialisasi ada beberapa buah register yang perlu ditentukan

    nilainya, yaitu : (Lingga Wardhana : 2006)

    i. UBRR (USART Baud Rate Register).

    ii. UCSRB (USART Control and Status Register B).

    iii. UCSRC (USART Control and Status Register C).

    UBRR merupakan register 16 bit yang berfungsi melakukan penentuan

    kecepatan transmisi data yang digunakan . UBRR dibagi menjadi dua,

    yaitu UBRRH dan UBRRL seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.

    Tabel 3. Register UBRR

    UBRRH

    UBRRL

    (Sumber : Lingga Wardhana : 2006)

    URSEL - - - UBRR [11..8]

    UBRR [7...0]

  • 15

    Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

    URSEL merupakan bit pemilih antara akses UBRR dan UCSRC. Hal ini

    dissebabkan keduanya menempati lokasi yang sama. Untuk akses UBRR,

    bit ini harus bernilai 0.

    i. UBRR [11...0] merupakan bit penyimpan konstanta kecepatan

    komunikasi serial. UBRRH menyimpan 4 bit tertinggi data seting

    baud rate dan UBRRL menyimpan 8 bit sisanya. Data yang

    dimasukkan ke UBRRH dan UBRRL dihitung menggunakan

    rumus sesuai dengan tabel 4. U2X merupakan bit pada register

    UCSRA.

    Tabel 4. Rumus Perhitungan Nilai UBRR untuk Berbagai Mode Operasi

    Mode operasi Rumus nilai UBRR

    Asinkron mode kecepatan normal (U2X - 0) UBRR = (fosc / (16xbaudrate)) - 1

    Asinkron mode kecepatan ganda (U2X - 1) UBRR = (fosc / (8xbaudrate)) - 1

    Sinkron UBRR = (fosc / (2xbaudrate)) - 1

    (Sumber : Lingga Wardhana : 2006)

    UCSRB merupakan register 8 bit pengatur aktivasi penerimaan dan

    pengiriman USART. Komposisinya ditunjukkan pada table 5.

    Tabel 5. Register UCSRB

    RXCIE TXCIE UDRIE RXEN TXEN UCSZ2 RXB8 TXB8

    (Sumber : Lingga Wardhana : 2006)

  • 16

    Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut : (Sumber : Lingga

    Wardhana : 2006)

    i. RXCIE mengatur aktivasi interupsi penerimaan data serial.

    Bernilai awal 0 sehingga proses penerimaan data berdasar pada

    sistem pooling. Jika bernilai 1 dan jika bit RXC pada UCSRA

    bernilai 1, interupsi penerimaan data serial akan dieksekusi.

    ii. TXCIE mengatur aktivasi interupsi pengiriman data serial. Bernilai

    awal 0. Jika bernilai 1 dan jika bit TXC pada UCSRA bernilai 1,

    interupsi pengiriman data serial akan dieksekusi.

    iii. UDRIE mengatur aktivasi interupsi yang berhubungan dengan

    kondisi bit UDRE pada UCSRA. Bernilai awal 0, jika bernilai 1

    maka interupsi akan terjadi hanya jika UDRE bernilai 1.

    iv. RXEN merupakan bit aktivasi penerima serial ATMega8535.

    Bernilai awal 0, jika bernilai 1 maka penerima data serial

    diaktifkan.

    v. TXEN merupakan bit aktivasi pengirim serial ATMega8535.

    Bernilai awal 0, jika bernilai 1 maka pengirim data serial

    diaktifkan.

    vi. UCSZ2 bersama dengan bit UCSZ1 dan UCSZ0 di register

    UCSRC menentukan ukuran karakter serial yang dikirim. Pada saat

    awal, ukuran karakter diset pada 8 bit. Detail nilai bit ini seperti

    pada tabel 6.

  • 17

    Tabel 6. Penentuan ukuran Karakter

    UCSZ [2..0] Ukuran karakter dalam bit

    000 5

    001 6

    010 7

    011 8

    100 110 Tidak dipergunakan

    111 9

    (Sumber : Lingga Wardhana : 2006)

    UCSRC merupakan register 8 bit yang dipergunakan untuk mengatur

    mode dan kecepatan komunikasi serial yang dilakukan. Komposisinya

    seperti tabel 7.

    Tabel 7. Register UCSRC

    URSEL UMSEL UPM1 UPM0 USBS UCSZ1 UCSZ0 UCPOL

    (Sumber : Lingga Wardhana : 2006)

    Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut ; (Sumber : Lingga

    Wardhana : 2006)

    i. URSEL merupakan bit pemilih akses antara UCSRC dan UBRR.

    Bernilai awal 1 sehingga secara normal akan selalu mengakses

    register UCSRC.

    ii. UMSEL merupakan bit pemilih mode komunikasi serial antara

    sinkron dan asinkron. Bernilai awal 0 sehingga modenya asinkron.

    Jika dibernilai 1 maka modenya sinkron.

  • 18

    iii. UPM [1..0] merupakan bit pengatur paritas. Bernilai awal 00

    sehingga paritas tidak dipergunakan . Detail nilainya dapat dilihat

    pada tabel 8.

    Tabel 8. Penentuan Mode Paritas

    UPM [1..0] Mode paritas

    00 Tidak Aktif

    01 Tidak digunakan

    10 Paritas genap

    11 Paritas Ganjil

    (Sumber : Lingga Wardhana : 2006)

    iv. USBS merupakan bit pemilih ukuran bit stop, bernilai awal 0,

    sehingga jumlah bit stop yaitu 1 bit. Jika berniali 1, maka jumlah

    bit stop yaitu 2 bit.

    v. UCSZ1 dan UCSZ0 merupakan bit pengatur jumlah karakter serial.

    vi. UCPOL merupakan bit pengatur hubungan antara perubahan data

    keluaran dan data masukan serial dengan clock sinkronisasi. Hanya

    berlaku untuk mode sinkron. Untuk mode asinkron, bit ini diset 0.

    Proses membangun hubungan komunikasi data serial memerlukan suatu

    kecepatan data yang sesuai antara komputer dengan mikrokontroler. Ada

    beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun hal tersebut di

    mikrokontroler, yaitu nilai baud rate yang dipergunakan, seting format

    data stop bit, dan pengaturan beberapa register seperti RXEN, TXEN, dan

    RXCIE. Pengaturan baud rate dilakukan dengan memberikan nilai pada

    register UBRR.

  • 19

    B. PONSEL

    1. Antar Muka Ponsel dengan Mikrokontroler

    Ponsel yang digunakan dalam alat ini adalah Siemens M55 (gambar

    5) yang mempunyai baudrate 19200. (http://www.siemens.com : 2007)

    Susunan kakinya antara lain tertera pada tabel 9 berikut ini.

    Tabel 9. Susunan Pin Kaki pada Ponsel Siemens M55

    Pin Name Description

    1 Vbatt? Power Charging (Vbus in in x65, SX1)

    2 Gnd GND (usb GND in x65, SX1 USB cable)

    3 Tx TX (usb D+ in x65, SX1)

    4 Rx RX (usb D- in x65, SX1)

    5 CTS CTS, Data Line For Accesory

    6 RTS RTS, Data Line For Accesor

    7 DCD DCD, Clockline For Accesory

    8 Audio P AUDIO L

    9 - AUDIO GND

    10 Audio N AUDIO R

    11 GND Mic GND (EXT MIC.)

    12 EPP EPP 1 (EXT MIC.)

    (sumber : http://pinouts.ru/CellularPhones-P-

    W/siemens_c55_pinout.shtml)

    Gambar 5. Ponsel Siemens M55 dan Susunan Konektor Datanya

  • 20

    Pin keluaran dari Siemens M55 mempunyai standar logika sama

    dengan mikrokontroler, yaitu sama-sama memiliki level tegangan TTL.

    Sehingga untuk antarmuka antara mikrokontroler dengan Ponsel cukup

    menggunakan IC buffer 74LS07 (gambar 6) yang berfungsi sebagai

    penyambung komunikasi serial asinkron tanpa mengubah levelnya.

    Gambar 6. Susunan Kaki IC 74LS07

    (Sumber : http:// www.DatasheetCatalog.com)

    2. SMS (Short Message Service)

    SMS adalah data tipe asynchoronous message yang pengiriman

    datanya dilakukan dengan mekanisme protokol store and forward. Hal ini

    berarti bahwa pengirim dan penerima SMS tidak perlu berada dalam status

    berhubungan satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS.

    Pengiriman pesan SMS secara store and forward berarti pengirim pesan

    SMS menuliskan pesan dan nomor telepon tujuan dan kemudian

    mengirimkannya ke server SMS (SMS-Center) yang kemudian

    bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut ke nomor telepon

    tujuan. Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah,

    penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang

    bermaksud mengirimkan pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh

    pengirim ke SMSC yang kemudian dapat menunggu untuk meneruskan

  • 21

    pesan tersebut ke penerima ketika ia siap dan dalam status online di lain

    waktu. Ketika pesan SMS telah terkirim dan diterima oleh SMSC,

    pengirim akan menerima pesan konfirmasi bahwa pesan telah terkirim.

    Hal-hal inilah yang menjadi kelebihan SMS dan populer sebagai layanan

    praktis dari sistem telekomunikasi bergerak.(Rudi siswoyo : 2006)

    Cara kerja SMS adalah sebagai berikut, setelah pesan dikirim, pesan

    tersebut akan diterima dahulu oleh SMSC yang kemudian disampaikan

    pada nomer tujuan. Untuk melakukan ini SMSC mengirimkan sebuah

    SMS request ke HLR melalui Signal Transfer Point (STP) untuk

    menemukan pelanggan tujuan. Saat HLR menerima pesan tersebut maka

    HLR akan merespon ke SMSC dengan status pelanggan berupa:

    a. Inactive atau Active

    b. Letak pelangan yang dimaksud (pelanggan tujuan).

    Jika tidak aktif maka SMSC akan menunda pesan tersebut sampai

    pada periode tertentu. Saat pelanggan menyalakan handset maka akan

    terjadi update location pada HLR dan HLR akan mengirim status terhadap

    pesan yang belum terkirim. SMSC mentransfer pesan dalam format point

    to point. Jika aktif akan segera terkirim. SMSC menerima verifikasi jika

    pesan tersebut sudah diterima oleh nomer yang dituju dan

    mengkategorikan pesan tersebut sebagai sebuah pesan terkirim dan tidak

    akan melakukan percobaan pengiriman pesan lagi.

    Prinsip dasarnya adalah bahwa hanya ada satu Short Massage

    Service Center yang menerjemahkan pesan untuk dikirimkan pada sebuah

    jaringan GSM.

  • 22

    SMS dapat dikirimkan dan diterima bersamaan dengan voice, data

    dan fax menggunakan channel yang berbeda dengan SMS. Oleh karena itu

    pengguna SMS jarang atau tidak pernah mendapatkan signal sibuk pada

    saat jaringan voice sedang sibuk, kecuali memang SMS

    3. AT Command

    Perintah AT (AT Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan

    terminal (modem) melalui port serial pada komputer. Dengan

    menggunakan perintah AT dapat diketahui atau dibaca kondisi seperti

    kondisi sinyal, kondisi baterai, mengirim atau menerima sms, panggilan

    masuk, menambah item pada daftar telepon, mengetahui daftar penelepon,

    dan lain sebagainya.

    AT Command sebenarnya hampir sama dengan perintah > (prompt)

    pada DOS. Perintah-perintah yang dimasukkan ke port dimulai dengan

    kata AT, lalu diikuti oleh karakter lainnya yang memiliki fungsi berbeda-

    beda. Beberapa AT command yang penting untuk SMS yaitu :

    AT+CMGR : untuk membaca SMS

    AT+CMGL : untuk memeriksa SMS

    AT+CMGD : untuk menghapus SMS

    AT+CMGS : untuk mengirim SMS

    AT command untuk SMS, biasanya diikuti oleh data I/O yang

    diwakili oleh unit-unit PDU. Data yang mengalir ke/dari SMS-center harus

    berbentuk PDU (Protokol Data Unit). PDU berisi bilangan-bilangan

    heksadesimal yang mencerminkan bahasa I/O dan PDU terdiri dari

    beberapa header. Maksud dari bilangan heksadesimal adalah bilangan

  • 23

    yang terdiri atas 0, 1, 2 , 3, 4, 5 ,6 ,7 ,8 ,9 ,A ,B ,C ,D ,E ,F. Sebagai

    contoh, untuk angka desimal 1000, bilangan heksa desimalnya adalah 3E8.

    Berikut adalah cara mengubahnya :

    1000 : 16 = 62 sisa 8 = 8

    62 : 16 = 3 sisa 14 = E

    3 : 16 = 0 sisa 3 = 3

    a. PDU untuk kirim SMS ke SMS-center

    Untuk format kirim SMS terdiri dari delapan header, yaitu sebagai berikut:

    Nomor SMS-Centre

    Header pertama ini terbagi atas tiga bagian subheader, yaitu:

    1) Jumlah Pasangan Hexsadesimal SMS-Centre dalam bilangan heksa.

    2) National/International Code

    untuk National, kode subheader-nya yaitu 81

    untuk International, kode subheader-nya yaitu 91

    3) No SMS-Centre-nya sendiri, dalam pasangan heksa dibalik-balik. Jika

    tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka

    tersebut akan dipasangkan dengan huruf F didepannya.

    Contoh: untuk nomor SMS-Centre Excelcom dapat ditulis dengan dua cara

    sebagai berikut:

    Cara pertama:

    0855000000 diubah menjadi:

    a) 06 karena 1 + 5 = 6 pasang

    b) 81 = 1 pasang

    c) 80-55-00-00-00 = 5 pasang

  • 24

    Digabung menjadi: 06818055000000

    Cara kedua:

    0855000000 diubah menjadi:

    a) 07 karena 1 + 6 = 7 pasang

    b) 91 = 1 pasang

    c) 26-58-05-00-00-00 = 6 pasang

    Digabung menjadi: 079126580550000F0

    4) Tipe SMS

    Untuk tipe SEND tipe SMS=1. Jadi bilangan heksanya adalah 01.

    5) Nomor Referensi SMS

    Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00.

    Nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh Ponsel atau

    alat SMS-gateway.

    6) Nomor Ponsel Penerima

    Sama seperti cara menulis PDU Header untuk SMS-Centre, header ini

    juga terbagi atas tiga bagian, sebagi berikut:

    a) Jumlah bilangan desimal nomor Ponsel yang dituju dalam bilangan

    heksa

    b) National/international Code.

    - Untuk national, kode subheader-nya: 81

    - Untuk international, kode subheader-nya: 91

    c) Nomor Ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa dibalik-balik.

    Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan,

    angka tersebut dipasangkan dengan huruf F didepannya.

  • 25

    Contoh:

    Untuk nomor Ponsel yang dituju = 628129573337 dapat ditulis

    dengan dua cara sebagi berikut:

    Cara pertama: 08129573337 diubah menjadi:

    a. 0B karena ada 11 angka

    b. 81

    c. 80-21-59-37-33-F7

    Digabung menjadi: 0B818021593733F7

    Cara kedua: 628129573337 diubah menjadi:

    a. 0C karena ada 12 angka

    b. 91

    c. 26-18-92-75-33-73

    Digabung menjadi: 0C91261892753373

    7) Bentuk SMS, antara lain:

    0 menjadi 00 = jika pesan dikirim sebagi SMS

    1 menjadi 01 = jika pesan dikirim sebagai telex

    2 menjadi 02 = jika pesan dikirim sebagai fax

    Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja

    memakai 00.

    8) Skema Encoding Data I/O

    Ada dua skema, yaitu:

    Skema 7 bit yang ditandai dengan angka 0 menjadi 00

    Skema 8 bit yang ditandai dengan angka lebih besar dari 0 (diubah ke

    heksa)

  • 26

    Kebanyakan Ponsel/SMS Gateway yang ada di pasaran sekarang

    menggunakan skema 7 bit sehingga menggunakan kode 00.

    9) Jangka Waktu sebelum SMS Expired

    Jika bagian ini di skip, itu berarti tidak membatasi waktu berlakunya

    SMS. Sedangkan jika kita isi dengan suatu bilangan integer yang

    kemudian diubah ke pasangan heksa tertentu, bilangan yang diberikan

    tersebut akan mewakili jumlah waktu validitas SMS tersebut.

    Agar SMS pasti terkirim sampai ke Ponsel penerima, sebaiknya tidak

    memberikan batasan waktu validnya.

    10) Isi SMS

    Header ini terdiri atas dua subheader, yaitu:

    a) Panjang isi (jumlah huruf dari isi)

    b) Isi berupa pasangan bilangan heksa

    Untuk Ponsel / SMS Gateway berskema encoding 7 bit, jika kita

    mengetikkan suatu huruf dari keypad-nya, berarti telah membuat 7

    angka berurutan. Ada dua langkah yang harus dilakukan untuk

    mengkonversi isi SMS, yaitu:

    Langkah Pertama : mengubahnya menjadi kode 7 bit

    Langkah kedua : mengubahnya kode 7 bit menjadi 8 bit, yang

    diwakili oleh pasangan heksa.

    Sebagai contoh untuk mengubah kata MOTOR BAHAYA

    kedalam bentuk PDU langkah pertama yaitu mengubahnya

    menjadi kode 7 bit seperti yang terlihat pada tabel 10.

  • 27

    Tabel 10. Konversi Kode 7 Bit MOTOR BAHAYA

    M O T O R SP

    100 1101 100 1111 101 0100 100 1111 101 0010 010 0000

    B A H A Y A

    100 0010 100 0001 100 1000 100 0001 111 1101 100 0001

    Setelah diubah menjadi kode 7 bit, langkah kedua yaitu mengubah

    kode 7 bit menjadi 8 bit dengan cara Septet pertama (M) diubah

    menjadi octet dengan mengambil bit paling kanan dari septet yang

    kedua yang diletakkan disebelah kiri septet pertama, yaitu 1+000

    1101 = 1000 1101. Karena septet yang kedua diambil 1 bit maka

    untuk mengubah menjadi 8 bit membutuhkan 2 bit, maka

    diambilkan 2 bit paling kanan dari septet yang ketiga, dan

    seterusnya, hasilnya dapat dilihat pada tabel 11.

    Tabel 11. Mengubah Kode 7 Bit Menjadi 8 Bit

    1100 1101 0010 0111 1111 0101 0010 1001 0000 0101 0000 1001

    C D 2 7 F 5 2 9 0 5 0 9

    1000 0011 1100 1000 0110 0000 0011 0110 0000 1000

    8 3 C 8 6 0 3 6 0 8

    Dengan demikian kata MOTOR BAHAYA hasil konversinya

    menjadi: CD27F529050983C8603608

    Setelah header maupun subheadernya jadi maka tinggal

    menggabungkan semuanya menjadi format PDU yang lengkap.

    Penyusunan format PDU di atas hanya dapat dipakai apabila

    Ponsel server menggunakan simcard Indosat-M3. Untuk mengubahnya

  • 28

    agar simcard Ponsel server dapat diganti-ganti maka PDU untuk sms

    center diganti angka 00 , sehingga format keseluruhan menjadi

    0001000D91267838391343F600000CCD27F529050983C8603608

    C. Catu Daya

    Catu daya (power supply) merupakan unit penting dari suatu rangkaian

    elektronika. Kestabillan catu daya akan membuat rangkaian bekerja dengan

    baik. Ada beberapa rangkaian penyetabil tegangan untuk mensuplay suatu

    rangkaian, diantaranya menggunakan IC regulator tetap. IC regulator tegangan

    tetap yang banyak digunakan adalah jenis IC regulator 78XX untuk catu daya

    tegangan positif terhadap netral dan IC regulator 79XX untuk catu tegangan

    negatif terhadap netral. Besar tegangan output yang diinginkan terdapat pada

    kode XX dari IC tersebut. Pada alat Pengaman Kendaraan Kendaraan

    Bermotor ini menggunakan IC regulator 7805 yang berarti tegangan keluaran

    dari IC tersebut sebesar 5 volt. Bentuk fisik dari IC regulator 7805 dapat

    dilihat pada gambar 7.

    Gambar 7. Konfigurasi Pin pada LM78xx

    (Sumber: www.DatasheetCatalog.com)

    Karakteristik dari IC regulator tegangan seri 78xx dapat dilihat pada

    table 12 berikut.

  • 29

    Tabel 12. Karakteristik Regulator Tegangan Seri 78xx

    (Sumber : Fairchild Semiconductor Corporation, 2006)

    D. IC 74LS07

    Komponen ini merupakan keluarga dari IC TTL. Komponen ini

    berisikan 6 buah monolithic hex buffers / driver. IC 74LS07 digunakan dalam

    rangkaian konverter level tegangan 5 VDC 3 VDC untuk antarmuka Ponsel

    dengan mikrokontroler. Bentuk fisik dan konfigurasi pin IC 74LS07 dapat

    dilihat pada gambar 8.

    Gambar 8. Bentuk fisik dan konfigurasi PIN IC 74LS07

    (Sumber : www.DatasheetCatalog.com)

    E. Relay

    Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan

    tersusun oleh saklar, medan elektromagnet (kawat koil), dan poros besi.

    Fungsi dari relay yaitu untuk memutuskan atau menghubungkan suatu

    rangkaian elektronika yang satu dengan rangkaian elektronika yang lainnya

    atau merupakan jenis saklar elektromagnetik.

    Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar 10, coil adalah

    gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis

    saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.

  • 30

    Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open),

    dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara

    sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi

    listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik

    armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

    Gambar 9. Skema relay elektromekanik

    (sumber : http://handyw.files.wordpress.com)

    Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai

    fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam

    symbol :

    1. Rangkaian listrik (hardware)

    2. Program (software)

    Berikut ini simbol yang digunakan :

    Gambar 10. Rangkaian dan simbol logika relay

    (sumber : http://handyw.files.wordpress.com)

  • 31

    Sifat sifat relay :

    a. Impedansi kumparan, biasanya impedansi ditentukan oleh tebal kawat

    yang digunakan serta banyaknya lilitan. Biasanya impedansi berharga 1

    50 K guna memperoleh daya hantar yang baik.

    b. Relay dengan perlawanan kecil memerlukan arus besar sedangkan relay

    dengan perlawanan besar memerlukan arus yang kecil.

    c. Tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan relay.

    d. Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay besarnya sama dengan

    nilai tegangan dikalikan arus.

    e. Banyaknya kontak-kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari

    satu kontak sekaligus tergantung pada kontak dan jenis relay nya. Jarak

    antara kontak-kontak menentukan besarnya tegangan maksimum yang

    diizinkan antara kontak tersebut.

    Gambar 11. Relay yang terdapat di pasaran

    (www.germes-online.com)

  • 32

    F. Transistor

    Transistor digunakan sebagai saklar dalam mengaktifkan relay.

    Transistor mempunyai tiga kaki elektroda, yaitu : Basis, Kolektor, Emitor

    (base, collector and emitter). Pada prinsipnya transistor dibentuk dari bahan

    semikonduktor tipe P dan tipe N. Pada dasarnya ada dua tipe yaitu PNP dan

    NPN, prinsip kerja kedua tipe tersebut sama, hanya perbedaan dalam

    pemberian bias pada transistor tersebut. Jika tipe NPN pemberian bias pada

    kaki basis dengan nilai tegangan positif (+), jika tipe PNP kebalikannya

    pemberian bias pada kaki basis dengan nilai tegangan negatif (-). Jika

    digunakan sebagai saklar (switch), transistor bekerja pada kondisi cut-off dan

    saturasi. Arus masukan transistor adalah arus basis yang membangkitkan arus

    kolektor yang lebih besar. Jika arus basisnya cukup besar, maka pengemudian

    akan sudah mencukupi untuk membangkitkan arus kolektor. Transistor akan

    dapat mengalirkan arus diantara kolektor dan emitor bila pada basis transistor

    tersebut diberikan tegangan yang cukup untuk mengemudikan transistor

    tersebut (minimal 0,3 Volt untuk transistor germanium dan 0,7 Volt untuk

    transistor silicon).

    Perbandingan arus yang mengalir antara arus pada kolektor (Ic) dan

    arus pada basis (Ib) disebut penguatan, yang disingkat hfe yang dirumuskan

    sebagai berikut :

    hfe : Penguatan

    Ic : Arus kolektor

    I b : Arus basis

  • 33

    Pada aplikasinya transistor mempunyai tiga titik kerja yang akan

    menentukan fungsi kerja dari transistor tersebut. Untuk mengoperasikan

    transistor maka terlebih dahulu harus mengetahui daerah kerjanya yaitu :

    1. Daerah Jenuh (saturasi)

    Daerah kerja transistor saat jenuh adalah dalam keadaan dimana

    transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga

    transistor seolah olah short pada hubungan kolektor emitor. Jika basis

    diberi bias aruh maju (forward) sampai pada titik di mana seluruh tegangan

    VCC muncul sebagai drop tegangan pada RL, maka pada keadaan ini dapat

    ditulis :

    IC . RL =VCC

    Dari persamaan :

    VCC=IC . RL + VCE

    VCE = VCC - IC . RL

    Karena : IC . RL =VCC , maka VCC - IC . RL = 0 dan VCE = 0

    Dimana :

    Vcc : Tegangan sumber

    IC : Arus kolektor

    VCE : Tegangan antara kolektor dan emitor

    RL : Beban

    Dengan demikian bila IC diperbesar pada suatu titik di mana seluruh

    tegangan VCC muncul pada beban RL, maka tidak tersisa tegangan pada

    kolektor. Keadaan seperti ini di atas dikatakan kondisi saturasi (jenuh) dari

  • 34

    transistor tersebut. Dan jika transistor dianggap sebagai saklar, maka pada

    kondisi ini dalam keadaan tertutup.

    2. Daerah Aktif

    Pada keadaan ini transistor biasanya digunakan sebagai penguat sinyal.

    transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif karena transistor selalu

    mengalirkan arus dari kolektor ke emitor walaupun tidak dalam proses

    penguatan sinyal. hal ini ditujukan untuk menghasilkan sinyal keluaran yang

    tidak cacat. Daerah aktif terletak antara daerah jenuh (saturasi) dengan daerah

    mati (cut off).

    3. Daerah Mati (Cut off)

    Daerah cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan

    transistor menyumbat pada hubungan kolektor emitor. Daerah cut off sering

    dinamakan sebagai daerah mati Karena transistor tidak dapat mengalirkan arus

    dari kolektor ke emitor sehingga dapat disebut sebagai saklar dalam keadaan

    terbuka. Menurut hukum Khirchof :

    VCC = VCE + VR

    Arus Colector IC mengalir melalui RL dan drop tegangannya adalah

    IC . RL , sehingga :

    VCC=VCE + IC . RL

    Dimana :

    Vcc : Tegangan sumber

    IC : Arus kolektor

    VCE : Tegangan antara kolektor dan emitor

    RL : Beban

  • 35

    Misalkan basis memperoleh bias negatif (reverse) yang sedemikian

    besar, sehingga memutuskan (Cut off) arus pada kolektor, dan untuk keadaan

    ini arus kolektor sama dengan nol (0). Sehingga diperoleh IC . RL = 0,

    sehingga VCC = VCE. Bila transistor tersebut dianggap sebagai saklar, maka

    keadaan sakelar ini dalam keadaan terbuka. Salah satu fungsi transistor adalah

    sebagai saklar yaitu bila bekerja hanya pada dua keadaan yaitu jenuh (saturasi)

    dan mati (cut off). Artinya pengoperasian pada salah satu titik jenuh atau titik

    sumbat. Transistor akan mengalami perubahan kondisi dari menyumbat ke

    jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan menyumbat dapat

    dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan off. sedang dalam keadaan jenuh

    seperti saklar yang sedang on.

    Untuk membuat transistor jenuh (menghantar), maka pada masukan

    basis perlu diberi tegangan. Besarnya tegangan masukan ini harus lebih besar

    dari Vbe (0,3 untuk germanium dan 0,7 untuk silicon), supaya dapat

    mengalirkan arus basis.

    Gambar 12. Sambungan dan Simbol Transistor PNP dan NPN(Sumber : Albert Paul Malvino,1992)

  • 36

    G. Diagram Alir (Flowchart)

    Dalam merancang sebuah program, pembuat program menganggap

    sebuah program rancangannya sudah selesai jika program tersebut telah

    berjalan. Program yang dirancang perlu ditelusuri lagi untuk keperluan

    pengembangan lebih lanjut dari cara kerja program rancangan tersebut.

    Untuk itu, sebuah program yang baik tidak hanya berjalan dengan

    baik saja, namun program tersebut harus dapat ditelusuri kembali dengan

    mudah. Bahkan pembuat program sendiri seringkali menemui kesulitan dalam

    menelusuri program tersebut jika program rancangan itu tidak dirancang

    dengan struktur yang teratur.

    Teknik merancang sebuah program dengan struktur yang baik,

    biasanya diawali dengan pembuatan diagram alir (flowchart). Diagram alir

    digunakan untuk menggambarkan terlebih dahulu mengenai apa yang harus

    dikerjakan sebelum mulai merancang program. Simbol-simbol diagram alir

    ditunjukkan pada tabel 13 berikut.

    Tabel 13. Simbol-Simbol Diagram Alir Menurut Standar ANSI

    No Simbol Contoh Keterangan

    1 Terminal. Simbol ini menyatakan

    awal dan akhir sebuah rangkaian

    perjalanan sebuah sistem.

    2 Process. Simbol ini menyatakan

    adanya sebuah kegiatan pengolahan

    data pada langkah tersebut.

  • 37

    3 Decision. Simbol ini menyatakan

    adanya suatu alternatif (pilihan)

    proses.

    4 Input/Output. Simbol ini digunakan

    untuk adanya proses pembacaan data

    file input, atau melakukan penulisan

    pada file keluaran (output).

    5 Subroutine. Simbol ini menandakan

    akan adanya suatu percabangan rutin

    dimana keluar dari program utama

    untuk memproses isi program pada

    rutin percabangan terlebih dahulu.

    Setelah proses rutin selesai dilakukan

    maka alur program

    akan kembali ke program utama dan

    proses pada program utama

    dilanjutkan kembali.

  • 38

    6 Connector. Simbol ini gunanya adalah

    untuk menyambung suatu rangkaian

    langkah proses. Cara penggunaannya

    dengan membubuhkan suatu tanda

    tertentu yang sama, baik pada saat

    hubungan tadi terputus, atau

    disambungnya.

    (sumber : www.smartdraw.com)

    .

  • 39

    BAB III

    PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RANGKAIAN

    A. Metode Perancangan

    Diagaram blok dari rangkaian sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 dapat

    dilihat pada gambar berikut ini :

    Gambar 13. Blok Diagram Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

    Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan SMS Berbasis

    Mikrokontroler AVR ATMega8535 adalah suatu alat yang akan dipasang

    pada kendaraan bermotor baik sepeda motor atau mobil. Alat ini bertindak

    sebagai pengaman kedua jika kunci utama jebol. Alat ini dibuat untuk lebih

    memudahkan bagi pemilik kendaraan untuk mengetahui keadaan kendaraan

    bermotornya yang sedang diparkir.

    Prinsip kerja dari alat ini yaitu alat ini akan memberikan isyarat

    peringatan kepada pemilik kendaraan bermotor melalui SMS berupa tulisan

    MOTOR BAHAYA, apabila kendaraan dihidupkan tanpa mematikan switch

    rahasia terlebih dahulu. Setelah melakukan pengiriman SMS kepada pemilik

  • 40

    kendaraan, alat ini juga akan mematikan mesin kendaraan, mengaktifkan

    klakson dan menyalakan lampu secara otomatis, sesuai dengan waktu yang

    telah diset pada mikrokontroler. Dengan demikian walaupun pemilik

    kendaraan berada dalam ruangan dan jarak yang jauh akan mengetahui bahwa

    kendaraannya dalam keadaan bahaya dan kemudian si pemilik kendaraan

    dapat menuju ke kendaraannya. Dengan matinya mesin kendaraan pemilik

    dapat mengkap pelaku pencuri kendaraan bermotor, dan dengan diikuti

    bunyinya klakson, maka akan menarik perhatian orang disekitarnya.

    B. Analisis Kebutuhan

    Dalam pembuatan alat Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan

    SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535 terdiri dari dua pokok

    perangkat, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

    Perangkat keras yang dibutuhkan untuk membuat alat pengaman

    kendaraan bermotor melalui SMS terdiri dari beberapa bagian yaitu :

    1. Sebuah Unit Pengolah Data Mikrokontroler ATMega8535,

    2. Antarmuka Mikrokontroler dengan Ponsel,

    3. Rangkaian Konektor Ponsel

    4. Driver Relay.

    5. Modul Power Supply

    Sedangkan untuk perangkat lunaknya menggunakan bahasa

    pemrograman BASCOM AVR.

  • 41

    C. Perancangan Perangkat Keras

    Pada dasarnya perancangan alat ini berdasarkan pada blok diagram di

    di atas (gambar 13) :

    1. Sistem Minimum Mikrokontroler

    Rangkaian mikrokontroler menggunakan sistem minimum, yaitu

    sebuah krisal 11,059200 MHz dan dua buah kapasitor sebesar 22pf.

    Pemakaian osilator kristal 11,059200 MHz dimaksudkan agar baudrate

    yang dihasilkan oleh rangkaian ini adalah 19200, sehingga terjadi

    kesamaan baudrate dengan Ponsel dan mampu menjalin komunikasi

    dengan baik.

    Gambar 14. Rangkaian sistem minimum ATMega8535

    (Sumber : Lingga Wardana : 2006)

    2. Antarmuka Mikrokontroler dengan Ponsel

    Ponsel yang dipakai adalah jenis Siemens M55 yang mempunyai

    baudrate 19200 (http://www.siemens.com : 2007). Dari data karateristik

    Ponsel dan jenis level tegangan yang digunakan, maka dapat dibuat

    hubungan antara pin keluaran M55 dengan mikrokontroler dan sumber

    tegangan sebagai berikut:

  • 42

    1) Pin 2 Ponsel = 0 volt / ground

    2) Pin 4 Ponsel dihubungkan dengan PD.1 (Txd) mikrokontroler

    melalui IC 74LS07

    Lebih jelas hubungan antara Ponsel dengan mikrokontroler

    ditunjukkan pada gambar 15.

    Gambar 15. Rangkaian komunikasi antara Mikrokontroler dengan Ponsel

    3. Rangkaian konektor Ponsel

    Untuk konektor Ponsel siemens M55 dapat dilihat pada gambar 16.

    Tidak semua pin out terhubung ke mikrokontroler, tetapi hanya pin nomor

    2 (Ground), dan 4 (Rx/data in).

    Gambar 16. konektor Siemens M55

    4. Rangkaian Driver Relay

    Dalam rangkaian driver relay ini terdiri dari tiga buah rangkaian

    switching transistor yaitu rangkaian saklar 1, rangkaian saklar 2, dan

    rangkaian saklar 3. Rangkaian saklar 1 berfungsi untuk menegendalikan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

  • 43

    arus yang mengalir ke sistem pengapian. Rangkaian saklar 2 berfungsi

    untuk mengendalikan nyala klakson. Sedangkan rangkaian saklar 3

    berfungsi untuk mengendalikan nyala lampu. Rangkaian dan komponen

    pada saklar 1, 2, dan 3 adalah sama, tetapi untuk masing-masing port

    pengendali ke mikrokontroler dan kondisi relay difungsikan berbeda.

    Saklar 1 terhubung ke Pin no24 (PC.2) dan bekerja Normally Close, Saklar

    2 terhubung ke Pin no25 (PC3) dan bekerja Normally Open , sedangkan

    saklar 3 terhubung ke Pin no26 (PC4) dan bekerja Normally Open. Untuk

    mengontrol rangkaian saklar ini maka mikrokontroler harus mengirimkan

    sinyal pulsa 1 atau 0. Jika mikrokontroler memberikan data sinyal pulsa 0

    maka saklar tidak aktif, dan sebaliknya jika mikrokontroler memberikan

    data sinyal pulsa 1 maka saklar akan aktif.

    Rangkaian saklar 1, 2, dan 3 terdiri dari komponen resistor,

    transistor TIP31, dioda 1N4002 dan relay DC 12 Volt. Resistor pada basis

    berfungsi untuk membatasi arus yang akan masuk ke transistor, sedangkan

    dioda 1N4002 berfungsi untuk menahan tegangan balik dari relay pada

    saat perubahan kondisi dari kondisi aktif ke kondisi tidak aktif. Saat

    transistor TIP31 berada pada kondisi jenuh, tegangan pada kolektor-emitor

    (Vce) mendekati nol. Jika transisitor dalam keadaan jenuh, arus akan

    mengalir menuju relay yang menyebabkan saklar akan tertutup dan alat

    akan terhubung. Untuk rangkaian saklar dapat dilihat pada gambar 17

  • 44

    Gambar 17. Rangakain Saklar 1,2 dan 3

    Sistem pengaman kendaraan ini terdiri dari : rangkaian sistem

    minimum mikrokontroler, rangkaian konektor Ponsel, dan rangkaian

    driver relay.

    5. Rangkaian Power Supply

    Rangkaian pengaman kendaraan bermotor ini membutuhkan

    tegangan 5 volt DC, sehingga rangkaian regulator 5 volt DC diperlukan

    sebagai catudaya. Rangkaian regulator ini berfungsi untuk menurunkan

  • 45

    tegangan aki 12 volt ke 5 volt. Terdapat IC yang berfungsi untuk

    menurunkan tegangan dengan keluaran 5 volt, yaitu IC LM 7805,

    merupakan regulator DC yang cukup stabil. Untuk meratakan tegangan

    output dari LM 7805 maka perlu ditambahkan kapasitor elektrolit sebesar

    100 F/16 volt. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 18.

    Gambar 18. Rangkaian Regulator

    Pada rangkaian di atas, dioda 1N4002 berfungsi sebagai pengaman,

    yaitu untuk menghindari kerusakan pada LM 7805 jika polaritasnya

    terbalik. Dengan pemasangan dioda, ketika terbalik pemasangan antara

    VCC dengan GND maka dioda tidak mengalirkan arus, sehingga akan

    menyelamatkan LM 7805, karena LM 7805 sangat sensitive dengan

    polaritas.

    6. Pembuatan PCB dan Perakitan Komponen

    a. Pembuatan PCB

    Proses pembuatan PCB diawali dengan menggambar tata

    letak komponen menggunakan PCB Wizard 3.50. Kemudian

    gambar yang sudah jadi tersebut dicopy dengan kertas transparan

    atau glosi. Setelah itu gambar rangkaian disablonkan di PCB.

    Proses selanjutnya adalah melarutkan PCB yang telah

    disablon ke dalam cairan pelarut dengan maksud untuk

  • 46

    menghilangkan tembaga yang tidak tersablon gambar rangkaian

    sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan gambar rangkaian.

    b. Perakitan Komponen

    Proses perakitan yang pertama adalah melubangi PCB

    dengan bor PCB sesuai dengan tata letak komponen. Kemudian

    langkah kedua adalah memasang komponen sesuai dengan tata

    letak dan menyolder komponen-komponen yang sudah dipasang

    tersebut.

    7. Rancangan Pembuatan Box

    Rancangan box untuk sistem pengaman kendaraan bermotor

    menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMEGA8535 dapat

    dilihat pada gambar 19.

    .

    Gambar 19. Box Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor

    Kerangka box terbuat dari bahan plastik dengan ketebalan 3 mm.

    Berbentuk balok dengan panjang 12.5 cm, lebar 8.5 cm, dan tinggi 5 cm

    12.5 cm8.5 cm

    5 cm

  • 47

    D. Perancangan Perangkat Lunak

    Perangkat Lunak diperlukan sebagai protokol antara Ponsel dengan

    mikrokontroler. Mikrokontroler dalam proses pengenalan SMS ke Ponsel

    menggunakan protokol PDU (Protocol Data Unit). Artinya mikrokontroler

    harus mengikuti protokol PDU pada device seluler yang digunakan, dalam hal

    ini Siemens M55. Pengiriman pesan atau SMS Submit dari Ponsel server ke

    Ponsel user menggunakan jalur serial (serial port) dari Mikrokontroler.

    Mikrokontroler menyesuaikan baud rate Ponsel, yaitu 19200 bps (bit per

    second).

    Sebelum algoritma, flowchart dan program assembly dari masing-

    masing bagian dibuat, maka terlebih dahulu dibuat program utama. program

    utama menunjukkan proses mikrokontroler secara global. Alur programnya

    dapat dilihat pada gambar 20.

    Gambar 20. Program utama

  • 48

    Gambar 21. Flowchart Program

    E. Rencana Pengujian

    Tujuan dari pengambilan data adalah mengetahui kebenaran rangkaian

    dan untuk mengetahui kinerja dari sistem pengaman kendaraan bermotor

    tersebut. Dari pengambilan data ini diharapkan dapat diketahui cara kerja

    sistem pengaman kendaraan bermotor secara keseluruhan.

    1. Alat dan Bahan

    Multimeter, alat yang akan diuji, adaptor, LED, Stopwatch, dan kabel.

    2. Langkah Pengujian

    Menghubungkan alat pada adaptor dengan tegangan 12 volt, kemudian

    mengukur tegangan keluaran IC regulator dan mengamati jangka waktu

    SMS terkirim sampai ke Ponsel user. Memasukkan data hasil pengamatan

    pada tabel.

  • 49

    3. Perencanaan tabel pengujian

    Pengujian dilakukan pada Power Supply, Rangkaian Driver Relay, dan

    Pengukuran delay

    Tabel 14. Rencana Pengujian Power Supply

    No Input Voltage (Volt) Output Voltage (Volt)

    1 6

    2 9

    3 12

    Tabel 15. Rencana pengamatan Driver Relay

    No INPUT

    OUTPUT

    LED Kondisi Beban

    1 2 3 Mesin Klakson Lampu

    1 5 Volt (High)

    2 0 Volt (Low)

    Tabel 16 Pengukuran delay pengiriman SMS

    No Nomor

    Ponsel server

    Waktu tempuh SMS

    sampai ke Ponsel User

    Keterangan

    (Jenis Provider server)

    1 Indosat M3

    2 Telkomsel

    3 Three

    4 excelcom

    5 Mentari

    Tabel 17. Pengukuran delay Relay

    ProsesMesin Mati

    (Relay1)

    Alarm Aktif

    (Relay2)

    Lampu Nyala

    (Relay3)

    Pengamatan 1

    Pengamatan 2

    Pengamatan 3

    Pengamatan 4

    Pengamatan 5

  • 50

    BAB IV

    PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengujian Alat

    Pada sistem pengaman kendaraan bermotor menggunakan SMS

    berbasis mikrokontroler ATMega8535 ini, dalam pengambilan data dilakukan

    pengukuran pada masing-masing blok dan pengujian sistem secara

    keseluruhan.

    1. Power Supply

    Pada rangkaian power supply terdiri dari dioda sebagai pengaman

    LM7805, IC regulator sebagai penyetabil tegangan, dan kapasitor sebagai

    filter. Rangkaian power supply yang dibuat tersebut menghasilkan

    tegangan +5V. Untuk mendapatkan tegangan yang stabil sesuai yang

    diinginkan digunakan IC regulator. IC LM7805 digunakan untuk

    menghasilkan tegangan sebesar +5V DC.

    Pengamatan dilakukan dengan mengukur tegangan power supply

    melalui multimeter. Pengamatan tersebut menghasilkan tegangan yang

    tidak jauh berbeda dari tegangan keluaran yang diinginkan. Pada bagian

    ini akan diamati tegangan keluaran dari IC regulator LM7805.

    Tabel 18. Pengujian Power Supply

    No Input Voltage (Volt) Output Voltage (Volt)

    1 6 4,8

    2 9 4,8

    3 12 4,8

  • 51

    Berdasarkan hasil pengujian power supply, besarnya tegangan

    keluaran IC LM7805 adalah stabil pada angka 4,8 volt. Idealnya, besar

    tegangan keluaran adalah 5 volt.

    Penyimpangan keluaran sebesar :

    Error = ((5 - 4,8) : 5) x 100% = 4%

    Penyimpangan yang terjadi cukup sedikit dan masih dalam batas

    toleransi, mengingkat masih dalam daerah operasi perangkat lain.

    2. Rangkaian Driver Relay

    Pengujian rangkaian driver relay dilakukan untuk mengetahui

    apakah rangkaian driver relay yang dibuat sudah dapat bekerja dengan

    baik dan sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

    Langkah langkah pengujian :

    a. Memastikan bahwa semua jalur telah tersambung dengan benar dan

    semua komponennya telah terpasang dengan sempurna.

    b. Menyiapkan power supply dengan output tegangan 5 Volt sebagai

    pengganti Output dari Mikrokontroler AVR ATmega8535.

    Ketika power supply yang dihubungkan dengan rangkaian driver

    memiliki keluaran 0 Volt maka LED yang merupakan indikator dari beban

    masih dalam keadaan mati (OFF) dan ketika power supply dinaikkan

    sampai mencapai 5 Volt maka LED akan menyala, yang

    mengindikasikan bahwa beban bekerja (ON).

  • 52

    Tabel 19. Hasil Pengujian Driver Relay

    No INPUT

    OUTPUT

    LED Kondisi Beban

    1 2 3 Mesin Klakson Lampu

    1 5 Volt (High) OFF ON ON OFF ON ON

    2 0 Volt (Low) ON OFF OFF ON OFF OFF

    Berdasarkan Tabel di atas maka dapat dianalisis bahwa ketika

    diberi inputan 0 Volt (logika Low) maka LED 1 ON sehingga

    mengkondisikan relay 1 terhubung dengan mesin. Sedangkan LED 2 dan 3

    OFF sehingga mengkondisikan relay 2 dan 3 tidak terhubung dengan

    klakson dan lampu. Sebaliknya jika diberi inputan 5 Volt (logika High)

    maka LED 1 akan OFF sehingga mengkondisikan relay 1 membuka

    (memutuskan arus ke mesin). Sedangkan LED 2 dan 3 ON sehingga

    mengkondisikan relay 2 dan 3 menutup (menghidupkan klakson dan

    lampu).

    3. Pengukuran delay

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui jangka waktu yang

    dibutuhkan sistem pengaman ini untuk mengirimkan SMS sampai ke

    ponsel user yakni nomor XL (+628783933XXXX). Perhitungan waktu

    tempuh dimulai dari perubahan kondisi sensor sampai SMS masuk ke

    Ponsel user. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui berapa waktu

    yang dibutuhkan relay untuk aktif, apakah sudah sesuai dengan waktu

    yang diharapkan.

  • 53

    Berikut adalah hasil catatan waktu yang diperoleh dengan

    menggunakan stopwatch sebagai penghitungnya :

    Tabel 20 Pengukuran delay pengiriman SMS

    NoNomor

    Ponsel server

    Waktu tempuh SMS

    sampai ke Ponsel User

    Keterangan

    (Jenis Provider server)

    1 +6285729364593 6,2;6,6;6,4 = 6,4 detik Indosat M3

    2 +6285228865174 5,6;5,3;5,8 = 5,6 detik Telkomsel

    3 +628989344313 5,6;5,6;5,8 = 5,7 detik Three

    4 +628179757782 5,5;5,5,5,6 = 5,5 detik XL

    5 +6285878219951 6,8;6,3;6,9 = 6,7 detik Mentari

    6 +6283869419122 7,7;7,9;7,3 = 7,6 detik Axis

    Rata-rata jangka waktu pengiriman SMS sangat tergantung pada

    kualitas perusahaan layanan penyedia jaringan GSM. Berdasarkan data

    dari pengambilan sebanyak tiga kali untuk masing-masing nomor GSM,

    dan setelah dirata-rata, maka jangka waktu paling cepat adalah 5,5 detik.

    Tabel 21 Pengukuran delay Relay

    ProsesMesin Mati

    (Relay1)

    Alarm Aktif

    (Relay2)

    Lampu Nyala

    (Relay3)

    Pengamatan 1 5 detik 35 detik 36 detik

    Pengamatan 2 5 detik 35 detik 36 detik

    Pengamatan 3 5 detik 35 detik 36 detik

    Pengamatan 4 5 detik 35 detik 36 detik

    Pengamatan 5 5 detik 35 detik 36 detik

    Berdasarkan catatan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    alat pengaman kendaraan bermotor ini telah bekerja sesuai dengan yang

    diharapkan.

  • 54

    B. Pembahasan

    1. Perangkat Keras

    Sistem pengaman kendaraan bermotor menggunakan SMS

    berbasis mikrokontroler ATMega8535. Hasil dari perancangan alat ini

    terdiri dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

    Perangkat keras (Hardware) pada alat ini menggunakan beberapa

    komponen yang terdiri dari perangkat input, perangkat pengendali, dan

    perangkat output. Pada perangkat input terdiri dari sensor, dan digunakan

    sebagai masukan ke mikrokontroler. Sedangkan pada bagian output sistem

    terdiri dari antarmuka ponsel, dan rangkaian driver relay yang

    mengendalikan Mesin, lampu dan klakson kendaraan.

    Dalam proses kerjanya, alat ini dijalankan dengan bantuan program

    mikrokontroler yaitu BASCOM AVR. Program mikrokontroler

    mempunyai peranan penting sebagai penggerak sistem kerja alat secara

    keseluruhan.

    Adapun mekanisme kerja dari alat ini yaitu, pada saat

    menghidupkan kendaraan bermotor tanpa mematikan switch rahasia maka

    pind.2 pada mikrokontroler mendapat masukan 0 (low). Kemudian

    mikrokontroler akan memerintahkan sistem pengaman ini untuk

    mengirimkan SMS lewat ponsel server ke ponsel user berupa SMS berupa

    karakter MOTOR BAHAYA.

    Setelah proses pengiriman SMS selesai, 5 detik kemudian portc.2

    akan diberikan logika high yang ditandai dengan aktifnya relay 1 yang

  • 55

    berfungsi untuk memutuskan arus ke mesin yang mengakibatkan mesin

    kendaraan mati. 30 detik kemudian sistem ini memberikan logika high

    pada portc.3 yang ditandai dengan aktifnya relay 2 yang berfungsi untuk

    menghidupkan klakson. 1 detik kemudian portc.4 mendapat logika high

    yang ditandai dengan aktifnya relay 3 yang berfungsi untuk menghidupkan

    lampu.

    2. Perangkat Lunak

    Perangkat lunak digunakan untuk mengendalikan sistem pengaman

    kendaraan menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR

    ATMega8535 adalah bahasa bascom dengan software BascomAVR.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada potongan program di bawah ini :

    1. $regfile = "m8535.dat"

    2. $crystal = 11059200

    Program di atas menjelaskan penggunaan jenis mikrokontroler dan

    kristal yang digunakan. Pada baris 1 menjelaskan jenis mikrokontroler

    yang digunakan yaitu mikrokontroler ATMega8535. Sedangkan baris 2

    menjelaskan pengunaan kristal dengan frekuensi 11059200Hz.

    3. Config Portd.1 = Output

    4. Config Portd.2 = Input

    5. Config Porta = Output

    6. Config Portc.2 = Output

    7. Config Portc.3 = Output

    8. Config Portc.4 = Output

    Program di atas menjelaskan konfigurasi port yang digunakan.

    Konfigurasi baris 3,5,6,7,8 digunakan untuk melakukan konfigurasi

  • 56

    PortD.1, portA, portC.2, portC.3, dan portC.4 sebagai output. Sedangkan

    baris 4 digunakan untuk melakukan konfigurasi PortD.2 sebagai input.

    9. Alarm Alias Portc.410. Lampu Alias Portc.3

    11. Mesin Alias Portc.212. Sensor Alias Pind.2

    Perintah di atas digunakan untuk mengganti nama variabel yang

    telah baku pada mikrokontroler, sehingga dapat mempermudah dalam

    pemrogramannya. Sebagai contoh perintah baris 9 mengganti nama

    variabel pada mikrokontroller, PortC.4 dapat disebut juga dengan Alarm.

    13. reset Alarm

    14. reset Lampu15. reset Mesin16. Set Sensor17. Set Porta.0

    18. Set Porta.1

    19. Set Porta.220. Set Porta.3

    Perintah di atas digunakan untuk memberikan nilai awal pada port

    mikrokontroler. Sebagai contoh pada baris 15 memberikan kondisi awal

    mesin (PortC.2) low atau 0.

    21. Do22. Gosub Cek_switch23. If Kirim = 0 Then

    24. Gosub Kirim_sms

    25. Kirim = 126. Gosub Aktifkan27. End If

    28. Loop

    Program di atas merupakan program utama pada sistem pengaman

    kendaraan bermotor menggunakan SMS. Berdasarkan program di atas cara

    dapat dilihat kerja alat ini yaitu langkah pertama akan cek kondisi switch,

  • 57

    jika switch memenuhi syarat maka akan dilanjutkan dengan perintah kirim

    SMS dan dilanjutkan mengaktifkan relay.

    29. Kirim_sms:30. Porta.3 = 0

    31. Print "AT+CMGS=25" 32. Wait 133. Print

    "0011000D91267838391xxxxx00000CCD27F529050983C

    8603608"; 34. Print Chr(26)35. Porta.3 = 136. Return

    Program di atas merupakan program subrutin untuk mengirimkan

    karakter MOTOR BAHAYA dari mikro ke ponsel server dan

    dilanjutkan ke ponsel user.

    37. Cek_switch:

    38. If Sensor = 0 Then

    39. Kirim = 040. Else41. Kirim = 142. End If

    43. Return

    Program di atas merupakan program subrutin untuk cek kondisi

    sensor apakah mendapat logika 0 atau 1.

    44. Aktifkan:

    45. Wait 5

    46. Porta.0 = 047. Portc.2 = 148. Wait 30

    49. Porta.1 = 0

    50. Portc.3 = 151. Wait 152. Porta.2 = 0

    53. Portc.4 = 154. return

  • 58

    Program di atas merupakan program subrutin untuk mengaktifkan

    relay yang terhubung dengan mesin , klakson, dan lampu.

    55. Hapus:

    56. Wait 1

    57. Print "AT+CMGD=1"

    58. Wait 1

    59. Print "AT+CMGD=2"

    60. Wait 1

    61. Print "AT+CMGD=3"

    62. End

    Program di atas merupakan program subrutin untuk menghapus

    semua pesan yang masuk ke ponsel pada memori simcard nomor 1, 2, 3

  • 59

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Setelah mengamati dan membahas sistem pengaman kendaraan

    bermotor menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMEGA8535

    ini, sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

    diambil beberapa kesimpulan yaitu :

    1. Dalam pembuatan rancang bangun sistem pengaman kendaraan bermotor

    menggunakan SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMEGA8535 terdiri

    dari beberapa rangkaian yaitu:

    a. Sistem minimum mikrokontroler

    b. Antarmuka mikrokontroler dengan Ponsel menggunakan IC74LS07

    c. Rangkaian driver relay

    d. Rangkaian Power supply

    2. Unjuk kerja dari alat sistem pengaman kendaraan bermotor menggunakan

    SMS berbasis mikrokontroler AVR ATMEGA8535 ini telah menunjukan

    hasil sesuai dengan yang diharapkan.Unjuk kerja dari alat ini terdiri dari

    beberapa point yaitu :

    a. Alat ini bekerja dengan baik pada baudrate 19200

    b. Kecepatan pengiriman SMS sangat tergantung pada kualitas layanan

    perusahaan penyedia jaringan GSM. Pemakaian jenis simcard dari

    produk yang sama akan mempunyai nilai tempuh SMS yang relatif

  • 60

    lebih cepat daripada antar perusahaan layanan jaringan GSM yang

    berbeda. Rata-rata waktu tempuh pengiriman SMS adalah 6,25 detik.

    c. Waktu yang dibutuhkan untuk cut mesin kendaraan adalah 5 detik

    setelah sensor aktif. 30 detik kemudian klakson akan berbunyi dan 1

    detik kemudian diikuti dengan lampu kendaraan menyala.

    B. Keterbatasan Alat

    1. Alat ini hanya akan mengirim SMS ke nomor Ponsel yang telah disetting

    pada program, sehingga untuk mengubah nomor tujuan harus

    memprogram ulang.

    2. Alat ini belum ada charger otomatis untuk Ponsel, apabila baterai habis

    harus dicharge di luar sistem.

    3. Alat pengaman ini hanya berupa simulasi, dan belum sempat diujicobakan

    ke kendaraan bermotor.

    C. Saran-Saran

    1. Agar alat ini dapat bekerja lebih maksimal, akan lebih baik ditambahkan

    program visual. Apabila ingin mengganti nomor tujuan tinggal

    menghubungkan ke komputer dan mengisi nomor tujuan,

    2. Untuk mendukung kontinuitas alat, akan lebih baik apabila ditambahkan

    rangkaian charger otomatis.

    3. Untuk kedepannya alangkah lebih baik bila diujicobakan langsung pada

    kendaraan bermotor.

  • 61

    DAFTAR PUSTAKA

    Malvino, A.P. (2004). Prinsip-prinsip Elektronika ( Terjemahan ). Jakarta:

    Salemba Teknika. Buku asli diterbitkan tahun 1999

    Wardhana, Lingga.(2006). Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri

    ATMega8535. Yogyakarta : Andi Offset.

    Wahyudin, Didin.(2006). Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan

    Bahasa Bascom-8052. Yogyakarta: Andi Offset.

    Siswoyo, Rudi.(2006). Rancang Bangun Sistem Otomatisasi Pintu Garasi

    Berbasis Mikrokontroller dengan SMS. Proyek Akhir tidak

    diterbitkan : ITS.

    Suhardi .(2007). Sistem Pengaman Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S52

    Menggunakan Telpon Genggam. Skripsi tidak diterbitkan: UGM.

    www.DatasheetCatalog.com. Diakses pada tanggal 3/3/08, 9.12PM

    www.delta-electronic.com. Diakses pada tanggal 8/07/08, 9.10PM

    www.elektroindonesia.com. Diakses pada tanggal 5/12/08, 8.00PM

    www.germes-online.com. Diakses pada tanggal 4/01/08, 9.00PM

    www.handyw.files.wordpress.com. Diakses pada tanggal 4/01/09, 9.00PM

    www.mcselec.com. Diakses pada tanggal 4/01/09, 8.00PM

    www.mikron123.com. Diakses pada tanggal 5/12/08, 7.00PM

    www.pinouts.ru/CellularPhones-P-W/siemens_c55_pinout.shtml. Diakses pada

    tanggal 28/4/08, 10.00PM

    www.polibatam.ac.id. Diakses pada tanggal 4/01/09, 7.00PM

    www.polong.wordpress.com. Diakses pada tanggal 4/01/09, 7.00PM

    www.siemens.com. Diakses pada tanggal 5/12/08, 8.00PM

    www.smartdraw.com. Diakses pada tanggal 11/2/09, 7.10PM

  • 61

  • Lampiran 3

  • Lampiran 1

    Listing Program Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan SMS Berbasis

    Mikrokontroler AVR ATMega8535.

    ---------------------------------------------------------------------------name : Pengaman Kendaraan menggunakan SMScopyright : (c) 2009,lucky_lasexmicro : Mega8535suited fordemo : yescommercial addon needed : no---------------------------------------------------------------------------

    $regfile = "m8535.dat"

    $crystal = 11059200

    $baud = 19200

    $sim

    Dim Sensor As Bit , Alarm As Bit , Lampu As Bit , Mesin As Bit

    Dim Kirim As Bit

    Dim D0 As Bit , D1 As Byte , D2 As Byte

    Dim D3 As Bit , D4 As Bit , D5 As Bit , D6 As Bit , D7 As Bit

    Config Portd.1 = Output

    Config Portd.2 = Input

    Config Porta = Output

    Config Portc.2 = Output

    Config Portc.3 = Output

    Config Portc.4 = Output

    Alarm Alias Portc.4

    Lampu Alias Portc.3

    Mesin Alias Portc.2

    Sensor Alias Pind.2

    Reset Alarm

    Reset Lampu

    Reset Mesin

    Set Sensor

    Set Porta.0

    Set Porta.1

    Set Porta.2

    Set Porta.3

    Print "AT+CMGD=1"

    Do

    Gosub Cek_switch

    If Kirim = 0 Then

    Gosub Kirim_sms

    Kirim = 1

    Gosub Aktifkan

    Gosub Hapus

    End If

    Loop

  • Lampiran 4

    Cek_switch:

    If Sensor = 0 Then

    Kirim = 0

    Else

    Kirim = 1

    End If

    Return

    Kirim_sms:

    Porta.3 = 0

    Print "AT+CMGS=25"

    Wait 1

    Print"0011000D91267838391xxxxx00000CCD27F529050983C8603608";

    Print Chr(26)

    Porta.3 = 1

    Return

    Aktifkan:

    Wait 5

    Porta.0 = 0

    Portc.2 = 1

    Wait 30

    Porta.1 = 0

    Portc.4 = 1

    Wait 1

    Porta.2 = 0

    Portc.3 = 1

    Return

    Hapus:

    Wait 1

    Print "AT+CMGD=1"

    Wait 1

    Print "AT+CMGD=2"

    Wait 1

    Print "AT+CMGD=3"

    End 'end program

  • Lampiran 3

    Rangkaian Hardware Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535

  • Lampiran 4

    Desain dan Layout PCB Sistem Pengaman Kendaraan Bermotor Menggunakan SMS Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535

  • Lampiran 4

    FUNGSI MASING-MASING BAGIAN

    SPESIFIKASI DAN CARA PENGGUNAAN ALAT

    Tombol Reset

    Port RS232

    Sensor

    Switch ON / OFF

    Fungsi masing-masing bagian :

    Tombol Reset : Mengeset alat pada kondisi awal

    Port RS232 : Penghubung kabel Ponsel

    Sensor : Sebagai inputan untuk mengetahui kondisi

    mesin kendaraan

    Switch ON / OFF : Menghidupkan atau mematikan alat

    - : Terhubung dengan polaritas {-} Aki

    + : Terhubung dengan polaritas {+} Aki

    K-K : Terhubung dengan Klakson

    L-L : Terhubung dengan Lampu

    M-M : Terhubung dengan Mesin

    -+KKLLMM

  • Lampiran 4

    SPESIFIKASI DAN CARA PENGOPERASIAN ALAT