RINGKASAN Penulisan laporan akhir praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya tanaman ubi jalar dan mengetahui perlakuan varietas pada tanaman ubi jalar yang nantinya akan digunakan sebagai bahan penilaian dalam mata kuliah teknologi produksi tanaman. Dalam laporan akhir ini pencarian data dengan menggunakan pengamatan pada tanaman yang telah ditentukan sesuai dengan komoditas yang sudah ditentukan oleh asisten praktikum. Paramater pengamatan tergantung dari komoditas yang dilakukan di lahan masing-masing setiap kelompok. Pengamatan dilakukan pada saat praktikum lapang dilaksanakan dengan memilih 5 sampel pengamatan pada tanaman ubi jalar. Perlakuan yang digunakan pada komoditas ubi jalar adalah perlakuan varietas. Varietas yang dipakai pada penulisan akhir praktikum ini adalah varietas Beta-1 sesuai dengan ketentuan dari asisten praktikum teknologi produksi tanaman.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RINGKASAN
Penulisan laporan akhir praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik
budidaya tanaman ubi jalar dan mengetahui perlakuan varietas pada tanaman ubi jalar
yang nantinya akan digunakan sebagai bahan penilaian dalam mata kuliah teknologi
produksi tanaman.
Dalam laporan akhir ini pencarian data dengan menggunakan pengamatan
pada tanaman yang telah ditentukan sesuai dengan komoditas yang sudah ditentukan
oleh asisten praktikum. Paramater pengamatan tergantung dari komoditas yang
dilakukan di lahan masing-masing setiap kelompok. Pengamatan dilakukan pada saat
praktikum lapang dilaksanakan dengan memilih 5 sampel pengamatan pada tanaman
ubi jalar.
Perlakuan yang digunakan pada komoditas ubi jalar adalah perlakuan varietas.
Varietas yang dipakai pada penulisan akhir praktikum ini adalah varietas Beta-1
sesuai dengan ketentuan dari asisten praktikum teknologi produksi tanaman.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkah yang telah diberikan kepada kami. Terima kasih kasih kepada asisten
praktikum lapang dan praktikum ruang atas bimbingannya selama penelitian.
Kelompok U3 telah menyelesaikan tugas akhir praktikum tentang teknologi
produksi tanaman pada komoditas ubi jalar. Hasil yang kami sajikan dalam laporan
akhir praktikum. Harapan terhadap laporan ini dapat menjadi sumber bagi mahasiswa
fakultas pertanian mengenai teknologi produksi tanaman pada komoditas ubi jalar.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan akhir
praktikum ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
sifatnya membangun tetap dinantikan demi kesempurnaan laporan akhir praktikum
ini.
Malang, 10 November 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Produksi Tanaman Ubi Jalar di Indonesia.....................................................3
2.2 Botani Tanaman Ubi Jalar...............................................................................5
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Ubi Jalar.............................................................6
2.4 Perlakuan Varietas Pada Tanaman Ubi Jalar..............................................21
III. BAHAN DAN METODE.................................................................................23
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................23
3.3 Cara Kerja..........................................................................................................24
Table 1. luas Panen,Produksi, dan Produktivitas Ubi Jalar di Indonesia...........3
Table 2. Provindi dan kabupaten sentra produksi ubi jalar Di IndonesiaTable 3. Panjang Sulur Ubi Jalar................................................................32
Table 4. Jumlah Daun Ubi Jalar.................................................................33
Table 5. Jumlah Bunga Ubi Jalar................................................................35
Table 6. Intensitas Serangan Penyakit..........................................................36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ubi Jalar......................................................................................................5
Gambar 2. Manfaat Ubi Jalar sebagai bahan makanan................................................7
Gambar 3. Pola Tanam Ubi Jalar................................................................................11
Gambar 4. Hama Boleng atau Lanas..........................................................................15
Gambar 5. Hama Tikus...............................................................................................16
Gambar 6. Penyakit kudis pada ubi jalar....................................................................17
Gambar 7. Penyakit Layu Fusarium...........................................................................17
Gambar 8. Yellow Dwarf...........................................................................................18
Dari hasil pengamatan semua varietas yang diamati tidak ada intensitas penyakit yang terdapat pada masing-masing varietas. Berikut tabel intensitas dari semua varietas yang diamati dapat dilihat pada tabel 6
35
Tabel 6. Intensitas Serangan Penyakit
Varietas Skoring
0 1 2 3 4
Beta-1 3 0 0 0 0
beta-2 4 0 0 0 0
Papua
Salossa
4 0 0 0 0
Antin-2 4 0 0 0 0
Grafik Daun Tanaman Ubi Jalar yang Terkena Penyakit
Nama Ilmiah : Valanga nigricornis / Nama Lokal : Belalang Kayu
<5 Orthoptera Hama
2. Dokumentasi:
Gambar Literatur:
Nama Ilmiah : Lycosa spNama Lokal : Laba - laba
<5 Araneceae Musuh alami
37
3. Dokumentasi :
Gambar Literatur :
Nama Ilmiah : Menochilus sexmaculatus Nama Lokal : Kumbang kubah spot M
< 5 Coleoptera Musuh alami
38
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sulur Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan ubi jalar varietas beta 1 selama 49 HST
didapatkan hasil bahwa sulur tanaman bertambah setiap minggunya. Pertambahan
sulur tanaman pada ubi jalar varietas beta 1 memiliki rata-rata 20,6 – 72 cm hal ini
dapat disebabkan oleh faktor dari lingkungan dan juga faktor dari genotipe varietas
ubi jalar sendiri. Faktor lainnya juga dapat disebabkan oleh budidaya yang dilakukan
pada ubi jalar varietas beta 1. Perawatan dan pemberian yang salah satunya adalah
pemberian pupuk N,P,K namun pupuk yang berpengaruh pada terhadap parameter
pengamatan sulur tanaman adalah KCl yang diberikan saat melakukan penanaman
dan perawatan ubi jalar varietas beta 1.
Untuk varietas papua solossa memiliki pertumbuhan tanaman yang lebih
tinggi dibandingkan dengan ubi jalar varietas beta 1, pertumbuhan rerata ubi jalar
varietas papua salosa adalah berkisar antara 26 cm – 161 cm. Salah satu faktor yang
mendukung pertumbuhan sulur yaitu ketinggian tempat yang dijadikan lahan
penanaman ubi jalar yang merupakan dataran rendah.Pada ubi jalar varietas beta 2
juga terjadi penambahan sulur tanaman yang terus meningkat tiap pengamatan
mingguan. Pertumbuhan rerata pada ubi jalar varietas beta 2 berkisar antara 16 cm –
57 cm.
Pada ubi jalar varietas antin 1 mengalami penambahan sulur tanaman yang
tidak terlalu jauh selisihnya, pertumbuhan rerata pada ubi jalar varietas antin 1
berkisar antara 6,6 – 23,8 cm dengan selisih pertumbuhan tiap minggu berkisar antara
2 cm – 30 cm pada setiap tanaman.
39
Menurut Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) mengatakan bahwa
penambahan pupuk Kalium juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
sulurtanaman. Karena kalium memiliki fungsi menaikkan pertumbuhan jaringan
meristem, memperkuat tegaknya batang sehingga tidak roboh.
4.2.2 Jumlah Daun Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan ubi jalar selama 7 minggu didapatkan hasil
bahwa masing-masing sampel varietas ubi jalar beta 1 memiliki perkembangan secara
terus menerus, dapat diketahui melalui pertambahan jumlah daun yang terus
menambah setiap minggunya. Berdasarkan hasil pengamaltan diketahui bahwa
pertambahan jumlah daun tiap minggu nya tidaklah sedikit, pertambahan daun tiap
minggu diketahui diantara 5-20 daun. Hal ini dapat disebabkan oleh salah satu faktor
yaitu penambahan pupuk Nitrogen yang telah diberikan selama perawatan dan juga
pengaruh dari faktor genotipe dimana ubi jalar varietas beta 1 dapat beradaptasi di
lingkungan tanah yang kering maupun basah.
Untuk ubi jalar varietas beta 2 memiliki perkembangan jumlah daun yang
lebih unggul dibandingkan dengan ubi jalar varietas beta 1, dapat dilihat berdasarkan
pertambahan daun tiap daunnya adalah 3-30 daun. Pertambahan daun ini berbeda
dengan varietas ubi jalar beta 1 yang memiliki pertambahan daun tiap minggu
diantara 5-20 daun, hal ini dikarenakan interaksi antara ubi jalar varietas beta 1 dan
papua solossa berbeda tergantung berdasarkan faktor internal dari masing-masing
varietas dengan lingkungannya.
Pada jumlah daun varietas ubi jalar papua salosa didapatkan juga terdapat
pertambahan jumlah daun yang terus bertambah setiap minggu pada pengamatan.
Pertambahan jumlah daun tiap minggunya adalah antara 3-80 daun.
Pertambahan jumlah daun ubi jalar varietas antin 1 didapatkan bahwa terdapat
pertambahan jumlah daun yang terus bertambah namun, berbeda dengan ubi jalar
40
varietas lainnya, pertambahan ubi jalar varietas antin 1 memiliki pertambahan yang
cukup sedikit yaitu antara 1-15 daun tiap minggunya.
Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) menyatakan bahwa penambahan
pupuk Nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif, menyehatkan hijau daun,
meningkatkan kadar protein dalam tanaman, meningkatkan kualitas tanaman yang
menghasilkan daun.
4.2.3 Jumlah Bunga Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan ubi jalar varietas beta 1 selama 49 hari,
tanaman sampel 1 sampai sampel 5 belum mengalami pembungaan sampai pada 49
HST. Hal ini dapat dikarenakan tanaman ubi jalar belum memasuki masa
pembentukan bunga.. Sementara pengamatan yang dilakukan hanya berkisar 1,3
bulan sehingga diperkirakan bahwa ubi jalar belum memasuki masa pembentukan
bunga.
Untuk ubi jalar varietas beta 2, antin 1 dan papua solossa tidak terlihat juga
terdapat bunga yang tumbuh di sekitar lahan ubi jalar. Hal ini disebabkan pengamatan
yang dilakukan masih awal yaitu 1,3 bulan sementara umur untuk ubi jalar lebih lama
dan diperkirakan belum memasuki masa pembentukan bunga.
Menurut Kementrian Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian (2015) dijelaskan bahwa umur ubi jalar varietas
memiliki umur yang berbeda-beda tergantung berdasarkan jenis varietasnya masing-
masing.
4.2.4 Intensitas Serangan Penyakit
Dari hasil pengamatan kami pada komoditas ubi jalar varietas papua salossa,
varietas antin 2, varietas beta 1 dan varietas beta 2. Ditemukan penyakit pada varietas
41
papua salossa dan varietas antin 2 yakni penyakit layu fusarium . Sedangkan pada
varietas beta-1 dan varietas beta 2 tidak ditemukan penyakit.
Menurut Najiyati (2008) menyatakan bahwa varietas beta-1 dan varietas beta 2
merupakan varietas yang agak tahan penyakit layu fusarium. Kedua varietas ini akan
mudah terserang penyakit layu fusarium apabila kondisi lingkungan seperti suhu dan
kelembaban mendukung untuk pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum f. batatas
penyebab penyakit layu fusarium. Pada pengamatan yang dilakukan di lahan tidak
ditemukan penyakit ini. Hal ini disebabkan karena setiap satu minggu sekali diadakan
perawatan dan pembersihan gulma pada komoditas ubi jalar sehingga penyakit yang
biasanya menyerang pada komoditas ubi jalar bisa diantisipasi dengan perawatan dan
pembersihan gulma.
Menurut Chandria, W (2009) menyatakan bahwa varietas papua salossa dan varietas
antin 2 merupakan varietas yang varietas yang tahan penyakit layu fusarium . Akan
tetapi pada pengamatan di lahan ditemukan penyakit layu fusarium pada kedua
varietas tersebut . Hal ini disebabkan karena karena varietas papua salossa dan
varietas antin 2 merupakan varietas yang hidup di daerah dataran tinggi. Lahan
praktikum di Ngijo termasuk dataran rendah dengan ketinggian 600 mdpl dan
merupakan daerah kering maka dari itu tanaman ubi jalar menjadi kekurangan air dan
terserang penyakit layu fusarium.
4.2.5 Keragaman Serangga
Dari hasil pengamatan di komoditas ubi jalar di lahan varietas beta-1,
ditemukan 3 spesimen serangga yaitu belalang kayu, laba – laba dan kumbang kubah
spot. Serangga yang ditemukan pada tanaman ubi jalar jumlahnya sedikit. Akan
tetapi jumlah daun yang lubang – lubang atau sisa gigitan serangga jumlahnya
sebanyak kurang lebih 150 daun.
Menurut Rosmarkam (2002) menyatakan bahwa belalang kayu merupakan
salah satu faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman salah
42
satunya tanaman ubi jalar. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk
kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam
waktu yang singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang
berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Pada pengamatan di lahan, ditemukan kerusakan yang ditimbulkan olah hama
belalang kayu. Namun pada saat dilapang hanya ditemukan satu belalang kayu saja.
Kumbang kubah spot M ini merupakan musuh alami yang membantu dalam
memberantas hama. Populasi yang ditemukan pada komoditas ubi jalar jumlahnya
lumayan sedikit. Serangga yang ditemukan lainnya adalah laba – laba yang berperan
sebagai musuh alami. Dengan adanya musuh alami ini keberadaannya cukup
membantu dalam mengatasi serangan hama.
4.2.6 Pembahasan Umum
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa perlakuan
pada ubi jalar dapat berpengaruh terhadapsetiap paramater pengamatan diantaranya
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, intensitas serangan penyakit serta
keragaman serangga. Perlakuan pada ubi jalar ialah penggunaan varietas , diantaranya
varietas papua salossa, varietas antin-2, varietas beta-1 dan varietas beta-2. Setiap
varietas memiliki perbedaannya masing-masing, adanya perbedaan varietas ubi jalar
antara satu dengan yang lainnya dapat dilihat dari bentuk daun, panjang sulur, warna
bunga dan kedalaman perakaran. Menurut Huaman, (2001) menyatakan bahwa
ketahanan umbi terhadap hama dan penyakit pun juga akan berbeda antara varietas
yang satu dengan varietas yang lain.
Dalam pengamatan sulur tanaman, jumlah daun dan jumlah bunga pada
komoditas dengan varietas berbeda didapatkan bahwa setiap varietas mengalami
perkembangan setiap minggunya. Namun perbedaan perkembangan masing-masing
varietas ubi jalar tergantung berdasarkan dari faktor genotipe tipe varietas ubi jalar,
ada yang mengalami perkembangan dengan pertambahan selisih yang sangat banyak
namun ada juga yang mengalami perkembangan dengan pertambahan yang selisihnya
43
sediki-sedikit. Namun untuk pengamatan bunga pada tiap varietas didapatkan bahwa
semua varietas ubi jalar yang ditanam belum terdapat bunga. Menurut Haslet et al
(2008) mengatakan bahwa pembungaan pada tanaman ubi jalar yang biasanya terjadi
di umur tanaman 3-6 bulan dan sangat bergantung pada genotipe serta lingkungan
tumbuh.
Pada komoditas ubi jalar dengan berbagai varietas menunjukkan adanya
perbedaan tingkat intensitas serangan penyakit. Menurut Huaman (2001) menyatakan
bahwa sifat ketahanan terhadap penyakit pada varietas papua salossa sebesar 65%,
varietas antin-2 sebesar 60%, varietas beta-1 sebesar 45 % dan varietas beta-2 sebesar
42%. Akan pada pengamatan di lahan, varietas papua salossa dan varietas antin 2
terserang penyakit sedangkan varietas beta-1 dan varietas beta-2 tidak terserang
penyakit. Hal ini membuktikan lokasi penanaman sangat mempengaruhi untuk terjadi
serangan penyakit. Jadi pertumbuhan paling tinggi adalah varietas beta-2
dibandingkan dengan varietas yang lain.
44
5. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan melalui perlakuan ubi jalar
dengan varietas yang berbeda didapatkan bahwa terjadi perbedaan pertumbuhan
dan perkembangan dari masing-masing varietas. Perbedaan hasil tersebut
didapatkan berdasarkan faktor lingkungan dan faktor genotipe dari masing-
masing varietas. Salah satunya adalah pemberian pupuk Kalium dan Nitrogen
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sulur dan daun tanaman. Selain itu,
perlakuan pemberian agen hayati, dan pupuk baik organik maupun anorganik
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ubi jalar. Sifat ketahanan tanaman
terhadap hama dan penyakit juga harus diperhatikan. Penanaman varietas tertentu
harus melihat kondisi lingkungan apabila suatu varietas tertentu ditanam pada
kondisi lingkungan pada dataran rendah akan tetapi karakteristik sifat ketahanan
dari varietas tersebut akan menurun yang mengakibatkan varietas tersebut mudah
terserang hama dan penyakit. Varietas yang paling tinggi pertumbuhannya
dibandingkan dengan varietas yang lain adalah varietas Beta-2 dengan tingkat
intensitas hama dan penyakit yang paling rendah.
45
DAFTAR PUSTAKA
Antarlina, SS. 2005. Teknologi Pengolahan Tepung Kompusit Terigu-Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Industri Pangan.Jakarta: PR & Communication Dept. PT ISM Bogasari Flour Mills, Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik Bogasari Nugraha 1998-2001 hal. 105-118
Barat, D. P. 2008. Laporan tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat tahun 2007. Bandung: Pemda Bandung.
Damardjati, D. dan Widowati. 2001. Pemanfaatan ubi jalar dalam program diversifikasi guna mensukseskan swasembada pangan. Malang: Risalah Seminar Penerapan Teknologi Produksi dan Pascapanen Ubi jalar Mendukung Agroindustri. Balittan Malang.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat. 2008. Laporan tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat tahun 2007. Bandung.
Hafsah, M. 2004. Prospek Bisnis Ubi jalar. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Najiyati, S. 1998. Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.
BIBLIOGRAPHY Barat, D. P. 2008. Laporan tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat tahun 2007. Bandung: Pemda Bandung.
Damardjati, D. d. (2001). Pemanfaatan ubi jalar dalam program diversifikasi guna mensukseskan swasembada pangan. Malang: Risalah Seminar Penerapan Teknologi Produksi dan Pascapanen Ubi jalar Mendukung Agroindustri. Balittan Malang.
Hafsah, M. 2004. Prospek Bisnis Ubi jalar. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Najiyati, S. 1998. Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.
46
Rukmana, R. 2001. Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.
Rukmana, R. 2001. Usaha Tani Ubi Jalar. Yogyakarta: Kanisius.
Wanamarta, G. 2003. Produksi dan Kadar Protein Umbi 5 Varietas Ubi Jalar pada Tingkat Pemupukan NPK. Jakarta: Departemen Agronomi Fakultas Pertanian Institute Atlanta.
Woolfe, J. 2001. An Untapped Food Resource. New York: Cambridge University Press.
Zuraida, N. d. 2001. Usahatani Ubi Jalar Sebagai Bahan Pangan Alternatif Dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buletin AgroBio , 4 (1) : 13-23.