ACARA II IDENTIFIKASI BENIH DAN KECAMBAH ABSTRAKSI Praktikum Teknologi Benih acara II yang berjudul Identifikasi Benih dan Kecambah dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Maret 2014, di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi benih berdasar atas sifat - sifat fisik, bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm, serta warna dan bentuk kecambahnya. Adapun alat - alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: scalpel, pinset, magnifier, bak perkecambahan, pasir, dan kertas filter. Sedangkan bahan - bahan yang digunakan antara lain : biji padi, jagung, kedelai, mentimun, bengkoang, selada, sorghum, caisim, buncis, kecipir, bayam, kangkung, kacang hijau, wortel, terung, gambas, semangka, pare, cabe, kacang Panjang, dan gandum. Pada praktikum ini akan diamati sifat fisik benih, bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm, warna dan bentuk kecambah benih. Benih antara yang satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda - beda. Benih dikotil memiliki cadangan makanan berupa kotiledon dan tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal. Sedangkan benih monokotilccadangan makanannya berupa endosperm dan tipe perkecambahannya adalah tipe hipogeal. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Identifikasi benih atau biji sangat berperan dalam program pengujian kualitas benih. Morfologi benih atau bjji relatif tetap dapat dijadikan pegangan dalam melakukan identifikasi benih atau biji. Salah satu definisi biji secara botani adalah ovule yang masak yang terdiri dari embrio, integument dan endosperm. Beberapa biji dilengkapi dengan pericarp misalnya pada chenes,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ACARA II
IDENTIFIKASI BENIH DAN KECAMBAH
ABSTRAKSI
Praktikum Teknologi Benih acara II yang berjudul Identifikasi Benih dan Kecambah dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Maret 2014, di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi benih berdasar atas sifat - sifat fisik, bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm, serta warna dan bentuk kecambahnya. Adapun alat - alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: scalpel, pinset, magnifier, bak perkecambahan, pasir, dan kertas filter. Sedangkan bahan - bahan yang digunakan antara lain : biji padi, jagung, kedelai, mentimun, bengkoang, selada, sorghum, caisim, buncis, kecipir, bayam, kangkung, kacang hijau, wortel, terung, gambas, semangka, pare, cabe, kacang Panjang, dan gandum. Pada praktikum ini akan diamati sifat fisik benih, bentuk, warna, ukuran, permukaan kulit, embrio, endosperm, warna dan bentuk kecambah benih. Benih antara yang satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda - beda. Benih dikotil memiliki cadangan makanan berupa kotiledon dan tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal. Sedangkan benih monokotilccadangan makanannya berupa endosperm dan tipe perkecambahannya adalah tipe hipogeal.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identifikasi benih atau biji sangat berperan dalam program pengujian kualitas benih.
Morfologi benih atau bjji relatif tetap dapat dijadikan pegangan dalam melakukan identifikasi
benih atau biji.
Salah satu definisi biji secara botani adalah ovule yang masak yang terdiri dari
embrio, integument dan endosperm. Beberapa biji dilengkapi dengan pericarp misalnya pada
chenes, cryopsis dan lemma / palea pada rerumputan. Seed unit adalah istilah yang digunakan
untuk menyebutkan biji-biji yang sebenarnya adalah buah misalnya pada serealia dan
rerumputan. Seed unit ada pada padi, jagung, gandum dan biji-biji rerumputan makanan
ternak.
Di Negara-negara yang sudah maju, usaha untuk meningkatkan mutu benih melalui
prossesing benih yang dapat memisahkan biji dan kotoran benih berdasarkan perbedaan
warna, ukuran, permukaan dan berat jenis benih yang telah dilaksanakan. Namun dalam
kelompok benih masih sering ditemukan biji-biji yang tidak dikehendaki, yang lolos sewaktu
prosesing. Biji-biji yang lolos ini hampir serupa dengan benih murni, sehingga analis benih
yang berpengalaman yang dapat membedakannya.
B. Tujuan
Mengidentifikasi biji berdasarkan atas sifat-sifat fisik, bentuk, warna, ukuran, permukaan
kulit, embrio, endosperm serta warna dan bentuk kecambahnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman
yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman (Nasrudin, 2009).
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: a)Benih utuh, artinya tidak
luka atau tidak cacat. b) Benih harus bebas hama dan penyakit. c) Benih harus murni, artinya
tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran. d) Benih diambil
dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. e) Mempunyai daya kecambah 80%. f) Benih
yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air (Sadjad, 1977).
Memahami struktur benih, dan asal genetik benih sangatlah penting untuk
Copeland, L. O. and M. B. McDonald. 1999. Seed Science and Technology. Kluwer Academic Publishers, United States of America.
Edysofyadi. 2011. Aspek budidaya, prospek, kendala, dan solusi pengembangan sorgum di Indonesia. http://edysof.wordpress.com/2011/04/21/aspek-budidaya-prospek-kendala-dan-solusi-pengembangan-sorgum-di-indonesia/. Diakses 14 April 2014.
Eng-Chong Pua and M. R. Davey. 2010. Plant Developmental Biology-Biotechnological Perspective. Springer, New York.
Gardner, F. B., R. B. Pearce dan R. L Mitchell. 1991. P hysiology of Crop P lant (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa : H. Susilo). UI Press, Jakarta.
Malik, C.. 2011. Karakterisasi galur murni mutan gandum (Tritichum aestivum L.) pada daerah dataran rendah tropis. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi.
Nasrudin. 2009. Pengertian benih. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/pengertian-benih.html. diakses 25 Maret 2014.
Purwono dan R. Hartono. 2005. Kacang Hijau. Penebar Swadaya, Depok.
Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. World Vegetables: Principles, Production and Nutritive Values (Sayuran Dunia 1 : Prinsip, Produksi, dan Gizi; alih bahasa C. Herison). ITB Press, Bandung.
Sadjad, S. 1977 Policy Produksi Benih Berkualitas Tinggi untuk Menunjang Produksi Pangan. Proc. Kursus Singkat Pengujian Benih. IPB, Bogor.
Sastrapradja, S. 1977. Sayur-Sayuran. Lembaga Biologi Nasional – LIPI, Bogor.
Sayektiningsih, T. dan M. K. Ningsih. 2009. Proses perkecambahan buah/benih vatica pauciflora (Korth.) Blume dari pohon induk di Hutan Lindung Sungai Wain, kalimantan Timur. Mitra Hutan Tanaman. 3:114-115.
Steenis, CGGJ Van. 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Umiatun. 2011. Budidaya kecipir. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-kecipir-1625. Diakses 14 April 2014.
Wirawan, B. dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Zukhri, M., L. Utari, B. I. Isnawan. 2002. Penampilan sifat agronomi kedelai introduksi varietas edamame dengan inokulasi legin pada tanah steril dan non steril. Agr UMY 10 : 1-13.