Top Banner
180

LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

Mar 07, 2019

Download

Documents

truonghanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program
Page 2: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

2008

Penanggung Jawab : Tahlim Sudaryanto (Director)

Tim Penyusun : Handewi P. Saliem (Chief Editor)

Sekretaris : Erma Suryani (Secretary to the Editor)

Anggota : Beny Rachman

(Editor Members) Rudy S. Rivai

Yuni Marisa Supena Friyatno

Iwan Setiajie. A Agus Subekti Wahida Yana Supriyatna Herlina Tarigan Nur Khoiriyah Agustin

Consulting Editor : Sahat M. Pasaribu

PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN INDONESIAN CENTER FOR AGRICULTURE SOCIO ECONOMIC AND POLICY STUDIES

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INDONESIAN AGENCY FOR AGRICULTURAL RESEARCH AND DEVELOPMENT

DEPARTEMEN PERTANIAN MINISTRY OF AGRICULTURE

2009

Page 3: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program
Page 4: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

i

KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban sebagai Institusi pemerintahan negara dalam

melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsi pokok (tupoksi) yang diembannya, yaitu mengembangkan kemampuan dalam

mengantisipasi berbagai permasalahan sosial ekonomi pertanian di

tingkat pedesaan, wilayah, nasional, kawasan, dan internasional,

sekaligus menganalisisnya dalam rangka menghasilkan kebijakan.

Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan

oleh Bagian Tata Usaha, Bidang Program dan Evaluasi, dan Bidang

Pelayanan dan Pendayagunaan Hasil Analisis pada tahun anggaran 2008. Materi pokok yang disajikan dalam laporan ini meliputi organisasi

PSEKP, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana penelitian, program,

pendayagunaan hasil analisis dengan publikasi, dan kerja sama penelitian, serta monitoring dan evaluasi. Khusus untuk kegiatan

penelitian, disajikan sinopsis hasil-hasil kegiatan penelitian yang telah

dilakukan PSEKP pada tahun 2008.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu secara

langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini

disampaikan terima kasih. Semoga laporan ini memberikan manfaat dan

berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi perbaikan di masa-masa mendatang.

Bogor, Desember 2008

Kepala Pusat,

Dr. Tahlim Sudaryanto NIP. 19541120.197902.1.001

Page 5: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

ii

PREFACE

This report is published annually to meet the obligation of the

government institution to expose their activities according to its mandate.

The ICASEPS‟ mandate covers the anticipation of various issues in socio-economic aspect of agriculture at the rural, regional, national, and global

levels as well as its analysis to propose policy options to respond to such

problems.

This Annual Report consists of activities conducted by the Center in 2008 by Office Management Division, Program and Evaluation Division,

and Research Results Utilization and Research Services Division. The

report covers information on the organization, human resources, research facilities, programs, research results utilization, research collaboration,

and monitoring and evaluation. Synopsis of the research activities during

2008 is also presented.

Finally, we would like to extend our appreciation to all parties who

participate in the preparation of this report. We hope that this report

could provide useful information the readers. Criticisms and suggestions for future improvement of this report are most welcome.

Bogor, December 2009

Director,

Prof.Dr. Tahlim Sudaryanto NIP.19541120.197902.1.001

Page 6: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................... iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN xi

I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Visi dan Misi 3

1.3. Tupoksi, Sasaran, dan Struktur Organisasi 3 1.4. Sasaran Kelompok Pengguna Hasil Penelitian 7

II. SUMBERDAYA MANUSIA 9

III. SARANA DAN PRASARANA 17 3.1. Anggaran

3.2. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

17

19

3.3. Barang – Barang Bergerak 19

IV. PROGRAM 23

4.1. Tujuan Kegiatan 23

4.2. Luaran 23

4.3. Perencanaan Kegiatan Penelitian 25 4.4. Perencanaan Penelitian Tahun Anggaran 2009 31

V. SINOPSIS 16

A. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari DIPA TA. 2008

16

5.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian:

Respon Isu Aktual

16 5.2. Konsorsium Penelitian: Karakteristik Sosial

Ekonomi Petani pada Berbagai Tipe

Agroekosistem

17

5.3. Panel Petani Nasional (PATANAS): Analisis

Indikator Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

20

5.4. Peningkatan Kapasitas Adaptasi Petani di

Daerah Marginal Terhadap Perubahan Iklim

21 5.5. Pendampingan dan Koordinasi Pelaksanaan

Program PRIMATANI

23

5.6. Respon Usahatani Skala Kecil Terhadap Liberalisasi Perdagangan

24

5.7. Pengembangan Kelembagaan Partnership Dalam

Pemasaran Komoditas Pertanian

26

Page 7: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

iv

TABLE OF CONTENTS

Halaman

INTRODUCTION ii

TABLE OF CONTENTS iv

LIST OF TABLE viii

LIST OF FIGURE x

LIST OF APPENDICES xii

I. INTRODUCTION 2 1.1. Background 2

1.2. Vision and Mission 4

1.3. Mandate, Target, and Organization 4 1.4. User of Research Results 8

II. HUMAN RESOURCES 10

III. RESEARCH FACILITIES 18 3.1. Budget

3.2. Land and Building

18

20

3.3. Other Assets 20

IV. PROGRAM 24

4.1. Objectives 24

4.2. Output 24

4.3. Planning of Research Activities 26 4.4. Planning of 2009 Research Activities 32

V. SYNOPSIS OF RESEARCH RESULTS 16

A. Government-Funded Research (DIPA TA 2008) 16

5.1. Policy Analysis on Agricultural Development:

Response to Current Issues

16 5.2. Research Consortium: Farmer‟s Socio-economic

Characteristics in Various Agro-ecosystems

17

5.3. National Panel of Farmers (PATANAS): Analysis on Agricultural and Rural Development

Indicators

20

5.4. Capacity Building of Farmer‟s Adaptation on Climate Change in Marginal Region

21

5.5. Facilitation and Coordination of Prima Tani

Program

23 5.6. Response of Small Farmers to Trade

Liberalization

24

5.7. Developing Partnership in the Marketing of

Agricultural Commodities

26

Page 8: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

v

B. Hasil Penelitian Kerjasama Penelitian PSE-KP

Dengan Lembaga Riset Lain

27 5.8. Rice Value Chain in Nanggroe Aceh Darussalam 27

5.9. Assessment of Horticulture Seed Industry 29

5.10. Tobacco Cultivation and Alternate Crops in Indonesia

30

5.11. Evaluasi Dampak Pengembangan Prasarana

Perdesaan (P2D) terhadap Kesejahteraan

Masyarakat

31

5.12. Livelihood and Gender Impact of Rapid

Changes to Biosecurity Policy in The Jakarta

Area and LessonLearned for Future Approaches in Urban Areas

31

VI. PENDAYAGUNAAN HASIL ANALISIS DAN KERJASAMA

PENELITIAN

33 6.1. Publikasi Hasil - Hasil Penelitian 33

6.2. Komunikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian 40

6.3. Kerjasama Penelitian 46

VII. EVALUASI DAN PELAPORAN

7.1. Ruang Lingkup 51

7.2. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi TA. 2008 51

7.2.1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian 52 7.2.2. Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Penelitian 56

VIII. PENUTUP 80

LAMPIRAN 81

Page 9: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

vi

B. Research Collaboration 27

5.8. The Meulaboh-Aceh Barat Rice Value Chain 27

5.9. Assessment of Horticulture Seed Industry 29 5.10. Case Study on Tobacco Farms and Alternate

Crops

30

5.11. Evaluation on the Impact of Rural Infrastructure Development (P2D) to

Community Welfare

31

5.12. Livelihood and Gender Impact of Rapid

Changes to Bio-security Policy in the Jakarta Area and Lesson Learned for Future

Approaches in Urban Areas

31

VI. RESEARCH RESULTS UTILIZATION AND RESEARCH COLLABORATION

33

6.1. Publication 33

6.2. Communication and Documentation 40 6.3. Research Collaboration 46

VII. RESEACRCH EVALUATION AND REPORTING

7.1. Coverage 51 7.2. Implementation of Monitoring and Evaluation in

2008

51

7.2.1. Monitoring and Evaluation of Research

Activities

52

7.2.2. Monitoring and Evaluation of Research

Services

56

VIII. CLOSING REMARKS 80

APPENDICES 81

Page 10: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

vii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

4.1. Judul – Judul Proposal Penelitian TA. 2009 31

6.1. Judul dan Penulis Naskah JAE, Tahun 2008 33

6.2. Judul dan Penulis Naskah FAE, Tahun 2008 34

6.3. Judul dan Penulis Naskah AKP, Tahun 2008 35

6.4. Judul dan Penulis Naskah WP, Tahun 2008 36

6.5. Judul dan Penulis Naskah Prosiding, Tahun 2008 37

6.6. Daftar isi Terbitan Newsletter PSE-KP, Tahun

2008 38

6.7. Distribusi Publikasi Ilmiah PSE-KP 39

6.8. Susunan Dewan Redaksi JAE, FAE, AKP, dan

Dewan Editor Tematik, Tahun 2008 40

6.9. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Rutin, Tahun 2008 41

6.10. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar

Nasional “Dinamika Pembangunan Pertanian dan Perdesaan” Tantangan dan Peluang Bagi

Peningkatan Kesejahteraan Petani, Tahun 2008

41

6.11. Judul Makalah dan Pembicara pada Lokakarya

“Kebijakan Pengendalian Penyakit Flu Burung

(Avian Influenza): Implementasi, Dampak, dan Pembelajaran, Tahun 2008

44

6.12. Judul Makalah dan Pembicara pada Pertemeuan

Koordinasi Kegiatan Analisis Kebijakan

Pembangunan Pertanian Lingkup Badan LItbang

45

6.13. Judul Makalah dan Pembicara pada Workshop

“Supply Chain Management on Tropical Fruits”

dalam kegiatan “4th International Symposium Tropical and Subtropical Fruits”, Tahun 2008

45

6.14. Inventarisasi Kegiatan Kerjasama Penelitian,

Tahun 2008 47

6.15. Kunjungan ke Luar Negeri Staf Pusat Analisis

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 48

Page 11: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

viii

LIST OF TABLE

No. Halaman

4.1. Research Proposal Titles for 2009 32

6.1. Title and Author of Articles of JAE in 2008 33

6.2. Title and Author of FAE in 2008 34

6.3. Title and Author of AKP in 2008 35

6.4. Title and Author of Working Paper in 2008 36

6.5. Title and Author of Proceeding in 2008 37

6.6. Contents of Newsletter Published in 2008 38

6.7. Distribution of ICASEPS Scientific Publications 39

6.8. Editors of JAE, FAE, AKP, and Thematic Book in 2008 40

6.9. Papers and Speakers of Regular Seminar, 2008 41

6.10. Papers Presented at National Seminar on “The Dynamic of Rural and Agricultural Development:

Challenges and Opportunities for Farmer‟s

Welfare Improvement”, 2008

41

6.11. Papers Presented at National Seminar on “Avian Influenza Disease Control Policy: Implementation,

Impact, and Lesson Learned”, 2008

44

6.12. Papers and Speakers at Coordination Meeting on

“Policy Analysis of IAARD‟s Agricultural Development”. 2008

45

6.13. Papers Presented at Workshop on “Supply Chain

Management on Tropical Fruits” as Contribution to The4th International Symposium on Tropical

and Subtropical Fruits, 2008

45

6.14. List of Research Cooperation in 2008 47

6.15. Traveling Abroad of ICASEPS Researchers in 2008 48

Page 12: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1.1. Struktur Organisasi Pusat Analisis Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian

5

2.1. Persentase Pegawai PSE-KP Menurut Kelompok

Umur,

Tahun 2008

9

2.2. Persentase Pegawai PSE-KP Menurut Masa Kerja, Tahun 2008

9

2.3. Persentase Pegawai PSE-KP Menurut Golongan,

Tahun 2008

9

2.4. Proporsi Pegawai PSE-KP Menurut Tingkat

Pendidikan,

Tahun 2008

11

2.5. Proporsi Pegawai PSE-KP Menurut Jenjang

Fungsional Peneliti, Tahun 2008

13

2.6. Proporsi Pegawai PSE-KP Menurut Jenjang Fungsional Non Peneliti, Tahun 2008

13

2.7. Proporsi Pegawai PSE-KP Menurut Bidang Disiplin

Ilmu Peneliti,

Tahun 2008

13

Page 13: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

x

LIST OF FIGURE

No. Halaman

1.1. Organizational Structure of the ICASEPS 6

2.1. Percentage of ICASEPS employee by age group, 2008 10

2.2. Persentage of ICASEPS Employee by Working

Duration, 2008

10

2.3. Persentage of ICASEPS Employee by Civil Rank,

2008

10

2.4. Employee Proportion by Education Attainment,

2008

12

2.5. ICASEPS Employee Proportion by Researcher‟s Functional Title, 2008

14

2.6. ICASEPS Employee Proportion by Non- Researcher‟s

Functional Title, 2008

14

2.7. ICASEPS Employee Proportion by Discipline

Background, 2008

14

Page 14: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1 Perkembangan Pelaksanaan Keuangan PSE-KP TA.

2008 (Per 31 Desember 2008)

81

2 Rekapitulasi PNBP PSE-KP TA. 2008 (Per 31

Desember 2008)

82

Page 15: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

xii

LIST OF APPENDICES

No. Halaman

1 Development of Financial Support for the Activities of

ICASEPS during 2008 (as of 31 December 2008)

81

2 Consolidated PNPB (non-tax government revenue) of

ICASEPS during 2008 (as of 31 December 2008)

82

Page 16: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian sosial ekonomi dan kebijakan merupakan penelitian

strategis, karena: (1) Memberikan landasan, arah dan prioritas penelitian yang dilaksanakan, agar sejalan dengan kebijakan pembangunan yang

telah digariskan; (2) Mengidentifikasi masalah sosial ekonomi yang

mempengaruhi adopsi teknologi di tingkat petani; (3) Mengevaluasi

kelembagaan yang efektif dalam mempromosikan pengembangan suatu teknologi atau sistem usahatani; dan (4) Merumuskan kebijakan yang

diperlukan untuk mengembangkan sistem dan usaha agribisnis, baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Kegiatan analisis dan pengkajian sosial ekonomi serta kebijakan pertanian diarahkan untuk menghasilkan

rekomendasi, pertimbangan dan advokasi kebijakan terkait program

pembangunan pertanian bagi pengambil kebijakan lingkup Departemen Pertanian. Selain itu, hasil analisis dan pengkajian sosial ekonomi dapat

dimanfaatkan instansi lain dan pelaku usaha di bidang pertanian.

Secara umum, hasil penelitian sosial ekonomi meliputi: (a) Rumusan alternatif kebijakan ekonomi makro, ekonomi mikro, dan

kelembagaan dalam mendukung pengembangan ekonomi perdesaan yang

progresif, (b) Rumusan alternatif kebijakan pengembangan produksi dan

produk pertanian dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas unggulan, (c) Rumusan alternatif kebijakan kelembagaan pengembangan

sistem komoditas dan agribisnis, dan (e) Rumusan alternatif kebijakan

alokasi sumberdaya pertanian dalam rangka peningkatan efisiensi pemanfaatan dan keunggulan komparatif wilayah.

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian merupakan

sebuah lembaga penelitian/pengkajian setingkat eselon II di bawah Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian dan pembinaannya berada di

bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdirinya

lembaga ini berawal dari adanya Proyek Survei Agro Ekonomi (SAE) yang dibentuk pada tahun 1974. Pada tahun 1976, SAE berubah menjadi

Pusat Penelitian Agro Ekonomi (PAE), kemudian tahun 1990 menjadi

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE) dan selanjutnya

berdasarkan SK Menteri Pertanian No.99/Kpts/OT.210/2/ 2001 tanggal 1 Februari 2001 menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial

Ekonomi Pertanian (Puslitbangsosek). Berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor:299/Kpts/OT.140/7/2005, nama lembaga ini ditetapkan menjadi Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian disingkat PSEKP. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian No. 328/Kpts/OT.220/8/ 2005 dinyatakan bahwa PSEKP dibina oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan

memperhatikan kebutuhan tugas-tugas khusus Menteri. Dalam

melaksanakan tugas-tugas khusus tersebut, Sekretaris Jenderal diberi kewenangan untuk memberi penugasan kepada PSEKP.

Page 17: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

2

I. INTRODUCTION

1.1. Background

Research on socioeconomic and policy analysis field is significantly

strategic because of several reasons. The research could: (1) Provide base,

direction, and priority of the studies in line with the stipulated development policies; (2) Identify socioeconomic problems affecting the

adoption of technology at farmer‟s level; (3) Evaluate effective institutions

to promote certain technology development or farming system; and (4)

Formulate policies necessary to develop agribusiness systems, both for short-term and long-term. Socioeconomic analysis and agricultural policy

studies are directed to prepare policy recommendation, policy alternative

and policy advocating on agricultural development programs to be used by the decision makers within the Ministry of Agriculture. Moreover,

socioeconomic and policy analysis results could be well utilized by other

institutions as well as agro-based business actors.

By and large, socioeconomic research results covers: (a) Policy

alternative formulation on macro economic, micro economic, and

institutional problems to support progressive rural economic development; (b) Policy alternative formulation on agricultural products

and production development to improve competitive advantage of high

value commodities; (c) Policy alternative formulation on institutional

development of agribusiness and commodity system; and (e) Policy alternative formulation on agricultural resource allocation to increase its

efficiency use and improve its regional comparative advantage.

The Indonesian Center for Agricultural, Social Economic and Policy Studies (ICASEPS) is a research institution established at the second

echelon under the Secretariat General of the Ministry of Agriculture which

its assignment role is supervised by the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD). The current structure of

this institution is a reconstruction of the earlier Agro-Economic Survey

Project established in 1974. In 1976, The Project was transformed into the Center for Agro-Economic Research and in 1990 was further re-shaped to

accommodate social aspect into the Center for Agro-Socio Economic

Research before renamed as the Center for Agro-Socioeconomic Research

and Development through the decree letter issued by the Ministry of Agriculture No. 99/Kpts/OT.210/2/2001 dated 1 February 2001. The

change of the institution‟s name continued through the issuance of the

Agriculture Minister Regulation No. 299/Kpts/OT.140/7/2005, to become the Center for Agriculture, Social Economic and Policy Studies (with

Indonesian in front of the name and abbreviated as ICASEPS). Following

this new name, the Agriculture Minister Regulation No. 328/Kpts/OT.220/8/2005 mentioned that the ICASEPS is supervised by

the IAARD with additional tasks to support the Minister of Agriculture‟s

relevant activities. For the latter, the Secretary General of the Ministry of Agriculture is given authority to assign special tasks to carry out by the

ICASEPS.

Page 18: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

3

Dalam kurun waktu tiga dasawarsa (1974-2005), PSEKP telah

dipimpin oleh enam Kepala Pusat, yaitu Prof. Dr. Syarifudin Baharsyah (1976-1983), Dr. Faisal Kasryno (1983-1989), Dr. Effendi Pasandaran

(1989-1995), Dr. Ahmad Suryana (1995-1998), Dr. Tahlim Sudaryanto

(1998-2002), Dr. Pantjar Simatupang (2002-2005) dan Dr. Tahlim Sudaryanto (2005-sekarang).

Laporan Tahunan ini merupakan laporan kegiatan PSEKP selama

tahun 2008. Isi laporan mencakup organisasi, sumberdaya manusia,

sarana dan prasarana penelitian, program, sinopsis hasil penelitian PSEKP, pendayagunaan hasil, publikasi hasil dan kerjasama penelitian,

monitoring dan evaluasi, serta anggaran.

11..22.. VViissii ddaann MMiissii

Visi

Menjadi lembaga pengkajian yang kritis dan terpercaya bertaraf internasional dalam menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosial

ekonomi pertanian, serta proaktif dalam memberikan alternatif

rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.

Misi

1. Melakukan analisis dan pengkajian guna menghasilkan informasi dan

ilmu pengetahuan sosial ekonomi pertanian yang merupakan produk primer PSEKP;

2. Melakukan analisis kebijakan, yaitu kegiatan untuk mengolah

informasi dan ilmu pengetahuan hasil analisis menjadi rumusan usulan dan pertimbangan kebijakan pembangunan pertanian;

3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye

publik untuk memobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas dalam mendukung pembangunan pertanian;

4. Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu

mewujudkan visi dan misinya secara berkelanjutan.

1.3. Tupoksi, Sasaran, dan Struktur Organisasi

Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Pasal 176 Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2005, tugas pokok PSEKP adalah melaksanakan analisis dan pengkajian sosial

ekonomi dan kebijakan pertanian. Sementara Pasal 177 mengatur fungsi

PSEKP dalam hal: (a) Perumusan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (b) Pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial

Page 19: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

4

Within the period of 30 years of its existence (1974-2005),

ICASEPS was managed by six directors, namely Prof. Dr. Sjarifudin Baharsjah (1976-1983), Dr. Faisal Kasryno (1983-1989), Dr. Effendi

Pasandaran (1989-1995), Dr. Achmad Suryana (1995-1998), Dr. Tahlim

Sudaryanto (1998-2002), Dr. Pantjar Simatupang (2002-2005) and for the second appointment, Dr. Tahlim Sudaryanto (2005-present).

This Annual Report is the ICASEPS‟ summary activities during

2008. The report covers the organizational structure, human resources,

research facilities, research programs, research results synopsis, research results utilization, research publication, research cooperation, monitoring

and evaluation, and research budgeting.

11..22.. VViissiioonn aanndd MMiissssiioonn

Vision

The vision of ICASEPS is to become a critical, trustful and internationally recognized research institution that produce information

and science in the field of agro-socioeconomic, and proactively provide

policy recommendation alternatives for agricultural development.

Mission

The mission of ICASEPS could be elaborated as follows:

5. To conduct analysis and assessment in order to provide information and knowledge in the field of agro-socioeconomic as

primary product of the ICASEPS;

6. To carry out policy analysis, namely activity to process information and knowledge and science for proposed formulation and

alternative on agricultural policy development;

7. To advocate agricultural development through public campaign and promotion to mobilize participation of related institutions as

well as community to support agricultural development;

8. To develop the capacity of ICASEPS enabling the achievement of sustainable vision and mission.

1.3. Mandate, Target, and Organization

Main Task and Function

Based on the Agriculture Minister Regulation Chapter 176 in 2005, the

mandate of ICASEPS is to implement analysis and assessment on

agriculture, social, economic and policy. Chapter 177 of the same regulation contains the function of ICASEPS, namely to: (a) Formulate

program in agriculture, social, economic, and policy analysis; (b

Page 20: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

5

ekonomi dan kebijakan di bidang pertanian; (c) Pelaksanaan telaah ulang

program dan kebijakan di bidang pertanian; (d) Pemberian pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (e)

Pelaksanaan kerjasama dan mendayagunakan hasil analisis dan

pengkajian serta konsultasi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (f) Evaluasi dan pelaporan hasil analisis dan

pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; dan (g) Pengelolaan

urusan tata usaha dan rumah tangga pusat.

Struktur Organisasi

Sruktur organisasi PSEKP secara lengkap dapat dilihat pada

gambar 1.1. Dalam kelompok jabatan fungsional, peneliti dibagi dalam tiga Kelompok Peneliti (Kelti), yaitu (a) Ekonomi Makro dan Perdagangan

Internasional; (b) Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis; dan (c)

Sosio-Budaya Perdesaan.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Kepala Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto

Kabid. Pelayanan dan Pendayagunaan Hasil

Analisis

Dr. Benny Rahman

Kabag. Tata Usaha

Ir. Rudy Riva‟i, MSi

Kasubbid Pendayagunaan Hasil

Analisis

Ir. Iwan Setiajie A., MP

Kasubbid Pelayanan

dan Kerjasama

Wahida, SP., MSi

Kasubbid Program

Ir. Supena Friyatno, MSi

Kasubbid Evaluasi dan

Pelaporan

Ir. Erma Suryani, MSi

Kelompok Jabatan

Fungsional

Kabid. Program dan

Evaluasi

Dr. Handewi P. Saliem

Kasubbag Kepegawaian

dan Rumahtangga

Ir. Yuni Marisa

Kasubbag Keuangan

dan Perlengkapan

Agus Subekti, SE

Page 21: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

6

Implement analysis and assessment of socioeconomic and policy in

agricultural field; (c) Revisit program and policy in the field of agriculture; (d) Provide technical services in agricultural socioeconomic analysis field;

(e) Carry out cooperation with the utilization of analysis and assessment

results as well as public consultation in the field of agro-socioeconomic and agricultural policy; (f) Evaluate and make report of research results

derived from agro-socioeconomic analysis and policy studies; and (g)

Manage the Center‟s internal administration affairs.

Organization

The organizational structure of ICASEPS is illustrated in Figure

1.1. In the functional title group, researchers are divided into three Research Groups, namely: (a) Macro Economic and International Trade;

(b) Agricultural Economics and Agribusiness Management; and (c) Rural

Socio-Culture.

Figure 1.1. Organizational Structure of the ICASEPS

Director

Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto

Head of Research Services and Research

Results Utilization

Division

Dr. Benny Rahman

Head of Administration Affairs Division

Ir. Rudy Riva‟i, MSi

Head of Research Results Utilization Sub

Division

Ir. Iwan Setiajie A., MP

Head of Research Services and

Collaboration Sub

Division

Wahida, SP., MSi

Head of Program Sub

Division

Ir. Supena Friyatno, MSi

Head of Evaluation and

Reporting Sub Division

Ir. Erma Suryani, MSi

Functional Title Groups

Head of Program and

Evaluation Division

Dr. Handewi P. Saliem

Head of Personnel and Internal Affairs Sub

Division

Ir. Yuni Marisa

Head of Finance and

Facilities Sub Division

Agus Subekti, SE

Page 22: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

7

1.4. Sasaran Kelompok Pengguna Hasil Penelitian

Pengguna utama (stakeholders) hasil penelitian PSEKP ialah: (a) Pejabat pembuat dan pengelola kebijakan pembangunan pertanian lingkup

Departemen Pertanian; (b) Pejabat pembuat kebijakan lembaga negara di

luar Departemen Pertanian; (c) Praktisi agribisnis; (d) Politisi, ilmuwan dan

masyarakat peminat pembangunan pertanian; (e) Para Peneliti; dan (f) Masyarakat umum. Dengan demikian, program penelitian PSEKP harus

dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh kelompok pengguna

tersebut.

Page 23: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

8

1.4. Users of Research Results

The main stakeholders of ICASEPS‟ research results are: (a) Policy makers within the Ministry of Agriculture; (b) Policy makers at state

institutions other than Ministry of Agriculture; (c) Agribusiness

practitioners; (d) Politicians, scientists, and community who interested in agricultural development; (e) Researchers; and (f) Other interested persons.

With this wide range of users, ICASEPS‟ research program should be well

planned and tailored to fulfill the need of these users and suitable with their

interests.

Page 24: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

9

II. SUMBERDAYA MANUSIA

Secara keseluruhan jumlah pegawai PSEKP tahun 2008 sebanyak

185 orang. Berdasarkan kelompok umur, persentase pegawai pada

masing-masing kelompok umur dapat dilihat pada Gambar 2.1.

1.08

4.86

10.27

22.16

27.03 26.49

5.95

2.16

0

5

10

15

20

25

30

26 –

30

31 –

35

36 –

40

41 –

45

46 –

50

51 –

55

56 –

60

> 60

Kelompok Umur (thn)

Gambar 2.1. Persentase Pegawai PSEKP Menurut Kelompok Umur,

Tahun 2008

Gambar 2.2. Persentase Pegawai

PSEKP Menurut Masa Kerja, Tahun 2008

Gambar 2.3. Persentase Pegawai

PSEKP Menurut Golongan, Tahun 2008

Gol IV 22.16 %

Gol I 2.16 % Gol II

23.24 %

Gol III 52.43 %

9.19

16.76

25.41

29.19

17.84

1.62

0

10

20

30

40

<10 10-15 16 – 20 21 - 25 26 – 30 >30

Masa Kerja (thn)

%

%

Page 25: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

10

II. HUMAN RESOURCES

The total employee of ICASEPS was 185 as of 2008. Based on age

group, the employee could be illustrated as in the following Figure 2.1.

Figure 2.1. Percentage of ICASEPS employee by age group, 2008

Figure 2.2. Percentage of ICASEPS

Employee by Working

Duration, 2008

Figure 2.3. Percentage of ICASEPS

Employee by Civil

Service Rank, 2008

1.08

4.86

10.27

22.16

27.03 26.49

5.95

2.16

0

5

10

15

20

25

30

26 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 55 56 – 60 > 60

Age group (year)

%

9.19

16.76

25.41

29.19

17.84

1.62

0

10

20

30

40

<10 10-15 16 – 20 21 - 25 26 – 30 >30

Working duration (year)

%

Gol IV 22.16 %

Gol I 2.16 % Gol II

23.24 %

Gol III 52.43 %

Page 26: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

11

Berdasarkan masa kerja pegawai, persentase tertinggi (29,19

persen) adalah pegawai yang memiliki masa kerja antara 21-25 tahun. Masa kerja diatas 25 tahun sebanyak 19,46 persen, sedangkan sekitar 50

persen lainnya adalah pegawai dengan masa kerja kurang dari 20 tahun

(Gambar 2.2).

Jika dirinci menurut golongan, lebih dari 50 persen pegawai

PSEKP masuk dalam golongan III. Persentase terkecil adalah pegawai

golongan I (Gambar 2.3.)

Berdasarkan jenis kelamin, pegawai pria lebih banyak (70 persen) dibanding pegawai wanita (30 persen). Sementara jika dirinci menurut

tingkat pendidikan, proporsi terbesar adalah pegawai dengan tingkat

pendidikan SMU, urutan kedua dengan tingkat pendidikan Sarjana S-2 (Gambar 2.4).

Gambar 2.4. Proporsi Pegawai PSEKP Menurut Tingkat Pendidikan,

Tahun 2008

Jabatan fungsional di PSEKP terbagi menjadi dua kelompok, yaitu

fungsional peneliti dan fungsional nonpeneliti. Kelompok fungsional

peneliti terbagi menjadi 4 jenjang, yaitu (1) Peneliti Pertama; (2) Peneliti Muda; (3) Peneliti Madya; dan (4) Peneliti Utama. Jabatan fungsional

nonpeneliti terbagi dalam 5 jenjang, yaitu (1) Pranata Komputer Terampil

Pelaksana; (2) Litkayasa Pelaksana Lanjutan; (3) Pustakawan Pertama; (4) Pustakawan Pelaksana Lanjutan; dan (5) Arsiparis Penyelia. SDM yang

telah mengambil jabatan fungsional sebanyak 38,92 persen, selebihnya

merupakan tenaga penunjang. Dari jumlah SDM yang mengambil

6.49

2.70

30.27

4.86 3.78

17.30

22.16

12.43

0

5

10

15

20

25

30

35

%

SD SMP SMU Diploma Sarmud S1 S2 S3

Tingkat Pendidikan

Page 27: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

12

Based on working duration, there are 29.19 percent of the

employee who served the Center between 21-25 years and 19.46 percent more than 25 years. Majority of the employee (about 50%) are

working at ICASEPS less than 20 years (Figure 2.2).

When divided into civil service rank, more than 50 percent of the employees are included in the third level (medium level as the first

level is the lowest to the fourth level as the highest). The smallest

percentage of employees is those grouped in the first level (lowest level)

as shown in Figure 2.3.

Based on gender division, male employees are taking the

highest portion (70%) compared to female employees (30%). The

highest portion of employee by education attainment is high school level followed by master degree level as the second largest (Figure 2.4).

Figure 2.4. ICASEPS Employee Proportion by Education Attainment,

2008

The functional title at ICASEPS is categorized into two groups,

namely researcher‟s functional group and non-researcher‟s functional group. Researcher‟s functional title consisted by four levels: (1) Junior

Researcher; (2) Assistant Researcher; (3) Associate Researcher; and (4)

Senior Researcher. Meanwhile, non-researcher‟s functional title could be broken down into five levels: (1) Computer-based Skill Operator; (2)

Advanced Research Engineer; (3) Junior Librarian; (4) Advanced

Librarian; and (5) Archive Supervisor. There are 38.92 percent of the

employees who have been awarded this functional title and the rest are supporting staffs. As high as 90 percent out of those in the functional

6.49

2.70

30.27

4.86 3.78

17.30

22.16

12.43

0

5

10

15

20

25

30

35

%

SD SMP SMU Diploma Sarmud S1 S2 S3

Education level

Page 28: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

13

jenjang fungsional, 90 persen merupakan jabatan fungsional peneliti

dan 10 persen jabatan fungsional nonpeneliti. Rincian proporsi SDM berdasarkan jenjang fungsional dapat dilihat pada Gambar 2.5. dan

Gambar 2.6.

Gambar 2.5. Proporsi Pegawai PSEKP Menurut Jenjang

Fungsional Peneliti,

Tahun 2008

Gambar 2.6. Proporsi Pegawai PSEKP Menurut Jenjang Fungsional

Nonpeneliti, Tahun 2008

72.50 %

5.00 %

5.00 %

17.50 %

Ekonomi Pertanian Kebijakan Pertanian

Sistem Usaha Pertanian Sosiologi Pertanian

Gambar 2.7. Proporsi Pegawai PSEKP Menurut Bidang Disiplin Ilmu

Peneliti, Tahun 2008

Terkait kegiatan tugas belajar dan training, sebanyak dua

pegawai mengikuti tugas belajar S-2 dan dua pegawai sedang tugas

27.69 27.69 26.15

18.46

0 5

10 15 20 25 30 35

%

Peneliti Utama

Peneliti Madya

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Jenjang Peneliti

14.29 % 42.86 %

14.29 % 14.29 % 14.29 %

Pranata Komputer Terampil Pelaksana Litkayasa Pelaksana Lanjutan Pustakawan Pertama Pustakawan Pelaksana Lanjutan Arsiparis Penyelia

Page 29: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

14

title are researcher‟s functional group and 10 percent as non-

researcher‟s functional group (see Figure 2.5 and 2.6).

Figure 2.5. ICASEPS Employee Proportion by

Researcher‟s Functional

Title, 2008

Figure 2.6. ICASEPS Employee Proportion by Non- Researcher‟s

Functional Title, 2008

Figure 2.7. ICASEPS Employee Proportion by Discipline Background,

2008

On formal long-term education and short-term training

assignment, two of ICASEPS employees are currently studying for

master degree and another two for doctoral degree. Three of the employees have finalized their overseas training and one has

72.50 %

5.00 %

5.00 %

17.50 %

Agricultural economics Agricultural policy

Agricultural business system Agricultural sociology

27.69 27.69 26.15

18.46

0 5

10 15 20 25 30 35

%

Senior Researcher

Assoc. Res.

Assist. Res.

Junior Res.

Researcher’s Fungsional Title

14.29 % 42.86 %

14.29 % 14.29 % 14.29 %

Computer-based skill Operator Advanced Research Engineer Junior Librarian Advanced Librarian Archive Supervisor

Page 30: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

15

belajar S-3. Sebanyak 3 pegawai telah mengikuti training di luar negeri

dan 1 pegawai telah mengikuti Prajabatan untuk Golongan III. Tugas belajar dan kegiatan training ditujukan untuk meningkatkan kapasitas

pegawai dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja di masa

mendatang.

Berdasarkan bidang disiplin ilmu, peneliti dapat dikelompokkan

menjadi empat, yaitu (1) Ekonomi Pertanian; (2) Kebijakan Pertanian; (3)

Sistem Usaha Pertanian; dan (4) Sosiologi Pertanian. Dilihat dari proporsi

pegawai menurut bidang disiplin ilmu pada Gambar 2.7 terlihat bahwa pegawai PSEKP didominasi dengan disiplin ilmu Ekonomi Pertanian.

Spesialisasi di bidang Kebijakan Pertanian dan Sistem Usaha Pertanian,

jumlahnya relatif kecil.

Permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan di Sub Bagian

Kepegawaian dan Rumah Tangga selama tahun 2008 adalah

keterlambatan peneliti dalam pengumpulan angka kredit. Hal ini berkaitan dengan semakin ketatnya peraturan penilaian angka kredit

yang diperoleh dari publikasi naskah yang diterbitkan. Juga jumlah

terbitan publikasi yang terakreditasi semakin terbatas sehingga tingkat seleksi semakin ketat untuk memperoleh materi yang layak untuk

diterbitkan dan sekaligus mendapatkan angka kredit yang dibutuhkan

peneliti.

Page 31: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

16

completed in-house training. The main objective of long-term and short-

term training is basically to improve researchers‟ capacity for positive future performance.

Based on discipline background, researchers could be divided into

four groups, namely: (1) agricultural economics; (2) agricultural policy; (3) agricultural business system; and (4) agricultural sociology. Based on this

field of interest, majority of the researchers have background in the field

of agricultural economics (Figure 2.7) and only a relatively small portion of

the researchers who are specialized in agricultural policy and agricultural business system.

The main problem related to personnel at ICASEPS is in carrying out

activities at the Sub Division of Personnel and Internal Affairs. During 2008, a slow down of credit accumulation necessary to step up

researcher‟s functional title was experienced. This was particularly caused

by a situation in which researchers face difficulties to meet requirements in credit evaluation, specifically credit accumulation obtained from

scientific publication. The acknowledgement on accredited scientific

publication by the evaluators is also tightly selected along with the difficulty to produce high quality of articles. The challenge to prepare

acceptable articles for publication is higher in accordance with the higher

requirements for publication acceptance.

Page 32: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

17

III. SARANA DAN PRASARANA

Pelaksanaan kegiatan penelitian PSEKP didukung oleh sarana dan

prasarana yang terdiri dari barang-barang tidak bergerak dan barang-

barang bergerak. Barang-barang tidak bergerak terdiri dari: (1) Tanah bangunan negara Golongan II; (2). Tanah Bangunan Kantor Pemerintah;

(3) Bangunan Gedung Kantor Permanen; dan (4) Rumah Negara Golongan

II Type A Permanen. Sementara barang-barang bergerak secara garis

besar meliputi alat angkutan (kendaraan roda 4 dan roda 2), furniture, elektronik serta aset tetap lainnya. Pengadaan barang-barang inventaris

tersebut berasal dari hibah, pembelian melalui Anggaran Rutin dan

Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) maupun anggaran kerjasama penelitian. Untuk dapat menyajikan data inventaris yang

akurat, pada tahun anggaran 2008 PSEKP telah melaksanakan

penggunaan SIMAK-BMN.

Pengelolaan Inventaris Kekayaan Milik Negara (IKMN) secara

tersurat menjadi tanggung jawab Bagian Tata Usaha, tetapi secara moral

adalah tanggung jawab seluruh pegawai yang menggunakan. Pada kenyataannya, hal tersebut belum disadari oleh berbagai pihak, terbukti

kepedulian terhadap rasa memiliki masih rendah. Hal ini merupakan

salah satu kendala untuk dapat mengelola IKMN secara baik dan akurat.

3.1. Anggaran DIPA, PNBP dan KSP

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, anggaran yang dikelola

setiap unit instansi pemerintah pada tahun 2008 tidak dibedakan berdasarkan Anggaran Pembangunan dan Anggaran Rutin, namun

dilakukan berdasarkan “anggaran yang berbasis kinerja”. Anggaran

PSEKP tahun 2008 disusun berdasarkan variabel jenis pengeluaran dan variabel kegiatan. Variabel jenis pengeluaran dibedakan menurut belanja

pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bantuan sosial/BLM dan

lainnya. Sedangkan variabel kegiatan dibedakan menurut jenis kegiatan, yakni: Kegiatan utama mencakup Penelitian Sosial dan Kegiatan

Penunjang yang mencakup: (a) Pengelolaan Gaji, (b) Operasional Kantor,

(c) Perawatan Gedung dan (d) Perawatan Sarana.

Page 33: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

18

III. RESEARCH FACILITIES

Research activities are supported by facilities consisted of

immobile and mobile assets and facilities. Immobile assets are: (1) State-

owned land and buildings; (2) Land for government office; (3) Permanent buildings; and (4) State-owned A type permanent house. Meanwhile,

mobile assets include mainly vehicles (2-wheel or 4-wheel), furniture,

electronic, and other assets. Such facilities were obtained from grant,

purchase using government budget or research cooperation budget. ICASEPS uses information management system procedures to document

accurate data of all of these facilities.

All assets/facilities belong to the government are well managed under the jurisdiction of Administration Division and sense of belonging

by those who utilize such facilities are expected. Responsibility to take

care of such assets is also encouraged.

3.1. Government Budget, Non-tax Revenue and Research

Collaboration

All of the research budget obtained from different sources are

spent and managed in a similar way, namely “performance-based

expenses”. The budget was proposed based on two categories, namely (a)

expenditure type variables (including employee, goods, capital and social expenses) and (b) activity variables consisted of main activity (research),

and supporting activities (salary management, office operational cost, and

building and facility maintenance).

Page 34: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

19

Total anggaran PSEKP Tahun 2008, baik menurut variabel jenis

pengeluaran maupun variabel kegiatan, terealisasi sebesar 95,66 persen atau terealisir sebesar Rp 13.194.798.791 dari anggaran yang

direncanakan sebesar Rp 13.793.456.000. Pada anggaran menurut

variabel jenis pengeluaran, dana yang terbesar terserap pada jenis pengeluaran belanja pegawai yakni sebesar Rp 8.338,744,979 (97,93

persen) dari Rp 8.515.050.000 anggaran yang direncanakan. Sedangkan

pada anggaran menurut variabel jenis kegiatan, sebagian besar

merupakan anggaran kegiatan penunjang terutama pada kegiatan Pengelolaan Gaji yakni sebesar Rp 7.834.025.347 (99,30 persen) dari Rp

7.889.330.000 anggaran yang direncanakan. Perkembangan Pelaksanaan

Keuangan Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2008 secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1 dan Tabel

Lampiran 2.

3.2. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

Barang-barang tidak bergerak yang dimiliki oleh PSEKP meliputi

tanah dan bangunan. Keseluruhan tanah yang dimiliki oleh PSEKP seluas 5.403 m2 yang terdiri dari tanah bangunan rumah negara

golongan II seluas 1.558 m2 dan tanah bangunan kantor pemerintah

seluas 3.845 m2. Sedangkan bangunan yang dimiliki oleh PSEKP adalah

kantor yang terdiri atas dua unit bangunan yang saling terhubung seluas 3.266 m2 dan empat buah rumah dinas seluas 240 m2 secara

keseluruhan dalam kondisi baik. Rincian barang tidak bergerak disajikan

pada Tabel Lampiran 3.

3.3. Barang-Barang Bergerak

Pada periode 2008, jumlah barang-barang bergerak yang dimiliki oleh PSEKP sebesar 1517 unit barang, dengan 1412 unit barang

diantaranya dalam kondisi yang baik dan 105 unit barang lainnya dalam

kondisi rusak. Barang-barang bergerak tersebut meliputi : sarana transportasi/kendaraan dinas, mesin dan peralatan kantor, sarana

komunikasi, dan barang bergerak penunjang kegiatan kantor lainnya.

Rincian barang bergerak disajikan pada Tabel Lampiran 4. Keadaan

barang-barang bergerak inventaris, sebagai berikut :

a. Barang Inventaris Alat Angkutan

Periode tahun 2008, kendaraan roda 4 terdiri atas lima (5) buah jeep, 12 minibus dengan kapasitas penumpang 14 orang ke bawah, dan

11 unit sepeda motor roda 2.

Page 35: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

20

The actual spent of total budget (Rp 13,793,456,000 during 2008)

was 95.66 percent or amounted to Rp 13,194,798,791 for both categories (expenditure type variables and activity variables). Under the expenditure

type variables, employee expense was the highest (Rp 8,338,744,979 or

97.93% out of the planned budget, Rp 8,515,050,000). On the activity variables category, an expense on supporting activities was the highest,

specifically for salary management (Rp 7,834,025,347 or 99.30 percent

out of the planned budget, Rp 7,889,330,000). The development of

financial management at ICASEPS in 2008 is provided in detail in Appendix Table 1 and Appendix Table 2.

3.2. Land and Buildings

Immobile assets of ICASEPS include land and buildings. The total

size of all land belongs to ICASEPS is 5,403 m2 which consist of government-owned land for A type house as large as 1,558 m2 and

government office, 3,845 m2. Buildings belong to ICASEPS are two units of

connected buildings, as large as 3,266 m2 and four unit of houses for total size of 240 m2. They are in good condition. Detail of this immobile asset is

provided in Appendix Table 3.

3.3. Other Assets

In 2008, the total asset belongs to ICASEPS are consisted of 1,517

unit of goods (1,412 units in good condition). These assets are official

transportation modes, machinery and office equipment, communication facilities, and other mobile supporting facilities. Detail of mobile assets is

prepared in Appendix Table 4. The condition of mobile assets could be

described as follows:

a. Vehicles

Vehicles with 4-wheel drive in 2008 consists of five (5) units of jeep, 12 minibuses (capacity less than 14 passengers each), and 11 units

of motor bikes.

Page 36: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

21

b. Barang Inventaris Peralatan Kantor

Periode tahun anggaran 2008 keadaan barang inventaris peralatan kantor sebanyak 1517 unit yang terdiri dari 53 jenis barang. Sumber

dana pengadaan barang inventaris berasal dari dua sumber, yaitu (a)

Rutin merupakan akumulasi dari pengadaan tahun lalu dan (b) Pengadaan dari anggaran tahun 2008 sebanyak 195 unit untuk 33 jenis

barang.

Permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan di

bidang sarana dan prasarana selama tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Penomoran ruangan yang tidak sama antara ruang/denah

bangunan dengan penomoran yang ditempel pada ruang

Bidang/Sub Bidang.

2. Penomoran barang inventaris masih tidak konsisten

3. Ketidakjelasan asal/perolehan barang (pembelian, hibah, atau

lainnya).

4. Tidak ada kriteria jelas yang menyebutkan unit satuan barang atau

set sehingga banyak barang yang berlebih atau kurang yang

disebabkan double entry.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut:

1. Melakukan pendataan ulang barang inventaris di setiap ruangan.

2. Mengidentifikasi kondisi barang.

3. Melakukan pemutakhiran data riil melalui Program SIMAK.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan kedepan:

1. Entry ulang barang-barang yang telah diserahterimakan ke Eselon II lain.

2. Entry ulang barang-barang yang telah dihapuskan.

3. Menyesuaikan SIMAK-BMN dengan keadaan riil aset PSEKP.

4. Mengidentifikasi kondisi barang.

Page 37: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

22

b. Office equipment

Office equipment is also considered as inventory assets, consisted of total 1,517 units and categorized in 53 types of equipment. The source of

budget to provide such assets/facilities was taken from the government

development budget: (a) carry over from previous year and (b) purchasing in 2008 (195 units for 33 types of asset).

Problems encountered in the inventory maintenance activities of

research facility are as follows:

1. Numbering system (mismatch between building maps and the office room sticker).

2. Numbering inconsistency.

3. Unclear source of several assets (provided by purchase, grant, or others).

4. No criteria to mention unit‟s name caused by double entry.

To overcome such problems, the following are efforts have been made:

1. Re-evaluate the data at each office room.

2. Identify asset condition.

3. Conduct data update using information management system

procedures.

Planned activities:

1. Re-entry of all assets formally submitted to other government

institutions.

2. Re-entry of all discarded/deleted assets.

3. Adjust standard IMS with actual condition of assets.

4. Identify all assets condition.

Page 38: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

23

IV. PROGRAM

Upaya menyempurnakan program penelitian di lembaga penelitian

seperti di PSEKP sangat terkait dengan program-program yang disusun

berdasarkan perencanaan yang dilakukan. Penyusunan perencanaan tersebut diharapkan mampu mengikuti tuntutan perkembangan

pembangunan pertanian dan sejalan dengan perubahan tupoksi lembaga

yang bersangkutan. PSEKP merupakan perubahan nama dari Pusat

Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (PSE), namun secara substansial tidak berubah fungsi. PSEKP mempunyai tugas utama

melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian.

Penyusunan program kegiatan dilakukan dengan dasar

pertimbangan tupoksi PSEKP tersebut yaitu: (1) Merumuskan dan

melaksanakan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan pembangunan pertanian;

(2) Melaksanakan telaah ulang program dan kebijakan di bidang

pertanian; (3) Memberikan layanan teknik dibidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (4) Melaksanakan kerjasama dan

pendayagunaan hasil analisis dan pengkajian serta konsultasi publik di

bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (5) Mengevaluasi dan

pelaporan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; dan (6) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga

pusat.

4.1. Tujuan Kegiatan

Secara umum tujuan kegiatan penyusunan program adalah untuk

mendapatkan arah penelitian yang lebih terencana dan sistematis agar pelaksanaan penelitian lebih layak untuk dilaksanakan. Secara rinci

pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk :

(1) Membuat perencanaan dan kalender kegiatan penelitian PSEKP.

(2) Merencanakan penelitian tahun anggaran 2009

(3) Memperoleh implikasi tindak lanjut pelaksanaan program yang akan

datang

4.2. Luaran

Luaran yang diharapkan dalam kegiatan penyusunan program

adalah sebagai berikut :

(1) Paket perencanaan dan kalender kegiatan penelitian PSEKP

(2) Program perencanaan penelitian tahun anggaran 2009

(3) Implikasi tindak lanjut pelaksanaan program yang akan datang

Page 39: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

24

IV. RESEARCH PROGRAM

Research program improvement at ICASEPS is based on research planning. This planning is designed to make adjustment in line with the

current agricultural development and meet the change of mandate of this

institution. ICASEPS‟ name has changed for many times although its function substantially remained. ICASEPS‟ main mandate is to conduct

socioeconomic analysis and agricultural policy analysis.

According to its mandate, ICASEPS is assigned to: (a) conduct

socioeconomic analysis and agricultural policy studies in line with the current condition and the progress of agricultural development; (b) revisit

agricultural programs and policies; (c) provide technical services in the

field of socioeconomic and agricultural policies; (d) implement cooperation and research result utilization as well as public consultation in the field of

socioeconomic and agricultural policies; (e) evaluate and prepare report on

socioeconomic analysis and agricultural policy studies; and (f) manage internal administration affairs. Based on these assignments, ICASEPS

should be able to formulate several research programs and agenda.

4.1. Objective of Research Activities

In general, the objective of research program formulation is to set

up direction of systematically planned research enabling fair

implementation. More detail of the objectives is as follows:

(4) To provide ICASEPS‟ research planning and activity calendar

(5) To plan research activity in 2009

(6) To obtain follow up implication of future program implementation

4.2. Output

The expected output from research program formulation activity is:

(4) ICASEPS‟ planning package and research activity calendar

(5) Research planning program for 2009

(6) Follow up implication of future program implementation

Page 40: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

25

4.3. Perencanaan Kegiatan Penelitian

Ruang lingkup perencanaan dan kalender kegiatan penelitian pada awalnya mencakup (1) Perencanaan kegiatan penelitian rutin

(DIPA), dan (2) Perencanaan kegiatan non-DIPA (RUT). Namun seiring

dengan perubahan paradigma sistem penganggaran di Dirjen Anggaran, dimana sistem anggaran berubah dari sistem anggaran terpisah

(Splitfied Budget) menjadi anggaran yang menyatu (Unified budget) menyebabkan anggaran DIPA dan non-DIPA tidak dibedakan lagi.

Dengan sistem yang menyatu tersebut peranan perencanaan program menjadi sangat strategis dalam operasional penelitian sehingga dalam

pelaksanaannya, perencanaan program penelitian dan keuangan perlu

mendapat dukungan dari semua komponen yang ada dalam lembaga penelitian ini.

Tujuan kegiatan perencanaan kegiatan penelitian ini adalah agar

seluruh kegiatan PSEKP dapat terlaksana secara optimal sesuai jadwal yang telah direncanakan. Agar pelaksanaan kegiatan penelitian tidak

menyimpang dari jadwal yang ditetapkan, biasanya disusun kalender

kegiatan. Perencanaan penelitian di PSEKP dibawah koordinasi Bidang Program dan Evaluasi bersama-sama dengan Kelompok Peneliti. Bidang

Program dan Evaluasi lebih banyak berperan sebagai fasilitator,

sedangkan Kelompok Peneliti yang banyak berperan dalam Perencanaan

Kegiatan Penelitian. Untuk memudahkan koordinasi pada tahap perencanaan, maka dibentuk Tim Teknis Penelitian yang terdiri dari

Kepala Bidang Program dan Evaluasi, Ketua Kelti dan beberapa peneliti

senior PSEKP. Tim Teknis inilah yang akan menggodok perencanaan kegiatan penelitian. Adapun susunan Tim Teknis Penelitian untuk tahun

2008 adalah:

Susunan Tim Teknis Penelitian untuk tahun 2008 berdasarkan SK Kapus No: 03/KP 440/A.9/01/2008; tanggal 2 Januari 2008.

Pengarah : Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian (Dr. Tahlim Sudaryanto)

Penanggung Jawab : Kepala Bidang Program dan Evaluasi PSEKP

(Dr. Handewi P. Saliem, merangkap anggota)

Ketua : Dr. Sumaryanto, merangkap anggota

Wakil Ketua : Kepala Bidang Pelayanan dan Pendayagunaan Hasil

Analisis

(Dr. Benny Rachman, merangkap anggota)

Sekretaris : Kepala Sub Bidang Program PSEKP

(Ir. Supena Friyatno, MSi, merangkap anggota)

Anggota : 1. Ketua Kelti Makro dan Perdagangan Internasional

(Dr. M. Husein Sawit, APU)

Page 41: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

26

4.3. Research Planning

The coverage of research planning and research activity calendar include: (a) Regular research activity plan (based on annual government

budget), and (b) Non-government annual budget research activity plan.

However, in line with the change in budget system at the Ministry of Finance, from split budget system to unified system, the annual

government budget and non-government budget should no longer

separate. With this unified budgeting system, the role of program

planning could significantly take strategic role in research implementation. Research program planning adopting this new budgeting

system require full support from all components at research institution.

The objective of research activity plan is to fairly ensure that the implementation of the research activity at ICASEPS will be optimally

achieved according to the allocated time frame. The activity calendar is

prepared to help researchers meet the research schedule. Research plan at ICASEPS is coordinated by Program and Evaluation Division which

facilitates the need of Research Groups in preparing research activity

plan. To ease coordination at planning phase, an internal Research Technical Team is formed which comprised by Head of Program and

Evaluation Division, Chairperson of Research Groups and several senior

researchers. This Team is responsible to evaluate and scrutinize research

activity plan at ICASEPS.

Page 42: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

27

2. Wk.Ketua Kelti Ekonomi Pertanian dan

Managemen Agribisnis (Dr. Handewi P. Saliem)

3. Ketua Kelti Sosio – Budaya Perdesaan

Pertanian (Dr. Edi Basuno, M.Phil)

4. Prof. Dr. Pantjar Simatupang, APU

5. Prof. Dr. Budiman Hutabarat, APU

6. Dr. I Wayan Rusastra, APU

7. Tonny Soelistiyo Wahyudi

8. Mellyani

9. Edi A. Saubari, A.Md

10. Sartono

11. Iskandar

12. Sudarsono, SE

13. Mulyana

14. Edi Supriyadi Yusuf

Sejalan dengan Bagian Perencanaan, Sekretariat Badan Litbang

Pertanian, dan untuk memudahkan semua pihak yang terkait dengan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penelitian, maka perlu disusun

seluruh tahapan kegiatan perencanaan mulai dari inisiasi perumusan masalah sampai penyerahan proposal penelitian ke Badan Litbang

Pertanian.

Tahap pertama dari siklus proses perencanaan kegiatan penelitian dimulai dengan penjaringan topik-topik penelitian PSEKP oleh Tim Teknis

Penelitian, yang disinkronkan dengan Rencana Strategis (Renstra) PSEKP

dan Badan Litbang Pertanian, serta Program Utama PSEKP. Dari berbagai topik penelitian tersebut Tim Teknis Penelitian PSEKP bersama

Bidang Program dan Evaluasi selanjutnya merumuskan Rencana

Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP) beserta kegiatan-kegiatannya. Lebih lanjut, Tim Teknis bersama Bidang Program dan Evaluasi menugaskan

peneliti untuk membuat matrik RPTP/kegiatan sesuai dengan judul-

judul RPTP/kegiatan yang dirumuskan.

Matrik yang terkumpul kemudian dievaluasi oleh Tim Teknis Penelitian PSEKP. Tahap selanjutnya adalah penetapan penanggung jawab

penyusunan proposal RPTP/kegiatan sesuai dengan judul yang telah

ditetapkan. Proposal yang masuk kemudian dievaluasi oleh Tim Teknis Penelitian internal PSEKP. Hasil evaluasi tersebut kemudian disampaikan

kepada penanggung jawab proposal masing-masing untuk menjadi bahan

perbaikan proposal tersebut.

Page 43: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

28

The objective of research activity plan is to fairly ensure that the

implementation of the research activity at ICASEPS will be optimally achieved according to the allocated time frame. The activity calendar is

prepared to help researchers meet the research schedule. Research plan

at ICASEPS is coordinated by Program and Evaluation Division which facilitates the need of Research Groups in preparing research activity

plan. To ease coordination at planning phase, an internal Research

Technical Team is formed which comprised by Head of Program and

Evaluation Division, Chairperson of Research Groups and several senior researchers. This Team is responsible to evaluate and scrutinize research

activity plan at ICASEPS.

Each phase of research plan, from research initiative and research problem formulation to the submission of research proposal to the Agency

for Agricultural Research and Development (AARD) is well planned and

documented. This is in line with the standard operational procedure set up by the Secretariat of AARD at which ICASEPS activities is supervised.

The first phase of a process cycle of research activity plan is

started with the selection of research topics by the Research Technical Team, synchronized with the Strategic Plan of ICASEPS, AARD, and Main

Program of ICASEPS. The Research Technical Team and Head of Program

and Evaluation prepare Research Plan at Researchers Level (RPTP) along

with their respective activities. Furthermore, the Research Technical Team and Head of Program and Evaluation request researchers to provide

RPTP/activity matrix according to the approved RPTP/activity titles.

Page 44: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

29

Proposal yang telah diperbaiki kemudian dievaluasi oleh Tim

Teknis PSEKP. Setiap proposal dievaluasi oleh dua orang anggota. Pada tahap ini, diberikan saran dan komentar untuk penyempurnaan

proposal-proposal terhadap aspek-aspek berikut:

1. Perumusan masalah, review hasil penelitian sebelumnya dan justifikasi penelitian

2. Perumusan tujuan/keluaran

3. Kerangka pemikiran (landasan teoritis/review analisis data)

4. Perencanaan sampling pemilihan (propinsi, kabupaten, kecamatan, desa, responden)

5. Alat analisis dan jenis data untuk menjawab setiap tujuan penelitian

6. Perencanaan operasional (SDM, dana, dan lain-lain)

Komentar dan saran perbaikan proposal ditekankan pada, apakah

proposal tersebut :

1. Memenuhi persyaratan ilmiah dalam rumusan permasalahan dan metode pemecahannya;

2. Memiliki kemampuan dalam perolehan parameter dan indikator

sosial ekonomi atau memiliki kemampuan dalam pengembangan teori dan metode ilmiah;

3. Hasil risetnya mempunyai keunggulan untuk memecahkan

permasalahan pembangunan pertanian;

4. Penyusunannya memenuhi kaidah-kaidah ilmiah

Hasil evaluasi tersebut kemudian disampaikan kepada

penanggung jawab proposal masing-masing untuk menjadi bahan

perbaikan proposal. Selain evaluasi secara tertulis, juga dilakukan pembahasan dan penajaman proposal secara khusus di mana proposal

dibahas secara langsung melalui diskusi tim pembahas dan Kepala

PSEKP dengan penanggung jawab (tim) penyusun proposal.

Berdasarkan tahap-tahap perencanaan kegiatan penelitian (matrik

- RKA-KL - proposal), kerap terjadi perubahan dalam hal judul penelitian,

kegiatan penelitian, penanggung jawab penelitian, lokasi penelitian maupun biaya/anggaran penelitian. Perubahan-perubahan tersebut

dilakukan dalam rangka penyempurnaan perencanaan penelitian dan

sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Teknis/Pembahas.

Selain perbaikan proposal, juga dilakukan penyempurnaan matrik program. Hasil penyempurnaan ini menjadi bahan baku untuk

penyusunan Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG). Dengan

adanya perencanaan dan kalender tersebut, diharapkan kegiatan yang dihasilkan menjadi lebih terarah, sasaran serta tolok ukur

keberhasilannya jelas. Kejelasan ini akan membantu manajemen

pengelolaan penelitian sebagai kegiatan utama di PSEKP.

Page 45: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

30

The improved proposals are re-evaluated. Each proposal is

evaluated by two of the Research Technical Team members. Additional comments and suggestions, if any, are allowed to enrich specific aspects

in the proposal, such as:

7. Problem formulation, review of previous research and research justification

8. Formulation of objectives/research outputs

9. Conceptual framework (theoretical base/data analysis review)

10. Sampling procedures and selection of locations (province, regency/district, sub district, village, respondent)

11. Analysis tools and data types in response to each of research

objectives

12. Operation/working plan (personnel, budget, etc.)

The comment and suggestion to be accommodated in the proposal

is emphasized to meet certain satisfaction as in the following criteria:

5. Fulfill academic requirement in problem formulation and solving

method.

6. Ability to obtain socioeconomic parameter and or ability to develop scientific theory and method.

7. Research result would have impact and response to agricultural

development problems.

8. Proposal preparation meets scientific principles.

In addition to evaluation process, professional discussion to

produce working proposal is carried out by the principal

investigator/researcher (writer of the proposal) and Research Technical Team in the presence of the Director of ICASEPS.

Based on the above mentioned steps, the preparation of working

proposal frequently face changes in research title, activities, principal investigator, location, and budget/financial support. Such changes are

the attempt to achieve high quality of the proposal. The comments and

suggestions from the Research Technical Team are valuable to meet high quality of research proposal.

Program matrices are also improved and make it available as inputs for

Program Information Management System (SIMPROG). The research plan

and calendar is expected to produce good direction of research activities in addition to a clear measurement of its success. This is important to

help improve research management institution to perform outstanding

research activities.

Page 46: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

31

4.4. Perencanaan Penelitian Tahun Anggaran 2009

Pada tahun anggaran 2009 diusulkan sebanyak 9 judul penelitian/RPTP dan 1 judul kegiatan untuk mewadahi berbagai kegiatan

terkait kebutuhan informasi pejabat Deptan melalui DIPA PSEKP. Sebagai

perbandingan, pada tahun anggaran 2008 dilaksanakan 8 judul penelitian/RPTP, sedangkan pada tahun anggaran 2009 dilaksanakan 10

judul penelitian. Judul-judul proposal penelitian TA 2009 adalah sebagai

berikut:

Tabel 1. Judul-Judul Proposal Penelitian TA. 2009

No. Judul Proposal

1. Prospek Kerjasama Perdagangan Pertanian Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru

2. Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Perdesaan Dalam Rangka Peningkatan Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani

3. Kebijakan Sistem Perbenihan Hortikultura dan Peternakan

4. Integrasi Kelembagaan P3A dengan Kelompok Tani dan Gapoktan

5. Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian

6. Penentuan Lokasi dan Evaluasi Kinerja serta Dampak Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

7. Panel Petani Nasional (PATANAS): Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan

8. Model Proyeksi Jangka Pendek Permintaan dan Penawaran Komoditas Pertanian Utama

9. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian: Respon Terhadap Isu Aktual

10. Penyusunan Bahan Koordinasi, Sinkronisasi dan Sosialisasi Kebijakan dan Program Pembangunan Pertanian

Permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan di Sub Bidang Program:

1. Perencanaan program dari atas tidak terjadwal dengan baik, baik

terkait waktu maupun substansi. 2. Sistem anggaran untuk membiayai kegiatan perencanaan program

belum sepenuhnya kompatibel, sehingga menyulitkan pemakaian

anggaran untuk pembiayaan kegiatan perencanaan program.

3. Prasarana yang ada kurang mendukung kegiatan perencanaan program baik kegiatan penelitian maupun kondisinya.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut :

1. Telah berusaha mendokumentasikan arsip-arsip program dengan baik.

2. Telah melakukan pendekatan dengan pusat untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan perencanaan yang bersifat segera/mendadak.

3. Sudah mengusulkan dukungan teknis prasarana yang memenuhi tetapi belum terealisasi.

Page 47: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

32

4.4. Research Planning for the Year of 2009

In 2009, there are 9 proposed research titles (at RPTP level) in addition to one title specifically prepared to respond to the current issues

in agricultural development. For comparison, ICASEPS has 8 research

titles in 2008. The proposed research titles for 2009 are:

Table 1. Research Proposal Titles for 2009

No. Proposal Titles

1. The Prospect of Agricultural Trade Cooperation with Australia and New Zealand

2. Policy on Rural Infrastructure Development to Increase Agricultural Production and Farmer‟s Income

3. Policy on Seed System in Horticulture and Livestock

4. Institutional Integration of WUA and Farmer‟s Group and Federated WUA

5. Performance and Impact of Strategic Program of the Ministry of Agriculture

6. Determination of Location, Performance Evaluation, and Impact of Rural Agribusiness Development (PUAP)

7. National Farmers Panel (PATANAS): Rural and Agricultural Development Indicators

8. Supply and Demand of Short-term Projection Model for Main Agricultural Crops

9. Agricultural Development Policy Analysis: Response to Actual Issues

10. Formulation of Coordination Materials, Synchronization, and Socialization of Policy and Agricultural Development Program

The main problem encountered by the Program Sub Division in the

preparation of program planning activities is the changes and

incompatibility of budget-related system to support the overall tasks. This problem creates difficulty in spending the budget according to the

proposed program planning. To overcome this problem, the Program Sub

Division initiates an administration approach at the Ministry level to anticipate the immediate and high possibility changes of research

program planning.

Page 48: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

33

V. SINOPSIS

A. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari DIPA TA. 2008

5.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian : Respon Isu

Aktual

Sektor pertanian dan perdesaan perlu diarahkan menjadi

penggerak utama dan sektor andalan pembangunan nasional.

Keberhasilan pembangunan sektor pertanian diyakini mampu

menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional dan sekaligus mengatasi masalah pemerataan, pengentasan kemiskinan dan menjaga kelestarian

lingkungan. Namun, keberhasilan pengembangan sektor andalan ini

perlu didukung dengan kebijakan makro, mikro, dan kelembagaan yang kondusif agar dapat menampilkan kinerja sesuai dengan yang

diharapkan.

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk : (a) Menginventarisir, menganalisis dan melakukan kajian secara spesifik tentang dinamika

berbagai isu dan masalah pembangunan pertanian yang berkembang di

masyarakat selama tahun 2008 secara cepat dan lengkap, (b) Melakukan berbagai kajian spesifik tentang dampak kebijakan terhadap sumberdaya,

produksi dan pendapatan, serta (c) Memberikan masukan dan rumusan

alternatif kebijakan kepada pengambil kebijakan untuk mengatasi

berbagai masalah pembangunan pertanian.

Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah : (a) Data dan

informasi dinamika permasalahan pembangunan pertanian, (b) Data dan

informasi dampak kebijakan terhadap sumberdaya, produksi dan pendapatan, serta (c) Rumusan alternatif kebijakan kepada pengambil

kebijakan untuk mengatasi berbagai masalah pembangunan pertanian.

Penelitian dilaksanakan di propinsi Jawa dan Luar Jawa. Pemilihan lokasi penelitian disesuaikan dengan topik kajian. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data

primer. Penarikan contoh untuk memperoleh data primer menggunakan teknik kuota sampling yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan

tetap berpegang pada prinsip representatif. Kajian yang dilakukan dengan

mencakup aspek yang luas sehingga antar topik kajian tidak selalu

berhubungan secara sistematis. Untuk menjawab tujuan, seperangkat analisis serta model yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan

kajian. Pada beberapa kajian dilakukan studi secara desk work terutama

untuk kajian yang bersifat merespon isu aktual dan membutuhkan respon yang cepat untuk memberikan masukan bagi pengambil

kebijakan. Namun untuk kajian lainnya memerlukan penelitian lapang

untuk memperdalam topik yang dikaji.

Page 49: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

34

V. SYNOPSIS OF RESEARCH RESULTS

A. Government-funded Research Activities in 2008

5.1. Agricultural Development Policy Analysis: Response to

Current Issues

Rural and agricultural sector is significantly considered as the

main sector in national development. The resilience of agricultural sector

and its achievement to contribute to the national economic growth should

not be neglected to keep equity, to reduce poverty, and to maintain environment sustainability. However, this achievement should

continuously be supported by macro and micro economic condition, and

conducive institutions for highly performance expectation.

The objectives of this research are: (a) to identify, analyze, and

rapidly respond and conduct specific studies about the fast growing

dynamic issues and current agricultural development problems; (b) to carry out various specific studies about the impact of policies on

resources, production, and income; and (c) to prepare policy alternative

suggestions for policy makers in response to various agricultural development problems.

Expected results from this research are: (a) data and information

on the dynamic problems of agricultural development; (b) data and

information on the impact of policies on resources, production and income; and (c) Policy formulation alternatives to respond to various

problems in agricultural development.

The researches were conducted in Java and Off-Java; the selection of locations was adjusted to the topic of the studies. Primary and

secondary data were used in this research and the location selection is

adjusted to the study requirement. Data collection technique used quota sampling to obtain adjusted numbers according to the study need;

however, the numbers always keep the principle of representative ness.

The studies were carried out in a wide range of aspects leaving the study topics not necessarily have systematic relations. To achieve the objectives,

a set of analysis and related model was used. Several of these studies

were desk works, specifically for studies designed to respond to actual

issues which need immediate responses to prepare inputs and suggestions required by the decision makers. Nevertheless, the other

studies that need field surveys will follow the normal research steps.

Page 50: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

35

Berbagai bahan rumusan dan advokasi arah kebijakan pertanian

disusun dalam rangka memberikan pertimbangan dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian bagi pemangku kepentingan/

stakeholders, khususnya untuk Menteri Pertanian dan Ditjen lingkup

Departemen Pertanian. Rumusan, bahan pertimbangan dan advokasi

kebijakan pertanian yang disampaikan pada tahun 2008 mencakup topik sebagai berikut:

(1). Analisis Dampak Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

Untuk Gabah dan Beras.

(2). Model dan Strategi Pengembangan Pertanian Masa Depan :

Perspektif Sosial Budaya dan Kelembagaan,

(3). Kebijakan Makro Pembangunan Pertanian,

(4). Memperbandingkan Dampak Penurunan Tarif Jeruk di Indonesia

dan Pengenaan Tarif Impor Minyak Sawit Negara

Pengimpor/Pakistan,

(5). Tanggapan Atas Surat Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen

Peternakan.

Beberapa topik analisis yang terkait dengan kajian isu kebijakan dan kinerja pembangunan pertanian, adalah :

(1). Rancangan Model Subsidi Terpadu Sektor Pertanian : Melalui

Instrumen Kartu Kendali (Smart Card).

(2). Evaluasi Kebijakan Sistem Subsidi dan Efektifitas HET Pupuk di Tingkat Petani.

(3). Simulasi Dampak Penyesuaian HET Pupuk Terhadap Penggunaan

Pupuk dan Laba Usahatani Padi, Jagung dan Kedelai serta Perkiraan Subsidi Pupuk Tahun 2009.

(4). Dampak Kebijakan Kenaikan Harga BBM Terhadap Harga Input

Produksi dan Laba Usahatani.

(5). Perkiraan Dampak Kebijakan Tarif Impor dan Pajak Ekspor Jagung.

(6). Kebijakan Antisipatif Ketidakstabilan Harga Crude Palm Oil (CPO).

(7). Kebijakan Antisipatif Terhadap Kelangkaan Produksi Daging (Sapi

dan Ayam) Melalui Peningkatan Suplai Dalam Negeri.

(8). Alternatif Kebijakan Menghadapi Kelangkaan Produksi Daging Sapi

dan Ayam (Summary Brief) beserta Rumusan Final Perspektif Impor

Daging Sapi Dari Brazil.

Page 51: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

36

Various formulation and advocation on agricultural policy

direction are provided for consideration and recommendation as inputs for agricultural development. Minister of Agriculture and Directorate

Generals under the MoA are the stakeholders and the decision makers to

whom the study results are submitted. Formulation, consideration materials, and advocation on agricultural policies submitted in 2008 are

listed as follows:

(1) Impact Analysis of Government Purchase Price (HPP) Stipulation on

Paddy and Rice

(2) Model and Strategy of Future Agricultural Development: Socio-

cultural and Institutional Perspectives

(3) Macro Policy on Agricultural Development

(4) Comparing the Impact of Tariff Reduction of Orange in Indonesia

and the Application of Oil Palm Import Tariff by the

Importer/Pakistan

(5) Response to the Letter from Directorate of Animal Health,

Directorate General of Livestock, MoA

Several analyses on topics related to policy issues and the performance of agricultural development are:

(1) Design of Integrated Subsidy Model in Agricultural Sector: Smart

Card Instrument

(2) Evaluation on Subsidy System Policy and the Effective of Fertilizer‟s Highest Retail Price (HET) at Farmer‟s Level

(3) Impact Simulation on Fertilizer‟s Highest Retail Price (HET) on

Fertilizers Application and Farm Profit from Rice, Corn, and Soybean, and Fertilizers Subsidy Estimation in 2009

(4) Impact of Fuel Price Increase Policy on Production Inputs and Farm

Profit

(5) Estimation on the Impact of Import Tariff Policy and Corn Export

Tax

(6) Anticipative Policy on Price Instability of Crude Palm Oil (CPO)

(7) Anticipative Policy on Meat Production Scarcity (Beef and Chicken)

through the Increasing Domestic Supply

(8) Policy Alternative on the Scarcity of Beef and Chicken Production

along with Final Formulation of Beef Import Perspective from Brazil

Page 52: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

37

5.2. Konsorsium Penelitian: Karakteristik Sosial Ekonomi Petani

pada Berbagai Tipe Agroekosistem

Perencanaan dan pelaksanaan penelitian dilakukan bersama oleh

PSEKP, IPB, dan UNPAD. Mengingat bahwa karakteristik sosial ekonomi

petani sangat luas cakupannya maka penelitian difokuskan pada empat aspek strategis yaitu: (1) penguasaan lahan dan ketenagakerjaan, (2)

diversifikasi usahatani, (3) marketable surplus beras, dan (4) konsumsi

rumah tangga. Agar pemanfaatan hasil penelitian optimal maka selain

diseminarkan dilaksanakan pula pembahasan dan rencana pemanfaatan hasil penelitian dalam suatu forum lokakarya (workshop).

Untuk menangkap dinamika yang terjadi, pada penelitian ini

dimanfaatkan data panel. Data yang dianalisis adalah hasil survey Panel Petani Nasional (PATANAS) 1995, 1999, 2007, dan hasil survey Tahun

2008 pada rumah tangga sampel yang sama. Khusus untuk analisis

konsumsi rumah tangga bahan utama adalah data SUSENAS 1999 dan SUSENAS 2005 serta hasil survey 2008.

Lokasi penelitian mencakup 9 (sembilan) Propinsi yaitu: Sumatera

Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Di

setiap propinsi diambil 4 desa contoh sehingga secara keseluruhan ada

36 desa contoh lokasi penelitian. Secara keseluruhan, desa-desa contoh

yang diambil merepresentasikan 3 tipe agroekosistem yaitu: (1) agroekosistem pesawahan (SWH), (2) agroekosistem lahan kering dengan

usahatani dominan tanaman pangan/hortikultura (Lkr_1), dan (3)

agroekosistem lahan kering dengan usahatani dominan tanaman perkebunan (Lkr_2). Secara ringkas, beberapa butir pokok hasil

penelitian dipaparkan pada bahasan berikut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat ini (2007) rata-rata luas pemilikan lahan per rumah tangga petani di perdesaan

agroekosistem SWH dan LKr_1 masing-masing adalah 0,41 dan 0,35 ha.

Pada perdesaan Luar Pulau Jawa, rata-rata luas pemilikan lahan oleh rumah tangga petani di perdesaan agroekosistem SWH, LKr_1, dan LKr-2

masing-masing adalah 0,96, 0,95, dan 1,22 ha.

Sumber perolehan lahan utama berasal dari warisan (53%) dan

pembelian (40%). Berdasarkan data tentang penjualan lahan yang terjadi selama periode 1995 – 2008 diketahui bahwa rata-rata peluang petani

menjual lahan adalah sekitar 0,75 persen/tahun. Selama periode 1995 –

2008 ada kecendrungan bahwa distribusi pemilikan lahan semakin tidak merata, namun secara umum masih termasuk dalam kategori

ketimpangan sedang dengan indeks Gini antara 0.4 – 0.6. Distribusi

pemilikan lahan pada perdesaan agroekosistem SWH dan Lkr_1 relatif lebih timpang daripada Lkr_2.

Page 53: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

38

5.2. Research Consortium: Farmer’s Socioeconomic

Characteristics on Various Agro-ecosystems

Four aspects were focused in this research, namely: (a)

agricultural land holding and employment, (b) development of farming

diversification, (c) marketable rice surplus, and (d) rural household‟s consumption and expenditures. The first three aspects uses 2008 survey

data-set which is compared with those of in 1995 and 2000 condition,

while the fourth aspect uses SUSENAS 2000 and 2005 data in

combination with 2008 survey results.

The research was conducted in nine provinces: North Sumatra,

Lampung, West Java, Central Java, East Java, South Kalimantan, West

Nusa Tenggara, North Sulawesi, and South Sulawesi. Four villages were taken as samples in each province, so that there were 36 village sample

study sites and 10 households were interviewed from every village

samples representing three agro-ecosystem types, namely: (a) irrigated lowland agro-ecosystem, (b) type_1 dry land agro-ecosystem, and (c)

type_2 dry land agro-ecosystem.

The land holding size could be broken down as follows: In irrigated lowland agro-ecosystems of Java and Off Java land holding size were

around 0.33 ha and 0.56 ha, respectively. With similar order, in type_1

dry land agro-ecosystem was 0.35 ha and 0.93 ha, respectively; while in

type_2 dry land agro-ecosystem of Off Java was 1.19 ha.

Majority of the households owned the land from their heritage

(53%). However, a large number of lands owned by purchasing were also

recorded (40%) with an increasing tendency of land selling transaction. During 1995 – 2008, the average sale transaction of owned land was

about 0.75 percent/year and considered more transactions in rural areas

of Off Java. The boosting factor of the land selling opportunity was the increasing age of the land owner (farmer) and increasing interest of the

labor force on non-agricultural employment.

During 1995 – 2007, there had been a tendency that the land ownership distribution was significantly imbalance (Gini Index of 0.554 in

1995 to 0.594 in 2007). Significant influencing factors were rice price

(positive) and level of rice farming intensification. This implies that in a

short term, an effective policy instrument to increase rice farming productivity is un-husked rice price policy and other encouraging policies

for mounting farming intensification.

Page 54: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

39

Oleh karena rata-rata luas pemilikan lahannya sempit, sebagian

besar petani bekerja campuran. Proporsi rumah tangga petani yang pekerjaannya semata-mata bertani hanya sekitar 37 persen (di Pulau

Jawa 31 persen, di Luar Pulau Jawa 40 persen). Dalam periode 1995 –

2008, semakin banyak tenaga kerja usia muda yang lebih tertarik pada pekerjaan nonpertanian sehingga gejala "aging farmer" mulai tampak;

namun dampaknya terhadap produktivitas pertanian tidak nyata.

Dengan asumsi harga beras di masing-masing desa merupakan

deflator yang tepat maka selama periode 1995 – 2008 pendapatan meningkat dari 770 – 4519 Kg/kapita/tahun. Peningkatan terbesar

terjadi di wilayah perdesaan agroekosistem Lkr_2. Seiring dengan

peningkatan pendapatan, kontribusi pertanian turun dari 59 persen – 54 persen dengan catatan bahwa di perdesaan di Pulau Jawa menurun dari

50 persen menjadi 25 persen, sedangkan di Luar Pulau Jawa justru

meningkat dari 64 persen menjadi 68 persen. Dengan sejumlah variasi antar desa, distribusi pendapatan perdesaan agroekosistem SWH dan

Lkr_1 cenderung semakin tidak merata, sedangkan di perdesaan

agroekosistem Lkr_1 relatif tetap.

Diversifikasi usahatani merupakan jalan keluar yang cukup jitu

untuk meningkatkan pendapatan petani, terutama bagi petani berlahan

sempit. Meskipun demikian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

perkembangan diversifikasi yang mengarah pada komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi tampaknya belum sesuai harapan. Kendala utama

tidak hanya terletak pada penguasaan aspek teknis, tetapi juga

berkenaan dengan tiadanya insentif ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah untuk mendorong diversifikasi usahatani.

Untuk tingkat rumah tangga, perkembangan diversifikasi

berkorelasi positif dengan daya beli rumah tangga petani. Artinya, diversifikasi berkorelasi positif terhadap ketahanan pangan. Dalam

tingkat agregat, dampak diversifikasi tentu saja membutuhkan

pengkajian lebih lanjut. Secara teoritis, jika perkembangan diversifikasi usahatani berdampak negatif terhadap pertumbuhan produksi padi

sedangkan pola konsumsi tidak berubah maka berkorelasi negatif

ketahanan pangan karena food availability menurun.

Dalam jangka pendek, diperkirakan perkembangan diversifikasi usahatani masih akan konvergen dengan peningkatan ketahanan

pangan. Alasannya terkait dengan relatif lambatnya perkembangan

diversifikasi yang terjadi. Hal ini tampak dari sejumlah indikator yang berkenaan dengan unsur-unsur penunjang diversifikasi.

Marketable surplus beras sangat ditentukan oleh produksi padi

yang dihasilkan dan kebutuhan konsumsi rumah tangga. Terkait dengan itu, sampai saat ini kontributor terbesar beras di pasar masih berasal

dari hasil produksi padi dari Pulau Jawa dimana luas lahan sawah

beririgasi dominan dan secara umum intensitas tanam padi maupun

produktivitasnya lebih tinggi.

Page 55: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

40

Due to small land ownership, the household‟s income source was

not only obtained from farming. Beside employ their respective land, around 61 percent of the farm household members were also served as

agricultural labors. In agricultural labor activity, the participation level of

rural Java‟s households was higher. In non-agricultural activity, farmer‟s participation in running their own business was 36 percent and as

laborer in non-agriculture sector (including employee of private sector and

government officers) was about 22 percent.

Agro-ecosystem type, population density, and non-agricultural employment opportunity growth are the influencing factors in rural

community‟s income structure. Agriculture contribution on total rural

household income of irrigated lowland agro-ecosystem in Java was around 19 percent, while in Off Java was 69 percent. In type_1 dry land agro-

ecosystem of Java was 29 percent, while in Off Java was 80 percent. In

type_2 dry land agro-ecosystem of rural Off Java, its contribution was about 64 percent.

With small-scale land ownership, farm diversification is a

promising solution for farmers. Farm diversification is also considered could minimize risks. Diversification with orientation to income

maximization was only applicable for few farmers. Farmer‟s participation

level in cultivating high economic value commodities was very low.

According to the farmer‟s opinion, constraints were not only coming from technical aspects but also from the weakness of financial incentives and

marketing issues.

The diversification development is divided into three categories, namely: (a) applied and developed, (b) applied in a static way, and (c) not

applicable. Analytical results showed that during the period of 1995 –

2007, most farmers did not apply diversification. Proportion of farmers belonged to the third category was almost 80 percent (77 – 81 percent).

At household level, with such diversification development

categories, based on estimation that in a short term it would not produce significant impact on staple food supply (rice). On the other hand,

diversification was a favorable farming system to increase farmer‟s

income, while the diversification development has been just convergent to

food security because it was also conducive to increase or at least to keep the income as it was, while the income level was a determinant for food

access.

Diversification impact for aggregate level needs a deeper investigation. Theoretically, if the farming diversification development

gives negative impact on rice production growth, while consumption

pattern do not change, then it would have negative correlation on food security due to the decreasing food availability.

Marketable rice surplus would be determined by rice yield and

household‟s needs. Therefore, the largest contributor of rice in the market will originally come from rice field in Java, the area dominated by irrigated

lowland with high intensity rice crop with higher productivity.

Page 56: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

41

Per konsep, variasi temporal dan spatial ketersediaan beras di

pasar lebih banyak ditentukan oleh "marketed surplus" beras. Dengan demikian, determinan dari "marketed surplus" selain volume produksi

adalah "cara penjualan" yang dilakukan oleh petani padi. Terkait dengan

itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi ternyata menjual hasil gabahnya secara sekaligus kemudian diikuti

dengan cara bertahap dan tebasan. Dalam kaitannya dengan persediaan

beras di rumah tangga petani, pengaruh dari cara penjualan sekaligus

setelah panen ataupun cara tebasan tidaklah berbeda. Alasan yang dikemukakan petani untuk melakukan penjualan secara sekaligus

adalah karena butuh uang tunai (41,74%), mengurangi risiko (27,69%),

dan kurangnya sarana (25,21%).

Jika diperbandingkan dengan kondisi tahun 1995 ada

kecenderungan (meskipun kecil) meningkatnya partisipasi petani dalam

melakukan penjualan secara bertahap. Diduga hal ini terkait dengan pengalaman yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir dimana harga

beras lebih bergejolak. Pada penjualan bertahap tersebut, petani

menjualnya dalam bentuk gabah kering simpan, kering giling ataupun beras. Kebiasaan untuk menyimpan gabah dan kemudian menjualnya

dalam bentuk beras relatif lebih populer di Luar Pulau Jawa daripada di

Pulau Jawa.

Dalam aspek konsumsi, rata-rata pengeluran rumah tangga untuk pangan mencapai sekitar 60 persen. Pada tahun 1999, pangsa

pengeluaran rumah tangga untuk pangan adalah sekitar 28 persen,

sedangkan pada tahun 2005 adalah sekitar 19 persen.

Dampak kenaikan harga pangan dalam periode September 2007 –

Maret 2008 yang lalu terhadap pola konsumsi pangan dan pengeluaran

rumah tangga petani cukup beragam. Di kalangan petani pada agroekosistem sawah, dampak negatif yang paling dirasakan adalah

menyusutnya pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan nonpangan

pokok serta persediaan modal, baik untuk usahatani maupun usaha nonpertanian. Pada agroekosistem lahan kering, dampak yang paling

dirasakan akibat kenaikan harga pangan adalah menurunnya modal

usahatani dan berdampak pada kemampuan dalam membiayai usahatani

hortikultura yang secara umum membutuhkan biaya biaya yang relatif besar. Pada agroekosistem perkebunan, kenaikan harga pangan hanya

berdampak pada perubahan penggunaan input dan penurunan biaya di

luar kebutuhan pokok. Oleh karena sebagian besar rumah tangga petani pada agroekosistem ini tidak memproduksi beras maka naiknya harga

beras dengan nyata meningkatkan porsi pengeluaran untuk pangan.

Page 57: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

42

Due to temporal and spatial variation, rice supply in the market

would be determined mainly by "marketed rice surplus" so that determinants of the “marketed rice surplus" in addition to production

volume was the “way of rice farmer selling”. Therefore, the research

results showed that most rice farmers sell all their production at a time, followed by a gradual selling activity and contractual selling-type activity.

In relation to rice supply at household level, there was no difference

between impact of one time selling method, immediate selling activity after

harvest or contractual selling-type. The farmer‟s reason was that they sold the production at one time because they need cash (42%), reduce risks

(28%), and less required equipment/tools (25%).

As compared to 1995 condition, there was a tendency to increase farmer‟s participation in gradual selling rice production. This could be

related to farmer‟s experience in the past few years that rice price has

more fluctuated. In the gradual selling activity, the farmers sell it in the form of dried paddy (warehouse dried paddy of milled dried paddy), or

even in the form of husked rice. The research results also showed that the

farmer‟s habit to store paddy and then sell it in the form of husked rice was more popular in Off Java compared with that of in Java.

Page 58: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

43

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada umumnya rumah

tangga petani berusaha mempertahankan kuantitas maupun kualitas pangan pokok yang dikonsumsinya walaupun harga pangan pokok

meningkat. Oleh karena itu, yang kemudian dikorbankan adalah

kuantitas dan mutu konsumsi lauk pauk. Dalam periode yang pendek hal ini tentu tidak banyak berpengaruh pada kondisi kesehatan petani dan

keluarganya. Akan tetapi persoalannya tentu berbeda jika terjadi dalam

periode yang cukup panjang karena sebagian besar sumber protein

berasal dari lauk pauk.

5.3. Panel Petani Nasional (PATANAS): Analisis Indikator

Pembangunan Pertanian dan Perdesaan

Ekonomi perdesaan merupakan bagian integral dari sistem

perekonomian nasional. Pembangunan perdesaan merupakan

konsekwensi dari usaha untuk meningkatkan kemampuan sektor pertanian dalam mendukung ekonomi nasional. Dalam rangka

perumusan arah pembangunan pertanian ke depan secara tajam

diperlukan pemahaman yang seksama atas dinamika ekonomi perdesaan.

Penelitian PATANAS merupakan kegiatan monitoring untuk

memahami hasil pembangunan yang telah dicapai sebagai pendukung

pelaksanaan pembangunan perdesaan. Penelitian PATANAS 2008 ini

dilakukan di 12 desa contoh yang terletak di lima propinsi, yaitu (1) satu desa di Propinsi Lampung, (2) dua desa di Propinsi Sulsel, (3) tiga desa di

Propinsi Jatim, (4) tiga desa di Propinsi Jateng, dan (5) tiga desa di

Propinsi Jawa Barat.

Beberapa temuan pokok penelitian ini adalah :

(1) Penguasaan lahan terdistribusi tidak merata. Untuk mengurangi

ketimpangan penguasaan lahan maka pemerintah perlu menyusun peraturan perundangan berupa peraturan penguasaan, penggunaan

dan pemanfaatan lahan. Penciptaan aset adalah kondisi dasar untuk

kemakmuran perdesaan.

(2) Tingkat pendidikan penduduk, pengelompokan angkatan kerja

berdasarkan pendidikan dan pendidikan migran masih didominasi

oleh pendidikan tamat SD ke bawah. Dalam era persaingan yang

ketat ini, hanya sedikit masyarakat yang berpendidikan rendah mendapat manfaat dari produksi nonpertanian yang dinamis. Oleh

karena itu pemerintah harus mengupayakan pembangunan

sumberdaya manusia dan kelembagaan karena itu merupakan cara untuk keluar dari masalah kemiskinan.

Page 59: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

44

On consumption aspect, the average household of Indonesian

allocates 60 percent of their income for food expenditures. Within food expenditure, its proportion is dominantly occupied by expenditure for rice.

During 1999 – 2005, rice expenditure share was decreased from 28

percent in 1999 to 19 percent in 2005. On the other hand, expenditures for eggs, chicken, milk, noodle and wheat flour were increased in variable

amounts according to the general household characteristics.

5.3. National Panel of Farmers (PATANAS): Analysis of Agricultural and Rural Development Indicators

Rural economy is part of national economy as a whole. Various

changes in rural and urban economy are the impact of national development strategy. Rural area is closely related to agricultural sector,

the sector that represented the majority of Indonesian. Rural development

is a consequence of an effort of increasing agricultural sector to support national economy. Rural development need to be monitored to get better

understanding of results and problems finding.

To complete the information published by Central Bureau of Statistics (CBS), ICASEPS has conducted the National Farmers Household

Panel Survey (PATANAS) since 1983. PATANAS research is designed to

monitor the changes of various aspects of household economy and social

in series of time, especially the issues related to rural development in accordance with their respective type of agro ecosystems.

The objective of research is to analyze various social economic

changes in rural areas. The social economic aspects that being analyzed were: (a) Land resource, (b) Rural labor structure, (c) Income structure, (d)

Poverty, (e) Food consumption structure, (f) Farmer‟s terms of trade, (g)

Technology, and (h) Agribusiness institutions.

Page 60: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

45

(3) Sektor nonpertanian (perdagangan, industri, dan jasa) adalah faktor

yang penting untuk diversifikasi pekerjaan rumah tangga. Perkembangan sektor nonpertanian di perdesaan tergantung pada

perkembangan sektor pertanian, atau sebaliknya. Oleh karena itu

upaya pemerintah untuk menciptakan pendapatan dan lapangan pekerjaan di wilayah perdesaan, baik melalui kegiatan di sektor

pertanian maupun nonpertanian sangat diperlukan.

(4) Perkembangan perdesaan tergantung pada berbagai faktor seperti

kecukupan infrastuktur perdesaan, komunikasi (transpor, telekomunikasi) listrik, ketersediaan air, kesehatan dan sarana

pendidikan, penelitian pertanian dan penyuluhan. Untuk itu

pemerintah harus selalu berupaya memacu peningkatan faktor-faktor tersebut.

(5) Pola konsumsi pangan masih terbatas pada jenis pangan yang

dapat diproduksi sendiri, oleh karena itu dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan, pemerintah hendaknya

memperhatikan dengan seksama aspek pendapatan petani dalam

menetapkan kebijakan publik.

(6) Rumah tangga miskin sering kali harus mempertimbangkan

beberapa jenis pengeluaran, sehingga pengeluaran rumah tangga

harus seimbang agar dapat bertahan hidup. Peningkatan

pendapatan masyarakat perdesaan merupakan suatu keharusan. Untuk itu diversifikasi pertanian dan industrialisasi perdesaan

adalah strategi yang harus dilaksanakan agar pengembangan

perdesaan dapat terwujud.

(7) Pola pangan pokok non beras (jagung atau ubikayu) yang ditemui

di beberapa lokasi penelitian perlu dipertahankan karena ada

kecenderungan terjadi pergeseran menjadi beras terutama untuk generasi muda dan anak-anak. Perlu penyadaran masyarakat

pentingnya keragaman pangan pokok dan keseimbangan pangan

yang dikonsumsi melalui Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dengan memanfaatkan berbagai media seperti penyuluhan, leaflet, demonstrasi dan lain-lain (generic advertisement).

(8) Penerapan teknologi usahatani pada umumnya masih relatif

rendah. Agar produktivitas palawija dan sayuran dapat ditingkatkan maka upaya pemerintah untuk memfasilitasi ketersediaan sarana

produksi dan infrastruktur, terutama benih dan pupuk, mutlak

diperlukan. Eksistensi dan fungsi kelembagaan permodalan dan pemasaran hasil serta pemantauan harga komoditas pertanian

menjadi sangat penting.

Page 61: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

46

Policy implications obtained from this research are: (a) land is very

unequally distributed. To reduce land holding inequity, the government should create laws related to rules of land holding and utilization. Asset

creation is the basic condition for rural prosperity; (b) the level of

education of majority of labor force in rural areas is primary school or lower level. In this competitive era, few uneducated people will gain much

from the dynamic form of non farm production. Therefore, the government

should devote human and institutional development because it can be a

tool to escape from poverty; (c) the non-farm sector (trade, industry, and services) is an important factor for employment, but it usually depends on

a flourishing farm sector. In this case, the government efforts on income

and employment generation in rural areas are highly required. Rural development depends on numerous factors such as the existence of

adequate rural infrastructure, communication (transport,

telecommunication) electricity and water supply, health and education services infrastructure, agricultural research and extension; (d) the

consumption pattern of population in rural areas is restricted on own

produced and low quality purchased food. In this regard, the government should perform balanced public and private sector policies that ensure

pro-poor growth; (e) for poor households there is often competing interest

between different needs which they have to carefully balance in order to

subsist. Poverty reduction program by increasing rural income is a must. In order to do this program, agricultural diversification and rural

industrialization are alternative strategies for rural development; (f) in

order to enhance palawija (secondary crops) and vegetables productivity, it is necessary to generate more income, because farmers need financial

support to access and apply proper technology of production for such

crops. Without adequate financial support there will be more problems associated with agricultural development in rural areas; (g) beside using

for palawija and vegetables farming system, dry land is also appropriate

for breeding livestock to diversify household income. In palawija–livestock

farming pattern, farmers can perform a rather efficient use of forages, crops residues, and manure, thus improving soil organic matter and other

dimensions of soil fertility; and (h) the productivity of dry land could be

improved by increasing the local capacity to manage natural resource, infrastructure and proper farming system. Traditional social institution,

such as farmer‟s group and economic institution such as farmer‟s

cooperative could be considered as important infrastructures to develop collective action activity in rural areas.

Page 62: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

47

(9) Lahan kering selain dapat ditanami tanaman pangan palawija dan

hortikultura, cocok untuk tanaman pakan ternak (rumput-rumputan dan leguminosae) yang dapat digunakan untuk

pengembangan usaha ternak, sehingga petani dapat melakukan

diversifikasi antar subsektor pertanian. Pada pola usaha tanaman pangan-peternakan, petani dapat memanfaatkan bagian tanaman

dan sisa panen jagung, ubikayu dan daun kacang-kacangan sebagai

makanan ternak, sedangkan kotorannya sebagai sumber pupuk

organik.

(10) Produktivitas lahan kering masih memiliki potensi yang besar untuk

ditingkatkan melalui pengelolaan lahan, air dan pemeliharaan

tanaman yang tepat. Lembaga sosial tradisional seperti kelompok tani, kelompok pengajian dan kelompok arisan serta lembaga

ekonomi seperti koperasi dan usaha bersama (UB) dapat digunakan

sebagai sarana pengembangan usahatani secara bersama-sama (aksi kolektif), termasuk untuk pengadaan input produksi.

(11) Di desa-desa penelitian, pada umumnya, kegiatan penyuluhan

pertanian untuk komoditas palawija dan sayuran relatif jarang dilakukan. Untuk meningkatkan produktifitas tanaman,

pemerintah perlu memfasilitasi petani dengan penyuluh-penyuluh

yang memahami permasalahan penyakit dan hama tanaman.

(12) Pola semi kemitraan yang telah banyak dilakukan oleh petani dengan pengolah atau pedagang komoditas. Agar posisi tawar petani

meningkat maka sebaiknya pemerintah membuat ketentuan-

ketentuan agar petani tidak terlalu dirugikan.

5.4. Peningkatan Kapasitas Adaptasi Petani di Daerah Marginal

Terhadap Perubahan Iklim

Pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang

sangat rawan terhadap dampak negatif akibat perubahan perilaku iklim.

Insiden dan intensitas kekeringan dan atau banjir secara langsung menyebabkan kerusakan tanaman dan kurang optimal/rusaknya

jaringan irigasi, jalan usahatani, dan prasarana pertanian lainnya.

Implikasinya, masa depan ketahanan pangan dan perekonomian nasional

maupun global semakin sulit. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan bahwa sebagian besar negara di dunia akan

menghadapi tantangan yang lebih berat untuk mencukupi kebutuhan

pangannya karena perubahan iklim ini diperkirakan menyebabkan kehilangan hasil setidaknya 5 persen per tahun.

Teknik budidaya pertanian sangat dipengaruhi oleh iklim yang

sifatnya sulit dikendalikan. Upaya menekan risiko rugi ataupun upaya memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan dapat ditempuh

melalui adaptasi terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu adaptasi

terhadap perubahan iklim sangat penting dikuasai oleh petani terutama di daerah marginal.

Page 63: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

48

5.4. Capacity Buiding of Farmer’s Adaptation on Climate Change in

Marginal Regions

Climate change is the global issue that predicted has a bad impact

on the human being. An increase in CO2 concentration has caused the

effect of green house gases. It is also claimed that the climate change has resulted a reduction in GDP of the world by 5%. The negative impacts will

be severely happened in the developing countries.

Agriculture is the economic sector that heavily affected by climate

change. The unpredicted flood and drought condition are the major factors caused a failure in crop harvesting. Another negative impact is the

damage of infrastructures i.e. irrigation facilities, farm roads, and other

facilities. The Food and Agricultural Organization (FAO) estimated that in the future most of the countries will face heavier problems to support food

sufficiency. So far, the food supply remains depend upon conventional

agriculture which is highly determined by climate. Climate is beyond human control, and therefore, the farmers have to adapt themselves to

the natural condition of the climate. This is important to respond to the

global climate change, i.e., to reduce the negative impact of uncertainty caused by such change.

Page 64: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

49

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Beberapa temuan menunjukkan:

(1) Perilaku perubahan iklim yang sulit diramalkan telah menimbulkan

kerugian kegagalan panen, baik di Jawa Tengah maupun di NTT.

Sekalipun petani di kedua lokasi memiliki pengetahuan lokal tentang iklim secara turun-temurun (kearifan lokal/indigenous knowledge),

namun tidak cukup memadai untuk membantu usahatani mereka

karena tidak diikuti oleh antisipasi program yang terarah dan

kegiatan internal usahatani secara berkesinambungan.

(2) Bentuk dan pola adaptasi petani terhadap perubahan iklim di

Provinsi Jawa Tengah berupa: (a) membangun long storage sebagai

penampung air, (b) meningkatkan kerjasama kelompok tani (gotong royong) melalui kelembagaan P3A yang dibantu oleh pemerintah

daerah setempat, dan (c) mengubah pola tanam (termasuk

penanaman serentak disertai pola tanam lahan irigasi teknis dengan pola budidaya hemat air/pola SRI dan budidaya gogo rancah

(pemanfaatan air dangkal) pada lahan non irigasi teknis.

(3) Petani di Provinsi NTT melakukan adaptasi melalui tiga strategi,

yaitu (a) bertahan (menanam tanaman secara berulang dengan pertimbangan aspek ekonomi dan pasrah kepada keadaan), (b)

agresif (mengganti jenis tanaman, mengubah pola tanam,

menerapkan inovasi pemanenan air dengan embung dan sumur, serta menunggu informasi curah hujan), dan (c) antisipatif

(menyiapkan input yang cukup, mengalihkan usaha dari on-farm ke

off-farm, dan memanfaatkan pengetahuan spesifik lokal/kearifan atau indigenous knowledge).

(4) Di Provinsi Jawa Tengah, faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas

adaptasi petani terhadap perubahan iklim, diantaranya adalah: (A)

Faktor eksternal: (a) kondisi geografis yang tidak rata, (b) dukungan kebijakan pemerintah daerah yang masih kurang memadai, dan (c)

rendahnya akses terhadap informasi iklim dan kurangnya tenaga

penyuluh atau pendamping untuk membantu membaca dan menginterpretasikan informasi iklim yang ada; dan (B) Faktor

internal: (a) keterbatasan pengetahuan dan kemampuan petani

mengakses dan menginterpretasikan informasi iklim, (b) belum memadainya sarana dan prasarana usahatani, dan (c) keterbatasan

modal usahatani yang menyulitkan petani memutuskan penerapan

teknologi tertentu terkait dengan antisipasi perubahan iklim.

Page 65: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

50

The general objective of this research is to formulate a well

planned adaptation system by the government and to improve the farmers‟ capacity to adapt them with respect to climate change. The detail

objectives are: (a) to identify the characteristics of climate change and its

impacts; (b) to identify the adaptation system of farmers with respect to climate change; (c) to identify the components needed by farmers to

improve their capacity to adapt themselves to the climate change; and (d)

to formulate the policy recommendation on the programs to improve

farmers capacity to adapt themselves to the climate change in the marginal land.

The conclusions obtained from this study are: (a) this study has

been able to describe the characteristics of climate change and its impact and has also been able to exercise the farmer‟s adaptation with respect to

climate change in both Central Java and NTT provinces; (b) the results of

SWOT analysis have been able to formulate the development policy alternatives to improve farmers‟ capacity in adaptation and anticipation

with respect to climate change; (c) even though farmers in the study area

have indigenous knowledge, however, the unpredicted climate change has caused a failure of crops harvesting in both Central Java and NTT; (d) the

negative impacts of climate change are: (i) a change in planting schedule,

(ii) the insidence of pest attack, (iii) an increase in production cost, (iv) a

difficulty in drying, (v) the occurrence of flood that destroyed irrigation facilities during wet season and drought during dry season, and (vi) the

occurrence of soil erosion and river sedimentation; and (e) the adaptation

and anticipation done by the farmers with respect to climate change in Central Java were: (i) to construct a long water storage, (ii) to improve the

group working of water user‟s association (P3A), and (iii) change the

cropping pattern toward water usage efficiency. Meanwhile, the adaptation and anticipation strategies done by the farmers in NTT were: (i)

repeat to grow the same crops due to economic consideration, (ii) to

change the cropping pattern in combination with construction of small water reservoir (embung) and deep/shallow wells, and (iii) provide more

inputs or move to other jobs.

Page 66: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

51

(5) Opsi kebijakan yang dapat diambil antara lain adalah: (a)

Pengembangan budidaya tanaman pangan dan sekolah lapang iklim (SLI); (b) Peningkatan layanan penyuluhan dan infrastruktur

pertanian; (c) Pengembangan varietas jagung toleran kekeringan dan

pola usahatani konservasi, serta penguatan kelembagaan petani; (d) Peningkatan akses petani terhadap informasi iklim dan harga, serta

intervensi pemerintah dalam pemasaran hasil.

(6) Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten harus secara

optimal bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Perguruan Tinggi setempat untuk memfasilitasi

para penyuluh pertanian dengan sekolah lapang iklim di wilayah

kerjanya masing-masing. Demikian juga bagi kelompok tani, program ini sangat penting agar petani dapat mengadaptasikan dirinya

terhadap perubahan iklim dan mengantisipasi kemungkinan dampak

buruk dari perubahan iklim tersebut.

(7) Khusus untuk Provinsi NTT, pengembangan usahatani jagung

dengan menggunakan varietas toleran kekeringan sebagai bagian dari

penerapan teknologi dalam rangka penyesuaian diri terhadap ketidakpastian hujan karena perubahan iklim. Program ini

diharapkan dapat menyelamatkan petani dari kegagalan panen

akibat kekeringan. Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten

perlu mengadakan kerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Perguruan Tinggi setempat. Kerjasama ini

hendaknya dilaksanakan secara lebih intensif dan memiliki

mekanisme kerjasama yang jelas. Selain itu diperlukan pelatihan tentang penerapan teknologi pasca panen (pengeringan, pemipilan,

pengepakan dan penyimpanan jagung) untuk peningkatan mutu

jagung dan sekaligus untuk memperoleh harga yang baik.

5.5. Pendampingan dan Koordinasi Pelaksanaan Program PRIMA

TANI

Kegiatan pendampingan, monitoring dan evaluasi, serta analisis

adopsi teknologi dan kelembagaan pada kegiatan Prima Tani

dilaksanakan di tiga propinsi yaitu DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan

Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini dilakukan dengan pertemuan dan diskusi di tingkat pelaksana untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan Prima Tani dan hambatannya. Selain itu juga dilakukan

kunjungan ke lapang untuk melihat secara lebih mendalam aktifitas pelaksanaan dan hambatannya di lapangan.

Page 67: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

52

Policy alternatives that can be implemented to improve farmers

capacity to adapt and anticipate the climate change are: (a) development of food crops cultural practices and field school of climate, (b)

improvement of extension services as well as development and renovation

of infrastructure, (c) development of varieties tolerant to biotic stresses, and (d) improvement of farmers‟ access to climate and market

information, and government intervention on marketing of agricultural

products.

Field school of climate is very important for extension workers and farmer‟s group. The provincial and district agricultural offices should

optimally cooperate with local office of Agency for Meteorology and

Geophysics (BMG), research institution, and university to provide the extension workers and farmers‟ group with Climate Field School in their

respective working regions.

5.5. Facility and Coordination of Prima Tani Program

Accompaniment, monitoring and evaluation, and analysis of

technology adoption and institution for Prima Tani program was conducted in three provinces, namely, DI Yogyakarta, North Sulawesi,

and West Nusa Tenggara. This activity was used meeting and discussion

approaches to understand the development progress of Prima Tani

program and its associated problems. Field surveys were carried out to deeply understand implementation activities along with its field obstacles.

Page 68: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

53

Tim Penyelia PSEKP telah memberikan berbagai arahan dan

perbaikan dalam manajemen kegiatan di lapangan. Di beberapa lokasi diupayakan perbaikan dalam komunikasi internal di BPTP, perbaikan

rencana kerja (rancang bangun) yang lebih aplikatif dan lebih fokus, serta

perbaikan dalam upaya penguatan kelembagaan petani. Dalam setiap pendampingan selalu dilakukan diskusi secara terbuka dan lengkap

sebelum dan setelah kunjungan lapang di tingkat BPTP, yang dihadiri

oleh seluruh peneliti, penyuluh, tenaga lain serta staf struktural.

Kegiatan ini sangat berarti sebagai wadah saling belajar antar petugas dan autokritik untuk perbaikan di masa mendatang.

Dari ketiga lokasi propinsi, inovasi teknologi yang diadopsi sesuai

dengan rancang bangun yang telah disusun, namun skala adopsinya belum meluas. Walaupun demikian, keberadaan Prima Tani dapat

berperan sebagai media atau forum bagi peneliti-penyuluh-pertani.

Dari pelaksanaan monev, secara umum hasil kegiatan Prima Tani dapat dikatakan baik, meskipun masih terdapat kekurangan dan

kelemahan. Pada sisi perencanaan, kekurangan yang teridentifikasi

adalah pemaparan prosedur yang dijabarkan dalam tahapan dan petunjuk pelaksanaan dinilai masih kurang baik/lengkap. Dari sisi

kelengkapan dokumen juga belum memuaskan, misalnya lemahnya

penyusunan dan kualitas laporan periodik. Demikian juga dalam usaha

mendokumentasikan kegiatan (berupa foto), belum dilakukan secara optimal. BPTP sebagai organisasi pelaksana, umumnya belum

menjalankan kegiatan monev internal, sehingga pelaksanaan Prima Tani

kurang terkontrol dan terarah jika terjadi penyimpangan.

Komoditas dan teknologi unggulan yang terpilih sudah cukup baik

yang disesuaikan dengan kondisi agroekosistem, minat dan kemampuan

petani, serta pasar. Namun demikian, integrasi antar teknologi yang diterapkan belum memberi dampak yang optimal. Untuk teknologi pasca

panen dan pengolahan, sudah saatnya digarap dengan baik, karena

adopsi teknologi umumnya masih terbatas pada kegiatan di hulu dan budidaya.

Kontribusi pemerintah daerah, swasta, lembaga keuangan dan

stakeholders lain masih perlu ditingkatkan perwujudannya dengan

komitmen dan realisasi program. Kontribusi ini dapat digali dan dikembangkan lebih lanjut jika kegiatan koordinasi melalui pertemuan

dan komunikasi lainnya untuk mengembangkan jaringan kerja

senantiasa dilakukan dan menghasilkan komitmen lisan dan tertulis. Aspek legal misalnya berupa Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah dapat

dijadikan instrumen untuk menembus eselonisasi dalam rangka

pengembangan jaringan kerja. Prinsip yang sama dapat dikembangkan untuk memperluas jaringan kerja dengan swasta dan lembaga finansial.

Page 69: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

54

The ICASEPS‟ supervisors had provided direction and management

improvement of field activities. Internal communication improvement was also conducted, including applied workplan and farmer‟s institution

empowerment. Open discussions with AIAT (BPTP), before and after field

visit. Facility is valuable in a sense that each participant has a medium to exchange information and knowledge for future improvement of the

project. Researchers, extension workers, and farmers in the three

locations have been benefited through this Prima Tani program.

Although there were some identified weaknesses, this program is generally considered successfully implemented. However, steps in

procedural operation and sufficient documentation were not adequately

organized. Lack of internal monitoring and evaluation was considered as the main obstacle in the implementation of Prima Tani program.

Selected commodity and technology used in the project is highly

appreciated as it adjusted to its agro-ecosystem, preference, farmer‟s capability, and marketing aspect. Main activity was focused on those at

farm level. However, processing and post harvest activities were also

important and for this, initiative to integrate related technologies is highly recommended.

Contribution from local government, private sector, financial

institutions and other stakeholders are very much needed for future

development. Communication initiatives followed by cooperation and commitment among the stakeholders are suggested. Related legal aspects

are required, such as certain decrees issued by the Regent of respective

regencies would be a powerful instrument to create working network and coordination among different institutions.

Page 70: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

55

Inovasi kelembagaan masih mengalami berbagai masalah, antara

lain kesadaraan petani dalam berkelompok masih rendah, kerjasama dalam kelompok dan antar kelompok masih kurang, kelompok belum

mempunyai peraturan baik secara normatif maupun formal, belum ada

perencanaan kegiatan kelompok dan kaderisasi dalam kelompok juga masih rendah. Aspek kelembagaan yang telah disentuh adalah revitalisasi

kelompok dan peningkatan intensitas penyuluhan pertanian. Secara

umum, keberadaan dan berfungsinya laboratorium agibisnis masih perlu

mendapatkan perhatian. Penguatan kelembagaan tingkat perdesaan termasuk proses operasionalnya masih perlu dukungan yang intensif.

Berbagai perbaikan dalam rancang bangun yang telah disusun bersama

antara Tim penyelia dan pelaksana lapang diharapkan akan lebih operasional yang disesuaikan dengan berbagai kendala baru dan

perubahan dalam manajemen misalnya pemotongan anggaran.

5.6. Respon Usahatani Skala Kecil Terhadap Liberalisasi

Perdagangan

Pemberlakuan kesepakatan multilateral yang akan mengatur perdagangan internasional telah berjalan hampir 12 tahun, yakni sejak

terbentuknya Organisasi Perdagangan Dunia (OPD) pada tahun 1994.

Berbagai hasil simulasi penelitian menunjukkan bahwa liberalisasi

perdagangan dapat menguntungkan atau merugikan, tergantung dari sisi mana kita melihat.

Khusus untuk komoditas pertanian, manfaat dari liberalisasi

perdagangan sangat memberikan keuntungan bagi negara-negara “kaya” (rich countries), sementara negara-negara berkembang lebih banyak

menderita kerugian. Diperlukan analisis secara lebih mendalam dimensi

dan dinamika respon usahatani kecil terhadap liberalisasi perdagangan pertanian. Dengan demikian dapat disusun rekomendasi strategi dan

kebijakan terutama kepada pemerintah untuk melindungi dan sekaligus

memberdayakan usahatani kecil dalam menjawab tantangan liberalisasi global.

Hal ini berkaitan dengan kelangsungan struktur usahatani

Indonesia, yang umumnya berskala kecil. Menurut teori ekonomi, skala

upaya sebenarnya tidak mempunyai implikasi apa-apa terhadap keefisienan upaya, melainkan bagaimana upaya itu dikelola dan

lingkungan pasar serta kebijakan pendukung. Skala upaya yang kecil

sama efisiennya dengan skala upaya besar kalau dikelola secara baik. Dapatkah upaya kecil pertanian Indonesia merespons gerakan ini baik

untuk tujuan pasar internasional dan bahkan di dalam negeri sendiri?

Untuk itu dilakukan kajian Respons Usahatani Skala Kecil Terhadap Liberalisasi Perdagangan.

Page 71: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

56

Institutional innovation has encountered problems, including low

awareness of the farmers to participate in farmer‟s group activities, to initiate cooperation, and to establish rules and regulations in addition to

the absence of group‟s activity plan and leadership in the group.

Institutional aspect approched by the program was the group‟s revitalization and improvement of agricultural extension intensity.

Agribusiness laboratory function, so far, should be revisited and the

empowerment of rural institutions requires intensive support from

stakeholders. Many improvement of implementation design have been conducted by the supervisors and field operators and it is expected that

the program implementation would be successfully organized according to

several adjustment made to various unavoidable constraints, including the shortage of budget allocation.

5.6. Response of Small Farmers to Trade Liberalization

Multilateral agreement on international trade has been ratified

almost 15 years since the establishment of WTO (1994) to extend market

access, to phase-out domestic support and subsidy and commodity export subsidy.

Numerous simulations of research have shown that trade

liberalization could offer benefits and at the same time could cause

hardship to many countries. Some studies have shown that multilateral trade liberalization (Doha Round) on agricultural commodities is

benefiting rich countries, while many developing countries worsen

because they are „net importer‟, or reap a trivial gain, though agricultural sector in these countries are dominated by smallholders, low production

and not competitive in international market.

The current WTO negotiation is aimed to reach an agreement on the implementation of reduction and/or abolishment of international

trade restriction to make a commodity of member could enter market of

other members with no hurdle (globalization). But the question is which commodity could be able to globalize? What types of firm could produce

this product? Is the global product solely an impact of competition in

either efficiencyi or economy or technology or image or non-trade barrier?

This is relevant to be considered for the fact that it touches upon survival of Indonesian farm structures which predominantly are in small scale.

Will the Indonesian small scale farms be able to respond to globalization

and liberalization environment in the international market and in its domestic market?

Page 72: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

57

Temuan-temuan pokok dalam penelitian ini adalah:

(1). Usahatani ketiga komoditas menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga dan umumnya dilakukan dengan bermitra dengan

pabrik pakan atau benih (jagung) atau pedagang besar (kakao) serta

perusahaan swasta nasional (pisang).

(2). Masing-masing komoditas memiliki akses pasar dengan prospek

yang sangat bagus (excess demand).

(3). Sedikit ditemui sistem upahan dalam tenaga kerja dan yang

dominan adalah dalam keluarga (jagung dan pisang) atau gotong-royong kelompok (kakao).

(4). Fluktuasi harga komoditas pangan dunia hanya diamati untuk

tanaman jagung dan kakao.

(5). Harga jagung lebih volatil dari harga internasional; petani

merespons positif kenaikan harga.

(6). Petani kakao tidak cepat merespons karena tanamannya bersifat tahunan. Petani jagung dan kakao menerima harga jual dari

pembeli yang menggunakan kriteria mutu tertentu.

(7). Besaran diferensial harga untuk kakaodengan harga domestik hampir mencapai US$ 180 – 250 per ton.

(8). Petani kakao Indonesia diprakirakan menerima harga 85 – 90

persen dari harga terminal.

(9). Liberalisasi perdagangan belum mampu memberi manfaat berkesinambungan bagi para petani ketiga komoditas.

(10). Masalah utama adalah banyak petani menjual jagung belum cukup

umur panen (<120 hari), rentan aflatoxin.

(11) Kakao menghadapi penurunan mutu produksi akibat tanaman

kakao berusia tua, kurang pemeliharaan dan sanitasi kebun,

pemupukan yang tidak teratur, serta serangan hama penyakit.

(12) Komoditas pisang domestik menghadapi ancaman persaingan yang

kuat dengan keterbukaan pasar.

(13) Tidak ada perubahan preferensi secara signifikan akibat liberalisasi perdagangan untuk jagung maupun kakao.

(14) Tuntutan perbaikan mutu diterjemahkan dalam perbaikan hasil

produksi petani. Kriteria mutu untuk pisang berpengaruh pada

perbedaan harga sehingga setelah tahun 2005 muncul mutu C dalam rantai pasokan pisang.

(15) Rantai pasokan jagung tidak mengalami perubahan baik dalam

tujuan, struktur, dan alur rantai pasok/nilai komoditas jagung. Hanya terjadi pemotongan jalur dari pemasok ke pabrik pakan

ternak (langsung dari para pedagang pengumpul tingkat kecamatan

dan desa).

Page 73: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

58

The objectives of this research are: (a) to analyze Indonesian farms

structures in terms of some criteria such as capital, labor absorption, asset value, production and others; (b) to identify commodities that are

predominantly exist in the small scale farm structures; (c) to investigate

trade liberalization factors affecting the dynamics of small scale farms respond; and (d) to formulate proposals and policy recommendations that

are related to revitalize small scale farms to challenge agricultural trade

liberalization.

Outstanding policy recommendations obtained from this research are: (a) revitalization of small-scale maize farms to respond trade

liberalization and globalization should be focused on post harvest

handling development, like drying, crushing and storage facilities that are easily accessible to farmers in the village. With that bargaining power of

farmers could be lifted up; (b) observation and reality in the field facing

the cocoa farmers gives inputs to the research team to conclude that new plant materials in whatever forms (seeds, seedlings or entries) should be

provided by the government at national or local level followed by

improvement of farmers‟ capacity to propagate materials that are free of diseases. In that case local governments of production centers are urged

to utilize its own resources, namely budget, expertise and physical

resources (land) and to develop seedling areas locally as seedling source in

the area. Donor or private companies‟ involvement should be partners with government to address seedlings deficit; (c) the balanced application

of agricultural inputs has been a concerned to the governments, it is

imperative that this program is disseminated to farmers‟ groups. In addition, fertilizer subsidy program that currently directed mainly to food

crop needs to be reevaluated, in terms of its benefit and effectiveness

because food crops are not the main source of income in other areas.

Page 74: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

59

(16) Rantai pasokan pisang Mas Kirana semakin beragam. Semula

hanya terdiri dari kelompok tani dengan perusahaan swasta dengan komoditas buah pisang mas segar. Saat ini banyak

perusahan terlibat dan muncul saluran pemasaran dengan

komoditas buah pisang segar dan produk olahan pisang (keripik dan sale).

(17) Perubahan rezim perdagangan belum berdampak langsung bagi

rantai pasok/nilai jagung karena rendahnya bea masuk impor,

tidak mempengaruhi secara langsung sistem agribisnis jagung termasuk rantai pasok/nilai jagung, apalagi bagi para petani jagung

kecil.

(18) Bagi kakao direspons dengan perubahan volume dan nilai ekspor kakao Indonesia yang meningkat untuk tujuan ke China dan

ASEAN dalam hubungnnya perdagangan kawasan.

(19) Insentif tidak dapat direspons secara maksimal karena petani kakao skala kecil yang menghadapi kendala modal dan teknis (hama).

(20) Petani pisang mas Kirana tidak menunjukkan dampak langsung

pada usahataninya. Petani hanya terdorong menjalankan usahatani organik dan menghasilkan healthy food.

(21) Meskipun liberalisasi perdagangan telah membuka beragam saluran

pemasaran dan produk yang dapat dijual di pasar dalam dan

internasional usahatani skala kecil belum dapat meresponsnya untuk kepentingan mereka sendiri.

Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Diperlukan upaya-upaya peningkatan teknologi di tingkat budidaya dan pasca panen yang dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh

petani kecil.

(2) Diperlukan upaya penyediaan modal mikro dengan biaya modal yang terjangkau, agar petani memiliki modal dalam penyediaan bibit

unggul, pembelian pupuk dan kebutuhaqn saprodi lainnya.

(3) Upaya-upaya lain yang diperlukan adalah penyuluhan pemeliharaan tanaman dan pengolahan pasca panen.

(4) Perbanyakan tanaman kakao baru seharusnya menjadi tanggung

jawab pemerintah diikuti dengan peningkatan kemampuan petani

dalam melakukan perbanyakan dengan menyediakan entries (bibit) yang bebas penyakit. Dengan demikian pemerintah di daerah

sentra produksi hendaknya mampu menyusun kegiatan

perbanyakan kebun entries kakao di tingkat lokal, sebagai sumber bibit kakao.

(5) Melihat perkembangan dan potensi pasar pisang Mas Kirana perlu

terobosan teknologi perlambatan kemasakan buah agar mengurangi dominasi cavensidh.

Page 75: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

60

The main concerned is the improvement in provision and

distribution of agricultural inputs so they are easily accessible to farmers, for instance fertilizer; (d) as crops maintenance is labor incentive, while

labor is so scarce, the only alternative to get around this problem is to

practice collective crop maintenance. However the element of plot sanitation should have equal weight with harvesting and post-harvest

handling. It is recommended that dissemination of crop sanitation is done

regularly to minimize cases of labor scarcity. Farmers and farmer groups‟

capacity should be elevated up; (e) supports and approaches that have been followed by exporting or processing companies or their agents in the

sites are useful. But it is the governments‟ task to make all these efforts to

be integrated and function efficiently; (f) cocoa price information system has been running well supported by solid private sector (buyers and

traders) and farmers networking. In this case, the government should

establish a recording and monitoring system of information and data regarding cocoa beans prices. But farmers‟ skill in price negotiation

process should be improved; (g) maintenance of road access between

production sites to market center is local and national governments‟ responsibility. In this regard the development and up-grading of road

access is a crucial factor to be considered in an effort to secure cocoa

beans transportation from farmers to traders. Road improvement should

make a significance contribution to the flow of cocoa beans because most farmers have motor vehicle as main transportation means; (h) the

governments should provide capital support facilities to farmers to enable

them to get alternative source of income for other capital necessities. Or the government could invite the involvement of existing partnership

organization like “cocoa sustainable partnership” that already provides

price information facilities to farmers. The existing format of price information service should also be maintained; and (i) facing competitive

banana world market coupled with the transfer of tariff barrier to non-

tariff barrier such as TBT and import demand of banana with specific characteristics such as from Japan, Indonesia should initiate a clear

program on elevating the quality of banana farm practice and post

handling that is easily applied by banana farmers. Capital-saving and

best quality technologies of pre-harvest and post-harvest should be developed.

Page 76: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

61

5.7. Pengembangan Kelembagaan Partnership Dalam Pemasaran

Komoditas Pertanian

Bagi petani kecil umumnya pemasaran produk pertanian

merupakan titik kritis dalam rantai agribisnis. Disamping itu petani kecil

juga menghadapi kendala modal untuk membeli sarana produksi. Bantuan modal dan pemasaran produk akan sangat berarti bagi petani,

apalagi umumnya produk pertanian mempunyai sifat musiman, mudah

rusak, dan meruah (voluminous).

Petani sebagai produsen produk pertanian diharapkan mampu memanfaatkan segala potensi pasar yang ada, bukan hanya pasar

tradisional tetapi juga pasar modern maupun prosesor yang memerlukan

bahan baku dalam jumlah besar. Untuk bisa bermitra dengan pasar modern dan prosesor diperlukan berbagai syarat, misalnya standar

kualitas produk, kontinyuitas pasokan, serta kontrak harga yang bersifat

mengikat. Partnership atau kemitraan dalam pemasaran produk pertanian diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pemasaran, membantu

petani dengan harga jual yang layak dan produk yang dihasilkan bisa

diserap pasar.

Penelitian meliputi partnership pemasaran subsektor hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah), subsektor tanaman pangan

(jagung), dan subsektor peternakan (sapi potong). Lokasi penelitian

adalah (1) Kabupaten Bandung dan Bandung Barat untuk partnership pemasaran kentang; (2) Kabupaten Semarang, Boyolali, Purbalingga,

Garut, dan Ciamis untuk partnership pemasaran cabai merah; (3)

Kabupaten Brebes untuk partnership pemasaran bawang merah, (4)

Provinsi Gorontalo untuk partnership jagung dan sapi potong.

Temuan-temuan pokok dan implikasi kebijakan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

(1) Prospek kerjasama partnership kentang di Bandung masih bisa dikembangkan pada masa mendatang. Faktor pendukung

kemitraan meliputi antusias petani untuk ikut kemitraan,

dukungan lembaga pembiayaan dan toko saprodi, dan masih

tersedianya lahan. (2) Prospek kemitraan kentang di Bandung Barat cenderung menurun,

ditandai semakin menurunnya luasan lahan maupun antusiasme

petani untuk turut bermitra. Penyebab utamanya adalah keuntungan menanam kentang dipandang lebih rendah jika

dibandingkan komoditas eksotis yang sudah banyak diusahakan

petani. Selain itu rataan luas lahan yang relatif sempit juga kurang menguntungkan untuk ditanami kentang.

(3) Partnership pemasaran cabe merah bisa menjamin petani dalam

memperoleh modal untuk usahatani. Jaminan harga jual juga menguntungkan petani walaupun sering di bawah harga pasar.

Kelompok tani akan mendapat keuntungan lebih jika pihak

perusahaan bersedia kerjasama langsung dengan kelompok tani

tanpa melalui perantara.

Page 77: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

62

5.7. Development of Partnership in the Marketing of Agricultural

Commodities

Marketing agricultural products is the main obstacle in

agribusiness management for the smallholders due to limited capital and

lack of marketing network. On the other hand, agricultural products are seasonal, perishable, and voluminous. Farmers as producers are expected

to utilize market potentials, not only traditional markets but also the

modern ones. It requires standards of quality, continuity, and price

agreement. Marketing partnership for agricultural products is aimed at increasing market efficiency, such as improved farm-gate price.

The objectives of the research are: (a) to identify marketing

partnership of agricultural products in the sub sectors of horticulture, food, and livestock; (b) to analyze the chosen marketing partnerships; (c)

to analysis costs and benefits of the partnership; and (4) to anticipate the

prospect of partnership marketing.

The outstanding conclusions and policy implications obtained

from this research are: (a) there were many types of marketing

partnership observed in this study. Those partnerships included potato marketing partnership between farmers‟ groups in West Java with PT IFM,

red chili farmers‟ groups with PT HABC Indonesia in West Java and

Central Java, corn marketing partnerships in Gorontalo between the

farmers‟ groups and exporters, and cow beef farmers with inter-island traders in Gorontalo; (b) marketing partnership for potato is still feasible

to enhance as long as the partnering company could increase supply of

improved potato seed. Decreased farmers‟ land holding is also another limiting factor; (c) red chili marketing partnership helped farmers to

overcome capital limitation from the third party. Guaranteed farm gate

price was profitable to the farmers even though only slightly above production cost. Direct partnership will be more profitable to the farmers;

Page 78: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

63

(4) Antisipasi kedepan peran Pemda dalam kegiatan partnership pemasaran khususnya komoditas bawang merah bukan hanya sekedar fasilitator saja. Pemda perlu lebih intensif untuk mendorong

agar petani atau kelompok tani melakukan konsolidasi dalam

menejemen usaha pada hamparan lahan usaha yang memenuhi

skala ekonomi dan dijadikan kelembagaan yang formal berbadan hukum (Gapoktan) sehingga dapat memenuhi permintaan pihak

industri dalam hal kuantitas, kualitas, kontinyuitas dan waktu

pasokan. (5) Kemitraan pemasaran jagung masih mempunyai prospek yang baik.

Hal ini ditunjang oleh membaiknya harga jagung dunia dan

permintaan ekspor yang relatif tinggi. Dukungan Pemda terus diperlukan, terutama dalam perluasan pelabuhan sehinga bisa

untuk sandar kapal dalam jumlah lebih banyak.

(6) Pemasaran sapi potong selama ini terus berlangsung untuk keperluan antar pulau. Pemerintah Pusat maupun Daerah perlu

mendorong ekspor daging sapi dengan mengintensifkan peran RPH.

B. Hasil Penelitian Melalui Kerjasama Penelitian PSEKP dengan

Lembaga Riset Lain

5.8. Rice Value Chain in Nanggroe Aceh Darussalam

The Banda Aceh - Aceh Besar Rice Value Chain

Studi rice value chain/supply chain management (SCM) secara

umum bertujuan untuk membantu Mercy Corps dalam inisiatifnya untuk

mengembangkan sistem pasar beras lokal yang memungkinkan produksi dan pengolahan untuk memenuhi kebutuhan lokal, meningkatkan

pendapatan petani melalui perubahan dari subsisten menjadi

produktivitas tinggi dan bersaing dengan produk impor. Tujuan sekundernya adalah mengembangkan kapasitas staf Mercy Corps (MC)

dalam mengimplementasikan proyek..Secara rinci tujuan kegiatan ini

adalah: (1) mengkaji supply chain management (SCM) beras di Banda

Aceh dan Meulaboh yang merupakan wilayah cakupan Mercy Corps di Provinsi NAD, (2) mengidentifikasi wilayah untuk perbaikan melalui

pendekatan/proses partisipatif, (3) mengkaji kerjasama dan kemitraan

potensial diantara semua stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok beras.

Aktor dalam rantai pasok beras di Banda Aceh/Aceh Besar adalah

petani, pedagang pengumpul desa, penggilingan padi skala kecil dan menengah, pedagang besar, dan pedagang eceran. Pada musim panen,

penggilingan padi skala kecil dan menengah juga berfungsi sebagai

pedagang pengumpul tingkat kecamatan atau kabupaten, dan mengirim

beras atau gabah ke pasar Medan. Banda Aceh sebagai ibukota provinsi berperan secara signifikan dalam rantai pasok beras di Provinsi NAD.

Pada tahun 2006 rasio produksi terhadap konsumsi adalah 2.16,

sehingga Aceh Besar dapat menjual gabah dan beras dalam jumlah besar ke Medan (Sumatera Utara).

Page 79: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

64

(d) It is necessary to mention explicitly in the contract the position of each

party so that the farmers be aware that partnership is a long term collaboration to get market access and the company deems the farmers as

the equal partners. Both parties conduct the contract consequently and

MOU should involve the local government; (e) partnership with the red chili farmers could be enhanced as long as the company concerns with

market price fluctuation, sets sufficient profit tom the farmers, gives

technical assistance up to post harvest, provides capital assistance or

helps the farmers‟ access capital sources, and more varieties of red chili to grow; (f) the local government has to act not only as a facilitating agent,

but it has to consolidate shallot farmers‟ groups such that they have

better bargaining power. It is important because the processing company needs continuous supply with quality standard and agreed buying price;

(g) partnership between corn traders and the farmers‟ groups keep

promising in Gorontalo. The local government needs to support corn agribusiness in terms of agricultural program such as floor price and to

maintain the available infrastructures; and (h) cows marketing

partnership between cow raisers and traders in Gorontalo is prosperous as demand from other provinces sustains. Beef export is an alternative of

increasing value added through collaboration with the slaughtering

houses.

B. Research Collaboration

5.8. The Meulaboh-Aceh Barat Rice Value Chain

Mercy Corps‟ Banda Aceh and Meulaboh programs are presently on the stages of transition from relief-oriented livelihood to market

development facilitation phase to let local market develop in a more

secure, productive and just communities. Mercy Corps„ preliminary assessment has identified rice as key sub-sector for further value chain

analysis relevant to the criteria, such as: unmet market demand, address

local needs and engaged local entrepreneurs, and the ability to show results in two years. Since rice is a crucial staple crop, it is an

appropriate target for livelihood security of micro, small and medium

enterprises in the Province of NAD.

The main objective of this study is to help Mercy Corps in its initiative to develop market system of local rice enabling local production

to local consumption, to improve farmer‟s income through the change of

subsistent condition to high productivity and compete with import products. The second objective is to improve the capacity of Mercy Corps

(MC) personnel to implement their projects. The specific objective are: (a)

To study supply chain management (SCM) of rice in Meulaboh and Banda Aceh/Aceh Barat, the working area of MC in Province of NAD, (b) To

identify regions to be improved through participatory approach, and (c) to

study potential cooperation and partnership among the stakeholders in rice supply chain.

Page 80: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

65

Petani/produsen padi di Aceh Besar berasal dari lahan irigasi dan

tadah hujan. Pada lahan irigasi, produsen dikategorikan sebagai (i) pemilik-penggarap, (ii) penggarap saja (bagi hasil), dan (iii) pemilik saja

(pemilik lahan). Tujuan utama petani menanam padi adalah untuk

memenuhi konsumsi rumah tangganya sendiri. Pola tanam yang umum di lahan irigasi adalah padi-padi, sementara di wilayah tadah hujan

adalah padi-bera. Petani di wilayah ini dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok, yaitu: net consumer farmers (pemilikan lahan sekitar 0,25 ha)

dan net producer farmers (pemilikan lahan > 0,4 ha). Nilai tambah yang diciptakan petani/produsen dalam rantai beras adalah menghasilkan

pasokan beras yang konsisten.

Anggota rantai beras lain yang penting di Banda Aceh/Aceh Besar adalah pedagang dan RMU. Kegiatan penciptaan nilai tambah dilakukan

oleh mereka dengan mencari, mengumpulkan gabah dari pengumpul

desa, mengangkut (dari petani), mengeringkan, grading, menggiling,

mengemas, dan mengangkutnya ke pasar lokal atau Medan. Pedagang juga berfungsi sebagai agen informasi harga dan kadang-kadang sebagai

penyedia modal.

Solusi dan intervensi (action plan) prioritas yang mungkin pada tingkat usahatani menunjukkan bahwa usahatani demplot MC yang

mengintroduksikan teknologi ICM dan SRI dapat dilakukan sebagai

kegiatan kerjasama antara MC, ADB, BPTP dan dinas. Intervensi lain adalah keterlibatan penyuluh pertanian secara intensif untuk

mempromosikan dan meningkatkan produksi kompos, melakukan

kampanye dan pelatihan petani dalam pembuatan kompos kerja sama antara MC dengan YDUA, BPTP dan pemerintah daerah. Pada tingkat

pedagang/RMU solusi dan intervensi prioritas yang dapat dilakukan

adalah: (i) menggunakan kemampuan kewirausahaan untuk

mengembangkan brand image dari beras Aceh, (ii) mencetak dan mendistribusikan karung beras Aceh berkualitas tinggi, (iii)

mengintroduksi skim kredit pemerintah untuk memfasilitasi kebutuhan

pedagang beras/RMU akan uang kontan. Untuk mengimplementasikan intervensi prioritas, MC harus bekerja sama dengan institusi lain, seperti

LSM lokal atau internasional lainnya, sektor swasta, pemerintah daerah,

BPTP sebagai penyedia teknologi spesifik-lokasi, Dinas, dan tokoh di tingkat desa.

The Meulaboh – Aceh Barat Rice Value Chain

Sebagian besar tipikal lahan di Aceh Barat merupakan lahan sawah tadah hujan, kecuali di Nagan Raya berupa irrigáis teknis. Petani

menanam padi dua kali setahun, akan tetapi produksi padi di lahan

tadah hujan lebih rendah daripada di lahan irigasi. Pada tahun 2006 produksi beras lokal hanya memenuhi 71 persen dari konsumsi total,

sehingga beras mengalir ke Aceh Barat dari kabupaten-kabupaten

sekitarnya, seperti Nagan Raya, Pidie, dan Medan (beras berkualitas baik).

Page 81: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

66

The actors/players of the rice value chain in the Meulaboh-Aceh

Barat Regency are farmers/growers, the RMUs, the wholesalers, the retailers and the consumers. In 2006, Aceh Barat's rice production

(14,549 tons) was found much less than what their population need for

consumption. The ratio of production to the total consumption was only 0.71. It means that the local production were only able to meet 71 percent

of the total consumption. That is the reason why a lot of rice comes and

flows to Aceh Barat from the nearby Regencies such as the Nagan Raya,

Pidie, and from Medan for the good quality of rice.

Most rice farmers in Aceh Barat typical land is rainfed rice fields

due to unavailability of the irrigated areas, with the exception of Nagan

Raya. Farmers cultivate rice twice a year (using pump irrigation in Aceh Barat and using technical irrigation in Nagan Raya), but the production of

rice in the rainfed areas is definitely lower than those of the irrigated

areas.

The irrigation facilities (dam and canals) in the Aceh Barat are now

still under the construction stage (Lhok Guci in Pante Ceureumen). It is

estimated that the irrigation facilities will be functioned in 2010. It will cover about 16,000 ha of rice fields (sawah). However, the temporary

pump irrigations have enable farmers to cultivate rice twice a year. The

common existing cropping pattern is rice-rice, by using the pump

irrigation. The first (wet season) rice is planted in September or October and harvested in December or January. The second (dry season) rice is

planted in January or February and harvested in April or May. Value

added created by the producers/farmers in the rice chain is to produce a consistent supply of rice.

The other important chain members of the rice in Meulaboh-Aceh

Barat are the traders and the RMUs. Most of the RMUs are categorized as the small-scale with capacity less than 1 MT per day. Value added activity

created and done by them mostly to provide milling services for the

farmers and sometimes to deliver rice to local markets. They are also functioning as the price information pool and sometimes as informal

capital provider. One miller in the Kaway XVI Sub-district is found also as

an input provider for farmers, means that the rice miller had provided

farmers with fertilizers and pesticides, and had purchased paddy from those farmers at higher price. This kind of relationship is known as

mutual partnership between farmer and miller.

SWOT analysis at the farm/producers and at the traders/RMU level has identified the internal and external factors of each actor. The

internal factors consist of the strengths and weaknesses whereas the

external factors consist of the opportunities and threats posed to both farmers as producers and traders/RMU in the rice chain system. Among

many, the strengths of the farmers/producers in Meulaboh-Aceh Barat

are: (a) the availability of water resources (two large rivers), (b) the availability of modern rice technology, i.e. ICM and SRI, (c) there is a

Page 82: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

67

Aktor dari rantai nilai beras di Kabupaten Meulaboh/Aceh Barat

adalah petani, RMU, pedagang besar, pedagang eceran, dan konsumen. Nilai tambah yang diciptakan oleh petani adalah menghasilkan pasokan

beras yang konsisten. Anggota rantai beras lain yang penting adalah

pedagang dan RMU. Sebagian besar RMU dikategorikan berskala kecil dengan kapasitas produksi kurang dari 1 ton per hari. Aktor ini

menciptakan nilai tambah berupa penyediaan jasa penggilingan bagi

petani, sesekali mengirim beras ke pasar lokal dan berperan sebagai agen

informasi harga dan penyedia modal informal.

Pada tingkat usahatani, prioritas intervensi secara berurutan

adalah (1) menyediakan irigasi pompa untuk memanfaatkan air sungai

sehingga pola tanam menjadi lebih baik; (2) membangun dan merehabilitasi saluran air skala kecil dan drainase yang memungkinkan

petani mengairi sawahnya dan mengeluarkan kelebihan air; (3)

mengembangkan kandang komunal untuk ternak sapi dan kerbau sehingga kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai kompos; (4) membuat

demplot untuk mengintroduksikan teknologi ICM dan SRI. Institusi yang

terlibat dalam intervensi-intervensi di atas adalah; MC, dinas, kelompok tani, BPTP, ADB, YDUA, dan perusahaan swasta. Hanya melalui

kerjasama dan partisipatory, action plan dapat berdampak besar terhadap

wilayah tersebut.

Pada tingkat pedagang/RMU, intervensi prioritas adalah: (i) menggunakan kemampuan kewirausahaan untuk melakukan grading

dan standardisasi beras, (ii) melakukan pelatihan teknologi pasca panen

kepada petani dan RMU, dan (iii) meningkatkan kualitas beras dengan bekerja sama dengan penyuluh dan RMU modern.

Kapasitas pasar untuk menyerap potensi produksi beras masih

tinggi (baik untuk penggilingan padi di Aceh Barat maupun di Medan). Berdasarkan hasil survei, pangsa pasar untuk beras berkualitas

tinggi/premium adalah sekitar 10-20 persen, sementara untuk kualitas

medium dan rendah berturut-turut adalah 65 dan 25 persen.

Page 83: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

68

technology to produce organic fertilizer and most farmers have cattle as

source of organic fertilizers, and (d) farmers‟ group (in Meurebo) has the capacity and willingness to make organic fertilizer/compost. The

strengths of the traders/RMU of Aceh Barat, among many, are: (a) the

existence of a modern RMU (Alwi), (b) there is capability on

entrepreneurship (Rusli), and (c) there is vertical integration between rice farming activities and RMU (Karya Bersama farmers' group in Meureubo-

Usaha Bersama Farmers Group). The weaknesses, the opportunities and

the threats pose to the rice value chain in Meureubo-Aceh Barat are presented in details in the report which consists of the SWOT at the

farm/producers and at the traders/RMU level.

The screening of the prioritized solution and possible intervention (action plan) at the farm/producers level found that the first priority is to

provide farmers with pump irrigation to utilize water sources from the

rivers for better cropping pattern practices. It has to become the

collaborative work of MC, the Dinas offices, and the farmers‟ groups. The second priority is to build and to rehabilitate small scale and drainage

canals to enable farmers to irrigate their rice fields and to drain the

excessive water. The third priority is to develop the communal cages for domesticate farmers' cows and buffaloes for manure collection (compost

making). The fourth priority is to make a demonstration farm in the

farmers' group rice fields to introduce the ICM and SRI technologies or practices. The institutions involved in the interventions above are MC,

Dinas, Farmers' Groups, BPTP, ADB, YDUA, and private companies.

At the level of traders/RMU, the prioritized solution and possible intervention (action plan) that can be done are: (a) to make use the

entrepreneurship capability to do the rice grading and standardization, (b)

to conduct the training on the post-harvest technology for farmers and

RMU, and (c) to promote high quality rice as collaborative work with extension workers and the modern RMU.

The market capacity to absorb the potential rice production is still

high enough (both for millers in Aceh Barat and Medan). Presently, from the field interviews, we found that the market share for the high/premium

quality of rice is around 10-20 percent, whereas for the medium and low

quality are 65 and 25 percent, respectively.

Page 84: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

69

Page 85: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

70

To implement the prioritized solutions/action plans, MC has to

collaborate with other institutions, such as local or other international NGOs, the private sectors, the local government, the BPTP as the specific-

location technology dispatcher, the Dinas and key persons in the village

level (usually the most-respected person). Only through the collaborative and participatory works, the action plans can have a great impact to the

region. Understanding when and where to implement the action plan is

also crucial. Depend on the availability of resources (time and fund), the

action plan can be implemented in Meulaboh Mercy Corps areas. For example, (a) to link farmers with pump irrigation providers can be

implemented in Napai village, Woyla Barat; and (b) building and

rehabilitation of small scale irrigation and drainage canal can be implemented in Cot Seulamat village, Samatiga. Consumer preferences of

rice are not transmitted directly to the farmers who produce or cultivate

the rice, so sometimes there are "missing links" connecting consumers at one end and producers/farmers at the other. Therefore, understanding

the whole supply chain of rice in Meulaboh-Aceh Barat is necessary. It is

the goal of this study to present the complete picture of rice SCM in Meulaboh-Aceh Barat, and it is the hope of the ICASEPS' researchers that

the value chain of rice in Meulaboh-Aceh Barat can be comprehended and

understood as a pre-requisite and basis for any intervention solution to

improve rice chain. Aside from farmers/producers of rice, the traders/the small scale RMUs as the other actors of the rice SCM can definitely play a

significant role to improve the whole rice SCM in Meulaboh-Aceh Barat as

they are also perform value added activities to the rice industry in the region.

Page 86: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

71

5.9. Assessment of Horticulture Seed Industry

Kegiatan penelitian ini merupakan kerjasama PSEKP dengan proyek AMARTA dari USAID dan fokus kepada komoditas kentang, wortel, kubis,

jeruk, bawang merah dan bunga anggrek. Kegiatan ini bertujuan untuk

1) Mengkaji ulang kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri benih hortikultura termasuk kebijakan perdagangan benih, peraturan

pemasaran, kebijakan insentif, kebijakan penelitian, kebijakan investasi

dan kebijakan karantina; 2)Mengkaji ulang situasi produksi dan

perdagangan benih hortikultura, produsen dan distributor benih termasuk kapasitas produksi, ekspor dan impor benih, biaya produksi,

biaya pemasaran, kendala produksi dan pemasaran; 3) Mengevaluasi

perilaku petani dalam menggunakan benih menyangkut pengertian penggunaan benih hibrida, adopsi pemakaian benih yang diperkenalkan

oleh perusahaan swasta dan penyuluh pertanian, akses dan kendala

dalammencapai benih berkualitas baik, insentif keuangan dalam implementasi benih berkualitas tinggi atau benih dari pasar; dan 4)

Merumuskan kebijakan strategis dalam mendorong produksi dan

peningkatan penggunaan benih. Penelitian ini dilaksanakan di Jawa Barat dan Sumatera Utara.

Kebijakan perbenihan yang dikaji ulang adalah kebijakan yang

sedang eksisting sampai tahun 2008. Terdapat tiga kebijakan pemerintah

dalam perbenihan, yaitu:a) Kebijakan pelepasan varietas, b) Kebijakan produksi dan distribusi, dan c) Kebijakan perdagangan benih. Ketiga

kebijakan menyangkut pelepasan varietas yang harus melalui

pemerintah, komersialisasi benih yang harus melalui proses sertifikasi formal dan memenuhi standar kualitas nasional serta ekspor dan impor

benih harus mendapat ijin pemerintah.

Dari sisi biaya produksi, pangsa biaya benih relatif tinggi (12-42%) dari total biaya. Kendala dan masalah yang ditemui adalah investasi

besar dan lamanya waktu proses produksi benih secara teknis. Sangat

sulit untuk melibatkan perusahaan swasta sehingga peran pemerintah sangat dibutuhkan. Fluktuasi harga yang tinggi merupakan factor

penentu dalam pengadaan benih. Untuk mengatasi fluktuasi harga ini

dibutuhkan kebijakan harga yang tepat. Selain itu, pendekatan

kelembagaan melalui pengembangan asosiasi produsen benih dan sinkronisasi produksi diantara produsen melalui kuota produksi perlu

dirumuskan lebih lanjut. Secara umum dilokasi penelitian ditemukan

bahwa pihak swasta lebih memilih menjadi pedagang benih daripada melakukan investasi untuk memproduksi benih. Peranan pemerintah

sangat diperlukan dalam hal ini.

Page 87: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

72

5.9. Assessment of Horticulture Seed Industry

The development of horticulture sector has significant roles in providing labor opportunity, foreign exchange earning and improving food

security at household level through consumption of fruits and vegetables.

In the future, demand of horticultural products is estimated to increase along with the increase of income, population and economic growth. The

production increase of horticultural crops can be obtained through the

increase of harvest area and/or yield increase which can be stimulated

through the implementation of good quality seeds and improvement on cultural practices. The development of seed industry that produces high

yielding variety and good quality of seeds is an important effort to increase

agricultural production. However, the effort seems difficult to materialize, particularly for the case of horticulture crops.

To support the development of horticultural seed industry, related

problems and constraints should be analyzed and clarified through a comprehensive assessment. The objectives of this research are as follows:

(a) To review government policies in developing the seed industry of

horticulture products; seed trade policies, marketing regulations, incentive policies, research policies, investment policies and quarantine

policies; (b) To review the current status of production and trade of

horticulture seeds, seed producers and seed distributors: production

capacity, export/import of seeds, production cost, marketing cost, production constrains, and marketing constraints; (c) To evaluate farmer

behavior in seed utilization: understanding of value/use of hybrid seed,

farmer field trials on improved varieties of seeds conducted by private seed company and government extension services, self production of seed,

accessibility and constraints to good quality seeds, financial incentive of

implementing good quality seeds or seed from market; (d) To formulate strategic policies in encouraging and supporting the production and use

of improved seeds.

The assessment focused on six products of horticulture: potatoes, shallots, citrus, cabbage, carrots and flower (orchids). Besides, the study

also focused on the following four agribusiness elements which are

hierarchically related: (i) seed breeding, (ii) seed production, (iii) seed

marketing, and (iv) seed utilization.

The research was conducted in West Java and North Sumatra

provinces, two major provinces of horticulture production. The results of

the research indicate the following:

1. The share of seed cost is relatively high, approximately 12 to 42

percent of total production cost.

Page 88: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

73

Page 89: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

74

2. Three major policies launched by the government to promote seed

industry are: plant variety release policies, seed production and distribution policies, and seed trading policies. In summary, the

policies consist of three major points: (a) plant variety must be

formally released by the government prior to be commercialized, (b) commercialized seed must be formally certified and meet the national

quality standard, and (c) import and export of seeds must obtain a

government permit and imported commercial seeds must meet the

national quality standard.

3. Horticulture seed commercialized in the market are, generally, the

released varieties but it seems that not all commercially seeds are

released particularly for the cases of cabbage. In addition, most seed used by the farmers are not granted certification by Seed Certification

and Inspection Office (BPSB) because most farmers use only their

produced seed, particularly for the cases of potatoes, shallot, citrus and carrot farming. Cabbage seeds are not also certified by BPSB

since all commercialized seed are imported seed, and to control the

seed distribution the BPSB conduct only the quality test by sample. In general, the certification policy is advantageous to seed producers

while its advantage to farmers is not significant. It seems a thorough

study on the benefit of certified seeds would be required. Besides,

additional man-power especially the seed inspectors for the BPSB may improve the capacity of seed certification.

4. Imported hybrid seeds are only allowed to be commercialized for 2

(two) years after the release. From that point, the hybrid seeds must be produced in the country. The regulation put the seed companies

and the farmers in difficult situation. The import regulation of the

hybrid seeds may be supported by a long-term investment credit subsidy policy to insist the importers for producing seeds in the

country.

5. The heavy work-load and lack of storage facilities at the plant quarantine in some entry ports can damage the imported seeds.

Providing appropriate storage facilities for seeds or planting materials

will help reduce the damage of the seeds.

6. In general, investors prefer to be seed traders than seed producers. This is reflected by their preference in the plant variety release. For

the case of cabbage which can not be locally produced due agro-

climate factor, all varieties are released by private companies because variety release is a major requirement to commercialize their seed. In

contrast, there is no private company who release potatoes and citrus

varieties which are possible produced locally but only 1 variety released by private company by using imported variety, from total 15

released varieties.

Page 90: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

75

Page 91: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

76

7. Problems of seed industry development are quite different by

commodities. For the case of potatoes a high investment due to technical requirement is a major problem. This is mainly due to a long

process of potatoes seed production. It takes about 10 years to

produce a new variety through breeding research and variety release process, and takes about 2 years to produce commercial seed for

potatoes farming from breeder seed of released variety. Other problem

is a high dependency of second and third generation seeds supplied

from BPBK, a major producer of potatoes breeder seed, while the BPBK faced on production expansion problem mainly due to lack of

seedling field.

8. The similar case is also happen for shallot seed that takes about 10 years to produce a new variety through breeding research and variety

release process. Other problem is a low price difference between

consumption shallot and shallot seed (10%), in other words, financial incentive to produce shallot seed is relatively low. Accompanied with a

high fluctuation of consumption shallot price this situation lead finally

to the fluctuated shallot seed supply, it depends on relative price of shallot seed to consumption shallot. Effect of price fluctuation to seed

supply is also happen for the case of potatoes, when the price of

consumption potatoes was raised up small seed producers tends to

sell their planed production of potatoes seed for consumption potatoes.

9. High investment and a long production process to produce breeder

seed due to technical requirement is major problem for seed industry development, particularly for the seed which is produced through

generation procedure. With this situation it seems that difficult to

involve private investment and the government intervention is required. This is already done for the case of potatoes but its

production capacity is not sufficient to meet seed demand. To reduce

he problem, development of local GO seed producers is required and this strategy can be implemented through facilitating selected BPTP

which are located in major provinces of potatoes producers.

10. High price fluctuation of consumption horticulture product is one of

determinant factors to the fluctuation of supplied seed, particularly for horticulture seed locally produced. To reduce effect of the price

fluctuation to seed market an appropriate price policy of horticulture

seed may be required. In addition, institutional approach through development of seed producer association and production

synchronization among producers which is controlled by production

quota may also be formulated.

Page 92: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

77

5.10. Tobacco Cultivation and Alternate Crops in Indonesia

Tembakau dan rokok merupakan sumber pendapatan sekaligus menyediakan kesempatan kerja. Perolehan cukai rokok 2007 ditargetkan

Rp 42 trilyun. Di lain pihak, produk tembakau (rokok) dikategorikan

sebagai bahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena mengandung sekitar 4.000 jenis racun. Perdagangan internasional

produk tembakau bagi Indonesia lebih banyak menguras devisa (defisit

perdagangan US$82,1 juta pada tahun 2006). Prospek ekonomi

tembakau ke depan tampaknya kurang cerah. Karena itu perlu dicari tanaman alternatif bagi tembakau yang dapat memberikan penghasilan

yang memadai bagi petani.

Kegiatan penelitian ini merupakan kerjasama dengan World Health Organization/WHO Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah 1)

Mengidentifikasi pola usahatani petani tembakau; 2) Menganalisis

profitabilitas usaha tani tembakau dan tanaman altenatif; 3) Mengidentifikasi alasan petani terus menanam tembakau atau pindah ke

tanaman lain; 4) Mengidentifikasi alternatif tanaman lain sebagai

pengganti tanaman tembakau. Lokasi penelitian di Kabupaten Jember (Jawa Timur) dan Kabupaten Temanggung (Jawa Tengah).

Beberapa alasan petani yang tetap menanam tembakau karena

sudah berpengalaman dan harga tembakau relatif stabil, terutama jenis

Kasturi di Jember dan jenis Kemloko di Temanggung. Pasar tembakau juga sudah mapan sehingga usahatani ini menghasilkan

pendapatan/profit besar. Namun usahatani tembakau memerlukan

modal jauh lebih besar dibanding tanaman lain sehingga sebagian petani tembakau beralih ke tanaman lain.

Untuk mendorong petani lebih cepat mengganti tembakau dengan

tanaman alternatif, diperlukan:

(1) Insentif finansial antara lain menyediakan kredit usahatani dengan

bunga rendah, syarat ringan (tanpa jaminan) dan prosedur

sederhana; dan

(2) Penyuluhan kepada petani yang sekarang masih menanam tembakau

tentang bahaya asap rokok bagi kesehatan manusia, pentingnya

untuk hidup sehat, dan tanaman alternatif yang cukup

menguntungkan. Tanaman lain yang ditanam secara intensif dapat menyamai keuntungan yang diperoleh dari usahatani/pertanaman

tembakau. Perlu ada insentif finansial untuk mendorong petani

mengganti tembakau dengan tanaman lain. Misalnya, memberikan kredit usahatani dengan bunga rendah, syarat yang ringan (tanpa

jaminan) dan prosedur yang sederhana.

Sebagai tanaman pengganti tembakau, sayuran bernilai tinggi (misalnya cabai merah) dan jagung hibrida dapat dipertimbangkan untuk

daerah Jember, dan kentang penghasil bibit untuk daerah Temanggung.

Page 93: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

78

5.10. Case Study on Tobacco Farms and Alternate Crops

Tobacco crop in Indonesia has been cultivated for long time by thousand smallholders and few private and state enterprises. This crop

was claimed as a high value product that gives thigh profit to farmers,

generates vast employment opportunity, and provides huge amount of excise tax revenues to the government. However, the increasing intensity

of anti-tobacco campaign underpinned by health consideration reinforced

by the ratified Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), the

reduced government support to tobacco production and the increased community‟s awareness on the importance of healthy life, has been

threatening the world tobacco economy including production, trade and

consumption during the last decade. It is expected that the future world tobacco economy would be slowing down and, therefore, would

unfavorably affect to the Indonesian tobacco economy.

This study aims to: (a) conduct an analysis of comparative profitability of growing tobacco versus other crops; (b) understand the

reasons why farmers continue to grow tobacco or switch to other crops; (c)

analyze the marketing of tobacco to alternate crops.

Two major tobacco producing regencies were selected for field

survey, namely Jember Regency in East Java representing regions with

ordinary tobacco variety planted on wetland, and Temanggung Regency in

Central Java representing regions with special tobacco variety planted on dryland. This study reaches to the following conclusions:

1. In the global markets, tobacco would become less attractive,

particularly in the developed countries, but in general remain economically prospective in the near future. In the longer run,

however, under the harder pressures of anti-tobacco movements, less

government support to production programs, increased excise tax imposition, increased people‟s awareness about the importance of

healthy live, reduced protection according to WTO agreements, the

quantity tobacco production, consumption, export and import is expected to decline.

2. There have been shifts from developed to developing countries in

production, consumption, export and import. Production in developing

countries grows faster than in developed countries. Consumption in developing countries rapidly increases, while it developed countries

decreases. Moreover, export and import from both developed and

developing countries similarly experience slow growths.

Page 94: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

79

Page 95: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

80

3. The shifts of production and consumption from developed to

developing countries were triggered by: (a) More intensive anti-tobacco movement in developed countries; (b) Faster decreased government

support in developed countries; (c) Higher growth rate of population

and per capita income in developing countries; (d) Lower production cost in developing countries; (e) Lack of more profitable alternate crops

in developing countries; (f) Improved infrastructure conditions in

developing countries; (g) Factory relocation from developed to

developing counties. Since China is the world largest producer as well as consumer, changes in its production and consumption would affect

world production and consumption.

4. In Indonesia, the increasing anti-tobacco movement (despite not strong as in occurring in the developed countries), the less

government support to tobacco production, increasing restrictions of

smoking space, increasing people‟s awareness of smoking dangers on human health, and the intensified levies collection on tobacco

products, the tobacco production and consumption is expected to

decrease in the long run.

5. The role of tobacco sector and cigarette industry sector in the

Indonesian economy in terms of output value creation, value added

and labor absorption is less significant. However, both sectors have

large multiplier effects. This is because these sectors have linkages with other sectors. The labor multiplier effects of the sectors are weak.

From the forward and backward linkages viewpoint, the tobacco sector

is able to pull its upstream sectors and to push its downstream sectors to develop eventhough with insignificant rate. Meanwhile, the

cigarette industry is able only to push its downstream sectors. These

sectors (especially cigarette industry) contributes about 7% of government‟s domestic income, but it is more depleting rather than

creating foreign exchange in international trade.

6. The tobacco farmers in the survey location of Jember Regency (East Java) not only cultivate tobacco, but also other crops such as rice,

hybrid corn, red chili or soybean under the specific crop rotation

arrangement on lowland, where tobacco is generally cultivated in the

second cropping season (after rainy season rice). In the other survey location of Temanggung Regency, farmers also grow other crops,

particularly potatoes on the sloping dryland, where tobacco is

generally cultivated in the second season (after rainy season potatoes).

7. Farmers who maintain tobacco cultivation are justified by the high

profit of the crop. Compared to wetland rice, hybrid corn, red chili and

soybean, tobacco cultivation offers much higher profit in Jember Regency. In Temanggung Regency, on the other hand, potatoes

cultivation for producing seeds gives comparably high profit with

tobacco.

Page 96: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

81

Page 97: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

82

8. There are farmers who exit from tobacco cultivation and shift to other

crops. This is primary because of uncertain tobacco price, unsound market condition, ever increasing production cost and no longer

government support to tobacco development. The Ministry of

Agriculture does not facilitate any attempts to develop tobacco cultivation.

This study offers the following recommendations:

1. In agro-ecological, agronomic and farmer‟s skill viewpoint, shift from

tobacco to alternate crops cultivations would face no serious problems. This is because tobacco farmers also cultivate other crops

(wetland rice, hybrid corn, red chili and soybean in Jember Regency,

and potatoes or other vegetable crops in Temanggung Regency). No pure tobacco farmers can be found, therefore, because tobacco is

cultivated only for one season, while in other seasons the same land

are cultivated with other crops. Economic justification is the most crucial consideration in crops selection.

2. Among the four non-tobacco crops in Jember Regency, wetland rice,

hybrid corn and red chili seem to be the feasible alternate crops, particularly if farming practices are improved. The recommended crop

rotations are: (a) Wetland Rice-Wetland Rice-Hybrid Corn; (b) Wetland

Rice-Wetland Rice-Red Chili; (c) Wetland Rice-Hybrid Corn-Red Chili;

or (d) Wetland Rice-Red Chili-Hybrid Corn. For Temanggung Regency, the following crop rotations are suggested: (a) Potatoes-Other

Vegetable-Other Vegetable; or (b) Other Vegetable-Potatoes-Other

Vegetable.

3. To succeed a massive shift from tobacco to alternate crops, a

comprehensive approach is needed, including provision of financial

support by banking system, extension services, marketing services and farmer‟s organization preparation. The new credit scheme called

Agriculture Financing Service Schemes (Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian, SP3) needs to be effectively provided as financial incentives

to farmers who are willing to replace tobacco will other crops.

Page 98: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

83

5.11. Evaluasi Dampak Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D)

terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Proyek P2D didesain guna mendukung percepatan

penanggulangan kemiskinan, yang diberikan dalam beberapa fase.

Tujuan penelitian ini melakukan kegiatan evaluasi dampak proyek P2D Fase III (2001 – 2003) terhadap kesejahteraan masyarakat. Dana Proyek

P2D merupakan pinjaman Pemerintah Jepang melalui Loan JBIC IP –

506. Bentuk sarana fisik yang dievaluasi dampaknya adalah : 1)

Pengembangan prasarana jalan; 2) Jembatan; 3) Tambatan Perahu; 4) Prasarana Irigasi; dan 5) Sanitasi (air bersih dan lingkungan MCK).

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan,

Nusa Tenggara Barat, Jambi dan Kalimantan Barat. Dari hasil evaluasi untuk mengukur manfaat prasarana jalan terhadap aksesibilitas ke jalan

aspal terdekat, pasar, terminal, Puskesmas, kantor desa, kantor

kecamatan dan sekolah. Di tiap-tiap lokasi, waktu tempuh cenderung lebih cepat dibandingkan kondisi sebelum adanya proyek. Dengan

kondisi ini penduduk miskin dapat dengan cepat mencapai pusat

kegiatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan, sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup. Dampak proyek P2D

terhadap pendapatan menunjukkan terjadi peningkatan. Di Provinsi

Sulawesi Selatan, adanya pembangunan jaringan irigasi berhasil

meningkatkan produktivitas tanaman padi di lahan sawah dan terjadi peningkatan intensitas tanam.

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keberadaan

bangunan fisik menjadi faktor penentu keberlanjutan dan pemeliharaan bangunan pasca proyek. Contohnya, prasarana bangunan air bersih di

Desa Perian dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat sejak bangunan

berdiri sampai saat ini. Pembangunan ini berdampak terhadap peningkatan kualitas kesehatan, dan pengurangan biaya pengobatan.

Namun demikian di beberapa wilayah, antusiasme masyarakat pengguna

sarana sanitasi lingkungan (MCK) cenderung menurun. Kondisi ini lebih disebabkan oleh budaya kebersihan yang belum sepenuhnya dipahami

oleh masyarakat penerima proyek.

Dari banyak model pembangunan prasarana perdesaan yang

telah dikembangkan di berbagai wilayah termasuk di lokasi desa P2D seperti P4MI, PnPPMMP, PPIP dan lain sebagainya. Pola P2D relatif lebih

baik dibandingkan lainnya, karena : 1) lokasi pembangunan prasarana

lebih strategis, 2) lebih partisipatif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan (termasuk pemeliharaan), 3) lebih sederhana pengurusan

administrasinya dan 4) seluruh dana dikelola olah masyarakat dengan

sistem Penunjukan Langsung pada Organisasi Masyarakat Setempat (OMS). Upaya melibatkan masyarakat dalam pembangunan proyek

memberikan rasa kepemilikan yang cukup tinggi akan proyek bangunan

fisik yang dibangun sehingga pemanfaatannya dapat berlangsung secara berkesinambungan (sustainable benefit).

Page 99: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

84

5.11. Evaluation on the Impact of Rural Infrastructure Development

(P2D) to Community Welfare

P2D Project is designed to support the poverty alleviation

acceleration through several phases. The objective of this research is to

evaluate the impact of Third Phase P2D Project (2001-2003) on community welfare. The financial source for P2D Project is a loan

prepared by the Government of Japan through Loan JBIC IP–506. The

evaluation covers: (a) road development; (b) bridge condition; (c) boat‟s

anchorage; (d) irrigation facilities; and (e) sanitary (clean water and toilet/MCK environment).

This research was carried out in South Sulawesi, NTB, Jambi, and

West Kalimantan. Evaluation covers the measurement of road infrastructure advantage on accessibility to nearby road, market, bus

terminal, health center (Puskesmas), village office, sub-district office, and

school. In each research location, the duration to reach any of those points is faster compared to that of before the project. With this

condition, the poor community could easily and faster to reach economic

activity centers, education location, and health center contributed to the improvement of their welfare. Impact of P2D Project is also considered in

the community income improvement. In South Sulawesi, irrigation

network development also contributed to the improvement of rice

productivity and cultivation intensity.

The awareness of the community on physical buildings is the key

factor to the sustainability and maintenance of such buildings. Clean

water construction in Perian Village, for example, has been utilized by the community since the completion of its buldings and has been well

maintained. The impact of this clean water project is directly affecting the

community health condition resulting in the reduction of expenditure for health care. However, the community anthusiasm to maintain

environment sanitation by using MCK was decreased. This is caused by

lack of clean culture and limited understanding about sanitary by the project beneficiaries.

Out of several rural infrastructure development models in many

regions, including those of P2D Project, the model developed by P2D

Project is better compared with similar projects, such as P4MI, PnPPMMP, PPIP, and others. P2D Project is relatively superior because of several

reasons, namely: (a) strategic locations of infrastructure development; (b)

more participative in planning, implementation, and utilization (including maintenance); (c) administrative arrangement is more simple; and (d) all

funds are managed directly by the community through direct appointment

system of the local community organization. Efforts to include community in the project development offer high sense of belonging on the

physical buildings that could affect its sustainable benefit.

Page 100: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

85

5.12. Livelihood and Gender Impact of Rapid Changes to Biosecurity

Policy in the Jakarta Area and Lesson Learned for Future Approaches in Urban Areas

Virus flu burung ditemukan pertama kali di Jakarta pada tahun

2003. Sejak saat itu virus tersebut menjadi endemik di Propinsi DKI Jakarta. Pada tanggal 17 Januari 2006 Pemerintah Daerah Propinsi DKI

Jakarta mengeluarkan Peraturan Gubenur no 15/2007, yang membatasi

dan mengawasi distribusi unggas. Peraturan ini baru efektif berjalan

sejak tanggal 1 Februari 2007. Bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization, penelitian kerjasama ini dilakukan untuk melihat dampak

peraturan yang diberlakukan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk

Jakarta.

Selain meregulasi pertumbuhan dan distribusi unggas di dalam

kota, peraturan ini juga melarang tiap-tiap rumah tangga untuk

memelihara ternak unggas di lingkungan rumah. Ternak unggas, selain bertujuan sebagai sumber pendapatan juga banyak dipelihara sebagai

hobi, pendidikan dan penelitian. Pasca berlakunya Peraturan Gubernur

tersebut setiap rumah tangga yang memiliki unggas peliharaan di

rumahnya harus dilengkapi dengan sertifikat bebas AI yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan setempat.

Dampak Peraturan Gubernur tersebut cukup luas tidak saja bagi

peternak unggas tetapi juga bagi unggas peliharaan. Sebagian besar peternak unggas di DKI Jakarta mengusahakan ayam kampung dan

bebek sebagai sumber pendapatan rumah tangganya. Kontribusi ternak

unggas mencapai sepertiga dari total pendapatan keluarga. Semenjak diberlakukannya peraturan tersebut, pendapatan rumah tangga turun

hingga 37 persen. Isu terbesar yang menjadi penyebab adalah

implementasi regulasi dan isu flu burung.

Implementasi regulasi tersebut juga memberikan dampak

terhadap gender, mengingat sebagian besar peternak ayam kampung

merupakan ibu-ibu (wanita). Usaha ternak ayam kampung sangat

signifikan membantu para ibu rumah tangga menambah pendapatan keluarganya. Akibat berlakunya regulasi tersebut dan pelarangan

pemeliharaan unggas di lingkungan rumah, sebagian besar peternak

beralih ke sektor jasa dengan menjadi pembantu rumah tangga atau menjadi buruh di kota.

Pelajaran yang bisa dipetik dari berlakunya regulasi ini bisa

dilihat antara lain dari sisi efektivitas pencegahan terhadap virus flu burung. Regulasi ini berfungsi efektif, namun membawa dampak negatif

berupa berkurangnya peluang peningkatan pendapatan bagi rumah

tangga miskin. Sebagian besar peternak ayam kampung merupakan peternak rakyat berskala kecil. Waktu yang tercurah untuk menambah

pendapatan rumah tangga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Biasanya peternak bisa beternak ayam kampung di rumah saat

bersamaan mereka harus meninggalkan rumah untuk mencari pekerjaan pengganti.

Page 101: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

86

5.12. Livelihood and Gender Impact of Rapid Changes to Biosecurity

Policy in the Jakarta Area and Lesson Learned for Future Approaches in Urban Areas

The highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) was first detected in

the province of Jakarta in 2003. which since that time the virus has become endemic in the area and has resulted in human deaths. On 17

January 2006, the provincial government of Jakarta issued Governor

Regulation No. 15/2007 on Poultry Raising and Distribution Control. It

requires Jakarta residents who raise chickens, ducks, muscovy ducks, geese, pigeons, and quails in residential areas to voluntarily consume,

sell, or cull their poultry. People are also banned from raising the above-

mentioned poultry in residential areas effective on 1 February 2007. Poultry earmarked for hobby, research, and education owned by a

resident or an institution must have an animal certificate. Well-managed

poultry farm, collection and slaughtering sites, and live poultry selling markets will be relocated to areas outlying and/or outside of Jakarta.

Generally, the objective of the study is to review the impact of the ban of

livelihoods of people within the food chain in Jakarta whose livelihoods depend on poultry. Specifically, the objectives are as follows: (a) to record

the impact on various stakeholders changing legislation related to HPAI

control in Jakarta focus on livelihood impacts including gender issues; (b)

to take into consideration the period of proposed legislation, make a preliminary assessment of long-term livelihood impacts at household and

community level as well as discuss implications for the poultry sector; (c)

to provide recommendations to policy makers and decisions makers (central and local government) on how to translate livelihoods concerns

and stakeholders suggestions into effective control measures which

reduce the potential risk of HPAI in urban/peri-urban areas; (d) to develop a policy matrix of various options and outline the trade-offs involved in its

implementations and implications for poultry hocks while ensuring

effective HPAI disease control; (e) to discuss the proposed reforms in the context of long-term restructuring of poultry industry in Jakarta; and (f)

to propose additional research and suggested actions in the context of the

longer-term implications for poultry industry.

Four administrative zones of Jakarta Province (north, south, east, and west Jakarta) had been identified based on legislative realities.

Selection of four zones was based on differences in poultry keeping, trade

movement, or impacts of the ban. Scope of the study was divided into three periods, namely: (a) the first period (February to May 2007) during

which poultry farms ad markets shocked from depopulation and stamped

out programs of CMP-HPAI; (b) the second period (June to August 2007) during which poultry farms and markets recovered; and (c) the third

period (September to October 2007) in which demand for poultry is

usually high, especially during idul fitri (Moslem Holiday). Comparatively, the same periods before implementing the CMP-HPAI were examined.

Page 102: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

87

Regulasi ini dinilai bisa memberikan dampak efektif yang jauh

lebih besar jika: (1) Mekanisme kompensasi harus ditinjau kembali efektivitasnya sehingga pelaksanaannya dapat berjalan tepat waktu dan

mencapai target sasaran yang tepat; (2) Di masa datang beragam

kebijakan yang bersifat mengawasi atau mengurangi (mengontrol) hendaknya dapat dibarengi dengan aktivitas lain yang bisa mendukung

rumah tangga yang terkena dampak.

Page 103: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

88

Major Findings on HPAI Control Measures Impact on Livelihood

and Gender Are: (a) the implementation of CMP-HPAI had widely impact on community socioeconomic in Jakarta. The policy was quite positive in

terms of guiding poultry farm management and controlling the

transmission of HPAI; however, it affected on community‟s livelihood as the additional household incomes in this province. Native chicken and

duck as dominant smallholder poultry farms were mostly affected; (b)

native chicken and duck farms incomes shared more than one third total

household income. After implementing the CMP-HPAI, the share decreased about 37 percent. This was because the poultry number

decreased about 59.5 percent to which it consequently affected on

decreasing farm income about 32.4 percent both native chicken and duck raisers perceived that the decreased poultry income was due to CMP-HPAI

implementation (40.8%) and bird flu disease (31%); and (c) the

implementation of CMP-HPAI remains gender impact. Previously, backyard poultry was domestically part of women activity besides carrying

out household activities includes taking care of their children. They

frequently more concentrated in feeding and marketing the poultry. Backyard poultry can be raised using crapped household food, in which

women were able to sell the products such as egg, meat, and live poultry

to support household economy. Nevertheless, after implementing the

CMP-HPAI, they more concentrated as housekeepers and the rest looked for other job opportunities in the city.

Meanwhile, major findings on HPAI control measures lessons

learned are: (a) CMP-HPAI was implemented in order to protect both poultry and human from avian influenza virus. Although the decreased

benefits from reducing the disease risk in Jakarta accrues to all who live

in the city, however, the negative impacts fall disproportionately on the poorer poultry-producing households; and (b) the control measures have

negatively impacted the latter group by: (i) reducing household incomes;

(ii) the disbanding of poultry farmer groups and their social network benefits; (iii) a reduction in time available for women to spend with their

children as they are forced to find alternative income generating activities

(often jobs outside the home); (iv) a loss of poultry income that was often

controlled by women in the household and used for medical and educational expenditures; and (v) a reduction in poultry meat and egg

household consumption. These impacts were exacerbated by the mass

media news stories about the dangers of HPAI and the associated impact on consumer perceptions.

Page 104: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

89

Page 105: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

90

Outstanding suggestions obtained from this research are: (a) the

study estimates that the control measures have reduce the number of live birds in Jakarta by between 40-60 percent. The local government is still

actively sending out livestock officers to enforce the control measures. The

control measures had significant negative socioeconomic consequences for small-scale producers in Jakarta with average small producer household

income decreasing by an estimated of 32 percent. It is likely that these

controls would have been more effective if greater emphasis had been

placed on raising awareness of HPAI and the proposed controls and if compensation had been paid. More consultations would speed up the

implementation. Increased collaboration-particularly in raising awareness

between human health and livestock officers would likely result in a more effective control planning; (b) in order to increase the effectiveness of the

control measure, this study recommends the following. Firstly, the

compensation mechanisms need to be reviewed and strengthened so that payments are made in a timely manner. The fact that no compensation

payments have been made to households affected by the control measures

to date has hindered control effectiveness. Although some producers were aware of the compensation program, the need to organize testing by

district veterinary officers as well as approval from officers from the

village, sub-district, livestock, and police discouraged households from

applying. Secondly, it is recommended that future control programs include a package of low cost „livelihood support‟ activities aim to support

households in undertaking these coping strategies (where appropriate).

The latter would be in addition to compensation payments; and (c) there is an urgent need for targeted research to support control planning. Hence,

it is recommended that future research related to control measure-

planning focus on better understanding the specific conditions in other major cities where similar control measures either are or may soon be

implemented. Focus should be on understanding the demography,

socioeconomic, cultural, poultry market chains and other technical aspects in each particular city such as Medan (North Sumatra), Bandung

(West java), Semarang (Central Java), Surabaya (East Java), Denpasar

(Bali), and Makassar (South Sulawesi).

Page 106: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

91

VI. PENDAYAGUNAAN HASIL ANALISIS DAN KERJASAMA

PENELITIAN

6.1. Publikasi Hasil – Hasil Penelitian

Sebagai lembaga penelitian sosial ekonomi pertanian dan analisis kebijakan, PSEKP berkewajiban untuk mempublikasikan hasil kegiatan

penelitian dan analisisnya kepada publik atau pengguna (users).

Publikasi dinilai sangat efektif dalam penyebarluasan hasil penelitian

karena dapat mencapai sasaran secara luas dan memungkinkan untuk dibaca dan ditelaah secara berulang-ulang. Kegiatan publikasi hasil

penelitian dan analisis sosial ekonomi pertanian merupakan aktifitas

rutin setiap tahun. Pada tahun anggaran 2008 PSEKP telah menerbitkan 6 jenis publikasi, sebagai berikut:

(1) Jurnal Agro Ekonomi

Jurnal Agro Ekonomi (JAE) terbit dua kali setahun dan dicetak

masing-masing 300 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. JAE

merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil penelitian primer sosial ekonomi pertanian. Penerbitan JAE dimaksudkan sebagai media untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional para ahli sosial

ekonomi pertanian dan sarana untuk memperoleh informasi bagi

pengambil kebijakan, pelaku dan pemerhati pembangunan pertanian dan perdesaan. Tabel 6.1. menyajikan judul-judul dan penulis naskah JAE

Volume 26, Nomor 1 yang diterbitkan oleh PSEKP pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, karena ada kendala teknis, PSEKP hanya menerbitkan JAE satu terbitan.

Tabel 6. 1. Judul dan Penulis Naskah JAE tahun 2008

No. Judul Penulis

JAE Vol. 26 No. 1, Mei 2008

1. The Impact of Migration on The Rice Household Economy : A Case Study in Central Java, Indonesia

I. P. Wardana, J. S. Luis, dan T. Paris

2. Perkiraan Dampak Kebijakan Proteksi dan Promosi terhadap Ekonomi Hortikultura Indonesia

Saptana dan Prajogo U. Hadi

3. Analisis Indeks dan Status Keberlanjutan Sistem Ketersediaan Beras di Beberapa Wilayah Indonesia

Rita Nurmalina

4. Econometric Analysis of the Impact of Domestic Rice Procurement Policy on Producer Price: The Case of Rice in Bangladesh

Mohammad A. Ashraf

5. Peranan Sektor Tembakau dan Industri Rokok dalam Perekonomian Indonesia: Analisis Tabel I-0 Tahun 2000

Prajogo U. Hadi dan Supena Friyatno

Page 107: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

92

VI. RESEARCH DISSEMINATION AND RESEARCH COLLABORATION

6.1. Publication

As a research institution in the field of socioeconomic and

agricultural policy, ICASEPS is entitled to publicly publish research results and its analysis to a wider users. It is understood that publication

is an effective way to disseminate research results to meet the target

readers. Several publications at ICASEPS is regularly maintained and in

2008, 6 (six) types of publications was published:

(1) Jurnal Agro Ekonomi

Jurnal Agro Ekonomi (JAE), issued twice a year and printed as many as 300 copies for each issue. JAE is a prime publication containing

agro-socioeconomic research results. This journal publication is a

medium to improve knowledge and professional skills of socioeconomic experts as well as decision makers in agricultural development. The

following Table 6.1 lists the article titles of JAE Volume 26, Number 1.

JAE Volume 26, Number 2 is supposedly published in 2008, however, only one issue instead due to technical constraints.

Tabel 6. 1. Title and Author of Articles of JAE in 2008

No. Title Author

JAE Vol. 26 No. 1, May 2008 1. 2. 3. 4. 5.

The Impact of Migration on the Rice Household Economy : A Case Study in Central Java, Indonesia The Impact Estimation of Promotion and Protection Policies on Horticultural Economy in Indonesia Analysis of Sustainability Index and Status of Rice Availability System in Several Regions in Indonesia Econometric Analysis of the Impact of Domestic Rice Procurement Policy on Producer Price: The Case of Rice in Bangladesh The Roles of Tobacco and Cigarette Industry Sectors in Indonesian Economy: Analysis of the 2000 I-O Table

I. P. Wardana, J. S. Luis, and T. Paris 1 – 20 Saptana and Prajogo U. Hadi Rita Nurmalina Mohammad A. Ashraf Prajogo U. Hadi and Supena Friyatno

Page 108: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

93

(2) Forum Agro Ekonomi

Forum Agro Ekonomi (FAE) terbit dua kali setahun dan dicetak sebanyak 300 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. FAE merupakan

publikasi ilmiah yang memuat critical review hasil penelitian sosial

ekonomi pertanian dan juga menampung naskah-naskah yang berupa

gagasan-gagasan ataupun konsepsi-konsepsi orisinal dalam bidang sosial dan ekonomi pertanian. Tabel 6. 2 menyajikan judul-judul dan

penulis naskah FAE Volume 26, Nomor 1 dan 2 yang diterbitkan oleh

PSEKP pada tahun 2008.

Tabel 6.2. Judul dan Penulis Naskah FAE tahun 2008

No. Judul Penulis

FAE Vol. 26 No. 1, Juli 2008 1. 2. 3. 4. 5.

Perspective of Agri-Environmental Service Incentives in Indonesia, Developing Countries and OECD Members Ekonomi Padi di Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Kajian Komparatif Peran Modal Sosial (Social Capital) dalam Perdagangan Hasil Pertanian Strategi Agricultural-Demand-Led-Industrialization dalam Perspektif Peningkatan Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Petani Escalating People‟s Participation in Rural Development Through Go-Ngo Collaboration

Muhammad Iqbal dan Gelar Satya Budhi Achmad Suryana dan Ketut Kariyasa Syahyuti Sri Hery Susilowati Gelar Satya Budhi

FAE Vol. 26 No. 2, Desember 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Effect of Trade Liberalization and Growth on Poverty and Inequity: Empirical Evidences and Policy Options Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani Kajian Kritis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Perdesaan di Indonesia The Characteristics of Poverty and Its Alleviation in Indonesia Meningkatkan Efektifitas Kebijakan Konversi Lahan Aksi Unjuk Rasa (dan Radikalisme) serta Penanganannya dalam Alam ”Demokrasi” di Indonesia

Wayan R. Susila and Robin Bourgeois Kedi Suradisastra Erizal Jamal Dewa K.S. Swastika and Yana Supriyatna Bambang Irawan Tri Pranadji

Page 109: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

94

(2) Forum Agro Ekonomi

Forum Agro Ekonomi (FAE) is also published twice a year with 300 copies each. FAE is a scientific publication containing critical overview of

agro-socioeconomic research results as well as ideas and original concepts

in the field of agro-socioeconomic. Table 6.2 provides the titles and authors of articles of FAE Volume 26, Number 1 and 2 in 2008.

Table 6.2. Title and Author of FAE in 2008

No. Title Author

FAE Vol. 26 No. 1, July 2008 1. 2. 3. 4. 5.

Perspective of Agri-Environmental Service Incentives in Indonesia, Developing Countries, and OECD Members Rice Economy in Asia: A Comparative Study-Based Review The Role of Social Capital in Agricultural Trade Agricultural-Demand-Led-Industrialization Strategy in the Perspective of Economic Performance Improvement and Farmer‟s Income Escalating People‟s Participation in Rural Development Through GO-NGO Collaboration

Muhammad Iqbal and Gelar Satya Budhi Achmad Suryana and Ketut Kariyasa Syahyuti Sri Hery Susilowati Gelar Satya Budhi

FAE Vol. 26 No. 2, December 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Effect of Trade Liberalization and Growth on Poverty and Inequity: Empirical Evidences and Policy Options Farmer‟s Institutional Empowerment Strategy Critical Studies on Rural Development Implementation in Indonesia The Characteristics of Poverty and Its Alleviation in Indonesia Improving the Effectiveness of Land Conversion Policy Demonstration (and Radicalism) and Its Coping Management within the ”Democracy” in Indonesia

Wayan R. Susila and Robin Bourgeois Kedi Suradisastra Erizal Jamal Dewa K.S. Swastika and Yana Supriyatna Bambang Irawan Tri Pranadji

Page 110: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

95

(3) Analisis Kebijakan Pertanian

Analisis Kebijakan Pertanian (AKP) terbit empat kali dalam setahun dan dicetak masing-masing 300 eksemplar untuk setiap nomor

terbitan. AKP adalah media ilmiah yang memuat isu aktual kebijakan

pertanian dalam bentuk gagasan, dialog dan polemik. Judul-judul dan penulis naskah AKP Volume 6, Nomor 1, 2, dan 3 yang diterbitkan oleh

PSEKP pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 6.3. Adanya kendala teknis

pada tahun 2008, menyebabkan PSEKP hanya menerbitkan AKP

sebanyak tiga terbitan.

Tabel 6.3. Judul dan Penulis Naskah AKP tahun 2008

No. Judul Penulis

AKP Vol. 6 No. 1, Maret 2008

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Indonesian Rural Women: The Role in Agricultural Development

Agricultural Development in Indonesia: Current Problems, Issues, and Policies

Concept and Implementation of Pes Program in The Cidanau Watershed: A Lesson Learned for Future Environmental Policy

Achieving Economic Benefits Through Agricultural Trade Reforms in Indonesia

Gagasan dan Implementasi System of Rice Intensification (Sri) dalam Kegiatan Budidaya Padi Ekologis (BPE)

Cuplikan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Delima Hasri Azahari

Joyo Winoto and Hermanto Siregar

Gelar Satya Budhi, Kuswanto SA, and Muhammad Iqbal

Saktyanu Kristyantoadi Dermoredjo

Iwan Setiajie Anugrah, Sumedi dan I Putu Wardana

AKP Vol. 6 No. 2, Juni 2008

1.

2.

3.

4.

5.

Kebijakan Produksi dan Peredaran Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika (PRG) di Indonesia

Ketahanan dan Stabilitas Pasokan, Permintaan, dan Harga Komoditas Pangan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan dan Program

Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dalam Perspektif Kebijakan Pembangunan Pertanian

Membangun Kemandirian Pangan dalam

Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional

Dewa K.S. Swastika Dan Hardinsyah

Kaman Nainggolan

Handewi P.S. Rachman dan Mewa Ariani

Muhammad Iqbal dan Tahlim Sudaryanto

Delima Hasri Azahari

Page 111: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

96

(3) Analisis Kebijakan Pertanian

Analisis Kebijakan Pertanian (AKP) is a scientific journal issued quarterly, printed as many as 300 copies for each issue. This publication

contains current issues in agro-socioeconomic policy in the form of ideas,

dialogue, and polemic. Title and author of articles published in 2008 (Volume 6, Number 1, 2, and 3 is presented in Table 6.3. Technical

problems encountered in the process of publication in 2008 had to

postpone the issuance of Number 4 of the same volume.

Table 6.3. Title and Author of AKP in 2008

No. Title Author

AKP Vol. 6 No. 1, March 2008

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Indonesian Rural Women: The Role in Agricultural Development Agricultural Development in Indonesia: Current Problems, Issues, and Policies Concept and Implementation of PES Program in the Cidanau Watershed: A Lesson Learned for Future Environmental Policy Achieving Economic Benefits Through Agricultural Trade Reforms in Indonesia Ideas and Implementation of System of Rice Intensification (SRI) in Ecological Rice Farm Activities (BPE) Excerpt of the Ministry of Agriculture‟s Regulation No.16/2008 on General Guidance on Rural Agribusiness Development Program (PUAP)

Delima Hasri Azahari

Joyo Winoto and Hermanto Siregar

Gelar Satya Budhi, Kuswanto SA, and Muhammad Iqbal Saktyanu Kristyantoadi Dermoredjo Iwan Setiajie Anugrah, Sumedi and I Putu Wardana

AKP Vol. 6 No. 2, June 2008

1.

2.

3.

4.

5.

Policy on Production and Distribution of Agricultural Products of Genetical Engineering (PRG) in Indonesia Stability and Security of Food Price, Demand, and Supply Diversification of Food Consumption in Indonesia: Problems and Implications for Policy and Program Corporate Social Responsibility in the Perspective of Agricultural Development Policy Developing Food Indpendency to Improve National Security

Dewa K.S. Swastika and Hardinsyah Kaman Nainggolan Handewi P.S. Rachman and Mewa Ariani Muhammad Iqbal and Tahlim Sudaryanto Delima Hasri Azahari

Page 112: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

97

No. Judul Penulis

6. Cuplikan Instruksi Presiden Pertanian Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kebijakan Perberasan

AKP Vol. 6 No. 3, September 2008

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Perubahan Perdagangan Pangan Global dan Putaran Doha WTO: Implikasi buat Indonesia

Membedah Gorontalo Sebagai Calon “Bintang Timur” Pertanian Indonesia di Abad 21

Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Rawan Pangan

Evaluasi Kebijakan Subsidi Benih Jagung Kasus Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan

Proses Diseminasi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi: Suatu Pembelajaran dan Perspektif ke Depan

Cuplikan Peraturan Direktur Jenderal Peternakan Nomor 21055 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pemberian Dana Kompensasi dan Biaya Operasional Depopulasi Unggas Akibat Penyakit Avian Influenza

M. Husein Sawit

Tri Pranadji

Ening Ariningsih dan Handewi P.S. Rachman

Henny Mayrowani

Erizal Jamal, Maesti Mardiharini dan Muhrizal Sarwani

(4) Working Paper

Working Paper (WP) adalah media cetak yang memuat tulisan

ilmiah peneliti PSEKP mengenai hasil penelitian, gagasan ilmiah, opini, pengembangan metodologi, pengembangan alat analisis, argumentasi

kebijakan, pandangan ilmiah dan review hasil penelitian. Judul-judul dan

penulis naskah WP No. 93 hingga 95 yang diterbitkan oleh PSEKP pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Judul dan Penulis Naskah Working Paper yang Terbit Tahun

2008

No. Judul Naskah Penulis

WP 93

WP 94

Optimalisasi Kelembagaan Lokal dalam Upaya Pemberdayaan Petani di Wilayah Miskin PFI3P Kabupaten Lombok Timur : Suatu Tinjauan Pada Analisis Usahatani Komoditas Potensial

Analisis Keterbatasan Pemilikan Asset, Pola Pengeluaran dan Pendapatan Rumah Tangga Petani Miskin di Wilayah PFI3P Kabupaten Temanggung Jawa Tengah: Suatu Upaya Peningkatan Kondisi Sosial Ekonomi Jangka Panjang

Iwan Setiajie Anugrah

Iwan Setiajie Anugrah

Page 113: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

98

No. Title Author

6. Excerpt of the President Instruction No. 1/2008 on Rice Policy

AKP Vol. 6 No. 3, September 2008

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Changes of Global Food Trade and WTO‟s Doha Round: Implications for Indonesia Deeply Consider Gorontalo as the Candidate for Indonesia‟s “East Star” in Agriculture in the 21st Century

Strategy to Increase Food Security of Food Insecurity Households Policy Evaluation of Subsidized Corn Seeds: Case of Jeneponto Regency, South Sulawesi Dissemination Process of Integrated Plants and Resources Management (PTT) of Paddy: A Lesson Learned and Future Prospects Excerpt of the Director General of Livestock Decree No. 21055/2008 on Guide to Compensation Fund and Operation Budget for Poultry Depopulation Caused by AI Disease

M. Husein Sawit Tri Pranadji

Ening Ariningsih and Handewi P.S. Rachman Henny Mayrowani Erizal Jamal, Maesti Mardiharini and Muhrizal Sarwani

(4) Working Paper

Working Paper (WP) is a printed publication specifically provided for ICASEPS researcher containing review on specific issue of research

results, scientific ideas, opinion, methodology development, development

of analysis tools, policy argumentation, and scientific review. Article of WP

No. 93, 94 and 95 published by ICASEPS in 2008 is prepared in Table 6.4.

Table 6.4. Title and Author of Working Paper in 2008

No. Title Author

WP 93

WP 94

Optimalization of Local Institution in Empowerment Efforts of Farmers in PFI3P Poor Region of East Lombok Regency: A Review on Farm Analysis of Potential Crops Analyses of Assets Ownership Limitation and Income and Expenditure Pattern of Poor Farmers in PFI3P Region of Temanggung Regency, Central Java: Effort to Improve Long-term Socio-economic Condition

Iwan Setiajie Anugrah Iwan Setiajie Anugrah

Page 114: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

99

No. Judul Naskah Penulis

WP 95

Realitas Keterbatasan Kelembagaan Sumber Informasi Pasar dan Teknologi Pertanian di Wilayah Kegiatan P4MI Kabupaten Temanggung

Iwan Setiajie Anugrah

(5) Prosiding

Prosiding merupakan publikasi yang diterbitkan tetapi tidak

berkala. Prosiding berisi karya tulis, yang pernah diseminarkan pada

seminar nasional dan seminar khusus yang dilaksanakan oleh PSEKP. Tahun 2008 PSEKP menerbitkan satu prosiding dan dicetak 300

eksemplar. Prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah

diseminarkan pada Seminar Nasional “Meningkatkan Peran Sektor Pertanian dalam Penanggulangan Kemiskinan”. Judul-judul dan penulis

naskah Prosiding pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Judul dan Penulis Naskah Prosiding

No. Judul Penulis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Faktor Penyebabnya

Karakteristik Wilayah dan Keluarga Miskin di Perdesaan : Basis Perumusan Intervensi Kebijakan

Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin

Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan

Program-program Sektor Pertanian yang Berorientasi Penanggulangan Kemiskinan: Pengalaman Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K) sebagai Sebuah Model Penanggulangan Kemiskinan

Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

Pengalaman Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Pendampingan dan Pemberdayaan Keluarga Miskin di Sektor Pertanian (Sebuah Refleksi)

Sunaryo Urip

I Wayan Rusastra dan Togar A. Napitupulu

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti

Sujana Royat

Harniati

Epi Kustiawan

A. Irawati Hermantyo

(6) Agro-Socioeconomic Newsletter

Newsletter ini merupakan media berbahasa Inggris di PSEKP yang

diterbitkan pertama kali tahun 2007. Frekuensi terbitan dirancang

sebanyak 6 kali setiap tahun, masing-masing 300 eksemplar setiap terbit.

Page 115: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

100

No. Title Author

WP 95

Actual Constraints of Information Source Institutions of Agricultural Market and Technology in P4MI Region of Temanggung Regency

Iwan Setiajie Anugrah

(5) Prosiding

Proceeding is an irregular publication. Proceeding is a scientific paper presented in a national or special seminar/workshop held by

ICASEPS. In 2008, ICASEPS published 300 copies of a proceeding. This

proceeding is a collection of a seminar entitled “Improving the Role of Agricultural Sector in Poverty Alleviation” held by ICASEPS in Bogor. The

title and author of this proceeding is presented in Table 6.5.

Table 6.5. Title and Author of Proceeding in 2008

No. Title Author

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

The Development of Total Poor Population and Its Causing Factor Regional Characteristics and Poor Family in Rural Areas: The Formulation Basis of Policy Intervention Impact of Economic Growth on The Reduction of Poor People Government Policy on Poverty Alleviation Agricultural Sector Programs for Poverty Alleviation: The Experience of P4K Project as a Model of Poverty Alleviation in Rural Areas Government of West Java Policy on Poverty Alleviation NGO Experience in Guarding and Empowering Poor Households in Agricultural Sector : A Reflection

Sunaryo Urip I Wayan Rusastra and Togar A. Napitupulu Hermanto Siregar and Dwi Wahyuniarti Sujana Royat Harniati Epi Kustiawan A. Irawati Hermantyo

(6) Agro-Socioeconomic Newsletter

Newsletter is an English-language medium published regularly by ICASEPS. First published bi-monthly in 2007 with 300 copies each issue.

This 8-page publication is published in full color with objective to

exchange information publicly about agro-socioeconomic field.

Page 116: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

101

Newsletter volume 1 Nomor 1 diterbitkan mulai bulan Februari, dan

seterusnya dengan selang sekali dua bulan berikutnya. Jumlah halaman tiap terbit adalah 8 halaman dengan penampilan berwarna penuh (full colour). Mengingat adanya kendala teknis dan keterbatasan anggaran,

pada TA. 2008 newsletter terbit 3 kali, masing-masing terbitan sebanyak

200 eksemplar.

Media ini diterbitkan dalam upaya memperluas jangkauan

pembaca, baik untuk berbagai mitra dan lembaga riset serta lembaga

pemerintahan di dalam negeri dan di luar negeri. Oleh karena itu, untuk setiap terbitan, media ini disebarkan ke berbagai lembaga pemerintah,

kalangan perguruan tinggi, lembaga riset lain, swasta, dan lain-lain.

Untuk kalangan dari luar negeri, media ini disampaikan secara langsung kepada beberapa lembaga riset dan donor yang berkantor di Indonesia,

serta melalui website (www.pse.litbang.deptan.go.id).

Sebagai newsletter, informasi yang dicakup didalamnya merupakan informasi yang bersifat paling baru dan sedang hangat

dibicarakan. Harapannya adalah agar pembaca dapat mengetahui

informasi paling baru serta memperoleh respon dari kalangan pembaca

secara cepat pula.

Topik-topik utama yang selalu hadir dalam setiap terbitan yaitu:

temuan-temuan penelitian yang menarik (research findings), tinjauan

terhadap kebijakan pemerintah yang terbaru tentang pembangunan pertanian (recent policy development), kegiatan penelitian di PSEKP

(research activities), serta berita seputar lembaga PSEKP (ICASEPS news). Tabel 6.6 menyajikan daftar isi terbitan Newsletter PSEKP selama tahun

2008.

Tabel 6.6 Daftar Isi Terbitan Newsletter PSEKP Tahun 2008

Daftar Isi Newsletter menurut Terbitan

Vol. 2 No. 1 Maret 2008

1. Analysis of Financial System in Agricultural Sector 2. Revisiting Subsidy Policy and Fertilizer Distribution 3. Rural Agribusiness Development (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan/

PUAP) 4. People‟s Business Credit (Kredit Usaha Rakyat/KUR) 5. Government–Funded Research Activities 6. Research Collaboration 7. Publications 8. ICASEPS‟ Meetings 9. Welcome Colleagues 10. Brief Profile

Vol. 2 No. 2 Juni 2008

1. The Analysis of Free Trade Agreement between Indonesia – China, AFTA and Its Impact to Trade Performance of Agriculture Commodity

2. Rural Socio-Economic Dynamics: Comparison Analysis on Agricultural Census

Page 117: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

102

Since 2008, this Newsletter was published quarterly to keep the quality

and larger coverage of the publication. Since then, due to technical constraints, this newsletter could only be printed as many as 200 copies.

With English-language publication, Newsletter is also intended to

reach wider readers as well as ICASEPS international institutions counterpart. This publication is well distributed at domestic partner

institutions (government institutions, independent research institutions,

universities, and other parties) and local-based international

organizations. Newsletter could be visited at our website (www.pse.litbang.deptan.go.id).

Four topics regularly published are Research Findings, Recent

Policy Development, Research Activities, and ICASEPS News. With these topics, the readers are expected to receive late information about

agricultural development in Indonesia, including various research-related

activities of researchers at ICASEPS. The editorial team is chaired by. Dr. Sahat M. Pasaribu in association with several editorial team members,

Syahyuti, Ashari, Iwan Setiajie Anugrah, and Ibnu Salman. Table 6.6 lists

the contents of Newsletter in 2008.

Table 6.6. Contents of Newsletter Published in 2008

Contents by Issue

Vol. 2 No. 1 March 2008

1. Analysis of Financial System in Agricultural Sector 2. Revisiting Subsidy Policy and Fertilizer Distribution 3. Rural Agribusiness Development (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan/

PUAP) 4. People‟s Business Credit (Kredit Usaha Rakyat/KUR) 5. Government–Funded Research Activities 6. Research Collaboration 7. Publications 8. ICASEPS‟ Meetings 9. Welcome Colleagues 10. Brief Profile

Vol. 2 No. 2 June 2008

1. The Analysis of Free Trade Agreement between Indonesia – China, AFTA and Its Impact to Trade Performance of Agriculture Commodity

2. Rural Socio-Economic Dynamics: Comparison Analysis on Agricultural Census

Page 118: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

103

Daftar Isi Newsletter menurut Terbitan

3. The Analysis of Free Trade Agreement between Indonesia – China, AFTA and Its Impact to Trade Performance of Agriculture Commodity

4. Rural Socio-Economic Dynamics: Comparison Analysis on Agricultural Census 5. Inpres No.1/2008 on New Government Procurement Price of Paddy 6. The Analysis of Free Trade Agreement between Indonesia – China, AFTA and

Its Impact to Trade Performance of Agriculture Commodity 7. Rural Socio-Economic Dynamics: Comparison Analysis on Agricultural Census 8. Inpres No.1/2008 on New Government Procurement Price of Paddy 9. The Progress of Government-Funded Research Activities 2008 10. Research Collaboration 11. ICASEPS Publications 12. Workshop on AI Disease Control Policy: Implementation, Impact, and Lesson

Learned 13. Visit of Regional Parliament Members (City of Tasikmalaya, West Java) 14. Best Research Results 2007 15. Brief Profile

Vol.2 No. 3 September 2008 1. Analysis of Fertilizers‟ Supply and Demand Analysis in Indonesia from 2007-

2011 2. National Farmer‟s Panel (Patanas): Indicator Analysis of Rural and Agricultural

Development 3. Policy Options to Promote Agricultural Growth and Reform in an Era of Rising

Commodity Prices‟ 4. Research Activities in Progress 5. ICASEPS Publication 6. Senior Official Meeting DDA-WTO, Geneva, Switzerland, 14-21 July 2008 7. ICASEPS Seminar 8. ICASEPS Library

(7) Leaflet

Leaflet merupakan media publikasi PSEKP yang diterbitkan secara

berkala, untuk memenuhi bahan materi PSEKP dalam berbagai kegiatan internal maupun dalam event nasional, seminar, pameran serta kegiatan

diseminasi lainnya. Media leaflet yang dicetak pada tahun 2008 sebanyak

800 eksemplar.

(8) Pendistribusian dan Susunan Dewan Redaksi

Berbagai jenis publikasi yang telah dihasilkan PSEKP

disebarluaskan ke berbagai instansi terkait seperti Puslitbang, Balai Nasional, BPTP lingkup Badan Litbang Pertanian, Ditjen Pertanian

lingkup Departemen Pertanian, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi,

Asosiasi Swasta/Praktisi baik secara langsung atau melalui tamu-tamu yang datang secara resmi dan memerlukan publikasi PSEKP. Rincian

distribusi publikasi PSEKP disajikan pada Tabel. 6.7.

Page 119: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

104

Contents by Issue

3. The Analysis of Free Trade Agreement between Indonesia – China, AFTA and Its Impact to Trade Performance of Agriculture Commodity

4. Rural Socio-Economic Dynamics: Comparison Analysis on Agricultural Census 5. Inpres No.1/2008 on New Government Procurement Price of Paddy 6. The Progress of Government-Funded Research Activities 2008 7. Research Collaboration 8. ICASEPS Publications 9. Workshop on AI Disease Control Policy: Implementation, Impact, and Lesson

Learned 10. Visit of Regional Parliament Members (City of Tasikmalaya, West Java) 11. Best Research Results 2007 12. Brief Profile

Vol. 2 No. 3 September 2008

1. Analysis of Fertilizers‟ Supply and Demand Analysis in Indonesia from 2007-2011

2. National Farmer‟s Panel (Patanas): Indicator Analysis of Rural and Agricultural Development

3. Policy Options to Promote Agricultural Growth and Reform in an Era of Rising Commodity Prices‟

4. Research Activities in Progress 5. ICASEPS Publication 6. Senior Official Meeting DDA-WTO, Geneva, Switzerland, 14-21 July 2008 7. ICASEPS Seminar 8. ICASEPS Library

(7) Leaflet

Leaflet is another regular ICASEPS publication to promote

ICASEPS internal activities in various national events, such as seminar, exhibition, and other dissemination activities. Leaflet was printed as

many as 800 copies during 2008.

(8) Distribution and Editorial Staff

All publications are distributed to various institutions within AARD, Ministry of Agriculture, scientific and profession associations,

practitioners and universities. Mode of distribution could be either by mail

or directly handed over to guests visiting ICASEPS. Table 6.7 illustrated the distribution of ICASEPS publications in Indonesia.

Page 120: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

105

Publikasi ilmiah PSEKP dapat dihasilkan melalui kerjasama

antara penulis naskah dan Dewan Redaksi. Seleksi tulisan dilakukan oleh Dewan Redaksi untuk terbitan JAE, FAE, dan AKP yang ditunjuk

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian (Tabel

6.8.)

Tabel 6.7. Distribusi Publikasi Ilmiah PSEKP

Jenis Publikasi Distribusi

1. JAE Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

2. FAE Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

3. AKP Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

5. Prosiding Seminar Nasional

Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

6. Newsletter Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan Badan Lingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

Tabel 6.8. Susunan Dewan Redaksi JAE, FAE, AKP, dan Dewan Editor Tematik Tahun 2008

No SK Kepala Badan Nomor: Terbitan Nama Dewan Redaksi

1.

32/Kpts/OT.160/J/2/2006

JAE

1. Dr. Budiman Hutabarat (Ketua) 2. Dr. Parulian Hutagaol (Anggota) 3. Dr. Nizwar Syafa‟at (Anggota) 4. Drs Prajogo U. Hadi, M.Ec (Anggota) 5. Dr. Bambang Irawan (Anggota)

2.

26/Kpts/OT.160/J/2/2006

FAE

1. Dr. Rozany Nurmanaf (Ketua) 2. Dr. Tri Pranadji (Anggota) 3. Ir. Saptana, MSi (Anggota) 4. Dr. Handewi P. Saliem (Anggota) 5. Dr. Sumaryanto (Anggota)

3.

28/Kpts/OT.160/J/2/2006

AKP

1. Dr. Yusmichad Yusdja (Ketua) 2. Dr. Edi Basuno (Anggota) 3. Dr. Dewa K.S. Swastika (Anggota) 4. Dr. Bambang Sayaka (Anggota) 5. Dr. Erizal Jamal (Anggota)

Page 121: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

106

Scientific publications are prepared through cooperation between

the authors and the editors of JAE, FAE, and AKP. The editors of these publications are appointed by the Director AARD (see Table 6.8).

Table 6.7. Distribution of ICASEPS Scientific Publications

Publication Destination of Distribution

1. JAE Minister‟s experts staff offices, Secretariat General office, Directorate Generals and Agencies under the MoA, Research and development centers, AIATs, Universities, Profession associations, Private associations, etc.

2. FAE Minister‟s experts staff offices, Secretariat General office, Directorate Generals and Agencies under the MoA, Research and development centers, AIATs, Universities, Profession associations, Private associations, etc.

3. AKP Minister‟s experts staff offices, Secretariat General office, Directorate Generals and Agencies under the MoA, Research and development centers, AIATs, Universities, Profession associations, Private associations, etc.

5. National Seminar Proceeding

Minister‟s experts staff offices, Secretariat General office, Directorate Generals and Agencies under the MoA, Research and development centers, AIATs, Universities, Profession associations, Private associations, etc.

6. Newsletter Minister‟s experts staff offices, Secretariat General office, Directorate Generals and Agencies under the MoA, Research and development centers, AIATs, Universities, Profession associations, Private associations, etc.

Tabel 6.8. Editors of JAE, FAE, AKP, and Thematic Book in 2008

No. Decree of Director General of AARD

Publication Editorial Team

1. 32/Kpts/OT.160/J/2/2006 JAE 1. Dr. Budiman Hutabarat (Chairperson) 2. Dr. Parulian Hutagaol (Member) 3. Dr. Nizwar Syafa‟at (Member) 4. Drs Prajogo U. Hadi, M.Ec (Member) 5. Dr. Bambang Irawan (Member)

2. 26/Kpts/OT.160/J/2/2006 FAE 1. Dr. Rozany Nurmanaf (Chairperson) 2. Dr. Tri Pranadji (Member) 3. Ir. Saptana, MSi (Member) 4. Dr. Handewi P. Saliem (Member) 5. Dr. Sumaryanto (Member)

3. 28/Kpts/OT.160/J/2/2006 AKP 1. Dr. Yusmichad Yusdja (Chairperson) 2. Dr. Edi Basuno (Member) 3. Dr. Dewa K.S. Swastika (Member) 4. Dr. Bambang Sayaka (Member) 5. Dr. Erizal Jamal(Member)

Page 122: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

107

6.2. Komunikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian

Hasil-hasil penelitian Badan Litbang Pertanian (termasuk PSEKP) baru akan memiliki makna dan manfaat setelah sampai kepada para

stakeholder atau pengguna. Oleh karena itu kegiatan komunikasi (mulai

dari pengolahan sampai penyebarluasan hasil penelitian) memegang

peranan sangat penting. Dalam penyelenggaraan komunikasi, perlu juga didukung dengan dokumentasi yang baik. Kegiatan dokumentasi dapat

berupa pengabadian suatu peristiwa/momen kegiatan komunikasi atau

manajemen kearsipan bahan-bahan komunikasi.

Pada tahun Anggaran 2008 kegiatan komunikasi dan dokumentasi

penelitian yang dilaksanakan PSEKP, meliputi : (1) Seminar rutin,

seminar proposal dan seminar hasil penelitian 2008, (2) Seminar Nasional 2008, (3) Partisipasi dalam pameran/ekspose inovasi teknologi; (4) Rapat

Dewan Redaksi; (5) Pembuatan website; (6) Dokumentasi; dan (7)

Penyebaran publikasi.

6.2.1. Seminar

Pada tahun 2008 PSEKP telah menyelenggarakan berbagai seminar: yang diantaranya adalah Seminar Rutin, Seminar Proposal,

Seminar Hasil Penelitian, dan Seminar Nasional. Berbagai seminar

tersebut dimaksudkan untuk mengkomunikasikan hasil penelitian yang

telah dilakukan serta untuk mendapatkan umpan balik atau masukan dari para stakeholder. Khusus Seminar Rutin, selain untuk mencari

masukan dari stakeholder, juga dijadikan sebagai ajang/media

menumbuhkan “budaya ilmiah” di PSEKP sebagai salah satu lembaga penelitian. Tabel 6.9. menyajikan judul-judul makalah seminar rutin dan

pembicaranya.

Tabel 6.9. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Rutin Tahun

2008

No. Tanggal Judul Makalah Pembicara

1.

4-1-2008

Noumenology Al Qur‟an

Dr. Hidayat Nataatmadja

2.

11-04-08

Perkembangan Produksi dan Kebijakan Bio Energi di Beberapa Negara

Dr. Delima H Azahari, MS

3.

22-8-08

Defisiensi Petani Sebagai Manajer Usahatani

Prof Dr. Margono Slamet

Beberapa seminar tertentu melibatkan tim pembahas yang berasal dari luar PSEKP, baik kalangan birokrat maupun akademisi. Tujuan

seminar tersebut adalah untuk mendapatkan masukan dari pembahas

Page 123: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

108

6.2. Communication and Documentation

Research results produced by AARD, including ICASEPS would have value when reach the stakeholders and the users. Therefore,

research communication (from publication process to dissemination

activities) plays significant role. This communication should be supported by a well organized documentation, such as event/communication

activities picture taking or archive management of communication

materials. Research communication and documentation covered: (a)

Regular seminar (research proposal and research results), (b) National seminar, (c) Participation in technology innovation exhibition/exposition,

(d) Editors meeting, (e) Website construction, (f) Documentation, and (g)

Dissemination of publications.

6.2.1. Seminar

As earlier mentioned, there were many seminars held in 2008 by ICASEPS, namely: (a) Regular seminar, (b) Proposal seminar, (c) Research

results seminar, and (d) National seminar. These seminars particularly

conducted to communicate and to have feed back from participants and other inputs from stakeholders to improve the quality of research being

carried out. Specifically for regular seminar, aside from inputs from

stakeholders, the seminar is also expected to internalize scientific culture

among the researchers. Table 6.9 show the title of papers presented in the regular seminar during 2008.

Table 6.9. Papers and Speakers of Regular Seminar, 2008

No. Date Title of Paper Speaker

1. 4-1-2008 Noumenology Al Qur’an Dr. Hidayat Nataatmadja

2. 11-04-08 Production Development and Policy on Bio-Energy in Several Countries

Dr. Delima H Azahari, MS

3. 22-8-08 Farmer‟s Deficiency as Farm Manager Prof Dr. Margono Slamet

For these seminars, several discussants are invited from other

institutions, including those academicians, specifically for national

Page 124: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

109

dan peserta, sekaligus sebagai media untuk mengkomunikasikan hasil-

hasil penelitian kepada stakeholder. Daftar judul makalah dan pembicara dalam seminar nasional yang dilakukan PSEKP pada TA. 2008 dapat

dilihat pada Tabel 6. 10.

Tabel 6.10. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional

“Dinamika Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Tantangan dan Peluang bagi peningkatan Kesejahteraan

Petani”, Tahun 2008

Tanggal Judul Makalah Pembicara

19-11-08

Makalah Utama

1. Perubahan Pendapatan Rumah Tangga Perdesaan Th. 1995-2007

2. Perubahan Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan : Analisis Data SUSENAS 1999, 2002 dan 2005

3. Perkembangan Harga Komoditas Pertanian di Pasar Dunia dan Refleksinya di Perdesaan Indonesia

Makalah Penunjang

Kelompok A

4. Dinamika Kesejahteraan Petani dan Non-Petani di Indonesia: Suatu Analisis Makro vs Mikro

5. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Tani Ditinjau dari Aspek Indikator Pembangunan Ekonomi Perdesaan

6. Kinerja Beberapa Indikator Kesejahteraan Petani Padi 2008 di Perdesaan Kabupaten Karawang

7. Dampak Pembangunan Prasarana Transportasi terhadap Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan : Kasus Kabupaten Bulu Kumba Sulawesi Selatan

8. Analisis Keberagaman Usaha Rumah Tangga Pertanian di Berbagai Agroekosistem Lahan Marginal

9. Upaya Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi dan Sayuran di Lahan Lebak Kalimantan Selatan

10. Analisis Proporsi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi pada Berbagai Agroekosistem

Sumaryanto dan Tahlim Sudaryanto

Handewi .P Saliem dan Ening Ariningsih

Sri Hery Susilowati dan Benny Rachman

Nyak Ilham

Sarjana dan Munir E.W

Ikin Sadikin dan Kasdi Subagyono

Tri Bastuti Purwantini dan Rudi Sunarja Rivai

Dewa K.S. Swastika, Roosganda Elizabeth dan Juni Hestina

Rismarini Zuraida dan A. Hamdan

Adang Agustian dan Nyak Ilham

Page 125: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

110

seminar. This important to have different views on seminar topic in the

atempt to obtain feed back and input. The list of papers and speakers at national seminars held by ICASEPS in 2008 are provided in Tables 6.10 to

6.13.

Table 6.10. Papers Presented at National Seminar on “The Dynamic of

Rural and Agricultural Development: Challenges and

Opportunities for Farmer‟s Welfare Improvement”, 2008

Date Title of Papers Speakers

19-11-08

Main Papers 1. Rural Household Income Changes: Analysis

of Patanas Data 1995 and 2007 2. Consumption Change and Household

Expenditure in Rural Areas: Analysis of Susenas Data 1999 – 2005

3. Food Price Development and Its Implication

for Rural Community Supporting Papers Group A

4. The Dynamics of Farmer‟s and Non Farmer‟s Welfare in Indonesia: A Macro vs Micro Analysis)

5. Performance of Several Farmer‟s Welfare Economic Indicators in Rural Area of Karawang Regency in 2008

6. Impact of Transportation Development on The Welfare of Rural Community: The Case of Bulu Kumba Regency of South Sulawesi

7. Variance Analysis of Agricultural Household Business in Various Agro-ecosystem of Marginal Lands

8. Income Improvement of Rice and Vegetable Farms in Lowland of South Kalimantan: A Case in Sungai Durait Tengah, Babirik Sub District, Hulu Sungai Utara Regency

9. Analysis of Income Proportion and Expenditure of Rice Farmer Households in Several Agro-ecosystems

10. Feasibility Scale of The Pattern of Sheep Breeding Farm to Support Farmers Income in Rural Areas

Sumaryanto and Tahlim Sudaryanto Handewi .P Saliem and Ening Ariningsih Sri Hery Susilowati and Benny Rachman Nyak Ilham

Ikin Sadikin and Kasdi Subagyono

Tri Bastuti Purwantini and Rudi Sunarja Rivai

Dewa K.S. Swastika, Roosganda Elizabeth and Juni Hestina

Rismarini Zuraida and A. Hamdan

Adang Agustian and Nyak Ilham

Dwi Priyatno

Page 126: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

111

Tanggal Judul Makalah Pembicara

11. Target Kelayakan Skala Usaha Ternak

Domba Pola Pembibitan Mendukung Pendapatan Petani di Perdesaan

12. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama Penentu Pendapatan Petani

Kelompok B

13. Analisa Tingkat Kesejahteraan Petani menurut Pola Pendapatan dan Pengeluaran di Perdesaan

14. Pola Konsumsi Pangan Rumah tangga di Wilayah Historis Pangan Beras dan Non-Beras di Indonesia

15. Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga Petani Padi

16. Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga Perdesaan di Indonesia : Analisis Data Susenas 1999, 2002 dan 2005

17. Sikap Konsumen Terhadap Jeruk dan Pisang Lokal Segar Kasus : Daerah Istimewa Yogyakarta

18. Analisis Pendapatan, Pola Konsumsi dan Kesejahteraan Petani Padi Berbasis Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi

19. Nilai Tambah Diversifikasi Hasil Usahatani Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng

20. Dampak Abrasi dan Rob terhadap Perilaku Masyarakat Kawasan Pesisir Kabupaten Demak

Kelompok C

21. Perubahan Tingkat Harga Komoditas Pangan di Pasar Dunia dan Dampaknya terhadap Konsumsi dan Harga di Pasar Domestik

22. Dampak Harga Susu Dunia Terhadap Harga Susu Dalam Negeri Tingkat Peternak : Kasus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Jawa Barat.

23. Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Kunci Kesejahteraan Petani

Dwi Priyatno

Valeriana Darwis

Sugiarto

A. Ayiek Sih Sayekti

Tri Bastuti Purwantini dan Mewa Ariani

Ening Ariningsih

Widodo

Sugiarto

Triwara Budhisaktyarini

Danang Manumono

Reni Kustiari dan Sri Nuryanti

Atien Priyanti dan Ratna A. Saptanti

Wan Abbas Zakaria

Page 127: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

112

Date Title of Papers Speakers

11. The Performance of Land Ownership as

Main Factor to Determine Farmer‟s Income

12. Economic Analysis of Cassava-Based Male Sheep Fattening in Rural Areas

Group B

13. Analysis of Consumption Pattern Farmer‟s On Agroecosystem-Based Irrigated Sawah Land

14. Household Food Consumption Pattern in Rice and Non Rice Food Historical Regions of Indonesia

15. Food Consumption Pattern in Rice Farmer‟s Households

16. Consumption and Intake Adequacy of Calorie and Protein of Rural Household in Indonesia: Analysis of Susenas Data 1999, 2002, and 2005

17. Analysis of Farmer‟s Welfare Level by Pattern of Income and Expenditure in Rural Areas

18. Consumer‟s Response on Local Orange and Banana: A Case in Yogyakarta

19. Added Value of Farm Diversification, from Fresh to Fried Red Shallot

20. Impact of Rob and Abrasion on Community Attitude at Coastal Area of Demak Regency

Group C

21. Price Level Changes of Food Commodities in the World Market and Its Impact on Domestic Price and Consumption

22. Impact of World‟s Dairy Price on Farmer‟s Level Domestic Milk Price: The Case of Cattle Farm Cooperative in Bandung Utara, West Java

23. Strengthening Farmer’s Group Institution is the Key to Farmer’s Welfare

Valeriana Darwis

S. Rusdiana and Dwi Priyanto

Sugiarto

A. Ayiek Sih Sayekti

Tri Bastuti Purwantini and Mewa Ariani

Ening Ariningsih

Sugiarto

Widodo

Triwara Budhisaktyarini

Danang Manumono

Reni Kustiari and Sri Nuryanti

Atien Priyanti and Ratna A. Saptanti

Wan Abbas Zakaria

Page 128: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

113

Tanggal Judul Makalah Pembicara

24. Analisis Perkembangan Harga dan

Rantai Pemasaran Komoditas Cabai Merah di Propinsi Jawa Barat

25. Analisis Perdagangan Kakao Indonesia Ke Spanyol

26. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keuntungan Petani Dengan Menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Perkebunan Kakao Rakyat Untuk Meningkatkan Pendapatannya

27. Analisis Ekonomi Penggemukan Ternak Domba Jantan Berbasis Tanaman Ubikayu di Perdesaan

28. Kajian Usahatani Lahan Pantai di Kabupaten Bantul

Adang Agustian dan Iwan Setiajie Anugrah

Saktyanu K Dermoredjo dan Adi Setiyanto

Hendiarto

S. Rusdiana dan Dwi Priyanto

Aris Slamet Widodo

Tabel 6.11. Judul Makalah dan Pembicara pada Lokakarya “Kebijakan

Pengendalian Penyakit Flu Burung (Avian Influenza): Implementasi, Dampak, dan Pembelajaran, Tahun 2008

Tanggal Judul Makalah Pembicara

22-05-08 1. Perencanaan, Sosialisasi dan Implementasi Kebijakan Pengendalian Penyakit Flu Burung

2. Economic and Sosial Impacts of Avian Influenza Outbreak in Bali and Lombok: What Have We Learned?

3. Dampak Legisiasi Perunggasan terhadap Mata Pencaharian Peternak Ayam Buras dan Itik di Jakarta

4. Socio-economic Impacts of HPAI Outbreaks and Control Measures

5. Pengembangan Teknologi Pengendalian Flu Burung di Indonesia

6. Dampak Merebaknya Flu Burung Terhadap Ekonomi Makro Indonesia Suatu Pendekatan CGE

7. Analisis Respon Pemerintah terhadap Penyakit Flu Burung di Provinsi Bali

8. Pengukuran Respon Peternak Ayam di Sektor Tiga dan Empat terhadap Penyebaran Avian Flu : Studi Kasus di Bali

Dr. Elly Siregar

Dr. Phil Simmons,

Dr. A. Rozany Nurmanaf

Dr. Yusmichad Yusdja

Dr. Sarminto

Rina Oktaviani, PhD.

Ir. IGK Sudaratmaja, MS

Dr. Dwi Budi Santosa

Page 129: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

114

Date Title of Papers Speakers

24. Price Development Analysis and Marketing

Channel of Red Chili in West Java Province

25. Trade Analysis of Indonesian Cocoa to Spain

26. Factors Affecting Farmer‟s Profit in the

Application of Integrated Pest Control at Smallholders‟ Cocoa and Efforts to Improve Their Income

27. The Study of Farming Systems of Coastal Land in Bantul Regency

28. From Fresh Onion to Fried Onion: Added Value of Farm Diversification

29. Abrasi and Rob Impact on Community Attitude in Coastal Area of Demak Regency

Adang Agustian and Iwan Setiajie Anugrah

Saktyanu K. Dermoredjo and Adi Setiyanto

Hendiarto

Aris Slamet Widodo

Triwara Budhisaktyarini

Danang Manumono

Table 6.11. Papers Presented at National Seminar on “Avian Influenza

Disease Control Policy: Implementation, Impact, and Lesson

Learned”, 2008

Date Title of Paper Speaker

22-05-08 1. Planning, Socializing, and Implementing Control Policy on AI Disease

2. Economic and Sosial Impacts of Avian

Influenza Outbreak in Bali and Lombok: What Have We Learned?

3. Impact of Poultry Legislation on Duck and

Domestic Chicken Farmers Income Source in Jakarta

4. Socio-economic Impacts of HPAI Outbreaks

and Control Measures

5. AI Control Technology Development in Indonesia

6. Impact of AI Outbreak on Indonesia‟s Macro

Economy: A CGE Approach

7. Analysis of Government Response on AI Disease in Bali Province

8. Response Measurement of Poultry Farmers in

the Third and Fourth Sectors of AI Contagion: Case Study in Bali

Dr. Elly Siregar Dr. Phil Simmons, Dr. A. Rozany Nurmanaf Dr. Yusmichad Yusdja Dr. Sarminto Rina Oktaviani, PhD. Ir. IGK Sudaratmaja, MS Dr. Dwi Budi Santosa

Page 130: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

115

Tanggal Judul Makalah Pembicara

9. Analisis Kebijakan Pemerintah sebagai

Respon terhadap Bahaya Flu Burung di Lombok

Dr. Dwi Praptomo

Tabel 6.12. Judul Makalah dan Pembicara pada Pertemuan Koordinasi

Kegiatan Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Lingkup Badan Litbang

Tanggal Judul Makalah Pembicara

22-10-08

1. Menjembatani Penelitian dan Kebijakan

Pembangunan Pertanian

2. Penelitian Analisis Kebijakan Puslitbang Tanaman Pangan

3. Analisis dan Sintesis Kebijakan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian : Pendekatan dan Beberapa Contoh

4. Analisis Kebijakan Kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Terhadap Penggunaan Lahan dan Laba Usahatani serta Perkiraan Subsidi Pupuk Th. 2009

5. Kegiatan Analisis Kebijakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

6. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian

Prof.Dr. Pantjar Simatupang

Prof. Dr. Sumarno

Prof. Dr. Irsal Las

Dr. Benny Rahman

Prof. Ir. Bambang Sudaryanto, MS dan Sarjana

Tabel 6.13. Judul Makalah dan Pembicara pada Workshop “ Supply Chain Management on Tropical Fruits” dalam Kegiatan

“4th International Symposium on Tropical and Subtropical

Fruits”, Tahun 2008

Tanggal Judul Makalah Pembicara

3-11-08

s/d

7-11-08

1. Acces of Small Farmers to Modern Fruits Market

2. Global Markets Trends for Tropical Fruits

3. The Role of Public Policy in Promoting Markets for Tropical Fruits

Dr. Roni S. Natawijaya

Prof. Thomas Reardon

Prof. Randy Stranger

Page 131: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

116

Date Title of Paper Speaker

9. Analysis on Government Policy as Responses

to AI Threats in Lombok

Dr. Dwi Praptomo

Table 6.12. Papers and Speakers at Coordination Meeting on “Policy

Analysis of AARD‟s Agricultural Development”. 2008

Date Paper Speaker

22-10-08

1. Bridging Research and Agricultural

Development Policies 2. Research on Food Crops Research and

Development Center‟s Policy Analysis 3. Analysis and Synthesis of Policy on

Agricultural Land Resources Management and Utilization: Approach and Several Examples

4. Policy Analysis of the Increasing Highest

Retail Price (HET) of Fertilizers on Land Use and Farm Profit along with Fertilizer‟s Subsidy Estimation in 2009

5. Policy Analysis Activity in Central Java‟s

AIAT (BPTP Jawa Tengah) 6. Policy Analysis of Agricultural Development

Prof. Dr. Pantjar Simatupang Prof. Dr. Sumarno

Prof. Dr. Irsal Las

Dr. Benny Rahman Prof. Ir. Bambang Sudaryanto, MS dan Sarjana

Table 6.13. Papers Presented at Workshop on “Supply Chain

Management on Tropical Fruits” as Contribution to The4th International Symposium on Tropical and Subtropical

Fruits, 2008

Date Paper Speaker

3-11-08 to 7-11-08

1. Acces of Small Farmers to Modern Fruits

Market 2. Global Markets Trends for Tropical Fruits 3. The Role of Public Policy in Promoting

Markets for Tropical Fruits

Dr. Roni S. Natawijaya Prof. Thomas Reardon Prof. Randy Stranger

Page 132: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

117

Kegiatan Lain :

Peserta dalam Pameran Pekan Pekan Padi Nasional III di Sukamandi,

21 – 26 Juli 2008.

Partisipan pada Workshop “Economics and Marketing” dalam

Kegiatan “4th International Symposium on Tropical and Subtropical

Fruits”, yang diselenggarakan tanggal 3 sampai 7 November 2008, dengan judul makalah “ The Fresh Fruit Marketing System: The Role

of Wholesale Market in Jakarta dengan pembicara adalah Dr. I Wayan

Rusastra.

Peserta pada kegiatan Hari Pangan Sedunia XXVII tahun 2008 pada

tanggal 3 – 4 Desember 2008 di Bandung.

Menyelengggarakan Rapat Dewan Redaksi. Rapat Dewan Redaksi

merupakan media komunikasi antar anggota Dewan Redaksi. Tujuan dilakukan rapat Dewan Redaksi adalah membahas kelayakan naskah

yang akan menjadi bahan penerbitan publikasi.Kegiatan Dewan

Redaksi mencakup penyeleksian naskah dan perbaikan oleh penulis

hingga layak diterima di masing-masing media/publikasi yang ada.

Menyelenggarakan kegiatan dokumentasi yang meliputi:

1. Pembuatan serta pengelolaan internet dan website;

2. Pengambilan foto pada waktu acara seminar/ekspose, pembuatan panel untuk ekspose dan pembuatan leaflet;

3. Pembuatan audio visual seperti power point untuk keperluan

seminar atau lokakarya;

4. Mendokumentasikan naskah publikasi dan makalah seminar dalam bentuk hard-copy dan soft-copy.

Melakukan kerjasama publikasi dengan surat kabar Sinar Tani untuk

kegiatan-kegiatan PSEKP.

6.3. Kerjasama Penelitian

Kegiatan kerjasama penelitian yang dilakukan oleh PSEKP selama

tahun 2008 meliputi kegiatan penelitian, bantuan teknis (mendampingi konsultan asing) dalam melaksanakan penelitian dan mengirim

instruktur dalam pelatihan-pelatihan, serta kegiatan kunjungan peneliti

PSEKP ke luar Negeri. Inventarisasi kegiatan tersebut disajikan pada Tabel 6.14 dan 6.15.

Page 133: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

118

Participation at Events in 2008

Participant at The 3rd National Paddy Exhibition Week in Sukamandi,

21–26 July 2008.

Participant at Workshop on “Economics and Marketing” as

Contribution to “The 4th International Symposium on Tropical and

Subtropical Fruits”, 3-7 November 2008, with paper entitled “The Fresh Fruit Marketing System: The Role of Wholesale Market in

Jakarta” by Dr. I Wayan Rusastra.

Participant at the “XXVII World Food Day of 2008”, 3–4 December

2008 in Bandung.

Organize Editorial Board Meeting. This is a communication medium

among the editor members. The objective of this meeting is to evaluate

the articles for publication, from the selection of all articles fit with certain publications to suggestions for articles improvement by the

authors.

Carry out documentation activities, namely: (a) Construction and

management of internet and website, (b) Picture taking during seminar/exhibition, panel design for exhibition, and leaflet design and

printing, (c) Audio visual preparation, such as power point for

presentation, and (d) Documentation of publication articles and seminar papers in the form of hard copy and soft copy.

Cooperation with Sinar Tani newspaper for publication of ICASEPS

activities.

6.3. Research Collaboration

ICASEPS research cooperation during 2008 includes research activities,

technical assistanships, trainers at training courses, and research visit in research-related activities abroad. This activity is listed in the following

Tables 6.14 and 6.15 during 2008.

Page 134: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

119

Tabel 6.14. Inventarisasi Kegiatan Kerjasama Penelitian Tahun 2008

NO. JUDUL KEGIATAN JANGKA WAKTU

MITRA SUMBER LOKASI

1. Socio-economic Impact of AI Outbreaks and its Control Measures on Small-scale and Back-yard Poultry Production in Indonesia

Jan, 2007 – April 2009

IDRC IDRC-Canada

Lampung, Jabar, Jatim

2. Rice Value Chain (Mercy Corps)

Jan-Mar 2008

Mercy Corps

Mercy Corps

Aceh, Sumut

3. Benchmarking the Beef Supply Chain in Eastern Indonesia

Mei 2008-Okt 2010

ACIAR ACIAR Lampung, DKI Jakarta, Jatim, NTB, NTT, Sulsel

4. Cost Effective Biosecurity for Non Industrial Commercial Poultry Operations in Indonesia

1 Jun 2008 – 31 Mei 2012

ACIAR ACIAR Jabar

5. Pro Poor Policy Formulation Dialoggue and Implementation at Country Level : Indonesia

Jun 2008 – Jan 2009

FAO FAO Bali, Sumut, Banten

6. Case Study of Tobacco Cultivation and Alternate Crop in Indonesia

Mar-Jun 2008

WHO Indonesia

WHO Indonesia

Jatim, Jateng

7. Evaluation Rural Areas Infrastructure Development Project

Nov 2007 – Mei 2008

SHINKO-JAPAN

JBIC-Jakarta (Shinko Overseas)

Sulsel, NTB, Jambi, Kalbar

8. Kajian Penyusunan Strategi Pengembangan Industri Pertanian Melalui Peningkatan Sistem Pelayanan Agribisnis

Jan – Des 2008

Bappenas Bappenas Sumsel, DI. Yogya, Bali, Sulsel

Page 135: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

120

Table 6.14. List of Research Collaboration in 2008

No. Activity Scheduled Partner Source of

Fund Location

1.

Socio-economic Impact of AI Outbreaks and its Control Measures on Small-scale and Back-yard Poultry Production in Indonesia

Jan, 2007 – April 2009

IDRC

IDRC-Canada

Lampung, W. Java, E. Java

2.

Rice Value Chain

Jan-Mar 2008

Mercy Corps

Mercy Corps

Aceh, N. Sumatra

3.

Benchmarking the Beef Supply Chain in Eastern Indonesia

May 2008-Oct 2010

ACIAR

ACIAR

Lampung, DKI Jakarta, E. Java, NTB, NTT, S. Sulawesi

4.

Cost Effective Biosecurity for Non Industrial Commercial Poultry Operations in Indonesia

1 Jun 2008 – 31 May 2012

ACIAR

ACIAR

W. Java

5.

Pro-Poor Policy Formulation Dialoggue and Implementation at Country Level: Indonesia

Jun 2008 – Jan 2009

FAO

FAO

Bali, N. Sumatra, Banten

6.

Case Study of Tobacco Cultivation and Alternate Crop in Indonesia

Mar-Jun 2008

WHO Indonesia

WHO Indonesia

E. Java, C. Java

7.

Evaluation Rural Areas Infrastructure Development Project

Nov 2007 – May 2008

SHINKO-JAPAN

JBIC-Jakarta (Shinko Overseas)

S. Sulawesi, NTB, Jambi, W. Kalimantan

8.

Study on Strategy Formulation of Agricultural Industry Development through Agribusiness Service System Improvement

Jan – Dec 2008

Bappenas

Bappenas

S. Sumatra, DI Yogyakarta, Bali, S. Sulawesi

Page 136: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

Tabel 6. 15. Kunjungan ke Luar Negeri Staf Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No.

Nama

Jenis Pendidikan/Pelatihan/Kursus

Tempat

Sumber Dana

1. Dr. Sri Hery Susilowati Training Structural Reform and Domestik Adjusment Policies in Agric

Australia APEC

2.

Dr. Handewi P. Saliem

APEC Training Program : Policy Options to Promote Agricultural Growth and Reform in an Era or Rising Comodity Prices

Australia APEC

3.

Dr. Tahlim Sudaryanto

Effect of Physical Infrastructure on Poverty Allevation and Human Capital Outcomes in Indonesia

Jepang UNICO International

4.

Wahida, SP, MSI

Effect of Physical Infrastructure on Poverty Allevation and Human Capital Outcomes in Indonesia

Jepang UNICO International

5. Dr. Henny Mayrowani Impact Analyses of Economic Integration on Agriculture and Policy Proposals Toward Poverty Allevation in Rural East Asia

Thailand JIRCAS

6. Parjogo Utomo Hadi, M.Ec Agric Benchmark Beef Training Prog. Agric Benchmark Beef Conference

Brazil ACIAR

7. Dr.Erna Maria Lokollo Doha Development Agenda-WTO Swiss Sek-G33 DEPDAG

8. Dr. Reni Kustiari Doha Development Agenda-WTO Swiss YBS

9. Dr. Tahlim Sudaryanto Sidang WTO Swiss DIPA Badan Litbang

10 Dr. Yusmichad Yusdja The Midterm Workshop on Socio-Economic Impact of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-Scale and backyard poultry Producers in Asia

Thailand IDRC

Table 6.15. International Travels of ICASEPS Management and

Researchers in 2008

No. Name Type of Activity Country/ Location

Source of Fund

1 Dr. Sri Hery Susilowati Training on Structural Reform and Domestic Adjustment Policies in Agriculture

Australia APEC

2

Dr. Handewi P. Saliem

APEC Training Program: Policy Options to Promote Agricultural Growth and Reform in an Era or Rising Commodity Prices

Australia APEC

3 Dr. Tahlim Sudaryanto Coordination Meeting on the Effect of Physical Infrastructure on Poverty Alleviation and Human Capital Outcomes in Indonesia

Japan UNICO

International

4

Wahida, SP, MSI

Coordination Meeting on the Effect of Physical Infrastructure on Poverty Alleviation and Human Capital Outcomes in Indonesia

Japan UNICO

International

Page 137: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

No. Name Type of Activity Country/ Location

Source of Fund

5 Dr. Henny Mayrowani

Workshop on the Impact Analysis of Economic Integration on Agriculture and Policy Proposals Toward Poverty Alleviation in Rural East Asia

Thailand JIRCAS

6 Parjogo Utomo Hadi, M.Ec

Agricultural Benchmark Beef Training Program and Agricultural Benchmark Beef Conference

Brazil ACIAR

7 Dr.Erna Maria Lokollo Doha Development Agenda-WTO Switzerland Ministry of Trade, Indonesia

8 Dr. Reni Kustiari Doha Development Agenda-WTO Switzerland Ministry of Trade, Indonesia

9 Dr. Tahlim Sudaryanto Doha Development Agenda-WTO Switzerland Ministry of Agriculture, Indonesia

10 Dr. Yusmichad Yusdja The Midterm Workshop on Socio-Economic Impact of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-Scale and Backyard Poultry Producers in Asia

Thailand IDRC

No.

Nama

Jenis Pendidikan/Pelatihan/Kursus

Tempat

Sumber Dana

11 Dr. Edi Basuno

The Midterm Workshop on Socio-Economic Impact of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-Scale and backyard poultry Producers in Asia

Thailand IDRC

12 Dr. Nyak Ilham The Midterm Workshop on Socio-Economic Impact of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-Scale and backyard poultry Producers in Asia

Thailand IDRC

13 Dr. Tahlim Sudaryanto Food Security Forum 2008 Malaysia SEACON

14 Ir. Rita Nur Suhaeti, MS Gender Sesitif Good Government Leadership Fellowship : Promoting the Safety of Woman and the Protection of Children

Australia ALAF Dep. Pemberdayan Perempuan

15 Dr. Tahlim Sudaryanto International Conference on "The Asian Economic Renaissance" What is in for Agriculture

Philipina IRRI

16 Dr.M. Husen Sawit Subregional Seminar on "Dealing with Food Price inflation: Policy Responces to Protect the Poor in the Short and Long Run

Philipina UNESCAP

17 Dr. Edi Basuno 4th APAIR Regional Meeting Kamboja APAIR

18

Dr. Edi Basuno

The International Ecohealth Forum on Healthy Environment, Healthy People

Mexico IDRC

19 Dr. M. Husein Sawit International Conference on Viability of Alternative Frame Works for Agricultural Trade Liberation

Australia IIT

20 Nur Khoiriyah Agustin, STP, MP

Apec Forum on the Contruction of Agricultural Product Market System

China

Page 138: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

123

No. Name Type of Activity Country/ Location

Source of Fund

11 Dr. Edi Basuno The Midterm Workshop on Socio-Economic Impact of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-Scale and Backyard Poultry Producers in Asia

Thailand IDRC

12 Dr. Nyak Ilham The Midterm Workshop on Socio-Economic Impact of HPAI Outbreaks and Control Measures on Small-Scale and Backyard Poultry Producers in Asia

Thailand IDRC

13 Dr. Tahlim Sudaryanto Food Security Forum 2008 Malaysia SEACON

14 Ir. Rita Nur Suhaeti, MS Gender Sensitive Good Governance Leadership Fellowships: Promoting the Safety of Woman and the Protection of Children

Australia ALAF, State Ministry of Women Empowerment

15 Dr. Tahlim Sudaryanto International Conference on The Asian Economic Renaissance: What is in for Agriculture

The Philippines IRRI

16

Dr.M. Husen Sawit Sub-regional Seminar on Dealing with Food Price Inflation: Policy Responses to Protect the Poor in the Short and Long Run

The Philippines UNESCAP

17 Dr. Edi Basuno 4th APAIR Regional Meeting Cambodia APAIR

18 Dr. Edi Basuno International Eco-health Forum Mexico IDRC

19 Dr. M. Husein Sawit International Conference on Viability of Alternative Frame works for Agricultural Trade Liberation

Australia Institute Of International Trade

20 Nur Khoiriyah Agustin, STP, MP

APEC Forum on the Construction of Agricultural Product Market System

China APEC

Page 139: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

124

VII. EVALUASI DAN PELAPORAN

7.1. Ruang Lingkup

Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah kegiatan penelitian

yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang bersifat netral. Selain kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti, diperlukan dukungan

pelayanan institusi secara keseluruhan. Keduanya diperlukan dalam

satu kesatuan yang saling terkait secara fungsional sehingga bias

memperoleh keluaran (output) penelitian sesuai kebutuhan pengguna (stakeholders). Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) sangat

membantu dalam memberikan umpan balik (feed back) untuk

menyempurnakan system yang ada menjadi lebih baik.

Kegiatan monev Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian (PSEKP) selama tahun 2008 mencakup monev kegiatan

penelitian dan monev pelayanan penelitian. Monev dilakukan terhadap

seluruh tahapan kegiatan penelitian mulai dari: (1) Tahap persiapan dengan materi meliputi: proposal operasional, juklak penelitian, rencana

laporan (outline), serta kuesioner (outline kuesioner data primer dan

sekunder); (2) Tahap pelaksanaan penelitian dengan materi meliputi: kuesioner, laporan perjalanan, entry/input data (baik data primer

maupun sekunder), dan Laporan Tengah Tahun; (3) Tahap pengolahan

data dan penulisan dengan materi meliputi pengolahan data, tabulasi dan tabel analisa data primer dan sekunder, serta draft laporan; (4)

Seminar laporan akhir dan laporan final. Sedangkan monev pelayanan

penelitian dilakukan terhadap kelengkapan administrasi dan kinerja

pelayanan sebagai pendukung penelitian, yang meliputi pelayanan keproyekan, pengolahan data atau komputerisasi, perpustakaan,

publikasi, kendaraan dan sarana penelitian. Seluruh kegiatan ini

dilaksanakan secara terstruktur dan berkesinambungan agar hasil-hasil penelitian bisa berkualitas dan bermanfaat bagi para pengguna.

7.2. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi TA. 2008

Pelaksanaan kegiatan monev penelitian lingkup Pusat Analisis

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dilakukan oleh Tim Pelaksana

Monitoring dan Evaluasi. Evaluasi (Tim Monev) dilaksanakan menyatu dengan kegiatan monitoring, sedangkan tugas pelaporan dilaksanakan

secara mandiri oleh Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan. Sesuai Surat

Penugasan Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian, Nomor : 83/KP.340/J.7/01/2008, susunan Tim Monev, sebagai berikut :

Page 140: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

125

VII. EVALUATION AND REPORTING

7.1. Coverage

Research and development activities are study activities using

scientific principles. Total support services from reserach institution are required to expect the success of research activities. This is important to

achieve expected research output meet the need of stakeholders. In this

respect, monitoring and evaluation activities are very critical for feed back

to be used for the best of future research systems and practices.

During 2008, monitoring and evaluation at ICASEPS covered

research activities and research services. This evaluation applies for each

of research phase, from: (1) Preparation with materials covering working proposal, research guidance, report outline and general draft of structure

or unstructured questionnaires; (2) Research implementation phase with

materials comprised by structure or unstructured questionnaires (for primary and secondary data collection), field report, data entry/input

(primary and or secondary data) and progress report; (3) Processing data

and reporting phase covering data processing, tabulation with primary and secondary analysis tables, and report draft; and (4) Final report and

seminar phase. Meanwhile, research services monitoring and evaluation

applies administration fulfillment and services performance to support

research activities. This evaluation covers project administration services, data processing and computerization, library, publication, vehicles and

other research facilities. All of these activities are well conducted in a

structured and sustainable practices to achieve high quality of research and applicable.

7.2. Implementation of Monitoring and Evaluation in 2008

Monitoring and evaluation of research activities at ICASEPS is

conducted at the same time, three times a year by a team called Monev

Team. This independent team evaluates and monitors a research according to a set of standard procedure and the result is reported by

Evaluation and Reporting Sub Division. Members of the Monev Team are

appointed through the issuance of a decree by the Director of ICASEPS.

Page 141: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

126

Pengarah : Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian (Dr. Tahlim Sudaryanto, APU; merangkap Anggota)

Penanggung Jawab : Kepala Bidang Program dan Evaluasi

(Dr. Handewi P. Saliem, Ahli Peneliti Madya; merangkap Anggota)

Ketua : Dr. Yusmichad Yusdja, APU,

merangkap anggota

Wakil Ketua : Drs. Prajogo Utomo Hadi, M.Ec., APU, merangkap anggota

Sekretaris : Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

(Ir. Erma Suryani, MSi)

Anggota : 1. Dr. Tri Pranadji, APU.

2. Dr. A. Rozany Nurmanaf

3. Dr. Sahat M. Pasaribu

4. Dr. Nyak Ilham

Staf Pelaksana : 1. Ir. Herlina Tarigan, MSi.

2. Nur Khoiriyah Agustin, STP, MP

3. Yana Supriyatna, SE

4. Eni Darwati

Secara garis besar Subbid Evaluasi dan Pelaporan telah

melakukan kegiatan seperti: membantu mengkoordinasikan kegiatan

monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, mengevaluasi pelaksanaan pelayanan dukungan penelitian dan administrasi institusi, melaksanakan

kegiatan seminar proposal dan laporan hasil penelitian,

mengkoordinasikan pelaksanaan pembuatan (pengetikan) laporan hasil penelitian, pembuatan laporan institusi, baik untuk keperluan Badan

Litbang Pertanian, Sekretariat Jenderal maupun Departemen Pertanian,

dan pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Koordinasi kegiatan monev dilaksanakan mulai dari pelaksanaan

seminar proposal, perbaikan proposal operasional, pembuatan petunjuk

pelaksanaan (juklak) penelitian, pembuatan outline penelitian, pembuatan kuesioner, penulisan review kegiatan penelitian yang akan

dilaksanakan, pembuatan laporan tengah tahun, seminar laporan hasil

penelitian, laporan hasil penelitian dan pelaksanaan diseminasi penelitian. Mengambil pelajaran dari berbagai hambatan dan

permasalahan yang terjadi pada tahun sebelumnya, pelaksanaan

kegiatan monev tahun 2008 dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, baik menyangkut penyelesaian masalah

maupun hasilnya.

Page 142: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

127

The general task of Evaluation and Reporting Sub Division covers:

coordinate monitoring and evaluation of research activities, evaluate the implementation of research services and related administration affairs,

carry out research proposal and research result seminars, coordinate

research report finalization, provide office report for higher institutions, such as AARD and Secretariat General of MoA, including government

institution‟s accountability report.

Coordination of monitoring and evaluation activities starts from

research proposal seminar, improvement of working proposal, drafting research guidance, research report outline, construction of

questionnaires, literature review required by the research, progress

report, research results seminar, final report and dissemination of research results. Lesson learned from various obstacles in the

implementation of the tasks during 2007, monitoring and evaluation

activities have been well conducted during 2008.

Page 143: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

128

Dalam upaya mendorong peningkatan kualitas hasil penelitian,

PSEKP melakukan penilaian terhadap laporan hasil penelitian TA. 2008. Sesuai dengan Surat Penugasan Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian No. 84/KP.340/J.7/01/2008 dibentuk tim

penilai independen yang berasal dari Litbang Pertanian dan IPB, terdiri dari Prof. Dr. Effendi Pasandaran (Ketua), dan anggotanya Prof. Dr. Isang

Gonarsyah, Prof. Dr. Bonar M. Sinaga, dan Dr. Marlyn F. Sitorus. Tugas

tim adalah: (1) Menentukan kriteria penilaian terhadap makalah seminar

dan laporan hasil penelitian TA. 2007, dan (2) Memberikan penilaian terhadap makalah seminar dan laporan akhir penelitian TA. 2007

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dari hasil penilaian akan

dipilih tiga penelitian terbaik untuk diberi apresiasi dan penghargaan.

Pembuatan laporan sudah berjalan dengan baik, begitu juga

dengan pembuatan bahan Policy Brief dan Rapat Pimpinan tingkat Badan

Litbang Pertanian dan Departemen Pertanian, laporan untuk dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan rakyat (DPR), dan berbagai laporan

lain dalam rangka memenuhi permintaan pimpinan Departemen

Pertanian.

Kegiatan lain yang cukup penting dan sudah terlaksana dengan

baik adalah pembuatan LAKIP. Dari tahun ke tahun pembuatan LAKIP

terus mengalami penyempurnaan, khususnya menyangkut format

laporan. Pembuatannya sampai saat ini tidak mengalami hambatan yang berarti, kecuali kesulitan dalam melakukan pengukuran manfaat dan

dampak hasil penelitian mengingat output penelitian sosial ekonomi

bukanlah teknologi yang bersifat tangible (teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan pengetahuan rumusan kebijakan atau rumusan

rekayasa kelembagaan yang bersifat intangible. Dengan demikian,

manfaat maupun dampak atas hasil-hasil penelitian/pengkajian PSEKP

umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat dalam jangka pendek karena baru terlihat setelah rumusan kebijakan dilaksanakan dan

melalui proses penyesuaian di masyarakat.

7.2.1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian

Seperti telah disebutkan sebelumnya, monev kegiatan penelitian

pada dasarnya dilakukan dalam tiga tahap, yakni: (1) Tahap I mencakup persiapan penelitian, (2) Tahap II merupakan tahap pelaksanaan

penelitian, dan (3) Tahap III merupakan kegiatan akhir penelitian dengan

penyusunan laporan hasil penelitian.

Monitoring dan Evaluasi Tahap I

Perencanaan merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim peneliti dan seluruh bidang pelayanan di lingkup

PSEKP. Perencanaan yang dilakukan menyangkut tiga aspek, yaitu:

Page 144: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

129

In efforts to support improved research quality, ICASEPS examines

research report of 2008. An examiner team was appointed to work independently in the evaluation. This team comprised by several experts

from AARD and IPB and selected as equired according their respective

discipline. The examiner team has specific assignment to: (1) Provide a set of criteria to evaluate seminar paper and research report of 2007, and (2)

Evaluate the seminar paper and research result report based on the set-

up criteria. Out of the research titles conducted in 2007, the team is

requested to select and recommend the best three of the titles for appreciation and award.

Report has been well prepared, so as the preparation of Policy

Brief for higher level consumption, such as AARD and MoA. Specific papers also delivered as required to other parties at the Ministry level as

well as for hearing with parliament members.

Another important task that has been well prepared is the making of government institution accountability report. This report has been

improved significantly from year to year, especially in its format. The only

problem encountered during the preparation of the report is the measurement of benefit and impact of research results because the

output is socioeconomic anaysis which is intangible as opposed to

tangible technology research results. The outputs are intangible policy

formulation knowledge or institutional engineering formulation. Socioeconomic analysis results might not immediately felt by the

community but could have impact after implementation of the olicies with

series of processes when introduced through policies at which adjustment take place in the community.

7.2.1. Monitoring and Evaluation of Research Activities

As mentioned earlier, monitoring and evaluation of research activity

basically conducted in three phases. They are: (1) First phase covers

research preparation, (2) Second phase is the implementation of a research, and (3) Third phase examines final stage of research activities

and final report of a research.

Phase I Planning is the first phase of a long research activity. There are three

aspects related to planning: (a) Type and location of activities,

Page 145: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

130

(a) Jenis dan lokasi kegiatan yang akan dilakukan, (b) Susunan tim dan

jadwal kegiatan, dan (c) Rencana anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan. Setiap tim peneliti dan bidang pelayanan

hendaknya menyusun perencanaan yang menyangkut ketiga aspek

tersebut. Tujuannya agar terjadi sinkronisasi antara kegiatan penelitian dan kegiatan pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja institusi.

Pada tahap ini, secara substansi meliputi tiga kegiatan, yaitu: (a)

Menyusun proposal operasional yang menjadi acuan bagi seluruh

rangkaian kegiatan penelitian, (b) Mempersiapkan bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk merealisasikan kegiatan yang telah

dirancang dalam proposal, seperti kuesioner, juklak, outline laporan

penelitian, dan review yang terkait dengan topik penelitian yang akan dilaksanakan, serta (c) Menguji relevansi penelitian dengan masalah

pembangunan pertanian di daerah yang dipilih sebagai lokasi penelitian

dan relevansi lokasi penelitian dengan topik penelitian yang dikaji.

Rangkaian kegiatan monev tahap awal dimulai dengan kegiatan

seminar proposal operasional untuk mengevaluasi relevansi penelitian

yang akan dilakukan dengan kebutuhan dan masalah pembangunan

pertanian di tingkat nasional. Seminar ini dilakukan dengan mengundang berbagai stakeholders yaitu Direktorat Jenderal lingkup Departemen

Pertanian, pihak universitas dan dihadiri oleh seluruh staf peneliti

PSEKP. Dalam upaya mempertajam arah dan sasaran kegiatan penelitian, diundang juga pembahas dari IPB, UNPAD, Sekretaris Badan

Ketahanan Pangan, Badan Litbang Deptan, dan Direktur Budidaya

Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, serta Peneliti Senior PSEKP. Langkah ini ditempuh agar rencana penelitian dapat dievaluasi secara obyektif

oleh pihak lain, terutama hal-hal yang menyangkut kaidah-kaidah ilmiah

dalam pelaksanaan penelitian dan kesesuaian dengan kebutuhan

stakeholders. Hasil seminar proposal dijadikan sebagai salah satu bahan monev dalam rangka penajaman proposal operasional.

Selanjutnya tim monev melakukan diskusi internal (rapat pleno)

untuk mengevaluasi perbaikan proposal operasional sesuai hasil seminar. Evaluasi ini mengacu pada notulen seminar proposal yang dibuat oleh

masing-masing tim penelitian dilengkapi catatan tim monev saat seminar.

Tim diharapkan mengakomodasi saran-saran atau masukan dari pembahas dan peserta seminar. Langkah ini ditempuh untuk memantau

dan mengevaluasi kesiapan tim peneliti dalam melaksanakan kegiatan

penelitian. Diskusi juga melibatkan para penanggung jawab/korlak bidang pelayanan di lingkup PSEKP.

Tujuan rapat pleno adalah: (a) Mengantisipasi hambatan-

hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan kegiatan penelitian

di lapangan, (b) Evaluasi materi penelitian dan penyempurnaan bahan pengumpulan data lapangan, baik data primer maupun data sekunder,

dan (c) Menciptakan sinkronisasi kegiatan yang akan dilakukan oleh tim

penelitian dengan bidang pelayanan terkait. Pelaksanaan kegiatan yang

Page 146: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

131

(b) Research personnel and time schedule of activities and (c) Budget

planning to support activities. The research team and support system at ICASEPS works closely to synchronize research activities and support

services.

Working proposal seminar is a necessary to examine the relevance of a research with the need of the activity in agricultural development at

national level. Stakeholders are invited to this seminar, including

academicians from nearby campus such as IPB and UNPAD. With

stakeholders from different but related institutions, the research is expected to achieve the highest level and objectively evaluated. The output

from the seminar will be used by Monev Team as input for improved

working proposal.

Next step is internal discussion by the Monev Team. The Team will

examine that comments and notes during the seminar is used in drafting

the working proposal. This is very important to ensure that the research team is ready to conduct the research.

The objective of internal discussion is to: (a) Anticipate problems

that might be arise in the implementation of the research, (b) Evaluate research design as well as necessary tools for data collection, and (c)

Create synchronization activity between the research team and

administration support team. Activities prepared by each research team in

close cooperation with support services division at ICASEPS would ended up with success research implementation. Technical aspects in

combination with the fulfillment of administration requirements in

various purposes within the research-related environment are expected to produce high quality of research activities.

Page 147: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

132

dirancang oleh setiap tim penelitian dan bidang pelayanan terkait dapat

berlangsung dengan baik, sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Monev internal juga melihat aspek yang berkaitan dengan

kelengkapan pelaksanaan seminar, misalnya: kesesuaian proposal

operasional, petunjuk pelaksanaan penelitian (Juklak), outline laporan

penelitian dan kuesioner. Monev tahap awal ini dilakukan dalam dua tahap Rapat Pleno. Hasil penilaian kegiatan monev untuk masing-masing

tim penelitian dimasukkan dalam tiga kategori penilaian, yaitu:

(1) Kategori I: Tidak bermasalah dan Tim peneliti dapat melakukan kegiatan lapang, (2) Kategori II: Diperbaiki sesuai rekomendasi Tim Monev

dan Tim Peneliti dapat langsung melakukan kegiatan lapang, serta (3)

Kategori III: Diperbaiki sesuai dengan rekomendasi Tim Monev, setelah perbaikan tersebut disetujui Tim Monev, maka peneliti dapat melakukan

kegiatan lapang.

Monitoring dan Evaluasi Tahap II

Dalam proses pelaksanaan penelitian, terdapat tiga macam obyek

monev yaitu: (1) Laporan perjalanan, (2) Laporan pengolahan data, dan (3) Laporan Tengah Tahun atau laporan kemajuan. Disamping itu,

Penulisan Draft Laporan Akhir Penelitian dan Seminar Hasil Penelitian

juga menjadi fokus monev pada tahap pelaksanaan ini agar tujuan

penelitian setiap tim dapat tercapai dengan baik serta menjaga kualitas penelitian.

Pembuatan laporan perjalanan, mempunyai manfaat untuk: (1)

Mengin-dentifikasi masalah dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapang agar segera dapat diantisipasi pemecahan masalahnya, (2)

Mendapatkan bahan perumusan kebijakan dari temuan dan isu-isu

aktual hasil temuan di lapang, (3) Tertib administrasi, serta (4) Penyempurnaan rencana dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Laporan

perjalanan dibuat sesuai dengan frekuensi perjalanan tim penelitian ke

lapangan. Secara umum, seluruh tim peneliti pada tahun anggaran 2008 telah membuat laporan perjalanan dengan baik dan tepat waktu. Laporan

perjalanan yang dibuat selain memuat uraian kegiatan di lapangan, juga

berisi hasil diskusi dengan stakeholder di daerah yang menarik untuk

diungkap dan permasalahan tim peneliti dalam menjalankan kegiatannya.

Monev terhadap pengolahan data dilakukan untuk mengantisipasi

masalah dalam pengolahan data serta meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian pengolahan dan analisis data. Indikator yang digunakan

untuk mengevaluasi kegiatan ini adalah target atau rencana penyelesaian

dibanding tingkat pencapaian pada masing-masing tahap kegiatan. Frekuensi kegiatan monev pada pengolahan data dilakukan sesuai

dengan jadwal kegiatan masing-masing penelitian. Untuk menertibkan

pelaksanaan pengolahan data, telah dibuat peraturan bahwa setiap tim

Page 148: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

133

Results of monitoring and evaluation for each research title of

research are bounded in three categories: (a) All requirements are met and the research team are recommended to continue their field survey, (b)

Requested to improve according to the Monev Team recommendation and

could directly proceed with field survey, and (c) Requested to improve according to the Monev Team recommendation and after approval from

the Monev Team, the researchers could go on for field survey.

Phase II

There are thrre objects to monitor and to evaluate in this second

phase, namely: (a) Field report, (b) Data processing report, and (c)

Inception report or progress report. The progress report should follow the outline that approved during the first phase of monitoring and evaluation.

Since the progress report is considered as the early form of draft final

report, the outline is applied to help the researchers organizing their final report.

Field report is important to (a) identify problems encountered in

the field for early anticipation of problem solving, (b) obtain actual issues as inpuits for policy recommendation, (c) good administration procedures,

and (d) improve next planning steps of field survey. Field report is

prepared at every survey implementation. All research teams have

successfully provided this field survey during 2008 activities.

On data processing report, the Monev Team expects the research

teams to anticipate problems associated with data processing to meet the

time duration allocated for data processing and data analysis activities. Indicator used to evaluate this activity is the target plan of

accomplishment in comparison with the achievement level of each phase

of activity. To anticipate good data processing procedures, each research team is encouraged to submit the blank questionnaire and filled

questionnaire before proceeding the next data collection, if there are

multiple field data collection activities, to the computer section.

Page 149: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

134

peneliti yang akan berangkat ke lapangan (dimulai pada tahap II) harus

sudah menyerahkan kuesioner yang telah diisi pada tahap pengambilan data sebelumnya.

Data penelitian meliputi data primer dan sekunder. Data primer

yang diolah dari kuesioner jumlah dan ketebalannya bervariasi antar tim peneliti. Kuesioner yang berjumlah cukup banyak membutuhkan

pengaturan dalam pengerjaannya, terutama pada tahap entry dan validasi data. Proses entry dan pengolahan data menggunakan sistem FIFO

(First In First Out), artinya tim peneliti yang menyerahkan kuesioner lebih dulu akan dientry dan diolah lebih dulu, sehingga tercipta kelancaran

dalam kegiatan pelayanan penelitian. Peneliti sendiri diharapkan

kesadarannya untuk secepatnya menyerahkan kuesioner, data-data maupun informasi yang diperoleh dari lapang agar tidak terjadi

penumpukan di bagian entry dan pengolahan data, terutama pada tengah

dan akhir tahun.

Tujuan utama kegiatan monev Laporan Tengah Tahun/Laporan Kemajuan adalah: (1) Meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian

laporan hasil penelitian, (2) Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan

(3) Pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi sebelumnya secara berkesinambungan. Dengan demikian kegiatan penelitian dapat selesai

tepat waktu dan diperoleh hasil sesuai yang direncanakan. Berdasarkan

pengalaman, kontrol yang cukup ketat terhadap pembuatan laporan tengah tahun sangat membantu ketepatan tim peneliti dalam

menyelesaikan laporan hasil penelitian sesuai dengan batas waktu yang

telah ditetapkan.

Penulisan Draft Laporan Akhir Penelitian merupakan salah satu

tahap atau mata rantai penting dalam proses pelaksanaan kegiatan

penelitian. Jika ditemui ketidaksesuaian antara rencana penelitian

dengan pelaksanaan atau hasil yang diperoleh tim peneliti dapat segera dilakukan koreksi atau penyesuaian. Seperti pada Laporan Tengah

Tahun, evaluasi terhadap draft laporan akhir juga mencakup ketepatan

waktu dan konsistensi format serta isi laporan. Laporan meliputi Pendahuluan (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan, dan

Keluaran yang diharapkan serta Kegunaan), Tinjauan Pustaka,

Metodologi Penelitian dan Hasil Penelitian. Ada tiga aspek yang dinilai penting, yaitu: (1) Konsistensi antara proposal dan laporan hasil

penelitian; (2) Perbaikan pelaksanaan penelitian melalui peningkatan segi

koherensi; dan (3) Perbaikan pelaksanaan penelitian segi editorial. Dari sisi substansi, hasil monev menunjukkan bahwa secara umum tim

peneliti telah membuat laporan hasil penelitian sesuai dengan yang

direncanakan.

Konsistensi antara judul, tujuan, metodologi, hasil dan

pembahasan serta kesimpulan dan implikasi kebijakan secara umum

telah terjaga dengan baik. Tim juga menyelesaikan dan mengumpulkan

Page 150: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

135

Data entry and data validation require a lot of time, therefore, the

data processing rules set the FIFO (first in first out) system for fairness of such activities. This is also to ensure the success of data processing

services. This rule has encouraged the research team to submit filled

questionnaires as soon as they return from the filed.

The objectives of progress report evaluation are: (a) to meet final

report accomplishment in time, (b) to increase the quality of research

results, and (c) to keep use the earlier monitoring and evaluation results.

The tight control of progress report is very helpful in the accomplishment of final report according to the planned time frame.

The draft final report consists of Introduction (background,

statement of problems, objectives, and expected output); Literature Review, Methodology (location, sampling technique, analysis tools);

Discussion; Conclusion and Implication; and References. The draft final

report should keep its consistency with the proposal. In 2008, all research teams have followed this arrangement. Draft final report was

submitted in time, meet all administrative requirements and ready to

conduct final report seminar.

Page 151: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

136

laporan akhir sesuai jadwal yang ditetapkan. Ketepatan waktu ini

menunjukkan tanggung jawab para peneliti yang baik.

Kegiatan seminar hasil penelitian merupakan mata rantai penting

untuk penyempurnaan hasil penelitian. Pada seminar hasil, pembahas

dan pimpinan sidang diundang dari luar PSEKP agar penyempurnaan hasil bisa optimal. Kegiatan seminar hasil difokuskan kepada konsistensi

antara judul, tujuan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan

dan implikasi kebijakan. Umpan balik yang diperoleh dalam seminar

hasil digunakan untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan hasil penelitian.

Seminar hasil juga bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

tingkat pencapaian hasil kegiatan penelitian PSEKP. Dalam kaitan ini ada dua aspek yang penting untuk diperhatikan, yaitu pertama, mutu materi

seminar, dan kedua, kemampuan peneliti mempresentasikan materi

seminar untuk menjelaskan pada audience sehingga memperoleh tanggapan serta umpan balik untuk penyempurnaan hasil penelitian.

Setelah seminar hasil, Tim Pelaksana Monev melakukan rapat

internal untuk melihat apakah tim sudah melakukan penyempurnaan laporan sesuai masukan dari pembahas dan peserta dalam seminar.

Hasil evaluasi akhir Tim Pelaksana Monev disampaikan kepada masing-

masing tim untuk selanjutnya dilakukan perbaikan oleh tim dan

akhirnya dicetak sebagai Laporan Hasil Penelitian.

Monitoring dan Evaluasi Tahap III

Tahapan akhir pelaksanaan monev adalah evaluasi terhadap berbagai jenis output seperti laporan akhir, bahan rapat pimpinan

(Rapim), forum diskusi ad-hoc, bahan publikasi dan bahan laporan

tahunan. Selain output dalam bentuk laporan (teknis dan bahan diseminasi/ publikasi), produk lainnya yang tidak kalah penting adalah

data hasil penelitian yang perlu diamankan dalam bentuk dokumentasi

yang baik untuk pendayagunaan lebih lanjut.

Evaluasi laporan akhir perlu mendapatkan penekanan khusus karena merupakan produk akhir utama yang merupakan bahan baku

utama produk berikutnya. Indikator evaluasi terdiri atas empat

komponen utama, yaitu: (1) Konsistensi proposal dengan laporan hasil penelitian, (2) Koherensi pelaporan serta kedalaman dan ketajaman hasil,

pembahasan, perumusan, kesimpulan, dan implikasi kebijakan, (3)

Aspek editorial yang menyangkut efisiensi penulisan, redaksional, penyajian tabel, dan kelengkapan/ kemutakhiran pustaka, dan (4)

Ketepatan waktu penyelesaian laporan.

Dalam rangka diseminasi hasil penelitian terdapat sejumlah output yang perlu dikomunikasikan kepada stakeholders utama dan

masyarakat pengguna Iptek sosial ekonomi dalam arti luas. Bahan

diseminasi tersebut meliputi bahan rapat pimpinan di tingkat Badan

Page 152: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

137

The objective of the seminar is to know the progress of the

research in two dimensions, namely quality of seminar materials and capability of researchers to present their research activities along with the

results. Following this seminar, the Monev Team will meet to review the

improved final report based on suggestions and comments during the seminar. The final review results will be used by the researchers to

produce final report before submission to the administration section and

mark the end of the research activity of the year.

Phase III

The third phase of monitoring and evaluation activity is to evaluate

various outputs of research activities, such as final report, research result-based brief summary for higher level meeting, materials for ad-hoc

discussion forum, materials for publication, and materials for yearly

report. In addition to hard copy, the final reports along with all other outputs are well documented, including electronically publication using

internal website address.

For dissemination purposes, there are some publications to communicate with stakeholders and other community interested in

socioeconomic issues. The materials include those prepared for superior

meetings at AARD and Ministry of Agriculture level, for ad-hoc discussion

forum, for scientific journals, and annual report.

Page 153: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

138

Litbang Pertanian dan Departemen Pertanian, materi untuk forum diskusi ad-hoc di PSEKP, Badan Litbang Pertanian, Deptan, dan tingkat

nasional, bahan publikasi/penerbitan ilmiah (baik terbitan PSEKP

maupun diluar PSEKP) dan bahan laporan tahunan PSEKP.

Pada prinsipnya hasil penelitian PSEKP dianggap memiliki nilai guna oleh stakeholders sejauh informasi yang diperoleh melalui

penelitian sangat dibutuhkan oleh mereka. Oleh karena itu permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian mendatang seyogyanya mengakomodasikan pula aspirasi para pengguna hasil penelitian PSEKP,

terutama para stakeholders di tingkat pusat dan daerah. Masukan dan

saran-saran dari stakeholders akan lebih menyempurnakan kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Pembuatan bahan rapat pimpinan dan forum diskusi ad-hoc, otoritas penilaiannya berada pada manajemen struktural dengan

finalisasi koreksi dan saran perbaikan dari Kepala PSEKP. Otoritas penilaian bahan publikasi PSEKP dilakukan sepenuhnya oleh Dewan

Redaksi yang ditentukan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Litbang

Pertanian. Dengan mengacu pada prosedur tersebut, maka evaluasi terhadap bahan diseminasi dalam konteks pelaksanaan monev dibatasi

sampai pada penentuan status materi.. Hal ini merupakan kewajiban

dengan target waktu yang telah ditetapkan, maka statusnya adalah apakah peneliti telah memenuhi kelengkapan persyaratan pengajuan

materi diseminasi tersebut. Kalau persyaratan kelengkapan pengajuan ini

belum dipenuhi, perlu dikemukakan faktor-faktor penyebabnya sehingga

dapat dicarikan jalan keluarnya.

Keluaran penelitian (data dan laporan) lingkup PSEKP telah

didokumentasikan secara baik. Dokumentasi data dibedakan atas data

primer dan data sekunder. Indikator data primer meliputi: (1) Kuesioner dan Buku Kode, dan (2) File data entry/olahan (kode file/folder).

Indikator data sekunder meliputi: (1) Dokumen asli (buku,

tape/CD/disket), (2) Dokumen olahan dan (3) File data entry/olahan (kode file/folder).

Secara umum hasil-hasil penelitian sosial ekonomi pertanian dan

kebijakan PSEKP dikelompokkan menjadi 4 (empat) :

Pertama, sintesa, pertimbangan dan advokasi kebijakan pembangunan pertanian. Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan opsi

rumusan kebijakan (sintesa), pemikiran akademis mengenai evaluasi

kebijakan pembangunan pertanian (pertimbangan) dan memperjuangkan suatu kebijakan yang dianggap layak dan patut atau menolak kebijakan

yang dianggap tidak layak dan tidak patut (advokasi). Sintesa kebijakan

disampaikan langsung kepada pimpinan Departemen Pertanian. Selain itu, PSEKP juga memiliki media reguler Analisis Kebijakan Pembangunan

Pertanian sebagai sarana penyuluhan, diseminasi dan diskusi kebijakan.

Page 154: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

139

Principally, research results published by ICASEPS are close to the interest of stakeholders, both at national and regional levels, and inputs

obtained from these stakeholders would be very valuable for the next

research activities. From Monev Team view, evaluation on publication for dissemination would be limited to the status of such publication, whether

the material is sufficient to meet publication standard. If not, related

factors of such insufficient would be elaborated for further analysis and

way out.

In general, research results of socio-economic analysis at ICASEPS

could be comprised of four groups:

First, synthesis for consideration and advocation in agricultural development policies. This is to provide policy option, academic thoughts

about agricultural development and policy proposal for certain issues

necessary to improve the existing condition or to oppose the current irrelevant and inefficient policies. This synthesis is submitted directly to

superiors at the Ministry of Agriculture level. Otherwise, synthesis could

also be disseminated through regularly-published journal “Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian”.

Page 155: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

140

Kedua, rekayasa model inovatif kelembagaan pembangunan pertanian.

Kelembagaan merupakan faktor penting dalam mengatur hubungan antar manusia untuk penguasaan faktor produksi yang langka.

Keberlanjutan sistem produksi dimungkinkan apabila inovasi teknologi

dapat memberikan manfaat bagi pengguna. Mengingat pentingnya faktor kelembagaan dalam pembangunan pertanian, maka PSEKP memberikan

perhatian yang cukup besar terhadap aspek kelembagaan ini. Salah satu

rekayasa yang sedang dikembangkan adalah PRIMATANI yang dilakukan

secara meluas di tingkat Badan Litbang Pertanian.

Ketiga, analisis deskriptif mengenai kinerja dan dinamika lingkungan

strategis pembangunan pertanian yang meliputi: (1) Ekonomi makro dan

mikro serta perdagangan internasional, (2) Pengelolaan sumberdaya dan agribisnis berkelanjutan, (3) Sistem inovasi teknologi pertanian, (4)

Ketahanan pangan dan kemiskinan, dan (5) Dinamika sosial ekonomi

perdesaan. Hasil penelitian ini, berupa parameter mengenai perilaku ekonomi makro dan mikro untuk menunjang analisis maupun

perumusan model kebijakan pembangunan pertanian. Beberapa

parameter penting yang telah dihasilkan antara lain elastisitas permintaan dan konsumsi rumah tangga, penawaran dan produksi, dan

transmisi harga. Parameter-parameter tersebut merupakan landasan

untuk penyusunan model simulasi maupun analisis perumusan

kebijakan. Hasil analisis deskripsi digunakan untuk menyusun highlight situasi terkini kinerja pembangunan pertanian dan lingkungan

strategisnya. Laporan singkat ini dibuat dan disampaikan secara reguler

kepada pimpinan Departemen Pertanian dalam rangka mewujudkan well informed policy making.

Keempat, sarana dan prasarana simulasi evaluasi kebijakan, kinerja dan

dinamika lingkungan strategis pembangunan pertanian. Hasil kegiatan

ini berupa pangkalan data dan model simulasi dinamika ekonomi makro dan mikro. Data merupakan prasarana untuk membuat analisis,

deskripsi dan membangun model. Model digunakan untuk

mensimulasikan dan mengevaluasi skenario-skenario kebijakan pembangunan pertanian.

7.2.2. Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Penelitian

Dalam melaksanakan fungsi penelitian, PSEKP didukung oleh:

(1) Pelayanan keproyekan, (2) Pelayanan pengolahan data, (3) Pelayanan

perpustakaan, (4) Pelayanan publikasi, (5) Pelayanan kendaraan, (6) Pelayanan sarana penelitian (ATK), (7) Web-site dan internet, dan (8) Data

base. Pelayanan penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan

pelayanan yang optimal sehingga fungsinya sebagai agen penelitian sosial

ekonomi pertanian dapat berdaya guna dan berhasil guna serta sesuai dengan kebutuhan stakeholders-nya. Berkaitan dengan hal tersebut,

diperlukan suatu kegiatan monitoring dan evaluasi dalam rangka

penilaian akuntabilitas kinerja pelayanan penelitian.

Page 156: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

141

Second, innovative model engineering of agricultural development

institution. Institution is very important factor to organize human relationship in scarcely production factors. To this point, ICASEPS

considers institution aspects significantly to sustain production system

through the adoption of technology innovation. Institutional engineering currently applied and developed across the nation is PRIMATANI project,

under the supervision of the AARD.

Third, descriptive analysis about the performance and dynamic of

strategic environment of agricultural development. This group covers: (a) Micro and macro economic and international trade, (b) Resource

management and sustainable agribusiness, (c) Agricultural technology

innovation system, (d) Food security and poverty, and (e) Dynamic of rural socioeconomic. The descriptive appear with parameters about micro and

macro economic phenomena and policy model of agricultural

development, such as demand elasticity and household consumption, supply and production, and price transmission. The description analysis

is very important to highlight the latest situation of agricultural

development performance and its strategic environment. The report is regularly provided and submitted to the Ministry of Agriculture to fulfill a

well informed policy making.

Forth, simulation facilities for agricultural development policy evaluation,

performance, and strategic environment dynamics. The result of this activity is database and dynamic simulation model of micro and macro

economic. Data is necessary for analysis, description, and building the

model. Model is used to simulate and evaluate agricultural development policy scenarios.

7.2.2. Monitoring and Evaluation of Research Services

To implement research activities, ICASEPS is supported by: (a)

Project budgeting services, (b) Data processing services, (c) Library

services, (d) Publication services, (e) Transportation services, (f) Office equipment facilities, (g) Website and internet, and (h) Database. For all of

these services and facilities, monitoring and evaluation is necessary in the

frame of performance accountability of research services.

Page 157: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

142

Pelayanan Bagian Keuangan

Tujuan dilaksanakannya kegiatan monev pada pelayanan bagian keuangan adalah untuk meningkatkan ketepatan perencanaan sesuai

dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Instrumen kegiatan monev

bagian keuangan adalah POK yang mencakup pos gaji upah, belanja bahan, perjalanan dan lain-lain pengeluaran. Sebelum pelaksanaan

penelitian ke lapang, kegiatan monitoring dan evaluasi juga melibatkan

pihak peneliti dengan pelaksana bagian keuangan untuk penyesuaian

jadwal keberangkatan dan hal teknis yang berkaitan dengan prosedur pencairan dana survey.

Indikator yang digunakan pada kegiatan ini adalah perencanaan,

pelaksanaan dan solusi pemecahan masalah. Dalam pelaksanaan kinerja bagian keuangan yang berhubungan dengan kegiatan penelitian, terlihat

adanya kemudahan dalam pencairan dana. Meskipun kegiatan penelitian

yang dilakukan pada tahun ini relatif banyak, namun pencairan dananya berjalan relatif lancar. Disamping kegiatan ke lapang, pencairan dana

untuk perjalanan pendek ke wilayah Jabotabek dalam rangka pencarian

data sekunder dan informasi lainnya juga mengalami kemudahan.

Pelayanan Pengolahan Data

Pelayanan pengolahan data bertugas untuk entry data (primer dan

sekunder) serta informasi yang diperoleh dari lapang. Data diolah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kegiatan monev pelayanan pengolahan data

meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hardware. Indikator yang

digunakan untuk mengevaluasi SDM adalah: (1) Jumlah orang, (2) Pembagian kerja, dan (3) Kompetensi. Sedangkan untuk mengevaluasi

hardware adalah: (a) Jumlah komputer tersedia, (b) Kapasitas dan (c)

Manajemen pemanfaatan. indikator dalam jadwal kerja pengolahan data

untuk setiap judul penelitian adalah: (1) Perencanaan dan (2) Pelaksanaan.

Sarana dan prasarana pengolahan data yang telah tersedia

dengan baik, adalah program STATA, jumlah tenaga input data, validasi dan pengolahan data, komputer, printer, dan sarana pendukung lainnya.

Ketersediaan sarana pengolahan data yang sudah memadai perlu

diimbangi dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia secara optimal. Selama ini terlihat bahwa terdapat waktu

tertentu yang kurang optimal dalam jadwal kerja pengolah data dan

terdapat waktu kerja yang over load. Sebagai contoh, awal tahun ketika kegiatan penelitian belum dimulai, kegiatan pengolahan data relatif

hanya membantu membuat desain kuesioner dan beberapa staf yang

mengentry data sekunder. Fenomena yang kontras terlihat pada saat

tengah dan akhir tahun ketika kegiatan penelitian telah berjalan. Entry dan pengolahan data banyak tim penelitian dilakukan secara bersamaan,

Page 158: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

143

Financial

Monitoring and evaluation for financial services is emphasized to help ensure the timing of research implementation as planned. Before the

implementation of the research, monitoring and evaluation is conducted

to adjust and synchronize technical matters and survey activities. With such arrangement, researchers could smoothly carry out their activities

because the research fund is available on time.

Indicator used in this activity is planning, implementation, and

problem solving. Fund disbursement was relatively success inspite of the large number of research title. Funds to support short visit to nearby

locations is also available for, particularly, secondary data collection and

other information. The performance of financial services was well guarded during 2008.

Data Processing Data processing services mainly for data entry activities (primary

and or secondary data). Data will be processed according to the need of

researchers. Monitoring and evaluation for this service include the availability of human resources and the capacity of hardware. Indicators

used for human resource evaluation cover (a) number of employees, (b)

workload (planning and implementation), (c) competence. Meanwhile,

indicators for hardware are (a) number of available computer, (b) computer capacity, and (c) load management.

Computer facilities are sufficiently provided, including the software

and other supporting hardware. There are times when employees should work hard to meet the deadline (usually from mid year to the end year),

but there are times where the same employees relax (less workload early

in the year until the researchers return from their field work). This indicates imbalance computer use management. In the future, this

situation could be adjusted with some other activities.

Page 159: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

144

akibatnya pekerjaan menumpuk di tengah dan akhir tahun. Semua tim

peneliti mempunyai kepentingan dan jadwal yang sama untuk menyelesaikan laporan penelitian, sehingga pengolah data harus dapat

melayani semua tim peneliti dengan baik dan merata. Selama ini

permasalahan pengolahan data pada bulan-bulan sibuk dapat diatasi dengan cara menambah jam kerja (kerja lembur) dan sistem FIFO (First In First Out).

Pelayanan Perpustakaan

Sebagai salah satu unit pelaksanaan penelitian, khususnya dalam

bidang sosial ekonomi pertanian, keberadaan unit perpustakaan sangat

penting dan vital dalam menunjang kegiatan penelitian. Indikator evaluasi monev perpustakaan meliputi : 1) Stok buku/bahan

pengetahuan, (2) Penyajian dan pelayanan, (3) Tingkat pemanfaatan

menurut pengguna, (4) Tingkat pemanfaatan menurut bahan dan (5) Masalah yang dihadapi.

PSEKP memiliki satu unit perpustakaan dengan koleksi buku dan

majalah ilmiah yang cukup lengkap, baik yang berbahasa Inggris

maupun berbahasa Indonesia. Koleksi pustaka yang terdapat di perpustakaan PSEKP pada tahun 2007 adalah: publikasi ACIAR (48

buah), statistik BPS (435 buah), brosur (348 buah), buku teks (5774

eksemplar), laporan penelitian (650 buah), publikasi CGPRT (47 buah), Statistik Dalam Angka (239 buah), publikasi IFPRI (91 buah), kliping

koran (12552 buah), artikel majalah (3364 buah), artikel prosiding (2654

buah), laporan penelitian PSE (603 buah), laporan SAE (180 buah), laporan SDP (72 buah), makalah seminar (772 buah), staf paper peneliti

(3 buah), statistik non BPS (229 buah), skripsi/thesis/disertasi (275

buah) dan judul majalah (731 buah). Untuk melengkapi kebutuhan informasi terkini yang dibutuhkan oleh para peneliti, maka perpustakaan

juga berlangganan koran Kompas, Republika, Bisnis Indonesia, Sinar

Tani serta majalah Trubus. Jumlah koleksi buku dan majalah akan terus

berkembang seiring dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sosial ekonomi pertanian.

Jumlah pustakawan yang mengelola perpustakaan sebanyak 5

orang. Untuk membantu mempermudah pengguna dalam menelusuri pustaka yang dimiliki, perpustakaan PSEKP telah dilengkapi dengan dua

buah unit komputer yang digunakan untuk melayani konsumen dalam

mendukung kecepatan pencarian pustaka. Selain itu komputer juga digunakan untuk menyimpan dan mem-file data-data pustaka yang

tersedia. Kenyamanan pengunjung perpustakaan semakin bertambah

dengan dilengkapinya ruangan baca dengan sistem pendingin udara.

Page 160: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

145

Library

As a research institution, specifically in the field of agro-socioeconomic, library unit is vital and very important to support research

activities. Indicators used to evaluate this service are (a) book

stock/knowledge materials, (b) display and services, (c) utilization level by users, (d) utilization level by materials, and (e) encountered problems.

ICASEPS has a library with nearly complete book collection along

with scientific journal and magazine, either in English or in Bahasa

Indonesia. In 2007, reference collection at the library include: ACIAR publications (48 editions), statistical books published by BPS (435),

brochures (348), text books (5774), research reports (650), CGPRT/CAPSA

publications (47), Statistic in Figures (239), IFPRI publications (91), newspaper clipping (12552), magazine articles (3364), proceeding articles

(2654), ICASEPS research reports (603), SAE reports (180), SDP reports

(72), seminar papers (772), researcher‟s paper staff (3), Non-BPS statistic (229), thesis/dissertation (275) , and related titles from magazine (731). To

support information needed by researchers, the library also a customer of

number local daily newspapers, such as Kompas, Republika, Bisnis Indonesia, and Sinar Tani in addition to Trubus magazine. The number of

various collections in this library will increase in line with the

development of knowledge and science in the field of agro-socioeconomic.

The number of librarian managing the library is 5. The library is equipped with two units of computer for reference track and trace and

reading room facilities. These computers also used to store library data.

Page 161: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

146

Pelayanan Publikasi

Indikator yang digunakan dalam evaluasi kegiatan monev pelayanan publikasi adalah: (1) Perencanaan, yang terdiri dari rencana

penerbitan, rencana distribusi, dan jadwal, (2) Distribusi, yang terdiri dari

lingkup PSEKP, Badan Litbang Pertanian, perguruan tinggi, dan lainnya. Sedangkan indikator perencanaan dan pelaksanaan yang dimaksud

dalam konteks ini ditekankan pada penerbitan dan distribusi dari

masing-masing penerbitan yang dilakukan PSEKP.

Salah satu tugas PSEKP adalah mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian sosial ekonomi pertanian yang dalam pelaksanaannya dapat

berupa publikasi. Beberapa publikasi yang diterbitkan oleh PSEKP pada

tahun 2008 adalah: (1) Jurnal Agro Ekonomi (JAE), Forum Penelitian Agro Ekonomi (FAE), (3) Analisis Kebijakan Pertanian (AKP), (4) Prosiding

hasil seminar nasional, (5) Monograph, (6) Laporan tahunan, (7) Working

Paper, (8) Newsletter, dan (9) Laporan teknis hasil penelitian.

Berbagai macam media publikasi tersebut disediakan oleh PSEKP

dan digunakan sebagai wadah untuk menampung kebutuhan peneliti

dalam mempublikasikan tulisan atau makalahnya. JAE merupakan media ilmiah penyebaran hasil-hasil penelitian sosial ekonomi pertanian

untuk menunjang pengembangan dan penelitian di Indonesia. JAE

memuat hasil-hasil penelitian sosial ekonomi pertanian dengan misi

meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan profesionalisme para ahli sosial ekonomi pertanian dalam memecahkan masalah yang

berhubungan dengan pertanian, pangan, sumber daya, dan

pembangunan ekonomi. Dalam JAE, kekuatan metodologi penelitian sangat diperhatikan. JAE terbit dua kali setahun. FAE adalah media

ilmiah komunikasi hasil penelitian yang berisi review hasil penelitian

sosial ekonomi pertanian di Indonesia. FAE memuat “critical review” hasil-hasil penelitian para peneliti PSEKP dan lembaga lainnya. FAE juga

menampung naskah-naskah yang berupa gagasan atau konsepsi orisinal

dalam bidang sosial ekonomi pertanian. FAE terbit dua kali setahun. Publikasi Analisis Kebijakan Pertanian adalah media ilmiah yang

membahas isu aktual kebijakan pertanian yang memuat artikel analisis

kebijakan pertanian dalam bentuk gagasan, dialog, dan polemik. Media

Analisis Kebijakan Pertanian ini terbit 4 kali dalam setahun. Sedangkan Working Paper merupakan publikasi yang memuat tulisan ilmiah peneliti

PSEKP mengenai hasil penelitian, gagasan ilmiah, opini, pengembangan

metodologi, pengembangan alat analisis, argumentasi kebijakan, pandangan ilmiah, dan review hasil penelitian.

Melalui media penerbitan ilmiah tersebut peneliti PSEKP dapat

menyalurkan ide, pemikiran dan kajian ilmiah yang berkaitan dengan sosial ekonomi pertanian secara baik. Bagi peneliti yang kreatif, semakin

mudah dalam meningkatkan jenjang fungsional penelitinya. Hasil

evaluasi juga menunjukkan bahwa ketersediaan media yang cukup banyak tersebut sangat membantu peneliti dalam meningkatkan dan

memelihara jabatan fungsional penelitinya. Salah satu yang mungkin

Page 162: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

147

Publication

Indicator used to evaluate publication services is (a) planning (publication plan, distribution plan, and time schedule), and (b)

distribution (in-house, AARD level, Ministry level, university level, etc).

Publication is one of media to communicate research results conducted by ICASEPS with stakeholders and other interested parties. The following are

publications published by ICASEPS in 2008: (a) Jurnal Agro Ekonomi

(JAE), (b) Forum Penelitian Agro Ekonomi (FAE), (c) Analisis Kebijakan

Pertanian (AKP), (d) Proceeding of national seminar, (e) Monograph, (f) Annual Report, (g) Working Paper, (h) Newsletter, and (i) Research Report.

All of these publications are available as media to publish

researchers‟ papers. JAE is specifically provided to support agricultural development in Indonesia with mission to improve the capacity,

knowledge and professionalism of agro-socioeconomic experts in dealing

with problems related to agriculture, food, resource and agricultural economic. Published twice a year, JAE emphasizes the quality of research

methodology.

FAE is a scientific communication medium to review agro-socioeconomic research in Indonesia. FAE contains critical review of

researcher‟s research results, both from ICASEPS and from other

institutions. FAE accepts relevant ideas and original concepts

manuscrips. This journal is a semi annually publication. FAE publishes hasil-hasil penelitian para peneliti PSEKP dan lembaga lainnya.

AKP is a scientific medium to discuss actual agricultural policy

issues. The articles in this publication cover agricultural policy in the form of idea, dialogue, and polemic. Four issues annually for this

publication. Meanwhile, Working Paper is a publication contains

scientific idea, opinion, methodology development, analysis tools development, policy argumentation, scientific overview, and research

results review.

Through these publications, researchers are equipped with communication media to disseminate their ideas and research results.

These media are sufficient not only for such publications but also for

maintenance of researchers‟ functional ranks. However, based on

evaluation, ICASEPS is suggested to keep the timing of issuance for all of its publications.

Page 163: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

148

perlu mendapat perhatian manajemen adalah ketepatan waktu

penerbitan yang masih belum seluruhnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Pelayanan Kendaraan

Pelaksanaan kegiatan penelitian juga perlu didukung oleh

ketersediaan sarana kendaraan yang memadai. Berkaitan dengan hal

tersebut, diperlukan suatu kegiatan evaluasi pelayanan kendaraan.

Indikator yang digunakan dalam kegiatan monev pelayanan kendaraan adalah: (1) Sumber daya manusia, yang terdiri dari pengemudi dan

bagian pengelola kendaraan, (2) Kendaraan, yang terdiri dari jumlah yang

tersedia dan jumlah yang siap pakai dan (3) Pengelolaan, yang terdiri dari pengelolaan tenaga pengemudi dan pengelolaan kendaraan

(pemberdayaan dan pemeliharaan).

Fasilitas kendaraan di PSEKP sangat terbatas dengan kondisi yang umumnya relatif sudah cukup tua (yang paling lama keluaran

tahun 1988) walaupun secara umum masih terpelihara dengan baik.

Mobilitas kerja PSEKP termasuk salah satu yang cukup tinggi di lingkungan Badan Litbang Pertanian. Kebutuhan kendaraan untuk

melayani peneliti dan pejabat struktural mencari data dan informasi serta

menghadiri rapat atau seminar, cukup tinggi setiap minggunya. Oleh

karena itu, sekalipun dirawat dengan baik, biaya pemeliharaan kendaraan ini terus meningkat. Kenyamanan dan keamanan semakin

berkurang karena kendaraan yang ada sudah cukup tua. Pihak

manajemen disarankan untuk mengusahakan penambahan dan penggantian mobil lama dengan yang baru. Untuk mengoptimalkan

penggunaan sarana kendaraan diperlukan pengelolaan yang baik.

Pengelolaan kendaraan dikonsentrasikan dalam satu pool/bagian untuk menjaga koordinasi penggunaannya. Pool kendaraan dipegang oleh

seorang koordinator yang bertugas menetapkan kendaraan dan

pengemudinya bila dibutuhkan. Secara umum layanan fasilitas

kendaraan cukup baik dan sangat membantu kelancaran kegiatan kantor, baik terkait kegiatan penelitian maupun kegiatan kantor lainnya.

Sarana Penelitian

Sarana penelitian yang dimaksud dalam konteks ini adalah

sarana alat tulis kantor (ATK) terdiri dari komputer, printer, tunner,

kertas, disket, dan ATK lainnya. Indikator yang digunakan dalam kegiatan monev pelayanan sarana penelitian adalah: (1) Rencana

pengadaan, yang terdiri dari jadwal, jenis dan jumlah dan (2) Realisasi

pengadaan, yang terdiri dari jadwal, jenis dan jumlah.Hasil evaluasi menunjukkan bahwa komputer yang dilengkapi fasilitas internet telah

tersedia di setiap ruangan peneliti. Untuk kelancaran komunikasi

internal kantor disediakan pula interkom atau telepon penghubung di

Page 164: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

149

Transportation

Transportation is verynimportant to support research activities. Transportation evaluation is focused on several indicators, namely (a)

human resources (drivers and vehicle management), (b) vehicles (number

of cars and its service availability), and (c) management (for drivers and vehicle maintenance).

Transportation facility at ICASEPS is limited with relatively old

vehicles (the oldest but still in service is 1988 4-wheel drives).

Researcher‟s mobility is very high, noted that Jakarta, about 50 km from Bogor, is the main source of data and place of AARD and MoA, not to

mention many meetings, seminars and similar gatherings held in Jakarta.

Transportation, therefore, is very crucial for researchers as well as for office management to attend lots of meetings in Jakarta. Cost of car

maintenance increase significantly and as these cars getting old, the

service also less comfortable. Based on this evaluation, office management is suggested to request the replacement of old cars with the new one. In

addition, car pool manager is expected to improve car maintenance as well

as drivers. Car pool manager is also coordinator of all vehicles and the role of coordinator to well manage transportation services is vital.

Research Facilities

Research facility in this context is those related to office room comfortability and office tools and equipment, such as computer and

computer supplies (paper, toner, etc), printer, usb, and other office

equipment. Two indicators used to evaluate this facility are (a) purchasing plan (schedule, type and number), and (b) actual purchase. Computer

unit installed at every office rooms have been facilitated with internet

connection through LAN. Internal telephone is well maintained, not only to connect between rooms but also to receive incoming calls. All office

rooms at ICASEPS also equipped with aircondition facility.

Page 165: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

150

setiap ruangan peneliti sehingga memudahkan akses peneliti dan petugas

pelayanan penelitian untuk berkomunikasi, baik intern di dalam kantor maupun menerima telpon dari luar kantor. Untuk kenyamanan kerja,

hampir setiap ruangan peneliti telah dilengkapi dengan fasilitas air condition atau pendingin ruangan.

Web Site dan Internet

Sebagai satu-satunya unit kerja yang khusus menangani kegiatan

penelitian sosial ekonomi pertanian di Departemen Pertanian, PSEKP telah dikenal baik di dalam negeri maupun luar negeri. Seringkali

institusi dalam dan luar negeri membutuhkan data dan informasi hasil

penelitian PSEKP. Sebagai institusi publik maka sudah selayaknya PSEKP memiliki sarana untuk dapat menyediakan informasi yang dapat

diakses dengan mudah oleh pengguna.

Untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal dan membantu

pemerintah dalam merumuskan kebijakan melalui diskusi dengan publik, PSEKP telah membangun situs atau Web Site sendiri dengan alamat:

http://www.pse.litbang.deptan.go.id. Website ini telah on line dan

dapat diakses oleh seluruh masyarakat maupun stakeholders yang membutuhkan data dan informasi mengenai kegiatan PSEKP selama 24

jam. Situs atau Web Site tersebut juga menjadi sarana komunikasi

hubungan kerja antara PSEKP dengan institusi lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk lebih memberikan kenyamanan dan

kecepatan pengguna dalam mengakses situs PSEKP saat ini sedang

dibuat penampilan baru. Juga sedang disusun program informasi opini

yang dirancang untuk memberikan pandangan atau tanggapan terhadap masalah pembangunan pertanian terkini.

Selain Web Site, PSEKP juga telah membangun jaringan internet

di setiap ruangan peneliti dan pejabat struktural. Pembangunan jaringan internet dimaksudkan agar para peneliti dan pejabat struktural dapat

mengakses perkembangan informasi secara cepat dan murah. Jaringan

internet ini berperan mempermudah mengakses data dari berbagai institusi di seluruh dunia. Dengan demikian diharapkan kegiatan

penelitian sosial ekonomi pertanian dapat lebih berkembang dan

bermanfaat bagi masyarakat luas.

Page 166: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

151

Website and Internet

As the respresentative of agro-socioeconomic research institutes in Indonesia, ICASEPS is well recognized at international level. Cooperation

with international organizations is maintained through internet

communication, including visit to ICASEPS‟ website. Access to these electronic communications is considered very important to satisfy

domestic and international users and other interested parties. As a public

institution, ICASEPS is part of such linkage and its website and internet

facilities are adequate to take part in this global connection.

For optimal service to support government in policy preparation,

public discussion could access ICASEPS‟ website at

http://www.pse.litbang.deptan.go.id. Online connection is open through this website for 24 hours for those who need data and

information along with communication with ICASEPS. A new look of this

website is under construction for more friendly performance and interactive communication with interested party and individual for views

and responses on recent agricultural development issues.

In addition to website, ICASEPS also develop internet connection. LAN facility at ICASEPS is intended to facilitate researchers and management

personnel to access various data and information needed. A well

maintained internet connection at ICASEPS has been supportive to the

progress of research activity, specifically by the inclusion of world agro-socioeconomic development in the current research.

Page 167: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

152

Database

Dalam penelitian ilmiah, peranan data sangat strategis. Pada hakekatnya nilai hasil penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh data dan

informasi yang menjadi bahan analisisnya. Guna memenuhi kebutuhan

terhadap data yang berkualitas dan didapat secara cepat, maka manajemen data merupakan salah satu aktivitas pokok dari suatu

lembaga/instansi; terlebih-lebih pada suatu lembaga penelitian.

Manajeman data yang baik bukan hanya membantu terciptanya

pelaksanaan penelitian yang baik tetapi juga mempermudah sistem verifikasi data dan informasi antar lembaga terkait. Oleh sebab itu,

kegiatan manajemen data dilakukan sebaik mungkin oleh setiap lembaga,

terutama lembaga yang berkecimpung dalam penelitian maupun administrasi penyelenggaraan pembangunan.

Berbeda dengan lembaga/instansi pemerintah yang tugas dan

fungsinya secara langsung berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat umum, output yang dihasilkan lembaga penelitian berupa

hasil penelitian. Tercakup dalam gugus output tersebut adalah data,

informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta rekomendasi kebijaksanaan. Berhubung sifatnya untuk mendukung pemecahan

masalah maka hampir semua penelitian yang ditujukan untuk

menghasilkan output tersebut adalah penelitian terapan. Pengguna

utama atau stakeholder terpenting adalah pemerintah. Pengguna lainnya adalah para peneliti, mahasiswa, petani, peternak, wartawan, dan lain

sebagainya.

PSEKP melakukan aktivitas manajemen data yang mencakup tiga aspek yaitu : (a) Pengembangan sistem data base, (b) Pengembangan

kapabilitas programer dan analis, (c) Pengembangan infrastruktur

pendukung. Ketiga aspek itu mutlak dibutuhkan dalam mewujudkan sistem data yang berdaya guna. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa

kegiatan data base tahun 2008 hasilnya cukup banyak dan bervariasi

mulai dari up dating (pemutakhiran) data, entry data baru sampai pada

pengadaan data yang sudah dikelola oleh lembaga lain, seperti BPS, Bank Indonesia, Deperindag, dan lainnya.

Page 168: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

153

Database

Data is obviously very strategic in scientific research. The quality of scientific research basically depending on the availability and quality of

data used in the analysis. For such high quality of data, data

management is vital in a research institution like ICASEPS. Data management is not only considered to provide rapid preparation of data

but also important to verify the quality and to improve the accessibility.

Administration data at ICASEPS is also included in this data

management.

Output of ICASEPS is research findings, including data,

information and knowledge, and policy recommendation. The

characteristic of research results produced by ICASEPS mainly support applied agricultural development policies. Therefore, the main

stakeholder for such output is government institutions, both at central

and regional levels. The other users are researchers, students, farmers, journalists, etc.

Data management activity at ICASEPS covers (a) Database system

development, (b) Development of analysts and programmers capability, and (c) Development of supporting infrastructure. These three aspects are

very critical for efficient data management system. Evaluation made to

database service in 2008 include data updating, new data entry, and

management for data obtained from different institutions, such as BPS, Bank Indonesia, Ministry of Trade, etc.

Page 169: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

154

VIII. PENUTUP

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP)

sebagai salah satu insitusi penelitian, telah melakukan berbagai upaya

dan kegiatan sebagaimana tugas dan fungsi yang diemban berdasarkan aturan dan mekanisme kegiatan pada sebuah lembaga penelitian lingkup

Departemen Pertanian. Landasan pelaksanaan kegiatan dan manajemen

institusi dengan berbasis kinerja, senantiasa menjadi dasar pengambilan

keputusan dalam pelaksanaan tupoksi lintas Departemen serta lintas lembaga eksternal Non Departemen di tingkat nasional maupun dalam

skala internasional.

Dalam pencapaian tujuan, penekanan kinerja melalui penerapan “Good Governance” juga menjadi acuan bagi setiap penggunaan anggaran

pendukung dalam proses pendanaan kegiatan serta manajemen institusi

secara keseluruhan. Dengan demikian, tuntutan output yang berbasis kinerja dengan penganggaran yang digunakan, diharapkan dapat

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Sebagai satu lembaga penelitian kebijakan di bidang sosial ekonomi pertanian, PSEKP juga dituntut memberikan hasil-hasil

pemikiran, ide, saran dan masukan konkrit bagi kebijakan Pemerintah,

sejalan dengan proses dan perkembangan pembangunan pertanian, baik

secara nasional maupun di tingkat internasional.

Untuk itu, apa yang sudah dicapai selama pelaksanaan kegiatan

pada tahun 2008, sebagaimana disampaikan melalui uraian materi

kegiatan dari masing-masing bidang/bagian pada Laporan Tahunan 2008, menjadi gambaran terhadap pelaksanaan tupoksi PSEKP selama

Tahun Anggaran DIPA 2008, sekaligus menjadi bahan bagi dasar

penetapan tingkat pencapaian kinerja pada kegiatan PSEKP dimasa yang akan datang, menuju arah yang lebih baik.

Page 170: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

155

VIII. CLOSING REMARKS

As a reserach institution, ICASEPS has carried out various

endeavors and activities according to its mandate and assignments based

on rules and mechanisms as stipulated for research institution under the Ministry of Agriculture. The performance basis principle of research

management and activities conducted by ICASEPS has always been the

basis of decision making in accordance with each mandate accross the

Ministry and external links with other Ministries/Agencies at national and international levels.

To achieve the objectives, performance-based implementation is

emphasized the application of “good governance” as reference in spending the budget as well as total instutional management. With this way,

performance-based outputs is expected to achieve efficient and effective

objectives.

As a research institution in agricultural policy and sosio-economic

analysis, ICASEPS is also assigned to provide valuable thoughts, ideas,

suggestions as well as s inputs for government policies in line with agricultural process and development, both at national and international

perspectives. In this connection, the highest level achieved by ICASEPS

during the implementation of its research activities in 2008 would be a

general picture of its performance to carry out the mandate and would be considered as a base for better activities in the future.

Page 171: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

156

Lampiran 3.1. Perkembangan Pelaksanaan Keuangan Pusat Analisis

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2008 (Per 31 Desember 2008)

No.

Variabel / Parameter Pagu DIPA %

Realisasi Bulan ini

Rencana Kumulatif s/d

bln ini

Realisasi Kumulatif s/d

bln ini Sisa Anggaran

s/d bln ini

Keuangan ( Rp. ) ( Rp. ) ( % ) ( Rp. )

( % ) ( Rp. )

( % ) ( Rp. )

( % )

A Per Jenis Pengeluaran

1 Belanja Pegawai

8,515,050,000

61.73

715,173,239

8.40

8,515,050,000

100.00

8,338,744,979

97.93

176,305,021

2.07

2

Belanja

Barang

4,963,106

,000

35.

98

728,549

,804

14.

68

4,963,106

,000

100.0

0

4,550,402

,312

91.

68

412,703

,688

8.3

2

3 Belanja Modal

315,300,000

2.29

71,150,000

22.57

315,300,000

100.00

305,651,500

96.94

9,648,500

3.06

4 Belanja Sosial

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Lainnya -

-

-

-

-

-

-

-

Total A

13,793,456,000

100.00

1,514,873,043

10.98

13,793,456,000

100.00

13,194,798,791

95.66

598,657,209

4.34

B. Per Kegiatan 1)

Kegiatan Utama

- Penelitian Sosek

2,539,786,000

18.41

190,920,050

7.52

2,539,786,000

100.00

2,426,514,092

95.54

113,271,908

4.46

Jumlah Keg.

Utama

2,539,786,000

18.41

190,920,050

7.52

2,539,786,000

100.00

2,426,514,092

95.54

113,271,908

4.46

2)

Kegiatan Penunjang

1 Pengelolaan Gaji

7,889,330,000

57.20

666,758,239

8.45

7,889,330,000

10

0.00

7,834,025,347

99.30

55,304,653

0.70

2 Operasional Kantor

2,142,266,000

15.53

363,332,576

16.96

2,142,266,000

100.00

1,842,008,865

85.98

300,257,135

14.02

3 Perawatan Gedung

494,037,000

3.58

223,012,000

45.14

494,037,000

100.00

491,396,000

99.47

2,641,000

0.53

4

Perawatan

Sarana

728,037,0

00

5.2

8

68,850,

478

9.4

6

728,037,0

00

100.0

0

600,854,4

87

82.

53

127,182

,513

17.

47

Jumlah Keg. Penunjang

11,253,670,000

81.59

1,321,953,293

11.75

11,253,670,000

100.00

10,768,284,699

95.69

485,385,301

4.31

Page 172: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

157

JUMLAH

13,793,456,000

100.0

0

1,512,873,343

10.97

13,793,456,000

100.00

13,194,798,791

95.66

598,657,209

4.34

Annex 3.1. Development of Financial Support for the Activities of

ICASEPS during 2008 (as of 31 December 2008)

No.

Financial Variable/Parameter

Initial Value of DIPA ( Rp. )

%

Actual Expenses this Month

Accumulation Plan up to this Month

Actual Accumulation up to this Month

Outstanding Budget up to this Month

( Rp. ) ( % ) ( Rp. ) ( % ) ( Rp. ) ( % ) ( Rp. ) ( % )

A By expenditure type

1 Salary 8,515,050,000

61.73

715,173,239

8.40

8,515,050,000

100.00

8,338,744,979

97.93

176,305,021

2.07

2 Goods procurement 4,963,106,000

35.98

728,549,804

14.68

4,963,106,000

100.00

4,550,402,312

91.68

412,703,688

8.32

3 Capital procurement 315,300,000

2.29

71,150,000

22.57

315,300,000

100.00

305,651,500

96.94

9,648,500

4 Social cost -

-

-

-

-

-

-

-

-

5 Others

-

-

-

-

-

-

-

-

Total A 13,793,456,000

100.00

1,514,873,043

10.98

13,793,456,000

100.00

13,194,798,791

95.66

598,657,209

4.34

B. By activity

1) Main activity

- Research 2,539,786,000 18.41

190,920,050

7.52

2,539,786,000

100.00

2,426,514,092

95.54

113,271,908

4.46

Total main activity 2,539,786,000 18.41

190,920,050

7.52

2,539,786,000

100.00

2,426,514,092

95.54

113,271,908

4.46

2) Supporting activity

1 Salary management 7,889,330,000 57.20

666,758,239

8.45

7,889,330,000

100.00

7,834,025,347

99.30

55,304,653

0.70

2 Office operation

2,142,266,000 15.53

363,332,576

16.96

2,142,266,000

100.00

1,842,008,865

85.98

300,257,135

14.02

3 Building maintenance 494,037,000 3.58

223,012,000

45.14

494,037,000

100.00

491,396,000

99.47

2,641,000

0.53

4 Facility maintenance 728,037,000 5.28

68,850,478

9.46

728,037,000

100.00

600,854,487

82.53

127,182,513

17.47

Total supporting activity 11,253,670,000 81.59 1,321,953,293 11.75 11,253,670,000 100.00 10,768,284,699 95.69 485,385,301 4.31

Grand Total 13,793,456,000 100.00

1,512,873,343

10.97

13,793,456,000

100.00

13,194,798,791

95.66

598,657,209

4.34

Page 173: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

158

Lampiran 3.2. Rekapitulasi PNBP Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan

Pertanian TA. 2008 (Per Desember 2008)

No. Kode MAK

Uraian Perkiraan

Target Penerimaan

Penerimaan

Penyetoran Sisa

Target Penerimaan

Target (%)

Penerimaan Umum

1 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas 0 426.000 426.000 (-) 426.000

2 423149 Pendapatan Sewa Benda-Benda Tak Bergerak Lainnya 46.000.000 0. 0 46.000.000 0,00

3 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 6.094.000 0 0 6.094.000 0,00

4 423291 Penerimaan Jasa Lainnya 28.750.000 1.100.000 1.100.000 27.650.000 3,83

5 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinj.LN TAYL 1.341.000 0 0 1.341.000 0,00

6 423911 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 6.582.000 7.201.050 7.201.050 (-) 619.050 109,41

7. 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya RM TAYL 4.022.000 892.500 892.500 3.129.500 22.19

Jumlah Penerimaan Umum 92.789.000 9.619.550 9.619.550 83.169.450 10.37

Penerimaan Fungsional 1 423216 Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi,

Pelatihan, Teknologi, Pendapatan BPN, Pendapatan DJB

- - - - -

Jumlah Penerimaan Fungsional - - - - -

Jumlah Penerimaan Umum + Fungsional 92.789.000 9.619.550 9.619.550 83.169.450 10.37

Page 174: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

159

Annex 3.2. Consolidated PNPB (non-tax government revenue) of

ICASEPS during 2008 (as of 31 December 2008)

No. Code of

MAK Description

Expected revenue target

Revenue

Deposit Leftover

of revenue target

Target (%)

General Revenue

1 423141 Income of Government Rented House 0 426,000 426,000 (-) 426,000

2 423149 Income of Other Non-movable Rented Assets 46,000,000 0, 0 46,000,000 0.00

3 423221 Income of Financial Institution Service (Bank Services Fee) 6,094,000 0 0 6,094,000 0.00

4 423291 Revenue of Other Services 28,750,000 1,100,000 1,100,000 27,650,000 3.83

5 423914 Revenue of Other Expenditures (Loan TAYL) 1,341,000 0 0 1,341,000 0.00

6 423911 Revenue of Salary (TAYL) 6,582,000 7,201,050 7,201,050 (-) 619,050 109.41

7. 423913 Revenue of Other Expenditures (RM TAYL) 4,022,000 892,500 892,500 3,129,500 22.19

Total General Revenue 92,789,000 9,619,550 9,619,550 83,169,450 10.37

Functional Revenue 1 423216 Income of Academic Services, Program Activities,

Information, Training, Technology, BPN Income, DJB Income

- - - - -

Total Functional Revenue - - - - -

Grand Total General and Functional Revenue 92,789,000 9,619,550 9,619,550 83,169,450 10.37

Page 175: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

160

Lampiran 3.3. Daftar Kondisi Barang Tidak Bergerak Inventaris Pusat

Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2008

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Barang Tidak Bergerak :

1 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan Il 1 (1558 m)

2 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1 (3845m)

Jumlah 1 & 2 2 (5403m)

3 Bangunan Gedung Kantor Permanen 2 (3266m)

4 Rumah Negara Gol.II Type A Permanen 4 (240m)

Jumlah 3 & 4 6 (3506m)

Jumlah 1 s/d 4 8 (8909m)

Keterangan: B : Baik

R : Rusak

RS : Rusak Sekali

Lampiran 3.4. Daftar Kondisi Barang Bergerak Inventaris Pusat Analisis

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2008

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Portable Water Pump 1 1 0 0

2 Jeep 5 0 0 5

3 Minibus 12 9 3 0

4 Sepeda motor 13 12 1 0

5 Auto Lifl 1 1 0

6 TRIPOD 1 1 0

7 Kunci Khusus Pembuka Mur 1 1 0

8 Tes Generator 1 1 0

9 Mesin ketik manual 11-13 inc 13 13 0

10 Mesin ketik manual 18-27 inc 4 4 0

11 Mesin ketik elektronik 3 3 0

12 Mesin hitung elektronik 6 6 0

13 Lemari besi/metal 66 64 2

14 Lemari kayu 33 31 2

15 Rak besi 10 9 1

16 Rak kayu 50 50 0

17 Filling cabinet 118 114 4

18 Brandkas 10 6 4

19 Overhead Projektor 4 4 0

20 Perkakas Kantor Lainnya 2 2 0

21 Meja kerja kayu 220 211 9

22 Kursi besi/metal 635 627 8

23 Sice/Sofa 21 19 2

Page 176: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

161

Appendix 3.3. List of ICASEPS‟ Fix Assets in 2008

No. Type of asset Number (size) Condition

B R RS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Land and state-owned house type II 1 (1558 m)

2 Land and government office 1 (3845m)

Sub-total 1 & 2 2 (5403m)

3 Permanent office building 2 (3266m)

4 Permanent A-type of state-owned house 4 (240m)

Sub-total 3 & 4 6 (3506m)

Total 1 to 4 8 (8909m)

Note: B : Good R : Broken

RS : Unused

Appendix 3.4. List of ICASEPS‟ Moveable Assests and Conditions in

2008

No. Name of Asset Total Condition

B R RS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Portable water pump 1 1 0 0

2 Jeep 5 0 0 5

3 Minibus 12 9 3 0

4 Motor cycle 13 12 1 0

5 Auto Lift 1 1 0

6 Tripod 1 1 0

7 Specal key for screws 1 1 0

8 Generator test 1 1 0

9 Manual typewriter 11-13 in 13 13 0

10 Manual typewriter 18-27 in 4 4 0

11 Electronic typewriter 3 3 0

12 Electronic calculator 6 6 0

13 Metal safety box 66 64 2

14 Wood cabinet 33 31 2

15 Metal shelf 10 9 1

16 Wood shelf 50 50 0

17 Filing cabinet 118 114 4

18 Brandkas 10 6 4

19 Overhead projector 4 4 0

20 Other office tools and equipments 2 2 0

21 Desk (made of wood) 220 211 9

22 Chair (made of wood and metal 635 627 8

23 Guest furniture 21 19 2

Page 177: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

162

24 Meja rapat 47 47 0

25 Meja Komputer 7 7 0

26 Sketsel 1 1 0

27 Jam Elektronik 7 6 1

28 Mesin Penghisap Debu 1 1 0

29 AC split 65 64 1

30 Radio 1 1 0 0

31 Televisi 1 1 0

32 Vidio Casset 1 1 0

33 Tape Recorder 4 4 0

34 Amplifire 2 2 0

35 Equaliser 1 1 0

36 Loadspekert 10 10 0

37 Compacdist 1 1 0

38 Microphone 3 3 0

39 Microphone Table Stand 2 2 0

40 Mic Conference 32 32 0

41 Unit Power Suplay 1 1 0

42 Stabilisert 2 2 0

43 Tustel 3 3 0

44 Handycam 1 1 0

45 Gordyn/Krey 164 164 0

46 Kabel Roll 7 7 0

47 Audio Mixing Consol 1 1 0

48 Audio Mixing Portable 36 36 0

49 Mikrophon Wireles MIX 4 4 0

50 Delly Unit 16 16 0

51 Power Amplifire 1 1 0

52 Compacdist Recorder 1 1 0

53 Blitser 3 3 0

54 Power Suplay 1 1 0

55 Lighting Stand Tripod 2 2 0

56 Slide Projektor 4 3 1

57 Camera film 2 2 0

58 Lensa Camera 4 4 0

59 Layar film/Projektor 1 1 0

60 Mesin Jilid 2 2 0

61 Mesin Press 1 1 0

62 Telephone (PABX) 3 3 0

63 Intermidiate Telephone/Key Telephone 3 3 0

64 Pesawat Telephone 40 40 0

65 Handy Talky (HT) 5 5 0

66 Faximaile 3 2 1

67 Diagnostik Set 1 1 0

68 Mainfraim 25 25 0

69 Mini Komputer 4 4 0

70 P.C.Unit 110 102 8

71 Lap Top 7 7 0

72 NOTE Book 8 8 0

Page 178: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

163

24 Meeting table 47 47 0

25 Computer desk 7 7 0

26 Sketsel 1 1 0

27 Electronic watch 7 6 1

28 Vacuum cleaner 1 1 0

29 AC split 65 64 1

30 Radio 1 1 0 0

31 TV 1 1 0

32 Video cassette 1 1 0

33 Tape recorder 4 4 0

34 Amplifier 2 2 0

35 Equalizer 1 1 0

36 Loud speaker 10 10 0

37 Compact disk 1 1 0

38 Microphone 3 3 0

39 Microphone table stand 2 2 0

40 Conference mike 32 32 0

41 UPS 1 1 0

42 Stabilizer 2 2 0

43 Camera 3 3 0

44 Handycam 1 1 0

45 Blindfold screen 164 164 0

46 Extension cable 7 7 0

47 Audio mixing console 1 1 0

48 Audio mixing portable 36 36 0

49 Wireles mix microphone 4 4 0

50 Delly unit 16 16 0

51 Power Amplifier 1 1 0

52 Compact disc recorder 1 1 0

53 Blitser 3 3 0

54 Power supply 1 1 0

55 Lighting stand tripod 2 2 0

56 Slide Projector 4 3 1

57 Camera film 2 2 0

58 Camera lens 4 4 0

59 Projector/film screen 1 1 0

60 Binding machine 2 2 0

61 Press machine 1 1 0

62 Telephone (PABX) 3 3 0

63 Intermediate telephone/key telephone 3 3 0

64 Telephone set 40 40 0

65 Handy Talky (HT) 5 5 0

66 Facsimile 3 2 1

67 Diagnostic set 1 1 0

68 Mainframe 25 25 0

69 Mini Computer 4 4 0

70 P.C.unit 110 102 8

71 Laptop 7 7 0

72 Note Book 8 8 0

Page 179: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

164

73 Consol Unit 1 1 0

74 Magnetic Tape Unit 50 50 0

75 Printer 62 59 3

76 Scanner 1 1 0

77 Eksternal Harddisk 4 3 1

78 Server 3 3 0

79 Netware Interface Eksternal 1 1 0

Aset Tetap Lainnya :

80 Compact Disk 11 11 0

81 Timbangan duduk 1 1

82 Dispenser 1 1

Keterangan: B : Baik

R : Rusak

RS : Rusak Sekali

Page 180: LAPORAN TAHUNAN - pse.litbang.pertanian.go.idpse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2008.pdf · Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan ... Bidang Program

165

73 Console unit 1 1 0

74 Magnetic tape unit 50 50 0

75 Printer 62 59 3

76 Scanner 1 1 0

77 External harddisk 4 3 1

78 Server 3 3 0

79 External Netware Interface 1 1 0

Other assets :

80 Compact disk 11 11 0

81 Scale 1 1

82 Dispenser 1 1

Note: B : Good

R : Broken

RS : Unused