Top Banner
LAPORAN TAHUNAN 2013 1
123

LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

Mar 08, 2019

Download

Documents

phamngoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

1

Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

2

Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

3

PENGANTAR

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

terbentuk pada tanggal 14 Juni 2001 sesuai SK. Menteri

Pertanian RI No.350/Kpts/OT.210/6/ 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPTP. Sebelum menjadi BPTP instansi ini

dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP) Bengkulu sejak tahun 1985 yang merupakan Proyek dari

Badan DIKLATLUH yang di koordinir oleh Kantor Wilayah

Departemen Pertanian Propinsi Bengkulu. PIP kemudian berubah menjadi Balai Informasi Pertanian (BIP) sesuai

dengan SK. Mentan No.26/Kpts/OT.210/I/92 tanggal 17 Juni 1992 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Informasi Pertanian. Perubahan nama kembali terjadi

dari BIP menjadi Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) dengan SK. Mentan No.798/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 13 Desember 1994 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai dan Loka Pengkajian Teknologi Pertanian.

Keberadaan BPTP ini membuka peluang yang lebih besar bagi tersedianya teknologi maju untuk mendukung pembangunan pertanian di Propinsi Bengkulu yang sesuai

dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan sumberdaya riset, sosial ekonomi pertanian dan budaya masyarakat setempat. Untuk mendukung pencapaian sasaran

pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu, BPTP Bengkulu selama Tahun

Anggaran (TA) 2013 telah melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian untuk mendapatkan paket teknologi spesifik lokasi. Selain melaksanakan pengkajian, BPTP

juga melakukan kegiatan diseminasi hasil pengkajian dan mempercepat transfer teknologi kepada pengguna melalui kegiatan seminar, lokakarya, workshop, temu

lapang, ekspose atau pameran serta publikasi di media cetak dan elektronik.

Laporan tahunan ini juga menyajikan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan selama tahun 2013 dengan pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) BPTP Bengkulu No.018.09.2.633996/2013 tanggal 5 Desember 2012 Laporan ini sekaligus juga menyajikan ringkasan hasil-hasil pengkajian dan diseminasi selama

TA. 2013. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif dalam pembuatan laporan ini.

Bengkulu, Desember 2013

Kepala Balai,

Dr. Ir. DEDI SUGANDI, MP

NIP. 19590206 198603 1002

DAFTAR ISI

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

4

PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1. Gambaran Umum......................................................................

1.2. Sumberdaya Pengkajian dan Diseminasi..................................... 1.3. Visi, Misi dan Strategi Utama......................................................

1.4. Sasaran Utama dan Tujuan........................................................

1.5. Program Utama BPTP Bengkulu..................................................

II. REFORMASI BIROKRASI.................................................................... 8 2.1. Pengembangan Kapasitas Lembaga………….................................

2.2. Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia...........................

2.3. Budaya Kerja............................................................................

III. SARANA DAN PRASARANA................................................................. 32 3.1. Barang Tidak Bergerak..............................................................

3.2. Barang Bergerak.......................................................................

IV. KINERJA HASIL KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN ................

4.1. Urusan Pelayanan Pengkajian....................................................... 4.1.1. Laboratorium tanah......................................................... 34

4.1.2. Perpustakaan.................................................................. 4.1.3. Laboratorium Diseminasi..................................................

4.1.4. Laboratorium Pascapanen................................................

4.1.5. Laboratorium Rumah Kaca................................................ 4.2. Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi........................................

4.3. Urusan Perencanaan dan Program.............................................. 4.4. Evaluasi dan Pelaporan..............................................................

V. ANGGARAN.......................................................................................

VI. INTISARI HASIL KEGIATAN............................................................... 6.1. Kegiatan Pengkajian..................................................................

6.1.1. Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Skala 1 : 50.000....................................

6.1.2. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Peningkatan

Produksi Padi Melalui SL-PTT di Provinsi Bengkulu.............. 6.1.3. Integrasi Tanaman Kopi Dengan Ternak Sapi di Kabupaten

Rejang Lebong................................................................ 6.1.4. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk

Tanaman Pangan dan Hortukultura Lokal Unggulan

Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu............. 6.1.5. Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) di Provinsi Bengkulu...................................... 6.1.6. Pengelolaan Sumberdaya Genetik.....................................

Halaman i

ii

iv

1 1

2 4

6

6

9 9

10

17

21 21

21

23

23 23

25 26

29

31 31

35 36

38

40 40

40

43

49

53

57 61

Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

5

6.1.7. Pengkajian Pengelolaan Lahan Sub Optimal Untuk Mendukung Swasembada Pangan di Provinsi Bengkulu.......

6.1.8. Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah

Lingkungan (M-AP2RL) dengan Pendekatan Analisis Modelling Mendukun Desentralisasi Rencana Aksi

(Decentralized Action LAN/DAP) Peningkatan Produksi Padi di Provinsi Bengkulu..................................................

6.1.9. Mapping Potensi BBI dan BBU dalam Penyediaan Benih Berkualitas di Provinsi Bengkulu........................................

6.1.10. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan (MP3MI)

Berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu...... 6.2. Kegiatan Diseminasi..................................................................

6.2.1. Komunikasi (Sosialisasi, Temu Informasi, Pameran, Melatih di BPP)................................................................

6.2.2. Penyusunan Bahan Diseminasi dan Publikasi Hasil

Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi lalui Siaran TV, Radio, Cetakan.........................................

6.3. Kegiatan Pendampingan............................................................ 6.3.1. Demfarm Kedelai.............................................................

6.3.2. Kalender Tanam Terpadu ................................................ 6.3.3. Pendampingan SL-PTT Padi di Provinsi Bengkulu...............

6.3.4. Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari M-

KRPL) pada Berbagai Agroekosistem di Provinsi Bengkulu... 6.3.5. Model Pengembangan Pertanian Pedesaan melalui Inovasi

(M-P3MI) Komoditas Kentang Merah................................. 6.3.6. Diseminasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan

melalui Inovasi (m-P3MI) Berbasis Integrasi Sapi-Padi

di Provinsi Bengkulu......................................................... 6.3.7. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di

Provinsi Bengkulu............................................................ 6.3.8. Pendampingan Swasembada Daging Sapi Kerbau di

Provinsi Bengkulu............................................................

6.3.9. Penyediaan dan Percepatan Penyebaran VUB Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu.........................................................

VII. PENUTUP..........................................................................................

VIII. KINERJA HASIL..............................................................................

65

66

70

73 75

75

83

85 85

87 89

91

94

100

105

108

112

115

116

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

6

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu

Tahun 2013..................................................................................

2. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tahun 2013..................................................................................

3. Pengembangan SDM BPTP Bengkulu Pelaksanaan Diklat Fungsional,

Peneliti, Penyuluh dan lain-lain tahun 2013.....................................

4. Keikutsertaan dalam Workshop/Simposium/Seminar/Sosialisasi

sampai dengan 31 Desember 2013.................................................

5. PNS BPTP Bengkulu yang sedang mengikuti program pendidikan

jangka panjang sampai dengan Desember 2013 .............................

6. Rekaputulasi Hasil Pengolahan Data Rinci Dibedakan Berdasarkan

laki-laki dan perempuan.................................................................

7. Rekapitulasi Barang Tidak Bergerak................................................

8. Rekapitulasi Barang Bergerak.........................................................

9. Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember

2013............................................................................................

10. Rekapitulasi Produksi Media Cetak laboratorium Diseminasi Tahun

2013............................................................................................

11. Judul, Materi dan Narasumber pengisi Siaran Perdesaan..................

12. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2013............

13. Judul leaflet yang dicetak pada Tahun 2013....................................

14. Evaluasi dan Analisis Akuntansi Kinerja Tahun 2013.........................

Halaman

7

11

11

12

16

18

22

22

26

28

34

38

83

117

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

7

I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Tugas pokok BPTP Bengkulu adalah melaksanakan pengkajian dan

perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Adapun fungsi dari BPTP

Bengkulu adalah: 1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi

pertanian, 2) Pengkajian dan perakitan teknologi pertanian, 3) Penyiapan

paket teknologi untuk penyuluhan pertanian, 4) Pelayanan teknik kegiatan

pengkajian dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

Pengkajian dilaksanakan berdasarkan identifikasi kebutuhan teknologi

dan diprioritaskan pada komoditas unggulan nasional dan daerah. Pengkajian

dan diseminasi hasil pengkajian dilaksanakan secara sinergis, efektif dan

efisien sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial budaya masyarakat

Bengkulu. Tujuan dari diseminasi adalah untuk mempercepat adopsi dan

difusi inovasi teknologi yang dihasilkan. Manfaat dari adopsi dan difusi

teknologi adalah peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah produk

pertanian secara berkelanjutan, sehingga berdampak terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat tani.

Kondisi lingkungan internal maupun ekternal selalu berubah dan

dinamis seiring dengan perjalanan waktu. BPTP Bengkulu telah mengemban

rencana strategis untuk mengantisipasi perubahan dan dinamika lingkungan

dalam kurun waktu 2010-2014. Rencana strategis diperlukan sebagai

panduan dalam pelaksanaan seluruh program dan kegiatan BPTP Bengkulu

dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

Rencana strategis disusun secara rasional, ringkas, jelas, akurat,

terukur, dan dapat dicapai pada kurun waktu tertentu (5 tahun). Struktur

rencana strategis secara komprehensif dijabarkan dalam visi, misi, strategi

utama, sasaran utama, tujuan dan program serta indikator kinerja utama

tahunan. Sebagai wujud dari pertanggung jawaban pelaksanaan rencana

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

8

kerja tahunan 2013, disusun laporan tahunan dengan rincian sebagai berikut:

(i) pendahuluan meliputi gambaran umum kinerja sumberdaya pengkajian,

diseminasi, visi dan misi dan program utama tahun 2013, (ii) reformasi

birokrasi, (iii) sarana dan prasarana, (iv) kinerja hasil kerjasama dan

pengkajiana, (v) anggaran dan (vi) intisari hasil kegiatan tahun 2013.

1.2. Sumberdaya Pengkajian dan Diseminasi

BPTP Bengkulu dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.

16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006. BPTP Bengkulu

dikoordinir secara langsung oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian (BBP2TP). BPTP Bengkulu dipimpin oleh pejabat

struktural Eselon IIIa sebagai Kepala Balai dan dibantu oleh dua pejabat

struktural Eselon IVa yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi

Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Wilayah kerja BPTP Bengkulu

meliputi 9 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Mukomuko, Lebong,

Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Seluma,

Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu.

Keberadaan BPTP Bengkulu membuka peluang yang lebih besar bagi

tersedianya teknologi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan

pertanian di Provinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi

sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sosial ekonomi dan budaya

masyarakat Bengkulu.

Kekuatan

Ketersediaan SDM dan fasilitas`pendukung yang berupa alat

transportasi, laboratorium, perpustakaan, rumah kaca dan klinik agribisnis

memainkan peran yang sangat strategis dalam mendukung program

pembangunan pertanian daerah dan nasional. Kelengkapan database wilayah

yang penting seperti peta AEZ dan status kesuburan lahan, paket

rekomendasi teknologi, serta sumber referensi digital, memposisikan BPTP

Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

9

sebagai salah satu pilar sumber informasi perkembangan teknologi pertanian

di Provinsi Bengkulu.

Dengan program peningkatan kompetensi SDM yang terus

ditingkatkan, keberadaan BPTP Bengkulu semakin diperhitungkan oleh

Pemerintah Daerah Bengkulu yang tercermin dengan semakin bertambahnya

peran strategis dalam pengawalan dan pendampingi program strategis

nasional dan daerah seperti pendampingan program SL-PTT, PSDSK, dan

kawasan hortikultura.

Kelemahan

Ketersediaan SDM yang berkualitas, dana yang memadai, dan

managemen yang baik merupakan komponen penting dalam pelaksanaan

pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi serta diseminasi

hasil pengkajian. Tiga komponen tersebut saling mengunci satu dengan yang

lainnya, sehingga jika ada salah satu komponen yang kurang optimal akan

berpengaruh terhadap kinerja dari komponen lainnya. Kurang tersedianya

SDM dan dana merupakan komponen yang paling sering menjadi faktor

pembatas dalam pelaksanaan dan pencapaian tugas suatu intisari di BPTP

Bengkulu sebagai berikut 14 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 16 orang

calon peneliti dan 2 orang calon penyuluh, 2 orang teknisi dan 38 orang

administrasi.

Wilayah kerja BPTP Bengkulu yang luas dengan keragaman

agroekosistem, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat menuntut tersedianya

SDM dan dana yang cukup besar. Anggaran Belanja BPTP Bengkulu tahun

2013 sebesar Rp.11.119.309.000, dengan komposisi belanja gaji

Rp.4.296.708.000, barang Rp.4.966.691.000, dan modal Rp.1.855.910.000.

Kondisi ini dirasakan masih belum proporsional sehingga masih perlu

ditingkatkan guna tercapainya harapan para pemangku kebijakan

(stakeholders di daerah).

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

10

Isu-Isu Strategis

Pekembangan isu strategis yang berpeluang dalam peningkatan peran

BPTP Bengkulu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan

pertanian di Bengkulu semakin meningkat seiring dengan program

otonomi dan pemekaran daerah.

2. Kegiatan sektor pertanian di Bengkulu belum sepenuhnya mengadopsi

teknologi yang telah dihasilkan/direkomendasikan oleh BPTP Bengkulu.

3. Pesatnya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan proses

produksi dan distribusi inovasi pertanian dapat dilakukan lebih cepat dan

tepat sasaran.

Isu-isu strategis lainnya juga memberikan tantangan bahkan ancaman

bagi pengkajian dan diseminasi ke depan diantaranya adalah:

1. Sebagai UPT Pusat di daerah, BPTP bertugas melakukan pendampingan

program strategis KEMENTAN yang cenderung meningkat, selain

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

2. Pertambahan penduduk berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan

produk pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin

terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian strategi pengkajian dan

diseminasi inovasi yang lebih baik.

3. Diratifikasinya piagam ASEAN (ASEAN Charter) oleh DPR-RI pada tanggal

8 Oktober 2008 berdampak pada peningkatan persaingan kualitas,

kuantitas dan harga produk-produk pertanian, sehingga diperlukan

inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing.

4. Perubahan iklim global berdampak langsung pada produksi pertanian

sehingga menuntut penataan ulang sistem pertanian.

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

11

1.3. Visi, Misi dan Strategi Utama

1.3.1. Visi

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian

dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional,

maka visi BPTP Bengkulu adalah:

“Pada Tahun 2013 BPTP Bengkulu menjadi lembaga pengkajian terdepan

penghasil dan penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi

untuk menunjang pembangunan pertanian di Bengkulu”.

1.3.2. Misi

1. Menghasilkan dan menyediakan teknologi pertanian spesifik lokasi

kepada pengguna.

2. Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah daerah/kabupaten, intitusi

terkait dan swasta dalam pemberdayaan petani

3. Meningkatkan kapasitas SDM dan fasilitas pendukung pengkajian dan

diseminasi.

4. Memberikan bahan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam

penyusunan kebijakan pertanian.

5. Mempercepat transfer teknologi pertanian kepada pengguna dan

memperoleh umpan balik kepada stakeholders bagi penajaman program

pengkajian teknologi pertanian berikutnya.

1.3.3. Strategi Utama

Beranjak dari visi dan misi yang ada, strategi utama BPTP Bengkulu

Optimalisasi sumberdaya internal/eksternal untuk peningkatan kapasitas

institusi.

Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi antara BPTP dengan

BBP2TP, Puslit/BB/LRPI dan Balit serta dengan berbagai lembaga penelitian

pertanian dari dalam dan luar negeri;

- Mendapatkan dan mendistribusikan inovasi teknologi dan kelembagaan

untuk mendukung pembangunan pertanian Provinsi Bengkulu.

- Membangun sistem manajemen mutu untuk semua lini kegiatan.

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

12

1.4. Sasaran Utama dan Tujuan

1.4.1. Sasaran Utama

Sasaran utama BPTP Bengkulu pada tahun 2013 yang ingin dicapai

adalah:

1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian.

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang

pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian).

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian.

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian.

1.4.2. Tujuan

1. Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatkan penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik

lokasi.

3. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.

1.5. Program Utama BPTP Bengkulu

Untuk mencapai sasaran utama dan tujuan di atas, pada tahun 2013

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merencanakan 6

program utama: 1) Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian

spesifik lokasi Bengkulu; 2) Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian

unggulan Provinsi Bengkulu; 3) Percepatan pengembangan sumberdaya

informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi

pertanian spesifik lokasi; 4) Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian

Berbasis inovasi Pertanian; 5) Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian

dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi; 6) Pendampingan

program strategis pembangunan pertanian.

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

13

Program tersebut dijabarkan dalam 8 sub program sebagaimana diuraikan

dalam langkah operasional.

Langkah Operasional

Agar program utama dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan maka ditetapkan kebijakan operasional sebagai

berikut: 1) Rayonisasi dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi;

2) Pembentukan tim pendukung manajemen sesuai kebutuhan; dan 3)

Penetapan indikator kinerja utama untuk masing-masing program.

Langkah operasional dari program pengkajian dan pengembangan

pertanian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu Tahun

2013.

No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama

1.

Penelitian,

pengkajian dan pengujian inovasi

pertanian spesifik

lokasi Bengkulu.

Peneltian,

pengkajian dan pengujian spesifik

lokasi yang lebih

dibutuhkan petani.

Informasi dan umpan balik

dari calon pengguna yang

menjadikan penelitian di BPTP Bengkulu lebih fokus.

Paket hasil penelitian dan

pengkajian spesifik lokasi

yang siap didiseminasikan.

2.

Pengkajian dan

penelitian inovasi pertanian unggulan

Provinsi Bengkulu.

Peningkatan

pengkajian dan penelitian inovasi

pertanian unggulan

Provinsi Bengkulu.

Menghasilkan paket

rekomendasi teknologi unggulan Provinsi Bengkulu.

3.

Percepatan

pengembangan

sumberdaya informasi,

komunikasi, diseminasi dan

penjaringan umpan balik inovasi

pertanian

spesifik lokasi.

Optimasi

pengembangan

sistem informasi diseminasi inovasi

pertanian. Pengembangan

diseminasi partisipatif.

Optimasi

penyebaran benih/bibit, dan

jasa analisis/uji.

Makin beragamnya media

diseminasi yang digunakan

BPTP. Kegiatan diseminasi yang

lebih efektif dalam mensosialisasikan hasil

pengkajian.

Nilai PNBP BPTP meningkat

dua kali lipat sampai tahun

2014.

4.

Analisis kebijakan pembangunan

Analisis kebijakan pembangunan

Opsi kebijakan pembangunan pertanian wilayah yang

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

14

No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama

pertanian berbasis inovasi pertanian

pertanian yang bersifat antisipatif

dan responsif.

antisipatif dan responsif.

5.

Pendampingan program strategis

pembangunan pertanian

Pendampingan program strategis

kementerian pertanian dan

program

pembangunan pertanian daerah.

Integrasi program BPTP

dengan program Kemtan semakin baik.

Integrasi program BPTP

dengan program daerah semakin baik.

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

15

II. REFORMASI BIROKRASI

2.1. Pengembangan Kapasitas Lembaga

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

berkualitas BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan

Litbang Pertanian berkewajiban melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi

yang telah diimplementasikan secara nasional baik di lembaga-lembaga

maupun instansi pemerintah secara berkelanjutan. Sesuai dengan semangat

reformasi dan birokrasi setiap UPT dituntut untuk memiliki standar

performance sesuai standar mutu dalam bidang pelayanan publik, BPTP

Bengkulu telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak 1 Juli 2010 atas

arahan Badan Litbang Pertanian untuk menerapkan sertifikasi ISO 9001 :

2008.

Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam budaya

bekerja, salah satunya adalah disiplin pegawai dalam kehadiran dengan

mentaati jam kerja yang telah disepakati. Untuk mendukung hal tersebut,

BPTP Bengkulu telah menerapkan sistem absensi mesin hand key untuk

meningkatkan disiplin kerja. Hasil absensi secara berkala dilaporkan ke

BBP2TP dan Badan Litbang Pertanian. Pelaksanaan disiplin pegawai Negeri

Sipil (PNS) juga mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan

mentaati jam kerja”.

Komitmen Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 juga diatur

dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 06/PERMENTAN/OT.140/1/2010

tanggal 22 Januari 2010 tentang pedoman peningkatan disiplin pegawai. PNS

adalah abdi Negara diharapkan dapat memiliki sikap, tindakan dan perilaku

yang dapat menginisiasi terciptanya aparatur negara efisien, hemat dan

disiplin tinggi serta anti KKN.

Page 16: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

16

2.2. Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia sebagai salah satu input dalam indikator kinerja

BPTP Bengkulu memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung

kinerja BPTP menuju institusi yang akuntabel. Perencanaan, pembinaan dan

pengembangan SDM. BPTP Bengkulu yang berkualitas akan memberikan

dampak langsung terhadap perbaikan potensi, kinerja dan dorongan untuk

meningkatkan kompetensi institusi. Keberhasilan pengembangan SDM ini

pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan

diseminasi serta manajemen institusi.

BPTP Bengkulu perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang

berkualitas agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi untuk melakukan

pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian sesuai dengan tugas dan

fungsi serta Visi dan Misi BPTP sebagai lembaga pengkajian terdepan.

BPTP Bengkulu pada tahun 2013 didukung oleh 78 orang pegawai

yang terdiri dari 14 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 16 calon peneliti, 2

orang teknisi dan 38 orang staf (administrasi, kebersihan, pengemudi dan

keamanan). Keragaan SDM BPTP berdasarkan pendidikan disajikan pada

tabel 2 dengan sebaran terbesar tingkat pendidikan Pegawai BPTP Bengkulu

didominasi pada tingkat strata 1 (S1) 34.61 % dengan komposisi sebagai

tenaga fungsional penyuluh pertanian, peneliti pertama dan peneliti non

kelas, selanjutnya jabatan non fungsional atau tenaga administrasi

didominasi oleh tingkat SLTA (35.90 %) sebagai tenaga administrasi dan

ketatausahaan, sebaran keragaan PNS BPTP seperti pada Tabel 2.

Page 17: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

17

Tabel 2. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persen (%)

1. S3 4 5.13

2. S2 10 12.82

3. S1 27 34.61

4. D4 - -

5. D3 6 7.70

6. SLTA 28 35.90

7. SLTP 3 3.84

Jumlah 78 100

Peningkatan kualitas dan pembinaan manajemen sumberdaya

manusia BPTP Bengkulu dilakukan melalui kegiatan 1) Perencanaan dan

pengembangan pegawai antara lain: pelatihan jangka panjang (sekolah biaya

Negara dan biaya sendiri), pelatihan jangka pendek, Ujian Dinas/persamaan

Ijazah, Penerimaan pegawai dan pemutakhiran database SIMPEG. 2) Mutasi

Kepegawaian meliputi: Kenaikan pangkat regular maupun fungsional,

pemrosesan DP3 pegawai, Penyesuaian Ijazah, impassing gaji dan proses

cuti.

Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengalaman karyawan

BPTP Bengkulu pada tahun 2013 telah mengikutsertakan kepada pegawai

untuk mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan jangka pendek

seperti kursus, seminar, lokakarya dan symposium yang diadakan oleh Badan

Litbang Pertanian maupun institusi-institusi lain (LIPI).

Tabel 3. Pengembangan SDM BPTP Bengkulu Pelaksanaan Diklat Fungsional, Peneliti, Penyuluh dan lain-lain Tahun 2013.

No Jenis Diklat/Pelatihan Tanggal

Pelaksanan Tempat Jumlah

1. Pelatihan bahasa Inggris klas IBT Preparation Tingkat Intermediate

17 Februari s/d 18 April 2013 (2 bulan)

Bogor 1 orang

2.

Diklat Fungsional Peneliti Tk. Pertama kelas IPA

17 Februari s/d 9 Maret 2013 (8 minggu )

Bogor

2 orang

3. Diklat Fungsional Peneliti Tk. Pertama kelas IPA Gel. III

28 Februari s/d 21 Maret 2013 (3 minggu)

Bogor 1 orang

4. Diklat Teknis perencanaan bagi Petugas Angkatan I dan II

11 s/d 20 Maret 2013 (1 minggu)

Bogor

1 orang

5. Diklat Fungsional Peneliti Tk. Pertama kelas IPA

24 Maret s/d 13 April 2013 (3 minggu)

Bogor 2 orang

Page 18: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

18

6. Diklat Fungsional Penyuluh Ahli 22 April s/d 11 Mei 2013 (2 minggu)

Bogor 1 orang

7. Pelatihan Manajemen Sistem Produksi Padi Berkelanjutan bagi Penyuluh

24 April s/d 4 Mei 2013 (1 minggu)

Bogor 1 orang

8. Mengikuti TOEFL IBT 26 s/d 28 Mei 2013 Jakarta 1 orang

9. Pelatihan Bahasa Inggris 3 September s/d 30 Oktober 2013

Bogor

1 orang

10. Diklat Fungsional Peneliti Tk. Pertama klas IPS

8 s/d 28 September 2013

Bogor 2 orang

11.

Diklat Fungsional Tk.I klas IPA/IPS IPT tahun 2013

24 Nopember s/d 14 Desember 2013

Bogor

1 orang

12.

Diklat Analisis Kepegawaian

Tingkat Keahlian dan Ketermpilan

14 s/d 27 Nopember

2013

Bogor 1 orang

13.

Diklat Analisis Kepegawaian Tingkat Terampil

22 Nopember s/d 4 Desember 2013

Bogor 1 orang

Tabel 4. Keikutsertaan dalam Workshop/Simposium/Seminar/Sosialisasi sampai dengan 31 Desember 2013.

No Jenis Kegiatan Tanggal

Pelaksanaan Tempat Jumlah

1. Rekonsiliasi BMN SM.II TA. 2012 2 Januari 2013 Bengkulu 1 orang

2. Rekonsiliasi Data SAI dengan SAU periode Desember 2012

3 Januari 2013 Bengkulu 1 orang

3. Pertemuan Kelompok Wanita Tani MKRPL

21 Februari 2013 Kota Bengkulu

1 orang

4. Pelaksanaan Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah

18 s/d 23 Februari 2013

Bogor 1 orang

5. Rakernas PERHIPTANI tahun 2013 19 s/d 24 Februari 2013

Jakarta 1 orang

6. Pertemuan Regional Peneliti, Penyuluh dan Perekayasa tahun 2013

20 s/d 24 Februari 2013

Medan Sumut

10 orang

7. Diklat Teknis Perencanaan bagi Petugas Angkatan I dan II

11 s/d 20 Maret 2013

Bogor

1 orang

8. Apresiasi PUAP 2013 9 April s/d 11 April 2013

Palembang 1 orang

9. Panen Raya Padi Sawah Musim Tanam 2012/2013

9 April 2013 Kelurahan Kandang Limun Bengkulu

1 orang

10. Sosialisasi Pengembangan Jabatan Fungsional Pengembangan Mutu Hasil Pertanian (PMHP)

10 April 2013 Bengkulu 2 orang

11. Sosialisasi Pengembangan Jabatan Fungsional Pengembangan Mutu Hasil Pertanian (PMHP)

10 April 2013

Bengkulu

1 orang

12. Pembukaan dan Nara Sumber Sekolah Lapang Iklim 2 (SL12)

9 April 2013 Bengkulu 4 orang

13. Workshop Pengembangan SDM dan Revitalisasi Kebun Percobaan Lingkup BBP2TP

17 April s/d 20 April 2013

Bangka Belitung

4 orang

Page 19: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

19

14. Evaluasi Proposal Kegiatan UK/UPT TA.2014 Lingkup Badan Litbang Pertanian

13 s/d 15 Mei 2013

Sukabumi Jabar

1 orang

15. Acara Joint Workshop Penyusunan Centralized Action Plan (DAP) untukPengembangan Model Perencanaan Pertanian Ramah Lingkungan (M-P3RL)

8 s/d 11 Mei 2013

Sukabumi 1 orang

16. Pembinaan SPIP Lingkup KEMTAN untuk wilayah Indonesia Bagian Barat

22 s/d 24 Mei 2013

Bandung 1 orang

17. Diklat Teknisi Penulisan KTI 16 s/d 21 Juni 2013

Bengkulu

4 orang

18. konsultasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS)

18 s/d 20 Juni 2013

Yogyakarta

1 orang

19. Koordinasi dan Sinkro nisasi Tata Kelola PNBP menuju Pengelolaan Keuangan Negara Yang Lebih Berkualitas

18 s/d 20 Juni 2013 Juni 2013

Yogyakarta

2 orang

20. - Penyusunan RKAKL, Pagu Indikatif - Mengikuti sosialisasiPMK tentang

penyusunan penelaahan RKAKL penelaahan RKAKL dan Finalisasi RKAKL TA.2014 Lingkup Badan Litbang Pertanian

24 s/d 25 Juni 2013

Badan Litbang Pertanian

2 orang

21. Ujian Dinas Tk. I 24 s/d 28 Juni 2013

Bogor 2 orang

22. Open House dalam rangka Temu Teknologi padi

2 s/d 4 Juli 2013 Balitpa Sukamandi Jawa Barat

1 orang

23. Pertemuan Gabungan Komisi Nasiona Sumberdaya Genetik

3 s/d 8 Juli 2013 Bandung 1 orang

24. Pertemuan Regional TPK-BPTP- Wilayah Bogor

4 s/d 8 Juli 2013 BBP2TP Bogor

4 orang

25. Workshop Akselarasi Pelaksanaan Kegiatan SMARTD

11 s/d 13 Juli 2013

Bogor 1 orang

26. Kerjasama Diseminasi Hasil dengan BPTP Sumatera Barat

22 s/d 24 Juli 2013

BPTP Sumbar Padang

3 orang

27. Konsultasi Kegiatan M-P3MI Jeruk dan mengikuti Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti

20 s/d 23 Agustus 2013

Bogor 1 orang

28. Pelantikan Pejabat Struktural Badan Litbang Pertanian

21 s/d 22 Agustus 2013

Jakarta 1 orang

29. Rapat Kerja Khusus Badan Litbang Pertanian

23 s/d 25 Agustus 2013

Bogor

1 orang

30. Workshop Tengah Tahun Kegiatan Strategis Lingkup Balai Besar Pengkajian

26 s/d 28 Agustus 2013

Bogor

1 orang

31. Open House dan Seminar Inovasi Teknologi Florikultura

29 Agustus 2013 Cianjur Jawa Barat

1 orang

Page 20: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

20

32. Expo Nasional Inovasi Perkebunan (ENIP) 2013

30 Agustus s/d 2 September 2013

Jakarta Convention Center

1 orang

33. Workshop Tengah Tahun Kegiatan Strategis Lingkup Balai Besar Pengkajian

26 s/d 28 Agustus 2013

Cisarua Bogor

5 orang

34. Koordinasi Rencana Pelaksanaan LIPI Science Fair, Raflesia Beach Festival dan Bengkulu Expo

3 September 2013

Pemda Bengkulu

1 orang

35. Pelatihan bagi Petugas pendamping dan Pengurus Kelompok P2KP Kabupaten Bengkulu Selatan mengenai pemanfaatan pekarangan dg konsep kawasan Rumah Pangan Lestari di BP3K kecamatan Sulau yang akan dilaksanakan tanggal 11 September 2013

11 September 2013

Sulau Kab. Kaur

4 orang

36. Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian dengan tema “Evaluasi Implementasi Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian”

11 s/d 14 September 2013

Bekasi

1 orang

37. FGD 19 s/d 20 September 2013

Bogor

1 orang

38. semiloka tentang Status Riset dan Pengajaran Hutan dan Perubahan

Iklim serta pengembangan Jejaring Kerja Universitas dan Lembaga Penelitian regional Sumatera, di Bengkulu

19 s/d 20 September 2013

Bengkulu

3 orang

39. Seminar Nasional Lahan Suboptimal 19 s/d 22 September 2013

UNSRI Palembang

2 orang

40. International Conference on Tropical Horticulture (ICTH)

2 s/d 4 Oktober 2013

Yogyakarta

3 orang

41.

Workshop AEZ, Konsultasi Hasil Monitoring kegiatan Pengkajian BBP2TP

16 s/d 19 oktober 2013

Depok dan BBP2TP Bogor

1 orang

42. Pengurusan kontrak sertifikasi ISO 9001:2008 dan mengikuti Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Kelas IPS di Pusbindiklat Peneliti LIPI

17 Oktober s/d 8 November 2013

Bogor 1 orang

43. Workshop tentang Pemantapan Implementasi M-P3MI dan Finalisasi Struktur Dinamika Sistem untuk M-AP2RL2

23 s/d 26 Oktober 2013

Semarang Jawa Tengah

2 orang

44. Penyusunan RKAKL Pagu Defenitif

22 s/d 28 Oktober 2013

BBP2TP Bogor dan Litbang Pertanian

1 orang

Page 21: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

21

45. Penyusunan RKAKL Pagu Defenitif

22 s/d 28 Oktober 2013

BBP2TP Bogor dan Badan Litbang Pertanian

2 orang

46. Mengikuti penyusunan RKAKL Pagu Defenitif

26 s/d 28 Oktober 2013

BBP2TP Bogor dan badan Litbang Pertanian

1 orang

47. Workshop Konsorsium Pengawalan SITT dan PSDSK

3 s/d 5 November 2013

Puslitbangnak Bogor

1 orang

48. Workshop Konsorsium Pengawalan SITT dan PSDSK Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Penganggaran Berbasis Kinerja di UPT Kemtan TA.2014

3 s/d 6 November 2013

Puslitbangnak Bogor

1 orang

49. Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Penganggaran Berbasis Kinerja di UPT Kementerian Pertanian TA. 2014

6 s/d 9 November 2013

Yogyakarta

1 orang

50. Sertifikasi Propesi Penyuluh Pertanian PNS Lingkup Badan Litbang Pertanian thn 2013

12 s/d 15 November 2013

Cinagara

1 orang

51. Padu Padan Pengawalan/ pendampingan SL-PTT Padi, Jagung

dan kedelai 2013

14 s/d 16 November 2013

Bogor 1 orang

52. Mengikuti Kegiatan Seminar Nasional Sains & Teknologi

18 s/d 21 November 2013

Bandar Lampung

1 orang

53. Dalam rangka memperkokoh jaringan kerja (networking) serta meningkatkan solidaritas Satlak IP

19 s/d 21 November 2013

Cianjur Jabar

2 orang

54. Narasumber dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong

19 Nov 2013 Kabupaten Lebong

1 orang

55. Pelaksanaan Mempromosikan Hasil-hasil Litkaji Diseminasi BPTP Bengkulu melalui Pekan Pertanian Spesifik Lokasi II

19 s/d 22 November 2013

Sulawesi Tenggara

1 orang

56. Training of Trainer (TOT) Analisis Sosek Kegiatan Diseminasi Hasil Litkaji bagi Penyuluh Pertanian Lingkup BBP2TP Tahun 2013

30 November s/d 9 Desember 2013

Yogyakarta

2 orang

57. Tenaga Pendamping pada Workshop Penyelesaian Laporan Akhir Model Akselarasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan Lestari (M-AP2RI.2), Sosialisasi Corporate Manajemen System (CMS) dan

Analisis Kebijakan (ANJAK)

1 s/d 6 Desember 2013

Tanjung Pinang

1 orang

58. Pembinaan Percepatan 2 s/d 5 IPB Bogor 1 orang

Page 22: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

22

Pemberantasan Korupsi”Komitmen Anti Korupsi Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) lingkup Kementan

Desember 2013

59. Pembinaan Percepatan Pemberantasan Korupsi ”Komitmen Anti Korupsi Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) lingkup Kementerian Pertanian”

2 s/d 5 Desember 2013

IPB Bogor 1 orang

60. Workshop Penyelesaian Laporan Akhir Model Akselarasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan Lestari (m-AP2RL.2), Sosialisasi Corporate Management System (CMS) dan Analisis Kebijakan (Anjak)

2 s/d 6 Desember 2013

Pontianak Kalbar

1 orang

61. Magang Diseminasi Pengembangan Kampung Ternak Unggas

3 s/d 7 Desember 2013

Balitnak Ciawi Bogor

1 orang

62. Magang Pengelolaan Situs Web BPTP Bengkulu

5 s/d 7 Desember 2013

Badan Litbang pertanian

1 orang

Selain meningkatkan kompetensi melalui pendidikan jangka pendek,

BPTP Bengkulu hingga tahun 2013 juga telah mengirimkan bebarapa

pegawai untuk mengikuti pendidikan jangka panjang (tugas belajar)

beasiswa program Strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) serta pendidikan atas biaya

sendiri. PNS BPTP yang sedang mengikuti program pendidikan disajikan pada

Tabel 5.

Page 23: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

23

Tabel 5. PNS BPTP Bengkulu Mengikuti Program Pendidikan Jangka Panjang hingga Desember 2013.

No Nama / NIP Program/ jurusan

Universitas Tahun

Rencana Selesai

Keterangan

1. Andi Ishak, A.Pi, M.Si 197311211999031003

S3/ Sosek

IPB Bogor 2016 Beasiswa Badan

Litbang

Pertanian

2. Shannora Yuliasari,

STP, MP 197407312003122001

S3/

Ilmu Pangan

IPB Bogor 2014 Beasiswa

Badan Litbang

Pertanian

3. Ir. Miswarti 196508202000032001

S2/Ilmu Pertanian

UNPAD Bandung

2014 Beasiswa Badan

Litbang

Pertanian

4. Harwi Kusnadi, S.Pt

197611182008011007

S1/

Peternakan

UGM

Yogyakarta

2014 Beasiswa

Badan

Litbang

5. Rizal Efendi

197206052000031001

S1/

Ekonomi

UMB

Bengkulu

2014 Biaya sendiri

6. Bastian 197404021999031002

S1/ Ekonomi

UMB Bengkulu

2014 Biaya sendiri

7. Adianto, A.Md

197201031998031004

S1/Teknik

Informatika

UMB

Bengkulu

2014 Biaya sendiri

8. Waluyo, A.Md 197601112000031001

S1/Teknik Informatika

UMB Bengkulu

2014 Biaya sendiri

9. Sudarwati 197605192007012001

S1/ Agribisnis

UMB Bengkulu

2015 Biaya sendiri

10. Heryan Iswadi

198310102008121002

S1/

Agribisnis

UMB

Bengkulu

2015 Biaya sendiri

11. Johardi 197201102007011001

S1/ Agrbisnis

UMB Bengkulu

2015 Biaya sendiri

12. Robiyanto

19800103200710001

S1/

Peternakan

UMB

Bengkulu

2015 Biaya sendiri

13. Hendri Suyanto

197401012007011001

S1/

Agribisnis

UMB

Bengkulu

2015 Biaya sendiri

Page 24: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

24

2.3. Budaya Kerja

BPTP Bengkulu pada tahun 2013 telah melaksanakan budaya kerja

terhadap disiplin kehadiran pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.

53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 “Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib

masuk kerja dan mentaati jam kerja”. Berdasarkan hasil rekapitulasi

kehadiran pegawai dengan menggunakan system absensi elekronik terlihat

peningkatan kedisiplinan pegawai terhitung sejak bulan Februari 2013

dengan rata-rata persentase kehadiran sebelum jam 7.30 yaitu 72.67.

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku

pegawai sebagai aparatur Negara agar dapat meningkatkan produktivitas dan

kreativitas kerja guna menghadapi berbagai tantangan dan masa mendatang.

Rekapitulasi Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2013 dapat

dilihat pada Tabel 6.

Upaya BPTP Bengkulu dalam melakukan perubahan dalam budaya

kerja adalah melakukan Survey Evaluasi Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya

Kerja (IPNBK) terhadap seluruh pegawai BPTP Bengkulu untuk tahun 2013.

Survei dilakukan dengan menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh seluruh PNS.

Kuisioner Pengukuran Indek Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK)

Aparatur Negara lingkup Departemen Pertanian berdasarkan Keputusan

Menteri Pendayaan Aparatur Negara No. 25/Kep/M.PAN/4/2002. Berdasarkan

hasil rekapitulasi pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP

Bengkulu tahun 2013, rata-rata IPNBK pegawai BPTP Bengkulu adalah 3,24

dengan nilai kualitas budaya kerja 81.08. Capaian nilai IPNBK pada tahun

2013 lebih baik dibandingkan dengan IPNBK pada tahun 2013 yang berada

pada angka 3,24 dengan nilai kualitas budaya kerja 68,80. Artinya IPNBK

pegawai BPTP Bengkulu masuk dalam kategori 68,01-84,00 dengan predikat

baik. Secara rinci nilai IPNBK pegawai BPTP Bengkulu disajikan pada Tabel 6

dan Diagram pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu

tahun 2013 disajikan dengan model sarang laba-laba seperti pada Gambar 1.

Page 25: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

25

Secara umum IPNBK BPTP Bengkulu pada tahun 2013 mengalami

peningkatan yang signifikan dengan nilai diatas rata-rata (3,24),sehingga

rencana tindak lanjut adalah mempertahan nilai IPNBK serta memperbaiki

pada tahun 2013.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Rinci Dibedakan Berdasarkan Laki-Laki dan Perempuan.

No KOMPONEN PERTANYAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

NILAI KONVERSI NILAI KONVERSI

1. Komitmen 1.1 –1.15 3.00 75.00 3.03 75.71

2. Keteladanan 2.1. 2.10 3.00 75.00 3.13 78.21

3. Profesionalisme 3.1 – 3.5 2.75 68.75 3.10 77.50

4. Integritas 4.1 – 4.8 3.14 78.57 3.01 75.36

5. Disiplin 5.1 – 5.9 3.00 75.00 3.21 80.18

NILAI KUALITAS BUDAYA KERJA 2.98 74.46 3.10 77.39

KLASIFIKASI KUALITAS BUDAYA KERJA

B (BAIK) B (BAIK)

Analisis hasil pengolahan data responden pimpinan dan pegawai BPTP

Bengkulu:

1. Nilai IPNBK ......... BPTP Bengkulu laki-laki = 2.98

2. Nilai IPNBK ......... BPTP Bengkulu (perempuan) = 3.10

3. Nilai IPNBK konversi ... BPTP Bengkulu (laki-laki) = 74.46

4. Nilai IPNBK konversi ... BPTP Bengkulu (perempuan) = 77.39

5. Klasifikasi Kualitas Budaya Kerja BPTP Bengkulu = Baik

6. Diagram sarang laba-laba menunjukkan nilai dari 5 komponen, yaitu;

Laki-laki

Page 26: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

26

Perempuan

Gambar 1. Diagram model sarang laba-laba pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2013.

A. Nilai laki-laki

1. Nilai tertinggi pada laki-laki = 3.20 pada komponen integritas

2. Nilai terendah pada laki-laki = 2.40 pada komponen profesionalisme

B. Nilai Perempuan

1. Nilai tertinggi pada perempuan= 3.30 pada komponen disiplin

2. Nilai terendah pada perempuan = 2,90 pada komponen integritas

Evaluasi IPNBK di BPTP Bengkulu merupakan salah satu upaya

komitmen organisasi untuk melakukan perubahan dan perbaikan system

organisasi yang mengarah keprofessional dan kemampuan aparatur untuk

memberikan pelayanan yang optimal kepada para stakeholders.

2.402.602.803.003.20

Komitmen

Keteladanan

ProfesionalismeIntegritas

Disiplin

2.903.003.103.203.30

Komitmen

Keteladanan

ProfesionalismeIntegritas

Disiplin

Page 27: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

27

III. SARANA DAN PRASARANA

Dalam rangka mendukung Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu diperlukan adanya sarana

dan prasarana serta sumber dana yang mencukupi. Dukungan sarana dan

prasarana akan sangat menunjang kegiatan pengkajian dan administrasi

yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu. Pengadaan inventaris sarana dan

prasarana BPTP Bengkulu diperoleh dari hibah dan pembelian melalui

anggaran DIPA BPTP. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan barang inventaris

Barang Milik Negara (BMN) tersebut meliputi barang-barang tidak bergerak

dan barang bergerak, BPTP Bengkulu dalam mempertanggungjawabkan

barang-barang tersebut melalui proses yang mengacu pada Modul Sistem

Akuntansi Barang Milik Negara.

3.1. Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di

Jalan Irian Km 6,5 Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota

Bengkulu. Dengan kondisi sebagai berikut:

Luas lahan seluruhnya 22.874 m2, yang digunakan untuk bangunan

gedung perkantoran, Gedung Rumah Kaca, Perpustakaan, Garasi/pool,

Klinik Teknologi, Mess/guest house dan perumahan dinas.

Barang-barang bangunan kantor BPTP Bengkulu berasal dari Eks Balai

Informasi Pertanian (BIP). Rekaputulasi barang tidak bergerak disajikan

pada Tabel 7.

3.2. Barang Bergerak

Inventaris barang bergerak dibagi menjadi barang inventaris alat

angkutan dan inventaris peralatan kantor. Tahun 2013 BPTP Bengkulu

memiliki kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 6 unit dan kendaraan roda 2

(dua) sebanyak 8 unit. Rekapitulasi barang bergerak disajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Rekapitulasi Barang tidak Bergerak.

Page 28: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

28

No Jenis Jumlah (m2)

1. Luas Lahan 22.874

2. Gedung Perkantoran 694

3. Rumah Kaca 129

4. Laboratorium Tanah 130

5. Gedung Pasca panen 129

6. Laboratorium Diseminasi 65

7. Klinik Teknologi(etalase bibit) 76

8. Garasi/pool kendaraan 170

9. Perpustakaan 500

10. Gedung Utama 160

11. Pos Jaga 24

12. Unit Procesing Unit 129

13. Gudang Arsip 25

14. Mess/guest house 210

15. Rumah Dinas 910

Tabel 8. Rekapitulasi Barang Bergerak.

No Jenis Jenis Kendaraan Jumlah (unit)

1.

Kendaraan

Roda 4

1.Toyota Kijang 3

2.Mitsubishi Kuda 1

3.Toyota Kijang Innova 1

4.Toyota Hillux 1

2. Kendaraan

Roda 2

1.Honda Mega Pro 4

2.Honda GL Pro 3

3.Honda Supra Fit 1

Page 29: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

29

IV. KINERJA HASIL KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN

4.1. Urusan Pelayanan Pengkajian

Sarana dan peralatan untuk melaksanakan penelitian dan pengkajian

dalam menghasilkan teknologi yang dapat direkomendasikan sangat

diperlukan. BPTP Bengkulu saat ini memiliki 1 unit gedung utama, yang

digunakan untuk ruang kerja Kepala, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi

Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, unit program dan keuangan, 1 unit

gedung Auditorium, 1 unit gedung pustaka, 1 unit gedung laboratorium

tanah, 1 unit Laboratorium Diseminasi, 2 unit rumah kaca, 1 unit gedung

workshop, 1 unit garasi, 1 unit gudang dan 1 unit mushalla, 1 unit klinik

teknologi. Disamping itu, juga terdapat rumah jabatan/dinas sebanyak 18

unit dan 1 unit mess, 1 unit procesing padi yang berada dikomplek

perkantoran BPTP Bengkulu. Mobilitas aktivitas kantor didukung oleh

tersedianya kendaraan operasional yang terdiri atas 6 (enam) unit mobil

minibus dan 8 (delapan) unit sepeda motor.

4.1.1. Laboratorium Tanah

Laboratorium Tanah merupakan salah satu sarana penelitian/

pengkajian yang digunakan untuk mendukung penelitian/pengkajian dasar

dan terapan, serta melayani pengguna untuk analisis tanah, tanaman, air dan

pupuk. Laboratorium tanah berfungsi untuk melayani permintaan analisis dari

peneliti baik dari BPTP maupun dari luar seperti: perguruan tinggi,

perusahaan Swasta dan instansi pemerintah serta petani. Laboratorium

Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu berdiri sejak tahun

2003 dan mulai operasional pada tahun 2004.

Page 30: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

30

Gambar 2,3,4. Aktifitas laboran pada saat analisis tanah di laboratorium.

Peralatan yang dimiliki laboratorium tanah BPTP Bengkulu antara lain

adalah Digestion System untuk distruksi unsur, alat Destilasi untuk

pengukuran nitrogen, Laboratory Drying Oven, Mufle Furnance dan lain-lain.

Adapun jenis layanan analisis Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu antara

lain: 1) Analisis Tanah meliputi kadar air, tekstu 3 fraksi, ph air dan KCl,

bahan organik (C dan N), P dan K potensial, P dan K tersedia, nilai tukar

kation (kapasitas tukar kation, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd), dan kemasaman

ditukar (Al-dd dan H-dd), 2) Analisis Tanah untuk tujuan khusus meliputi;

serapan P, retensi P, fraksionasi P, fraksionasi bahan organik, Al dan Fe,

ekstrak ditionit oksalat, pirofosfat, 3) Analisis Tanaman meliputi; unsur makro

dan mikro (N, P, KCa, Mg, S, Fe, Al, Mn, Cu, Zn, B dan Mo), unsur logam

berat (Pb, Cd, Co, Cr, Ni, Ag, As, Se, Sn, 4) Analisis Air irigasi dan 5) Analisis

Pupuk dan Amelioran. Untuk analisis tanah dan analisis tanaman (unsur

makro) dilakukan di laboratorium BPTP Bengkulu, sedangkan untuk jenis

analisis lainnya dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Page 31: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

31

4.1.2. Perpustakaan

Hasil-hasil pengkajian yang telah diperoleh BPTP Bengkulu, perlu

dikemas dan dipublikasikan kepada pengguna. Unit Sarana dan Hasil

Pengkajian mempunyai tugas untuk membantu kepala Balai dalam

melakukan penyiapan bahan informasi dan dokumentasi, penyebarluasan

dan pendayagunaan hasil-hasil pengkajian serta penyiapan bahan laporan.

Gambar 5. Tampilan perpustakaan digital BPTP Bengkulu.

Dalam melaksanakan tugasnya, BPTP Bengkulu telah dilengkapi

dengan satu unit perpustakaan yang melayani buku dan publikasi di bidang

ilmu pertanian dan ilmu pengetahuan umum yang terkait dengan pertanian

serta hasil-hasil penelitian BPTP Bengkulu. Pengguna perpustakaan terdiri

dari peneliti, teknisi, dan karyawan lingkup BPTP, serta masyarakat umum

dan perguruan tinggi. Pada Unit Perpustakaan masih diperlukan tenaga yang

profesional untuk mengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan/kursus.

Selama tahun 2013, perpustakaan BPTP Bengkulu mendapatkan

penambahan beberapa koleksi buku yang berasal dari pengadaan dan hasil-

hasil penelitian. Koleksi buku pustaka disajikan pada Tabel 9.

Page 32: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

32

Tabel 9. Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember 2013.

No Jenis Koleksi Judul Exemplar

1 Buku teks 2.150 5.311

2 Prosiding 199 207

3 Majalah/Buletin/Jurnal 161 1.102

4 Bibliografi khusus 37 37

5 Brosur 95 156

6 Liptan/leaflet/folder 278 712

7 Laporan 174 185

8 Lain-lain (surat kabar) 2 720

9 CD 18 18

Jumlah 3.114 8.448

Mulai tahun 2009 BPTP Bengkulu telah memiliki website. Website BPTP

Bengkulu disajikan dalam berbentuk 2 versi bahasa yaitu bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris.

4.1.3. Laboratorium Diseminasi

Laboratorium Diseminasi dibentuk untuk meningkatkan kapasitas

kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Menyadari bahwa baik

dokumen maupun bahan informasi sejatinya menjadi keharusan dalam

penyampaian atau penyajiannya sudah dalam bentuk dikemas dengan baik,

maka diperlukan upaya dan penanganan secara baik pula dan dipandang

perlu ditangani secara profesional. Tidak dipungkiri bahwa kualitas kemasan

dokumen maupun produk diseminasi lainnya tidak kalah pentingnya perlu

diperhatikan, selain kualitas data maupun informasi yang dikemas. Kedua

aspek tersebut (isi dan kemasan) merupakan dua hal yang tidak bisa

dipisahkan dan ikut menentukan citra dan tampilan BPTP Bengkulu dimata

luar.

Di tahun 2013, pelayanan Laboratorium Diseminasi telah cukup

memberikan andil besar bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Balai. Banyak

Page 33: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

33

kegiatan administrasi dan lapangan yang membutuhkan suplay bahan

cetakan yang bersifat segera telah dapat dilayani dengan baik.

Sampai akhir tahun kegiatan tahun 2013, pelayanan Laboratorium

Diseminasi telah diupayakan maksimal dan terbukti semua kebutuhan Balai

menyangkut produk Laboratorium Diseminasi dapat dipenuhi pada saat

dibutuhkan.

Selain menyangkut produk media tercetak sendiri, Laboratorium

Diseminasi juga memberikan andil besar dalam kelancaran pelaksanaan

setiap kegiatan dengan penanggulangan sementara beban pembiayaannya.

Hal ini mengingat sistem keuangan di Balai yang pemenuhan biaya/anggaran

direalisasikan oleh bendahara pengeluaran setelah kegitan fisik selesai

dilaksanakan. Untuk itulah, dirasakan sangat diperlukan Laboratorium

Diseminasi menyediakan dana taktis operasional dalam bentuk pengelolaan

keuangan kas sendiri. Sampai akhir tahun 2013 kebutuhan tersebut telah

dapat ditangani secara mandiri oleh Laboratorium Diseminasi.

Peran Laboratorium Diseminasi lainnya dalam pelaksanaan tugasnya,

selain melakukan pelayanan internal Balai, selama tahun 2013 juga telah

dapat melayani instansi lingkup pertanian di Provinsi Bengkulu diantaranya;

1) Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2) Dinas Perkebunan Provinsi

Bengkulu, 3) Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Dinas Perkebunan

Provinsi Bengkulu, dan 4) Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan

Pangan Kabupaten Mukomuko.

Dalam upaya lebih meningkatkan lagi kinerja Laboratorium Diseminasi

di tahun 2013, diperlukan upaya-upaya melengkapi kebutuhan peralatan dan

penyempurnaan manajemen operasional ke arah yang lebih proporsional dan

profesional sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

a. Aktivitas Laboratorium Diseminasi Tahun 2013

Pelaksanaan pelayanan/produksi media cetak Laboratorium

Diseminasi dalam tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 34: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

34

Tabel 10. Rekapitulasi Produksi Media Cetak Laboratorium Diseminasi Tahun 2013.

No Jenis Publikasi Jumlah

1 Spanduk 75

2 Leaflet 5.600

3 Buku 870

4 Plang Merek 34

5 Mini banner 9

6 Amplop 500

7 Piagam 1.033

8 Baliho 9

9 X-banner 31

10 Kartu 221

11 Cd-Cover CD 32

12 Poster 405

13 Map 900

14 Kemasan produk 1.213

15 Stiker 485

16 Jilid Proposal, laporan,dll 711

17 Umbul-umbul 160

Jumlah 12.288

b. Pelayanan Internal/BPTP

Pelayanan Laboratorium Diseminasi untuk keperluan penyediaan

bahan tercetak BPTP Bengkulu sendiri mencakup; cetak/penggandaan, jilid

laporan dan proposal, penyiapan bahan informasi berupa buku dan leaflet,

pembuatan spanduk, plang merk, amplop, piagam, baliho, X-banner, mini

banner, kartu, Cd-cover Cd, poster, map, kemasan produk, stiker, umbul-

umbul, pembuatan bahan Seminar dan Expose Inovasi Teknologi Pertanian

Spesifik Lokasi Hasil Pengkajian Penelitian Pengembangan dan Penerapan

Badan Litbang Pertanian tanggal 9 – 10 Desember 2013.

Kegiatan pelayanan internal yang menonjol di tahun 2013 adalah

memenuhi kebutuhan kelengkapan acara Produk yang dilayani meliputi

pembuatan leaflet, piagam seminar, banner, spanduk dan baliho.

Page 35: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

35

c. Pelayanan Ekternal/Instansi lain

Instansi lain yang memanfaatkan jasa layanan Laboratorium

Diseminasi di tahun 2013 adalah:

1. Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu

2. Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu

3. Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih

4. Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Mukomuko

Jenis produk yang umumnya dilayani berupa pembuatan leaflet,

desain banner, baliho dan spanduk serta penggandaan laporan. Laboratorium

diseminasi BPTP Bengkulu juga telah menjadi penyedia utama kebutuhan

baliho, spanduk, leaflet pada acara Pekan Daerah (PEDA) KTNA ke XIV di

Kabupaten Mukomuko.

4.1.4. Laboratorium Pascapanen

Laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu memiliki dua unit sarana

bangunan, yaitu unit pengolahan hasil pertanian dan unit produksi beras.

Kedua unit tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Unit pengolahan pangan

berfungsi untuk mengembangkan teknologi pengolahan hasil pertanian

melalui serangkaian ujicoba. Sementara itu, unit produksi beras berfungsi

untuk memproduksi beras dan melayani jasa penggilingan padi bagi

masyarakat sekitar. Secara umum, sarana dan prasarana unit Laboratorium

Pascapanen sudah lengkap.

Page 36: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

36

Gambar 6. Aktifitas pelayanan pendukung pengkajian di laboratorium Pascapanen

Unit pengolahan hasil pertanian dilengkapi dengan sarana bangunan

yang cukup memadai, dengan peralatan yang lengkap. Peralatan pada unit

ini terbagi menjadi alat-alat pengolahan pangan, mesin pertanian, alat

penyimpanan, pengemasan, alat pengukuran, dan perlengkapan

pameran/ekspose. Kondisi peralatan tersebut dalam keadaan baik, namun

beberapa diantaranya perlu dimodifikasi agar dapat beroperasi secara

maksimal. Selain itu, beberapa alat mesin (alsin) pertanian seperti alat

pengupas kopi (pulper) dan alat pencuci lendir (washer) yang dipinjamkan

kepada kelompok tani di Desa Imigrasi Permu, Kabupaten Kepahiang sudah

ditarik kembali. Sementara alsin pencacah tongkol jagung yang masih

dimanfaatkan olah kelompok tani di Desa Air Meles, Kabupaten Rejang

Lebong.

Harapan ke depan, Laboratorium Pascapanen dilengkapi dengan

instrumen analisis mutu fisik dan kimia komoditas pertanian sehingga

produk-produk yang dihasilkan dapat dievaluasi mutunya agar sesuai dengan

standar mutu yang ada. Selain itu, diperlukan sarana bangunan yang lebih

luas untuk menyimpan peralatan yang ada. Peralatan yang sudah ada juga

dioptimalkan dalam hal penggunaan dan perawatannya.

Perawatan juga dibutuhkan dalam menangani alsin pada unit produksi

beras yang telah dilengkapi dengan dua unit perontok padi (power thresser),

satu unit penggiling padi (rice milling), satu unit mesin sosoh dan lantai

jemur padi. Sarana dan prasarana tersebut selain digunakan untuk

memproduksi beras juga dimanfaatkan oleh Unit Produksi Benih/Bibit Sumber

(UPBS). Sejauh ini, peralatan tersebut masih bisa beroperasi dengan baik

kecuali satu unit perontok padi (power thresser) yang tidak dapat digunakan.

Oleh karena itu, bangunan unit produksi beras perlu disempurnakan

lagi, dilengkapi dengan plafon, jaring-jaring penutup ventilasi, dan kanopi

penghalang hujan. Selain itu, teknis koordinasi perlu diperjelas lagi karena

Page 37: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

37

saat ini unit produksi padi berada dikoordinir oleh koordinator Laboratorium

Pascapanen, namun secara operasional ditangani oleh Unit Alih Teknologi

dan UPBS.

Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Laboratorium Pascapanen

Bengkulu meliputi;

a. Pelayanan Konsultasi Teknologi Pascapanen

b. Alih teknologi

c. Pengkajian Pascapanen Komoditas Pertanian Spesifik Lokasi

d. Pameran dan ekspose

4.1.5. Laboratorium Rumah Kaca

Instalasi Rumah Kaca/screen house merupakan sumber daya yang

sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan

serta diseminasi inovasi teknologi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Bengkulu.

Oleh karena itu pengelolaan Rumah Kaca perlu mempertimbangkan

optimalisai penggunaan dan pemanfaatannya untuk mendukung keberhasilan

program Kementerian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Bengkulu pada saat ini mempunyai 2 unit rumah kaca dengan luas lahan

lebih kurang 1962 M2. Kegiatan pengelolaan Rumah Kaca bertujuan adalah:

1) Meningkatkan profesinalisme sumber daya manusia (peneliti, penyuluh,

teknisi litkayasa) BPTP Bengkulu melalui kegiatan penelitian/pengkajian

mandiri, 2) Display Komponen teknologi/paket teknologi secara berkelanjutan

selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi.

4.2. Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi

Kerjasama penelitian dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun

swasta dilaksanakan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efesiensi

penelitian. Selain itu, melalui kerjasama dapat saling memanfaatkan potensi

yang dimiliki masing-masing pihak dengan tujuan saling memberi dan

Page 38: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

38

menerima informasi yang bermanfaat dalam upaya menentukan arah dan

langkah kebijakan dibidang pembangunan pertanian berikutnya. Kerjasama

pengkajian dan diseminasi telah dilakukan dengan berbagai pihak antara lain:

a. Universitas Bengkulu dalam kegiatan “Model Pengembangan Pertanian

Pedesaan Melalui Inovasi (MP3MI) Berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong

Provinsi Bengkulu”.

b. Kerjasama dengan persaudaraan Muslimah (SALIMAH) Kabupaten

Bengkulu Tengah dalam kegiatan “Percepatan, Perluasan, dan

Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Melalui

kerjasama dengan mitra.

Gambar 7. Workshop Daerah Salimah dalam rangka kerjasama pelaksanaan kegiatan.

Gambar 8. Pelaksanaan kegiatan KRPL, bimbingan penyemaian.

c. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko dalam

pelaksanaan PEDA KTNA ke XIV, BPTP Bengkulu membuat Desain dan

Page 39: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

39

pembangunan lahan seluas 2,2 hektar yang tidak produktif menjadi

lahan yang produktif dengan 68 komoditas pertanian.

Gambar 9. Lahan gambut yang telah menjadi produktif di kabupaten Mukomuko sebagai ekspo pada PEDA KTNA ke XIV.

d. Kerjasama dengan Biro Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi

Bengkulu untuk Desain dan pembangunan pusat edukasi kebun PKK

Provinsi Bengkulu.

Gambar 10. Pusat Edukasi Kebun PKK Provinsi Bengkulu.

Page 40: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

40

e. Kerjasama dengan BB Padi dalam kegiatan “Uji daya Hasil Padi Dataran

tinggi.

Gambar 11. Pelaksanaan kegiatan Uji Daya Hasil Padi Dataran Tinggi.

f. Kerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Bengkulu untuk

penyebaran informasi pertanian pada siaran pedesaan.

Tabel 11. Judul Materi dan Narasumber pengisi Siaran Pedesaan.

Bulan Judul Materi

Januari Mulsa Plastik Hitam Perak Pada Tanaman Cabai

Februari Hama Ulat Pemakan Daun Sawit dan Pengendaliannya

Maret Teknik Penyiapan Lahan dengan Penggunaan Mulsa Plastik

Hitam Perak Pada Tanaman Cabai

April Pemeliharaan ternak ayam dan ikan dengan sistem longyam

Mei Cara Membuat Mesin Penetas Telur

Mei Pemeliharaan Tanaman Kakao

Mei Tumpang Sari Pada Tanaman Cabe

Mei Pengenalan Lab. Tanah

Juli Budidaya Padi SRI

September Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

November Pemeliharaan dan Pengendalian OPT Tanaman Kopi

November Pemanfaatan Hasil Sampingan Buah Kopi Sebagai Pakan

Ternak Sapi Potong

Page 41: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

41

g. Kerjasama dengan SMK pertanian dan Fakultas Pertanian Universitas

Dehasen dan Universitas Bengkulu. Selama tahun 2013 telah

dilaksanakan bimbingan terhadap 39 siswa praktek kerja industry, 5

siswa praktek kerja usah dan 5 mahasiswa magang.

Gambar 12. Siswa magang bersama pembimbing dari BPTP dan pembimbing dari SMK/ pihak sekolah.

4.3. Urusan Perencanaan dan Program

Urusan perencanaan dan program meliputi penyiapan bahan

penyusunan rencana dan program pengkajian serta diseminasi, melakukan

penyiapan bahan penyusunan anggaran pengkajian dan diseminasi serta

menyusun database dan SIM.

Menyiapkan bahan pembahasan rencana dan program

pengkajian/diseminasi, menghimpun, mengolah menyajikan data

pelaksanaan program pengkajian dalam Data Base Sistem Informasi

Manajemen Program (SIMPROG). Menyiapkan bahan penyusunan dan

pembahasan rencana dan program pengkajian. Menyiapkan bahan usulan

dan perhitungan anggaran pengkajian. Menyiapkan bahan pendukung

pembahasan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari aspek

komponen kegiatan pengkajian. Mengusulkan, mengolah dan menyiapkan

Page 42: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

42

bahan para daftar isian pelaksanaan anggaran dan lembaran kerja (RKA-KL)

berdasarkan satuan tiga. Menyiapkan bahan dan menyelesaikan naskah serta

rencana operasional kegiatan. Disamping itu juga mendapatkan umpan balik

bagi kegiatan pengkajian maupun diseminasi. Urusan Perencanaan dan

Program juga melaksanakan seminar ROPP/RODHP, Temu Informasi

Teknologi serta seminar hasil pengkajian.

4.4. Evaluasi dan Pelaporan

Monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan pengkajian dan diseminasi

tahun anggaran 2013 telah dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang

terdiri dari pejabat struktural, Ketua Kelompok Pengkaji dan staf program.

Monev kegiatan pengkajian dan diseminasi BPTP Bengkulu TA. 2013

bertujuan untuk mengevaluasi/menilai kegiatan pengkajian dan diseminasi

dan memberikan saran sebagai masukan dalam perbaikan kegiatan dan

laporan.

Gambar 13,14. Monitoring ke lokasi kegiatan pengkajian dan diseminasi.

Monev tersebut dilakukan terhadap administrasi dan pelaksanaan

kegiatan penelitian/pengkajian dan diseminasi di lapangan yang terdiri dari

15 kegiatan pengkajian dan 2 kegiatan diseminasi. Monev administrasi

Page 43: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

43

dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian dan kelengkapan kegiatan

pengkajian dan diseminasi secara administrasi mulai dari RPTP/RDHP,

ROPP/RPTP dan Juknis/Juklak, Sedangkan monev lapangan dilakukan dengan

membandingkan ROPP/RODHP dan Juknis/Juklak dengan pelaksanaan

kegiatan di lapangan.

Page 44: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

44

V. ANGGARAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu sebagai

lembaga pengkajian pusat yang berada di daerah memiliki tugas dan fungsi

melakukan kegiatan pengkajian serta perakitan teknologi pertanian tepat

guna spesifik lokasi. Untuk menjalankan aktivitas tersebut, BPTP Bengkulu

mengelola anggaran pembiayaan tahunan untuk kepentingan berbagai

kegiatan selama satu tahun.

Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis

dibidang pengkajian dan pengembangan Satker BPTP Bengkulu pada TA.

2013 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk

Rupiah Murni (RM).

Anggaran Satker Susunan Surat Pengesahan Daftar Isian Anggaran

(DIPA) BPTP Bengkulu TA. 2013 tanggal 5 Desember 2012 sebesar

Rp.11.663.874.000, revisi Rp.11.119.309.000, Realisasi Rp.10.785.240.247

(97 %) sisa Rp.334.068.753 (3 %), SSBP Rp.65.459.289. Dana tersebut

dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian

dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Capaian Kinerja

Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 12. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2013.

No Jenis Belanja

Pagu DIPA (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp)

Realisasi (%)

1 Pegawai 4.296.708.000 4 .214.856.719 1.851.281 98,10

2 Barang 4.930.691.000 4.690.336.028 240.354.972 95,13

3 Modal 1.891.910.000 1.880.047.500 11.862.500 99,37

Jml DIPA 11.119.309.000 10.785.240.247 334.068.753 97

4 SKPA.1 70.000.000 70.000.000 - 100

5 SKPA.2 362.550.000 362.472.100 77.900 99.86

Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-

kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran

Page 45: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

45

Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP

Bengkulu atas dasar SP2D sampai dengan akhir TA. 2013 mencapai

Rp.10.785.240.247 (97 %) dari total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA

2013.

Realisasi anggaran tertinggi pada belanja modal sebesar

Rp.1.880.047.500 (99,37). Realisasi anggaran terendah pada belanja barang,

yaitu sebesar Rp.4.690.336.028 (95,13 %). Sisa anggaran tahun 2013, yaitu

sebesar sebesar Rp.334.068.753 atau 3 %.

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP

Bengkulu pada tahun 2013 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan

fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Bengkulu

sesuai DIPA tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp.20.137.824,- yang

terdiri sari estimasi penerimaan umum sebesar Rp.7.137.824,- dan

penerimaan fungsional sebesar Rp.13.000.000,- Realisasi penerimaan umum

dan pada tahun 2013 sebesar Rp.31.003.431,-estimasi PNBP pada tahun

2013 mengalami surplus sebesar Rp.23.865.607,- atau mencapai434,35 %.

Sedangkan realisasi penerimaan fungsional pada tahun 2013 dari estimasi

Rp.13.000.000,- realisasi sebesar Rp.36.316.000,- atau mengalami surplus

sebesar Rp.23.316.000,- atau mencapai 279,35 %. Berdasarkan kategorinya,

penerimaan umum diperoleh dari penerimaan pendapatan sewa rumah

dinas/negara, penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL, dan

pendapatan anggaran lain-lain (tunjangan fungsional peneliti). Pendapatan

fungsional diperoleh dari pendapatan info penerbitan dan hasil cetak di

Laboratorium Diseminasi, jasa analisis tanah di Laboratorium Tanah,

pendapatan penjualan hasil pertanian berupa benih padi dari Unit

Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) dan pendapatan penjualan hasil pertanian

kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).

Page 46: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

46

VI. INTISARI HASIL KEGIATAN

6.1. Kegiatan Pengkajian

6.1.1. Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Skala 1:50.000

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang terbatas,

sehingga sangat diperlukan upaya pemanfaatan lahan secara optimal. Dari

luas wilayah provinsi 1.978.870 ha, hanya 1.000.913 ha (51,58%) yang

dapat digolongkan sebagai kawasan budidaya. Selebihnya merupakan

kawasan hutan dengan topografi bergelombang hingga berbukit/bergunung.

Oleh sebab itu dalam pengembangan usaha pertanian, kebijakan yang

diperlukan adalah mewujudkan optimalisasi penggunaan lahan, melakukan

usaha intensifikasi teknologi pertanian dan penggunaan komoditas

unggulan/spesifik lokasi pada lahan-lahan yang telah dimanfaatkan.

Permasalahan utama yang dihadapi khususnya dalam pengembangan

komoditas pertanian unggulan yang berkaitan dengan pemanfaatan

sumberdaya lahan, yaitu belum dipetakannya tingkat kesesuaian lahan yang

menunjukkan keunggulan komparatif. Pengembangan komoditas pertanian

unggulan harus didukung oleh daya dukung agroekologi, artinya bahwa

komoditas tersebut untuk dapat tumbuh dan berproduksi tinggi harus

didukung oleh kondisi biofisiknya (tanah dan iklim), teknologi, dan sosial

budaya petani. Selain itu komoditas pertanian tersebut harus mempunyai

permintaan yang tinggi baik di pasar dalam maupun di luar daerah tersebut

yang merupakan keunggulan kompetitif.

Page 47: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

47

Gambar 15. Peta Kabupaten Bengkulu Tengah.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi sumberdaya lahan Provinsi

Bengkulu yang masih terbatas, tahun 2013 BPTP Bengkulu melakukan

kegiatan penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian di Kabupaten

Bengkulu Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan mendukung program

pembangunan pertanian Propinsi Bengkulu dalam pengembangan kawasan

sentra produksi dan agribisnis. BPTP Bengkulu sudah melaksanakan

pemetaan satuan lahan dan pewilayahan komoditas tahun 2002-2004

dengan skala 1 : 50.000 di Kecamatan Arga Makmur dan Padang Jaya

(Kabupaten Bengkulu Utara), Kecamatan Curup, Bermani Ulu dan Selupu

Rejang (Kabupaten Rejang Lebong) serta Kecamatan Manna dan Seginim

(Kabupaten Bengkulu Selatan) (Gunawan, at al. 2004).

Page 48: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

48

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi

sumberdaya lahan di Kabupaten Bengkulu Tengah serta menyusun peta

kesesuaian lahan dan peta pewilayahan komoditas pertanian unggulan

berdasarkan zona agroekologi skala 1 : 50.000 di Kabupaten Bengkulu

Tengah. Penyusunan peta dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

inventarisasi sumberdaya lahan berupa penyusunan peta dasar, analisis

satuan lahan, verifikasi lapangan berupa pengumpulan data primer dan data

sekunder meliputi data biofisik (pengamatan tanah, pengambilan contoh

tanah, penyusunan satuan evaluasi lahan) dan data sosial ekonomi

pertanian, dan evaluasi sumberdaya lahan. Evaluasi sumberdaya lahan

didasarkan pada karakteristik lahan yang bersumber dari data/peta satuan

lahan hasil analisis terrain yang dilengkapi dengan data tanah dan iklim, serta

data sosial ekonomi dan budaya. Pendekatan evaluasi lahan dilakukan

dengan menggunakan program SPKL 1.0 yang disusun oleh tim Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP).

Pewilayahan komoditas pertanian merupakan kegiatan yang

menghasilkan arahan penggunaan lahan untuk pertanian dengan

mempertimbangkan daya dukung lahan (kesesuaian lahan), penggunaan

lahan saat ini (existing landuse), kondisi sosial ekonomi (kompetitif dan

komperatif), tabel prioritas tanaman unggulan daerah, dan peta status

kawasan hutan.

Pewilayahan komoditas Kabupaten Bengkulu Tengah terdiri dari 12

zona, yaitu Pertanian lahan basah, tanaman pangan (IV/Wfs) untuk

komoditas padi sawah, umbi-umbian, sayuran seluas 3.940 ha (3,77%),

Pertanian lahan kering, tanaman tahunan/perkebunan, tanaman pangan

(IV/Dfsei dan III/Dfsei) komoditas kelapa sawit, karet, padi gogo, jagung,

umbi-umbian seluas 31.598 ha (30,22%) dan 15.879 ha (15,19%). Pertanian

lahan kering, tanaman pangan, tanaman hortikultura (IV/Dfuf) komoditas ubi

jalar, pisang seluas 1.193 ha (1,14%). Pertanian lahan kering, tanaman

Page 49: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

49

tahunan/perkebunan (II/Dei) komoditas karet, kelapa sawit, kopi robusta,

durian seluas 8.932 ha (8,54%). Pertanian lahan kering, tanaman kehutanan

(II/Dej dan I/Dej) komoditas durian, sengon, kayu bawang seluas 10.823 ha

(10,35%) dan 2.063 ha (1,97%). Hutan lindung (HL) seluas 27.607 ha

(26,41%). Lain-lain berupa bukit terjal (X.1) seluas 1.133 ha (1,08%),

Pemukiman (X.2) seluas 851 ha (0,81%), Badan air/danau (X.3) seluas 360

ha (0,34%) dan Areal tambang (X.5) seluas 170 ha (0,16%). Luas Kabupaten

Bengkulu Tengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

tahun 2010 adalah 104.549 ha.

Dari hasil evaluasi kesesuaian lahan beberapa komoditas

menunjukkan bahwa lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas

pertanian di Kabupaten Bengkulu Tengah seluas 76.942 ha (73,59%),

sedangkan sisanya seluas 27.607 ha (26,41%) tidak dapat dikembangkan

untuk pertanian dikarenakan kondisi biofisik lahan tidak memungkinkan.

Apabila lahan-lahan tersebut dipaksakan untuk dikelola/ dikembangkan untuk

pertanian, maka kemungkinan akan terjadi degradasi lahan dan kerusakan

lingkungan. Lahan-lahan tersebut diarahkan sebagai kawasan konservasi.

Kesimpulan kegiatan ini adalah:

1. Pewilayahan komoditas Kabupaten Bengkulu Tengah terdiri atas 12 zone,

dengan dominasi pertanian lahan kering, tanaman tahunan/perkebunan,

tanaman pangan untuk komoditas kelapa sawit, karet, padi gogo, jagung,

umbi-umbian (30,22 % atau 31.598 ha).

2. Lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian di Kabupaten

Bengkulu Tengah seluas 76.942 Ha (73,59%).

6.2.2. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Peningkatan Produksi Padi Melalui SL-PTT di Provinsi Bengkulu

Analisis kebijakan diarahkan untuk memfasilitasi adopsi teknologi,

pengembangan agribisnis, serta mendukung pembangunan pertanian wilayah

dan perdesaan. Sintesa kebijakan diharapkan mampu memecahkan

Page 50: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

50

permasalahan teknis, sosial, dan ekonomi pembangunan pertanian wilayah

dalam arti luas, baik yang bersifat responsif maupun antisipatif.

Gambar 16,17. Olah tanah dan pemupukan yang dilakukan petani.

Peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu lebih dipengaruhi oleh

peningkatan luas areal panen, bukan oleh peningkatan produktivitas. Kondisi

ini menunjukkan bahwa pelaksanaan SL-PTT belum mampu meningkatkan

produktivitas secara signifikan.

Gambar 18,19. Pelaksanaan survey dengan kelompok tani di Kabupaten

Seluma

Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi

mutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi. Untuk itu perlu

dilakukan analisis yang berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan SL-PTT

Page 51: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

51

yang difokuskan untuk mengevaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman. Permasalahan-permasalahan dalam upaya peningkatan

produktivitas bersifat kompleks, menyangkut koordinasi dan tupoksi lintas

institusi, sehingga seringkali sulit diselesaikan secara permanen. Untuk itu

perlu dicari solusi dan akar permasalahan. Hal ini perlu dilakukan untuk

menghindari permasalahan yang berulang dalam upaya peningkatan produksi

yang ditekankan melalui peningkatan produktivitas. Permasalahan yang

sering muncul dalam upaya peningkatan produktivitas adalah; pemanfaatan

benih unggul, masalah pupuk, masalah irigasi, masalah iklim dan bencana

alam, masalah ledakan OPT, pasca panen dan masalah harga.

Tujuan dari pelaksanaan pengkajian analisis kebijakan pembangunan

pertanian peningkatan produksi padi melalui SL-PTT di Provinsi Bengkulu

adalah:

1. Mengkaji kinerja program SLPTT terhadap peningkatan produksi padi di

Provinsi Bengkulu.

2. Menyusun alternatif rekomendasi perbaikan pelaksanaan program SLPTT

di Provinsi Bengkulu.

Analisis Kebijakan Peningkatan Produksi Padi melalui SL-PTT di

Provinsi Bengkulu dilakukan dengan metode survei untuk mengetahui kinerja

program SL-PTT terhadap peningkatan produksi padi. Kegiatan ini

dilaksanakan sebagai suatu bentuk evaluasi yang dilakukan dari hasil

kegiatan SL-PTT. Metode evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi summatif

yaitu setelah suatu kegiatan selesai dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan

di Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Lebong. Data

yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

dikumpulkan melalui kegiatan survei melalui wawancara terhadap para

pemangku kebijakan tingkat provinsi (Dinas Pertanian, Bakorluh, BPTP),

tingkat kabupaten (Dinas Pertanian, Bapeluh, LO BPTP), dan pelaksana SL-

PTT di tingkat lapangan (PPL, petani) serta lembaga pendukung benih dan

Page 52: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

52

pupuk. Wawancara terhadap pemangku kebijakan diarahkan untuk menilai

pelaksanaan Permentan 45 tahun 2011.

Salah satu indikator keberhasilan SL-PTT adalah peningkatan produksi

dan produktivitas padi. Produksi padi dalam 5 tahun terakhir Provinsi

Bengkulu meningkat rata-rata 5,74 %/tahun, dari 484.594 ton GKG pada

tahun 2009 menjadi 600.282 ton GKG pada tahun 2013 (ARAM II) sedangkan

laju peningkatan produktivitas mencapai 2,34 %/tahun dan luas panen

meningkat rata-rata 3,25 %/tahun. Peningkatan produksi tidak terlepas dari

peran program SL-PTT. Sebelum ada program SL-PTT produksi sebesar

484.594 ton (2009) menjadi 550.792 ton (2012) atau mengalami

peningkatan sebesar 13,66%. Peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu

terjadi karena meningkatnya produktivitas padi di tingkat petani. Peningkatan

produktivitas disebabkan para petani sudah banyak yang mengadopsi

teknologi PTT misalnya pemakaian benih varietas unggul bermutu

produktivitas tinggi termasuk benih padi inbrida dan hibrida dan penanganan

panen.

Secara umum jumlah input yang digunakan oleh petani SL-PTT lebih

sedikit bila dibandingkan dengan petani non SL-PTT. Peningkatan produksi

dan penurunan biaya input tentu saja mengakibatkan jumlah pendapatan

petani SL-PTT lebih tinggi dibandingkan dengan petani non SL-PTT karena

jumlah produksi dan jumlah biaya input merupakan faktor utama penentu

besar kecilnya pendapatan usahatani. Produksi dan jumlah input petani

peserta SL-PTT bila dibandingkan dengan produksi dan jumlah input yang

mereka gunakan pada saat sebelum mengenal program SL-PTT ternyata juga

menunjukkan perbedaan yang nyata. Nilai R/C ratio usahatani padi sawah

yang diusahakan dengan menerapkan komponen PTT lebih tinggi

dibandingkan dengan sebelum menerapkan komponen PTT. Artinya

usahatani padi sawah yang dikelola dengan menerapkan komponen PTT lebih

Page 53: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

53

layak dan menguntungkan dibandingkan dengan tidak menerapkan

komponen PTT.

Secara umum semua komponen PTT telah diketahui dan dilaksanakan

oleh semua petani peserta SL-PTT (> 50%) walau memang tidak semua

komponen PTT yang diketahui mereka terapkan dalam usahatani. Tidak

diterapkannya komponen PTT yang diketahuinya tersebut disebabkan oleh

berbagai faktor seperti ketersediaan sarana dan prasarana, modal usaha

serta kendala teknis. Komponen dasar yang diketahui petani namun banyak

tidak mereka laksanakan adalah penggunaan pupuk berimbang. Hal ini

disebabkan karena penghitungan kebutuhan pupuk tanaman dan status hara

tanah hanya dapat dilakukan dengan menggunakan Bagan Warna Daun

(BWD), Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau diuji langsung di

Laboratorium Tanah. Keterbatasan alat yang dimiliki oleh petani dan jauhnya

akses ke laboratorium membuat petani melakukan pemupukan sesuai

dengan inisiatifnya sendiri dan sesuai dengan dana yang dimilikinya.

Komponen pilihan yang diketahui namun tidak dilaksanakan

terbanyak adalah penggunaan bibit muda. Komponen PTT ini sulit diterapkan

karena menurut petani bila bibit ditanam terlalu muda maka akan terjadi

serangan hama keong yang dapat merusak tanaman mereka. Namun

demikian komponen pilihan untuk pengelolaan panen dan pasca panen.

Penanganan panen dan pasca panen menurut mereka akan memberikan

hasil yang optimal karena dengan penanganan yang baik akan mengurangi

kehilangan hasil produksi.

Luas sebaran SL-PTT komoditas padi di Provinsi Bengkulu sebanyak

69.200 ha yang tersebar di 9 kabupaten dan 1 kota. Jumlah sebaran SL-PTT

di Provinsi Bengkulu sudah mencapai 68,41 % dari total luas lahan sawah

baku di Provinsi Bengkulu. Kabupaten yang paling luas sebaran SL-PTT

adalah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Utara dengan masing-masing

sebaran mencapai 12.800 ha dan 12.300 ha. Disamping itu juga kedua

Page 54: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

54

kabupaten tersebut merupakan kabupaten yang paling luas lahan sawah

bakunya yaitu 20.150 ha dan 15.300 ha.

Di Provinsi Bengkulu sudah terbentuk kelembagaan baik untuk tim

pembina maupun tim pelaksana yang mengacu pada pelaksanaan Permentan

No. 45 Tahun 2011. Masing-masing dinas/instansi masih melaksanakan

tupoksinya secara parsial, sehingga koordinasi dan sinergitas belum berjalan

secara optimal. pelaksanaan tugas sesuai dengan permentan 45 tahun 2011

dari masing-masing instansi sudah mencapai rata-rata 55 %. Lemahnya

koordinasi antar penentu kebijakan berdampak pada pelaksanaan SL-PTT di

tingkat lapangan. Sinergitas yang harmonis akan berdampak terhadap

meningkatnya kinerja yang signifikan dari masing-masing dinas/institusi

maupun tim dalam mewujudkan pertumbuhan dan peningkatan produksi

padi di Provinsi Bengkulu. berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu telah mampu

meningkatkan produksi padi sebanyak 13,66% atau dari 484.594 ton

(2009) menjadi 550.792 ton (2012).

2. Jumlah sebaran SL-PTT di Provinsi Bengkulu sudah mencapai 68,41 %

dari total luas lahan sawah baku di Provinsi Bengkulu.

3. Kinerja Kelembagaan Penentu Kebijakan Tingkat Provinsi dan Kabupaten

dalam mendukung SL-PTT rata-rata mencapai 55 %.

4. Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk perbaikan pelaksanaan SL-

PTT di Provinsi Bengkulu adalah 1) mengoptimalkan koordinasi antar

kelembagaan penentu kebijakan baik ditingkat provinsi maupun

kabupaten perlu dioptimalkan dalam mendukung program SL-PTT, 2)

Peningkatan produksi sebagai akibat dari kegiatan SL-PTT padi sawah

perlu dipertahankan dan ditingkatakan sehingga dapat memenuhi target

produksi di Provinsi Bengkulu, 3) peningkatan difusi inovasi perlu

ditingkatkan dengan cara mendorong petani terutama oleh penyuluh

Page 55: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

55

untuk mensosialisasikan keunggulan teknologi SL-PTT kepada petani

lain.

6.1.3. Integrasi Tanaman Kopi Dengan Ternak Sapi di Kabupaten Rejang Lebong

Pengkajian integrasi tanaman kopi dengan ternak sapi dilaksanakan

di Kabupaten Rejang Lebong dengan dua subkegiatan yaitu pemberian pakan

tambahan terhadap induk sapi bali selama dua bulan sebelum dan sesudah

melahirkan dan pemberian pupuk kompos berbahan dasar kotoran ternak.

Tujuan dari pelaksanaan pengkajian integrasi tanaman kopi dengan

ternak sapi di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2013 adalah 1)

Mendapatkan formula pakan flushing untuk ternak sapi di Kabupaten Rejang

Lebong, 2) Mendapatkan dosis pupuk kompos untuk tanaman kopi. Keluaran

yang diharapkan adalah formula pakan flushing untuk ternak sapi di

Kabupaten Rejang Lebong dan dosis pupuk kompos untuk tanaman kopi.

Rancangan acak kelompok dengan tiga perlakuan, setiap perlakuan

diulang 7 kali ulangan. Rata-rata bobot lahir anak sapi bali yang diberikan

pakan tambahan berupa kulit kopi yang difermentasi ditambah dengan dedak

padi, ubi kayu maupun tidak , dapat menambah bobot lahir anak sapi bali

yaitu perlakuan I : 14,9 kg, perlakuan II: 18 kg perlakuan III: 17,7 kg.

Konsumsi hijauan dan pakan tambahan induk sapi sejak dua bulan sebelum

melahirkan dan tiga perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan I : Hijauan 40

kg, perlakuan II: hijauan 29,5 kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,2

kg/ekor/hari, perlakuan III : hijauan 30 kg/ekor/hari dan pakan tambahan

3,5kg/ekor/ hari. Sedangkan rata-rata produksi awal tanaman kopi petani di

Desa air Meles Bawah masih rendah, berkisar antara 4,22 sampai dengan

4,47 kg/batang/musim.

Berdasarkan uji statistic, bobot lahir anak sapi bali pada perlakuan

kedua memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) bila dibandingkan

Page 56: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

56

dengan bobot lahir anak sapi bali yang tidak diberikan tambahan pakan.

Pemberian pakan tambahan dua bulan sebelum melahirkan menambah bobot

lahir anak sapi.

Kesimpulan yang diperoleh adalah formula pakan yag terbaik untuk

diberikan pada induk sapi bali dengan metode flushing di Kabupaten Rejang

Lebong yaitu rumput lapangan/jerami 10 % dari berat badan ditambah

pakan tambahan yag terdiri dari kulit kopi fermentasi 2,4 kg/ekor/hari

ditambah dedak padi 1,6 kg/ekor/hari yang dapat menghasilkan rata-rata

bobot lahir anak sapi bali 18,0 kg. Sedangkan dosis pupuk organik yang

terbaik dari pengomposan kotoran ternak sapi untuk tanaman kopi di

Kabupaten Rejang Lebong untuk sementara adalah 10 kg/batang, tapi

produksi buah kopi belum dapat diketahui karena tanaman kopi belum

menghasilka sampai laporan ini di buat.

Pengkajian Integrasi tanaman kopi dengan ternak sapi dilaksanakan

di Kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, setiap perlakuan diulangi sebanyak 7

ulangan untuk perlakuan pada ternak sapi yaitu: (P1)Pakan rumput

lapangan/jerami 10% dari berat badan, (P2) Formula pakan terdiri dari

rumput lapangan/jerami 10% dari berat badan + pakan tambahan (kulit kopi

fermentasi 2,4 kg/ekor/hari + dedak padi 1,6 kg/ekor/hari) dan (P3) Formula

pakan terdiri dari rumput lapangan/jerami 10% dari berat badan + pakan

tambahan (kulit kopi fermentasi 2,4 kg/ekor/hari + dedak padi 0,8

kg/ekor/hari + ubi kayu 0,8 kg/ekor/hari).

Pengkajian pemberian pupuk kompos pada tanaman kopi yang sudah

produksi dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga

perlakuan, setiap perlakuan diulangi sebanyak (7) tujuh ulangan yaitu: (P1)

Tanaman tidak dipupuk dengan kompos sapi, (P2) Tanaman dipupuk dengan

kompos sapi 5 kg/pohon dan (P3) Tanaman dipupuk dengan kompos sapi 10

kg/pohon. Tiap ulangan ada 10 batang tanaman. Parameter yang diukur

Page 57: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

57

adalah bobot lahir anak, konsumsi pakan, produksi tanaman kopi dan

kesehatan ternak sapi.

Gambar 20. Proses pembuatan pupuk kompos kotoran sapi.

Hasil analisa uji proksimat fermentasi kulit kopi menunjukan

kandungan protein kasar 12,87%, kadar abu 7,25%, serat kasar 42,09%,

lemak 0,73%, kadar air 12,16%, energi 3830 kkal, ca 0,58%, P 0,12%. Hasil

analisis laboratorium kompos kotoran ternak sapi dan kulit kopi menunjukan

kandungan kadar air 11,20%, Nitrogen 2,85%, Pospor 8,32%, Kalium

0,48%, C-organik 1,33%, pH H2O 7,52%.

Rata-rata bobot lahir anak sapi Bali yang diberikan pakan tambahan

berupa kulit kopi yang difermentasi ditambah dengan dedak padi, ubi

kayu maupun yang tidak, dapat menambah bobot lahir anak sapi Bali yaitu

perlakuan I : 14,9 kg, perlakuan II : 18,0 kg, perlakuan III : 17,7 kg.

Rata-rata konsumsi hijauan dan pakan tambahan induk sapi sejak dua

bulan sebelum melahirkan sampai induk sapi melahirkan dari tiga perlakuan

yang berbeda yaitu perlakuan I: hijauan 40kg, perlakuan II: hijauan 29,5

kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,2 kg/ekor/hari, perlakuan III: hijauan 30

kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,5 kg/ekor/hari. Rata-rata produksi awal

Page 58: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

58

tanaman kopi petani di Desa Air Meles Bawah masih rendah, berkisar antara

4,22 sampai dengan 4,47 kg/batang/musim.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa bobot

lahir anak sapi Bali pada perlakuan kedua memberikan perbedaan yang nyata

(P<0,05) bila dibandingkan dengan bobot lahir anak sapi Bali yang tidak

diberikan pakan tambahan perlakuan pertama/kontrol. Begitu juga dengan

bobot lahir anak sapi pada perlakuan ketiga memberikan pengaruh nyata

(P<0,05) bila dibandingkan dengan bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan

pertama/kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan

dua bulan sebelum melahirkan menghasilkan bobot lahir anak sapi Bali yang

lebih berat dari pada bobot lahir anak sapi pada perlakuan kontrol.

Pemberian pakan tambahan membantu pemenuhan kebutuhan induk sapi

yang sedang bunting terhadap nutrisi zat makanan karena kandungan zat

gizi dari pakan tambahan (protein dan energy metabolism) yang tinggi

dibandingkan dengan kandungan zat gizi dari hijauan saja.

Bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan kedua tidak berbeda nyata

(P>0,05) dengan perlakuan ketiga. Tetapi bobot lahir anak sapi Bali pada

perlakuan kedua lebih tinggi bila dibandingkan dengan bobot lahir anak sapi

Bali pada perlakuan ketiga. Hal ini disebabkan karena kandungan nutrisi

protein kasar dan energi metabolis dari pakan tambahan pada perlakuan

kedua lebih tinggi dari pada kandungan nutrisi protein kasar dan energy

metabolis dari pakan tambahan pada perlakuan ketiga.

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah:

1. Kandungan proksimat fermentasi kulit kopi adalah protein kasar 12,87%,

kadar abu 7,25%, serat kasar 42,09%, lemak 0,73%, kadar air 12,16%,

energi 3830 kkal, Ca 0,58% dan P 0,12%.

2. Kandungan kompos kotoran ternak sapi dan kulit kopi adalah kadar air

11,20%, Nitrogen 2,85%, pospor 8,32%, Kalium 0,48%, C-organik 1,33%

dan Ph H2O 7,52%.

3. Pemberian pakan tambahan dua bulan sebelum melahirkan meningkatkan

bobot lahir anak sapi.

Page 59: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

59

6.1.4. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

Di provinsi Bengkulu terdapat beberapa komoditas tanaman pangan

dan hortikultura lokal unggulan yang mempunyai potensi nilai ekonomi yang

cukup baik bila diberi sentuhan teknologi pengolahan untuk meningkatkan

nilai tambahnya, seperti jagung, jeruk Gerga Lebong, pisang Curup, labu

kuning (prenggi), kentang merah, terung dan tomat, yang tersedia

sepanjang musim dengan harga di tingkat petani yang masih sangat rendah.

Sentra produksi komoditas jagung, pisang Curup, dan prenggi

terdapat di kabupaten Rejang Lebong sedangkan sentra buah jeruk Gerga

Lebong terdapat di kabupaten Lebong. Namun komoditas tersebut belum

dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh, jagung yang saat ini lebih

banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara pisang Curup yang

bertekstur lembut mengalami proses pematangan yang cepat serta mudah

terkena infeksi dan penyakit pascapanen sehingga memiliki daya simpan

yang rendah, dan labu kuning yang masih banyak terbuang karena hasil

yang melimpah dengan nilai komoditas yang rendah.

Jeruk Gerga Lebong pemasarannya sudah cukup luas. Namun,

terdapat permasalahan budidaya jeruk Gerga Lebong yakni banyaknya buah

yang rontok akibat berbagai faktor salah satunya pengaruh iklim. Peristiwa

rontok buah sebesar ±20% sehingga menyebabkan kerugian yang tidak

sedikit bagi petani produsen. Dengan luas areal pertanaman jeruk Gerga

Lebong sekitar 500 ha dan masih dilakukan pengembangan areal tanam oleh

pemerintah daerah setempat hingga menjadi 6000 ha dalam kurun 5 tahun

kedepan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemanfaatan jagung dan pisang

Curup serta mengurangi kerugian pada budidaya jeruk yaitu adanya

kerontokan buah jeruk Gerga Lebong, maka dilakukan pengolahan komoditas

tersebut menjadi aneka produk olahan. Pengolahan komoditas tanaman

Page 60: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

60

pangan dan hortikultura lokal unggul Provinsi Bengkulu ini bertujuan untuk

meningkatkan nilai tambah aneka produk jagung lokal, jeruk Gerga Lebong,

dan pisang Curup.

Tujuan dari kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk

Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu adalah:

1. Mengidentifikasi berbagai jenis produk olahan tanaman pangan dan

hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

2. Meningkatkan diversifikasi produk olahan tanaman pangan dan

hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

3. Mengkaji dan menganalisis nilai tambah aneka produk olahan tanaman

pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

4. Mendiseminasikan hasil kajian ke stakeholder dan pengguna.

Gambar 21. Berbagai hasil olahan produk tanaman pangan dan hortikultura.

Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Pengolah Hasil/Kelompok

tani. Pengkajian diawali dengan ujicoba pembuatan produk di Laboratorium

Pascapanen BPTP Bengkulu dan hasil formula produk yang tebaik

diintroduksikan kepada kelompok tani di lokasi pengkajian Kabupaten Rejang

Lebong dan Kabupaten Lebong. Ruang lingkup kegiatan meliputi pengkajian

pendahuluan berupa identifikasi produk olahan tanaman pangan dan

hortikultura di Propinsi Bengkulu dan formulasi produk, dan pengkajian

Page 61: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

61

utama yang mencakup kegiatan introduksi teknologi ke kelompok tani.

Selanjutnya dilakukan analisis nilai tambah produk olahan tanaman pangan

dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

Hasil kegiatan pengkajian menunjukkan bahwa Propinsi Bengkulu

memiliki potensi produk tanaman dan hortikultura unggulan yang sebagian

besar sudah ada diipasaran dan identifikasi hasil produk olahan tersebut

meliputi produk olahan jagung berupa marning, dan produk olahan

komoditas hortikultura yang paling banyak ditemukan di pasaran seperti

keripik pisang, lempuk durian, manisan terong, dan manisan tomat. Selain

itu, sudah dilakukan diversifikasi pengolahan tanaman pangan sehingga

dihasilkan produk olahan tanaman pangan seperti stik ubi jalar, macaroni ubi

jalar, dan kare-kare. Sementara, produk olahan hortikultura juga sudah

beraneka ragam, terdiri dari permen pepaya, dodol terong, dodol pepaya,

permen tomat, keripik bayam.

Hasil pengkajian diperoleh formulasi terbaik produk tortilla jagung,

selai jeruk Gerga, dan es krim pisang Curup. Sejauh ini sudah dilakukan

introduksi teknologi pengolahan produk tersebut kepada kelompok

pengolahan hasil di Kabupaten Rejang Lebong dan kelompok tani di

Kabupaten Lebong. Pengolahan jagung menjadi tortilla jagung menghasilkan

nilai tambah sebesar Rp. 28.000,00. Sementara pengolahan jeruk Gerga

menjadi selai dan pisang Curup menjadi es krim meningkatkan nilai tambah

masing-masing komoditas sebesar Rp. 22.500,00 dan Rp. 31.200,00.

Kegiatan introduksi teknologi pengolahan tortilla jagung, selai jeruk

Gerga, dan es krim pisang Curup tidak hanya terbatas pada lokasi

pengkajian, tetapi juga dilakukan pelatihan kepada kelompok lain diluar

kelompok pengkajian dengan tujuan mempercepat transfer teknologi kepada

pengguna. Kesimpulan kegiatan pengkajian ini adalah:

1. Jenis produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di

Provinsi Bengkulu adalah keripik pisang, sale pisang kering dan basah,

Page 62: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

62

tepung singkong, stik ubi jalar, makaroni ubi jalar, kare-kare ubi jalar,

lempuk durian, emping melinjo, marning, manisan terong, manisan

tomat, dodol terong, dodol tomat, dodol pepaya.

2. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan

dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu di kabupaten Rejang Lebong

dan Lebong cukup memiliki potensial untuk diterapkan dan

dikembangkan oleh kelompok tani, karena bahan baku cukup mudah

didapatkan di pasar dan harganya cukup murah.

3. Diversifikasi produk berupa paket teknologi produk olahan tanaman

pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu yaitu es krim pisang

Curup, tortila jagung, selai Jeruk Gerga lebon

4. Peningkatan nilai tambah paket teknologi aneka Produk Tanaman

Pangan dan Hortikultura Lokal unggulan Bengkulu untuk Pengolahan

jagung menjadi tortilla jagung menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.

28.000,00. Sementara pengolahan jeruk Gerga menjadi selai dan pisang

Curup menjadi es krim meningkatkan nilai tambah masing-masing

komoditas sebesar Rp. 22.500,00 dan Rp. 31.200,00.

5. Penerapan pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk

Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu di

kabupaten Rejang Lebong dan Lebong di tingkat petani perlu dukungan

dengan memberikan pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani dalam memproses pembuatan aneka produk

tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul mulai dari penanganan

buah segar sebagai bahan baku, sortasi buah, persiapan mulai dari

pengupasan, pengirisan, perendaman, pemasakan hingga pengemasan

agar produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diterima

konsumen.

6. Kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk

Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu merupakan

salahsatu cara untuk mendiseminasikan teknologi pengolahan aneka

produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

sebagai salah satu pemanfaatan hasil komoditas lokal unggulan daerah

dan dapat meningkatkan nilai tambah produk kepada pengunjung

ekspose.

Page 63: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

63

Hasil perhitungan nilai tambah dan kelayakan ekonomi (Tabel 12),

menunjukkan bahwa pengolahan jagung menjadi tortilla menghasilkan nilai

tambah sebesar Rp. 28.000,00, sementara pengolahan jeruk Gerga menjadi

selai memberikan nilai tambah sebesar Rp. 22.500,00. Nilai tambah yang

lebih tinggi yakni sebesar Rp. 31.200,00 diperoleh dari pengolahan pisang

Curup menjadi es krim. Hal ini karena harga bahan baku pisang Curup lebih

rendah daripada produk yang lain. Selain itu, proses pembuatan es krim juga

relatif lebih mudah, hanya membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang lebih

sedikit dibandingkan pembuatan tortilla jagung dan es krim pisang Curup.

Selain itu, usaha pengolahan tortilla jagung, selai jeruk Gerga, dan es

krim pisang Curup memiliki nilai R/C ratio masing-masing sebesar 1.59, 1.52

dan 1,75. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap pengeluaran sebesar 1

rupiah akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1.59 pada proses pembuatan

tortilla jagung, Rp 1.52 pada proses pembuatan selai jeruk Gerga, dan Rp.

1,75 pada pembuatan es krim pisang Curup. Walaupun ketiga produk

tersebut memiliki nilai R/C ratio > 1 namun usaha es krim pisang Curup lebih

layak dikembangkan dibandingkan dengan tortilla jagung dan selai jeruk

Gerga.

Berdasarkan hasil perhitungan titik impas, BEP pengolahan tortilla

jagung, selai jeruk Gerga, dan es krim pisang Curup akan tercapai apabila

masing-masing produk telah terjual sebanyak 93.54 kg dengan penerimaan

sebesar Rp.4.665.094,00 untuk proses pembuatan tortilla jagung, dan 135.33

kg dengan penerimaan sebesar Rp.4.446.428,00 untuk proses pembuatan

selai jeruk Gerga, serta 7800 cup es krim pisang Curup dengan penerimaan

sebesar Rp.15.600.000,00.

Page 64: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

64

6.1.5. Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Provinsi Bengkulu

Sektor perkebunan di Provinsi Bengkulu menyumbang devisa negara

cukup tinggi setelah tanaman pangan. Kakao merupakan salah satu

komoditas andalanyang cukup prospektif di Provinsi Bengkulu karena

didukung oleh kesesuaian agroekosistem dan kondisi sosial masyarakat

petani yang mengusahakannya. Luas areal perkebunan Kakao di Bengkulu

saat ini mencapai 14.363 hektar dengan produksi 3.959 ton (produktivitas

rata rata 0,8 ton/ha) dan jumlah petani yang mengusahakannya sebanyak

22.667 KK. Sebaran perkebunan kakao rakyar hampir merata di semua

Kabupaten yaitu di Kabupaten Bengkulu Selatan 1.437 hektar, Bengkulu

Utara 2.424 ha, Kepahiang 6.040 ha dan Kaur 1.454 hektar. Perkebunan

terluas saat ini berada di Kabupaten Kepahiang yang mencapai 42% dari luas

perkebunan kakao di Provinsi Bengkulu. Pesatnya pertambahan luasan di

Kabupaten Kepahiang karena pada tahun2005 Pemerintah daerah Kabupaten

Kepahiangmengembangkan tanaman Kakao sebanyak 4 juta batang untuk

petani dengan luas mencapai 2000 ha.

Dilihat darisegi produktivitas yang baru mencapai rata-rata 0,8

ton/ha/th, maka kondisi ini masih jauh dari potensi tanaman yangt bisa

mencapai diatas 2 ton/ha/th. Permasalahan utama yang dihadapi adalah

adanya serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) yang hampir

menyerang semua pertanaman. PBK merupakan hama penting kakaoyang

menyerang buah tanamanyang mengakibatkan pertumbuhan buah dan biji

tidak normal. Serangan PBK ini dapat menurunkan produksi lebih dari 80%.

Disamping produksi menurun juga mengakibatkan mutu tanaman sangat

rendah yang berakibat pada harga jual sangat juga rendah, sehingga

pendapatan petani kakao turun drastis.

Page 65: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

65

Gambar 22, 23. Lokasi Kegiatan Pengkajian Pengendalian hama PBK.

Beratnya serangan yang disebabkan oleh PBK serta peningkatan luas

areal terserang memerlukan pengendalian yang harus segara dilakukan.

Sebagai daerah yang sedang melakukan pengembangan kakao dalam skala

yang cukup besar diharapkan terbebas dari hama PBK. Sehingga pengkajian

mengenai pengendalian spesifik lokasi perlu dilakukan agar serangan PBK

dapat ditekan sekecil mungkin. Komponen teknologi pengendalian

Pengandalian Penggerek Buah Kakao (PBK) dari Badan Litbang Pertanian

saat ini sudah tersedia antara lain: 1) pemangkasan; 2) frekuensi panen

sering; 3) sanitasi dan system rampasan; 4) pengendalian hayati; 5)

pengendalian kimiawi;dan sarungisasi buah kakao.

Tujuan kegiatan pengkajian teknologi pengendalian hama penggerek

buah kakao (PBK) di Provinsi Bengkulu tahun 2013 adalah:

1. Mendapatkan paket teknologi pengendalian hama PBK pada perkebunan

kakao rakyat.

2. Evaluasi penerapan petani terhadap teknologi pengendalian hama PBK.

Pengkajian dilaksanakan di Desa Suro Bali Kecamatan Ujan Mas

Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu pada bulan Januari sampai

Desember 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di

lapangan dan melalui survei. Pengkajian dilaksanakan menggunakan

Page 66: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

66

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu; 1)

penyemprotan kimia, 2) penyemprotan pestisida nabati, 3) penyarungan

buah kakao dan 4) pemeliharaan tanaman yang biasa dilakukan petani

sebagai kontrol. Pemeliharaan tanaman lain yang dilakukan pada masing-

masing perlakuan adalah pemangkasan tanaman kakao dan tanaman

naungan, panen sering, pengendalian gulma serta pemupukan. Pengamatan

dilakukan 3 Bulan Setelah Aplikasi (BSA). Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf

5%.

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan Uji Duncan pada taraf

5% menunjukkan perbedaan nyata terhadap persentase serangan hama PBK

pada masing-masing pengamatan. Perlakuan penyarungan buah kakao

menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap perlakuan penyemprotan kimia,

pestisida nabati dan kontrol. Perlakuan penyarungan buah kakao

menurunkan serangan dari 78,57% menjadi 40,00% dengan intensitas

sebelum perlakuan 62,50% (intensitas serangan berat) menjadi 5,84%

(intensitas serangan ringan). Berdasarkan hasil tersebut, perlakuan

penyarungan buah kakao menunjukkan hasil yang lebih efektif dibandingkan

penyemprotan pestisida kimia dan pestisida nabati. Berdasarkan hasil kajian,

maka penggunaan sarung dapat direkomendasikan sebagai teknologi untuk

penghendalian hama penggerek buah kakao di Kabupaten Kepahiang.

Tingkat pemahaman petani terhadap paket pengendalian hama PBK cukup

tinggi yang diindikasikan dengan aplikasi lapangan secara berkelanjutan dan

diikuti oleh petani lainnya.

Kesimpulan dari pengkajian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengkajian paket teknologi pengendalian hama PBK

(Pemangkasan, panen sering, sanitasi, penyarungan, pengendalian

nabati dan penyemprotan kimia), maka metode penyarungan buah lebih

efektif menurunkan intensitas serangan berat (50%) menjadi intensitas

Page 67: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

67

ringan (5,84%). Metode penyarungan dapat direkomendasi sebagai

teknologi pengendalian hama PBK di Kabupaten Kepahiang.

2. Tingkat pemahaman petani terhadap paket pengendalian hama PBK

cukup tinggi yang diindikasikan dengan aplikasi lapangan secara

berkelanjutan dan diikuti oleh petani lainnya.

6.1.6. Pengelolaan Sumberdaya Genetik

Sumber daya genetik tanaman merupakan bahan yang dapat

dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung

ketahanan pangan. Pemanfaatan langsung SDG tanaman berupa

budidaya langsung untuk memenuhi kebutuhan tanpa memerlukan

perbaikan tanaman melalui pemuliaan. Pemanfaatan SDG secara tidak

langsung, yaitu memanfaatkan keanekaragaman bahan genetik yang

terdapat di dalam SDG tanaman untuk merakit variertas unggul baru melalui

kegiatan pemuliaan tanaman.

Informasi keanekaragaman serta keberadaan SDG tanaman di

Indonesia sangat diperlukan sebagai dasar penyusunan kebijakan

pengelolaan dan pemanfaatan SDG pertanian untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat. Informasi dapat diperoleh melalui serangkaian

kegiatan inventarisasi SDG tanaman, baik melalui inventarisasi SDG tanaman

yang berada di lahan pekarangan rumah petani, lahan petani maupun hutan.

Hasil inventarisasi keanekaragaman SDG tanaman dapat memberikan

informasi tingkat keberagaman/diversitas dan potensi pemanfaatan serta

sumber keberadaannya berupa peta sebaran secara spatial.

Provinsi Bengkulu memiliki berbagai sumber daya genetik baik dari

tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kentang merah), aneka buah (jeruk,

mangga, durian, pisang, manggis), tanaman hias (anggrek Vanda hokeriana,

bunga raflesia), tanaman perkebunan (melinjo), ikan, maupun hewan

(kerbau Enggano).

Page 68: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

68

Peran BPTP dalam pengelolaan SDG sangat strategis dan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya dalam pengembangan teknologi spesifik

lokasi. Kegiatan pengelolaan SDG diarahkan pada upaya identifikasi,

eksplorasi, karakterisasi, penyelamatan, pemanfaatan, dan pengembangan

sumberdaya lokal spesifik Bengkulu. Sumberdaya genetik dengan keunggulan

lokal perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai sumber plasma nutfah

untuk perbaikan sumber daya genetik tanaman maupun hewan. Tujuan dari

kegiatan ini adalah:

1. Mendorong dan menstimulasi kinerja Komda SDG Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan (stakeholders) tentan

arti penting dan manfaat dari sumberdaya genetik lokal spesifik

Bengkulu.

3. Mengidentifikasi dan karakterisasi SDG (flora dan fauna) spesifik

Bengkulu.

4. Menyelamatan, memanfaatkan, dan mengembangkan sumberdaya

genetik lokal spesifik Bengkulu, khususnya komoditas pangan dan

hortikultura.

Kegiatan pengelolaan SDG dilaksanakan di 7 Kabupaten dan Kota,

yang meliputi Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Utara, Kaur,

Bengkulu Tengah, Mukomuko, dan Kota Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan

dari bulan Januari sampai dengan Desember 2013. Tahapan kegiatan adalah:

1) Koordinasi, 2) Sosialisasi dan apresiasi, 3) Eksplorasi dan 4) Membangun

kebun koleksi.

Sejak terbentuknya kepengurusan Komda SDG tahun 2011sampai

awal 2013 belum ada kegiatan yang dilaksanakan. BPTP Bengkulu

mengambil inisiatif dengan mengundang ketua Komda SDG Propinsi

Bengkulu membahas mengenai kinerja komda SDG. BPTP Bengkulu

menawarkan untuk mensinergikan kegiatan SDG BPTP Bengkulu dengan

Komda SDG Provinsi Bengkulu agar aktifitas Komda SDG berjalan. Komda

SDG Bengkulu melakukan pembaharuan kepengurusan yang diketuai oleh

Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik Daerah (BPP Stada)

Page 69: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

69

Provinsi Bengkulu, dengan sekretaris Kepala BPTP Bengkulu. Kepengurusan

Komda SDG pembaharuan ini terdiri dari Pembina (Gubernur Bengkulu), Tim

Pengarah (Ketua: Sekretaris Daerah), Pelaksana Harian (Ketua : Kepala BPP

Stada) dan 5 Komisi.

Beberapa aktivitas yang sudah dilakukan oleh KOMDA SDG Propinsi

Bengkulu antara lain Rapat Koordinasi, Rapat Koordinasi Penyusunan rencana

kerja, Sosialisasi SDG dan Pemanfaatannya untuk daerah di Prop. Bengkulu

dan rapat Kerja Komda SDG Propinsi Bengkulu. Dari program program yang

sudah dilakukan Komda SDG Propinsi Bengkulu pada intinya menekankan

pentingnya upaya untuk melestarikan kekayaan sumber daya genetika yang

ada di Propinsi Bengkulu, Potensi dan peluang dari masing-masing komoditi

dan Peluang daerah dalam memanfaatkan SDG yang unik. Sosialisasi melalui

pertemuan dengan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten. Pada

acara sosialisasi disampaikan hal yang berkaitan dengan rencana

pelaksanaan kegiatan Pengelolaan sumber daya genetic (SDG) spesifik

Bengkulu. Pada tahun 2013, BPTP Bengkulu melaksanakan kegiatan

Pengelolaan SDG yang difokuskan pada komoditas tanaman buah tahunan.

Diberitahukan juga bahwa BPTP Bengkulu merencanakan pembuatan kebun

koleksi khusus untuk tanaman hortikultura. Stakeholders menyambut baik

dan akan mendukung kegiatan tersebut dengan memberikan informasi

lokasi, komoditas dan bahan koleksi.

Gambar 24. Pelaksaan FGD penguatan daya saing komoditas kopi.

Page 70: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

70

Inventarisasi dalam bentuk FGD di BPTP Bengkulu dihadiri oleh 25

orang yang berasal dari Universitas Bengkulu, Universitas Hazairin,

Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Balitbangda Provinsi Bengkulu, BPSB

Provinsi Bengkulu, Bappeda Provinsi Bengkulu dan BPTP Bengkulu.

Inventarisasi mencakup, komoditas, kolektor/peneliti, institusi, bentuk koleksi

dan lokasi. Hasil inventarisasi tanaman pangan 8 aksesi, sayuran 6 aksesi,

Hortikultura 11 aksesi, perkebunan 3 aksesi, tanaman obat 3 aksesi dan

bunga 2 aksesi.

Karakterisasi sumberdaya genetik yang sudah dilakukan dengan

metode survey, mengunjungi lokasi yang memiliki plasma nutfah spesifik

pada 7 Kabupaten/Kota. Karakterisasi yang dilakukan meliputi : Pendataan

tentang komoditi, lokasi geografis dan administratif, nama kolektor dan

pemanfaatan tanaman yang bersangtkutan bagi masyarakat. Tanaman

hortikultura yang sudah di Karakterisasi adalah Sawo pusaka, Durian bentara,

Durian tebal jeribing, Mangga Bengkulu, jeruk kalamansi, pisang curup,

manggis lebong, dan jeruk gerga lebong.

Inventarisasi lahan pekarangan dilaksanakan di Desa Padang Jaya

Kecamatan Padang Jaya dan desa Batu Layang Kecamatan Hulu Palik

Kabupaten Bengkulu Utara. Dari kedua desa di survey 10 sampel petani yang

mempunyai karagaman SDG di lahan pekarangannya. Tanaman yang

diinventarisasi adalah semua jenis tanaman serta jumlah/luas,

penggunaan/pemanfaatan serta letak koordinat dari masing masing lahan

pekarangan petani. Dari survey tersebut didapatkan sebanyak 64 jenis

tanaman pekarangan dan 2 jenis tanaman di luar pekarangan. Tanaman

pekarangan yang diusahakan petani sangat beragam dari tanaman tua

(tahunan), hortikultura dan sayuran. Untuk tanaman diluar pekarangan yang

terdapat agak jauh dari rumah terdiri dari 2 jenis tanaman tahunan yaitu

Karet dan kelapa sawit.

Pembuatan kebun koleksi di BPTP Bengkulu dengan penanaman

tanaman buah spesifik Bengkulu. Penanaman dilakukan di tanah pekarangan

Page 71: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

71

dan tabulampot. Tanaman hortikultura unggul yang sudah dikoleksi dikoleksi

adalah Manggis Lebong, Jeruk Kalamansi, Pisang Curup, Mangga Bengkulu,

Jeruk Gerga Lebong, Sawo Pusaka, Durian Bentara, Mangga madu, dan

Kelengkeng. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah:

1. Kegiatan SDG di BPTP Bengkulu telah dapat menstimulasi aktivitas dan

kinerja KOMDA SDG Provinsi Bengkulu.

2. Sosialisasi dan kordinasi mampu meningkatkan pemahaman stakeholders

terhadappentingnya SDG untuk kesejahteraan masyarakat.

3. Telah diinventarisasi 8 aksesi tanaman pangan, 6 aksesi tanaman sayuran,

11aksesi tanaman hortikultura, 3 aksesi tanaman perkebunan, 3 aksesi

taman obat dan tanaman hias sebanyak 2 aksesi.

4. Terdapat 64 jenis tanaman pekarangan yang diinventarisir di Povinsi

Bengkulu.

5. Telah terbentuk kebun koleksi mini berbagai tanaman buah unggul

(mangga, manggis, durian, sawo, jeruk) Bengkulu dan screen house.

6.1.7. Pengkajian Pengelolaan Lahan Sub Optimal Untuk Mendukung Swasembada Pangan di Provinsi Bengkulu

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan produktivitas lahan

rawa melalui penerapan paket teknologi system tanam dan varietas adaptif.

Dengan keluaran adalah rekomendasi paket teknologi pengolahan lahan rawa

melalui penerapan paket teknologi system tanam dan varietas adaptif.

Gambar 25, 26. Lokasi pengkajian dan pelaksanaan analisis hara dengan alat uji hara tanah rawa.

Page 72: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

72

Kesimpulan yang didapatkan adalah dengan menerapkan komponen

teknologi PTT lahan rawa terjadi peningkatan produksi dari 2-3 ton/hektar

menjadi 4,5-5,5 ton/hektar. Varietas padi rawa yang adaptif adalah inpara 2,

inpara 1 dan inpara 3. Lebih lengkapnya paket rekomendasi untuk lahan

rawa bergambut adalah:

a. Pengolahan lahan; membuat/membersihkan saluran sekunder dan tersier

(cacaing) yang masuk kelahan.

b. Membersihkan lahan (sanitasi) dengan herbisida atau lainnya tapi tidak

boleh di bakar.

c. Olah lahan dengan cangkul atau hand traktor kura-kura, dapat dilakukan

2-3 kali lalu beri dolomite.

d. Pemupukan harus sesuai kebutuhan tanaman dapat diketahui dengan

alat PUTR pada wilayah kegiatan rekomendasi pupuk adalah: urea

300kg/ha, SP 36 50 kg/ha, KCL 125 kg/ha dan kapur 500-1000 kg/ha.

Pupuk dasar umur 7-14 hst (33 % urea+100% SP36). Susulan 1 umur

21-30 hst (33 % urea + 50% KCL) susulan 2 pada umur 35-45 hst (33%

+50% KCL).

e. Persemaian basah dengan jumlah benih 25 kg, umur bibit 25-30 HST

bibit tanam 2-3 batang.

f. Gunakan jajar legowo 2:1.

g. Lakukan panen 80 % daun bendera mongering dan penjemuran sampai

kadar air 12 %.

6.1.8. Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (M-AP2RL) dengan Pendekatan Analisis Modelling Mendukung Desentralisasi Rencana Aksi (Decentralized Action LAN/DAP) Peningkatan Produksi padi di Provinsi Bengkulu

Padi merupakan komoditas pangan utama. Komoditas ini merupakan

salah satu komoditas unggulan yang termasuk dalam program empat sukses

kementerian pertanian. Program ini bertujuan untuk mewujudkan ketahanan

pangan nasional. Beras sebagai bahan utama di Indonesia dibutuhkan lebih

dari 90% penduduk. Kebutuhan beras dewasa ini belum dapat dipenuhi dari

produksi dalam negeri.

Page 73: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

73

Gambar 27. Causal loop diagram sistem produksi padi Provinsi Bengkulu.

Upaya peningkatan produksi beras telah dilakukan sejak lama.

Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, masalah kecukupan pangan

menjadi isu penting karena permintaan beras terus meningkat seiring dengan

laju pertumbuhan penduduk. Optimasi produktivitas padi di lahan sawah

merupakan salah satu peluang peningkatan produksi gabah nasional. Hal ini

sangat dimungkinkan bila dikaitkan dengan hasil padi pada agroekosistem ini

masih beragam antar lokasi dan belum optimal. Rata-rata hasil 4,7 t/ha,

sedangkan potensinya dapat mencapai 6 – 7 t/ha.

Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya, tanaman padi

mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi

Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan

produktivitas yang masih rendah (4,03 t/ha). Peluang untuk meningkatkan

Luas tanam

padi

Intensitas

Pertanaman

Produktivitas

padi

Pupuk

Benih

OPT

Luas sawah

Ketersediaan

air

Cetak

sawah

Alih fungsi

lahan

Produksi

padi

+

+

+

+

+

+

Penyuluhan

Mekanisasi

+

+

Losses

pra panen

+

+

--

+

+

-

Tenaga kerja

pertanian

+-

+

(-)

Jumlah

penduduk Pertambahan

jumlah

penduduk

+

+

(+)

Lahan

suboptimal

+

Curah

hujan

+

+

Sosial-budaya-

Sawah irigasi

+

Sawah non-

irigasi +

Regulasi

Pemerintah

Jaringan

irigasi

+

+

Ekspor padi

-

(-)

-

+

+

Bencana

Alam+

Page 74: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

74

produksi padi di Provinsi Bengkulu masih terbuka melalui intensifikasi dan

efisiensi penggunaan lahan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi system

modeling pada studi dan analisis pengembangan bahan rekomendasi

kebijakan peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu dan melakukan

koordinasi analisis pengembangan kebijakan peningkatan produksi padi

(decentralized action plan) dengan pendekatan model Perencanaan

Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan (M-P3RL) .

Data yang digunakan dalam kegiatan ini berupa data primer dan data

sekunder. Data primer akan dikumpulkan dari petugas lapang dan petani,

sedangkan data sekunder dari dinas pertanian, PU, transmigrasi dan sosial,

BMKG, BPS serta BPSB. Data yang dikumpulkan antara lain: alih fungsi lahan,

luas sawah, petugas lapang, sarana irigasi, benih, pupuk, OPT, laju

pertumbuhan penduduk, tingkat konsumsi beras, susut hasil dan pengolahan

lahan. Setelah pengumpulan data dilakukan indetifikasi sistem, pembuatan

struktur model, uji validasi dan uji sensitivitas untuk mengetahui tingkat

kepekaan variabel-variabel yang mempengaruhi. Data kemudian diolah

dengan menggunakan program komputer dan selanjutnya dilaporkan secara

deskriptif.

Dari hasil simulasi data eksisting yang dilanjutkan dengan menguji

sensitivitas diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi produksi padi di

Provinsi Bengkulu adalah: konversi lahan, Cetak sawah baru, Pemanfaatan

lahan suboptimal, Ketersediaan jaringan irigasi, Pengelolaan air,

Pengendalian OPT, Intensitas Penyuluhan, Rekomendasi benih, Rekomendasi

pupuk , Losses dan Mekanisasi Pertanian.

Dengan mensimulasi variabel-variabel diatas, diperoleh beberapa skenario

kebijakan:

1 . Adopsi Rekomendasi pupuk dari 35% menjadi 70% melalui penjaminan

ketersediaan pupuk tepat waktu.

Page 75: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

75

2 . Optimalisasi Lahan marjinal hingga 12.000 Ha untuk meningkatkan luas

lahan sawah.

4. Peningkatan penggunaan VUB berkualitas dari 25% menjadi 60%

melalui program bantuan benih.

5. Peningkatan intensitas penyuluhan dari 10 % menjadi 30%.

6. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 120 menjadi 200.

Peningkatan penggunaan pupuk dari 35% menjadi 70% dari

rekomendasi, dapat dilaksanakan jika ada jaminan ketersediaan pupuk yang

memenuhi 6 tepat (Waktu, Jenis, Dosis, Lokasi, Jumlah dan Harga).

Pemanfaatan lahan sub optimal juga berperan dalam peningkatan produksi

padi di provinsi Bengkulu. Lahan sub optimal yang ada di Provinsi Bengkulu

terdiri atas rawa Lebak dangkal dan pantai. Optimalisasi lahan-lahan tersebut

dapat meningkatkan produksi secara signifikan.

VUB sudah diakui menjadi salah satu titik ungkit dalam peningkatan

produktivitas. Penggunaan VUB secara luas dari 25% menjadi 60% dan

didukung dengan peningkatan penyuluhan akan menaikkan produksi padi di

Provinsi Bengkulu. Peningkatan produktivitas belum menjamin peningkatan

produksi jika luas panennya berkurang. Peningkatan luas panen dapat

dilakukan melalui peningkatan Indeks Pertanaman.Peningkatan Produksi padi

di Provinsi Bengkulu akan dicapai melalui peningkatan IP dari 120 menjadi

200.

Penyediaan fasilitas dan perangkat pendukung pengembangan system

Produksi padi perlu dilakukan khususunya pada sistem usahatani antara lain

penggunaan varietas unggul baru dan aspek penyuluhan.

Kesimpulan yang dapat dirumuskan di dalam kajian penelitian dan

pengkajian ini adalah:

1. Adopsi rekomendasi pupuk dari 35% menjadi 70% melalui penjaminan

ketersediaan pupuk tepat waktu.

2. Optimalisasi Lahan marjinal hingga 12.000 Ha untuk meningkatkan luas

lahan sawah.

Page 76: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

76

3. Peningkatan penggunaan VUB berkualitas dari 25% menjadi 60% melalui

program bantuan benih.

4. Peningkatan intensitas penyuluhan dari 10 % menjadi 30%.

5. Peningkatan IP dari 1,2 menjadi 2.

6.1.9. Mapping Potensi BBI dan BBU dalam Penyediaan Benih Berkualitas di Provinsi Bengkulu

Swasembada beras dipengaruhi oleh pemanfaatan varietas unggul,

peningkatan kualitas sarana dan prasarana pertanian (khususnya jaringan

irigasi), teknik budidaya, dan rekayasa kelembagaan. Penggunaan varietas

padi unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap pemupukan dan

toleran terhadap serangan hama penyakit utama telah terbukti dapat

meningkatkan produktivitas, efisiensi produksi, dan kecukupan pangan.

Di Provinsi Bengkulu, penggunaan benih unggul bersertifikat secara

mandiri masih relatif rendah. Salah satu penyebab dari rendahnya

pemanfaatan benih unggul bermutu adalah lemahnya peran kelembagaan

perbenihan dalam pembinaan (penyediaan, informasi, dan distribusi) ke

petani. Kesadaran petani untuk membeli VUB di kios pertanian masih rendah,

sehingga jika tidak ada bantuan VUB dari pemerintah, para petani

menggunakan benih yang dihasilkan dari pertanamannya sendiri.

Sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing,

dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan

penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Peran BBI

dan BBU sangat penting dalam penyediaan benih berkualitas yang sesuai

dengan preferensi petani.

Page 77: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

77

Gambar 28. Lahan produksi bibit padi dan jagung di kab.Rejang Lebong.

Tujuan dari pelaksanaan pengkajian mapping potensi BBI dan BBU

dalam penyediaan benih berkualitas di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013

adalah:

1. Menginventarisir potensi, kinerja, dan permasalahan kelembagaan

perbenihan padi di Provinsi Bengkulu.

2. Membuat peta/mapping potensi dan kinerja kelembagaan perbenihan

padi di Provinsi Bengkulu.

3. Mengkaji sinergisitas kinerja perbenihan di Provinsi Bengkulu.

4. Mendapatkan alternatif strategi dalam pengembangan kelembagaan

perbenihan di Provinsi Bengkulu.

Pengkajian dilaksanakan di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu

dari bulan April - Juni 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui survey dan

FGD. Survey dan FGD dilakukan untuk menghimpun data potensi dan kinerja

lembaga perbenihan yang ada di Provinsi Bengkulu dengan menggunakan

daftar/blanko isian yang sudah disiapkan. Survey terhadap petani penangkar

dilakukan pada 100 orang petani penangkar di 10 kabupaten/kota dan FGD

terhadap lembaga perbenihan dilakukan pada lembaga perbenihan di Kota

Page 78: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

78

Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, dan Mukomuko. Data yang

diperoleh ditabulasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Sistem kelembagaan perbenihan di Provinsi Bengkulu belum tangguh

(produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan). Kondisi dan kinerja

lembaga perbenihan pemerintah (BBI/BBU) belum optimal yang ditunjukkan

oleh rendah dan lemahnya produksi benih, sarana prasarana, SDM,

infrastruktur, struktur organisasi, dan sistem pembiayaan.

Gambar 29. Peralatan prosesing benih.

Kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu cukup tinggi yaitu

3.442,93 ton per tahun dan belum dapat terpenuhi oleh penangkaran lokal.

Kelompok petani penangkar di Provinsi Bengkulu cukup banyak yaitu 41

kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 1.168 orang, namun aktivitasnya

masih tergantung dari keberadaan program dari pemerintah dan swasta.

Alasan dari rendahnya aktivitas petani penangkar disebabkan oleh harga,

pemasaran, keterbatasan sarana dan prasarana serta modal menjadi alasan

utama bagi petani penangkar.

Masing-masing lembaga perbenihan di kabupaten dan provinsi masih

terkesan menjalankan tupoksi lembaga masing-masing tanpa atau dengan

kadar koordinasi dan integrasi yang minim secara parsial dan belum terjalin

Page 79: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

79

networking yang baik. Hal ini ditunjukkan dari asal benih sumber dan

promosinya yang belum berjalan dengan baik.

Peran lembaga perbenihan sebagai penyediaan benih padi dan

pengungkit peningkatan produksi beras secara regional maupun nasional

perlu dibangun dengan komitmen yang baik dari berbagai pihak. Berdasarkan

hasil FGD yang dilakukan di Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong,

Lebong, dan Mukomuko disimpulkan bahwa:

1. Benih berkualitas diakui menjadi syarat utama dalam peningkatan

produktivitas dan produksi padi.

2. Lembaga perbenihan di daerah perlu direvitalisasi.

3. Dinas Pertanian kabupaten akan berinisiatif untuk meningkatkan peran

lembaga perbenihan melalui dana APBD.

4. Perlu disampaikan ke pemerintah pusat untuk meninjau regulasi dan

mekanisme bantuan benih.

5. Tindakan antisipatif daerah diperlukan dalam penyediaan benih

berkualitas.

6. Perlu sinergisme dan integrasi program antar lembaga perbenihan di

Provinsi Bengkulu.

6.1.10. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan (MP3MI) Berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu

Tujuan kegiatan MP3MI berbasis jeruk adalah untuk

mengintroduksikan inovasi teknologi pengolahan erpadu kebun jeruk sehat

(PTJKS) dan pasca panen jeruk kepada pengguna di kawasan pengembangan

jeruk, menimbulkan minat pengguna terhadap teknologi tersebut dan

memperoleh umpan balik dari stake holder dan pengguna untuk memperoleh

model pengembangan MP3MI berbasis jeruk yang spesifik lokasi.

Page 80: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

80

Gambar 30, 31. Lokasi perkebunan jeruk dan pelaksanaan temu lapang bersama anggota kelompok tani jeruk.

Keluaran tahun 2013 adalah terintruduksinya paket inovasi teknologi

jeruk dari Badan Litbang Pertanian kepada pengguna di kawasan

pengembangan jeruk; 2) peningkatan minat pengguna terhadap teknologi

PTJKS dan pasca panen jeruk dan 3) draft model pengembangan MP3MI

berbasis jeruk yang spesifik lokasi yang berdasrkan hasil umpan balik dari

stake holder dan pengguna di kawasan pengembangan jeruk.

Dari hasil kegiatan MP3MI di Kabupaten Lebong diperoleh kesimpulan

sebagai berikut: 1) Mengintroduksikan paket inovasi teknologi jeruk dari

Badan Litbang Pertanian dapat meningkatkan pengetahuan petani dan

petugas tentang PTKJS dari 15 % menjadi 31,7 %; 2) Menumbuhkan dan

meningkatkan minat petani terhadap teknologi PTKJS dari 10 % menjadi 90

% ;3) Dapat memperoleh rancangan sementara model pengembangan

pertanian pedesaan berbasis jeruk di Kabupaten Lebong berupa model

inovasi teknologi, model diseminasi teknologi dan model kelembagaan yang

disusun berdasarkan hasil umpan balik dari stakeholder dan pengguna.

Page 81: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

81

Model inovasi teknologi yaitu teknologi PTJKS dengan penyesuain pad

teknologi pemupukan, pemangkasan dan pengendalian OPT. model

diseminasi inovasi teknologi dan kelembagaan dengan menggunakan metode

komunikasi langsung seperti demfarm, demonstrasi cara, pertemuan, temu

lapang kunjungan/anjangsana dengan menggunakan saluran instansi terkait(

dinas pertanian, BP3K, Balitjestro, kelurahan, dan kecamatan) dan tokoh

masyarakat serta KTNA, serta pemakaian media elektronik (audiovisual) yang

didukung dengan media cetak. Model kelembagaan masih perlu dikaji lebih

mendalam pada tahun yang akan datang. Untuk sementara kelembagaan

melibatkan kelembagaan petani (gapoktan,poktan KTNA), tokoh masyrakat,

kelembagaan pemerintah (dinas pertanian dan ketahanan pangan,

BPTH,BPSB, BBIH,BP4K,PPL, kelurahan/kecamatan, BPTP/Balitjestro) yang

didukung oleh mitra usaha (swasta, koperasi, BUMN dan BUMD)

6.2. Kegiatan Diseminasi

6.2.1. Komunikasi (Sosialisasi, Temu Informasi, Pameran, Melatih di BPP)

1. Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengkajian TA. 2013 ke Stakeholders di Provinsi dan Kabupaten/Kota

Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengkajian TA. 2013 ke Stakeholders

di Provinsi dan Kabupaten/Kota dilaksanakan pada tanggal 10 Desember

2013 bertempat di Hotel Santika, Jl. Jati Kota Bengkulu. Peserta yang hadir

pada acara ini adalah sebanyak 30 orang yang terdiri dari Kepala

Dinas/Badan lingkup pertanian di provinsi dan di kabupaten/kota, serta

peneliti/penyuluh BPTP Bengkulu.

Page 82: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

82

Gambar 32, 33. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi hasil pengkajian dan penelitian 2013.

Sebagai narasumber pada acara Sosialisasi Hasil Penelitian dan

Pengkajian TA. 2013 adalah Kepala BPTP Bengkulu Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP.

Materi yang disampaikan adalah hasil-hasil pengkajian dan diseminasi TA.

2013 dan rencana judul-judul pengkajian dan diseminasi TA. 2014.

Narasumber berikutnya adalah Kepala Balitbang dan Statistika Daerah Ir.

Diah Iriani, M.Si yang menyampaikan program kegiatan Badan Penelitian dan

Pengembangan dan Statistika Daerah dan rencana kegiatan penelitian dan

pengembangan daerah pada tahun 2014.

2. Pameran LIPI Expo dan Bengkulu Expo

Pameran dilaksanakan di Kawasan Sport Center Pantai Panjang

Bengkulu pada tanggal 26 – 30 September 2013. Bekerjasama dengan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), SKPD se-Provinsi Bengkulu,

dan Swasta menyelenggarakan pameran ilmu pengetahuan "LIPI Expo 2013"

pada 26 hingga 30 September 2013 di Kota Bengkulu. Kegiatan ini adalah

pameran LIPI yang keempat, namun yang pertama kali diadakan di luar

Page 83: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

83

Jakarta. Pameran tersebut merupakan perhelatan tahunan sebagai upaya

LIPI dalam membangun masyarakat Indonesia untuk mengenal pengetahuan

dan teknologi yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 34, 35. Penampilan produk inovasi teknologi pertanian

dari BPTP Bengkulu.

Dalam rangkaian acara Expo 2013, BPTP Bengkulu ikut serta dalam

acara pameran dan talkshow. Dalam pameran BPTP Bengkulu menampilkan

produk inovasi teknologi yang telah dihasilkan dan produk-produk olahan

pasca panen serta bahan publikasi seperti leaflet, banner dan mini banner.

Produk-produk yang ditampilkan adalah: tanaman cabai merah, kubis ungu,

kubis hijau, kucai, seledri, terong, telor ayam KUB. Produk olahan makanan

Page 84: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

84

dari Laboratorium Pascapanen diantaranya adalah sari buah tomat, sari buah

bembam, kue tat Bengkulu, sari buah jeruk gerga, dan es krim ubi jalar.

Media cetak produksi Laboratorium Pascapanen adalah:

Leaflet berjumlah 5 judul: 1) Peningkatan produktivitas lahan sub-optimal

dengan VUB padi spesifik lokasi, 2) Budidaya bawang merah spesifik dataran

rendah, 3) Ayam KUB, 4) PTT Padi sawah, 5)Peningkatan produksi padi

melalui sistem jarwo.

Mini Banner sebayak 9 buah berjudul: 1) Prospek budidaya bawang merah

dataran rendah di pekarangan, 2) Perangkat Uji Pupuk, 3) Perangkat Uji

Tanah Kering, 4) Perangkat Uji Tanah Rawa, 5) Perangkat Uji Tanah Sawah,

6) Sari buah jeruk Gerga,7) Sari buah tomat, 8) Es krim ubi jalar, 9) Tortilla

burger.

Banner sebanyak 7 buah berjudul: 1) Caplak roda, 2) Kalender tanam

terpadu, 3) Varietas jagung, 4) VUB kacang tanah, 5) VUB padi rawa, 6) VUB

padi sawah irigasi.

Selain pameran, LIPI juga menyelenggarakan Seminar Pemanfaatan

Potensi Sumber Daya Lokal untuk Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Bengkulu dan beragam pemaparan hasil penelitian LIPI. Lembaga tersebut

mengadakan seminar hasil penelitian LIPI di Kantor Gubernur Bengkulu serta

beberapa diskusi interaktif di area LIPI Expo Pantai Panjang.

3. Pameran Hari Pangan Sedunia ke-33 di Padang Sumbar

Pameran Hari Pangan Sedunia ke-33 di Padang dilaksanakan di

lokasikawasan TVRI Stasiun Sumatera Barat pada tanggal Oktober 2013.

Pameran hari pangan sedunia atau world food day tahun 2013 mengangkat

tema “Sustainable food systems for food security and nutrition”. Di

Indonesia, peringatan Hari Pangan Sedunia dilaksanakan di Provinsi

Sumatera Barat dengan tema nasional “Optimalisasi Sumberdaya Lokal

melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi

Masyarakat”. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam HPS adalah Gelar

Page 85: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

85

Teknologi Pertanian yang tidak lain adalah media alih pengetahuan dan

teknologi secara langsung kepada pengguna. Gelar teknologi diharapkan

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau petani sebagai upaya

meningkatkan produksi, guna menjawab ketersediaan pangan dan menekan

kelaparan. Lahan pertanian yang tersedia harus dimanfaatkan melalui

penerapan teknologi tepat guna, sehingga produksi dan pendapatan petani

terus meningkat yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan.

Gambar 36, 37. Produk unggulan Bengkulu di tampilkan dalam pameran Hari

Pangan Sedunia.

Pameran yang dilaksanakan pada lokasi gelar teknologi ini BPTP

Bengkulu menampilkan 2 judul leaflet yaitu: corn chips, marmalade selai

jeruk Gerga, buah jeruk Gerga 20 kg dan bibit tanaman jeruk Gerga umur 6

bulan sebanyak 14 batang, buah Mangga Bengkulu 10 kg dan bibit Mangga

Bengkulu umur 1 tahun sebanyak 10 batang dan leaflet 2 judul. Produk

olahan makanan yang dipamerkan yaitu sari buah jeruk Kalamansi, sari buah

jeruk Gerga, kue tat selai jeruk Gerga dan corn chips.

Page 86: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

86

4. Pameran Pekan Pertanian Spesifik Lokasi II (PPSL II) di Kendari Sulawesi Utara

Pameran PPSL II dilaksanakan pada tanggal 20 – 25 November 2013

bertempat di arena Eks MTQ Kendari. Pameran menampilkan berbagai

inovasi teknologi spesifik lokasi Badan Litbang Pertanian, Perguruan Tinggi,

Pemda, maupun lembaga penelitian non kementerian (BPPT, LIPI, Batan)

dan swasta (lisensor inovasi Badan Litbang Pertanian). Konsep penyajian

inovasi teknologi spesifik lokasi didasarkan atas 8 kluster Agroekosistem

dalam bentuk pameran maupun gelar teknologi di lokasi utama.

Pameran dari BPTP Bengkulu pada agroekosistem lahan sawah

ditampilkan model caplak roda dan dua buah banner tentang system tanam

jajar legowo 4 : 1 dengan menggunakan caplak roda, dan banner caplak

roda. Untuk di agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim basah

ditampilkan mangga Bengkulu, sari buah bembam dan manisan bembam,

serta banner mangga Bengkulu. Untuk diagroekosistem lahan kering dataran

tinggi iklim basah ditampilkan buah jeruk gerga, kentang merah, sari buah

jeruk gerga, kue tat selai jeruk gerga, keripik kentang merah dan banner

Jeruk Gerga dan banner kentang merah

Page 87: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

87

Gambar 38, 39. Pameran PPSL II di Kendari Sulawesi Utara.

5. Pameran Pekan Inovasi Peternakan Ramah Lingkungan (PIP-RL) dan Ekspose pada Kebun Percobaan Gowa-Bajeng Makasar Sulawesi Selatan

Tujuan dari acara Pameran Pekan Inovasi Peternakan Ramah

Lingkungan Dan Seminar Nasional (PIP-RL) untuk memudahkan masyarakat

pengguna untuk mengakses teknologi yang dibutuhkan sehingga informasi

mengenai teknologi terkini dapat dengan cepat diketahui oleh calon

pengguna teknologi, Menghimpun ide/gagasan yang informatif dan

implementatif dalam mendukung program swasembada daging dan

pengembangan industri perternakan, Sebagai forum pertukaran informasi

mengenai teknologi perternakan yang spesifik lokasi serta ajang sosialisasi

teknologi secara nasional.

Page 88: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

88

Gambar 40, 41. Produk yang di pamerkan di Gowa-Bajeng Makasar SULSEL.

Pada stan pameran BPTP Bengkulu menampilkan leaflet, buku,

banner dan produk-produk pakan ternak sapi hasil inovasi teknologi produk

teknologi perternakan unggulan Bengkulu. Judul leaflet antara lain: Sistem

Perkandangan Sapi Poton, Perkawinan Yang Tepat Pada Sapi Potong,

Teknologi Pemanfaatan Limbah Ternak Untuk Pembuatan Pupuk Organik,

Formulasi Pakan Murah Dari Kulit Kopi, Tatalaksana Pemeliharaan Sapi

Potong, Teknologi Inseminasi Buatan (IB) Sapi Potong, Membantu Proses

Kelahiran Dan Penanganan Pedet, Teknologi Fermentasi Jerami Padi Untuk

Pakan Ternak.

Buku berjumlah 2 judul yaitu Pemanfaatan Kotoran Ternak Untuk

Pembuatan Biogas dan Pupuk Kompos dan buku Teknologi Pengawetan

Hijauan Makanan Ternak (HMT) Dan Limbah Pertanian. Pada stan BPTP

Bengkulu juga menampilkan produk perternakan berjumlah 3 Jenis yaitu:

1. Kulit kopi fermentasi berjumlah 4 Bungkus @ 1 Kg

2. Solid fermentasi berjumlah 4 Bungkus @ 1 Kg

3. Kompos berbahan baku kulit kopi berjumlah 4 Bungkus @ 1 Kg

Page 89: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

89

6.2.2. Penyusunan Bahan diseminasi dan Publikasi Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Melalui Siaran TV, Radio, Cetakan)

Selama tahun 2013 telah tersusun media informasi bahan diseminasi

dan publikasi hasil penelitian dan pengkajian teknologi pertanian spesifik

lokasi berupa:

1. Publikasi dalam bentuk media cetak terdiri atas:

- Publikasi di Tabloid SinaTani sebanyak 1 kali dengan judul Expo dan r

Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (Exsitek)

Mendukung Empat Sukses Program Strategis Kementerian Pertanian

tanggal 14 – 15 Desember 2012 dipublikasi pada Tabloid Sinar Tani

Edisi 26 Desember 2012 tanggal 1 Januari 2013 No. 3488 Tahun XLIII.

- Buku sebanyak 4 judul antara lain: 1) 68 inovasi Badan Litbang

Pertanian, 2) Teknologi Produksi Tanaman Jeruk, 3) Pengendalian

Hama dan Penyakit, 4) Prosiding Prosiding Seminar Inovasi Teknologi

Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Empat Sukses Kementerian

Pertanian di Provinsi Bengkulu Tanaman Jeruk.

- leaflet sebanyak 22 judul.

Tabel 13. Judul leaflet yang dicetak pada Tahun 2013.

No Judul Jumlah

(eksemplar)

1. Perkawinan yang Tepat Pada Sapi Potong 25

2. Teknologi Fermentasi Jerami Padi untuk Pakan Ternak

25

3. Formulasi Pakan Murah dari Kulit Kopi 25

4. Membantu Proses Kelahiran dan Penanganan Pedet 25

5. Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Potong Bunting 25

6. Teknologi Pemanfaatan Limbah Ternak untuk Pembuatan Pupuk Organik

25

7. Sistem Perkandangan Sapi Potong 25

8. Inseminasi Buatan Sapi Potong 25

9. Budidaya Cabe 100

10. Keripik Wortel 100

11. Budidaya Kol Bunga 100

12. Peningkatan Lahan Sub Optimal dengan VUB Padi Spesifik Lokasi

100

13. Teknologi Pemanfaatan Limbah Ternak untuk

Pembuatan Pupuk Organik

100

14. Manisan Terung 100

15. Manisan Kering Tomat 100

Page 90: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

90

16. Marmalade Selai Gerga 100

17. Teknologi Pengolahan Tortilla Chips 100

18. Teknologi Budidaya sayuran Vertikultur 100

19. Aplikasi Trichoderma pada Pembuatan Kompos dan

Pengendalian Penyakit Tanaman Jeruk

50

20. Pengenalan dan Pengendalian Penyakit CVPD 50

21. Pembiakan Agen Hayati Trichoderma sp. Untuk

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Jeruk

58

22. Pembuatan Bubur Kalifornia untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jeruk

75

2. Publikasi dalam bentuk media elektronik terdiri atas: publikasi hasil

penelitian dan pengkajian teknologi spesifik lokasi melalui siaran radio

sebanyak judul 12 judul dan publikasi melalui siaran TV dengan judul

dengan judul “Etalase Pemanfaatan Lahan Gambut di Kabupaten

Mukomuko”. Publikasi ini dirilis dalam rangka mendukung kegiatan Pekan

Daerah XIV Mukomuko yang dilasanakan pada bulan Juni 2013. Dalam

publikasi ini melibatkan Kepala Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) DR. Agung Hendriadi, M.

Eng. sebagai narasumber.

Gambar 42. Pengambilan gambar/syuting bersama TVRI.

Page 91: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

91

Gambar 43. Wawancara TVRI dengan stakeholder yaitu

PEMDA Bengkulu Utara di lokasi kegiatan MKRPL.

6.3. Kegiatan Pendampingan 6.3.1. Demfarm Kedelai Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah

padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang

kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan

pakan. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting

dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan

murah harganya. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan

pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan

pangan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan kedelai cenderung

meningkat.

Page 92: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

92

Gambar 44. Tanaman kedelai pada lokasi denfarm.

Melalui kegiatan Demfarm diharapkan terjadi perbaikan pemahaman

petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi

dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya.

Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani

adalah melalui demplot tanaman di lahan. Demfarm merupakan salah satu

media diseminasi yang cukup efektif dilapangan, dapat langsung dilihat

petani yang diharapkan dapat langsung menerapkan di areal usaha taninya

sendiri.

Tujuan kegiatan Demfarm Kedelaipada tahun 2013 adalah

menyebarluaskan varietas unggul spesifik lokasi kepada petani serta

mempercepat adopsi komponen teknologi budidaya tanaman kedelai di

Provinsi Bengkulu. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah

tersebarluasnya varietas unggul spesifik lokasi pada tingkat petani dan

teradopsinya secara luas komponen teknologi budidaya tanaman kedelai di

Provinsi Bengkulu.

Kesimpulan dari kegiatan adalah:

1. Keragaan pertumbuhan dan hasil demfarm pada Kabupaten Seluma

menunjukkan bahwa varietas anjasmoro, Argomulyo, dan Tanggamus

Page 93: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

93

mempunyai potensi dan peluang untuk dikembangkan secara luas di

Provinsi Bengkulu.

2. Produktivitas varietas Anjasmoro yaitu 0,5-1,8 ton/ha dan varietas

Argomulyo 0,4-0,6 ton/ha. Sedangkan untuk varietas Tanggamus 1,1

ton/ha.

3. Dari 11 komponen teknologi PTT kedelai, 9 komponen (81,8%) telah

diadopsi. Sedangkan yang belum sebanyak 2 komponen (18,2 %) yaitu

teknologi pengendalian OPT secara terpadu dan pemberian bahan

organik.

6.3.2. Kalender Tanam Terpadu

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 45/2011 tentang Tata

Hubungan Kerja Antara Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan,

dan Penyuluhan Pertanian dalalm mendukung Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN), pada dasarnya terkait dengan; a) pengembangan dan

penerapan Kalender Tanam (Katam) Terpadu, baik dalam penyusunan,

maupun sosialisasi dan validasi/verifikasi lapang, dan b) mendukung upaya

adaptasi perubahan iklim dalam pengamanan/penyelamatan atau

pengurangan resiko, pemantapan pertumbuhan produksi, dan mengurangi

dampak sosial-ekonomi.

Untuk mengimplementasikan Permentan No. 45/2011, Badan Litbang

Pertanian telah menyusun Sistem Kalender Tanam Terpadu yang menjadi

rujukan dalam menyusun rencana pengelolaan pertanian tanaman pangan di

daerah. Informasi tersebut meliputi estimasi awal tanam kedepan

berdasarkan prediksi iklim, yang dilengkapi dengan informasi iklim lainnya,

serta rekomendasi teknologi berupa varietas, benih dan pemupukan

berimbang. Sistem Kalender Tanam Terpadu dapat diakses melalui website

Badan Litbang Pertanian (litbang.deptan.go.id).

Page 94: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

94

Gambar 45. Sosilisasi Kalender tanam di Kabupaten Kaur.

Untuk lebih mengefektifkan penerapan Permentan ini, maka perlu

kiranya diadakan koordinasi dan komunikasi kepada stakeholder. Oleh sebab

itu, dalam penerapannya, peranan BPTP di masing-masing daerah menjadi

strategis dan menentukan dalam mensosialisasikan dan advokasi program

sistem informasi kalender tanam terpadu ini.

Tujuan dari pelaksanaan pengawalan kalender tanam terpadu pada

tahun 2013 adalah; 1) Melaksanakan sosialisasi dan verifikasi sistem

informasi kalender tanam terpadu kepada stakeholder, 2) Membuat

rekomendasi sistem informasi kalender tanam terpadu yang spesifik lokasi.

Keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya sosialisasi dan verifikasi

system informasi kalender tanam terpadu kepada stakeholder dan

rekomendasi sistem informasi kalender tanam terpadu yang spesifik lokasi.

Page 95: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

95

Kesimpulan dari kegiatan adalah:

1. Kegiatan sosialisasi kalender tanam terpadu MT.II tahun 2013 dan MT I

tahun 2013/2014 telah dilaksanakan pada 10 Kabupaten/Kota di Provinsi

Bengkulu yang meliputi; a) Zona timur adalah Kabupaten Kepahiang,

Rejang Lebong dan Lebong, yang telah dilaksanakan pada tanggal 8-11

April 2013, b) Zona utara adalah Kabupaten Benteng, Bengkulu Utara

dan Muko-muko yang telah pada tanggal 8-11 april 2013, c) Zona

Selatan yaitu Kabupaten seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur yang

dilaksanakan pada tanggal 16-18 april 2013.

2. Diperolehnya rekomendasi system informasi kalender tanam terpadu

spesifik lokasi terdiri dari; a) Rekomendasi varietas padi sawah, jagung

dan kedelai, b) Rekomendasi pupuk tunggal dan pupuk majemuk untuk

padi sawah, c) Informasi serangan OPT untuk tanaman padi sawah,

jagung dan kedelai.

6.3.3. Pendampingan SL-PTT Padi di Provinsi Bengkulu

Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman

pangan dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi

juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB)

nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan

Abdulrahman, 2008).Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pada

tahun 2011 Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi sebesar

70,60 juta ton GKP. Sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padi

ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun (Kementerian Pertanian,

2011).

Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan

produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha). Produktivitas padi, jagung, dan

kacang tanah di Bengkulu masih relatif rendah yang berturut-turut adalah:

4,06 t/ha, 3,60 t/ha dan 0,99 t/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2010), sedangkan

potensi hasilnya dapat mencapai 6,5 t/ha untuk padi, 5,0 t/ha untuk jagung,

dan 2,0 t/ha untuk kacang tanah. Penyebabnya antara lain adalah

penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat

Page 96: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

96

di tingkat petani masih relatif rendah (sekitar 40-50%), penggunaan pupuk

yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum

populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi dan terdifusi

secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan

produksi mutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi

(Kustiyanto, 2001).

Gambar 46. Lokasi pendampingan yang telah menerapkan legowo.

Luas SL-PTT Padi tahun 2013 adalah 4.625.000 ha, yang dialokasikan

pada kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi rawa lebak, padi lahan

kering dan padi sawah) seluas 297.900 ha, kawasan pengembangan (padi

sawah, padi hibrida dan padi lahan kering) seluas 589.700 ha dan luas

kawasan pemantapan (padi sawah dan padi lahan kering) seluas 3.737.400

ha. Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui

pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan,

menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami

kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam

hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.

Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola

sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan budidaya

dilahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi sehingga petani menjadi

Page 97: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

97

lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka

peningkatan produksi padi dan jagung. Namun demikian wilayah diluar SL-

PTT harus tetap dilakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan

sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat meningkat.

Tujuan pendampingan SL-PTT pada tahun 2013 adalah:

1. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu.

2. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi yang dilaksanakan

oleh stakeholders.

Keluaran yang diharapkan pada kegiatan ini adalah tersebarluasnya

adopsi komponen teknologi di Provinsi Bengkulu dan informasi kinerja

pendampingan SL-PTT padi yang efektif di Provinsi Bengkulu.

Kesimpulan dari kegiatan adalah:

1. Komponen teknologi PTT padi telah diadopsi di 10 kabupaten/Kota

Provinsi Bengkulu melalui metode diseminasi; a) Display VUB telah

dilaksanakan di 10 kabupaten/kota di Privinsi Bengkulu seluas 50 hektar,

b) Sosialisasi dan temu lapang telah dilaksanakan di 10 kabupaten dan

kota, c) Menjadi nara sumber dalam rangka mendukung kegiatan

pendampingan, d) Distribusi bahan informasi di 10 Kabupaten/Kota seperti

buku, juklak, brosur, leaflet, banner sebanyak 2.250 eksemplar dan caplak

roda sebanyak 5 buah untuk mendukung implementasi jajar legowo.

2. Efektifitas pendampingan SL-PTT padi telah berdampak pada peningkatan

produktivitas di 10 kabupaten/kota Provinsi Bengkulu yaitu rata 4,5 -5,2

ton GKP/ha menjadi 4,8 – 6,5 GKP/ ha.

6.3.4. Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) pada Berbagai Agroekosistem di Provinsi Bengkulu

Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yang

tersedia baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketersediaan jenis pangan

dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-

padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani

banyak dijumpai di daerah ini. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan

obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini.

Page 98: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

98

Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran

pemenuhan gizi, yang ditunjukkan dengan skor PPH provinsi Bengkulu 2010

sebesar 74 (BKP, 2010). Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan

ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan

sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya

tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan kegiatan pemanfaatan

Lahan Pekarangan (m-KRPL,maupun P2KP, dan program lainnya),

menunjukkan bahwa perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan

pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi

yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang

sebagaimana yang diharapkan. Demplot yang dilakukan serta pelatihan

teknis budidaya sangat mempercepat masyarakat untuk mencontoh cara

pengelolaan lahan dan pemeliharaan tanaman secara benar.

Pengalaman petani pelaksana menunjukkan bahwa dari kecukupan

kebutuhan sayuran berdampak berkurangnya pengeluaran keluarga. Hal ini

mendorong masyarakat yang belum ikut dalam kelompok timbul keinginan

masyarakat khususnya di perkotaan untuk mencoba secara mandiri. Kondisi

ini membawa keuntungan bagi pengelola KBD melalui penjualan bibit

tanaman. Beberapa manfaat yang telah dirasakan ini, maka pada tahun 2013

Model KRPL perlu dikembangkan di seluruh kabupaten dan kota.

Tujuan dari pelaksanaan Pengkajian Pengembangan Model Kawasan

Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) pada Berbagai Agroekosistem di Provinsi

Bengkulu pada Tahun 2013 adalah:

1. Mengembangkan model Rumah Pangan Lestari spesifik dataran rendah

dan dataran tinggi di 10 Kabupaten dan Kota.

2. Meningkatkan keterampilan dan minat petani dalam pemanfaatan lahan

pekarangan sesuai potensi wilayah daerahnya.

Page 99: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

99

3. Menghemat pengeluaran konsumsi rumah tangga dan meningkatkan

pendapatan petani melalui penjualan hasil, serta peningkatan Pola Pangan

Harapan (PPH).

4. Mengembangkan Kebun Bibit Inti (KBI) melalui produks ibenih sayuran,

ubi jalar, ganyong, buah-buahan, dan ayam kampung unggul (KUB) untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL).

5. Meningkatkan peran dan fungsi Kebun Bibit Desa (KBD).

Keluaran dari kegiatan ini adalah:

1. Berkembangnya model KRPL spesifik dataran rendah dan dataran tinggi di

10 Kabupaten dan kota.

2. Meningkatnya keterampilan an minat petani dalam pemanfaatan lahan

pekarangan melalui sosialisasi, ekspose, pameran.

3. Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya melalui penghematan

pengeluaran konsumsi rumah tangga dan penjualan hasil di lokasi baru,

serta PPH.

4. Dihasilkannya benih sayuran (cabe,tomat, terung, bayam, sawi) serta

benih papaya merahdelima, ubijalar, ganyong, dan ayam KUB untuk

keberlanjutan KBD dan Rumah Pangan Lestari (RPL).

5. Tumbuhnya pelaku usaha bibit di perdesaan/perkotaan melalui

penumbuhan Kebun Bibit Desa (KBD).

Gambar 47. Lokasi KRPL di Padang Jaya.

Page 100: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

100

Kesimpulan kegiatan ini adalah:

1. Terbentuknya 20 unit M-KRPL spesifik dataran rendah dan dataran tinggi

di 10 kabupaten/kota.

2. Kegiatan sosialisasi, ekspose/pameran secara deskriptif dapat

meningkatkan keterampilan dan minat petani dalam mengusahakan

lahan pekarangan.

3. Hasil survai rumah tangga menunjukkan bahwa tujuan utama petani

mengembangkan RPL adalah dapat meningkatkan pendapatan

rumahtangga dan meningkatkan ketersediaan pangan keluarga.

4. Kebun Bibit Inti (KBI) telah memproduksi benih sayuran (tomat, cabe,

bawang merah, pare belut, caisim, gambas), papaya kalifornia namun

belum mampu mensuplay kebutuhan KBD.

5. KBI telah memproduksi DOC ayam KUB dan telah didistribusikan di

sebagian KBD untuk keberlanjutan Rumah Pangan Lestari (RPL) serta

anggota masyarakat.

6. Sebagian KBD yang terbentuk (80%) telah mampu menjual bibit dan

tanaman sayuran dan menjadi motivasi anggota untuk tetap

mengembangkan KBD.

6.3.5. Model Pengembangan Pertanian Pedesaan melalui Inovasi (m-P3MI) Komoditas Kentang Merah

Perkembangan pembangunan nasional dan perubahan lingkungan

strategis yang terjadi akhir-akhir ini mendorong Kementerian Pertanian untuk

terus meningkatkan peran serta yang lebih proaktif dan sistematis,

khususnya dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat tani,

dan umumnya dalam memecahkan berbagai masalah pembangunan

pertanian. Guna mendukung pembangunan pertanian menuju terwujudnya

pertanian unggulan berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk

meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, eksport, dan

kesejahteraan petani, salah satu aktivitas Kementerian Pertanian melalui

Badan Litbang Pertanian adalah Model Pengembangan Pertanian Perdesaan

Melalui Inovasi (m-P3MI).

Page 101: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

101

Konsep Model m-P3MI berada dalam koridor tupoksi Badan Litbang

Pertanian sesuai Kepres Nomor: 177/2000 dan Kepmentan Nomor:

01/Kpts/OT.210/1/2001. Meskipun arahnya menuju perluasan jangkauan

penggunaan inovasi, akan tetapi fokus m-P3MI tetap pada model

percontohan, dan bukan pada pemasalan inovasi.

Model inovasi teknologi yang diuji cobakan dalam unit percontohan

m-P3MI yaitu komponen teknologi budidaya kentang merah seperti: a) jarak

tanam dalam bedengan 35 dan 40 cm untuk mendapatkan umbi kentang

berukuran besar, b) pupuk kimia majemuk (NPK Phonska) dan pupuk tunggal

SP-36. Komponen teknologi ini merupakan komponen teknologi yang matang

dan siap digunakan pada skala pengembangan serta mempunyai potensi

untuk memberikan dampak terutama dampak produksi yang tinggi.

Gambar 48. Lokasi tanaman kentang pada saat panen pertama.

Implementasi program tersebut di lapangan berbentuk unit

Percontohan berskala pengembangan berwawasan agribisnis. Unit

percontohan bersifat holistik dan komprehensif meliputi aspek perbaikan

teknologi produksi, pasca panen, pengolahan hasil, aspek pemberdayaan

masyarakat tani, aspek pengembangan dan penguatan kelembagaan sarana

Page 102: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

102

pendukung agribisnis. Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran dan

diseminasi teknologi berjalan secara simultan, sehingga spektrum diseminasi

menjadi semakin meluas.

Unit percontohan m-P3MI itu sekaligus berfungsi sebagai laboratorium

lapang, juga sebagai ajang kegiatan pengkajian, untuk perbaikan teknologi

dan perekayasaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis. Dukungan

pengkajian ini dibutuhkan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bio-

fisik dan sosial ekonomi yang berkembang sangat dinamis. Selama proses

ujicoba atau pengkajian diharapkan mendapat umpan balik (feedback) untuk

penyempurnaan model pengembangan.

Tujuan pelaksanaan kegiatan pengkajian diseminasi m-P3MI berbasis

kentang merah pada tahun 2013 adalah:

a. Mendiseminasikan inovasi teknologi Kentang Merah.

b. Pembinaan kelompok tani, melalui pertemuan petani.

c. Mendorong petani menanam kentang merah sebagai tanaman spesifik

lokasi Kabupaten Rejang Lebong.

Pengkajian dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2013 di

Kabupaten Rejang Lebong. Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Menentukan desa petani sasaran yang kelompok taninya banyak

menanam kentang merah

b. Menetapkan salah satu dari kelompok tani menjadi lokasi petak

percontohan

c. Melakukan pertemuan petani

d. Identifikasi wilayah sebaran penanaman kentang merah

e. Kunjungan pembinaan teknologi pertanian

f. Analisis tanah, analisis tanaman, dan analisis kompos

g. Pelaksanaan petak percontohan penanaman kentang merah

Page 103: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

103

Parameter yang diukur dalam kegiatan pengkajian adalah:

1. Jumlah kelompok tani yang mengunjungi petak percontohan

2. Adopsi teknologi

3. Peningkatan pendapatan petani

4. Minat petani terhadap disemimasi teknologi

5. Pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil tanaman

kentang merah.

Dengan adanya kegiatan m-P3MI dan penerapan komponen teknologi

pada petak percontohan, beberapa dari anggota kelompok tani lain yang

ingin mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang

merah melakukan kunjungan ke lapangan untuk mengetahui secara

langsung. Berdasarkan informasi dari petani pelaksana petak percontohan,

ada 20 orang dari 4 kelompok yang mengunjungi petak percontohan. Petani

yang mengunjungi petak percontohan biasanya petani yang respon terhadap

inovasi teknologi dan masih berumur produktif (rata-rata 42,3 tahun).

Jumlah petani yang mengunjungi petak percontohan penanaman

kentang merah sebanyak 20 orang dari 4 kelompok tani. Jumlah petani yang

sedikit ini karena petani beranggapan bahwa teknologi yang diterapkan pada

petak percontohan sama dengan teknologi yang mereka terapkan selama ini.

Mereka beranggapan bahwa apa yang selama ini dilakukan petani sudah

sesuai dengan teknologi anjuran, dimana petani yang biasa menanam

kentang merah sebagian besar merupakan kelompok tani yang telah

mendapat bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong.

Menurut BPTP Bengkulu (2012), hasil survey yang dilakukan pada

petani kentang merah di lokasi kegiatan pada tahun 2012, tingkat pendidikan

petani rata-rata 8,01 tahun. Deskripsi responden tersebut menggambarkan

bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani masih rendah karena belum

mencapai pendidikan dasar/wajib belajar yang ditetapkan pemerintah (9

tahun). Oleh karena itu kemampuan untuk menganalisa inovasi teknologi

masih sangat rendah. Biasanya kalau produksi/produktivitas yang dicapai

Page 104: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

104

tinggi, baru petani akan mempercayai teknologi tersebut. Namun demikian,

belum tentu petani akan menerapkan teknologi tersebut secara utuh, karena

petani cenderung mengurangi semua biaya usahatani karena takut gagal

dalam usahatani kentang merah yang penggunaan input tinggi dan biaya

besar.

Teknologi yang diaplikasikan di lapangan pada petak percontohan

merupakan teknologi yang dapat diaplikasikan dengan mudah oleh petani.

Dengan adanya petak percontohan, teknologi yang diterapkan diharapkan

diadopsi oleh petani. Apabila petani mengembangkan usahatani kentang

mengikuti anjuran teknologi (penggunaan pupuk sesuai kebutuhan, jarak

tanam, dan penggunaan pestisida yang efisien), produksi yang akan dicapai

menjadi lebih tinggi, dan keuntungan akan semakin besar.

Berdasarkan hasil pengkajian tahun 2012 di lokasi yang sama

dengan kegiatan m-P3MI, penerapan teknologi seperti yang diterapkan m-

P3MI tahun 2013, produktivitas kentang merah mencapai 22,5 t/ha.

Pada tahun 2013 ini produktivitas yang dicapai menurun menjadi

hanya 5,06 t/ha, jauh di bawah produktivitas kentang merah di Kabupaten

Rejang Lebong yang 13,65 tn/ha (Bahar, 2009). Hal ini disebabkan oleh

gangguan iklim yang sangat ekstrim pada saat itu. Pada saat tanaman

mencapai umur 55 hst, terjadi badai selama satu minggu berturut-turut,

selanjutnya reda selama tiga hari kemudian badai lagi selama satu minggu.

Akibatnya tanaman terputar-putar yang ditunjukkan oleh lubang yang

mengelilingi tanaman.

Peningkatan pendapatan petani sangat dipengaruhi oleh besarnya

biaya input yang digunakan dan produksi dengan harga jual pada saat

panen. Harga kentang sedikit bervariasi yang dipengaruhi oleh supply dan

demand serta kondisi tertentu. Namun demikian fluktuasi harga kentang

tidak terlalu besar seperti komoditas lain (cabe atau bawang merah/putih).

Page 105: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

105

Penanaman kentang merah di lokasi kegiatan m-P3MI (kentang

merah maupun kentang granola), memerlukan biaya yang relatif tinggi

terutama biaya bibit dan pestisida yang digunakan. Pada saat malam maupun

pagi hari yang berembun, biasanya penggunaan fungisida oleh petani sangat

tinggi dengan intensitas penyemprotan mencapai dua hari sekali. Akibatnya

input untuk penanaman kentang menjadi tinggi.

Penggunaan biaya input rendah dan harga jual pada saat panen yang

tinggi selalu menjadi sesuatu yang diinginkan petani. Sementara harga

kentang sedikit bervariasi yang dipengaruhi oleh supply dan demand serta

kondisi tertentu seperti bulan Ramadhan menjelang lebaran. Berdasarkan

harga jualnya, harga kentang dipengaruhi juga oleh ukuran umbi yang

dihasilkan. Ada tiga jenis kualitas yang ada dalam perdagangan Kentang

Merah maupun Kentang Kuning yaitu:

1. Kualitas A : kentang berukuran kecil

2. Kualitas B : kentang berukuran menengah,

3. Kualitas C : kentang berukuran super. Kentang ini adalah kualitas

kentang yangterbesar, biasanya harga jualnya lebih mahal dari kentang

ukuran menengah (selisih harga Rp 500,- sampai Rp1.000,-/kg). Namun

demikian fluktuasi harga kentang ini tidak terlalu besar seperti komoditas

lain (cabe atau bawang merah/putih).

Kegiatan lain yang dilakukan untuk penyebaran inovasi teknologi

dilakukan dengan melakukan pertemuan petani. Dari setiap undangan yang

dilakukan pada pertemuan petani, selalu dihadiri oleh petani sebanyak

jumlah undangan yang diberikan, bahkan kalau dibolehkan, petani lain yang

tidak diundang juga ingin hadir pada setiap pertemuan.

Salah satu media diseminasi yang cukup efektif dalam penyampaian

inovasi teknologi kepada petani yaitu pertemuan petani. Biasanya petani

yang diundang akan selalu hadir untuk mengikuti pertemuan yang

diselenggarakan. Ini menunjukkan minat petani terhadap inovasi teknologi

yang diselenggarakan melalui pertemuan petani sangat tinggi.

Page 106: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

106

Selama pelaksanaan kegiatan m-P3MI tahun 2013, dilakukan

pertemuan petani sebanyak tiga kali. Melalui pertemuan petani disampaikan

materi berupa: Kebijakan pemerintah daerah terhadap komoditas kentang

merah, Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi

(m-P3MI), Kelembagaan Petani, Peluang Pasar Kentang Merah, Pembinaan

Kelompok, Pertanian Ramah Lingkunan, Pengendalian Penyakit Penting

pada Tanaman kentang merah, dan Praktek Pembuatan Pupuk Organik.

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah:

a. Diseminasi inovasi teknologi kentang merah telah dilakukan pada

kelompok tani kooperator dan petani sekitar melalui unit

percontohan/demplot dan pertemuan petani. Pada pertemuan petani

dijelaskan inovasi teknologi yang diterapkan dan hasil yang pernah

dicapai pada tahun sebelumnya yang tinggi.

b. Pembinaan petani telah dilakukan melalui 3 kali pertemuan petani,

sehingga informasi kegiatan dan perkembangan lapangan m-P3MI

kentang merah di Kabupaten Rejang Lebong diketahui oleh stakeholder

dan kelompok tani di sekitar lokasi kegiatan. Materi yang dibahas pada 3

kali pertemuan petani yaitu: a) kebijakan pemerintah daerah terhadap

komoditas kentang merah, b) Model Pengembangan Pertanian

Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI), c) kelembagaan petani, d) peluang

pasar kentang merah, e) pembinaan kelompok, f) pertanian ramah

lingkunan, g) pengendalian penyakit penting pada tanaman kentang

merah, dan h) praktek pembuatan pupuk organik.

c. Petani selalu didorong menanam kentang merah sebagai tanaman

spesifik lokasi Kabupaten Rejang Lebong agar komoditas tersebut tidak

punah. Untuk meyakinkan petani bahwa produktivitas tinggi dapat

dicapai pada kentang merah, ditunjukkan dengan data hasil yang pernah

dicapai pada tahun sebelumnya.

Page 107: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

107

6.3.6. Diseminasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan melalui Inovasi (m-P3MI) Berbasis Integrasi Sapi-Padi di Provinsi Bengkulu

Pembangunan pertanian pedesaan difokuskan kepada peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi

sumberdaya pertanian, untuk mencapai hal tersebut harus dimulai dengan

menyusun rancangan inovasi teknologi yang akan diterapkan melalui

pendekatan integrasi sapi-padi dengan sasaran efisiensi penggunaan

sumberdaya pertanian secara terpadu dan pengembangannya berdasarkan

prinsip zero waste dengan pemanfaatan potensi limbah tanaman sebagai

sumber pakan ternak dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk

organik, penciptaan lapangan kerja baru di pedesaan dan peningkatan

partisipasi masyarakat dalam mewujutkan usaha agribisnis berdaya saing dan

ramah lingkungan.

Gambar 49, 50. Fermentasi jerami dan pemberian pakan jerami pada sapi.

Page 108: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

108

Gambar 51, 52. Kegiatan pertemuan dan pendampingan kelompok tani dan

peternak di kabupaten seluma.

Model Pengembangan Pertanian Perdesan Melalui Inovasi (m-P3MI)

merupakan suatu model pengembangan pertanian melalui inovasi dalam

suatu kawasan berbasis sumberdaya lokal dengan pendekatan agribisnis atau

kegiatan berbasiskan komoditas unggulan di perdesaan yang

diselenggarakan secara partisipatif melalui pemberdayaan masyarakat

petani. Pengembangan inovasi teknologi berbasis integrasi ternak sapi-

tanaman padi sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan

petani, maka diperlukan suatu model yang dapat mendiseminasikan inovasi

teknologi serta praktek langsung di lapangan dengan melakukan komunikasi

langsung antara perakit dan pengguna teknologi.

Diseminasi m-P3MI berbasis integrasi sapi-padi merupakan suatu

model yang berpeluang dikembangkan dalam proses mempercepat transfer

dan adopsi teknologi pertanian untuk mempertemukan petani dengan

peneliti, penyuluh, petugas pelayanan di Provinsi Bengkulu melalui

penggunaan berbagai saluran diseminasi baik itu berupa percontohan,

pertemuan, diskusi, media elektronik dan media cetak maupun implementasi

langsung oleh pengguna yang sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan,

Page 109: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

109

pendapatan dan perekonomian masyarakat serta model kelembagaan

integrasi yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan sumberdaya tersedia

secara lebih luas.

Tujuan pelaksanaan kegiata diseminasi m-P3MI berbasis integrasi

sapi-padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2013, antara lain untuk:

1. Penyebaran teknologi melalui implementasi inovasi integrasi ternak sapi-

tanaman padi.

2. Mendiseminasikan inovasi teknologi integrasi sapi-padi pada wilayah

sentra tanaman padi.

3. Implementasi inovasi teknologi pakan ternak sapi memanfaatkan limbah

tanaman padi.

4. Implementasi inovasi teknologi peningkatan produktivitas lahan sawah

melalui pupuk organik kompos berbahan baku kotoran sapi.

Kegiatan diseminasi hasil pengkajian m-P3MI berbasis integrasi sapi-

padi Tahun 2013 dilaksanakan di wilayah Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma

Selatan sebagai sentra pengembangan padi sawah di Kabupaten Seluma.

Merupakan kegiatan lapangan dengan model rancangan kegiatan melalui

penerapan dan tingkat adopsi teknologi serta pembinaan kelompoktani

berupa: 1) Percontohan teknologi pemupukan organik pada lahan

pertanaman padi seluas 2,5 ha untuk memperbaiki kesuburan tanah,

membantu mengefisienkan pemupukan; 2) Penerapan teknologi pengolahan

dan pemanfaatan jerami sebagai pakan sapi di wilayah sentra padi; 3)

Melakukan pembinaan pada kelompoktani melalui berbagai pertemuan

dengan cara diskusi terfokus (FGD) untuk pemecahan permasalahan dan

umpan balik; 4) Pengembangan inovasi integrasi sapi-padi dan tingkat adopsi

petani peternak dan peningkatan jumlah petani maupun kelompoktani binaan

sebagai usaha pengembangan teknologi.

Capaian diseminasi hasil kajian yang di kembangkan menggunakan

analisis secara deskriptif dengan membandingkan produktivitas yang dicapai

dengan produktivitas pada deskripsi maupun produktivitas dari petani sekitar

Page 110: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

110

atau produktivitas sebelum pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil serta

besarnya peningkatan pendapatan keluarga dihitung berdasakan analisis

usahatani dan hasil inovasi integrasi yang juga akan diukur berdasarkan

Pengukuran Indikator Kinerja m-P3MI (Badan Litbang Pertanian, 2013).

Hasil percontohan inovasi kompos 2 ton/ha pada lahan sawah

memberi dampak pada peningkatan produktivitas padi sawah diberi pupuk

organik memanfaatkan limbah kotoran sapi yang dikomposkan (5,2 ton/ha

GKP) dibandingkan dengan tidak menggunakan pupuk organik atau kompos

(3,5 ton/ha GKP). Kondisi ini memperlihatkan adanya peningkatan

produktivitas (provitas) padi sawah sebesar 48,57% yang dianalisis

menggunakan pengukuran indikator kinerja m-P3MI.

Bila dihitung bedasarakan analisa usahatani terhadap peningkatan produksi

padi yang dihasilkan memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan

petani belum menggunakan pupuk organik Rp. 8.276.300,-/ha meningkat

menjadi Rp. 12.653.700,-/ha dari penggunaan pupuk organik pada kegiatan

m-P3MI integrasi sapi-padi, sehingga terlihat adanya peningkatan

pendapatan petani padi sawah sebesar Rp. 4.377.400,-/ha (52,89%) dihitung

berdasarkan analisis pengukuran indikator kinerja m-P3MI.

Selain itu penggunaan pupuk kompos ini juga memberikan dampak

pada pengoptimalan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi serta

mengurangi pencemaran lingkungan akibat bau yang ditimbulkan maupun

gas methan yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca (GRK), sekaligus

mewujudkan akselerasi pembangunan pertanian ramah lingkungan.

Diseminasi inovasi pemanfaatan limbah jerami baru pada tahap inovasi

pengolahan jerami fermentasi yang dapat dimanfaatkan dan disimpan dalam

jangka waktu lama sebagai pakan ternak sapi, yaitu merupakan wujud

diseminasi inovasi komponen teknologi integrasi sapi-padi dalam

memanfaatkan limbah jerami padi untuk pakan sapi sekaligus dapat disimpan

lama dan dapat meningkatan kecernaan maupun kandungan protein

Page 111: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

111

kasarnya (PK) sampai menjadi 7 – 8% dari kandungan PK sebelumnya hanya

4,3%.

Melalui pendampingan dan diseminasi inovasi terhadap pembinaan 10

kelompoktani yang tergabung dalam Gapoktan Rimbo Jaya, difokuskan pada

penyampaian inovasi integrasi sapi padi dari berbagai tayangan video

integrasi sapi-padi (SIPT) terdahulu, meperlihatkan adanya peningkatan

pengetahuan petani peternak sebesar 61,40% dihitung berdasarkan indikator

kinerja m-P3MI (Pemahaman komponen teknologi sebelum pendampingan

sebesar 27,67 per 100 dibandingkan setelahnya mencapai 72,33 per 100).

Disamping itu melalui pendampingan kelembagaan juga di analisis

gambaran kondisi dan kepemilikan uahatani anggota kelompok, dimana dari

252 orang petani

peternak yang tergabung dalam 10 kelompoktani didapat gambaran petani

padi 234 orang (92,85%); petani padi/ternak 78 orang (30,85%); peternak

sapi 84 orang (33,33%); petani padi pemakai kompos 52 orang (20,63%);

dan petani palawija/sayuran 10 orang (3,97%). Sehingga dengan gambaran

kondisi dan kepemilikan petani peternak tersebut didapat arahan gambaran

model diseminasi dan kelembagaan integrasi sapi-padi spesifik wilayah yang

akan dikembangkan mengarah pada model integrasi sapi-padi dengan

kombinasi m-P3MI integrasi sapi-padi: 1) Petani padi-memiliki ternak sapi; 2)

Petani padi-peternak sapi; 3) Kelompoktani padi-kelompok ternak sapi; 4)

Kelompoktani-peternak sapi; dan 5) Petani padi-kelompok ternak sapi.

Bahasan hasil kajian diseminasi m-P3MI injtegrasi sapi-padi Tahun 2013

memberikan simpulan, sbb:

1. Melalui pendampingan kelompok memberikan indikasi penyebaran

teknologi intergrasi sapi padi telah terinformasikan pada 10

kelompoktani, diikuti dengan peningkatan pengetahuan petani peternak

sebesar 61,40% dihitung berdasarkan indikator kinerja m-P3MI

(Pemahaman komponen teknologi sebelum pendampingan inovasi

Page 112: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

112

sebesar 27,67 per 100 dibandingkan setelahnya meningkat menjadi

72,33 per 100).

2. Pengembangan model kelembagaan integrasi sapi-padi spesifik wilayah

di Bengkulu mengarah pada kombinasi model integrasi; 1) Petani padi-

memiliki ternak sapi; 2) Petani padi-peternak sapi; 3) Kelompoktani

padi-kelompok ternak sapi; 4) Kelompoktani-peternak sapi; dan 5)

Petani padi-kelompok ternak sapi.

3. Diseminasi inovasi integrasi sapi-padi melalui aplikasi pengolahan dan

penerapan penggunaan pupuk organik 2 ton/ha memanfaatkan limbah

kotoran sapi, memberikan peningkatan produktivitas padi sebesar

48,57% (tidak menggunakan kompos 3,5 ton/ha GKP, setelah

menggunakan kompos meningkat menjadi 5,2 ton/ha GKP).

4. Peningkatan pendapatan petani sebesar Rp.4.377.400,-/ha (52,89%)

untuk setiap ha usahatani padi sawah (hasil analisa usahatani tidak

menggunakan kompos sebesar Rp.8.276.300,-/ha, setelah menggunakan

kompos meningkat menjadi Rp.12.653.700,-/ha).

6.3.7. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Bengkulu

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terkait dengan

Program P2KP ini dilatarbelakangi beberapa permasalahan antara lain belum

optimalnya pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan

dan gizi keluarga, pengelolaan KBD sebagai sumber bibit untuk peremajaan

tanaman dan sumber pendapatan, upaya masyarakat menuju kesejahteraan

keluarga, menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat. Ketahanan

Pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua decade ini

termasuk di Indonesia.

Page 113: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

113

Gambar 53, 54. Instruktur dari BPTP dalam pelatihan teknik penanaman dan

pemanfaatan pekarangan.

Gambar 55. Peserta Pelatihan teknik penanaman dan pemanfaatan pekarangan.

Berdasar Undang-undang no 7 tahun 1996 tentang Pangan bahwa“

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah

tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah

maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. “ Berdasar definisi tersebut

terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga merupakan tujuan sekaligus

sebagai sasaran dari ketahanan pangan di Indonesia. Terkait dengan hal ini,

pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga

Page 114: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

114

merupakan salah satu alternative untuk mewujudkan kemandirian pangan

rumah tangga.

Tujuan Kegiatan pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu

bertujuanuntuk: 1) Mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang

dilaksanakanolehBadanKetahananPanganProvinsi Bengkulu dan P2KP

Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu, 2) Menyebarkan/mendiseminasikan

inovasi teknologi pertanian pemanfaatan pekarangan melalui kegiatan

sosialisasi, gelar teknologi, dan pelatihan-pelatihan di 3 kabupaten di provinsi

Bengkulu

Keluaran yang diharapkan Pendampingan ini diharapkan dapat

mewujudkan KRPL untuk memenuhi kebutuhan, ketahanan, kemandirian

pangan dan pendapatan keluarga dengan: mengoptimalkan pemanfaatan

pekarangan untukl estari; meningkatkan kemampuan keluarga dalam

pengelolaan pekarangan; membangun dan mendampingi pengelolaan KBD

untuk kelestariannya, dan menumbuhkan kegiatan ekonomi produktif

keluarga dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan

lingkungan hijau bersih ans ehat secara mandiri.

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah: Terlaksananya kegiatan

pendampingan KRPL di 3 kabupaten di provinsi Bengkulu melalui sosialisasi

sebanyak 2 kali di kabupaten Lebong dan Kabupaten Seluma, Pelatihan bagi

petugas pendamping dan pengurus kelompok P2KP sebanyak 2 kali di kota

Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dari hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi petugas pendamping

P2KP, dan sosialisasi serta apresiasi kegiatan pendampingan KRPL, bahwa

tingkat adopsi kelompok terhadap inovasi teknologi yang di deseminasikan

cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari respon petani saat melaksanakan

pelatihan, sosialisasi dan apresiasi.

Motivasi dalam hal pelaksanaan kegiatan juga terrcermin saat

pelaksanaan apresiasi dengan tingginya semangat untuk mengembangkan

Page 115: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

115

kegiatan tersebut serta kemampuan peserta dalam menyampaikan

pengalaman dan manfaat yang mereka rasakan sehingga dapat menambah

motivasi bagi peserta yang lain.

Penyebaran inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan selain

dilakukan dengan sosialisasi, pelatihan-pelatihan dan apresiasi, dilakukan

pula dengan penyebaran dengan media informasi seperti leaflet dan brosur.

Leaflet dan brosur inovasi teknologi yang disebarkan meliputi; leaflet

budidaya tomat di pekarangan, budidaya cabe, budidaya kangkung darat,

budidaya kol bunga, budidaya buncis, budidaya bayam, pemeliharaan ternak

kambing dan brosur budidaya tomat serta pembuatan kompos.

6.3.8. Pedampingan Swasembada Daging Sapi Kerbau di Provinsi Bengkulu

Pada tahun 2013 program pendampingan PSDS/K dilakukan pada 2

kabupaten yaitu kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kepahiang,

yang terdiri dari 6 kelompok tani ternak demplot penggemukan ternak sapi

bali jantan melalui teknologi yang memanfaatkan bahan pakan lokal seperti

solid, pelepah sawit, kulit kopi dan onggok.

Tujuan;

1. Meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator)

tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan/apresiasi/

temu lapang.

2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak tentang teknologi

penggemukan sapi potong melalui pembinaan secara partisipatif.

3. Meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi

penggemukan sapi potong.

Permasalahan utama yang dihadapi untuk pengembangan usaha

ternak diprovinsi Bengkulu adalah Sumber Daya Manusia (SDM) peternak

yang masih sangat terbatas sehingga potensi sumber daya alam (SDA) yang

ada belum termanfaatkan dengan maksimal, bahkan belum dimanfaatkan

Page 116: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

116

oleh peternak misalnya limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah

pabrik pengolahan prodak perkebunan dan sebagainya tidak sedikit pula para

peternak yang menolak teknologi baru yang di sampaikan oleh petugas

pemerintah seperti penyuluh dari BPP, mantri hewan dari Pos Kesehatan

Hewan.

Berdasarkan hasil survey tim PSDS/K BPTP Bengkulu di 2 Kabupaten

yaitu kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kepahiang, pada bulan

September 2013 bahwa peternak di provinsi Bengkulu pada umumnya

berpendidikan SD dan sangat sedikit sekali yang berpendidikan SLTP bahkan

tidak sedikit juga yang tidak tamat SD. Hal inilah yang menjadi penyebab

lambannya perkembangan perternakan sapi di provinsi Bengkulu. Masalah

lain yang juga turut berperan dalam pengembangan perternakan adalah;

- Masih sulitnya peternak memperoleh bibit/bakalan yang unggul.

- Kurangnya permodalan peternak

- Sulitnya memperoleh kredit usaha perternakan dari bank

- Masih terbatasnya petugas perternakan dari pemerintah sehingga sulit

untuk menjangkau perternak secara keseluruhan untuk menyampaikan

inovasi teknologi kepada peternak dan stakeholder lainnya

Gambar 56, 57. Proses fermentasi untuk pembuatan pakan dari limbah pertanian (kulit kopi dan solid).

Page 117: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

117

Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia dan

tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Pakan ternak berupa

hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup tersedia demikian pula lahan

untuk pengembangan kebun HMT. Selain itu juga limbah pertanian seperti

limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun jagung), jerami

padi, limbah tanaman kacang-kacangan, limbah kulit kopi dan limbah sayur-

sayuran masih cukup melimpah. Potensi pakan konsentrat yang banyak

tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu, limbah kulit kopi dan

solid.

Peluang lain yang perlu mendapat perhatian khusus di provinsi

Bengkulu untuk mendukung pengembangan usaha perternakan adalah:

a. Sumber daya alam yang cukup memadai seperti lahan dan air di propinsi

Bengkulu sangat mendukung Pengembangan usaha pengembangbiakan

dan penggemukan sapi potong.

b. Usaha penggemukan ternak sapi dengan system integrasi ternak-

tanaman seperti, sapi yang di integrasikan dengan tanaman kelapa sawit,

sapi yang di integrasikan dengan tanaman kopi, kakao, padi, jagung.

c. Usaha perternakan khusus pengembangan sapi betina produktif dalam

upaya untuk penambahan populasi ternak di provinsi Bengkulu.

d. Peluang pasar untuk produksi daging yang sangat menjanjikan

berdasarkan hasil survey/informasi yang dilakukan bahwa harga daging

sapi di Bengkulu berkisar antara Rp.80.000,- sampai dengan

Rp.110.000,-.

Kegiatan pendampingan program PSDSK merupakan kegiatan yang

menunjang 4 sukses pembangunan pertanian di Kementerian Pertanian yaitu

swasembada dan swasembada berkelanjutan. Untuk mencapai swasembada

daging sapi/kerbau pada tahun 2014 maka dilakukan kegiatan Pendampingan

Program PSDSK di Provinsi Bengkulu.

Pada tahun 2013 pendampingan PSDS/K pada kelompok peternak

sapi Bali sebanyak 6 kelompok ternak pada 2 kabupaten, inovasi teknologi

yang diberikan adalah:

Page 118: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

118

a. Memberikan pelatihan teknologi tentang tata laksana perkandangan,

kwalitas Hijauan Makanan Ternak (HMT).

b. Demplot pakan tambahan dengan pemanfaatan limbah tanaman

perkebunan seperti kelapa sawit (solid), kopi (kulit biji dan kulit buah

kopi)dan limbah ubi kayu (onggok).

c. Menyebarluaskan teknologi melalui kegiatan sosialisasi, temu lapang.

d. Melaksanakan apresiasi teknologi bagi penyuluh dan petani/peternak.

e. Bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang dalam usaha

penggemukan sapi potong.

Kesimpulan dari kegiatan Pendampingan PSDS/K tahun 2013 adalah:

1. Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas

(penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan

sapi potong melalui pelatihan dan sosialisasi.

2. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk

pakan ternak melalui kegiatan demplot penggemukan.

3. Melalui kegiatan temulapang pendampingan PSDSK petani tanaman

perkebunan, peternak dan petugas lapangan mengetahui bahwa limbah

samping dari tanaman sawit, tanaman kopi dan hasil sampingan dari

pengolahan tepung tapioka (onggok) dapat diolah menjadi pakan

berkualitas bagi ternak sapi.

4. Selain menggunakan HMT sebagai pakan ternak sapi potong sebagian

peternak di provinsi Bengkulu juga memanfaatkan limbah perkebunan

kulit kopi, dedak padi, solid dan onggok sebagao pakan tambahan.

5. Pemberian pakan, berbahan baku pakan lokal dapat memperbaiki

performan ternak sapi potong dan dapat meningkatkan produktifitas

usaha penggemukan ternak sapi potong.

6.3.9. Penyediaan dan Percepatan Penyebaran Vub Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu

Varietas unggul dan bermutu merupakan komponen teknologi utama

dalam pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu

(Puslitbangtan, 2009; Sembiring dkk., 2008). Tidak semua varietas mampu

tumbuh dan berkembang pada berbagai agroekosistem. Dengan kata lain,

Page 119: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

119

tiap varietas akan memberikan hasil yang optimal jika ditanam pada lahan

yang sesuai (Kustiyanto, 2001). Penggunaan varietas yang adaptif dan

spesifik lokasi sangat diperlukan dalam mendukung peningkatan

produktivitas dan produksi padi di Provinsi Bengkulu.

Gambar 58. Penyeraha Benih padi pada petani.

Tujuan kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui

UPBS di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 adalah:

1. Menginventarisir kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas

padi, jagung dan kedelai di Provinsi Bengkulu.

2. Menyediakan benih sumber VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung

dan kedelai) spesifik lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan,

permintaan, preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya

masyarakat Bengkulu.

3. Mempercepat penyebarluasan dan adopsi VUB tanaman pangan strategis

(padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi yang dihasilkan oleh Badan

Litbang Pertanian.

4. Menginventarisir aktivitas, peran dan dukungan kelembagaan perbenihan

dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

Keluaran pada tahun 2013:

1. Data base kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi,

jagung dan kedelai di Provinsi Bengkulu.

Page 120: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

120

2. VUB tanaman pangan strategis spesifik lokasi yang dihasilkan oleh UPBS

BPTP Bengkulu, khususnya untuk padi, dapat tersebar dan diadopsi di

seluruh Kabupaten/Kota melalui kegiatan diseminasi, promosi, dan

komersialisasi, sedangkan untuk komoditas jagung dan kedelai dapat

terdistribusi dan diadopsi pada sentra-sentra produksi.

3. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan

benih sumber untuk komoditas padi di Provinsi Bengkulu dan pada

sentra-sentra produksi jagung dan kedelai sesuai dengan kebutuhan,

permintaan, preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya

masyarakat Bengkulu.

4. Data base dan alternatif rekomendasi dalam optimalisasi peran dan

dukungan kelembagaan perbenihan dalam penyediaan dan

penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

Kesimpulan dari kegiatan ini:

1. Kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu 3.443 ton dan didominasi

oleh varietas Mekongga dan Cigeulis. Kebutuhan benih jagung 5,7823

ton dan didominasi oleh varietas Hibrida, sedangkan kebutuhan kedelai

9,0120 ton dan didominasi oleh varietas Anjasmoro.

2. UPBS mampu mendukung penyediaan benih sumber VUB baru dengan

produksi benih padi (28 ton), jagung (2 ton) dan kedelai (1 ton) untuk

mewujudkan 6 tepat (waktu, varietas, jumlah, mutu, lokasi dan harga)

perbenihan.

3. UPBS telah berperan dalam mempercepat adopsi VUB Badan Litbang

dengan menditribusikan benih padi 2.381 kg, kedelai 1.515 kg, dan

jagung (425 kg belum terdistribusikan) serta sosialisasi perbenihan

terhadap 246 penangkar.

4. Provinsi Bengkulu memiliki 7 BBI/BBU dengan kondisi infrastruktur,

peralatan dan laboratorium yang masih sederhana. Kinerja lembaga

perbenihan belum optimal, memiliki permasalahan yang komplek dan

perlu kebijakan dan pendanaan khusus.

Page 121: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

121

VII. PENUTUP

Laporan tahunan ini menyampaikan hasil yang telah dicapai pada

T.A. 2013 serta kelebihan dan kekurangan yang dialami. Keberhasilan ini

tidak terlepas dari perhatian dan bantuan yang besar dari Kementerian

Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang

didukung oleh perhatian dan bantuan Pemerintah Propinsi Bengkulu beserta

Pemerintah Kabupaten dan Kota, Dinas dan Instansi terkait serta Komisi

Teknologi dan Tim Teknis pengkajian yang telah banyak memberikan

bantuan, saran masukan dalam menyusun rencana, pelaksanaan pengkajian

dan diseminasi teknologi pertanian.

Disadari bahwa pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat

guna spesifik lokasi yang sudah dilakukan masih belum sepenuhnya

memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Oleh karena itu, Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu terus berupaya untuk

meningkatkan kinerja atau kemampuannya agar bisa memenuhi kebutuhan

teknologi pengguna (petani dan peternak), sehingga dapat berperan dalam

percepatan pembangunan pertanian di Bengkulu di masa yang akan datang.

Page 122: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

122

VIII. KINERJA HASIL

Hasil yang telah dicapai pada tahun 2013 yaitu: 1) inovasi teknologi

spesifik lokasi sebanyak 6 kegiatan, 2) Jumlah teknologi yang

didiseminasikan ke pengguna sebanyak 7 kegiatan, 3) rekomendasi kebijakan

mendukung empat sukses Kementerian Pertanian program strategis

nasional/daerah kegiatan sebanyak 2 rekomedasi, 4) dokumen perencanaan

dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana

prasarana sebanyak 3 dokumen, 5) penerapan ISO 9001 : 2008 sebanyak 1

dokumen, 6) peningkatan kompetensi SDM sebanyak 14 orang, dan 7)

upload website dan database secara berkelanjutan sebanyak 1 website.

Anggaran yang tersedia sebesar Rp.11.119.309.000,- yang terserap

sebesar Rp.10.785.240.247,- atau 97 %, sedangkan dana yang tidak

terserap sebesar Rp. 334.068.753 atau 3 %. Dana tersebut dialokasikan

untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam

mendukung Program Kementerian Pertanian.

Kendala-kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran

adalah keterbatasan SDM (peneliti, penyuluh dan teknisi) ditinjau dari segi

bidang keilmuan dan jumlahnya, serta keterbatasan sarana dan prasarana

penunjang.

Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala tersebut adalah: 1) mengoptimalkan SDM yang ada dan

meningkatkan kapasitas SDM melalui training jangka pendek, 2) melakukan

perbaikan rencana kegiatan dan RKA-KL, meningkatkan koordinasi dan

komunikasi dengan pihak terkait, serta penambahan sarana dan prasarana

yang sangat dibutuhkan.

Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja Tahun 2013 dapat dilihat

pada Tabel 14.

Page 123: LAPORAN TAHUNAN 2013 - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lakip BPTP... · dulunya berasal dari Proyek Informasi Pertanian (PIP)

LAPORAN TAHUNAN 2013

123

Tabel 14. Evaluasi dan Analsis Akuntasi Kinerja Tahun 2013.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

1. Tersedianya inovasi Pertanian unggulan

1. Jumlah inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi

6 teknologi

6 teknologi

100,00

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian

1. Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna

6 teknologi

6 teknologi

100,00

2. Laporan kegiatan pendampingan model spectrum diseminasi multi chanel dan program strategis nasional/daerah

3 laporan

3 laporan

100,00

3. Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian program strategis nasional/daerah

1 rekomendasi

1 rekomendasi

100,00

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (dibidang pengkajian, diseminasi dan

pendayagunaan inovasi pertanian.

1. Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian

1 laporan 1 laporan 100,00

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

1. Jumlah sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

1 laporan 1 laporan 100,00

2. Jumlah Juklak/juknis 2 juknis/ juklak

2 juknis/ Juklak

100,00

5. Meingkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

1. Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana.

3 dokumen 3 dokumen 100,00

2. Jumlah BPTP yang menerapkan ISO 9001 :2008

1 satker 1 satker 100,00

3. Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya

12 orang 12 orang 100,00

4. Jumlah publikasi bertaraf nasional/internasional

10 artikel 30 artikel 300,00

5. Jumlah website dan data base yang terupdate secara berkelanjutan

1 database 1 database 100,00