Top Banner
LAPORAN STUDY EXCURSIE UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013 “Perbedaan itu Pelangi Kehidupan” Oleh : Nama : Indah Yuliyandini NIM : 081311433056 Prodi : Biologi
8

Laporan Study Excursie Universitas Airlangga 2013

Oct 24, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Study Excursie Universitas Airlangga 2013

LAPORAN STUDY EXCURSIE UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013

“Perbedaan itu Pelangi Kehidupan”

Oleh :

Nama : Indah Yuliyandini

NIM : 081311433056

Prodi : Biologi

Fakultas : Sains dan Teknologi

Toleransi dan Multikulturalisme Juga Ada Batasannya

Page 2: Laporan Study Excursie Universitas Airlangga 2013

Assalamu’alaykum Wr. Wb… Salam sejahtera bagi kita semua

Sebelumnya perkenankan lah saya untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya kepada saya, sehingga

saya dapat menyelesaikan essay yang berjudul “Toleransi dan Multikulturalisme Juga Ada

Batasannya” ini sebagai suatu umpan balik dari kegiatan study excursie yang telah saya ikuti

sekitar beberapa minggu yang lalu. Selain itu saya juga menyampaikan terima kasih banyak

kepada para bapak-ibu dosen dan kakak - kakak sekalian selaku panitia Study Excursie

Universitas Airlangga 2013 yang telah menyiapkan dan mensukseskan acara yang

spektakuler ini. Saya sangat bersyukur bisa mengikuti acara ini. Karena dengan mengikuti

acara ini lah saya jadi paham akan pentingnya penerapan multikulturalisme antar umat

beragama di dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang notabenenya merupakan

masyarakat yang plural. Tak lupa, saya juga berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten

Pasuruan, para tokoh agama, serta kepada seluruh masyarakat Tengger atas sambutannya

yang begitu hangat kepada para rombongan Study Excursie UA 2013 selama acara

berlangsung.

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu saya ingin

memperkenalkan diri saya terlebih dulu. Nama saya Indah Yuliyandini, seorang mahasiswi

biologi Universitas Airlangga yang amat sangat mengagumi kehidupan. Bagi saya kehidupan

itu sangat luar biasa kompleksnya. Bagi saya kehidupan itu hasil karya ciptaNya yang

sungguh menakjubkan. Dilihat dari segi biologis saja , banyak hal yang perlu kita pelajari

mengenai kehidupan. Belum lagi dari segi sosial maupun segi lainnya.

Maka dari itu, saya sangat bersyukur karena bisa mengikuti acara Study Excursie kali

ini. Dengan acara inilah, saya bisa terjun langsung ke dalam masyarakat khususnya

masyarakat Tengger untuk mempelajari bagaimana sejatinya kehidupan yang ada di sana.

Sehingga nantinya saya akan mendapatkan banyak ilmu berharga sebagai tambahan wawasan

yang InsyaAllah akan berguna bagi saya kelak di kemudian hari.

Berbicara mengenai masyarakat Tengger, hal yang langsung terbesit dalam pikiran

saya adalah tentang kisah antara Roro Anteng dan Jaka Seger, suatu kisah cinta sejati yang

legendaris. Di dalam kisah tersebut diceritakan tentang dua orang anak adam yang saling

jatuh cinta tetapi mereka tidak bisa bersatu karena ada seorang buto (monster ala Jawa) yang

Page 3: Laporan Study Excursie Universitas Airlangga 2013

tidak suka dengan hubungan mereka. Si Buto tadi pun selalu berusaha melakukan berbagai

cara agar hubungan antara Roro Anteng dan Jaka Seger kandas. Tetapi, karena saking

kuatnya rasa cinta antara Roro Anteng dan Jaka Seger , usaha yang dilakukan oleh Si Buto

selalu gagal hingga membuat Si Buto menyerah dan pada akhirnya meninggal. Pasca

meninggal nya Si Buto, Roro Anteng dan Jaka Seger pun menikah lalu tinggal di suatu

tempat yang mereka beri nama Tengger. Tengger ini merupakan gabungan dari nama mereka

yaitu Teng dari Roro Anteng dan Ger dari Jaka Seger. Yah, itu adalah sekilas cerita klasik

mengenai asal-usul Tengger.

Mungkin beberapa orang juga mengalami hal yang sama dengan saya. Yaitu apabila

mendengar kata Tengger, maka yang terbesit di dalam otak adalah kisah tentang Roro Anteng

dan Joko Seger. Tetapi setelah mengikuti acara study excursie kali ini saya baru sadar bahwa

sebenarnya Tengger itu tidak sesederhana itu. Tengger itu tidak hanya tentang cerita

legendaris. Melainkan tentang masyarakat yang begitu madani dan benar-benar

mencerminkan Indonesia yang sesungguhnya.

Jika ada yang berkata Indonesia itu rusuh. Indonesia itu sering bentrok, banyak

tawuran. Indonesia itu terlalu banyak macam agamanya sehingga susah untuk hidup rukun.

Tidak , itu tidak benar. Mungkin, hal-hal yang saya sebutkan tadi memang terjadi pada

beberapa wilayah di Indonesia. Seperti contohnya pada kasus konflik Poso yang terjadi

beberapa tahun silam. Disana, di Poso, terjadi konflik yang sungguh mengerikan antar suku

dan umat beragama hingga menimbulkan korban jiwa. Tetapi, sesungguhnya Indonesia itu

tidak seperti itu. Indonesia sesungguhnya merupakan negeri gemah ripah loh jinawi yang

orangnya lucu-lucu dan sangat ramah, sama seperti yang ada pada lirik lagu trio kwek – kwek.

Dan juga sama dengan apa yang saya rasakan saat saya tinggal bersama masyarakat Tengger.

Walaupun hanya beberapa hari saya tinggal di Tengger, saya benar – benar bisa

merasakan betul bagaimana damainya dan tentramnya kehidupan disana. Orang-orang

Tengger sangat ramah, tidak memandang SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar golongan)

saat berinteraksi sosial

, dan juga sangat menghargai adanya perbedaan di tengah pluralitas yang ada di dalam

masyarakatnya. Mereka benar – benar mampu mengamalkan nilai – nilai Pancasila di dalam

kehidupan bermasyarakat. Nah, inilah yang seharusnya kita contoh.

Page 4: Laporan Study Excursie Universitas Airlangga 2013

Agar lebih mengetahui bagaimana kondisi masyarakat Tengger, saya akan

menceritakan sedikit hasil wawancara saya terhadap seorang bapak yang berinisial A. Dia ini

seorang muslim yang asli Tengger , dan sampai sekarang masih tinggal di Tengger. Dia

memliki seorang Istri dan dua orang anak , laki – laki dan perempuan. Yang perempuan

usianya masih sekitar 6 tahun, sedangkan yang laki – laki sudah SMA kelas 3.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya beliau bekerja sebagai petani sayur. Beliau

sangat enjoy dengan pekerjaannya ini walaupun upahnya hanya cukup untuk membeli

kebutuhan primer. Tapi beliau amat bersyukur , “Sing penting iso mangan lan kumpul ,

mbak” begitu katanya. Ini salah satu yang perlu kita contoh. Masyarakat Tengger itu hidupya

sangat sederhana dan tidak neko – neko. Tidak seperti kebanyakan masyarakat kota yang

bahkan bersaing sedemikian rupa hingga bermusuhan hanya untuk mendapatkan uang dan

kemapanan. Inilah yang harus diperbaiki jika kita benar –benar ingin menuju Indonesia yang

damai dan sejahtera.

Selain itu , masyarakat Tengger memiliki rasa kekeluargaan yang sangat erat sampai –

sampai tidak ada tetangga samping kanan dan samping kiri rumah mereka, bahkan tetangga

jauh, yang tidak mereka kenal. Jika bertemu mereka saling menegur sapa dan menyempatkan

diri untuk mengobrol sejenak. Karena mereka sadar bahwa mereka itu bersaudara dan

berbangsa yang sama yaitu Indonesia. Berbeda dengan masyarakat kota saat ini. Dengan

tetangga sebelah saja bahkan ada yang tidak pernah ketemu. Contohnya seperti di perumahan

elite. Ini sungguh mengherankan. Mungkin ini ada hubungannya dengan strata sosial, yang

dimana pada akhirnya tetangga yang berbeda strata sosialnya sungkan atau malu untuk

menyapa. Atau mungkin tetangga yang strata sosialnya lebih tinggi enggan untuk menyapa.

Padahal kita ini sebagai makhluk sosial harusnya selalu berinteraksi dengan orang lain tanpa

melihat status sosial. Karena sesungguhnya semua manusia itu diciptakan sederajat oleh

Allah SWT. Yang membedakan hanyalah iman dan takwanya.

Baiklah, kembali lagi membahas wawancara saya dengan bapak A. Kemudian saya

bertanya kepada beliau. “Pak, apakah disini pernah terjadi pertengkaran hebat?Terutama

mengenai masalah perbedaan agama?” . Kemudian beliau menjawab “Oh, jarang sekali

terjadi mbak. Disini semua hidup rukun. Semuanya sama. Kalau ada umat beragama yang

lain sedang beribadah ya kita hormati, kalau diundang ya datang. Kalau butuh bantuan ya

kita bantu..”. Dari ucapan beliau saya dapat menyimpulkan bahwa masyarakat Tengger ini

juga memiliki rasa toleransi yang tinggi. Kemudian saya melanjutkan pertanyaan saya “Loh,

Page 5: Laporan Study Excursie Universitas Airlangga 2013

pak .. apakah Bapak tidak takut dibilang syirik atau membenarkan agama mereka jika

datang ke upacara ritual mereka maupun datang ke undangan mereka?” Kemudian beliau

menjawab “Ya ngga mbak, wong kita cuma datang aja… ngga pake ikut sembahyang.

Lagipula kita ini manusia, menungso sing lemah lan butuh wong liyo, kudu saling

menghomati, ngga oleh sombong…” Saya kemudian merenung sejenak. Memang benar apa

yang diucapkan Bapak A. Walaupun berbeda kita tetap harus saling menghormati karena

pada dasarnya kita hanyalah manusia biasa yang juga butuh orang lain.

Dan janganlah menjadikan perbedaan sebagai suatu masalah. Karena perbedaan itu

sejatinya merupakan anugerah dari Allah yang patut untuk disyukuri. Perbedaan itu bagaikan

pelangi yang memberi warna dalam kehidupan ini hingga semakin indah dan semakin

menakjubkan. Maka dari itu kita harus menyikapi adanya perbedaan secara tepat agar tidak

memunvulkan masalah, yaitu dengan menerapkan multikulturalisme dengan baik dan benar.

Multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan,

tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa ataupun agama.

Multikulturalisme itu begitu penting diterapkan, apalagi di Indonesia yang penduduknya

sangat plural atau bermacam – macam ini. Sebab, dengan multikulturalisme , setiap warga

yang ada di masyarakat yang plural dapat melakukan fungsinya secara sejajar di kehidupan

sosial tanpa membanding – bandingkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan).

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan kali ini mengenai perbedaan , pluralitas,

multikulturalisme alias toleransi dalam kehidupan. Semoga apa yang saya sampaikan ini

bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga bisa menjadi renungan bagi kita untuk menjadi

manusia sekaligus bangsa yang lebih baik. Atas segala kesalahan saya mohon maaf yang

sebesar-besarnya. Tentunya saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari siapapun agar ke

depannya saya dapat membuat essay yang lebih baik, Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaykum wr. wb.

Daftar Pustaka

Effendi, Ridwan. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Edisi Kedua. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group.

http://carakapurwa.wordpress.com/2010/11/20/joko-seger-dan-roro-anteng/