KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
paper ini yang berjudul ANALISIS INTERIOR KAFE DAN RESTO The
Sugarush, Marlo Eat and Share, De Tuik Cafe and Resto dengan
sebaikbaiknya. Adapun dalam proses penyusunan paper ini penyusun
mengalami berbagai hambatan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya paper ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Meski demikian penyusun menyadari, paper ini masih memiliki banyak
kekurangan dalam banyak hal. Oleh sebab itu, penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
paper ini. Akhir kata semoga paper ini bisa memberikan manfaat bagi
penulis dan bagi pembaca. Amin.
Bandung, Maret 2015Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB I3PENDAHULUAN31.1Latar
Belakang31.2Tujuan3BAB II4LANDASAN TEORI42.1Kajian Pustaka4BAB
III11TELAAH KASUS113.1Informasi Obyek Studi113.1.1The
Sugarush113.1.2Marlo Eat and Share143.1.3De Tuik Cafe And
Resto163.2Analisis183.2.1Analisa Data183.2.3Analisa Material26BAB
IV32PENUTUP32LAMPIRAN LAMPIRAN33DAFTAR PUSTAKA34
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPerkembangan dunia usaha khususnya di bidang
kuliner saat ini cukup diminati oleh sebagian orang karena makanan
dan minuman merupakan kebutuhan setiap orang. Terdapat banyak usaha
dalam bidang kuliner yaitu : Restauran, Rumah Makan, Warung, Kafe,
dan yang lainnya. Salah satu usaha dalam bidang kuliner yang saat
ini sedang diminati adalah Kafe. Seiring dengan perkembangan gaya
hidup di indonesia yang semakin meningkat. Gaya hidup masyarakat
yang senang bersantai dan berbincang itu membuat kafe digemari
masyarakat. Kafe tidak hanya memberikan hidangan yang enak tapi
juga memberikan penampilan yang berbeda pada interior ruangannya
untuk menarik minat pelangga. Dengan semakin berkembangnya gaya
hidup dan permintaan masyarakat, membuat owner harus berpikir dan
mencipakan ide-ide kreatif yang beda dengan kafe lainnya. Para
owner terlebih dahulu mensurvei apa saja yang menjadi topik
masyarakat, bagaimana pengenalan ruang dalam kafe serta
kebiasaan-kebiasaan masyarakat sebelum mereka menciptakan cafe yang
kreatif.Begitupula laporan ini saya buat berdasarkan hasil survei,
bagaimana pengenalan ruang di tiga kafe yang berbeda, agar
menciptakan suatu desain kafe yang kreatif dan diminati
masyarakat.
1.2 Tujuan1. lebih mengenal bagaimana merancang sebuah cafe yang
kreatif dan diminati masyarakat2. memahami karakter, kebutuhan dan
keinginan masyarakat dalam suatu ruang
BAB IILANDASAN TEORI
2.1 Kajian PustakaCafe / KafeCoffeehouse, coffeeshop, cafe
merupakan gabungan dari karakter bar dan beberapa karakter
restoran. Di beberapa Negara, caf dapat menyerupai resto,
menawarkan aneka makanan berat. Bagian terpenting dari sebuah
coffeehouse dari awal mulanya adalah fungsi sosialnya, tersedianya
tempat dimana orang-orang pergi untuk berkumpul, bercengkrama,
menulis, membaca, bermain atau ketika menghabiskan waktu baik dalam
kelompok/secara individu.
Kafe berasal dari kata Prancis yaitu cafe yang berarti coffee
dalam Bahasa Indonesia yaitu kopi atau coffeehouse dalam Bahasa
Indonesia adalah kedai kopi, istilah ini muncul pada abad ke-18 di
Inggris. Kopi pertama kali masuk ke Eropa pada tahun 1669 ketika
utusan Sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris, Prancis, dengan
membawa berkarung-karung biji misterius yang nantinya dikenal
dengan nama coffee.
Pada awalnya kafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi
sesuai dengan perkembangan jaman kafe telah memiliki banyak konsep,
diantaranya sebagai tempat menikmati hidangan/dinner, kafe otomotif
yang kafe ini disediakan bagi komunitas penggemar dunia otomotif,
sampai pada cyber cafe atau kafe yang menyediakan fasilitas
jaringan on-line/internet bagi konsumennya.
FurnitureeSalah satu pembentuk interior diperlukan furnituree
yang baik dan sesuai dan nyaman bagi penggunanya. Selain
menggunakan desain khusus pada furnitureenya perlu adanya
furnituree fabrikasi. Pemilihan furnituree fabrikasi dilandasi oleh
efisiensi biaya perancangan.
LantaiMenurut Francis DK Ching, lantai adalah bidang ruang
interior yang datar mempunyai dasar yang rata sebagai bidang dasar
penyangga aktivitas di dalam ruang. Permukaan lantai yang keras
memantulkan rambatan gelombang suara, sehingga dapat memperkuat
suara yang disebabkan oleh alas kaki atau peralatan yang bergerak.
Berbeda dengan lantai yang lunak (terdapat penutup lantai seperti
karpet, beludru) dapat meredam suara. Lantai berwarna terang akan
meningkatkan tingkat kekuatan cahaya dalam ruangan, sedangkan
berwarna gelap akan menyerap sebagian besar cahaya. Warna terang
yang hangat memberikan kesan meninggikan lantai, sedangkan warna
gelap yang hangat memberikan kesan luas. Warna dingin yang gelap
menjadikan bidang lantai berkesan dalam dan berat. Lantai merupakan
salah satu element dari sebuah bangunan. Jika dilihat dari
susunannya, dapat dikatakan lantai merupakan bagian paling dasar
yang menjadi alas bangunan.
WarnaPengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan,
pandangan, pola dan asal usulnya menjadi bagian yang sangat penting
untuk pengetahuan para seniman, arsitek dan pendesain dalam
berkarya. Tiap warna mempunyai warna yang berbeda-beda, dalam
penelitian pengaruh warna terhadap mata, diperoleh hasil bahwa
warna (hue) terjadi karena sensasi yang ditimbulkan oleh otak
sebagai akibat dari sentuhan gelombang cahaya pada retina mata.
Warna tidak lepas dari cahaya, nilai gelap terang yang membedakan
suatu bentuk dari lingkungannya, dapat menimbulkan kesan natural
(original color) atau bermakna (pigment).
Biru tuaMelambangkan perasaan yang dalam. Warna ini mempunyai
karakter tentang konsentrasi, ketenangan, bekerjasama, dapat
menerima segala masukan, perasa, cerdas, dan bersatu. Selain itu
warna biru juga memberikan pengaruh lemah lembut, bijaksana, cepat
puas, pengasih dan penyayang, tidak mudah tersinggung dan banyak
kawan.
Merah dan OrangeMelambangkan kekuatan, kemauan, eksentrik,
aktif, agresif, bersaing, warna ini memberikan pengaruh berkemauan
keras dan penuh semangat.
Hijau dan BiruMelambangkan elastisitas keinginan. Cenderung
pasif, bertahan, mandiri, posesif, susah menerima pemikirian orang
lain. Pengaruh dari warna ini antara lain teguh dan kokoh,
mempertahankan miliknya, keras kepala dan berpendirian tetap.
Kuning terangWarna ini bersifat menonjol, semangat untuk maju
dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang,
dermawan dan sukses.
UnguUngu adalah campuran warna merah dan biru. Mengambarkan
sikap gempuran keras yang dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan
antara keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam
dan peka. Bersifat kurang teliti dan namun penuh harapan.
Uplightmempercantik dan membuat nyaman suasana ruang. Agar
pemilihan lantai tersebut dapat terlihat artistic maka kenali dulu
fungsi, jenis, dan bahan pembuatan lantai. Selain itu dalam memilih
material lantai perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu daya tahan,
segi perawatan, keamanan, warna, ukuran, border dan tekstur.
PencahayaanTata cahaya merupakan salah satu elemen terpenting
dalam suatu ruang. Dengan tata cahaya yang apik, setiap ruang dapat
tampil lebih indah dan berfungsi lebih efektif. Peran pencahayaan
lebih dari sekedar untuk dapat melihat di dalam suatu ruangan.
Pencahayaan yang baik dapat digunakan untuk menonjolkan sisi
keindahan dari sebuah benda yang menjadi aksentuasi dalam ruangan,
atau dapat pula menciptakan suasana tertentu pada suatu
ruangan.
Pencahayaan Alami Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang
bersumber dari alam, yaitu matahari. Dengan pemanfaatan cahaya
matahari kedalam ruangan akan menjadikan bangunan hemat energi.
Contoh aplikasi pemanfaatan cahaya alami pada interior : Bukaan dan
ventilasi lebar, skylight.
Pencahayaan Buatan Berdasarkan arah datangnya cahaya: 1. Down
Light (arah cahaya ke bawah):Tujuannya memberikan cahaya pada obyek
dibawahnya, posisi lampu menjorok keluar, masuk ke dalam, menempel
pada tembok & berupa lampu gantung.Variasi jenis lampu : lampu
pijar, neon, dan compact flourescene Untuk dekoratif light diatur
melalui sudut jatuh cahaya contohnya Wall Washer (cahaya diarahkan
ke dinding agar teksture dan warna dinding lebih menonjol dan
berdimensi2. Up light (arah cahaya ke atas):Efek yang ditimbulkan,
arah cahaya berasal dari bawah ke atas. Berperan dalam memberikan
kesan yang megah, dramatis, dan memunculkan dimensi. 3. ack Light
(arah cahaya dari belakang):Bertujuan untuk memberi aksentuasi pada
obyek seperti menimbulkan siluet. Menimbulkan pinggiran cahaya pada
obyek dan bentuk obyek makin terlihat. 4. Side Light (arah cahaya
dari samping):Memberikan aksen pada obyak tertentu, biasa digunakan
pada benda-benda seni untuk menonjolkan nilai seninya.5. Front
Light:Sumber cahaya berasal dari depan objek, biasa diaplikasikan
pada obyek seni (lukisan & foto)
MaterialMaterial adalah sebuah masukan dalam produksi,
seringkali berupabahan mentah yang belum diproses, tetapi kadang
kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih
lanjut. Umumnya, dalam masyarakat teknologi maju, material adalah
bahan konsumen yang belum selesai. (Ashby, Michael; Shercliff,
Hugh; Cebon, David (2007), " Materials -Engineering, Science,
Processing and Design", Elsevier)
Material pada interior adalah konsep konsolidasi fisik material
yang menginformasikan tentang lingkungan ruang sekitar kita,
sehingga material di dalam lingkungan interior tersebut dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang merasakan (experience) berada di
ruangan tersebut, baik hanya sekedar berada di ruang tersebut untuk
sementara atau menghuni ruang tersebutdalam waktu lebih lama.
Material-material interior sangat bervariasi, dari bahan bangunan
arsitektur hingga membentuk interior, contohnya semen, batu bata
hingga finishing untuk dinding dan lantai. Material interior pun
jugatidak terbatas pada elemen-elemen tersebut saja, tetapi sangat
luas mengikuti perkembangan teknologi dan keberadaan sumber daya.
(Bowers, Helen. Interior Materials and Surfaces: The Complete
Guide. Firefly Books. 2005. p.75)Kriteria Material Menurut
Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas :
Elemen interior pada saat ini mempunyai berbagai macam jenis,
pengembangan dan pengaplikasian seiring dengan banyaknya teknologi
yang mendukung serta eksplorasi sumber daya yang lebih dalam. Untuk
menentukan material yang akan digunakan dalam desain interior perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu kriteria seperti apa yang
diharapkan. Berikut ini adalah kriteria material interior : 1)
Kriteria fungsional Dalam kriteria funsional yang harus lebih
diperhatikan adalah pemilihan material yang harus tepat
(suitability) sesuai dengan fungsinya. Sedangkan kriteria
fungsional tambahan lainnya adalah daya tahan (durability),
kemudahan perawatan (easy maintenance), keamanan (safety), dan
estetika(aesthetic). Daya tahan yang dimaksud adalah ketahanan
misalnya terhadap waktu, kerusakan, cuaca, beban, dan aktivitas.
Pemilihan material yang kurang tepat akan menyebabkan pemborosan,
kerugian waktu dan perusakan desain secara keseluruhan. Keamanan
maksudnya bahwa material harus aman untuk digunakan. Bahan yang
dipilihaman untuk kesehatan, pemasangan yang benar, dan mempunyai
permukaan atau finishing yang tidak membahayakan. 2) Kriteria
estetika Dalam kriteria estetika terdapat 4 unsur penting, yaitu:
warna, tekstur, pola dan kesesuaian dengan fungsi atau arah desain.
Warna menentukan suasana dan tema. Warna juga menjadi salah satu
daya tarik pertama bagi konsumen. Sedangkan tekstur berperan
penting saat disentuh, fungsi peran material tersebut; apakah
membutuhkan tekstur halus, sedang atau kasar. Tekstur juga dapat
menjadi indikasi kualitas barang tertentu.Pola mempunyai peran
nilai dekoratif dari material tersebut, sehingga pemilihan pola
pada material harus disesuaikan dengan konsep desain yang ingin
diwujudkan. Sedangkan untuk kesesuaian dengan fungsi atau arah
desain, adalah pertimbangan material yang hendak digunakan dengan
desain yang hendak disampaikan, semisalnya, desain yang mengarah ke
konsep natural banyak menggunakan material hayati seperti kayu dan
batuan, sedangkan desain yang mengarah ke konsep industrial banyak
menggunakan material besi dan batu bata. 3) Kriteria ekonomi Biaya
awal (first time cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk harga
beli, pemasangan, dan biaya lamanya pemasangan. Intinya adalah
biaya yang dikeluarkan sekali sewaktu membeli barang tersebut.
Biaya seumur hidup (life time cost) adalah biaya yang ditanggung
untuk perawatan, perbaikan, penggantian di masa depan dan hal-hal
yang diperlukan untuk tetap menunjang hal tersebut. Dengan kata
lain biaya ini adalah biaya yang akan rutin Mutia Annisa Medina,
Enung Rostika Pemilihan Material pada Interior Brussels Spring
Resto and Cafe Jalan Setiabudhi Bandung- 4 dikeluarkan selama
menggunakan material tersebut.(Pile, John F. , Interior Design,
NewYork : Prentice Hall. 1988) Klasifikasi Material Menurut
Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas :
1.) Material Alami Material alami adalah material yang terbuat dari
bahan yang didapat dari alam dan digunakan dalam bidang konstruksi
sebagaimana adanya di alam. Pengolahannya hanya mengalami
pemotongan dan pembetukkan saja. Terdapat dua pengelompokan
material alami; yaitu hayati dan non hayati. Hayati adalah bahan
yang berasal dari alam yang hidup, contohnya kayu, bambu, rotan dan
lain-lainnya. Non-hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang
tidak hidup, contohnya batu, pasir, dan lain-lainnya. 2.) Alami
Olahan Material alami alami adalah bahan yang sebelum digunakan di
bidang konstruksi mengalami pengolahan terlebih dahulu sehingga
berubah bentuk, sifat, ukuran tidak seperti adanya di alam.
Contohnya seperti plywood, gypsum board, keramik, metal, tekstil,
anyam dan lain-lain. 3.) Material Sintetis Material sintestis
adalah bahan yang awalnya tidak ada di alam lalu dibuat bahan baru
dengan teknologi proses kimia. Contohnya adalah kaca, karet,
polimer (plastik), thermoset plastic (thermohardening) ; Alkydes,
Melamines, Epoxies, Phenolics, Polyester, Ureas, Elastomers, dan
untukthermoplastic; Akrilik, Polyethylene, Polypropelene,
Polystyrene/Copalymers, PVC (Polyvinyl clorine) 4.) Bahan Siap
Pakai Bahan siap pakai adalah berbagai macam bahan yang sudah
diolah sedemikian rupa sehingga kita tinggal pilih dan memakainya.
Contohnya adalah karpet, wall-covering (penutup dinding), dan
lain-lainnya. 5.) Aksesoris (hardware) Aksesoris merupakan bahan
pelengkap yang digunakan untuk menempelkan, merekat, menguatkan,
dsb. pada bahan / elemen desain interior. Contohnya adalah paku,
sekrup, mur-baud, engsel, handle dan lain-lainnya.
BAB IIITELAAH KASUS
3.1 Informasi Obyek Studi
3.1.1 The Sugarush
Tampak depan
The Sugarush terletak di Jl.Braga no 53, Sumurbandung, Jawa
barat. Sugarush berdiri pada tanggal 27 November 2011. Dimulai
ketika 3 orang yang memiliki background yang sama
(hospitality)bertemu. Ketiga orang tersebut adalah Martha Winata
(21) lulusan bidangpastrysalah satu sekolah di Australia, Alvin
Januardi (22) lulusan bidanghotel managementsalah satu sekolah di
Malaysia, dan Darwin Lim (25) lulusan NHI bidang cookery.
Suasana dalam cafe
Sugarush diambil dari high on sugar. Mereka berpendapat bahwa
orang yang high on sugar itu selalu happy. Mereka ingin sugarush
membuat orang senang berkunjung ke sugarush. Selain itu, arti dari
sugar sendiri adalah gula, banyak orang Indonesia suka manis
(gula). Mereka berharap Sugarush bakal disukai banyak orang,
seperti halnya gula.
Gaya interior lebih ke arah warehouse agarnuansa oldies Braga
tetap terasa, dirancang oleh Josafat Winata yang merupakan ayah
dari salah satu owner (Martha) juga dibantu oleh teman teman dari
arsitektur Unpar yang sedang kerja praktek (James dan Arnold).
Lampu lampu antik yang tergantung di langit langit Sugarush,
didapat dari ayah Martha yangseorang designer lampu. Jadilah lampu
lampu tersebut dipajang untuk ornament tambahan di Sugarush.
Silhoutte yang terdapat pada dinding itu menggambarkan 3 orang
owner.
3.1.2 Marlo Eat and Share
Tampak depan
Marlo eat and share adalah sebuah resto cafe yang terletak di
pusat kota bandung, hanya berjarak beberapa ratus meter dari titik
nol kota bandung, tepatnya di Jl. Tamblong no 48-50 Bandung. Dengan
konsep yang berbeda dengan cafe resto lainnya, Marlo menyediakan
menu european food sampai dengan tradisional indonesia.
Marlo eat and share memiliki arti selain menikmati sajian
makanan, kita juga bisa berbagi (charity), eat and share, makan dan
berbagi. Jadi dari setiap makanan yang dinikmati sudah menyisihkan
bantuan bagi mereka yang kurang mampu. Sebagai bentuk charity,
Marlo mengadakan kegiatan ama seperti berbagi nasi dikhususkan
untuk anak-anak jalanan dan tunawisma.
Bentuk bangunan cafe ini berbentuk setengah jajar genjang dan
dominasi kaca. Begitu masuk pintu utama, disambut oleh pohon
berdaun warna emas yang lucu. Kemudian terdapat satu icon cafe ini,
yaitu hiasan dinding yang sangat besar berbentuk tulisan READ.
Hiasan ini menjadi salah satu tempat favorit pengunjung untuk
berfoto.
Icon marlo yang biasa digunakan untuk berfoto
Ruang makan outdoor
Interior dalam ruanganpun tak kalah menarik, dengan lampu-lampu
gantung, juga corak wallpaper yang senada dengan bentuk bangunan
kemudian tempat duduk berupa kursi bekas kereta api yang dilapisi
dengan kain warna warni, juga tong besi besar yang diatasnya diberi
bantalan sofa, membuat ruangan semakin menarik.
3.1.3 De Tuik Cafe And Resto
Kampung De Tuik atau biasa dikenal De Tuik Cafe And resto
terletak di Jl. Bojong Koneng Atas no. 8, Haur Manggung, Cikutra,
Jawa Barat. De Tuik sebenarnya adalah nama sebuah singkatan dalam
bahasa sunda yaitu Deudeuieun Tuang Ieu Katuangan (Ketagihan makan
ini makanan). Tak hanya namanya saja yang unik, bentuk dan view
dari resto ini juga sangat unik. Resto ini berkonsep sunda dengan
banyak material kayu yang diusungnya. Dan yang paling menarik
perhatian adalah di paviliun belakang dengan pemandangan bukit yang
hijau dan memanjakan mata.
Tempat bermain anak-anak
Di kawasan De Tuik ini juga bisa dipakai untuk camping,
family/company gathering dan outbond. Fasilitas penunjang lainnya
pun tersedia lengkap disini mulai dari masjid yang unik dengan
dinding kaca, toilet, wastafel. Jika ingin mengadakan meeting,
tempat ini juga menyediakan ruang meeting dan makan khusus
parasmanan untuk para peserta meeting.Dibawah resto ini juga
terdapat cottage/villa yang bisa disewa dengan pemandangan yang
unik karena menghadap bukit yang indah. Ada juga kolam pemancingan
yang bisa dipakai untuk memancing bersama keluarga atau rekan kerja
disini.
3.2 Analisis3.2.1 Analisa DataGaya hidup sangat mempengaruhi
perkembangan sebuah kafe. Dengan berbagai macam konsep yang
ditampilkan, membuat masyarakat ramai mengunjungi. Dari hasil
survey beberapa waktu lalu, saya menemukan berbagai macam konsep.
Dari 3 kafe yang saya kunjungi banyak sekali perbedaan dan
persamaan dalam desain interior suatu ruangan.
Kafe pertama mengusung konsep warehouse dengan nuansa oldies
karena berada didaerah kawasan bangunan belanda. Untuk tempat
makannya disini hanya menyediakan indoor saja karena keterbatasan
lahan pula. Pada kafe the sugarush, terdapat ruang makan privat
biasanya digunakan untuk meeting. Terletak di area belakang
kafe.
Untuk kafe kedua memiliki konsep eropa dan menggunakan barang
bekas. Terdapat dua tempat makan indoor dan outdoor. Kedua memiliki
desain ruang yang sangat senada. Kafe ini juga terbagi menjadi
beberapa ruang makan. Serta terdapat ruang tambahan seperti toko
buku dan toko aksesoris.
Ruang aksesoris
Ruang buku
Kemudian yang ketiga dengan konsep sunda dan banyak memakai
material kayu. Dibelakangnya terdapat bukit yang hijau dan
memberikan kesan sejuk.
Kafe ini memiliki 3 lantai, lantai yang pertama digunakan
sebagai tempat untuk acara-acar besar seperti wedding. Kemudian
lantai kedua digunakan sebagai cafe dan lantai ketiga digunakan
hanya untuk meeting.
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Pada hasil analisis ini sajian yang diberikan setiap owner
terhadap kafe tersebut memberi kesan agar pengunjung tidak bosen
dan ingin berkunjung kembali dengan berdasarkan gaya hidup
masyarakat yang lebih menggemari tempat yang unik dan bagus untuk
hunting foto.
3.2.2 Analisa FungsiStudi aktivitasKafe tidak hanya menjadi
suatu tempat untuk makan saja, melainkan untuk nongkrong, bersantai
atau digunakan untuk sekedar meeting dengan klien. Pengunjung yang
datang lebih banyak anak SMA dan Mahasiswa. Mereka menghabiskan
waktu seusai sekolah atau kuliah dengan bersantai di kafe. Namun
pada dasarnya aktivitas yang dilakukan di ketiga kafe ini sama
yaitu datang makan bayar pulang.
Denah the sugarush
Denah marlo eat and share
Denah de tuik cafe and resto
Analisa estetikaPencahayaanPada studi banding kafe, pencahayaan
yang digunakan menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Pada the
sugarush, karena letaknya dikawasan heritage serta tidak merubah
bentuk bangunannya jadi menggunakan pencahayaan buatan (Down Light)
dengan sumber cahaya lampu pijar.
Untuk tipe pencahayaan yang digunakan dibalik wall display
merupakan sistem penerangan decorative lighting yang menciptakan
suasana hangat pada ruangan. Sedangkan jenis cahayanya menggunakan
lampu click stripe yang ditempatkan dibelakang wall display yang
terletak pada area ruang makan utama.
Jenis cahaya yang digunakan pada langit-langit yaitu jenis lampu
TL (tubular lamp) yang disembunyikan (hidden lamp) sehingga tidak
langsung menempel pada dinding yang seolah-olah terlihat melayang.
Langit-langit dibuat lebih rendah agar lampu tidak langsung
menyinari ruangan sehingga pantulan cahayanya menghasilkan terang
yang merata tanpa membuat silau dan dapat menampilkan karakter dan
keindahan lukisan pada dinding.
Marlo eat and share mengusung konsep indoor ourdoor,
pencahayaannya pun menggunakan pencahayaan buatan dan alami. Untuk
dalam ruangan di khususkan untuk area tanpa rokok. Dan menggunakan
pencahayaan (Up Light) sumber cahaya lampu pijar agar memberi kesan
megah serta bukaan atau ventilasi.
Tipe pencahayaan task lighting dengan jenis lampu gantung yang
dipakai yaitu lampu pijar warm light. Fungsi utama dari lampu
gantung untuk menerangi area sirkulasi serta menciptakan suasana
yang romantis.
Karena berada dikawasan bukit cafe De Tuik Cafe and Resto
menggunakan pencahayaan alami dari bukaan dan ventilasi. Dengan
pemandangan bukit di belakang cafe membuat cafe semakin terlihat
sejuk dan segar.
Unsur suasana pada cafe lebih kuat daripada restoran, maka
permainan pencahayaan semakin penting dalam memberikan suasana.
Intensitas pencahayaan, sumber cahaya, perletakan sumber cahaya,
serta area pencahayaan. Terutama pengaruhnya terhadap reflektifitas
warna yang mencakup hue, saturation, brightness, form, dan
intencity.
3.2.3 Analisa MaterialThe Sugarush memadukan interior modern dan
sisi klasik braga. Penggunaan elemen besi dan kayu sangat
mendominasi interior di cafe ini. Saat masuk ke dalam terdapat
lampu lampu antik yang tergantung di langit langit Sugarush untuk
ornament tambahan di Sugarush.
Ornament lampu
Lampu remang-remang memberikan efek menenangkandan doodle
menarik di dindingnya
Botol-botol yang berisi makanan sebagai hiasan
Material dalam Marlo eat and share tak kalah menarik. Dengan
lampu-lampu gantung, juga corak wallpaper yang senada dengan bentuk
bangunan kemudian tempat duduk berupa kursi bekas kereta api yang
dilapisi dengan kain warna warni, juga tong besi besar yang
diatasnya diberi bantalan sofa, membuat ruangan semakin
menarik.
Pohon berwarna emas
Kursi bekas kereta api
Buku yang digantung membuat ruang semakin menarikLampu yang
digantung dan diberi toples
Kursi terbuat dari rotan kemudian dicat senada dengan warna
dinding
Sesuai dengan konsep, de tuik cafe and resto ini menggunakan
material kayu dan rotan. Kursi yang terdapat pada ruang makan utama
berwarna kontras dengan warna dinding membuat ruang terasa kuas
serta memberi kesan minimalis.
Kursi di ruang makan utama berbahan rotanKemudian pada bagian
belakang terdapat tempat makan lesehan dengan berbahan kayu serta
meja dan kursi outdoor dan dipadukan dengan pemandangan yang hijau
memberi kesan asri dan sejuk.
Belakang cafe
BAB IVPENUTUP
KesimpulanSetelah melakukan studi banding dan literatur, ketiga
kafe tersebut mempunyai tatanan menarik secara keseluruhan. Desain
yang unik dan berani membuatnya berbeda dengan yang lain. Begitu
pula dengan berbagai material dengan berbagai kombinasi desainnya
yang jarang digunakan di kebanyakan restoran.
Kemudian peranan pencahayaan dan material merupakan salah satu
unsur penting sebagai penunjang eksistensi serta identitas dari
sebuah fasilitas publik khususnya caf. Keduanya sangat
berkesinambungan dalam menciptakan suasana hangat dan nyaman yang
menciptakan suasana seperti berada di rumah sendiri. Warna yang
muncul bukan saja semata-mata dari cahaya tetapi juga dihasilkan
oleh furnitur di dalam ruang, dinding, lantai, langit-langit dan
juga elemen estetis lainnya.
RekomendasiPemilihan lahan sangat berpengaruh terhadap
eksistensi sebuah kafe. Kafe yang memiliki lahan yang luas serta
memiliki icon tersendiri lebih banyak digemari masyarakat.
kedepannya, semoga para owner bisa memilah lahan sebaik
mungkin.
LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekajiva/article/view/375/543http://www.marloeatandshare.comhttp://bandung.panduanwisata.id/mencoba-kuliner-di-the-sugarush-cafe/http://christophorusdanu.blogspot.com/2014/07/marlo-eat-and-share.htmlhttp://detuik.co.idhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17858-Chapter1-1917733.pdf
Page 2