Top Banner
33 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Dalam melaksanakan pembangunan di bidang kelistrikan diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi , Universitas Cenderawasih (UNCEN) berusaha memberikan sumbangan dalam usaha untuk mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki SDM yang siap untuk menghadapi tantangan dalam era globalisasi. Di dalam lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah SDM, pada umumnya pendidikan yang diberikan lebih memfokuskan kepada pengetahuan yang bersifat teoritis. Pendidikan dan pengetahuan yang bersifat teoritis dirasakan sangat kurang sekali. Karena itu harus ada wadah yang cukup memadai bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang dimiliki secara nyata. Untuk itu diperlukan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan dunia industri agar dapat memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa untuk melakukan kerja praktek di industri yang bersangkutan. Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
45

Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

Dec 07, 2014

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Dalam melaksanakan pembangunan di bidang kelistrikan diperlukan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Sebagai salah satu

Perguruan Tinggi , Universitas Cenderawasih (UNCEN) berusaha memberikan

sumbangan dalam usaha untuk mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki

SDM yang siap untuk menghadapi tantangan dalam era globalisasi.

Di dalam lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah

SDM, pada umumnya pendidikan yang diberikan lebih memfokuskan kepada

pengetahuan yang bersifat teoritis. Pendidikan dan pengetahuan yang bersifat

teoritis dirasakan sangat kurang sekali.

Karena itu harus ada wadah yang cukup memadai bagi mahasiswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan teori yang dimiliki secara nyata. Untuk itu

diperlukan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan dunia industri agar

dapat memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa untuk melakukan kerja

praktek di industri yang bersangkutan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan kerja praktek lapangan merupakan salah satu upaya efektif yang

menjembatani antara dunia kampus yang teoritis dengan dunia industri yang

bersifat praktis serta untuk menjalin hubungan antara perguruan tinggi dan

industri.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 2: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Dengan kerja praktek ini diharapkan dapat membina kemampuan dan

keterampilan mahasiswa secara optimal. Kerja praktek ini merupakan bagian

yang paling relevan dengan bidang studi mahasiswa, maka diharapkan

mahasiswa dapat lebih mencurahkan perhatian serta pikirannya pada bidang ini

dengan sungguh-sungguh membuat perbandingan relevansi maupun aplikasi

dari pelajaran yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat memiliki

pemahaman yang baik dan tidak canggung menghadapi teknologi yang ada di

dunia industri serta diharapkan mampu mengembangkannya meskipun tahap

pengembangan ini dalam bentuk studi. Di samping itu mahasiswa diharapkan

mampu mengevaluasi dan membenahi kemampuan praktikalnya yang kelak

dapat diterapkan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, yang

akan memberikan peluang kepada mereka untuk menjadi sumber daya manusia

yang dapat diandalkan bagi pembangunan nasional. Dengan demikian setelah

mahasiswa menyelesaikan studi kuliahnya dapat menjadi sarjana yang siap

pakai seperti yang diharapkan, terutama dalam menyiapkan Sumber Daya

Manusia (SDM ) yang berpotensi.

1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

Kerja praktek ini penulis laksanakan mulai tanggal 01 s/d 30 Maret 2011 di

PT. PLN ( PERSERO) UNIT PLTD SENTANI KABUPATEN JAYAPURA.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Mengingat bahwa tidak semua bidang dapat dipelajari serta keterbatasan

waktu dan kemampuan, maka kerja praktek ini memfokuskan pada unit

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 3: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) serta jenis cara kerja peralatan listrik di

PLTD Sentani.

1.5 Manfaat Kerja Praktek

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada di berbagai

perusahaan atau industri.

b. Dapat menerapkan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh

selama kuliah dengan kerja lapangan.

c. Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.

d. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik

secara teoritis maupun secara praktis.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Mempererat kerja sama dan sosialisasi antara perusahaan dan universitas.

3. Bagi Perusahaan

Memudahkan dalam mencari Sumber Daya Manusia yang profesional.

1.6 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja raktek ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Unit PLTD Sentani

kabupaten Jayapura. Kerja Praktek ini dilaksanakan dalam tiga metode yang

lazim digunakan, yaitu :

1. Metode Diskusi

Metode ini dilaksanakan dengan diskusi yang dipimpin oleh :

1. Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTD, yaitu Bapak Hamzah Z.

2. Pembimbing Lapangan adalah Bapak Mikael Sokoy dan Yesaya Aruri.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 4: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

3. Melakukan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup kerja praktek

yang dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab, penjelasan secara garis

besar tentang sistem kelistrikan dan peralatan yang digunakan.

2. Metode Praktik Lapangan

Metode ini merupakan pengamatan secara langsung di lapangan tentang

cara kerja generator, pemeliharaan peralatan listrik, sistem

Transmisi/Distribusi..

3. Metode Studi Literatur

Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah dilakukan

karena metode ini lebih banyak dikerjakan di perpustakaan dengan

membaca buku dan instruksi manual (manual instruction).

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis membuat

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, tujuan kerja praktek, waktu

dan tempat kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, manfaat kerja praktek,

metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek,

serta sistematika penulisan laporan kerja praktek.

BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini akan membicarakan tentang sejarah berdirinya PT. PLN (PERSERO)

Sektor Pembangkitan PLTD Sentani , lokasi perusahaan, jenis-jenis pembangkit

yang ada di Jayapura , bidang operasi perusahaan serta struktur organisasi

perusahaan.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 5: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

BAB III : GAMBARAN UMUM PLTD

Bab ini akan membahas gambaran secara teknis Pembangkit Listrik Tenaga

diesel, bagian–bagian pembangkit serta peralatan pembantu pada pembangkit.

BAB IV : PEMBANGKITAN DAN DISTRUBUSI DAYA LISTRIK

Bab ini akan membahas bagaimana listrik dibangkitkan hingga dapat di salurkan

melaui saluran distribusi Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil Kerja Praktek dan

saran-saran yang diajukan penulis.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 6: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Kelistrikan di Papua dimulai sekitar tahun 1954 dibawa Pemerintahan

Hindia Belanda Electriciteis Wezen. Seiring dengan pengambilan alihan

kekuasaan Irian Barat dari Pemerintahan Hindia Belanda ke Pemerintahan

Republik Indonesia oleh UNTEA, maka pada tanggal 30 September 1962

perusahaan tersebut diambil alih oleh Brigade Pembangunan Irian Barat.

Pada tanggal 15 Mei 1963 Status Perusahaan (Electriciteis Wesen)

tersebut diubah menjadi Djawatan Listrik Irian Barat, kemudian melalui

surat keputusan Gubernur Propinsi Irian Barat No. 109/Gib/1968, status

Djawatan Lisrik Irian Barat diubah lagi menjadi Perusahaan listrik Negara

Exploitasi Selanjutnya melalui SK Gubernur No. 29/Gib/1971 tanggal 18

Pebruari 1971 Pemerintah Propinsi Irian Barat menyerahan Djawatan

Listrik Irian Barat.

Dengan keluarnya PP No. 17 tahun 1972 telah berubah kedudukan

Perusahaan Listrik, maka secara hukum pada tahun 1973 PLN Daerah

Exploitasi XV berubah menjadi Perusahaan Umum Lisrik Negara atau PLN

Wilayah X Cabang Jayapura.

Berdasarkan keputusan pemerintah dengan surat Menteri Pertambangan

dan Energi No.1024/KPTS/II/PERTAMBEN/1981 Tanggal 3 September

1981 telah menetapkan bahwa PLN Wilayah X Cabang Jayapura sebagai

pelaksana pengelola kelistrikan Papua.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 7: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Sejalan dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi pada

tanggal 16 juni 1994 dikeluarkan peraturan Pemerintah No.23 yang

menetapkan perubahan perusahaan umum menjadi PT.PLN (Persero)

berlaku diseluruh jajaran PLN di Indonesia mulai terhitung tanggal 1 Juli

1994.

Berdasarkan pembagian struktur organisasi secara operasional PT.PLN

(Persero) Wilayah X Cabang Jayapura sesuai keputusan Pimpinan PT.PLN

Wilayah X Irian Jaya Nomor : 441.K/023/PW.X/1994 tanggal 8 Oktober

1994, maka daerah kerja PT.PLN (Persero) Wilayah X Cabang Jayapura

dirincikan:

1. Rayon Jayapura

2. Rayon Abepura dengan 5 Listrik Desa

3. Ranting Sentani dengan 17 Listrik Desa

4. Ranting Genyem dengan 25 Listrik Desa

5. Ranting Wamena dengan 2 Listrik Desa

6. Ranting Sarmi dengan 5 Listrik Desa

7. Ranting Arso dengan 18 Listrik Desa

8. Dan 2 (dua) Sentral besar yaitu : PLTD Yarmoch & PLTD Waena

2.2 Lokasi Perusahaan

PLTD ranting Sentani berada 1 KM dari bandara Sentani Jayapura,

tepatnya berada di Kompleks PLTD Sentani dimana semua unit pembangkit,

kantor, bengkel, pengolah pemurnian air, switch yard, dan peralatan bantu

lainnya ada dalam kompleks PLTD yang luasnya ± 750 mm2.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 8: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

MELKY OLAH LOSOR(Spv. Pelanggan Gangguan)

JUNAIDI(PH. Spv. Adm &

Keuangan)

SUWITO(Spv. Distribusi)

HAMZA. S(Spv. Pembangkit)

33

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Demi untuk memperlancar dan mensukseskan tugas-tugas dalam suatu

perusahaan maka pimpinan harus membuat suatu kerangka atau susunan

sebagian tuga-tugas dan tanggung jawab dari bawahan .

Adapun struktur organisasi yang diterapkan di PT. PLN (Persero) Cabang

Jayapura, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar : Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Sentani

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

DAUD KARAPPE BATTI(Manager)

1. MARYADI SADIMAN2. GUNADI3. SISRONI4. M. NURWAHID

1. MARSJE TULAS2. WILLEM H.

1. MOCHAMAD ARI2. YULI M.

TANDIRURA

1. YESAYA ARURI2. FRENGKI H. PUHO3. MIKAEL SOKOY

Page 9: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

BAB III

GAMBARAN UMUM PLTD

3.1. Pandangan Umum PLTD.

PLTD adalah suatu pusat pembangkit tenaga listrik yang menggunakan

motor diesel sebagai penggerak mula. Bahan bakar yang dipakai pada

umunya adalah solar. Prinsip kerjanya yaitu minyak solar dicampur dengan

udara, kemudian dibakar dan diperoleh gas dengan suhu tinggi yang

mengembang dan menggerakkan sebuah piston, kemudian gerakan piston

ini dirubah menjadi suatu kopel putar. Mesin diesel ini dikopel dengan

generator untuk menghasilkan energi listrik.

1.  Pengertian Satuan Pembangkit Diesel (SPD) 

SPD adalah singkatan dari satuan pembangkit diesel, secara populer 

disebut juga diesel genset.  SPD terdiri atas mesin diesel yang dikopel

dengan generator, termasuk  peralatan bantu (auxiliary equipment)

seperti pompa air, pompa minyak pelumas,  tangki  harian bahan

bakar, sistem pendingin mesin maupun sistem  pendingin untuk

generator dan panel kontrol mesin atau generator.  Disamping itu

PLTD terdapat peralatan umum antara lain terdiri atas  kompresor

udara  untuk  menjalankan  mesin,  tangki  persediaan  bahan bakar,

tangki atau kolam persediaan air,  pemadam  kebakaran , pembakar

limbah (incinerator). Selanjutnya termasuk pula bangunan SPD alat

pengangkat (over head crane), transformator penaik tegangan, panel

hubungbagi (switchgear) dan bangunan bengkel atau gudang,

serta perumahan dinas karyawan PLTD. 

 

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 10: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Kapasitas SPD 

PLN membakukan kapasitas SPD sebagai berikut : 

- Kelas 1 :   SPD berkapasitas 50    Kw      PLTD bakal 

- Kelas 2 :  SPD berkapasitas 100  Kw

- Kelas 3 :  SPD berkapasitas 250  Kw    PLTD kecil 

- Kelas 4 :  SPD berkapasitas 500  Kw 

- Kelas 5 :  SPD berkapasitas 750  Kw 

- Kelas 6 :  SPD berkapasitas 1000 Kw 

- Kelas 7 :   SPD berkapasitas 2500 Kw 

- Kelas 8 :  SPD berkapasitas 4000 Kw    PLTD sedang 

- Kelas 9 :   SPD berkapasitas 6000 Kw

Kapasitas SPD tersebut diatas mendapatkan toleransi sebesar 10 % sampai   

20%, sehingga dapat dipenuhi oleh sebagian besar pabrik pembuatan SPD. 

Pengelompokan SPD dalam PLTD bakal, PLTD kecil, PLTD sedang  dan  PLTD 

besar , dimaksudkan untuk memudahkan dalam perencanaan PLTD. 

Pembakuan kapasitas satuan pembangkit diesel didasarkan atas berbagai  faktor

yang diperoleh dari pengalaman dalam pelaksanaan proyek-proyek 

pemasangan   pembangkit diesel maupun pembangunan pembangkit-

pembangkit  listrik tenaga diesel yaitu : 

a. Perecanaan untuk proyek – proyek pemasangan pembangkit diesel. 

b. Pembelian pembangkit listrik. 

c. Referensi dari produsen pembangkit diesel. 

d. Pembangkit diesel yang dipakai untuk memikul beban dasar. 

Pertimbangan dasar yang sangat penting bagi pembakuan kapasitas  satuan 

pembangkit diesel ialah umur ( life time ) mesin diesel.  Kecenderungan 

teknologi modern ialah membuat mesin dengan  putaran yang lebih tinggi, oleh

karena dengan putaran yang lebih tinggi ini  dapat dibuat mesin yang

lebih kecil ukuran fisiknya dengan daya keluaran  yang sama. 

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 11: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Kemajuan teknologi dibidang metallurgi ( logam ) memungkinkan hal ini dan oleh 

karena itu setiap produksi dari type dan oleh karena itu setiap  produksi  dari  tipe

dan peraturan tertentu haruslah dibuktikan  keberhasilannya  setelah  beroprasi

yang berhasil baik selama 12.000 jam atau dua tahun.  Faktor-faktor yang

menentukan  umur mesin adalah : 

a. Putaran mesin (h). 

b. Tekanan ( silinder 0 efektif rata-rata (Pe). 

c. Kecepatan torak rata-rata (Lm). 

Yang diperoleh dari rumus berikut ini :

M=

π4D 2 xSx

n2xjxPe

75 x 60x 100x0,736

Berlaku khusus bagi mesin empat langkah=diesel, dimana :

M = Kapasitas Mesin (kw)

D = Diameter silinder (cm)

S = Langkah torak (cm)

h = Putaran per menit (ppm)

j = Jumlah Silinder

Pe = Tekanan (silinder) efektif rata-rata (kg/cm2)

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 12: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Pengantar Jaringan Distribusi

Sistem jaringan distribusi tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari

pembangkit tenaga listrik hingga sampai pada konsumen (pemakai) pada

jaringan tegangan yang diperlukan

Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan

tegangan menengah / primer (JTM) dengan tegangan 20 kV dan yang

kedua aladah jaringan tegangan rendah (JTR) dengan tegangan 380/220

Volt, dimana tegangan tersebut ditrasformasikan oleh transformasi

distribusi dari 20 kV menjadi 380/220 volt, jaringan ini dikenal juga dengan

jaringan distribusi sekunder. Adapun bagian-bagian dari system distribusi

tenaga listrik adalah :

a) Gardu Induk Distribusi

b) Jaringan Primer (JTM)

c) Transformator Distribusi

d) Jaringan Sekunder (JTR)

4.1.1 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik

a. Tegangan pengenalan

1. JTM 20 kV

2. JTR 380/220 volt

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 13: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

G I

JTM

JTR

33

b. Konfigurasi jaringan primer

Sistem distribusi primer diguna kan untuk menyalurkan tenaga

listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat

mengguna kan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah

sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta

situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang

daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban.

Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi

primer.

Sistem jaringan distribusi yang digunakan pada PT. PLN (Persero)

Ranting Sentani adalah sistem radial, dimana sistem ini merupakan

jaringan distribusi primer yang sederhana dan murah biaya

investasinya. Pada jaringan ini arus yang sangat besar adalah yang

paling dekat dengan gardu induk. Tipe ini dalam penyaluan tenaga

listrik kurang handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang

maka akan menyebabkan terjadinya pemadaman pada penyulang

tersebut.

Gambar 4.1 Pola Radial

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 14: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

4.1.2 Isolator

Isolator biasanya disebut bahan penyekat-penyekat listrik terutama

dimaksudkan agar arus listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan

penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Fungsi utama isolator adalah

sebagai alat pengisolasi antara kawat dengan tiang atau dengan kawat

fase yang lain. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat isolator

adalah porsele (lebih banyak digunakan) dan gla. Jenis isolator yang

digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani adalah isolator

piringan dan isolator pin-pos.

4.1.3 Pengaman pada jaringan SUTM

Tujuan utama pengamanan pada jaringan tegangan menengah adalah

untuk meminimasilir lamanya gangguan dan dan untuk meminimalisir

jumlah dari pelanggan yang terpengaruh dari gangguan. Peralatan

pengaman pada jaringan tegangan menengah antara lain:

1. Relay arus lebih (Over Current Relay/OCR)

Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan

bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya ( I set ).

Prinsip kerja OCR pada dasarnya adalah suatu alat

yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan

bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya

disebut dengan setting.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 15: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Gambar 4.2 Over Current Relay (OCR)

2. Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR)

Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) adalah

alat yang berfungsi untuk mengamankan sistem dari arus

lebih yang diakibatkan adanya gangguan satu fasa ketanah.

Gambar 4.3 Ground Fault Relay

3. Recloser

Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini

secara fisik mempunyai kemampuan seperti pemutus beban

yang dapat bekerja secara otomatis untuk mengamankan

sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan

hubung singkat.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 16: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Gambar 4.4 Recloser

4. Saklar seksi otomatis (sectionaliser)

Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya

dipasang bersama-sama dengan PBO yang berfungsi

sebagai pengaman back-up nya. Alat ini menghitung jumlah operasi

pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan back-up nya

secara otomatis disisi hulu dan SSO ini membuka pada

saat peralatan pengaman disisi hulunya sedang dalam posisi

terbuka.

Gambar 4.5 Pemutus Daya

5. Pelebur (fuse cut out )

Fuse cut out adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya

bagian dari komponen yang telah dirancang khusus dan

disesuaikan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 17: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus

tersebut melebihi suatu nilai dalam waktu.

Gambar 4.6 Fuse Cut Out

4.2 Data Perkembangan Distribusi Dan Beban Puncak Pada PT. PLN

(Persero) Ranting Sentani

Berikut ini adalah beberapa data perkembangan distribusi dan beban

puncak incoming dan penyulang pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 18: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

4.2.1 Data Perkembangan Distribusi PT.PLN (Persero) Ranting

Sentani

Tabel 4.1 Perkembangan Distribusi

NO URAIAN SATUAN JUMLAH KET

1

2

3

PEMBANGKITANMesin kit siap oprasiMesin kit tidak operasiDaya terpasangDaya mampuBeban puncak

TOTAL KONSUMEN TERPASANGTATA UASAHA LANGGANANJumlah konsumen 1 phasaJumlah konsumen 3 phasaJumlah konsumen tanpa meter

TOTAL TRAFO STEEP UP 20 kVKapasitas Trafo Steep Up 20 kVTrafo 25 kVATrafo 50 kVATrafo 100 kVATrafo 160 kVATrafo 200 kVATrafo 250 kVATrafo 315 kVATrafo 325 kVATrafo 400 kVATrafo 500 kVATrafo 630 kVATrafo 700 kVATrafo 1000 kVATrafo 1250 kVATrafo 3180 kVATrafo 3500 kVATrafo 3750 kVATrafo 5000 kVATrafo 1600 kVA

UnitUnitKwKwKw

Plg/VA

Plg/VAPlg/VAPlg/VA

Bh/kVA

Bh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVA

51

12010870

330.441

14.835156

12.754

127

203133161072-4-2--2-----

------

----

---------------------

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 19: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

NO URAIAN SATUAN JUMLAH KET

4

5

6

7

8

9

10

11

TOTAL PANJANG SRTC 4x16 mm2TC 4x10 mm2TC 2x16 mm2TC 2x10 mm2

TOTAL TIANG TEG. RENDAHTiang besiTiang kalengTiang pipaTiang kayu

TOTAL SALURAN LAMPU JALANSaluran CU 10 mm2Saluran CU 6 mm2Saluran TC 10 mm2

TOTAL TITIK LAMPU JALANLampu Mercury 250 wattLampu Mercury 160 wattLampu Neon (TL)

TOTAL TIANG LAMPU JALANTiang BesiTiang Khusus

TOTAL TIANG S U T M 20 KVTiang BesiTiang MenaraTiang Pipa

TOTAL S K T R4x185 mm24x150 mm24x120 mm24x95 mm24x70 mm24x50 mm24x35 mm24x25 mm24x16 mm24x10 mm2

TOTAL PANJANG KAWAT BC SUTRBC 50 mm2BC 35 mm2BC 25 mm2BC 16 mm2BC 10mm2

kmskmskmskmskms

BtgBtgBtgBtgBtg

kmskmskmskms

BhBhBhBh

BtgBtgBtg

BtgBtgBtgBtg

kmskmskmskmskmskmskmskmskmskmskms

kmskmskmskmskmskms

2.063.59812

102.063.586

1.7061.533

--

205

0,36-

0,36-

756756

--

956956

-

22.41622.416

--

6,190,040,040,901,360,121,720,042,01

--

5,80-

5,200,60

--

-----

-----

----

----

---

----

-----------

------

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 20: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

12

13

TOTAL PANJANG KAWAT A3C SUTRAAAC 70 mm2AAAC 50 mm2AAAc 35 mm2

TOTAL PANJANG TC AL TC 3x70 mm2 x 1x50 mm2TC 3x35 mm2 x 1x50 mm2TC 2x35 mm2 x 1x50 mm2TC 2x25 mm2 x 1x50 mm2TC 3x50 mm2 x 1x 50 mm2TC 2x25 mm2 x 1x25 mm2TC 2x16 mm2TC 2x10 mm2

kmskmskmskms

kmskmskmskmskmskmskmskmskms

27,10,1212,0014,99

139,0099,3034,94

-0,401,65

-0,502,21

3.2.2 Data Beban Puncak Incoming dan penyulang PT.PLN

(Persero) Wilayah Papua Cabang Jayapura Ranting Sentani

Tabel 3.2 Data Beban Puncak Incoming dan Penyulang

INCOMING

Mesin Sewa 3.224 MWInter. IV 4.552 MWJumlah 7.776 MW

PENYULANG

Expres Pala 5.163 MWNangka 2.346 MWMatoa 459 kWJumlah 7.968 MW

4.3 Hasil Pengamatan

Dalam melaksanakan program kerja praktek pada PT. PLN (Persero)

Ranting Sentani, penulis mendapatkan permasalahan yang timbul dalam

bidang distribusi jaringan bagian pemeliharaan jaringan, yaitu berbagai

gangguan yang timbul pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 21: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

dan Saluran Tegangan Rendah beserta dampak yang terjadi terhadap

jaringan tersebut. Dimana gangguan - gangguan yang terjadi pada jaringan

tegangan menengah dan tegangan rendah ini sangat penting untuk

ditangani karena dengan banyaknya gangguan akan menyebabkan resiko

yang tidak baik terhadap performace operasi sistem distribusi tenaga listrik

dan kualitas pelayanan beban si sisi pelanggan, selain itu dikhawatirkan

bagi keselamatan manusia dan lingkungan.

4.3.1 Gangguan Pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Dari berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah,

penulis mendapatkan bebrapa masalah gangguan yang sering terjadi pada

jaringan tegangan menengah yaitu :

a. Hubung singkat satu fasa ke tanah

b. Hubung singkat dua fase

c. Hubung singkat tiga fasa

a) Hubung singkat satu fasa ke tanah

Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguanhubung singkat

yang terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang

travers atau kawat tanah pada tegangan menengah). Gangguan ini

disebabkan oleh hewan, seperti kelelawar yang begantungan pada

isolator dan gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan

yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya

(breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada

kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus,

misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relay pengamannya,

peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 22: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya

hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa.

b) Hubung singkat dua fasa

Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi

karena bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu

penghantar fasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current).

Gangguan ini dapat diakibatkan oleh flashover dengan pohon - pohon

yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan hubung singkat dua fasa,

arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil daripada arus hubung

singkat tiga fasa.

c) Hubung singkat tiga fasa.

Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi

karena bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat

diakibatkan oleh tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel

jaringan.

Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan

menengah diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Sambaran petir yang mengenai jaringan

2. Menempelnya layng-layang pada kabel jaringan

3. Pohon atu ranting yang menempel pada kabel jaringan

4. Hewan yang menempel pada kabel jaringan

5. Hilangnya atau putusnya kawat netral

Dari beberapa faktor gangguan di atas, faktor yang biasanya terjadi pada

jaringan tegangan menengah pada jaringan distribusi PT. PLN (Persero)

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 23: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Ranting Sentani adalah menempelnya layang-layang pada kabel jaringan,

pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan dan hewan yang

menempel pada kabel jaringan. Sedangkan untuk faktor gangguan petir

dan hilangnya kawat netral jarang terjadi pada jaringan distribusi PT. PLN

(Persero) Ranting Sentani.

3.3.2 Gangguan Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

Untuk jaringan tegangan rendah jenis gangguan yang paling sering terjadi

adalah losse contact yang biasanya terjadi pada jaringan tegangan

rendah untuk sambungan rumah (SR) dan adapun masalah yang sering

terjadi pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan system 4

kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah masalah ketidak seimbangan

beban.

Untuk gangguan pada jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah

(SR), gangguan losse contac disebabkan oleh sambungan yang kurang

baik, terutama yang menggunakan sambungan dengan tab konektor yang

telah rusak akibat faktor usia tab konektor yang sudah lama digunakan

dan pemasangan tab konektor yang kurang tepat sehingga dapat memicu

terjadinya gangguan losse contac. Yang dimaksud dengan tab konektor

adalah peralatan untuk menghubungkan (mengconek) penghantar

dengan SR (sambungan rumah). Jenis tab konektor yang sering

digunakan pada PT. PLN (persero) Ranting Sentani adalah tab konektor

kedap air (piercing connector), tab konektor ini dapat dipasang dalam

kondisi jaringan bertegangan dan tanpa mengupas isolator. Konduktansi

terjadi karena pada tab konektor ini terdapat gigi penerus arus.

Sehinggan gigi penerus arus tajam dan tegak untuk menembus bagian

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 24: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

isolasi kabel, serta harus diberi gemuk untuk melindungi bagian kontak

dari korosi.

Gambar 4.7 Tab Konektor Kedap Air ( piercing conektor)

Sedangkan masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah

dengan menggunakan sistem 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral adalah

ketidak seimbangnya beban,yang salah satu penyebab keadaan beban

tidak seimbang adalah beda fasa dari beban tiga fasa tidak seimbang.

Untuk jaringan tegangan rendah dengan system 4 kawat yakni 3 fasa dan 1

netral terdiri dari dua jenis kondukror yaitu konduktor telanjang dan

konduktor twisted cable.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 25: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

4.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gangguan Pada Jaringan

Tegangan Menengah Dan Jaringan Tegangan Rendah

Dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan menengah adalah

dengan adanya sambaran petir yang mengenai kabel jaringan, ranting

pohon yang menempel pada jaringan dan benang layang-layang yang

menempel atau melilit kabel jaringan maka akan berdampak terjadinya

arus lebih (over current) yang disebabkan hubung singkat fasa-fasa.

Terjadinya over current akan membuat akan membuat system relay

proteksi atau system pengaman jaringan bekerja. Apabila terjadi arus

lebih atau hubung singkat maka semakin sering pula relay bekerja,

dengan demikian akan sering pula trafo daya menerima hubung

singkat, dimana akan memperpendek umur trafo tersebut.

Sedangkan dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan rendah

pada sambungan rumah (SR) adalah dengan rusaknya sambungan

yang menggunakan tab konektor dapat megakibatkan losse contac

sehingga sumber arus menjadi nol dan terputusnya arus yang menuju

ke pelanggan. Adapun dampak yang ditimbulkan dari masalah ketidak

seimbang beban adalah dapat mengakibatkan penghantar netral yang

dipasok dari gardu distribusi dengan sistim 4 kawat yakni 3 fasa dan

netral mengalir arus, jika di hantaran pentanahan netral terdapat nilai

tahanan dan di aliri arus, maka kawat netral akan bertegangan yang

dapat menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 26: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

4.4 Pemecahan Masalah

Permasalahan gangguan hubung singkat pada jaringan tegangan

menengah dan gangguan losse contac dan ketidak seimbangan beban

pada jaringan tegangan rendah dapat diselesaikan dengan beberapa

alternative pemecahan diantaranya adalah :

4.4.1 Alternatif Pemecahan Gangguan Hubung Singkat Pada

Jaringan Tegangan Menengah

1. Pemeliharaan jaringan tegangan menengah secara berkala dengan

memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau telah

mengenai jaringan tegangan menengah, membersihkan jaringan dari

hewan yang menempel pada jaringan dan membersihkan jaringan

tegangan menengah dari benang atau rangka layang-layang yang

menempel pada melilit kabel.

Gambar 4.8 Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah

2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam hal pemeliharaan

jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau ranting

yang terkena jaringan tegangan menengah

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 27: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

3. Memasang dan memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam

mengatasi gangguan-gangguan hubung singkat, Recloser, Arester,

relay arus lebih (over curren), dan pelebur (fuse cute out).

Gambar 4.9 Fuse Cute Out (Pelebur)

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diuraikan diatas,

penulis memilih alternatif pemecahan poin kesatu dan kedua, yaitu

pemeliharaan kabel tegangan menengah secara berkala dengan

memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah

mengenai kabel tegangan menengah dan membersihkan kabel tegangan

menengah dari benang-benang atau rangka layang-layang yang menempel

atau melilit pada kabel. Dan lebih mengefektifkan kerja sama antara PT. PLN

(Persero) Ranting Sentani dan masyarakat dalam melakuakan pemeliharaan

terhadap jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau

ranting yang terkena kabel jaringan tegangan menengah.

Penulis memilih dua poin ini karena apabila kabel tegangan menengah

sudah terpelihara dan tidak adanya pohon atau ranting yang mengenai kabel

jaringan tegangan menengah maka sistem distribusi pun akan lancar dan

gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi sehingga akan

memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada system.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 28: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

4.4.2 Alternatif Pemecahaan Masalah Pada Gangguan Jaringan

Tegangan Rendah (JTR)

1. Pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah

(SR) dapat dilakuakn dengan mengganti tab konektor yang telah

rusak dengan tab konektor yang baru.

Gambar 4.10 Penggantian Tab Konektor

2. Sedangkan untuk mengatasi masalah ketidak seimbangan beban

yang timbul pada jaringan tegangan rendah dengan munggunakan

sistim 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah dengan melakukan

pemeliharaan jaringan dengan cara membersihkan jaringan dari

sentuhan dahan (untuk jaringan dengan konduktor telanjang).

Sedangakan untuk twisted cable, pemeliharaan agak jarang kecuali

untuk kabel yang tertekan dahan pohon. Memonitoring

keseimbangan beban pada tiap-tiap fasa, agar konduktor netral tidak

dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 29: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Dari alternatif pemecehan masalah diatas, penulis memilih poin satu dan dua

yaitu pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR)

dan pemeliharaan jaringan tegangan rendah dengan sistim 4 kawat yaitu 3

fasa dan 1 netral dan memonitoring keseimbangan beban pada masing-

masing fasa.

Penulis memilih dua poin diatas karena dengan dilakukanya pemeliharaan

jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dengan cara

mengganti konektor yang telah rusak, di harapkan dapat mengatasi

gangguan losses contac pada jaringan tegangan rendah, dan juga dengan

dilakukanya pemeliharaan terhadap tegangan rendah pada sistim 4 kawat

yakni 3 fasa dan 1 netral dan memonitor keseimbangan beban pada tiap-

tiap fasa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang timbul pada

jaringan tegangan rendah.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 30: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah memaparkan beberapa permasalahan dan pemecahan masalahnya

dibidang pemeliharaan jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah

yaitu masalah gangguan dan dampak yang ditimbulkannya, maka ada

bebeapa hal yang perlu digaris bawahi yaitu :

1. Permasalahan yang timbul pada bagian distribusi jaringan pada bagian

pemeliharaan jaringan tegangan menengah adalah masalah gangguan

dan dampak yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan

tegangan rendah.

2. Gangguan yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah adalah

gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa

dan hubung singkat tiga fasa. Dan gangguan dan masalah yang sering

terjadi pada jaringan tegangan rendah adalah losse contac dan ketidak

seimbangan beban.

3. Dampak yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tersebut adalah

terjadi arus lebih (over current). Dimana arus lebih (over current) dapat

berbahaya bila alat proteksi relay (pengaman arus lebih) tidak berfungsi

dengan semestinya. Dampak yang terjadi akibat losse contac adalah

terputusnya arus tegangan sedangkan dampak yang terjadi akibat

masalah ketidak seimbangan beban adalah dapat menyebabkan

tegangan pada trafo tidak seimbang.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 31: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

4. Pemecahan masalah gangguan pada jaringan tegangan menengah dan

rendah, yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala.

5.2 Saran

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas

dalam mengatasi gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah

dan tegangan rendah masih sangat sederhana, namun solusi tersebut dapat

menjadi masukan bagi kita semua terutama pihak PT.PLN (Persero) Ranting

Sntani. Dengan melakukan pemeliharaan secara berkala diharapkan dapat

membantu dalam mengurangi gangguan dan masalah pada jaringan

tegangan menengah dan tegangan rendah.

Melihat hal di diatas, penulis meyarankan untuk lebih meningkatkan

pemeliharaan jaringan secara insentif dan berkala serta pengawasan dan

kerja sama antara PT. PLN (Persero) Ranting Sentani dan masyarakat.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 32: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN (Persero) Cabang Jayapura. 2011, Sejarah Dan Lokasi Perusahaan.

PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.2011, Data Perkembangan Distribusi, Data Beban Puncak, Single Line Penyulang Dan Data Gardu, Alamat Dan Daya Terpasang Pada Setiap Penyulang.

http// www.jendeladistribusi.org , 2009, Materi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah. [ 10 September 2011]

http// www.demam48.files.wordpress.com, 2010, Pengaman Pada Jaringan Distribusi. [ 21 September 2011]

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Page 33: Laporan Sonya (KP PLTD Sentani).docx

33

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011