Top Banner
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah satu-satunya molekul yang paling banyak terdapat dalam makhluk hidup. Sekitar 60% dari berat tubuh manusia dewasa dan sebanyak 95% dari berat bentuk-bentuk halus seperti ubur-ubur dan embrio adalah air. Sebenarnya seluruh biokimia itu adalah kimia berair ; artinya, air memberikan medium tempat terjadinya sebagian besar interaksi biokimia. Air juga secara langsung turut dalam banyak reaksi biokomia, termasuk yang terlibat dalam respirasi seluler, pencernaan dan fotosintesis (Kimball, 1999). Air tanah, air permukaan dan air atmosfer mengandung berbagai macam unsur kimia dalam keadaan terlarut. Bahan- bahan tersebut masuk ke perairan disebabkan oleh proses fisika, kimia dan perubahan cuaca di bumi, serta berbagai reaksi kimia di atmosfer. Dalam kualitas air terdapat beberapa tipe pengukuran yaitu kimia, fisika, biologi (bakteriologi, virus) yang tergantung pada pemanfaatan air tersebut misalnya keperluan air minum dan lain-lain. Tipe- tipe pengukuran tersebut tidak digunakan sendirian tetapi saling berkaitan. Ciri-ciri air alami berasal dari tanah dan Laporan ketik LIMNOLOGI Page 1
90

LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Jun 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air adalah satu-satunya molekul yang paling banyak terdapat dalam

makhluk hidup Sekitar 60 dari berat tubuh manusia dewasa dan sebanyak

95 dari berat bentuk-bentuk halus seperti ubur-ubur dan embrio adalah air

Sebenarnya seluruh biokimia itu adalah kimia berair artinya air memberikan

medium tempat terjadinya sebagian besar interaksi biokimia Air juga secara

langsung turut dalam banyak reaksi biokomia termasuk yang terlibat dalam

respirasi seluler pencernaan dan fotosintesis (Kimball 1999)

Air tanah air permukaan dan air atmosfer mengandung berbagai macam

unsur kimia dalam keadaan terlarut Bahan-bahan tersebut masuk ke perairan

disebabkan oleh proses fisika kimia dan perubahan cuaca di bumi serta

berbagai reaksi kimia di atmosfer Dalam kualitas air terdapat beberapa tipe

pengukuran yaitu kimia fisika biologi (bakteriologi virus) yang tergantung pada

pemanfaatan air tersebut misalnya keperluan air minum dan lain-lain Tipe-tipe

pengukuran tersebut tidak digunakan sendirian tetapi saling berkaitan Ciri-ciri air

alami berasal dari tanah dan mempunyai kulaitas air secara umum sesuai

dengan peruntukannya Masing-masing unsur kimia tersebut mempunyai fungsi

tertentu dalam sistem geologi Akibatnya perairan selalu dikontrol oleh beberapa

substansi terlarut dalam kondisi yang seimbang bersama dengan perubahan-

perubahan yang terjadi Sehingga dapat dikatakan perairan alami memiliki ciri-ciri

kimia tertentu yang dikenal dengan ldquokualitas airrdquo Kondisi kualitas air tergantung

pada penggunan air tersebut (Arfiati 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 1

12 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air ini adalah

untuk mengetahui kualitas air sungai di perairan Joyosuko Metro dan juga untuk

meningkatkan pemahaman mahasiswa (praktikan) tentang cara pengukuran

kualitas air melalui parameter fisika dan kimia

Tujuan dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air adalah agar

praktikan dapat mengetahui serta memahami secara langsung tentang ilmu

Limnologi serta mampu melaksanakan identifikasi kualitas melalui parameter-

parameter fisika dan kimia di perairan air tawar

13 Kegunaan

Manfaat yang didapat dari praktikum Limnologi mengenai analisis kualitas

air ini sangat besar sekali dimana kita sebagai praktikan memperoleh

pengetahuan tentang bagiamana kualitas suatu perairan yang baik dan yang

buruk melalui parameter fisika dan kimia Selain itu praktikum ini juga berguna

untuk mengetahui dan menetukan faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem

suatu perairan mengingat bahwa air berperan vital dalam kehidupan semua

makhluk di bumi

14 Waktu dan Tempat

Praktikum Limnologi kali ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010

Untuk praktikum lapang dimulai pukul 0530 sampai 0700 WIB bertempat di

sungai Joyosuko metro Malang sedangkan praktikum Laboratorium dimulai pukul

1300 sampai 1430 WIB bertempat di laboratorium Workshop Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 2

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Limnologi

Menurut Musa dan Uun (2006) menyatakan bahwa Limnologi berasal dari

bahasa Yunani ldquoLimnerdquo artinya genangan air yang berarti bisa kolam rawa atau

danau Limnologi mempelajari tentang sistem perairan di dalamnya termasuk

danau dan kolam air tawar danau dan kolam air asin rawa sungai (rivers) dan

aliran atau cucuran air (streams) Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu

yang saling berhubungan meliputi ilmu fisika kimia geologi dan biologi Tujuan

mempelajari limnologi adalah mengetahui komponen-komponen yang

menyususn dalam sistem perairan serta mengetahui fungsi dan masing-masing

komponen tersebut di dalam dinamika secara keseluruhan

Limnologi adalah suatu studi mengenai air tawar atau payau dimana

merupakan cakupan benda yang terbatas penataan kualitas air sangat

diutamakan Analisa tersebut dapat membantu dalam penentuan kualitas sutau

perairan terutama perairan darat (Goldman 1996)

21 Parameter Kualitas Air

211 Parameter Fisika

2111 Suhu

Temperatur dari air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan

terutama bila suhu sungai tinggi disamping itu suhu pada lingkungan perairan

secara langsung mempengaruhi toksitas banyak bahan kimia pencemaran

pertumbuhan mikroorganisme dan arus Temperatur diperairan dipengaruhi

adanya faktor pencemaran misalnya pembuangan air limbah yang

menyebabkan kenaikan suhu sehingga mengganggu kehidupan air Untuk

mengukur suhu pada lingkungan perairan dapat dilakukan di perairan atau pada

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 3

waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya

digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium

karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno

2004)

Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh

musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara

penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga

sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki

kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam

pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas

reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan

kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya

mengakibatkan konsumsi oksigen

Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam

bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada

perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu

Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian

yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara

vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur

dengan baik karena adanya angin dan gelombang

Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada

lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap

penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-

kurangnya 1degC

Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan

lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal

yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4

mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di

wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian

dasar hanya sekitar 2degC-3degC

Gambar startifikasi suhu

2112 Kecepatan arus

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh

lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus

dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan

pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan

(Hutabarat 1985)

Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap

kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan

pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5

2113 Kecerahan

Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang

direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti

kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti

laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m

secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena

jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris

cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m

(Daralugie 2010)

Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan

yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai

kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan

pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan

yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air

Gambar stratifikasi cahaya

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air

pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya

matahari

Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1

dari intensitas cahaya permukaan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 2: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

12 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air ini adalah

untuk mengetahui kualitas air sungai di perairan Joyosuko Metro dan juga untuk

meningkatkan pemahaman mahasiswa (praktikan) tentang cara pengukuran

kualitas air melalui parameter fisika dan kimia

Tujuan dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air adalah agar

praktikan dapat mengetahui serta memahami secara langsung tentang ilmu

Limnologi serta mampu melaksanakan identifikasi kualitas melalui parameter-

parameter fisika dan kimia di perairan air tawar

13 Kegunaan

Manfaat yang didapat dari praktikum Limnologi mengenai analisis kualitas

air ini sangat besar sekali dimana kita sebagai praktikan memperoleh

pengetahuan tentang bagiamana kualitas suatu perairan yang baik dan yang

buruk melalui parameter fisika dan kimia Selain itu praktikum ini juga berguna

untuk mengetahui dan menetukan faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem

suatu perairan mengingat bahwa air berperan vital dalam kehidupan semua

makhluk di bumi

14 Waktu dan Tempat

Praktikum Limnologi kali ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010

Untuk praktikum lapang dimulai pukul 0530 sampai 0700 WIB bertempat di

sungai Joyosuko metro Malang sedangkan praktikum Laboratorium dimulai pukul

1300 sampai 1430 WIB bertempat di laboratorium Workshop Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 2

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Limnologi

Menurut Musa dan Uun (2006) menyatakan bahwa Limnologi berasal dari

bahasa Yunani ldquoLimnerdquo artinya genangan air yang berarti bisa kolam rawa atau

danau Limnologi mempelajari tentang sistem perairan di dalamnya termasuk

danau dan kolam air tawar danau dan kolam air asin rawa sungai (rivers) dan

aliran atau cucuran air (streams) Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu

yang saling berhubungan meliputi ilmu fisika kimia geologi dan biologi Tujuan

mempelajari limnologi adalah mengetahui komponen-komponen yang

menyususn dalam sistem perairan serta mengetahui fungsi dan masing-masing

komponen tersebut di dalam dinamika secara keseluruhan

Limnologi adalah suatu studi mengenai air tawar atau payau dimana

merupakan cakupan benda yang terbatas penataan kualitas air sangat

diutamakan Analisa tersebut dapat membantu dalam penentuan kualitas sutau

perairan terutama perairan darat (Goldman 1996)

21 Parameter Kualitas Air

211 Parameter Fisika

2111 Suhu

Temperatur dari air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan

terutama bila suhu sungai tinggi disamping itu suhu pada lingkungan perairan

secara langsung mempengaruhi toksitas banyak bahan kimia pencemaran

pertumbuhan mikroorganisme dan arus Temperatur diperairan dipengaruhi

adanya faktor pencemaran misalnya pembuangan air limbah yang

menyebabkan kenaikan suhu sehingga mengganggu kehidupan air Untuk

mengukur suhu pada lingkungan perairan dapat dilakukan di perairan atau pada

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 3

waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya

digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium

karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno

2004)

Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh

musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara

penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga

sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki

kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam

pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas

reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan

kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya

mengakibatkan konsumsi oksigen

Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam

bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada

perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu

Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian

yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara

vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur

dengan baik karena adanya angin dan gelombang

Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada

lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap

penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-

kurangnya 1degC

Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan

lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal

yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4

mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di

wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian

dasar hanya sekitar 2degC-3degC

Gambar startifikasi suhu

2112 Kecepatan arus

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh

lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus

dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan

pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan

(Hutabarat 1985)

Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap

kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan

pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5

2113 Kecerahan

Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang

direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti

kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti

laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m

secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena

jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris

cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m

(Daralugie 2010)

Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan

yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai

kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan

pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan

yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air

Gambar stratifikasi cahaya

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air

pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya

matahari

Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1

dari intensitas cahaya permukaan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 3: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Limnologi

Menurut Musa dan Uun (2006) menyatakan bahwa Limnologi berasal dari

bahasa Yunani ldquoLimnerdquo artinya genangan air yang berarti bisa kolam rawa atau

danau Limnologi mempelajari tentang sistem perairan di dalamnya termasuk

danau dan kolam air tawar danau dan kolam air asin rawa sungai (rivers) dan

aliran atau cucuran air (streams) Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu

yang saling berhubungan meliputi ilmu fisika kimia geologi dan biologi Tujuan

mempelajari limnologi adalah mengetahui komponen-komponen yang

menyususn dalam sistem perairan serta mengetahui fungsi dan masing-masing

komponen tersebut di dalam dinamika secara keseluruhan

Limnologi adalah suatu studi mengenai air tawar atau payau dimana

merupakan cakupan benda yang terbatas penataan kualitas air sangat

diutamakan Analisa tersebut dapat membantu dalam penentuan kualitas sutau

perairan terutama perairan darat (Goldman 1996)

21 Parameter Kualitas Air

211 Parameter Fisika

2111 Suhu

Temperatur dari air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan

terutama bila suhu sungai tinggi disamping itu suhu pada lingkungan perairan

secara langsung mempengaruhi toksitas banyak bahan kimia pencemaran

pertumbuhan mikroorganisme dan arus Temperatur diperairan dipengaruhi

adanya faktor pencemaran misalnya pembuangan air limbah yang

menyebabkan kenaikan suhu sehingga mengganggu kehidupan air Untuk

mengukur suhu pada lingkungan perairan dapat dilakukan di perairan atau pada

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 3

waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya

digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium

karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno

2004)

Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh

musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara

penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga

sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki

kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam

pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas

reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan

kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya

mengakibatkan konsumsi oksigen

Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam

bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada

perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu

Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian

yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara

vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur

dengan baik karena adanya angin dan gelombang

Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada

lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap

penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-

kurangnya 1degC

Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan

lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal

yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4

mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di

wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian

dasar hanya sekitar 2degC-3degC

Gambar startifikasi suhu

2112 Kecepatan arus

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh

lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus

dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan

pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan

(Hutabarat 1985)

Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap

kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan

pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5

2113 Kecerahan

Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang

direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti

kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti

laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m

secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena

jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris

cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m

(Daralugie 2010)

Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan

yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai

kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan

pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan

yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air

Gambar stratifikasi cahaya

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air

pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya

matahari

Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1

dari intensitas cahaya permukaan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 4: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya

digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium

karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno

2004)

Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh

musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara

penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga

sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki

kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam

pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas

reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan

kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya

mengakibatkan konsumsi oksigen

Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam

bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada

perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu

Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian

yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara

vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur

dengan baik karena adanya angin dan gelombang

Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada

lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap

penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-

kurangnya 1degC

Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan

lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal

yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4

mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di

wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian

dasar hanya sekitar 2degC-3degC

Gambar startifikasi suhu

2112 Kecepatan arus

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh

lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus

dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan

pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan

(Hutabarat 1985)

Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap

kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan

pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5

2113 Kecerahan

Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang

direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti

kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti

laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m

secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena

jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris

cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m

(Daralugie 2010)

Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan

yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai

kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan

pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan

yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air

Gambar stratifikasi cahaya

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air

pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya

matahari

Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1

dari intensitas cahaya permukaan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 5: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di

wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian

dasar hanya sekitar 2degC-3degC

Gambar startifikasi suhu

2112 Kecepatan arus

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh

lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus

dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan

pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan

(Hutabarat 1985)

Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap

kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan

pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5

2113 Kecerahan

Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang

direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti

kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti

laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m

secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena

jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris

cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m

(Daralugie 2010)

Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan

yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai

kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan

pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan

yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air

Gambar stratifikasi cahaya

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air

pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya

matahari

Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1

dari intensitas cahaya permukaan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 6: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

2113 Kecerahan

Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang

direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti

kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti

laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m

secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena

jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris

cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m

(Daralugie 2010)

Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan

yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai

kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan

pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan

yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air

Gambar stratifikasi cahaya

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air

pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya

matahari

Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1

dari intensitas cahaya permukaan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 7: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan

intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)

2114 Salinitas

Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air

tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel

tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan

dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air

tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa

jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira

tawar sampai payau (Lesmana 2004)

Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh

terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya

terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak

Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu

Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin

lt0505-3030-40gt40

Gambar stratifikasi salinitas

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 8: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu

Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat

terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan

sedangkan dibawahnya terdapat air laut

Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena

adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan

pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal

2115 Parameter Kimia

2116 pH

Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat

keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH

= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga

pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion

H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin

banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam

Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115

Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri

sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah

(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya

menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah

(Arfiati 2001)

Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan

dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah

basa (Pujatmaka 2002)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 9: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

2117 DO (Dissolved Oxygen)

Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin

mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah

Berkurangnya O2 karena

1 Respirasi

2 Dekomposisi

Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2

menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat

tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph

tinggi Sumber-sumber O2

1 Atmosfer difusi angin

2 Fotosintesis

Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi

biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di

perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)

2223 Karbondioksida (CO2)

Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam

arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses

pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2

bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan

melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam

air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2

Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme

bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)

Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau

jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 10: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian

membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap

tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi

malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini

terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun

di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting

sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna

sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya

karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi

Gambar siklus karbon

2224 Alkalinitas

Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai

lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang

tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai

ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan

pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 11: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar

alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)

Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima

proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam

campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali

2225 Ammonium Nitrogen

Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi

Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva

atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan

menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak

dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau

menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)

Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak

dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang

oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan

urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)

2226 Ortofosfat

Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam

bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme

Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih

untuk keperluan rumah tangga atau industri

Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk

partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor

inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 12: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan

secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan

dalam persamaan

H3PO4 H+ + H2PO4

H2PO4 H+ + HPO42-

HPO43- H+ + PO4

3-

Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan

nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)

Gambar siklus fosfor

Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan

juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang

mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan

fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan

kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui

pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar

Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 13: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya

fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)

2227 Total Organic Matter (TOM)

Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai

sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi

bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering

disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)

Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu

mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena

akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan

partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan

oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan

lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)

2228 Nitrat Nitrogen

Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses

eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)

merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)

Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan

alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan

nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat

mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses

konvensi iniditujukan dalam persamaan

NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 14: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi

amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan

ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata

seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah

tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya

Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk

memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom

lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting

dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar

memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan

oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin

pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk

nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di

atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball

1999)

Gambar siklus nitrogen

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 15: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

3 METODOLOGI

31 Fungsi Alat dan Bahan

311 Alat dan Fungsi

A Parameter Fisika

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter

fisika yaitu

a) Suhu

Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu

perairan

b) Kecepatan Arus

Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air

mineral

Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan

pelampung agar massa jenisnya sama

dengan massa jenis air

Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran

kecepatan arus

c) Kecerahan

Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam

suatu perairan

Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali

secchi disk saat mengukur kecerahan

Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat

mengukur kecerahan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 16: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

d) Salinitas

Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan dengan skala tertentu

Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas

perairan

Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan

diukur salinitas

B Parameter Kimia

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter

kimia yaitu

a) pH (Posioning hydrogen)

pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen

yang ada di dalam perairan

Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper

Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH

perairan

b) Oksigen Terlarut (DO)

Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur

DOnya

Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran

Statif untuk membantu menyangga Buret

Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4

NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan

dalam jumlah kecil

Corong untuk membantu memasukkan larutan

NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 17: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO

c) Karbondioksida

Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3

dalam skala kecil atau tetes

Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan

larutan PP dan Na2CO3

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan diuji kadar CO2nya

botol 1500 ml untuk wadah sampel air

d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang

akan diteliti dan tempat titrasi

Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat

pentitran

Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga

Buret

Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala

kecil atau untuk mengambil larutan indikator

MO

Botol larutan sebagai tempat larutan MO

e) Ammonia Nitrogen

Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan

digunakan

Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 18: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

akan digunakan

Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator

Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler

Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia

Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet

f) TOM (Total Organic Meter)

Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada

volume tertentu dengan tepat

Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan

H2SO4 dengan tepat saat menggunakan

pipet volume

Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala

kecil

Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat

dipanaskan dan selesai dipanaskan

Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan

H2SO4) dengan air sampel

Buret untuk menitrasi larutan sampel

Statif untuk menyagga buret

Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk

membantu menghomogenkan larutan

sampel

Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan

saat menggunakan hot plate

Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 19: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

g) Ortofosfat

Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air

sampel

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang

akan digunakan

Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam

erlenmeyer

Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel

Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat

Rak cuvet untuk meletakkan cuvet

h) Nitrat nitrogen

Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan

dipanaskan dan untuk menguapkan larutan

sampel hingga tebentuk kerakkristal

Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan

digunakan

Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator

Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan

asam fenol disulvonik

Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet

Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala

volume

Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil

larutan berbahaya saat menggunakan pipet

volume

Wasing bottle sebagai tempat aquades

Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 20: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

kerak pada cawan porselin

Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan

NH4OH

Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat

Corong untuk membantu memasukkan larutan

berbahaya pada wadah bermulut sempit

312 Bahan dan Fungsi

A Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter fisika yaitu

a) Suhu

Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya

b) Kecepatan arus

Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya

c) Kecerahan

Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya

d) Salinitas

Air sungai bahan yang diuji salinitasnya

Tissue untuk membersihkan refraktometer

Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer

B Parameter kimia

Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang

parameter kimia yaitu

a) pH (poisoning hydrogen)

Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 21: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Ph paper sebagai indicator asam basa

b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)

MnSO4 untuk membantu proses percepatan

pengikatan O2 yang terlarut dalam air

NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk

endapan coklat

H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan

mengoksidasi asam

Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan

indikator warna ungu

Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2

dan membentuk 2 NaI

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

oksigennya

Kertas label sebagai penanda botol DO

c) Karbondioksida (CO2)

PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa

Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan

Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan

CO2nya

d) Alkalinitas

Air sungai bahan yang diamati kandungan

alkalinitasnya

MO sebagai indikator suasana asam dan

sebagai indikator warna orange

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 22: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai

pentitran

Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya

e) Amonia Nitrogen

Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium

nitrogennya

Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator

warna kuning

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan

digunakan

Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet

f) TOM (Total Organic Matter)

Air sungai sebagai sampel yang akan diukur

kandungan TOM-nya

KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat

bahan organik

Na-oxalat sebagai reduktor

Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan

H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai

pengondisian asam

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 23: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

g) Orthofosfat

Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium

fosfo Molybdate

SnCl2 sebagai indikator warna biru

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya

Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer

h) Nitrat Nitrogen

Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat

Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar

nitratnya

Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat

NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+

dan sebagai indikator pembentuk warna

kuning

Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer

Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum

dimasukkan ke dalam spektrofotometer

Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi

NH4OH

Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator

dalam cuvet

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 24: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja

3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO

- dicatat volumenya

- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi

gelembung udara

- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan

sebaiknya dilakukan di dalam air

3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24

Botol DO kosong

Botol DO yang berisi air sampel

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 25: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Thermometer Hg

Hasil

Botol Air Mineral Mineral

Hasil

322 Pengukuran Kualitas Air

3 2 2 1 Parameter Fisika

3 2 2 1 1 A Suhu

- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari

- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung

pada bagian air raksa

- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit

- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan

- dicatat dalam skala oC

3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus

-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m

- dimasukkan ke dalam perairan

- diikatkan dengan aliran arus masuk

- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya

menggunakan stopwatch

- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama

kali

- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang

- dihitung dengan rumus V =st

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 26: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 27: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Secchidisk

Hasil

Botol air mineral

Hasil

3 2 2 1 3 A Kecerahan

- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak

tampak pertama

- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak

tampak pertama kali

- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak

terlihat

- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda

dengan karet gelang sebagai D2

- dihitung dengan rumus d = d1+d22

32214 A Salinitas

- Diisi air sampel

- Dimasukkan salinometer

- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer

- Dicatat

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 28: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Refraktometer

Hasil

PH Paper

Hasil

- Dibuka penutup kaca prisma

- Dikalibrasi dengan aquades

- Dibersihkan dengan tissue secara searah

- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya

- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung

udara dipermukaan kaca prisma

- Diarahkan ke sumber cahaya

- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai

- Dicatat kadar salinitasnya

b Parameter Kimia

3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)

-dimasukkan dalam perairan

- ditunggu selama plusmn 2 menit

- diangkat dari perairan

- dikibas-kibaskan sampai setengah kering

- dicocokkan dengan kotak standard

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 29: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Air Sampel

Hasil

-dicatat nilai PH yang didapat

3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)

-diambil 25ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)

- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink

untuk pertama kali

- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000

V air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 30: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut

-dibuka tutup botolnya

- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup

kembali

- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat

- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit

- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan

Selang

-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes

- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes

-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali

- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran

- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000

V Botol DOminus4

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30

Botol DO diisi air sampel

HASIL

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 31: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Air Sampel

Hasil

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 4 A Alkalinitas

-diambil 25 ml dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml

- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan

- didapat PHlt83

- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator

methyl orange sampai terjadi perubahan warna

- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus

CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000

ml air sampel 2

3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)

- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur

- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml

- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar

homogen

- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna

- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 425 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 32: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 6 A Ortofosfat

-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml

- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml

- ditambahkan 1 ml amonium molybdat

- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan

- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan

- dimasukkan dalam cuvet

- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 690 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 33: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)

-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur

- dimasukkan dalam Erlenmeyer

- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret

- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)

- dipanaskan sampai suhu 85oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 75oC

- diangkat

- didiamkan sampai suhu 65oC

- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna

- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali

- dicatat volume titran (x ml) awal

- dicatat volume titran (y ml) akhir

- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)

ml air sampel

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 34: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Air Sampel

Hasil

3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen

- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke

dalam cawan petri

- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan

- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula

- diencerkan dengan 10 ml aquades

- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna

- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

- dimasukkan dalam cuvet

- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 410 microm

3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Parammeter Fisika

3 2 2 1 1 B Suhu

Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah

menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya

termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup

dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita

menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan

tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2

menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca

skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 35: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus

Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air

mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang

ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat

dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang

sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya

menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk

mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St

dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch

3 2 2 1 3 B Kecerahan

Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah

menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi

untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi

atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang

secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 36: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya

Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar

Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan

hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan

ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke

dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara

perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh

sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22

Setelah

itu ditarik secchi disk keluar dari perairan

32214B Salinitas

Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di

laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur

kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai

salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak

Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya

Parameter Kimia

3 2 2 2 1 B pH

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang

digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan

stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai

berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper

berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 37: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam

perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit

pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang

dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna

dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna

pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa

3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)

Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah

mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya

mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet

tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air

berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak

berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi

mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama

kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan

dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan

rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000

mlair sampel

32223B Oksigen Terlarut (DO)

Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah

menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif

Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah

MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 38: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air

sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)

larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian

ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk

melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol

DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan

yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan

selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol

sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau

bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat

tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut

endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi

dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi

bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi

sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat

menghitung kadar O2 dengan rumus

DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4

32224B Alkalinitas

Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan

adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan

gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air

sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83

kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes

yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl

001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 39: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari

selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh

dimasukkan kedalam rumus

CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )

mlair sampel x 1002

+1000

32225B Ammonium Nitrogen

Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai

sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer

Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar

bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur

volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass

Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk

warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar

terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui

kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya

32226B Ortofosfat

Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur

dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml

Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya

mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah

dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru

kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu

diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 40: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -

00073

32227B TOM

Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan

alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume

25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot

plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah

alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu

dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak

Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk

ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan

lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan

Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan

menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x

32228B Nitrat nitrogen

Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat

dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan

porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer

Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml

lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot

plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot

plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol

disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 41: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat

Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan

dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk

warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml

lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 410 microm

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 42: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Spektrofotometer

Hasil

323 Penggunaan Spektrofotometer

- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik

- dinyalakan tombol power

- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar

- dimasukkan panjang gelombang

- ditekan enter

- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai

- ditunggu sampai ada tulisan abc

- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer

untuk kalibrasi

- ditekan tombol zero

- ditunggu sampai ldquo0000rdquo

- dimasukkan larutan yang akan diukur

- ditekan enter

- dicatat angka yang keluar pada layar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 43: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer

Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan

ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik

Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu

ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang

akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka

enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan

panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan

enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang

akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar

dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan

read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di

atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 44: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia

No Parameter Hasil

1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl

10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt

42 Perhitungan

a Kecepatan Arus

Diketahui s=5m t=63 second

Ditanya v

Jawaban

v= st= 563

=06793m s

b Kecerahan

Diketahui d1=26 cm d2=38 cm

Ditanya kecera han

Jawaban

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 45: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

d1+d22

=26+382

=642

=32cm

c Oksigen Terlarut (DO)

Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml

Ditanya DO

Jawaban

DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4

DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4

= 190028872

=658mg l

d Karbon Dioksida (CO2)

Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml

Ditanya CO2

Jawaban

CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel

CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml

=998825

=39952mg l

e Alkalinitas

Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml

Ditanya CaCO3

Jawaban

CaCO3=VHCL times N HCL

V air sampeltimes1002

times1000

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 46: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

CaCO3=13mltimes002N

25mltimes1002

times1000=52mg l

f TOM (Total Organik Matter)

Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml

Ditanya TOM

Jawaban

TOM iquest

TOM iquestiquest

g Orthofosfat

Diketahui x=0193

Ditanya y

Jawaban

ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l

h Nitrat Nitrogen

Diktahui x=0357

Ditanya y

Jawaban

nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l

43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 47: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

431 Parameter Fisika

4311 Suhu

Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil

sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg

dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan

dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya

suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan

meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu

perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto

(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu

secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai

22 mgl berat tubuhjam

4312 Kecepatan Arus

Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus

diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana

S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat

pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai

yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh

kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran

air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada

perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah

terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 48: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

4313 Kecerahan

Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di

Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22

diperoleh hasil kecerahan adalah 32

cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran

kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor

Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada

warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca

waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang

yang melakukan pengukuran kecerahan

4314 Salinitas

Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air

sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar

Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan

dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu

regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah

pelagik

432 Parameter Kimia

4321 pH

Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di

Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong

baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH

merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal

dimana antara 6-8

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 49: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

4322 Karbondioksida

Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh

dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah

39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton

yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut

Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan

bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang

diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar

karbondiosida bebas lt 59 liter

4323 Oksigen Terlarut

Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya

bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi

dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang

tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi

dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah

ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening

Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95

ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO

dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah

tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak

mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat

Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung

oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5

ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya

kurang dari 5 mgl akan berkembang

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 50: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

4324 Alkalinitas

Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan

volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam

batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya

lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas

20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)

kalisium karbonat (CaCO3)

4325 Ammonium Nitrogen

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai

Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut

biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan

tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari

02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan

4326 TOM

Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample

volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut

Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai

oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic

yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai

kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)

4327 Ortofosfat

Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar

01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 51: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat

terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)

berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan

oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan

mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan

eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter

4328 Nitrat Nitrogen

Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai

Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut

kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia

adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh

tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi

daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper

tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan

tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir

pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)

44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter

441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut

Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang

Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan

salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 52: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

442 Hubungan suhu dengan TOM

Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan

perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu

perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat

mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada

di perairan akan berkurang (Effendi 2003)

443 Hubungan pH dan CO2

Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada

pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan

semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas

Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif

Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat

lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan

berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3

(Cole 1988)

444 Hubungan pH dengan Alkalinitas

Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai

alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga

semakin tinggi

445 Hubungan pH dengan Amonia

Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu

perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 53: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik

terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang

melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)

446 Hubungan Fosfor dengan Suhu

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan

ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan

polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)

447 Hubungan Fosfor dengan pH

Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk

orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi

orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai

pH

Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari

orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada

semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan

phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4

2-Pada nilai pH intermediet dan

PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)

448 Hubungan DO dengan Salinitas

Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi

dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 54: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2

Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan

meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2

membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)

4410 Hubungan DO dengan Nitrat

Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa

mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai

penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi

pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang

bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah

4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik

Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya

berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C

biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses

dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)

45 Faktor Biologi

Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang

dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari

distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia

sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air

(Kholidah 2005)

Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam

mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 55: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang

menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman

rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar

dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)

Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya

juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 56: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

5 PENUTUP

51 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis

kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut

Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan

darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya

Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika

dan kimia

Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas

Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen

Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen

Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan

Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah

perairan

Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan

secara visual

Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah

perairan

pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+

DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut

dalam suatu perairan

CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup

Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan

Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan

oleh perombakan protein

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 57: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung

oleh tumbuhan akuatik

TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung

dalam suatu perairan

Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam

proses eutrofikasi

Hasil perhitungan yang di dapat adalah

1 Suhu = 260C

2 Kecepatan Arus = 0793 ms

3 Kecerahan =n32cm

4 pH = 7

5 DO = 658 mgL

6 CO2 = 39952 mgL

7 Alkalinitas = 52 mgL

8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL

9 TOM = 13272 mgL

10 Orthofosfat = 01688 mgL

11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL

12 Salinitas = 0 ppt

Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton

perifiton nekton alga benthos dan lainnya

52 Saran

Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih

memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena

praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 58: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun

kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 59: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

DAFTAR PUSTAKA

Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Sumatera Selatan Palembang

Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan

Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB

Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom

Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta

Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York

Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam

Hatchery dan Budidaya Konisius Malang

Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta

Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality

Determination Parameter DIsertasi

ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60

Page 60: LAPORAN SEMENTARA LIMNO BELUM FIX

Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis

Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas

Perikanan Universitas Brawijaya Malang

Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan

Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar

SulawesiSelatan Biodiversitas

httpwwwobservationcom170908abksD

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta

Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB

Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang

Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta

Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60