LAPORAN RESMIPRAKTIKUM ILMU KEBUMIANIDENTIFIKASI TANAH DAN EROSI
ANGIN
Disusun oleh:KELOMPOK 41. Tina Lestari (12312241007)2. Astri
Nofita Sari (12312241010)3. Siti Nur Hasanah (12312241011)4. Shinta
Ratnasari (12312241019)5. Ninik Ristikawati (12312241037)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2013A. JUDUL
PRAKTIKUMIdentifikasi Tanah Dan Erosi Angin
B. TUJUAN1. Menentukan bagian-bagian tanah2. Menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah oleh angin
C. DASAR TEORITanahTanah adalah salah satu bagian bumi yang
terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair ,
dan gas. Tanah terjadi karena adanya pelapukan batuan dan tumbuhan
yang prosesnya ratusan tahun. Tanah terjadi karena pelapukan
batuan, ada tiga cara pelapukan batuan yaitu:1. Pelapukan
MekanikPelapukan Mekanik merupakan pelapukan yang terjadi secara
mekanik atau melalui proses fisika. Pelapukan mekanik hanya
mengubahbentuk atau wujud bendanya. Dalam proses pelapukan mekanik
susunan kimia batuan tersebut idak berubah. Hanya ukurannya saja
yang berubah. Pelapukan ini dapat disebabkan oleh perubahan suhu.2.
Pelapukan KimiaPelapukan kimia dapat mengalami perubahan kimia
secara tetap atau sementara. Pelapukan ini dapat diamati pada
perkaratan besi. Besi berubah warna menjadi kemerah-merahan dan
menjadi rapuh.3. Pelapukan BiologiTubuhnya lumut pada batuan
mengakibatkan bauan pecah dan menjadi hancur kemudian menjadi
butira kecil yang halus. Pelapukan biologi juga dilakukan oleh
bakteri dan organisme kecil yang ada di dalam tanah. Jadi pelapukan
biologi disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup.
Tanah dapat berfungsi sebagai habitat biologi dan konservasi
genetik, sebagai sumber daya energi, sebagai sumber keindahan, dan
untu produksi biomassa yaiu tempat tumbuh dan berkembangya
perakaran. Setiap tempat mempunyai jenis tanah yang berbeda.
Perbedaan ini disebabkan oleh perubahan iklim, vegetasi, jenis
batuan lokal, dan pengaruh lingkungan lainnya. Berikut ini adalah
jenis-jenis tanah di Indonesia:1. Tanah HumusTanah humus adalah
tanah yang sangat subur terbentuk dari pelapukan daun dan batang
pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
Gambar 1. Tanah Humus2. Tanah PasirTanah pasir adalah tanah yang
bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku
serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
Gambar 2. Tanah Pasir3. Tanah AlluvialTanah alluvial adalah
tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di datran
rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan
pertanian.
Gambar 3. Tanah Alluvial4. Tanah PodzolitTanah Podzolit adalah
tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan
yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin.
Gambar 4. Tanah Podzolit
5. Tanah VulkanikTanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari
lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara
yang tinggi. Jenis tanah ini dapat dijumpai di sekitar lereng
gunung berapi.
Gambar 5. Tanah Vulkanik6. Tanah LateritTanha laterit adalah
tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara,
namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan
yan tinggi. Contohnya tanah di Kalimantan Barat dan Lampung.
Gambar 6. Tanah Laterit7. Tanah MediteranTanah mediteran adalah
tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan
batuan kapur. Contohnya tanah pada daerah Nusa Tenggara, Maluku,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Gambar 7. Tanah Mediteran8. Tanah GambutTanha gambut atau tanah
organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam
yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contohnya
jenis tanah yang ada di daerah rawa Kalimantan, Papua, dan
Sumatera.
Gambar 8. Tanah Gambut
Secara umum, susunan tanah (dengan bahan induk mineral) terdiri
atas 50% bahan padatan (45% berupa bahan mineral, dan 5 % berupa
bahan organik), 25% air, dan 25% berua udara. Sementara itu, pada
tanah organik, seperti gambut, bahan padatan pada tanah tersebut
terdiri atas 5% bahan organik dan 45% bahan mineral. Bahan organik
dalam tanah ini terdiri atas 10% mikroorganisme, 10% akar, dan
sisanya humat. Walaupun dlam jumlah yang tidak banyak, namun
fungsinya sangat penting.Susunan tanah dan juga struktur tanah yang
berongga-rongga menjadi tempat bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.
Selain itu, tanahpun menjadi habitat bermacam-macam mikroorganisme.
Tanah juga dijadikan sebagai tempat hidup bagi sebagian hewan
darat. Tekstur susunan tanah dapat bermacam-macam dan bisa
dikelompokkan menjadi:1. Tekstur kasar misalnya pasir dan pasir
berlempung2. Tekstur agak kasar isalnya lempung berpasir dan
lempung berpasir halus3. Tekstur sedang, antara lain lempung
berpasir sangat halus, lempung berdebu dan debu4. Tekstur halus
misalnya tanah liat berpasir dan tanah liat berdebuTekstur tanah
ini juga dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam tanah.
Jika diuraikan proses pembentukan susunan tanah dimulai dari
bebatuan yang mengalami pelapukan baik pelapukan secara fisika
maupun pelapukan secara kimiawi. Pada saat pelapukan bebatuan
tersebut akan menjadi lunak dan berubah bentuknya sehingga dapat
dikatakan sebagai bahan tanah. Bahan tanh ini akan mengalami proses
pelapukan terus-menerus dan berlangsung dalam waktu bertahun-tahun
sampai akhirnya bahan tersebut menjadi tanah. Selain susunan tanah,
fungsi tanah juga perlu diketahui, yakni sebagai berikut:1. Tanah
berfungsi untuk produksi biomassa, yaitu tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran, sumber hara serta zat pendukung
tumbuhan.2. Tanah berfungsi untuk penyaringan, penyangga dan
pengubah antara atmosfer, air tanah, serta akar tanaman.3. Tanah
berfungsi sebagai habitat biologi dan konservasi genetik.4. Tanha
berfungsi sebagai ruang infrastruktur untuk teknikindustri, sosial
ekonomi, dan pembangunannya.5. Tanah berfungsi sebagai sumber daya
energi, material dasar, pertambangan dan air6. Tanah sebagai sumber
keindahan dan warisan budaya.Tanah atau lapisan kerak bumi ini bisa
dibedakan menjadi lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah dan
lapisan bauan induk. Ketiga lapisan ini membentuk susunan tanah
yang jika diuraikan sebagai berikut:
Gambar 9. Lapisan tanah1. Lapisan tanah atas, adalah lapisan
yang berasal dari batu-batu dan sisa makhluk hidup yang telah mati
dan mengalami pelapukan. Tanah yang paling subur dan bisa
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh manusia adalah bagian
lapisan atas ini.2. Lapisan tengah, berasal dari bebatuan yang pada
proses pelapukannya mengalami pengkisan oleh air sehingga bahan
lapisan itu mengendap. Karena kandungan airnya banyak maka lapisan
tanah di apisan tengah ini sangat liat. Tanah liat bisa berwarna
merah atau putih.3. Lapisan bawah, adalah apisan tanah yang erdiri
dari bongkahan-bongkahan batu dan bebatuan yang telah melapuk di
sela-selanya. Sehingga pada lapisan bawah ini ada dua jenis bahan
pembentuk yaitu bebatuan yang belum melapuk dan yang sudah
mengalami pelapukan.4. Lapisan batuan induk tersusun dari bebatuan
padat dan berada pada lapisan terdalam kerak bumi.Susunan tanah
mineral terdiri atas tiga komponen, yakni pasir (sand), debu
(silt), dan lempung (clay). Ketiga susunan tanah tersebut dibagi
berdasarkan ukuran yang berbeda-beda:1. Partikel pasir memiliki
ukuran sekitar 200 mikrometer hingga 2000 mikrometer.2. Partikel
debu memiliki ukuran sekitar 2 mikrometer sampai kurang dari 200
mikrometer.3. partikel lempung memiliki ukuran kurang dari 2
mikrometer.Semakin halus ukuran partikel tanah tersebut, maka luas
permukaan partikel persauan bobot smakin besar. Partikel tanah
degan permukaan yang lebih luas memberi peluang lebih banyak
terjadinya reaksi kimia. Partikel lempung per satuan bobot
mempunyai luas permukaan lebih luas daripada partikel tanah lainnya
(debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di permukaan
tanah berupa lempung lebih banyak bila dibandingkan dengan
berlangsungnya permukaan tanah berupa partikel debu dan pasir per
satuan bobot yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa partikel lempung
merupakan komponen susunan tanah paling aktif terhadap reaksi kimia
sehingga berkontribusi menenkan sifat kimia tanah dan juga
mempergaruhi kesuburan tanah.ErosiErosi adalah suatu proses dimana
tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ketempat lain oleh
kekuatan air, angin dan gravitasi. Di daerah tropis, seperti di
negara kita mempunyai curah hujan tinggi sehingga erosi yang
disebabkan oleh angin tidak begitu banyak terjadi. Erosi
menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan
diendapkan di tempat lain: didalam sungai, waduk, danau, saluran
irigasi dan sebagainya (Arsyad, 1989).Berbicara tentang erosi, maka
tidak lepas dari aliran permukaan. Dengan adanya aliran air di atas
permukaan tanah, tanah dapat terkikis dan selanjutnya diangkut ke
tempat yang lebih rendah. Dengan demikian terjadilah perpindahan
lapisan tanah; mineral-mineral dan bahan organik yang terdapat pada
permukaan tanah (Sjahrullah, 1987).Erosi adalah hilangnya atau
terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang
diangkut oleh media alami ketempat lain. Ada dua macam erosi, yaitu
erosi normal dan erosi dipercepat. Erosi normal juga disebut erosi
geologi atau erosi alami merupakan proses-proses pengangkutan tanah
yang terjadi dibawah keadaan vegetasi alami. Biasanya terjadi
dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang
tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal.
Erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan
kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu
keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah
(Arsyad, 1989).Menurut Arsyad (1989) erosi dipercepat dapat
menimbulkan berbagai masalah antara lain sebagai berikut :
Merosotnya peroduktivitas tanah pada lahan yang tererosi, yang
disertai dengan merosotnya daya dukung serta kualitas lingkungan
hidup. Sungai, waduk, dan saluran irigasi/drainase di daerah hilir
menjadi dangkal, sehingga daya guna dan basil guna berkurang.
Secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya banjir yang kronis
pada setiap musim penghijauan dan kekeringan pada musim kemarau.
Dapat menghilangkan fungsi hidrologi tanah.Menurut Arsyad (1989)
menurut bentuknya, erosi dibedakan dalam : erosi percik, erosi
lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, erosi
internal dan tanah longsor.a. Erosi Percik (Splash erosion) adalah
proses terkelupasnya patikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga
kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Arah dan jarak
terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan
lereng, kecepatan dan arah angin, keadaan kekasaran permukaan
tanah, dan penutupan tanah.b. Erosi Lembar (Sheet erosion) adalah
erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah
berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian
(runoff).c. Erosi Alur (Rill erosion) adalah pengelupasan yang
diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air
larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Alur-alur
yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan dengan pengolahan
tanah.d. Erosi Parit (Gully erosion) proses terjadinya sama dengan
erosi alur, tetapi saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya
sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.e.
Erosi Tebing Sungai (Streambank erosion) adalah pengikisan tanah
pada tebing-tebing sungai dan pengerusan dasar sungai oleh aliran
air sungai. Erosi tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup
tebing telah habis atau jika dilakukan pengolahan tanah terlalu
dekat tebing.f. Erosi Internal (Internal or subsurface erosion)
adalah terangkutnya butir-butir primer kebawah ke dalam celah-celah
atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara.
Erosi internal menyebabkan menurunnya kapasitas infiltrasi tanah
dengan cepat sehingga aliran permukaan meningkat yang menyebabkan
terjadinya erosi lembar atau erosi alur.g. Tanah Longsor
(Landslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau
pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dalam volume yang
besar.
Faktor- Faktor yang Menyebabkan Erosi Begitu besarnya bahaya
erosi yang pada akhirnya merugikan kehidupan manusia, oleh karena
itu beberapa ahli membagi faktor-faktor yang menjadi penyebab erosi
dan berupaya untuk menanggulanginya. Menurut (Rahim, 2000) bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah : Energi, yang
meliputi hujan, air limpasan, angin, kemiringan dan panjang lereng
Ketahanan; erodibilitas tanah (ditentukan oleh sifat fisik dan
kimia tanah) Proteksi, penutupan tanah baik oleh vegetasi atau
lainnya serta ada atau tidaknya tindakan konservasi. Nasiah (2000)
menyatakan bahwa kemampuan mengerosi, agen erosi, kepekaan erosi
dari tanah, kemiringan lereng, dan keadaan alami dari tanaman
penutup tanah merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
erosi tanah. Arsyad (1989) menyatakan bahwa erosi adalah akibat
interaksi kerja antara faktor-faktor iklim, topografi,
tumbuh-tumbuhan (vegetasi), dan manusia terhadap tanah sebagai
berikut :E = f ( i.r.v.t.m )
Keterangan:E= Erosi; f= Fungsi; i= Iklim; r= Topografi; v=
Vegetasi; t= Tanah; m= Manusia
a. Iklim Iklim merupakan faktor terpenting dalam masalah erosi
sehubungan dengan fungsinya. Sebagai agen pemecah dan transpor.
Faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Banyaknya curah
hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan dispersi hujan
tehadap tanah, jumlah dan kecepatan permukaaan serta besarnya
kerusakan erosi. Angin adalah faktor lain yang menentukan kecepatan
jatuh butir hujan. Angin selain sebagai agen transport dalam erosi
di beberapa kawasan juga bersama-sama dengan temperatur, kelambaban
dan penyinaran matahari berpengaruh terhadap evapotranspirasi,
sehingga mengurangi kandungan air dalam tanah yang berarti
memperbesar kembali kapasitas infiltrasi tanah.b. Topografi
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan
karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai. Kedua faktor
tersebut penting untuk terjadinya erosi karena faktor-faktor
tersebut menentukan besarnya kecepatan dan volume air larian. Unsur
lain yang berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah
lereng. Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran
permukaan sampai suatu titik dimana air masuk ke dalam saluran atau
sungai, atau dimana kemiringan lereng berkurang sedemikian rupa
sehingga kecepatan aliran air berubah. Air yang mengalir di
permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian
berarti lebih banyak air yang mengalir dan semakin besar
kecepatannya di bagian bawah lereng dari pada bagian atas. c.
Vegetasi Vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang
tebal, atau hutan yang lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan
topografi terhadap erosi yang lebih berperan dalam menurunkan
besarnya erosi adalah tumbuhan bahwa karena ia merupakan stratum
vegetasi terakhir yang akan menentukan besar kecilnya erosi
percikan. Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi
dibagi dalam lima bagian, yakni: Sebagai intersepsi hujan oleh
tajuk tanaman. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan
perusak air. Pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologi yang
berhubungan dengan pertumbuhan vegetasi dan pengaruhnya terhadap
stabilitas struktur dan porositas tanah. Transpiransi yang
mengakibatkan kandungan air tanah berkurang sehingga meningkatkan
kapasitas infiltrasi.d. Tanah Berbagai tipe tanah mempunyai
kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi kepekaan erosi adalah sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas menahan air, dan
sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah
terhadap dispersi dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh
dan aliran permukaan.Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi
adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan
tanah, dan tingkat kesuburan tanah.e. Manusia Manusia dapat
mencegah dan mempercepat terjadinya erosi, tergantung bagaimana
manusia mengelolahnya. Manusialah yang menentukan apakah tanah yang
dihasilkannya akan merusak dan tidak produktif atau menjadi baik
dan produktif secara lestari. Banyak faktor yang menentukan apakah
manusia akan mempertahankan dan merawat serta mengusahakan tanahnya
secara bijaksana sehingga menjadi lebih baik dan dapat memberikan
pendapatan yang cukup untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Erosi Angin (Deflasi)
Gambar 10. DeflasiErosi angin adalah pengikisan batuan atau
tanah yang dilakukan oleh angin. Pengikisan yang dilakukan oleh
hembusan angin ini disebut deflasi. Angin yang bertiup kencang
membawa butiran krikil atau pasir dan berusaha mengikis setiap
batuan yang dilewatinya. Pengikisan oleh angin dengan menggunakan
krikil dan pasir disebut korasi. Pengikisan oleh angin banyak
terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut diendapkan di
tempat lain dan membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang
pasir. Jika angin bersama pasir mengikis batu-batuan yang
dilaluinya, maka akan membentuk batu cendawan di gurun pasir.
Contoh : tanah Loss di Cina utara setebal 600 meter adalah hasil
erosi angin dari gurun Gobi.Angin hanya dapat mengikis endapan yang
halus, seperti pasir, lempung, dan tanah liat, tetapi angin juga
dapat menimbulkan pengaruh ke daerah-daerah yang lebih luas. Angin
kencang yang merupakan ciri-ciri padang pasir, membawa butiran
pasir lalu mendorongnya dengan kekuatan yang besar menerjang batu
yang permukaannya terbuka. Karena beratnya, pasir jarang sekali
dapat melayang lebih dari 1 m (3 kaki) di atas permukaan yang datar
sehingga terjangan pasir akibat tiupan angin biasanya terjadi di
dekat permukaan tanah. Proses pengikisan batuan atau tanah yang
dilakukan oleh angin disebut deflasi atau korasi. Erosi oleh tenaga
angin banyak terjadi di daerah gurun atau kering. Bentuk-bentuk
lahan yang dapat diamati akibat erosi angin antara lain batu jamur.
Contohnya adalah dapat membentuk mushroom rock. Berdasarkan teori,
adanya gurun pasir karena proses pelapukan mekanis. Proses ini
dimulai ketika suhu siang hari yang terik memanasi batuan gurun
sampai diatas 80 derajat celcius sehingga batuan itu memuai. Selama
beribu-ribu tahun, angin gurun mengeruk batuan yang hancur dan
mengangkut butiran- butiran pasir halus. Lama-lama pasir itu
menumpuk menjadi bukit pasir yang halus.
D. HIPOTESISErosi oleh angin (deflasi) paling nampak jika
terjadi pada tanah kering dengan tiupan kuat. Sebab
partikel-partikel tanah tersusun dari banyak partikel debu yang
ringan sehingga lebih mudah berterbangan.
E. METODE PRAKTIKUM1. Tempat dan Waktu Tempat: Laboratorium IPA
1 FMIPA UNY Waktu: Rabu, 9 Oktober 2013
2. Alat dan Bahan Beker glass Sampel tanah dari halaman kampus/
sekitar rumah Air Pengaduk Kardus bekas bungkus sepatu Sedotan
minuman Pasir lembut kering Pasir lembut basah Tanah kering Tanah
basah
3. Prosedur Kerjaa. Bagian A (Percobaan struktur tanah)
b. Bagian B (Percobaan erosi angin)
F. DATA HASIL PRAKTIKUM1) Bagian A (Percobaan struktur
tanah)NoJenis TanahStruktur Tanah
Warna Sebelum Direndam AirWarna Setelah Direndam AirLapisan
Struktur Tanah
1Tanah BiasaCoklat mudaCoklat tua Atas Partikel berukuran kecil
Lembut Warna cokelat Tengah Partikel berukuran sedang Berwarna
cokelat kehitaman Lapisan lebih tebal dari lapisan atas Bawah
Partikel berukuran kecil Lembut Warna cokelat Lapisannya lebih
tipis dari lapisan atas
2Tanah PasirAbu-abuKehitaman Atas Ukuran partikel sedang sampai
besar Lapisan tebal Bawah Lapisan tipis Halus Partikel berukuran
kecil Berwarna lebih hitam
2) Bagian B (Percobaan erosi angin)PerlakuanPengamatan
Tanah Pasir
BasahKeringBasahKering
Tiupan biasa Tetap, tidak ada partikel yang terlempar Tidak
membentuk cekungan
Banyak debu yang berterbangan Ada sedikit partikel/ tanah yang
terlempar Membentuk cekungan kecil Tetap, tidak membentuk cekungan
Tidak ada partikel yang terlempar Ada sedikit partikel/ pasir yang
terlempar Terbentuk cekungan kecil
Tiupan keras Ada sedikit partikel/ tanah yang terlempar
Membentuk cekungan kecil Banyak partikel tanah yang terlempar
Banyak debu yang berterbangan Membentuk cekungan yang besar Tetap,
tidak ada partikel yang terlempar Tidak membentuk cekungan Ada
banyak partikel pasir yang terlempar Terbentuk cekungan besar
G. PEMBAHASANPercobaan dengan judul Identifikasi Tanah dan Erosi
Angin yang dilakuan pada tanggal 9 Oktober 2013 ini mempunyai
tujuan untuk menentukan bagian-bagian tanah dan menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi oleh angin. Pada
kegiatan ini praktikan melakukan dua percobaan yaitu percobaan
struktur tanah dan percobaan erosi angin.1. Bagian 1 (Percobaan
struktur tanah)Pada percobaan bagian 1 ini, fokus praktikan adalah
untuk mengetahui dan menunjukkan bagian-bagian tanah yang
dijelaskan melalui lapisan-lapisan tanah (horison tanah). Untuk
dapat menunjukkan lapisan-lapisan tanah yang akan digunakan dalam
percobaan, praktikan mengambil 2 sampel tanah yang memiliki tingkat
kekasaran yang berbeda-beda, yakni pasir dan tanah biasa. Kedua
sampel tanah ini selanjutnya praktikan amati lapisan-lapisan dan
sr=trukture yang membentuknya.Pada percobaan struktur tanah ini
alat yang digunakan praktikan adalah dua buah gelas ukur 250 ml dan
pengaduk. Sedangkan bahan yang diperlukan dalam percobaan ini yaitu
air dan tanah kering (tanah biasa dan tanah pasir). Adapun langkah
kerja yang dilakukan praktikan adalah pertama, praktikan mengisi
masing-masing gelas ukur dengan 50 ml sampel tanah yang
berbeda-beda (tanah biasa dan tanah pasir) dan air 100 ml.
selanjutnya mengaduk campuran tersebut dengan pengaduk sampai
merata, kemudian mendiamkannya selama 5 menit. Setelah itu,
praktikan mengamati struktur tanah yang terbentuk dari campuran
tersebut. Dari masing-masing sampel yang diamati berikut
pembahasannya:1. Tanah biasa Gambar 11. Percobaan lapisan
tanahKeadaan yang diamati praktikan pada tanah sebelum dicampur
dengan air yaitu berwarna coklat muda dan setelah diberi air warna
tanah berubah menjadi coklat tua. Selain itu Campuran tanah dan air
mengubah warna air yang tadinya berwarna jernih menjadi coklat
keruh. Dari endapan yang terbentuk dapat dilihat bahwa lapisan yang
paling atas memiliki ciri-ciri partikelnya berukuran kecil (lembut)
dan warnanya coklat muda, lapisan ini tipis. Adapun jenis partikel
tanah ini adalah lapisan debu, menurut literature yang diperoleh
praktikan debu merupakan struktur tanah yang mempunyai partikel
yang berukuran lebih kecil dari partikel butir pasir. Sedangkan
untuk lapisan tengahnya memilki ukuran partikel yang sedang
berwarna coklat kehitaman serta mempunyai lapisan yang lebih tebal
dari lapisan atas. Lapisan ini merupakan lapisan struktur (fraksi)
pasir dalam tanah, menurut literature pasir (sand) merupakan butir
tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm. Dan pada
lapisan ketiga yaitu lapisan bawah didapatkan partikel dengan
ukuran kecil (lembut) berwarna coklat dan lapisannya lebih tipis
dari lapisan atas. Lapisan ini merupakan struktur liat pada tanah,
menurut literature (Hardjowigeno, 2003) tektur liat memiliki ukuran
butirnya lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukan yang lebih besar sehingga menyediakan unsur hara tinggi.
Tanah yang bertektur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada
tanah yang bertekstur kasar.2. Tanah pasir Tanah pasir yang
digunakan praktikan semula berwarna abu-abu kemudian setelah
direndam dengan air, tanah menjadi berwarna kehitaman dengan air
agak keruh. Pada tanah pasir terdapat endapan yang berbeda dengan
jenis tanah biasa, berdasarkan data pengamatan terdapat dua endapan
yaitu endapan atas dengan partikel yang berukuran sedang sampai
besar dan lapisannya juga tebal. Lapisan ini berisi butir-butir
pasir. Menurut literature yang diperoleh praktikan pasir (sand)
merupakan butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan
2 mm. Sedangkan pada lapisan bawah partikelnya berukuran kecil
(halus) dan berwarna lebih hitam dari lapisan atas serta lapisannya
pun tipis.
2. Bagian 2 (Erosi angin)Setelah praktikan melakukan percobaan
bagian 1 dan telah mengetahui lapisan-lapisan atau struktur yang
membentuk tanah sampel yang digunakan, selanjutnya pada percobaan
bagian B praktikan menunjukan peristiwa erosi oleh angin terhadap
pasir dan tanah baik dalam keadaan basah maupun dalam keadaan
kering. Erosi merupakan salah satu bentuk tenaga eksogen yang
membantu dalam pembentukan bumi ini. Sebagai salah satu bentuk
tenaga eksogen, erosi merupakan salah satu bentuk peristiwa
pengikisan. Proses pengikisan tersebut salah satunya adalah
disebabkan oleh angin. Oleh karena itu, disebut dengan erosi
angin.Untuk melakukan percobaan ini, mula-mula praktikan menyiapkan
alat dan bahan. Kemudian, praktikan membuat lubang sebesar sedotan
pada salah satu sisi kardus bekas. Untuk membuat lubang ini,
praktikan menggunakan jarak 3 cm dari dasar kardus bekas. Hal ini
akan membantu praktikan dalam memberi perlakuan pada tanah yang
akan diidentifikasi. Setelah membuat lubang, praktikan memasang
sedotan dengan cara memasukkannya pada lubang yang sudah dibuat
pada sisi kardus bekas sepatu kira-kira 2 cm yang berada di dalam
kardus. Seytelah itu, praktikan meletakkan sampel tanah kering pada
kardus bekas sepatu dengan jarak 5 cm di depan ujung sedotan yang
masuk. Setelah itu, praktikan memberi 2 jenis perlakuan, yaitu
dengan tiupan keras dan tiupan biasa secara bergantian. Adanya
perlakuan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat erosi pada
tanah jika kekuatan tiupan angin berbeda-beda (kuat atau biasa).
Sampel tanah yang digunakan praktikan adalah jenis tanah basah,
tanah kering, pasir basah, dan pasir kering. Selama melakukan
percobaan dengan perlakuan yang berbeda-beda, praktikan mengamati
perubahan atau kondisi yang terjadi pada tanah/pasir sebelum dan
sesudah di beri tiupan biasa maupun tiupan kuat. Begitu seterusnya
sampai praktikan mendapatkan beberapa informasi mengenai simulasi
erosi angin pada tanah/pasir (basah/kering) baik dengan tiupan
angin biasa maupun dengan tiupan angin kuat.Berikut ini merupakan
penjelasan hasil pengamatan tentang kondisi dan peristiwa erosi
yang terjadi pada beberapa sampel tanah dengan beberapa
perlakuan:1. Simulasi Erosi Angin pada Tanaha) Tanah basahErosi
adalah pengikisan atau kelongsoran material yang sesungguhnya
merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau
kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah maupun
sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia (Kartasapoetra dan
Sutedjo, 1991). Erosi oleh angin adalah pengikisan yang disebabkan
oleh angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah
yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di
daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya
bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.Proses pengikisan batuan
atau tanah yang dilakukan oleh angin disebut Deflasi atau Korasi.
Dari percobaan yang telah praktikan lakukan terhadap tanah basah,
dapat dilihat bahwa kekuatan angin mempengaruhi keadaan fisik tanah
tersebut. Pada saat praktikan meniupkan angin dengan tiupan biasa,
tanah dalam keadaan basah tersebut tidak terlihat mengalami
perubahan sehingga bentuknya masih sama seperti sebelum diberi
perlakuan atau sebelum ditiup karena tidak ada partikel tanah yang
terlempar. Sedangkan pada saat praktikan memberi perlakuan berupa
tiupan keras, terlihat ada sedikit partikel tanah yang terlempar
sehingga membentuk cekungan kecil. Cekungan ini terbentuk karena
adanya partikel tanah yang berpindah tempat, yang disebabkan adanya
paparan angin yang kencang sehingga mampu memindah
partikel-partikel tanah ke tempat lain. Selain kecepatanangin,
perpindahan partikel tanah ini juga disebabkan karena arah
anginnya, sehingga partikel tanah tidak berpindah kesembarang arah
namun menyesuaikan dengan arah angin. Tiupan keras
Menurut literatur, gerakan partikel-partikel tanah yang
terangkut oleh angin dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai
berikut: Gerakan menyerap pada permukaan tanah (soil creep),
gerakan ini dilakukan oleh partikel-partikel tanah yang berukuran
relatif besar. Gerakan meloncat-loncat di atas permukaan tanah
(saltation) gerakan ini dilakukan oleh partikel-partikel yang
berukuran sedang. Gerakan dalam suspanse, gerakan ini dilakukan
oleh partikel-partikel tanah berukuran halus yang terangkut angin
dengan jarak paling jauh.Erosi yang terjadi secara alami bergantung
pada faktor-faktor geologi yang mempengaruhinya. Keberlangsungan
erosi ini melalui tiga tahap yaitu: Pertama, agregat-agregat tanah
mengalami pemecahan sehingga terbentuklah butiran-butiran tanah
yang relatif kecil dibanding sebelumnya. Kedua, terjadi pemindahan
partikel tanah yang lebih kecil tadi melalui penghanyutan dan atau
karena kekuatan angin. Ketiga, setelah hanyut terbawa air atau
angin maka partikel tanah tersebut diendapkan pada tempat yang
lebih rendah ataupun didasar sungai.Hasil yang didapatkan dari
percobaan pada tanah basah ini berbeda dengan hasil yang didapatkan
dari percobaan pada tanah kering, baik pada tiupan biasa maupun
pada tiupan keras. Pada tiupan biasa, tanah kering mengalami
beberapa perubahan diantaranya banyak debu yang berterbangan, ada
beberapa partikel tanah yang terlempar dan membentuk cekungan,
sedangkan pada tanah basah tidak mengalami perubahan. Pada tiupan
keras juga terlihat adanya perbedaan yaitu pada tanah kering
terdapat banyak partikel tanah yang terlempar sehingga membentuk
cekungan besar sedangan pada tanah basah hanya ada sedikit partikel
tanah yang terlempar sehingga cekungan yang terbentuk juga hanya
kecil. Perbedaan hasil ini terjadi karena tanah yang basah sudah
mengandung air sehingga partikel-partikel tanahnya terikat lebih
kuat dan ikatan yang lebih kuat antar partikel inilah yang
menyebabkan tanah basah tidak mengalami banyak perubahan saat
terpapar dengan angin.
b) Tanah kering Tiupan biasaTiupan Kuat
Pada percobaan ini praktikan menggunakan tanah kering sebagai
bahan uji. Sama seperti percobaan-percobaan sebelumnya, tanah
kering juga diberi 2 perlakuan, yakni tiupan sedang dan tiupan
kencang dengan menggunakan sedotan yang diselipkan pada lubang
kardus yang telah dibuat sebelumnya oleh praktikan.Berdasarkan
hasil percobaan, ke-2 perlakuan yang diberikan oleh praktikan
menimbulkan reaksi. Pada tiupan sedang beberapa agregat tanah
kering nampak berterbangan namun tidak banyak dan agregat sisa
sudah membentuk cekungan walaupun hanya kecil. Pada tiupan keras,
agregat tanah kering beterbangan menyebar ke seluruh permukaan,
cekungan yang dibentuk besar.Menurut literatur yang didapat oleh
praktikan, tenaga erosi untuk mengikis partikel unsur atau butir
pada permukaan dikendalikan oleh dua faktor utama, yaitu:
percepatan angin dan kekasaran permukaan. Dalam percobaan yang
dilakukan oleh praktikan percepatan angin disimulasikan dalam
bentuk tiupan sedang dan tiupan keras, hal ini mempengaruhi hasil
yang didapatkan. Pada dasarnya reaksi terhadap tiupan sedang dan
tiupan keras adalah sama, perbedaan yang terjadi adalah jumlah
agregat yang beterbangan serta besar-kecilnya cekungan yang
terbentuk.Jumlah agregat yang beterbangan merupakan akibat dari
tenaga erosi, namun tidak semua partikel tererosi baik dengan
tiupan sedang maupun tiupan keras. Menurut literature hal ini
disebabkan oleh kemampuan angin dalam mengerosi suatu batuan tidak
sama dengan agen geomorfik yang lain seperti air dan es dimana air
memiliki sekitar 800 kali lebih padat dibanding udara (kepadatan
udara adalah 1,29 kg m-3, sedang kepadatan air adalah 1000 kg m-3.
Perbedaan fisik ini membatasi ukuran partikel atau butir yang
tererosi oleh angin. Sedangkan cekungan yang terbentuk merupakan
hasil sculpturing erosi angin.
2. Simulasi Erosi Angin pada Pasira) Pasir Basah
Pasir basah setelah tiupan biasa maupun kuatPada percobaan ini,
praktikan menggunakan pasir basah sebagai baahan ujinya. Sama
dengan sebelumnya, praktikan memberikaan 2 perlakuan terhadap pasir
basah tersebut yaitu dengan tiupan sedang dan tiupan kencang
menggunakan sedotan yang di selipkan pada lubang kardus yang dibuat
oleh praktikan.Pada percobaan yang dilakukan praktikan, baik pada
tiupan sedang, maupun tiupan kencang, tidak menimbulkan reaksi pada
pasir basah tersebut. Keadaan pasir tetap sama sebelum ataupun
sesudah ditiup. Praktikan tidak melihat adanya agregat pada pasir
basah berterbangan keluar. Hal ini disebabkan oleh massa pasir yang
lebih besar dari pada sampel tanah yang lain karena dipengaruhi
pula oleh air yang terkandung dalam pasir. Kejadian ini
memperlihatkan bahwa deflasi tidak banyak terjadi didaerah yang
banyak mengandung air.Menurut literature yang diperoleh praktikan,
Angin hanya dapat mengikis endapan yang halus, seperti pasir,
lempung, dan tanah liat, tetapi angin juga dapat menimbulkan
pengaruh ke daerah-daerah yang lebih luas. Angin kencang yang
merupakan ciri-ciri padang pasir, membawa butiran pasir lalu
mendorongnya dengan kekuatan yang besar menerjang batu yang
permukaannya terbuka. Karena beratnya, pasir jarang sekali dapat
melayang lebih dari 1 m (3 kaki) diatas permukaan yang datar
sehingga terjangan pasir akibat tiupan angin biasanya terjadi di
dekat permukaan tanah.
b) Pasir Kering Tiupan biasaTiupan kuatPada percobaan ini,
praktikan menggunakan pasir kering sebagai bahan ujinya. Sama
dengan sebelumnya, praktikan memberikaan 2 perlakuan terhadap pasir
kering tersebut yaitu dengan tiupan sedang dan tiupan kuat
menggunakan sedotan yang dimasukkan pada lubang kardus yang dibuat
oleh praktikan.Pada percobaan yang dilakukan praktikan, pada tiupan
sedang atau tiupan biasa, praktikan dapat mengamati bahwa selama
proses peniupan (simulasi erosi angin), tidak banyak agregat pasir
yang bertebaran, debu yang naik ke atas karduspun tidak sebanyak
debu yang naik pada tanah kering. Hal ini dapat terjadi karena
ukuran partikel pasir cukup besar bila dibandingkan dengan tanah.
Butuh tiupan/tenaga yang cukup kuat untuk membuat partikel-parikel
dari pasir tersebut untuk berpindah tempat karena erosi angin. Lain
halnya ketika praktikan memberikan perlakuan berupa tiupan yang
cukup kuat pada pasir kering. Berdasarkan hasil pengamatan
praktikan, agregat pasir yang bertebaran cukup banyak, banyak
partikel pasir yang setelah ditiup berpindah tempat di belakang
gunukan pasir sampel. Pada gunukan pasir sampel juga terlihat
adanya cekungan yang cukup besar/dalam. Cekungan ini terbentuk
sebagai akibat dari berpindahnya partikel-partikel pasir yang
semula menempati lokasi tersebut ke lokasi lain (bertebaran)
sebagai akibat dari adanya tiupan angin (erosi angin) yang cukup
kuat. Partikel-partikel pasir kering yang cukup ringan ikut terbawa
angin yang menghampirinya, sehingga terbentuk cekungan. Hal ini
menunjukkan bahwa deflasi/erosi angin dapat terjadi pada lingkungan
yang cukup kering seperti gurun pasir.Menurut literature yang
diperoleh praktikan, Angin hanya dapat mengikis endapan yang halus,
seperti pasir, lempung, dan tanah liat, tetapi angin juga dapat
menimbulkan pengaruh ke daerah-daerah yang lebih luas. Angin
kencang yang merupakan ciri-ciri padang pasir, membawa butiran
pasir lalu mendorongnya dengan kekuatan yang besar menerjang batu
yang permukaannya terbuka. Karena beratnya, pasir jarang sekali
dapat melayang lebih dari 1 m (3 kaki) diatas permukaan yang datar
sehingga terjangan pasir akibat tiupan angin biasanya terjadi di
dekat permukaan tanah.Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai
simulasi erosi angin yang terjadi pada tanah dan pasir baik dalam
kondisi basah maupun kering tersebut, praktikan dapat menganalisis
baahwa erosi angin/deflasi dapat terjadi baik pada lingkungan yang
kondisinya basah maupun kering. Hal ini ditunjukkan oleh baik pada
tanah/ pasir baik dalam kondisi basah maupun kering ketikan
diperlakukan dengan tiupan kuat, terdapat partikel yang bertebaran
meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Sementara itu, erosi
angin/deflasi lebih besar pengaruhnya apabila terjadi pada tanah
kering, dalam arti cekungan yang dihasilkan paling dalam jika
dibandingkan dengan sampel tanah yang lain. Selain itu, jumlah
debu/partikel yang bertebaran juga paling banyak. Hal ini
disebabkan oleh partikel penyusun tanah jauh lebih kecil dan lebih
ringan bila dibandingkan dengan partikel yang menyusun pasir. Tanah
biasa lebih banyak tersusun oleh partikel debu yang cukup ringan
dan berukuran kecil sehingga mudah terbawa angin yang mengerosinya.
Sedangkan partikel penyusun pasir lebih banyak tersusun dari
buiran-butiran yang cukup besar dan cukup berat sehingga sulit
untuk terbawa oleh angin.Berdasarkan pembahasan tersebut, maka pada
percobaan bagian B ini, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
erosi angin adalah kecepatan angin yang disimulasikan dengan
kekuatan tiupan nafas praktikan (yakni tiupan biasa dan tiupan
kuat), ukuran partikel tanah yang dierosi, dan tingkat kebasahan
lingkungan (dalam arti lingkungan yang cukup basah akan lebih sulit
terkena erosi oleh angin bila dibandingkan dengan lingkungan yang
kasar, hal ini terkait dengan massa partikel penyusun masing-masing
jenis sampel tanah).
H. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan hasil percobaan yang telah
dilakukan sebelumnya, kesimpulannya adalah sebagai berikut:1.
Bagian-bagian tanah meliputi :a. Debub. Pasirc. Liat
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan erosi oleh angin
adalah :a. Kecepatan angin (tiupan)b. Tingkat kebasahan tanahc.
Tekstur tanah (ukuran dan massa agregat)
I. JAWABAN PERTANYAAN1. Yang manakah tingkat erosi yang lebih
besar terjadi pada tanah basah dan tanah kering?Jawab : Tingkat
erosi lebih besar terjadi pada jenis tanah kering.2. Yang manakah
tingkat erosi yang lebih besar terjadi pada pasir basah dan pasir
kering?Jawab : Tingkat erosi lebih besar terjadi pada jenis pasir
kering.3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi erosi oleh angin
?Jawab : faktor faktor yang mempengaruhi erosi oleh angin, meliputi
:a. Kecepatan anginb. Tingkat kebasahan/ kelembaban tanahc. Tekstur
tanah
J. DAFTAR PUSTAKAArsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hadi, Utomo W. 1982. Dasar-dasar Fisika Tanah. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya: Malang.Kartasapoetra, A.G dan
Sutedjo, M.M. 1991. Teknologi Konsevasi Tanah dan Air. Jakarta:
Bhineka Cipta.Nasiah. 2000. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat
Bahaya Erosi Untuk Prioritas. UGM. Yogyakarta.
Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka
Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara, Jakarta.
K. LAMPIRANPasir basah tiupan biasaTanah basah tiupan kuat
Tanah Kering tiupan kuatTanah kering tiupan biasa
Pasir kering tiupan kuatPasir kering tiupan biasa