Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup sesuai dengan beberapa fungsinya seperti memberi bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan menegakkan tubuh, tempat melekatnya otot rangka (skelet) dan beberapa fungsi lainnya. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka, tulang yang membentuk sistem rangka pada tubuh kita terdiri dari sel-sel yang hidup, tumbuh dan berubah seperti anggota tubuh kita yang lainnya. Jumlah tulang manusia ketika masih bayi terdiri dari 300 tulang sedangkan ketika dewasa tulang manusia jumlahnya hanya 206 tulang. B. Tujuan praktikum Tujuan dari praktikum ini antara lain : a. Mengamati jenis – jenis tulang yang terdapat pada rangka tubuh manusia b. Memahami dan mengerti sistem – sistem rangka pada tubuh manusia. c. Mengetahui fungsi dari rangka tubuh manusia.
26

Laporan Rangka Kel. II 2c

Jul 31, 2015

Download

Documents

NiaMaharani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Rangka Kel. II 2c

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada

makhluk hidup sesuai dengan beberapa fungsinya seperti memberi bentuk tubuh,

melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan menegakkan tubuh, tempat melekatnya

otot rangka (skelet) dan beberapa fungsi lainnya. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk

sistem rangka, tulang yang membentuk sistem rangka pada tubuh kita terdiri dari sel-sel

yang hidup, tumbuh dan berubah seperti anggota tubuh kita yang lainnya. Jumlah tulang

manusia ketika masih bayi terdiri dari 300 tulang sedangkan ketika dewasa tulang

manusia jumlahnya hanya 206 tulang.

B. Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum ini antara lain :

a. Mengamati jenis – jenis tulang yang terdapat pada rangka tubuh manusia

b. Memahami dan mengerti sistem – sistem rangka pada tubuh manusia.

c. Mengetahui fungsi dari rangka tubuh manusia.

Page 2: Laporan Rangka Kel. II 2c

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi rangka

Rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ

lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan

mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi

tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang

belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang

angota badan atas dan bawah. Rangka tubuh manusia dibentuk oleh tulang-tulang

yang berjumlah 300 tulang ketika masih bayi sedangkan ketika dewasa tulang

manusia hanya berjumlah 206 tulang.

Rangka manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Rangka axial (kerangka sumbu), terdiri atas kepala dan badan. Termasuk tulang

tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang iga.

2. Rangka apendikuler, terdiri atas anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.

B. Fungsi rangka

Beberapa fungsi dari rangka yaitu :

1. Memberi bentuk tubuh

2. Melindungi alat tubuh yang vital

3. Menahan dan menegakkan tubuh

4. Tempat melekatnya otot rangka (skelet)

5. Sumsum merah tulang membentuk sel-sel darah

6. Sebagai cadangan mineral terutama Calsium dan Fosfat

7. Tempat menyimpan energi, yaitu simpanan lemak yang ada di sumsum kuning

C. Klasifikasi tulang berdasarkan bentuk dan formasinya

Tulang – tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya

menjadi 5 macam, yaitu :

1. Tulang Pipa atau Tulang Panjang (Long Bone). Sesuai dengan namanya tulang

pipa memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya berongga. Diujung

tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang

Page 3: Laporan Rangka Kel. II 2c

lain. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis,

kedua ujung disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra

epifisis. Beberapa contoh tulang pipa adalah pada tulang tangan diantaranya

tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki diantaranya tulang

paha (femur), dan tulang kering (tibia).

2. Tulang Pendek (Short Bone). Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang

pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat kita temukan pada pangkal kaki,

pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.

3. Tulang Pipih (Flat Bone). Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang

pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya

terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga,

sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat.

Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada

(sternum), dan tulang tengkorak.

4. Tulang tak beraturan atau tak berbentuk (Irreguler Bone). Tulang tak berbentuk

memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan tulang

pendek. Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang.

5. Tulang sesamoid. Tulang ini berkembang dalam tendon otot – otot dan dijumpai

didekat sendi.

D. Sistem rangka

Secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi menjadi

dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

1. Rangka Axial

Rangka axial disebut juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari tulang-tulang

yang membentuk sumbu tubuh, diantaranya adalah:

a. Tulang tengkorak. Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ

pendengaran dan organ penglihatan. Hubungan antar tulang yang terdapat pada

tempurung kepala termasuk jenis suture, yaitu tidak ada gerak.

Tulang tengkorak terdiri dari dari tulang tempurung dan tulang muka.

Page 4: Laporan Rangka Kel. II 2c

b. Tulang hioi

c.

b. Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di

antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya

beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap

manusia.

c. Tulang belakang (vertebrae)

Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae (baca: vertebre) berfungsi

menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan

berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk atau berlari.

Bagian tulang Nama tulang penyusun JumlahTulang belakang Tulang leher (Serviks)

Tulang punggung (Thorax)

Tulang pinggang (Lumbar)

7

12

5

Bagian tulang tengkorak Nama tulang penyusun Jumlah

Tulang tempurung (kranium)

Tulang dahi (Frontalis)

Tulang ubun-ubun (Parietalis)

Tulang pelipis (Temporalis)

Tulang kepala belakang (Osipitalis)

Tulang baji (Stenoid)

Tapis (Ethmoid)

1

2

2

1

1

1

Tulang wajah

Tulang rahang atas (Maksilaris)

Tulang hidung (Nasalis)

Tulang pipi (Zigomatikus)

Tulang air mata (Lakrimalis)

Tulang langit-langit (Palatinus)

Tulang konka nasalis inferior

Tulang rahang bawah (Mandibula)

Tulang vomer

2

2

2

2

2

2

1

1

Page 5: Laporan Rangka Kel. II 2c

Tulang selangkang (Sacrum)

Tulang ekor (Koksigea)

Pada bayi ada 5, ketika dewasa berfusi menjadi 1

Pada bayi ada 4, ketika dewasa berfusi menjadi 1

d. Tulang dada (sternum). Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa)

bersama-sama membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang

terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung.

Bagian tulang Nama tulang penyusun Jumlah

Tulang dada (Sternum)

Manubrium

Gladiolus

Xifoid

1

1

1

(namun setelah dewasa ketiga tulang ini berfusi

menjadi 1)

Tulang rusuk (Costa)

Tulang rusuk sejati

Tulang rusuk palsu

Tulang rusuk melayang

7

3

2

e. Tulang rusuk (costa). Pada tulang rusuk (costa) terdapat tulang rusuk

melayang. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan tulang belakang

(vertebrae).

2. Rangka Apendikuler.

Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka

apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang tangan, telapak tangan, panggul,

tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak,

tangan dan kaki

Tulang-Tulang Rangka ApendikulerTulang Nama tulang penyusun Jumlah

Bagian atas Tulang selangka (Klavikula)

Tulang belikat (Skapula)

Tulang pangkal lengan (Humerus)

2

2

2

Page 6: Laporan Rangka Kel. II 2c

Tulang hasta (Ulna)

Tulang pengumpil (Radius)

Tulang pergelangan tangan (Karpal):

Skafoid

Lunate

Triquetrum

Pisiform

Trapesium

Trapesoid

Kapitatum

Hamate

Tulang telapak tangan (Metakarpal)

Jari tangan (Falanges)

2

2

16 (8 pada tiap tangan)

2

2

2

2

2

2

2

2

10

28Bagian bawah

Tulang koksa atau inomiat

Ileum

Ischium

Pubis

Tulang paha (Femur)

Tulang lutut (Patella)

Tulang betis (Fibula)

Tulang kering (Tibia)

Tulang pergelangan kaki (Tarsal):

Kalkaneus

2 (masing-masing merupakan gabungan dari 3 tulang di kiri

dan kanan)

1

1

1

2

2

2

2

14 (7 pada tiap kaki)

2

Page 7: Laporan Rangka Kel. II 2c

Talus

Kuboid

Navikular

Kuneformis

Tulang telapak kaki (Metatarsal)

Jari kaki (Falanges)

2

2

2

6

10

28a. Tulang selangka (Klavikula). Tulang selangka (Klavikula) merupakan tulang leher

membentuk bagian depan bahu.

b. Tulang belikat (Skapula). Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan

merupakan bagian pembentuk bahu.

c. Tulang panggul (Koksa). Setiap makhluk vertebrata memiliki jumlah tulang panggul

(Koksa) yaitu dua. 1 bagian terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi pada

bagian kanan. Tulang panggul membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi

untuk menahan berat tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul (Koksa) sebetulnya

terdiri dari 3 tulang yaitu ileum, ischium, dan pubis. Namun, setelah dewasa ketiga

tulang ini bersatu menjadi tulang panggul (koksa).

d. Tulang pangkal lengan (Humerus), hasta (Ulna), Pengumpil (Radius)

Tulang pangkal lengan (Humerus) bersama dengan tulang pengumpil (Radius) dan

tulang hasta (Ulna) menyusun lengan atas dan lengan bawah.

e. Tangan dan kaki. Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan,

telapak tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang

hanya mempunyai dua ruas.

f. Jenis – jenis tulang

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu:

1. Tulang Rawan (Kartilago). Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung

pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan

memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang

berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen

dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan

Page 8: Laporan Rangka Kel. II 2c

dengan jaringan ikat biasa. Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-

rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrosit.

Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:

Tulang rawan hialin ialah tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan,

mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita

temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk

bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.

Tulang rawan elastis ialah tulang yang mengandung serabut-serabut elastis.

Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada

telinga) dan laring.

Tulang rawan fibrosa ialah tulang yang mengandung banyak sekali bundel –

bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.

Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada

simfisis pubis diantara 2 tulang pubis

2. Tulang Keras (Osteon). Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang

berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:

Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang

Osteosit: sel-sel tulang dewasa

Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

g. Pembentukan tulang

Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak

umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-

sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung

pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah

akan membentuk kondroblas.

Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).

Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang

rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini

akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi

periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah

diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar

kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur

Page 9: Laporan Rangka Kel. II 2c

didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan

menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi

degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler

(termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,

sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh

darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder,

terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua

ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di

antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus

membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,

dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh

memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga

sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada

saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru

di daerah permukaan.

h. Kelainan – kelainan pada tulang

Kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal.

Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena :

1. Kekurangan vitamin D. Vitamin D atau kalsiferol adalah vitamin yang diperlukan

untuk kalsifikasi (penulangan) pada tulang. Pada mamalia, vitamin D dapat

disintesis oleh tubuh dari provitamin D dengan bantuan ultraviolet. Kekurangan

vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, biasanya dapat terlihat

pada pertumbuhannya yang terganggu dari kaki berbentuk O atau X. sedangkan

pada orang dewasa, kekurangan kapur akan menyebabkan penyakit osteomalasia.

2. Penyakit

Penyakit pada tulang manusia sangat beragam salah satu diantaranya adalah :

a. Rheumatik

Rheumatik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa sakit dari alat

gerak salah satunya adalah tulang. Dan arthritis merupakan salah satu jenis

dari rheumatik yang berkenaan dengan sendi.

b. Osteoporosis

Osteopororsis adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang

Page 10: Laporan Rangka Kel. II 2c

(pengurangan jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada

penyakit ini proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang.

Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih usia lanjut setelah

menopause.

c. Osteomyelitis

Osteomyelitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang jaringan tulang

(termasuk periosteum, sumsum tulang belakang dan tulang rawan). Penyakit

ini disebabkan oleh mikroorganisme (terutama Staphylococcus) yang

mencapai tulang melalui patah tulang terbuka, melalui darah atau melalui gigi

caries ke dalam sinus. Bakteri dan jamur juga sering menimbulkan

osteomyelitis.

3. Kecelakaan

Kecelakaan yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang dapat berupa :

a. Memar

Gangguan ini hanya berupa sobeknya selaput sendi (ligamen). Namun bila

sobeknya selaput sendi diikuti oleh lepasnya ujung tulang dari sendi disebut

dislokasi (lepas sendi).

b. Fraktura

Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi patah tulang tertutup, patah

tulang terbuka dan fisura. Patah tulang tertutup, bila tulang yang patah tidak

merobek kulit. Patah tulang terbuka, bila tulang yang patah merobek kulit.

Fisura, bila tulang hanya retak

4. Kebiasaan sikap tubuh yang salah.

Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat

menyebabkan kelainan tulang, yaitu :

a. Lordosis

Kelainan pada tulang leher dan panggul terlalu membengkok ke depan

sehingga lengkung lumbar pada tulang belakang (vertebrae) melekuk ke

dalam.

b. Kifosis

Kelainan pada tulang punggung yang terlalu membengkok ke dalam. Bisa

disebabkan karena proses penuaan, infeksi TBC tulang belakang (vertebrae)

ataupun posisi duduk yang salah yang dilakukan selama bertahun-tahun.

Page 11: Laporan Rangka Kel. II 2c

c. Skoliosis

Kelainan pada tulang, jika ruas-ruas tulang belakang membengkok kearah

samping membentuk huruf S.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat : Laboratorium anatomi fisiologi manusia, Farmasi UHAMKA

Waktu : 1 April 2010

B. Alat dan Bahan

1. Alat peraga rangka manusia

C. Prosedur

1. Praktikan menyiapkan alat peraga

2. Amati masing – masing bagian pada alat peraga (terutama yang diberi tanda nomor)

3. Identifikasi masing – masing bagian

4. Tulislah hasil pengamatan tersebut pada lembar kerja yang tersedia.

Page 12: Laporan Rangka Kel. II 2c

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No. Nama tulang No. Nama tulang

1 Tulang dahi 35Iga melayang

2 Tulang pelipis (Tempora) 36

3 Tulang rongga mata (orbital) 37 Tulang punggung

4 Tulang hidung (nasal) 38 Tulang usus

5 Tulang air mata (lakrimal) 39 Tulang kemaluan (pubis)

6 Sekat nasal (hidung) 40 Tulang ekor (koksigea)

7 Konka inferior 41 Tulang duduk (iskhium)

8 Tulang langit – langit 42 Tulang kelangka (sakrum)

9 Tulang pipi 43 Tulang lengan atas (humerus)

10 Tulang rahang atas (maxila) 44 Tulang lengan bawah kecil (hasta)

11 Tulang rahang bawah (mandibula) 45 Tulang lengan bawah besar (ulna)

12 Tulang ubun – ubun (parietal) 46 Pergelangan tangan (karpus /

karpal)

13 Tulang baji (sfenoid) 47 Metakarpus (tulang tapak tangan)

14 Proseus stiloideus 48 Falang proksimal

15 Proseus mastoideus 49 Falang tengah

16 Tulang belakang kepala (oksipital) 50 Falang histal

17 Sutura coronalis 51 Kuku tangan

18 Sutura sagitalis 52 Tulang paha (femur)

19 Sutura lamboideus 53 Tempurung lutut (patela)

20 Tulang leher (serviks) 54 Tulang betis (fibula)

21 Tulang selangka (klavikula) 55 Tulang kering (tibia)

22 Tulang dada 56 Tulang betis (fibula)

23 Tulang badan 57 Tulang tumit (kalkaneus)

24 Tulang taju pedang 58 Tulang pergelangan kaki (tarsal)

Page 13: Laporan Rangka Kel. II 2c

25 Tulang iga sejati 59 Tulang telapak kaki (metatarsal)

26Tulang iga sejati

60 Falang

27 61 Malleus medialis

28

Tulang iga sejati

62 Malleus lateralis

29 63 Falang proksimal

30 64 Falang tengah

31 65 Falang histal

32

Tulang iga tidak sejati

66 Kuku kaki

33 67 Tulang belikat (skapula)

34

B. Pembahasan

Rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ

lunak. Rangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan

untuk kaitan otot, memberi bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital,

menahan dan menegakkan tubuh dan beberapa fungsi lainnya.

Rangka terdiri dari :

1. Rangka Axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan. Termasuk

tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang iga.

2. Rangka Apendikuler terdiri atas anggota gerak atas dan anggota gerak

bawah,yaitu klavikula, scapula, humerus, ulna, radius, tulang pergelangan

tangan, karpus, metakarpal, dan falangs.

Berdasarkan klasifikasi sesuai bentuk dan formasinya, tulang terbagi menjadi

tulang panjang / pipa, tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan dan tulang

sesamoid.

Kelainan – kelainan pada tulang dapat terjadi akibat kekurangan vitamin D,

penyakit, kecelakaan dan kebiasaan sikap tubuh yang salah

Page 14: Laporan Rangka Kel. II 2c

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Rangka pada manusia tersusun atas 206 tulang pada orang dewasa sementara pada

bayi berjumlah 300 tulang.

Fungsi rangka pada manusia antara lain untuk memberi bentuk tubuh, melindungi

alat tubuh yang vital, menahan dan menegakkan tubuh, tempat melekatnya otot

rangka, dll

Rangka pada manusia secara garis besar terdiri dari rangka axial yang meliputi

(kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan termasuk tulang tengkorak, tulang

belakang, tulang dada dan tulang iga. rangka apendikuler terdiri atas anggota

gerak atas dan anggota gerak bawah,yaitu klavikula, scapula, humerus, ulna,

radius, tulang pergelangan tangan, karpus, metakarpal, dan falangs.

Page 15: Laporan Rangka Kel. II 2c

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Diktat Praktikum Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Universitas Prof. DR HAMKA

Evelyn, Pearce, C. 2000. An ato mi dan Fisiologi untuk Paramedis . Alih bahasa Mohammad. Gramedia : Jakarta

Syaifuddin. 2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika

www.wikipedia.org

http://belajarbiologi.rumahilmuindonesia.net/

Page 16: Laporan Rangka Kel. II 2c

Disusun Oleh :

Meliawati

Noviasrini Kemala N.

Novi Rachmayanti

Sudarman Yulianto

Yusnia Gulfa Maharani

Kelas II C

Kelompok II

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASITAHUN 2010

Page 17: Laporan Rangka Kel. II 2c

GAMBAR – GAMBAR

RANGKA

Page 18: Laporan Rangka Kel. II 2c

TELINGA

KULIT

MATA

Page 19: Laporan Rangka Kel. II 2c