LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH II Oleh: Golongan B/Kelompok 5A 1. Karolina Kristika Sudianti (161510501098) 2. Imam Maliki (161510501114) 3. Tata Eka Romadina (161510501282) LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
29
Embed
LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH II · LAPORAN PRAKTIKUM UJI KESEHATAN BENIH II Oleh: Golongan B/Kelompok 5A 1. Karolina Kristika Sudianti (161510501098) 2. Imam Maliki (161510501114)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KESEHATAN BENIH II
Oleh:
Golongan B/Kelompok 5A
1. Karolina Kristika Sudianti (161510501098)
2. Imam Maliki (161510501114)
3. Tata Eka Romadina (161510501282)
LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan sarana penting dalam proses produksi tanaman. Kualitas
benih yang dipakai juga akan berpengaruh terhadap kualitas produksi tanaman
selanjutnya. Benih memerlukan penanganan khusus agar dapat menghasilkan
benih yang bermutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. Benih yang
bermutu dan berkualitas dapat diperoleh melalui proses yang panjang dan
bertahap. Proses tersebut antara lain sejak pemilhan benih untuk bahan tanam,
benih sampai masak fisiologis dan pada saat penyimpanan.
Penyimpanan benih merupakan aspek yang penting dalam menghasilkan
bernih bermutu. Penyimpanan benih dilakukan dalam kurun waktu tertentu
sebelum benih tersebut sampai ke tangan konsumen. Selama proses penyimpanan
benih dapat mengalami kemunduran yang menyebabkan penurunan kualitas dan
mutu benih itu sendiri. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi penurunan benih
selama proses penyimpanan antara lain faktor internal dan faktor eksteral. Faktor
eksternal yang mempengaruhi penurunan benih selama proses penyimpanan yaitu
serangan hama.
Hama merupakan binatang yang aktivitasnya dapat menimbulkan
kerusakan bagi tanaman yang dibudidayakan serta tapat menimbulkan kerugian
secara ekonomis. Hama yang dapat dapat berupa serangga. Hama terdiri atas
hama yang ada di lapang dan hama pasca panen. Hama lapang merupakan hama
yang menyerang tumbuhan atau komoditas yang dibudidayakan pada saat
dilapang. Hama pasca panen merupakan hama yang menyerang komoditas setelah
panen, hama pasca panen bisa menyerang pada saat proses penyimpanan disebut
dengan hama gudang. Hama gudang dapat menyerang benih pada saat proses
penyimpanan sehingga dapat menyebabkan kehilangan atau penurunan kualitas
benih yang disimpan. Hama yang menyerang benih yang disimpan mempunyai
morfologi dan gejala serangan yang berbeda-beda. Hama jenis serangga yang
menyerang yaitu ordo Coleoptera, ordo Lepidoptera, ordo Hymenoptera dan ordo
2
Hemiptera. Dari keempat ordo tersebut, ordo Coleoptera yang mempunyai banyak
spesies yang berperan sebagai hama pasca panen atau hama gudang. Uji kesehatan
benih merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan
suatu benih. Uji kesehatan benih merupakan salah satu aspek yang penting dalam
produksi benih. Praktikum kali ini penting dilakukan karena untuk menguji
kesehatan benih dari hama yang menyerang selama proses penyimpanan.
1.2 Tujuan
Mengetahui morfologi dan gejala kerusakan dari hama benih jagung, benih
kedelai dan benih kacang hijau.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Meilin dan Nasamsir (2016), serangga merupakan kelompok
makhluk hidup (hewan) yang dominan di bumi karena memiliki jumlah spesies
yang paling banyak. Serangga dapat bertindak sebagai makhluk yang
menguntungkan budidaya tanaman namun dapat pula menjadi organisme
pengganggu tanaman yang di budidayakan manusia. Serangga yang bertindak
sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat merugikan, selain bertindak
sebagai OPT serangga juga dapat merusak benih pada saat penyimpanan dalam
waktu tertentu, hama tersebut disebut dengan hama gudang.
Hama gudang mempunyai sifat khusus yang berbeda dengan hama yang
menyerang tanaman pada saat di lapang. Hama gudang menyerang produk yang
baru saja dipanen, selain itu hama gudang juga dapat menyerang produk indusri
hasil pertanian. Terdapat beberapa ordo serangga yang bertindak sebagai hama
gudang antara lain ordo Coleoptera, ordo Lepidoptera, ordo Hymenoptera dan
ordo Hemiptera. Dari keempat ordo tersebut, ordo Coleoptera yang mempunyai
banyak spesies yang berperan sebagai hama gudang (Harinta dkk., 2016).
Menurut Purnomo dan Haryadi (2007), ordo coleoptera mempunyai ciri-
ciri penting yaitu mempunyai sayap depan keras (elytra) yang berfungsi untuk
melindungi sayap belakang. Sayap belakang membranus dan pada waktu istirahat
dilipat dibawah. Serangga ini mempunyai ukurang yang bervariasi mulai dari
kecil sampai besar. Serangga dari ordo coleoptera yang berperan sebagai hama
gudang pada saat penyimpanan pada umumnya berukuran kecil. Ordo coleoptera
merupakan ordo terbesar dalam julah spesiesnya. Ordo coleoptera dibagi menjadi
4 subordo antara lain Archostemata, Mxyophaga, Adephaga, dan Polyphaga.
Spesies yang menjadi hama dari ordo Coleoptera salah satunya yaitu
Hypotenemus hampei .
Hypotenemus hampei dikenal sebagai hama bubuk buah kopi atau
penggerek buah kopi. Hama ini merupakan hama utama yang menyerang tanaman
kopi pada saat di lapang dan berkembang pada buah kopi yang ada di gudang.
Telur dari hama ini berwarna putih, berbentuk bulat lonjong mempunyai ukuran
4
sekitar 0,3 mm. Larva mempunyai kepala yang jelas dan bagian alat mulutnya
berwarna kuning kecoklatan dan tidak mempunai tungkai. Larva berwarna putih
seperti susu, panjang larva pada instar terakhir sekitar 3-5 mm. Pupa berwarna
putih kecoklatan dan mempunyai panjang sekitar 1 mm. Imago mempunyai tubuh
yang berbebtuk bulat pendek dengan pronotum berukuran sepertiga panjang
badan. Gejala kerusakan dari hama ini yaitu kondisi luar buah kopi yang sudah tua
terlihat baik, tetapi pada bagian dalam akan membubuk dan keropos serta terlihat
seperti adanya gerekan (Moarino et al., 2017).
Menurut Befiqadu (2014), faktor yang mempengaruhi serangga hama
gudang yaitu tergantung dari beberapa faktor seperti asal serangga, suhu, air,
udara, kondisi bahan pakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
populasi sebaian besar spesies serangga adalah suhu, kelembaban relatif, dan
kadar air bahan pakan. Serangga yang menyerang bahan pakan mempunyai suhu
optimum dimana populasi dapat berkembang dengan cepat. Sebagian besar
spesies seranggahama tropis mempunyai suhu optimum berkisar 28oC.
Menurut Sembiring dkk (2014), kerusakan yang ditimbulkan oleh
serangan hama dapat berupa kerusakan fisik, kimiawi, mekanik maupun biologis..
Keruasakan fisik dapat terjadi akibat kontaminasi bahan pakan oleh kotoran.
Hama memakan dan merusak secara fisik dapat dilihat dengan adanya komoditas
yang hancur, berlubang, dan dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme lain.
Kerusakan kimiawi dapat menyebabkan penurunan kualitas komoditas yang
disimpan. Komoditas yang disimpan dapat mengalami beberapa perubahan
kimiawi yang dapat merubah nilai nutrisi. Salah satu upaya untuk menendalikan
hama gudang yaitu dengan metode biologis bukan menggunakan insektisida
karena dapat memberikan dampak negative bagi lingkungan dan kesehatan
(Hodges, 2012).
5
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi dan Produksi Benih acara 4 tentang “Uji Kesehatan
Benih II” dilakukan pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 12.30-selesai WIB di
Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.