Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MODUL PENGINDERAAN SIKAP, KESEIMBANGAN, DAN PENDENGARAN Disusun Oleh : Hendri Wijaya I11112013 Irvinia Rahmadyah I11112023 Christover Firstnando Saragih I11112025 Gita Amalia Asikin I11112032 Eko Kunaryagi I11112036 Friska Silviantri I11112045 Bimo Juliansyah I11112062 Putri Umagia Drilna I11112067 Christina Wiyani Putri I11112070 Fitrianto Dwi Utomo I11111064 Citra Kristi Melasari I11110029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER 1
33

Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

Dec 23, 2015

Download

Documents

tugas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI

MODUL PENGINDERAAN

SIKAP, KESEIMBANGAN, DAN PENDENGARAN

Disusun Oleh :

Hendri Wijaya I11112013Irvinia Rahmadyah I11112023Christover Firstnando Saragih I11112025Gita Amalia Asikin I11112032Eko Kunaryagi I11112036Friska Silviantri I11112045Bimo Juliansyah I11112062Putri Umagia Drilna I11112067Christina Wiyani Putri I11112070Fitrianto Dwi Utomo I11111064Citra Kristi Melasari I11110029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK

2015

1

Page 2: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK KANALIS SEMISIRKULARIS(Oleh Irvinia Rahmadyah & Bimo Juliansyah)

A. PenduhuluanApparatus vestibularis merupakan organ sensorik yang berguna untuk

mendeteksi sensasi keseimbangan. Kanalis semisirkularis yang terdapat di dalam apparatus vestibularis, mampu mendeteksi adanya gerakan akselerasi maupun deselerasi kepala dalam arah rotasional maupun angular. Pada setiap apparatus vestibularis, masing-masing terdapat 3 buah kanalis semisirkularis yang dikenal dengan kanalis semisirkularis anterior, posterior, dan lateral yang masing-masing tersusun saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus vestibularis di batang otak dan ke serebelum serta digunakkan untuk mempertahankan keseimbangan dan postur, mengontrol gerakan mata, dan merasakan gerakan dan orientasi.1

Pada ujung akhir setiap kanalis semisirkuklaris terdapat pembesaran yang disenut ampula, dan kanalis. Ampula ini terisi cairan yang disebut endolimfe. Pada setiap ampula terdapat tonjolan kecil yang disebut Krista ampularis. Pada puncak Krista terdapat jaringan longgar massa gelatinosa, yang disebut kupula.Ke dalam kupula terdapat ratusan penjuluran silia dari sel-sel rambut yang terletak pada sepanjang Krista ampularis.1

B. TujuanMendemonstrasikan pengaruh aliran endolimfe pada krista ampularis dengan

menggunakan model kanalis semisirkularis C. Alat yang diperlukan

1. Tongkat atau statif yang panjang D. Cara Kerja

1. Instruksikan orang percobaan (OP), dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan 30º, berputar sambil berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam sebanyak 10 kali dalam 30 detik.

2. Instruksikan OP untuk berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke depan.

3. Perhatikan apa yang terjadi. 4. Ulangi percobaan nomor 1-3 dengan berputar menurut arah yang berlawanan

dengan jarum jam. E. Hasil

OP berjalan miring ke kanan setelah berputar searah jarum jam. Kemudian, setelah berputar berlawanan arah jarum jam, OP berjalan miring ke kiri.

F. PembahasanTerjadi perubahan arah gerak endolimfe pada paling tidak salah satu kanalis

semisirkularis sewaktu terjadi gerakan akselerasi maupun rotasi kepala. Cairan endolimfe akan tertinggal atau bergerak berlawanan arah dengan arah gerakan yang terjadi oleh karena adanya inersia. Keadaan ini membuat kupula miring dalam arah yang berlawanandengan arah yang terjadi sehingga menekuk rambut-rambut sensorikyang terbenam. Apabila gerakan kepala dalam kecepatan dan arahnya konstan, maka endolimfe akan menyesuaikan gerakan dengan kepala, sehingga kupula akan kembali posisi normal meskipun kepala dalam keadaan rotasi dan rambut-rambut keadaannya tidak menekuk. Jika gerakan yang berlangsung diperlambat atau dihentikan, kuoula rambut akan melengkung ke arah putaran sebelumnya. Organ otolit yaitu utrikulus yang berorientasi vertical dan sakulus yang berorientasi terhadap horizontalmemberi informasi tentang posisi kepala yang relative terhadap gravitasi dan juga mendetaksi perubahan kecepatan. Sinyal dari segala

2

Page 3: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

komponen aparatus vestibularis dibawa melalui nervusvestibulokoklearis ke nukleus vestibularis dan ke serebelum. Serebelum dannuleus vestibularis tidak hanya menerima input dari vestibular, namun juga dari bagian visual dan somatik (kulit, otot dan sendi). Setelah dari nukleus vestibularis, impuls dikirimkan pada salah satu dari dua daerah output yaitu pengatur gerakanmata atau pengontrol otot skeletal di leher.

Percobaan dengan menundukkan kepala OP sebanyak 300 yang bertujuan untuk membuat kanalis semisirkularis lateral berada pada bidang horizontal seperti permukaan bumi. Kanalis anterior berada di bidang vertikal yang proyeksinya kea rah depan dan 450 ke luar, sedangkan kanalis semisirkularis posterior berada di bidang vertikal yang proyeksinya ke arah belakang dan 450 keluar.

Pada saat terjadi perputaran kepala seseorang, inersia cairan dalam kanalis semisitrkularis mempertahankan cairan untuk tetap seimbang, sementara kanalis semisirkularis berputar searah dengan kepala. Hal ini menyebabkan cairan mengalir dari kanalis menuju ke ampula, membelokkan kupula ke satu sisi. Putaran kepala kearah yang berlawanan, menyebabkan kupula berbelok ke sisi yang berlawanan pula.1

Kinosilia pada sel-sel rambut juga berorientasi ke rah sisi yang sama dalam kupula, dan pembelokkan kupula dalam arah tersebut menyebabkan depolarisasi sel-sel rambut, sedangkan pembelokkan kearah yang berlawanan mengakibatkan hiperpolarisasi sel rambut. Kemudian, dari sel-sel rambut sinyal-sinyal yang sesuai dikirimkan melalui nervus vestibularis untuk memberitahu sistem saraf pusat mengenai perubahan perputaran kepala dan kecepatan perubahan pada setiap tiga bidang ruangan.1

Perputaran searah jarum jam dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan 30

akan mengacaukan kanalis semisirkularis. Akselarasi atau deselarasi selama rotasi

kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia.

G. Daftar Pustaka1. Guyton Arthur C, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007

H. LampiranPertanyaan 1. Apa maksud tindakan penundukan kepala OP 30O ke depan?Jawaban: Untuk membuat posisi kanalis semisirkukaris lateral berada pada bidang

horizontal sesuai dengan permukaan bumi.

Pertanyaan 2.a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada OP ketika berjalan lurus ke depan setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam?Jawaban: OP berjalan tidak lurus ke depan melainkan miring ke arah kanan.

Pertanyaan 2.b. Bagaimana penjelasannya?Jawaban: Apabila terjadi perputaran kepala ke suatu arah, endolimfe dalam kanalis

semisirkularis, akibat efek inersia nya cenderung menetap, sedangkan kanalis semisirkukaris akan berbelok/berputar. Keadaan ini menyebabkan cairan relatif mengalir dalam kanalis dengan arah yang berlawanan dengan perputaran kepala.

3

Page 4: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

4

Page 5: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

PENGARUH KEDUDUKAN KEPALA DAN MATA YANG NORMAL TERHADAP KESEIMBANGAN BADAN

(Oleh Fitrianto Dwi Utomo & Citra Kristi Melasari)

A. PendahuluanKeseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh dan bagian-bagian dalam hubungan yang dengan ruang internal. Gangguan keseimbangan dihasilkan dari penyakit yang mempengarahui sentral atau pathway vestibular perifer seperti penyakit vertigo. Keseimbangan bergantung pada labirintin, penglihat (visual) dan input somatosensorius (proprioceptif)dan intergrasinya dalam batang otak dan sereblum.1

Sistem keseimbangan pada manusia umumnya terbagi menjadi dua, yaitu sistem penglihatan dan sistem pendengaran. Sistem penglihatan (mata) adalah organ penglihatan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat.2 Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Sedangkan sistem pendengaran (telinga) merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telingaluar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsangan bunyi dan mengirimkannya berupa implus ke otak untuk diolah.2 Setiap orang normalnya memiliki lima panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Lima panca indera yang dimilki manusia yaitu: indera penglihatan, indera penciuman, indera pengecap, indera pendengaran dan inderan peraba.1

B. Tujuan PraktikumUntuk mengetahui kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan dan mempraktekkan percobaan ini.

C. Alat Dan BahanTidak menggunakan alat dan bahan, tetapi dengan bantuan seseorang yaitu OP

D. Prosedur / Cara Kerja1. Instruksikan OP untuk berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai dengan

mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesulitan dalam mengikuti garis lurus tersebut.

2. Ulangi percobaan nomor 1 dengan mata tertutup.3. Ulangi percobaan nomor 1 dan 2 dengan :a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kirib. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan4. Instruksikan OP untuk berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai dengan

mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesulitan dalam mengikuti garis lurus tersebut.

5. Ulangi percobaan nomor 1 dengan mata tertutup.

5

Page 6: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

6. Ulangi percobaan nomor 1 dan 2 dengan :c. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kirid. Kepela dimiringkan dengan kuat ke kanan

E. Hasil1. Jalan dengan mata terbuka serta badan dan kepala dengan sikap biasa : tidak

mengalami kesulitan atau lurus2. Jalan dengan mata tertutup serta badan dan kepala dengan sikap biasa :

tidak mengalami kesulitan atau lurus3. Jalan kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri mata terbuka : tidak mengalami

kesulitan atau lurus4. Jalan kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri mata tertutup : mengalami

kesulitan atau tidak lurus5. Jalan kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan mata terbuka : tidak

mengalami kesulitan atau lurus6. Jalan kepala dimirngkan dengan kuat ke kanan mata tertutup : mengalami

kesulitan atau tidak lurus

F. PembahasanPada saat dilakukan percobaan, OP dengan mata terbuka berjalan lurus

dan tidak mengalami masalah atau gangguan. Setelah dilanjutkan dengan mata tertutup, OP mengalami kesulitan ketika berjalan sehingga arah jalannya miring. Dilanjutkan pada percobaan kepala miring ke kanan atau ke kiri dengan mata terbuka OP masih dapat jalan lurus tanpa hambatan. Tetapi setelah percobaan terakhir saat mata OP tertutup dan kepala dimiringkan ada perubahan yang signifikan yaitu jalannya miring tidak sesuai garis yang diikuti pada saat mata terbuka.

Ini karena keseimbangan berkorelasi dengan visualisasi, sehingga dapat dipraktekkan langsung dan mendapatkan hasil sesuai teori yang ada. Ketika pada percobaan didapatkan hasil miring pada mata tertutup dan kepala dimiringkan, ini karena mata sebagai indera penglihatan dapat memfokuskan pandangan yang akan mempengaruhi keseimbangan tubuh ketika berjalan.

G. Daftar Pustaka1. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Jakarta: EGC. 2007.2. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6. Jakarta.

EGC.2011.H. Lampiran

Pertanyaan 3. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan? Jawaban: Bila kepala dimiringkan terjadi perangsangan asimetris pada

reseptor proprioseptif di otot leher dan alat vestibuler yang menyebabkan tonus yang asimetris pula pada otot-otot ekstrimitas. Dalam keadaan seperti di atas mata yang terbuka berusaha untuk mempertahankan sikap badan yang seimbang sebagai kompensasi. Bila mata ditutup ketidakseimbangan ini akan lebih jelas.

6

Page 7: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

PERCOBAAN DENGAN KURSI BARANY(Oleh Putri Umagia Drilna, Hendri Wijaya & Christover Firstnando Saragih)

1. NistagmusA. Pendahuluan

Nistagmus ialah gerakan refleks yang khas pada mata yang tampak pada saat awal dan akhir rotasi.Nistagmus yang paling umum menyebabkan mata untuk melihat tanpa sadar dari sisi ke sisi dalam gerakan cepat.Nistagmus dapat terjadi karena proses fisiologis maupun patologis. Nistagmus fisiologis dapat timbul akibat rotasi okuler dalam upaya memfiksasi pembentukkan bayangan yang tepat pada retina dan mempertahankan pandangan yang jelas. Yang termasuk nistagmus fisiologis antara lain, yaitu nistagmus end-gaze, nistagmus optokinetik, nistagmus refleks vestibulo-okuler (VOR).Gerakan ini sebenarnya merupakan suatu refleks dimana mata mempertahankan fiksasi penglihatan di titik - titik yang diam sementara tubuh terus berputar mengikuti arah putaran.Gerakan ini sebenarnya tidak ditimbulkan oleh impuls penglihatan dan dapat terjadi pula pada orang buta.

Ketika seseorang dengan mata yang tertutup dilakukan rotasi angular (contoh: dengan kursi Barrany), maka ia dapat menentukan secara akurat arah rotasi pada saat awal pergerakan saja. Namun setelah saat periode rotasi mencapai kecepatan konstan, maka sensasi yang ia rasakan ialah ia berhenti berputar, ini merupakan adaptasi cepat reseptor di kanalis semisirkularis pada kecepatan yang sama.1

B. TujuanMenerangkan pengaruh percepatan sudut serta cara mendemonstrasikannya

dengan OP yang diputar di atas kursi Barany terhadap terjadinya nistagmus.C. Alat & Bahan

1. Kursi Barany.D. Cara Kerja

1. Perintahkan OP duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat lengan kursi.

2. Perintahkan OP memejamkan kedua matanya dan menundukkan kepalanya 300 ke depan.

3. Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.4. Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.5. Perintahkan OP untuk membuka mata dan melihat jauh ke depan.6. Perhatikan adanya nistagmus. Tetapkan arah komponen lambat dan komponen

cepat nistagmus tersebut.E. Hasil

Hasil praktikum ini ialah sebagai berikut:Posisi kepala Nistagmus

30o ke depan Horizontal

60o ke belakang Horizontal

120o ke depan Horizontal

Miring 90o ke bahu kanan Vertikal

Miring 90o ke bahu kiri Vertikal

F. Pembahasan:Dipercobaan kursi barrany pertama ini OP diputarkan ketika berada di atas

kursi barrany dengan arah searah jarum jam (kanan). OP matanya ditutupserta kepala OP ditundukan sekitar 300, ke belakang 60o, ke depan 120o, miring 90o ke kanan dan

7

Page 8: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

kiri kemudian pada masing-masing posisi OP diputar sebanyak 10 kali dalam 20 detik kemudian diberhentikan secara tiba-tiba. Setelah berhenti OP diminta membuka mata dan melihat jauh ke depan. Pada posisi kepala OP ditundukan sekitar 300, ke belakang 60o dank e depan 120o terlihat pada mata OP terjadi gerakan cepat bola mata melawan arah putaran dangerakan lambat searah putaran. Hal ini disebutnistagmus horizontal.Sedangkan pada posisi miring 90o ke bahu kanan maupun bahu kiri gerakan cepat bola mata yang terjadi ialah nistagmus vertikal.

Teorinya, saat seseorang melakukan rotasi angular (diputar di kursi Barrany) dengan mata tertutup, di awal putaran OP akan merasakan sensasi berputar dan dapat menentukan arah putaran, namun setelah periode rotasi (putaran) sampai di kecepatan yang konstan, OP kecepatan konstan, maka ia akan berkata bahwa ia berhenti berputar dikarenakan kemampuan adaptasi cepat oleh reseptor yang berada di kanalis semisirkularis pada kecepatan yan sama. Nistagmus OP akan searah dengan rotasi selama perputaran berlangsung.Kemudian saat kursi Barrany dihentikan secara tiba-tiba, maka orang tersebut akan merasakan sensasi rotasi yang berlawanan arah sebelumnya. Nistagmus yang terjadi pada mata OP pun akan berupa gerakan fase cepat berlawanan arah pemutaran dan fase lambat ke arah perputaran. Situasi ini disebut dengan nistagmus postrotatori yang diakibatkan olehpenghentian pergerakan kupula sewaktu rotasi arahnya berlawanan dengan arah rotasi. Karena adanya refleks vestibulo-okular (VOR)1

G. Daftar Pustaka1. Soepardi EA, Iskandar N, dkk. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga.

Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI, 2010

H. LampiranPertanyaan 4.Apa yang dimaksud dengan nistagmus pemutaran dan nistagmus pasca pemutaran?Jawaban :Nistagmus pemutaran merupakan nistagmus yang terjadinya selama

proses pemutaran. Bola mata akan bergerak secara involunteer pada nistagmus pemutaran sesuai arah rotasi. Nistagmus pasca pemutaran merupakan nistagmus yang terjadinya segera saat setelah penghentian pemutaran, dimana fase cepat dari nistagmus arahnya akan berlawanan dari gerakan rotasi sebelumnya.

2. Tes Penyimpangan Penunjukan (Past Pointing Test Of Barany) A. Pendahuluan

Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massatubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base ofsupport). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukungoleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massatubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif danefisien.Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuhuntuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diataspapan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankankesetimbangan ketika bergerak.Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik(vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi,dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal

8

Page 9: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

ganglia,cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.1

B. TujuanMenerangkan pengaruh percepatan sudut serta cara mendemonstrasikannya

terhadap kejadian penyimpangan penunjukan.C. Alat dan Bahan

1. Kursi Barany.D. Cara Kerja

1. Perintahkan OP duduk tegak dikursi Barany dan memejamkan kedua matanya.2. Pemeriksa berdiri tepat didepan kursi Barany sambil mengulurkan tangan kirinya

ke arah OP.3. Perintahkan OP meluruskan lengan tangannya ke depan sehingga dapat

menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.4. Perintahkan OP mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian dengan

cepat menurunkannya kembali sehingga menyentuh jari pemeriksa lagi (tindakan 1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya, sebagai berikut :

5. Perintahkan OP dengan kedua tangannya memegang erat lengan kursi. OP menundukan kepala 30˚ ke depan.

6. Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan7. Segera setelah pemutaran, kursi dihentikan dengan tiba-tiba, dan suruh OP

menegakan kepalanya dan melakukan tes penyimpangan pertunjukan seperti telah disebutkan diatas (langkah 1 s/d 4).

8. Perhatikan apakah terjadi penyimpangan penunjukan oleh OP. Bila terjadi penyimpangan, tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskan tes tersebut sampai OP tidak salah lagi menyentuh jari tangan pemeriksa.

E. HasilHasil yang didapat saat percobaan ialah:

1. Tidak ada penyimpangan saat OP diminta melakukan penunjukkan baik pada mata terbuka maupun tertutup sebelum pemutaran.

2. Setelah pemutaran kursi barrany didapatkan hasil :Posisi kepala Arah penyimpangan

30o ke depan Ke arah kiri OP

60o ke belakang Kea rah kanan OP

120o ke depan Ke arah kiri OP

Miring 90o ke bahu kananKe arah jauh ke depan OP melewati tangan pemeriksa

Miring 90o ke bahu kiriKe arah depan OP namun tidak melewati tangan pemeriksa

F. PembahasanSetelah dilakukan pemutaran OP tidak dapat menunjuk jari pemeriksa dengan tepat. Hal ini dakibatkan proses pemutaran menyebabkan perubahan pada sistem vestibularis dan juga mempengaruhi penglihatan dan gerakan tubuh OP sehingga keseimbangan OP terganggu untuk sementara waktu. Namun setelah beberapa saat OP dapat kembali menunjuk jari pemeriksa dengan benar karena sistem kesiembangan sudah kembali ke keadaan normal.2

9

Page 10: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

G. Daftar Pustaka1. Ganong WF. Review of medical physiology. 22nd edition. Mc Graw Hills

Company: San Fransisco. 2005. 2. Sherwood L. Human Physiology from Cells to System, 7th Edition. Australia.

Brooks/Cole Cengange Learning. 2011.

H. LampiranPertanyaan5.Bagaimana penjelasan terjadinya penyimpangan penunjukan?Jawaban: Karena sesaat pascapemutaran aliran endolimfe masih bergerak searah

rotasi sehingga kupula masih menekuk. Hal ini menyebabkan OP tidak bisa memfokuskan gerakan tangannya untuk menyentuh jari pemeriksa. Devisasi cenderung ke arah kanan, sesuai arah rotasi.

3. TES JATUHA. Pendahuluan

Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam arah apapun menyebabkan gerakan endolimfee paling tidak pada salah satu kanalis semisirkularis, karena susunan tiga dimensi ketiganya.Sewaktu mulai menggerakkan kepala, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di dalam kupulabergerakbersama kepala.Namun pada awalnya, cairan pada kanalis, karena tidak melekat pada tengkorak, tidak bergerak searah dengan rotasi tetapi tertinggal dibelakang akibat inersia(kelembaman). Ketika endolimfee tertinggal di di belakang sewaktu anda mulai memutar kepala anda, cairan dalam bidang yang sama dengan arah gerakan pada hakikatnya bergeser dengan arah berlawanan dengan arah gerakan. Gerakan cairan ini menyebabkan kupula miring dengan arah berlawanan dengan arah kepala, menekuk rambut sensorik, yang terbenam di dalamnya. Jika gerakan kepala berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, maka endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala dan sehingga rambut-rambut tersebut kembali ke posisinya yang tidak melengkung. Ketika kepalamelambat dan berhenti, terjadi situasi yang terbalik.Endolimfe sesaat melanjutkan gerakan kearah rotasi sementara kepala anda melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula dan rambut-rambutnya secara transien melengkung kearah putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung mereka sewaktu akselerasi.1

B. TujuanMendemonstrasikan pengaruh percepatan sudut pada sikap dan keseimbangan

tubuh dengan menggunakan kursi Barany C. Alat dan Bahan

1. KursiD. Cara Kerja

1. Perintahkan OP duduk di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat lengan kursi!

2. Tutup kedua matanya dengan saputangan dan tundukkan kepala dan bungkukkan badannya ke depan sehingga posisi kepala membentuk sudut 120° dengan sumbu tegak.

3. Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.4. Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba. Instruksikan OP

untuk menegakkan kembali kepala dan badannya. 5. Perhatikan ke mana dia akan jatuh dan tanyakan kepada OP itu ke mana

rasanya ia akan jatuh. 6. Ulangi tes jatuh ini, tiap kali pada OP lain dengan

10

Page 11: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

a. Memiringkan kepala ke arah bahu kanan sehingga kepala miring 90° terhadap posisi normal.

b. Memiringkan kepala ke arah bahu kiri sehingga kepala miring 90° terhadap posisi normal.

c. Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 60° terhadap posisi normal.

E. Hasil Posisi Kepala pada Orang Percobaan

(OP)Gerakan kompensasi (arah

jatuh)120° dengan sumbu tegak Kiri OPMiring 90° ke bahu kanan Belakang OPMiring 90° ke bahu kiri Depan OP60° ke belakang Kanan OP

F. PembahasanPada posisi kepala 120° ke depan, kanalis semisirkularis posterior terletak pada

bidang horizontal sehingga efek pemutaran terkuat pada kanalis semisirkularis posterior. Selama perputaran ke kanan, cairan endolimfe dalam kanalis semisirkularis posterior ikut berputar ke kanan. Pada saat putaran dihentikan tiba-tiba, cairan endolimfe dalam kanalis semisirkularis posterior yang masih terus berputar ke kanan akan bergerak ke kanan sebagai akibat dari inersia cairan tersebut sementara kanalis semisirkularis tersebut sudah tidak bergerak lagi. Hal ini kemudian menyebabkan timbulnya rangsangan pada reseptor sel rambut pada krista ampularis pada kanalis semisirkularis posterior yang kemudian mengirim sinyal ke nukleus vestibularis. Keadaan ini menimbulkan sensasi yang salah bahwa tubuh jatuh ke kanan. Sensasi yang salah ini akan berusaha dikompensasi oleh tubuh dengan bergerak ke kiriseperti yang terjadi pada OP.

Pada posisi kepala miring 90° ke bahu kanan, kanalis semisirkularis anterior dan posterior terletak pada bidang horizontal sehingga efek pemutaran terkuat terjadi pada kedua kanalis semisirkularis tersebut. Selama perputaran ke kanan, cairan endolimfe dalam kedua kanalis semisirkularis tersebut ikut berputar ke kanan. Pada saat putaran dihentikan tiba-tiba dan kepala ditegakkan, cairan endolimfe dalam kanalis semisirkularis anterior dan posterior yang masih terus berputar ke kanan akanbergerak ke depansebagai akibat dari momen inersia yang bergerak ke depan sedangkan kanalis semisirkularis tersebut sudah tidak bergerak lagi. Hal ini kemudian menyebabkan timbulnya rangsangan pada reseptor sel rambut pada krista ampularis pada kanalis semisirkularis anterior yang kemudian mengirim sinyal ke nukleus vestibularis. Keadaan ini menimbulkan sensasi yang salah bahwa tubuh jatuh ke depan. Sensasi yang salah ini akan berusaha dikompensasi oleh tubuh dengan bergerak ke belakang seperti yang terjadi pada OP. Sebaliknya yang terjadi pada saat OP memiringkan kepala 90° ke bahu kiri adalah OP cenderung jatuh ke depan. Hal ini disebabkan karena cairan endolimfe yang terdapat pada kanalissemisirkularis anterior dan posterior ketika dihentikan mendadak dan kepala ditegakkan, cairan yang awalnya ikut bergerak ke kanan menjadi bergerak ke belakang akibat momen inersianya. Akibatnya memberikan sensasi yang salah dan berusaha dikompensasi tubuh dengan bergerak ke depan.

Pada posisi kepala 60° ke belakang, kanalis semisirkularis posterior terletak pada bidang horizontal tetapi dengan posisi yang berkebalikan dengan posisi kanalis semisirkularis posterior pada posisi kepala 120° ke depan. Rangsangan yang timbul setelah pemutaran dihentikan terjadi sebaliknya karena cairan yang terdapat dalam kanalissemisirkularis bergerak ke kiri sebagai akibat dari momen inersia cairan di

11

Page 12: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

dalam kanalissemisirkularis yang bergerak ke kiri. Keadaan ini menimbulkan sensasi yang salah bahwa tubuh jatuh ke kiri. Sensasi yang salah ini akan berusaha dikompensasi oleh tubuh dengan bergerak ke kanan seperti yang terjadi pada OP.

G. Daftar Pustaka1. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia: DariSel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC;

2011.

H. LampiranPertanyaan 6. Apa maksud penundukan kepala OP 120odari posisi tegak?Jawaban : Tindakan ini dimaksudkan agar kanalis semirkularis posterior terletak

dalam posisi horizontal sehingga mengalami pemutaran maksimal pada kanalis tersebut.

Pertanyaan 7.Apa maksud tindakan seperti tersebut pada langkah #6a dan #6b? Jelaskan!Jawaban : Tindakan ini dimaksudkan agar kanalis semirkularis anterior dan posterior

terletak dalam posisi horizontal sehingga mengalami pemutaran maksimal pada kanalis tersebut.

4. Kesan (Sensasi)A. Pendahuluan

Bila pemutaran dilakukan, pada saat pertama kali aliran endolimfe akan berlawanan dengan arah putaran. Aliran endolimfe akan menyebabkan kupula (bagian dari krista ampularis) melekuk. Keadaan ini akan menyebabkan sel-sel rambut mengalami depolarisasi (bila stereosilia menekuk ke arah kinosilium) atau hiperlolarisasi (bila stereosilia menekuk menjauhi kinosilium). Sel rambut membentuk akson dengan nervus vestibularis. Depolarisasi akan menyebabkan peningkatan frekuensi lepas muatan sedangkan hiperpolarisasi akan mengurangi pelepasan neurotransmiter. Proses akselerasi dan deselerasi akan mempengaruhi arah pergerakan dari cairan endolimfe sehingga terjadi perubahan persepsi arah ketika orang diputar dengan akselerasi dan deselerasi.

B. TujuanUntuk mengidentifikasikan pengaruh perubahan kecepatan terhadap posisi terhadap sensasi OP.

C. Alat dan Bahan1. Kursi

D. Cara Kerja1. Gunakan OP yang lain.2. Perintahkan OP duduk di kursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan

saputangan.3. Putar kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur

bertambah dan kemudian kurangi kecepatan putarannya secara berangsur-angsur pula sampai berhenti.

4. Tanyakan kepada OP arah perasaan berputar:a. sewaktu kecepatan putar masih bertambahb. sewaktu kecepatan putar menetapc. sewaktu kecepatan putar dikurangid. segera setelah kursi dihentikan

5. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh OP.

12

Page 13: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

E. Hasil Kecepatan putar Sensasi

Bertambah OP merasa berputar ke kanan.

MenetapOP merasa berputar ke kanan, seperti

melayang

DikurangiOP merasa putaran mulai dihentikan

dan arahnya ke kiri

Dihentikan OP merasa berputar ke kiri

F. PembahasanSaat pertama kali berputar aliran endolimfe akan mengalir berlawanan arah dengan arah putar sehingga kupula bergerak sesuai dengan arah endolimfe. Dengan demikian OP merasa arah putaran pada saat pertama kali berlawanan arah dengan arah putar sesungguhnya. Bila kecepatan putar menetap sehingga tak ada percepatan yang dihasilkan, kupula akan kembali ke posisi normal sehingga OP merasa tidak ada perputaran yang terjadi. Namun pada OP tetap merasa berputar mungkin dikarenakan kesalahan dalam memutar kursi sehingga tidak terjadi putaran konstan. Saat kecepatan mulai diturunkan (deselerasi) cairan endolimfe akan mengalir searah dengan arah putar sehingga kupula akan melekuk ke arah putar.. Kupula membutuhkan waktu sekitar 25-30 detik untuk kembali ke posisi normal setelah melekuk hal ini menjelaskan mengapa OP masih merasa berputar pada saat putaran telah dihentikan. Pada OP persepsi terbalik dengan teori. Kemungkinan terjadi kesalahan interpretasi persepsi arah pada OP.

G. Daftar Pustaka Lauralee Sherwood. Human Physiology from Cells to System, 7th Edition. Australia. Brooks/Cole Cengange Learning. 2011.

13

Page 14: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPUTALA(Oleh Eko Kunaryagi & Christina Wiyaniputri)

A. PendahuluanTelinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar

dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan yang berguna untuk memperkuat energi suara dari sumber suara. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda, yakni koklea yang memiliki reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi implus dalam saraf sehingga kita dapat mendengar; dan aparatus vestibularis yang penting untuk mengatur keseimbangan.1

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara.1 Gelombang suara berjalan melalui udara dalam telinga luar dan ditransmisikan melewati membran timpani serta osikel pada telinga tengah ke koklea. Koklea akan menangkap dan mengubah getaran tersebut menjadi impuls saraf yang dikirimkan ke otak melalui nervus koklearis. Bagian pertama pada proses ini, dari telinga luar hingga telinga tengah disebut fase konduktif. Kelainan yang terjadi pada fase ini akan menyebabkan gangguan pendengaran konduktif (tuli konduktif). Bagian kedua proses ini meliputi koklea dan nervus koklearis dan dinamakan fase sensorineural. Kelainan yang terjadi di sini menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural (tuli perseptif).2

Lintasan alternatif yang dikenal dengan istilah hantaran tulang akan memintas telinga luar dan tengah; lintasan ini digunakan untuk tes fungsi pendengaran. Sebuah garpu tala yang digetarkan dan diletakkan pada kepala, kemudia akan membuat tulang tengkorak menghantarkan getaran dan memberikan rangsangan langsung pada koklea. Pada orang yang normal, hantaran udara lebih sensitif.2

Pemeriksaan fungsi pendengaran dengan garpu tala memerlukan ruangan yang sunyi, sebaiknya pemerikasaan ini menggunakan garpu tala 512 Hz atau mungkin 1024 Hz. Frekuensi suara ini terdapat dalam kisaran suara percakapan manusia (300-3000 Hz) yang secara fungsional merupakan kisaran bunyi yang paling penting. Garpu tala dengan nada yang lebih rendah dapat menghasilkan perkiraan yang berlebihan pada hantaran tulang dan dapat juga dirasakan sebagai getaran.2

B. TujuanTujuan Instruksional Umum

Memahami dasar-dasar 3 cara pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan garpu tala (penala) dan interpretasinya.Tujuan Khusus1. Menjelaskan perbedaan hantaran udara dan hantaran tulang pada pendengaran.2. Menjelaskan gangguan hantaran udara dan hantaran tulang pada pendengaran.3. Mendemonstrasikan perbedaan hantaran udara dan hantaran tulang pada

pendengaran dengan 3 cara pemeriksaan menggunakan garpu tala.4. Mendemonstrasikan gangguan hantaran udara pada pendengaran dengan 3

cara pemeriksaan menggunakan garpu tala. 5. Menjelaskan kesimpulan hasil 3 cara pemeriksaan ketajaman pendengaran

dengan menggunakan garpu tala.C. Alat yang diperlukan

1. Penala berfrekuensi 512 Hz 2. Kapas

14

Page 15: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

D. Cara KerjaCara Rinne 1. Getarkan penala berfrekuensi 512 Hz (lihat Gambar 2) dengan cara memukulkan

salah satu ujung jari penala ke telapak tangan. Jangan memukulkannya pada benda keras.

2. Tekankan ujung tangkai penala pada prosesus mastoideus salah satu telinga OP. Tangan pemeriksa tidak boleh menyentuh jari-jari penala.

3. Tanyakan kepada OP apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang diperiksa. Bila mendengar, OP disuruh mengacungkan jari telunjuk. Begitu tidak mendengar lagi, jari telunjuk diturunkan.

4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari prosesus mastoideus OP dan kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya ke depan liang telinga OP. Tanyakan apakah OP mendengar dengungan itu.

5. Catat hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut:

Rinne Positif (+) : Bila OP masih mendengar dengungan melalui hantaran aerotimpanal. Rinne Negatif (-) : Bila OP tidak lagi mendengar dengungan melalui hantaran aerotimpanal.

Cara Weber

1. Getarkan penala yang berfrekuensi 512 Hz dengan cara memukulkan salah satu ujung jari penala ke telapak tangan. Jangan memukulkannya pada benda keras.

2. Tekanlah ujung tangkai penala pada dahi OP di garis median. 3. Tanyakan kepada OP, apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat

di kedua telinganya atau terjadi lateralisasi? 4. Pada OP yang tidak mengalami lateralisasi, Saudara dapat mencoba menimbulkan

lateralisasi buatan dengan menutup salah satu telinga OP dengan kapas dan mengulangi pemeriksaannya.

Cara Schwabach

1. Getarkan penala berfrekuensi 512 Hz dengan cara memukulkan salah satu ujung jari penala ke telapak tangan. Jangan memukulkannya pada benda keras.

2. Tekankan ujung tangkai penala pada prosesus mastoideus salah satu telinga OP. 3. Instruksikan OP untuk mengacungkan jarinya pada saat dengungan bunyi

menghilang. 4. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari prosesus

mastoideus OP ke prosesus mastoideus sendiri. Bila dengungan penala masih dapat didengar oleh si pemeriksa, maka hasil pemeriksaan ialah schwabach memendek.

Catatan: pada pemeriksaan menurut Schwabach, telinga pemeriksa dianggap normal. 5. Apabila dengungan penala yang telah dinyatakan berhenti oleh OP, juga tidak

terdengar oleh pemeriksa, maka hasil pemeriksaan mungkin schwabach normal atau schwabach memanjang. Untuk memastikan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

o Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke prosesus

mastoideus pemeriksa sampai tidak terdengar lagi dengungan. o Kemudian, ujung tangkai penala segera ditekankan ke prosesus mastoideus OP.

o Bila dengungan masih dapat didengar oleh OP, hasil pemeriksaan ialah

schwabach memanjang.

15

Page 16: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

o Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa, juga tidak dapat

didengar oleh OP maka hasil pemeriksaan ialah schwabach normal. E. Hasil

OP Tes Rinne Tes Scwhabach Tes Weber Lateralisasi buatan

1 AD AS AD ASTidak terjadi lateralisasi

Terjadi lateralisasi ke telinga yang di tutup kapas+ + Normal Normal

2 AD AS AD ASTidak terjadi lateralisasi

Terjadi lateralisasi ke telinga yang di tutup kapas+ + Normal Normal

Keterangan:

1. AD: Aurikula Dekstra, AS: Aurikula Sinistra2. Tes Rinne

Rinne positif : ketika OP tidak lagi mendengar bunyi melalui konduksi udara (pada penekanan prosesus mastoideus) dan garpu tala didekatkan ke telinga, masih terdengar ada bunyi

3. Tes Schwabach Schwabach normal : dengungan penala pertama didengarkan oleh pemeriksa, setelah pemeriksa menyatakan tidak mendengarkannya lagi lalu didekatkan dengan telinga OP yang juga menyatakan tidak mendengar dengungan.

4. Tes WeberTidak terjadi lateralisasi : OP mendengar dengungan penala sama untuk kedua sisi

F. Pembahasan

Gambar: Empat macam uji konduksi tulang klasik (classical bone conduction test) menggunakan penala.

Keterangan : Panah menunjukkan bahwa bunyi terdengar lebih lama bila penala dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Tanda berwarna hitam menunjukkan lokasi kerusakan pada telinga luar, telinga tengah atau kohlea.

16

Page 17: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

Tes RinneTes Rinne dilakukan untuk membandingkan hantaran tulang dan hantaran

udara pendengaran pada seseorang. Tangkai garpu tala yang bergetar ditempelkan pada tulang mastoid orang percobaan (hantaran tulang) hingga bunyi tidak terdengar lagi, penala kemudian dipindahkan ke dekat telinga sisi yang sama dengan ujung penala menghadap kedepan (hantaran udara). Gigi garpu tala yang bergetar tidak boleh menyentuh bagian dari orang percobaan karena orang percobaan mungkin mengalami gangguan pendengaran tetapi dapat merasakan getarannya.3

Hantaran udara lebih baik daripada hantaran tulang dalam keadaan normal, dan orang percobaan akan dapat mendengar garpu tala pada meatus auditorius eksternus setelah ia tidak dapat lagi mendengarnya pada ujung tulang mastoid, jika hasil tes Rinne seperti ini maka dapat disimpulkan tes Rinne positif (HU > HT).3

Orang yangmengalami tuli konduktif mempunyai hantaran tulang yang lebih baik daripada hantaran udara (HT > HU), ini adalah tes Rinne negatif. Orang yang mengalami tuli sensorineural mengalami gangguan pada hantaran udara dan tulang, tetapi akan mempertahankan respon HU > HT yang normal.3

Pada praktikum didapatkan hasil tes Rinne positif pada kedua orang percobaan. Tes Rinne positif dapat berarti telinga orang percobaan normal atau mengalami tuli sensorineural yang juga memberikan hasil tes Rinne positif.

Tes WeberTes weber merupakan tes pendengaran yang digunakan untuk

membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan. Tes weber dilakukan dengan membunyikan atau menggetarkan garpu tala dengan frekuensi 512 Hz lalu tangkai garpu tala diletakkan tegak lurus pada os frontal orang percobaan. Kemudian minta orang percobaan untuk memberitahukan telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga orang percobaan mendengar atau mendengar lebih keras pada salah satu telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika orang percobaan tidak mendengar bunyi penala pada kedua telinga atau mendengar bunyi penala pada kedua telinga maka berarti tidak ada lateralisasi.2

Pada percobaan ini didapatkan pada kedua orang percobaan tidak mengalami lateralisasi karena pada saat garpu tala di tempelkan di os frontalis, suara garpu tala terdengar pada kedua telinga sama kuat. Bunyi dari garpu tala dapat didengar oleh orang percobaan dikarenakan terjadinya getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah melalui tulang-tulang di tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala dan kemudian didengar oleh telinga.

Pada praktikum ini dilakukan juga percobaan lateralisasi buatan. Percobaan ini dapat dilakukan dengan menyumbat salah satu telinga orang percobaan dengan kapas (pda praktikum ini penyumbatan dilakukan pada telinga kanan), yang dianalogikan dengan keadaan adanya obstruksi atau kelainan pada hantaran suara di telinga. Dari hasil percobaan didapatkan pada kedua orang percobaan terjadi lateralisasi pada telinga yang tersumbat kapas. Suara garpu tala terdengar lebih jelas pada telinga yang tersumbat. Keadaan dimana suara garpu tala lebih terdengar jelas pada sisi yang tersumbat disebut tuli konduktif. Tuli konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah tuli yang diakibatkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya normal, biasanya diakibatkan peradangan seperti otitis media.2

Apabila hasil percobaan didapatkan terjadi lateralisasi ke sisi yang sehat atau ke sisi yang tidak disumbat oleh kapas, hal ini dapat disebabkan oleh tuli persepsi;

17

Page 18: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

yaitu tuli yang disebabkan kerusakan saraf pendengaran meskipun tidak ada gangguan pada telinga luar atau tengah.2

Tes SchwabachTest schwabach digunakan untuk membandingkan hantaran tulang OP

dengan pemeriksa. Pada pemeriksaan ini diharuskan telinga pemeriksa normal. Tes Schwabach dilakukan dengan cara membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada prosesus mastoid pemeriksa. Setelah bunyinya tidak terdengar oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut dipindahkan dan diletakkan tegak lurus pada prosesus mastoid orang percobaan. Apabila orang percobaan masih dapat mendengar bunyinya maka Scwabach memanjang. Sebaliknya jika orang percobaan juga sudah tidak bisa mendengar bunyi garpu tala berarti Schwabach memendek atau normal.

Menentukan apakah Schwabach memendek atau norma dilakukan dengan cara mengulangi tes Schwabach secara terbalik. Pertama-tama bunyikan garpu tala 512 Hz lalu letakkan tegak lurus pada prosesus mastoid orang percobaan. Setelah orang percobaan tidak mendengar bunyi garpu tala, segera garpu tala dipindahkan tegak lurus pada prosesus mastoid pemeriksa. Jika pemeriksa juga sudah tidak bisa mendengar bunyi garpu tala berarti Schwabach normal. Sebaliknya jika pemeriksa masih bisa mendengar bunyi garpu tala berarti Schwabach memendek.

Dari hasil percobaan didapatkan bahwa tes schwabach normal, artinya hantaran tulang orang percobaan dengan pemeriksa sama. Schwabach memanjang dapat terjadi pada orang dengan tuli konduktif dan schwabach memendek dapat terjadi pada orang dengan tuli sensorineural.

G. Daftar Pustaka1. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2011.2. Lynn S. Bickley. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates.

Jakarta: EGC.2009.3. Mark H. Swartz. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC. 1995.

H. LampiranPertanyaan 8. Dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan butir 3?Jawaban: Hantaran tulang.

Pertanyaan 9. Dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan butir 4?Jawaban: Hantaran udara.

Pertanyaan 10. Apakah yang dimaksud lateralisasi? Jawaban: Lateralisasi adalah peristiwa terdengarnya dengungan aau suara penala

yang lebih kuat pada salah satu telinga atau hanya terdengar pada salah satu telinga.2

Pertanyaan 11. Kemana arah dan terangkan lateralisasi ini?Jawaban: Arah lateralisasi ke telinga yang ditutup kapas. Hal ini terjadi pada tuli

konduktif akibat adanya gangguan di telinga luar dan telinga tengah. Pada percobaan gangguan dibuat dengan cara menutup telinga menggunakan kapas. Mekanisme terjadinya lateralisasi dimulai dari adanya gelombang suara di transmisikan ke tulang tengkorak cairan endolimfe dalam telinga aktivitas sel rambut persepsi suara.

18

Page 19: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

Lateralisasi tuli konduktif terjadi apabila hantaran tulang lebih besar dari hantaran udara. Sedangkan lateralisasi tuli sensoris terjadi karena saraf pendengarannya terganggu, jadi lateralisasi mengarah ke telinga yang sehat.

Pertanyaan 12. Apa tujuan pemeriksaan pendengaran dengan penala di klinik? Bagaimana interpretasi masing-masing pemeriksaan? Jawaban: Pemeriksaan pendengaran dengan penala di klinik bertujuan untuk

membedakan jenis gangguan pendengaran atau tuli pada pasien, yaitu tuli konduktif atau tuli sensorineural. Interpretasi hasil pemeriksaan tercantum pada tabel dibawah ini.

Rinne Weber Schwabach

Tuli Sensorineural Positif Lateralisasi ke arah telinga yang sehat

Memendek

Tuli Konduktif Negatif Lateralisasi ke arah telinga sakit

Memanjang

19

Page 20: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

BINAURAL LOCALIZATION OF SOUND

A. PendahuluanLokalisasi suara adalah proses penentuan lokasi sumber suara. Otak menggunakan perbedaan halus dalam intensitas, spektral, dan isyarat waktu untuk memungkinkan kita untuk melokalisasi sumber suara.Lokalisasi dapat digambarkan dalam hal posisi tiga dimensi:. Azimuth atau sudut horisontal, elevasi atau sudut vertikal , dan jarak (untuk suara statis) atau kecepatan (untuk memindahkan suara)azimut suara ditandai. Dari perbedaan waktu kedatangan antara telinga, dengan amplitudo relatif dari suara frekuensi tinggi (efek bayangan ), dan pada refleksi spektral asimetris dari berbagai bagian tubuh kita, termasuk tubuh, bahu, dan pinnae.isyarat jarak jauh adalah hilangnya amplitudo, hilangnya frekuensi tinggi, dan rasio sinyal langsung ke Sinyal bergema Tergantung di mana sumbernya berada, kepala kita bertindak. sebagai penghalang untuk mengubah timbre, intensitas, dan kualitas spektral suara, membantu orientasi otak mana suara berasal dari.Perbedaan menit ini antara dua telinga dikenal sebagai isyarat interaural.frekuensi rendah, dengan panjang gelombang yang lebih panjang, difraksi suara sekitar kepala memaksa otak hanya fokus pada sumber pertahapan signal.1

B. Tujuan1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kepekaan indera pendengar2. Perbedaan waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan masuknya

kedalam telinga yang lain 3. Perbedaan intensitas suara dalam kedua telinga

C. Alat dan Bahan1. Garputala

D. Cara Kerja1. Dengan kedua mata ditutup,tanyakan pada probandus arah dari sumber suara

(depan,belakang,kiri,kanan) probandus.2. Gerakan garputala pada tempat secara acak (depan,belakang,kiri,kanan) minta

probandus menyebutkan arah suara tersebut.3. Ulangi prosedur diatas dengan telinga dan mata ditutup.

E. HasilProbandus: Fitrianto Dwi Utomo

Tutup Mata Tutup Mata Tutup Telinga

Kanan Benar Kanan Benar

Kiri Benar Kiri Salah

Depan Benar Depan Salah

Belakang Benar Belakang Benar

F. PembahasanPada sebagian individu hilangnya suatu fungsi alat indera berpengaruh terhadap ketajaman fungsi alat indera lain.  Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan, hilangnya fungsi penglihatan tidak berpengaruh dalam menentukan arah sumber suara, karena saraf auditori menerima rangsang suara yang akan diolah

20

Page 21: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

oleh Saraf otak statoacustikus dan diterjemahkan berupa sumber suara dan suatu informasi.Ada dua isyarat yang digunakan untuk suara lokalisasi oleh manusia dan hewan:

1. Isyarat MonauralUntuk isyarat mono,Kepala dan bentuk telinga serta batang tubuh bertindak sebagai arah tergantung filter frekuensi untuk gelombang suara tiba di gendang telinga. Ini disebut head-related-transfer-function (HRTF) yang bervariasi antara individu.

2. Isyarat BinauralUntuk isyarat binaural informasi terbagi dalam dua kategori:1. Perbedaan Waktu Interaural (ITDs)

Perbedaan waktu Interaural disebabkan oleh propagasi waktu yang berbeda gelombang suara dari sumber ke kedua telinga. misal sumber ke kiri, gelombang suara akan mencapai telinga kiri sedikit sebelum mencapai telinga kanan.

2. Perbedaan Tingkat Interaural (ILDs)Perbedaan tingkat Interaural disebabkan oleh akustik "bayangan" dari kepala.misal sumber ke kiri, gelombang suara akan tiba di telinga kiri sedikit lebih keras daripada di telinga kanan.

G. Daftar Pustaka

1. T. Gustafsson and B.D. Rao. Source Localization in Reverberant Environments: Statistical Analysis. Submitted to IEEE Trans. on Speech and Audio Processing, 2000.

21

Page 22: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

FACTORS CONTRIBUTING TO MAINTAIN BALANCE

(Oleh Gita AmaliaAsikin)

A. Pendahuluan

Keseimbangan adalah kemampuanuntuk mempertahankan pusat massa tubuh

terhadap dasar pijakan. Sistem keseimbangan yang berfungsi dengan baik

memungkinkan manusia untuk melihat dengan jelas saat bergerak, mengidentifikasi

orientasi terhadap gravitasi, menentukan arah dan kecepatan gerakan, dan membuat

penyesuaian postural otomatis untuk menjaga postur dan stabilitas di berbagai

kondisi dan kegiatan.1 Keseimbangan dikendalikan melalui sinyal ke otak dari mata,

telinga bagian dalam, dan system sensorik tubuh (seperti kulit, otot, dan sendi).

Sistem keseimbangan ini juga dikenal sebagai sistem vestibular.2

B. Tujuan

Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi untuk menjaga keseimbangan.

TujuanKhusus

1. Mengetahui pengaruh penglihatan dalam menjaga keseimbangan tubuh.

2. Membandingkan berapa lama waktu (maksimal 2 menit) yang digunakan OP

(Orang Percobaan) dalam menjaga keseimbangan tubuhnya saat berdiri dengan

satu kaki dalam keadaan kedua mata terbuka dan kemudian dalam keadaan

kedua mata tertutup.

C. Alat yang diperlukan

Stopwatch

D. Cara Kerja

1. Dengan kedua mata terbuka, OP diminta untuk berdiri dengan satu kaki

kemudian menjaga keseimbangan tubuhnya selama 2 menit.

2. Catatapakah OP dapat mempertahakan posisinya.

3. Ulangi prosedur di atas dengan kedua mata tertutup.

4. Catat berapa lama OP dapat mempertahankan keseimbangannya (dalam detik).

E. Hasil

Nama OP Mata Terbuka Mata Tertutup

Putri

Gita

Bimo

Irvinia

Christover

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

59 detik

1 menit 50 detik

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

53 detik

22

Page 23: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

Friska

Fitrianto

Citra

Hendri

Cristina

Eko

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

Dapat mencapai waktu 2 menit

1 menit 20 detik

37 detik

1 menit 16 detik

1 menit 36 detik

1 menit 11 detik

Dapat mencapai waktu 2 menit

F. Pembahasan

Percobaan “Factors Contributing to Maintain Balance” dilakukan pada hari Jumat

20 Februari 2015. Pada percobaan ini, pertama-tama OP diminta untuk berdiri

dengan menggunakan satu kaki dalam kondisi kedua mata terbuka selama 2 menit.

Pengamat bertugas mengamati OP dan mencatat berapa lama waktu OP dapat

mempertahankan posisinya. Dari 11 OP, semuanya dapat mencapai waktu 2 menit

dalam mempertahankan posisinya. Selanjutnya, OP diminta untuk melakukan hal

yang sama namun dalam kondisi kedua mata tertutup. Hasilnya ialah dari 11 OP,

hanya 3 orang yang dapat mempertahankan posisinya sampai mencapai waktu 2

menit.

Dari hasil percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penglihatan

berpengaruh dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Keseimbangan, kontrol

postural atau ekuilibrium merupakan istilah-istilah yang digunakan untuk

menggambarkan bagaimana kita menjaga tubuh kita dalam suatu posisi tegak dan,

bila perlu, menyesuaikan posisi tersebut. Penglihatan adalah bagian penting dari

keseimbangan tubuh manusia yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

tentang orientasi tubuh dalam ruang. Orientasi postural adalah kemampuan untuk

mempertahankan hubungan antara segmen yang berbeda dari tubuh manusia dan

lingkungannya, sementara stabilitas postural adalah kemampuan untuk

mempertahankan posisi tubuh terhadap basis penyokong.3

Keseimbangan tubuh sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh penglihatan.

Keseimbangan dicapai dan dipertahankan oleh satu set kompleks system kontrol

sensori motor yang mencakup input sensorik dari visi (pandangan), propriosepsi

(sentuhan), dansistem vestibular (gerak, keseimbangan, orientasis pasial); integrasi

input-input sensorik tersebut; dan output motorik ke mata dan otot-otot tubuh.4 Sistem

saraf pusat bertanggungjawab dalam mengintegrasikan seluruh informasi sensorik

untuk menilai posisi dan gerak tubuh dalam ruang. Input penglihatan penting untuk

mengintegrasikan impuls system saraf pusat yang melewati aparatus vestibular

dengan lingkungan fisik subjek penelitian.3

G. DaftarPustaka

23

Page 24: Laporan Praktikum Sikap, Keseimbangan, Dan Pendengaran

1. Shumway-Cook A, Woollacott MH. Motor Control: Theory and Practical

Applications. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins; 2001.

2. American Speech-Language-Hearing Association. How Our Balance System

Works. Available at: http://www.asha.org/public/hearing/How-Our-Balance-

System-Works/ [Accessed 26 February 2015]

3. Aida B, Dhimitraq S, Afërdita V. Effect of Vision and Orientation in Human

Balance. Journal of Multidisciplinary Engineering Science and Technology

(JMEST). V December 2014;1(5):336-41.

4. Vestibular Disorders Association. The Human Balance System - A Complex

Coordination of Central and Peripheral Systems. Available at:

http://vestibular.org/sites/default/files/page_files/Human%20Balance

%20System_0.pdf [Accessed 26 February 2015]

24