Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN GETARAN SEPEDA MOTOR MESIN 4 TAK (REVO) YANG DIGUNAKAN PEKERJA GOJEK Oleh : KELOMPOK 5 1. Fitria Sukmawati 151411713015 2. Ristya Noor Zubaidah 151411713034 3. Nur Fitriani 151411713039 D3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Apr 12, 2016

Download

Documents

Nur Fitriani

praktikum hiperkes 2015
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN GETARAN

SEPEDA MOTOR MESIN 4 TAK (REVO) YANG DIGUNAKAN PEKERJA GOJEK

Oleh :

KELOMPOK 5

1. Fitria Sukmawati 151411713015

2. Ristya Noor Zubaidah 151411713034

3. Nur Fitriani 151411713039

D3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2015

Page 2: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

A. Topik

Pengukuran getaran pada sepeda motor mesin 4 tak merek (revo).

B. Tujuan

1. Mengetahui tata cara penggunan alat Vibration meter

2. Mengetahui getaran pada sepeda motor mesin sudah sesuai NAB getaran atau

belum.

C. Alat dan Bahan

a. Vibration Meter

b. Buku Tulis

c. Pulpen

d. Sepeda Motor

Gambar 1.1 Vibration Meter

Katerangan dan fungsi :

1. Frequency Range

Untuk menentukan besarnya frekuensi yang akan diukur apakah low atau

high.

2. Velocity Accelaration

Digunakan apabila akan dilakukan pengukuran kecepatan

3. Display Low Batt Mark

Untuk menampilkan keadaan baterai apakah masih bisa digunakan atau

tidak.

4. Meas (Push On)

Untuk mengecek baterai dan menghidupkan matikan alat/tombol hold.

5. Vibration Detector

Untuk menangkap getaran yang akan diukur.

Page 3: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

D. Metode Pengukuran

Vibration Meter

1. Cek baterai dengan menekan tombol MEAS, bila muncul titik double pada

display berarti baterai tersebut harus diganti.

2. Tekan MEAS agak lama atau power ON kurang lebih 10 detik, pilih skala

pengukuran dan alat siap digunakan untuk pengukuran.

3. Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan ditahan. Pada ujung

alat ditempelkan pada objek yang diukur dengan posisi tegak lururs, nilai getaran

mekanis ditunjukan pada display.

4. Setelah itu, alat dapat dilepas dari sumber pengukuran dan carar angak yang

muncul pada display.

5. Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya, satu menit setelah

tombol MEAS dilepas maka alat itu akan mati secara otomatis.

6. Hidupkan mesin motor dekan menekan starter.

7. Motor di gas besar dengan gas yang sama selama pengukuran.

8. Ukuran getaran dengan menggunakan Vibration Meter pada bagian yang

diinginkan.

9. Pengukuran dilakukan di titik stang, dudukan/sadel , pijakan kaki, dan mesin.

10. Pengukuran pada masing – masing titik dilakukan selama satu menit dan dicatat

angka yang palinng sering muncul pada display.

11. Pengukuran dilakukan dengan keadaan motor dihidupkan dan di gas.

E. Landasan Teori

2.1 Pengertian Getaran

Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau

media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi

saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat

mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar

sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat

disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-

alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu

sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi)

Page 4: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan

sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan

mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).Getaran

adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap

suatu titik acuan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996

tentang Baku Tingkat Getaran).Getaran adalah gerakan teratur atau tidak teratur

suatu benda dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (SNI 16-

7054-2004). Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan

arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker

No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika).

Gambar 2.1 Siklus Getaran

Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan

manusia.

2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan kegiatan

manusia

3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.

2.2 Getaran Mekanis

Getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan

arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker

No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika)

Getaran mekanis dibedakan menjadi :

1. Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) adalah suatu getaran yang terjadi

karena adanya kontak antara tubuh ( seluruh tubuh ) dengan permukaan yang

bergetar.

Page 5: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Contoh : Pengemudi traktor (kontak tubuh dengan tempat duduk traktor)

2. Getaran pada bagian tubuh tertentu (Partial Body Vibration) adalah getaran yang

terjadi pada bagian-bagian yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti

tangan/ kaki yang kotak dengan permukaan yang sedang bergetar

Contoh : Pekerja memakai gergaji listrik.

Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:

1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai kecepatan

getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin /alat tiap satuan jarak (meter) per

detiknya (m/s).

2. Acceleration adalah percepatan. Yang dimaksud adalah percepatan benda,mesin atau

suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis) tiap satuan jarak (meter)

per detik kuadrat (m/s2).

3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami oleh mesin

atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat tersebut tiap millimeter

(mm).

2.3 Pengendalian Getaran

Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran mekanis pada

suatu mesin adalah sebagai berikut :

Pengendalian Secara Teknis

1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi

dengan damping/peredam).

2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya

membalut pegangan alat dengan karet.

3. Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian

yang aus atau memberikan pelumasan.

4. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang tidak

stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.

5. Menggunakan remote kontrol. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena

dikendalikan dari jauh.

2.4 Alat Pengukur Getaran

Page 6: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data

getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang

akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam

suatu pengukuran getaran antara lain

o Vibration meter

o Vibration analyzer

o Shock Pulse Meter

o Osiloskop

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada

kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan

persyaratan personal yang menggunakannya.

2.4.1 Vibration Meter

Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah

dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada

suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan

meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch

selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur.

Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran)

tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut.

Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang

harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk

memonitor “trend getaran” dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin

menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan

dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.

Pengukuran getaran mekanis pada praktikum kali ini menggunakan alat

yang disebut dengan vibration meter. Vibration meter didesain untuk melakukan

pengukuran getaran mekanis secara konvensional khususnya untuk pengujian

pada mesin berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan untuk

pengujian percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), dan perubahan vector

(displacement), tetapi juga dapat menunjukan diagnosis kegagalan secara

sederhana.

Page 7: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Gambar 2.4.1 Vibration Meter

Range pengukuran:

Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s2 – 392 m/s2

Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s – 80 cm/s

Perpindahan vector/letak : 0,001 mm – 10 mm

Range Frekuensi

Percepatan (Accelaration) : 10Hz – 200Hz, 10Hz – 500Hz, 10Hz – 1KHz, 10Hz

– 10KHz

Kecepatan (Velocity) : 10Hz – 1KHz

Perpindahan vector/letak : 10Hz – 500Hz

Akurasi alat = ≤ ± 5%

Range Temperatur = 0 ºC ~ 40 ºC

Range Kelembapan = ≤ 80%

Vibration meter dapat menghasilkan pengukuran pada status bar

berdasarkan alarm limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis sederhana secara

otomatis akan membunyikan alarm yaitu warning limit jika pengukuran sampai

batas aman (safe state) dan alarm limit jika nilai pengukuran sampai pada batas

kerusakan (destruct state). Kemudian akan masuk ke spectrum testing mode

ketika nilai pengukuran sampai pada batas (limit).

Bagian-bagian Vibration Meter

1. Main Body

Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran (display)

Keyboard yang terdiri dari tombol φ untuk menghidupkan dan mematikan,

kumdian tombol MEAS untuk memulai pengukuran dan untuk mengakhiri

pengukuran. Tombol C untuk cancel dan OK untuk enter.

Lampu

Menunjukan indikasi charging.

Page 8: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Transducer socket

Adalah tempat menghubungkan transducer dengan main body.

Charging socket

Adalah tempat memasukan charger.

2. Sensor transducer

Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil, maka

pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.

2.4.2 Vibration Analyzer

Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi

getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih

dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul

tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini

biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang

biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan

informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo

terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu

mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang

operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi.

2.4.3 Shock Pulse Meter

Shock pulse meter adalah , alat yang khusus untuk memonitoring kondisi

antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran

yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur

gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas

gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing

tersebut. Pads sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang

telah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32

KHz. Dengan menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi

pengaruh getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi

Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena

gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari

rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan

Page 9: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa

dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah

1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.

2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban dari bearing.

3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan

rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing digunakan cover

sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi

ini.

2.4.4 Osciloskop

Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data

getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah

informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa

kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan melihat bentuk gelombang getaran

yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan akibat unbalance atau misalignment

akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi

kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti

friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.

Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu : untuk

mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non- contact (proximitor). Data

ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft

relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin- mesin yang

besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur). Disamping itu dengan

menggunakan dual osciloscop (yang memberikan fasilitas pembacaan vertikal

maupun horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal

dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin ditinjau dari

bentuk “orbit”nya.

2.6. Teknik Pengukuran Getaran Mesin

2.6.1 Posisi dan Arah Pengukuran

Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing

dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin

dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin

Page 10: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin.

Disamping karakteristik getaran seperti, amplitudo, frekuensi dan phase, ada

karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu

arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari

berbagai arah.Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang

sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.

Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah

pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu

putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu

getaran.

2.6.2 Standard

Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan – batasan level

getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih

baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah

sehingga memerlukan perbaikan.

2.7.Assesment Diagram for Vibration

Setelah melakukan pengambilan data oleh vibration meter selanjutnya

dilakukan tahap pengidentifikasian kemungkinan kerusakan pada peralatan kerja

yang terpapar getaran mekanis. Pengidentifikasian dilakukan dengan membaca

“Assesment Diagram for Vibration”. Pembacaan dilakukan dengan

menghubungkan tiap tiap variabel yang didapat pada pengukuran (acceleration,

displacement, velocity, frecuency) dalam sebuah garis lurus yang saling

berhubungan.

Page 11: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Grafik 2.7.1 Assesment Diagram for Vibration

Acceleration (percepatan) dengan satuan mm/s2 ditandai dengan garis

diagonal (/), displacement (perpindahan/pergeseran) dengan satuan mm ditandai

dengan garis diagonal (\), velocity (kecepatan) dengan satuan mm/s ditandai

dengan garis horizontal (-), frecuency (frekuensi) dapat ditemukan pada name

plate mesin yang akan diukur dengan satuan Hz ditandai dengan garis vertikal (l).

Dengan menghubungkan pertemuan antar titik dari keempat garis tersebut

didapatkan luasan daerah yang nantinya akan diidentifikasi terletak di daerah

Page 12: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

manakah luasan daerah itu, kemudian ditentukan apakah peralatan tersebut masih

layak digunakan atau dalam kondisi rusak.

Dalam assesment diagram for vibration terdapat 3 probabilitas yang akan

mungkin terbaca yakni “Damage Probable”, “Reccomended”, dan “daerah

antara”. Apabila luasan bidang masuk pada damage probable maka peralatan

harus diganti karena paparan getaran sudah melebihi batas. Apabila luasan bidang

masuk pada reccomended maka peralatan masih dalam batas aman dan masih

bisa digunakan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu-

individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah

(Wijaya C, 1995:175). Selain itu menggunakan safety helmet diperlukan untuk

mengurangi resiko terkena benda-benda yang jatuh dari ketinggian. Earplug juga

disarankan untuk mengurangi paparan kebisingan yang di hasilkan oleh getaran

mekanis oleh mesin.

3.1 NAB GETARAN

Menurut KEP-51/MEN/1999 tentang NILAI AMBANG BATAS FAKTOR

FISIKA DI TEMPAT KERJA

Page 13: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

Menurut Permenaketrans No.13/MEN/X/2011 tentang NILAI AMBANG

BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARIZATION (IOS)

UNTUK HAND-ARM VIBRATION

Frekuensi (Hz) Percepatan (m/s2 ) Kecepatan (m/s)

8

16

31,5

63

125

250

500

1000

1,4

1,4

2,7

5,4

10,7

21,3

42,5

85

0,027

0,014

0,014

0,014

0,014

0,014

0,014

0,014

Page 14: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

F. Hasil Pengukuran

Titik Pengukuran m/s2

Stang 2,3

Dudukan / Sadel 0,3

Pijakan Kaki 0,2

Mesin 0,8

G. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengukuran, maka nilai percepatan untuk masing – masing titik

pengukuran pada bagian

7.1 Getaran pada Stang

Berdasarkan pengukuran didapatkan getaran pada stang adalah 2,3 m/s2 dengan

low frequency (10 – 1000 Hz). Stang adalah bagian motor yang kontak langsung

dengan lengan tangan. Menurut KEP-51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisika dan

Faktor Kimia di Tempat Kerja menyebutkan NAB getaran pada pasal 4 (1) NAB

getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan

tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2). (2) Getaran

yang melampaui NAB, waktu pemaparan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam

Lampiran. Sedangkan menurut (International Organization for Standarization) IOS,

frekuensi getaran pada lengan tangan maksimal percepatan 85 m/s2 dengan frekuensi

1000Hz. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut, getaran pada stang

tidak melebihi NAB getaran.

7.2 Getaran pada Dudukan / Sadel

Getaran pada dudukan/sadel berdasarkan pengukuran diketahui sebesar 0,3 m/s2.

Sedangkan pada Pemenakertrans No. 13 Tahun 2011 tentang NAB Faktor Fisika dan

Faktor Kimia di Tempat Kerja tidak mengatur NAB getaran untuk anggota tubuh

yang mana terpajan langsung dengan getaran dari dudukan/sadel jok motor. Pada

Page 15: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

pasal 7 disebutkan bahwa NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung

pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter perdetik kuadrat (m/det2). Hal ini

menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut, getaran pada dudukan/sadel tidak

melebihi NAB getaran.

7.3 Getaran pada Pijakan Kaki

Pijakan kaki merupakan bagian pada motor yang kontak lansung dengan kaki

pengendara. Berdasarkan Permenakertrans No. 13 tahun 2011 tentang NAB Faktor

Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja disebutkan bahwa pada pasal 7 NAB

getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan

sebesar 0,5 meter perdetik kuadrat (m/det2). Hasil pengukuran yang didapatkan pada

pijakan kaki sebesar 0,2 m/s2.. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut,

getaran pada pijakan kaki tidak melebihi NAB getaran.

7.4 Getaran pada Mesin

Mesin merupakan alat penggerak pada motor yang tidak kontak langsung dengan

pengendara. Berdasarkan Permenakertrans No. 13 tahun 2011 tentang NAB Faktor

Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja disebutkan bahwa pada pasal 7 NAB

getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan

sebesar 0,5 meter perdetik kuadrat (m/det2). Hasil pengukuran yang didapatkan pada

pijakan kaki sebesar 0,8 m/s2.. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut,

getaran pada pijakan kaki melebihi NAB getaran.

H. Simpulan

Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan getaran mekanis pada sepeda motor 4

tak (revo), dapat disimpulkan bahwa getaran pada 3 titik pengukuran pada motor tidak

melebihi NAB getaran dan 1 titik pengukuran pada bagian mesin melebih NAB

getaran. Sehingga lama waktu pekerjaan menggunakan motor seperti Gojek

direkomendasikan selama kurang dari 8 jam per-harinya

I. Saran

a. Bagi pengguna sepeda motor agar melakukan usaha untuk mengurangi getaran

pada bagian mesin agar tidak melebihi NAB. Salah satu pekerja yang menjadikan

Page 16: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran

sepeda motor sebagai mesin kerja yakni gojek dengan jam kerja yang tidak

melebihi NAB yakni dengan getaran pada stang sepeda 2,3 m/s2

b. Bagi perusahaan pembuatan sepeda motor mesin 4 tak (revo) bisa mengurangi

getaran sebesar 0,3 m/s2 pada bagian mesin agar tidak melebihi NAB yang sudah

ditentukan sebesar 0,5 m/s2.

c. Bagi semua pengguna sepeda motor 4 tak (revo) agar lebih memperhatikan

penggunaan kendaraan pada bagian mesin agar disesuaikan dengan waktu yang

benar, paparan selama 4 jam dan kurang dari 8 jam tidak melebihi NAB getaran.

d. Bagi semua pengguna sepeda motor bisa menggunakan sarung tangan dan

peredam kaki agar nyaman saat berkendara.

J. Daftar Pustaka

Anies, 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Anon., 2009. [Online] Available at: http://vibrasi.wordpress.com/2009/03/13/bab-iv-pengukuran-getaran/[Accessed 11 November 2015].

Gill, H. &. F., 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. 3 ed. Jakarta: Penerbit EGC Cetakan I.

Suma'mur, P., 2009. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. 2 ed. Jakarta: Sagung Seto.

KEP-51/MEN/1999 tentang NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

KERJA

Permenaketrans No.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan

Faktor Kimia Di Tempat Kerja

International Organization For Standarization (Ios) Untuk Hand-Arm Vibration

Page 17: Laporan Praktikum Pengukuran Getaran