Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN ACARA IV IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA Oleh: Nama : Febrina Safa’ati NIM : A1L010189 Rombongan : C2 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2011
27

Laporan Praktikum Opt

Jan 26, 2016

Download

Documents

Pakdhe Yanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Opt

LAPORAN PRAKTIKUMORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

ACARA IVIDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA

Oleh:Nama : Febrina Safa’atiNIM : A1L010189Rombongan : C2

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2011

Page 2: Laporan Praktikum Opt

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman secara umum dibagi menjadi dua, yaitu tanaman yang

menguntungkan dan tanaman yang merugikan. Tanaman yang

menguntungkan biasanya merupakan tanaman yang sengaja ditanam dan

dibudidayakan oleh manusia karena mempunyai nilai ekonomis. Sedangkan

tanaman yang merugikan adalah tanaman yang tidak dikehendaki

keberadaannya atau dalam bahasa pertanian sering disebut dengan gulma

(weed) (Filter, 1981).

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan

pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi

melalui kompetisi. Terdapat beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma

utama, seperti rumput-rumputan, teki dan alang-alang. Gulma yang tumbuh

biasanya yang dapat berassosiasi dengan tanaman budidaya. Gulma yang

tumbuh bersama tanaman akan menjadi pesaingan bagi tanaman dalam

memperoleh kebutuhan hidup. Persaingan akan terjadi bila salah satu bahan

yang berlebihan berkurang. Akibat persaingan gulma ini akan menghambat

pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman budidaya (Sukman, 1991).

Gulma, merupakan tumbuhan yang telah berhasil menyesuaikan diri

dengan ekosistem yang dikembangkan oleh manusia dalam membudidayakan

tanaman pada suau lahan. Hingga saat ini batasan gulma masih

bersifatkonroversi, tergantung kepada konsepsi dan ruang kajiannya. Dalam

ekosistem termasuk ekosistem pertanian, setiap spesies mampu berkembang

biak dengan cepat dan bersaing untuk mendapatkan dan memanfaatkan

unsure hara, air, ruang, CO2, dan cahaya yang seharusnya di manfaatkan

untuk tanaman yang kita budidayakan, baik itu dilahan kering maupun di

lahan basah. Akibat sangat berpengaruh bagi tanaman budidaya kita antara

lain penurunan hasil panen, dapat sebagai tempat inang bagi organisme

pengganggu tanaman, baik itu hama maupun penyakit, menyulitkan dalam

pemeliharaan tanaman dan saat pemanenan, serta menambah biaya produksi,

Page 3: Laporan Praktikum Opt

yang mengakibatkan penurunan keuntungan. Karenanya pengenalan spesies

gulma dan sifat-sifatnya diperlukan dalam usaha mengendalikan populasi

gulma dalam lahan budidaya tanaman (Badrus, 2003;Tjitrosoedarmo, 1984).

B. Tujuan

1. Mengetahui spesies gulma yang tumbuh mengganggu dan bersaing dengan

tanaman budidaya yang tumbuh di lahan pertanian, baik di lahan basah

maupun lahan kering.

2. Mengetahui komposisi jenis atau spesies gulma.

Page 4: Laporan Praktikum Opt

II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan

bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi

hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi

konkrit. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk

vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan:

1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.

2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan

bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan

kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi

semak belukar.

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan

pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses

produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena

mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena

batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman

berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap

gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di

sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun

pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun

demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan

alang-alang (Moenandir, 1988).

Menurut Natawigena (1993), beberapa diantara kerugian-kerugian yang

disebabkan oleh gulma, antara lain:

1. Menurunkan hasil (akibat persaingan dalam mendapatkan air, unsure hara,

udara, ruang, cahaya matahari, dan sebagainya).

2. Menurunkan kualitas hasil. Beberapa bagian dari gulma yang ikut terpanen

akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil panenan.

Page 5: Laporan Praktikum Opt

Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda

karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar)

gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya

pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus

memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang

diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya (Moenandir,

1990).

Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial)

dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan

tumbuhanhanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum

saja,sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang

mempunyaihubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang

terpisah dansebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit

persamaanmungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demikian

inilah yangmerupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada

klasifikasisistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa

sifatmorfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada

klasifikasisistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan

yangmempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam

kelompokyang sama (Sastro Utomo, 1990).

Page 6: Laporan Praktikum Opt

III. METODE

A. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan sekaligus media yang digunakan dalam praktikum ini ada dua

macam yaitu lahan sawah dan lahan kering.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya yaitu:

a. Alat sguare method ukuran 50 cm x 50 cm

b. Buku deskripsi gulma atau herbarium

c. Cangkul

d. Kantong plastic

e. Alat tulis

f. Kertas Koran

g. Lem atau Label

h. Oven

i. Timbagan Elektrik

B. Prosedur Kerja

1. Identifikasi Vegetasi Gulma

a. Dibuat petak contoh dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan square

method pada lahan kering

b. Gulma yang tumbuh pada petak tersebut diambil atau dicabut

c. Diidentifikasi jenis gulma yang ada dengan menggunakan buku

deskripsi gulma berdasarkan ciri morfologinya, dan tulislah nama

species, morfologi dan perkembangbiakannya, daur hidupnya serta

tempat tumbuhnya

d. Jenis gulma dipisahkan berdasarkan golongan, yaitu rumput, teki –

tekian, dan daun lebar

Page 7: Laporan Praktikum Opt

2. Analisis Vegetasi Gulma

a. Dibuat petak contoh dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan square

method pada lahan kering sebanyak lima petak contoh pada

masing-masing jenis lahan

b. Semua gulma yang tumbuh pada petak contoh tersebut diambil atau

dicabut

c. Dihitung jumlah masing-masing gulma yang ada, kemudian

dimasukan dalam kantong kertas dan dikeringkan dalam oven pada

suhu 700 C sampai kering konstan

d. Diovenan selama dua hari

e. Masing-masing jenis gulma yang telah dikeringkan ditimbang.

f. Dihitung kerapatan, frekuensi, dan dominansi masing-masing jenis

gulma.

g. Dihitung nilai jumlah dominasi masing-masing jenis gulma.

h. Ditentukan jenis gulma yang dominan.

Page 8: Laporan Praktikum Opt

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Data Analisis Gulma Sebelum Pengendalian

No. Nama GulmaPetak Contoh Jumlah Frekuensi

Bobot

KeringKR FR DR SDR

I II III (K) (F) (D) gram (%) (%) (%) (%)

1 Digitaria ciliaris 0 0 48 48 1/3 12,1 31,6 7,1 32,7 23,8

2 Cyperus brevifolius 0 0 7 7 1/3 1,5 4,6 7,1 4,0 5,3

3 Alternanthera sp 5 0 10 15 2/3 2,9 9,8 14,3 7,7 10,6

4 Ageratum conyzoides 0 4 2 6 2/3 1,1 3,9 14,3 2,9 7,0

5 Eupotorium aderatum 4 0 0 4 1/3 1,3 2,6 7,1 3,4 4,4

6 Euphorbia hirta 2 8 0 10 2/3 2,4 6,6 14,3 6,44 9,1

7 Eleusin indica (L) 0 22 28 50 2/3 12,3 32,9 14,3 33,0 26,7

8 Axonopus compressus 0 1 0 1 1/3 1,4 0,7 7,1 3,8 3,9

9 Cyperus rotundus 0 2 0 2 1/3 1 1,3 7,1 2,7 3,7

10 Fimbristylis ovata 9 0 0 9 1/3 1,25 5,9 7,1 3,3 5,4

Jumlah 16 37 95 152 14/3 37,25 99,9 99,9 99,9 99,9

Page 9: Laporan Praktikum Opt

Data Analisis Gulma Setelah Pengendalian

No. Nama GulmaPetak Contoh Jumlah Frekuensi Bobot Kering KR FR DR SDR

I II III (K) (F) (D) gram (%) (%) (%) (%)

1 Cyperus rotundus 13 0 0 13 1/3 1.6 33,3 16,6 39,0 29,6

2 Leptochloa chinensis (L) 5 0 0 5 1/3 0,1 12,8 16,6 2,4 10,6

3 Ludwiga peruviana (L) 1 0 0 1 1/3 0,2 2,5 16,6 4,9 8

4 Eleusin indica (L) 0 15 4 19 2/3 2 48,7 3,3 48,7 43,5

5 Lindernia antipoda 0 0 1 1 1/3 0,2 2,5 16,6 4,9 8

Jumlah 19 15 5 39 6/3 4,1 99,8 99,7 99,9 99,7

B. Pembahasan

1. Identifikasi gulma

a. Gulma teki-tekian

Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap

pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah

yang mampu bertahan berbulan-bulan. Ciri-cirinya adalah penampang

lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga,

memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris,

tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok

ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang

menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan

(Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus.

b. Gulma rumput-rumputan

Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki-tekian

tetapi memiliki stolon, alih-alih umbi. Stolon ini di dalam tanah

membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contoh

gulma kelompok ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica).

Page 10: Laporan Praktikum Opt

c. Gulma daun lebar

Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk

dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa

budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi

cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif

terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada

permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada

nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini

ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.),

sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa

pudica).

1. Eleusin indica (L)

Nama umum

Indonesia : Rumput belulang, [jampang, carulang (Sunda)], [suket

lulangan, suket welulang (Jawa)]

Inggris : Goose grass, bullgrass, crabgrass

Jepang : Ohishiba

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Page 11: Laporan Praktikum Opt

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Eleusine

Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn

Rumput ini punya ciri:

1. Tumbuh liar, biasanya di lapangan atau pinggir jalan

2. Akarnya sangat kuat

3. Tinggi mencapai 80cm

4. Daun berbentuk pita dan berseling

5. Bunga berbentuk seperti payung, berwarna hijau muda atau

putih kehijauhan

Arti penting dan ciri morfologi:

Rumput ini bermanfaat karena punya kandungan kimia yaitu

mengandung saponin, tanin, polifenol, protein dan lemak. Rumput

berumur pendek, kerapkali berumpun kuat, kadang-kadang pada buku

yang bawah keluar akar: batang kerapkali berbentuk cekungan yang

terbentang; tinggi 0,1-1,9 m. Batang menempel pipih sekali, bergaris,

kerap bercabang. Daun dalam dua baris. Pelepah daun menempel kuat

bertulas. Lidah seperti selaput, pendek. Helaian bentuk garis dengan

tepi kasar pada ujung, pada pangkalnya ada rambut panjang, 12-40 x

0,41-1 cm. Bulir terkumpul 2-12, satu sisi. Poros bulir bersayap dan

berlunas, panjang 2,5-17 cm. Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri

kanan lunas, duduk, rapat menutup secara genting, menempel rapat,

panjang 4-7 mm. Sekam terekat rapat berlunas, dua yang terbawah tetap

tinggal lama. Benang sari 3; kepala sari pendek. Tangkai putik 2; kepala

putik sempit, ungu. Di tempat cerah matahari, kerapkali di tanah keras

karena terinjak; 1-2000 m.

Page 12: Laporan Praktikum Opt

2. Euphorbia hirta

Klasifikasi:

Kerajaan : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliophyta

Genus : Euphorbia

Spesies : E. hirta

Arti penting dan cirri morfologi:

Herba satu tahun, dengan batang tegak atau naik sedikit demi

sedikit, tinggi 0,1-0,6 m. Batang terutama berambut pada ujungnya. Daun

berbaris 2 memanjang, dengan pangkal miring, setidaknya pada ujung

bergerigi, sisi bawah berambut jarang, panjangnya 0,5-5 cm, tangkai 2-4

mm. Cyathia dalam payung tambahan yang berbentuk setengah bola, yang

sendiri-sendiri atau dua-dua terkumpul menjadi karangan bunga yang

bertangkai pendek, duduk di ketiak daun, piala panjang 1 mm, barambut

menempel. Buah tinggi 1,5 mm. Berasal dari Amerika tropis, di Jawa

umumnya bersifat liar. Hidup pada daerah dengan ketinggian 1-1400 m,

daerah padang rumput, halaman, tepi jalan, tanggul, tegalan dan kebun.

Page 13: Laporan Praktikum Opt

2. Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi dilakukan dengan melakukan berbagai

perhitungan yang mempunyai tujuan untuk mengetahui suatu dominansi

gulma pada suatu lahan. Perhitungan tersebut antara lain:

a. Kerapatan yaitu menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan

pada tiap petak contoh. Kerapatan mutlak (Km) suatu spesies sama

dengan jumlah individu spesies itu dalam petak contoh.

Kerapatan relatif (Kr) = Kerapatan mutlak spesies itu X 100 %

Jumlah Kerapatan mutlak semua spesies

b. Frekuensi jenis tumbuhan adalah beberapa jumlah petak contoh

(dalam persen) yang memuat jenis tersebut dan sejumlah petak contoh

yang dibuat. Frekuensi mutlak (Fm) suatu spesies sama dengan hasil

pembagian jumlah petak contoh berisi spesies itu dengan semua petak

contoh yang diambil.

Frekuensi relatif (Fr) = Frekuensi mutlak spesies itu X 100 %

Jumlah Frekuensi mutlak semua spesies

c. Dominansi menyatakan berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis

tumbuhan dalam hal bersaing terhadap jenis lainnya. Dominansi

dinyatakan dengan istilah kelindungan (coverage) atau luas basal atau

biomassa atau volume. Dominansi mutlak (Dm) suatu spesies sama

dengan biomassa atau bobot kering gulma.

Dominansii relatif (Dr) = Dominansi mutlak suatu spesies X 100 %

Jumlah Dominansi mutlak semua spesies

d. Perbandingan nilai penting (SDR)

SDR menunjukkan jumlah nilai penting dibagi jumlah besaran SDR,

biasanya dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100 % sehingga

mudah diinterpretasi. SDR suatu jenis sama dengan nilai penting

dibagi 3.

Page 14: Laporan Praktikum Opt

Pada perhitungan nilai Koefisien Relatif (Kr) untuk gulma pada

lahan kering didapatkan dari semua gulma 99,8%. Dengan Kr tertinggi

Eleusin indica (L) dengan 48.7 % dan Kr terendah Ludwiga peruviana (L)

dan Lindernia antipoda dengan Kr 2.5 %. Pada perhitungan nilai

Frekuensi Relatif (Fr) untuk gulma pada lahan kering didapatkan data

Frekuensi Relatifnya terendah adalah Eleusin indica (L) sebesar 3.3%

sedangkan frekuensi tertinggi yaitu Cyperus rotundus, Leptochloa

chinensis (L), Ludwiga peruviana (L), Lindernia antipoda sebesar 16.6 %.

Pada lahan basah, Frekuensi Relatif besarnya sama antar semua

gulma. Pada perhitungan nilai Dominansi Relatif (Dr) untuk gulma pada

lahan kering didapatkan data yaitu Dominansi Relatif yang terbesar adalah

Eleusin indica (L) sebesar 48.7 %. Sedangkan yang terkecil yaitu

Leptochloa chinensis (L) sebesar 2.4 %. Pada perhitungan nilai SDR untuk

gulma pada lahan kering didapatkan data yaitu SDR yang terbesar adalah

Eleusin indica (L) sebesar 43.5 % sedangkan yang terkecil yaitu Ludwiga

peruviana (L) dan Lindernia antipoda sebesar 8%.

Perbandingan dari kedua tabel gulma yang belum menggunakan

herbisida dan yang sudah menggunakan herbisida relatif berbeda

jumlahnya pada lahan yang sebelum di beri herbisida jumlah gulma lebih

banyak di bandingkan sesudah diberi herbisida,karena herbisida sangat

baik peranannya untuk membrantas gulma karena perannya untuk

mengendalikan gulma pada lahan budidaya dan menekan persaingan

tanaman budidaya dengan gulma yang ada di dalam lahan tersebut.

Absorpsi herbisida, yang berarti herbisida yang diserap oleh

tumbuhan dan masuk dalam tubuhnya secara difusi, osmose, imbibisi, dan

lain-lain. Absorpsi herbisida akan serupa dengan absorpsi nutrisi, sehingga

perlu diingat adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Translokasi

herbisida dalam tubuh tumbuhan terjadi setelah herbisida masuk ke

dalamnya (Jody Moenandir, 1990).

Page 15: Laporan Praktikum Opt

Cara aplikasi penting dalam penentuan derajat keberhasilan

pengendalian gulma, seperti aplikasi yang mengurangi kontak dengan

tanaman budidaya dan memperbanyak kontak dengan gulma, ialah dalam

alur setempat, langsung dan lain-lain. Cara terbaik ialah semprotan terarah

dengan menggunakan gugusan non selektif dan kontak ke dalam herbisida

yang selektif (Jody Moenandir, 1990).

Page 16: Laporan Praktikum Opt

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diharapkan kehadirannya karena

dapat mengganggu tanaman yang dibudidayakan dan dapat menurunkan

hasil produksi.

2. Jumlah populasi gulma pada suatu lahan sangat mempengaruhi

produktivitas tanaman utama yang terdapat pada lahan tersebut jika tidak

dikendalikan.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum hendaknya praktikan lebih teliti dalam

menentukan identifikasi pada gulma tersebut dan teliti pada saat menimbang

dan menghitung KR, FM, FR, DM, DR, SDR.

Page 17: Laporan Praktikum Opt

DAFTAR PUSTAKA

Barus, Emanuel, 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius: Yogyakarta.

Fitler, A.H. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajahmada Press. Yogyakarta.

Moenandir, J. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Press. Jakarta.

Moenandir, J. 1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawali Press: Jakarta.

Moenandir, Jody. 1990. Fisiologi Herbisida. Rajawali Press. Jakarta.

Nata wigena, H. 1995. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya: Bandung.

Sastroutomo, Sutikno. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Sukman, Yernelis. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers: Jakarta.

Tjitrosoedarmo, S. 1984. Pengeloaan Gulma di Perkebunan. Gramedia. Jakarta.

Page 18: Laporan Praktikum Opt

BIODATA

Nama : Febrina Safa’ati

NIM : A1L010189

Tempat, tanggal lahir : Magelang, 29 Februari 1992

Alamat : RT 06/II

Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes

52273

No telp : 085640422984

E-mail : [email protected]