Laporan Praktikum Maserasi A. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia secara maserasi 2. Mahasiswa mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi 3. Mahasiswa mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol terhadap rendemen ekstrak secara maserasi B. Dasar Teori Maserasi merupakan cara eksrtraksi yang sederhana. Istilah maseration berasal dari bahasa laitin macere, yang artiya merendam. Jadi maserasi dapat diartikan sebagai proses dimana obat yang sudah halus dapat memungkinkan untuk direndam dalam mesntrum sampai meresap dan melunakan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1989). Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung dari cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati di dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan diluar sel. Larutan yang konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum Maserasi
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia secara maserasi
2. Mahasiswa mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi
3. Mahasiswa mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol terhadap
rendemen ekstrak secara maserasi
B. Dasar Teori
Maserasi merupakan cara eksrtraksi yang sederhana. Istilah maseration berasal dari
bahasa laitin macere, yang artiya merendam. Jadi maserasi dapat diartikan sebagai proses
dimana obat yang sudah halus dapat memungkinkan untuk direndam dalam mesntrum sampai
meresap dan melunakan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel,
1989).
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung dari
cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati di dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan diluar sel. Larutan
yang konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi
redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara
larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel, 1989).
Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15o-20o C dalam waktu selama 3 hari
sampai bahan-bahan yang larut, melarut (Ansel, 1989) Maserasi digunakan untuk penyarian
simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
mudah mengembang dalam cairan penyari.
Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air, etanol,
etanol-air atau eter. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang
dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik,
etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan
untuk pemekatan lebih sedikit.
Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin,
antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak, malam, tanin dan saponin hanya
sedikit larut. Dengan demikian zat pengganggu yang terlarut hanya terbatas. Untuk
meningkatkan penyarian biasanya menggunakan campuran etanol dan air.
Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang disari.
Dalam buku monografi ekstrak, pembuatan ekstrak kental umumnya dilakukan dengan cara
maserasi menggunakan etanol. Satu bagian serbuk simplisia dimasukkan ke dalam maserator,
ditambah 10 bagian etanol, direndam selama 6 jam sambil sesekali diaduk, kemudian didiamkan
sampai 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum hingga diperoleh
ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.
Pada penyarian dengan cara maserasi perlu dilakukan pengadukan dengan tujuan untuk
meratakan konsentrasi larutan diluar serbuk simplisia, sehingga dengan pengadukan tersebut
tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara laruta di dalam
sel dengan larutan diluar sel. Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama 2 hari
untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari.
Maserasi dapat dilakukan modifikasi, misalnya :
1) Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu
pada suhu 40⁰ - 50⁰ C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia
yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
2) Maserasi dengan mesin pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam
3) Remaserasi
Cairan penyari dibagi 2, seluruh serbuk simplisiadimaserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah diendap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang kedua
4) Maserasi melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5) Maserasi melingkar bertingkat
Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna,
karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi.
Masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat.
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Botol maserasi;
Erlenmeyer;
Corong;
Gelas ukur;
Beaker glass;
Spatel;
Penangas air;
Timbangan simplisia;
Oven pengering;
Batang pengaduk;
Cawan penguap;
Kertas saring;
Botol atau wadah ekstrak;
Stopwatch.
Serbuk simplisia kunyit 10 gram;
Etanol 50%;
Etanol 70 %;
Etanol 96%.
Aquades.
D. Cara Kerja
Praktikum ekstraksi secara maserasi pada hari Rabu tanggal 23 September 2015
dilakukan dengan cara simulasi, dimana maserasi secara teori dilakukan selama 24 jam, dengan
pengadukan selama 6 jam dan didiamkan selama 18 jam. Sementara simulasi praktikum
ekstraksi secara maserasi dilakukan selama 24 menit, dengan pengadukan selama 6 menit dan
didiamkan selama 18 menit. Berikut merupakan cara kerja yang praktikan lakukan dalam
praktikum ekstraksi secara maserasi:
a. Proses Pembuatan Simplisia
1. Pengumpulan bahan baku(pembelian bahan baku).
2. Sortasi basah, memiliki tujuan untuk membersihkan dari benda-benda asing seperti tanah,
kerikil, rumput, bagian tanamn lain dan bahan yang rusak.
3. Pencucian simplisia dengan menggunakan air, sebaiknya memperhatikan sumber air, agar
diketahui sumber air tersebut mengalami pencemaran atau tidak.
4. Pengubahan bentuk simplisa seperti perajangan, pengupasan, pemecahan, penyerutan,
pemotongan, sebaiknya diperhatikan ketebalan saat pemotongan simplisia agar
bentuknya seragam dan kandungan senyawa aktif dalam simplisia sama rat.
5. Pengeringan dilakukan sedapat mungkin tidak merusak kandungan senyawa aktif dalam
simplisia. Tujuan pengeringan yaitu agar simplisia awet, dan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama.
6. Sortasi kering, benda-benda asing yang masih tertinggal, dipisahkan agar simplisia bersih
sebelum dilakukan pengepakan.
7. Penyerbukan dengan menggunakan blender hingga simplisia menjadi serbuk.
8. Pengepakan dan penyimpanan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu simplisia.