Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM 1 : TEKNOLOGI PANGAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH : KELOMPOK 1 TEKNOLOGI PANGAN NILA MELY VIANA (P17431113068) RAMDHANI ARUM S S (P17431113071) REGULER B / SEMESTER 3 JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
24

Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

Jul 23, 2015

Download

Documents

ramdhanisari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

LAPORAN PRAKTIKUM 1 : TEKNOLOGI PANGAN

KERUSAKAN BAHAN PANGAN

OLEH :

KELOMPOK 1 TEKNOLOGI PANGAN

NILA MELY VIANA (P17431113068)

RAMDHANI ARUM S S (P17431113071)

REGULER B / SEMESTER 3

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

Jalan Wolter Monginsidi 115 Pedurungan Semarang 50192

Tahun Ajaran 2014 / 2015

Page 2: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, bahan pangan memiliki sifat mudah rusak (perishable), sehingga memiliki umur

simpan yang relatif pendek. Makanan dapat dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-

perubahan yang menyebabkan makanan tersebut tidak dapat diterima lagi oleh konsumen. Kerusakan

atau kebusukan makanan dapat terjadi akibat aktivitas mikrobia maupun aktivitas enzim yang ada pada

bahan makanan tersebut, selain itu perubahan secara fisika-kimia juga dapat memengaruhi kebusukan

makanan (Bell dkk., 2005).

Masalah tersebut menyebabkan berbagai metode pengawetan pangan dilakukan untuk

memperpanjang umur simpan bahan pangan. Dewasa ini, isu mengenai keamanan pangan terkait dengan

adanya bahan tambahan pangan (BTP), khususnya pengawet, menjadi semakin diperhatikan.

Penggunaan bahan pengawet memiliki keuntungan dan kerugian. Di satu sisi dengan adanya pengawet,

bahan makanan dapat dibebaskan dari aktivitas mikrobia baik yang bersifat patogen maupun yang

menyebabkan kerusakan bahan pangan. Bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang

merupakan bahan asing yang akan masuk bersama makanan. Penggunaan bahan pengawet bila dosisnya

tidak diatur, akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya baik secara langsung maupun yang bersifat

akumulatif (Cahyadi, 2009).

Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut : pertumbuhan dan

aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir, aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan,

serangga, parasit dan tikus, suhu termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama bakteri, kapang dan

khamir penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air, udara, diatas bulu

ternak dan di dalam usus. Sifat – sifat fisik, kimia, dan struktur makanan yang mempengaruhi populasi dan

pertumbuhan mikroorganisme adalah faktor intrinsik. Faktor – faktor tersebut adalah pH, air, potensi

oksidasi – reduksi, kandungan nutrisi senyawa mikroba dan struktuk biologi. Salah satu upaya untuk

mencegah kerusakan bahan pangan dilakukan proses pengawetan misalkan penggaraman, pengeringan,

pengasapan, pembekuan.

Page 3: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

B. Tinjauan Pustaka

Kerusakan bahan pangan dapat di artikan sebagai penyimpanan yang melewati batas yang dapat

diterima secara normal oleh panca indera atau parameter lain yang biasa. Kerusakan pangan dapat

dikriteriakan secara fisik, dapat diamati kondisinya secara visual, seperti : konsistensi, tekstur, memar.

Secara mikrobiologis atau biologis., seperti : pembusukan buah dan sayuran, terpisahnya susu segar,

penggembungan makanan kaleng, penggumpalan tepung, roti berjamur, beras berkutu, gigitan tikus

pada karung makanan dan lain lain. Serta secara kimiawi seperi : ketengikan minyak goreng, singkong

beracun, browning.\keracunan pangan adalah periatiwa tercemarnya pangan oleh zat-zat yang

berbahaya, yaitu mikroba berbahaya, zat kimia atau bahan pamgan yang secara alami mengandung zat

beracun, bakteri penyebaba keracunan pangan tergolong bakteri patogen antara lain Clostridium,

Staphylococcus, Salmonella dan Streptococcus. Sedangkan kapang penghasil racun antara lain

Aspergillus glavus ochraceus dan Penicillium viiridicatum penghasil ochratoksin.

Suatu bahan rusak apabila menunjukkan adanya penyimpanan yang melewati batas yang dapat

diterima secara normal oleh panca indera atau parameter lain yang bisa digunakan, diantaranya

perubahan konsistensi, tekstur, memar, berlendir, berbau busuk, gosong, tengik, penyimpangan pH,

browning, penggembungan kaleng, penyimpangan warna, penyimpangan citarasa,

penggumpalan/pengerasan tepung, lun=bang/ bekas gigitan, keretakan kulit telur (candling ).

Penyebab utama kerusakan pangan dapat disebabkan oleh faktor-aktor sebagai berikut : 1)

pertumbuhan dan aktifitas mikroba, 2) Aktivitas enzim dalam bahan pangan, 3) Serangga, parasit dan

tikus, 4) Suhu : pemanasan dan pendinginan, 5) Kadar air, 6) Udara/ O2, , 7) Sinar, 8) Waktu

penyimpanan

C. Tujuan

1. Tujun Umum

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa berharap akan dapat :

a) Mengetahui penyebab, tanda fisik, dan alibat dari kerusakan pangan

b) Menilai kualitas pangan

Page 4: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa berharap dapat menjelaskan penyebab, tanda fisik, dan akibat kerusakan pangan serta

menilai kualitas pangan pada bahan pangan :

a) Serealia dan hasil olahannya

b) Bahan pangan hewani

c) Bahan pangan nabati

d) Umbi-umbian dan olahannya

e) Buah

f) Minyak dan lemak

g) Produk kemasan, dan

h) Sayur-sayuran

Page 5: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

BAB II

ISI

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Alat tulis

2. Lembar pengamatan kerusakan fisik, kimia dan mikrobiologis/ biologis

Bahan :

1. Serealia dan hasil olahannya

a. Beras

b. Mie instan

c. Kue bolu

d. Jagung

e. Mie basah

f. Tepung terigu

2. Bahan Pangan Hewani dan hasil olahannya

a. Ikan asin

b. Bakso sapi

c. Daging kambing

d. Sate ayam

e. Ikan pindang

f. Daging sapi

g. Daging ayam

h. Bakso ikan

3. Bahan Pangan Nabati Dan Hasil Olahannya

a. Kacang tanah

b. Kacang hijau

c. Tempe bacem

d. Tahu bacem

e. Tahu

f. Tempe

Page 6: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

4. Umbi-Umbi dan hasil olahannya

a. Ketela pohon ( singkong )

b. Ketela rambat ( ubi ungu )

c. Gethuk

5. Buah

a. Jambu biji merah

b. Jambu biji putih

c. Apel

d. Rambutan

e. Alpukat

f. Mangga

g. Jeruk

6. Lemak dan hasil olahannya

a. Mayonaise

b. Margarin

c. Santan

d. Ampas kelapa parut

e. Susu cair

f. Minyak jlantah ( bekas menggoreng )

7. Produk kemasan

a. Energen

b. Indomie instan

c. Susu laktamil

d. Kripik jagung

e. Kerupuk ( opak )

8. Sayuran

a. Tomat

b. Kangkung

c. Kol

d. Taoge

e. Sawi

f. Wortel

g. Timun

Page 7: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

B. Prosedur Kerja dan Pengamatan

1. Menyiapkan bahan yang akan di amati kerusakannya

2. Menyiapkan alat tulis dan lembar pengamatan

3. Melakukan pengamatan terhadap objek bahan makanan

4. Meneruskan pengamatan 8 jenis bahan pangan yang ada secara bergiliran, ( lakukan pengamatan

selama 10 menit untuk setiap jenisnya ) sehingga setiap kelompokmenyelesaikan pengamatan

terhadap 8 jenis bahan yang tersedia selama kurang lebih 80 menit

5. Menuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan dengan mengkriteriakan sebagai

kerusakan fisik, kimia, atau mikrobiologis/biologis

6. Meminta persetujuan lembar pengamatan kepada pembimbing pratikum

7. Membuat laporan mengenai :

a. Kerusakan bahan pangan yang di amati

b. Membahas menggunakan referensi mengapa mengkriteriakan sebagai kerusakan fisik, kimia

atau mikrobiologis/biologis

c. Menjelaskan bagaimana mekanisme kerusakan bahan pangan tersebut bisa terjadi

d. Menjelaskan pengaruh kerusakan bahan pangan tersebut terhadap nilai gizinya

e. Menyimpulkan bagaimana mutu dari 8kedelapan bahan pangan tersebut

Page 8: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

C. Hasil Pengamatan

KERUSAKAN PANGAN

No

.

Kelompok

bahan pangan

Nama Bahan

Pangan

Kerusakan fisik Kerusakan

kimia

Kerusakan

biologis

keterangan

1. Serealia dan

hasil

olahannya

Beras - berkapur

- kusam/

kecoklatan

- ada batu

- tekstur pecah-

pecah

-bau apek -ada kutu

Mie instan -tidak renyah

-kuning pucat

-bau mie

-warna berubah

Kue bolu - - -berjamur

Jagung -kulit mengelupas

-kisut

-tekstur lembek

-agak busuk

-berjamur

-bolong-

bolong

Mie Basah -mudah patah

-kuning pucat

-bau

asam(kecut)

- berlendir

- berjamur

Tepung

terigu

- terlihat masih

bagus

- apek

- ada gumpalan

- kemasan

berlubang(gi

gitan

serangga)

Page 9: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

2. Bahan Pangan

Hewani dan

hasil

olahannya

Ikan Asin - - -

Bakso Sapi - lengket

- mudah hancur

- warna pucat

- - bau busuk

- berlendir

Daging

Kambing

- pucat

- lengket/lembek

- -agak busuk

-berlendir

Sate Ayam - keras - bau Asam -berlendir

Ikan Pindang -mudah hancur

-warna pucat

- -berjamur

-agak busuk

Daging Sapi -warna Pucat -berlendir

-agak busuk

Daging

Ayam

-pucat, kehitaman -bau busuk

-berlendir

Bakso ikan - - -

Page 10: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

3. Bahan Pangan

Nabati Dan

Hasil

Olahannya

Kacang tanah -kisut

-mudah hancur

-ada kotoran

-bau apek -berlubang

-ada jamur

sedikit

Kacang Hijau -kisut

-bertepung

-ada kotoran

-bau apek -berlubang

Tempe

Bacem

-lengket

-tekstur masih

seperti tempe

- bau

asem(kecut)

-berlendir

Tahu Bacem -masih utuh -bau asem -berlendir

Tahu -mudah hancur

-putih kekuningan

-bau asem -berlendir

-bau busuk

-berlendir

Tempe -kisut

-putih kekunungan

-lanas -jamur hitam

4. Umbi-Umbi

dan hasil

olahannya

Ketela pohon

(singkong)

-ada bekas patah - -ada jamur

-boleng

-adanya

potongan

atau goresan

Ketela

Rambat(ubi

ungu)

-kisut -browning -jamur hitam

-tumbuh

tunas

Page 11: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

Gethuk -lembek

-lengket

-pucat

-bau asam -berlendir

5. Buah Jambu biji

merah

-kuning kecoklatan

-bonyok/

lembek /mudah

hancur

-ada jamur

-bekas luka

-berlubang

-bau busuk

Jambu Biji

Putih

-keras

-pucat

-kisut

-Bau jambu -ada ulat

-berlendir

Apel -kisut

-kuning kecoklatan

-Browning -Sedikit

busuk(bau)

-Ada bekas

benturan

Rambutan -kulit hitam

-daging buah kisut

-bau asam -berlendir

-ada serangga

Alpukat -daging hitam

-lembek

-kulit hitam

-bau busuk

-berjamur

-berlendir

Pepaya -warna hijau

kecoklatan

-kisut

-lembek

-bau asem -ada bekas

hama/bintik

hitam

Jeruk -kulit kisut

-lembek

-bau jeruk -agak busuk

-berjamur

-memar

Page 12: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

6. Lemak dan

hasil

Olahannya

mayonaise - - -

margarin -lembek

-kusam(kuning

kecoklatan)

- -

Santan -coklat

-keruh, ada

endapan

-bau asem -

Ampas

kelapa parut

-kecoklatan -bau tengik

Susu cair -ada gumpalan

-menguning

-bau asam -berjamur

Minyak

jlantah (bekas

mengoreng)

-hitam

-ada kotoran

-bau tengik

-

7. Produk

kemasan

Energen -kadaluarsa - -

Indomie

instan

-terlalu renyah

-kadauarsa

-bumbu

menggumpal

-tengik -

Page 13: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

Susu laktamil -kadalauarsa - -kemasan

rusak

Kripik jagung -tidak keras/renyah

-remuk

-tengik -berjamur

Kerupuk

(opak)

-tidak renyah - -kemasan

rusak

8. Sayuran Tomat -berair

-mudah hancur

-kecoklatan

- -bau busuk

-ada jamur

Brokoli -kuning kecoklatan

-kisut/layu

- -hampir

busuk

Kangkung -menguning,

coklat

-layu, kering

- -hampir

busuk

kol -layu,kuning

-pucat

- -ada lubang

akibat hama

-hampir

busuk

Taoge -kecoklatan

-lengket

- -busuk

Page 14: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

Sawi -menguning

-layu

- -busuk

-bekas

lubang/hama

Wortel -kisut/layu - -berjamur

-tumbuh

tunas

Timun -bonyok

-kisut

-pucat, kuning

kecoklatan

-bau asam -jamur

-memar

D. Pembahasan

Jenis kerusakan menurut Winarno & Jenie (1982) dalam buku “ Higiene dan Keselamatan Kerja dalam

Pengolahan Makanan “ ( Hiasinta A. Purnawijayanti ) membedakan kerusakan bahan menurut

penyebabknya. Kerusakan dibedakan menjadi :

1. Kerusakan Mekanis

Kerusakan mekanis dalam kerusakan yang disebabkan karena bahan mengalami benturan

benturan mekanis yang terjadi selama pemanenan, transportasi ataupun penyimpanan. Pada waktu di

panen buah yang jatuh atau membentur permukaan keras menjadi memar. Umbi-umbian yang

terkena cangkul atau terpotong oleh alat pemanen, penumpukan bahan selama pengangkutan dan

penyimpanan yang tidak memadai akan merusak bahan yang di letakkan pada bagian bawah,

merupakan contoh dari kerusakan ini.

2. Kerusakan Fisik

Kerusakan fisik adalah kerusakan bahan karena perlakuan-perlakuan fisik yang tepat. Contoh

dari kerusakan jenis ini misalnya kerusakan warna dan tekstur pada daging yang di bekukan, tepung

yang mengeras atau membantu karena penyimpanan pada tempat yang lembab.

Contoh dalam praktikum ini dapat di lihat dari bahan pangan hewani antara lain Ikan asin,

Bakso sapi, Daging kambing, Sate ayam, Ikan pindang, Daging sapi, Daging ayam, Bakso ikan.

Kerusakan tampak dengan warna dari bahan pangan seperti bakso sapi, daging kambing, ikan

pindang dan daging ayam yang warnanya berubah menjadi lebih pucat. Kerusakan juga tampak pada

Page 15: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

tekstur bahan pangan hewani ini bakso sapi dan ikan pindang ketika di pegang mudah sekali hancur

sedangkan untuk sate ayam menjadi lebih keras teksturnya.

3. Kerusakan Fisiologis dan Biologis

Kerusakan fisiologis terjadi karena reaksi peruraian selama proses metabolisme yang terjadi

secara alamiah dalam bahan. Pelunakan pada daging dan ikan setelah disembelih, pematangan buah

di lanjutkan dengan kerusakan alamiah merupakan contoh kerusakan fisiologis ini. Kerusakan

biologis biasanya disebabkan oleh aktivitas dari hewan, seperti ulat yang merusak buah dan syur,

tikus, dan serangga yang merusak bahan-bahan makanan selama penyimpanan, dan sebagaianya.

Contoh dalam praktikum ini dapat dilihat dari bahan pangan buah-buahan antara lain jambu

biji merah, jambu biji putih, apel, rambutan, alpukat, mangga dan jeruk. Pada jambu biji merah,

apel, mangga, alpukat, jeruk terlihat mengalami pematangan dan dilanjutkan oleh pematangan

alamiah yaitu di tandai dengan kulit buah kisut dan menjadi lembek. Selain itu juga sebagian buah

buahan ini sudah terdapat ulat di bagian dalamya.

4. Kerusakan Kimiawi

Kerusakan kimiawi adalah kerusakan yang terjadi karena reaksi kimia yang berangsur di

dalam bahan makanan. Misalnya, reaksi pencokelatan pada beberapa jenis buah dan sayur, seperti

pisang, kentang, terong, dan apel, reaksi ketengikan minyak, dan sebagainya.

Contoh dalam praktikum ini dapat dilihat dari bahan pangan sayur-sayuran antara lain tomat,

brokoli, kangkung, taoge, dan timun. Pada sayuran ini terjadi kerusakan kimiawi yang di tandai

dengan berubahnya warna menjadi kuning bahkan ada yang sudah berubah menjadi kecokelatan.

Selain itu juga terdapat contoh di dalam kelompok minyak dan hasil olahannya antara lain yaitu

ampas kelapa dan minyak jantah yang bau nya berubah menjadi tengik.

Ketengikan ( rancidity ) diartikan merupakan kerusakan atau perubahan bau dan flavor dalam

lemak atau bahan pangan berlemak. Kemungkinan erusakan atau ketengikan dalam lemak , dapat

disebabkan oleh 4 faktor yaitu :

1) Absorbsi bau oleh lemak

2) Aksi oleh enzim dalam jaringan mengandung lemak

3) Aksi mikroba dan

4) Oksidasi oleh oksigen udara atau kombinasi dari dua atau lebih dari penyebab kerusakan tersebut

diatas ( Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan oleh S.Ketaren )

Page 16: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

5. Kerusakan Mikrobiologis

Kerusakan mikrobiologis adalah kerusakan makanan jarena adanya aktivitas mikroorganisme,

seperti bakteri, yeast, dan jamur yang mengkontaminasi makanan. Kerusakan jenis ini paling banyak

ditemukan pada bahan makanan. Kerusakan jenis ini paling banyak ditemukan pada bahan makanan.

Kerusakan jenis ini juga harus diwaspadai, karena ada kemungkinan bersama-sama dengan

mikroorganisme perusak terdapat pula mikroorganisme penyebab penyakit dan peracunan.

Menurut buku “ Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan “ ( Hiasinta A.

Purnawijayanti ). Bahan makanan yang banyak mengandung protein apabila mengalami kerusakan

mikrobiologis akan menghasilkan bau busuk khas protein, yang dikenal sebagai putrid, sehingga

kerusakannya sering disebut sebagai kerusakan putrefaktif ( Kuswanto dkk, 1987 ).

Mikroba paling berperan dalam menyebabkan kerusakan makanan berpotensi adalah bakteri

yang dapat memecah proteinn menjadi senyawa sederhana seperti cadaverin, putrescin, skatol, H2S,

dan NH3 yang menyebabkan bau busuk. Tanda lainnya dapat berupa penggumpalan protein ( pada

susu ) dan mengalami pencairan jaringan protein sehingga bahan berairr sehingga menjadi lembek.

Page 17: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Kerusakan bahan pangan dapat di artikan sebagai penyimpanan yang melewati batas yang dapat

diterima secara normal oleh panca indera atau parameter lain yang biasa. Kerusakan bahan pangan

disebabkan oleh faktor – faktor yaitu berupa pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri,

kapang, khamir, aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu

termasuk oksigen, sinar dan waktu.

2. Dalam pratikum ini mahasiswa dapat mengetahui penyebab, tanda fisik, dan akibat dari kerusakan

pangan serta menilai kualitas pangan pada bahan pangan serealia, hewani, nabati, umbi-umbian,

buah, produk kemasan, lemak, sayura, beserta hasil olahannya masing-masing.

3. Setelah diamati, bahan pangan yang dijadikan sampel dalam pratikum ini memiliki jenis kerusakan

yang masing-masing berbeda. Jenis kerusakan pada bahan pangan sendiri dapat dibedakan menjadi 5,

yaitu berupa kerusakan mekanis, kerusakan fisik, kerusakan fisiologis dan biologis, kerusakan

kimiawi, serta kerusakan mikrobiologis.

4. Pada kerusakan mekanis terjadi karena bahan pangan yang mengalami kerusakan selama

pemanenan, transportasi ataupun penyimpanan. Hal ini terjadi pada bahan pangan umbi-umbian

seperti pada singkong, terlihat bahwa terdapat bagian yang tidak utuh karena terkena cangkul atau

terpotong.

5. Pada kerusakan fisik terjadi misalnya seperti kerusakan pada warna dan tekstur pada daging yang di

bekukan, tepung yang mengeras atau membantu karena penyimpanan pada tempat yang lembab.

Contoh dalam praktikum ini dapat di lihat dari bahan pangan hewani antara lain Ikan asin, Bakso

sapi, Daging kambing, Sate ayam, Ikan pindang, Daging sapi, Daging ayam, Bakso ikan.

6. Kerusakan fisiologis terjadi karena reaksi peruraian selama proses metabolisme yang terjadi secara

alamiah dalam bahan. Contoh dalam praktikum ini dapat dilihat dari bahan pangan buah-buahan

antara lain jambu biji merah, jambu biji putih, apel, rambutan, alpukat, mangga dan jeruk yang

terlihat mengalami pematangan dan dilanjutkan oleh pematangan alamiah yaitu di tandai dengan kulit

buah kisut dan menjadi lembek. Selain itu juga sebagian buah buahan ini sudah terdapat ulat di

bagian dalamya.

7. Pada kerusakan kimiawi terjadi karena reaksi kimia yang berangsur di dalam bahan makanan. Contoh

dalam praktikum ini dapat dilihat dari bahan pangan sayur-sayuran antara lain tomat, brokoli,

kangkung, taoge, dan timun yang di tandai dengan berubahnya warna menjadi kuning bahkan ada

Page 18: Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin

yang sudah berubah menjadi kecokelatan. Selain itu pada ampas kelapa dan minyak jantah yang bau

nya berubah menjadi tengik.

8. Pada kerusakan mikrobiologis terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme, seperti bakteri, yeast,

dan jamur yang mengkontaminasi makanan. Kerusakan jenis ini paling banyak ditemukan pada

bahan makanan.

B. Saran

1. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, kita harus mengetahui dan memahami dengan baik

prosedur kerja terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan praktikum.

2. Demikian laporan praktikum dari kelompok 1 Teknologi Pangan. Apabila terdapat banyak kesalahan

kami mohon maaf. evaluasi dari pembimbing sangat kami butuhkan demi kebenaran dan

kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikum.Terimakasih.