This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
DESAIN TEKSTIL 2
“ MENDEKOMPOSISI DAN MENYUSUN RENCANA
PEMBUATAN KAIN SARUNG”
Disusun oleh
Dosen
Giarto A.T., M.Si.
POLITEKNIK STT TEKSTIL
BANDUNG
2015
Laporan Desain Tekstil 2 | 0
Nama : NUR INDAH WAHYUNI
NPM : 13050009
Grup : 2B1
Jurusan : DIII Teknologi Produksi Tekstil
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. MAKSUD dan TUJUAN
Maksud dilakukannya kegiatan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu
mendekomposisi dan menyusun rencana pembuatan selembar kain sarung
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah
- Mampu mendekomposisi kain sarung
- Mampu menentukan suusnan warna benang dan pengulangannya
- Mampu menghitung kebutuhan benang tiap warna
- Mampu menginput susunan corak warna ke dalam aplikasi DB WEAVE
1.2. TEORI DASAR
1. Sejarah kain sarung Indonesia
Pada zaman Belanda, sarung
identik dengan perjuangan
melawan budaya barat yang dibawa
para penjajah. Oleh karena itu,
sarung menjadi satu diantara
symbol dan nilai –nilai kebudayaan
Indonesia. Sarung biasanya dipakai
untuk acara keagamaan, adat, dan pernikahan. Baik pria maupun wanita
memadukan busana tradisional terbaik mereka dengan sarung yang penuh warna
dan kemewahan.
2. Definisi kain sarung
Secara umum, kain sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua
ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa. Dalam tata busana Internasional, sarung
berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk
menutup bagian bawah tubuh. Sedangkan didalam pertekstilan, kain sarung
merupakan kain tenun bercorak dengan ukuran tertentu, berbentuk silinder,
mempunyai corak badan, tumpal, tepi dan pinggir.
Laporan Desain Tekstil 2 | 1
3. Bagian – bagian kain sarung
a. Pinggir
Pinggir adalah corak ke arah lusi, terletak paling luar dari kedua belah sisi kain
sarung, dan mempunyai lebar tertentu serta biasanya memakai warna muda atau
putih
b. T e p i
Tepi adalah corak ke arah lusi, terletak diantara pinggir dan corak badan, dan
mempunyai lebar tertentu serta biasanya memakai warna tua
c. Corak badan
Laporan Desain Tekstil 2 | 2
Pakan
Corak badan adalah corak pokok pada kain sarung yang terdiri atas corak dasar dan
corak kembang, untuk arah lusi terletak diantara kedua tepi sarung
- Corak dasar
Corak dasar adalah bagian dari corak badan yang biasanya terdiri dari satu warna,
letaknya untuk sarung model pelekat terletak sesudah tepi dan untuk kain sarung
model poleng terletak sesudah kembang
- Corak kembang
Corak kembang adalah bagian dari corak badan, terdiri dari beberapa strip warna
lusi atau pakan. Pada arah lusi letaknya untuk sarung pelekat terletak sesudah dasar
dan untuk kain sarung poleng letaknya sesudah tepi
d. Tumpal
Tumpal adalah bagian kain sarung yang coraknya berbeda dengan corak badan kain
sarung tersebut, terletak ditengah-tengah badan sarung dan merupakan tanda
pengenal kain sarung; tumpal terletak setelah dasar pada kain sarung model pelekat
dan pada kain sarung model poleng terletak setelah kembang
e. J a h i t
Jahit adalah bagian dari kain sarung, terletak pada kedua ujung kain sarung,
dimaksudkan untuk menggabungkan kedua ujung dari kain sarung sehingga
diperoleh bentuk silinder, warnanya sama dengan warna dasar atau kembang
4. Jenis – jenis kain sarung
a. Sarung poleng bali
Kain tenun poleng sudah menjadi bagian dari kehidupan religious umat Hindu di
Bali. Kain ini biasa digunakan untuk keperluan sacral, profane, tedung, umbul –
umbul. Berdasarkan warnanya ada kain poleng yang disebut rwabhineda (hitam dan
putih), sudhamala (putih, abu abu, hitam), dan tridatu (putih, hitam, merah).
Laporan Desain Tekstil 2 | 3
b. Sarung Poleng
Sarung jenis ini banyak dibuat di Jawa
Barat. Corak lusi dan pakan sama
dengan sarung plekat. Perbedaannya
terletak pada warna pinggir kain yang
selalu berwrna putih. Penggunaan
warna dasar pada sarung poleng lebih
tua daripada sarung plekat. Bahan
sarung poleng adalah benang kapas dan rayon dengan corak tepi – pinggir- dasar.
c. Sarung plekat
Sarung plekat bermotif kotak – kotak yang dibentuk oleh warna – warna benang
lusi dan benang pakan. Pada umumnya kain sarung plekat berwarna muda dan
pucat. Susunan corak lusi terdiri dari dasar dan kembang sebagai satu repeat warna.
Biasanya dasar terdiri dari satu warna lusi. Kembang terdiri sari beberapa strip
warna. Warna pada pinggir kain sama dengan warna dasar, sedangkan warna tepi
sama dengan warna kembang yang stripnya dominan.
Susunan corak pakan terdiri dari : dasar dan kembang sebagai corak utama.
Terdapat juga corak tumpal dan kempala. Corak ini terdiri dari warna dasar tumpal
dan strip tumpal. Warna dasar tumal sama dengan warna tepi, sedangkan warna
strip tumpal sama dengan warna pinggir, ukuran lebar tunpal berkisar 25 – 30 cm.
Apabila sarung plekat ditenun menggunakan alat tenun yang berukuran 1 x lebar,
maka 1 helai sarung ditenung sepanjang 404 cm dengan lebar + 68 cm. Untuk
menjadi sarung, panjang kain dipotong menjadi dua bagian, kemudian disatukan
dengan jahitan ke arah lusi.
Laporan Desain Tekstil 2 | 4
Sarung poleng Bali
Syarat kualitas sarung Poleng dan sarung Plekat
No Jenis Uji SatuanKlasifikasi
KeteranganHalus Sedang Kasar
1 Panjang sarung jadi Cm 205 205 205 minimum
2Lebar tinggi sarung jadi
Cm 120 120 120 minimum
3 Berat per m2 g 95 105 125 minimum
4 Anyaman dasar - polos polos polos -
5 Nomor benang lusi Tex <13 21-13 33-22 -
6Nomor benang pakan
Tex <13 21-13 33-22 -
7Kekuatan tarik 2,5 cm 1) N (kg)
157.0 (16)
176.6 (18)
245,3(25)
minimum
8
Cacat kain per sarungNilai cacat- Cacat sobek
--
20tidak ada
20tidak ada
20tidak ada
maksimum-
9 Kekuatan sobek N (kg)8.8
(0.9)11.8 (1.2)
14.7 (1.6) minimum
10Ketahanan luntur warna terhadap:
10.1
Pencucian 400CPerubahan warna 2)
- Penodaan 3)
--
43-4
43-4
43-4
minimumminimum
10.2
GosokanKering 2)
--
43-4
43-4
43-4
minimumminimum
Laporan Desain Tekstil 2 | 5
- Basah 2)
10.3
Keringat asam dan basaPerubahan warna 2)
- Penodaan 3)
--
43-4
43-4
43-4
minimumminimum
10.4
Sinar 4) - 4 4 4 minimum
11 Perubahan dimensi % 4 4 4 maksimum
12 Kadar kanji % 5 5 5 maksimum
13Kandungan formaldehida bebas
ppm 75 75 75 maksimum
d. Sarung Bugis
Sarung ini dibuat di daerah Bugis, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Sarung ini
terbuat dari benang sutera. Kain sarung di daerah Bugis sendiri memiliki 2 jenis
kain sarung, yaitu kain sutera dan kain mandar. Dalam bahasa bugis sarung sutera
berarti “lipa’sa’be” dan sarung mandar “lipa’mentre”. Proses penenunannya
menggunakan alat tenun gedogan. Adapun perbedaan antara kain sutera dan kain
mandar sebagai berikut.
• Sarung sutera menggunakan bermacam-macam warna kuat (menyala)
• Sarung mandar hanya menggunakan dua macam warna (merah tua dan hitam atau
coklat dengan corak kotak-kotak kecil.
• Sarung mandar jarang dipakai oleh wanita.
Laporan Desain Tekstil 2 | 6
Sarung sutera Sarung mandar
e. Sarung Samarinda
Sarung ini berasal dari daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Bahan baku
pembuatan Sarung ini adalah benang sutera araupun rayon viskosa. Pengerjaannya
menggunakan mesin tenun gedogan. Sarung ini didominasi warna merah tua, biru,
violet, hijau, dan
lainnya.
f. Sarung Ulos Batak
Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara.
Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara
membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam,dan putih yang dihiasi oleh ragam
tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam
bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau
upacara adat Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenir,
sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.
Sebagian besar ulos telah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja,
Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai