BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan suplay O 2 untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan CO 2 sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara O 2 dengan CO 2 dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas. Hemoglobin merupakan protein yang terdapat di dalam sel darah merah (SDM) dan berfungsi untuk mengikat dan membawa oksigen dari pari-paru ke seluruh jaringan tubuh, mengikat dan membawa CO 2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru- paru, memberi warna merah pada darah dan mempertahankan keseimangan asam basa dari tubuh. Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik heme. Hemoglobin yang terikat pada oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin tang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin juga dapat mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO) dan disebut karbonmonoksida hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb dengan CO 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen dan akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa, dan mendistribusikan oksigen ke jaringan. Dalam 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan suplay O2 untuk proses respirasi sel, dan
membuang kelebihan CO2 sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang
berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat di dalam sel darah merah (SDM)
dan berfungsi untuk mengikat dan membawa oksigen dari pari-paru ke seluruh jaringan
tubuh, mengikat dan membawa CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru- paru, memberi
warna merah pada darah dan mempertahankan keseimangan asam basa dari tubuh.
Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya
terikat pada gugus prostetik heme. Hemoglobin yang terikat pada oksigen disebut
hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin tang
telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin juga dapat
mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO) dan
disebut karbonmonoksida hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb dengan CO 200 kali lebih kuat
daripada ikatan Hb dengan oksigen dan akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat,
membawa, dan mendistribusikan oksigen ke jaringan. Dalam keadaan lain, hemoglobin
tidak dapat mengikat oksigen disebut methemoglobin (MetHb). Dalam bentuk ini Hb
kehilangan fungsinya yang amat penting.
Beberapa derivate dari Hb, misalnya oksiHb, Hb, dan HbCO dapat dibedakan
dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini oksiHb terlihat berwarna
merah kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah
terang (carmine tint).
B. Tujuan Praktikum
Untuk membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk
oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan
deoksihemoglobin (Hb).
Untuk memperlihatkan bahwa CO dapat mengikat hemoglobin menjadi HbCO.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
Gambar 1. Komposisi darah
Darah tersusun dari plasma dan berbagai sel. Sebagian protein plasma yang
terdapat dalam bagian plasma darah mempunyai keaneka ragaman dan sifat-sifat, fungsi-
fungsi yang menarik. Protein yang paling banyak dalam plasma darah adalah albumin
serum, ia bertugas sebagai protein trasfor bagi asam bebas fungsinya yang sangat penting
adalah untuk mempertahankan tekanan emosa darah terhadap emosa jaringan.
Sel darah putih akan dibahas dalam tiga kelompok; granulosit,monosit, dan
limfosit. Granulosit yang juga dikenal sebagai leukosit polimorfonuklear karena yang
nukleusnya yang multilobuler mengandung sejumlah lisosom serta granul (vesikel
sekresi) dan dibagi menjadi tiga kelompok. Tiga kelompok ini neutrofil, basofil, dan
eosifil. Dibedakan berdasarkan morfologinya dan sifat –sifat granulanya ketika diwarnai.
y-globulin merupakan protein serum kedua dalam kelimpahan protein ini
bekerja sebagai anti bodi yang membentuk suatu sistem pembelahan terhadap protein
asing dan antigen-antigen lain y-globulin spesifik.ini merupakan dasar untuk kekebalan
terhadap tetanus polio dipteri dan banyak penyakit lain. Keberhasilan pengebalan
berganda membuktikan bahwa banyak anti bodi berbeda–beda dalam bagian y-globulin
dari darah normal. Anti bodi bereaksi dengan antigen untuk membentuk presifitin
komplekstak larut.
2
Sel darah merah memiliki fungsi utama yang relatif sederhana dan terdiri atas
fungsi untuk menyampaikan oksigen kepada jaringan dan membantu mengeluarkan
karbon dioksida serta proton yang terbentuk oleh metabolisme jaringan. Darah beredar
dalam suatu sistem pembuluh yang pada hakekatnya tertutup, darah terdiri dari atas
unsur-unsur padat, yaitu eritrosit, leukosit sertsatrombosit, yang tersuspensi didalam
media, cair yang disebut plasma. Sebagaimana ditunjukkan di bawah, darah khususnya
plasma mempunyai banyak fungsi yang mutlak penting untuk mempertahankan
kesehatan tubuh.
Begitu darah membeku (mengalami koagulasi) fase cair yang tertinggi
dinamakan serum. Serum sudah tidak lagi mengandung faktor pembekuan (termasuk
fibrinogen) yang normalnya terdapat didalam tetapi sudah dipakai dalam proses
koagulasi, dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam plasma.
Fungsi darah terdiri atas:
Sebagai alat pengangkut yaitu:
- Mengambil O2/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
- Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
- Mengandung zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan diedarkan
dibagikan keseluruh jaringan atau alat tubuh.
- Mengatur/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
Sebagai pertukaran tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan
membinasakan tubuh dengan perantaraan leokosit,antibodi atau zat-zat anti
racun.
Menyebarkan panas keseluruh tubuh
Suatu jaringan tubuh dapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah, warna
merahnya itu keadannya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2
didalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua.
Adanya O2 dalam darah diambil dengan jalan bernapas dan saat ini sangat
berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme dalam tubuh. Dalam selamanya
beredar didalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung dan selama darah
berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya
maka ia menjadi beku.pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan
3
kedalam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan atau sitrat natrikus. Dan keadaan ini
sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Sekitar 8% dari berat tubuh kita adalah darah. Darah terdiri dari bagian cair
(plasma) dan komponen-komponen seluler, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
putih ) dan trombosit. Fungsi primernya adalah untuk mengangkut oksigen dan metabolit
ke sel dan mengangkut CO2 dan hasil-hasil limbah keluar.
Pengetahuan tentang diferensiasi sel darah, memberikan faktor-faktor yang
mungkin bermanfaat dalam pengobatan dan juga memiliki implikasi bagi pemahaman
dan pertumbuhan abnormal sel darah (misalnya leukimia). Seperti halnya eritropoetik,
sebagian besar faktor pertumbuhan yang berhasil diisolasi adalah glikoprotein, bekerja
sangat aktif secara infifo serta in vitro, mengadakan interaksi dengan sel sasarannya
lewat reseptor permukaan sel yang spesifik, dan akhirnya (lewat sinyal intra seluler)
mempengaruhi ekspresi gen yang dengan cara demikian akan meningkatkan diferesiasi.
B. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah (SDM) dan
berfungsi antara lain untuk :
Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
Mengikat dan membawa CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru.
Memberi warna merah pada darah
Mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh
Gambar 2. Fungsi Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya
terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450
4
Dalton. Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai
18,4 gram/dL), tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
Hemoglobin merupakan protein tetramer yang dapat mengikat 4 atom oksigen
per tetramer (satu pada tiap subunit hem), atom oksigen terikat pada atom Fe2+, yang
terdapat pada hem, pada ikatan koordinasi ke 5. hemoglobin yang terikat pada oksigen
disebut hemoglobin teroksidasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin
yang sudah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin juga dapat
mengikat suatu gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO)
dan disebut karbonmonoksida hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb dengan CO ini 200 kali
lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen, dan akibatnya Hb tidak dapat lagi
mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan. Dalam keadaan lain,
muatan Fe yang terdapat pada pusat hem dapat menjadi Fe3+. Hal ini dapat terjadi
karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut
hemoglobin teroksidasi atau methehemoglobin (MetHb) atau Hb (Fe3+). Dalm bentuk
ini Hb tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan fungsinya yang amat penting.
Beberapa derivat dari hemoglobin, misalnya oksiHb, Hb, HbCO dapat dibedakan dengan
melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini OksiHb terlihat berwarna merah
kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah terang
(carmine tint).
Reaksi yang terjadi pada hemoglobin :
a. Reaksi oksihemoglobin
Hb + O2 HbO2
b. Reaksi reduksi O2 (deoksihemoglobin)
HbO2 Hb + O2
c. Reaksi dengan gas CO
Hb + CO COHb (karbon monoksida hemoglobin)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
5
A. Waktu dan Tempat Praktikum.
Waktu : Jum’at, 04 Desember 2015.
Tempat : Laboratorium Biokimia Klinis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Alat dan Bahan
Alat praktiku :
Alat gelas
Lemari asam
Bahan Praktikum :
Suspensi darah
Larutan amonium hidroksida (NH4OH)
Aquades
Pereaksi Stokes
Karbonmonoksida (CO)
C. Prosedur Kerja
Deoksihemoglobin dan Oksihemoglobin
Oksihemoglobin
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengambil darah dari probandus sebanyak 2 ml darah
3) Mencampurkan 6 ml aquades pada suspensi darah
4) Mengamati warna darah yang terbentuk
Bahan Tabung A
Suspensi darah 2 ml
Aquades 6 ml
Deoksi Hemoglobin
1) Membagi hasil oksihemoglobin ke dalam dua tabung reaksi
2) Memberikan 10 tetes pereaksi stokes yang telah dicampur
dengan NH4OH pada salah satu tabung reaksi
3) Mengamati perubahan warna yang terbentuk dan
membandingkan kedua tabung.
Bahan Tabung A Tabung B
6
(kontrol)
Hasil OksiHb 4 ml 4 ml
Larutan stokes - 10 tetes
Kocok dengan kuat
Karbonmonoksida hemoglobin (HbCO)
1) Mengambil darah 1 ml.
2) Mencampurkan 9 ml aquades.
3) Membagi suspensi darah ke dalam dua tabung reaksi.
4) Mengalirkan gas CO dengan hati-hati pada salah satu tabung.
5) Mengamati warna yang terbentuk.
6) Memberikan 10 tetes pereaksi Stokes yang telah dicampurkan
dengan NH4OH pada kedua tabung.
7) Mengamati warna yang terbentuk.
Bahan Tabung A Tabung B
Suspensi darah +
aquades
5 ml 5 ml
Aliran gas CO - Menit
Larutan stokes 10 tetes 10 tetes
Kocok dengan kuat
Lampiran Foto :
7
a. OksiHb dan DeoksiHb
b. Karbonmonoksida Hb (HbCO)
BAB IV
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
1. Oksihemoglobin
Hasil Tabung 1 Tabung 2Warna Merah terang Merah terang
2. Deoksihemoglobin
Hasil Tabung 1 (Kontrol)
Tabung 2 (+) larutan stokes, dikocok
Warna Merah terang Merah kecoklatan, dantimbul buih
3. Karbonmonoksida hemoglobin (HbCO)
Hasil Tabung 1 (Kontrol)
Tabung 2 (+) larutan stokes, dikocok
Warna Merah kehitaman Merah kehitaman, dantimbul buih
B. Pembahasan
9
Dalam praktikum kali ini kelompok kami melakukan pengujian pada darah
dengan untuk membuktikan bahwa hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk
oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin,
dan dapat mengikat CO membentuk karbonmonoksida hemoglobin (HbCO). Prinsip
dasar dari percobaan ini adalah dalam keadaan tereduksi Fe dalam molekul Hb dapat
mengikat dan melepaskan oksigen tergantung pada tekanan O2 atau CO2.
Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya
terikat pada gugus prostetik hem. Hemoglobin dapat mengikat empat atom oksigen pada
tiap tetramer (satu pada tiap subunit hem). Atom oksigen terikat pada atom Fe2+ yang
terdapat pada hem pada ikatan koordinasi kelima, dimana atom besi tersebut dalam
keadaan tereduksi (Fe2+). Hemoglobin yang mengikat O2 disebut hemoglobin
teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin yang sudah
melepaskan oksigen disebut hemoglobin tereduksi atau deoksihemoglobin (deoksiHb).
Hemoglobin dapat mengikat suatu gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu
karbonmonoksida (CO) dan disebut karbonmonoksida hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb
dengan CO ini 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen sehingga tidak
dapat dilepaskan dengan menggunakan pereaksi stokes dan akibatnya Hb tidak dapat lagi
mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan.
Pada percobaan pertama, Hal yang dilakukan adalah mengambil darah sebanyak
3 ml dari probandus wanita berumur 19 thn. Kemudian dari 3 ml darah tersebut diambil 2
ml darah dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 6 ml aquades,
kemudian dikocok dengan kuat sehingga dihasilkan warna darah yang semula berwarna
merah pekat menjadi warna merah terang. Hal ini dikarenakan terjadinya ikatan antara
Hb dengan O2 yang terdapat di dalam air (H2O) dengan bantuan ion Fe2+, dalam
kandungan hemoglobin oksigen akan terikat karena sifat reduksi Fe2+ sehingga dari
ikatan tersebut menghasilkan suatu oksihemoglobin (HbO2). Reaksi hemoglobin dengan
O2 terjadi sangat cepat (hanya 1 / 10 th detik). Setelah O2 mengikat satu molekul,
bentuk hemoglobin berubah, sehingga memudahkan oksigen berikutnya mengikat 2
molekul yang membuatnya lebih mudah bagi sisa molekul O2 untuk mengikat
hemoglobin.
Pada percobaan selanjutnya hasil dari percobaan pertama (oksihemoglobin)
dibagi menjadi 2 tabung sehingga tiap tabung terdapat 4 ml larutan oksihemoglobin.
Pada tabung pertama dijadikan sebagai kontrol, dan pada tabung 2 ditambahkan dengan
10 tetes larutan stokes yang berisi campuran pereaksi stokes dengan larutan NH4OH 10%
10
dimana fungsi NH4OH adalah untuk mencegah terjadinya pengendapan karena sifat basa
yang dimilikinya mampu mencegah protonasi oleh asam sehingga tidak terbentuk
endapan pada pembuatan pereaksi stokes. Sedangakan pada pereaksi stokes dapat dibuat
dari 3 gram Fe2SO4 yang ditambah dengan 2 gram asam tartrat kemudian dilarutkan
dalam 100 cm3 air suling, dan pada larutan NH4OH 10% dapat dibuat dengan melarutkan
padatan NH4OH 10 gram dalam 100 mL aquades.
Pada tabung 2 setelah ditambah 10 tetes larutan stokes dan dikocok dengan kuat
menghasilkan warna merah kecoklatan pada larutan oksihemoglobin. Hal ini dikarenakan
pereaksi stokes yang digunakan berfungsi sebagai pereduksi kuat dimana Fe2+ tereduksi
dan melepaskan O2, dalam hal ini disebut reaksi pembentukan deoksihemoglobin.
Setelah dikocok kuat-kuat warna larutan menjadi lebih pekat (merah kecoklatan hampir
hitam) dan timbul buih. Hal ini disebabkan O2 dalam oksiHb tereduksi keluar karena
longgarnya ikatan koordinasi O2 dengan atom besi dalam hemoglobin, ditambah dengan
adanya tekanan CO2 yang besar dari pengocokan kuat-kuat sehingga terbentuklah
deoksihemoglobin. Pada prinsipnya oksigen tidak bergabung dengan dua ikatan positif
besi dalam molekul hemoglobin. Namun, berikatan secara longgar dengan salah satu
ikatan yang disebut ikatan koordinasi atom besi. Ikatan ini begitu longgar. Sehingga
gabungan tersebut bersifat sangat reversibel, karena longgarnya dan sangat reversibel.
Oksigen dapat mudah dilepaskan. Dari hasil percobaan diatas maka hal tersebut dapat
menggambarkan proses faal yang terjadi di dalam tubuh yaitu peristiwa pertukaran gas
O2 dialveolus di mana setelah O2 berhasil masuk ke aliran darah akan diikat oleh
hemoglobin menjadi oksihemoglobin dan ketika sampai dijaringan yang membutuhkan
O2, ikatan Hb dan O2 dilepas dan akan membentuk deoksihemoglobin.
Pada percobaan selanjutnya adalah uji korbonmonoksida hemoglobin (HbCO).
Pada uji ini dimasukkan 1 ml darah segar ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan dengan 9 ml aquades sehingga terbentuk 10 ml larutan oksihemoglobin
yang berwarna merah terang. Selanjutnya larutan oksihemoglobin tersebut dibagi
menjadi 2 tabung sehingga tiap tabung berisi 5 ml larutan oksihemoglobin. Pada uji ini
larutan oksihemoglobin dialiri dengan gas CO selama menit, sampai terbentuk warna
merah kehitaman pada larutan tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan hemoglobin juga
dapat mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO)
dan menghasilkan HbCO dan akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa, dan
mendistribusikan oksigen ke jaringan.
11
Percobaan selanjutnya, pada tabung 1 larutan karbonmonoksida hemoglobin
dijadikan sebagai kontrol, dan pada tabung 2 ditambahkan dengan 10 tetes larutan stokes
kemudian dikocok dengan kuat. Dari percobaan tersebut didapatkan hasil bahwa larutan
HbCO tidak mengalami perubahan dan tetap berwarna merah kehitaman dan timbul buih.
Hal ini membuktikan bahwa larutan stokes tidak mampu melepaskan ikatan antara Hb
dengan CO pada HbCO karena ikatan pada HbCO 200 kali lebih kuat daripada ikatan
Hb dengan oksigen.
Karbon monoksida (CO) mengandung tempat ikatan yang sama pada hemoglobin
seperti oksigen. Kompleks Hb dengan CO benar-benar diikat secara bolak-balik
(reversilble) seperti oksigen tetapi menunjukkan kecenderungan ikatan yang lebih kuat
dari ikatan oksigen pada Hb. Karbon monoksida (CO) bergabung bersama dengan ferro-
hemoglobin dan membentuk suatu kompleks yang sangat mirip strukturnya dengan
oksihemoglobin. Secara stereokimia, O2 dan CO2 saling berikatan sedemikian rupa
sehinga atom Fe, C, dan O tidak linier dan menghasilkan pengikatan oksigen yang
optimum.
Karbon monoksida (CO) dalam hemoglobin dipaksa ada dalam struktur
nonliniear yang kurang stabil maka pengikatan terhadap Hb hanyalah 200 kali lebih kuat
dari oksigen. Pada CO yang bersifat racun akan dapat berakibat mematikan bagi yang
mempunyai saturasi Hb 4% - 8%. Pengikatan CO yang sangat bersaing dengan O2 dapat
mengurangi jumlah oksigen karena hilangnya sifat kooperatif pengikatan oksigen
sehingga oksigen tidak akan mudah dilepaskan atau dibawa ke dalam jaringan. Dari
percobaan di atas dapat menggambarkan tentang aplikasi klinis yaitu hipoksia dimana
pada seseorang yang merokok, maka kandungan CO pada rokok akan berkompetisi dg
O2 sehingga mengurangi jumlah oksigen pada jaringan tubuh. Umur paruh HbCO pada
seseorang yang menghirup udara sekitar 5-8 jam, CO akan dapat dilepaskan dari Hb jika
diberi oksigen tambahan yang lebih besar.
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Hb dalam darah mengandung ion Fe2+ dan akan tereduksi membentuk oksihemoglobin
(HbO2) pada penambahan air karena ion Fe2+ pada Hb terika dg O2 pada molekul air.
Hal ini ditandai dengan warna darah yang terbentuk berwarna merah terang
Pada saat penambahan larutan stokes maka oksihemoglobin dapat terlepas menjadi
deoksihemoglobin dan O2 sehingga warna merah terang pada darah menjadi merah
kecoklatan. Hal ini karena Fe2+ tereduksi dan melepaskan O2.
Hb dapat mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu
karbonmonoksida (CO) dan menghasilkan HbCO yang berwarna merah kehitaman.
Hal ini karena kompleks Karbon monoksida (CO) bergabung bersama dengan ferro-
hemoglobin dan membentuk suatu kompleks yang sangat mirip strukturnya dengan
oksihemoglobin.
Pada penambahan larutan stokes ke dalam HbCO tidak terjadi perubahan dan tetap
berwarna merah kehitaman. Hal ini karena ikatan antara Hb dengan CO pada HbCO
200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen.
13
Daftar Pustaka
Bagian Biokimia. FKUI.2001. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta : Widya
Medika
Hardjasasmita, Pantjita. 2006. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sadikin, Muhammad., 2001, Biokimia Darah, Widya Medika; Jakarta.
Guyton, Arthur C., 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi II, Buku Kedokteran
EGC; Jakarta.
Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. 2010. Ganong’s Review of Medical
Physiology: gas Transport dan pH dalam Paru. 23rd. United States: Mc Graw Hill.