PRAKTIKUM BIOKIMIAI “Reaksi Uji Terhadap Asam Amino” Oleh : Kelompok 6 Anike Merliza (06111410006) Yeni Oktasari (06111410013) Warsito (06111410016) Lara Purnamasari (06111410018) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRAKTIKUM BIOKIMIAI
“Reaksi Uji Terhadap Asam Amino”
Oleh :
Kelompok 6
Anike Merliza (06111410006)
Yeni Oktasari (06111410013)
Warsito (06111410016)
Lara Purnamasari (06111410018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Pertemuan :1 (satu)
Judul : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
Tujuan :
1. Untuk mengetahui uji positif dan negatif terhadap asam amino.
2. Untuk mengetahui adanya gugus hidroksi fenil spesifik pada asam amino tirosin dengan
menggunakan reagen Millon.
3. Untuk mengetahui adanya gugus amino bebas dengan menggunakan larutanNinhydrin.
Landasan Teori
Asam amino yang diperoleh dari hidrolisis protein ialah asam amino α atau disebut juga
asam α-aminokarboksilat. Asam amino yang terjadi secara alami sebagai penyusun protein
mempunyai gugus amino (NH2) dan gugus karboksilat (COOH) yang terikat pada atom yang
sama yaitu pada atom karbon alfa.Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai
gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2
pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH.
Rumus umum untuk asam amino adalah :
Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa atom karbon α ialah atom karbon
asimetrik, kecuali bila R ialah atom H. Perbedaan antara asam amino yang satu dengan asam
amino yang lain disebabkan oleh perbedaan gugus R yang disebut rantai samping. Ada 20
asam amino yang bertindak sebagai pembangun molekul protein, yaitu glisin, alanin, valin,
leusin, isoleusin, serin, treonin, sistein, treonin, sistein, metionin, prolin, fenilalanin, tirosin,
triptofan, asam aspartat, asam glutamat, asparagin, glutamin, lisin, arginin dan histidin.Pada
umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti
eter, aseton dan kloroform. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina. Kedua sifat fisika ini menunjukkan bahwa
asam amino cenderung mempunyai struktur yang bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi
dan bukan sekedar senyawa yang mempunyai gugus –COOH dan gugus –NH2. Hal ini
tampak pula pada sifat asam amino sebagai elektrolit.
Asam amino mengandung suatu gugus amino yang bersifat basa dan gugus karoksil
yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Asam amino mengalami reaksi asam-basa
internal yang menghasilkan suatu ion dipolar, yang juga disebut zwitterion atau ion amfoter.
Rumus ion dipolar asam amino :
Apabila asam amino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan ion H+,
sedangkan gugus amina akan menerima ion H+, sebagaimana dituliskan di bawah ini :
-COOH -COO- + H+
-NH2 + H+ -NH3+
Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins
cole, uji belerang, uji ninhidrin, uji xantroproteat, dan uji biuret.Pada uji asam amino terdapat
uji bersifat umum dan uji bersifat khusus berdasarkan jenis asam aminonya. Seperti halnya
uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin atau triptofan, uji Hopkins-Cole terhadap
triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan
senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Uji
ninhidrin bersifat umum dimana bereaksi positif dengan menghasilkan warna violet dari
semua asam amino dengan gugus amino primer. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk
asam amino yang mengandung inti benzena.
A. Uji Millon
Reagen yang digunakan adalah larutan merkuri dan ion merkuri dalam asam nitrat dan
asam nitrit. Warna merah yang terbentuk adalah garam merkuri dan tirosin yang ternitrasi.
Pereaksi Millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam protein sehingga pada
penambahan logam ini akan menghasilkan endapan putih dari senyawa merkuri. Untuk
protein yang mengandung tirosin atau triptofan penambahan pereaksi Millon memberikan
warna merah. Namun pereaksi ini tidak spesifik karena juga memberikan tes positif warna
merah dengan adanya senyawa fenol.
B. Uji Ninhidrin
Apabila ninhidrin dipanaskan dengan asam amino, maka akan terbentuk kompleks
warna. Untuk salah satu asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan jalan
mengamati intensitas warna yang terbentuk yang sebanding dengan konsentrasi dari asam
amino tersebut. Dalam hal ini NH3 dan CO2 dikeluarkan sehingga kemungkinan dapat diukur
secara kuantitatif. Reaksi :
RCH(NH2)COOH RCHO + NH3 + CO2 (warna ungu)
Seperti alanin, valin, leusin, isoleusin, fenilalanin dan metionin menghasilkan kompleks
yang berbeda warnanya dengan asam amino lainnya. Kompleks warna yang terbentuk
mengadung 2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amoniak setelah asam amino
dioksidasi. Senyawa ninhidrin merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan
asam amino, menghasilkan zat warna ungu. Hanya atom nitrogen dari zat warna ungu yang
berasal dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi menjadi aldehid dan karbon
dioksida. Jadi, zat warna ungu yang sama dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus
amino primer dan intensitas warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang
ada. Hanya prolina, yang mempunyai gugus amino sekunder, bereaksi berbeda dan
menghasilan zat warna kuning, tetapi ini pun, dapat digunakan untuk analisis.
C. Uji Hopkins-Cole
Reaksi warna protein ini menunjukkan positif apabila ditandai terbentuknya cincin
ungu pada bidang batas antara larutan protein dengan pereaksi. Pembentukan cincin ini
dikarenakan terbentuknya kondensasi 2 inti indol dari triptofan dengan aldehid. Aldehid
disini diperoleh dari asam glioksalat. Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa
aldehida dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein
yang mengandung triptofan dapat direasikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang
mengandung asam glioksilat.. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat
dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein.Beberapa
saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan. Reaksi Hopkins-Cole
member hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein (Poedjadi,1994).
AlatdanBahan
Nama Alat Jumlah Nama Bahan (larutan protein) Jumlah
Tabung reaksi 1 rak Alanin 1% 3 ml
Pipet tetes Arginin 1% 3 ml
Gelas kimia 50 ml Glisin 1% 3 ml
Gelas ukur 5 ml Albumin 1% 3 ml
Bunsen 1 buah Valin 1% 3 ml
Penjepit 1 buah Kriptopan 1% 3 ml
Labu Ukur 100 ml Putih Telur 1%-10% 3 ml
Kuning Telur 1%-10% 3 ml
Prosedur
1. Uji Millon
Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam larutan protein. Kemudian panaskan
campuran tersebut dan amati yang terjadi.
2. Uji Ninhidrin
Tambahlan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% kedalam 3 ml larutan larutan protein.
Kemudian panaskan hingga mendidih dan amati yang terjadi.
Hasil Pengamatan
1.Uji Millon
Asam Amino Dengan Reagen Millon Setelah Pemanasan
Alanin 1% Bening Bening
Arginin 1% Bening Bening
Glisin 1% Bening Bening
Albumin 1% Putih susu (endapan) Merah (endapan)
Valin 1% Bening Coklat bening
Triptopan 1% Kuning Kuning cream (endapan)
Larutan Protein (Putih Telur)
Dengan Reagen Millon Setelah Pemanasan
Larutan 1% Keruh Merah muda (gumpalan)
Larutan 2% Keruh Merah muda lebih gelap dari larutan 1% (ada gumpalan)
Larutan 3% Keruh Merah muda lebih gelap dari larutan 2% (ada gumpalan)
Larutan 4% Keruh Merah muda lebih gelap dari larutan 3% (ada gumpalan)
Larutan 5% Keruh Merah muda lebih gelap dari larutan 4%(ada gumpalan)
Larutan 6% Keruh Merah muda lebih gelap dari larutan 5% (ada gumpalan)
Larutan 7 % Keruh Merah Muda lebih gelap dari larutan 6% (ada gumpalan)
Larutan Protein (Kuning Telur)
Dengan Reagen Millon Setelah Pemanasan
Larutan 1% Bening Bening (gumpalan)
Larutan 2% Bening Bening (gumpalan lebih banyak dari larutan 1%)
Larutan 3% Bening Bening (gumpalan lebih banyak dari larutan 2%)
Larutan 4% Bening Bening (gumpalan lebih banyak dari larutan 3%)
Larutan 5% Bening Bening (gumpalan lebih banyak dari larutan 4%)
Larutan 6% Bening Bening (gumpalan lebih banyak dari larutan 5 %)
Larutan 7 % Bening Bening (gumpalan lebih banyak dari larutan 6%)
2.Uji Ninhidrid
Asam Amino Dengan 0,1% Ninhidrin Setelah Pemanasan
Alanin 1% Bening Ungu bening
Arginin 1% Bening Hijau bening
Glisin 1% Bening Ungu gelap
Albumin 1% Bening Ungu muda
Valin 1% Bening Ungu gelap
Triptopan 1% Bening Ungu muda bening
Larutan Protein (Putih Telur)
Dengan 0,1% Ninhidrin Setelah Pemanasan
Larutan 1% Bening Ungu keruh
Larutan 2% Bening Ungu keruh lebih gelap dari larutan 1%
Larutan 3% Bening Ungu keruh lebih gelap dari larutan 2%
Larutan 4% Bening Ungu keruh lebih gelap dari larutan 3%
Larutan 5% Bening Ungu keruh lebih gelap dari larutan 4%
Larutan 6% Bening Ungu keruh lebih gelap dari larutan 5%
Larutan 7 % Bening Ungu keruh lebih gelap dari larutan 6%
Larutan Protein (Kuning Telur)
Dengan 0,1% Ninhidrin Setelah Pemanasan
Larutan 1% Bening Ungu muda
Larutan 2% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 1%
Larutan 3% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 2%
Larutan 4% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 3%
Larutan 5% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 4%
Larutan 6% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 5%
Larutan 7 % Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 6%
3. Uji Hopkins-Cole
Asam Amino Dengan Reagen Hopkins-cole
Setelah Pemanasan
Alanin 1% Bening Bening
Arginin 1% Putih susu Bening
Glisin 1% Bening Bening
Albumin 1% Keruh Kuning (endapan putih)
Valin 1% Bening Bening
Triptopan 1% Kuning Cincin ungu
Larutan Protein (Ikan)
Dengan 0,1% Ninhidrin Setelah Pemanasan
Larutan 1% Bening Ungu muda
Larutan 2% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 1%
Larutan 3% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 2%
Larutan 4% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 3%
Larutan 5% Bening Ungu muda lebih gelap dari larutan 4%
Pembahasan
1. Uji Millon
Pada praktikum reaksi terhadap asam amino yang telah dilakukan oleh kelompok 6,
didapatkan hasil pengamatannya. Yang mana pada percobaan uji millon dengan
menggunakan beberapa asam amino 1%(alanin, arginin, albumin, glisin, valin, triptopan) dan
larutan protein (telur). Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan membentuken
dapan merah dengan pemanasan. Pada pengujianasam amino dengan uji Millon, larutan
protein (albumitelur) ditambahkan dengan reagen Millon. Penambahan reagen Millon ini
menyebabkan terbentuknya endapan putih yang kemudian berubah menjadi endapan merah.
Hal ini membuktikan dalam larutan albumin tersebut positif mengandung tirosin. Endapan
putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada larutan protein tersebut berasal
dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi
menjadi Hg+. Ion Hg+ ini selanjutnya membentuk garam dengan gugus karboksil daritirosin.
Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan merah.Hal ini terjadi
karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut mengoksidasi Hg + menjadi Hg2+.
Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino tirosin ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi
pembentukan HgO yang berwarna merah. Pada pengujian asam amino, setelah penambahan
reagen Millon dan pemanasan ada beberapa asam amino tidak terjadi perubahan warna.
Padahal, seharusnya terbentuk endapan merah yang dapat membuktikan bahwa dalam larutan
albumin terdapat asam amino tirosin. Hal ini kemungkinan terjadi karena penambahan reagen
Millon yang terlalu banyak.
2. Uji Ninhidrin
Pada ujinin hidrin yang dipergunakan untuk identifikasi asam α-amino dan peptida yang
memiliki gugus α-amino bebas. Hasil pecobaan yang telah dilakukan yaitu pada beberapa
asam amino yang ditambahkan ninhidrid 0.1% ke dalam tabung reaksi yang berisi masing-
masing asam amino dan dipanaskan sehingga mengalami perubahan warna yaitu ungu
dengan berbeda tingkat terangnya. Begitu juga dengan larutan protein (putih telur dan kuning
telur) setelah ditambahkan ninhidrid 0,1% dan dipanaskan mengalami perubahan warna
menjadi ungu/violet. Ninhidrin jika ditambahkan dengan asam amino dan dipanaskan akan
membentuk kompleks berwarna ungu, kecuali pada prolin dan hidroksi prolin yang gugus
aminanya tersubstitusi, memberikan hasil berwarna kuning. Pada pengujian larutan albumin,
menunjukkan uji positif terhadap uji ninhidrin. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya
larutan berwarna ungu ketika larutan tersebut ditambahkan dengan ninhidrin dan dipanaskan.
Hal serupa juga terjadi pada pengujian fenilalanin, tirosin, glisin, sistein dan triptofan, ketika
ditambahkan dengan ninhidrin dan kemudian dipanaskan, asam-asam amino tersebu
tmembentuk larutan berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa pada asam-asam amino
tersebut terdapat α-amino bebas.
3. Uji Hopkins-cole
Pada percobaan berikutnya tentang uji asam amino terhadap hopkins-cole yang kemudian
ditambah H2SO4 pekat, diperoleh bahwa untuk asam amino tryptopan terjadi perubahan
warna yaitu warna larutannya coklat dan terdapat cincin ungu yang membatasi larutan asam
amino dengan asam sulfat tersebut dan tabung reaksinya panas (akibat asam sulfat pekat), ini
dikarenakan dari struktur tryptopan yang mengandung indol sehingga tryptopan
berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam dan membentuk kompleks berwarna.
Sama halnya pada protein albumin, yaitu larutannya coklat dan terdapat cincin ungu yang
membatasinya serta tabung reaksi panas, ini dikarenakan dalam albumin terdapat tryptopan
yang mengandung gugus indol. Dengan demikian, tryptopan dan albumin dikatakan reaksi
positif terhadap uji hopkins-cole. Namun, untuk beberapa asam amino seperti alanin, valin,
glisin, tyrosin, prolin, asam glutamate, glutamine, dan arginin tidak terjadi perubahan warna
yaitu tetap bening hanya saja tabung reaksinya panas akibat asam sulfat pekat. Hal ini dapat
dikatakan reaksi negative terhadap uji Hopkins-cole.
Uji Hopkins-Cole merupakan pereaksi yang dapat bereaksi dengan larutan protein
yang mengandung triptofan dikarenakan kandungan asam glioksilat (HCOO-CHO). Pereaksi
ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk mangnesium dalam air. Setelah dicampur dengan
pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan
di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara
kedua lapisan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-satunya asam amino yang
mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai untuk identifikasi larutan asam amino
triptofan dan protein yang mengandung asam amino triptofan. Cincin ungu yang tampak pada
bidang batas antara kedua cairan adalah hasil kondensasi triptofan dengan gugus aldehida
dari asam glioksilat dalam suasana asam sulfat.
Reaksi
1. Uji Millon
1. Reaksi uji asam amino terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji
belerang, uji ninhidrin, uji xantroproteat, dan uji biuret. Percobaan yang dilakukan oleh
kelompok 6 yaitu uji Millon, uji ninhidrid, dan uji Hopkins-cole.
2. Pada uji Millon, albumin menunjukkan hasil positif dengan terjadinya perubahan
warna merah setelah dipanaskan yang menunjukkan dalam albumin terkandung asam
amino tirosin.
3. Pada uji Hopkins-Cole, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya kompleks
warna ungu pada sampel trptofan yang menunjukkan triptofan mengandung gugus indol.
4. Pada uji ninhidrin, hasil posotif ditunjukkan oleh semua sampel (albumin, glisin dan
triptofan) dengan terbentuknya kompleks warna biru atau ungu pada penambahan
ninhidrin yang mengindikasikan dalam sampel tersebutter dapat α-amino bebas
Daftar Pustaka
Anonim, 2011 b, Protein, http://id.wikipedia.org/protein (online), (diakses 10 September 2013, pukul 12.58 WIB.)
Sri, 2012, laporan-tetap-Praktikum-biokimia,http://ruanglingkupgurukimia.blogspot.com/2012/05/laporan –tetap-praktikum-biokimia.html(online), (diakses 10 September 2013, pukul 12.59 WIB.)
Primaffand, Mareti, 2011,UjiProtein, http://maretz4770.blogspot.com/2011/12/uji-protein-i.html(online), (diakses 10 September 2013, pukul 12.58 WIB.)
Pertanyaan dan Jawaban
a. Uji Millon
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?
Jawaban: Larutan akan berubahan berwarna merah, dan terbentuk garam merkuri
dari tirosin yang ternitrasi
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Jawaban: Hal ini telah terjadi akibat adanya perubahan struktur tersier ataupun
kwartener pada albumin, sehingga protein tersebut mengendap.
3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?
Jawaban: Larutan yang memberikan uji negatif adalah valin, leusin, glisin,
glutamin, asam aspartat, triftofan, dan arginin. Hal ini dikarenakan di dalam
larutan tersebut tidak memiliki gugus fenol.
b. Uji Hopkins-Cole
1. Protein apakah yang tidak memberikan uji positif?
Jawaban: Hampir semua protein uji tidak memberikan hasil uji positif, kecuali
triptofan, kuning telur dan putih telur
c. Uji Ninhidrin
1. Warna apa yang terbentuk?
Jawaban: Warna yang terbentuk adalah warna biru, namun khusus untuk prolin
berwarna kuning