Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PANGAN FUNGSIONAL MATERI PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL SEBAGAI ANTIOKSIDAN Disusun Oleh: Faranita Lutfia Normasari/131710101029 Kelompok 2/Kelas THP B
42

LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Jan 30, 2016

Download

Documents

Mata kuliah Pangan Fungsional FTP Unej
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PANGAN FUNGSIONAL

MATERI

PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Disusun Oleh:

Faranita Lutfia Normasari/131710101029

Kelompok 2/Kelas THP B

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

November, 2015

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan yang menjadi kebutuhan pokok atau primer manusia saat ini ikut

berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi. Namun, seiring dengan

berkembangnya pangan yang semakin beragam semakin beragam pula cara penyakit

menginfeksi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan radikal bebas. Selam

ini yang kita tahu radikal bebas hanya berasal dari lingkungan yang dihasilkan oleh

asap-asap pabrik maupun kendaraan bermotor. Akan tetapi, bila diteliti lebih lanjut

terdapat beberapa produk pangan yang juga bisa bersifat radikal bebas. Salah satunya

adalah sate, karena terdapat beberapa bagian pada daging sate yang terbakar hingga

menghitam inilah yang menjadi sumber radikal bebas yang bersifat karsinogenik

(penyebab kanker).

Oleh karena itu, pada saat ini juga sedang digalakkan berbagai cara untuk

menangkal radikal bebas tersebut. Karena apabila selalu ditangkal dengan obat juga

dapat merusak sistem imun yang baik dalam tubuh kita. Salah satu cara untuk

menangkal radikal bebas tersebut adalah dengan pangan fungsional. Dimana pangan

fungsional ini merupakan pangan yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi

tubuh, namun juga dapat memberikan efek sehat yang salah satunya dapat menangkal

radikal bebas dalam tubuh. Senyawa bioaktif yang secara khusus dapat menangkal

dan mengendalikan jumlah radikal dalam tubuh adalah antioksidan.

Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat

memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi

berantai dari radikal bebas. Antioksidan juga berguna untuk mencegah oksidasi

komponen makanan yang mengandung senyawa tidak jenuh (mempunyai ikatan

rangkap) misalnya minyak dan lemak. Kombinasi beberapa jenis antioksidan

memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding

dengan satu jenis antioksidan saja (Kumalaningsih, 2006). Pelaksanaan praktikum ini

bertujuan untuk mengetahui kandungan dan aktivitas antioksidan pada beberapa

produk yang sering diberitakan mengandung antioksidan yang tinggi dan apa yang

mempengaruhinya.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari diadakannya praktikum pengujian aktivitas antioksidan pada

beberapa sampel produk antara lain sebagai berikut:

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

1. Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan dalam berbagai produk pangan;

dan

2. Untuk mengetahui cara analisis aktivitas antioksidan metode DPPH pada

berbagai produk pangan.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antioksidan dan Jenis-Jenis Senyawa Antioksidan

Antioksidan adalah suatu senyawa yang pada konsentrasi rendah secara

signifikan dapat menghambat atau mencegah oksidasi substrat dalam reaksi rantai

(Halliwell dan Whitemann, 2004; Leong dan Shui, 2002). Antioksidan dapat melindungi

sel-sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai

radikal bebas. Antioksidan dapat mendonorkan elektronnya kepada molekul radikal

bebas, sehingga dapat menstabilkan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai.

Contoh antioksidan antara lain β karoten, likopen, vitamin C, vitamin E (Sies, 1997).

Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis dari senyawa antioksidan yang telah

dijabarkan oleh Sies pada paragraf sebelumnya dengan beberapa tambahan.

2.1.1 Vitamin C

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang

disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam

keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah

rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas.

Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam

(Sunita, 2004).

Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai

karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari

D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan.

Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk

tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-

asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan

tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003). Susunan kimia ini dapat dilihat pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1. Susunan kimia Asam Askorbat (Vitamin C)

2.1.2 Flavonoid

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang

paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk dalam

golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (Gambar 2.2.). Kerangka

flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah

berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini

dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem

penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.

Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah

satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayursayuran dan buah,

telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara

mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam,

berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam

bentuk bebas yang disebut aglikon (Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985; White dan

Y. Xing, 1951; Madhavi et al., 1985; Maslarova, 2001; Cook dan S. Samman,1996;

Cuppett et al.,1954 dalam Redha, 2010).

Gambar 2.2. Struktur Kimia C6-C3-C6 Flavonoid

2.1.3 Polifenol

Polifenol merupakan salah satu senyawa antioksidan yang berasal dari golongan

flavonoid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Komponen-komponen fenolik

banyak terdapat pada pangan nabati atau sayuran dan buah-buahan. Senyawa

tersebut mempengaruhi kualitas gizi pangan segar dan olahan. Selain itu senyawa

fenol dapat berfungsi sebagai antioksidan primer karena mampu menghentikan reaksi

rantai radikal bebas pada oksidasi lipid (Kochar dan Rossell, 1990 dalam Paembong,

2012).

Selain itu, polifenol memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam

molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut

dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Senyawa fenol sangat peka terhadap

oksidasi enzim dan mungkin hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase

yang terdapat dalam tumbuhan. Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim. Semua senyawa fenol berupa

senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan kuat di daerah spektrum

UV. Selain itu, secara khas senyawa fenol menunjukkan geseran batokrom pada

spektrumnya bila ditambahkan basa. Karena itu cara spektrumetri penting terutama

untuk identifikasi dan analisis kuantitatif senyawa fenol (Harbone, 1987).

Polifenol adalah senyawa yang terdiri dari 2 gugus yaitu flavanoid dan turunan

asam sinamat. Flavanoid adalah senyawa polyphenol yang banyak terdapat pada

buah, sayuran, teh, anggur merah dan cokelat. Polyphenol berfungsi sebagai

antioksidan dan bermanfaat untuk kesehatan manusia, seperti mencegah kanker,

jantung dan penyakit-penyakit lainnya (Misnawi et al., 2004).

Gambar 2.3. Struktur dasar polifenol

2.1.4 Vitamin E

Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki sifat

antioksidan, diantara vitamin E, yang paling banyak dipelajariadalah β tokoferol

(Gambar 5) karena memiliki ketersediaan hayati yang tinggi (Herrera dan Barbas, 2001

dalam Inggrid dan Santoso, 2014).

Tokoferol dapat melindungi membran sel dari oksidasi oleh radikal bebas pada

reaksi rantai peroksidasi lipid. Tokoferol dapat menghambat radikal bebas dan

mencegah tahap reaksi propagasi. Reaksi ini menghasilkan radikal tokoferosil yang

dapat diubah kembali ke bentuk kurang aktif melalui pemberian elektron dari

antioksidan lainnya, seperti askorbat dan retinol. Berikut ini pada gambar 2.4 adalah

struktur kimia dari vitamin E :

Gambar 2.4. Struktur kimia β tokoferol

2.2 Metode Pengujian Aktivitas Antioksidan

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Metode yang umum untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah dengan DPPH,

DPPH adalah 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl. Pada metode ini antioksidan (AH) bereaksi

dengan radikal bebas DPPH dengan cara mendonorkan atom hidrogen, menyebabkan

terjadinya perubahan warna DPPH dari warna ungu menjadi kuning, intensitas warna

diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm. Pada metode ini

yang diukur adalah aktivitas penghambatan radikal bebas.

Gambar 2.5. Reaksi Penghambatan Radikal DPPH (Moektiwardoyo, 2012)Metode ini tidak spesifik untuk komponen antioksidan tertentu, tetapi untuk

semua senyawa antioksidan dalam sampel. DPPH digunakan secara luas untuk

menguji aktivitas antioksidan makanan. Warna berubah menjadi kuning saat radikal

DPPH menjadi berpasangan dengan atom hidrogen dari antioksidan membentuk

DPPH-H. Aktivitas antioksidan dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

% aktivitas antioksidan = x 100%

Berdasarkan rumus tersebut, makin kecil nilai absorbansi maka semakin tinggi

nilai aktivitas penangkapan radikal. Aktivitas antioksidan dinyatakan secara kuantitaif

dengan IC50. IC50 adalah konsentrasi larutan uji yang memberikan peredaman DPPH

sebesar 50%.

Selain itu, secara umum pengujian antioksidan dapat dilihat dalam beberapa

cara, yaitu:

a. BCB Method (β-Carotene Bleaching Method) atau Metode Pemutihan β-karoten,

b. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) Radical Scavenging Method (Metode

Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH),

c. TBARS Assay (Thiobarbituric Acid-Reactive Substance),

d. CUPRAC Assay (Cupric Reducing Antioxidant Capacity),

e. ORAC Assay (Oxygen-Radical Absorbance Capacity), dan

f. FRAP Assay (Ferric Reducing Antioxidant Power) (Rafi, 2013; Rosidah, et al.,

2008).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Perkiraan aktifitas antioksidan bergantung kepada sistem pengujiannya.

Spesifitas dan sensitifitas satu metode saja tidak dapat menguji seluruh senyawa fenol

yang terdapat pada ekstrak. Oleh karena itu dibutuhkan kombinasi pengujian aktivitas

antioksidan lebih dari satu (Sun dan Ho, 2005). Selain itu, pengujian antioksidan juga

dapat dilakukan secara in vivo dan in vitro.

2.3 Senyawa Antioksidan yang terdapat dalam Kopi, Kakao, Teh, Apel, Ginseng,

dan Jahe

2.3.1 Kopi

Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji

tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.

Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea

robusta (Saputra E., 2008). Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant

yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi kelelahan, dan memberikan

efek fisiologis berupa peningkatan energi (Bhara L.A.M., 2005).

Kopi mengandung beberapa komponen fenolik selain tokoferol yang

menunjukkan kapasitas antioksidan seperti asam klorogenat yang merupakan ester

dari beberapa asam sinamat dengan asam quinat, dan asam kafeat, asam ferulat serta

asam p-kaumarat yang terdapat dalam bentuk bebas (Natella dan Scaccini dalam

Yusmarini, 2011). Senyawa polifenol yang utama pada kopi adalah asam klorogenat

dan asam kafeat. Jumlah asam klorogenat mencapai 90% dari total fenol yang

terdapat pada kopi (Mursu, et al., 2005). Senyawa polifenol yang terdapat pada kopi

mempunyai beberapa aktivitas biologis seperti kemampuan untuk memerangkap

radikal bebas, meng-kelat logam, memodulasi aktivitas enzim, mempengaruhi signal

transduksi, aktivasi faktor transkripsi dan ekspreksi gen (Yusmarini, 2011).

2.3.2 Kakao

Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu bahan baku yang dapat

digunakan dalam bidang pangan. Wood, G.A.R. (1975), kakao dibagi tiga kelompok

besar, yaitu criollo, forastero, Kadar lemak dalam biji criollo lebih rendah daripada

forastero tetapi ukuran bijinya besar, bulat, dan memberikan citarasa khas yang baik.

Lama fermentasi bijinya lebih singkat daripada tipe forastero Menurut (Djatmiko dan

Wahyudi (1986), biji kakao sangat diperlukan dalam berbagai macam industri karena

sifatnya yang khas, yaitu : (1) biji kakao mengandung lemak yang cukup tinggi (55 %),

dimana lemaknya mempunyai sifat yang unik yaitu membeku pada suhu kamar, akan

tetapi mencair pada suhu tubuh, (2) bagian padatan biji kakao mengandung komponen

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

flavor dan pewarna yang sangat dibutuhkan dalam industri makanan. Biji kakao

mengandung polifenol, yaitu senyawa yang sangat sepat, yang terdiri dari antosianin

dan leukoantosianin 3%, katekhin 3%, dan polifenol kompleks. Selama proses

fermentasi, polifenol teroksidasi oleh polifenol oksidase membentuk quinon dan

diquinon. Katekhin dan epikatekhin selama proses fermentasi, keduanya menghasilkan

warna cokelat yang khas (Susanto, 1994).

Kakao merupakan salah satu jenis pangan yang mengandung senyawa polifenol,

yang dapat bertindak sebagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Kandungan total polifenol pada kakao lebih tinggi dibandingkan dari anggur, teh hitam,

teh hijau. Kelompok senyawa polifenol yang banyak terdapat pada kakao adalah

flavonoid golongan flavanol. Flavanol umumnya terdapat dalam bentuk senyawa

tunggal seperti katekin dan epikatekin dan juga berbentuk senyawa oligomer seperti

prosianidin.

2.3.3 Teh

Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari tanaman

teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses pengolahan untuk

dapat menjadi produk seperti teh hitam dan teh hijau. Untuk membuatnya, daun

biasanya dilayukan dan kemudian digulung dengan alat pemutar OTR (Open Top

Roller), kemudian dihamparkan ke udara agar teroksidasi atau terfermentasi. Daun

kemudian dikeringkan dengan udara panas, dan dihasilkan teh hitam (Harler, 1966).

Daun teh memiliki senyawa bioaktif yang kompleks, salah satunya adalah

polifenol. Pada teh hijau kandungan polifenolnya sebesar 36 persen. Katekin

merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau dan terdiri dari epikatekin (EC),

epikatekin gallat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigallokatekin gallat (EGCG), katekin

dan gallokatekin (GC). Dalam daun teh terdapat sekitar 14 glikosida mirisetin, kuersetin

yang dapat mencegah kanker dan kolesterol. Flavonol merupakan zat antioksidan

utama pada daun teh yang terdiri atas kuersetin, kaempferol dan mirisetin. Sekitar 2- 3

persen bagian teh yang larut dalam air merupakan senyawa flavonol (Alumniits, 2009).

Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin, yaitu suatu turunan tannin

terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena banyaknya gugus

fungsional hidroksil yang dimilikinya. Selain itu, teh juga mengandung alkaloid kafein

yang bersama-sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan.

Beberapa vitamin yang dikandung teh di antaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan

vitamin A yang diduga akan menurun kadarnya akibat pengolahan, namun masih

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

dapat dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam

teh, terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur gigi (Kustamiyati, 2006).

Pada daun teh segar, kadar tannin pada tahap pengolahan teh hitam secara

berturut-turut semakin kecil konsentrasinya, sedangkan pada teh hijau terdapat

sebaliknya. Meskipun semua komponen tannin dari hasil berbagai penelitian diketahui

mempunyai kemampuan untuk penyembuhan penyakit ginjal, namun tannin dalam

bentuk epigalokatekin galat, merupakan tannin predominan dari teh hijau yang paling

berkhasiat. Tannin memiliki rasa yang sepat sehingga mudah untuk dideteksi. Tannin

merupakan senyawa yang sangat penting karena hampir semua karakteristik mutu teh

berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada tannin selama pengolahan teh.

Tannin yang terkandung dalam teh merupakan turunan asam galat dan dikenal dengan

katekin (Ramayanti, 2003).

2.3.4 Apel

Daging buah apel mengandung senyawa-senyawa flavonoid seperti : Catechin,

procyanidin, phloridzin, phloretin glycoside, caffeic acid, dan chlorogenic acid.

Sedangkan kulit apel selain mengandung senyawa-senyawa di atas, juga mengandung

flavonoid tambahan yang tidak terdapat pada daging buah seperti quercetin glycosides

dan cyanidin glycoside (Wolfe dan Liu, 2003).

Kulit apel yang diekstrak mengandung vitamin C dengan total aktivitas

antioksidan 1251±56 μmol/gram (Wolfe dan Liu, 2003). Vitamin C merupakan

mikronutrien esensial yang larut air yang berguna untuk kesehatan tubuh. Manusia dan

primata lainnya tidak dapat mensintesis vitamin C karena tidak adanya enzim L-

gulonolakton oksidase, suatu enzim terminal dalam biosintesis vitamin C dari glukosa

(Shills, 2006).

2.3.5 Ginseng

Faridah dan Isfaryanti (1996) menyebutkan bahwa akar ginseng jawa

mengandung steroid/sterol (stigmasterol dan b-sitosterol) dan saponin (b sitosterol-b-

D-glukosida), senyawa pereduksi dan senyawa yang diduga kumarin. Sedangkan

Sukardiman (1996) menyebutkan bahwa dari hasil analisis KLT (kromatografi lapis

tipis) densitometri, diketahui ada sedikitnya dua senyawa (golongan terpenoid dan

steroid ) yang terkandung dalam ginseng jawa sama dengan yang terkandung dalam

ginseng korea.

2.3.6 Jahe

Jahe (Zingiber officinale, Roscoe) merupakan salah satu rempah yang umum

digunakan untuk keperluan rumah tangga dan secara universal diketahui juga dapat

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

dimanfaatkan untuk kesehatan. Antioksidan utama yang terkandung dalam jahe adalah

gingerol, shogaol dan gingeron. Ekstrak jahe mempunyai sifat antioksidan, karena

dapat ”menangkap” anion superoksida dan radikal hidroksil. Hasil percobaan

menggunakan mikrosom hati tikus menunjukkan bahwa gingerol yang diisolasi dari

rimpang jahe pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pembentukan kompleks

askorbat-besi (ferro) yang dapat menginduksi peroksidasi lipid. Demikian juga gingerol

dari jahe dapat menghambat fungsi platelet karena dapat menghambat pembentukan

tromboksan dan dapat menghambat terjadinya peradangan (inflamasi). Selain itu,

ekstrak jahe dapat pula menghambat biosintesis kolesterol dalam hati (Muchtadi,

2009).

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

BAB III. BAHAN DAN METODE

3.1 Bahan

3.1.1 Bahan Pangan yang Digunakan dalam Analisa Uji Aktivitas Antioksidan Antara

Lain:

1. Vicco bubuk cokelat murni

2. Vicco 3 in 1

3. Pro food jahe chocolate

4. Sekar arum kopi arabika murni

5. Sekar arum ereksa (kopi robusta ginseng instan)

6. Sekar arum kopi blanding ekselen

7. Sekar arum kopi jahe sachet

8. Sekar arum kopi robusta murni

9. Sekar arum komik (kopi minim kafein)

10. Kopi O Aik chehong

11. Kopi jahe sekar arum

12. Rolas tea black tea

13. Teh Botol Sosro

14. Sariwangi sari melati

15. Oolong my tea

16. Tong tji green tea

17. Mirai ocha

18. Teh kepala djenggot

19. Zestea green tea

3.1.2 Bahan Kimia yang Dgunakan dalam Uji Aktivitas Antioksidan

1. Aquades

Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor

sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Aquades berwarna bening, tidak

berbau, dan tidak memiliki rasa. Aquades biasa digunakan untuk membersihkan

alat-alat laboratorium dari zat pengotor (Petrucci, 2008). Aquades merupakan air

murni hasil destilasi. Aquades memiliki kemampuan yang baik untuk

mengekstraksi sejumlah bahan simplisia (Voigt, 1995).

2. DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrasil)

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

DPPH (1,1 –diphenyl-2-picrylhydrazyl) merupakan radikal bebas yang dapat

bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat

berguna untuk pengujian aktivitas antioksidan komponen tertentu dalam suatu

ekstrak. Karena adanya electron yang tidak berpasangan. DPPH memberikan

serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh

keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara

stokiometri sesuai jumlah elekton yang diambil. Keberadaan senyawa

antioksdian dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.

3. Etanol p.a

Etanol p.a merupakan jenis pelarut murni yang sudah umum digunakan

dalam praktikum, etanol ini sering digunakan untuk mengekstrak suatu bahan

pangan sehingga didapatkan ekstrak dari bahan yang digunakan.

3.2 Persiapan Bahan

3.2.1 Sampel Bubuk

Bahan pangan yang akan diuji nilai antioksidannya akan dilakukan pengenceran

terlebih dahulu dengan aquades hangat bagi sampel padat/bubuk agar senyawa yang

terkandung di dalamnya terlarut sempurna, karena air panas membuka pori-pori

sampel. Sampel bubuk tersebut antara lain jenis coklat bubuk dan kopi bubuk dari

berbagai merek yang dilakukan penimbangan masing-masing 1,5 g. Larutan campuran

sampel bubuk dan aquades hangat diaduk selama 10 menit untuk menghomogenkan

larutan. Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring untuk

memisahkan ampas dengan filtrat. Filtrat yang dihasilkan ditera dengan menambahkan

aquades hingga 50 ml di dalam labu takar. Filtrat yang sudah diencerkan diambil 1 ml

kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 ml dan dilakukan pengenceran kembali

dengan penambahan aquades 50 ml. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengujian

aktivitas antioksidan dalam sampel yang digunakan saat pengukuran absorbansi

sehingga nantinya larutan encer ini akan dicuplik sebesar 0,1 ml.

3.2.2 Sampel Minuman

Pada sampel yang berupa cairan/minuman tidak dilakukan preparas, namun

langsung dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menambahkan bahan kimia

yang digunakan untuk analisa seperti DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl) dan

etanol. Hal ini dikarenakan sampel minuman telah berbentuk konsentrasi yang encer

dalam kemasannya. Oleh karena itu, hanya dilakukan pengambilan cuplikan sebesar

0,1 ml.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

3.3 Ekstraksi Senyawa Polifenol

Gambar 3.3.1. Skema kerja ekstraksi senyawa polifenol

1,5 g sampel bubuk

Pelarutan

Pengadukan 15 menit

Penyaringan

Filtrat

Ambil 1 ml

Masukkan dalam beaker glass50 ml aquades

Peneraan hingga 50 ml

Pengadukan

50 ml Aquades hangat

Ampas

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

3.4 Prosedur Analisa

3.4.1 Prosedur Analisa Blanko

Gambar 3.4.1. Skema kerja analisis blanko

3.4.2 Prosedur Analisa Sampel

Gambar 3.4.2. Skema kerja analisis aktivitas antioksidan

Dalam uji aktivitas antioksidan diawali dengan dilakukannya pembuatan blanko

untuk memperoleh nilai absorbansi yang nantinya digunakan sebagai acuan dari nilai

absorbansi sampel. Prosedur analisa pengukuran absorbansi sampel dilakukan

dengan mengambil 0,1 ml sampel yang kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Selanjutnya ditambahkan etanol 0,9 ml. penambahan etanol berfungsi karena etanol

dapat melarutkan senyawa bioaktif antioksidan berupa polifenol. kemudian

ditambahakan larutan DPPH sebanyak 3 ml. setelah itu, dilakukan pengadukan pada

sampel dengan cara di vortex agar larutan menjadi homogen. Kemudian dilakukan

pendiaman selama 30 menit. Hal bertujuan agar sampel dan radikal bebas DPPH yang

0,1 ml sampel

Dimasukkan kedalam tabung reaksi Etanol 0,9 mlDPPH 3ml

dikocok

Pendiaman 30 menit

Pengukuran absorbansi λ= 517 nm

Etanol 0,9 mlDPPH 3 ml

Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Di vortex

Pendiaman 30 menit

Pengukuran absorbansi λ= 517 nm

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

berwarna ungu dapat bereaksi berubah menjadi warna ungu. Hal ini dikarenakan

DPPH direduksi oleh senyawa-senyawa antioksidan bahan sehingga warna ungu akan

semakin memudar. Tingginya kepudaran warna ungu menunjukkan seberapa besar

suatu bahan mengandung senyawa antioksidan. Tahap terakhir dalam analisa ini

dilakukan pengukuran absorbansi sampel menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 517 nm. Panjang gelombang tersebut merupakan panjang

gelaombang yang besarnya cocok untuk mendeteksi akan adanya senyawa

antioksidan dan memudahkan dalam pengukuran absorbansi.

Aktivitas scavenging terhadap radikal DPPH dinyatakan % penghambatan

terhadap radikal DPPH. Persen penghambatan dihitung dengan rumus :

Rumus: % penghambatan = x 100%

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pengamatan

No Blanko Jenis SampelPengukuran Absorbansi

(λ = 517 nm)Ulangan 1 Ulangan 2

13,034 A1 : Vicco bubuk cokelat murni 2,976 3,076

2 3,034 A2 : Vicco 3 in 1 2,765 2,8353 3,034 A3 : Vicco 3 in 1 3,030 3,0114

3,034 A4 : Pro food jahe chocolate 2,995 3,031

5 3,034 B1 : Sekar arum kopi arabika murni 2,961 2,988

6 3,034B2 : Sekar arum ereksa (kopi robusta

ginseng instan)3,008 3,028

7 3,034 B3 : Sekar arum kopi blanding ekselen 2,663 2,930

8 3,034 B4 : Sekar arum kopi jahe sachet 2,977 2,754

9 3,034 B5 : Sekar arum kopi robusta murni 2,829 2,761

10 3,034B6 : Sekar arum komik (kopi minim

kafein)2,885 1,371

11 3,034 B7 : Kopi O Aik chehong 2,413 2,315

12 3,034 B8 : Kopi jahe sekar arum 0,708 0,736

13 3,034 C1 : Rolas tea black tea 2,836 2,283

14 3,034 C2 : Teh Botol Sosro 0,308 0,300

15 3,034 C3 : Sariwangi sari melati 2,979 2,935

16 3,034 C4 : Oolong my tea 1,811 1,686

17 3,034 C5 : Tong tji green tea 2,981 2,933

18 3,034 C6 : Mirai ocha 2,217 2,000

19 3,034 C7 : Teh kepala djenggot 2,622 2,652

20 3,034 C8 : Zestea green tea 0,625 0,629

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

4.1.2 Hasil Perhitungan

No BlankoJenis Sampel

% Penghambatan Antioksidan

terhadap DPPH Rata-rata(%)

SD RSD (%)Ulangan

1Ulangan

2

13,034

A1 : Vicco bubuk cokelat murni

1,91 1,91 - -

2 3,034 A2 : Vicco 3 in 1 8,87 6,56 7,76 1,63 21,06

3 3,034 A3 : Vicco 3 in 1 0,13 0,76 0.44 0,44 101,26

4 3,034A4 : Pro food jahe

chocolate1,28 0,1 0,69 0,83 120,92

5 3,034B1 : Sekar arum kopi

arabika murni2,41 1,52 1,96 0,63 32,11

6 3,034

B2 : Sekar arum ereksa (kopi robusta ginseng instan)

0,87 0,2 0,54 0,47 87,74

7 3,034B3 : Sekar arum kopi

blanding ekselen12,23 3,43 7,83 6,22 79,47

8 3,034B4 : Sekar arum kopi

jahe sachet1,88 9,23 5,56 5,20 93,47

9 3,034B5 : Sekar arum kopi

robusta murni6,76 9 7,88 1,58 20,10

10 3,034B6 : Sekar arum

komik (kopi minim kafein)

4,91 54,81 29,86 35,28 118,17

11 3,034B7 : Kopi O Aik chehong

20,47 23,7 29,86 11,23 37,61

12 3,034B8 : Kopi jahe sekar arum

76,66 75,74 76.2 0,65 0,85

13 3,034C1 : Rolas tea black tea

6,53 24,75 15.64 12,88 82,37

14 3,034 C2 : Teh Botol Sosro 89,85 90,11 89.98 0,18 0,20

15 3,034C3 : Sariwangi sari melati

1,81 3,26 2,54 1,02 40,37

16 3,034 C4 : Oolong my tea 40,31 44,43 42,37 2,91 6,88

17 3,034C5 : Tong tji green tea

1,75 3,33 2,54 1,12 43,99

18 3,034 C6 : Mirai ocha 26,93 34,08 30,51 5,05 16,57

19 3,034C7 : Teh kepala djenggot

13,58 12,59 13,08 0,70 5,35

20 3,034C8 : Zestea green tea

79,4 79,27 79,34 0,09 0,12

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

4.2 Pembahasan

Grafik 4.1. Aktivitas Antioksidan Masing-Masing Sampel Produk Pangan

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa, nilai tertinggi adalah pada sampel

A20 (teh Botol Sosro) dengan nilai 89,98% yang kemudian diikuti oleh Zestea Green

Tea, dan pada urutan ketiga adalah Kopi Jahe Sekar Arum. Ketiga nilai tersebut

merupakan nilai dengan tingkat ketelitian yang tinggi karena nilai RSDnya kurang dari

5% bahkan kurang dari 1%.

Teh botol Sosro memiliki nilai tertinggi dalam aktivitas penghambatan radikal

bebas diakrenakan kandungan total polifenolnya yang tinggi. Hal ini juga telah

didukung oleh pernyataan dari Alumniits (2009) yaitu, daun teh memiliki senyawa

bioaktif yang kompleks, salah satunya adalah polifenol. Pada teh hijau kandungan

polifenolnya sebesar 36 persen. Katekin merupakan senyawa dominan dari polifenol

teh hijau dan terdiri dari epikatekin (EC), epikatekin gallat (ECG), epigallokatekin

(EGC), epigallokatekin gallat (EGCG), katekin dan gallokatekin (GC). Dalam daun teh

terdapat sekitar 14 glikosida mirisetin, kuersetin yang dapat mencegah kanker dan

kolesterol. Flavonol merupakan zat antioksidan utama pada daun teh yang terdiri atas

kuersetin, kaempferol dan mirisetin. Sekitar 2- 3 persen bagian teh yang larut dalam air

merupakan senyawa flavonol. Namun, menurut Ramayanti (2003), pada daun teh

segar, kadar tannin pada tahap pengolahan teh hitam secara berturut-turut semakin

kecil konsentrasinya, sedangkan pada teh hijau terdapat sebaliknya. Meskipun semua

komponen tannin dari hasil berbagai penelitian diketahui mempunyai kemampuan

untuk penyembuhan penyakit ginjal, namun tannin dalam bentuk epigalokatekin galat,

merupakan tannin predominan dari teh hijau yang paling berkhasiat. Tannin memiliki

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

rasa yang sepat sehingga mudah untuk dideteksi. Tannin merupakan senyawa yang

sangat penting karena hampir semua karakteristik mutu teh berkaitan erat dengan

perubahan yang terjadi pada tannin selama pengolahan teh. Tannin yang terkandung

dalam teh merupakan turunan asam galat dan dikenal dengan katekin. Dengan kata

lain semakin rendahnya proses fermentasi yang terjadi, maka kandungan total

polifenolnya akan semakin sedikit yang berkurang.

Berdasarkan teori pada paragraf sebelumnya, maka seharusnya produk teh

dengan merek Zestea Green Tea memiliki nilai yang lebih tinggi daripada teh botol

sosro, karena teh botol sosro termasuk ke dalam jenis teh hitam yang melakukan

fermentasi penuh pada daun teh. Karena Green Tea/teh hijau merupakan jenis teh

yang tidak mengalami proses fermentasi. Perubahan nilai ini dapat diakibatkan oleh

proses inaktifasi enzim fenolase yang kurang maksimal, sehingga masih terdapat

beberapa bagian yang terfermentasi spontan. Hal ini terbukti dari warna produk yang

seharusnya berwarna putih (tidak adanya fermentasi sehingga tidak ada senyawa yang

berkontribusi memberi warna coklat) berwarna sedikit coklat bahkan hampir sama

dengan warna teh botol sosro.

Pada produk ketiga nilainya yang tinggi dikarenakan adanya kombinasi antara

kopi dan jahe. Karena menurut literatur yang ada menyebutkan bahwa, kopi

mengandung beberapa komponen fenolik selain tokoferol yang menunjukkan kapasitas

antioksidan seperti asam klorogenat yang merupakan ester dari beberapa asam

sinamat dengan asam quinat, dan asam kafeat, asam ferulat serta asam p-kaumarat

yang terdapat dalam bentuk bebas (Natella dan Scaccini dalam Yusmarini, 2011).

Senyawa polifenol yang utama pada kopi adalah asam klorogenat dan asam kafeat.

Jumlah asam klorogenat mencapai 90% dari total fenol yang terdapat pada kopi

(Mursu, et al., 2005). Jahe pun menurut literatur pada saat dilakukan penelitian pada

tikus (menggunakan mikrosom hati tikus) menunjukkan bahwa gingerol yang diisolasi

dari rimpang jahe pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pembentukan kompleks

askorbat-besi (ferro) yang dapat menginduksi peroksidasi lipid. Demikian juga gingerol

dari jahe dapat menghambat fungsi platelet karena dapat menghambat pembentukan

tromboksan dan dapat menghambat terjadinya peradangan (inflamasi). Selain itu,

ekstrak jahe dapat pula menghambat biosintesis kolesterol dalam hati (Muchtadi,

2009). Oleh kaena itu, keduanya memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum pengujian kandungan antioksidan terhadap 20

macam sampel dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. aktivitas antioksidan terbesar terdapat pada sampel teh botol sosro apabila

dibandingkan dengan sampel lainnya dengan nilai 89,98%;

2. aktivitas antioksidan pada produk dengan bahan dasar teh lebih tinggi daripada

produk dengan bahan dasar lainnya (kopi, kakao, jahe);

3. kombinasi dari dua jenis bahan dasar yang berbeda mampu meningkatkan

kemampuan antioksidan produk tersebut, misalnya pada produk Kopi Jahe

Sekar Arum;

4. rendahnya kandungan aktivitas antioksidan pada bahan dapat disebabkan

beberapa faktor yaitu pH, suhu, cahaya, pengecilan ukuran bahan atau proses

penumbukan, dan proses pengolahan yang tepat; dan

5. sampel Vicco 3 in 1 memiliki kandungan aktivitas antioksidan paling rendah

dengan nilai 0,44%.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

DAFTAR PUSTAKA

Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta: Erlangga.

Alumniits. 2009. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. http://www.alumniits.com

(diakses 25 Oktober 2015).

Bhara L.A.M., 2009. Semarang: Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral

30 Hari terhadap Gambaran Histology Hepar Tikus Wistar. Skripsi. Universitas

Diponegoro, Fakultas Kedokteran. 15-17.

Faridah GE, dan Isfaryanti AF, 1996. Skrining Fitokimia Akar Som Jawa. Prosiding

Seminar Nasional Pokjanas Tanaman Obat Indonesia XI. Surabaya.

Halliwell, B. & Whiteman, M. (2004) Measuring reactive species and oxidative damage

in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the results mean ;

Br J Pharmacol, 142,55-231.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Edisi kedua, Hal 5, 69-76, diterjemahkan oleh Kosasih

Padmawinata dan Iwang Soedira, ITB Press, Bandung.

Harler. C.R., 1966. Tea Growing. London: Oxford University Press.

Hostettmann, K., Hostettmann, M. dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi

Preparatif. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.

Halaman 9-11, 33.

Kustamiyati, B. 2006. Prospek Teh Indonesia Sebagai Minuman Fungsional.

http://www.Ippi.go.id (diakses 24 Oktober 2015).

Misnawi, S Jinap, B Jamilah, S Nazamid, 2004. Fermentation Sensory Properties of

Cocoa Liquor as Affected by Polyphenol Concentration and Duration of

Roasting. Food Quality and Preference 15 (2004) 403-409 dalam Jurnal Industri

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Hasil Perkebunan, Journal of plantation Based Industry. Volume 4 no. 2

Desember 2009. 52-64.

Paembong, Adyati. 2012. Mempelajari Perubahan Kandungan Polifenol Biji Kakao

(Theobroma Cacao L) dari Hasil Fermentasi yang diberi Perlakuan Larutan

Kapur. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar. (Skripsi)

Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalam Sistem

Biologis. Jurnal Belian Vol. 9 No. 2 Sep. 2010: 196-202.

Saputra, E. 2008. Kopi. Yogyakarta: Harmoni.

Shills M.E. (ed). 2006. Modern Nutrition in Health and Disease 10th Edition. Lippincott

William and Wilkins.

Stahl W, Sies H. 1997. Antioxidant defense: vitamin C, E and carotenoid. Supll

Sukardiman, 1996. Perbandingan Profil Kandungan Kimia dari Akar Talinum

paniculatum Gaertn. dan Panax ginseng dengan Metode KLT Densitometri.

Prosiding Seminar Nasional Pokjanas Tanaman Obat Indonesia XI. Surabaya.

Sunita, A. 2004. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Susanto, F.X., 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius.

Wolfe K. L, Liu R.H.. 2003. Apple Pells as a Value-Added Food Ingredient . J. Agric.

Food Chem. 51: 1676 – 1683.

Wood, G.A.R. 1975. Cocoa Tropical Agriculture. Series, 3 Ed. London: Longmans.

Yusmarini, 2011. Senyawa Polifenol pada Kopi: Pengaruh Pengolahan, Metabolisme

dan Hubungannya dengan Kesehatan. Program Studi Teknologi Hasil

Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Riau.

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

LAMPIRAN PERHITUNGAN

% penghambat = x 100%

Rata-rata % penghambat =

1. Vicco bubuk coklat murni dan Vicco 3 in 1

Vicco bubuk coklat murni

Blanko = 3,034

U1 = 2,976

U2 = -

U1 = x 100% = 1,91 %

U2 = -

Rata-rata = 1,91%

Vicco 3 in 1

Blanko = 3,034

U1 = 2,765

U2 = 2,835

U1 = x 100% = 8,87 %

U2 = x 100% = 6,56 %

Rata-rata = = 7,76 %

SD = (((8,87-7,76^2+(6,56-7,76)^2)/(2-1))^0,5

= 1,634655927

RSD = 1,634655927/7,76 *100%

= 21,06515 %

2. Vicco 3 in 1dan Pro food jahe chocolate

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Vicco 3 in 1

Blanko = 3,034

U1 = 3,030

U2 = 3,011

U1 = x 100% = 0,13 %

U2 = x 100% = 0,76 %

Rata-rata = = 0.44 %

SD = (((0,13-0.44)^2+(0,76-0.44)^2)/(2-1))^0,5

=0,445533388

RSD = 0,445533388/= 0.44*100%

= 101,2576 %

Pro food jahe chocolate

Blanko = 3,034

U1 = 2,995

U2 = 3,031

U1 = x 100% = 1,28 %

U2 = x 100% = 0,1 %

Rata-rata = = 0,69 %

SD = (((1,28-0,69)^2+( 0,1-0,69)^2)/(2-1))^0,5

= 0,834386002

RSD = 0,834386002/0,69*100%

= 120,9255075 %

3. Sekar arum kopi arabika dan sekar arum ereksa

Sekar arum kopi arabika

Blanko = 3,034

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

U1 = 2,961

U2 = 2,988

U1 = x 100% = 2,41 %

U2 = x 100% = 1,52 %

Rata-rata = = 1,96 %

SD = (((2,41-1,96)^2+(1,52-1,96)^2)/(2-1))^0,5

= 0,629364759

RSD = 0,629364759/1,96*100%

= 32,11045 %

Sekar arum ereksa (kopi robusta ginseng instan)

Blanko = 3,034

U1 = 3,008

U2 = 3,028

U1 = x 100% = 0,87 %

U2 = x 100% = 0,2 %

Rata-rata = = 0,54 %

SD = (((0,87-0,54)^2+(0,2-0,54)^2)/(2-1))^0,5

= 0,47381431

RSD = 0,47381431/0,54*100%

= 87,74339067 %

4. Sekar arum kopi blanding ekselen dan sekar arum kopi jahe sachet

Sekar arum kopi blanding ekselen

Blanko = 3,034

U1 = 2,663

U2 = 2,930

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

U1 = x 100% = 12,23 %

U2 = x 100% = 3,43 %

Rata-rata = = 7,83 %

SD = (((12,23-7,83)^2+(3,43-7,83)^2)/(2-1))^0,5

= 6,222539674

RSD = 6,222539674/7,83*100%

= 79,47049393 %

Sekar arum kopi jahe sachet

Blanko = 3,034

U1 = 2,977

U2 = 2,754

U1 = x 100% = 1,88 %

U2 = x 100% = 9,23 %

Rata-rata = = 5,56 %

SD = (((1,88-5,56)^2+(9,23-5,56)^2)/(2-1))^0,5

= 5,197239652

RSD = 5,197239652/5,56*100%

= 93,47553331 %

5. Sekar arum kopi robusta murni dan sekar arum komik

Sekar arum kopi robusta murni

Blanko = 3,034

U1 = 2,829

U2 = 2,761

U1 = x 100% = 6,76 %

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

U2 = x 100% = 9 %

Rata-rata = = 7,88 %

SD = (((6,76-7,88)^2+( 9-7,88)^2)/(2-1))^0,5

= 1,58391919

RSD = 1,58391919/7,88

= 20,10049733 %

Sekar arum komik (kopi minim kafein)

Blanko = 3,034

U1 = 2,885

U2 = 1,371

U1 = x 100% = 4,91 %

U2 = x 100% = 54,81 %

Rata-rata = = 29,86 %

SD = (((4,91-29,86)^2+(54,81-29,86)^2)/(2-1))^0,5

= 35,28462838

RSD = 35,28462838/29,86*100%

= 118,1668733 %

6. Kopi O Aik chechong dan kopi jahe sekar arum

Kopi O Aik chechong

Blanko = 3,034

U1 = 2,413

U2 = 2,315

U1 = x 100% = 20,47 %

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

U2 = x 100% = 23,7 %

Rata-rata = = 29,86 %

SD = (((20,47-29,86)^2+(23,7-29,86)^2)/(2-1))^0,5

= 11,23021371

RSD = 11,23021371/29,86*100%

=37,60955697 %

Kopi jahe sekar arum

Blanko = 3,034

U1 = 0,708

U2 = 0,736

U1 = x 100% = 76,66 %

U2 = x 100% = 75,74 %

Rata-rata = = 76.2 %

SD = (((76,66-76.2)^2+(75,74-76.2)^2)/(2-1))^0,5

= 0,650538239

RSD = 0,650538239/76.2*100%

= 0,853724723 %

7. Rolas tea black tea dan teh botol sosro

Rolas tea black tea

Blanko = 3,034

U1 = 2,836

U2 = 2,283

U1 = x 100% = 6,53 %

U2 = x 100% = 24,75 %

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Rata-rata = = 15.64 %

SD = (((6,53-15.64)^2+(24,75-15.64)^2)/(2-1))^0,5

= 12,88348555

RSD = 12,88348555/15.64*100%

= 82,37522732 %

Teh botol sosro

Blanko = 3,034

U1 = 0,308

U2 = 0,300

U1 = x 100% = 89,85 %

U2 = x 100% = 90,11 %

Rata-rata = = 89.98 %

SD = (((89,85-89.98)^2+(90,11-89.98)^2)/(2-1))^0,5

= 0,183847763

RSD = 0,183847763/89.98*100%

= 0,204320697 %

8. Sariwangi sari melati dan Oolong my tea

Sariwangi sari melati

Blanko = 3,034

U1 = 2,979

U2 = 2,935

U1 = x 100% = 1,81 %

U2 = x 100% = 3,26 %

Rata-rata = = 2,54 %

SD = (((1,81-2,54)^2+(3,26-2,54)^2)/(2-1))^0,5

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

= 1,025329215

RSD = 1,025329215/2,54*100%

= 40,36729195 %

Oolong my tea

Blanko = 3,034

U1 = 1,811

U2 = 1,686

U1 = x 100% = 40,31 %

U2 = x 100% = 44,43 %

Rata-rata = = 42,37 %

SD = (((40,31-42,37)^2+(44,43-42,37)^2)/(2-1))^0,5

= 2,913279938

RSD = 2,913279938/42,37*100%

= 6,87580821%

9. Tong tji green tea dan mirai ocha

Tong tji green tea

Blanko = 3,034

U1 = 2,981

U2 = 2,933

U1 = x 100% = 1,75 %

U2 = x 100% = 3,33 %

Rata-rata = = 2,54 %

SD = (((1,75-2,54)^2+(3,33-2,54)^2)/(2-1))^0,5

= 1,117228714

RSD = 1,117228714/2,54*100%

= 43,98538245 %

Mirai ocha

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

Blanko = 3,034

U1 = 2,217

U2 = 2,000

U1 = x 100% = 26,93 %

U2 = x 100% = 34,08 %

Rata-rata = = 30,51 %

SD = (((26,93-30,51)^2+(34,08-30,51)^2)/(2-1))^0,5

= 5,05581843

RSD = 5,05581843/ 30,51*100%

= 16,57102075 %

10. Teh kepala djenggot dan zeztea green tea

Teh kepala djenggot

Blanko = 3,034

U1 = 2,622

U2 = 2,652

U1 = x 100% = 13,58 %

U2 = x 100% = 12,59 %

Rata-rata = = 13,08 %

SD = (((13,58-13,08)^2+(12,59-13,08)^2)/(2-1))^0,5

= 0,700071425

RSD = 0,700071425/13,08*100%

= 5,352228019 %

Zeztea green tea

Blanko = 3,034

U1 = 0,625

U2 = 0,629

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM ANTIOKSIDAN

U1 = x 100% = 79,4 %

U2 = x 100% = 79,27 %

Rata-rata = = 79,34 %

SD =(((79,4-79,34)^2+(79,27-79,34)^2)/(2-1))^0,5

0,092195445

RSD = 0,092195445/79,34*100%

= 0,11620298 %