1 Laporan Praktek Kerja Lapangan Pusdiklat Migas Cepu 2014 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Perusahaan Pusdiklat Migas Cepu merupakan instansi Pemerintahan yang menyelenggarakan tugas dan tujuannya sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Untuk menunjang kegiatan Pusdiklat Migas Cepu dilengkapi sarana pendidikan berupa Kilang pengolahan minyak mentah atau Crude Oil yang dihasilkan oleh Pertamina. Crude Oil Pertamina yang ditambang dari sumur daerah Kawengan dan Ledok dengan bantuan pompa dialirkan ke unit Kilang Cepu untuk diolah menjadi produk seperti Pertasol, Solar dan Residu. Pusdiklat Migas selain sebagai penghasil minyak juga merupakan pelaksana tugas di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusdiklat Migas bertanggung jawab kepada Kepala Badan Diklat dan Sumber Daya Mineral (Surat Keputusan Menteri Sumber Daya dan Mineral No. 150 Tahun 2001) yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2010. Fungsi Pusdiklat Migas Cepu : Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Laporan Praktek Kerja Lapangan Migas Cepu-Analisis Sifat Fisika Avtur Melalui Uji Konduktivitas Listrik, Penyerapan Atomik dan JFTOT
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.1 Sejarah Perusahaan
Pusdiklat Migas Cepu merupakan instansi Pemerintahan yang
menyelenggarakan tugas dan tujuannya sebagai Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Untuk menunjang kegiatan Pusdiklat Migas
Cepu dilengkapi sarana pendidikan berupa Kilang pengolahan minyak mentah
atau Crude Oil yang dihasilkan oleh Pertamina. Crude Oil Pertamina yang
ditambang dari sumur daerah Kawengan dan Ledok dengan bantuan pompa
dialirkan ke unit Kilang Cepu untuk diolah menjadi produk seperti Pertasol,
Solar dan Residu.
Pusdiklat Migas selain sebagai penghasil minyak juga merupakan
pelaksana tugas di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusdiklat Migas bertanggung jawab kepada
Kepala Badan Diklat dan Sumber Daya Mineral (Surat Keputusan Menteri
Sumber Daya dan Mineral No. 150 Tahun 2001) yang diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2010.
Fungsi Pusdiklat Migas Cepu :
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
2. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
4. Pelaksanaan administrasi Pusat Pelatihan dan Pendidikan Minyak dan Gas
Bumi.
Ditinjau dari sejarah berdirinya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak
dan Gas Bumi banyak mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di
Cepu sampai sekarang. Kilang minyak di daerah Cepu yang terletak antara
Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan tempat berdirinya Kilang minyak
kedua di Indonesia setelah Wonokromo.
Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Berdasarkan sejarah berdirinya, umur Kilang minyak Cepu telah
mencapai 100 tahun lebih dan telah mengalami banyak perubahan nama.
1.1.1 Jaman Hindia Belanda (1886 – 1942)
Pada awal berdirinya, Pusdiklat Migas Cepu bernama Dordtsche
Petroleum Maatschappij (DPM). DPM didirikan oleh Adrian Stoop, anak
kelima dari sebelas bersaudara. Adrian Stoop dilahirkan dari keluarga
pengusaha sebuah bank kecil di kota Dordecht (Holand). Setelah
menyelesaikan pendidikan di HBS (SLTA) pada tahun 1973 melanjutkan
pendidikan di bidang Geologi di Fakultas Teknik Universitas DELFT dan
berhasil meraih gelar sarjana pertambangan. Pada tahun 1879 diangkat
menjadi teknisi muda pada groundpeilwezen di Jawa yang bertugas
mengebor air minum. Dalam menjalankan tugasnya Adrian menemukan
sedikit kandungan minyak di dalamnya.
Pada tahun 1886 Adrian pergi ke Amerika selama 1 tahun untuk
belajar bagaimana orang Amerika mengebor dan mengelola usaha di bidang
perminyakan. Dalam laporannya yang dipublikasikan di Jaarboek voor het
mijnwezen van nederlandche indie pada 1888, dapat disimpulkan bahwa
usaha perminyakan di Indonesia memiliki prospek yang cukup baik. Dengan
modal sebesar F.150.000 didirikan DPM. Peralatan yang digunakan dipesan
dari USA dan tiba di Surabaya dalam waktu 6 bulan melalui Asterdam dan
Rotterdam. Pengeboran pertama dilakukan di Surabaya Selatan pada tahun
1888 dan menghasilkan minyak yang cukup berkualitas untuk bahan bakar
mesin uap. Kemudian dibangun Kilang kecil di Desa Medang dan di
Wonokromo.
Selain di Surabaya Adrian Stoop juga mengadakan pengeboran
minyak di daerah Rembang. Pada bulan januari 1893, dari Ngawi dengan
menggunakan alat rakit, Adrian Stoop menyusuri Bengawan Solo menuju
Ngareng dan Cepu (Panolan). Pengeboran yang dilakukan di Ngareng
berhasil memuaskan. Di daerah ini kemudian didirikan perusahaan minyak
yang akhirnya menjadi “Pusdik Migas”. Organisasinya berpusat di Jawa
Timur yang dikuasai oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM).
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
3Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
1.1.2 Jaman Jepang (1942 - 1945)
Perang Eropa merangsang pemerintah Jepang memperluas kekuasaan
di Asia. Pada tanggal 8 Desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di
Hawaii di Bom Jepang. Pengeboman ini menyebabkan meluasnya
peperangan di Asia. Pemerintah Belanda di Indonesia merasa kedudukannya
terancam, sehingga untuk menghambat laju serangan Jepang mereka
menghancurkan instalasi atau Kilang minyak yang menunjang perang,
karena pemerintah Jepang sangat memerlukan minyak untuk diangkut ke
negerinya. Perusahaan minyak terakhir yang masih dikuasai Belanda yang
terdapat di Pulau Jawa yaitu Surabaya, Cepu dan Cirebon. Dimana pada
waktu itu produksi di Cepu merupakan produksi yang paling besar dengan
total produksi 5,2 juta barrel per tahun.
Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan
merugikan diri sendiri. Sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai
menghancurkan fasilitas lapangan dan Kilang minyak. Meskipun sumber-
sumber minyak dan Kilang sebagaian besar rusak akibat taktik bumi hangus
Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir kembali secepatnya.
Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang perminyakan
sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan terdidik dalam
bidang perminyakan, Jepang mendapat bantuan tenaga sipil yang pernah
bekerja di perusahaan minyak Belanda, kemudian menyelenggarakan
pendidikan di Indonesia.
Kehadiran Lembaga Pendidikan Perminyakan di Cepu diawali oleh
Belanda bernama Midlebare Petroleum School dibawah bendera NV.
Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM). Setelah Belanda menyerah dan
Cepu diduduki Jepang maka lembaga itu dibuka kembali dengan nama
“Shokko Gakko”.
1.1.3 Masa Indonesia Merdeka (1945 - sekarang)
Setelah proklamasi kemerdekaan, lahir Perusahaan Tambang Minyak
Negara (PTMN) di Cepu. Daerah operasinya meliputi lapangan minyak
Wonocolo, Nglobo, Kawengan, Ledok dan Semanggi. Administrasi Sumber
Minyak (ASM), menyerahkan pada pemerintah sipil. Untuk itu dibentuk
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
4Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara Perusahaan Negara (BPPN) yang
kemudian melahirkan Perusahaan Tambang Rakyat Indonesia. Untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan, maka pada tahun 1957,
PTMRI diubah menjadi Perusahaan Tambang Minyak Nglobo CA.
perusahaan ini dikelola oleh pemerintah. Sejak PTMRI sampai Perusahaan
Tambang Minyak Nglobo CA banyak mengalami kemajuan.
Pada tahun 1966 Tambang Minyak Nglobo CA diubah menjadi
PERMIGAN, sedang Kilang minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan
dibeli oleh pemerintah Indonesia dari ASM dan pada tahun 1962
pengolahannya dilimpahkan pada PN PERMIGAN pada tanggal 4 Januari
1966 PN PERMIGAN dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan
Perindustrian.
Pusat Pendidikan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS) yang
berkantor pusat di Cipulir Jakarta. Sejak saat itu kilang beserta lapangan
berfungsi sebagai alat peraga pendidikan. Pada tanggal 7 Februari 1967
diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) angkatan 1.
Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
pada 26 Desember 1977, organisasi LEMIGAS diubah menjadi Pusat
Pengembangan Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MGB LEMIGAS).
Berdasarkan Kepres Nomor 15 tanggal 6 Maret 1988 semua lapangan
minyak di daerah Cepu di usahakan oleh Pertamina. Sedangkan PPT
MIGAS sesuai dengan Kepres No.15 Tahun 1987 hanya berfungsi sebagai
pengilangan dan sebagai pusat pendidikan di bidang minyak dan gas bumi
serta sebagai pusat latihan khusus. Tahun 2001, PPT MIGAS kembali
menjadi PUSDIKLAT MIGAS dengan keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 018 tahun 2010, tanggal 22 November 2010.
Pusdiklat Migas Cepu dikepalai oleh Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang mengawasi beberapa Bidang yaitu
Bidang Tata Usaha yang terdiri dari Sub bagian Kepegawaian dan Umum,
dan Sub bagian Keuangan; Bidang Program dan Kerjasama yang terdiri dari
Sub bidang Rencana dan Program, dan Sub bidang Kerjasama dan
Informasi; Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
5Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
terdiri dari Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, dan Sub
bidang Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan; Bidang Sarana dan Prasarana
Teknis terdiri dari Sub bidang Kilang dan Utilitas, dan Sub bidang
Laboratorium dan Bengkel; dan Kelompok Jabatan Fungsional.
1.2 Visi dan Misi Pusdiklat Migas Cepu
1.2.1 Visi
Visi dari Pusdiklat Migas Cepu adalah Menjadi Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan tata
pemerintahan yang bersih, baik, transparan dan terbuka.
1.2.2 Misi
Adapun misi dari Pusdiklat Migas Cepu adalah :
1. Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan Pusdiklat Migas untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
2. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk
berkompetensi melalui mekanisme ekonomi pasar.
3. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi
lebih kompetitif melalui program pengembangan Sumber Daya Manusia.
1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah unit-unit kerja dalam organisasi yang
menunjukkan adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi-fungsi yang
berbeda tersebut dapat dikoordinasi. Pusdiklat Migas Cepu merupakan
instansi yang berada di bawah pengawasan Badan Pendidikan Pelatihan
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Struktur organisasi yang ada di Pusdiklat Migas Cepu tersusun atas
pimpinan tertinggi sebagai kepala Pusdiklat Migas Cepu. Pimpinan tertinggi
membawahi kepala bagian dan kepala bidang yang bertugas memimpin unit-
unit di Pusdiklat Migas Cepu. Kepala bagian dan kepala bidang membawahi
sub bagian dan sub bidang dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat
pengawas unit dan pengelola unit yang dipimpin oleh sub bagian masing-
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
6Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
masing unit yang memiliki karyawan dengan kemampuan dan keahlian di
setiap bidang.
Pusdiklat Migas Cepu memiliki tugas untuk melaksanakan Pendidikan
dan Pelatihan di bidang Migas serta bertanggung jawab langsung kepada
Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai peraturan Mineral
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0030 Tahun 2005 Tanggal 20 Juli 2005
yang diperbaharui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010 Tanggal 22
November 2010, dan berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010, Pusdiklat Migas
Cepu memiliki beberapa bidang sebagai berikut :
1. Bidang Tata Usaha (BDMU)
Bagian tata usaha bertugas untuk mengatur urusan dan kepegawaian,
rumah tangga, ketatausahaan, serta keuangan Pusdiklat Migas Cepu.
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 810, Bidang Tata Usaha memiliki fungsi:
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah
tangga, kepegawaian, organisasi, tata laksana, hukum, hubungan
masyarakat, serta keprotokolan.
b. Pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik Negara
Berdasarkan pasal 812 dan 813 menyebutkan bahwa Bidang Tata Usaha
terdiri atas :
a. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
b. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Program dan Kerjasama (BDMP)
Bidang Program dan Kerjasama bertugas melaksanakan penyiapan
penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, anggaran, kerja sama dan
pelaporan di bidang Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 18 tahun 2010 tentang organisasi dan Tata
Kerja Kementrian ESDM Pasal 814, Bidang Program dan Kerjasama memiliki
fungsi:
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
7Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
a. Penyiapan bahan penyusunan pedoman, standar, prosedur, kriteria,
rencana, program dan anggaran, serta penyusunan laporan di bidang
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
b. Penyiapan kerja sama dan pengolahan informasi di bidang Pendidikan
dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi, serta pelayanan sertifikasi
kompetensi tenaga minyak dan gas bumi.
Berdasarkan pasal 816 dan 817 Bidang Program dan Kerjasama terdiri atas :
a. Sub Bidang Rencana dan Program
b. Sub Bidang Kerjasama dan Informasi
3. Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
(BDMD)
Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
bertugas melaksanakan penyelenggaraan. Pemantauan, dan evaluasi di bidang
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Menurut Peraturan Menteri
No. 18 tahun 2010 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal
818, Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
berfungsi untuk :
a. Penyiapan penyelenggaraan dan pelayanan jasa di bidang Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
b. Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
Berdasarkan pasal 820 dan 821 Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi
Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas :
a. Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
b. Sub Bidang Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
4. Bidang Sarana dan Prasarana Teknis (BDMS)
Bidang Sarana dan Prasarana Teknis memiliki tugas untuk
melaksanakan pengolahan sarana dan prasarana teknis di bidang Pendidikan
dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Menurut Peraturan Menteri No. 18
tahun 2010 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 822,
Bidang Sarana dan Prasarana Teknis memiliki fungsi untuk :
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
8Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
a. Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan
prasarana teknis Kilang dan Utilitas
b. Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan
prasarana teknis uji laboratorium dan bengkel
Berdasarkan Pasal 824 dan 825 Bidang Sarana dan Prasarana Teknis terdiri
atas :
a. Sub Bidang Kilang dan Utilitas
b. Sub Bidang Laboratorium dan Bengkel
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Sekretaris Badan atau Kepala Pusat yang bersangkutan. Kelompok
Jabatan Fungsional di lingkungan Badan Pendidikan dan Sumber Daya
Mineral bertugas untuk melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa
Pendidikan dan Pelatihan, serta tugas lainnya yang berdasarkan pada keahlian
atau ketrampilan tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang memiliki 3 Sub Bidang, yaitu :
a. Widyaiswara bidang pendidikan
b. Widyaiswara bidang teknologi industri
c. Widyaiswara bidang manajemen/umum
1.4 Sistem Produksi
1.4.1 Bahan Baku dan Produk
Proses produksi di Pusdiklat Migas Cepu terdapat di unit Kilang dengan
bahan baku berupa minyak mentah (Crude Oil). Pengolahan minyak
dilakukan dengan proses distilasi atmosferik yaitu, pemisahan minyak
berdasarkan titik didihnya dengan tekanan 1 atm.
Unit distilasi atmosferik atau crude distillation unit (CDU) yang berada
di Kilang Pusdiklat Migas Cepu mengolah minyak mentah yang berasal dari
sumur-sumur minyak yang terdapat di Kawengan, Ledok, Ngoblo, dan
Semanggi yang bernaung dibawah PT. Pertamina EP Region Jawa area Cepu
serta sumur minyak di Wonocolo yang merupakan pertambangan rakyat di
bawah pengawasan PT. Pertamina EP Region Jawa area Cepu.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
9Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Umpan unit distilasi di Pusdiklat Migas Cepu adalah minyak mentah
jenis HPPO (High Power Point Oil) yang merupakan campuran antara minyak
mentah dari sumur Kawengan yang berjenis LPPO (Light Power Point Oil)
dan bersifat naftanis. Produk-produk yang dihasilkan dari unit distilasi
Pusdiklat Migas Cepu adalah:
Pertasol CA, CB, dan CC
Solar
Residu
1.4.2 Kapasitas Pabrik
Kapasitas operasi di Kilang Pusdiklat Migas Cepu adalah 305 kL/hari,
sedangkan kapasitas maksimal furnace mencapai 330 – 500 kL/hari dengan
minyak mentah atau crude oil dan kontrak dagang dengan Pertamina.
Unit kilang Pusdiklat Migas Cepu mengolah Crude Oil menjadi Pertasol
CA, CB, CC, Solar, dan Residu.
1.4.3 Uraian Proses Produksi
Minyak mentah atau Crude Oil yang akan diolah oleh unit Kilang
Pusdiklat Migas Cepu terlebih dahulu dihilangkan ampuritasnya oleh
Pertamina (Treatment), kemudian diproses dengan tahap-tahap pengolahan
selanjutnya, sebagai berikut ini:
1.4.3.1 Pemanasan awal di Heat Exchanger
Minyak mentah dari tangki penampungan T.101/102 yang bersuhu +
46.9˚C dialirkan dengan pompa P-3/4/5 menuju ke HE-4,5 kemudian ke HE-1
dan HE-2,3 untuk pemanasan hingga mencapai suhu ± 127,7˚C. media
pemanas yang digunakan pada HE-4,5 adalah residu, sedangkan pada HE-1
menggunakan nafta dan HE-2,3 menggunakan Solar. Pemanasan awal
dilakukan untuk memperingan kerja furnace sehingga menghemat bahan
bakar.
1.4.3.2 Pembakaran di Furnace
Proses berikutnya setelah pemanasan di HE, Crude Oil dimasukkan ke
stabilizer V-3 kemudian dipanaskan ke furnace F-5 hingga mencapai suhu
±330˚C. Bahan bakar yang digunakan merupakan campuran udara, fuel gas,
fuel oil (residu), dan steam.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
10Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Steam digunakan untuk proses atomizing (pengkabutan) fuel oil agar
pembakaran berlangsung lebih cepat dan sempurna. Suhu pada furnace dijaga
agar tidak melebihi 370˚C, karena pada suhu tersebut Crude Oil akan
mengalami cracking dan menghambat perpindahan panas, sehingga
menurunkan efisiensi furnace.
Api dalam furnace tidak mati seluruhnya jika furnace tidak sedang
bekerja karena masih terdapat api yang berasal dari fuel gas. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya flash back (penyalahan api yang mendadak dari
furnace sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar
furnace yang terlalu besar).
Hasil pembakaran dari funace berupa gas CO2, O2 excess, N2 inert, CO
dan uap air yang dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan stack
dumper untuk mengatur keluarnya gas buang (fuel gas).
1.4.3.3 Penguapan dalam Evaporator
Crude Oil yang keluar dari furnace sekitar 60% berubah menjadi uap
kemudian masuk ke evaporator V-1 untuk memisahkan fase cair dan fase uap.
Fase uap atau fase ringan yang berupa fraksi produk campuran Pertasol dan
Solar akan keluar dari puncak V-1 pada suhu ±290,4˚C dan dialirkan menuju
ke kolom fraksinasi C-1, sedangkan fase cair atau fase berat berupa Residu
keluar dari dasar V-1 pada suhu ±281,8˚C dan dimurnikan ke residu stripper
C-5 dengan bantuan steam injection (steam streapping).
Injeksi steam menggunakan steam kering yang bertujuan untuk
memperkecil tekanan parsial hidrokarbon. Hal ini dikarenakan jika tekanan
parsial hidrokarbon turun maka penguapan hidrokarbon penguapan menjadi
lebih besar sehingga pemisahan uap hidrokarbon dari liquid menjadi lebih
sempurna. Apabila steam mengandung air, sedangkan suhu evaporator lebih
tinggi dari suhu steam maka air yang masuk akan menguap dalam evaporator
dan memperbesar tekanan total. Steam kering diperoleh dari steam yang
dilewatkan akumulator terlebih dahulu sehingga steam yang masih
mengandung air akan dipisahkan menjadi steam kering dan kondensat.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
11Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
1.4.3.4 Pemisahan pada Residu Stripper C-5
Fraksi produk dibagian bawah C-5 yang berupa Residu siap pakai diolah
lebih lanjut dan didestilasi (pengolahan residu cracking ). Residu tersebut
digunakan sebagai pemanas pada HE-4,5 kemudian didinginkan dalam box
cooler BC.02 suhu ±75˚C dan ditampung ke tangki T.104,122,123. Fraksi
ringan akan keluar dari puncak residu stripper C-5 kemudian masuk ke kolom
fraksinasi C-1.
1.4.3.5 Pemisahan pada kolom fraksinasi C-1
Fraksi ringan dikolom C-1 akan naik ke atas kolom dan akan terjadi
perpindahan panas dan massa melalui try yang bertipe buple cup try
(pemisahan fraksi ringan berupa campuran Pertasol CA, CB, CC dari side
stream terdapat produk Pertsol CC langsung bisa dipakai pelarut (tinner).
1.4.3.6 Pemisahan pada kolom fraksinanasi C-2
pruduk atas dari kolom C-1 dipisahkan kekolom C-2 .produk atas yang
keluar dari C-2 merupakan uap yaitu pertasol CA dari side stream C-2
dihasilkan produk nafta yang keluar pada suhu ± 100-120˚C.
1.4.3.7 Pendinginan dan Pengembunan pada cooler dan kondensor
Produk dari kolom fraksinasi dari kolom stripper didinginkan pada
cooler atau diembunkan dengan kondensor sebelum ditampung di tangki
penampungan.
Produk atas kolom fraksinasi C-2 yang berupa Pertasol CA masuk ke
kondensor CN-1,2,3,4 dan CN -5,6,7,8,9,10,12 sehingga terjadi
pengembunan dan keluar pada suhu ±48-50˚C. Fraksi yang melalui
kondensor CN-5,6,7,8,9,10,12 didinginkan pada cooler CM.3,4
sedangkkan fraksi yang melalui kondensor CN-1,2,3,4 didinginkan di box
cooler BC. 03,04,05,06.
Pertasol CB dari side stream C-2 masuk ke dalam cooler CL.5 dan CL.9
pada suhu ± 98˚C dan keluar pada suhu ± 58˚C
Produk bawah dari kolom C-2 berupa nafta yang keluar pada suhu ±117˚C
didinginkan ke cooler CL.13,14 dan keluar pada suhu ± 48˚C .
Pertasol CC dari side stream kolom C-1 didinginkan ke cooler CL.1,2 .
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
12Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Solar yang merupakan produksi C-4 ,setelah masuk ke HE-2,3 didinginkan
ke cooler CL.6,10,11.
Residu yang keluar dari HE-4,5 didinginkan dengan box cooler BC.02.
1.4.3.8 Pemisahan dalam separator dan penampungan
Produk yang telah dihasilkan,dipisahkan telah lebih dahulu dengan air
yang menggunakan separator dalam tamgki penampungan.
Pertasol CA dengan separator S-1 dan S-2 kemudian disimpan di tangki
T.114-116-117.
Pertasol CB menggunkan separator S-4 dan ditampung di tangki T.110.
Pertasaol CC menggunakan separator S-8 dan disimpan di tangki T.112.
Solar menggunakan separator S-6 dan ditampung di tangki T.111,120,127.
Residu ditampung di tangki T.104,122,123.
Selain distilasi atmosferik terdapat proses pengolahan lainya yaitu proses
Treating dan proses Blending.
a. Proses Treating
Proses ini merupakan proses pengurangan atau penghilangan
impuritas yang terdapat di minyak bumi di unit pengolahan Kilang
pengolahan Pusdiklat Migas Cepu. Proses ini dilakukan dengan
penambahan NaOH terhadap Pertasol untuk mengurangi kadar H2S
dan RSH. Impuritas dalam produk perlu dihilangkan karena dapat
mengakibatkan:
Menurunkan stabilitas
Timbulnya bau yang tidak enak dari pembakaran
Korosif terhadap peralatan
Turunnya mutu cat
Proses treating hanya dilakukan pada produk Pertasol CA, Nafta, dan
Pertasol CC yaitu dengan injeksi NH3 pada puncak kolom dan proses
pencucian dengan NaOH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
RSH + NaOH RSNa + H2O……….(1)
H2S + 2NaOH Na2S + 2H2O………(2)
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
13Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
b. Proses Blending
Proses Blending dilakukan dengan mencampur dua zat atau lebih yang
mempunyai komposisi berbeda untuk memperoleh hasil yang telah
ditentukan .fungsi dari proses ini adalah:
Meningkat mutu produk
Membuat produk baru
Menekan biaya
Proses Blending dilakukan untuk menghasilkan minyak BOD yang
merupakan campuran AFO dengan Solar. Kegunaannya adalah untuk
meredam goni supaya tahan lama dan R30 yang merupakan campuran
antara Solar dengan Residu sebagai bahan bakar industri.
1.4.4 Utilitas
Utilitas merupakan bagian dari suatu pabrik yang berfungsi untuk
menyediakan bahan-bahan pembantu proses sebagai sarana untuk
memperlancar proses operasi di Kilang dan keperluan lainnya. Sebagai
proses kegiata ini meliputi :
1. Penyedia air industri
2. Penyedia air minum
3. Penyedia steam atau uap bertekanan
4. Penyedia tenaga listrik
5. Penyedia bahan bakar
1.4.4.1 Unit Boiler
Boiler merupakan suatu unit yang memproduksi uap bertekanan
(steam), air pendingin kilang dan air lunak. Pada unit boiler terdapat 3 boiler
merk Wanson buatan prancis, dimana 2 boiler beroperasi sedangkan 1 boiler
untuk cadangan.
Uap yang dihasilkan merupakan boiler tekanan rendah dengan jenis
boiler pipa api (fire tube) dan satu sumbu api (single burner). Bahan bakar
yang digunakan untuk penyalaan pertama berupa gas LPG dengan ignitor
pada busi (nyala busi) dan diikuti terbukanya control valve bahan bakar
solar. Unit boiler memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
14Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
1) Penyedia uap bertekanan
Proses penyediaan uap bertekanan (steam) yaitu air umpan yang
masuk kedalam drum dan dipanaskan dari hasil pembakaran bahan
bakar menjadi uap bertekanan (steam) dengan tekanan 6 kg/cm2.
Kebutuhan uap air (steam) digunakan untuk berbagai keperluan
antara lain : proses kilang, pemanas dan media penggerak pompa torak
serta turbin uap. Pada unit boiler tersedia tiga unit ketel uap pipa api
Wanson dengan tekanan kerja normal 7 kg/cm2 dengan suhu operasi
superhead steam 170 oC.
Setelah boiler dapat menghasilkan uap bertekanan, maka tangki
bahan bakar Residu dipanaskan sampai temperatur 100 oC, kemudian
bahan bakar Solar diganti Residu denganm tekanan supply (pasok) 16
kg/cm2, sedangkan udara pembakaran dihasilkan dari blower yang
digerakkan oleh motor listrik.
2) Penyedia udara bertekanan
Dalam penyedian uap bertekanan diperoleh dari udara atmosfer
yang dimasukkan kedalam kompresor. Udara bertekanan digunakan
sebagai :
a. Penggerak alat-alat kontrol (instrumentasi) yang ada di unit Kilang.
b. Untuk back wash pada bak penyaringan air di unit water treatment.
c. Untuk pengadukan dan pembersih filter.
Pada unit boiler terdapat 4 buah kompresor yaitu 2 buah jenis
screw (ulir) yang berkapasitas 174 Nm3/jam dan 2 buah jenis
reciprocating (torak) yang berkapasitas 250 Nm3/jam.
3) Penyedia Air Lunak
Air industri yang berasal dari unit water treatment dimasukkan ke
dalam softener agar kesadahan air turun. Air lunak digunakan untuk
umpan air ketel dan air pendingin mesin. Air yang digunakan untuk
umpan ketel harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditetapkan
diantaranya pH air sekitar 8,5-9,5 dengan kesadahan total mendekati
nol. Persyaratan tersebut dibuat oleh organisasi pembuat boiler di
Amerika yaitu ABMA (American Boiler Manufacturing Association).
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
15Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Hal ini dimaksudkan agar dalam ketel atau boiler tidak cepat terbentuk
karak atau scale sehingga tidak menurunkan efisiensi ketel uap. Kerak
dapat menjadi isolasi sehingga permukaan perpindahan panas dapat
terhalang serta dapat menimbulkan kerusakan pada pipa.
4) Penyedia Air Pendingin
Sistem pendingin di Pusdiklat Migas Cepu menggunakan sistem
semi open circuit. Keadaan normal air pendingin mempunyai pH
antara 6-7. Proses penyediaan air pendingin dengan melewatkan air
bekas pemanas dari cooler dan kondensor pada cooling tower sehingga
dapat menghasilkan air pendingin. Kegunaan dari air pendingin adalah
untuk mendinginkan minyak-minyak panas di dalam cooler maupun di
dalam kondensor.
5) Penyedia Air Umpan Boiler
Air umpan boiler adalah air yang dimasukkan ke dalam boiler
untuk mengganti kehilangan air karena penguapan atau Blow down
(pembuangan air boiler) selama operasi berjalan. Jika air umpan boiler
bermutu rendah maka dapat menimbulkan kerak pada permukaan pipa
atau seluruh sistem boiler.
Air umpan boiler berasal dari bak segaran yang sebagian dipompa
dengan pompa centrifugal single stage menuju unit CPI (Corrugated
Plate Interceptor). Air yang akan masuk ke CPI ditambahkan atau
diinjeksi tawas dan kaporit terlebih dahulu. Dari unit CPI air masuk ke
bak air industry (BAI) yang berkapasitas 100 m3. Dari BAI, air
dialirkan menuju ke pressure sand filter untuk menurunkan turbiditas
air menjadi 10 ppm SiO2. Oleh karena kesadahan air masih tinggi
maka air harus dilunakkan dalam softener untuk menghilangkan atau
mengurangi kandungan ion Ca2+ dan Mg2+.
6) Penyedia Air Pemadam Kebakaran
Air dari sungai Bengawan Solo yang telah melalui proses
screening di pompa ke bak segaran sehingga terjadi pengendapan
secara gravitasi. Air dari bak segaran dipompa dengan pompa
sentrifuge menuju ke unit safety and fire sebagai air pemadam
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
16Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
kebakaran untuk didistribusikan ke hydrant-hydrant yang ada di pabrik
dan perkantoran.
1.4.4.2 Unit Power Plant
Unit penyediaan listrik di Pusdiklat Migas Cepu diperoleh dari
generator pembangkit tenaga listrik yang ada di lokasi pabrik. Pembangkit
listrik di Pusdiklat Migas Cepu menggunakan generator set dengan
penggerak mesin diesel. Pemilihan mesin diesel sebagai penggerak
generator ini dikarenakan beberapa faktor yaitu:
Perawatannya mudah
Suku cadangnya mudah didapat
Bahan bakarnya dapat dipenuhi sendiri yaitu Solar.
Fungsi PLTD yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah untuk
melayani kebutuhan listrik di unit kilang. PLTD di Pusdiklat Migas Cepu
didrikan pada tahun 1972. Unit power plant memiliki 8 buah generator
sebagai mesin untuk pembangkit listrik yang terdiri dari:
3 buah generator dengan kapasitas 820 KVA
2 buah generator dengan kapasitas 400 KVA
3 buah generator dengan kapasitas 1000 KVA
Kebutuhan bahan bakar Solar = 9000-9500 liter/hari
Kebutuhan pelumas = 100-125 liter/hari
Kebutuhan air pendingin = 15 m3
1.4.4.3 Unit Water Treatment
Water treatment merupakan unit pengolahan air yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan
operasi dan pabrik. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air
mudah didapat dari perukaan bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai
dengan penggunaannya masih sulit untuk diperoleh. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka Pusdiklat Migas Cepu mengambil air dari sungai
Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memenuhi
berbagai kebutuhan.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
17Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Hasil proses pengolahan air di unit water treatment Pusdiklat
Migas Cepu digunakan untuk:
Air minum
Air industri
Air untuk pemadam kebakaran
1.4.5 Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang yang penting,
terutama untuk menganalisa hasil maupun feed dari pengolahan Kilang, air
minum, dan Wax plant secara rutin. Di Pusdiklat Migas Cepu terdapat 2
laboratorium kontrol kualitas, yaitu:
1. Laboratorium Analisa Minyak
2. Laboratorium Analisa Air
Laboratorium ini berfungsi untuk menguji karakteristik bahan baku dan
kualitas produk yang dihasilkan di Pusdiklat Migas Cepu, apakah sesuai
dengan standar dan spesifikasi bahan yang telah ditetapkan.
1.4.5.1 Laboratorium Analisa Minyak
Dalam laboratorium ini menganalisa Crude Oil dan produk yang
dihasilkan dari Kilang dan Wax plant untuk mengendalikan mutu bahan
baku dan produknya. Metode analisa yang digunakan berdasarkan standar
ASTM (American Society for Testing). Metode-metode analisa yang
digunakan adalah:
Density at 15 oC (ASTM D-1298)
Merupakan suatu perbandingan antara massa cairan pada volume
dan suhu tertentu. Tujuannya untuk menentukan Density at 15 oC
dengan menggunakan alat hydrometer. Hasil ini dikoreksi dengan
menambahkan faktor koreksi sehingga menjadi standar pada
temperatur 15 oC.
Metode : sampel dengan volume tertentu dituangkan ke
hidrometer silinder dengan termometer didalamnya. Setelah
hidrometer terapung bebas dan termometer menunjukkan temperatur
konstan maka pembacaan pada hidrometer sebagai densitas
observation.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
18Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Penentuan Warna (ASTM D-1500)
Tujuannya untuk mengetahui warna secara visual dari produk
minyak. Metode : sampel dimasukkan ke dalam tabung gelas dan
akuades diisikan pada tabung lain. Cahayakan keduanya pada
calorimeter, kemudian di bandingkan hasilnya dan dicatat skalanya
saat kedua warnanya sama.
Flash Point
Flash point merupakan suhu terendah dimana campuran uap
minyak dan udara akan menyala apabila terkena api pada kondisi
tertentu. Tujuannya untuk menentukan flash point dari produk minyak
bumi. Metode yang digunakan adalah ASTM D-92 untuk Pelumas,
Residu dan pH Solar sedangkan ASTM D-93 untuk Guel Oil dan Gas
Oil.
Metode : sampel dimasukkan dalam cup sebanyak jumlah
tertentu tang dilengkapi dengan termometer dan dipanaskan. Pada
temperatur tertentu, api pengujian diarahkan pada permukaan sampel
karena sampel menguap maka uap sampel akan menyala. Flash point
dicatat sebagai titik terendah dimana uap menyala.
Distilasi (ASTM D-86)
Tujuannya untuk mengetahui trayek titik didih dari beberapa
produk minyak. Metode : sampel dengan volume 100 mL dimasukkan
ke labu kemudian didistilasi. Temperatur dimana untuk pertama kali
terjadi tetesan kondensat dicatat sebagai Initial Boiling Point (IBP).
Selanjutya setiap kenaikan 10% volume kondensat dicatat
temperaturnya. Final Boiling Point (FBP) diperoleh pada temperatur
maksimum yang dapat dicapai.
Pour Point (ASTM D-97)
Tujuannya untuk menngetahui temperatur terendah dimana
minyak masih dapat mengalir apabila didinginkan pada kondisi
tertentu. Metode : sampel dengan volume tertentu dipanaskan
kemudian didinginkan dalam refrigerator. Sampel diperiksa setiap
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
19Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
periode penurunan tertentu sampai temperatur dimana sampel tidak
dapat dituang, ditambah 5°F dilaporkan sebagai Pour Point.
Uji Lempeng Tembaga (ASTM D-130)
Tujuannya untuk mengetahui tingkat korosivitas dari produk
minyak. Metode : kepingan tembaga digosok dengan kertas amplas
dan dibersihkan dengan Iso-oktana kemudian dimasukkan kedalam
sampel dan dipanaskan dalam water bath selama waktu tertentu.
Setelah itu, kepingan tembaga diambil dan dicuci dengan aseton
kemudian dibandingkan warnanya dengan ASTM D-130 Copperstrip
Corrotion Standart.
Water Content (ASTM D-95)
Untuk menentukan besarnya kandungan air dalam Crude Oil
dan produk minyak. Metode : sampel dengan volume 100 mL
ditambahkan solven 100 mL kemudian didistilasi secara refluks.
Solven dan air akan terkondensasi dalam kondensor sehingga air akan
memisah dan berada pada bagian bawah kondensor, sedangkan pelarut
dan sampel akan kembali kedalam labu distilasi. Jumlah kandungan air
dibaca pada skala yang ada.
1.4.5.2 Laboratorium Analisa Air
Laboratorium ini untuk menganalisa kualitas air baku (air
Bengawan Solo) dan air olahan dari unit water treatment berupa air
Utilitas (air minum, air filter dan air CPR), dari Boiler Plant berupa air
boiler (air softener, air elektromagnetik dan air blow down) dan air
pendingin (pada Kilang,dan Power plant).
Analisa-analisa yang dilakukan adalah :
Pemeriksaan pH
Tujuannya untuk mengetahui tingkat keasaman air. Metode : sampel
dengan volume tertentu dimasukkan kedalam pH-meter dan dibaca
skalanya secara elektronik. Sebelum digunakan pH-meter dikalibrasi
terlebih dahulu dengan larutan buffer pada pH 4 dan 7.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
20Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Total Alkalinity
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar anion karbonat. Metode :
100 ml sampel dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan
indicator MO kemudian dititrasi dengan larutan HCl standar 0.1 N
sampai terjadi perubahan warna menjadi merah lembayung.
Total Hardness
Tujuannya untuk mengetahui tingkat kesadahan air yang disebabkan
oleh adanya ion-ion Ca dan Mg. Metode : 100 ml sampel dimasukkan
kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan larutan buffer dan indikator
EDTA sampai terjadi perubahan warna menjadi biru.
Total Solid
Tujuannya untuk mengetahui jumlah solid yang terkandung dalam air.
Metode : sampel dengan volume tertentu dipanaskan dalam oven
hingga kering kemudian didinginkan dan dihitung secara gravimetry.
Turbidity
Tujuannya untuk mengetahui tingkat kekeruhan air yang dinyatakan
dalam NTU SiO2. Metode : sampel dimasukkan kedalam tabung gelas
dan ditutup kemudian diukur dengan alat Nephelometer.
Klor Aktif
Tujuannya untuk mengetahui kadar klor bebas dalam air. Metode : 100
ml sampel ditambahkan dengan indicator Ortholuidine kemudian
dibandingkan dengan sampel lain tanpa ditambah larutan Ortholuidine
dan dimasukkan kedalam alat Lofibond Komparator untuk diukur
kandungan klornya.
Bilangan KmnO4
Tujuannya untuk mengetahui kandungan zat organik yang terdapat
dalam air.
1.5 Hasil Produksi dan Pemasaran
1.5.1 Hasil Produksi
Pusdiklat Migas Cepu mengolah minyak mentah yang berasal dari
PERTAMINA dengan kapasitas kurang lebih 305 kL/hari. Produk utama
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
21Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
dari pengolahan minyak mentah Pusdiklat Migas Cepu adalah sebagai
berikut:
1. Pertasol CA, CB dan CC
Pertasol ini merupakan campuran hidrokarbon cair yang mempunyai
trayek didih 45-250 °C. Pertasol atau gasoline merupakan produk yang
terpenting karena digunakan sebagai pelarut (solvent), pembersih dan
lain-lain.
a. Penggunaan Pertasol CA :
1. Digunakan pada industri cat, lacquers, varnish
2. Digunakan untuk tinta cetak.
3. Digunakan pada cleaning dan degreasing
Penggunaan komponen dalam proses antara lain:
1. Pembuatan bahan karet pada pabrik ban, vulkanisir, dan lain-lain.
2. Adhesive (lem).
3. Industry farmasi
b. Penggunaan Pertasol CB :
1. Digunakan pada industri cat, lacquers, thiner
2. Digunakan untuk tinta cetak.
3. Digunakan pada cleaning
4. Industry tekstil (printing)
c. Penggunaan Pertasol CC :
1. Untuk bahan kosmetik
2. Solar atau Gas Oil
Solar atau gas oil mempunyai trayek titik didih 250-350°C
3. Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik
didih paling tinggi yaitu 350 ºC. Residu biasanya digunakan sebagai
bahan bakar dalam pabrik karena mempunyai heating value yang tinggi.
1.5.2 Pemasaran Hasil Produksi
Untuk pemasaran hasil produksi tidak dilakukan oleh Pusdiklat Migas
Cepu melainkan dilakukan oleh pihak PERTAMINA. Karena pada dasarnya
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
22Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
disisni Pusdiklat Migas Cepu hanya mengolah minyak mentah milik
PERTAMINA.
1.6 Lokasi Pusdiklat Migas Cepu
Pusdiklat Migas Cepu mempunyai luas area sekitar 120 ha yang
berbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pusdiklat Migas
Cepu terletak di jalan Sorogo No.1 Kelurahan Karangboyo Kecamatan Cepu
Kabupaten Blora yang berjarak 750 km dari Jakarta, 160 km dari Semarang,
125 km dari Solo dan 160 km dari Surabaya.
1.7 Personalia
1.7.1 Jumlah Karyawan
Karyawan merupakan salah satu aset utama yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Karyawan memiliki peran yang sangat penting, bahkan
sukses tidaknya suatu perusahaan sangat tergantung dari karyawan.
Sistem kerja yang berlaku di Pusdiklat Migas Cepu adalah Sistem
Pegawai Negeri Sipil (PNS), dimana sehabis masa kerjanya akan
mendapat pensiun. Saat ini karyawan yang ada di Pusdiklat Migas Cepu
sebanyak 548 karyawan yang terdiri dari:
Tabel 1.1 Daftar Karyawan Pusdiklat Migas Cepu
No. Jabatan Jumlah
1. Kepala Pusdiklat Migas Cepu 1 orang
2. Kepala Bagian / bidang 4 orang
3. Kepala Sub Bagian 2 orang
4. Kepala Sub Bidang 6 orang
5. Pengawas Unit 23 orang
6. Pengelola Unit 75 orang
7. Karyawan Tetap 406 orang
8. Karyawan Honorer 31 orang
Total Karyawan 548 orang
1.7.2 Jam Kerja/Shift Karyawan
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
23Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Karyawan di Pusdiklat Migas Cepu terbagi menjadi dua kelompok yaitu
karyawan non shift dan karyawan shift.
a. Karyawan non shift terdiri dari karyawan tetap dan honorer.
Hari dan jam kerja karyawan yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah:
Tabel 1.2 Hari dan Jam Kerja Karyawan Non Shift Pusdiklat Migas Cepu
Hari Jam Kerja Istirahat
Senin 07.30-16.30 12.00-13.00
Selasa 07.30-16.30 12.00-13.00
Rabu 07.30-16.30 12.00-13.00
Kamis 07.30-16.30 12.00-13.00
Jumat 07.30-16.30 12.00-13.00
Sabtu Libur Libur
Sumber : Pusdiklat Migas Cepu
b. Karyawan shift terdiri dari karyawan tetap dan honorer yang merupakan
karyawan yang bekerja pada bagian-bagian yang memerlukan
pengawasan selama 24 jam misalnya bagian pengolahan, keamanan dan
laboratorium kontrol kualitas.
Tabel 1.3 Hari dan Jam Kerja Karyawan Shift Pusdiklat Migas Cepu
Shift Jam Kerja
Shift I Mulai pukul 08.00-16.00
Shift II Mulai pukul 16.00-24.00
Shift III Mulai pukul 24.00-08.00
1.7.3 Organisasi Perusahaan
Pusdiklat Migas merupakan pelaksana tugas di bidang Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang bertanggung jawab kepada
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pimpinan tertinggi di
Pusdiklat Migas Cepu dipegang oleh seorang kepala yang bertanggung
jawab kepada Kementrian Energi dan Sumber Daya mineral.
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
24Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
1.7.4 Kesejahteraan Karyawan
Pusdiklat Migas Cepu mempunyai berbagai fasilitas yang disediakan
untuk kesejahteraan karyawan-karyawan antara lain:
a. Fasilitas Pendidikan
Sarana-sarana yang terdapat di fasilitas pendidikan meliputi:
laboratorium dasar, bengkel, ruang peraga dan perpustakaan dengan
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan.
b. Fasilitas Perumahan
c. Fasilitas Olahraga
Sarana yang tersedia berupa GOR, lapangan sepak bola, lapangan
atletik, tenis, golf, dan kolam renang.
d. Fasilitas Kesenian dan Hiburan
Sarana yang tersedia berupa peralatan band, kulintang, karawitan, dan
sanggar tari.
e. Fasilitas lain meliputi: cuti selama 12 hari dalam 1 tahun, koperasi,
pensiun, dan dana gotong royong.
BAB II
PENDAHULUAN
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
25Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
2.1.Latar Belakang
Saat ini seluruh negara dan mayoritas manusia membutuhkan minyak dan
gas bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, mulai dari
bensin,minyak tanah,solar,LPG,avtur,dan sebagainya. Karena begitu pentingnya
benda yang satu ini,maka umat manusia dapat berperang satu dengan yang lainnya
demi mendapatkannya.Seperti yang terjadi pada negara Amerika Serikat yang
menyerang Irak tidak lain karena kepentingan yang tinggi akan migas,bukan
semata-mata bencinya dengan Saddam Husain,melainkan Irak termasuk salah satu
negara yang menyimpan cadangan migas terbesar di dunia.
Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,kualitas dari suatu produk
merupakan faktor yang penting yang membawa keberhasilan pemasaran. Kualitas
dari suatu produk dapat diartikan sebagai aspek penentu kepuasan konsumen
terhadap produk yang dihasilkan. Sehingga apabila produk atau barang yang
dihasilkan benar – benar berkualitas, maka dengan harga tinggi sekalipun
konsumen akan tetap rela untuk membeli barang tersebut. Dengan demikian,
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan faktor utama yang
mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih suatu produk.
Untuk mendapatkan kualitas produk yang baik dan sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan, maka banyak faktor yang harus diperhatikan seperti,
kualitas bahan baku yang digunakan, cara pengolahan, dan uji kelayakan produk
yang dihasilkan. Bahan baku adalah komponen yang penting dalam suatu proses
produksi. Dimana kualitasnya harus benar-benar dijaga agar setelah dilakukan
pemrosesan, maka dihasilkan output yang berkualitas baik dan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Pusdiklat Migas Cepu merupakan instansi yang mempunyai salah satu
program kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam pengolahan minyak mentah
(Crude Oil). Minyak bumi melewati beberapa tahap pengolahan sebelum dapat
digunakan secara langsung. Pada proses pengolahan minyak bumi akan
didapatkan berbagai macam fraksi/produk. Salah satu produk yang diuji pada
Pusdiklat Migas Cepu adalah Avtur.
Avtur adalah salah satu jenis bahan bakar berbasis minyak bumi yang
berwarna bening hingga kekuning-kuningan, memiliki rentang titik didih antara
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
26Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
145 hingga 300oC, dan digunakan sebagai bakar pesawat terbang. Secara umum,
avtur memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar yang
digunakan untuk pemakaian yang kurang ‘genting’ seperti pemanasan atau
transportasi darat. Avtur biasanya mengandung zat aditif tertentu untuk
mengurangi resiko terjadinya pembekuan atau ledakan akibat temperatur tinggi
serta sifat-sifat lainnya.
Sebelum dipasarkan,avtur harus melalui serangkaian pengujian
berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Spesifikasi memberikan suatu
batasan nilai minimum dan maksimum dari parameter ukur terhadap suatu
produk. Tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk melindungi keselamatan
konsumen baik orang maupun peralatannya serta untuk mengurangi pencemaran
lingkungan. Oleh karena itulah, perlu dilakukan penjagaan terhadap kualitas
Avtur yang dihasilkan melalui pengujian sifat fisik dan sifat kimia Avtur.
Namun,kami hanya menganalisis pengujian sifat fisik dari avtur melalui uji
penyerapan atomic,uji konduktivitas dan uji ketahanan panas.
Oleh karena itu, praktikan mengambil judul “Analisis Sifat Fisika Avtur
melalui Uji Penyerapan Atomic, Konduktivitas Listrik dan ketahanan Panas
di Pusdiklat Migas Cepu”.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah
yang dapat diambil yaitu:
a. Bagaimana pengujian penyerapan atomik pada avtur?
b. Bagaimana pengujian konduktivitas listrik pada avtur?
c. Bagaimana pengujian ketahanan panas pada avtur?
2.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses pengujian penyerapan atomik pada avtur
b. Untuk mengetahui proses pengujian konduktivitas pada avtur.
c. Untuk mengetahui proses pengujian ketahanan panas pada avtur.
2.4 Manfaat Penelitian
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
27Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini antara lain sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi perusahaan
Sebagai masukan dalam peningkatan kualitas produksi avtur untuk
kemudian dilakukan identifikasi dan pengendalian kualitas dari timbulnya
kontaminan terhadap fraksi/produk lain.
2. Manfaat bagi praktikan
Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat di
bangku kuliah dalam dunia kerja nyata serta untuk menambah wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman di lapangan.
2.5 Waktu dan Lokasi Penelitian
Kerja Praktek ini dilaksanakan sekitar 1 bulan,terhitung mulai 1 Juni
hingga 30 Juni 2014.
2.6 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Minyak Bumi dan Kimia
Pusdiklat Migas Cepu, Blora, Jawa Tengah.
2. Produk yang diteliti adalah produk Avtur.
3. Parameter yang digunakan adalah Temperatur, dan Konduktivitas,
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014.
BAB III
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
28Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
METODELOGI
3.1 Metode
Kerja praktek yang dilakukan berupa pengamatan percobaan analisis di
Laboratorium Minyak Bumi dan Kimia di PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
Untuk mencapai tujuan yang direncanakan maka dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu :
3.1.1 Tahap Persiapan
a.Studi Pustaka Umum
Pemahaman tentang avtur,uji penyerapan atomic,uji konduktivitas dan uji
ketahanan panas.
b.Penyusunan Proposal
Penentuan topik berdasarkan hasil studi pustaka dan diskusi diwujudkan
dalam bentuk proposal yang kemudian diajukan ke PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
c.Penentuan Pembimbing
Pembimbing ditentukan oleh pihak PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
d.Penempatan
Setelah penentuan pembimbing,maka dilakukan penempatan yaitu di
Laboratorium Minyak Bumi dan Kimia PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
3.1.2 Tahap Kerja Praktek
a.Studi Pustaka
Penyesuaian topik yang dilakukan oleh PUSDIKLAT MIGAS CEPU
mendorong mahasiswa untuk memperdalam pemahaman mengenai inti
permasalahan yang berkembang baik itu dari laporan yang ada maupun berbagai
literatur yang dimiliki oleh perusahaan.
b.Pengamatan
Setelah melakukan studi pustaka,maka Praktikan melakukan pengamatan
dengan Petugas Lab di gedung Laboratorium Minyak Bumi dan Kimia
PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
c.Pengumpulan Data
Dari pengamatan,maka akan mendapat data. Lalu data tersebut dicatat.
BAB IV
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
29Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
LANDASAN TEORI
4.2.1 Minyak Mentah (Crude Oil)
Teori yang menyatakan asal usul minyak bumi adalah Organic Source
Materials. Teori ini mengatakan bahwa binatang dan tumbuh – tumbuhan
berakumulasi dalam suatu tempat selama berjuta – juta tahun yang lalu.
Contohnya dalam swaps, delta terkomposisi oleh reaksi bakteri, karbohidrat,
dan protein dipecah menjadi gas atau komponen yang larut dalam air dan
dalam tanah. Bahan yang larut dalam lemak diubah menjadi minyak bumi
melalui suatu reaksi pada suhu rendah. Cairan minyak bumi ini kemudian
berpindah ke pasir alam atau reservoir batu kapur.
Senyawa minyak bumi tersusun dari hydrogen dan karbon menjadi
hidrokarbon, juga terdapat senyawa lain yang mengandung sejumlah kecil
belerang, nitrogen, oksigen, dan logam. Komposisi kimia dan fisis minyak
bumi mentah sangat bervariasi tetapi komposisi elementer pada umumnya
terdiri dari: Karbon C : 83 – 87%; Oksigen (O) : 0,1 – 2%; Logam : 0 – 0,1%
(Gruce dan Steven, 1985).
Setiap ladang minyak bumi menghasilkan minyak mentah yang berbeda-
beda sehingga diperlukan suatu cara untuk menentukan jenis minyak yang
akan dapat mempermudah gambaran mengenai produk – produk minyak
mentah tersebut. Komposisi minyak mentah mempunyai variasi yang tak
terhingga sehingga klasifikasinya menjadi sulit dan sampai sekarang belum
ada klasifikasi yang memuaskan. Adapun beberapa klasifikasinya, antara lain:
1. Klasifikasi Berdasarkan API Gravity
Klasifikasi ini merupakan klasifikasi yang sederhana dimana ada
suatu kecenderungan bahwa jika API Gravity minyak mentah makin
tinggi, maka minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan dalam
jumlah besar, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 (Konstanta
Lemigas).
Tabel 3.1 Klasifikasi Minyak Mentah Berdasarkan API Gravity.
(Kontawa, “Minyak Bumi Pengklasifikasian dan Evaluasi”, Lemigas)
Jenis Minyak Bumi API Gravity Spesific Gravity
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
30Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Ringan >39,0 <0,830
Ringan – sedang 39,0 – 35,0 0,830 – 0,850
Berat – sedang 35,0 – 32,1 0,850 – 0,865
Berat 32,1 – 24,8 0,865 – 0,905
Sangat berat <24,8 >0,905
2. Klasifikasi Berdasarkan Senyawa yang Terkandung
Berdasarkan kandungannya, minyak mentah dibagi menjadi (Hardjono,
2001):
a) Parafine Crude Oil
Minyak mentah jenis ini banyak mengandung paraffin. Sesuai
dengan karakteristik paraffin yang memiliki kestabilan tinggi karena
merupakan senyawa jenuh, dimana pada suhu kamar tidak bereaksi dengan
alkali pekat, asam sulfat, dan asam nitrat, tetapi tidak bereaki dengan klor
dengan bantuan sinar matahari. Contoh dari senyawa paraffin adalah
alkane. Minyak mentah ini apabila telah diolah menjadi produk, memiliki
ciri – ciri, antara lain mempunyai viskositas tinggi, mengandung sulfur
yang rendah, dan memiliki bilangan oktan yang rendah.
b) Naptha Crude Oil
Jenis ini banyak mengandung nafta, yang mempunyai formula
hampir sama dengan olefin (ethylene) hanya saja olefin merupakan
senyawa tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap. Setelah diolah
minyak mentah ini memiliki ciri – ciri, antara lain mempunyai viskositas
yang rendah, sedikit mengandung lilin, dapat diproses menjadi produk
secara sederhana, dan mengandung aspal.
c) Intermediate (mixed) Crude Oil
Minyak mentah jenis intermediet setelah diolah memiliki ciri – ciri,
antara lain kaya akan straight run gasoline, banyak mengandung lilin,
dan bilangan oktannya rendah.
d) Aromatic Base Crude Oil
Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang
31Laporan Praktek Kerja LapanganPusdiklat Migas Cepu 2014
Jenis ini sering disebut seri benzene aktif, karena dapat diolah
menjadi senyawa anorganik dan banyak mengandung hydrogen aromatis.
3. Klasifikasi Berdasarkan Kandungan Kimia
Klasifikasi ini diajukan oleh Sachanen yang didasarkan pada
komposisi kimia fraksi minyak bumi yang mempunyai daerah titik didih
antara 250 - 300˚C, seperti terlihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2 Klasifikasi Minyak Mentah menurut Sachanen Van Nes dan Van
Westen, “Aspects of the Constitution of Mineral Oils”, Elsevier.