Perawatan alat produksi minyak kelapa
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Kerja praktek merupakan bagian dari
kurikulum yang dilaksanakan sebagai salah satu persyaratan untuk
pengmbilan tugas minor pada Fakultas Teknik Jurusan mesin
Universitas Islam Riau. Melalui kerja praktek ini mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh dari
bangku kuliah guna memperoleh pengalaman yang brguna dalam
mewujutkan pola kerja yang akan datang nantinya. Dalam rangka
menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah tersebut
yaitu dengan melaksanakan kerja praktek di PT. KOKONAKO INDONESIA
di Pulau Palas Kabupaten Indragiri Hilir, yang bergerak dibidang
pengolahan kelapa. Kelapa merupakan tanaman yang banyak manfaatnya
semua bagian yang terdapat pada bagian tanaman kelapa bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Buah kelapa dapat
diolah menjadi beberapa produk misalnya minyak goreng, dan kelapa
parut kering, dimana penanganannya membutuhkan teknologi yang cukup
canggih dan biaya yang besar, sehingga sulit dilakukan petani
dengan usaha skala kecil. Untuk itu pengolahan produk-produk kelapa
umumnya dilakukan di pabrik-pabrik pengolahan kelapa. Indragiri
Hilir adalah daerah penghasil kelapa terbesar di riau serta
didukung dengan pengolahan yang maju. Ditandai dengan telah
banyaknya berdiri pabrik-pabrik pengolahan kelapa yang hasilnya
tidak hanya untuk kebutuhan
1Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
dalam negri tapi juga untuk diekspor. Hal ini tentu saja
menimbulkan dampak yang baik bagi penduduk Inhil umumnya dan para
petani kelapa
khususnya.pengolahan buah kelapa secara tidak langsung dapat
meningkatkan perekonomian petani kelapa karena, apabila pengolahan
buah kelapa ditingkatkan maka kebutuhan akan buah kelapa juga
semakin meningkat dan hal ini dapat menaikkan harga buah kelapa
tersebut. Pengolahan minyak kelapa merupakan pengolahan yang paling
banyak di Inhil, pengolahan minyak kelapa di Inhil telah dilakukan
ditingkat petani dengan teknologi yang sangat sederhana dan tidak
sedikit pula dilakukan di pabrik-pabrik dengan teknologi dan
peralatan yang lebih modern. PT. Kokonako Indonesia merupakan salah
satu perusahaan di Inhil yang bergerak dibidang pengolahan buah
kelapa diantaranya terdapat pengolahan minyak kelapa mentahCrude
Coconut Oil (CNO). Di perusahaan ini pengolahan menggunakan
peralatan yang lebih tinggi sehingga minyak kelapa mentah yang
dihasilkan juga bermutu tinggi. Mengingat Indragiri Hilir sebagai
daerah penghasil kelapa dan sejalan dengan pesatnya perkembangan
perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa, serta
pentingnya peningkatan mutu minyak kelapa melalui penerapan
teknologi yang lebih tinggi,oleh karna itu alat alat produksi
minyak kelapa perlu dilakukan perawatan secara berkala agar alat
tersebut bisa dipakai lebih lama dan berpungsi sebagai mana
mestinya guna untuk kelancaran produksi minyak kelapa
2Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
1.2.
Tujuan Kerja praktek Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja
praktek adalah :
1.
Menambah ilmu pengetahuan tentang pengolahan minyak kelapa dari
kopra. 2. Melihat dan mengetahui langsung proses pengolahan minyak
kelapa dari kopra. 3. Meningkatkan keterampilan serta kreatifitas
mahasiswa dalam memahami dan menghayati dunia kerja secara nyata.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mencari pemecahan
permasalahan yang dihadapi dilapangan. 5. Agar mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang telah didapat selama proses perkuliahan 6.
Menjalin hubungan baik antara pihak perguruan tinggi khususnya
jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau (UIR) dengan PT.
KOKONAKO INDONESIA, yang dapat memberikan ilmu pengetahuan dan
teknologi. 7. Mengetahui jenis perawatan dan proses perawatan yang
di gunakan pada masing-masing mesin produksi. 8. Mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami perawatan pada alat alat produksi minyak
kelapa di PT. Kokonako Indonesia di pulau Palas Kabupaten Indragiri
Hilir Riau.
3Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
1.3 Manfaat 1. Bagi mahasiswa Dapat memahami berbagai macam
aspek kegiatan perusahaan Membandingkan teori yang telah dipelajari
dengan praktek yang dilaksanakan Melatih keterampilan dan ikut
serta dalam bekerja dilapangan 2. Bagi Fakultas Menjalin hubungan
antara pihak fakultas dengan perusahan sehingga saling mengenal 3.
Bagi Perusahaan Dapat memperkenalkan perusahaan kepada mahasiswa
Sebagai peran serta perusahaan dalam pengembangan bidang pendidikan
1.4 Ruang lingkup kerja praktek Ruang lingkup kerja praktek yang
dilaksanakan di Indonesia adalah: 1. Perkenalan umum 2. Fasilitas
Tempat 3. Tinjauan kelapangan 4. Kerja Praktek 5. Penyelesaian
laporan PT. Kokonako
4Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
1.5 Batasan masalah Penulisan laporan kerja praktek ini
berisikan tentang Manajemen dan Sistem Perawatan Alat - Alat
Produksi Minyak Kelapa pada perusahaan kelapa di PT. Kokonako
Indonesia. 1.6 Waktu dan Tempat praktek Waktu pelaksanaan kerja
praktek dilaksanakan pada tanggal 02 agustus 2010 sampai dengan
tanggal 23 agustus 2010, bertempat di PT. Kokonako Indonesia, yang
beralamat di Jl. Propinsi, Parit Haji Harun, Pulau Palas Kabupaten
Indragiri Hilir Propinsi Riau. 1.7 Metode Pengumpulan Data Adapun
data yang diperoleh selama kerja praktek ini merupakan data yang
diperoleh dari hasil turun ke lapangan dan mengadakan tanya jawab
atau wawancara kepada beberapa karyawan serta ada juga data yang
diperoleh langsung dari perusahaan tempat kerja praktek
dilaksanakan di PT. Kokonako Indonesia Pulau Palas Kabupaten
Indragiri Hilir Riau. 1.8 Sistematika penulisan untuk menulis
laporan kerja praktek ini kami membuat sistematika penulisan
sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN
5Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Bab ini membahas
tentang latar belakang, tujuan, manfaat,ruang
lingkup, batasan masalah, waktu dan tempat pratikum, metode
pengumpulan data, sistematika penulisan laporan kerja praktek. BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mambahas manajemen, sarana manajemen,
fungsi fungsi manajemen, pengertian organisasi, bentuk bentuk
organisasi, perawatan, jenis jenis perawatan, peralatan alat
produksi, proses pengolahan, perhitungan alat kontruksi, sejarah
perusahaan, ruang lingkup
perusahaan, manajemen perusahaan, paktor manusia dan pengawasan,
visi dan misi perusahaan. BAB III. PROSES PRODUKSI MINYAK KELAPA
Bab ini berisikan tentang proses produksi minyak kelapa yang ada di
PT. Kokonako Indonesia BAB IV. PERAWATAN ALAT PRODUKSI MINYAK
KELAPA Bab ini berisikan jenis perawatan, fungsi perawatan dan
perbaikan pada alat-alat produksi minyak kelapa. BAB V. KESIMPULAN
DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR
PUSTAKA
6Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Istilah manajemen, terjemahnya dalam bahasa
indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah
yang dipergunakan, seperti
ketelaksanaan, manajemen, management dan pengurusan. Untutuk
menghindari penafsiran yang berbeda-beda, dalam tulisan ini kita
pakai istilah aslinya, yaitu manajemen. Bila kita mempelajari
literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajeman
mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu
proses, kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen, dan ketiga, manajemen sebagai suatu
seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Menurut pengertian yang pertama,
yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang
diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertian yang pertama itu, kita kemukakan tiga
buah definisi.
7Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Dalam Encylopedia of the social sciense dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan nama pelaksanaan suatu tujuan
tertentu
diselengarakan dan diawasi. Selanjutnya, mengatakan bahwa
manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan
orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
bersama. Akhirnya, mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian
tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan
kegiatan orang lain. Bila kita perhatikan ketia definisi diatas,
maka akan segera tampak bahwa ada tiga pokok penting dalam
definisi-definisi tersebut, yaitu pertama, adanya tujuan yang ingin
dicapai ; kedua, tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan
orang-orang lain; dan ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain itu
harus dibimbing dan diawasi. Menurut pengertian yang kedua,
manajemen adalah
kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (
tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar
tujuan unit yang dipimpinya tercapai dengan menggunakan bantuan
orang lain. Aktivitas manajemen itu, Dengan aktivitas manajemen
dimaksudkan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan
oleh setiap manajer. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan manajer dan
aktivitas manajer itu adalah planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling. Ini sering pula disebut dengan
8Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
istilah proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada
yang menyebutnya unsur-unsur manajemen. Menurut pengertian yang
ketiga, manajemen itu adalah seni atau suatu ilmu. Mengenai ini pun
sesungguhnya belum ada keserangaman pendapat, segolongan mengatakan
bahwa manajemen itu adalah seni, segolongan lain mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama
mengandung kebenaran. Chester I Barnartd dalam bukunya the function
of the Executive, mengakui bahwa manajemen itu adalah seni dan juga
sebagai ilmu. Demikian pula manajemen itu adalah seni dan juga
sebagai ilmu. Demikian pula Henry Fayol, Alfin Brown, Harold Koontz
dan Cyril ODonnel, dan George R Terry beranggapan bahwa manajemen
itu adalah ilmu sekaligus seni. Manajemen sebagai seni berfungsi
untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat,
sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan hasil dann
manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan
fenomena-fenomena ( gejala-gejala), kejadian-kejadian,
keadaankeadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Unsur
keilmuan merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu, seperti yang
dinyatakan oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum,
dan dipertahankan oleh berbagai tingkat ujian-ujian dan
penyelidikan-penyelidikan. Unsur seni ialah pemakaian pengetahuan
tersebut pada satu situasi tertentu. Dengan pengalaman-pengalaman
pemakaian yang demikian menjadi pembawaan, kira-kira suatu panca
indera keenam, keahlian yang bersifat intuisi. Dalam
9Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
kehidupan nyata sehari-hari, manajemen benar-benar melakukan
kedua fungsi tersebut, yaitu ilmu juga sebagai seni.
Memeperlihatkan pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan
bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu
dapat diberi definisi sebagai manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2.2 Sarana Manajemen Bila kita perhatikan ketiga definisi yang
sudah dikemukakan maka tampak seakan-akan satu-satunya alat atau
sarana manajemen untuk mencapai tujuan adalah orang atau manusia
saja. Hal ini tidak demikian, pada definisi yang terakhir dikatakan
bahwa untuk mencapai tujuan, para manajer menggunakan enam M dengan
kata lain, sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan
adalah men, money, materials, machines, methods, dan markets.
Kesemuanya itu disebut sumber daya. Sarana penting atau sarana
utama dari setiap manajer untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu adalah manusia (men dan women). Berbagai
macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan
aktivitas itu dapat kita tinjau dari sudut proses seperti,
planning, organizing, staffing, directing, dan controlling, dapat
pula kita tinjau dari sudut bidang seperti penjualan, produksi,
keuangan, personalia, dan sebagainya. Untuk melakukan berbagai
aktivitas tersebut kita perlukan manusia. Tanpa adanya manusia,
manajer
10Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
tidak mungkin mencapai tujuannya. Harus diingat bahwa manajer
adalah orang yang mencapai hasil melaluio orang lain. Sarana
menejemen yang kedua adalah uang. Untuk melakukan berbagai
aktivitas diperlukan uang, seperti upah atai gaji orang-orang yang
membuat rencana, mengadakan pengawasan, bekerja dalam proses
produksi, membeli bahan-bahan, peraatan-peralatan, dan lain
sebagainya. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikan
rupa agar tujuan yang ingin dicapaibila dinilai dengan uang lebih
besar dari uang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kegagalan atau ketidaklancaran proses manjemen sedikit banyak
ditentukan atau dipengaruhi oleh perhitungan atau ketelitian dalam
menggunakan uang. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia
menggunakan bahan-bahan (materials), karenanya dianggap pula
sebagai alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan. Demikian
pula dalam proses pelaksanaan kegiatan, terlebih dalam kemajuan
teknologi dewasa ini, manusia bukan lagi pembantu bagi mesin
seperti pada masa sebelum revolusi industri, malahan sebaliknya
mesin telah berubah kedudukannya sebagai pembantu manusia. Untuk
melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna,
manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif ( metode) atau cara
melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, metode atau cara dianggap
pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.
Misalnya, ceramah bervariasi, metode kasus, metode insiden, games,
dan role playing. Masing-masing metode itu tentu
11Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
berbeda daya guna dan hasil gunanya untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan tertentu. Bagi badanyang bergerak di bidang industri,
maka sarana manajemen penting lainnya adalah pasar (markets). Tanpa
adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri
tidak mungkin akan tercapai. Salah satu masalah pokok bagi
perusahaan industri adalah minimal memepertahankan pasar yang sudah
ada, bila mungkin berusaha mencari pasar baru bagi hasil
produksinya. Oleh karena itulah, salah satu sarana manajemen
penting lainnya khusus bagi perusahaan industri dan umumnya bagi
semua badan yang bertujuan untuk mencari laba markets atau pasar.
2.3 Fungsi-Fungsi Manajemen Sampai saat ini, masih belum ada
konsensus baik diantara praktisi maupun diatara para teoritis
mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula
disebut unsur-unsur manajemen. Berikut ini ada beberapa fungsi dari
manajemen diantaranya adalah :. a. Forecasting Forecasting atau
prevoyance (prancis) adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan,
atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebeelum suatu rencana yang leblum
suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya, suatu
akademi, meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar bsuatu
akademi, meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar ke
akademi
12Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
tersebelajar ke akademi tersebut. Ramalan tersebut dengan
menggunakan beberapa indikator, misalnya jumlah lulusan SLTA
disuatu daerah tertentu. Suatu perusahaan industri harus mengadakan
forescasting tentang penjualan hasil produksinya dengan
memperhatikan jumlah penduduk pada daerah penjualan, income per
kapita anggota masyarakat, kebiasaan membeli dan sebagainya.
b. Planning termasuk budgetting Berbagai batasan tentang
planning dari yang sangat sederahana sampai kepada perumusan yang
lebih rumit. Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya
perecanaan adalah penentu serangkaian tindakan untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan. Pembatasan yang agak kompleks merumuskan
perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bagaimana hal
itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab, dan penetapan
mengapa hal itu harus dicapai. Sesungguhnya fungsi perencanaan
bukan saja menetapkan hal-hal seperti tersebut diatas, tetapi juga
dalam fungsi perencanaan sudah termasuk didalamnya penetapan
dubget. Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning
dirumuskan sebagi penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan
program dari suatu organisasi. Jadi, dengan fungsi planning
13Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
termasuk
badgetting
yang dimaksudkan
fungsi manajemen
dalam
menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menetapkan
peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus
dituruti, dan menetapkan ikhtisar biaya yang diperlukan dan
pemasukan unag yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian
tindakan yang akan dilakukan. c. Organizing Dengan organizing
dimaksud mengelompokkan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan
susunan organisasi serta tugas dan fungsifungsi dari setiap unit
yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat
hubun antara masing-masing unit tersebut. Organisasi atau
pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan
aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta
penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab
masingmasing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu. d. Staffing atau assembing resources
Istilah staffing diberikan Luther Gulick, harold Koonz dan Cyril
ODonnel sedang assembling resources dikemukakan oleh William
Herbert Newman. Kedua istialh itu cenderung mengandung pengertian
yang sama. Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut
tenaga kerja,
14Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memeberi
daya guna maksimal kepada organisasi. Organizing dan staffing
merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya.
Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menumpang
berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi,
sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orang yang
akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam organisasi
tersebut. e. Directing atau commanding Directing atau commanding
adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan
tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. f.
Leading Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi
manajemen, dikemukakan oleh Louis A. Allen yang merumuskannya
sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima
macam kegiatan, yakni : Mengambil keputusan Mengadakan komunikasi
agar saling pengertian antara manajer dan bawahan
15Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak. Memilih orang-orang yang menjadi anggota
kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan
agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. g. Coordinating Controlling atau mengkoordinasi
merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai
tujuan itu, antara lain dengan memberikan penjelasan, bimbingan
atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi
teguran. h. Motivating Motivating atau pemotivasian kegiatan
merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan.
Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada
bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka
lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih
berdaya guna dan berhasil guna.
16Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
i. Controlling Controlling atau pengawasan, sering juga disebut
pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yangbenar dengan
maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. j. Reprting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa
penyimpanan perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan
maupun tulisan sehingga dalam penerimaan laporan dapat memperoleh
gambaran bagaimana pelaksanaan tugas orang yang memberi
laporan.
2.4 Tingkat-Tingkat Manajer Dalam sebuah perusahaan, terdapat
lebih dari seorang manajer. Jamak dari manajer adalah manajemen,
yaitu kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas atau
fungsi-fungsi manajemen. Masing-masing manajer, pada hakikatnya
melakukan fungsi-fungsi yang sama ( khususnya dari sudut proses,
yaitu perencanaan, pengorganisasian,
17Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan). Namun, dilihat dari
corak kegiatannya terdapat perbedaan, sesuai dengan tingkat-tingkat
manajer itu dalam perusahaan. Tegasnya fungsi-fungsi setiap manajer
adalah sama, hanya corak kegiatannya yang berbeda, sesuai dengan
tingkatan manajer itu dalam perusahaan atau organisasi yang
berbeda, sesuai dengan tingkatan manajer itu dalam perusahaan atau
organisasi di mana ia bekerja. 2.5 Tujuan Perusahaan Fase pertama
dalam perencanaan adalah menetapkan tujuan perusahaan. Tujuan
perusahaan tidak selalu mudah menentukannya karena sering sekali
terdapat beberapa tujuan yang satu sama lain adalah sama-sama
penting. Apabila terdapat berbagai tujuan maka haruslah diadakan
pemilihan dari berbagai tujuan tersebut, tetapi ini tidak berarti
bahwa tujuan tersebut harusnya selalu satu.
Banyak perusahaan atau unit organisasi tujuannya lebih dari satu
atau jamak. Tetapi harus diingat baik dalam penentuan jumlah maupun
dalam pemilihan tujuan tersebut haruslah diperhatikan kemampuan
perusahaan untuk merealisasi tujuan, terutama mengenai
faktor-faktor produksi. Jadi, penentuan jumlah dan pemilihan
perusahaan. 2.6 Pengertian Organisasi Perkataan organisasi berasal
dari istilah yunani organon dan istilah latin organum yang berarti
alat, bagian, anggota atau badan. Dalam literatur dewasa ini, arti
organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli yang
tujuan perusahaan haruslah disesuaikan dengan kemampuan
18Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
bersangkutan melihatnya. Walaupun demikian, perbedaan arti
tersebut dapat kita golongkan kedalam salah satu dari dua pendapat
mengenai organisasi tersebut. James D. Mooney mengatakan,
organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
suatu tujuan bersama, sedang Chester I Barnard memberi pengertian
organisasi sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Ada tiga ciri dari suatu
organisasi, yaitu: 1. Adanya sekelompok orang 2. Antar hubungan
terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis 3. Kerja sama
didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masingmasing
orang untuk mencapai tujuan. 2.7 Bentuk-Bentuk Organisasi Menurut
pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab,
maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan sebagai
berikut:
a.
Bentuk organisasi garis Organisasi garis adalah organisasi yang
tertua dan paling sederhan. Penciptnya adalah Henry Fayol dari
prancis. Sering juga disebut bentuk organisasi militer karena
digunakan pada zaman dahulu di kalangan militer. Ciri-ciri bentuk
organisasi garis adalah organisasi masih kecil,
19Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
jumlah karyawan sedikit dan saling kenal, serta spesialisasi
kerja belum begitu tinggi.b.
Bentuk organisasi fungsional Organisasi fungsional diciptakan
oleh F.W.Taylor, di mana segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi komando
kepada setiap bawahaan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi
atasan tersebut.
c.
Bentuk organisasi garis dan staff Bentuk organisasi ini pada
umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan
mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit,
serta jumlah karyawannya banyak. Pada bentuk organisasi garis dan
staf, terdapat satu atau lebih tenaga staff. Staff, yaitu orang
yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan
saran dalam bidangeri nasihat dan saran dalam bidang tertentu yang
tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat
pimpinan didalam organisasi tersebut.
d.
Bentuk organisasi fungsional dan staff Bentuk organisasi staf
dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf.
2.8 Perawatan
20Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Perawatan adalah suatu kombinasi dari semua tindakan yang
dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu
peralatan pada kondisi yang dapat diterima. Pelumasan dan
pembersihan suatu peralatan adalah salah satu tindakan perawatan
yang paling mendasar yang harus dilaksanakan sebelum dan sesudah
mempergunakan mesin produksi, karena hal tersebut dapat mencegah
terjadinya keausan dan korosi. Keausan dan korosi adalah faktor
utama kerusakan pada elemen-elemen mesin, oleh kerena itu pelumasan
dan penggantian dan penambahan secara berkala, memegang peranan
utama didalam kepresisian dan mencegah keausan. Pengertian
maintenance itu sendiri adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk
menjaga peralatan agar selalu berfungsi baik untuk menjaga delivery
time dari produk dan dapat berfungsi secara optimal dalam waktu
tertentu. Dalam mencapai tujuan maintenance itu sendiri aktivitas
yang dilakukan maintenance adalah : 1. Aktivitas peningkatan yang
berusaha dan bertujuan untuk mempertahankan kehandalan peralatan
pabrik. 2. Aktivitas maintenance itu sendiri yang bertujuan untuk
mencegah kerusakan atau memperbaikinya. Maintenance merupakan suatu
fungsi dalam suatu perusahaan (pabrik) yang sama pentingnya dengan
fungsi-fungsi pabrik lainnya, misalnya produksi. Hal ini disebabkan
apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka dia akan
berusaha untuk tetap dapat mempergunakan peralatan atau fasilitas
tersebut.
21Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Demikian halnya dengan sebuah perusahaan akan selalu berusaha
agar fasilitas/peralatan produksinya dapat terus beroperasi. Demi
menjaga agar kontinuitas produksi dapat berjalan dibutuhkan
pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin produksi antara lain:
pengecekan, pelumasan, penyetelan, perbaikan maupun penggantian
spare part. Peranan maintenance tidak hanya menjaga agar pabrik
tetap beroperasi dan berproduksi, tapi juga untuk menjaga agar
pabrik dapat bekerja dengan efisien dengan mencegah
kemacetan-kemacetan yang tidak diinginkan sedini mungkin. Jadi
maintenance mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
produksi menyangkut kelancaran operasi dan efisiensi secara umum.
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara dan
menjaga fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan
produksi yang dilakukan agar proses produksi dapat berjalan sesuai
rencana. Adapun tujuan dari maintenance adalah : 1. menjaga
kontinuitas produksi agar dapat berjalan sesuai rencana produksi.
2. menjaga kinerja mesin produksi guna menjaga kualitas produk agar
tetap memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 3. mengurangi
pemakaian peralatan yang terjadi diluar batas sehingga dapat
menjaga modal yang telah diinvestasikan pada mesin tersebut. 4.
mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif. 5. menghindari
kegiatan maintenance yang membahayakan pekerja.
22Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
6. mengadakan kerjasama dengan fungsi-fungsi utama perusahaan
lainnya, dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya
paling rendah. 2.9 Jenis-jenis perawatan Kegiatan maintenance yang
dilakukan/perawatan dibedakan atas tiga macam, yaitu: 1. Breakdown
Maintenance Breakdown maintenance atau biasa juga disebut
corrective maintenance diartikan sebagai kegiatan perbaikan dan
penggantian komponen mesin yang dilakukan setelah terjadinya
kerusakan atau kelainan pada mesin sehingga mesin tidak dapat
berfungsi dengan baik. Jadi dalam hal ini kegiatan breakdown
maintenance ini sifatnya menunggu sampai kerusakan terjadi baru
kemudian dilakukan perbaikan. Maksud dari kegiatan ini agar
fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam
proses produksi pabrik. Dengan demikian apabila hanya breakdown
maintenance saja yang dilakukan, maka terdapat faktor
ketidakpastian dalam kelancaran proses produksi akibat
ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan
produksi yang ada. Jenis maintenance ini juga memerlukan biaya
pemeliharaan yang besar. Hal ini dikarenakan selain perbaikan akan
menghentikan proses produksi, breakdown maintenance ini juga
memerlukan waktu
penyediaan spare part yang banyak karena kerusakan yang ada
tidak
23Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
terprediksi sebelumnya. Biaya diperlukan akan lebih tinggi bila
spare part yang dibutuhkan adalah spare part yang harus diimpor. 2.
Preventive Maintenance Pemeliharaan preventif mengacu pada waktu
(time base), terdiri dari kegiatan inspeksi yang dilaksanakan
secara periodik untuk menemukan perkembangan keausan pada komponen
atau sub-sistem. Bila ditemui perkembangan keausan yang mengacam
kinerja alat, dilakukan kegiatan pemeliharaan untuk meniadakan
masalah tersebut. Kegiatan pemeliharaan korektif bisa dilaksanakan
seketika pada saat inspeksi, bisa juga beberapa waktu sesudahnya.
Keputusan untuk melakukan pemeliharaan korektif dalam hubungannya
dengan inspeksi dan pemeliharaan preventif tergantung pada
panjangnya waktu shutdown yang diperlukan untuk keperluan reparasi.
Harus dipertimbangkan dampak dari shutdown pada operasi dengan
berapa lama waktu reparasi yang diperlukan. Bila telah diputuskan
bahwa komponen yang aus masih mungkin dipakai sampai reparasi
selanjutnya bisa dijadwalkan, lebih baik menunda reparasi besar
hingga memungkinkan untuk direncanakan dan dijadwalkan. Inspeksi
pemeliharaan preventif harus disusun secara periodik. Bila saat
inspeksi ditemukan keausan yang serius, dilakukan beberapa kegiatan
pemeliharaan untuk memulihkan komponen tersebut ke kondisi baiknya.
Kegiatan ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan.
Dengan memanfaatkan sistem pemeliharaan preventif,
24Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
kemungkinan alat tetap bisa diaktifkan hingga inspeksi
berikutnya dapat ditingkatkan. Untuk menentukan interval inspeksi,
riwayat pemeliharaan alat tersebut perlu dipelajari. Pengambilan
keputusan untuk menjadwalkan inspeksi pemeliharaan preventif bisa
dipertimbangkan dari berbagai faktor, seperti rekomendasi pabrik
pembuat, informasi balik dari breakdown maintenance dan pengetahuan
subyektif personil
pemeliharaan yang berhubungan dengan alat tersebut. Sifat utama
pemeliharaan preventif adalah banyak alat yang dipelihara harus
shutdown untuk keperluan inspeksi. Proses inspeksi bisa
mengakibatkan downtime pada sebagian atau seluruh alat. Kehilangan
waktu operasi pada pemeliharaan preventif yang diterapkan secara
konsekuen, bisa mengakibatkan kegagalan program kegiatan
pemeliharaan preventif itu bila terdapat tuntutan kapasitas operasi
100%. Pada beberapa situasi, shutdown bisa berakibat kerugian
sehingga inspeksi pemeliharaan preventif tertunda. Kebutuhan
downtime selama inspeksi pemeliharaan preventif bukan merupakan
alasan untuk menganggap pemeliharaan preventif tidak efektif.
Penerapan pemeliharaan preventif secara konsekuen akan meningkatkan
reliability alat dan pengurangan breakdown memang memerlukan biaya.
Biaya pemeliharaan timbul akibat kehilangan waktu produksi pada
saat kegiatan inspeksi disebut Waktu Rata-rata untuk
25Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Pemeliharaan Preventif (Mean Time of Preventive Maintenance,
MTPM). Total biaya pada pemeliharaan preventif sama dengan MTPM
ditambah biaya pekerja dan material yang terlibat dalam kegiatan
inspeksi. 3. Predictive maintenance Pemeliharaan prediktif dikenal
sebagai pemeliharaan dengan acuan kinerja/kondisi alat. Metode ini
mengukur setiap keluaran pada alat yang berhubungan dengan
kemunduran komponen ataupun sub-sistem. Misalnya kelelahan logam
pada alur unsur bearing. Amplitudo getaran yang dihasilkan oleh
unsur putar saat melalui permukaan yang mengalami kemunduran
merupakan petunjuk derajat keausan yang terjadi. Pada saat terjadi
kemunduran, amplitudo getaran akan mengalami peningkatan. Pada
beberapa nilai yang kritis analis getaran
menyimpulkan perlunya penanggulangan korektif harus dilakukan
sehingga kegagalan alat bisa dihindari. Metode ini biasanya
memungkinkan pengukuran yang dilakukan dibandingkan dengan suatu
nilai batas tertentu, atau ditelusuri menggunakan kartu kontrol.
Bila kondisi abnormal bisa dideteksi, masih tersedia cukup waktu
untuk manganalisis kondisi gangguan dan menghindari terjadinya
breakdown. Masih ada kesempatan
merencanakan penanggulangan ataupun mengurangi dampak kegagalan
yang akan terjadi pada alat. Dengan kondisi demikian akan
memungkinkan alat beroperasi bebas dari gangguan.
26Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Keuntungan penerapan pemeliharaan prediktif adalah inspeksi bisa
dilakukan tanpa menghentikan operasi alat. Dengan demikian tidak
ada kehilangan waktu akibat inspeksi shutdown. Keuntungan lain
berupa biaya pekerja lebih rendah dibandingkan dengan pemeliharaan
preventif. Sekalipun kemampuan teknisi yang diperlukan lebih
tinggi, namun waktu yang diperlukan untuk melakukan inspeksi sangat
jauh berkurang. Dengan pemeliharaan prediktif, alat tidak perlu
dibongkar untuk keperluan inspeksi. Dengan menggunakan analisis
getaran, 50 sampai 60 alat bisa diinspeksi dalam satu hari melalui
bantuan komputer. Bila kita bandingkan keuntungan biaya
pemeliharaan prediktif terhadap pemeliharaan preventif,
pertimbangkan biaya produksi yang hilang akibat downtime alat,
biaya pekerja pemeliharaan, biaya material pemeliharaan dan biaya
inventori.2.10
Peralatan Alat produksi minyak kelapa Dengan kemajuan teknologi
yang semakin pesat dan membutuhkan
perawatan alat produksi yang baik, PT. Kokonako indonesia harus
mempunyai peralatan yang memadai demi menjaga kelancaran produksi.
Adapun alat produksi yang penulis ketahui adalah : 1. Selo kelapa
berjumlah 2 buah 2. Hammer mill berjumlah 3 buah 3. Mixer berjumlah
2 buah
27Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
4. Cooker berjumlah 12 buah 5. Chain apron berjumlah 1 buah 6.
Press expeller I berjumlah 4 buah 7. Press expeller II berjumlah 9
buah 8. Silo bungkil berjumlah 1 buah 9. Bak minyak kotor berjumlah
1 buah 10. Filter press berjumlah 2 buah 11. Bak minyak bersih
berjumlah 1 buah 12. Tangki penampungan minyak berjumlah 3 buah
Sedangkan untuk perawatan yang ada di pengolahan minyak kelapa
tersebut, alat alat yang digunakan yang terdapat didalam tempat
produksi minyak kelapa tersebut adalah : 1. Mesin las berjumlah 2
buah 2. Mesin gerinda berjumlah 2 buah 3. Mesin bor berjumlah 1
buah 4. Compresor berjumlah 1 buah 5. Katrol berjumlah 4 buah6.
Kunci- kunci dengan berbagai ukuran (reng, pas, shock),dll.
28Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
2.11 Proses Pembuatan Minyak Kelapa Pembuatan minyak kelapa ada
berbagai cara yaitu : A. Berdasarkan atas bahan dan pemakaian
bahannya, dibedakan :
Cara basah (wet process) yaitu dengan proses penambahan air
terlebih dahulu, misalnya dengan pembuatan santan lalu direbus dan
diuapkan.
Cara kering (dry prosess) yaitu dengan bahan baku kopra. Cara
ekstraksi (solvent process) dengan menembahkan suatu zat
pelarut,
misalnya heksana, heptana, siklhoeksana dan sebagainya. Tentu
saja cara ini membutuhkan peralatan yang relatif mahal dan dengan
pengamatan yang cukup teliti.
Cara pengepresan (Press process) yaitu pengolahan minyak dengan
memakai alat penekan.
B. Berdasarkan peralatanya dibedakan :
Pembuatan minyak kelapa tradisional, yaitu pengolahan dengan
peralatan dan teknik sederhana dan mudah didapat. Umumnya dilakukan
oleh rakyat atau perusahaan perorangan sebagai industri rumah
tangga.
Pembuatan minyak pabrik yaitu pengolahan minyak dengan peralatan
peralatan dan teknologi yang lebih maju.
1. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Proses Basah (wet
process)
Asal mula untuk memperoleh minyak dari buah kelapa, adalah bukan
dari kopra. Kopra dibuat pada waktu itu untuk memenuhi kekurangan
minyak yang melanda daratan Eropa. Daging buah kelapa merupakan
bahan yang mudah membusuk, hal ini disebabkan oleh kandungan air
yang tinggi. Agar
29Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
dapat tahan lama diperjalanan, maka daging buah kelapa
dikeringkan dengan maksud memperoleh kopra. Menurut Banzon J.A dan
Velasco J.R komposisi kimia daging buah kelapa adalah sebagai
berikut : 1. Air 50% 2. Minyak 24% 3. Abu 2,.2% 4. Serat 3% 5.
Protein 3,5% 6. Karbohidrat 7,3% Pada waktu daging buah diparut,
sel-selnya akan rusak dan isi sel dengan mudah dikeluarkan dalam
wujud emulsi berwarna putih yang dikenal dengan santan. Santan
sedemikian mengandung minyak sebanyak 50%. Sisa minyak yang lain
dapat diperoleh dengan penambahan air dan pemerasan kedua dan
ketiga. Cara-cara proses pembuatan minyak kelapa dengan proses
basah ini ada berbagai cara diantaranya : 1. Ekstrasi Minyak 2.
Proses menurut lava (Lava process) 3. Proses Gonzava 4. Proses
Hiller 5. Proses NIST (National Institute of science and
Technology) 6. Proses Kraus-Maffei Prose dengan cara ekstrasi
sebenarnya kurang menguntungkan, karena jumlah minyak yang
diperoleh hanya antara 70-80% dari minyak yang
30Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
terkandung di dalam daging buah kelapa. Sisa minyak yang tidak
dapat diekstrasikan dari daging buah kelapa parutan dan yang
tertinggal pada kethak sebanyak 20-30%. Namun cara ini adalah yang
paling banyak disukai konsumen karena aromanya sedap dan
menghasilkan rasa yang enak pada makanan yang digoreng dengan
minyak ini. 2 Proses Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Proses Kering
(dry process) Cara yang paling sederhana untuk memperoleh minyak
dari kopra, adalah membungkus kopra dalam kain, kemudian ditumbuk
dengan menggunakan penumbuk dari kayu dan selanjutnya dimasukan
kedalam air mendidih. Minyak akan mengapung dipermukaan dan dapat
dipisahkan dari air dengan mengambil minyaknya, dengan demikian
minyak yang diperolehnya hanya sedikit, untuk meningkatkan
perolehan minyak, kopra diberi perlakuan penekanan pada wadah
statis, yang selanjutnya berkembang dengan penekan ulir (screw
press). Kopra Timbangan otomatis Di Indonesia, hasil minyak yang
diperoleh dengan mengepres kopra di dalam expeller satu kali adalah
54-58%, sedangkan apabila dilakukan pengepresan dua kali dapat
diperoleh 60% dengan kadar asam lemak bebas berkisar antara 4-6%.
Sedangkan minyak tertinggal dalam bungkil 17,76%. Pada proses
kering ini terdapat modifikasi bahan mentah yang di proses, yaitu
daging buah kelapa segar tidak dibuat kopra, melainkan diparut
dengan menggunakan mesin selanjutnya daging kelapa parutan ini
digoreng selama 30 menit dan dalam keadaan panas dimasukan kedalam
expeller untuk diperas minyaknya. Hasil yang diperoleh adalah
minyak goreng dengan mutu yang
31Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
baik dan memenuhi standar mutu minyak yang dipersyaratkan
didalam Standar Industri Indonesia. Minyak yang diperoleh adalah
12% dari kelapa buturan. 3 Proses Pembuatan Minyak Kelapa Dengan
Cara Peragian Biasanya untuk bahan fermentasinya adalah berupa
ketam sawah (yuyu), Kalapa parut Dicampur dengan yuyu yang telah
dihaluskan dilakukan Fermentasi 12 jam, lalu Dijemur dipanas
matahari 3 jam dan Diperas / pres sehingga mengeluarkan Minyak
kelapa. 4 Proses Pembuatan Minyak Kelapa Pada Pabrik Pengolahan
Minyak Garis besar pengolahan minyak di pabrik adalah sebagai
berikut : a. Perlakuan Pendahuluan b. Pemecahan Jaringan c.
Pemanasan / Pemasakan d. Pengepresan e. Penyaringan (filterasi) f.
Pemurnian a. Perlakuan pendahuluan Perlakuan pendahuluan
dimaksudkan : Untuk mengeringkan kopra yang kadar airnya lebih dari
7%. Sebab
dengan kopra berkadar air tinggi pemecahan jaringan akan sukar
dan terjadi hidrolisa, sehingga timbul asam lemak bebas dan hasil
minyak menjadi turun.
32Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Untuk menghilangkan berbagai kotoran yang ikut dalam kopra,
misalnya serabut kelapa, percikan tempurung, bagian kopra yang
rusak, dan lainlain.
b. Pemecahan Jaringan Kopra dipecahkan menjadi bagian yang lebih
kecil kedalam suatu alat pemecah jaringan yang disebut
disintegrator. Sedang satuan alat pemecah kopra lainya memecah
bagian-bagian kecil tersebut menjadi serbuk kopra. Setelah menjadi
serbuk kopra, disalurkan ke mesin pemanas. c. Pemasakan Pemasakan
dimaksud untuk : Memudahkan keluarnya minyak dari sel Mematikan
aktivitas enzym-enzym dan mikroorganisme tertentu Menguapkan air
pada kopra sampai kadar air tertentu Menaikan keenceran minyak
Merupakan sterilisasi pendahuluan Mengumpalkan protein, sehingga
memudahkan pemisahan Mengendapkan fosfatida yang tidak dikehendaki
Dengan pemasakan ini dibutuhkan suhu sekitar 87-88C selama 20
menit,
diharapkan kadar air turun 2-3%.
d. Pengepresan 33Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Maksud pengepresan adalah untuk mengeluarkan minyak semaksimal
mungkin dari sel-sel bahan. Peralatan yang digunakan dalam
pengepresan, misalnya expeller, rollerpengepres dan hidraulik pres.
e. Penyaringan Minyak hasil pengepresan keadaanya masih keruh
sehingga masih diperlukan suatu alat penyaring, yang disebut filter
press. Minyak kasar akan terpisah dari kotoran. Minyak yang keluar
ditampung pada bak penampung minyak untuk selanjutnya diproses
lanjut. f. Pemurnian Minyak hasil penyaringan disebut minyak kasar,
yang masih mengandung zat-zat yang terlarut dan perlu dilakukan
proses yang disebut pemurnian. Maksud pemurnian adalah :
Menghilangkan asam lemak bebas dan lendir agar minyak menjadi
lebih jernih dan terasa enak.
Menghilangkan zat-zat warna yang terlarut, sehingga jernih.
Menghilangkan bau yang tidak dikehendaki. Sesuai dengan maksud
diatas tadi, pemurnian dilakukan dengan 3 tahapan proses, yaitu
netralisasi, proses bleaching, dan proses deodorasasi.
2.12 Perhitungan Kekuatan Konstruksi. Didalam pengoperasian alat
pengepres , terdapat bagian-bagian yang harus menahan tekanan yang
ditimbulkan oleh screw ataupun silinder dongkrak hidrolik yang
bertekanan. Bagian-bagian ini harus diamati secara tepat agar dapat
menerima beban tekanan cukup kuat.
34Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Kekuatan bahan harus diperhitungkan sesuai dengan kondisi
operasi yang akan berlangsung, untuk itu penilaian bahan yang akan
digunakan harus benarbenar diteliti untuk memberikan informasi yang
akurat serta perangkat peralatan pengaman yang menjamin bahwa alat
pengepres tersebut bekerja pada kondisi yang telah diperhitungkan.
a. Perhitungan Akibat Beban Torsi Setiap vektor momen yang
berhimpitan dengan sumbu suatu bagian mesin disebut vektor torsi,
karena momen ini menyebabkan bagian mesin tersebut memuntir
terhadap sumbunya. Batang yang menerima momen ini disebut batang
torsi.
Gambar 2.1 Vektor torsi sepanjang sumbu Seperti yang terlihat
pada gambar 2.1 torsi T yang bekerja pada sebauh batang dinyatakan
dengan menggambarkan sebuah panah pada permukaan bidang untuk
menyatakan arahnya, atau dengan menggambarkan vektor torsi
sepanjang sumbu putar batang tersebut. Vektor torsi adalah berupa
tanda panah kosong pada sumbu X seperti dilihat dalam gambar
2.1
Sumbu puntir untuk batang bulat adalah
35Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
= Dimana : T = Torsi (N.m) L = Panjang (m) G = Modulus kekakuan
(N/m2) J = Momen inersia sudut dari penampang (m4) Untuk batang
bulat yang padat, tegangan geser di titik pusat adalah nol, dan
maksimun di permukaan. Distribusi tegangan berbanding lurus dengan
radius , maka = Dengan menyatakan radius luar sebagai r ,
didapat
Persamaan berlaku hanya untuk penampang yang melingkar. Untuk
batang berpenampang bulat padat. J= Dimana d adalah diameter
batang. Untuk pemanpang pipa J= Dimana di adalah diameter dalam dan
do adalah diameter luar. b. Perhitungan tebal dinding plat Dimana
perhitungan tebal dinding plat dapat ditentukan dari rumus dibawah
ini : do =
36Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Dimana : p = Tekanan Kerja (kg / m F = Gaya tekan (kg)
)
di = Diameter dalam tabung (mm) do = Diameter luar tabung (mm)
Gaya tekan diperoleh dari : F = pA= Sehingga untuk tebal plat (mm)
: t= atau t = - di
c.
Perencanaan Kolom Suatu batang pendek yang dibebani gaya tekan
murni oleh gaya P yang
bekerja sepanjang sumbu tengah akan memendek, sesuai dengan
hukum Hooke, sampai tegangan mencapai batas elastis dari bahan.
Kalau P masih terus dinaikan, bahkan akan menonjol dan terdesak
menjadi cakra yang datar atau retak. Hubungan antara beban kritis
(Pcr) dan bahan kolom, dikembangkan berdasarkan gambar 2.2.
dimisalkan sbuah batang dengan panjang l dibebani oleh sebuah gaya
P yang bekerja sepanjang garis tengah batang yang ujungnya diberi
pena atau dimatikan.
37Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2.2. (a) kedua ujung membulat atau bersumbu; (b)kedua
ujung mati; (c)Satu ujung bebas, dan ujung yang lain mati; (d)satu
ujung bulat dan terarah dan ujung lain mati. Maka beban kritis
untuk kondisi (a) adalah EI Persamaan diatas disebut rumus kolom
Euler, yang berlaku untuk kolom berujung bulat. d. Kekuatan
Sambungan Las Dalam konstruksi las selalu digunakan logam las yang
mempunyai kekuatan dan keuletan yang lebih baik atau paling tidak
sama dengan logam induk. Tetapi karena proses pengelasan kekuatan
dan keuletan logam dapat berubah. Dalam hal logam las sifat ini
dipengaruhi oleh keadaan, cara dan prosedur pengelasan. Di samping
itu juga tergantung pada tempat pengambilan batang uji.
e.
Sambungan las sudut
Sambungan las sudut dibagi dalam tiga kelompok seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 2.3 yang didasarkan atas sudut dari arah
pengelasan dan arah aliran tegangan.
38Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Gambar 2.3 Jenis-jenis sambungan las sudut Dalam las sudut,
karena bentuknya yang sukar maka analisa aliran tegangannya pun
sangat ruwet. Besarnya konsentrasi tegangan yang terjadi didalam
las sudut dapat mencapai antara 6 sampai 8 kali pada akar las dan
antara 2 sampai 6 kali pada kaki las. Kekuatan tarik dari sambungan
las sudut didasarkan atas beban patah dan dihitung dengan
menggunakan persamaan Tegangan Patah f. Tegangan Boleh dan Faktor
Keamanan
Tegangan boleh dalam gas adalah tegangan tertinggi yang boleh
terjadi dalam suatu konstruksi las dengantidak membahayakan yang
didasarkan atas sifat mekanik logam induk dan logam las, jenis dari
beban serta jenis dari sambungan. Di samping itu besarnya tegangan
boleh juga tergantung dari tingkat kepentingan dan kegunaan dari
konstruksi biasanya ditentukan antara 0,8 sampai 1,0 kali kekuatan
tarik logam induk. Dalam perencanaan besarnya tegangan yang terjadi
harus lebih rendah dari pada tegangan boleh.
Faktor keamanan dalam perencanaan konstruksi las didefinisikan
sebagai perbandingan antara besarnya tegangan yang direncanakan
terhadap besarnya
39Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
batas luluh (
) atau terhadap kekuatan patah(
). Dalam pengelasan faktor
keamanan perlu diambil karena adanya ketidak tetapan dalam mutu
las. 2.13 Tinjauan Umum Perusahaan a) Sejarah Perusahaan Kabupaten
Indragiri Hilir memiliki potensi yang sangat besar untuk
mengembangkan suatu usaha disektor industri, khususnya industri
yang berbasis sektor pertanian dan sektor perkebunan yang selalu
didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA)
serta letak wilayahnyapun sangat strategis sehingga memiliki
peluang yang sangat besar untuk memasarkan hasil produksinya. PT.
Kokonako Indonesia berkantor pusat di Medan dibawah naungan PT.
Cavella Group. Kemudian pada tahun 2004 PT. cavilla Group
mendirikan cabangnya di Tembilahan dengan nama PT. Kokonako
Indonesia yang berlokasi di Jl. Propinsi Parit H. Harun. Dengan
target operasional industri kelapa. PT. Kokonako Indonesia Pulau
Palas
mulai beroperasi pada awal tahun 2004, maka untuk mempercepat
proses pembangunan, pihak perusahaan telah memulai pekerjaan tahap
awal yaitu penimbunan lokasi dan pembuatan gudang untuk penempatan
sementara mesin dan peralatan di Import. PT. Kokonako Indonesia
Pulau Palas, pertama kali melaksanakan proses produksi minyak
kelapa yaitu pada tanggal 28 Desember 2005. Dengan kapasitas
produksi 40 ton perhari sedangkan untuk pengolahan
40Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Dessicated Coconut (DC) mulai beroprasi pada awal tahun 2006
dengan kapasitas 80.000 butir kelapa perhari. PT. Kokonako
Indonesia. Luas lokasi kurang lebih 8 hektar yang mana dalam lokasi
tersebut dapat beberapa bangunan seperti bangunan untuk tempat
produksi Desiccated Coconut (DC) yang juga bergabung dengan
beberapa bangunan lain seperti lokasi Material Proses (MP), Kantor
Direktur Pabrik dan juga gudang tempat penyimpanan Desiccanted
Coconut, untuk tempat Pengolahan Minyak Kelapa (PMK) terletak
tersendiri, dan di bagian belakang adalah dermaga tempar para
petani melakukan transaksi penjualan. b) Ruang Lingkup Usaha PT.
Kokonako Indonesia saat ini dalam kegiatan produksinya menghasilkan
beberapa jenis produk seperti : Minyak Kelapa Mentah, Dessicated
Coconut (DC), Bungkil Kelapa dan Arang dari limbah bahan bakar
boiler.
Sebagai sebuah industri yang sebagian besar bahan baku
didominasi oleh masyarakat atau petani kelapa, maka PT. Kokonako
Indonesia, Pulau Palas menyadari bahwa masyarakat atau petani
kelapa memiliki peranan penting yang harus dijadikan mitra usaha.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, secara operasionalnya PT.
Kokonako Indonesia pulau palas disamping berorientasi pada
41Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
keuntungan perusahaan juga berorientasi kepada kepentingan
masyarakat dengan sistem : 1. Masyarakat sebagai Pemasok Bahan Baku
Dalam memenuhi kebutuhan bahan bahan baku PT. Kokonako Indonesia
menerapkan pola kemitraan melalui koordinasi dan koperasi yang
dibina oleh perusaan sebagai upaya untuk menumbuh kembangkan
kehidupan berkoprasi di Kabupaten Indragiri Hilir. Disamping sistem
pengadaan bahan baku untuk jangka panjang PT. Kokonako Indonesia
Pulau Palas, juga akan mengembangkan sektor perkebunan kelapa untuk
menjamin ketersediaan bahan baku. Atas dasar kerjasama dengan pihak
perusahaan sehingga yang memegang peranan penting adalah koperasi
yang bersifat penjual (petani), menjual barang dagangannya kepada
pihak perusahaan. Dan perusahaan hanya sebagai mitra yang
membutuhkan bahan baku bukan sebagai pemilik areal. 2. Masyarakat
sebagai Tenaga Kerja Dalam konsep ekonomi kerakyatan pembangunan di
sektor ekonomi harus berorientasi kepada peningkatan ekonomi
masyarakat, oleh sebab itu sebagai rasa tanggung jawab terhadap
masyarakat maka
PT. Kokonako Indonesia Pulau Palas, secara maksimal
memberdayakan masyarakat sekitarnya sebagai tenaga kerja, sesuai
dengan keahlian masyarakat tersebut serta memenuhi persyaratan yang
berlaku seperti pendidikan , umur, dan keahlian. c) Manajemen
Perusahaan
42Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
1 Struktur dan Organisasi organisasi adalah suatu kerangka
hubungan kerja antara individuindividu yang bekerja yang secara
sadar untuk mencapai yang diinginkan. Struktur organisasi yang baik
adalah dengan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
jelas sehingga dengan sarana modal yang tersedia dapat memberikan
hasil yang gemilang. Struktur Organisasi PT. Kokonako Indonesia
Pulau Palas
Kabupaten Indragiri Hilir Riau terdiri dari Presiden Direktur
yang berada di kota Medan yang membawahi Manager Direktur yang
berada di Kota Medan namun terkadang bisa juga berada di PT.
Kokonako Indonesia Pulau Palas guna untuk meninjau langsung
kegiatan produksi yang berlangsung di PT. Kokonako Indonesia.
Manager Direktur juga membawahi Manager Pabrik yang bertempat
tiggal di dalam areal pabrik (Mess) yang mana manager pabrik
tersebut membawahi beberapa beberapa kepala bagian (Kabag) seperti
Kabag Pembukuan dan Keuangan, Personalia, Divisi Produksi, Divisi
Enginering, Divisi Pembelian, qualiti Qontrol, Logistik dan Visi
Lingkungan atau Sipil. Demikian halnya apabila mereka ingin
melakukan atau membuat rancangan terbaru guna untuk meningkatkan
atau memperbaiki
produktivitas PT. Kokonako Indonesia mereka mengadakan rapat
para Direktur yang kemudian para direktur tesebut menyampaikan
kepada bawahan mereka.
43Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Struktur dan organisasi kepemimpinan di PT. Kokonako Indonesia
Pulau Palas Kabupaten Indragiri Hilir Riau di konsepkan dalam
sebuah manajemen terpadu yaitu suatu sistem manajemen yang saling
terkait satu dengan lain sehingga kemajuan suatu bagian akan
memajukan bagian yang lain. Untuk lebih jelasnya stuktur organisi
dan pengurusan PT. Kokonako Indonesia Pulau Palas Kabupaten
Indragiri Hilir Riau dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Presiden direktur
Managing Direktur
Factory Manager
Operasional Manager
Personalia
Humas
Quality control
Produksi MP
Produksi DC
Produksi PMK
Engineering
Logistik
Pembelian (RMP)
Gambar 2.4 Stuktur organisi dan pengurusan PT. Kokonako
Indonesia Pulau Palas Kabupaten Indragiri. 2 Hak dan kewajiban
karyawan
44Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Semua komponen yang terlibat dalam perusahaan memiliki hak dan
kewajiban, termasuk karyawan. Karyawan di PT. Kokonako indonesia
berhak atas: Gaji dan THR, yang besarnya diatur sesuai dengan
tingkat dan golongan. Mendapatkan peralatan dan perlindungan kerja
Sedangkan kewajiban dari karyawan adalah : Menjalankan tugas dan
kewajiban dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan
peraturan perusahaan. Mentaati perintah-perintah yang layak dari
mperusahaan. Bersedia menjaga dan merawat alat-alat bantu, memegang
teguh rahasia perusahaan yang dipercaya atau dipertanggung jawabkan
dengan baik dan tenggung jawab. Tidak melakukan perbuatan yang
dapat mengakibatkan kerugian perusahaan secara langsung maupun
tidak langsung, baik kerugian material maupun kerugian non
material. 3 Penentuan kebijakan berbagai kebijakan banyak
ditentukan langsung dari pusat (CAVELLA GROUP) sebagai pimpinan
tertinggi perusahaan. Namun menutup kemunkinan adanya keterlibatan
karyawan secara langsung ikut campur. 4 Ketenaga Kerjaan (jenis
kelamin, umur, pendidikan).
45Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Karyawan atau tenaga kerja di PT. Kokonako Indonesia seluruhnya
berjumlah 439 orang, tenaga kerja bulanan sebanyak 235 orang dan
tenaga kerja borongan sebanyak 204 orang. Tenaga kerja yang bekerja
pada PT. Kokonako Indonesia di kategorikan menjadi dua kelompok
kerja, yaitu kelompok kerja shif dan kelompok kerja non shif.
Kelompok kerja shif yaitu kelompok kerja yang bekerja terus menerus
dalam waktu kerja tertentu.seperti pekerja pada bagian Mekanik,
Qualiti control, Divisi produksi. Tenaga kerja shif terus menerus
dalam waktu kerja tertentu. Bekerja bergantian 8 jam/hari kerja dan
istirahat setiap 1 jam setelah 4
jam bekrja. Kelompok kerja non shift yaitu kelompok kerja yang
bekerja satu unit kerja yaitu seperti bagian pembukuan dan
keuangan, dan bagian pembelian. Untuk kelompok keraja non shift
bekeja enam hari dalam satu minggu. Sedangkan untuk pekerjaan yang
dilakukan tenaga kerja diluar jam kerja diprhitungkan sebagai kerja
lembur. Setiap kelompok kerja mengalami penggantian shift satu
mingggu sekali yaitu setiap hari sabtu dengan rotasi searah shift
satu menjadi shift dua dan seterusnya. Dalam satu kelompok shift
terdiri dari satu kepala shift dan anggota. 5 Kesejahteraan
karyawan (fasilitas yang diberikan) Untuk mendorong semangat kerja
karyawan, maka perusahaan memberikan : bonus tahunan, yang besarnya
sesuai dengan nilai prestasi kerja dikalikan dengan gaji pokok.
46Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Pelayanan kesehatan, yang berupa penyediaan poliklinik, mengikut
sertakan jaminan sosial tenaga kerja. Sarana olah raga, berupa
lapangan bola volly,batminton,tenis meja. Sarana ibadah. Balai
pertemuan karyawan. 6 Hubungan perusahaan dengan masyarakat.
Hubungan perusahaan dengan masyarakat dijalin dengan baik, hubungan
baik dengan masyarakat dengan melibatkan diri dalam kegiatan
kemasyarakatan. d) Faktor manusia dan pengawasan Dalam prakteknya
untuk mencapai secara optimal, maka faktor manusia tidak bisa
diabaikan dan justru memegang peran yang paling menentukan.Untuk
ini suatu pabrik sangat membutuhkan tenaga-tenaga manusia yang
mempunyai moral,mental serta keterampilan yang tinggi. Kemampuan
seorang Manager dalam mengelola pabriknya juga menunjukkan tingkat
kemampuannya dalam mengelola manusia. Untuk ini perlu
tindakan-tindakan pengelolaan antara lain : 1. Moral dan Mental
Moral dan Mentalitas pekerja sangat menentukan tingkat
kedisiplinannya baik terhadap peraturan-peraturan/norma-norma kerja
di pabrik maupun peraturan peraturan administratif yang
lain.Kedisiplinan kerja akan terbina apabila dalam kerja itu
sendiri para Operator mendapat
47Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
kepuasan.Motivasi kerja yang baik selalu harus dijaga sehingga
selalu terjadi kerjasama yang baik antara Manajer dengan
bawahan.Dengan demikian diharapkan hasil kerja yang baik pula. 2.
Keterampilan Keterampilan sangat menentukan keberhasilan suatu
pekerjaan.Untuk ini manajer harus mempunyai tenaga-tenaga kerja
yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai.Pada
dasarnya keterampilan teknis yan diperlukan dipabrik bisa
didapatkan melalui : - Pengarahan- pengarahan langsung dilapangan -
Latihan-latihan sebelum praktek - Diklat ( Pendidikan dan Latihan )
yang diadakan oleh perusahaan maupun lembaga-lembaga pendidikan
lainnya. e) Visi dan Misi Visi Perusahaan Visi dalam pembangunan
PT. Kokonako Indonesia Pulau Palas yaitu : 1. Membangun dan
mengembangkan suatu kelompok usaha regional yang dikelola oleh
suatu tim profesional yang bermotivasi tinggi serta memiliki
komitmen yang kuat. 2. Menghasilkan pertumbuhan yang
berkesinambungan dan selalu menjadi yang terbaik dalam bidang
industri maupun segmen pasar yang dimasuki.
48Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
3. Memaksimumkan hasil perusahaan dengan mendatangkan manfaat
bagi pihak-pihak terkait, dengan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan sosial ekonomi nasional dan regional. Misi Perusahaan 1
Mensejahterakan masyarakat dan mendirikan lapangan
kerja dibidang industri. 2 Menjalin kerjasama antara perusahaan
dengan masyarakat
dibidang perindustrian.
49Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
BAB III PROSES PRODUKSI MINYAK KELAPA
3.1. Persiapan Bahan Baku Bahan baku (CNO) PT. Kokonako
Indonesia adalah dari daging buah kelapa basah maupun daging buah
kelapa kering yang dikeringkan dibawah sinar matahari atau panas
buatan hingga kadar air 5-7 % dan kadar lemak 60-65% yang disebut
kopra. Bahan baku didapat dari petani, transaksi pembelian bahan
baku dilakukan di dermaga PT. Kokonako Indonesia Pualau Palas,
petani pembawa kopra melalui transportasi air dan darat. Kopra
adalah bahan baku utama untuk membuat minyak kelapa, sehingga mutu
kopra umumnya dilakukan berdasarkan faktor fisik, kimia dan
nutrisinya. Namun umunya pabrik pengolahan minyak kelapa menentukan
kualitas hanya berdasarkan faktor yang sesuai dengan pokok
kepentingan. Umumnya penelitian kopra dilakukan berdasarkan atas :
- Warna : Putih, sehingga kandungan asam lemak bebasnya rendah dan
minyak diperoleh berkualitas baik (tidak tengik). - Besar dan tebal
: Semakin besar dan tebal kopranya semakin baik. Kopra yang cukup
besar dan tebal diharapkan menghasilkan minyak yang lebih banyak.
Kebersihan : Kopra bersih dari kotoran seperti arang dan kotoran
yang ikut saat pengangkutan dan penyiapan.
50Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
-
Kadar air
: Kadar air yang terkandung dalam kopra harus rendah antara
5-7%.
Di PT. Kokonako indonesia ini Syarat kelapa yang akan di
produksi yaitu: bersih dari kotoran, seperti pasir, besi yang
terikut pada kelapa, kadar air maksimum 35-40%. Bahan baku
merupakan bahan yang belum dikerjakan dan digunakan dalam proses
produksi selama bahan tersebut baik sifat nya maupun bentuknya
tidak berubah. Daging buah kelapa basah dan kering dibawa ke
depertemen pengolahan minyak kelapa (PMK) untuk diproduksi menjadi
minyak kelapa mentah. Depertemen PMK bertugas mengolah kopra
menjadi minyak kelapa mentah dan bungkil kelapa. Kapasitas maksimal
minyak kelapa mentah adalah 80 ton/hari dan bungkil kelapa 40
ton/hari. Kapasitas produksi kopra menjadi minyak kelapa mentah
setiap harinya tidak dapat dipastikan karena keterbatasan bahan
baku yang diperoleh dari petani, kegiatan produksi akan dilakukan
jika bahan baku tersedia dan sebalik nya jika bahan baku tidak
tersedia maka kegiatan produksi tidak dilaksanakan dan di ganti
dengan kegiatan pembersihan (Cleaning), perawatan, dan perbaikan
mesin. 3.2 Produksi Minyak Kelapa Mentah Produk olahan yang sering
diproduksi oleh masyarakat maupun perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan kelapa adalah minyak kelapa. Minyak kelapa diperoleh
dari daging buah kelapa yang sudah tua, sehingga menghasilkan
minyak kelapa yang banyak dan berkualitas, kelapa ini diproses
melalui proses pengolahan minyak kelapa, selain itu juga ada produk
yang
51Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
dihasilkan dari limbah hasil pengolahan minyak kelapa, limbah
olahan dari hasil produksi minyak kelapa ini digunakan untuk
makanan ternak, seperti ikan. Proses pengolahan minyak kelapa di
PT. Kokonako Indonesia khususnya pada Depertemen Pengolahan Minyak
Kelapa atau Oil Miling Depertemen (OMD) adalah sebagai berikut :
3.2.1 Penampung bahan baku (Selo) Daging kelapa basah dan kering
yang belum diproses disimpan dahulu di dalam Silo, Silo juga
merupakan peralatan yang digunakan untuk menampung bahan baku kopra
dari pembelian.(lihat gambar 3.1). Di PT. Kokonako Indonesia Pulau
Palas jumlah Silo ada 2 unit yaitu Silo 1 dan 2, silo ini berbentuk
bak persegi panjang dan pada bagian bawahnya berbentuk kerucut,
guna untuk mempermudah pengeluaran bahan baku yang berada
didalamnya. masing-masing Silo memiliki panjang 10 m, lebar 2,5 m,
da tinggi 3,5 m. Masing-masing dapat menampung kurang lebih 40 ton
kelapa. Silo 1 dan Silo 2 memiliki pembatas ruang, pintu manual,
dan uliran skew.
Gambar 3.1 Silo kopra
52Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
1. Pembatas ruangan Masing masing silo mempunyai Pembatas ruang
ini membagi ruangan silo menjadi 4 bagian yaitu Petak A,B,C dan D.
Dalam satu petak volumenya kurang lebih 10 ton. Petak ini berfungsi
untuk mempermudah pengisian bahan baku dari pembelian agar tidak
tercampur bahan baku baru dengan yang lama, juga untuk memisahkan
bahan baku basah dan bahan bahan bahan baku yang kering. Fungsi
petak ini juga untuk mempermudah penghitungan bahan yang digunakan.
Silo yang diisi lebih dahulu juga akan di kosongksan lebih dahulu
dari pada silo yang lain, hal ini mencegah kerusakan yang terjadi
pada kelapa. 2 Pintu manual Pintu ini berfungsi menahan agar kopra
tidak turun semua kedalam uliran (screw). Pintu ini juga berfungsi
untuk mempermudah proses pengolahan, jika ingin memproses Silo 1,
maka pintu yang dibuka hanya pintu silo 1, dan yang lain tetap
ditutup. Cara kerjanya merupakan cara kerja manual, jika ditarik
kelapa akan jatuh keuliran berbentuk kapak dan langsung dikirim
menuju hammer mill. 3. Uliran (Screw) di selo Uliran yang ada di
silo kopra bentuknya berbeda dengan uliran yang lain, bentuk
ulirannya terputus-putus seperti kapak.(lihat gambar 3.2) Bentuk
uliran kapak berfungsi untuk mempermudah putaran dan kelancaran
bahan
53Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
baku dari Silo. Bahan yang menggumpal karena adanya pengaruh
kadar air akan mudah terpisah-pisah dan terlerai.
Gambar 3.2. Uliran Kapak 3.2.2 Uliran (Screw) Alat ini terdapat
pada beberapa alat produksi, yang mana screw ini berpungsi sebagai
penghantar bahan baku kelapa/material,dari suatu alat produksi
kelapa ke alat produksi lainnya.(lihat gambar 3.3 ). Alat ini tidak
jauh bedanya dengan uliran yang ada diselo,yang mana uliran diselo
hanya ulir nya berbentuk putus-putus atau yang sering disebut
uliran kapak. Sedangkan bentuk uliran ini tersambung tampa ada
putus- putus.
Gambar 3.3 Screw (Uliran)
54Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
3.2.3
Hammer Mill (Pemecah Jaringan). Bahan baku kelapa di Silo
diantar dengan penghantar yaitu Uliran atau Screw kemesin pemecah
jaringan atau Hammer Mill.(lihat gambar 3.4). Pemecah jaringan ini
berfungsi sebagai penghancur kelapa, agar kelapa tersebut menjadi
bagian kecil-kecil yang mirip sebuk. Serbuk kopra yang keluar dari
Hammer Mill disebut RM (Raw Material). Raw Material berukuran 2-4
mm, ini bertujuan untuk memudahkan proses pengolahan dan mekanisme
kerja mesin, jika ukurannya lebih dari 4 mm proses pemasakan
menjadi lebih lama. Kelapa yang berada di dalam mesin pemecah kopra
dipecahkan oleh pisau yang terdapat di dalam alat tersebut yang
berputar dalam satu sumbu pada satu penutup dengan peralatan ban
berjalan yang dihubungkan pada sumber pemutar dengan hasil kopra
akan terpotong-potong menjadi hancuran yang sangat kecil yang
berbentuk serbuk, yang biasanya disebut dengan raw material. (lihat
gambar 3.5).
Gambar 3.4 Hammer Mill
Gambar 3.5 Raw Material.
55Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
PT, Kokonako Indonesia memiliki 3 unit Hammer Mill. Hammer Mill
memilki beberapa bagian yang penting yaitu : a) Rotari Rotari ini
memiliki pemukul-pemukul yang berputar dalam satu sumbu yang
digerakkan oleh motor penggerak, rotari berfungsi untuk mengatur
kelapa yang masuk ke ruang pemukul, agar tidak terjadi pengumpalan
bahan yang dapat mengakibatkan penyumbatan pada ruang masuk kelapa
di hammer mill. b) Pisau pemukul Kopra yang masuk ke dalam ruang
pemukul di hancurkan oleh Pisau pemukul, pisau pemukul berputar
dalam satu sumbu pada satu penutup dengan peralatan ban berjalan
yang dihubungkan pada sumber pemutar, dengan putaran yang sangat
cepat akan memukul kopra ke
Saringan.sehingga kopra menjadi hancuran-hancuran kecil yang
berukuran kurang lebih sekitar 2-4 mm. c) Saringan Pada prinsipnya
hammer mill berpungsi sebagai penghancur dengan sistem pemukul yang
digerakan dengan satu sumbu,dengan putaran yang sangat cepat akan
memukul kopra kesaringan. Saringan berfungsi untuk membagi rata
hancuran kopra dari pemukul, saringan sangat menentukan ukuran raw
material yang keluar dari Hammer Mill. Bentuk saringan ini setengah
lingkaran dengan besar lubang 8-10 mm. saringan ini juga selain
berfungsi untuk membagikan rata hancuran hancuran kelapa
menjadi
56Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
kecil, saringan ini berfungsi juga untuk memisahkan kelapa
dengan benda asing seperti tali,besi dan serat sabut kelapa. Untuk
lebih jelas tentang pada bagian dalam hammer mill dapat kita lihat
seperti gambar dibawah ini.
Keterangan gambar :1. Corong masuk kelapa.
2. saringan.3. Pemukul/pisau.
4. Sumbu piringan 5. Penutup. Gambar 3.6 Hammer Mill terlihat
bagian dalam 3.2.4 Pengaduk Minyak (Mixer) Setelah kopra di hancur
halus kemudian dimasukkan kedalam Tanki pengaduk (Mixer) dengan
perantara uliran sebagai penghantar bahan baku ke mixer, (lihat
gambar 3.7). Mixer berfungsi sebagai pengaduk bahan antara minyak
dan kelapa dengan minyak kelapa, dengan perbandingan ukuran 60%
minyak mentah dan 40 % daging kelapa yang sudah hancur. mixer
terlebih dahulu diisi minyak setelah itu baru di isi bahan baku
kelapa. Pencampuran yang dilakukan pada mixer ini bertujuan untuk
mempermudah kerja pompa untuk
mentranportasikan bahan baku kelapa yang sudah dihancurkan
menjadi hancuran
57Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
kecil tadi kedalam cooker(pemanas) yang terletak agak tinggi.
Pada tengah-tengah mixer terdapat kipas yaitu kipas gunanya untuk
pengadukan antara minyak dengan bahan kelapa agar merata. Bagian
bawah mixer terdapat pipa Elbo yang dihubungkan ke pompa lalu
dihubungkan dengan pipa pengisian cooker atau pemanas. Di PT.
Kokonako Indonesia ini terdapat dua buah mixer dengan diameter 170
cm, tinggi 180 cm, masing-masing pengadukan berkapasitas 600800 kg
bahan baku yang telah dihancurkan.
Gambar 3.7 mixer Pada gambar 3.8 dibawah ini dapat kita lihat
bagian mixer didalamnya, yang mana bentuk dan konstruksi dari
peralatan ini cukup sederhana dan tidak terlalu sulit untuk
dipahami. Pada proses pemasukan kelapa ke dalam mixer yang mana
kelapa yang sudah di proses pada hammer mill sehingga kelapa
tersebut hancur menjadi kecil kecil setelah itu dibawa oleh
uliran(screw), uliran tersebut terhubung keuliran yang berada
diatas mixer, pada rumah uliran bagian bawahnya dibuat lobang pada
lobang tersebut dibuat pintu manual, sehinga lobang tersebut bisa
ditutup dan dibuka, pada saat pintu manual ditarik dengan tangan
sehingga
58Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
menyebabkan lobang terbuka dan kelapa jatuh kedalam mixer yang
ditunjukan didalam gambar tersebut pada nomor 1. Tapi sebelum
kelapa dimasukan kedalam mixer, mixer terlebih dahulu diisi minyak
kelapa mentah, hal ini dikarenakan agar sweeper atau kipas yang
berada ditengah tengah mixer dapat berputar dengan baik. Kipas ini
fungsinya untuk meratakan pencampuran kelapa dengan minyak kelapa,
kipas ini berputar terus secara kontiniu supaya kelapa tidak
menumpuk. Setelah pencampuran minyak kelapa dengan daging kelapa
merata barulah lakukan pengiriman bahan tersebut ke cooker
(pemanas) dengan melalui pipa yang terdapat pada bagian bawah
mixer, pada bagian pipa tersebut dilengkapi dengan klep dan satu
buah pompa, pada saat klep dibuka dan pompa dihidupkan maka pompa
akan memompa bahan kelapa yang bercampur minyak tersebut yang
terdapat didalam mixer ke cooker.
Keterangan : 1. Bahan masuk 2. Sweeper (kipas) 3. Tanki4. Pipa
penyedot bahan
Gambar 3.8 Mixer terlihat pada bagian dalam. 3.2.5 Pemanas
(cooker)
59Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Proses pemanasan menggunakan Tanki cooker pemanas yaitu alat
pemanas bahan yang bentuknya seperti Tanki, di dalamnya dilengkapi
pipa steam atau spiral sebagai pipa penghantar panas dari boiler
dan di tengah- tengah tangki cooker terdapat dua buah kipas dengan
mengunakan 1 poros, kipas tersebut berfungsi untuk mengaduk kelapa
dengan minyak pada saat pemanasan,hal ini dikarenakan agar kelapa
tidak menumpuk dan masak merata. Hasil pengadukan bahan dari mixer
ditramsportasikan kedalam Tanki cooker dengan menggunakan pompa
yang terhubungkan pada pipa. setelah bahan baku penuh masuk kedalam
Tanki cooker lalu steam di buka perlahan-lahan, sedikit saja
dahulu, setelah sekitar 3 menit barulah steam dibuka pull sampai
dengan kelapa tersebut masak, setelah itu steam tutup kembali
stelah proses pemanasan selesai. Di PMK terdapat 12 Unit Tanki
cooker pemanas dengan masing masing dengan diameter 145 cm dan
tinggi 165 cm, dengan ini masing masing tangki dapat menampung
kapasitas sekitar 500-600 Kg/unit. Proses pemanasan untuk kelappa
basah dengan suhu 120-130OC, sedangkan untuk kopra kering dengan
suhu 110-120OC dengan menggunakan uap air (steam) dengan waktu
pemanasan 35-50 menit. Pada pemanasan ini sangat menentukan mutu
kualitas minyak dan bungkil kelapa yang dihasilkan, oleh karna
proses pemanasan ini perlu diperhatikan betul betul, pada pemanasan
dengan mengunakan suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan bungkil
hangus dan minyak yang diperoleh sangat sedikit serta minyak jadi
berwarna merah gelap dan berbau hangus. Sebaliknya jika menggunakan
suhu rendah atau dibawah temperatur yang
60Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
ditentukan maka minyak akan banyak tertinggal dibungkil dan
minyak yang diperoleh sangat sedikit. Pada bagian dasar dinding
cooker terdapat lobang pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan
kelapa yang sudah masak kesaringan awal dengan cara memutar tuas
yang ada disamping cooker kekiri atau kekanan, sehingga menyebabkan
klep pada pipa tersebut terbuka. Untuk lebih jelas dapat lihat
(gambar 3.9) dibawah ini.
Gambar 3.9. Cooker Pada proses pemasukan dan pemanasan bahan
kelapa tersebut kedalam cooker yang mana kelapa pada mixer
dipompakan dengan mengunakan pompa yang terdapat pada pipa dan
diteruskan ke pipa bahan masuk pada bagian atas cooker, pada bagian
tengah cooker terdapat 2 buah kipas yang berputar terus menerus
secara continiu, kipas tersebut berfungsi supaya daging kelapa
tidak menumpuk dan meratakan proses pemanasan pada kelapa tersebut
agar kelapa tersebut masak merata. Setelah kelapa penuh masuk
kedalam cooker, barulah stem pada pipa boiler dibuka perlahan
lahan, stem tersebut mengalir kepipa spiral yang terdapat pada tepi
dinding bagian dalam tangki cooker. Pipa spiral inilah yang
61Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
berpungsi sebagai penghantar panas kepada kelapa untuk pemanasan
agar daging kelapa masak. Setelah beberapa lama pemanasan daging
kelapa tersebut masak dan stem ditutup kembali agar daging kelapa
tidak gosong. Setelah melakukan pemanasan tersebut dan kelapa udah
masak, bahan tersebut dikeluarkan dengan melalui pipa keluar pada
bagian samping bawah pada tangki cooker, dengan cara memutar tuas
untuk membuka klep pada pipa keluar, setelah habis bahan keluar
tutup klep kembali dengan memutar tuas keasalnya dan lakukan
pemanasan selanjutnya. (Lihat gambar 3.10) di bawah ini yang
memperlihatkan bagian dalam cooker.
Gambar 3.10. terlihat bagian dalam Tangki Cooker Keterangan
gambar :1. Pipa bahan masuk
2. Sweeper (pengaduk) 3. Pipa spiral untuk memanaskan bahan 4.
Thermometer merkuri. 5. Lubang untuk mengalirkan bahan
62Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Pada proses
pemanasan bertujuan agar minyak keluar dari daging
kelapa dan mematikan enzim. Pemanasan merupakan untuk menguapkan
air serta menaikan keenceran minyak. 3.2.6 Chain Apron Setelah
selesai melakukan pemanasan, maka bungkil dan minyak diturunkan
kedalam bak Chain Apron melalui pipa keluar pada cooker.(lihat
gambar 3.11). Chain Apron memiliki plat stainles yang
berlubang-lubang, masing-masing lubang berukuran kurang lebih 2mm
2,5mm. chain apron ini berfungsi untuk Penyaringan awal, ini
bertujuan untuk memisahkan bungkil basah dengan minyak kotor. Yang
mana minyak kotor jatuh kedalam bak penampungan, sedangkan bungkil
basah dari hasil pemanasan tersebut tertahan di atas plat tipis
yang terbuat dari stainles tersebut dan bungkil tersebut
ditranformasikan ke uliran menuju press basah(press expeller 1).
Penyaringan awal berfungsi untuk menghilangkan kotoran atau
memisahkan bungkil yang terikut. Namun, bila minyak yang dihasilkan
cukup kotor, maka minyak diendapkan dahulu sebelum disaring.
Gambar 3.11. Bak Chain Apron
63Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
3.2.7. Press Expeller I (Pengepresan Pertama) Bungkil basah dari
Chain Apron dibawa screw coveyor masuk kedalam alat pengepresan
pertama. Tujuan dari pengepresan pertama adalah untuk mengeluarkan
minyak semaksimal mungkin dari bungkil. Pengepresan ini menggunakan
press expeller I, alat ini digunakan sebagai pengepresan
pendahuluan. Di PMK terdapat 4 Unit alat pengepresan pertama, pada
pengepresan ini tidak semua minyak dapat dikeluarkan dari bungkil,
kadar minyak yang tersisa dibungkil 20-26%. Lihat gambar press
expeller I pada (gambar 3.12) dibawah ini.
Gambar 3.12 press Expeller I Press expeller ini berbentuk
silinder dan didalamnya terdapat ruang kempa atau ruang press, dan
terdapat sumbu yang berbentuk kones yang dapat berputar seperti
lingkaran skrup, adanya tekanan diantara skrup mengakibatkan
tekanan yang semakin kebelakang semakin kuat, dan Pada lubang masuk
bungkil pada poros terdapat uliran berbentuk skrup yang mana
fungsinya untuk membawa bahan masuk ke dalam press expeller. Ketika
bahan dipress akan mengeluarkan minyak yang akan keluar dari ruang
kempa diantara sumbu utama, selanjutnya
64Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
minyak akan jatuh pada tempat penampungan yang dibuat miring
agar minyak mudah mengalir. Sedangkan bungkilnya akan keluar dari
choke (pengatur ketebalan bungkil), dengan adanya tekanan dari
poros utama yang berbentuk skrup. Bungkil yang keluar dari choke
yang terletak pada bagian belakang press langsung jatuh keuliran
yang berada di bawah choke. Pengepresan pertama atau press expeller
I digunakan sebagai pengepresan pendahuluan, karena pada
pengepresan ini tidak semua dapat dikeluarkan dari bahan. Ketika
dipress, bungkil akan mengeluarkan minyak jatuh pada tempat
penampung yang di buat miring agar minyak mudah mengalir, sedangkan
bungkil keluar dengan adanya tekanan press. Bungkil yang keluar
dari mesin press expeler I di bawa komveyor bucket Sillo penampung
bungkil basah.
Gambar 3.13 Press Expeller I terlihat bagian dalam Keterangan
gambar : 1. Corong masuk 2. Pengatur tekanan 3. Choke (pengatur
ketebalan bungkil)
65Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
3.2.8
Penampungan bungkil basah Penampung bungkil atau Silo digunakan
untuk menampung sementara
bungkil basah dari hasil press expeller I. Dimana bungkil ini
akan dilakukan kembali pengepresan ulang atau pengepresan kedua
(II).selo bungkil ini hampir sama dengan selo tempat penampungan
kelapa, yang mana selo ini juga memiliki screw, pintu manual, dan
screw digerakan oleh motor listik dengan daya 2 hp (house power),
selo ini memiliki panjang 2,5 m, lebar 2,5 m dan tinggi 3 m. Silo
ini mampu menampung bungkil dengan kapasitas 4-5 ton.
Gambar 3.14. Silo Bungkil 3.2.9 Press Expeller II (Pengepressan
Kedua) Setelah bungkil basah masuk kedalam penampung Silo, bungkil
tersebut di ptansportasikan dengan melalui uliran yang ada dibagian
bawah selo. Dengan tujuan untuk melakukan pengepresan lanjutan
dengan mengunakan mesin press expeller II. yang tujuannya untuk
pengepresan ulang ini adalah untuk memisahkan minyak pada bungkil
hingga kadar minyak yang tersisa didalam bungkil maksimal 9-11% .
Di PMK pengepressan ini ini terdapat juga 9 Unit alat Press
expeller II. Dari hasil bungkil yang ditampung dengan
menghasilkan
menggunakan karung pelastik dengan berat 50 Kg/Karung, sedangkan
minyak
66Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
yang keluar dari mesin ini dialirkan ke dalam bak penampungan
minyak kotor. Gambar press expeller II dapat dilihat pada (gambar
3.15) dibawah ini.
Gambar 3.15 Press Expeller II Pada press expeller II ini hampir
sama dengan cara kerjanya press expeller I, yang mana fungsi nya
untuk melakukan pengepresan pada bungkil kelapa yang bertujuan
untuk memisahkan minyak kelapa dari bungkil. Hanya saja dalam segi
ukuran press expeller I lebih besar ukurannya dari pada press
expeller II ini. Pengepressan ulang atau pengepressan lanjutan
dilakukan untuk mengeluarkan minyak semaksimal mungkin, karena pada
pngepresan
pendahuluan minyak masih banyak terdapat pada bungkil. Pada
proses pengepresan ini, yang mana bungkil kelapa masuk melalui
lubang masuk pada press expeller II yang terdapat dibagian atas
press, setelah bungkil masuk terus ke petak pertama, pada bagian
petak pertama ini dibagian tengahnya diberi kipas, kipas ini
berputar secara terus menerus, sedangkan pada pembagi petakan ini
terdapat lubang, karena kipas berputar terus menerus sehinga
bungkil yang berada dibak pertama tadi terdorong oleh kipas
67Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
sehingga bungkil tersebut jatuh kedalam lobang dan tertahan lagi
dipetak kedua, begitu juga pada petak kedua prosesnya sama dengan
petak pertama, lalu bungkil tersebut jatuh kepetak ketiga, dipetak
bagian ketiga ini dibagian depan press ini terdapat lubang tempat
pengeluaran bungkil, yang mana lobang ini bisa terbuka dan ditutup,
pada bagian ini kita bisa menentukan besar kecilnya bungkil yang
keluar untuk dipress. jika kita ingin bungkil turun untuk dipress
cukup kita dengan mengeser tuas kekanan dengan tangan, dengan
mengeser tuas kekanan maka pintu lobang tersebut terbuka, begitu
juga sebaliknya jika tuas dikembalikan keasalnya dikiri maka pintu
lobang tersebut akan tertutup kembali. Setelah bungkil tersebut
jatuh keporos yang berulir terus bungkil tersebut dibawa ke poros
utama mesin press yang berbentuk sekrup, karna poros ini berputar
seperti lingkaran skrup, adanya tekanan diantara skrup dengan ruang
press mengakibatkan tekanan yang semakin kebelakang semakin kuat,
pada bagian belakang pada poros terdapat kones, kones ini yang
menentukan hasil dari pengepresan, tebal atau tipisnya bungkil yang
dihasilkan. Ketika bahan dipress akan mengeluarkan minyak yang akan
keluar dari ruang kempa diantara sumbu utama, selanjutnya minyak
akan jatuh pada tempat penampungan yang dibuat miring agar minyak
mudah mengalir. Sedangkan bungkilnya akan keluar pada celah kones
(pengatur ketebalan bungkil) yang terletak pada bagian belakang
pada press tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah
ini.
68Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Gambar 3.16 press expeller terlihat bagian dalamnya Keterangan
gambar : 1. Bahan masuk 2. Pengatur bahan masuk 3. Minyak turun 4.
Choke (pengatur ketebalan bungkil) 5. Uliran pembawa minyak
Gambar 3.17 rumah press terlihat dari samping
69Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
3.2.10 Bak minyak kotor Bak minyak kotor merupakan suatu tempat
untuk penampungan minyak kotor pada hasil penyaringan pada chain
apron, press expeller I dan press expeller II. Yang mana minyak
tersebut ditampung ditempat ini sebelum minyak tersebut dilakukan
penyaringan dengan mengunakan Filter press. Bak ini memiliki ukuran
panjangnya 4 m, lebar 1,5 m dan tinggi 2 m. Bak kotor ini mampu
menampung minyak dengan kapasitas sebesar 3-4 ton. Pada bagian bak
ini terdapat dua buah unit pompa yang fungsinya adalah untuk
memompakan atau memindahkan minyak yang ada di bak ini ke
penyaringan pada filter press. 3.2.11 Filter Press (Penyaring
Minyak) Setelah selesai melakukan pengepressan, minyak hasil
pengepressan masuk kedalam bak penampung minyak, minyak hasil
pengepressan ini keadaannya masih keruh dan kotor. Kemudian minyak
diendapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan.
Selanjutnya minyak disaring dengan
menggunakan Filter Press untuk menghilangkan kotoran atau bahan
padatan yang terbawa . Filter press berfungsi sebagai penyaring
minyak untuk menghilangkan bahan padatan yang terikut. Namun
apabila minyak yang dihasilkan cukup kotor maka minyak diendapkan
dahulu sebelum disaring.
70Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Gambar 3.18 keluar minyak pada filter press Di PMK terdapat 2
unit Filter. Dari hasil penyaringan disini akan dihasilkan minyak
bersih berwarna kuning keoren-orenan, yang mana pada proses
penyaringannya, minyak yang masih kotor masuk kelobang pada bagian
tengah tengah filter press, karena pada bagian tengah filter press
ini antara plat yang satu dengan plat yang lain tidak menyatu dan
masih rengang, oleh karena itu minyak kotor tersebut menyebar
diantara plat plat penyaring pada filter press, plat filter press
ini terdapat sebanyak 12 buah dan pada masing masing plat ini
dilapisi dengan kain katon berwarna putih dibagian kiri dan
kanannya, kain katon inilah yang berfungsi sebagai penyaring antara
minyak dengan bungkil yang terikut diminyak. Minyak akan melewati
kain katon dan pada bagian plat terdapat lobang untuk pengeluaran
minyak yang udah disaring, sedangkan bunkil halus terendap dikain
katon tersebut. setelah selesai melakukan penyaringan minyak,
minyak tersebut ditampung kedalam bak penampung minyak bersih,
kemudian minyak disimpan kedalam tangki penyimpanan. (lihat gambar
3.19).
71Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Gambar 3.19 Bak penampung minyak bersih Setelah itu minyak
ditampung kedalam tangki penyimpanan, jumlah tangki penyimpanan
yang ada di PT. Kokonako Indonesia Pulau Palas Kabupaten Indragiri
Hilir Riau ada 3 Unit pertama tangki dengan kapasitas 100 Ton.
Kedua, tangki dengan kapasitas 500 Ton dan yang Ketiga tangki
dengan kapasitas 1500 Ton.
72Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Diagram Alir Pengolahan Minyak Mentah Bahan
Penampungan
Penghancuran (Hammer Mill)
Pengadukan (Mixer)
Pemanasan (Cooker)
Penyaringan awal (Chen Apron)
minyak
Pengepresan Awal
minyak
Pengepresan Kedua
minyak
Bungkil Kering
Bak Minyak Kotor
Pengemasan
Penyaringan Akhir (Niagara)
73Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
BAB IV PERAWATAN ALAT PRODUKSI MINYAK KELAPA
4.1
Pendahuluan Pemeliharaan atau perawatan alat - alat produksi
minyak kelapa adalah merupakan pekerjaan yang sangat penting dan
mutlak harus dilakukan secara teratur dan terus menerus untuk dapat
mempertahankan standard
performance,efektifitas dan effisiensi yang tinggi dari
alat-alat tersebut. Untuk ini sangat berperan Sumber Daya Manusia
dengan beberapa faktor penting,yaitu : Skill ( Ketrampilan )
Pengalaman Disiplin Motivasi Rasa Memiliki
Pengertian Perawatan Perawatan adalah suatu kombinasi dari semua
tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau
mengembalikan suatu peralatan pada kondisi yang dapat diterima.
Pelumasan dan pembersihan suatu peralatan adalah salah satu
tindakan perawatan yang paling mendasar yang harus dilaksanakan
sebelum dan sesudah mempergunakan mesin produksi, karena hal
tersebut dapat mencegah terjadinya keausan dan korosi.
74Laporan kerja praktek
Perawatan alat produksi minyak kelapa
Keausan dan korosi adalah faktor utama kerusakan pada
elemen-elemen mesin, oleh kerena itu pelumasan dan penggantian dan
penambahan secara berkala, memegang peranan utama didalam
kepresisian dan mencegah keausan. Fungsi perawatan Agar semua mesin
produksi dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara
optimal sehingga menjamin kelangsungan produksi. Memperpanjang masa
pemakaian suatu alat produksi Menjamin keselamatan kerja dalam
menggunakan fasilitas sehingga operator mesin dapat bekerja secara
optimal, nyaman dan aman. Menjaga agar mesin produksi agar selalu
dalam kondisi baik, sehingga dapat mempermudah perencanaan oprasi.
Mengurangi biaya akibat kerusakan alat dengan kegiatan perawatan.
Jenis-jenis perawatan Didalam pekerjaan perawatan alat alat
produksi minyak kelapa dipabrik kita men