Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan secara formal dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia seoptimal mungkin. Menurut Prayitno ”manusia yang berkualitas adalah manusia yang dapat menggembangkan dimensi keindividualan, kesosialan moralitas dan dimensi keberagamaanya”. Dalam rangka menjadikan siswa sebagai generasi penerus dalam membangun bangsa serta menjadikan pribadi yang mandiri dan mampu berkarya bagi nusa dan bangsa. Untuk itu salah satu kegiatan mahasiswa dilambaga pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup khususnya jurusan tarbiyah, program studi Bimbingan dan Konseling adalah melakukan Praktik Lapangan Konseling di Sekolah (PLK-S) yang salah satu tujuanya adalah menghasilkan mahasiswa yang bermutu dan profesional. Dalam rangka menuju tujuan tersebut prodi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri mewajibkan kepada mahasiswanya untuk melaksanakan program praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S) yang sekaligus merupakan wadah untuk dan mengaplikasikan teori bimbingan dan konseling. Di samping itu kegiatan prktek PLK-S juga diarahkan untuk memperluas sasaran layanan bimbingan dan konseling, khususnya untuk layanan konseling. Hal ini sesuai dengan yang ada dalam memorandum IPB (1996) yang menyatakan bahwa sasaran konseling selain siswa juga meliputi individu-individu dan lingkungan, para pekerja di dunia usaha dan industri serta instansi dan warga masyarakat 1
60

Laporan PLK S

Jul 24, 2015

Download

Documents

Andri Yani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan PLK S

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan secara formal dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia seoptimal mungkin. Menurut Prayitno

”manusia yang berkualitas adalah manusia yang dapat menggembangkan dimensi

keindividualan, kesosialan moralitas dan dimensi keberagamaanya”. Dalam rangka

menjadikan siswa sebagai generasi penerus dalam membangun bangsa serta

menjadikan pribadi yang mandiri dan mampu berkarya bagi nusa dan bangsa. Untuk

itu salah satu kegiatan mahasiswa dilambaga pendidikan Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Curup khususnya jurusan tarbiyah, program studi Bimbingan

dan Konseling adalah melakukan Praktik Lapangan Konseling di Sekolah (PLK-S)

yang salah satu tujuanya adalah menghasilkan mahasiswa yang bermutu dan

profesional. Dalam rangka menuju tujuan tersebut prodi Bimbingan dan Konseling di

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri mewajibkan kepada mahasiswanya untuk

melaksanakan program praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S) yang

sekaligus merupakan wadah untuk dan mengaplikasikan teori bimbingan dan

konseling.

Di samping itu kegiatan prktek PLK-S juga diarahkan untuk memperluas

sasaran layanan bimbingan dan konseling, khususnya untuk layanan konseling. Hal

ini sesuai dengan yang ada dalam memorandum IPB (1996) yang menyatakan bahwa

sasaran konseling selain siswa juga meliputi individu-individu dan lingkungan, para

pekerja di dunia usaha dan industri serta instansi dan warga masyarakat atau negara

yang dikehendaki mengembangkan diri dan menjalani kehidupan mereka secara

optimsl dan bahagia.

Praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S) wajib dilakukan oleh semua

mahasiswa program studi bimbingan dan konseling karena ini sebagai salah sati

persyaratan pokok dalam menyelesaikan kegiatan perkuliahan di semester VIII

khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup.

B. Tujuan Kegiatan PLK-S

Adapun tujuan dilaksanakanya praktik lapangan konseling di sekolah (PLK-S)

ini adalah :

1. Tujuan Umum

Melalui PLK-S ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan dan

mengembangkan kompetensi profesi konseling pendidikan secara penuh melalui

pengalaman nyata dalam melaksanakan pelayanan konseling di sekolah dengan

1

Page 2: Laporan PLK S

standar prosedur oprasional (SPO) yang tepat. Dan mahasiswa sebagai seorang guru

pembimbing dapat membantu peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang

dimilikinya serta meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilannya yang

sesuai dengan norma-norma didalam memberikan pelayanan BK. Dan

mengungkapkan berbagai masalah yang dialami siswa, baik masalah-masalah yang

bersifat pribadi, sosial, belajar, ataupun masalah-masalah yang lainnya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus PLK-S adalah untuk :

1. Agar mahasiswa terampil dalam menjabarkan panduan bimbingan konseling

pendidikan berbasis kompetensi sesuai dengan arah dan tujuan profesional

konseling, menjadi program-program konseling terhadap siswa.

2. Agar mahasiswa mampu menyusun proram kegiatan bimbingan dan konseling

sesuai dengan kebutuhan, tingkat perkembangan dan permasalahan siswa di

sekolah.

3. Agar mahasiswa dapat melaksanakan jenis-jenis layanan dan kegiatan

pendukung konseling sesuai dengan kebutuhan siswa melalui standar prosedur

oprasional SPO masing-masing kegiatan layanan dan kegiatan pendukung

konseling

4. Berpartisipasi dalam pelaksanaan dan pengembangan pengelolaan kegiatan

pelayanan konseling di sekolah.

5. Agar mahasiswa dapat mengadakan evaluasi terhadap program bimbingan

konseling yang disusunnya serta mampu menyusun laporan tertulis tentang

kegiatan PLK-S di sekolah dengan pola yang di tetapkan

C. Ruang Lingkup Materi dan Kegiatan

1. Lingkup Materi

a. Materi BK pola 17 Plus

b. Kompetensi standar konselor

c. Penyusunan program BK di sekolah

d. Kegiatan kelompok belajar mahasiswa

e. Penilaian hasil dan proses layanan serta kegiatan pendukung BK

f. Manajemen BK pelayana BK di sekolah

g. Dasar-dasar standarisasi profesi konseling (DSPK)

h. Bimbingan teman sebaya

2. Lingkup Kegiatan

a. Lingkup kegiatan PLK-S adalah agar mahasiswa mempraktikan seluruh isi

dalam lingkup materi di atas terhadap siswa minimal dalam satu kelas di

sekolah tempat PLK-S diselenggarakan yaitu di SMP Negeri 2 Curup

Tengah.

2

Page 3: Laporan PLK S

b. Praktik diselenggarakan selama dua bulan mjulai dari tanggal 27

Januari sampai tanggal 31 Maret 2009.

Untuk kegiatan ini Praktik Lapangan Konseling di Sekolah mengacu pada pola

17 plus yang terdiri dari 6 bidang bimbingan, 9 jenis layanan, dan 5 kegiatan

pendukung yang telah di fokuskan pada kegiatan layanan pembelajaran :

6 Bidang bimbingan dan konseling

1. Bidang bimbingan pribadi

2. Bidang bimbingan sosial

3. Bidang pengembangan kegiatan belajar

4. Bidang pengembangan karir

5. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga

6. Bidang pengembangan kehidupan beragama

9 jenis layanan bimbingan dan konseling

1. layanan orentasi

2. layanan informasi

3. layanan penempatan dan penyaluran

4. layananpenguasaan konten

5. layanan konseling perorangan

6. layanan bimbingan kelompok

7. layanan konseling kelompok

8. layanan konsultasi

9. layanan mediasi

5 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

1. aplikasi Instrumentasi

2. himpunan Data

3. konfernsi Kasus

4. kunjungan rumah

5. alih tangan kasus

D. Kondisi Umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Curup Tengah

SMP Negeri 2 Curup Tengah ini didirikan di Kelurahan Air Merah, dengan

status negeri pada tanggal 5 Mei tahun 1992, dengan nama SMP N 7 Curup,

kemudian berubah nama menjadi SMP N 9 Curup, kembali lagi menjadi SMP N 7

Curup, dan sekarang berubah lagi menjadi SMP N 2 Curup Tengah, karena adanya

pemekaran wilayah dalam kecamatan Curup hingga setiap sekolah dalam kecamatan

pemekaran maupun yang lama mengalami perubahan nomor urut disesuaikan dengan

kecamatan tersebut termasuklah SMP N 7 Curup, yang kini menjadi SMP N 2 Curup

Tengah. Dari sejak berdirinya Sekolah Menegah Pertama (SMP) tersebut sudah

3

Page 4: Laporan PLK S

beberapa kali berganti kepemimpinan atau kepala sekolah, adapun kepala sekolah

yang pernah menjabat di SMPN 2 Curup Tengah ini adalah sebagai berikut :

1. W .S. Silalahi Ka.SMP N 7 pertama pada tahun 1992 s/d 1998

1. Faudi. BA menjabat pada tahun 1998 s/d 1999

3. Drs. Rusli. S.Pd menjabat pada tahun 1999 s/d 2005

4. Iman Supriadi. S.Pd menjabat pada tahun 2005 s/d 2006

5. Drs. A Wahid Kadar menjabat pada tahun 2006 s/d 2008

6. Syuaib Surawijaya. S.Pd menjabat pada tahun 2008 s/d sekarang

Dilihat dari kondisi geografisnya SMP Negeri 2 Curup Tengah menempati

posisi yang agak sulit untuk dijangkau yakni terletak di daerah dataran tinggi dan

tidak dilewati angkot, dengan adanya jalan yang menurun dan mendaki tepatnya

terletak Jalan Setia Budi di kelurahan Air Merah kecamatan Curup Tengah, dengan

batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk dan perkebunan masyarakat

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan dan perumahan masyarakat

3. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk dan perkebunan penduduk

4. Sebelah Barat berbatasan rumah penduduk

Selain dari itu dalam kegiatan belajar mengajar sarana dan prasarana sangat

mendukung bagi terciptanya pendidikan efektif yang bersifat internal maupun

eksternal, kelengksapan sarana ini dapat terlihat dari ruangan kelas, ruang guru, ruang

perputakaan, Lab komputer dan IPA, beserta sarana fisik yang mendukung dalam

kegiatan belajar mengajar lainnya.

Dalam rangka meningkatkan mutu dan pencapaian pendidikan di SMP Negeri

2 Curup Tengah dibantu oleh beberapa orang guru baik sebagai guru tetap maupun

guru honorer yang kesemuanya berjumlah kurang lebih 33 orang yang kesemuanya

berkompeten dalam bidangnya masing-masing.

Pada umumnya siswa-siswa SMP Negeri 2 Curup Tengah barasal dari desa

yang berbeda-beda serta memiliki agama yang berbeda-beda pula. Terkait dengan

agama siswa SMP Negeri 2 Curup Tengah ini pada umumnya beragama Islam

dengan jumlah presentase 97% dan 3% beragama non Islam. Adapun jumlah siswa di

SMP Negeri 2 Curup Tengah adalah :

Jumlah siswa SMP Negeri 2 Curup Tengah

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 VII 1-4 52 52 104

2 VIII 1-4 45 61 106

3 IX 1-3 47 49 96

Jumlah 144 162 306

4

Page 5: Laporan PLK S

BAB II

PROGRAM LAYANAN KONSELING DALAM DUA BULAN

A. Penyusunan Program

Penyusunan program BK adalah membuat rencana pelayanan bimbingan

konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan

bimbingan karir, pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah melaksanakan fungsi

pelayana pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan

dalam bidang-bidang bimbingan dan konseling. Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan

konseling adalah kegiatan menilai layanan bimbingan dan konseling dalam bidang

bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Analisis evaluasi pelaksanaan BK adalah

menelaah hasil evaluasi pelaksanaan BK yang mencakup layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling dan bimbingan kelompok

serta kegiatan pendukungnya.

B. Materi Program

Program bimbingaan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan

memperhatikan secara sungguh-sungguh unsur-unsur yang sangat erat kaitanya

dengan berbagai ketentuan yang ada. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dan

menjadi isi program Bimbingan Konseling di sekolah adalah :

1. Kebutuhan siswa akan layanan BK ( kebutuhan ini diungkapkan melalui format

dan / atau Alat Ungkap Masalah (AUM) baik AUM UMUM dan AUM PTSDL

yang didisain untuk itu.

2. Kegiatan BK ini dilaksanakan di :

a.Dalam jam belajar sekolah

b. Luar jam belajar sekolah

3. unsur-unsur “ BK 17 Plus “

a. Bidang-bidang bimbingan

1) Bimbingan pribadi

2) Bimbingan sosial

3) Bimbingan belajar

4) Bimbingan karir

b. Jenis-jenis layanan BK yaitu

1) Layanan Orientasi

2) Layanan Informasi

3) Layanan Penempatan dan Penyaluran

4) Layanan Pembelajaran

5) Layanan Konseling Perorangan

5

Page 6: Laporan PLK S

6) Layanan Konseling Kelompok

7) Layanan Bimbingan Kelompok

8) Layanan Mediasi

9) Layanan Konsultasi

c. Kegiatan Pendukung BK

1) Aplikasi Instrumentasi

2) Himpunan Data

3) Konferensi Kasus

4) Kunjungan Rumah

5) Alih Tangan Kasus

C. Penjabaran Program

Kegiatan PLK-S yang akan dilaksanakan pada dua jenis, yaitu kegiatan layanan

bimbingan dan konseling, dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

Rencana kegiatan tersebut diuraikan dalam program bulanan dan program mingguan.

1. Program Bulanan

Program bulanan adalah program yang akan dilaksanakan selama dua bulan

mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2009.(terlampir)

2. Program Mingguan

Program mingguan adalah program yang akan dilaksanakan beberapa kegiatan

dalam seminggu yang kegiatan tersebut dirangkum beberapa hari dalam seminggu.

Adapun program bulanan dan program mingguan untuk siswa kelas VIII 1 SMP N 2

Curup Tengah selama PLK-S adalah sebagai berikut :

Program MingguanMahasiswa PLK-S di SMP Negeri 2 Curup Tengah

No Minggu ke Kegiatan

1 Pertama Penyerahan mahasiswa PLK-S

Pembuatan program

Membuat daftar siswa asuh

Memberi layanan orientasi + perkenalan

penjelasan pentingnya kegiatan BK

pola 17 Plus dan manfaatnya bagi siswa

mekanisme dan lama kegiatan BK

asas-asas kegiatan BK

Evaluasi kegiatan

2 Kedua Pengadministrasian AUM UMUM

Pengadministrasian AUM PTSDL

6

Page 7: Laporan PLK S

Aplikasi Instrumentasi (tekhnik Sosiometri)

Pemberian layanan informasi (belajar Efektif)

Pemberian layanan informasi perkembanga fisik remaja

Bimbingan Kelompok

Layanan penempatan dan penyaluran

Evaluasi Kegiatan

3 Ketiga Pengadministrasian AUM PTSDL

Pengadministrasian AUM Umum

Konseling Individual

Bimbingan kelompok

Pemberian layanan informasi tentang perkembangan teknologi

dan dampaknya

Petak Jauhari

Layanan Penguasaan Konten tentang cara mengatur waktu

Layanan Penguasaan Konten tentang catatan

menarik/merapikan catatan

Evaluasi Kegiatan

4 Empat Penampilan data (AUM UMUM-AUM PTSDL)

Konseling kelompok

Layanan informasi (Narkoba, AIDS, dan Alat Reproduksi)

Layanan penguasaan konten (KPMP)

Konseling individual

Evaluasi kegiatan

5 Lima Layanan informasi (Rokok dan Dampak merokok)

Konseling individual

Konseling kelompok

Layanan Penguasaan Konten tentang cara meingkas

Evaluasi kegiatan

6 Enam Konseling individual

Layanan Penguasaan Konten tentang Karya Ilmiah

7 Tujuh Konseling individual

Evaluasi kegiatan

8 Delapan a. Meminta pesan dan kesan kepada siswa asuh

b. Perpisahan mahasiswa PPL kepada pihak sekolah

BAB III

7

Page 8: Laporan PLK S

IDENTIFIKASI MASALAH PESERTA DIDIK

A. Data Masalah Umum

AUM umum merupakan salah satu instrument dalam bimbingan dan konseling

yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah-masalah siswa yang bersifat umum

sehingga dapat diketahui dan diberi bantuan layanan.

Identifikasi masalah peserta didik khususnya siswa asuh kelas VIII 4 dapat dilihat

dari hasil pengolahan AUM Umum format 3 SMP di SMP N 2 Curup Tengah terdiri

dari 16 orang perempuan dan 10 orang laki-laki yang dilaksanakan pada hari senin, 3

Februari 2009, sebagai berikut :

1. Pada bidang Jasmani dan Kesehatan (JDK) yang jumlah itemnya ada 20, masalah

tertinggi 5 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, sedangkan masalah

yang terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah

keseluruhan 53 Dengan persentase 0,53 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami

masalah 2,15 sedangkan masalah berat yang dialami siswa dengan jumlah 26 jika

dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 1

2. Pada bidang Diri Pribadi (DPI) jumlah itemnya 15, masalah yang tertinggi 10 yang

dialami oleh satu atau beberapa siswa, sedangkan masalah terendah 0 yang dialami

oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan 74 dengan

persentase 0,74 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah sebanyak 2,84

sedangkan masalah berat yang dialami oleh siswa dengan jumlah 19 jika dirata-

ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 0,73

3. Pada Hubungan Sosial (HSO) yang jumlah itemnya ada 25, masalah tertinggi 15 yang

dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, sedangkan masalah yang terendah 0

yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan

96 dengan persentase 0,9 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah 3,69

dangkan masalah berat yang dialami siswa dengan jumlah 16 jika dirata-ratakan

setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 0,615

4. Pada bidang Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang jumlah itemnya 10, masalah

tertinggi 6 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dan masalah yang

terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara

keseluruhan 34 Dengan persentase 0,34 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami

masalah 1,307 sedangkan masalah berat yang dialami siswa sebanyak 5 dengan rata-

rata siswa mengalami masalah berat 0,19

5. Pada bidang Karir dan Pekerjaan (KDP) jumlah itemnya ada 5, masalah tertinggi 4

yang dialami oleh satu atau beberapa siswa, dan masalah terendah 0 yang dialami

oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan sebanyak 11

dengan persentase 0,11 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah sebanyak

8

Page 9: Laporan PLK S

0,42 sedangkan masalah berat yang dialami oleh siswa sebanyak 3 sehinnga rata-rata

setiap siswa mengalami masah berat 0,11

6. Pada bidang Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang jumlah itemnya ada 50, masalah

tertinggi 33 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dan masalah yang

terendah 1 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah

keseluruhan 262 dengan persentase 2,62 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami

masalah 10,07 sedangkan masalah berat yang dialami siswa sebanyak 65 jika dirata-

ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 2,5

7. Pada bidang Agama, nilai-nilai dan Moral (ANM) yang jumlah itemnya ada 15 ,

masalah tertinggi 7 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, sedangkan

masalah yang terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan

jumlah keseluruhan 53 Dengan persentase 0,53 jika dirata-ratakan setiap siswa

mengalami masalah 2,03 sedangkan masalah berat yang dialami siswa dengan jumlah

15 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah berat sebanyak 0,57

8. Pada bidang Keadaan dan Hubungan dalam Keluarga (KHK) yang jumlah itemnya

ada 25, masalah tertinggi 13 yang dialami oleh satu atau beberapa siswa, dan

masalah terendah 0 yang dialami oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah

secara keseluruhan sebanyak 69 dengan persentase 0,69 jika dirata-ratakan setiap

siswa mengalami masalah sebanyak 2,65 sedangkan masalah berat yang dialami oleh

siswa sebanyak 17 sehinnga rata-rata setiap siswa mengalami masah berat 0,65

9. Pada bidang Waktu Senggang (WSG) yang jumlah itemnya ada 5, masalah tertinggi

2 yang dialami oleh satu atau beberapa siswa, dan masalah terendah 0 yang dialami

oleh satu atau beberapa orang siswa, dengan jumlah secara keseluruhan sebanyak 21

dengan persentase 0,21 jika dirata-ratakan setiap siswa mengalami masalah sebanyak

0,80 sedangkan masalah berat yang dialami oleh siswa sebanyak 3 sehinnga rata-rata

setiap siswa mengalami masah berat 0,115

Dari sepuluh bidang di atas dapat disimpulkan bahwa masalah terbanyak yang

dialami siswa adalah pada bidang Pendidikan dan Pelajaran (PDP) dan Pada

Hubungan Sosial (HSO).

B. Data Tentang Mutu Belajar

AUM PTSDL di berikan kepada siswa untuk melihat lebih jelas bidang-bidang

masalah yang dialami oleh siswa, selain itu untuk membahas setiap masalah melalui

konsultasi dan ada yang dilanjutkan dengan konseling bersama siswa.

Setelah dilanjutkan dengan mengadakan pengadministrasian AUM PTSDL

diketahui bahwa data mutu belajar siswa di kelas VIII 4 adalah sebagai berikut

dengan skor mutu belajar siswa tertinggi 256 terendah 56 Rata-rata per siswa 127,61

sedangkan data masalah belajar yang dialami siswa juga diperoleh dari

9

Page 10: Laporan PLK S

pengadministrasian AUM PTSDL diperoleh data sebagai berikut : masalah belajar

yang dialami siswa tertinggi adalah 87 terendah 21 Rata-rata persiswa 54,46 Dan

kategori masalah yang paling banyak ditandai siswa sebagai masalah adalah masalah

yang berhubungan dengan keterampilan belajar (T) berjumlah 780 dan masalah yang

berhubungan dengan diri pribadi (D) berjumlah 256 (terlampir). Hal ini menunjukkan

banyaknya masalah yang dialami siswa dalam belajar dan sangat berkaitan sekali

dengan keadaan diri pribadi dalam mempersiapkan diri dalam belajar.

A. Data Tentang Hubungan Sosial

Selain itu juga untuk melihat data hubungan sosial siswa dalam belajar yang

tampak dari hasil sosiometri bahwa di kelas VIII 4 bahwa ada 3 orang siswa yang

terpopuler dalam belajar dengan masing-masing 8, 2, dan 2 jumlah pemilih, dan 9

orang siswa terisolir, serta 2 pasangan siswa yang melakukan klik-klik, dan diketahui

teman yang terpopuler memang siswa yang juara dikelasnya. Kemudian dari hasil

sosiometri dalam pemilihan teman bermain diketahui bahwa siswa terfavorit

berjumlah 1 orang siswa dengan jumlah pemilih 3 orang, dan untuk yang terisolir

terdapat 8 orang siswa artinya tidak ada yang memilih mereka dalam bermain, dan 3

orang siswa pasangan yang melakukan klik-klik, artinya mereka benar-benar memilih

itulah teman yang paling asyik diajak bermain begitu juga sebaliknya.

Penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi

1. AUM UMUM

AUM UMUM untuk siswa SMP adalah AUM Umum format-3 yang

didalamnya terdapat 170 butir pertanyaan, terdiri dari sepuluh kelompok masalah

yaitu :

Jasmani dan kesehatan (JDK) terdiri dari 20 butir masalah Diri pribadi (DPI) terdiri dari 15 butir masalah Hubungan sosial (HSO) terdiri dari 25 butir masalah Ekonomi dan keuangan (EDK) terdiri dari 10 butir masalah Karier dan pekerjaan (KDP) terdiri dari 5 butir masalah Pendidikan dan pelajaran (PDP) terdiri dari 50 butir masalah Agama nilai dan moral (ANM) terdiri dari 15 butir masalah Keadaan dan hubungan dalam keluarga (KHK) terdiri dari 25 butir masalah Waktu senggang (WSG) terdiri dari 5 butir masalah]

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan AUM Umum dilaksanakan setelah pengadministrasian AUM

Umum, yaitu :

Waktu : 5 Februari 2009

10

Page 11: Laporan PLK S

Tempat : Ruang Kelas VIII 4

Jumlah peserta : 26 Orang

Sasaran : Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah

2). Tujuan :

Pengadministrasian AUM Umum bertujuan untuk :

Mendapatkan gambaran mengenai masalah pribadi dan masalah berat

yang dialami siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk

pemberian bantuan serta tindak lanjut terhadap masalah

Mengetahui masalah kelompok dikalangan siswa sesuai bidang

masalah

3). Langkah-Langkah Kegiatan

a) Membuka kegiatan

b) Menjelaskan apa, untuk apa, dan cara pengolaah AUM Umum

c) Membagikan buku dan lembar jawaban AUM Umum kepada siswa.

d) Membaca serta menjelaskan petunjuk pengisian AUM Umum

e) Siswa yang belum paham diminta untuk mengajukan pertanyaan

f) Meminta siswa mengisi identitas dan lembaran jawaban AUM Umum

g) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar jawaban AUM PTSDL

yang diisi oleh siswa.

h) Menutup kegiatan.

4). Hasil :

Adapun hasil yang diperoleh adalah : Siswa merasa puas dan menunjukkan

kesungguhan dalam mengisi AUM dengan menandai butir pertanyaan

masalah sesuai dengan yang dialami oleh masing-masing siswa.

5). Tindak Lanjut :

Sebagai tindak lanjut dari hasil pengisian AUM Umum ini, data yang

diperoleh akan digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan bimbingan

ataupun konseling perorangan nantinya.

2. AUM PTSDL

AUM PTSDL merupakan alat untuk mengungkapkan skor mutu kegiatan be ajar

siswa dan masalah belajar yang dialaminya. Dalam AUM PTSDL ada 145 butir

pertanyaan /pernyataan, meliputi :

a. Persyaratan penguasaan materi pelajaran (P) terdiri dari 10 butir

b. Keterampilan belajar (T) terdiri dari 75 butir

c. Sarana dan prasarana be ajar (S) terdiri dari 10 butir

d. Keadaan Diri pribadi (D) terdiri dari 30 butir

e. Lingkungan belajar dan sosiol ekonomi (L) terdiri dari 20 butir

11

Page 12: Laporan PLK S

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan AUM PTSDL dilaksanakan setelah pengadministrasian AUM

Umum, yaitu :

Waktu : 9 Februari 2009

Tempat : Ruang Kelas VIII 4

Jumlah peserta : 26 Orang

Sasaran : Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah

2). Tujuan :

Untuk mengetahui mutu skor belajar dan masalah-masalah belajar yang dialami

oleh siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok.

3). Langkah-Langkah Kegiatan

- Membuka kegiatan

- Menjelaskan apa, untuk apa, dan cara pengolaah AUM PTSDL

- Membagikan buku di lembar jawaban AUM PTSDL kepada siswa.

- Membaca serta menjelaskan petunjuk pengisian AUM PTSDL

- Meminta siswa mengisi lembaran jawaban AUM PTSDL

- Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar jawaban AUM PTSDL

yang diisi oleh siswa.

- Menutup kegiatan.

4). Hasil :

Adapun hasil yang diperoleh adalah :

- Setiap siswa merasa senang karena setidaknya dapat mengungkapkan

masalahnya.

- Semua siswa menunjukkan keaktifan mengikuti pengadministrasian AUM

tersebut..

5). Tindak Lanjut:

Siswa diinformasikan bahwa mereka dapat melihat hasil pengolahan AUM

PTSDL secara individu dan hasil pengolahan secara kelompok (data terlampir).

Adapun hasil dari kegiatan pengadministrasian AUM PTSDL ini dijadikan

sebagai :

Acuan dasar untuk memberikan bimbingan belajar, terutama

menumbuhkan motifasi belajar siswaserta membentuk sikap belajar yang baik.

Bahan pertimbangan dalam bentuk kelompok belajar dan

bimbingan kelompok dengan keadaan anggota yang bervariasi dilihat dari sudut

keberadaan siswa seperti nilai hasil belajar , jenis kelamin dan tempat tinggal

siswa.

12

Page 13: Laporan PLK S

3. SOSIOMETRI

Sosiometri merupakan salah satu instrumen BK yang dipakai untuk

mengungkapkan keadaan hubungan sosial dalam kelompoknya. Data dari hasil

sosiometri dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan sosial dalam kelompok

atau kelas, kedudukan siswa dalam kelompok memberikan gambaran mengenai taraf

penyesuaian diri sebagai dasar dalam membentuk kelompok.

Pelaksanaan

Pelaksanaan sosiometri dilakukan dengan meminta siswa memilih satu teman

yang mereka senangi dalam belajar dan memilih satu teman yang mereka sukai

dalam bermain. Pengisian sosiometri untuk siswa kelas VIII 1 di lakukan pada :

Hari : Senin, 16 Februari 2009

Tempat : Ruang kelas

Jumlah peserta : 26 orang

Sasaran : Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah

Tujuannya adalah :

- Agar siswa memahami urgensi hubungan sosial dalam proses belajar mengajar

- Agar siswa memahami kemungkinan berbagai faktor penyebab kesulitan

belajar baik dalam penguasaan materi pelajaran maupun lingkungan be ajar

dan pengaruhnya terhadap hasil belajar.

Langkah-langkah kegiatan

- Membuka kegiatan

Meminta siswa mengeluarkan kertas selembar dan menjelaskan pengertian dan

tujuan dari sosiometri

Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham dan menanyakannya

- Memberikan waktu secukupnya kepada siswa untuk mengerjakannya

- Mengumpulkan lembar sosiometri

Pengolahan Sosiometri

Adapun pengolahan sosiometri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Menyiapkan tabel sosiometri

- Memasukkan pilihan siswa ke dalam tabel yang telah ditentukan

- Menetapkan siswa yang popular dengan kriteria bahwa ia memperoleh pilihan

terbanyak

- Menetapkan siswa yang terisolir serta siswa yang klik-klik dalam kelompok

kelas

13

Page 14: Laporan PLK S

- Membuat sosiogaram

Hasil

Siswa dengan perasaan puas mengumpukan kertas isian sesuai dengan jumlah siswa

asuh

Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjutnya adalah dibentuk kelompok belajar untuk kegiatan

bimbingan dan konseling kelompok dengan siswa yang lebih bervariasi yaitu siswa

popular, terisolir serta siswa yang klik-klik dipisahkan.

4. KPMP

Tujuan dari pengisian format KPMP oleh siswa adalah untuk mengetahui

kesulitan siswa dalam memahami, menguasai dan menyerap materi pelajaran yang

diberikan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada :

1) Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan pengisian Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran (KPMP)

siswa asuh pada lokal VIII 4 SMP Negeri 2 Curup Tengah adalah :

Waktu : Selasa, 26 Februari 2009

Tempat : Ruang kelas VIII 4

Jumlah : 26 orang

2) Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah

Untuk mengetahui keadaan kesulitan belajar siswa

Mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa

3) Langkah-langkah Kegiatan

Membuka kegiatan

Menjelaskan tujuan dari KPMP

Menjelaskan cara pengisian KPMP

Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum faham

Siswa diminta segera mengisi sesuai dengan waktu.

4) Hasil KPMP terlampir

5). Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari pengisian format KPMP dan setelah diolah maka

dibentuklah kelompok belajar. Di samping itu guru mata pelajaran dapat pula

diajak bekerja sama untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan berkaitan

dengan materi pelajaran yang diajarkan.

B. Identifikasi Melalui Analisis Himpunan Data(subjek, waktu, dan pelaksanaan

kegiatan pendukung)

14

Page 15: Laporan PLK S

Aplikasi instrumentasi dilaksanakan bertujuan untuk mengungkapkan data yang

berhubungan dengan masalah-masalah yang dialaminya, baik masalah umum maupun

masalah belajar, hubungan sosial siswa yang materi pelajaran yang sulit dikuasainya.

Untuk mengungkapkan data tersebut diselenggarakan pengadministrasian format

KPMP adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Data Kehadiran Siswa

Data kehadiran siswa menggambarkan tentang kehadiran siswa dalam

proses belajar mengajar setiap hari khusus kelas Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2

Curup Tengah, dari rekapitulasi absensi siswa selama 2 bulan diketahui bahwa

siswa yang tidak masuk karena sakit orang, izin atau alfa hanya sedikit. Ketika

mengikuti BK, pada umumnya siswa hadir dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan

yang dilakukan. Kemudian di luar jam belajar digunakan untuk konseling

perorangan.

2) Biodata siswa

Biodata siswa ini diperoleh dengan meminta siswa untuk menuliskan biodata

yang terdiri dari nama, tempat tanggal lahir, asal sekolah, pekerjaan orang tua dan

alamat siswa. Berdasarkan hasil analisis ini terlihat bagaimana kondisi sosial

ekonomi keluarga yang bervariasi.

15

Page 16: Laporan PLK S

BAB IV

KEGIATAN LAYANAN KONSELING

Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanankan selama PLK-S BK di SMP N

2 Curup Tengah yang mencakup sembilan jenis layanan, enam bidang bimbingan dan

lima kegiatan pendukung yang keseluruhanya terdapat dalam pola “17 Plus” BK yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Layanan Bimbingan Konseling yamg dilaksanakan adalah :

1. Layanan Orientasi

Layanan Orientasi adalah layanan BK yang memungkinkan siswa memahami

lingkungan baru, kegiatan layanan orientasi ini dilaksanakan di minggu pertama

ketika mahasiswa PLK-S berada di lingkungan SMP N 2 Curup Tengah yaitu

diberikan kepada siswa sasaran (siswa asuh) Siswa Kelas VIII 3 SMP N 2 Curup

Tengah. adapun rincian kegiatan Orientasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Waktu : Senin, 18 Januari 2010

2. Tempat : Ruang kelas

3. Tujuan :

a. Menyelengarakan maksud, tujuan dan kegiatan mahasiwa PLK-S.

b. Menjelaskan peran Unit Bimbingan dan Konseling (UBK) di sekolah dalam

rangka membantu siswa mengembangkan potensi seoptimal mungkin

c. Siswa dapat mengetahui dan memahami bentuk pelayanan BK di sekolah dan

memanfaatkanya dalam mengembangkan potensi seoptimal mungkin Timbul

persepsi yang positif tentang BK

4. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab

5. Materi :

a. Perkenalan antara Mahasiswa PLK-S dengan siswa asuh

b. Menjelaskan pentingnya kegiatan BK bagi siswa asuh

c. Menjelaskan pola 17 Plus dan manfaatnya bagi siswa

d. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan BK di sekolah

e. Menjelaskan asas-asas yang ada di Bimbingan dan Konseling

6. Sasaran : Siswa Kelas VIII 3 SMP N 2 Curup Tengah

7. Hasil : Siswa dapat mengetahui dan memahami tujuan, manfaat, dan

bagaimana pelaksaan kegiatan BK di sekolah

8. Tindak Lanjut : Siswa sangat merespon sekali kedatangan mahasiswa PLK-S

BK dan menyatakan akan bersedia mengikuti kegiatan BK

sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

16

Page 17: Laporan PLK S

2. Layanan Informasi

Layanan Informasi adalah layanan Bimbinngan dan Konseling yang dapat

memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik, menerima dan memahami

informasi seperti informasi pendidikan dan informasi karir yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai seorang

pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. (Dewa Ketut Sukardi, 2004 : 44)

Jenis informasi yang diberikan dapat berupa informasi tentang belajar, pribadi,

karir dan sosial. Cara pemberian informasi ini dapat dilakukan melalui ceramah,

diskusi dan tanya jawab, dalam hal ini akan diberikan kepada Siswa Kelas VIII 4

SMP N 2 Curup Tengah.

Adapun tujuanya untuk memberikan pemahaman baru kepada siswa sehingga

siswa dapat menjalani kehidupan yang baik melalui informasi-informasi yang

berguna bagi pengembangan bakat, minat, dan cita-citanya serta memperoleh

keterampilan belajar yang baik. Selama menjalankan PLK-S di SMP N 2 Curup

Tengah, penulis dapat melaksanakan kegiatan layanan informasi sebagaimana yang

terlampir.

Dalam pemberian layanan informasi di kelas, siswa sangat aktif mengikuti dan

mendengarkan materi yang diberikan, materi layanan informasi yang diberikan ini

berdasarkan hasil pengolahan Aum PTSDL dan berdasarkan kebutuhan siswa.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah layanan Bimbingan dan Konseling

yang memungkinkam peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran

di dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstra kulikuler, sesuai dengan potensi,

bakat dan minat serta kondisi pribadinya. ( seri pemandu III, 1997 : 35)

Layanan Penempatan dan Penyaluran juga bertujuan untuk membantu individu

yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam menyalurkan potensi

bakat, minat dan hobinya serta mengembangkan dirinya agar individu tersebut dapat

menentukan pilihan yang tepat sehingga dapat mencapai perkembangan secara

optimal. ( Prayitno dan Erman Emti, 1994 : 272 )

Melihat dari hasil sosiometri Siswa Kelas VIII 4 SMP N 2 Curup Tengah, maka

layanan Penempatan dan Penyaluran yang penulis diberikan adalah :

NO Hari/tanggal Materi layanan

1

2

Sabtu,7-02-09

Sabtu,7-02-09

Pembagian kelompok dalam Bimbingan Kelompok

Pembagian kelompok dalam Konseling Kelompok

17

Page 18: Laporan PLK S

3 Sabtu,14- 2-09 Penempatan posisi dalam melaksanakan Bimbingan

Kelompok dan Konseling Kelompok

Hasilnya siswa dapat menjalani kegiatan kegiatan bimbingan dan konseling

kelompok dengan semangat dan lancar. ini dibuktikan dengan komitmen anggotaa

kelompok yang positif dan dinamis terhadap topik yang telah dibahas, dan mengenai

bimbingan belajar sudah berjalan di luar jam sekolah.

4. Layanan Penguasaan Konten

Layanan Penguasaan Konten adalah salah satu jenis layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan siswa dapat memahami dan mengembangkan sikap

dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan

kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam

kehidupan dan perkembangan dirinya. (Prayitno, 1997)

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar dengan pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, meningkatkan

motivasi belajar, dan pengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta

keterampilan belajar yang baik. Adapun layanan Penguasaan Konten yang diberikan

untuk siswa binaan Siswa Kelas VIII 1 SMP N 2 Curup Tengah adalah :

NO Hari/tanggal Materi layanan

1

2

3

Kamis, 26-02-09

Jum’at, 26-02-09

Kamis, 07-03-09

Motivasi Mengatur jadwal kegiatan

Trik Cara Cepat Memahami Materi dengan

Membaca..

Trik Meringkas Efektif

5. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan bertujuan memungkinkan siswa mendapatkan

layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka

pembahasan dan pengentasan permasalahan. (prayitno,dkk, 1997)

Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling perorangan ini tidak

terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara perorangan

dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, belajar, sosial dan karir.

Setiap siswa secara perorangan dapat membawa masalah yang dialaminya

kepada guru pembimbing. Lebih lanjut guru pembimbing akan melayani semua siswa

dengan berbagai permasalahanya itu tanpa membedakan pribadi siswa atau

permasalah yang dihadapinya.

Adapun kegiatan layanan konseling perorangan yang penulis laksanakan selama

PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah adalah sebagai berikut :

18

Page 19: Laporan PLK S

Klien 1

Waktu : Sabtu , 7 Februari 2009Tempat : Ruang UKSNama : SLJenis Kelamin : P

Deskripsi Masalah :

Ki merasa sangat susah untuk konsentrasi belajar disekolah karena merasa

terbebani dan merasa malu kepada kawan – kawan serta orang – orang (tetangga

sekitar) karena kedua orangtuanya sering bertengkar. Hal ini disebabkan karena ayah

kandungnya telah berselingkuh dengan seorang perempuan. Ia merasa kasihan dan

marah kepada kedua orang tuanya karena adiknya (kelas 2 SD) menjadi terlantar

dirumah sehingga ia harus labih berat mengasuh adiknya dirumah.

a. Pengantaran

Ki adalah siswa yang dengan datang sendirinya untuk konseling. Pada langkah

pertama ko terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk

menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum pernah

konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan apa itu

konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki menyatakan

kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya sebelum konseling,

kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.

b. Penjajakan

Dalam proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :

1) Orant tua (ayah dan ibu) ki jarang dirumah karena bekerja. Ibunya berjualan

dipasar dan ayahnya berprofesi sebagai petugas kemanan pada sebuah kantor dan

juga berkerja sebagai ojek jika diwaktu senggang.

2) Ki merasa sangat tidak nyaman dengan keadaanya terbebani dengan kenyataan

bahwa orang tuanya sering bertengkar karena ayahnya telah berselingkuh dengan

seorang perempuan.

3) Ki merupakan anak pertama dan ia hanya memiliki seorang adik sehingga ia

mempunyai tanggung jawab mengasuh adiknya dirumah karena ayah dan ibunya

sering pergi untuk bekerja.

4) Ki ingin kedua orang tuanya kembali akur / harmonis seperti dahulu.

c. Penafsiran

dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :

1. Rasa aman : Merasa tidak nyaman karena orang tuanya sering bertengkar

19

Page 20: Laporan PLK S

dirumah.

2. Kompetensi : Ki tidak berani untuk mengatakan kepada kedua orang

tuanya tentang tekanan yang ikut ia rasakan karena

permaslahan mereka berdua.

3. Aspirasi : Ki ingin menyadarkan kedua orang tuanya agar mampu

untuk berusaha untuk memahami tentang dirinya dan

adiknya dan lebih dewasa dalam bertindak.

4. Semangat : Ki tidak tahu bagaimana cara menjelaskan yang tepat agar

orang tuanya tidak tersinggung

5. Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang tepat untuk menjelaskan

berbicara orang tuanya

d. Pembinaan

1. Rasa aman : Mambahas bahwa ki tidak perlu merasa tidak nyaman

dengan kondisi yang sedang terjadi dengan keluarganya.

2. Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya bisa membuat kedua orang

tuanya dapat kembali menjadi harmonis dan lebih perhatian

kepada ki dan adiknya.

3. Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa menghadapi dan

membicarakannya kepada orang tuanya.

4. Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hatinya pada

orang tuanya..

5. Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat

untuk dapat menjelaskan kepada orang tuanya..

e. Penilaian

1. U (Understanding) : Ki menyadari jika masalah ini terus berlarut – larut

maka akan berimbas pada perkembangan dirinya dan

adiknya.

2. C (Comfort) : Ki merasa nyaman dan tidak takut lagi karena sudah

dapat mengungkapkan perasaan, dan permasalahanya

serta mengetahui cara untuk menjelaskan pada kedua

orang tuanya.

3. A (Action) : Ki berjanji akan berani berbicara kepada kedua orang

tuanya dan menjelaskan bahwa ia dan adiknya ingin

mereka berdua lebih perhatian dan kembali menjadi

harmonis.

f. Tindak Lanjut

Menanyakan perkembangan keadaaan ki dalam beberapa waktu.

20

Page 21: Laporan PLK S

Setelah beberapa hari kemudian ki kembali dan menceritakan bahwa ia ternyata

berhasil untuk membuat kedua orang tua nya kembali bersatu dan lebih memperhatikan

dirinya serta adiknya.

Klien 2Waktu :Kamis, 12 Februari 2009Tempat : Ruang Bimbingan KonselingNama : SRJenis Kelamin : PDeskripsi Masalah

Ki adalah siswi kelas IX SMP Negeri 2 Curup tengah. Ia adalah siswa baru

sekitar satu tahun pindahan dari daerah lain karena ikut ayahnya tinggal di Curup. Ia

dirumah memiliki seorang adik perempuan (SD kelas 4) dan ayuk (MAN kelas 2).

Sedangkan ibunya tidak pernah kembali setelah bertengkar dengan ayahnya dan

sekarang berada di Medan dan bekerja disana sejak tiga tahun yang lalu. Ayahnya

berada di Bangko karena berkebun disana dan hanya pulang sekali dalam tiga bulan..

Ia merasa tersiksa dirumah karena ayuknya berbuat semena – mena terhadap dirinya

dan adiknya. Sedangkan ayah dan ibunya tidak tahu karena tidak berada si rumah. Ia

sering dipukul begitu juga dengan adiknya oleh ayuknya walupun hanya melakukan

kesalahan kecil. Ia sudah tidak bisa menahan rasa ketersiksaannya karena ayuknya

sudah keterlaluan, tidak segan - segan untuk memukul adiknya yang paling kecil

hingga kakinya cidera.

Langkah-langkah proses konseling :

a. Pengantaran

Ki datang secara sukarela, dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah

pertama ko terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk

menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum pernah

konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan apa itu

konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki menyatakan

kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya sebelum konseling,

kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.

b. Penjajakan

selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :

1) Ki bingung harus berbuat apa untuk menghentikan kekejaman ayuk kandungnya

sendiri.

2) Ki tidak tahu apa yang menyebabkan sehingga ayuknya menjadi kasar dan kejam.

3) Ki menjadi tidak dapat berkonsentrasi belajar, karena terus dihantui rasa tidak

nyaman akibat masalah tersebut.

4) Ki ingin agar kedua orang tuanya kembali kerumah dan dapat hidup bersama

dirumah.

21

Page 22: Laporan PLK S

c. Penafsiran

Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :

1. Rasa aman : Merasa tersiksa karena ayuknya menjadi kasar dan kejam,

sering menyiksa dirinya dan adiknya serta takut untuk

mengatakan kepada ayahnya nanti.

2. Kompetensi : Ki tidak bisa menghentikan kekejaman yang dilakukan oleh

ayuknya terhadap dirinya serta adiknya.,

3. Aspirasi : Ki ingin membicarakan kepada ayahnya dan ingin ayuknya

berubah menjadi baik dan dapat membimbing dirinya serta

adiknya.

4. Semangat : Ki tidak berani melawan ketika ayuknya sedang marah

5. Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk

mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana

cara mengawalinya nanti.

d. Pembinaan

1. Rasa aman : Mambahas ki tidak perlu merasa cemas dan khawatir

terhadap masalah tersebut, karena masalah ini akan

terselesaikan apabila ki ingin mengadakan komunikasi yang

baik dengan ayuknya.

2. Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai

keberanian untuk membicarakan dengan ayah dan ayuknya.

3. Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap

dengan ayah dan ayuknya.

4. Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan

persanaannya.

5. Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat

untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian

1. U (Understanding) : Ki menyadari kelemahanya selama ini yang kurang

berkomunikasi dengan baik dengan ayuknya dan

memahami perubahan yang terjadi pada ayuknya.

2. C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang

sedang ia alami dan memahami konsisi ayuknya hingga

berubah seperti demikian.

3. A (Action) : Ki berjanji akan membicarakanya dengan ayahnya dan

22

Page 23: Laporan PLK S

berusaha meminta pengertian kepada ayuknya,

f. Tindak Lanjut

Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan bimbingan konseling yang bersifat

kelompok dimana disanan ada pemimpin kelompok dan anggota kelompok dengan

membentuk dinamika kelompok. Bimbingan kelompok membahas tentang berita-

berita yang hangat dan aktual, yang ada kaitanya dengan bimbingan konseling itu

sendiri. Dalam bimbingan kelompok ada dua jenis topik yaitu topik tugas dan topik

bebas. Lebih jauh dengan layanan bimbingan kelompok para siswa dapat diajak untuk

bersama-sama mengemukakan pendapat tentang topik yang sedang dibahas karena

tujuan dari bimbingan konseling adalah mengembangkan kemampuan untuk

berkomunikasi dengan anggota kelompok.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah :

-Melatih siswa berani mengemukakan pendapat di depan orang banyak

-Melatih siswa mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.

-Menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang berbagai permasalahan yang

sedang dihadapi sehari-hari.

Adapun kegiatan layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan selama

PLK-S di SMPN 2 Curup Tengah adalah :

Pertemuan 1

Waktu : Kamis, 05 februari 2009

Tempat : Ruang Kelas VIII 4

Tujuan : Dengan diberikanya topic Bebas yang membahas tentang tradisi

Valentine.

Peserta : Anggota Kelompok 1 dan 2 (nama terlampir)

Langkah-Langkah Kegiatan :

a. Tahap Pembentukan :

1) Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota kelompok

untuk datang dalam kegiatan ini

3) Pemimpin kelompok memimpin do’a bersama

4) Pemimpin kelompok menjelaskan apa itu bimbingan kelompok, tujuan bimbingan

kelompok, asas-asas yang diperlukan dalam bimbingan kelompok dan cara

pelaksanaan bimbingan kelompok.

23

Page 24: Laporan PLK S

5) Pemimpin kelompok memperkenalkan diri setelah itu anggota kelompok diminta

secara sukarela untuk memperkenalkan dirinya, kemudian dilanjutkan dengan

rangkaian nama agar suasana kelompok lebih akrab.

6) Untuk mengakhiri tahap pembentukan diadakan permainan “ Rangkaian nama”

b. Tahap Peralihan :

1) Menjelaskan kembali apa itu bimbingan kelompok dan tujuan bimbingan

kelompok

2) Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk

mengikuti kegiatan selanjutnya

3) Pemimpin kelompok memberi contoh topik yang dapat dikemukakan dan dibahas

dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dan pada pertemuan pertama pemimpin

kelompok yang memberikan topik tugas yaitu tentang “Tradisi valentine”

c. Tahap Kegiatan

1) Pemimpin kelompok telah menentukan topik yang akan dibahas

2) Pemimpin kelompok memberikan sedikit gambaran tentang tradisi valentine.

3) Pemimpin kelompok mempersilahkan siswa bergiliran untuk mengemukakan

pendapat tentang apa sebenarnya valentine itu ?

4) Setelah itu, pemimpin kelompok mempersilahkan siswa bergiliran untuk mencari

apa landasan dalam merayakan valentine

5) Setelah terjawab apa itu valentine, pemimpin kelompok mengadakan suatu

permainan “tebak tokoh”. Dan kemudian dilanjutkan lagi dengan membahas

topik.

6) Pemimpin kelompok mempersilahkan siswa bergiliran untuk mencari apa untung

dan ruginya merayakan valentine.

7) Setelah itu, pemimpin kelompok dan anggota kelompok bersama-sama

menyimpulkan apa, mengapa, dan bagaimana dalam menyikapi tentang valentine

itu.

8) Pemimpin kelompok meminta komitmen anggota kelompok tentang kesediaanya

melaksanakan apa yang telah diputuskan secara berasama dalam kegiatan

bimbingan kelompok.

d. Tahap Pengakhiran :

1) Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok mengemukakan kesan dan

tanggapanya terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru dilaksanakan.

3) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok.

4) Berdo’a bersama atas terlaksanaya kegiatan bimbingan kelompok dengan lancar.

5) Mengakhiri dengan bejabatan tangan sambil menyanyikan lagu “Sayonara”

24

Page 25: Laporan PLK S

Pertemuan 2

Waktu : Jum’at, 06 Februari 2009

Tempat : Ruang Kelas VIII 4

Tujuan : memanfaatkan Media Masa secara positif

Peserta : Anggota Kelompok 3 dan 4 (nama terlampir)

a. Tahap Pembentukan :

1) Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota kelompok

untuk datang dalam kegiatan ini

3) Pemimpin kelompok memimpin do’a bersama

4) Pemimpin kelompok menjelaskan apa itu binbingan kelompok, tujuan bimbingan

kelompok, asas-asas yang diperlukan dalam bimbingan kelompok dan cara

pelaksanaan bimbingan kelompok.

5) Pemimpin kelompok memperkenalkan diri setelah itu anggota kelompok diminta

secara sukarela untuk memperkenalkan dirinya, kemudian dilanjutkan dengan

rangkaian nama agar suasana kelompok lebih akrab.

6) Untuk mengakhiri tahap pembentukan pemimpin kelompok menyanyakan kepada

anggota apa keinginaya pada hari itu yang belum terpenuhi, sehingga suasana

menjadi akrab.

b. Tahap Peralihan :

1) Menjelaskan kembali apa itu bimbingan kelompok dan tujuan bimbingan

kelompok

2) Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk

mengikuti kegiatan selanjutnya

3) Pemimpin kelompok memberi contoh topik yang dapat dikemukakan dan dibahas

dalam kegiatan bimbingan kelompok.

c. Tahap Kegiatan

1) Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok mengemukakan topik

permasalahan yang akan dibahas

2) Masing-masing anggota kelompok mengemukakan topik permasalahan yang ingin

dibahas

3) Pemimpin kelompok meminta pendapat anggota kelompok tentang topik apa yang

ingin dibahas terlebih dahulu. Setelah terjadi perdebatan maka pada akhirnya

25

Page 26: Laporan PLK S

disepakati topik “memanfaatkan Media Masa secara positif” dibahas terlebih

dahulu

4) Pemimpin kelompok meminta masing-masing anggota kelompok mengungkapkan

apa pendapat mereka tentang apa yang dimaksud Media Masa, , manfaat dan

dampaknya dalam kehidupan.

5) Pemimpin kelompok mengklarisifikasi tentang Media Masa kepada anggota

kelompok.

6) Pemimpin kelompok memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk tanya

jawab

7) Pemimpin kelompok bersama-sama anggota kelompok menyimpulkan dan apa

yang dapat dilakukan dengan Mdia Masa. Kesimpulan tersebut dijadikan sebagai

keputusan bersama anggota kelompok yang akan dilaksanakan oleh seluruh

anggota kelompok.

8) Pemimpin kelompok meminta komitmen anggota kelompok tentang kesediaannya

melaksanakan apa yang telah diputuskan secara bersama dalam kegiatan

bimbingan kelompok.

d. Tahap Pengakhiran :

1) Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok mengemukakan kesan dan

tanggapanya terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru dilaksanakan.

3) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok.

4) Berdo’a bersama atas terlaksanaya kegiatan bimbingan kelompok dengan lancar.

5) Mengakhiri dengan bejabatan tangan sambil menyanyikan lagu “Sayonara”

7. Layanan Konseling Kelompok

Konseling kelompok membahas masalah pribadi yang dialami masing-

masing anggota kelompok. Satu persatu anggota kelompok mengungkapkan

masalah pribadinya secara bebas, kemudian dipilih masalah mana yang akan

dibahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Konseling

Kelompok terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta layanan.

Melalui layanan konseling kelompok yang intensif dalam upaya pemewcahan

masalah tersebut para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus yaitu :

o Terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah

kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau berkomunikasi

o Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya

imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu lain peserta layanan

konseling kelompok.

26

Page 27: Laporan PLK S

Tujuan dari layanan ini untuk mengentaskan masalah anggota kelompok

melalui dinamika kelompok, sekaligus untuk melatih anggota kelompok

mengeluarkan ide atau gagasan dan mengembangkan sikap tenggang rasa.

Adapun materi konseling kelompok yang dibahas dalam kelas VIII 4 SMP N 2

Curup Tengah adalah sebagai berikut :

Kelompok Materi Anggota

I Merasa sulit memahami penjelasan guru

mata pelajaran tenrtentu.

(terlampir)

II Kurang percaya diri terhadap diri sendiri (Terlampir)

III Sulit Membagi Waktu Belajar &

Menonton

(Terlampir)

IV Mengalami kesulitan berbicara didepan

umum

(Terlampir)

Tabel ini disesuaikan dengan satlan dan satkung terlampir

8. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh

konselor terhadap konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,

pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau

permasalahan pihak ke tiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara

perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan

konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih

kalau konsulti-konsulti itu menghendakinya.

Layanan konsultasi ini bersifat insidental, sesuai dengan kebutuhan. Dalam

pelaksanaan PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah masalah yang dialami siswa masih

bisa ditangani guru pembimbing. Sehingga layanan konsultasi ini belum perlu

dilakukan.

9. Layanan Mediasi

Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor

terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan

kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling

bertentangan dan saling bermusuhan. Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa

damai bahkan mungkin berkehendak saling menghancurkan. Keadaan yang demikian

itu akan merugikan kedua belah pihak.

Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengentarai atau membangun

hubungan diantara mereka sehingga mereka menghentikan dan terhindar dari

pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak.

27

Page 28: Laporan PLK S

Selama PLK-S mahasiswa tidak menemukan klien yang bermasalah dengan

temanya, sehingga layanan mediasinya tidak terlaksana.

BAB V

KEGIATAN KHUSUS

A. Kegiatan Kelompok Belajar

Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan BK yang termasuk dalam BK pola 17

plus, guru pembimbing juga melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus seperti

kelompok belajar dan bimbingan teman sebaya.

Kelompok belajar adalah sejumlah siswa yang melakukan aktifitas bersama

dan saling membantu dalam proses pembelajaran. Kelompok tersebut juga

menyelenggarakan kegiatan di luar jam belajar resmi sesuai dengan kesepakatan

anggotanya.

Secara khusus tujuan Bimbingan kegiatan kelompok belajar diarahkan

pada hal-hal sebagai berikut :

1. Isi dan hasil belajar.

Melalui kegiatan kelompok siswa dapat :

-Mendalami materi pelajaran,

-Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

-Menanggulangi kesulitan belajar yang dirasakan,

-Mempersiapkan diri untuk ujian.

-Memperoleh nilai tinggi untuk pelajaran yang diikuti

2. Kegiatan belajar siswa.

Melalui kegiatan kelompok belajar siswa dapat

-Mengembangkan keterampilan belajar,

-Mengoptimalkan penggunaan sarana belajar yang ada,

-Mengembangkan motifasi dan disiplin belajar

Dalam pelaksanaan PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah ini tidak dapat

terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Tetapi secara tidak langsung ada beberapa siswa yang dinilai memiliki kemampuan

dalam belajarnya yang bagus dibandingkan teman sekelasnya dan diminta untuk

membantu teman-temanya yang mengalami kesulitan dalam belajar.

28

Page 29: Laporan PLK S

B. Bimbingan Teman Sebaya

Bimbingan teman sebaya atau disingkat BTS merupakan kegiatan bimbingan

yang mengikut sertakan siswa sebagai subjek pembimbing. BTS adalah pelayanan

bimbingan yang diberikan oleh siswa tertentu terhadap siswa lainya dalam

mengentaskan permasalahanya, baik masalah dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar

dan karir.

Siswa yang memberikan bantuan terlebih dahulu dibina atau dilatih oleh guru

pembimbing sampai mampu melaksanakan bimbingan teman sebaya yang memberi

bantuan koordinasi dan supervise guru pembimbing. Adapun tujuan umum dari BTS

adalah membantu mensukseskan program bimbingan dan konseling di sekolah dalam

rangka mengoptimalkan perkembangan siswa. Sedangkan tujuan khusus darI BTS

adalah :

1. Untuk siswa yang bimbing (SISBIN) adalah membantu siswa bersangkutan

memperoleh kesempatan dalam mengembangkan hubungan social, mengentaskan

persoalan yang dihadapi, mengembangkan potensi dan manfaat layanan BK

2. Untuk siswa yang memberikan bantuan (SISBAN) tujuan BTS adalah

memberikan kesempatan pada siswa tersebut meningkatkan keperdulian,

meningkatkan kualitas pribadi, mengembangkan potensi dan motivasi temanya

dalam belajar.

Dalam pelaksanaan PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah, bahwa bimbingan teman

sebaya ini telah berjalan dengan adanya PKR sekolah, selama menjalankan PLK-S di

sekolah mahasiswa juga melibatkan diri didalamnya dengan memberikan layanan-

layanan yang sesuai dengan tugas perkembangan siswa diantaranya adalah tentang

tugas perkembangan remaja, kenakan remaja, dan penyakit AIDS dan penyebabnya.

(satlan dan satkung terlampir)

29

Page 30: Laporan PLK S

BAB VI

KEGIATAN PENDUKUNG

Kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah

dilaksanakan untuk menunjang atau memperkuat terlaksananya jenis layanan

bimbingan dan konseling, kegiatan pendukung bimbingan dan konseling terdiri dari :

Aplikasi Instrumentasi, Himpunan Data, Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah, Alih

Tangan Kasus dan Tampilan Kepustakaan.

Pelaksanaan PLK-S SMP N 2 Curup Tengah penulis telah melaksanakan

beberapa kegiatan pendukung di atas.

1. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data

Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan

keterangan tentang peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Pengumpulan data dan keterangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai

instrumen baik tes maupun non tes. Hasil instrumentasi dipakai dalam kegiatan

layanan bimbingan dan konseling.

Adapun aplikasi instrumentasi yang telah penulis laksanakan di Curup

adalah :

a. Pengadministrasian AUM Umum Format-3 untuk Siswa Kelas VIII 1 SMP N 2

Curup Tengah

b. Pengadministrasian AUM PTSDL Format -3 untuk Siswa Kelas VIII 1 SMP N 2

Curup Tengah

c. Pelaksanaan teknis Sosiometri

d. Pelaksanaan pengisian format KPMP, instrumentasi yang dilaksanakan satlan dan

Lapelprog terlampir.

Himpunan data meliputi :

Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dari

data tersebut dikelompokkan menjadi data pribadi, data kelompok, dan data umum.

Adapun data yang telah penulis himpun dalam PLK-S di SMP N 2 Curup Tengah

sebagai berikut :

30

Page 31: Laporan PLK S

a. Data hasil pengolahan AUM Umum (Pribadi dan kelompok)

b. Data hasil pengolahan AUM PTSDL (Pribadi dan Kelompok)

c. Data hasil pengolahan sosiometri

d. Data hasil pengisian format KPMP

e. Biodata siswa (Semua data tersebut terlampir).

2. Konferensi Kasus

Guru pembimbing melaksanaan konferensi kasus apabila untuk penanganan

masalah siswa diperlukan data atau keterangan tambahan atau masukan dari pihak-

tertentu. Untuk itu guru pembimbing mengundang dengan pengetahuan kepala

sekolah. Pihak-pihak yang dianggap dapat membantu penanganan masalah siswa,

misalnya orang tua, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan pihak-pihak

lain yang bersangkutan.

Tujuan dari konferensi kasus adalah :

- Diperolenya gambaran yang jelas, mendalam dan menyeluruh tentang

permasalahan siswa

- Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan sehingga penanganan masalah itu tuntas

- Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya

penanganan masalah lebih efisien dan efektif

3. Kunjungan Rumah

Penanganan permasalahan siswa seringkali memerlukan pemahaman yang lebih

jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa. Untuk itu perlu kunjungan rumah.

Adapun tujuan kegiatan kunjungan rumah adalah :

o Memperoleh data tambahan tentang permasalahn siswa khususnya ynag

bersangkut paut dengan keadaan ekonomi

o Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahannya

o Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah anaknya.

Kunjungan rumah merupakan kegiatan pendukung layanan bimbingan

konseling yang bertujuan untuk mencari tau lebih lanjut kondisi keluarga siswa atau

klien yang terkait dengan permasalahannya, akan tetapi kunjungan rumah ini juga

merupakan kegiatan pendukung yang bersifat insidental maka dalam proses PLK-S

ini kunjungan rumah belum dapat dilaksanakan dengan maksimal karena keterbatasan

waktu yang ada.

31

Page 32: Laporan PLK S

4. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus hanya dilakukan apabila guru pembimbing menjumpai

kenyataan bahwa sebagian atau keseluruhan inti permasalahan siswa di luar

kemampuan/kewenangan guru pembimbing. Dalam pelaksanaan praktek ini kegiatan

alih tangan kasus tidak dlaksanakan karena masalah-masalah yang dihadapi siswa

masih dapat diselesaikan.

Sejauh mahasiswa PLK-S dilaksanakan, tidak ditemukan masalah siswa yang

perlu dialih tangankan pada orang lain.

5. Tampilan Kepustakaan

Tampilan kepustakaan (TKP) membantu siswa atau klien dalam memperkaya

dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas

bersama konselor pada khususnya dan dalam pengembangan diri pada umumnya.

Adapun tujuannya adalah :

o Melengkapi sustansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis yang

ada dalam tampilan kepustakaan

o Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada tampilan

diperpustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan

diri dari pihak-pihak yang bersangkutan.

32

Page 33: Laporan PLK S

BAB VII

MANAJEMEN PELAYANAN KONSELING DI SEKOLAH

Pelayanan Bimbingan dan Konseling akan terlaksana dengan baik apabila

dikelola dengan manajemen yang baik pula. Pengelolaan pelayanan bimbingan dan

konseling di SMK Negeri 1 Curup ditunjang oleh adanya organisasi, pelaksana

program layanan dan operasionalisasi pelayanan BK.

A. Pola Menejemen yang ada

Pola manajemen atau keorganisasian bimbingan dan konseling di sekolah

menengah atas, Prayitmo dan kawan-kawan (2002) menjelaskan bahwa organisasi

BK meliputi unsure organigram berikut :

Secara ideal, organisasi Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan sudah

mengikuti pola yang ada, namun pola manajemen yang tersurat belum tersedia

(gambar organisasi masih memakai pola yang lama). Pelaksanaan BK di SMP N 2

Curup Tengah, diawasi dan dibina oleh unsur kantor Dinas Pendidikan

Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SMP N 2 Curup

Tengah adalah segenap unsur yang terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan

dan konseling, dengan koordinator dan guru pembimbing sebagai pelaksana

utamanya.

33

Kadis Pendidikan

Pengawas SekolahBidang BK

Kepala SekolahKomite Sekolah

WakasekTata Usaha

GMP/Praktek Wali Kelas Koor.BK/GP

SISWA

Page 34: Laporan PLK S

Gambar struktur organisasi BK yang ada di SMP N 2 Curup Tengah

Uraian tugas masing-masing personil pada struktur organisasi BK yang ada di

SMP N 2 Curup Tengah adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya

pelayanan bimbingan konseling, tugas Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinator segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di

sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling

merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

b. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi

terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan

program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah kepala kanwil/kandep yang menjadi atasanya.

2. Wakil Kepala Sekolah

Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala

Sekolah dalam melaksanakan tugas Kepala Sekolah

3. Guru Pembimbing

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa

b. Merencanakan Program Bimbingan dan Konseling

34

KepsekWakasek

Komite Sekolah

Tata Usaha

Guru Mata Pelajaran

Wali Kelas Koor BKGP

SISWA

Page 35: Laporan PLK S

c. Melaksanakan kegiatan program satuan layanan bimbingan dan konseling

d. Melaksanakan segenap satuan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung

bimbingan dan konseling

f. Menganalisis tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling

g. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegioatan pendukung

bimbingan dan konseling

h. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan

dan konseling secara menyeluruh kepada coordinator BK serta kepala sekolah

i. Bekerja sama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan layanan

penguasaan konten

4. Guru Mata Pelajaran

Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program

latihan tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan

dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dan guru praktekdalam pelayanan

bimbingan dan konseling adalah :

a. Menbantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

b. Membantu guru pembimbing mengidentifikasikan siswa-siswa yang memerlukan

layanan BK, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling

kepada guru pembimbing

d. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru, hubungan siswa-

siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan BK

e. Memberikan kesempatan dan kemidahan kepada siswa yang memerlukan

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti layanan yang

dimaksudkan itu.

f. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti

konferensi kasus.

g. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

pelayanan BK upaya tindak lanjutnya.

5. Wali Kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan BK, wali kelas berperan :

35

Page 36: Laporan PLK S

a. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas

yang menjadi tanggung jawabnya

b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perananya dalam pelayanan BK

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di

kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti kegiatan BK

d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti

konferensi kasus

e. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan BK kepada guru

pembimbing.

B. Kompetensi Personil Pelayanan Konseling

Prayitno, dkk (2002) menjelaskan bahwa kompetensi adalah pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak yang bersifat dinamis, berkembang dan dapat diraih. Jadi kompetensi

personil BK adalah personil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai juga

sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dinamis,

berkembang dan dapat diraih setiap waktu.

Ditinjau dari segi latar belakang guru pembimbing di SMK N 1Curup, guru

pembimbingnya sudah memenuhi syarat yaitu latar belakanya bimbingan dan

konseling. Sedangkan dari kompetensi layanan BK yang diharapkan, bias dikatakan

80% telah terlaksana. Adapun kompetensi BK, sebagai berikut :

1. Perencanaan Program layanan BK

2. Pelaksanaan program

3. Evaluasi program

4. Analisis hasil evaluasi program

5. Tindak lanjut hasil evaluasi

6. Laporan pelaksanaan program

C. Fasilitas Pendukung Konseling

Prayitno, dkk (2002) dalam bukunya Kurikulum Berbasis Kompetensi

menjelaskan bahwa yang hendaknya ada untuk menunjang kegiatan BK di sekolah

diantaranya lain :

1. Tempat Duduk

a. Masing-masing guru pembimbing perlu memiliki ruang kerja tersendiri dalam

kesatuan pelayanan BK yang ada di sekolah.

36

Page 37: Laporan PLK S

b. Ruang pelayanan memingkinkan siswa merasa sering dan betul-betul dilayani

dan memungkinkan dilaksananya asas-asas BK

c. Secara Umum dalam Ruangan BK hendaknya :

- Dapat menyimpan berbagai kelengkapan kegiatan BK

- Dapat menyimpan bahan-bahan yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh

siswa

2. Instrumentasi BK

Di sekolah hendaknya tersedia :

- Tes standar seperti tes itelegensi, tes bakat

- Inventori standar seperti AUM, skala sikap, skala minat dan skala penilaian

diri

- Instrumen yang dapat disusun sendiri, seperti berbagai jenis angket dan daftar

isian, pertanyaan untuk sosiometri, format penilaian dan format lainya

D. Kepengawasan

1. Kegiatan pelayanan konseling di SMP N 2 Curup Tengah dipantau, dievaluasi dan

dibina melalui kegiatan pengawasan

2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara interen oleh kepala

sekolah dan eksteren oleh pengawas SML bidang konseling

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan professional konselor implementasi

kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban tugas konselor di SMP N 2

Curup Tengah

4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan

5. hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis dan ditindak lanjuti untuk

peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di

SMP N 2 Curup Tengah.

37

Page 38: Laporan PLK S

BAB VIII

LAPORAN KASUS

Khusus untuk laporan kasus penulis tidak lagi menjabarkan apa itu konseling

perorangan, konseling kelompok dan bimbingan kelompok. Dan bagaimana juga

tahap-tahap selama pelaksanaan bimbingan tersebut, karena penulis sudah

menjelaskanya dalam layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan

konseling kelompok yang ada di Bab IV. Satlan dan satkung juga terlampir.

38

Page 39: Laporan PLK S

BAB IX

PENUTUP

A. Gambaran Tentang Keberhasilan BK

Selama dua bulan penulis telah melaksanakan layanan Bimbingan dan

Konseling yang diprogramkan. Untuk menilai efektifitas dan pelayanan Bimbingan

dan Konseling yang dilaksanakan tersebut, maka perlu dilakukan penilaian. Secara

umum dapat dikatakan bahwa kegiatan Bimbingan dan Konseling yang diprogramkan

sebagian besar telah terlaksana. Dari layanan yang diberikan, klien mendapat

pengetahuan baru seperti pemahaman diri, mengerti konsep BK sebenarnya.

B. Faktor, penunjang Penghambat dan upaya mengatasinya

1). Faktor Penunjang

Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang penulis programkan dapt terlaksana

dengan baik karena adanya dukungan dari semua pihak, yaitu dari kepala sekolah

dan seluruh karyawan yang ada di SMP N 2 Curup Tengah. Selain itu pelayanan

Bimbingan dan Konseling yang penulis laksanakan juga ditunjang oleh sarana dan

prasarana yang tersedia, yang meliputi adanya ruangan khusus untuk konseling

serta kelengkapan administrasi lainnya terutama ketika penulis sedang

melaksanakan PLK-S.

2). Faktor Penghambat

Meskipun secara esensial tidak ada yang menjadi penghambat dalam

melaksanakan kegiatan BK di sekolah ini, namun secara tekhnis ada hambatan yang

dialami antara lain : Masalah kurangnya tenaga pembimbing.

3). Upaya mengatasinya

Didukung dengan jam khusus BK sangat mencukupi namun penulis tetap

kewalahan untuk melaksanakan beberapa layanan misalnya layanan yang hanya

terbatas untuk kelompok, sehingga penulis harus meminta bantuan rekan PLK-s

lain untuk dapat melaksanakannya.

C. Saran-Saran

Mahasiswa ynag mengikuti PLK-S harus benar-benar mempersiapkan diri dengan

berbagai wawasan dan keterampilan dalam memberikan layanan kepada siswa

39

Page 40: Laporan PLK S

karena permasalahn yang muncul di lapangan terkadang berbeda dengan teori yang

dipelajari di bangku kuliah.

Agar guru pembimbing senantiasa meningkatkan kerja sama dengan personil

sekolah yang lain, seperti guru mata pelajaran, wali kelas, Pembina osis, guru piket

serta tata usaha. Sehingga program yang telah direncanakan mendapat dukungan

dari berbagai pihak di sekolah

Diharapkan kepada siswa agar dapat memanfaatkan layanan BK untuk mengatasi

berbagai permasalahan yang mereka alami baik masalah umum maupun khusus

atau masalah yang sangat mempribadi serta masalah belajar. Sehingga apa yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Rasa terima kasih banyak kepada guru pamong yang telah mendukung kami, dan

membantu kami selama PLK-S di sekolah.

Juga kepada Dosen DPL terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan.

Kami harapkan kepada Prodi BK untuk dapat lebih memberikan kemudahan dalam

prosedur teknis pelaksanaan PLK-S

40