Top Banner
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN DI PERKEBUNAN TEBU PT. MADU BARU YOGYAKARTA Oleh : Riyadi Hari Nugraha F14070112
32

Laporan Pl Madukismo

Jan 02, 2016

Download

Documents

riyadiharin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pl Madukismo

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN

DI PERKEBUNAN TEBU

PT. MADU BARU YOGYAKARTA

Oleh :

Riyadi Hari Nugraha

F14070112

2010

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 2: Laporan Pl Madukismo

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN

DI PERKEBUNAN TEBU

PT. MADU BARU YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

Oleh :

Riyadi Hari Nugraha

F14070112

Bogor, 2010

Disetujui Dosen PA,

Page 3: Laporan Pl Madukismo

Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang, MS

NIP. 195505241979032001

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN

DI PERKEBUNAN TEBU

PT. MADU BARU YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

Oleh :

Riyadi Hari Nugraha

F14070112

Yogyakarta, Agustus 2010

Disetujui Pembimbing Lapang,

Page 4: Laporan Pl Madukismo

Budi Trijanggono S,S.T.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, penulis menghaturkan rasa syukur yang sangat besar kepada Tuhan

Semesta Alam Allah SWT yang dengan Rahmat dan Karunia-Nya lah penyusunan

laporan Praktek Lapang ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu

kelancaran Praktek Lapang di Pabrik Gula Madukismo, diantaranya yaitu :

1. Prof. Dr.Ir. Tineke Mandang, MS selaku dosen pembimbing akademik.

2. Dr. Ir. I. Wayan Astika, M.Si selaku penanggung jawab dan koordinator

pelaksanaan Praktek Lapang Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

3. Ir. Suharyanto selaku Kepala Bagian Pabrikasi Pabrik Gula Madukismo.

4. Bapak Budi Trijanggono S, ST selaku pembimbing Praktek Lapang di

Pabrik Gula Madukismo.

5. Pak Taufik, pak Hari, pak Purwanto yang telah membantu kelancaran saya

selama pelaksanaan Praktek Lapang di Pabrik Gula Madukismo.

6. Seluruh staf dan karyawan Pabrik Gula Madukismo yang telah membantu

selama pelaksanaan Praktek Lapang.

7. Seluruh staf Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

8. Kedua orang tua saya yang telah memberi banyak dukungan dan tak lupa

teman-teman dan orang yang sangat saya kasihi.

Penulis mohon atas saran dan kritik yang membangun pada laporan

Praktek Lapang ini dan semoga kelak laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

Sekian.

Bogor, Agustus 2010

Page 5: Laporan Pl Madukismo

penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan gula di Indonesia sangat besar sedangkan tingkat produksi gula

yang rendah memacu para produsen gula khususnya dalam hal ini pabrik gula

untuk meningkatkan kapasitas jumlah produksinya. Peran teknologi sangat

memungkinkan untuk meningkatkan jumlah produksi, kemajuan teknologi yang

pesat berimbas pada keefektifan dan keefisienan untuk itu peran teknologi sangat

dibutuhkan pada beberapa hal utama, yaitu bibit atau benih tebu, pupuk, alat atau

mesin budidaya. Bibit atau benih sebaiknya memiliki kualitas yang baik, kebal

terhadap beberapa penyakit, harga yang murah dan pembibitannya tidak terlalu

lama kemudian waktu panen yang singkat dalam kata lain tingkat

pertumbuhannya cepat. Untuk pupuk perlu adanya kerjasama dengan perusahaan

pembuat pupuk untuk memproduksi pupuk yang optimal baik harga dan kualitas.

Sedangkan alat tidak jauh beda dengan bibit dan pupuk.

Gula yang memiliki kualitas bagus pasti berasal dari tebu yang berkualitas

pula. Tebu yang berkualitas dapat dilihat dari bagaimana tanaman tersebut

dibudidayakan. Pengolahan tanah, pemupukan, pemeliharaan, dan penyiraman

yang optimal dapat menghasilkan tebu-tebu yang baik. Modernisasi alat dan

mesin budidaya berperan besar untuk meningkatkan kualitas tebu selain itu dapat

mempercepat waktu produksi maka perlu dilakukan pengamatan, penelitian dan

percobaan dan tentunya keberanian perusahaan untuk berinvestasi.

Berbagai macam alat dan mesin yang dapat digunakan pada budidaya tebu

sangat banyak macamnya dari yang tersedia dipasaran hingga yang dapat

dimodifikasi sendiri sesuai kebutuhan dan tetntunya untuk menekan biaya

operasional. Data dari lapangan sangat diperlukan untuk mengetahui kekurangan

Page 6: Laporan Pl Madukismo

apa saja yang terdapat pada alat dan mesin budidaya tersebut sehingga dapat

diketahui apa masalahnya.

Page 7: Laporan Pl Madukismo

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat saat belajar dengan praktek

lapangan sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja.

2. Memperoleh pengalaman kerja.

3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan.

4. Memiliki kemampuan yang komprehensif tentang penerapan mekanisasi

alat.

5. Melatih kemampuan agar lebih cekatan dalam menyelesaikan suatu

masalah riil.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktek lapangan ini dilaksanakan di PT. Madu Baru Pabrik Gula

Madukismo yang berlokasi di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan

Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Jangka waktu pelaksanaan

praktek lapangan ini selama minimal empat puluh hari kerja efektif dimulai dari

tanggal 23 Juni-21 Agustus 2010.

D. Metodologi

Metode yang digunakan saat praktek lapangan adalah pengamatan di

lapangan, praktek langsung dan telaah pustaka.

1. Pengamatan di Lapangan

Pengamatan langsung di lapangan terhadap alat dan mesin yang

digunakan oleh perusahaan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data

yang berhubungan dengan penerapan alat dan mesin pertanian dimana

wawancara ini dilakukan terhadap pihak – pihak yang terkait dan

menyangkut topik yang ada.

Page 8: Laporan Pl Madukismo

3. Praktek Langsung

Yaitu ikut dan terlibat atau melihat langsung kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan. Ini dimaksudkan untuk memperoleh

pengalaman kerja dan melatih kemampuan dalam menerapkan ilmu yang

telah dipelajari dan dapat membandingkan antara teori dan praktek.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang

berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, baik berasal dari studi pustaka

maupun data dan informasi yang diperoleh pihak perusahaan.

Page 9: Laporan Pl Madukismo

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Awalnya dahulu kala pada zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda

disekitaran Yogyakarta terdapat 17 pabrik gula, diantaranya adalah Pabrik Gula

Padokan, Pabrik Gula Ganjuran, Pabrik Gula Kedaton, Pabrik Gula Mlati dan

pabrik gula lainnya, semuanya milik pemerintah Hindia Belanda. Hingga pada

tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih pemerintahan dari

Hindia Belanda termasuk pula kepemilikan pabrik-pabrik gula di Yogyakarta.

Pada saat dipegang Jepang, 12 dari 17 pabrik gula yang ada di Yogyakarta yang

masih tetap memproduksi gula. Hal ini dikarenakan banyak dari kebun-kebun

tebu yang diubah fungsinya menjadi sawah untuk ditanami padi guna memenuhi

kebutuhan pangan para tentara Jepang saat itu. Karena saat itu juga keadaan masih

perang hingga Indonesia merdeka banyak pabrik-pabrik gula yang ikut hancur.

Setelah lima tahun Indonesia merdeka, pada tahun 1950 Sri Sultan

Hamengkubuwono IX Raja Keraton Yogyakarta saat itu memprakarsai untuk

membangun kembali bekas pabrik-pabrik gula yang telah hancur akibat perang

dan pada tahun 1955 tepatnya tanggal 14 Juni bekas Pabrik Gula Padokan

dibangun kembali kemudian diberi nama Pabrik Gula Madukismo yang hingga

sekarang masih tetap beroperasi dan memproduksi gula pasir. Untuk pengerjaan

pembangunannya Pabrik Gula Madukismo ditangani perusahaan kontraktor asal

Jerman yang bernama Machine Fabrick Sangerhausen. Pada tanggal 31 Maret

1958 merupakan peletakan batu terakhir yang dilakukan oleh Sri Sultan

Hamengku Buwono IX selanjutnya pada tanggal 29 Mei 1958 Pabrik Gula

Madukismo diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno. Pembangunan Pabrik

Gula Madukismo merupakan kerjasama antara BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan

Perkebunan) yang akhirnya menjadi YAKTI ( Yayasan Kredit Tani Indonesia).

Saham-saham dari badan usaha ini sebagian dimiliki oleh Sri Sultan Hamengku

Buwono IX yaitu sebesar 75% dan pemerintah RI sebesar 25%.

Page 10: Laporan Pl Madukismo

Tujuan didirikannya Pabrik Gula Madukismo saat itu adalah dikarenakan :

1. Memperkerjakan kembali bekas para pekerja pabrik yang dulu.

2. Untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat di sekitaran pabrik.

3. Menghidupkan kembali perekonomian penduduk yang tinggal di sekitaran

pabrik.

4. Menambah pendapatan pemerintahan pusat dan daerah.

Pabrik Gula Madukismo menggunakan bahan baku tebu yang berasal dari

kebun-kebun tebu milik penduduk di sekitar pabrik. Ini mengakibatkan kembali

berputarnya perekonomian penduduk.

Pada tahun 1962 pemerintah Republik Indonesia mengambil alih semua

perusahaan yang ada di Indonesia dan termasuk Pabrik Gula Madukismo sehingga

statusnya berubah menjadi bagian dari BPUPPN (Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Perkebunan Negara). Pada tahun 1966 status Pabrik Gula Madukismo

berubah menjadi PT Madu Baru yang membawahi Pabrik Gula Madukismo dan

Pabrik Spirtus Madukismo. Kemudian sejak tanggal 4 maret 1984 dikelola oleh

pemerintah RI dan dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Pengelola perusahaan ini adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) induk

dari PT Madu Baru.

B. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Pabrik Gula Madukismo terletak 5 km di Selatan Yogyakarta, tepatnya di

Dusun Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya berada 14 meter di atas

permukaan air laut, iklim dan tanah sangat menunjang untuk tempat menanam

tebu. Selain itu letak pabrik yang dekat dengan pusat pemerintahan dan jalan raya

memudahkan dalam akses dan transportasi menuju ke dan di Pabrik Gula

Madukismo.

Page 11: Laporan Pl Madukismo

C. Struktur Organisasi

P.T. Madu Baru dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi Kepala

Bagian Tanaman, Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Instalasi, Kepala

Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian SDM dan Umum, dan Kepala

Pabrik Spirtus atau Alkohol. Berikut adalah tugas masing-masing bagian :

1. Direktur

a. Melakukan keputusan kebijakan yang telah disepakati oleh Dewan

Direksi.

b. Bertanggung jawab seluruhnya kepada perusahaan.

c. Mengevaluasi seluruh hasil kerja perusahaan atau pabrik.

2. Kepala Bagian Tanaman

a. Mengatur rencana penyesuaian areal lahan yang akan ditanami.

b. Memilih kebun-kebun yang akan digunakan untuk percobaan dan

penelitian.

c. Menyusun komposisi tanaman mengenai letak, luas, masa tanam dan

jenis varietas tanaman.

d. Mengawasi bidang tanaman, tebang dan angkut.

3. Kepala Bagian Pabrikasi

a. Bertanggung jawab dan memimpin semua kegiatan yang ada di pabrik.

b. Mengambil keputusan yang berguna untuk efisiensi proses dan mutu

produk.

4. Kepala Bagian Instalasi

a. Bertanggung jawab untuk instalasi alat atau mesin.

b. Meningkatkan efisiensi proses untuk produk yang berkualitas.

c. Memimpin semua bagian-bagian instalasi.

5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan

a. Bertanggung jawab untuk bidang keuangan, tata usaha dan pengadaan

barang perusahaan.

b. Mengatur keuangan, anggaran, biaya produksi dan kegiatan pembelian

dan penjualan.

c. Mengawasi hasil produksi gula dan administrasi tebu rkyat dan

timbangan tebu.

Page 12: Laporan Pl Madukismo

6. Kepala Bagian SDM dan Umum

a. Bertanggung jawab di bidang tata usaha dan personalia.

b. Mengatur para tenaga kerja.

c. Mengawasi kesehatan para pekerja.

d. Mengkoordinir kebutuhan pendidikan keluarga para pekerja.

e. Bertanggung jawab pada kegiatan umum seperti keluar masuk

kendaraan pabrik dan keamanan pabrik.

7. Kepala Pabrik Spirtus atau Alkohol

a. Mengatur kegiatan proses produksi spirtus atau alkohol.

b. Melakukan evaluasi terhadap hasil spirtus atau alkohol.

D. Ketenagakerjaan

Kegiatan kerja di Pabrik Gula Madukismo berlangsung selama 7 hari

dalam satu minggu. Pembagian jam kerja sangat penting halnya dalam proses

produksi karena waktu istirahat para pekerja dapat dioptimalisasi. Untuk

pembagian atau pengaturannya, Pabrik Gula Madukismo memiliki jadwal

kerjanya sebagai berikut yaitu :

a. Shift pertama jam kerja dimulai pukul 06.00 – 14.00 WIB

b. Shift kedua jam kerja dimulai pukul 14.00 – 22.00 WIB

c. Shift ketiga jam kerja dimulai pukul 22.00 – 06.00 WIB

Pergantian shift ini berlangsung dalam proses produksi yang dilakukan

secara bergilir/bergantian satu minggu sekali, sedangkan untuk karyawan

pembagian kerjanya sebagai berikut:

a. Hari senin–Kamis, jam kerja mulai pukul 06.30 – 15.00 WIB

b. Jam istirahat pukul 11.30 – 12.30 WIB

c. Hari Jumat-Sab tu, jam kerja mulai pukul 06.30 – 11.30 WIB

Sedangkan karyawan di Pabrik Gula Madukismo memiliki 2 sifat

hubungan kerja dengan perusahaan, yaitu:

1. Karyawan tetap

Merupakan karyawan yang bekerja hingga periode tertentu atau

hingga pensiun atau misalnya melakukan pengunduran diri, memiliki

tingkat golongan kerja dan bekerja di bidang administrasi. Karyawan tetap

Page 13: Laporan Pl Madukismo

terdiri dari karyawan pimpinan atau direksi dan karyawan pelaksana

lapangan atau karyawan tiap bagian.

2. Karyawan tidak tetap

Merupakan karyawan yang bekerja sesuai dengan kebutuhan

produksi, memiliki masa kontrak kerja dan bersifat sementara. Karyawan

tidak tetap ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Karyawan dalam pabrik, yaitu karyawan yang melakukan pekerjaan

pada proses pembuatan gula dan alkohol yang bekerja di pabrik.

b. Karyawan luar pabrik, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan diluar

proses produksi seperti penanganan limbah, satpam, administrasi

produksi, dan administrasi gudang hasil akhir.

c. Karyawan borongan, yaitu karyawan yang tidak terkait langsung

dengan proses produksi dan mendapatkan upah sacara borongan dan

berdasarkan atas kesepakatan kerja yang dilakukan seperti kuli

angkut, kuli bangunan.

Proses produksi di Pabrik Gula Madukismo berlangsung secara otomatis

dan terus menerus namun pengawasan proses dan pengendalian bahan baku atau

hasil jadinya masih tergantung kepada tenaga manusia, sehingga proses produksi

yang ada tidak terlepas dari dukungan para pekerja, baik karyawan tetap,

karyawan tidak tetap, maupun borongan.

E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Secara umum, yang berkaitan dengan keselaman kerja adalah:

1. Kecelakaan yang terjadi selama, akan, dan saat menjalankan tugas.

2. Kematian karyawan akibat kecelakaan kerja.

3. Karyawan yang sedang sakit tetap diberi upah.

4. Cacat fisik karyawan akibat kecelakaan

Beberapa tindakan yang dilakukan manajemen dalam menciptakan

kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan dengan jaminan sosial yaitu :

1. Memasang slogan dan peringatan akan bahaya kecelakaan di setiap stasiun

kerja atau tempat- tempat strategis lainnya.

Page 14: Laporan Pl Madukismo

2. Memberikan asuransi kecelakaan kerja berupa santunan kecelakaan kerja

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Memberikan waktu cuti kepada pekerja, dan cuti melahirkan bagi

karyawan yang akan melahirkan.

4. Memberikan premi bagi pekerjaan yang berat dan berbahaya seperti pada

stasiun limbah dan penyulingan

5. Pemberian sarana ekstra berupa segelas susu bagi pekerja yang bekerja di

tempat yang mengandung racun dan berbahaya.

6. Menyediakan fasilitas kesehatan berupa poliklinik dan dokter/ perawat

bagi keluarga karyawan.

7. Menyediakan mes bagi pekerja tetap yang tidak memiliki rumah pribadi

8. Dilaksanakan program JAMSOSTEK terhadap seluruh karyawan

9. Adanya jaminan hari tua (diberikan hak pension bagi karyawan tetap)

10. Adanya koperasi karyawan

11. Terdapat sarana olahraga

12. Kesempatan rekreasi

Page 15: Laporan Pl Madukismo

BAB III

PABRIK GULA MADUKISMO

A. Sistem Produksi

Sekilas tentang Pabrik Gula Madukismo, di dalamnya atau bagian

pabrikasinya memiliki tujuh stasiun pengolahan tebu atau nira tebu menjadi gula,

untuk alur kerjanya yaitu :

Stasiun Persiapan → Stasiun Penggilingan → Stasiun Pemurnian →

Stasiun Penguapan → Stasiun Pemasakan (Kristalisasi) → Stasiun Putaran →

Stasiun Penyelesaian

1. Stasiun Persiapan

Pada stasiun ini terdapat emplasmen sebagai tempat tebu-tebu yang

pertama kali masuk, di dalamnya terdapat timbangan bruto untuk

menimbang truk bersama muatan tebunya, timbangan tara untuk

menimbang truk yang telah kosong tidak memuat tebu lagi karena

sebelumnya telah dipindahkan menggunakan cane crane untuk selanjutnya

dipindahkan ke lori-lori.

Tebu-tebu di PG Madukismo sangat dipengaruhi oleh tiga hal faktor

yaitu suhu, waktu, dan cahaya karena faktor-faktor ini akan mempengaruhi

kualitas kandungan sakrosa pada tebu.

2. Stasiun Penggilingan

Setelah tebu diletakkan di lori-lori kemudian tebu-tebu tersebut dibawa

menuju ke gilingan. Dengan cane crane tebu-tebu tersebut diangkat dan

dipindahkan menuju meja tebu, di stasiun penggilingan terdapat dua meja

tebu utara dan selatan kemudian melalui CC1, CC2, CC3 tebu-tebu

tersebut dimasukkan kedalam alat pemecah, pengepres dan pemotong yang

bernama ungrator. Tebu yang telah hancur kemudian melewati giling yang

berjumlah lima gunanya untuk memeras nira. Pada saat mau memasuki

gilingan dua sampai tiga serabut tebu diberi air imbibisi untuk membantu

Page 16: Laporan Pl Madukismo

proses pemerasan sehingga tidak ada nira yang tidak terperas. Untuk

proses yang terakhir nira disaring menggunakan DSM screen.

3. Stasiun Pemurnian

Gunanya untuk memisahkan kandungan sukrosa yang terdapat pada

nira dengan kandungan non sukrosa atau non gula. Untuk memisahkannya

menggunakan sulfitasi dengan diberi belerang (SO2). Di stasiun pemurnian

ini awalnya nira terlebih dahulu masuk ke timbangan bulougne kemudian

masuk ke voor warmer (PP1) untuk dipanaskan. Setelah dipanaskan nira

akan terkondensasi dan keluar melalui pipa kondensat kemudian di

defekator nira dicampur dengan susu kapur (Ca(OH)2). Untuk selanjutnya

dipanaskan lagi di PP2 agar reaksi kapur dan nira sempurna. Dari PP2 nira

dialirkan ke door clarifier untuk meminsahkan nira kotor dan jernih. Nira

jernih dialirkan lagi menuju evaporator di stasiun penguapan sedangkan

nira kotor masuk ke rotary vacuum filter untuk dijadikan blotong yang

berguna sebagai pupuk.

4. Stasiun Penguapan

Disini nira diuapkan airnya sehingga kerusakan gula menjadi lebih

sedikit. Setelah diuapkan nira yang awalnya encer menjadi nira kental

yang mempunyai nilai brix 60-64. Untuk menghindari perusakan sukrosa

karena pengaruh suhu dan waktu, P.G. Madukismo menggunakan system

quadruple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat

dibersihkan secara bergantian. Dengan demikian nira encer dengan kadar

brix 13%-14% dapat keluar mencapai 60%-64% brix. Dari kelima badan,

yang beroperasi 4 badan evaporator dan 1 badan lagi dibersihkan dari

kerak yang dilakukan secara bergantian. Pembersihan ini bertujuan agar

tidak ada endapan atau kerak dengan menggunakan soda dan tripospat.

Nira kental yang berwarna gelap akibat zat-zat warna karena suhu tinggi

diberi gas SO2 sampai PH 5.3-5.5 agar warnanya menjadi terang yang

tidak akan mempengaruhi kualitas gula. Adapun alat

5. Stasiun Pemasakan (Kristalisasi)

PG. Madukismo menggunakan 13 pan kristalisasi. Pan tersebut

memiliki penggunaan yang berbeda yaitu, pan 1 dan 2 digunakan untuk

Page 17: Laporan Pl Madukismo

memasak bibitan A, pan 3, 4, 5, dan 6 digunakan untuk memasak masakan

A, pan 7 dan 8 digunakan untuk memesak masakan C, pan 9 digunakan

untuk memasak bibitan D, sedangkan pan 10, 11, 12, dan 13 digunakan

untuk memasak masakan D. Proses kristalisasi bertujuan untuk mengambil

sukrosa sehingga didapatkan tingkat kemurnian yang tinggi berupa Kristal

dengan menekan kehilangan gula sekecil mungkin dalam waktu yang

singkat. PG. Madukismo menggusakan system masakan 3 tingkat, yaitu A,

C, dan D. Dalam proses kristalisasi, masakan A nenggunakan nira kental,

clare SHS, dan bibit gula C sebagai bahan masakan yang kemudian

didinginkan dan diputar pada putaran A yang akhirnya menghasilkan gula

A dan stroop A. Stroop A dan bibit gula D II digunakan sebagai masakan

C. Setelah masan tua, kemudian diturunkan pada palung pendingin C lalu

diputar pada putaran C dan akan menghasilkan gula C serta stroop C. Gula

C ini digunakan sebagai bibit masakan A sedangkan stroop C digunakan

sebagai bahan masakan D, sebagai bibitnya digunakan fondan (gula halus

dengan ukuran Kristal tertentu). Jika masakan D telah tua, kemudian

diturunkan dan diputar pada putaran kontinyu dan dihasilkan gula D1 dan

tetes. Gula D1 ini diputar pada putaran D2, sehingga dihasilkan gula D2

dan clare D. Gula D2 ini digunakan untuk masakan C dan sebagian lagi

dilebur untuk dikirim ke peti nira kental dan diproses dengan sulfitir

bersama nira kental untuk diolah menjadi masakan A. pada dasarnya,

proses pembentukan kristal terjadi apabila larutan sukrosa dihilangkan

airnya maka akan dihasilkan larutan jenuh dan kental.

6. Stasiun Putaran

Puteran yang di gunakan di PG. Madukismo terdapat 2 macam yaitu

puteran kontinyu dan puteran diskontinyu. Puteran kontinyu digunakan

untuk masakan D dan C. masakan D turun dan masuk ke palung pendingin

kemudian dipompa ke talang mixer D kemudian masuk ke puterann

kontinyu yang bekerja dengan gaya centrifugal sehingga kristall terlempar

menjauhi pusat menuju dinding saringan yang berbentuk konus sehingga

gula akan naik dan meluap dan larutannya akan melewati saringan dan

turun menuju bak penampung. Untuk putaran D1 menghasilkan gila D1

Page 18: Laporan Pl Madukismo

dan tetes, putaran D2 menghasilkan gula D2 dan klare D(cucian).

Sedangkan masakan C dipompa ke talang mixer C kemudian masuk ke

putaran kontinyu. Putaran C akan menghasilkan gula C dan stroop C.

Puteran diskontinyu berfungsi untuk memutar gula A dan SHS sebagai

gula produk. Masakan dipompa ke talang mixer yang berada di atas

putaran dan lewat pengisian masakan untuk dipisahkan Kristal dengan

stroopnya. Hasil pemutaran diskontinyu untuk masakan A menghasilkan

gula stroop A. kemudian gula di mixer di tambahkan sedikit air dan

dipompa menuju mixer SHS dan diputar yang kemudian menghasilkan

gula produk.

7. Stasiun Penyelesaian

Operasi pengeringan gula yang keluar dari putaran SHS turun melalui

talang goyang dan tangga yacob yang kemudian dibawa menuju pengering

gula di dalam ruangan tertutup dengan dihembuskan udara dengan suhu

85oC-95oC kemudian didinginkan dengan menghembuskan udara dingin

dari cooling fan, hembusan udara dengan tekanan 4 kg/cm denagn

menggunakan fan. Gula hasil pendinginan kemudian menuju grasshopper

conveyor/ talang goyang/ encek-encek.

Proses selanjutnya adalah penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan

gula kasar, gula halus, dan gula produk. Dalam hal ini, gula halus akan

diproses dan dilebur dan dugunakan sebagai bibit. Sedangkan gula kasar

akan diroses untuk dilebur kembali dan dipompa menuju peti sulfitasi nira

kental dan digunakan sebagai bahan masakan. Ukuran saringan gula kasar

dengan ukuran 64 mesh, sedangkan gula produk dengan ukuran 180 mesh.

Page 19: Laporan Pl Madukismo

B. Tebu sebagai Bahan Produksi

Pada PG Madukismo, tebu yang digunakan sebagai bahan produksi

pembuat gula pasir dipasok dari beberapa daerah di Yogyakarta, yaitu : Bantul,

Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo dan beberapa daerah di Jawa Tengah, yaitu :

Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung, ini dikarenakan letak kebun tebu

milik PG Madukismo yang tersebar tidak hanya di sekitaran pabrik akan tetapi di

luar kota sedangkan luas areal kebun tebu yang dimiliki PG Madukismo

seluruhnya sekitar 5000 hektar dengan total panen sekitar 530.000 ton.

Page 20: Laporan Pl Madukismo

BAB IV

ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA

PERTANIAN

A. Pengolahan Tanah

Pada umumnya di bidang pertanian, untuk pengolahan tanah atau lahan

tanam banyak menggunakan alat dan mesin budidaya pertanian atau disingkat

alsintan. Pada awal akan melakukan budidaya suatu tanaman biasanya yang

dilihat adalah kondisi tanah maka dari itu hal yang pertama dilakukan yaitu

mengolah tanah. Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah atau lahan untuk

penanaman suatu jenis benih atau bibit dari tanaman agar sesuai dengan

kebutuhan tanaman tersebut selain itu juga dapat memberantas gulma,

menggemburkan tanah, meratakan tanah, mempersiapkan irigasi, memperbaiki

struktur tanah agar kandungan unsur hara yang terkandung dapat dioptimumkan.

Berdasarkan tahap kegiatannya pengolahan tanah dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

1. Pengolahan tanah awal (pertama) (primary tillage)

2. Pengolahan tanah kedua (secondary tillage)

Sesuai tahap kegiatan pengolahan tanah untuk alat atau mesin pengolahan

tanah juga dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Mesin pengolah tanah pertama (primary tillage equipment)

2. Mesin pengolah tanah kedua (secondary tillage equipment)

Untuk mesin pengolah tanah pertama (primary tillage equipment) fungsi

utamanya memotong, mengangkat dan membalik tanah sehingga hasil dari

olahannya berupa bongkahan, retakan dan sayatan. Alatnya yaitu bajak sedangkan

jenis-jenis bajak yang biasanya digunakan adalah bajak singkal (moldboard plow),

bajak piringan (disk plow), bajak putar (rotary plow, rotavator), bajak pahat

(chisel plow), bajak tanah bawah (subsoil plow, subsoiler).

Mesin pengolah tanah sekunder fungsi utamanya adalah menghancurkan

bongkahan tanah dan sisa tanaman menjadi lebih halus, meratakan permukaan

tanah untuk hasil olahannya tanah menjadi lebih gembur atau remah. Alatnya

dinamakan garu dan jenis-jenis dari garunya antara lain garu piringan (disk

Page 21: Laporan Pl Madukismo

harrow), garu gigi paku (spike-tooth harrow), garu gigi pegas (spring-tooth

harrow), garu putar (rotary harrow), penyiang (cultivator).

Page 22: Laporan Pl Madukismo

B. Penyiraman

Page 23: Laporan Pl Madukismo

C. Pemupukan Tanaman

Page 24: Laporan Pl Madukismo

D. Pemeliharaan Tanaman