Top Banner
48 BAB III ANALISA PELAKSANAAN PEKERJAAN 3.1 Pengamatan Struktur Pada awal melaksanakan PKL yang terhitung sejak tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 dengan mengamati beberapa pengamatan struktur yang meliputi bored pile, pile cap, caping beam, plat lantai, Ground Water Thank (GWT), Sewage Treatment Plant (STP) dan retaining wall. 3.1.1 Pekerjaan Konstruksi Pengamatan konstruksi yang dilakukan meliputi bored pile, pile cap, caping beam, plat lantai, Ground Water Thank (GWT), Sewage Treatment Plant (STP) dan retaining wall. Adapun pengamatan pekerjaan struktur tersebut uraikan di bawah ini: 3.1.1.1 Konstruksi Bored Pile Pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Bassura City adalah pondasi jenis bored pile dan pondasi jenis soldier pile. Pondasi bored pile adalah merupakan struktur vertikal yang berfungsi menahan beban yang bekerja (beban aksial & beban lateral). Tulangan yang digunakan pada pondasi bored pile ini adalah tulangan 14 D 22 dengan tulangan sengkang D10 – 150. Pondasi bored pile memiliki ukuran ø 1000 mm dengan mutu
53

laporan pkl perhitungan pile cap

Oct 21, 2015

Download

Documents

calonspd

laporan perhitungan pile cap
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: laporan pkl perhitungan pile cap

48

BAB III

ANALISA PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1 Pengamatan Struktur

Pada awal melaksanakan PKL yang terhitung sejak tanggal 17 Juni

2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 dengan mengamati beberapa

pengamatan struktur yang meliputi bored pile, pile cap, caping beam, plat

lantai, Ground Water Thank (GWT), Sewage Treatment Plant (STP) dan

retaining wall.

3.1.1 Pekerjaan Konstruksi

Pengamatan konstruksi yang dilakukan meliputi bored pile, pile cap,

caping beam, plat lantai, Ground Water Thank (GWT), Sewage Treatment

Plant (STP) dan retaining wall. Adapun pengamatan pekerjaan struktur

tersebut uraikan di bawah ini:

3.1.1.1 Konstruksi Bored Pile

Pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Bassura City

adalah pondasi jenis bored pile dan pondasi jenis soldier pile. Pondasi bored

pile adalah merupakan struktur vertikal yang berfungsi menahan beban yang

bekerja (beban aksial & beban lateral). Tulangan yang digunakan pada

pondasi bored pile ini adalah tulangan 14 D 22 dengan tulangan sengkang

D10 – 150. Pondasi bored pile memiliki ukuran ø 1000 mm dengan mutu

Page 2: laporan pkl perhitungan pile cap

49

beton K-350, f’c 29 MPa dan slump 18. Adapun langkah-langkah metode

kerja dari pondasi bored pile, antara lain :

1. Koordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atau

prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan

yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang

baik.

2. Tentukan/tetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati untuk

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan

(uitzet) agar tidak jadi kesalahan atau kerancuan dalam membedakan titik-

titik pengeboran dengan titik as bangunan atau titik-titik bantu lainnya.

3. Untuk menghindari pergeseran as tiang dari koordinat yang telah

ditentukan. Maka gunakanlah titik bantu (reference point ) selama proses

pengeboran

4. Proses pengeboran dimulai dengan menggunakan auger soil/ clay hingga

mencapai permukaan air tanah seperti pada gambar 3.1. Langkah kedua

dilanjutkan dengan menggunakan drilling bucket hingga mencapai

kedalaman lubang yang ditentukan (dalam kasus untuk lubang < 600 mm

hanya digunakan auger soil karena diameter kecil, sehingga tanah yang

terisi apabila menggunakan drilling bucket lebih sedikit dibandingkan

dengan auger soil, sehingga terkadang apabila kita menggunakan drilling

bucket untuk diameter kecil, lubang akan longsor).

Page 3: laporan pkl perhitungan pile cap

50

Gambar 3.1 Proses Pengeboran bored pile

5. Untuk menghindari kelongsoran dinding tanah saat pelaksanaan

pengeboran, maka setelah pengeboran dengan kedalaman ± 2 – 4 m

(tergantung dengan kondisi tanah) dilakukan pemasangan preliminary

temporary casing seperti pada gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 Pemasangan Casing Bored Pile

6. Setelah dasar lubang bersih dari endapan atau lumpur, maka dilanjutkan

dengan pemasangan keranjang besi (memasukan tulangan yang telah

dibentuk ke dalam lubang).

Page 4: laporan pkl perhitungan pile cap

51

Gambar 3.3 Pemasangan Besi Bored Pile

7. Selanjutnya, pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton mutu f’c

29 MPa dengan slump 18cm pada lubang menggunakan concrete bucket

dengan beton yang dialirkan dari truck mixer. Hal itu guna mempercepat

dan mempermudah pekerjaan dibandingkan dengan menggunakan pipa

tremi. Pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Pengecoran Bored Pile

Page 5: laporan pkl perhitungan pile cap

52

8. Rekaman hasil kerja harian (pengeboran dan pengecoran) harus dimintai

persetujuan kepada pengawas dari pihak pemberi tugas atau owner setiap

hari. Dokumen ini selanjutnya harus disimpan dengan rapi sebagai

dokumen otentik proyek.

3.1.1.2 Konstruksi Soldier Pile

Pondasi soldier pile merupakan struktur yang berfungsi sebagai

penahan galian tanah dalam (lateral) untuk lokasi yang kedalaman muka air

tanahnya lebih rendah dari dasar galian. Struktur dari soldier pile tersusun

dari barisan pile beton bertulang yang disusun membentuk dinding. Diantara

space (jarak) antar tiang soldier pile, diisi dengan bahan bentonite yang

berfungsi untuk menahan rembesnya air tanah yang dapat mengganggu

pekerjaan galian. Tulangan yang digunakan dalam tiang soldier pile ini

adalah tulangan 16 D 22 dengan tulangan sengkang D10 – 150. Pondasi

soldier pile memiliki ø 600 mm dengan mutu beton K-250, f’c 20 MPa dan

slump 18. Untuk langkah-langkah metode kerja dari soldier pile hampir

sama dengan bored pile, namun ada sedikit penambahan beberapa urutan

pekerjaan, diantaranya :

1. Urutan pertama adalah pengerjaan tiang bentonite semen dengan proses

pembuatan tiangnya hampir sama dengan tiang bored pile. Bedanya

adalah materi pengisinya berupa bentonite dan semen yang diaduk

dengan komposisi 1000 liter air + 300 kg semen + 50 kg bentonite untuk

Page 6: laporan pkl perhitungan pile cap

53

1 pile dalam mixer dan disalurkan melalui pipa-pipa yang sudah di setting

dengan kapasitas yang dibutuhkan.

2. Sebelum digunakan, bentonite di test terlebih dahulu secara berkala

tingkat viscositas nya dengan alat marsh – funnel time yang nilainya

minimal 47 detik.

3. Setelah bentonite dikerjakan, barulah tiang soldier pile dikerjakan dengan

tahapan yang sama dengan langkah-langkah metode pekerjaan bored pile.

Posisi tiang soldier pile kemudian akan mengikis tiang bentonite ± 20 cm

di sisi kiri dan kanan sehingga menjadi barisan tiang menerus.

4. Hal yang perlu diperhatikan saat pengerjaan tiang soldier pile, pastikan

tiang bentonite sudah cukup umur/kering.

3.1.1.3 Konstruksi Pile Cap

Pengamatan konstrusi pile cap dilakukan setelah pekerjaan pondasi

telah selesai. Pekerjaan konstruksi pile cap ini diawali dengan pekerjaan

pengukuran untuk menentukan elevasi dan as pile cap serta menandai batas

ketinggian pile cap sampai ke permukaan lantai kerja. Kemudian dilanjutkan

dengan pekerjaan pembesian pile cap. Untuk konstruksi pile cap sendiri

memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, semua itu bergantung pada

jumlah pondasi tiang pancang dalam 1 titik pile cap. Bentuk pile cap pada

proyek Bassura City ini adalah persegi, persegi panjang dan trapesium.

3.1.1.4 Konstruksi Capping Beam

Capping Beam merupakan suatu bentuk struktur bangunan yang

berfungsi mengikat/menggabungkan beberapa tiang (soldier pile) sehingga

Page 7: laporan pkl perhitungan pile cap

54

beban-beban yang diterima oleh masing-masing tiang pile menjadi merata.

Adapun perbedaan antara capping beam dengan pile cap ataupun tie beam

adalah pile cap & tie beam merupakan struktur yang

mengikat/menggabungkan tiang-tiang pondasi, sehingga menghubungkan

antar kelompok tiang untuk selanjutnya dibuat lantai kerja. Untuk capping

beam, bentuk struktur ini hanya berfungsi sebagai pengikat dan penggabung

tiang-tiang yang berfungsi sebagai penahan tanah atau beban lateral (soldier

pile). Capping beam yang digunakan dalam proyek pembangunan Bassura

City ini memiliki dimensi 400 mm x 750 mm dengan tulangan 12 D 16 dan

10 D 16. Mutu beton K-350 (350 kg/cm²), f’c 29 MPa dan slump 18.

Selanjutnya akan disebutkan langkah-langkah metode kerja dari struktur

capping beam, antara lain :

1. Koordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atau

prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan

yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang

baik.

2. Pastikan tiang - tiang soldier pile sudah dalam kondisi cukup umur/kering

untuk selanjutnya memasuki pekerjaan galian pada permukaan tiang.

3. Penggalian dilakukan untuk mencari kepala tiang soldier pile dengan

kedalaman yang sesuai dengan dimensi dari balok capping beam.

4. Apabila telah didapat kepala tiang dengan kedalaman yang sesuai dengan

dimensi balok capping beam, selanjutnya adalah pekerjaan pembobokan

beton. Pembobokan beton untuk kepala tiang adalah dimana kepala tiang

Page 8: laporan pkl perhitungan pile cap

55

dibobok untuk didapatkan tulangannya, guna untuk mengikat tulangan

dari struktur capping beam yang berada diatasnya.

5. Setelah semua kepala tiang selesai dibobok dengan kedalaman yang sama

antara 1 tiang dengan tiang yang lainnya, maka dilanjutkan dengan

pemasangan tulangan struktur balok capping beam.

6. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang. Pemotongan

papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat harus

disesuaikan dengan ukuran/dimensi dari balok capping beam tersebut.

Pelumasan permukaan dalam bekisting dengan mud oil, guna

memudahkan pada saat bekisting dibongkar.

7. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton readymix dengan mutu f’c

29 MPa sesuai dengan metode pelaksanaan.

8. Setelah 2 – 3 hari, bekisting sudah dapat dibongkar dengan syarat capping

beam tidak menerima beban diatasnya.

9. Rekaman hasil kerja harian harus dimintai persetujuan kepada pengawas

dari pihak pemberi tugas atau owner setiap hari.

Gambar 3.5 Pembesian Capping Beam

Page 9: laporan pkl perhitungan pile cap

56

3.1.1.5 Konstruksi Pelat lantai

Pekerjaan pelat lantai diawali dengan pengukuran dengan pinjaman

kolom setinggi 1m. Setelah pengukuran, pasang bekisting dengan metode

konensional lalu lakukan pengecekkan elevasi. Setelah bekisting terpasang,

dilakukan pekerjaan pembesian dengan urutan pemasangannya adalah

tulangan bawah, beton decking, tulangan kaki ayam, dan tulangan atas. Ikat

semuanya dengan menggunakan bendrat. Setelah pekerjaan pembesian

selesai, lakukan pembersihan area pelat lantai yang akan dicor dengan

menggunakan compressor kemudian checklist. Setelah checklist selesai

dilakukan pengecoran menggunakan concrete pump. Permukaan pelat lantai

yang dicor diratakan dengan trowel. Jika beton sudah mengeras bisa

dilakukan proses curing dengan menggunakan sika. Pelepasan bekisting

dilakukan minimal 14 hari.

· Mutu beton : K-350 (f’c 29 MPa)

· Mutu baja : BJTD 40 (400 Mpa)

· Slump : 12 ± 2

3.1.1.6 Konstruksi Retaining Wall

Retaining wall adalah struktur yang memegang kembali tanah atau

batu dari sebuah bangunan, struktur atau area. Dinding penahan gerakan atau

downslope, mencegah erosi dan menyediakan dukungan untuk vertikal atau

hampir vertikal.

Page 10: laporan pkl perhitungan pile cap

57

Untuk pelaksanaan perencanaan dinding penahan tanah adapun

langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memperkirakan ukuran atau dimensi dari dinding penahan tanah.

2. Mencari besarnya tekanan tanah, baik secara analitis maupun secara

grafis berdasarkan cara yang sesuai dengan tipe dinding penahan

tanahnya.

3. Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup untuk memobilisasi daya

dukung tanahnya.

4. Perhitungan kekuatan struktur dari konsruksi penahan tanah,yaitu dengan

memeriksa tegangan geser dan dan tekanan tekan yang di ijinkan dari

dinding penahan tanah.

5. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gesernya (sliding stability)

6. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gulingnya (overtuning

stability)

7. Tinjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan.

3.1.2 Peralatan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pembangunan proyek Bassura

City sebagai berikut:

3.1.2.1 Tower Crane

Tower crane merupakan alat berat yang dapat berputar 3600. Tower

crane berfungsi untuk mengangkut serta memindahkan material-material

dan komponen-komponen struktur secara vertikal dan horizontal ke area

pekerjaan yang dituju. Dalam pengoperasiannya tower crane ini

Page 11: laporan pkl perhitungan pile cap

58

dioperasikan oleh seorang operator dengan sistem shift. Tower crane pada

Proyek Pembangunan Bassura City berjumlah 3 seperti pada gambar 3.6.

Kapasitas angkut dengan beban ujung ± 2,4 ton, ± 1,8 ton.

Gambar 3.6 Tower Crane

3.1.2.2 Truck Mixer

Truck Mixer merupakan kendaraan sejenis truck yang dilengkapi

dengan mixer (molen). Setiap truck mixer dilengkapi surat jalan (docket)

yang berisi keterangan dari beton readymix yang dibawanya. Cara kerja

truck mixer adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengendalikan perputaran molen digunakan dua buah tuas yang

letaknya di bawah molen (belakang truk).

b. Tuas 1 berfungsi untuk mengatur laju perputaran mixer pada saat

membawa readymix.

Page 12: laporan pkl perhitungan pile cap

59

c. Tuas 2 berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya frekuensi penuangan

readymix pada saat dikeluarkan.

d. Apabila perputaran molen berlawanan arah jarum jam (dilihat dari

belakang) beton akan tetap terjaga dalam molen. Hal ini umumnya

dilakukan untuk mencegah readymix mengalami setting (perkerasan)

pada saat diperjalanan atau saat menunggu readymix dituangkan.

e. Jika molen berputar searah jarum jam maka beton yang ada di dalamnya

akan bergerak ke luar.

Truck Mixer yang digunakan pada Proyek Pembangunan Bassura City

berasal dari PT. Pionir Beton selaku supplier beton Ready-Mixed. Pada

umumnya setiap truk berkapasitas ±8 m3 seperti terlihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Truck Mixer

3.1.2.3 Generator Set (Genset)

Generator set (Genset) adalah alat pembangkit listrik yang digunakan

untuk kegiatan pekerjaan dilapangan yang membutuhkan tenaga listrik

Page 13: laporan pkl perhitungan pile cap

60

seperti sebagai alat mensuplai listrik untuk penerangan pekerjaan pada

malam hari dan untuk menjalankan tower crane. Dalam proyek ini,

digunakan 1 buah genset.

Gambar 3.8 Generator Set

3.1.2.4 Concrete Bucket

Concrete Bucket atau biasa disebut bucket cor adalah alat berbentuk

corong besi dimana pada bagian bawahnya dilengkapi lubang di bawahnya

dan katup yang dapat dibuka dan ditutup. Lubang di bawah bucket tersebut

dipasang sejenis pipa yang disebut pipa tremi untuk mempermudah

penuangan beton ke area pengecoran. Concrete Bucket digunakan untuk

mengangkut beton dari truck mixer menuju ke tempat pengecoran dengan

bantuan alat tower crane. Bucket pada proyek ini berkapasitas 0,8 m3. Cara

kerja concrete bucket adalah sebagai berikut :

a. Concrete Bucket diletakkan pada landasan / area datar untuk kemudian

diisi dengan beton readymix. (umumnya beton yang dituangkan ke dalam

concrete bucket tidak terisi penuh untuk menghindari tumpahnya beton

saat pengangkatan dengan tower crane).

Page 14: laporan pkl perhitungan pile cap

61

b. Concrete bucket dikaitkan dengan kait pada tower crane dan diangkut

ke zona pengecoran.

c. Concrete bucket diturunkan untuk menaikkan seorang pekerja yang

bertugas mengendalikan tuas buka tutup katup concrete bucket.

d. Pada saat pengecoran, kondisi concrete bucket tergantung pada kait tower

crane.

Gambar 3.9 Concrete Bucket

3.1.2.5 Concrete Pump

Concrete Pump pada proyek pembangunan Bassura City disewa dari

PT. Pionir Beton. Concrete Pump digunakan untuk memompa beton ready-

mixed dari truck mixed. Concrete Pump digunakan untuk pengecoran dengan

volume pengecoran lebih dari 70 m3, pengecoran tersebut biasanya

merupakan pengecoran pada pelat, balok dan tangga atau pekerjaan

horizontal. Proses pendistribusian readymix dimulai dari truck mixer yang

Page 15: laporan pkl perhitungan pile cap

62

dimasukan ke dalam concrete pump yang berada di bagian belakang truck

yang kemudian readymix langsung dialirkan melalui pipa-pipa baja yang

dapat di lepas dan pasang pada tiap segmennya sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 3.10 Concrete Pump

3.1.2.6 Vibrator

Vibrator adalah alat yang digunakan untuk menggetarkan beton yang

baru dicor agar beton tersebut rata di dalam bekisting dan juga untuk

mengurangi rongga udara yang ada di dalam beton sehingga ketika beton

tersebut kering, beton dalam keadaan padat dan tidak keropos. Dalam

penggunaan vibrator beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan beton secara

vertikal, tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring maksimal

45°.

b. Penggetaran harus dilakukan ketika adukan beton dituang ke dalam

bekisting dan dihentikkan bila permukaan beton sudah tampak mengkilap

Page 16: laporan pkl perhitungan pile cap

63

dan air semen sudah tampak mengkilap mulai menggenang diatas

permukaan beton serta permukaan beton tidak lagi mengeluarkan

gelembung-gelembung udara (maksimal 30 detik) dan tidak boleh lebih

dari kedalaman 4 meter.

c. Batang penggetaran tidak boleh mengenai tulangan, sebab getarannya

akan mempengaruhi proses pengikatan yang sedang berlangsung antara

beton yang sudah mulai mengering dengan tulangan tersebut.

Gambar 3.11 Vibrator

3.1.2.7 Air Compressor

Air Compressor merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan

area pengecoran agar terbebas dari segala macam sisa-sisa kotoran seperti

serpihan besi, sisa kawat, tanah, debu, sampah, dll karena dapat mengurangi

mutu beton nantinya. Alat ini dapat mengeluarkan udara bertekanan tinggi

sehingga mampu untuk membersihkan partikel kotoran yang ukurannya

relatif lebih kecil.

Page 17: laporan pkl perhitungan pile cap

64

Gambar 3.12 Air Compresssor

3.1.2.8 Bar Cutter

Bar Cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong besi tulangan

pada tempat pabrikasi. Cara kerja alat ini sangat sederhana dan terdiri dari 2

orang yaitu pekerja satu mempersiapkan dan merapikan besi tulangan dan

pekerja lainnya mengoperasikan alat dengan menekan tombol ataupun

menginjak pedal seperti yang terlihat pada gambar 3.13 di bawah ini.

Gambar 3.13 Bar Cutter

3.1.2.9 Bar Bender

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan besi

tulangan, khususnya yang memiliki diameter besar. Pada alat ini besarnya

Page 18: laporan pkl perhitungan pile cap

65

sudut pembengkokan dapat diatur sesuai kebutuhan. Cara kerja alat ini yaitu

dengan meletakkan tulangan pada suatu tumpuan, dan pekerja menginjak

pedal yang ada di bawahnya. Mesin ini akan membengkokkan besi tersebut

sesuai sudut yang telah direncanakan secara otomatis. Gambar bar bender

dapat dilihat pada gambar 3.14.

Gambar 3.14 Bar Bender

3.1.2.10 Alat ukur

Alat-alat ini merupakan perlengkapan yang dipakai oleh tim surveyor

untuk melaksanakan tugas-tugas pengukuran dilapangan, seperti: penentuan

elevasi bangunan, kerataan dan ketegakan bekisting, pembuatan garis

marking, penentuan batas stop cor, dll. Adapun alat-alat pengukuran terdiri

dari :

a. Pesawat Theodollite Topcon

b. BAAK

c. Statif / Tripod / kaki tiga

Page 19: laporan pkl perhitungan pile cap

66

d. Rambu ukur

e. Sipatan Waterpass Air

f. Meteran, pilox , benang ,pensil, dll.

Gambar 3.15 Alat Ukur

3.1.2.11 Mesin Las

Mesin Las adalah Alat ini digunakan untuk mengelas sambungan

material besi pada pekerjaan struktur dan pekerjaan yang berhubungan

dengan mekanikal elektrikal.

Gambar 3.16 Mesin Las

Page 20: laporan pkl perhitungan pile cap

67

3.1.2.12 Bekisting

Merupakan alat yang berfungsi sebagai cetakan beton baik itu berupa

kolom, balok maupun plat. Fungsi dari bekisting adalah sebagai berikut :

1. Sebagai cetakan beton sesuai dengan ukuran beton yang diinginkan.

2. Menentukan posisi dari kerangka beton.

3. sebagai alat penahan/penyangga pada saat terjadi pengecoran.

Adapun bagian bekisting sebagai berikut :

1. Bekisting Kolom

Bekisting kolom dan core wall dapat di set sesuai dengan ukuran dari

masing – masing struktur tersebut. adapun bagian– bagiannya antara lain:

a. Steel waller

Steel waller adalah acuan berbentuk lurus dengan memiliki

beberapa jenis untuk panjangnya, steel waller terbuat dari besi baja. steel

waller biasa digunakan dalam pekerjaan bekisting vertikal.

b. Bracing

Bracing adalah alat yang digunakan untuk menyanggah steel waller

agar tegak lurus. Bracing ini terbuat dari besi bulat dengan diameter 2

inchi. Alat ini bekerja dengan sistem ulir.

Page 21: laporan pkl perhitungan pile cap

68

c. Stek

Stek adalah besi baja yang dipasang pada waktu pengecoran plat

lantai yang berfungsi sebagai dudukan bracing.

d. Wing Nut

Wing Nut adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan dua

buah panel bekisting kolom, alat ini bekerja dengan system ulir seperti

mur pada baut.

e. Tie Rod

Tie rod adalah sejenis besi ulir yang digunakan untuk

mengencangkan dua buah panel bekisting kolom.

2. Bekisting Balok dan Pelat

Bekisting untuk balok dan pelat merupakan satu kesatuan. adapun

bagian – bagiannya antara lain :

a. Plywood

Plywood adalah kayu multiplek berlapis polyfilm. Pada proyek ini

digunakan plywood ukuran 120 x 80 cm² dengan tebal 4 cm.

b. Girder

Girder berfungsi sebagai penyanggah plywood agar tidak melendut

pada pengecoran karena desakan beton girder dari kayu dengan panjang

yang bermacam-macam sesuai kebutuhan panjang yang dibutuhkan,

biasanya sering digunakan dengan panjang 240 mm dan 390 mm.

Page 22: laporan pkl perhitungan pile cap

69

c. Bottom Form

Bottom Form adalah rangkaian yang terdiri dari plywood, batang

siku dan kaso sebagai dudukan balok dengan ukuran sesuai yang

dibutuhkan.

d. Side Form.

Side form Sama seperti bottom form yang merupakan suatu

rangkaian cetakan, tetapi dalam penempatannya di samping sebagai

pencetak balok.

e. Scaffolding

Scaffolding merupakan alat yang terbuat dari besi baja, dimana

berfungsi untuk menahan bekisting dan juga pekerjaan finishing.

Penggunaan scaffolding perlu memperhatikan spesifikasi dari pabrik

mengenai ukuran dan kekuatannya sehingga dapat berfungsi dengan baik

dan efisiensi.

f. Timber

Timber adalah kayu ukuran 6/12 yang digunakan sebagai las

bekisting yang diletakkan pada plywood sehingga plywood bawah tidak

rusak akibat berhubungan langsung dengan pelat lantai.

g. Beam Clamp

Beam Clamp adalah besi siku untuk mengencangkan kedua sisi agar

pada saat pengecoran tetap rapat.

Page 23: laporan pkl perhitungan pile cap

70

h. Horry Beam

Horry Beam adalah besi penghubung antar bekisting balok yang

berfungsi sebagai penopang bekisting plat.

Gambar 3.17 Bekisting

3.1.2.13 Scaffolding

Scaffolding adalah alat yang terbuat dari rangakian besi yang berfungsi

menahan bekisting dan pekerjaan lain yang jangkauannya tinggi. Bagian-

bagian dari scaffolding antara lain :

a. U-Head

Dipasang pada bagian paling atas dari Schafolding. Berfungsi

sebagai tempat dudukan balok-balok kayu penyanggah bekisting.

b. Ladder Frame 90

Adalah batang Scaffolding yang biasanya dirangkai diatas Main

Frame apabila Main Frame tidak memungkinkan untuk mencapai

Page 24: laporan pkl perhitungan pile cap

71

ketinggian yang dikehendaki sehingga membutuhkan penyambungan.

Tinggi Ladder Frame yang digunakan yaitu 90 cm.

c. Join Pint

Ujung bagian bawah dari main frame yang berfungsi untuk

menghubungkan atau menyambung antara frame yang satu dengan frame

berikutnya apabila konstruksi perancah cukup tinggi.

d. Main Frame 170

Batang Scaffolding yang berfungsi menahan beban diatasnya secara

vertikal baik beban manusia maupun beban material. Main Frame 170

memiliki tinggi 170 cm, mempunyai lebar 120 cm.

e. Cross Base

Batang menyilang yang menghubungkan 2 buah Main Frame,

berfungsi untuk menjaga kekuatan dan kekakuan Main Frame agar tidak

bergoyang ketika menopang beban.

f. Jack Base

Adalah alat yang dipasang pada bagian bawah atau landasan Main

Frame, berfungsi sebagai alas Main Frame sehingga tidak mudah

bergoyang pada saat menerima beban.

Page 25: laporan pkl perhitungan pile cap

72

Gambar 3.18 Scaffolding

3.1.3 Bahan

Bahan yang diguanakan dalam pembangunan ini harus memenuhi

syarat – syarat dan spesifikasi bahan yang telah ditentuakan dan sesuai

peraturan – peraturan yang berlaku di Indonesia agar mendapatkan produk

yang berkualitas dan bermutu tinggi. Hal ini bertujuan agar menghasilkan

konstruksi yang kuat dan bermutu. Spesifikasi bahan yang digunakan dalam

proyek pembangunan Bassura City yaitu :

3.1.3.1 Beton Ready-Mix

Beton ready mix yang digunakan berasal dari PT. Pionir Beton dengan

penggunaan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah

ditentukan untuk setiap jenis pekerjaan struktur. Semua Pekerjaan struktur

menggunakan beton ready mix dengan mutu K-350 dan K-450 Mpa Untuk

keseluruhan pekerjaan struktur

Page 26: laporan pkl perhitungan pile cap

73

3.1.3.2 Portland Cement (PC)

Semen sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain

digunakan untuk pasangan batu bata, plesteran, pekerjaan lantai kerja.

3.1.3.3 Agregat

Agregat yang digunakan dalam pembangunan proyek Bassura City

terdiri dari :

a. Agregat Halus (pasir)

- Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu

beton.

- Mutu pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton harus terdiri dari:

butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur lebih

dari 5%, dan bahan-bahan organik.

b. Agregat kasar (kerikil, batu pecah)

- Agregat kasar yang dimaksud adalah kerikil hasil desintegrasi alami

dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,

dengan butir lebih dari 5mm sesuai SNI-2487-2002.

- Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering)

Gambar 3.19 Agregat Halus dan Agregat Kasar

Page 27: laporan pkl perhitungan pile cap

74

3.1.3.4 Baja Tulangan (Besi Beton)

Baja tulangan yang digunakan pada proyek pembangunan Bassura

City yaitu BJTD 40 Tegangan Leleh 400 Mpa, Ulir untuk ≥ D10 mm. Untuk

memperoleh baja tulangan yang baik mutunya maka harus diperhatikan

pengiriman dan cara penyimpanannya:

a. Batang tulangan dari berbagai jenis baja dan besi harus diberi label atau

tanda yang jelas dan ditempatkan terpisah antara jenis satu dengan yang

lainnya sehingga tidak mungkin saling tertukar.

b. Penimbunan batang tulangan terbuka sebaiknya dihindari karena dapat

menyebabkan korosi atau berkarat yang berakibat berkurangnya kualitas

baja.

Gambar 3.20 Tulangan Baja

3.1.3.5 Kawat Pengikat

Kawat pengikat dari baja lunak yang berfungsi sebagai pengikat

tulangan agar tulangan tidak bergerak/ berpindah tempat selama proses

Page 28: laporan pkl perhitungan pile cap

75

pengecoran serta pemadatan dengan Vibrator untuk dapat membentuk

struktur yang dikehendaki.

Gambar 3.21 Kawat Pengikat

3.1.3.6 Metal Deck

Metal deck adalah plat baja berprofil khusus berlapis zinc yang tahan

korosi. Dengan tambahan emboss atas serta tulangan positif dua arah yang

bila dikombinasi dengan cor beton akan membentuk struktur lantai komposit

yang sangat kuat dan sempurna sekaligus lebih ringan dan tipis.

Pelat metal deck sebagai pengganti bekisting konvensional karena

dapat di cor langsung. Pada proyek Bassura City menggunakan metaldeck

berwarna silver ukuran 375 cm x 120 cm dan 367 cm x 120 cm.

Gambar 3.22 Metal Deck

Page 29: laporan pkl perhitungan pile cap

76

3.1.3.7 Wiremesh

Wiremesh adalah jaring kawat baja las yang berkualitas tinggi, setiap

detil Wiremesh dibuat dengan pengawasan yang sangat teliti. Dimana mulai

dari pemilihan material atau bahan yaitu besi melalui kontrol yang ketat

kemudian di las dengan mesin las otomatis yang berteknologi tinggi

terdepan dikelasnya. Pada pembangunan proyek Bassura City

menggunakan wiremesh sebagai material dalam mempercepat penyelesaian

proyek dengan ukuran 6 m x 3 m seperti pada gambar 3.23.

Gambar 3.23 Wiremesh

3.1.3.8 Beton Decking

Beton deking berfungsi sebagai penyangga supaya besi tidak

mengalami defleksi (perubahan bentuk saat terjadi pengecoran), sebagai

selimut beton pada kolom, balok, plat lantai dan dinding basement, sebagai

pemisah antara tulangan dengan bekisting pada pengecoran. Ukuran beton

tahu berbagai macam sesuai dengan kegunaannya, yaitu :

Page 30: laporan pkl perhitungan pile cap

77

a. Ukuran 2 cm : untuk selimut balok dan plat lantai

b. Ukuran 4 cm : untuk selimut kolom dan dinding

Pembuatan beton deking dilakukan dilokasi proyek dengan campuran

adukan 1: 2 yang dicetak ditas papan persegi. Kemudian beton deking

tersebut dipotong secara horizontal dan vertikal sesuai dengan ukuran yang

dibutuhkan. Setelah itu disetiap potongan beton deking diberi kawat untuk

pengikat. Setelah kering beton deking direndam didalam drum yang berisi

air.

Gambar 3.24 Beton Decking

3.1.3.9 Tulangan Kaki Ayam

Merupakan bahan yang digunakan untuk penyangga antara tulangan

pelat agar tidak mengalami defleksi (lendutan) dan menjaga ketebalan pelat

itu sendiri. Tulangan kaki ayam terbuat dari besi ulir diameter 10 mm.

Tulangan kaki ayam mempunyai jarak antara tulangan kaki ayam lainnya

yaitu radius 1m2.

Page 31: laporan pkl perhitungan pile cap

78

Gambar 3.25 Tulangan Kaki Ayam

3.1.3.10 Calbond

Calbond digunakan untuk menyatukan antara beton yang lama dengan

beton yang baru yang akan dilakukan pengecoran agar tidak terjadi

keretakan pada garis pertemuan beton tersebut. Cara pelaksanaan cukup

mudah yaitu dengan mengoleskan Calbond pada beton lama sebelum

memulai pekerjaan pengecoran yang baru.

Gambar 3.26 Calbond

3.1.3.11 Bahan untuk Pengeras Beton (Hardener)

Pada proyek Bassura City menggunakan bahan pengeras beton agar

dapat mempercepat pengerasan beton yang telah dicor. Hardener pada

Page 32: laporan pkl perhitungan pile cap

79

proyek ini dengan merk Sika Chapdur. Hardener merupakan suatu bahan

yang dapat mempercepat pengerasan beton setelah dicor, terutama

pengecoran plat. Cara menggunakan bahan ini cukup dengan

menaburkannya pada saat keadaan beton setengah kering kemudian di

ratakan dengan menggunakan mesin trawel. Satu kilogram hardener dapat

digunakan untuk 4 m2.

Gambar 3.27 Hardener

3.1.4 Pengujian Mutu Beton

Untuk mendapatkan beton yang diinginkan maka harus dilaksanakan

pengujian terhadap mutu beton, apakah beton tersebut memenuhi syarat atau

tidak sehingga beton yang akan dicor adalah beton yang benar-benar dengan

mutu yang baik dan telah memenuhi syarat. Pada proyek ini dilakukan dua

macam pengujian yaitu:

3.1.4.1 Slump Test

Dalam proses pengecoran slump test merupakan pengujian yang

pertama kali dilakukan dilapangan saat truck mixer tiba, tujuannya untuk

Page 33: laporan pkl perhitungan pile cap

80

mengetahui sejauh mana tingkat kekentalan beton dari beton ready mix yang

dipesan, sehingga akan mendapatkan mutu beton yang direncanakan. Beton

yang terlalu encer atau terlalu kental dapat merubah mutu beton yang

direncanakan pada saat pengecoran beton terlihat sudah mengeras

nantinya.Tujuan dari slump test adalah untuk mengetahui kekentalan adukan

beton yang akan dicor. Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kerucut Abrams dari besi atau baja dengan ukuran :

- Diameter atas : 10 cm

- Diameter bawah : 20 cm

- Tinggi : 30 cm

2. Pelat dasar dari baja dan besi

3. Tongkat pemadat dengan panjang 60 cm dan diameter 16 mm.

4. Sendok semen

5. Mistar ukur/meteran

Gambar 3.28 Peralatan Uji Slump

Page 34: laporan pkl perhitungan pile cap

81

Prosedur pelaksanaan :

1. Beton segar dari truck mixer dituang ke kereta dorong

2. Basahi cetakan dan pelat dasar dengan lap basah

3. Letakkan cetakan pada pelat dasar pada bidang datar

4. Tekan dengan kedua telapak kaki bagian bawah cetakan, dengan posisi

badan membungkuk pada waktu pengisian benda uji kedalam cetakan.

5. Masukan adukan beton kedalam cetakan dalam tiga lapis, setiap lapisan

(1/3 volume) dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat pemadat

sebanyak 25 kali setiap lapisan.

Gambar 3.29 Pemadatan Uji Slump

6. Ratakan permukaan adukan beton dan pelat slump.

7. Angkat cetakan perlahan-lahan tegak lurus ke atas.

Page 35: laporan pkl perhitungan pile cap

82

Gambar 3.30 Angkat Kerucut

8. Letakkan cetakan disamping benda uji secara terbalik, kemudian letakkan

tongkat secara horizontal diatas kerucut

Gambar 3.31 Letakan Tongkat di atas Kerucut

9. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi

permukaan adukan beton tersebut terhadap tinggi kerucut abrams. Hasil

dari pengukuran kemudian dirata – rata kan sehingga didapat nilai

slump dari benda uji tersebut yang dinyatakan dalam cm

Page 36: laporan pkl perhitungan pile cap

83

10. Pada proyek ini slump test, dilakukan di lokasi proyek yang disaksikan

oleh konsultan pengawas dan kontraktor, jika nilai slump tidak sesuai

dengan slump rencana yaitu 12 ± 2 maka pihak pengawas ataupun

konsultan berhak untuk menolak beton tersebut.

Gambar 3.32 Pengukuran Uji Slump

11. Nilai slump test diambil secara acak sesuai permintaan dari pihak owner

atau kontraktor.

3.1.4.2 Crushing Test

Kuat tekan beton adalah muatan tekan maksimum yang dapat dipikul

oleh beton persatuan luas penampang akibat adanya beban yang bekerja

diatasnya.

Pada Crushing test menggunakan silinder beton dengan diameter 15

cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan benda uji dilakukan saat beton ready mix

tiba dilokasi proyek, sebelumnya cetakan-cetakan sudah dioleskan oli atau

vaselin agar nantinya adukan beton tidak melekat pada cetakan. Prosedur

pelaksanaan pembuatan benda uji :

Page 37: laporan pkl perhitungan pile cap

84

1. Ambil adukan beton yang masih segar dari truck mixer dan dituangkan

secukupnya ke kereta dorong, masukkan dalam cetakan silinder dalam 3

lapis (1/3 volume), setiap lapis ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali tusukan

dengan tongkat pemadat.

2. Lakukan hal diatas hingga beton benar-benar penuh dan padat.

3. Pada setiap 1 benda uji diberi keterangan yang berisikan nama proyek,

tanggal pengecoran, nomor mixer, mutu beton, dan strukturnya.

4. Ratakan permukaan beton, biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam

dan letakkan pada tempat bebas getaran serta ditutup dengan bahan kedap

air.

5. Setelah 24 jam buka cetakan dan keluarkan benda uji, rendam beton uji

ke dalam bak air sampai batas waktu pengujian kuat tekan.

6. Sampel beton dari proyek ini dikerjakan di Laboratorium Pionir.

7. Hasil test beton dari laboratorium Pionir untuk umur 7, 14, 21, dan 28

hari sebagai patokan untuk mutu beton.

3.2 Pengamatan Struktur Pile Cap

Pengamatan konstrusi pile cap dilakukan setelah pekerjaan pondasi

telah selesai. Pekerjaan konstruksi pile cap ini diawali dengan pekerjaan

pengukuran untuk menentukan elevasi dan as pile cap serta menandai batas

ketinggian pile cap sampai ke permukaan lantai kerja. Kemudian dilanjutkan

dengan pekerjaan pembesian pile cap. Untuk konstruksi pile cap sendiri

memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, semua itu bergantung pada

Page 38: laporan pkl perhitungan pile cap

85

jumlah pondasi tiang pancang dalam 1 titik pile cap. Bentuk pile cap pada

proyek Bassura City ini adalah persegi, persegi panjang dan trapesium.

Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile

yang tersisa dipermukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat

pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter D13, D16, D22

dan D25 yang membentuk suatu bidang lebar yang berbeda-beda tergantung

dari jumlah tiang yang tertanam.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang

kemudian akan terus disebarkan ke bored pile dimana masing-masing pile

menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang di

izinkan (Y ton) (N= Jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang

bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile

cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom

di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar

berada dititik pusat pondasi seehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang

dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya

kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari

pembebanan yang ada.

Selain itu bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan betuk trapesium,

persegi dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap

pun berbeda-beda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya.

Page 39: laporan pkl perhitungan pile cap

86

Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2, 3, 4, dan 8

buah bored pile diikat menjadi satu.

3.2.1 Tahapan-Tahapan Pengerjaan Pile Cap

Adapun tahap-tahap dalam pengerjaan pile cap adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai

elevasi pile cap yang diinginkan.

2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang

telah direncanakan.

3. Pada pile dilakukan pemboran pada bagian betonnya hingga tersisa

tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai

pengikat dengan pile cap. Pemboran hanya sampai elevasi dasar pile cap

saja.

4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile.

Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan

beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun

bersama saat pengecoran.

5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan

ketebalan 5 cm.

6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi

tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki

ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung

menuju kolom.

Page 40: laporan pkl perhitungan pile cap

87

7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting di timbun

kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah

seperti semula.

8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan

pengecoran pada pile cap.

3.2.2 Metode pelaksanaan Pile Cap

Setelah mengetahui tahap-tahap pengerjaan pile cap, maka selanjutnya

adalah metode pelaksanaan. Adapun metode pelaksanaan pile cap adalah

sebagai berikut:

1. Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan

as pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan

shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.

2. Pekerjaan Galian

Kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile cap. Lihat

gambar 3.33.

Gambar 3.33 Pekerjaan Galian

Page 41: laporan pkl perhitungan pile cap

88

3. Pekerjaan potongan kepala bored pile

Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D

(±1m)

Gambar 3.34 Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile

4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting

Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai

kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako putih

dilakukan setelahnya.

Gambar 3.35 Pekerjaan Bekisting Pile Cap

Page 42: laporan pkl perhitungan pile cap

89

5. Pekerjaan penulangan pile cap

Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar

rencana.

Gambar 3.36 Pekerjaan Penulangan Pile Cap

6. Pekerjaan pengecoran

Pengecoran menggunakan beton K-350 dengan nilai slump 12 cm.

Gambar 3.37 Pengecoran Pile Cap

Page 43: laporan pkl perhitungan pile cap

90

3.3 Perhitungan Struktur Pile Cap Tipe P2-100

Gambar 3.38 Gambar struktur pile cap yang diamati

Diketahui :

Qu = 500 kN

D = 1000 mm

Mutu beton = K-350 (29 MPa)

Diameter tulangan rencana = 25 mm

Ukuran kolom diatas pile cap = 450 x 800 mm

Tebal efektif d = 1000 – selimut – ½ .dia tulangan =1000 -150-0,5.25 =

837,5 mm

Page 44: laporan pkl perhitungan pile cap

91

Gambar 3.39 Gambar Rencana Pile Cap

3.3.1. Penentuan Ukuran Panjang Pile Cap:

Perhitungan panjang pile cap untuk pile cap dengan dua buah

pile (berdasarkan sumber : Pile Design and Construction Practice

(Fifth Edition), M. Thomlinson & J. Woodward, 2009) adalah sebagai

berikut :

푙 = (푘 + 1)퐷 + 0,3 푚

Keterangan :

푙 = panjang pile cap (m)

Page 45: laporan pkl perhitungan pile cap

92

퐷 = diameter pile cap

푘 = jarak antara pile

Maka :

푙 = (2,5 + 1)1 + 0,3 = 3,8 → 푑푖푝푎푘푎푖 4,5 푚

3.3.2. Penentuan Ukuran Lebar Pile Cap:

Perhitungan lebar pile cap untuk pile cap dengan dua buah pile

(berdasarkan sumber : Pile Design and Construction Practice (Fifth

Edition), M. Thomlinson & J. Woodward, 2009) adalah sebagai

berikut : 푏 = 퐷 + 0,3 푚

Keterangan :

푏 = lebar pile cap (m)

퐷 = diameter pile cap (m)

Gambar 3.40 Pile Cap dengan dua Pile

Page 46: laporan pkl perhitungan pile cap

93

Maka :

푏 = 퐷 + 0,3 푚 = 1 + 0,3 = 1,3 푚 → 푑푖푝푎푘푎푖 2 푚

Ukuran tebal pile cap dicoba 1 m.

3.3.3. Kuat Geser Satu Arah Pile Cap pada Pile :

Kuat geser satu arah adalah kuat geser nominal secara satu arah

yang disumbangkan oleh beban. Perhitungan kuat geser satu arah

berdasarkan SNI 03-2847-2002 halaman 89 ketentuan bab 13.3(1(1))

adalah sebagai berikut:

푉 = 푓 ′6 푏 푡

Keterangan:

Vc1 : Kuat Geser Nominal Beton Satu Arah

fc’ : Mutu Beton (Mpa)

bw : Lebar Pile Cap (m)

t : Tebal Efektif Pile Cap (m)

Page 47: laporan pkl perhitungan pile cap

94

Gambar 3.41 Lokasi Kritis Geser Satu Arah

휙푉 = 휙푓′푐6 푏 푑 = 0,75

√296 . 2000.837,5. 10

= 1127,52 푘푁

Nilai kuat geser satu arah yang diijinkan (øVc1) harus lebih besar dari

gaya geser satu arah ultimit (Vu1) agar pile cap tidak mengalami

kegagalan geser satu arah (øVc1 ≤ Vu1 ; ø untuk geser sebesar 0,75

[berdasarkan SNI 03-2847-2002 halaman 61 ketentuan bab 11.3

(2(3))]). Gaya geser satu ara ultimit adalah besarnya gaya geser satu

arah yang dihasilakan dari daya dukung pile. Sehingga perhitungan

gaya geser satu arah ultimit adalah sebagai berikut:

푉 = ∑푝푖푙푒 푥 푄

Page 48: laporan pkl perhitungan pile cap

95

Keterangan:

Vu1 : Gaya Geser Satu Arah Ultimit (N)

∑ Pile : Jumlah Pile Di Bawah Pengaruh Area Geser Satu Arah

Qu : Daya Dukung Ultimit Satu Pile (N)

Maka:

푉 = ∑푝푖푙푒 .푄 = 2 . 500 푘푁 = 1000 푘푁 < 휙푉

Maka tebal pile cap tidak perlu ditambah karena gaya geser yang

terjadi lebih kecil dari pada kuat geser

3.3.4. Kuat geser dua arah Pile Cap pada pile :

Gambar 3.42 Lokasi Kritis Geser Dua arah pada Pile

Perhitungan kuat geser satu arah berdasarkan SNI 03-2847-

2002 halaman 89 ketentuan bab 13.3(1(1)) adalah sebagai berikut:

푉 = 푓 ′6

푏 푡

Page 49: laporan pkl perhitungan pile cap

96

Keterangan:

Vc1 : Kuat Geser Nominal Beton Satu Arah

fc’ : Mutu Beton (Mpa)

bw : Lebar Pile Cap (m)

t : Tebal Efektif Pile Cap (m)

휙푉 = 휙푓′푐6 푏 푑 = 0,75

√296 . (1000 + 837,5). 837,5. 10

= 1035,9 푘푁

푉 = ∑푝푖푙푒 .푄 = 2 . 500 푘푁 = 1000 푘푁 < 휙푉

Maka tebal pile cap tidak perlu ditambah karena gaya geser yang

terjadi lebih kecil dari pada kuat geser

3.3.5. Momen Lentur Pile Cap:

Momen lentur pile cap adalah momen lentur yang dihasilkan dari

besarnya beban yang dipikul dikalikan dengan jarak tegak lurus dari

setengah pile menuju titik kritis akibat pembebanan. Besarnya beban

yang dipikul adalah jumlah pile dibawah pengaruh area lentur

dikalikan dengan daya dukung pile.

푃 = ∑푝푖푙푒 푥 푄

Keterangan:

Pu : Beban Ultimit (N)

Page 50: laporan pkl perhitungan pile cap

97

∑pile’ : Jumlah Pile Di Bawah Area Lentur

Qu : Daya Dukung Ultimit 1 Pile (N)

푃 = ∑푝푖푙푒 .푄

= 2 . 500 푘푁 = 1000 푘푁

Pada pile cap dengan dua pile, kemungkinan lentur kritis yang

akan terjadi seperti gambar 3.42 beikut ini

Gambar 3.43 Lokasi Momen Lentur Kritis

Momen lentur kritis terjadi di tepi kolom , maka:

푀 = 푃푘퐷2 −

푏2

Keterangan:

Mu1 : Momen Lentur Kritis (Nm)

Pu1 : Beban Ultimit (N)

k : Variabel Jarak Pile Cap

Page 51: laporan pkl perhitungan pile cap

98

D : diameter pile (m)

bc : lebar kolom (m)

hc : tinggi kolom (m)

푀 = 푃푘퐷2 −

푏2

= 10002,5 . 1

2 −0,45

2

= 1025 푘푁푚

3.3.6. Perhitungan Tulangan Tarik Pile Cap:

푘 =푀

휙푏.푑 =1025 . 10

0,8.2000. 837,5 = 0,9133 푀푃푎

휌 =0,85 .푓 푐

푓푦 1 − 1 −2푘

0,85.푓 푐

=0,85 .29

400 1 − 1 −2 . 0,91330,85. 29

= 0,0023272

휌 =1,4푓푦 =

1,4400 = 0,0035

휌 =0,85 .450600 + 푓푦 푥

0,85 .푓′푐푓푦

Page 52: laporan pkl perhitungan pile cap

99

=0,85 .450

600 + 400 푥0,85 .35

400

= 0,0284

휌 휌 휌

Maka, dipakai휌 .

퐴 = 휌 . 푏.푑 = 0,0035 .2000.837,5 = 5862,5 푚푚

퐴 1퐷25 = 0,25 . 3,14 . 25 = 491 푚푚

Jumlah tulangan n =

= 11,96~12 푏푢푎ℎ

Jarak antar tulangan :

푠 =푏 − 2. 푠푒푙푖푚푢푡 푏푒푡표푛

푛 − 1 =2000 − 2.75

12 − 1 = 168 푚푚 ~ 140 푚푚

Jadi, dipakai D25 – 140 pada kedua arah pile cap.

Page 53: laporan pkl perhitungan pile cap

100

Gambar 3.44 Gambar Akhir Pile Cap