Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menerapkan ilmu yang di dapat dari bangku kuliah dalam lingkungan kerja, maka mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) disuatu perusahaan milik pemerintah ataupun milik swasta. Menyusun laporan praktek kerja lapangan adalah untuk memenuhi kewajiban apa yang telah diatur dalam bangku kuliah. Yang mana bukan hanya teori saja yang didapat dari bangku kuliah tersebut tetapi dipraktekkan dan diterapkan langsung ditempat praktek kerja lapangan. Seperti kita ketahui bersama bahwa untuk membangkitkan tenaga listrik diperlukan daya yang sangat besar. Karena kita ketahui juga kebutuhan akan tenaga listrik tersebut merupakan kebutuhan sehari hari yang sangat dirasakan manfaatnya bagi urat nadi kehidupan. Untuk memenuhi daya yang diperlukan PLN
72

Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

Oct 21, 2015

Download

Documents

Irawan Pandawa

Pengoperasian Mesin PLTD SWD 16 TM 410 R
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menerapkan ilmu yang di dapat dari bangku kuliah dalam lingkungan

kerja, maka mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) disuatu perusahaan milik pemerintah ataupun milik swasta.

Menyusun laporan praktek kerja lapangan adalah untuk memenuhi kewajiban

apa yang telah diatur dalam bangku kuliah. Yang mana bukan hanya teori saja

yang didapat dari bangku kuliah tersebut tetapi dipraktekkan dan diterapkan

langsung ditempat praktek kerja lapangan.

Seperti kita ketahui bersama bahwa untuk membangkitkan tenaga listrik

diperlukan daya yang sangat besar. Karena kita ketahui juga kebutuhan akan

tenaga listrik tersebut merupakan kebutuhan sehari hari yang sangat dirasakan

manfaatnya bagi urat nadi kehidupan. Untuk memenuhi daya yang diperlukan

PLN tidak hanya memanfaatkan tenaga air dan gas saja melainkan diperlukan

juga pembangkit tenaga diesel yang saat ini sudah ada.

1.2 Tujuan Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Maksud dan tujuan penulisan praktek kerja lapangan adalah :

Untuk mengevaluasi dan merealisasikan ilmu yang diterima diperusahaan

kedalam bentuk sebuah laporan.

Sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa benar – benar telah melaksanakan

praktek kerja lapangan.

1

Page 2: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

2

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan praktek kerja

lapangan dan dalam mengikuti seminar.

Sebagai bahan penilaian oleh para pembimbing di Politeknik Negeri

Banjarmasin maupun di perusahaan terhadap mahasiswa mengenai segala hal

aktivitas yang telah dilaksanakan diperusahaan terhadap mahasiswa mengenai

segala hal aktivitas yang telah dilaksanakan diperusahaan yang bersangkutan.

Untuk melaporkan hasil pengalaman pada suatu perusahaan tempat

mahasiswa melaksanakan praktek kerja lapangan.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan (PKL) ini yaitu untuk memenuhi

persyaratan bagi setiap mahasiswa untuk kelulusan di semester V. Dengan

adanya praktek kerja lapangan ini diharapkan penulis bisa mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari bangku kuliah, sehingga

dicapai:

Pengetahuan dan keterampilan baik dari segi teknik ataupun non teknik.

Umpan balik terhadap pelaksanaan teori yang telah didapat selama kuliah

dengan kenyataan dilapangan dan sampai dimana teori yang dikuasai oleh

mahasiswa.

Sebagai uji penerapan langsung didunia kerja yang sesungguhnya.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Page 3: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

3

Praktek kerja lapangan (PKL) dengan segala maksud dan tujuannya, tentunya

akan memberikan banyak manfaat, baik bagi mahasiswa, Politeknik Negeri

Banjarmasin, maupun perusahaan itu sendiri. Adapun beberapa manfaat yang

diperoleh adalah :

A. Bagi Mahasiswa

Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menghadapi

pekerjaan atau tugas yang diberikan.

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang jenis pekerjaan yang

ada di dunia kerja.

Mendapatkan pengetahuan baru yang tidak didapat di bangku kuliah.

Menumbuh kembangkan rasa percaya diri dan membina sikap

profesional dalam keterampilan.

B. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

Meningkatkan efisiensi perkuliahan dengan hasil yang lebih

memuaskan dan nyata.

Lebih mudah menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan

dunia kerja.

Membuka bahkan mempererat hubungan kerjasama antara Politeknik

Negeri Banjarmasin sebagai lembaga pendidikan dengan pihak PT.

PLN (Persero) Wilayah VI Sektor Barito selaku perusahaan.

C. Bagi PT. PLN (Persero) Wilayah VI Sektor Barito

Dapat lebih mengenal diri perusahaan kepada masyarakat tentang apa,

siapa dan bagaimana PT. PLN (Persero) Wilayah VI Sektor Barito itu.

Ikut membantu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia

sesuai dengan program pemerintah.

Lebih mudah untuk mendapatkan tenaga kerja yang handal dan

bertanggung jawab.

Page 4: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

4

1.5 Permasalah Pengoperasian PLTD

Sistem pengoperasian mesin PLTD tidaklah sama dengan cara

pengoperasian mesin-mesin lain seperti mesin kendaraan misalnya. Hal ini

dikarenakan mesin PLTD biasanya ukuran dan kapasitasnya lebih besar sehingga

memerlukan pedoman prosedur yang benar agar tujuan pengoperasian suatu

PLTD dapat dicapai.

Cara pengoperasian mesin PLTD dengan kategori kecil, tentunya tidak sama

dengan PLTD kategori besar. Hal ini dikarenakan antara lain adanya perbedaan

jumlah peralatan bantu dan sistem-sistem sebagai penunjang operasinya. Cara

pengoperasian suatu mesin adalah tergantung pabrik pembuatannya, dan

biasanya sudah ditetapkan pada buku petunjuk (manual book) tentang

pengoperasian maupun pemeliharaannya.

1.6 Batasan Masalah

Sebenarnya, permasalahan yang ada pada suatu pusat PLTD sangatlah

banyak. Demikian juga pada mesin-mesin yang ada di PT. PLN (Persero) Sektor

Barito terdapat berbagai jenis dan merk. Akan tetapi karena berbagai

keterbatasan, maka di dalam laporan ini penulis hanya memfokuskan

pembahasan tentang pengoperasian PLTD type SWD 16 TM 410 R saja. Namun

demikian kiranya isi laporan ini cukup memberikan gambaran tentang bagaimana

cara pengoperasian suatu mesin PLTD.

1.7 Metode Penulisan Laporan

Dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis menggunakan

beberapa metode untuk data – data yang didapat, yaitu meliputi :

Page 5: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

5

1. Metode Observasi

Yaitu mengamati secara langsung tentang cara kerja sistem pengoperasian

mesin diesel SWD 16 TM 410 R, beserta peralatan yang digunakan dalam

bekerja.

2. Metode Interview

Yaitu menanyakan langsung dengan petugas / para mekanik – mekanik yang

ada di lapangan maupun dengan dosen pembimbing mengenai hal yang

berkaitan dengan praktek kerja lapangan

3. Metode Keperpustakaan

Yaitu mengumpulkan data – data dari buku / laporan – laporan yang terdahulu

yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas untuk dijadikan bahan

pembuatan laporan.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Page 6: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

6

2.1. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Sektor Barito

PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah

Sektor Barito disingkat PT. PLN (Persero) WKSKT Sektor Barito yang berlokasi

di jalan Ir. Pangeran Muhammad Noor No. 33 Banjarmasin merupakan unit kerja

PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah yang berlokasi di

jalan Panglima Batur utara No. 1 Banjarbaru.

Unit PT. PLN (Persero) WKSKT Sektor Barito menjadi bagian unit kerja

PT. PLN WKSKT berdasarkan SK No. 004/DIR/193 pada tahun 1973 tepatnya

pada tanggal 30 April 1973 saat Proyek Pusat Listrik Tenaga Air Riam Kanan

diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Jendral TNI Soeharto yang pada

saat itu PLN berada dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

(PUTL). PLTA Riam Kanan berkapasitas 3 Turbin @ 10 Mega Watt penyaluran

tegangan listriknya melalui transmisi 70 KV ke Gardu Induk Cempaka dan

Banjarmasin. Kedudukan kantor induk berada di Aranio Riam Kanan.

Seiring dengan pertambahan penduduk dan permintaan listrik, maka pada

tahun 1977 dibangun 2 unit pembangkit tenaga diesel merk Fuji berkapasitas 3,2

Mega Watt berlokasi dipinggiran sungai barito desa Pasir Mas disebut PLTD

Trisakti, kemudian pada tahun 1982 di PLTD Trisakti dibangun lagi 2 unit

pembangkit tenaga Diesel merk Pielstick berkapasitas 2 x 5,4 Mega Watt.

Selanjutnya dengan semakin banyaknya industri perkayuan, maka permintaan

energi listrik keperluan pabrik sawmill dan plywood terus meningkat untuk

memenuhi keperluan tersebut, maka PLN pada tahun 1986 merelokasikan 1 unit

PLTG berkapasitas 21 Mega Watt dari Gresik Jawa Timur.

Dengan terus berkembangnya dunia industri dan adanya pertumbuhan

ekonomi masyarakat perdesaan, maka PLN juga mengembangkan penyaluran

tenaga listrik ke desa – desa dengan program listrik masuk desa sehingga jaringan

listrik pun meluas sampai tingkat kecamatan.6

Page 7: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

7

Untuk melayani kebutuhan tingginya permintaan energi listrik pada tahun

1987 PLN di lokasi PLTD Trisakti kembali mengoperasikan 2 unit mesin

pembangkit tenaga diesel merk SWD 16 TM dengan kapasitas @ 8,8 Mega Watt

dan pada tahun 1990 dibangun dan dioperasikan kembali 2 unit mesin Sulzer

dengan kapasitas 6,4 Mega Watt.

Atas dasar pertimbangan efektifitas operasional, maka pada tanggal 30

Juni 1990 Kantor Induk PLN Sektor Barito dipindahkan dari Aranio ke

Banjarmasin yang berlokasi di PLTD/G Trisakti dengan menggunakan kantor

sementara eks gudang PLTG Trisakti. Dengan berkembangnya struktur organisasi

maka pada tahun 1993 dibangun kantor induk PLN Sektor Barito berlantai 2 di

area PLTD/G Trisakti. Pesatnya permintaan energi listrik, maka pada tahun 1992

dioperasikan 1 unit mesin SWD 9 TM dengan daya terpasang @12,8 Mega Watt

sehingga jumlah daya terpasang di unit PLTD Trisakti menjadi 87 Mega Watt.

Demikian pula dengan adanya perubahan kebijakan dalam rangka

meningkatkan mutu keandalan penyediaan energi listrik, maka untuk unit PLTD

Benua Lima dan PLTD Kapuas yang berada dibawah operasional PLN Cabang

Barabai dan Cabang Kuala Kapuas diserah terimakan kepada PLN Sektor Barito.

Demikian pula dalam meningtkatkan keandalan penyediaan energi listrik,

maka terjadi pula beberapa kali sebutan nama dan struktur organisasi di

lingkungan PT. PLN (Persero) WKSKT Sektor Barito, seperti PLN Wilayah VI

Kalimantan Selatan, Tengah, Sektor Barito, kemudian berubah lagi menjadi PT.

PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan, Tengah, Timur dan perubahan

terakhir hingga saat ini menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan,

Tengah Sektor Barito yang berkedudukan di jalan Ir. P.M. Noor No. 33

Banjarmasin.

Saat ini PT. PLN (Persero) WKSKT Sektor Barito mempunyai tugas

pokok melaksanakan operasional dan pemeliharaan seluruh sarana prasarana

pembangkit dan penyuluhan yang menjadi tanggung jawab yang terdiri dari

beberapa unit terbesar meliputi 1 unit PLTA, 1 unit PLTG, 2 unit PLTD, dan 2

Page 8: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

8

unit TRAGI, ketujuh pembangkit tersebut terdiri dari 26 mesin dengan daya

terpasang 164,8 Mega Watt, sedangkan 2 unit penyaluran tersebut terdiri dari 9

Gardu Induk 150 KV dan 2 unit Gardu Induk 70 KV dengan jumlah trafo daya

sebanyak 33 buah (641 MVA) serta panjang transmisi 150 KV sebanyak 625 Kms

yang dipotong 1995 buah tower, dan transmisi 70 KV sepanjang 123 Kms yang

dipotong 190 tower, sumber tenaga kerja yang mengelola prasarana tersebut

sebanyak 291 orang terdiri dari 242 pegawai dan 49 borongan.

VISI

Diakui sebagai Perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan

terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

MISI

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meninggalkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

MOTTO

“electricity for a better life (listrik untuk kehidupan yang lebih baik).

2.2. Struktur Organisasi

Metode pembagian kerja yang merupakan hakekat organisasi

mengharuskan dilakukannya rincian – rincian pada bidang kerja diantara orang –

Page 9: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

9

orang yang ada didalamnya, sehingga terciptalah suatu struktur organisasi yang

jelas.

Struktur organisasi adalah kerangka yang terdiri dari satuan – satuan

organisasi beserta segenap pejabat dengan tugas, wewenang serta hubungannya

satu sama lain yang masing – masing mempunyai peranan dalam lingkungan

kesatuan yang utuh.

Bentuk struktur organisasi yang digunakan di PT. PLN (Persero) Sektor

Barito berbentuk line dan staff yaitu suatu organisasi yang mempunyai staff ahli

atau penasehat organisasi yang dapat dimintai pendapat atau saran seorang

pimpinan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Adapun gambaran

skema struktur organisasi tersebut sebagaimana tertera pada halaman berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (Persero) WKSKT

SEKTOR PEMBANGKITAN BARITO

Page 10: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

Manajer Sektor

Asman Keuangan, SDM & ADM

Supervisor K3 & Umum

Supervisor Keuangan

Fungsional Kinerja

Asman Operasi & Pemeliharaan

Asman Enjinering

Fungsional Manajer Resiko

Supervisor Logistik

Supervisor Operasi

Supervisor Lingkungan & K2

Manajer PLTA Ir. PM. Noor

Manajer PLTD Banua Lima

Manajer PLTG Trisakti

Supervisor Pemelharaan

Supervisor Lingkungan, K2

& ADM

Manajer PLTD Trisakti

Supervisor Operasi

Supervisor Pemelharaan

Supervisor Lingkungan, K2

& ADM

Supervisor Lingkungan, K2 &

ADM

Supervisor Lingkungan, K2 &

ADM

Supervisor Pemelharaan

Supervisor Pemelharaan

Supervisor Operasi

Supervisor Operasi

10

Page 11: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

11

2.3 Uraian Tugas Organisasi

Manajer Sektor bertugas melaksanakan fungsi Operatif meliputi diantaranya:

a. Memimpin PT. PLN ( Persero ) WKSKT Sektor Barito Banjarmasin dalam

melaksanakan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik dari pusat – pusat

pembangkit ( PLTA, PLTD, PLTG ) ke cabang – cabang untuk

didistribusikan kepada konsumen tenaga listrik.

b. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dalam bidang perencanaan,

koordinasi pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan lain sebagainya.

c. Mewakili PT. PLN ( Persero ) WKSKT Sektor Barito Banjarmasin baik ke

luar maupun ke dalam.

Manajer PLTD memiliki beberapa tugas diataranya :

a. Menyusun rencana kerja operasi dan pemeliharaan unit pembangkit.

b. Mengkoordinir operasi dan pemeliharaan pembangkit sesuai dengan

prosedur/ buku manual yang berlaku.

c. Meneliti, memeriksa dan mengevaluasi laporan pengoperasian, pemeliharaan

dan administrasi sebagai bahan laporan.

d. Memantau, mengkoodinasikan dan megendalikan kondisi lingkungan di

sekitar pembangkit agar kondusif.

e. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan

kewenangannya.

f. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH.

Page 12: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

12

Supervisor Operasi memiliki beberapa tugas diataranya :

a. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan operasi dalam pengoperasian

unit pembangkit.

b. Memeriksa dan mengatasi kelainan atau gangguan ringan (first line

maintenance) unit pembangkit.

c. Melaksanakan uji kemampuan (performance) instalasi pembangkit sesuai

SOP yang ditetapkan, termasuk performance test emergency diesel generator

(EDG).

d. Menyaksikan dan mengesahkan hasil pencatatan kWh/ energi yang

dibangkitkan/ disalurkan sebagai data perhitugan transfer energi.

e. Memeriksa dan menandatangani logsheet sebagai rekaman kegiatan operator

unit pembangkit.

f. Melaporkan dengan segera kepada atasannya bila terjadi gangguan pada unit

pembangkit.

g. Membuat laporan pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit.

h. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan

kewenangannya.

i. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH.

Supervisor Pemeliharaan memiliki beberapa tugas diataranya :

a. Menyusun jadwal pemeliharaan secara rutin dan periodik.

b. Mengkoordinir kegiatan pemeliharaan sesuai dengan rencana kerja seksi

pemeliharaan.

c. Membimbing dan mengarahkan staff seksi pemeliharaan unit pembangkit

agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.

d. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk kesempurnaan pelaksanaan kegiatan

pemeliharaan.

e. Mengusulkan kebutuhan material suku cadang dan alat kerja untuk

pemeliharaan instalasi pembangkit.

Page 13: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

13

f. Menganalisa penyebab kerusakan peralatan unit pembangkit dan

melaporkannya pada atasannya.

g. Mengevaluasi hasil kegiatan pemeliharaan unit pembangkit.

h. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan

kewenangannya.

i. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH.

Page 14: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

5

2

4

9

3

4

7464

114

104

84

124

134

B

U

T

14

2.4 Lay Out Perusahaan

Lay Out dari PT. PLN (Persero) Sektor Barito adalah seperti tertera pada :

Keterangan :

1. Jl.Ir. P. M. Noor 6. Gudang Suku Cadang PLTD 11. Ruang Pemeliharaan PLTG

2. Kantor PT. PLN Sektor Barito 7. Bengkel PLTD 12. Kantor PLTG

3. PLTG Trisakti 8. Kantor / Gardu Induk 70 KV 13. Gardu Induk 150 KV

4. PLTD Trisakti 9. Instalasi Tegangan Tinggi

5. PT. BJP 10. Kantin

1

S

Page 15: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

15

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Bagian-bagian Utama Peralatan Pembangkit pada PLTD

Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang akan membangkitkan

tenaga listrik, yaitu :

1. Mesin Diesel

2. Generator dan Exiter

3. Alat-alat bantu (Auxilliary).

Adapun fungsi dari masing-masing peralatan tersebut adalah :

1. Mesin Diesel

Berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar) menjadi energi mekanis.

Melalui gerak lurus (translasi) pada piston diubah menjadi gerak putas (rotasi)

pada poros engkol.

2. Generator dan Exiter

Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis yang dalam hal ini

dihasilkan oleh mesin Diesel menjadi energi listrik. Energi listrik ini timbul

akibat adanya medan magnet pada kumparan generator. Kuat medan magnet

tersebut tergantung pada besarnya tegangan dan arus searah yang dialirkan

pada kumparan rotor yang disebut dengan sistem penguatan (Exitasi). Untuk

mengatur penguatan tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut

Automatic Voltage Regulator (AVR).

3. Alat-alat Bantu (Auxilliary)

Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, maka diperlukan

seperangkat alat bantu antara lain :

Page 16: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

16

Pompa

Digunakan untuk memompakan bahan bakar, munyak pelumas,

mensirkulasikan air pendingin dan lain-lain.

Tangki

Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar, minyak pelumas, air

pendingin, dan lain-lain.

Saringan (Filter)

Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan bakar, minyak pelumasi dan

air pendingin agar tidak masuk ke mesin.

Kompresor Udara

Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang diisikan ke tabung

angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai udara start, udara kontrol proteksi

mesin (Control Air) dan udara proteksi overspeed (Safety Air)

Turbo Charger

Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga tekanan udara pembakaran

naik dan menaikkan daya mesin

Battery

Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat kontrol, relai-relai

proteksi dan lain-lain.

Heat Exchanger (Alat Penukar Panas)

Berfungsi untuk mengeluarkan panas pada sistem pendingin mesin Diesel.

Keran (Valve)

Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada sistem yang ada pada

mesin Diesel.

Panel-panel Kontrol

Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur dan parameter-parameter yang

berhubungan dengan mesin dan generator.

15

Page 17: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

17

Peralatan pengaman

Berfungsi untuk mengamankan mesin, generator dan trafo tenaga bila terjadi

gangguan.

3.2 Bagian-bagian Utama Mesin Diesel

Gambar 1: Peralatan Utama Mesin Diesel

Peralatan utama terdiri dari :

1. Kepala silinder

2. Perangkat katup

3. Perangkat piston

4. Dinding silinder

5. Blok silinder

6. Bantalan utama

7. Poros engkil (crank shaft)

8. Poros bubungan

9. Peredam getaran

10. Dudukan (base plate)

Page 18: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

18

11.

3.2.1 Kepala silinder

Gambar 2: Kepala silinder

Fungsi :

1. Sebagai penutup bagian atas silinder

2. Tempat meletakkan peralatan : katup isap dan buang, injektor, rocker arm,

ruang bakar mula, katup start, indikator chock.

3. Sebagai ruangan pendingin atau penyerapan panas.

Page 19: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

19

3.2.2 Perangkat Katup

Gambar 3. Perangkat Katup

Perangkat katup terdiri dari :

1. Katup isap

2. Katup buang

3. Pegas

4. Rocker arm

5. Pushroad dengan roler

Valve Guide :

Berfungsi untuk menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.

Poros Cam (Camshaft Assy)

Berfungsi sebagai pengatur masuknya udara pembakaran, keluarnya gas bekas

pembakaran, dan pengatur urutan pembakaran (firing order).

Page 20: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

20

3.2.3 Perangkat Piston

Gambar 4. Perangkat piston

Fungsi Piston :

1. Merapatkan ruang silinder dari bagian dalam.

2. Memampatkan udara.

3. Menerima tekanan pembakaran pada saat proses kerja.

4. Meneruskan tekanan pembakaran ke poros engkol melalui batang

penghubung (connecting rod).

5. Bagian permukaan piston menyerap panas selama proses berlangsung.

Fungsi Ring Piston :

1. Penyekat ruangan antara piston dan dinding silinder.

Page 21: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

21

2. Mencegah gas pembakaran bertekanan tinggi atau udara masuk ke ruang

karter dan minyak pelumas masuk ke ruang bakar.

3. Menyalurkan panas dari piston ke air pendingin melewati dinding silinder.

Dilihat dari fungsinya, umumnya ring piston terdiri dari :

1. Top ring.

2. Compression ring.

3. Oil scraper ring.

Fungsi batang penghubung (connecting rod) :

1. Memindahkan daya yang dihasilkan diatas piston ke poros engkol.

2. Mengalirkan minyak pelumas ke piston.

3.2.4 Dinding Silinder

Gambar 5. Dinding silinder

Page 22: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

22

Fungsi dinding silinder :

Sebagai tempat berlangsungnya seluruh proses kerja mesin (isap, kompresi,

usaha, buang).

Besar kecilnya ruangan pembakaran silinder liner menentukan besar kecilnya

daya pada mesin.

Silinder liner biasanya dilengkapi dengan ring karet (rubber ring) yang

berfungsi untuk perapat air agar air pendingin mesin tidak masuk ke karter.

3.2.5 Poros Engkol (Crank Shaft)

Crang Shaft Asembly, terdiri dari : poros engkol, bantalan utama (main

bearing), Counter weight, roda gila (fly wheel), dan penyerap getaran

(vibration damper).

Gambar 6. Poros engkol

Page 23: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

23

Fungsi poros engkol :

1. Menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston.

2. Mengubah gerak bolak-balik (translasi) menjadi gerak putar (rotasi).

Fungsi bantalan utama (Main Bearing) :

Untuk mendukung bagian-bagian yang bergerak sehingga bagian-bagian

tersebut tetap berada pada posisi yang diinginkan.

Klasifikasi bantalan

1. Bantalan untuk gerak putar (rotary motion)

a. Journal bearing yang mendapat beban utama dari perputaran poros.

b. Trust bearing (bantalan axial) yang mendapat beban sepanjang poros

yang berputar.

2. Bantalan untuk gerak bolak-balik (reciprocating motion)

a. Bantalan untuk gerak lurus

Contoh : dinding silinder untuk mendukung pergerakan piston.

b. Bantalan untuk gerakan tumbukan

Contoh : bushing untuk mendukung pin.

Fungsi Counter Weight

Untuk mengurangi getaran yang diterima oleh rangka mesin akibat manuver

piston dengan gaya sentrifugal poros engkol.

Page 24: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

24

Fungsi fly wheel

1. Menerima putaran yang bervariasi selama proses kerja masih berlangsung.

2. Membatasi timbul dan hilangnya penambahan putaran akibat perubahan

mendadak.

3. Menyimpan dan menerima tenaga sewaktu langkah kerja dan digunakan

pada waktu langkah kosong.

4. Membantu memindahkan putaran pada waktu start.

5. Meletakkan tanda positif top piston untuk setiap silinder.

Fungsi penyerap getaran (Vibration Damper)

Untuk menyerap getaran torsional yang diakibatkan oleh gaya ritmik pada

piston dan crankshaft

3.2.6 Blok Silinder (Crank Case)

Blok silinder dibuat berupa kerangka yang terdiri dari beberapa ruangan /

sekat diantaranya :

- Ruangan pendingin

- Ruangan pelumasan

- Ruangan pernapasan bagian-bagian yang bergerak didalamnya.

Blok silinder untuk mesin besar biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu :

- Blok silinder atas (crank case upper)

- Blok silinder bawah (crang case lower)

Page 25: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

25

Gambar 7. Blok silinder atas mesin diesel

Gambar 8. Blok silinder bawah

Page 26: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

26

Fungsi blok silinder

Sebagai pendukung / penopang semua bagian-bagian sehingga terbentuk satu

mesin yang komplit dan sempurna.

3.2.7 Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor

Gambar 9. Pompa injeksi bahan bakar dan injektor

Fungsi pompa injeksi bahan bakar

Untuk menginjeksikan (memasukkan dengan tekanan tinggi) bahan bakar

yang sudah tersedia menuju ke injektor, kemudian dikabutkan ke silinder pada

waktunya.

Page 27: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

27

Fungsi injektor

Untuk mengabutkan bahan bakar ke ruang bakar agar terjadi pengabutan yang

sempurna dan terjadi pembakaran merata pada ruang bakar dalam waktu

singkat.

3.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk jenis mesin pembakaran dalam (Internal

Combustion Engine) dimana sumber energinya didapat dari hasil pembakaran

bahan bakar didalam silinder. Mesin diesel disebut juga Compressed Ignition

Engine (CI-Engine) dimana untuk proses pembakaran bahan bakar didalam

silinder tidak memerlukan busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat

kompresi udara didalam silinder. Akibat adanya pembakaran, diruang bakar

terjadi kenaikan temperatur dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak

lurus (translasi) lalu diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol.

Mesin-mesin PLTD yang ada di PLTD Trisakti PT. PLN (Persero)

Sektor Barito Banjarmasin semuanya memakai sistem proses kerja 4 langkah

yaitu untuk mendapatkan 1 kali langkah usaha diperlukan 4 kali langkah

piston atau 2 kali putaran poros engkol.

Page 28: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

28

Gambar 10. Prinsip kerja mesin Diesel 4 langkah

Langkah-langkah tersebut adalah :

A. Langkah Isap

Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup isap terbuka dan katup buang

tertutup, sehingga udara bersih masuk ke dalam silinder.

B. Langkah Kompresi

Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup,

udara dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada akhirnya

langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan kedalam ruang bakar dan

terjadilah pembakaran.

C. Langkah Usaha (Expansi)

Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran, sedangkan

katup isap dan katup buang tertutup, maka piston terdorong bergerak dari

TMA ke TMB, melakukan usaha.

B. Langkah Buang

Katup buang terbuka, katup isap tertutup dan pistion bergerak dari TMB ke

TMA dan gas bekas sisa pembakaran terdorong keluar.

Page 29: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

29

Proses tersebut berulang secara berurutan selama mesin bekerja. Berdasarkan

proses kerjanya, mesin PLTD termasuk jenis motor bakar Compressed

Ignition Engine (CI-Engine), dimana proses pembakaran didalam silinder

tidak memerlukan busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat kompresi

udara di dalam silinder.

3.4 Generator

Jenis generator yang dipakai di PLTD Trisakti Banjarmasin seluruhnya

adalah generator AC 3 fasa dengan sistem penguatan Brushless (tanpa sikat

arang).

3.4.1 Bagian-bagian Utama Generator

Bagian bagian utama generator terdiri dari :

Rotor atau induktor (bagian yang berputar).

Stator atau bagian yang di induksi (bagian yang diam).

Exiter sebagai penguat medan magnet.

3.4.2 Prinsip Kerja Generator

Adapun prinsip kerja generator, jika digambarkan secara sederhana adalah

sebagai berikut :

Bila suatu kumparan memotong atau dipotong oleh medan magnet, maka

pada kumparan tersebut akan timbul listrik.

Proses pemotongan medan magnet oleh suatu konduktor dinamakan

induksi.

Induksi ini akan menghasilkan Gaya Gerak Listrik (GGL) sehingga

timbul listrik.

Page 30: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

30

Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh konduktor yang memotong /

dipotong medan magnet tergantung dari beberapa faktor, antara lain :

- Jumlah (panjang) lilitan konduktor

- Besar liitan konduktor

- Kuat medan magnet

- Kecepatan konduktor memotong / dipotong medan magnet.

3.5 Sistem-sistem Pada PLTD

3.5.1 Sistem Udara Masuk dan Gas Buang

A. Fungsi

Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran bahan

bakar, sistem ini dirancang untuk menaikkan effisiensi mesin yang dibuat

sedemikian rupa sehingga perbandingan jumlah massa udara yang masuk ke

dalam silinder selalu disesuaikan dengan keperluan atau jumlah massa bahan

bakar yang akan dibakar. Sistem ini juga berfungsi untuk mengatur udara

masuk.

B. Jenis Sistem Udara Masuk

1. Sistem Alami (Natural)

Yaitu udara masuk ke ruang bakar karena adanya penurunan tekanan

didalam silinder yang diakibatkan oleh pergerakan piston ke bawah.

2. Sistem Paksa atau Tekan

Yaitu udara yang masuk kedalam silinder jumlahnya dinaikkan /

diperbanyak dengan bantuan turbo charger.

Page 31: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

31

C. Cara Kerja Sistem Udara Masuk dan Gas Buang

Udara luar masuk ke ruang bakar karena di hisap oleh blower, dimana

sebelum masuk keruang bakar udara ini disaring oleh filter udara, selanjutnya

melalui saluran masuk udara didinginkan dengan inter cooler dan udara ini

akan masuk ke ruang bakar melalui katup masuk. Setelah masuk ke ruang

bakar udara ini akan bercampur dengan bahan bakar dan digunakan untuk

proses pembakaran. Gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar

dikeluarkan melalui katup buang. Sebelum keluar ke udara luar, energi panas

dari gas turbo charger yang satu poros dengan sisi kompressor, sehingga

kompressor / blower ikut berputar dan menghisap udara luar.

3.5.2 Sistem Bahan Bakar

Seperti diketahui bahwa bahan bakar minyak diperlukan sebagai sumber

energi bagi mesin Diesel. Untuk keperluan penyaluran bahan bakar tersebut

sampai keruang bakar dengan suatu kondisi tertentu diperlukan suatu sistem

bahan bakar.

Fungsi Sistem Bahan Bakar

1. Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudah bercampur

merata dengan udara supaya mudah terbakar.

2. Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukan disetiap

silinder pada setiap kebutuhan sehingga tenaga (power) setiap silinder

adalah sama.

3. Mengatur saat mulai penyemprotan dan lamanya penyemprotan.

3.5.3 Sistem Pelumas

Fungsi dari pelumas adalah sebagai berikut :

Page 32: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

32

1. Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dia benda yang saling bersentuhan

dan saling bergerak atau salah satunya benda tersebut bergerak dengan

maksud mengurangi atau menghilangkan gesekan yang terjadi.

2. Lubricating, yaitu sebagai pelumas atau pelicin supaya benda bergerak

dengan lisin sehingga pergerakannya mudah.

3. Cooling, yaitu sebagai media pendingin.

4. Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin yang

dialiri minyak pelumas.

5. Anti Korosi, yaitu untuk melindungi logam dari kontak langsung dengan

udara agar terlindung dari korosi.

6. Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam yang

bergesekan, seperti pada roda gigi.

Cara pemakaian bahan pelumas yaitu :

- Dioleskan

- Dipercikan

- Direndam

- Dialirkan dengan tekanan

Dalam sistem pelumas mesin Diesel berukuran sedang maupun besar adalah

dengan cara dialirkan dengan tekanan dengan persyaratan :

a. Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang

tertentu.

b. Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang

dilumasi.

c. Dalam sistem tertutup.

d. Dapat didinginkan.

e. Dapat dibersihkan (filter dan separator).

Page 33: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

33

3.5.4 Sistem Pendingin

A. Fungsi Pendinginan

Fungsi sistem air pendingin atau pendinginan adalah berguna untuk

mengambil sebagian panas dari dari bagian-bagian tertentu di mesin. Panas

yang menyebabkan temperatur tinggi tersebut disebabkan oleh pembakaran

bahan bakar di ruang bakar. Untuk menjaga agar pada bagian-bagian tadi

tidak terjadi beban panas berlebih dan beban mekanik berlebih yang

mengakibatkan toleransi serta pelumasan tidak berfungsi sebagaimana

mestinya.

B. Syarat-syarat Pendinginan

Dapat mengambil panas sebanyak jumlah tertentu dari mesin diesel sesuai

dengan yang ditentukan. Jadi aliran atau volume air yang dialirkan harus

tertentu.

Tidak dipaksakan pengambilan panasnya, atau tidak sekaligus seketika

tapi harus terus menerus secara kontinyu.

Temperatur air pendingin masuk bisa diatur (sedikit variasi) disesuaikan

dengan kondisi yang ada.

Pada mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang dipakai

adalah sistem sirkulasi tertutup dan dikelompokan menjadi 3 bagia, yaitu :

1. Raw Water System

Berfungsi untuk mendinginkan udara masuk, minyak pelumas, bahan

bakar dan mendinginkan air pendingin jacket pada sistem cooling tower.

Sedangkan raw water sendiri didinginkan dengan radiator atau cooling

water.

Page 34: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

34

2. Jacket Cooling Water System

Berfungsi untuk mendinginkan blok silinder, silinder liner dan exhaust

valve housing. Air yang digunakan adalah air murni dengan kandungan

khlorida dan sulfat yang rendah, kekerasan (hardness) rendah dan

dicampur dengan suatu reagen anti karat. Air jacket didinginkan oleh

radiator atau raw water.

3. Injector Cooling Water System

Berfungsi untuk mendinginkan injector yang panas akibat panas

pembakaran diruang bakar. Sebelum dialirkan ke injector air ini bukan

didinginkan, melainkan dipanaskan hingga mencapai temperatur tertentu

oleh heather pemanas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah thermal

stress pada injector yang sangat panas.

3.5.5. Sistem Start / Udara Bertekanan

Sistem start dengan udara ini adalah yang paling banyak digunakan pada

PLTD ukuran sedang maupun besar di PLN.

A. Fungsi Udara Bertekanan

1. Untuk menstart / menghidupkan mesin, yaitu dengan cara memasukkan

udara bertekanan kedalam silinder (ruang bakar) supaya piston tertekan

kebawah sehingga crank shaft berputar dan terjadi kompresi diruang

bakar, dan jika bahan bakar di injeksikan ke ruang bakar tersebut akan

terbakar. Karena proses ini berurutan sesuai firing ordernya maka secara

mekanisme kerja mesin dengan semestinya.

2. Untuk keperluan sistem pneumatik.

3. untuk keperluan PLTD seperti membersihkan peralatan dan lain-lain.

B. Syarat-syarat Udara Bertekanan

1. Tekanan udara mencukupi (minimal 20 bar dan maksimal 30 bar)

2. Volume udara mencukupi, sesuai dengan volume ruang bakar yang

perlu diisi oleh udara bertekanan tersebut.

Page 35: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

35

3. Udara bertekanan tersebut harus sedikit mungkin mengandung air

kondensat karena sangan membahayakan mesin serta peralatan

lainnya.

3.5.6. Sistem Kontrol dan Proteksi

Tujuan dari proteksi pada suatu PLTD adalah agar mesin dan

perlengkapannya tidak mengalami kerusakan yang fatal bila terjadi

gangguan.

Proteksi pengaman ini dibagi 3 yaitu :

1. Peralatan pengaman mesin antara lain :

Proteksi temperatur untuk air pendingin, minyak pelumas, gas buang,

main bearing dan lain-lain. Bila terjadi gangguan, proteksi ini akan

memberikan sinyal alarm ataupun trip.

Proteksi tekanan, untuk mengamankan tekanan lebih atau tekanan

kurang pada air pendingin, bahan bakar, minyak pelumas dan lain-

lain. Bila terjadi gangguan pada tekanan maka proteksi tekanan akan

memberikan sinyal alarm ataupun trip.

Proteksi getaran, untuk mengamankan mesin bila terjadi getaran yang

membahayakan mesin. Bila ada kenaikan getaran akan memberikan

sinyal alarm ataupun trip.

Proteksi over speed, untuk mengamankan mesin bila mesin

mengalami over speed. Untuk pengaman over speed tidak didahului

dengan alarm tetapi langsung trip.

2. Pengaman Generator

Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami

kerusakan akibat adanya gangguan baik yang berasal dari dalam generator

itu sendiri ataupun gangguan yang berasal dari luar generator.

Page 36: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

36

Untuk generator yang modern dilengkapi beberapa pengaman antara lain :

a. Over Current Relay (pengaman arus lebih)

b. Over Voltage Relay (pengaman tegangan lebih)

c. Under Voltage Relay (pengaman tegangan rendah)

d. Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)

e. Reverse Power Relay (pengaman daya kembali)

f. Rotor Eart Fault Relay (pengaman rotor hubung tanah)

g. Stator Eart Fault Relay (pengaman stator hubung tanah)

h. Loss of Excitation Relay (pengaman hilang excitasi)

i. Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)

3. Pengaman Trafo Daya untuk PLTD

a. Over Current Relay (pengaman arus lebih)

b. Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)

c. Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)

d. Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak)

e. Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam

trafo)

f. Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam

trafo).

Proteksi pada mesin PLTD pada prinsipnya ada 2 tingkatan, yaitu :

1. Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda peringatan

bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada mesin, sehingga operator

dapat segera mengambil tindakan pengamanan dan penormalan kembali.

2. Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis apabila

pada mesin terjadi penyimpangan operasi.

Berikut ini adalah tabel data setting pengaman pada mesin merk SWD type

16 TM 410 R yang ada di PLTD Trisakti Banjarmasin.

Page 37: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

37

Tabel 1. Data Setting Pengaman Pada Mesin SWD 16 TM 410 R PLTD Trisakti

A. TEKANAN

No Uraian Normal Alarm Trip Stn

1 Lube Oil Pressure 5,0 – 6,0 4,3 3,5 Bar

2 J.C.W Pressure 2,4 1,7 1,5 Bar

3 I.C.W Pressure 2,5 – 4,0 2,0 - Bar

4 F.O Pressure 4,0 – 5,0 3,5 - Bar

5 Valve Gear / Sealing Inj. Pump 3,0 2,5 - Bar

6 Starting Air Pressure 20 – 30 18 - Bar

7 Safety Air Pressure 12 11 - Bar

8 Control Air Pressure 6 5 - Bar

9 Turning Gear Engaged - 4,3 - Bar

B. TEMPERATUR

No Uraian Normal Alarm Trip Stn

1 Lube Oil Temp. 55 63 73 °C

2 J.C.W Temp. 88 98 100 °C

3 I.C.W Temp. 90 103 - °C

4 Main Bearing Temp. 75 93 96 °C

5 Alternator Bearing Temp. 70 90 95 °C

6 Stator Winding Temp. 75 120 130 °C

7 Charge Air Eng. Inlet Temp. 60 68 - °C

C. PROTEKSI ELEKTRIK

Page 38: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

38

No Uraian Normal Alarm Trip Stn

1 Mechanical Over Speed 600 - 670 Rpm

2 Electrical Over Speed 600 - 660 Rpm

3 DC Power 110 V 110 80 - Volt

4 DC Power 24 V 24 18 - Volt

3.5.7. Panel Kontrol PLTD

Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi dalam 3 bagian utama yang saling

terhubung dan saling mendukung, yaitu :

1. Diesel Control Panel

Pada panel ini terpasang alat-alat pendeteksi, proteksi dan panel kontrol

yang memonitor kondisi dan bagian-bagian mesin itu sendiri.

2. Generator Control Panel

Pada panel ini terpasang peralatan kontrol berupa parameter-parameter

ukur, relay-relay proteksi / pengaman, sistem sinkronisasi dan semua

peralatan yang berhubungan dengan generator.

3. Auxiliary Control Panel

Pada panel ini terpasang peralatan sensor, proteksi dan kontrol semua

peralatan alat bantu yang merupakan pendukung beroperasinya mesin

pembangkit.

BAB IV

Page 39: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

39

CARA PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN PLTD SWD TYPE 16 TM 410 R

4.1. Spesifikasi Mesin

Data utama mesin SWD 16 TM 410 R yang ada di PLTD Trisakti

Banjarmasin adalah sebagai berikut :

Merk : SWD (STORK-WARTSILA DIESEL)

Type / Tahun Test : 16 TM 410 R / 1996

Diameter Silinder : 410 mm

Panjang Langkah : 470 mm

Jumlah Silinder : 16

Susunan Silinder : “V”

Jumlah Turbo Charger : 2

Daya Output : 9010 KW

Putaran Nominal : 600 RPM

4.2. Klasifikasi PLTD

39

Page 40: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

40

PLTD yang ada di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Sektor Barito bukan

hanya PLTD besar saja, masih banyak PLTD kecil hingga saat ini masih

dioperasikan seperti yang ada di daerah Benua Lima dan daerah-daerah yang

belum terjangkau jaringan interkoneksi. Klasifikasi PLTD di PT. PLN (Persero)

didasarkan atas daya yang dihasilkan per-Satuan Pembangkit Diesel (SPD) yaitu:

No KELAS SPD DAYA (KW)

1 PLTD BAKAL 0 – 100

2 PLTD KECIL 250 – 1000

3 PLTD SEDANG 2500 – 8000

4 PLTD BESAR 12000 Keatas

Tabel 2. Klasifikasi PLTD

4.3. Pola Pengoperasian

Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi listrik

yang handal, maka perlu dibuat suatu pola pengoperasian dari unit pembangkit

yang ada. Penyusunan pola operasi didasarkan pada daya mampu setiap unit

pembangkit, jam kerja mesin, variasi beban yang meliputi beban sistem

interkoneksi yang dipikul pembangkit. Pola operasi di PLN Sektor Barito

ditentukan oleh Unit Pengatur Beban (UPB), dan pola operasi ini disusun untuk

hari keja biasa dan hari libur. Hal ini dikarenakan beban konsumen antara hari

kerja biasa dan hari libur adalah berbeda. Dengan adanya pembangkit berkapasitas

besar seperti PLTU Asam-asam, maka pada saat ini PLTD sudah bukan

merupakan pembangkit listrik utama di wilayah Kalsel dan Kalteng. Oleh karena

itu pola pembebanan yang dibuat opeh UPB untuk PLTD adalah mengikuti

fluktuasi beban yang senantiasa berubah-ubah (mengikuti naik turunnya frequensi

sistem) karena untuk PLTU Asam-asam bebannya dibuat tetap. Dengan kata lain,

PLTD baru dioperasikan jika dibutuhkan (frequensi sistem turun, beban naik).

Didalam penyusunan rencana operasi ini yang juga harus diperhatikan adalah

Page 41: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

41

kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit pembangkit tidak

mengalami pembebanan yang melebihi daya mampunya yang pada akhirnya akan

mengganggu kehandalan dari sistem pembangkit.

4.4. Prosedur Pengoperasian

Pengoperasian PLTD di PT. PLN (Persero) Sektor Barito dilakukan atas dasar

instruktur kerja operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun

berdasarkan manual book atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang

diterbitkan oleh pabrik pembuat mesin yang bertujuan untuk menghindari

kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin maupun

operatornya sendiri sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman.

Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk SWD

Type 16 TM 410 R :

4.4.1 Persiapan Awal Sebelum Start Mesin

1. Lakukan pemeriksaan dan pengecekan level – level minyak pelumas / oli

dan melakukan penambahan bila di perlukan pada :

Governor

Turbo charger

Air compressor

Carter / sump tank

Separator

2. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level – level air pendingin dan

melakukan penambahan bila di perlukan pada :

Jacket cooling water tank

Injector cooling water tank

Page 42: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

42

3. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada

peralatan bantu / sistem :

Pelumasan

Pendinginan

Bahan bakar

Udara start (30 bar)

Udara proteksi (12 bar, 6 bar)

Power supply electrical proteksi (DC / AC)

Air compressor

Separator

yainkan bahwa semua dalam kondisi normal operasi dan lakukan

pembetulan bila dianggap perlu.

4. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan lampu – lampu indikator pada

panel euxiliary dan nanti bila bola lampunya putus.

5. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan sistem proteksi yang meliputi :

Power supply AC / DC

Tombol emergency stop

Oil mist detector

Over speed

Peralatan APAR

Yakinkan bahwa CB generator posisi OFF

4.4.2 Mengoperasikan Alat Bantu Untuk Persiapan Star

1. Operasikan lube oil separator minimum 2 (dua) jam sebelum mesin

start

2. Buka indicator vent cock

3. Hidupkan (ON) lube oil priming pump dan periksa tekanannya 5-6 bar

Page 43: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

43

4. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump dan periksa tekanannya 5-6

bar

5. Hidupkan (ON) injector cooling water pump dan periksa tekanannya

3-4 bar

6. Masukkan / angged turning gear dan putar crank shaft dengan turning

gear minimum 2 (dua) kali putaran, perhatikankran indicator vent cock

masing – masing cylinder

Jika ada cairan yang keluar dari indikator vent cock yaitu (cairan)

air atau solar maka proses persiapan start harus dihentikan karena

di dalam ruang cylinder terjadi kelainan ( mesin tidak layak

operasi). Lakukan koordinasi dengan bidang terkait untuk mencari

penyebab kelainan maupun upaya penanggulangannya

Jika tidak ada cairan atau hal lain yang mencurigakan maka proses

persiapan start dapat dilanjutkan

7. Lepaskan (OFF) / disangged turning gear dan yakinkan bahwa posisi

turning gear benar – benar free atau bebas dari fly wheel

8. Tutup indicator vent cock

9. Hidupkan (ON) fuel oil pump dan periksa tekanannya

10. Hidupkan (ON) semua radiator fan

11. Hidupkan (ON) fuel oil separator

12. Hidupkan (ON) engine valve lub oil pump

13. Hidupkan (ON) cylinder liner lum oil pump

14. Atur posisi air intake filter ke ON

15. Yakinkan bahwa semua sistem dalam kondisi normal semua kegiatan

terdata pada lembar kerja check list operasional mesin

4.4.3 Start Mesin

Page 44: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

44

1. Buka kran udara start bertekanan 30 bar pada tabung udara

2. Start melalui tombol start dilokal engine panel

3. Setelah engine running atur RPM pada speed (50-70%) dan tunggu lebih

kurang 15 menit agar mesin menyesuaikan diri terhadap perubahan

temperatur, lakukan pemeriksaan pada sistem pelumasan, sistem

pendingin, sistem bahan bakar, yang meliputi temperatur, tekanan, suara,

getaran, dan lakukan pemeriksaan hasil pembakaran melalui indicator vent

cock jika terdapat kelainan mesin segera di stop untuk pemeriksaan lebih

lanjut, dan jika kondisi normal lanjutkan

4. Naikkan RPM hingga normal speed (600 rpm) dan lakukan pemeriksaan

menyeluruh yang meliputi temperatur, tekanan, suara, getaran maupun

kebocoran jika ada diperbaiki

5. Jika semua kondisi normal lanjutkan

4.4.4 PARALLEL GENERATOR

1. Atur CB exitasi keposisi ON

2. Atur switch syncronscope generator keposisi yang diperlukan

3. Atur tegangan generator 6,3 KV

4. Atur frequensi 50 HZ

5. Perhatikan putaran jarum syncronscope berputar searah jarum jam secara

perlahan dan lancar

6. Sesaat jarum syncronscope mendekati jam 12 masukkan dan lampu mati

CB generator dimasukkan

7. Atur switch syncronscope keposisi OFF

8. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan

frequensi maupun cos Q

9. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya

mampu mesin, dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin

akibat adanya perubahan / penambahan beban.

Page 45: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

45

10. Selalu perhatikan perubahan tegangan dan frequensi atur sebagaimana

mestinya

4.4.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi

1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang

meliputi tekanan, temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu kontrol.

2. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada

sistem pelumasan, sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan lakukan

tindakan preventif bilamana terdapat gejala kelainan yang dapat

membahayakan mesin pembangkit.

3. Melakukan pencatatan semua parameter operasi secara berkala kedalam

log sheet untuk dijadikan bahan evaluasi lebih lanjut.

4. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya

menjamin keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan

pengamanan apabila ada gejala yang dapat mengganggu keselamatan dan

kelancaran operasional mesin pembangkit

4.4.6 STOP MESIN PEMBANGKIT

A. Stop MesinKondisi Normal.

Page 46: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

46

1. Turunkan beban mesin secara perlahan dan bertahap yang diikuti

dengan pengaturan tegangan maupun frequensi.

2. Setelah beban mendekati nol lebih kurang 100 KW CB generator

dapat dilepas (OFF).

3. Lepaskan (OFF) CB Exitasi.

4. Turunkan putaran mesin keposisi idle speed dan tunggu lebih kurang

15 menit untuk penyesuaian.

5. Stop mesin dan lakukan after cooling selama kurang lebih 15 menit.

6. Stop fuel oil pump.

7. Setelah 15 menit stop semua peralatan bantu (after cooling selesai).

B. Stop MesinKondisi Emergency.

Dalam kondisi emergency mesin harus di stop untuk menghindari

kerusakan yang lebih fatal. Langkah kerja yang perlu diambil

diantaranya :

a) Pindahkan beban mesin ke mesin yang lain bila mesin berbeban.

b) Stop mesin dengan emergency stop.

c) Lakukan pemeriksaan apa yang menyebabkan mesin di stop

emergency.

4.4.7 Pembuatan Laporan

1. Hasil pelaksanaan pengoperasian mesin pembangkit harus ditulis

didalam lembar laporan sebagaimana format yang tersedia (check list

& log sheet)

2. Data-data pengusaan yang meliputi produksi KWH. Pemakaian bahan

bakar minyak, pemakaian minyak pelumas jam kerja, jam start dan

jam stop harus ditulis dengan jelas.

Page 47: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

47

3. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan

dan ditulis dengan jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat

dijadikan bahan evaluasi untuk penanganan lebih lanjut.

4.4.8 Pemeliharaan Mesin

Check list P-0 mekanik, pemeliharaan mesin pemangkit Barito PLTD

Trisakti Banjarmasin meliputi:

1. Cylinder Head

- Periksa Pipa pelumas rocker arm

- Periksa Distributir roker arm

- Periksa needle bearing rocker arm

- Periksa kebocoran di injector

- Periksa dan perbaiki klem pipa high pressure

- Periksa dan perbaiki kebocoran intake manifold

- Periksa dan Perbaiki kebocoran udara start/indicator chock

- Periksa dan perbaiki kebocoran pipa overflow

2. Injection Pump

- Periksa dan perbaiki kebocoran bahan bakar

- Periksa dan perbaiki kebocoran pelumas

- Periksa dan perbaiki rack bahan bakar

3. Governor

- Periksa dan tambah level pelumas

- Periksa dan perbaiki rack

- Periksa dan perbaiki socket

4. Block Mesin

- Periksa Dexel

- Periksa dan perbaiki baut pondasi

5. Turbocharger

- Periksa dan tambah level oli

Page 48: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

48

- Periksa warna oli

- Periksa getaran

- Periksa suara

- Periksa filter air intake

- Periksa band air intake

- Periksa conpensator air turbo

- Periksa casing turbocharge

6. Intercooler

- Periksa dan perbaiki kebocoran udara

- Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran Jacket Colling

Water (JCW)

- Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran CACW/ICW

- Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran Lube Oil

- Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran FO

- Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran Lube Oil Cylinder

Liner pump

- Periksa level pelumas

- Periksa getaran

- Periksa dan bersihkan kebersihan

- Periksa dan bersihkan kebisingan

- Periksa level filter AP

- Periksa dan perbaiki element radiator

7. Separator

- Periksa dan perbaiki getaran

- Periksa,tambah dan bersihkan level pelumas

- Periksa dan bersihkan filter

- Periksa dan perbaiki motor ppompa

- Periksa dan perbaiki kebisingan

- Periksa dan perbaiki three way valve

Page 49: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

49

- Periksa dan tambah level water flushing

8. Kompressor

- Periksa dan perbaiki getaran

- Periksa dan perbaiki level pelumas

- Periksa dan perbaiki kebocoran

- Periksa dan perbaiki klem pemipaan

- Periksa dan perbaiki baut pondasi

- Periksa dan bersihkan drain regulator

- Periksa dan bersihkan drain tabung-tabung udara

- Periksa dan perbaiki radiator.

Page 50: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

50

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sistem pengoperasian suatu mesin PLTD tidaklah sama dengan mesin

lain seperti mesin kendaraan misalnya. Hal ini dikarenakan mesin-mesin PLTD

umumnya ukuran dan kapasitasnya lebih besar sehingga didalam

pengoperasiannya diperlukan pedoman dan prosedur yang baku agar terhundar

dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat berakibat fatal.

Dalam sistem mesin PLTD diuraikan tentang sistem-sistem yang ada

pada mesin, sistem operasi dan sistem pemeliharaannya yang tentunya sangat

penting untuk diketahui dan harus dilaksanakan karena hal itu sangat penting

bagi kehandalan dan menentukan umur mesin.

Dalam pengoperasian PLTD yang haris diperhatikan diantaranya adalah

cara dan pola operasinya, prosedur dan langkah, batas aman operasi dan jam

kerja mesin yang merupakan dasar pelaksanaan pemeliharaan.

Data-data yang diperoleh dalam pengoperasian PLTD harus di masukkan

kedalam data tertulis sebagai bentuk pertanggungjawaban operasi dan sebagai

perbandingan terhadap kondisi mesin untuk jangka waktu tertentu.

5.2. Saran-saran

Dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama lebih kurang 2 (dua)

bulan, maka penulis dapat memberikan saran saran, yaitu :

1. Dalam pengoperasian mesin-mesin PLTD, hendaknya selalu memperhatikan

dan menjaga batas aman operasi dan apabila ada kekurangan dan gangguan

supaya dikoordinasikan dan diatasi bersama-sama.

50

Page 51: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

51

2. Pada teknisi pemeliharaan dan para operator hendaknya selalu terjalin

hubungan timbal balik dan saling bekerja sama agar dapat menjaga kondisi

dan kehandalan mesin pembangkit demi tercapainya hasil produksi tenaga

listrik yang optimal.

3. Perhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik penggunaan

alat-alat pelindung, pencahayaan ruangan, papan-papan peringatan dan lain-

lain sesuai dengan peraturan K3.

4. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan hendaknya pembimbing praktek

dari pihak PLN lebih aktif agar diperoleh hasil yang maksimal bagi

mahasiswa.

5. Untuk Politeknik Negeri Banjarmasin, materi tentang teori Diesel sebaiknya

sudah diberikan sebelum pelaksanaan PKL agar mahasiswa memiliki bekal

dan tidak merasa asing lagi ketika menghadapi mesin-mesin PLTD.

Page 52: Laporan PKL Pengoperasian Mesin PLTD

52

DAFTAR PUSTAKA

Diklat Profesi Pembangkitan. 2009. Pengoperasian PLTD Besar. PT. PLN (Persero). Jakarta

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 1997. Pengoperasian PLTD 1 MW. PT. PLN (persero). Jakarta

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 2001. Teknik Diesel. PT. PLN (persero). Bogor

Sustrisno. 2004. Pengoperasian PLTD merk SWD Type 16 TM 410 R. Departemen Pendidikan Nasional Politeknik Negeri Banjarmasin Jurusan Teknik Mesin. Banjarmasin