Top Banner
PENUGASAN BLOK SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELITUS et causa OBESITAS Disusun oleh: Nama : Dwi Agus Nurhidayati (10711020) Moh. Ahsin Shidiqiey (10711026) Nanda Miftahul Jannah (10711193) Kelompok : 04 Tutor : dr. Yuli Sulistyowati FAKULTAS KEDOKTERAN 1
29

Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Feb 15, 2015

Download

Documents

Blok endokrin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

PENUGASAN BLOK SISTEM ENDOKRIN

DIABETES MELITUS et causa OBESITAS

Disusun oleh:

Nama : Dwi Agus Nurhidayati (10711020)

Moh. Ahsin Shidiqiey (10711026)

Nanda Miftahul Jannah (10711193)

Kelompok : 04

Tutor : dr. Yuli Sulistyowati

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2012

1

Page 2: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

BERKAS DOKTER KELUARGA PENUGASAN PROGRAM PENGENALAN KLINIK (PPK)

BLOK SISTEM ENDOKRIN TA 2011/2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2

Page 3: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

BAB I

BERKAS KESEHATAN KELUARGA

KEDOKTERAN KELUARGA PPK

BLOK ENDOKRIN

TAHUN AJARAN 2011/2012

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nomor Status:

Nomor Berkas Keluarga:

Tanggal Kunjungan Pertama Kali:

NAMA MAHASISWA NIM KELOMPOK/TAHUN

Dwi Agus Nurhidayati 10711020

02 / 2012Moh. Ahsin S 10711026

Nanda Miftahul Jannah 10711193

BERKAS KESEHATAN KELUARGA

Perhatian: 1. Pertanyaan atau permintaan informasi dilakukan langsung, jelas, sopan

2. Isilah jawaban/hasil pemeriksaan pada kolom yang tersedia

A. IDENTITAS

I. KEPALA KELARGA

1. Nama : (Alm) Bapak Untung Wahyudi

2. Umur : 56 Tahun

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Status perkawinan : Menikah

5. Agama : Kristen

6. Suku bangsa : Jawa

7. Pendidikan : Sarjana Ekonomi

8. Pekerjaan : Bulog

9. Alamat lengkap : Gg. Markisa RT 01/ RW 01 Mantenan, Mertoyudan

3

Page 4: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

II. PROFIL KELUARGA

No Nama Umur Pend. Pekerjaan Hub.

Keluarga

Status

Perkawinan

Keteterangan

Kesehatan

1. Untung

Wahyudi

56

tahun

S1 Bulog Ayah Menikah Meninggal

2. Haryati 63

tahun

SLTA Ibu Rumah

Tangga

Ibu Menikah Sakit

3. Indriyani 37

tahun

S1 Ibu Rumah

Tangga

Anak Menikah Sehat

4. Adiarso 35

tahun

S1 Wiraswasta Anak Menikah Sehat

5. Bejo W. 33

tahun

S1 Wiraswasta Anak Menikah Sehat

6. Haryadi 31

tahun

S1 Dokter Anak Menikah Sehat

III. GENOGRAM

Keterangan :

- Menikah

- Anak

4

Meninggal

Pasien

Page 5: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

PUSKESMASMERTOYUDAN 1

RUMAH PASIEN

B. Denah rumah dari Puskesmas

U

C. EKONOMI KELUARGA

1. Rumah

2. Barang mewah

3. Daya listrik (PLN)

Permanen

TV, setrika listrik, kulkas

1300 watt

5

UMM

SPBU

DARIYOGYAKARTA

Page 6: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

4. Lain-lain

Tidak termasuk penilaian:

- Penghasilan /bulan

- Pengeluaran /bulan

D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA

1. Pelayanan Promotif dan

preventif bayi dan balita

2. Pembinaan kesehatan anggota

keluarga

3. Pelayanan pengobatan

4. Jaminan kesehatan

E. POLA MAKAN KELUARGA

Bayi, balita, anak, dewasa, usia

lanjut

F. AKTIVITAS KELUARGA/PENGISIAN

1.200.000 / bulan

800.000 / bulan

Posyandu untuk balita dan Posyandu

untuk manula yang diselenggarakan

tiap bulan.

Program dari Puskesmas yaitu

penyuluhan tentang penyakit kronis

yang dilaksanakan tiap bulan.

Puskesmas dan Rumah Sakit.

ASKES dan INHEALTH

Pola makan dewasa :

Makan teratur dan suka mengkonsumsi

makanan yang manis-manis.

6

Page 7: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

WAKTU LUANG

1. Aktivitas fisik

2. Aktivitas mental

G. LINGKUNGAN

1. Lingkungan sosial rumah

tempat tinggal pasien

2. Fisik rumah :

- Luas bangunan

- Ventilasi dan cahaya

- Limbah dan jamban

- Sumber air bersih

H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Penyakit keturunan

2. Riwayat penyakit keluarga

(jenis, siapa, kapan, tindakan

Pasien hanya tinggal sendiri di Rumah,

jadi aktivitasnya hanya membersihkan

Rumah, mengurus tanaman, dan rutin

olahraga jalan pagi.

Tiap minggu pergi ke Gereja.

Lingkungan tempat tinggal bersih,

tinggal di Perumahan dengan tetangga

yang ramah.

350 m2

Cukup

Sepitank

PDAM

Tidak ada riwayat penyakit keturunan

di keluarga.

Ibu Haryati menderita Diabetes Melitus

sejak 3 tahun yang lalu, sudah

7

Page 8: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

yang telah dilakukan) melakukan pemeriksaan rutin ( cek

gula darah rutin) baik di Puskesma atau

Rumah Sakit, dan mengkonsumsi obat-

obatan untuk DM serta melakukan

diet.

I. DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGA

No Jenis

Permasalahan

Waktu

Terjadinya

Rencana

Penatalaksanaan

Sasaran

1. Diabetes

Melitus

3 tahun yang

lalu

- Rencana diet

- Latihan fisik

(olahraga)

- Obat-obatan

anti diabetik

Ibu Haryati

J. DIAGNOSIS KELUARGA

Ibu Haryati : Diabetes Melitus et causa Obesitas.

K. PROGNOSIS

Dubia et Malam

L. PENATALAKSANAAN MASALAH KELUARGA

L.1. MEDIKAMENTOSA DAN/ATAU TINDAKAN

8

Page 9: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

NoPermasalahan

Keluarga

Waktu

Terjadinya

Tindakan

PenyelesaianSasaran Hasil

1. Diabetes

Melitus

3 tahun yang lalu - Kontrol gula darah rutin

- Pemberian OHO

- Rencana diet

- Latihan fisik

Ibu Haryati

L.2. EDUKASI DAN PEMBINAAN KELUARGA

Tanggal

PelaksanaanTopik Sasaran Hasil Tindakan

Nama

Pelaksanaan

12 Juni 2012 Kesehatan

bu Haryati

- Diet

- Olahraga

(jalan pagi)

Catatan dan Kesan Mahasiswa : Pada saat melakukan kunjungan Rumah,

penerimaan keluarga terhadap kami baik, namun pada saat akan dilakukan

pemeriksaan fisik, Ibu Haryati (pasien) tidak bersedia untuk diperiksa.

BAB II

BERKAS KESEHATAN PASIEN

9

Page 10: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

KEDOKTERAN KELUARGA

BLOK ENDOKRIN

TAHUN AJARAN 2011/2012

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nomor Status:

Nomor Berkas Keluarga:

Tgl Kunjungan Pertama:

NAMA MAHASISWA NIM KELOMPOK/TAHUN

Dwi Agus Nurhidayati 10711020

02 / 2012Moh. Ahsin S. 10711026

Nanda Miftahul Jannah 107110193

BERKAS KESEHATAN PASIEN

Identitas

Nama

Umur

Jenis Kelamin

Agama

Suku Bangsa

Pendidikan

Pekerjaan

Status Perkawinan

Kedatangan pasien

(sendiri/rujukan)

Ibu Haryati

63 Tahun

Perempuan

Kristen

Jawa

SLTA

Ibu Rumah Tangga

Menikah

Rujukan dari Rumah Sakit untuk rutin

melaksanakan cek gula darah.

10

Page 11: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Waktu kunjungan awal

Alamat

Riwayat Penyakit

Keluhan utama

Keluhan tambahan

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Tahun 2009

Gg. Markisa RT 01/ RW 01 Mantenan, Mertoyudan

Pasien datang ke Puskesmas untuk cek Gula Darah.

Kesemutan saat tertindih lama atau duduk terlalu

lama.

Untuk riwayat penyakit sekarang pasien sudah

tidak menunjukkan gejala-gejala yang berarti

karena pasien datang ke Puskesmas hanya untuk

melakukan cek gula darah yang memang rutin

dilakukan setiap bulan berdasarkan rujukan dari

Rumah Sakit. Pasien mengaku tidak pernah

memiliki gejala buang air kecil pada malam hari,

BAK nya hanya pada pagi hari. Nafsu makannya

normal dan tidak pernah merasakan rasa haus

yang berlebihan. Pasien mengaku penglihatannya

kurang namun ini disebabkan karena faktor usia.

Sekarang pasien hanya merasa kakinya sering

kesemutan jika tertindih lama atau duduk terlalu

lama.

3 tahun yang lalu tetangga pasien merasa bahwa

pasien terlihat semakin kurus kemudian tetangga

menyarankan untuk cek gula darah. Setelah

11

Page 12: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Riwayat penyakit keluarga

Pola makan/minum

Kebiasaaan

Aktivita mental dan fisik

Lingkungan sosial

Pemeriksaan Fisik

Tinggi badan

Berat badan

Tekanan darah

melakukan berbagai pemeriksaan dan hasil

pemeriksaan gula darahnya 300 mg/dl. Kemudian

dokter di Rumah sakit mendiagnosis bahwa pasien

menderita Diabetes melitus.

Orang tua tidak ada yang mengalami keluhan

serupa.

Riwayat DM (-)

Suami menderita DM (+)

Makan teratur dan suka mengkonsumsi makanan

yang manis.

Olahraga : jalan pagi.

Aktivitas fisik : jalan pagi, mengurus tanaman.

Aktivitas mental : tiap minggu ke Gereja.

Lingkungan tempat tinggal bersih, tinggal di

Perumahan dengan tetangga yang ramah.

150 cm

64 kg

150/80 mmHg

12

Page 13: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Nadi

Nafas

Suhu

Keadaan umum

Keadaan gizi

Mata

Mulut

THT

Leher

Thorax

Jantung

Paru

Abdomen

Ektremitas

Ciri kepribadian/klasifikasi

psikiatri

69x/menit

26x/menit

36˚C

Compos Mentis

Berdasarkan perhitungan IMT hasilnya adalah 28,4,

hal ini berarti menunjukkan status gizinya lebih.

Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Lidah pucat (-), mulut kering (-)

Benjolan atau massa (-)

Pembesaran Limfonodi (-)

Tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia untuk

diperiksa.

Inspeksi : Tidak dilakukan karena pasien tidak

bersedia untuk diperiksa.

Palpasi : Tidak dilakukan karena pasien tidak

bersedia untuk diperiksa.

Perkusi : Batas Jantung : Tidak dilakukan karena

pasien tidak bersedia untuk diperiksa.

Auskultasi : Tidak dilakukan karena pasien tidak

bersedia untuk diperiksa.

Tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia untuk

diperiksa.

Kesemutan (+) saat tertindih lama atau duduk

terlalu lama.

Extrovert atau terbuka

13

Page 14: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Hasil pemeriksaan

penunjang

Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu : 211 mg/dl

Daftar Masalah Pasien

No. Masalah Saat Timbul Rencana

Tindakan

Ket.

1.

2.

Penurunan BB

Kesemutan

3 tahun yang lalu

Timbul saat tertindih

lama

Cek glukosa

darah

Neuradex ®

Diagnosis Kerja :

Diabetes Melitus et causa Obesitas.

Prognosis:

Dubia et malam

Catatan tindakan / pengobatan / konseling :

Pengobatan :

- Gliclazid 80 mg ( Glucodex ®)

- Asam asetilsalisilat ( Aspilets ®) untuk pelancar darah

- Neuradex ®

14

Page 15: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Instruksi penatalaksanaan pasien selanjutnya:

1. Rencana diet makan dengan komposisi yang seimbang.

2. Latihan jasmani secara teratur (3-4x seminggu ).

3. Obat-obatan anti diabetik diminum secara teratur sesuai prosedur.

4. Edukasi mengikuti kegiatan PROLANIS ( Program Penyuluhan Penyakit

Kronis) dari Puskesmas tiap bulan untuk mencapai keadaan sehat optimal

dan kualitas hidup lebih baik.

ANALISIS KASUS

A. ANALISIS ANAMNESIS

1. ANALISIS IDENTITAS

Nama : Ibu Haryati

15

Page 16: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Umur : 63 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Perkawinan : Menikah

Berdasarkan identitas pasien yang dapat menjadi faktor resiko

Diabetes melitus adalah umur. Diabetes Melitus lebih banyak terjadi

pada usia > 40 tahun. (S. Suyono, 1992)

2. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Berdasarkan RPS pasien tidak menunjukkan gejala yang mengarah ke

Diabetes melitus. Pasien hanya ke puskesmas untuk kontrol dan cek gula

darah atas rujukan dari Rumah Sakit yang dilakukan tiap bulan. Diabetes

Melitus memang tidak menunjukkan gejala yang khas yang mudah

dikenali. Kesulitan mengetahui gejala penyakit menyebabkan lebih dari

50 % pasien tidak menyadari bahwa dia mengidap penyakit diabetes

Melitus. Umumnya, mereka baru berkonsultasi ke dokter setelah merasa

ada perubahan pada kondisi tubuh, seperti penurunan berat badan. (Ade

Tobing, dkk, 2008)

Pasien mengaku merasa kakinya kesemutan saat tertindih atau duduk

terlalu lama. Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala

manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di

sistem tersebut tidak tersalur secara penuh dengan berbagai macam

penyebab. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat

satu bagian tubuh tertentu ditekuk atau ditindih terlalu lama. Hal

16

Page 17: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

tersebut bersifat fisiologis karena kesemutan terjadi pada saat saraf dan

pembuluh darah mengalami tekanan sehingga menyebabkan aliran

darah terganggu. Umumnya kesemutan akan mereda jika bagian tubuh

yang mengalaminya digerakkan.

3. ANALISIS RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Sejak 3 tahun yang lalu pasien terlihat kurus, dan mengalami

penurunann berat badan hingga ± 5 kg dalam waktu singkat dan setelah

melakukan pemeriksaan ternyata kadar glukosa darah sewaktunya 300

mg/dl. Penderita diabetes melitus akan terlihat kurus karena adanya

resistensi insulin yang mengakibatkan kenaikan glukosa darah dalam

darah sehingga memacu peningkatan sekresi insulin dan tubuh akan

melakukan kompensasi (hiperinsulinemia) dimana produksi insulin

semakin menurun dan menyebabkan hiperglikemia. Di kondisi

hiperglikemia ini biasanya terjadi pada saat berpuasa. Hiperglikemia ini

bisa menyebabkan perangsangan lipolisis dan peningkatan asam lemak

bebas (lipotoksikosis). Dari segi lain hiperglikemia juga memperberat

resistensi insulin yang ada. Karena banyaknya cadangan lemak yang

diambil pengganti glukosa untuk menghasilkan energi sehingga terjadi

penurunan berat badan.

Selain itu kadar glukosa meningkat bisa disebabkan oleh resintesi

insulin dan adanya penurunan sekresi insulin sehingga menyebabkan

konsentrasi glukosa dalam darah meningkat. Resistensi insulin ini bisa

disebabkan oleh berbagai faktor (obesitas dan hipertensi). Dimana dalam

kondisi obesitas menyebabkan resistensi insulin karena penumpukan

lemak. (Guyton & Hall, 2008)

17

Page 18: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

4. ANALSISIS RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa dan tidak ada

riwayat Diabetes Melitus. Berdasarkan kasus yang didapat dalam hal ini

bukan merupakan Diabetes Melitus Idiopatik (tipe 1) atau Diabetes

melitus karena faktor keturunan karena tidak ada keluarga yang memiliki

riwayat sakit Diabetes melitus . Pasien pada kasus ini merupakan pasien

dengan diabetes melitus tipe 2 yang dapat disebabkan oleh berbagai

faktor resiko seperti kegemukan, pola makan yang salah, dan kurang

gerak badan. (S. Suyono, 1992)

5. ANALISIS KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN

Pasien rajin berolahraga yaitu jalan pagi. Jalan pagi ini rutin dilakukan

pasien setelah terdiagnosis Diebetes melitus oleh dokter. Dengan rutin

melakukan olahraga maka akan meningkatakan penggunaan otot dan

juga dapat meningkatkan panas dari metabolisme sehingga glukosa dapat

dibakar.

Pasien suka mengkonsumsi makan makanan yang manis. Makanan

yang manis atau tingggi karbohidrat akan menyebabkan peningkatan

glukosa dalam darah sehingga glikogen dalam hati tidak digunakan secara

maksimal sehingga menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh

(obesitas) yang dapat menjadi salah satu faktor resiko dari Diabetes

Melitus. (Ade Tobing, dkk, 2008)

B. ANALISIS PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik hanya dilakukan secara umum karena pasien tidak

bersedia untuk diperiksa. Maka hasil pemeriksaan yang menunjukkan pasien

ke arah Diabetes Mellitus adalah berdasarkan keadaan gizinya yaitu lebih.

18

Page 19: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Keadaan gizi didapatkan dari perhitungan IMT : BB/(TB)2 : 64/(1,5)2 : 28,4. Hal

ini berarti pasien termasuk ke dalam golongan obesitas. Obesitas merupakan

salah satu faktor resiko timbulnya Diabetes mellitus yang bisa menyebabkan

resistensi insulin insulin karena penumpukan lemak. (Guyton & Hall, 2008)

C. ANALISIS PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah cek gula darah

sewaktu.

Tabel 1. Kadar Glukosa Sewaktu sebagai patokan penyaring dan diagnosis

DM

Bukan DM Belum pasti

DM

DM

Kadar glukosa darah sewaktu

Plasma vena

Darah kapiler

<110

<90

110-199

90-199

≥200

≥200

(Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2006)

Setelah dilakukan pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu yang rutin

dilakukan di Puskesmas tiap bulan dan ternyata hasil pemeriksaan

menunjukkan kadar Glukosa Darah Sewaktunya adalah 211 mg/dl.

Berdasarkan Tabel. 1 menunjukkan bahwa kadar Glukosa Darah Sewaktunya

lebih dari normal dan hal ini sudah menunjukkan bahwa pasien mederita

Diabetes melitus.

Untuk kelompok resiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan dapat

dilakukan pemeriksaan ulang tiap tahun. Bagi mereka yang berusia > 45

tahun tanpa faktor resiko lain dapat dilakukan pemeriksaan penyaring setiap

3 tahun.

19

Page 20: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka

yang tidak bergejala, namun memiliki faktor resiko Diabetes Melitus seperti

pasien pada kasus ini. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan pada pasien

ini karena memiliki faktor resiko DM sebagai berikut :

1. Usia ≥45 tahun

2. IMT >23 kg/m2

3. Hipertensi ≥140/90 mmHg

(Soegondo, 1984)

D. ANALISIS TERAPI

Terapi yang diberikan pasien berupa pemberian Glicazid sebagai obat

antidiabetik, asam asetilsalisilat untuk pelancar darah, dan neuradex

diberikan untuk mengurangi gejala kesemutan.

1. Gliclazide (Glucodex®)

Pasien diberi obat bermerek glucodex® yang merupakan obat dari

golongan gliclazide, suatu sulfonilurea.

Cara kerja dari gliclazide disini akan berikatan dengan reseptor SUR-1

yang menyebabkan tertutupnya chanel K+, dan itu akan menyebabkan

terbukanya channel ion Ca++ sehingga terjadi influx Ca++ yang berikatan

dan mengaktifkan kalmodulin, yang menyebabkan terlepasnya insulin ke

ekstrasel. Setelah itu insulin akan mengatur kadar gula darah agar tidak

terlalu tinggi.

Dosis 2x sehari saat makan. Sediaan 80 mg

2. Asam asetil salisilat (Aspilets®)

Mengandung asam asetilsalisilat dengan bufer, bekerja dengan

mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat

20

Page 21: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

menurunkan demam, dan menghambat pembentukan prostaglandin

sehingga dapat mengurangi nyeri.

Dosis tiap 4-6 jam sediaan 80 mg bila perlu.

3. Neurodex

Mengandung vitamin B kompleks yang dapat memperbaiki kerusakan

jaringan saraf. Vitamin B kompleks sering diindikasikan bagi penderita

gangguan saraf atau neurologis seperti kesemutan.

Dosis 1 kali sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C., Hall, E. John., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed. 11.

Jakarta : EGC.

21

Page 22: Laporan Penugasan Blok Endokrin Kel. 2 Tutorial 04

Soegondo S, Subekti L., 2002. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di

Indonesia. PB Perkeni.

Sudoyo A, W., 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing.

Suyono S., 1992. Dasar-Dasar Pengobatan Diabetes Melitus. Naskah Lengkap

Simposium Diabetes melitus. Jakarta.

Tobing, Ade., 2008. Care Your Self : Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Plus.

22