LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PENGENALAN ALAT MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Praktikum Kimia Dasar Oleh : Nama : Cut Rifafitri Hanifah NRP : 103020040 Meja : 8 (delapan) Kelompok : II (dua) Asisten : Ihfan Praistama Tanggal Percobaan : 12 Oktober 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KelulusanPraktikum Kimia Dasar
Oleh :
Nama : Cut Rifafitri HanifahNRP : 103020040Meja : 8 (delapan)Kelompok : II (dua)Asisten : Ihfan PraistamaTanggal Percobaan : 12 Oktober 2010
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2010
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan,
(2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Pengenalan alat-alat pratikum merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam kegiatan praktikum Kimia Dasar yaitu sebagai penunjang dalam
menggunakan alat-alat di laboratorium agar tidak terjadi kecelakaan ataupun
kesalahan dalam penggunaan alat-alat tersebut. Oleh karena itu, pengenalan
peralatan laboratorium sangat penting agar praktikum dapat berjalan dengan baik
dan sesuai dengan tujuannya.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis-
jenis, nama masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan
benar. Agar praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan identifikasi alat yang biasa
digunakan pada saat praktikun serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan
penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Batang Pengaduk, (2) Cawan Uap,
kaca arloji, corong, mortar dan pastle, kawat kasa, kaki tiga, labu ukur, gelas
ukur, pipet, spatula, statif, klem, tang krus, penjepit tabung reaksi dan rak tabung
reaksi.
3.2. Metode Percobaan
3.2.1. Batang pengaduk
Batang pengaduk dimasukkan ke wadah yang larutannya akan diaduk
sampai larutan yang diaduk tercampur rata.
3.2.2. Cawan uap
Larutan yang akan dikristalisasikan dimasukkan ke dalam cawan
penguap ini lalu panaskan di atas bunsen.
3.2.3. Gelas Kimia
Jika ingin mereaksikan zat kimia bisa menggunakan gelas kimia dengan
cara larutan yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Gelas
kimia juga bisa sebagai wadah untuk memanaskan reaksi dengan cara larutan
yang akan di masukkan ke dalam gelas kimia lalu letakkan di atas bunsen.
3.2.4. Labu Erlenmeyer
Larutan dimasukkan atau dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer, api
spirtus dinyalakan kemudian labu Erlenmeyer digoyangkan di atas api spirtus
dengan menggunakan penjepit.
3.2.5. Buret
Saat buret diisi, tutup kran dan gunakan corong saring. Agar larutan
dapat mengalir dengan lancar, angkat corong saat memasukan larutan. Buret
diisi hingga skala 0. Miniskus dibaca dengan benar. Lap bagian atas buret
dengan tissue agar tetesan larutan yang menempel pada bagian dalam buret tidak
menetes.
Sebelum digunakan, buret dipastikan agar tidak bocor dan kran dapat
berfungsi dengan baik. Dipastikan pula, sudah tidak terdapat gelembung di
bagian bawah buret.
Keluarkan larutan dari buret hingga mencapai titik akhir. Titik akhir
ditandai dengan adanya perubahan fisik.
Bilas bagian bawah buret dengan bantuan botol semprot. Demikian pula
dinding bagian dalam erlenmeyer.
3.2.6. Tabung Reaksi
Pemanasan cairan dalam tabung reaksi : jangan sampai mulut tabung
reaksi diarahkan kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain. Tabung
reaksi dijepit pada bagian dekat dengan mulut tabung oleh penjepit tabung reaksi
lalu posisi tabung ketika dipanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali
dikocok. Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
3.2.7. Kaca Arloji
Larutan yang akan dipanaskan diletakkan dalam cawan porselen lalu
tutup dengan menggunakan kaca arloji.
3.2.8. Corong
Saat buret diisi, kran ditutup, dan corong digunakan. Agar larutan dapat
mengalir dengan lancar, corong diangkat saat larutan dimasukan.
3.2.9. Mortal dan Pastle
Zat berupa padatan dimasukan pada pastle lalu ditumbuk menggunakan
mortar.
3.2.10. Kawat Kasa
Letakkan tabung Erlenmeyer di atas kawat kasa lalu dipanaskan dengan
menggunakan spirtus.
3.2.11. Kaki Tiga
Letakkan tabung Erlenmeyer di atas kawat kasa setelah itu taruh diatas
kaki tiga sebagai alat penyangga lalu dipanaskan dengan menggunakan spirtus.
3.2.12. Labu Ukur
larutan yang akan diencerkan diisi atau padatan yang akan dilarutkan.
Cairan yang dipakai ditambahkan sebagai pelarut sampai setengah labu terisi,
dikocok kemudian labu dipenuhkan sampai tanda batas. Sumbat labu, dipegang
tutupnya dengan jari, dikocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai
larutan homogen.
3.2.13. Gelas Ukur
Cairan yang akan diukur dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu tepatkan
dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam
membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai
dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan
yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3.2.14. Pipet
Bulp pipet ditekan sampai kempis. Kemudian bulp ditempatkan pada
ujung pipet. Pipet dikeluarkan dari wadah larutan dan lap bagian luar pipet
dengan tissue. Larutan diisap dengan pipet filler (jangan pernah gunakan mulut)
hingga kurang lebih 2 cm melebihi tanda batas graduasi. Dengan cepat lepas
bulp dari ujung pipet dan letakkan jari telunjuk anda pada ujung pipet. Lepas
sedikit-demi sedikit secara hati-hati jari telunjuk yang menutupi pipet. Larutan
akan turun secara perlahan-lahan. Berhenti sampai tanda batas miniskus.
Supaya lebih mahir dalam menggunakan pipet, perlu mempelajarinya
dengan menggunakan air sampai mampu menggunakan pipet secara konsisten
dan akurat.
3.2.15. Spatula
Zat yang tidak bereaksi dengan logam (serbuk) diambil dengan
menggunakan spatula.
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan
(2) Pembahasan.
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengenalan Alat di Laboratorium
NO NAMA DAN
GAMBAR ALAT
METODE
ALAT
FUNGSI
ALAT
PRINSIP
ALAT
1.
Corong
Taruh corong diatas wadah yang diameternya lebih kecil, larutan dituangkan kedalam corong.
Untuk memindahkan zat dari wadah yang besar ke wadah yang diameternya lebih kecil.
Berdasarkan perbedaan diameter mulut corong, diameter besar untuk memasukan cairan dan diameter kecil untuk mengeluarkan cairan.
2.
Gelas Ukur
Masukan larutan ke dalam gelas ukur, kemudian lihat skala di gelas ukur.
Untuk mengukur volume larutan dengan tingkat ketelitiannya yang lebih teliti.
Memiliki garis-garis sebagai tanda untuk menghitung atau mengukur volume suatu cairan.
3.
Pipet Volumetri
Pipet ini menggunakan alat bantu filler. Filler dipencet untuk memasukkan larutan ke pipet.
Mengambil larutan dengan volume tertentu.
Berdasarkan pemindahan larutan dengan volume tertentu.
4.
Tabung reaksi
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat mulut tabung. Letakkan di atas bunchen atau api spirtus.
Mereaksikan atau menyimpan zat. Serta untuk pemanasan larutan.
Alat ini digunakan untuk mereaksikan suatu larutan dalam jumlah sedikit.
5.
Penjepit Tabung Reaksi
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat mulut tabung pada saat sedang melakukkan pemanasan atau pembakaran.
Untuk menjepit tabung reaksi.
Digunakan untuk menjepit tabung reaksi.
6.
Plat Tetes
Bahan yang di uji di teteskan ke dalam plat tetes.
Untuk menyimpan sampel.
Tempat penyimpan sampel dalam skala yang kecil.
7. Letakan buret pada penjepit buret(klem buret) yang sudah terpasang pada statif
Statif digunakan sebagi penyanggah buret, Klem buret untuk menjepit buret
Statif sebagai penyangga buret sedangkan klem seperti penjepit, sehingga digunakan
Statif dan Klem Buret
untuk menahan buret agar tidak jatuh.
8.
Kawat Kasa
Taruh wadah di atas kawat kasa untuk melakukan pemanasan larutan.
Meratakan panas.
Sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
9.
Labu Erlenmeyer
Masukkan larutan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan yang akan ditritrasi, kemudian lihat perubahan yang terjadi.
Menitrasi larutan.
Alat ini digunakan untuk menitrasi suatu larutan.
10.
Tabung Sentrifugal
Masukkan koloid ke dalam tabung, lalu tunggu beberapa saat, endapan akan tampak di ujung bawah tabung.
Untuk memisahkan antara larutan dengan endapan, contohnya koloid.
Sebagai pemisahan larutan dengan endapan. Dengan prinsipnya adalah perbadaan massa jenisnya.
11.
Kaki Tiga
Taruh wadah seperti labu erlenmeyer di atas kawat kasa. Lalu panas kan dengan menggunakan bunchen atau api spirtus.
Sebagai penyangga kawat kasa dalam proses pemanasan atau pembakaran larutan.
Digunakan untuk penyangga kawat kasa karena memiliki tiga kaki yang dapat digunakan sebagai penahan.
12.
Rak Tabung Reaksi
Simpan beberapa tabung reaksi yang telah diisi larutan an yang telah di campur.
Menyimpan tabung reaksi.
Alat ini digunakan sebagai wadah tabung reaksi karena memiliki rongga-rongga yang bisa digunakan untuk menyimpan tabung-tabung reaksi.
13.
Kaca Arloji
Letakkan zat di atas arloji, kemudian timbang dengan menggunakkan neraca.
Sebagai tempat untuk menimbang zat kimia serta sebagai penutup gelas kimia.
Berbentuk seperti piring sehingga bisa digunakan sebagai tempat untuk penimbang.
14.
Tang Krus
Tekan ke dua ujung tang krus jepit alat yang sedang di panaskan.
Untuk mengangkat alat yang sedang di panaskan.
Digunakan untuk menjepit alat-alat panas seperti cawan.
15.
Cawan uap
Letakkan air laut dalam cawan lalu panaskan.Nanti akan terjadi kristal-kristal yang terdapat pada cawan.
Tempat untuk menguapkan larutan.
Terbuat dari porselen yang tahan panas, jadi biasa digunakan untuk penguapan larutan karena bias dipanaskan.
16.
Buret
Tutup kran, masukkan larutan ke dalam buret dengan corong, masukkan larutan sampai skala 0. Buka kran secara perlahan-lahan sampai ada perubahan warna.
Mengeluarkan larutan titrasi dengan volume tertentu sampai titik akhiryang ditandai dengan adanya perubahan warna.
Bentuknya seperti tabung panjang yang dapat menampung suatu larutan, sehingga dapat digunakan untuk proses titrasi.
17.
Botol Timbang
Masukkan larutan yang massanya ingin di ketahui kemudian timbang
Sebagai wadah menimbang larutan yang berwujud cair dengan volume tertentu
Berdasarkan berat dari botol timbang yang berbeda-beda. Botol tersebut digunakkan untuk menimbang.
18. Masukkan zat, lalu tambahkan aquades hanya setengah labu, kemudian kocok-kocok
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
Berdasarkan alat yang telah kita gunakan, ternyata prinsip dari labu ukur
Labu Ukur
lalu tambahkan aquades sampai tanda batas pada labu, setelah itu di kocok-kocok lagi agar larutannya tercampur.
yaitu untuk mengencerkan larutan.
19.
Gelas Kimia
Masukkan larutan ke dalam gelas kimia, kemudian panaskan dengan api spirtus atau bunchen.
Digunakkan untuk menyimpan larutan yang akan dipanaskkan.
Berdasarkan garis-garis yang digunakan sebagai tanda untuk mengukur, sehingga alat ini digunakan untuk menghitung volume larutan.
20.
Botol Penyemprot
Masukkan aquades ke dalam botol, lalu pencet botolnya agar akuades keluar untuk membersihkan alat.
Untuk menyimpan aquades serta untuk membersihkan alat.
Berupa tabung yang mempunyai tutup dan selang kecil diatasnya, dapat digunakan untuk aquades.
4.2. Pembahasan
Gelas kimia berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2 L.
Labu Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml
sampai 2 L.
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya 10 mL sampai
2 L.
Buret berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
Ukurannya mulai dari 5 ml dan 10 ml (mikroburet) dengan skala 0,01 ml, dan 25
dan 50 ml dengan skala 0,05 ml.
Tabung reaksi berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Kaca arloji erbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran
diameter.
Corong terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk
seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek.
Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong
tersebut.
Cawan terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk
seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek.
Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong
tersebut.
Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk
mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
Kawat kasa dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
Labu takar berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat
dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai
dari 1 ml hingga 2 L.
Botol penyemprot berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup;
terbuat dari plastik dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai.
Ukurannya mulai dari 1 ml hingga 2 L.
Statif terbuat dari besi atau baja. Klem terbuat dari besi atau baja.
Tang krus terbuat dari besi atau baja.
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Botol timbang biasanya digunakan di dalam menentukan kadar air suatu
bahan. selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang
terutama untuk bahan cair dan pasta.
V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum,
masing-masing alat mempunyai nama dan fungsinya sendiri-sendiri. Jika kita
mengenal alat-alat tersebut maka akan memudahkan kita dalam praktikum-
praktikum selanjutnya.
5.2. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan yaitu dalam meggunakan alat-alat
praktikum hendaknya kita berhati-hati terutama pada alat-alat yang mudah
pecah. Dan bagi para praktikan harus mengetahi prosedur praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E., (1999), Kimia Universitas Asas dan Stuktur, Jakarta : Binarupa Aksara.
Sutrisno, E. T., dan Nurminabari, I. S., (2010). Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung:UNPAS
Anonim, (2010), Teknik Menggunakan Pipet, http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/03/teknik-menggunakan-pipet.html,2010, diakses : 2010/10/11.