Top Banner
1 p LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw pada siswa kelas IV sd Negeri 12 Sragen tahun pelajaran 2009/2010 Oleh : Siti Mukminatun Nim. X.8806518 PROGRAM PJJ S-1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
50

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

Feb 03, 2018

Download

Documents

buinhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

1

p

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui

pembelajaran kooperatif model jigsaw pada

siswa kelas IV sd Negeri 12 Sragen

tahun pelajaran 2009/2010

Oleh :

Siti Mukminatun

Nim. X.8806518

PROGRAM PJJ S-1 PGSD

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Page 2: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

2

TAHUN 2009

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1 Judul Penelitian UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 12 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2 a. Mata Pelajaran b. Bidang Kajian

IPA Desain dan Strategi Pembelajaran di Kelas

3 Peneliti : a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. NIM d. Program Studi/Jurusan e. Fakultas f. Institut / Universitas g. Alamat Rumah h. No. HP

SITI MUKMINATUN, A.Ma Perempuan X. 8806518 PJJ S-1 PGSD / Ilmu Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Gerdu Rt. 01 Rw. V Sragen Tengah, Sragen 081 56758571

4 Nama Anggota Peneliti 1. Mursito, S.Pd 2. Hj. Anik Aningsih 5 Lama Penelitian 6 bulan dari bulan Juli sampai dengan

bulan Desember 2009 6 Biaya yang diperlukan :

a. Sumber dari Ditjen Dikti b. Sumber lain, sebutkan dana

pribadi c. Jumlah

Rp. 600.000 Rp. 777.500 + Rp. 1.377.500 (Satu juta tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu lima ratus rupiah)

Mengetahui Surakarta, Desember 2009 Kepala Seklah Peneliti Mursito, S.Pd Siti Mukminatun NIP.19610703 198201 1 007 NIM. X8806518

Mengetahui a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Page 3: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

3

Prof. Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002

Page 4: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

4

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 12

SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Guru Pendamping/Supervisor

Dr. Riyadi, M.Si Mursito, S.Pd NIP. 19670116 199402 1 001 NIP. 19610703 198201 1 007

Page 5: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

5

ABSTRAK

Siti Mukminatun, X8806518. “UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SRAGEN 12 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan

siklus perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Masalah utama dalam

penelitian ini adalah rendahnya ketrampilan menulis siswa kelas IV SD Negeri

Sragen 12 Kabupaten Sragen mata pelajaran IPA

Penelitian tindakan kelas ini secara umum untuk memperbaiki kwalitas

pembelajaran di SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen dan secara khusus

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri

Sragen 12 Kabupaten Sragen dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif

model Jigsaw.

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw adalah suatu model pembelajaran

yang menekankan adanya tim ahli . Dengan Pembelajaran Kooperatif Model

Jigsaw selain melatih membiasakan siswa berinteraksi sosial juga melatih siswa

bertanggung jawab kepada suatu masalah dan penilaian baik individu maupun

kelompok.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dua siklus dengan

materi pokok konsep Struktur Organ Tubuh Manusia dengan Fungsinya alat

pengumpul data yang digunakan terdiri instrumen pembelajaran, evaluasi (tes dan

non tes) serta observasi untuk mengetahui validasi data. Subyek yang diteliti guru

dan siswa kelas IV di IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif model Jigsaw hasil belajar siswa setiap siklusnya

mengalami perubahan secara signifikan. Perubahan tersebut dari yang tadinya

Page 6: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

6

kurang baik menjadi lebih baik. Secara berturut-turut (berdasarkan siklus I dan II)

hasil belajar IPA materi pokok konsep Struktur Organ Tubuh Manusia dengan

Fungsinya siswa kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen adalah aspek

kognitif siklus I sebesar 72, siklus II sebesar 75, aspek afektif siklus I sebesar

67,5, siklus II sebesar 76, aspek psikomotor siklus I sebesar 68, siklus II sebesar

75, ketuntasan belajar 60 % siklus 1 dan 82 % siklus 2, APKG 1 dari 71 %

menjadi 82,6 dan APKG 2 dari 81,2 % menjadi 94,2 %. Penerapan pendekatan

pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw pada akhirnya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa di SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen.

Page 7: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian tindakan kelas dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SRAGEN 12 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010.” Tujuan yang terkandung dalam penulisan ini

adalah untuk memperbaiki kwalitas pembelajaran dan untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memnberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan

Penelitian Tindakan Kelas.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd selaku ketua Program PJJ S-1 PGSD yang

selalu memberikan petunjuk dan arahan.

4. Dr. Riyadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

mengorbankan segala tenaga dan waktu guna memberikan bimbingan dan

arahan selama penulis menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

5. Bapak Mursito, S.Pd, Kepala Sekolah sekaligus pembina dalam pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas.

6. Teman-teman Guru SD Negeri Sragen 12 yang telah membantu dalam

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

7. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah membantu memberikan

semangat, dukungan dan doa selama pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

ini hingga selesainya penyusunan laporan ini.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

8

8. Penerintah yang telah memberikan bantuan beasiswa kepada penulis untuk

menempuh program studi S-1 PGSD.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerja sama kepada penulis

demi terselesaikannya Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Laporan Penelitian Tindakan

Kelas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Penelitian

Tindakan Kelas ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Surakarta, Desember 2009

Penulis

Page 9: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 6

A. Kajian Teori ................................................................................................... 6

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 13

C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 14

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 16

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................................... 17

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 17

B. Subjek Penelitian ............................................................................................ 17

C. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 24

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 24

B. Pembahasan .................................................................................................... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 35

A. Kesimpulan .................................................................................................... 35

B. Saran................................................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

Page 10: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

10

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sintak Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 11

Tabel 2 Perolehan Hasil Evaluasi Siklus 1 ........................................................ 26

Tabel 3 Perolehan Hasil Evaluasi Siklus II ....................................................... 29

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklus II .................................................... 33

Page 11: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw .............................................. 13

Gambar 2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 16

Gambar 3 Spiral Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 18

Gambar 4 Gambar Alur Perbaikan dengan Dua Siklus ......................................... 23

Gambar 5 Grafik Histogram Nilai Kognitif, Afektif, Psikomotor ......................... 33

Gambar 6 Grafik Histogram Ketuntasan, Aktifitas Kegiatan Guru ...................... 33

Page 12: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus 1 dan 2

Lampiran 2 Daftar Hadir Mahasiswa

Lampiran 3 Daftar Hadir Siswa

Lampiran 4 Rekapitulasi Penilaian

Lampiran 5 Daftar Nilai Formatif Siswa

Lampiran 6 Angket Pendapat Siswa

Lampiran 7 Rekapitulasi Penilaian Guru 1(APKG 1)

Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2)

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti

Lampiran 11 Foto-foto

Page 13: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan

pembelajaran oleh siswa. Kita semua mengakui bahwa salah satu faktor

keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran efektif tidak

akan muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran

yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

optimal.

Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator

yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses

belajar pada diri siswa, dan sebagai pengelola pembelajaran yang bertugas

menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai

tujuan pembelajaran yang optimal.

Permasalahan yang masih penulis hadapi sebagai guru kelas IV SD N

Sragen 12 Kabupaten Sragen adalah rendahnya hasil belajar IPA. Dari

pengalaman penulis beberapa kali ulangan tentang konsep Struktur Organ

Tubuh Manusia Dengan Fungsinya dari 40 siswa hanya berkisar 15 (37,5 %)

siswa yang tuntas (pada tes penjajagan) dengan nilai rata – rata kelas 5,6

padahal ketuntasan minimal adalah 6,8.

Gejala yang nampak adalah siswa kurang bergairah dalam menerima

pembelajaran dan kecenderungan bersikap pasif dan suka mencontoh. Siswa

hanya menghafal sehingga kurang memahami konsep.

Hasil diskusi penulis dengan teman sejawat dan kepala sekolah

diindikasikan bahwa rendahnya hasil belajar tersebut antara lain disebabkan

tidak tepatnya guru dalam pembelajaran. Dimana pembelajaran yang

diterapkan adalah pembelajaran secara konvensional yang mana hanya

dipergunakan metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar,

1

Page 14: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

14

kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran sehingga pembelajaran

sangat verbal.

Dengan ceramah sebagai alternatif utama secara otomatis pembelajaran

didominasi oleh guru (teacher centered) sehingga pembelajaran kurang

melibatkan siswa, dan komunikasi antar siswa dengan siswa atau guru dengan

siswa kurang terbangun, kebermaknaan dalam belajarpun sangat kurang dan

cenderung siswa tidak menyenangi ketrampilan berbicara mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Seperti pada Wina Sanjaya (2006 : 147) ”Guru yang kurang

memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap metode

yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada didalam

kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses

pembelajaran; pikirannya melayang ke mana – mana, atau siswa mengantuk,

oleh karena gaya bertutur guru yang tidak menarik.”

Padahal kita ketahui bahwa pembelajaran IPA merupakan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Sehingga tidaklah tepat jika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode

ceramah yang kemungkinan kecil dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa.Seperti dalam (Depdiknas 2003 : 2):

“Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.”

Memperhatikan pentingnya pembelajaran IPA materi pokok Struktur

Organ Tubuh Manusia Dengan Fungsinya di kelas IV SD Negeri Sragen 12

Kabupaten Sragen pada khususnya dan di SD–SD pada umumnya, berdasar

hasil diskusi dengan teman sejawat perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas

guna meningkatkan hasil belajar, membangkitkan kreatifitas dan ide-ide siswa,

menyenangkan bagi siswa, melalui pembelajaran kooperatif model Jigsaw.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

15

Dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw selain untuk membangun

tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab kelompok juga untuk merubah

pembelajaran yang selama ini banyak dilaksanakan oleh para guru. Dimana

guru tidak merupakan satu–satunya sumber belajar (teacher centered) bagi

siswa, sebab rekan sebaya (peer teaching) juga sebagai sumber pengatahuan

bagi dirinya.

Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta

bekerja sama dengan orang lain. Seperti dalam Anita lie (2002: 56 ):

”Keunggulan dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasinya mereka kepada orang lain.”

Berdasarkan uraian diatas penulis mengadakan penelitian dengan judul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif

Model Jigsaw pada Siswa Kelas IV SD Negeri 12 Sragen.”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas dan hasil diskusi peneliti, teman

sejawat dan Kepala Sekolah diketahui permasalahan yang masih dihadapi

siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen bahwa faktor penyebabnya antara lain

adalah:

a. Dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran didominasi oleh

guru ( teacher centered ) sehingga kesempatan siswa untuk berpartisipasi

aktif sangat kecil, komunikasi yang terjadi hanya komunikasi satu arah.

b. Dengan metode ceramah kebermaknaan belajar sangat rendah karena

keterlibatan siswa secara langsung tidak ada.

c. Dengan metode ceramah guru merupakan satu – satunya sumber belajar

siswa, sehingga teman sebaya ( peer teaching ) yang juga sumber belajar

siswa terabekan.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

16

Berdasar identifikasi masalah, analisa dan latar belakang masalah yang

telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

Apakah Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun

Pelajaran 2009/2010?

Sedangkan upaya menjawab permasalahan diatas agar indikator

keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini tercapai dilakukan berbagai

upaya yang antara lain adalah:

a. Dipergunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan segala prinsip

dan unsurnya yaitu: saling ketergantungan positif; interaksi tatap muka,

akuntabilitas individual, evaluasi proses kelompok, dan keterampilan untuk

menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja

diajarkan.

b. Ditingkatkannya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga terwujud

pembelajaran yang student centered.

c. Dimaksimalkannya penggunaan media pembelajaran sehingga selain

meminimalisir verbalisme juga meningkatkan kebermaknaan dan

keterlibatan siswa, yang akan membentuk long term memory seperti yang

kita harapkan.

d. Dilaksanakan penilaian yang komprehensif dan dapat mengukur ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: untuk mengetahui bahwa Pembelajaran

Kooperatif Model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV

SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 atau tidak.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

17

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil Penelitian Tidakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan informasi,

pada peningkatan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Sragen

12 Kabupaten Sragen secara nyata seperti ditunjukkan dengan indikator

keberhasilan sebagai berikut:

1) Sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai prestasi belajar IPA ≥ 68

(enam puluh delapan).

2) Sekurang-kurangnya 75 % nilai rata – rata kelas dalam pembelajaran IPA

Indonesia ≥ 68 (enam puluh delapan).

b. Memperkaya kasanah pendidikan yang berhubungan dengan proses

pembelajaran IPA.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat:

a. Untuk Peserta Didik

Sebagai masukan bagi siswa untuk lebih berminat dalam belajar IPA agar

prestasi belajar meningkat.

b. Untuk Guru

Sebagai masukan bagi guru dapat mengetahui variasi dari beberapa model

pembelajaran, menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran

dikelasnya, meningkatkan kinerja yang lebih profesional dan penuh inovasi

serta memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam

terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

c. Bagi Sekolah

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi SD Negeri 12 Sragen dalam rangka memperbaiki

pembelajaran IPA khususnya dan pembelajaran lain pada umumnya.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Mata Pelajaran IPA

Pengertian: Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di

sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk

“mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

(Depdiknas, 2003 : 2).

Adapun fungsi dan tujuan mata pelajaran Sains di Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) seperti pada Depdiknas (2004:2) berfungsi

untuk menguasai konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari serta

untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta bertujuan:

a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positip terhadap sains dan

teknologi.

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

6

Page 19: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

19

f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan.

Ruang lingkup mata pelajaran Sains Depdiknas (2004:2) meliputi dua

aspek:

a. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi

ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai

ilmiah.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya, yang mencakup:

1). Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

2). Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas;

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana;

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya;

5) Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (salingtemas)

merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan

lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya

teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.

Dari beberapa pendapat yang telah diutarakan diatas dapat disimpulkan:

Prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor yang digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu faktor stimuli belajar, faktor metode belajar dan faktor individual

(Wasty Sumanto, 1998 : 3).

2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistim pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistim penilaian dilakukan terhadap kelompok dan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan

Page 20: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

20

semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok” (Wina Sanjaya, 2006 : 240).

Sedangkan Johnson (Lie, 2003:17) “cooperative learning adalah

kegiatan pembelajaran secara kelompok yang terstruktur. Siswa belajar dan

bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman kegiatan belajar yang optimal,

baik secara individu maupun kelompok”. Pembelajaran kooperatif menurut

Nurhadi (2004:112) adalah “pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”

Nur (2005: 1) “Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi

seluruh siswa,memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil

tanggung jawab.” Berdasarkan pendapat tersebut diatas, pembelajaran

kooperatif dapat menimbulkan rasa gotong royong yang tinggi, tidak

membeda-bedakan antar ras dan intelegensi, melatih siswa berpikir aktif dan

kreatif.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kelompok yang terstruktur untuk

mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar akademik, menerima terhadap

keragaman dan pengembangan terhadap ketrampilan sosial.

Banyak guru telah melaksanakan metode belajar kelompok, dengan

membagi para siswa dan memberikan tugas kelompok. Namun hasil

kegiatannya tidak seperti yang diharapkan. Siswa tidak memanfaatkan kegiatan

tersebut dengan baik dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan mereka. Para siswa tidak dapat bekerja sama secara efektif dalam

kelompok, malah memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, duduk diam,

bahkan ada kalanya siswa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengerjakan

tugas mata pelajaran yang lainnya. Pada waktu yang sama ada beberapa siswa

mendominasi kelompoknya. Seperti dikatakan Roger dan David Johnson

“tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperatif learning.” Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong

Page 21: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

21

harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses

kelompok Pendapat tersebut di atas adalah yang membedakan pembelajaran

kooperatif dengan pembelajaran kelompok tradisional.

Adapun unsur-unsur atau elemen tersebut seperti yang dinyatakan

Abdurrahman & Bintoro (Nurhadi ,2004:112) adalah sebagai berikut:

a. Saling ketergantungan positif, dalam pembelajaran kooperatif, guru

menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan.

Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling

ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui : saling

ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan

tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan

peran, dan saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka, interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap

muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya

dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa

merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.

c. Akuntabilitas individual, pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya

dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui

penguasaaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil

penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada

kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota

kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan

bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua

anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan

sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan

atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini

yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, keterampilan sosial seperti

tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan

Page 22: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

22

mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi

orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin

hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya

diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat

menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga

dari sesama siswa.

Dari pendapat diatas pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa

keuntungan antara lain: dapat meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan

sosial, memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, menghilangkan sifat

mementingkan diri sendiri atau egois, meningkatkan rasa saling percaya,

meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasa lebih baik,

membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

Selain beberapa keuntungan diatas pembelajaran kooperatif

memposisikan siswa sebagai manusia yang memiliki pengetahuan lewat

pengalaman hidupnya, sehingga dalam menerima informasi tidak hanya dari

guru melainkan lingkungan yang memiliki suatu peran besar dalam

membentuk kepribadian siswa. Siswa akan menggali kepedulian khususnya

terhadap lingkungan, jika pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran

kooperatif ini berorientasi lingkungan. Lingkungan sekeliling sebagai pusat

kegiatan. Guru sebagai fasilitator yang membimbing kegiatan pembelajaran

siap melayani pertanyaan atau perdebatan. Dalam pembelajaran ini diharapkan

guru dapat menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa

membentuk makna dari kegiatan yang telah mereka lakukan dan amati melalui

pembelajaran. Pembelajaran ini lebih menekankan pada proses daripada hasil

dengan asumsi mengembangkan kompetensi dan potensi siswa melalui

pendidikan.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

23

Tabel 1. Sintak Pembelajaran Kooperati

Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif langkah (fase) dapat

bervariasi disesuaikan dengan pendekatan (model) yang digunakan. Adapun

salah satu contoh langkah langkah (sintak) model pembelajaran kooperatif dari

Muslimin Ibrahim dkk (2000: 10) adalah sebagai berikut:

3. Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Ada berbagai model pembelajaran kooperatif seperti diutarakan oleh

Mohamad Nur (2005 : 5):

“Lima model Pembelajaran Tim Siswa telah dikembangkan dan diteliti secara luas. Terdapat tiga model pembelajaran yang cocok untuk hampir seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas: Students Teams Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw II. Dua yang lain merupakan kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan pada mata pelajaran tertentu :Cooperative Reading ad Composition (CIRC) untuk pengajaran membaca dan menulis di Kelas II-VIII dan Team Accelerated Instruktion (TAI) untuk Matematika pada kelas III-VI.”

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw pertama kali dikembangkan

oleh Elliot Aronson di Universitas Texas dan kemudian di adopsi Slavin.

Fase Tingkah laku guru 1. Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

4.Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

24

Dalam penerapannya siswa dibagi menjadi kelompok dan setiap anggota

kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi pembelajaran yang

ditugaskan kepadanya dan selanjutnya mengajarkan materi tersebut kepada

kelompoknya. Anggota dari kelompok-kelompok yang mendapat tanggung

jawab sama berkumpul untuk mempelajari materi pembelajaran, kelompok ini

disebut Tim Ahli.

Adapun langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebagai

berikut :

a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4–5);

b. Materi pelajaran dibagi kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-

bagi menjadi beberapa sub bab;

c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, yang dipelajari

“memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.

Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari struktur akar dan

fungsinya”. Kelompok satunya mempelajari tentang struktur batang dan

fungsinya, siswa yang lainnya tentang struktur daun dan fungsinya dan

lainnya lagi struktur bunga dan fungsinya;

d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya;

e. Setelah anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar temannya secara bergilir;

f. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan guru menunjukkan satu kelompok

untuk menyampaikan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan guru

mengklarifikasi;

g. Membuat kesimpulan

Tiap-tiap siswa dikenai tagihan secara individu.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

25

Gambar 1. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw (Diadopsi Muslimin

Ibrahim, 2001 : 22)

Kelompok Ahli

(Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni yang ditulis oleh:

Agus Muji Widodo (2004) dengan judul Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun 2004.

Dalam penelitian tersebut didapat suatu kesimpulan bahwa dengan

pembelajaran kooperatif model Jigsaw hasil belajar siswa meningkat

dibanding dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dan guru

dalam proses pembelajaran dikatagorikan baik dilihat dari hasil persentase

pengamatan penampilan guru.

Agus Muji Widodo (2005) dengan judul Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Model TGT Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Siswa Kelas III

SD N Pilangsari 1, Ngrampal, Sragen.

Dari hasil penelitian tersebut didapat bahwa penerapan Pembelajaran

Kooperatif Model TGT pada siswa kelas III dari hasil antar siklus meningkat

dengan cukup signifikan. Siswa dapat mengungkapkan suatu hasil pikirannya

dengan kalimat yang cukup panjang dibanding sebelum menggunakan model

Page 26: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

26

pembelajaran kooperatif. Peningkatan tersebut disebabkan dengan

Pembelajaran Kooperatif selain terbangun peer teaching, masyarakat belajar

juga siswa merasa senang karena karakteristik dari Pembelajaran Kooperatif

model TGT belajar dengan nuansa bermain.

Agus Muji Widodo (2007) dengan judul “Penerapan Kombinasi

Problem Base Learning dengan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas III SD Negeri

Pilangsari 1.”

Dari hasil penelitian didapat hahwa dengan kombinasi model

pembelajaran tersebut selain ketrampilan berbicara meningkat siswa dapat

mengungkapkan hasil pemecahan masalah dengan bahasanya sendiri. Kelas III

menggunakan Pembelajaran Tematik pembelajaran ini dapat dihubungkan

dengan masalah dari mata pelajaran yang lain.dimana kelas dibagi menjadi

kelompok-kelompok kecil dengan mempertimbangkan kehiteroginannya baik

prestasi, ras, status sosial dan sebagainya. Kelompok satu dengan yang lain

dapat memiliki bobot yang sama, ini terjadi sebab didalam pembagian

kelompok berdasarkan kehetoroginan ranking.

C. Kerangka Pikir

Bahwa pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai hasil belajar sebagai

tujuan. Terhadap proses pembelajaran, guru dituntut kreativitasnya untuk

meningkatkan kemandirian dan keaktifan siswa dalam belajar dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk mencari, mengusahakan dan menemukan

sendiri ilmu pengetahuan.

Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu

kewajiban dan wujud keprofesionalan seorang guru. Guru menurut kodratnya

sebagai agen perubahan haruslah selalu tanggap dan peka terhadap apa yang

terjadi baik dilingkungannya maupun di luar lingkungannya. Pembelajaran

kooperatif model Jigsaw diharapkan siswa secara aktif membangun

Page 27: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

27

pengetahuannya baik secara individu maupun dengan bantuan teman sebaya

(peer teaching).

Menurut pemikiran penulis, pembelajaran kooperatif model Jigsaw

yang mungkin dapat memecahkan masalah rendahnya hasil belajar IPA pada

siswa kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen. Sebab Pembelajaran

kooperatif model Jigsaw memiliki karakteristik-karakteristik yang

berhubungan erat dengan permasalahan yang ada. Pembelajaran kooperatif

model Jigsaw, selain melatih membiasakan siswa melaksanakan tanggung

jawabnya secara pribadi maupun kelompok juga melatih siswa mau menerima

saran, kritik, koreksi dari semua orang.

Demikian pula dengan sistem pengelolaan kelas dan lingkungan belajar

yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran. Hasil belajar

yang mengakomodasikan kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan

psikomotorik direncanakan pencapaiannya dengan pengukuran lewat instrumen

penilaian yang tepat. Siswa diusahakan dapat membangun pengetahuannya

secara runtut melalui demonstrasi keterampilan dan penyajian informasi tahap

demi tahap dengan bimbingan dan pelatihan dari guru. Proses belajar

diusahakan sedapat mungkin dihubungkan dengan lingkungan sehingga siswa

dapat menerapkan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari hari.

Penerapan Pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat digambarkan

dalam kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 28: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

28

Gambar2. Kerangka Berpikir

Gambar diatas menunjukkan bahwa penggunaan Pembelajaran

kooperatif model Jigsaw guru mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil

belajar siswa, yang terdiri dari kognotif, afektif dan psikomotor. Selain

berpengaruh pada hasil belajar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw juga

dapat meningkatkan proses pembelajaran. Sebagai contoh, ketika tanpa

menggunakan Pembelajaran kooperatif model Jigsaw dimana siswa hanya

datang, duduk, diam, catat dan hafal seolah-olah pembelajaran hanya oleh guru

saja (teacher centered), tetapi setelah menggunakan Pembelajaran kooperatif

model Jigsaw antara guru dan siswa sama-sama dalam kondisi aktif.

D. Hipotesis Tindakan

Bertolak dari latar belakang, identifikasi masalah, maka dapat

diputuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Tahun 2009/2010.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

29

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

PenelitianTindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 12 Sragen,

Kabupaten Sragen pada minggu ke dua dan minggu ke tiga bulan Agustus

2009. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap

siklusnya 2 x 35 menit (1 x Pertemuan). Selama pelaksanaan penelitian, untuk

mengamati proses pembelajaran, dan membantu pengumpulan data peneliti

dibantu oleh 2 observer teman sejawat dari SD Negeri 12 Sragen, Kabupaten

Sragen.

B. Subjek Penelitian

Siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Kabupaten Sragen yang berjumlah

40 siswa, dan guru kelas IV sekaligus sebagai peneliti, dengan mata pelajaran

IPA materi pokok konsep Struktur Organ Tubuh Manusia dengan Fungsinya.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan

peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih

memfokuskan pada penggunaan media pembelajaran Kooperatif model Jigsaw

sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa atau meningkatkan

hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen

dalam kegiatan yang berbentuk Randoms Siclus, sebanyak 2 (dua) siklus,

dengan mengacu pada model yang diadaptasi dari Hopkins (1993:) dalam

Supardi (2006) Setiap siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen

kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c)

pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting), yang pada pelaksanaannya

keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus

17

Page 30: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

30

dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan

perencanaan.

Keempat komponen kegiatan pokok ini dari sebuah siklus dalam

penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai sebuah spiral penelitian

seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas.

Sumber : Suharsimi Arikunto, 2002:84

Bagan di atas menunjukkan bahwa langkah yang pertama adalah

planning / persiapan, yang ke dua adalah perlakuan dan pengamatan. Hasilnya

dijadikan dasar untuk menentukan refleksi (mencermati apa yang sudah

terjadi). Dari terselesaikannya satu siklus lalu disusun sebuah rencana yang

akan digunakan untuk siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil refleksi

siklus sebelumnya sampai tercapainya target yang diinginkan. Jangka waktu

setiap siklus sangat tergantung pada keadaan yang terjadi di lapangan.

Sebelum melakukan tindak penelitian melakukan penjajagan sebagai

dasar untuk mengetahui kondisi awal siswa Kelas IV SD Negeri Sragen 12

Kabupaten Sragen tentang keterampilan menulis. Selanjutnya melaksanakan

tindakan yang direncanakan dalam siklus-siklus sebagai berikut:

Page 31: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

31

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Guru Kelas IV (peneliti) SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen dan

pengamat (teman sejawat) mendiskusikan tentang materi, kegiatan

pembelajaran dan alat evaluasi serta menyiapakan alat peraga/instrumen dan

pedoman pengamatan.

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam pelaksanaan ini peneliti (guru) melaksanakan sesuai rencana yang

ada dalam rencana pembelajaran seperti berikut ini:

1) Kegiatan awal : Apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran dan

pemberian materi.

2) Kegiatan inti : Presentasi kelas, pembagian kelompok, Pelaksanaan

pembelajaran kooperatif model jigsaw, pengerjaan

LKS skavolding dan pelaksanaan penilaian

pengamatan, presentasi kelas hasil pengerjaan LKS

dan penyimpulan maupun penyamaan persepsi

dilanjutkan evaluasi.

3) Kegiatan akhir : Pemberian reward, penegasan kembali hal–hal

pokok/penting, perbaikan/pengayaan dan penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan mencakup

aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan. Guru dan

pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan

rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.

Adapun perolehan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1). Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diambil selama kegiatan pembelajaran diperoleh

dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes.

a). Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengukuran

kinerja afektif maupun psikomotor, untuk mengukur indikator-

Page 32: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

32

indikator kerja, efisiensi, dan kerja sama antara siswa, guru dan

kolaborator dalam proses pembelajaran.

b). Tes dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis dan tes unjuk

kerja untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa dalam

menguasai materi pembelajaran matematika

2). Validasi Data

Untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan terhadap

data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu tehnik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu (Moleong, 1997:178). Trianggulasi yang digunakan adalah

trianggulasi yang memanfaatkan penggunaan isi dengan jalan

membandingkan data hasil pekerjaan siswa, observasi, catatan lapangan

Disamping itu juga dilakukan diskusi antara guru, kepala sekolah,

pengamat dan rekan-rekan guru yang lain

3). Alat Pengumpul Data

a). Butir soal penjajakan diambil dari soal-soal dari meteri yang

berkaitan dengan materi pokok .Untuk mengidentifikasi kemampuan

siswa sebelum diberi tindakan dan sekaligus untuk menentukan

tingkatan/rangking tiap-tiap siswa guna membentuk kelompok

kooperatif.

b). Butir soal evaluasi untuk mengetahui kemajuan dan prestasi hasil

belajar setiap siklusnya dibuat sesuai materi pokok yang dipelajari.

c). Instrumen observasi, yaitu berupa skala penilaian yang akan diisi

oleh pengamat pada saat proses pembelajaran yang berhubungan

perilaku pengajar dan aktifitas belajar siswa.

Adapun contoh instrumen pengamatan yang dipergunakan dalam

penelitian ini terlampir pada daftar lampiran.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

33

Penilaian membuat perencanaan pembelajaran dan kemampuan

mengajar guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat

dengan lembar pengamatan yang mengacu pada APKG 1 dan APKG 2

(terlampir). APKG 1 berguna untuk mengetahui kemampuan guru dalam

mempersiapkan pembelajaran, sedangkan APKG 2 berguna untuk mengetahui

kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran .Kriteria yang dipergunakan

untuk menilai dengan APKG 1 maupun APKG 2 dalam melaksanakan proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah dengan pemberian skala 1–5.

Dengan ketentuan bahwa: nilai 1 (tidak satu deskriptor pun nampak), nilai 2

(satu deskriptor tampak), Nilai 3 (dua diskriptor tampak) nilai 4 (tiga deskriptor

tampak), nilai 5 (Empat diskriptor tampak).

d. Catatan lapangan

Catatan lapangan meliputi catatan tentang kegiatan selama pengajaran

dan kegiatan siswa sebagai subjek peneliti, baik secara objektif maupun

tafsiran. Adapun untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan

terhadap data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu

tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu (Moleong, 1997:178). Trianggulasi yang digunakan adalah

trianggulasi yang memanfaatkan penggunaan isi dengan jalan membandingkan

data hasil pekerjaan siswa, observasi, catatan lapangan dan hasil wawancara.

Disamping itu juga dilakukan diskusi antara guru, kepala sekolah, pengamat

dan rekan-rekan guru yang lain.

e. Refleksi

Guru dan pengamat mendiskusikan tentang hasil pembelajaran, jalannya

pembelajaran, peningkatan motivasi belajar dan mengkaji ulang tentang

kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Selanjutnya penyempurnaan dari

kekurangan siklus ini dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

34

2. Siklus 2

1) Perencanaan

Guru dan teman sejawat (kolaboratif) mendiskusikan tentang

pelaksanaan rencana pembelajaran mengacu dari hasil refleksi siklus

pertama serta menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar

pengamatan.

2) Pelaksanaan tindakan

Pada pelaksanakan ini guru dan pengamat melaksanakan tindakan

yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/disempurnakan pada

siklus sebelumnya.

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan

mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar

pengamatan. Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan.

Apakah telah sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa

yang dihadapi siswa maupun guru.

4) Refleksi

Diskusi bersama guru dan pengamat tentang pelaksanaan. Apakah

pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan hasil belajar IPA siswa

Kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen?. Dan masih adakah

kekurangan (kelemahan) dari sikus ini? Jika kekurangan (kelemahan)

dirasa sudah tidak ada dan hasil telah memenuhi batas minimal

ketuntasan (indikator kerja) maka tindakan berakhir. Namun jika

masih ada kekurangan (kelemahan) dalam pelaksanaan pembelajaran

dan belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPA maka

dilanjutkan dengan tindakan siklus ke-3 dan siklus selanjutnya yang

langkah-langkahnya seperti pada siklus sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya pelaksanan antar siklus dapat dilihat pada gambar

berikut :

Page 35: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

35

GAMBAR ALUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN DENGAN DUA

SIKLUS

Gamar 4. Gambar Alur Perbaikan Dengan Dua Siklus

Permasalahan P

Permasalahan baru

hasil refleksi

TERCAPAI/ Apabhila permasalahan belum terselesaikan

Diadopsi dari Suharjono ( 2006 : 74 )

Perencanaan tindakan 1

Pelaksanaan tindakan 1

Refleksi 1 Pengamatan/pengumpulan data 1

Perencanaan tindakan 2

Pelaksanaan tindakan 2

Refleksi 2 Pengamatan/pengumpulan data 2

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Page 36: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Telah dikemukakan pada bab pendahuluan bahwa prestasi belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010

Sragen rendah. Rendahnya prestasi ini disebabkan oleh guru di SD Negeri 12

Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 masih menggunakan

pendekatan tradisional yang didominasi oleh lebih banyaknya penggunaan

metode ceramah, dan pemberian tugas menulis kepada para siswanya.

Akibatnya para siswa menjadi tidak bergairah dalam pembelajaran, jenuh, dan

tumbuhnya perasaan acuh tak acuh.

Proses pembelajaran IPA dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut :

pertama guru menjelaskan sedikit tentang materi, kedua siswa disuruh

membaca buku teks dan merangkum sementara guru sibuk melaksanakan

kegiatan lain ,yang antara lain mengerjakan administrasi, ketiga siswa disuruh

mengerjakan soal soal yang ada dalam kumpulan LKS, dan selanjutnya hasil

pekerjaan dikumpulkan untuk dinilai.

2. Diskripsi Siklus 1.

a. Perencanaan

Perencanaan sebelum tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Guru kelas IV (peneliti) bersama teman sejawat (kolabolator) mengadakan

diskusi dan selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

menyiapkan media pembelajaran dan instrumen–instrumen lainnya.

2) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

24

Page 37: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

37

3) Mengadakan tes penjajagan yang sekaligus untuk menentukan ranking

guna membagi siswa dalam kelompok. Adapun dalam penelitian ini siswa

dibagi menjadi beberapa kelompok (tim), yang masing-masing anggotanya

4(empat)-5 (lima) orang. Dari 40 siswa kelas SD Negeri 12 Sragen 1 hasil

tes penjajagan rata-rata kelas nilai IPA dengan materi macam-macam alat

indra manusia dan fungsi alat indra manusia adalah ≤ 67 (16 siswa), ≥ 68

(24 siswa).

4) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat (I dan II) dan penjelasan cara

pengisian lembar pengamatan (observasi).

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran (rencana pembelajaran terlampir).

2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan skenario kegiatan belajar mengajar.

3) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan

tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek proses pembelajaran

yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu

aspek, afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan materi pokok

macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia.

Data hasil penilaian baik kognitif (tertulis) maupun afektif dan

psikomotor (pengamatan) untuk siswa, dan indikator aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai

dengan instrumen pengamatan

Data hasil penilaian baik kognitif (tertulis) maupun afektif dan

psikomotor (pengamatan) untuk siswa dan indikator aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai

dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang

Page 38: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

38

dilakukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan pemantapan sesuai

dengan pedoman APKG 1 dan APKG 2. Adapun data hasil evaluasi dalam

kegiatan pembelajaran materi pokok macam-macam alat indra manusia dan

fungsi alat indra manusia. adalah seperti pada tabel berikut:

Tabel 2 Perolehan Hasil Evaluasi Siklus 1

Data pada tabel diatas menunjukkan hasil nilai kognitif (evaluasi),

Afektif dan psikomotor (pengamatan), terlihat bahwa rata-rata kelas ada

peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai

prestasi meningkat dari 58 (pada pra siklus) menjadi 72 dan ketuntasan dari

37,5 % menjadi 60%.

Sedangkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prestasi

individu siswa juga sudah meningkat dari 15 siswa yang mendapat nilai

dibawah ≤68 menjadi 24 siswa. Namun dari data di atas terlihat masih 16

siswa (40 %) yang belum mencapai nilai ketuntasan (indikator kerja). Berarti

masih banyak siswa yang belum menguasai Matematika materi pokok macam-

macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia.

Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru

dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang

dilakukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan pemantapan.

Adapun data hasil pengamatan pada siklus I tentang aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilasanakan guru sudah mencapai 60 % untuk pelaksanaan

dan 81 % untuk perencanaan/instrumen pembelajaran.

SIKLUS

NILAI

KOG NITI

F

KETUN

TASA

N

%

AFEKTIF PSIKO MOTOR

AKTIFITAS GURU (APKG 2)

APKG 1

67

68 I II RT I II R

T I II RT I II RT

PENJA

JAGAN 25 15 58

37,5

%

I 16 24 72 60% 67 68 67,5 68 68 68 76,3 86,1 81,2 64,3 77,6 71

II

Page 39: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

39

d. Refleksi

Dari rata-rata kelas hasil evaluasi 72 ada kenaikan dibanding nilai

rata-rata kelas hasil penjajaganyang hanya 58 Namun hasil tersebut masih

kurang dari batas minimal ketuntasan. Terlihat siswa yang tuntas (mendapat

nilai ≥68) hanya 24 siswa (60 %). Berarti siswa belum dapat menguasai

konsep materi pokok macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra

manusia, mungkin disebabkan pembelajaran kooperatif adalah hal baru,

kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari/menerima penjelasan dari

guru, kurang sistimatis guru dalam presentasi dan diskusi kelas, kurangnya

pemberian motivasi dari guru, kurangnya bimbingan guru dalam diskusi.

Untuk itu dalam siklus II perlu pembenahan atas kelemahan kelemahan

tersebut diatas. Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam siklus II antara

lain: memberikan contoh-contoh yang akrab dengan siswa, presentasi jangan

terlalu cepat, bimbingan diskusi agar ditambah.

Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek proses pembelajaran

yang dilakukan guru dapat dikategorikan cukup (81,3 %) untuk pelaksanaan

dan 61 % untuk perencanaan, menunjukkan bahwa lebih dari setengah aspek-

aspek proses pembelajaran sudah dikuasai oleh guru, sehingga penampilan

mengajarnya dapat dikategorikan cukup. Untuk itulah pada siklus II

penampilan mengajar guru akan ditingkatkan secara lebih baik dengan

mengacu kepada kelemahan-kelemahan aspek penampilan mengajar yang

telah terjadi. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan data yang

ada berhubungan dengan aspek merangsang perhatian siswa adalah

menyiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk diskusi, menyiapkan lembar

pengamatan untuk siswa dan merumuskan pertanyaan atau permasalahan

tentang materi pokok, presentasi dan tambah bimbingan diskusi.

Secara keseluruhan rata-rata hasil belajar siswa dalam materi pokok

macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia. berdasarkan

penilaian pengamat I dan II pada siklus I untuk aspek afektif dan psikomotor

memiliki nilai yang diperoleh tidak terlalu jauh. Keadaan tersebut terbukti

Page 40: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

40

bahwa rata-rata keseluruhan untuk aspek afektif 67,5 dan untuk aspek

psikomotor 68. Adapun yang menyebabkannya adalah perbedaan perolehan

nilai rata-rata berdasarkan sub aspeknya, yaitu aspek afektif 5 sub dan aspek

psikomotor 3 sub. Untuk itulah kelemahan tersebut perlu diperbaiki guru

maupun siswa agar dalam melaksanakan proses pembelajaran lebih baik lagi

pada siklus II selanjutnya,yaitu memberikan bimbingan khusus pada siswa

yang kesulitan memahami materi pokok, berikan contoh yang lebih konkrit.

3. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Penelitian

Secara lebih rinci dan jelasnya perencanaan pembelajaran yang

dilakukan guru dan pengamat pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

Mempersiapkan peta konsep materi pokok macam-macam alat indra manusia

dan fungsi alat indra manusia yang telah disusun berdasarkan siklus I.

1) Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Mempersiapkan rencana pembelajaran materi pokok macam-macam alat

indra manusia dan fungsi alat indra manusia.

3) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran materi pokok macam-macam alat indra manusia dan fungsi

alat indra manusia.

4) Mempersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses

pembelajaran berkaitan dengan materi pokok macam-macam alat indra

manusia dan fungsi alat indra manusia, misalnya: torso manusia, LKS.

5) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat (I dan II) dan penjelasan cara

pengisian lembar pengamatan (observasi).

b. Pelaksanaan

1) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan RPP dengan

berupaya memperbaiki kelemahan aspek-aspek pembelajaran yang telah

dilakukannya pada siklus I.

Page 41: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

41

2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan buku panduan kegiatan belajar mengajar dengan berupaya

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, baik yang

berhubungan dengan aspek kognitif, aspek afektif maupun psikomotor.

3) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan

tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan

materi pokok macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra

manusia.

c. Observasi

Sasaran observasi perbaikan pembelajaran siklus II pada dasarnya sama

dengan sasaran observasi perbaikan pembelajaran siklus I yaitu aspek-aspek

proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu aspek afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan

materi pokok macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia.

Analisis data siklus II pada dasarnya sama dengan analisis data siklus I,

perbedaannya terletak pada hasil data yang diperoleh, baik yang berhubungan

dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA. Adapun data hasil evaluasi

dan pengamatan pada siklus II tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 3 Perolehan Hasil Evaluasi Siklus II

Data pada tabel diatas menunjukkan hasil nilai kognitif (evaluasi),

Afektif dan psikomotor (pengamatan), terlihat bahwa rata-rata kelas ada

SIKLUS

NILAI KOG NITIF

KETUN

TASAN

%

AFEKTIF PSIKO

MOTOR AKTIFITAS

GURU (APKG 2) APKG 1

≤ 67 ≥ 68 I II RT I II RT I II RT I II RT

PENJA

JAGAN 25 15 58 37,5%

I 16 24 72 60% 67 68 67,5 68 68 68 76,3 86,1 81,2 64,3 77,6 71

II 7

33 75 82% 76 76 76 75 75 75 92,2 96,2 94,2

81

84,3

82,6

Page 42: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

42

peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai

prestasi meningkat dari 72 (pada siklus 1) menjadi 75 dan ketuntasan dari 60

% menjadi 82 %.

Sedangkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prestasi

individu siswa juga sudah meningkat dari 24 siswa yang mendapat nilai

dibawah ≤ 68 menjadi 33 siswa. dari data di atas terlihat bahwa sudah 82 %

siswa yang tuntas Berarti siswa sudah menguasai IPA materi pokok macam-

macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia dan telah memenuhi

indikator kerja.

Data indikator aspek-aspek proses kemampuan yang dilakukan guru

dengan instrumen pengamatan (dengan APKG-2) yaitu aspek-aspek proses

pembelajaran yang dila kukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan

pemantapan. Adapun data hasil pengamatan pada siklus II tentang aspek-

aspek proses pembelajaran yang dilasanakan guru sudah mencapai 94,2 %.

d. Refleksi

Dari rata–rata kelas yang 75 berarti bahwa siswa telah menguasai

materi pembelajaran yang artinya dalam siklus II ini nilai prestasi siswa

maupun persentase siswa sudah dapat memenuhi indikator kerja. Sedangkan

dari 40 siswa kelas IPA siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Semester I

Tahun Pelajaran 2009/2010 sudah 33 siswa (82 %) mendapatkan nilai prestasi

≥ 68, yang berarti 82 % telah tuntas atau sudah memenuhi indikator kerja

sekurang-kurangnya 75 % siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Semester I

Tahun Pelajaran 2009/2010 mendapat nilai macam-macam alat indra manusia

dan fungsi alat indra manusia mata pelajaran IPA.

Dengan rata- rata prestasi kelas macam-macam alat indra manusia dan

fungsi alat indra manusia mata pelajaran IPA yang 75 dan 82 % siswa kelas

IV SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 telah

memenuhi indikator macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra

manusia mata pelajaran IPA siklus II dinyatakan tercapai. Kekurangan yang

Page 43: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

43

ada pada siklus sebelumnya dapat teratasi dan hasil yang didapat telah tercapai

dan dapat menjawab indikator kerja yang telah ditetapkan.

Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek proses pembelajaran

yang dilakukan guru dapat dikategorikan baik (75 %), menunjukkan bahwa

lebih dari setengah aspek-aspek proses pembelajaran sudah dapat dikuasai

oleh guru, sehingga penampilan mengajarnya dapat dikategorikan baik,. Untuk

itulah pada siklus II penampilan mengajar guru sudah sangat optimal,

sehingga kelemahan-kelemahannya tidak ditemukan.

B. Pembahasan

1. Siklus I

Dari data-data yang telah didapat bahwa pelaksanaan pembelajaran

pada tiap- tiap siklus sangat bervariasi terlebih kekurangan/kelemahannya.

Pada siklus I rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi sudah

ada peningkatan dari 58 menjadi 72 prestasi individu siswapun mengalami

peningkatan dari 15 siswa yang mendapat nilai ≥ 68 pada tes penjajagan

menjadi 24 siswa , 24 siswa (60 %) mendapatkan nilai tuntas dan dari hasil

pengamatan rata-rata 67,5 untuk afektif dan 68 untuk psikomotor sedangkan

rata-rata aspek-aspek yang dilaksanakan guru 60 % cukup. Dari data diatas

perlu adanya perbaikan /penyempurnaan pada siklus II. Penampilan guru,

pemahaman materi, pemberian motivasi, bimbingan pelaksanaan diskusi

maupun dalam pemahaman materi yang menjadi kelemahan pada siklus ini.

2. Siklus II

Pada siklus II rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi

mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 72 menjadi 75, prestasi

individu siswapun mengalami peningkatan dari 33 siswa yang mendapat nilai

dibawah 67 pada siklus I menjadi 7 siswa , dari 16 siswa (25 %) mendapatkan

nilai tuntas pada siklus I menjadi 24 siswa (60 %) untuk siklus ini. Sedangkan

nilai hasil pengamatan meningkat dari 67,5 pada siklus I menjadi 76 (afektif)

dan dari 68 pada siklus I menjadi 75 (psikomotor). Untuk penampilan guru

Page 44: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

44

juga mengalami kenaikan dari 81,2 % menjadi 94,2 %. Perbaikan kekurangan

pada siklus I menjadi treatment pada siklus ini.

Dari uraian pada siklus II diatas indikator kerja yang telah ditetapkan

tercapai, maka siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun

Pelajaran 2009/2010 telah tuntas dalam pembelajaran macam-macam alat

indra manusia dan fungsi alat indra manusia mata pelajaran IPA.

3. Pembahasan Antar Siklus

Dari uraian tiap-tiap siklus dapat kita simpulkan bahwa dalam setiap

siklus terlihat ada peningkatan dibanding keadaan/pada siklus sebelumnya,

baik prestasi belajar yang diukur melalui tes maupun dari hasil pengamatan

ketika kegiatan berlangsung.

Peningkatan antara kondisi awal dengan siklus 1 khusunya pada rata-

rata prestasi kelas dari 58 menjadi 72 sedangkan rata-rata hasil pengamatan

pada siklus 1 adalah 67,5 (afektif ), 68 ( psikomotor ), jadi masih jauh dari

target ketuntasan ini disebabkan antara lain: bagi siswa pembelajaran

kooperatif adalah hal baru, siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran

model kooperatif sebab selama ini pembelajaran berlangsung secara

tradisional sehingga keberanian siswa untuk menjawab atau mengeluarkan

pendapat tidak ada, guru pada siklus ini belum begitu dapat menguasai

skenario pembelajaran, bagaian mana yang harus diberi penguatan-penguatan

dan masih banyak kelemahan/kekurangan pada siklus ini.

Antara siklus I dan II tidak seperti perkembangan pada siklus ini

begitu menggembirakan baik dalam evaluasi maupun dari hasil pengamatan

terbukti untuk rata-rata prestasi kelas hasil evaluasi dari 72 menjadi 75

sedangkan dari hasil pengamatan rata-rata dari 67,5 menjadi 76 (afektif) dan

dari 68 menjadi 75 (psikomotor) sedangkan aspek –aspek penampilan guru

dari,81,2 % cukup menjadi 94,2 % baik, dari 60 % siswa yang tuntas belajar

menjadi 82 %, ini desebabkan antara lain: siswa sudah semakin akrab dengan

pembelajaran kooperatif, kerja kelompok pun sudah terlihat kekompakan,

keberanian siswa untuk mengeluarkan pendapat sudah baik, gurupun dalam

Page 45: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

45

menguasai keadaan/situasi kelas sudah begitu baik terbukti meningkatnya

hasil dari pengamatan. Dalam siklus II inilah kegiatan belajar mengajar

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Misal:

Untuk lebih jelasnya perubahan dan perkembangan data hasil belajar

siswa mulai dari pra siklus, siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklkus II

Gambar 5. Grafik Histogram Nilai Kognitif, Afektif, Psikomotor

0

20

40

60

80

KOGNITIF PSIKOMOTOR

PRA SIKLUS

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Grafik Histogram Nilai Kognitif, Afektif, Psikomotor

Gambar 6. Grafik Histogram Ketuntasan, Aktifitas Kegiatan Guru

0

20

40

60

80

100

KETUNTASAN APKG 2 APKG 1

PRA SIKLUS

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Grafik Histogram Ketuntasan, Aktifitas Kegiatan Guru

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa setiap siklus

terdapat perubahan dan perkembangan yang sangat signifikan, sehingga dapat

SIKLUS KOG NITIF

AFEK TIF

PSIKO MOTOR

KETUN TASAN APKG II APKG I

PENJAJAGAN 58 - - 37,5 % - -

I 72 67,5 68 60 % 81,2 71

II 75 76 75 82 % 94,2 82,6

Page 46: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

46

dikatakan bahwa indikator kerja yang telah ditetapkan dalam perbaikan

pembelajaran yang berjudul “Penerapan pembelajaran kooperatif meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun Pelajaran

2009/2010 dapat tercapai.”

Page 47: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, selanjutnya dapat diambil

simpulan sebagai berikut.

1. Pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw merupakan pendekatan

pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas

berpikir siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Siswa

dapat mengingat secara baik segala bentuk perilakunya, sehingga hasil

pembelajaran menjadi lebih optimal.

2. Peranan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebagai fasilitator dan sumber

belajar yang dapat membimbing siswa dan mengarahkannya untuk mencari

solusi sehubungan dengan masalah yang dihadapinya.

3. Keberanian dan kemampuan berpikir kreatif merupakan modal dasar bagi

siswa dalam penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw

yang lebih berhasil.

4. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat diatasi bersama

antara siswa dengan guru sampai pada akhirnya ditemukan solusinya yang

paling tepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw hasil belajar siswa setiap

siklusnya mengalami perubahan secara signifikan. Perubahan tersebut dari

yang tadinya kurang baik menjadi lebih baik. Secara berturut-turut

(berdasarkan siklus I dan II) hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 12

Sragen Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Materi Pokok macam-macam

35

Page 48: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

48

alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia pada siklus I adalah sebesar

72 dengan ketuntasan 60 %, siklus II sebesar 75 dengan ketuntasan 82 %,

aspek afektif siklus I sebesar 67.5, siklus II sebesar 76, aspek psikomotor

siklus I sebesar 68, siklus II sebesar 75.

5. Penerpan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri Sragen 12

Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

B. Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam kajian penelitian ini

selanjutnya dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Hendaknya melakukan pembinaan dan bimbingan secara lebih optimal

kepada guru untuk melaksanakan tugasnya yang lebih baik.

b. Hendaknya memfasilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran,

termasuk dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif model

Jigsaw sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

c. Hendaknya memberikan motivasi, baik kepada guru maupun kepada siswa

untuk melaksanakan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan

harapan.

2. Untuk Guru

a. Hendaknya menjadi fasilitator dan sumber belajar yang dapat membantu

siswa untuk menyerap materi pembelajaran.

b. Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi

terhadap peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.

c. Melakukan pembimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat

dalam memahami materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa

lain yang lebih pandai.

d. Melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, sehingga

dapatsegera dicarikan solusinya.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

49

3. Untuk Peserta Didik

a. Hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan

pendekatan kooperatif model Jigsaw, sehingga hasil belajar yang

diharapkan menjadi lebih baik.

b. Hendaknya mampu melakukan analisis yang tajam, akurat dan tepat

terhadap setiap permasalahan yang terjadi agar segera dapat dicarikan

solusinya.

c. Jangan segan-segan bertanya kepada guru apabila terdapat kesulitan dalam

memahamai materi pelajaran.

Page 50: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS - …/Upaya... · Lampiran 8 Rekapitulasi Penilaian Guru 2(APKG 2) Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Curiculum Vitae Peneliti Lampiran

50

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie, 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia. Depdikbud, 1999. Model Pembelajaran Kooperatif. Semarang: Depdikbud. Depdiknas, 2006. Permen Nomor 22 Tahun 2006 Jakarta: Depdiknas Dimyati, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gino, Dkk.1995. Belajar dan Pembelajaran. Surakarta: UNS Johnson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC. Meier, Dave. 2004. The Acclelerated Handbook: Panduan Kreatif dan

Efaktif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa.

Mohamad Nur.2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Moleong, L.J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya. Muslimin Ibrahim, 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. Noehi Nasution, 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurhadi.2002. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual. Jakarta:

Depdiknas. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Suharsini Arikunto, Suharjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara. Wardani, IGAK.(2007). Materi Pokok Pemantapan Kemampuan

Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka Whina Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

38