Page 1
L A P O R A N P E N E L I T I A N
PEMBUATAN ETHANOL GEL S E B A G A I BAHAN BAKAR SEMI PADAT ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN K A R B O K S I M E T I L
SELULOSA (CMC) S E B A G A I GELLING AGENT
Dibuat Untuk Mcmennhl Synrat Mcndapatkan Gelar Sarjana Pada Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Unlversitas Mubamniadiyah Palembang
O L E H :
IWAN JAVA AZIS 12 2013 038.P
JTOUSAN T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2016
Page 2
LEMBAR PENGESAHAN Wl> li
PEMBUATAN ETHAmi GBL SEBAGAI BAHAN BAKAR SEMI PADAT
ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN CMC SEBAGAI GELUNG
ACaSNT
N a m :IwaaJq3r«Adi(U2013a3KP)
Dosea Pembimblag : L Ir . Rifilali, M.T.
2.lr.LcKfao,MSi
Dtteddai
Dosea PembiKbiag I , Dosea Penbimbiiiie I I ,
Ir.Rifdab,M.T. i80,MJSi
Mt^aUhat Studi Tekaik Kimia
-̂Btn £fa> Aidant*. MChenuEag
Page 3
LEMBAR PENGESAHAN E m
PEMBUATAN ETHANOL GEL S E B A G A I BAHAN BAKAR SEMI PADAT ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN K A R B O K S I M E T I L
SELULOSA ( C M Q S E B A G A I GELUNG AGENT
O L E H :
IWAN JAVA AZIS (12 2013 038.P)
Telah diuji dihadapau tim pcnguji pada tanggal 7 Jannari 2016
di Program Studi Teknik Kimia Fakultaj Teknik
Univcrsitas Mubammadiyah Paicmbang
Tim Penguji:
1. Ir . Rifdab, M.T.
2. Dr.Ir.EUidiab,M.T.
3. Netty Heniwati,S.T.,M.T. 1
Menyetojtti, Mengetahui,
Page 4
MOlTO:
"JCesuksescm merupakan Buah dari llsaha dan Xerja Xeras" (Iwan Jaya ,Azis)
"iRaihOzh kesuksesan diengan cara Bersungguh - sungguh mengerjakan segaCa hoT (Jeryn)
"Orang yang sukses Berani mengBadapt kenyataan, seddngkan orang gagaCCari dari kenyataan" ^ (I^van Jaya Xzis)
XupersemBahkan kepada: *> Tapa dan Mamaku tercinta
yang mengurusku sampai aku menyeCesaikan kuGah S-i dan yang memBerikan dba, semangat dan kasih sayang daCdm Bidupku.
*> Xedua saudari dan kakak iparku tersayang yang se(d£u memfukungku dcUdm menyeCtsaikan Laporan MhirinL
• Dosen pemBvmBingku Bu* Tifdah dan Tak legiso
• lemon - teman faku&as teknik angkatan 2013
• ,ABnamaterku
Page 5
ABSTRAK
P E M B U A T A N ETHANOL GEL S E B A G A I BAHAN B A K A R S E M I P A D A T A L T E R N A T I F D E N G A N M E N G G U N A K A N C M C
S E B A G A I GELLING AGENT
(Iwan Jaya Azis, 2016, 35 Halaman, 11 Tabel, 8 Gambar, 3 Lampiran)
Dalam sejarahnya Ethanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. Ethanol adalah salah satu bahan bakar altematif (yang dapat diperbaharui) yang ramah lingkungan. Ethanol cair banyak memiliki kekurangan terutama dalam segi transportasi dan safety yaitu sulit untuk dibawa kemana ~ mana karena bahan bakar cair mudah sekali tumpah. Dari segi safety, bahan bakar cair mempunyai resiko yang besar untuk disimpan karena sifat volatilenya dan mudah sekali tersambar api. Karenanya perlu dilakukan pembuatan Ethanol gel. Ethanol gel dibuat dengan cara mencampurkan etanol cair dengan bahan pengental (CMC) dan diaduk dengan kecepatan hingga 1000 rpm. Pada laporan ini dilakukan variasi konsentrasi etanol cair dari 50%, 60%, 70%. 80%, dan 96% serta variasi jumlah CMC dari 1 gr, 2 gr, 3 gr, 4 gr, dan 5 gr. Setelah ditambahkan CMC, viskositas etanol meningkat dan membentuk gel. Diperoleh etanol gel terbaik pada konsentrasi 70% dengan temperatur nyala 476''C dengan lama waktu nyala 1.84 menit.
Kata kunci: etanol gel, CMC, bahan pengental, bahan bakar
Page 6
ABSTRACT
MAKING ETHANOL G E L AS A SEMI SOLID A L T E R N A T I V E F U E L USING C M C AS G E L L I N G AGENT
(Iwan Jaya Azis, 2016, 35 Pages. 11 Tables, 8 Pictures, 3 Enclosures)
in a long time ago, Ethanol has long used as a fuel. Ethanol is of of the alternative fuel (renewable) that safe for environtment. Liquid ethanol has a weakness especially in transportation and safety side that hard to be carried anywhere because liquid fuel is easily to spill. Other than that liquid fuel is volatile and easily to flash. Because of that, it is important to make an Ethanol Gel. Ethanol gel can be produces by mixing an liquid ethanol with gelling agent (CMC) and mix in a 1000 rpm stirring speed. In this report, performed concetration variations liquid ethanol from 50%. 60% 70%. 80%, and 96%. Along with variations sum of CMC from 1 gr, 2 gr, 3 gr, 4 gr, dan 5 gr. After added with CMC, the viscocity of ethanol is increase and form a gel. The best ethanol gel is obtain in concentration 70 % with flame temperature 476''C with long burning time is ! .84 minutes.
Keywords : Ethanol gel, CMC, gelling agent, fuel
Page 7
K A T A PENGANTAR
Alharadulillahirobbiralamin, segala puji syukur kepada Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan dan mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penuUs dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang beijudul "Pembuatan
Ethanol Gel Sebagai Bahan Bakar Semi Padat Altematif Dengan Menggunakan
CMC Sebagai Gelling Agenf ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada pembawa cahaya, Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat, keluarga, dan pengikut - pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak secara iangsung maupun tidak langsung, baik berupa
bimbingan, pengarahan dan dukungan. Untuk ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Kgs. A. Roni, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Bapak Dr. Eko Ariyanto. M.Chem.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Mubammadiyah Palembang.
3. Ibu Netty Herawati, S.T.,M.T. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Mubammadiyah Palembang.
4. Ibu Ir. Rifdah, M.T. selaku Dosen Pembimbing I
5. Bapak Ir. Legiso,M,Si. selaku Dosen Pembimbing 11.
6. Kedua Orang Tua dan Keluarga atas semua kasih sayang yang begitu besar.
7. Seluruh Staff Dosen Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
8. Seluruh pihak yang terlibat dan turut membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Akhimya, penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak,
Palembang, Januari 2016
Penulis
Page 8
DAFTAR ISI
Halaman MOTTO iv
A B S T R A K V
K A T A PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR T A B E L x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 latar Belakang 1 1.2 Pemmusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 2 1.4 Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Bahan Bakar 4 2.2 Etanol 5 2.3 Gel dan Tahap Pembentukkannya 6 2.4 Gelling Agent 8 2.5 Ethanol Gel 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15 3.1 Lokasi Penelitian 15 3.2 Mat Dan Bahan 15
3.2.1 Mat 15 3.2.2 Bahan 15
3.3 Variabel Percobaan 15 3.4 Prosedur Penelitian 16
3.4.1 Persiapan Bahan Baku 16 3.4.2 Proses Pembuatan 16 3.4.3 Analisa Hasil 17
BAB r V HASIL DAN PEMBAHASAN 19 4.1 Hasil 19 4.2 Pembahasan 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
Page 9
DAFTAR T A B E L
Tabel Halaman
2.1 Sifat - sifat fisis Etanol 6
2.2 Klasifikasi Gel Menurut Martin 7
2.3 Sifat Fisik Guar Gum 12
2.4 Data Hasil Analisis Perbandingan Parafin dan Ethanol Gel 14
4.1 Data Hasil Analisa Etanol gel terhadap wama nyala, lama waktu nyala,
temperatur nyala, dan berat sisa etanol gel terbakar 19
4.2 Data Hasil Analisa Etanol gel menggunakan Guar Gum Sebagai Gelling
Agent 20
A . l Data Pengamatan Proses Pembuatan Dan Analisis Ethanol Gel 27
A.2 Data Analisa Wama Nyala Pembakaran Ethanol Gel 29
A.3 Data Analisa Lama Waktu Nyala Ethanol Gel 29
A.4 Data Analisa Temperatur Nyala Ethanol Gel 30
A.5 Data Analisa Berat Sisa Ethanol Gel yang terbakar 31
Page 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Rangkaian Alat 16
3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Ethanol Gel 18
4.1 Grafik Pengaruh Rasio CMC terhadap Lama Waktu Nyala 22
4.2 Grafik Pengaruh Rasio CMC terhadap sisa etanol gel terbakar 23
B. l Bahan Baku 33
B.2 Proses Pembuatan Etanol Gel 33
B.3 Produk Etanol Gel 34
B.4 Analisa 35
Page 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Data Pengamatan 27
B. Gambar-Gambar 33
C. Sural - Sural 36
Page 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ethanol merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia C2H5OH. Ethanol
disebut juga etil alkohol. Alkohol mumi, alkohol absolut, atau alkohol saja.
Ethanol merupakan cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwama,
dan merupakan alkohol yang sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
Ethanol merupakan senyawa alkohol yang diperoleh lewat proses fermentasi
dengan bantuan mikroorganisme. Bahan baku pembuatan Ethanol dapat berupa
ubi - ubian, biji - bijian. Semuanya merupakan tanaman penghasil karbohidrat
yang sangat mudah ditemukan di Indonesia karena iklim dan keadaan tanah
Indonesia yang mendukung pertumbuhan tanaman tersebut (Agil,2007).
Dalam sejarahnya Ethanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Ethanol adalah salah satu bahan bakar altematif (yang dapat diperbaharui) yang
ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah
dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya. Ethanol jelas lebih menguntungkan
karena lebih ramah lingkungan dan bahan bakar altematif yang satu ini dapat
diperbaharui (renewable).
Ethanol cair banyak memiliki kekurangan terutama dalam segi transportasi
dan safety yaitu sulit untuk dibawa kemana - mana karena bahan bakar cair
mudah sekali tumpah. Dari segi safety, bahan bakar cair mempunyai resiko yang
besar untuk disimpan karena sifat volatilenya dan mudah sekali tersambar api.
Pada saat tertentu bahan bakar cair ini juga sangat berguna untuk bahan bakar bagi
kendaraan. Dari kekurangan itulah diambil altematif untuk membuat bahan bakar
semi padat untuk mengurangi resiko bahan bakar cair tersebut.
Ethanol gel memiliki beberapa kelebihan jika dibanding dengan bahan
bakar padat parafin yaitu terbaharukan, selama pembakaran tidak berasap, tidak
menimbulkan jelaga, tidak menghasilkan gas berbahaya, bersifat non karsinogenik
dan non korosif. Bentuknya gel memudahkan dalam pengemasan dan
pendistribusian.
1
Page 13
2
Ethanol gel sangat cocok digunakan untuk pemanas pada saat pesta, pada
saat berkemah, dan untuk keperluan tentara. Untuk membuat ethanol gel
dibutuhkan pengental berupa tepung, seperti kalsium asetat, atau pengental
lainnya seperti xanthan gum, carbopol dan berbagai material turunan selulosa
(CMC) (Tambunan, 2008)
Menurut Mulyono dan Tri Suseno (2010). untuk pengental jenis carbopol
dibutuhkan air untuk membentuk struktur gel yang diinginkan. Pada carbopol, pH
sangat berpengaruh dalam pembentukan gel, carbopol terbentuk gel dengan
kisaran pH 5-7 dan pH dapat diatur pada nilai yang netral. sifat gel dapat dirusak
dengan nilai pH yang berlebih yaitu menggunakan basa sederhana anorganik.
seperti sodium, ammonium, atau potassium hidroksida atau garam basa seperti
sodium carbonat.
Variabel - variabel proses saat pembuatan Ethanol gel yang mungkin
berpengaruh terhadap karakteristik gel yang dihasilkan antara lain: kadar etanol.
jumlah penambahan CMC, pH campuran dan pengadukan. Karena etanol bersifat
asam dan CMC efektif pada rentang pH 5-7 maka pH campuran dikendalikan
dengan penambahan NaOH.
Dari latar belakang di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian
untuk membuat sebuah bahan bakar semi padat altematif dari Ethanol cair dengan
variasi pengentalnya yaitu Karboksimetil selulosa (CMC).
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh konsentrasi Ethanol dan jumlah penambahan CMC
terhadapt Ethanol gel yang terbentuk.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh rasio berat pengental (CMC) dan konsentrasi Etanol
terhadap karakteristik Ethanol Gel (wama nyala, lama penyalaan, dan
temperatur nyala).
Page 14
3
2. Membuat Ethanol Gel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar padat
altematif dengan menggunakan pengental karboksimetil selulosa (CMC).
3. Membandingkan Ethanol gel yang terbentuk dari CMC dengan Guar gum.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian pembuatan Ethanol Gel sebagai bahan bakar semi
padat altematif adalah :
1. Dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pembuatan Ethanol gel.
2. Menambah khasanah keilmuan tentang pembuatan Ethanol Gel sebagai
bahan bakar semi padat altematif untuk ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Untuk membantu kepentingan pemerintah dalam mewujudkan aspirasi
masyarakat mengenai bahan bakar altematif.
Page 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu mated apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah
direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dapat
melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperi Fisi nuklir atau Fusi nuklir).
Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis
bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang
biasa dipakai adalah logam radioaktif.
Bahan bakar dapat pula diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat
meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan
pengeluaran kalor. Bahan bakar dapat berbentuk bahan padat, cair, atau gas yang
dapat bereaksi dengan oksigen (udara) secara eksoterm. Panas dari reaksi
eksoterm tersebut dapat langsung digunakan untuk pemanasan atau sering juga
diubah dulu menjadi bentuk energi Iain (biasanya menjadi uap). Besaran yang
penting pada bahan bakar ialah panas rendah (lower calorific value), yang
menyatakan banyaknya panas yang umumnya diperoleh pada pembakaran dalam
keadaan normal. Besaran ini dinyatakan dalam satuan kkal/kg, kJ/kg, kkal/ml atau
kJ/ml. Makin halus ukuran bahan bakar, makin cepat pula bahan tersebut terbakar.
Sebagai contoh penggunaan kalor dari proses pembakaran secara langsung adalah:
untuk memasak di dapur - dapur rumah tangga, instalasi pemanas, sedang contoh
penggunaan kalor secara tidak langsung adalah: kalor diubah menjadi energi
mekanik, misalnya pada motor bakar; kalor diubah menjadi energi listrik,
misalnya pada pembangkit listrik energi diesel; tenaga gas dan tenaga uap.
4
Page 16
5
Jenis - jenis bahan bakar :
a. Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padatan, dan
kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara.
Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
b. Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar
minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi
uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan
bakar cair seperti bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan
mesin.
c. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan
Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasamya terdiri dari metana
sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama
bahannya dengan bahan bakar gas yang biasa digunakan untuk sebagian
kendaraan bermotor.
2.2 Etanol
Etanol adalah cairan tak berwama yang mudah menguap dengan aroma
yang khas. la terbakar tanpa asap dengan lidah api berwama biru yang kadang-
kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa. Etanol banyak digunakan sebagai
pelarut berbagai bahan - bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan
kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfiim, perasa, pewama makanan,
dan obat - obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus
sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya (Agil, 2007).
Di Indonesia, ubi kayu dinilai sebagai sumber karbohidrat yang paling
potensial untuk diolah menjadi etanol. Hal ini karena ubi kayu memiliki daya
tahan yang tinggi terhadap penyakit, dapat diatur waktu panermya serta dapat
Page 17
6
tumbuh di tempat yang kurang subur. Namun, kadar patinya tergolong rendah
(30%) dibandingkan dengan jagung (70%) dan tebu (55%) (Agil, 2007).
Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Etanol adalah salah satu bahan bakar altematif (yang dapat diperbaharui) yang
ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah
dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya. Etanol jelas lebih menguntungkan
karena lebih ramah lingkungan dan bahan bakar altematif yang satu ini dapat
diperbaharui (renewable).
Tabel 2.1 Sifat - sifat fisis Etanol
Parameter Etanol
Rumus Molekul C2H5OH
Berat molekul 46,07 gram / mol
Titik didih pada 1 atm 78.4°C
Titik beku -112°C
Bentuk dan wama cair tidak berwama
Spesifik gravity 0,786 pada 20°C
(Perry, 1984)
Sifat - sifat kimia etanol
1. Dapat bereaksi dengan logam - logam natrium menghasilkan natrium
alkanoat. Atom H pada gugus OH disubstitusi oleh atom Na.
2. Dapat bereaksi dengan fosfor trihalida akan menghasilkan senyawa alkyl
halida. Gugus OH akan disubstitusikan oleh atom halogen.
3. Etanol dapat dioksidasi dan akan membentuk aldehid dengan penambahan
air dan katalisator KMn04.
2.3 Gel Dan Tahap Pembentukannya
Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua
konstituen yang terdiri dari massa seperti agar yang rapat dan diisi oleh cairan.
Gel terdiri dari dua fase kontinyu yang saling berpenetrasi. Fase yang satu berupa
padatan, tersusun dari partikel - partikel yang sangat tidak simetris dengan luas
permukaan besar, sedang yang lain adalah cairan (Martin, 1993)
Page 18
7
Pada prinsipnya pembentukan gel hidrokoloid terjadi karena adanya
pembentukan jaringan tiga dimensi oleh molekul primer yang terentang pada
seluruh volume gel yang terbentuk dengan memerangkap sejumlah air di
dalamnya (Martin, 1993).
Terjadi ikatan silang pada polimer - polimer yang terdiri dari molekul
rantai panjang dalam jumlah yang cukup maka akan terbentuk bangunan tiga
dimensi yang kontinyu sehingga molekul pelarut akan terjebak diantaranya,
terjadi immobilisasi molekul pelarut dan terbentuk struktur yang kaku dan tegar
yang tahan terhadap gaya maupun tekanan tertentu (Martin, 1993).
Tabel 2.2 Klasiflkasi gel menurut Martin
Klasifikasi Contoh
Hidrogel
Hidrogel Organik Pasta pektin, jel l i tragakan
Gel bentonit, gel keloid magnesium aluminium Hidrogen Anorganik
silikat
Organel
Hidrokarbon Petrolatum, gel minyak mineral - polietilen
Lemak hewani dan lemak Lard, minyak nabati terhidrogenasi, minyak
nabati teobroma
Lemak basis sabun Aluminium stearat, gel minyak mineral
Organogel hidrofilik Basis carbowax, salep polietilen glikol
Sumber: Martin (1993)
Ada tiga teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan pembentukan gel,
yaitu:
a. Teori adsoprsi pelarut
Teori ini menyatakan bahwa gel terjadi sebagai akibat adsorpsi molekul
pelarut oleh partikel terlarut selama pendinginnan yaitu dalam bentuk
pembesaran molekul akibat pelapisan zat terlarut oleh molekul - molekul
pelarut. Pembesaran partikel terjadi terus - nienerus sehingga molekul zat
terlarut yang telah membesar bersinggungan dan tumpang tindih
Page 19
8
melingkari satu sama lain sehingga seluruh sistem menjadi tetap dan kaku.
Adsorpsi zat pelarut akan meningkat dengan makin rendahnya suhu.
b. Teori jaringan tiga dimensi
Teori ini menyatakan bahwa kemampuan senyawa - senyawa untuk
mengadakan gelasi disebabkan oleh terbentuknya struktur berserat atau
terjadinya reaksi di dalam molekul itu sendiri dan membentuk serai.
Selama pendinginan serat tersebut membentuk jaringan tiga dimensi.
Ikatan primer dari gugus fungsional dan ikatan sekunder yang terdiri dari
ikatan hidrogen atau dapat juga terjadi antara gugus alkil. Tipe ikatan yang
terdapat dalam jaringan tiga dimensi akan menentukan tipe gel yang
dihasilkan.
c. Teori orientasi partikel
Teori ini menyatakan bahwa pada sisi tertentu terdapat kecenderungan
bagi partikel terlarut dan solven untuk berorientasi dalam konfigurasi yang
tertentu melalui pengaruh gaya dengan jangkauan yang panjang, seperti
yang terjadi pada kristal.
Mekanisme pembentukan gel dapat berbeda - beda tergantung pada jenis
bahan pembentuknya. Di antaranya yang paling berbeda dalam hal jenis dan sifat
- sifatnya adalah ge! yang dibentuk oleh gelatin, suatu jenis protein dan gel yang
dibentuk oleh polisakarida (Inlan, 2013).
Ada beinyak faktor yang mempengaruhi pembentukan gel hidrokoloid,
faktor-faktor ini dapat berdiri sendiri atau berhubungan satu sama lain sehingga
memberikan pengaruh yang sangat kompleks. Diantara faktor-faktor lersebut yang
paling menonjol adalah konsentrasi. suhu. pH. dan adanya ion atau komponen
aktif lainnya.
a. Pengaruh konsentrasi
Pada konsentrasi yang rendah larutan hidrokoloid biasanya akan bersifat
sebagai aliran Newtonian, dengan meningkatnya kosentrasi maka sifat
alirannya akan berubah menjadi non Newtonian. Hampir semua
hidrokoloid memiliki kekentalan yang tinggi pada konsentrasi yang sangat
rendah antara I -5%.
Page 20
9
b. Pengaruh suhu
Pada beberapa hidrokoloid suhu akan menyebabkan penurunan kekentalan.
karena itu kenaikan suhu dapat mengubah sifat aliran yang semula non
Newtonian menjadi Newtonian.
c. Pengaruh pH
Hidrokoloid pada umumnya akan membentuk gel dengan baik pada
kisaran pH tertentu. Hal ini ditunjukkan oleh terjadinya peningkatan
kekentalan dengan meningkatnya pH hingga mencapai titik tertentu dan
kemudijin akan makin menurun bila pH terus ditingkatkan.
d. Pengaruh Ion
Beberapa jenis hidrokoloid membutuhkan ion-ion logam tertentu untuk
membentuk gelnya, karena pembentukan gel tersebut melibatkan
pembentukan jembatan melalui ion-ion selektif.
e. Pengaruh komponen aktif lainnya
Sifat fungsional beberapa jenis hidrokoloid dapat dipengaruhi oleh adanya
hidrokoloid lain. Pengaruh ini dapat bersifat negatif dalam arti sifat
fungsional makin berkurang dengan adanya hidrokoloid lain alaupun
bersifat positif karena adanya pengaruh sinergis antara hidrokoloid-
hidrokoloid yang bergabung.
2.4 Gelling Agent
Bahan pembentuk ge! merupakan komponen polimer berberat molekul
tinggi yang merupakan gabungan molekul - molekul dan lilitan - lilitan dari
polimer molekul yang akan memberikan sifat kental dan gel yang diinginkan.
Molekul - molekul polimemya berikatan melalui ikatan saling membentuk
struktur jaringan tiga dimensi dengan molekul pelarut terperangkap dalam
jaringan ini (Clegg, 1995).
Untuk membuat Ethanol Gel dibutuhkan pengental berupa tepung, seperti
kalsium asetat, atau pengental lainnya seperti xanthan gum, carbopol, HPMC
{Hydroxy Propil Methil Cellulose) dan berbagai material turunan selulosa (CMC)
(Tambunan. 2008).
Page 21
10
Jenis - jenis pengental yang digunakan untuk pembuatan Ethanol Gel
adalah:
a. Karboksimetil Selulosa (CMC)
Karboksimetil selulosa merupakan senyawa eter polimer selulosa linear
dan berupa senyawa anion, yang bersifat biodegradable, tidak berwama,
tidak berbau. tidak beracun. butiran atau bubuk berwama putih yang lamt
dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH
sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 - 10, bereaksi dengan
garam logam berat membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan,
serta tidak bereaksi dengan senyawa organik. Karboksimetil selulosa
berasal dari selulosa kayu dan kapas yang diperoleh dari reaksi antara
selulosa dengan asam monokloroasetat, dengan katalis berupa senyawa
alkali. Contoh aplikasi penggunaan pada beberapa industri adalah sebagai
bahan pengental, pengikat, pensuspensi, dan lain sebagainya.
b. Carbopol
Dengan rumus molekul (C3H402)n untuk jenis carbopol 940 mempunyai
berat molekul monomer sekitar 72 gr/mol dan carbopol ini terdiri dari
1450 monomer (Avinash,2006). Digunakan pada formulasi krim, gel dan
salep dan kemungkinan digunakan dalam sediaan obat mata dan sediaan
topikal lain. Carbopol dapat lamt di dalam air, di dalam etanol (95%) dan
gliserin, dapat terdispersi di dalam air untuk membentuk lamtan koloidal
bersifat asam, sifat merekatnya rendah.
Carbopol bersifat stabil dan higroskopik, penambahan temperatur berlebih
dapat mengakibatkan kekentalan menurun sehingga mengurangi stabililas.
Carbopol mempunyai viskositas antara 40.000 - 60.000 cP digunakan
sebagai bahan pengental yang baik memiliki viscositasnya tinggi.
menghasilkan gel yang bening. Carbopol digunakan untuk bahan
pengemulsi pada konsentrasi 0.1 - 0.5 % B, bahan pembentuk gel pada
konsentrasi 0.5 - 2.0 % B, bahan pensuspensi pada konsentrasi 0.5-10 %
dan bahan perekat sediaan tablet pada konsentrasi 5 - 10 % (Rowe, et. a l ,
2003 dalam Puryanto, 2009).
Page 22
. Karagenan
Istilah Carrageenan (karagenan) yang pada mulanya digunakan untuk
menamakan ekstrak dari Chondrus crispus diambil dari nama desa yang
bemama Carraghen yang terietak di pantai selatan Irlandia, flan (kue
Pastry) dibuat dengan memasak Irish moss (spesies alga merah, Chondrus
crispus) dengan susu. Saat ini pemanfaatan karagenan tidak hanya terbatas
pada industri makanan saja, tetapi juga pada industri - industri lain seperti
farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil dan lain sebagainya. Terdapat
beberapa definisi karagenan yang umum dipakai karagenan dapat
didefmisikan sebagai campuran polisakarida yang mengandung sulfat yang
diekstrak dari alga merah.
Karagenan adalah nama umum dari golongan polisakarida pembentuk gel
dan pengental yang diperoleh secara komersial melalui proses ekstraksi
dari spesies alga merah (Rhodophyceae) tertentu. Karagenan diberi nama
berdasarkan persentasi kandungan ester sulfatnya, Kappa:25%, Iota: 32%
dan lambda: 35% Karagenan dapat membentuk gel dengan baik, sehingga
banyak digunakan sebagai gelling agent dan pengental (Suptijah, 2002).
HPMC
Nama lain dari HPMC antara lain, hypromellose, methocel,
hydroxypropilmethilcellulose, metolose, pharmacoat Rumus kimia HPMC
adalah CH3CH(OH)CH2. HPMC secara luas digunakan sebagai suatu
eksipien di dalam formulasi pada sediaan topical dan oral. Dibandingkan
dengan metilselulosa, HPMC menghasilkan cairan lebih jemih, HPMC
juga digunakan sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi, dan agen
penstabil di dalam sediaan salep dan gel. Sifat merekat dari HPMC apabila
sediaan menggunakan bahan pelarut organik cenderung menjadi lebih
kental dan merekat, terus meningkatnya konsentrasi juga menghasilkan
sediaan yang lebih kental dan merekat. Daya larutnya yaitu dapat larut di
dalam air dingin, membentuk satu lartuan keloid merekat, pada
kenyataannya tidak dapat larut di dalam cloroform, etanol (95%) dan eter,
tetapi dapat larut di dalam campuran dari etanol dan dichlorom ethane, dan
Page 23
12
campuran dari alkohol dan air. Hypermellose (HPMC) secara umum diakui
sebagai bahan tidak beracun dan non iritasi, walaupun konsumsi oral
berlebihan mungkin punya satu efek laksatif.
Kalsium Asetat
Kalsium asetat adalah garam dari asam asetat, mempunyai rumus molekul
Ca(CH3C00H) . Nama lUPAC untuk kalsium asetat adalah kalsium
etanoat dan nama lain adalah kapur asetat. Mempunyai bentuk anhidrat
dan sangat higroskopis. Jika alkohol ditambahkan ke dalam larutan jenuh
kalsium asetat maka suatu sediaan semisolid gel terbentuk dan mempunyai
sifat mudah terbakar.
Untuk membuat Ethanol Gel, dosis kalsium asetat imtuk bahan campuran
cukup 1 - 5%. Kalium asetat berbentuk tepung itu lalu diencerkan dengan
air sebanyak 20% dari jumlah bioetanol. Selanjutnya dicampur etanol
berkadar 70 - 85%. Rasio antara pengental dan etanol perbandingannya
1:7. Setelah itu ditambahkan 5 % Natrium Hidroksida sebagai
penyeimbang pH agar tingkat keasaman 5 - 6 . Saat menambahkan
Natrium Hidroksida kecepatan aduk ditingkatkan 2 kali lipat. Untuk
membuat 200 g gel kecepatan aduk berkisar 2.500 rpm.
Guar Gum
Guar gum adalah ekstrak kacang guar, rumus molekul dari guar gum
adalah C 1 2 H 2 4 O 1 2 . Kacang guar ini tumbuh di India dan Pakistan, guar
gum tahan terhadap kekeringan, kacang guar bisa dimakan sebagai kacang
hijau, makan untuk temak, atau digunakan dalam pupuk hijau. Guar gum
berwama putih, kasar berbentuk bubuk.
Tabel 2.3 Sifat fisik guar gum
Parameter Guar Gum
Rumus kimia C 1 2 H 2 4 O 1 2
Berat Molekul 360 gr/mol
Penampiian putih berbentuk bubuk
Kelarutan dalam air larut dalam air
Page 24
13
Sifat kimia guar gum antara lain :
1. Guar gum dikenal sebagai salah satu aditif penebalan terbaik,
pengemulsi aditif dan menstabilkan aditif.
2. Guar gum memiliki struktur polimer, mengandung beberapa gugus
hidroksil.
Untuk membuat Ethanol Gel, dosis guar gum untuk bahan campuran 1 -
5%. Guar gum yang berbentuk tepung itu lalu diencerkan dengan air
sebanyak 20% dari jumlah bioetanol. Selanjutnya dicampur ethanol
berkadar 70 - 85%. Rasio antara pengental dan ethanol perbandingannya
1:7. Setelah itu ditambahkan 5% Natrium Hidroksida sebagai
penyeimbang pH agar tingkat keasaman 5 - 6 . Saat menambahkan
Natrium Hidroksida kecepatan aduk ditingkatkan 2 kali lipat. Untuk
membuat 200 gr gel kecepatan aduk berkisar 2.500 rpm.
2.5 Ethanol Gel
Ethanol Gel adalah etanol dengan bentuk fisik berupa gel. Produk ethanol
gel sangat prospeklif dikembangkan. Keunggulan dari ethanol gel dibandingkan
fase caimya yaitu praktis dan aman. Praktis karena berbentuk gel sehingga bisa
disimpan di dalam botol serta tidak mudah tumpah. Dalam bentuk gel, faktor
keamanan dalam penggunaan etanol dalam nimah tangga pun terjamin karena
produk ethanol gel tidak mudah menguap (volatile) dan tidak mudah terbakar.
Seandainya pun ethanol gel tumpah dalam keadaan masih terbakar, kekentalannya
tidak akan raembuatnya cepat mengalir seperti halnya etanol dalam bentuk cair.
Ethanol gel merupakan produk aman karena tidak volatil serta tidak
mengeluarkan asap atau gas beracun ketika dibakar (Vivandra, 2009).
Masyarakat di Afrika Selatan yang telah memakai ethanol gel mengatakan
bahwa hasil pembakaran ethanol gel bersih dan tidak menimbulkan jelaga pada
panel bekas memasak. The Parafin Safety Association of Southern Africa
(PASASA) telah melakukan penelitian untuk mencari solusi akibat dampak
negatif yang diakibatkan oleh parafin tersebut dan hasilnya ethanol gel merupakan
bahan bakar altematif yang dapat menggantikan parafin.
Page 25
14
Menurut penelitian PASASA data perbandingan antara ethanol gel dan
parafin dapat dilihat dalam tabel 2.2.
Tabel 2.4 Data Hasil Analisis Perbandingan Parafin dan Ethanol Gel
Jenis Waktu rata - rata
mendidihkan 1 Itr
air
Rata - rata konsumsi
bahan bakar dalam 1
jam
Lama terbakar rata
- rata 1 Itr bahan
bakar
Parafm (P) 8 menit 220 ml 4,2 jam
Parafin (W) 9,6 menit 250 ml 3,9 jam
Ethanol Gel 15,8 menit 210 ml 5,49 jam
Sumber: PASASA (2003)
Keterangan :
P ^ parafin yang digunakan dengan adanya udara (pressurized)
W = parafin yang digunakan untuk kompor sumbu (Wick)
Menurut PASASA (2003), selain sebagai bahan altemati pengganti
parafin, ethanol gel juga dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar padat
terutama kayu sejak 2007. Berdasarkan data World Health Organization (WHO),
di negara berkembang asap dari kayu bakar mengakibatkan penyakit paru - paru
akut. Dampaknya sebanyak 1,5 juta wanita dan anak - anak per tahun meninggal
dunia, Karena itu di Johannesburg, Afrika Selatan, ethanol gel marak
dikembangkan.
Menurut Mazho (2001) walaupun ethanol gel ini lebih mahal harganya
dari parafin, tetapi ethanol gel mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
parafin. Ethanol gel ini tidak beracun dan tidak dapat menyebabkan suatu
ledakan, dan yang terpenting adalah ethanol gel ini terbarukan. Beberapa
kelebihan ethanol ge/jika dibandingkan dengan parafin antara lain:
1. Tidak menghasilkan asap berbahaya,
2. Tidak menghasilkan bau yang menyebabkan iritasi seperti pada parafin.
3. Makanan yang dimasak tidak berbau etanol.
4. Mudah dinyalakan dan dimatikan.
5. Tidak meninggalkan noda.
6. Tidak menyebabkan ledakan.
Page 26
BAB III METODOLOGI P E N E L I T I A N
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai Pembuatan Ethanol Gel sebagai Bahan Bakar Semi
Padat Altematif dilaksanakan pada bulan November & Desember 2015 di
Laboratorium Teknik Kimia Fakultas Teknik UMP dan akan dianalisa di
Laboratorium R & D FT. Pertamina (Persero) RU I I I .
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan
3.2.1 Alat-alat
1. Gelas kimia
2. Hot Plate
3. Gelas arloji
4. Erlenmeyer
5. Pipet ukur & bola karet
6. Gelas ukur
7. Magnetic Stirrer
8. Stopwatch
9. Termokopel
3.2.2 Bahan ~ bahan
1. Etanol 96%, 80%, 70%, 60%, 50% sebanyak 50 ml
2. Karboksimetil selulosa (CMC)
3. Aquadest
3.3 Variabel Percobaan
Variabel percobaan yang divariasikan pada penelitian ini adalah :
1. Konsentrasi Etanol = 96%, 80%, 70%, 60%, 50%
2. Jumlah CMC = 1 gr, 2 gr, 3 gr, 4 gr, 5 gr
Variabel percobaan yang konstan pada penelitian ini adalah :
1. Volume etanol yang digunakan = 50 ml
15
Page 27
16
3.4 Prosedur Penelitian
Dalam pembuatan Ethanol Gel ini dilakukan beberapa tahap yaitu :
1. Persiapan bahan baku dan alat
2. Proses pembuatan
3. Analisa hasil
3.4.1 Persiapan Bahan Baku
Kedua bahan baku yaitu etanol dan juga CMC bisa dengan mudah
didapatkan di beberapa toko kimia.
3.4.2 Proses Pembuatan
a. Memasukkan etanol 96% sebanyak 50 ml ke dalam gelas kimia
b. Menambahkan CMC secara perlahan - lahan dan mengaduk dengan
kecepatan 1.000 rpm
c. Menutup gelas berisi campuran etanol 96% dan CMC tadi dan
melanjutkan pengadukan selama 15 menit dengan pemanasan ± 50** C
d. Mengulangi langkah di atas untuk jumlah CMC dan konsentrasi etanol
yang berbeda yaitu 80%, 70%, 60% dan 50%
2
Gambar 3.1 Rangkaian alat
Keterangan:
1. Gelas kimia berisi etanol dan CMC
2. Magnetic Stirrer
3. Hot Plate
Page 28
17
3.4.3 Analisa Hasil
3.4.3.1 Analisa warna nyala dari pembakaran etanol gel
a. Memasukkan etanol gel ke dalam cawan porselin
b. Membakar etanol gel tersebut
c. Mengamati wama nyala dari hasil pembakaran etanol gel tersebut
3.4.3.2 Lama waktu nyala etanol gel untuk setiap gram per satuan waktu
a. Memasukkan 5 gr etanol gel ke dalam cawan porselin
b. Menyiapkan stopwatch
c. Membakar etanol gel tersebut bersamaan dengan menghidupkan
stopwatch
d. Mematikan stopwatch apabila etanol gel sudah tidak terbakar
e. Mencatat waktu yang diperlukan untuk membakar gel tersebut
3.4.3.3 Temperatur Nyala
a. Memasukkan etanol gel ke dalam cawan porselin
b. Membakar gel tersebut
c. Mengukur temperatur nyala dengan alat termokopel
d. Mencatat temperatur nyala tersebut
3.4.3.4 Sisa etanol gel yang terbakar
a. Mengambil 5 gr etanol gel yang telah terbentuk untuk tiap sampel
b. Meletakkan etanol ge! ke cawan porselen dan membakar etanol gel
sampai gel sudah tidak bisa terbakar lagi
c. Menimbang berat akhir sisa etanol gel setelah dibakar
d. Berat etanol gel yang terbakar adalah selisih berat awal dengan akhir
Untuk lebih jelasnya pembuatan Ethanol Gel dapat dilihat pada gambar 2.
yaitu diagram alir pembuatan Ethanol Gel.
Page 29
Etanol
CMC >
1 Mixing
Ethanol Gel
Analisa Etlianol gel
Kualitarif Kuantitatif
r Wama nyala 1. Lama wakm nyala
2. Temperatur nyala
1. Lama wakm nyala
2. Temperatur nyala
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Ethanol Gel
Page 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tiap percobaan menggunakan bahan etanol sebanyak 50 ml, dan untuk
variabel yang membedakan tiap sampelnya adalah konsentrasi etanol cair serta
jumlah bahan CMC yang dipakai. Variasi konsentrasi etanol cair antara lain: 96%,
80%, 70%, 60%, dan 50%. Sedangkan variasi untuk bahan CMC antara lain: 1 gr,
2 gr. 3 gr. 4 gr. dan 5 gr. Setelah didapatkan etanol gel kemudian dilanjutkan
dengan analisa untuk melihat kualitas etanol gel yang terbaik. Analisa tersebut
antara lain: analisa wama nyala, lama waktu nyala, temperatur nyala, dan berat
etanol gel terbakar. Adapun data yang telah diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Analisa Etanol Gel terbadap warna nyala, lama waktu
nyala, temperatur nyala, dan berat sisa etanol gel terbakar.
Analisa
Konsentrasi etanol (%)
Berat CMC (gr/50 ml etanol)
Lama Waktu nyala
(menit/5gr)
Wama Nyala
Temperatur Nyala ("C)
Sisa CMC pada Etanol
gel Terbakar
(mo=20gr) 1 1.82 Biru 425 1.524 2 1.97 Biru 428 1.472
50% 3 2.04 Biru 424 1.564 4 1.96 Bim 430 1.748 5 2.09 Biru 426 1.796 1 1.73 Biru 463 1.252 2 1.78 Biru 461 1.604
60% 3 1.85 Biru 464 1.6 4 1.94 Biru 460 1.68 5 1.88 Biru 458 1.692 1 1.46 Biru 473 1.372 2 1.67 Biru 475 1.5
70% 3 1.73 Bim 474 1.596 4 1.78 Bim 474 1.804 5 1.84 Bim 476 1.612
80% 1-5 Tidak terbentuk gel 96% 1-5 Tidak terbentuk gel
19
Page 31
20
Tabel 4.2 Data Hasil Analisa Etanol Gel Menggunakan Guar Gum Sebagai
Gelling Agent
Analisa
Konsentrasi etanol (%)
Berat Guar Lama bisa Etanol Konsentrasi etanol (%)
Gum (gr/50 ml etanol)
Waktu nyala
(menit/5gr)
Wama Temperatur Nyala Nyala ( C)
gel 1 1
Terbakar (mo-20gr) 3 Tidak Terbentuk Gel
6 Tidak Terbentuk Gel
60% 9 Tidak Terbentuk Gel 60% 12 1.38 Biru 402 4.23 15 1.21 Biru 392 5.11 18 1.02 Biru 384 5.625 3 Tidak Terbentuk Gel 6 Tidak Terbentuk Ge!
70% 9 12 1.60
Tidak Terbentuk Get Bim 429 4.3
15 1.33 Bim 425 5.17 18 1.17 Bim 420 5.94
(Berdasarkan Hasil penelitian A. Hasra Saputra, 2011)
4.2 PEMBAHASAN
Pembahan fase dari cair menjadi gel (semi padat) tentu akan membah
beberapa sifat fisik yang ada pada suatu senyawa/larutan tersebut. Hal itupun
terjadi pada etanol yang bembah fase dari cair menjadi gel.
Penambahan Jumlah CMC memiliki peran utama pada bentuk gel yang
akan dihasilkan. Pada penggunaan CMC 1 gr, etanol gel yang dihasilkan belum
terlalu kental dan nampak tidak padat. Bila ditumpahkan, etanol gel tersebut
masih dapat mengalir walaupun dengan laju alir yang lambat. Berbeda halnya
dengan penggunaan CMC 5 gr dengan konsentrasi etanol yang sama, etanol gel
terlihat kental dan padat. Bila ditumpahkan, maka etanol ge! tersebut tidak
mengalir. Maka semakin banyak CMC yang digunakan, etanol gel yang terbentuk
akan semakin kental dan padat.
Penggunaan CMC yang bertujuan untuk mengentalkan etanol pun perlu
diperhatikan. Untuk dapat menghasilkan gel, maka syarat utama yang hams
dipenuhi adalah CMC hams dapat lamt terlebih dahulu di lamtan etanol tersebut.
Page 32
21
Pada etanol 96% bahan CMC tidak dapat larut, dan bila didiamkan setelah
pengadukan CMC akan mengendap dan berupa butiran halus berwama putih. Hal
inipun terjadi pada etanol 80% yang juga tidak dapat melamtkan CMC. Sebab
yang dapat melamtkan bahan CMC adalah sejumlah kadar air yang ada di dalam
lamtan etanol tersebut.
Pada konsentrasi 96% dan 80% dengan volume 50 ml gel tidak akan
terbentuk, namun dengan menambahkan jumlah CMC sebanyak >10 gr maka
lamtan etanol cair akan berbentuk padatan tersuspensi. Padatan tersebut terbentuk
karena lamtan etanol yang telah jenuh dengan penambahan bahan CMC. Dan bila
dilakukan tes nyala, maka api yang dihasilkan berwama merah kekuningan yang
disebabkan bahan CMC yang tidak larut ikut terbakar dan sangat mudah padam
sehingga tidak cocok untuk dijadikan sebagai bahan bakar altematif.
4.2.1 Pengaruh Konsentrasi Etanol & Jumlah CMC Terhadap Lama
Waktu Nyala Etanol Gel
Pada etanol 70% dengan volume 50 ml, CMC sudah dapat larut dan gel
pun sudah dapat terbentuk. Begitu pula dengan etanol 60% dan 50% yang sudah
dapat membentuk gel. Ge! yang terbentuk tidak berwama (transparan). Kemudian
dilakukan variasi penambahan CMC 1 - 5 gr dengan rentang 1 gram. Sesuai
dengan penjelasan sebelumnya bahwa semakin banyak penambahan CMC maka
gel yang terbentuk akan semakin kental dan padat.
Sifat padat inilah yang akan mempengamhi lama waktu nyala dari etanol.
Dimana semakin padat gel, maka semakin sulit etanol menguap. Sehingga pada
saat pembakaran, etanol gel dapat menyala untuk waktu yang lebih lama. Setelah
dilakukan pengujian lama waktu nyala/5 gr etanol gel, maka etanol dengan kadar
50% yang memiliki waktu nyala paling lama dibandingkan dengan etanol gel 70%
dan 60%. Data ini dapat dilihat dari gambar 4.1.
Page 33
22
2,2
Etanol 60%
Etanol 70%
Etanol 50%
1 2 3 Rasio CMC (gr)
4 5
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Rasio C M C Terhadap Lama Waktu Nyala
Hal ini juga disebabkan karena temperatur yang dihasilkan dari etanol gel
itu sendiri. Temperatur yang tinggi inilah yang menyebabkan etanol gel lebih
cepat habis terbakar. Sebaliknya pada etanol gel 50% yang memiliki temperatur
lebih rendah dari 60% dan 70% dapat bertahan lebih lama.
Pengaruh konsentrasi etanol pada temperatur nyala sangat terlihat
signifikan. Pada tabel 4.1, terlihat pada konsentrasi etanol 70% dengan suhu rata -
rata 474*'C. Pada konsentrasi 50% suhu rata - rata nya yaitu 427°C. Hal ini karena
kadar air yang terkandung pada larutan etanol yang mempengaruhi temperatur
nyala. Kadar air yang cukup tinggi pada etanol 50% menyulitkan nyala api untuk
mencapai temperatur yang lebih tinggi.
Selain temperatur, etanol gel 50% temyata memiliki kekurangan dari segi
nyala api. Nyala api yang dihasilkan dari etanol ini temyata kurang stabil.
Walaupun kurang stabil, namun pembakaran masih tetap dapat berlangsung
hingga etanol ge! habis. Ketidak stabilan nyala api ini dapat disebabkan karena
konsentrasi etanol. Pada etanol gel 60% & 70%, nyala api yang dihasilkan lebih
stabil karena konsentrasi etanol yang lebih mumi.
Page 34
23
4.2.2 Pengaruh Jumlah C M C Terhadap Sisa Etanol Gel Terbakar
Etanol gel yang terbakar temyata tidak dapat habis selumhnya. Kandungan
yang tersisa ini berupa CMC yang larut di dalam air. Semakin banyak CMC yang
ditambahkan pada etanol gel, maka semakin banyak pula sisa etanol gel yang
tidak dapat terbakar. Pengaruh Jumlah CMC terhadap sisa etanol gel terbakar
dapat dilihat pada gambar 4.2.
1,900 !
••—etanol 70%
etanol 60%
' ^ e t a n o l 50%
1,300
1,200 • , r , , 1 2 3 4 5
Rasio CMC (gr)
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Rasio C M C Terhadap Sisa C M C Pada Etanol
Gel Terbakar
4.2.3 Perbandingan Etanol Gel antara C M C dan Guar gum
Data pembentukan etanol gel dengan menggunakan guar gum dapat dilihat
pada tabel 4.2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk membentuk etanol gel
maka dibutuhkan guar gum dari rentang 12 - 18 gr. Bila dibandingkan dengan
CMC, maka kebutuhan guar gum untuk membentuk gel pada suatu lamtan tentu
lebih banyak. Penambahan pengental yang terlalu banyak ini dapat berpengaruh
terhadap gel yang terbentuk. Salah satunya adalah berat gel yang terbentuk, dan
juga berat sisa etanol gel terbakar. Etanol gel yang terlalu banyak mengandung
pengental pun jadi sulit terbakar sehingga banyak meninggalkan sisa, serta lama
waktu nyala jadi tidak terlalu lama.
Page 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pembuatan etanol gel sebagai bahan bakar semi padat
altematif, dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan pada karakteristik etanol gel yang terbentuk. bila dilihat dari
wama nyala, temperatur nyala, dan stabil nyala apinya maka etanol ge!
yang terbaik diperoleh pada konsentrasi etanol 70%. pada penambahan
CMC sebanyak 5 gr. Diperoleh etanol gel dengan lama waktu nyala etanol
gel selama 1.84 menit dan temperatur nyala adalah 476 "C.
2. Konsentrasi etanol berpengaruh pada temperatur nyala, wama nyala dan
lama waktu nyala. Sedangkan rasio CMC lebih berpengaruh pada sifat gel
yang terbentuk.
3. CMC dapat digunakan sebagai pembentuk gel pada pembuatan etanol gel
dengan berat 1 - 5 gr untuk 50 ml etanol.
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian pembuatan etanol gel sebagai bahan bakar
semi padat altematif dengan menggunakan CMC sebagai gelling agent, peneliti
menyarankan untuk penelitian lebih lanjut dapat menambahkan lagi rasio
pengental yang digunakan serta perlu dilakukan analisa yang lebih beragam
seperti pengujian nilai kalor atau viskositas untuk produk etanol gel yang
dihasilkan.
24
Page 36
DAFTAR PUSTAKA
A%\\.2Q01 PMengapaBioetanolP\ http://agilonbetterment.wordpress.com/2007/ 05/16.Diakses 26 Oktober 2015.
Avinash,H.H.2006."Ci7/*/>opo/-anJ-/7j pharmaceutical significance-rewiew^' Clegg. 1995. Bahan-bahan Pembentuk Ge\.http://www.Gellingagentsfile.pdf.
Diakses 20 Oktober 2015.
Hanif, intan.2013.Makalah gel.http://id.scribd.com/doc/l 45067133/Makalah-Gel#scribd. Diakses 27 Oktober 2015.
Hasra Saputra, Andra.20\\.Pembuatan ethanol gel sebagai bahan bakar altematif dengan menggunakan guar gum sebagai gelling iigen/.Palembang;Tidak diterbitkan
Hosmani,A.H. 2006. Carbopol and its Pharmaceutical Significance, www.pharmainfo.net,
Liebermann.l996."Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems Volume 2, 415,425, Marcel Dekker, New York.
Martin,A.1993."Physical Pharmacy",566-572,Lea & Febiger, Philladephia
Mazho,N.2001,"Comparative Performance of Gel Fuel Stoves", Zimbabwe
Merdjan,R. E. and Matione, J. 2003. Fuel Gel. United State Patents Application Publication No. US 2003/0217504A1.
Mulyono dan Tri Suseno,2010.Pembuatan Ethanol Gel Sebagai Bahan Bakar Padat AlternatifSiiTakaita;VmveTsitas Negeri Sebelas Maret.
Perry,R.H.1984,"Perry Chemical Hands Book".Mc Grow Hil l , Siangapore
Puryanto.2009."Uji aktivitas gel ektrak daun binahong (anredera cordifolia (tenore) steen) sebagai penyembuh luka bakar pada kulit punggung kelinci". Surakarta.
Suptijah, P.2002."Rumput Laut: Prospek dan tantangannya", Makalah Pengantar Falsafah Science, Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Tambunan, L.A.2008," Bioetanol Anti Tumpah". Trubus.2008. Vol XXXIX.pp.24-25.
25
Page 37
26
Vivandra, P., Ariawiyana, F. 2009. Bioetanol Gel (B-GEL) Ubi Jalar : Produk Inovatif sebagai Sumber Energi Altematif Pada Sektor Rumah Tangga. PKM-GT Institut Pertanian Bogor, Bogor. Online pada http://www.energi.lipi.go.id/utama.Diakses 23 Oktober 2015.
The Parafin Safety Association of Southem Africa ( PASASA ), 2003, " Parafm Stove Test Reports Africa Selatan.
Page 38
LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN
Page 39
LAMPIRAN A
DATA DATA
A. l Data Pengamatan Pembuatan Ethanol Gel
Tabel A.1 Data Pengamatan Proses Pembuatan Dan Analisis Ethanol Gel
No Perlakuan Pengamatan
1 Persiapan Bahan Baku - Berat CMC = 1-5 gr
- CMC bempa bubuk putih
- Membuat etanol sesuai dengan
konsentrasi yang dibutuhkan dengan
pengenceran.
2 Proses Pengadukan
Suhu pengadukan S(fC - Penambahan CMC dilakukan dengan
Gelas kimia kosong ditimbang perlahan.
- Gelas kimia+sampel ditimbang - CMC dapat lamt pada etanol 50% -
Kemudian mengaduk sampel 70% sehingga membentuk gel.
dengan menggunakan stirrer Gel yang terbentuk berwama bening.
selama 10-15 menit
3 Analisa Wama Nyala Dari
Pembakaran Ethanol Gel
Membakar ethanol gel yang Api yang menyala berwama bim.
sudah terbentuk Semakin banyak CMC yang
Mengamati wama nyala dari dicampurkan kedalam etanol, nyala
pembakaran ethanol gel api semakin kecil.
4 Analisa Lama Waktu Penyalaan
Meletakkan ethanol gel yang - Semakin banyak CMC yang
sudah terbentuk kedalam dicampurkan ke dalam ethanol, maka
cawan porselen nyala api akan semakin cepat
Menyiapkan Stopwatch
- Membakar ethanol gel
27
Page 40
28
tersebut, bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch
Mematikan stopwatch apabila
proses pembakaran telah
berhenti
5 Analisa Temperatur Nyala
- Meletakkan ethanol gel -
kedalam cawan porselin
Membakar gel tersebut
- Mengukur temperatur nyala -
dengan alat termokopel
Mencatat temperatur nyala
tersebut.
6 Analisa Berat Etanol gel yang
terbakar
- Meletakkan etanol gel ke -
dalam cawan porselin
Membakar gel tersebut dan
menunggu hingga gel tidak
terbakar lagi
Menimbang berat sisa gel
tersebut
Semakin besar konsentrasi ethanol,
maka temperatur nyala semakin
tinggi.
Semakin banyak CMC yang
digunakan, maka semakin rendah
temperatur nyaJanya.
Semakin banyak CMC yang
digunakan, maka semakin banyak
pula sisa hasil pembakaran yang
ditinggalkan
Page 41
29
A.2 Analisa Warna Nyala Ethanol Gel
Tabel A.2 Data Analisa Wama Nyala Pembakaran Ethanol Gel
Konsentrasi Ethanol Berat CMC (gr) Wama Nyala
96% 1 - 5 Merah - Kuning
80% 1-5 Merah - Kuning
70% 1-5 Biru - Kuning
60% 1-5 Biru - Kuning
50% 1-5 Biru - Kuning
A.3 Analisa Lama Waktu Nyala Ethanol Gel
Tabel A.3 Data Analisa Lama Waktu Nyala Ethanol Gel
Konsentrasi Ethanol Berat CMC (gr) Lama Waktu nyala
(menit/5gr)
96% 1-5 80% 1 - 5 70% 1 1.46
2 1.67
3 1.73
4 1.78
5 1.84 60% 1 1.73
2 1.78
3 1.85
4 1.94
5 1.88
50% I 1.82
2 1.97
3 2.04
4 1.96
5 2.09
Page 42
30
A.4 Analisa Temperatur Nyala Ethanol Gel
Tabel A.4 Data Analisa Temperatur Nyala Ethanol Gel
Konsentrasi Ethanol Berat CMC (gr) Temperatur Nyala (**C)
96% 1 — 5 -
80% I c 1 — J
_
70% 1 473
z 475 1 3 474 A 474 c J 476
60% I 463
Z 461
3 464
4 460
5 458 50% 1 425
2 428
3 424
4 430
5 426
Page 43
31
A.5 Analisa Berat Sisa Ethanol Gel Yang Terbakar
Volume Etanol = 50 ml
Tabel A.5 Data Analisa Berat Sisa Ethanol Gel Yang Terbakar
Konsentrasi Ethanol Herat CMC (gr) Berat Gel yang
terbentuk (gr)
Sisa (gr)
(m<,=20 gr)
96% 1-5 - -
80% 1-5 - -70% 1 43.356 1.372
2 44.473 1.5
3 45.342 1.596
4 46.382 1.804
5 47.368 1.612 60% 1 43.312 . 1.252
2 44.211 1.604
3 45.238 1.6
4 46.342 1.68
5 47.326 1.692 50% I 44.312 1.524
2 45.284 1.472
3 46.308 1.564
4 47.326 1.748
5 48.325 1,796
Page 44
PERHITUNGAN
A.6 Pengenceran Etanol 96% Sebanyak 100 ml
• 80 %
70%
Vx
60%
Vx
50%
Vx
_ 8 0 % x l 0 0 ml " 96% El = 83,3 ml
_ 70%xlOQ ml ~ 96%
7i = 73 ml
_ 60%:cl00 ml " 96%
El = 62,5 ml
_ 5 0 % x l 0 0 ml ~ 96%
El = 53 ml
Page 45
LAMPIRAN B GAMBAR
Page 46
LAMPIRAN B
GAMBAR
CMC ETANOL Cair 99%
Proses Pembuatan
Page 47
Produk Ethanol Gel
Ethanol gel 80% d 96%,
Page 49
LAMPIRAN C SURAT - SURAT
Page 50
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl. Jendral A. Yani 13 Ulu Palembang 30263 Telp. (0711)7790130, Fax (0711) 519408, E-mail: tekim ftump(5),vahoo.com
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING P E N E L I T I A N Nomor :122013038P/G.17/KPTS/FT-KA^II/2015
Nama : Iwan Jaya Azis
NIM : 12 2013 038P
Jurusan : Teknik Kimia
Program Studi : Teknik Kimia
Judul Penelitian :
M.th
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyelesaian Penelitian
Ir. Rifdah, MT
Ir. Legiso, M.Si
Dibuat rangkap tiga : 1. Ketua Program Studi 2. Pembimbing 1 3. Pembimbing 2
Palepib^ng, 2015 ^iKetua Program Studi,
Dr. £koAriyanto,M.Chem.Eng
Page 51
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl. Jendral A. Yani 13 Ulu Palembang 30263 Telp. (0711)7790130, Fax (0711) 519408, E-mail: tekim [email protected]
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor :122013038P/G.17/KPTS/FT-KA'H/2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Penelitian
Iwan Jaya Azis
12 2013 038P
Teknik Kimia
Teknik Kimia
kUfm
3. •a*
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyelesaian Penelitian
.Li^f...)
Jr. Rifdah, MT
Ir. Legiso, M.Si
Dibuat rangkap tiga : 1. Ketua Program Studi 2. Pembimbing 1 3. Pembimbing 2
Palembang, ,Qhkk^.. 2015 Pembimbing I,
Page 52
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl . Jendral A. Yani 13 Ulu Palembang 30263 Telp. (0711)7790130, Fax (0711) 519408, E-mail: tekim ftump^yahoo.com
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING P E N E L I T I A N Nomor :122013038P/G.17/KPTS/FT-IOVn/2015
1
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Penelitian
Iwan Jaya Azis
12 2013 038P
Teknik Kimia
Teknik Kimia
^ / / « A „ / Qef ?«c^o; fta^A- ^ / \lJo+
' ^ f f ^ a - ^ t ^ a n Mtr^J^u;.^(f-ao CM<^ ^C&'^o; (pelh^y
3.
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyelesaian Penelitian
Ir. Rifdah, MT
Ir, Legiso, M.Si
Palembang, .)<kl^Jjk: 2015 Pembimbing I I ,
Dibuat rangkap tiga : 1. Ketua Program Studi 2. Pembimbing 1 3. Pembimbing 2
Ir. Jiegiso, M.Si
Page 53
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN TEKNIK KJMIA
Nama
NIM
Judul
CP in
^C.^<^9'' Ce/Z/ft? Aje^f.
Dosen Pembimbing . I \r. ^'^d^, tA.
No Pokok Bahasan Catatan/Komentar Tanggal Paraf
No Pokok Bahasan Catatan/Komentar Bimbingan Pembimbing 1 Pembimbing II
2 .
3.
t ^ ^
bf »iufan fd^hfo^
Acc
/06/ t*ii'
h oCtf Z 6 i r
7 oLf T^ir
A i l
^ f •
f • 4
l̂ p̂'lifsAft'M̂ ftt Pat) 27 p(cf 266 4 /
c ^O0Lt26iS 4
7. Lc H
8.
hd^h Ufulu 2-1 !>/ Zolf H
9 . U 7 - Act 3o (Tfj- :u6ir 4;