Date post: | 26-Nov-2015 |
Category: |
Documents |
Author: | achmad-hafidz |
View: | 127 times |
Download: | 9 times |
47
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan sebagai upaya perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan melalui kegiatan peningkatan sanitasi dasar serta pencegahan dari kondisi fisik dan biologis yang tidak baik termasuk berbagai akibat sampingan dari pembangunan.
Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat-tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan keterpaduan pengolahan lingkungan.
Sanitasi dasar meliputi penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan kotoran, penyehatan lingkungan perumahan, penyehatan air buangan/limbah, pengawasan sanitasi tempat umum dan penyehatan makanan dan minuman.Sanitasi makanan meliputi penyimpanan makanan, cara makan dengan makan sendiri, cara makan dengan disuapi, kebersihan peralatan makan, asal makanan yang dikonsumsi.
Keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia belum baik, hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit.
Salah satu peyakit terbanyak yang disebabkan oleh buruknya sanitasi di lingkungan masyarakat adalah diare. Yaitu buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonaus dinyatakan diare bila frekuensi diare lebih dari 4 kali, sedangkan pada bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensi lebih dari 3 kali. Penyakit diare akut 70%-90% dapat diketahui dengan pasti penyebabnya, baik penyebab langsung maupun tidak langsung.
Penyebab tidak langsung dipengaruhi oleh hygiene sanitasi, keadaan gizi, kepadatan penduduk, social ekonomi, social budaya dan faktor lain seperti iklim, sedangkan penyebab langsung diare terkait dengan masalah infeksi (bakteri, virus, parasit), gangguan malabsorbsi, makanan basi atau beracun, alergi, dan imunodefisiensi.Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di selurh dunia terutama Negara-negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan angka kesakitan antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.
Patogenesa diare akut dimulai dengan masuknya kuman ke dalam usu halus kemudian bermultiplikasi di dalamnya, mengeluarkan toksin sehingga kekurangan cairan. Bila tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin dengan cara yang benar, maka dapat menyebabkan kematian (anonym, 1999)
Oleh karena itu pertolongan pertama pada diare berupa pemberian cairan yang bertujuan untuk menggantikan cairan yang hilang dan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan. Kebiasaan penduduk desa yang suka membuang kotoran di sungai, tidak mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum member makan pada anak, tidak menjaga kebersihan makanan, serta perilaku yang tidak mencerminkan pola hidup sehat dapat menjadi penyebab timbulnya diare. Pemberian makanan tambahan yang dini pada bayi sebelum usia 6 bulan tak jarang juga dapat menimbulkan diare.Berdasarkan data yang kami dapatkan dar Puskesmas Balongbendo, penderita diare pada balita di Desa Seduri selama bulan April sampai Juni 2009 menunjukkan jumlah yang paling tinggi yaitu sebanyak 22 anak bawah lima tahun. Dibandingkan dengan desa lainnya.
Dengan tingginya kejadian diare ini kami tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor-faktor sanitasi dasar pada penderita daire balita si Desa Seduri, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan hal tersebut maka kami mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Sanitasi Makanan Terhadap Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Bagaimana pengaruh penyimpanan makanan sebelum disajikan terhadap kejadian diare pada balita?
2. Bagaimana pengaruh cara memberikan makanan (disuapi dengan menggunkan sendok atau tangan terhadap kejadian pada balita?
3. Bagaimana pengaruh asal makanan yang dikonsumsi terhadap kejadian diare pada balita?
4. Bagaimana pengaruh kebersihan peralatan makanan terhadap kejadian diare pada balita?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh sanitasi makanan terhadap terjadinya diare pada balita di Desa Seduri, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh penyimpanan makanan dengan terjadinya diare.
b. Untuk mengetahui pengaruh cara memberikan makanan dengan terjadinnya diare.
c. Untuk mengetahui pengaruh asal makanan yang dikonsumsi dengan terjadinya diare.
D. MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Memecahkan masalah kejadian diare di desa tersebut.2. Memecahkan masalah kejadian diare di tempat lain dengan kondisi yang sama.3. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut.
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan sanitasi makanan untuk mencegah terjadinya penyebab diare.
5. Member masukan kepada Puskesmas, khususnya bagi tenaga kesehatan dalam menyampaikan penyuluhan tentang pentingnya sanitasi makanan untuk menekan laju kejadian diare sampai serendah mungkin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI DIARE
Menurut buku ajar Diare, Diare didefinisikan sebagai perubahan bentuk dan konsistensi tinja lebih dari tiga kali dalan 24 jam. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonates dikatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali.B. PENYEBAB DIARE
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak-anak, infeksi enteralini meliputi infeksi bakteri dan infeksi virus
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti otitis media akut. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak dibawah umur 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat, pada anak terutama intoleransi laktosa
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas, bisa menimbulkan diare pada anak yang lebih dewasa, namun kasus ini jarang di temukan (http://www.medicastore.com)
C. PATOGENESA DIARE
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Cairan yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.Gangguan Mobilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan dan cairan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare.
Patogenesis Diare Akut
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksib (toksin diaregenik)
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare
Patogenesis Diare Kronis
Lebih komplek dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
D. PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisiologi berikut, yakni: (FKUI 1998, Bagian ilmu kesehatan anak)1) Osmolaritas intralumen yang meninggi : diare osmoticDisebabkan meningkatnya tekanan osmotic itra lumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obatan / zat kimia hiperosmotik antara lain: MgSO4, Mg(OH)2, malabsorbsi umum, malabsorbsi glukosa/ galaktosa.
2) Sekresi cairan dan elektrolit yang meninggi : diare sekretorikDisebabkan meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Penyebabnya infeksi Vibrio cholera, atau Escherichia coli, reseksi ileum, efek obat-obat laksatif.
3) Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
Didapatkan gangguan pembentukan missile empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati.
4) Defek system pertukaran anion/ transport elektrolit aktif di enterosit
Disebabkan adanya hambatan mekanisme transport Na+ K+ ATP-ase dan absorbsi Na+ dan air yang abnormal.
5) Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorbs yang abnormal di usus halus. Penyebabnya DM, Hipertiroid dan pasca vagotomi.
6) Gangguan permeabilitas usus
Disebabkan permeabilitas usus yang abnormal, yang disebabkan adanya kelainan morfologi membrane epitel spesifik pada usus halus.7) Inflamasi dinding usus : Diare inflamatorik1. GEJALA KLINISGejala klinis diare antara lain:
1. Frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
2. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
3. Tinja cair dan mungkin disertai lender atau darah
4. Bila penderita kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi mulai tampak5. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa elektrolit.
2. KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan
Table II.1 Derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinis
PenilaianABC
Keadaan umumBaik, sadarGelisah, rewel Lesu, tidak sadar
Mata NormalCekung Sangat cekung
Air mataAda Tidak adaTidak ada
Mulut, lidahBasah Kering Sangat kering
Rasa hausMinum seperti biasaHaus, ingin minum banyak Malas minum, tidak bisa minum
Turgor kulitKembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat
Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasiDehidrasi ringan/sedang
Bila ada 1 tanda ditambah 1/ lebih tanda lainDegidrasi beratBila ada 1 tanda ditambah 1/ lebih tanda lain
Terapi Rencana pengobatan ARencana pengobatan BRencana pengobatan C
Sumber: (Anonim, 1999)3. PENGOBATAN
Prinsip penatalaksanaan diare:
Menurut Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Prinsip penatalaksanaan diare antara lain dengan rehidrasi, nutrisi, medikamentosa (Andianto, 1995)
1. Rehidrasi
Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melaui diare dan atau muntah, ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, pernapasan dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau golongan umur.
2. Nutrisi
Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi. Agar pemberian diet pada penderita diare dapat memenuhi tujuannya, serta memperhatikan faktor yang mempengaruhi keadaan gizi anak, maka diperlukan persyaratan diet sebagai berikut yakni, pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi yakni 24 jam pertama, makanan cukup energy dan protein, makanan tidak merangsang, makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna, makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering. Pemberian ASI diutamakan pada bayi, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup. Khusus untuk pederita diare karena malabsorbsi diberikan makanan sesuai dengan penyebabnya, antara lain: Malabsorbsi lemak berikan trigliserida rantai menengah, Intoleransi laktosa berikan makanan rendah atau bebas laktosa, Panmalabsorbsi berikan makanan rendah laktosa, parenteral nutrisi dapat dimulai apabila ternyata dalam 5-7 hari masukan nutrisi tidak optimal. (Suandi, 1999)3. Medikamentosa
Antibiotic dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin. Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas seperti loperamid, difenoksilat, kodein, opium, adsorben seperti Norit, kaolin, attapulgit. Anti muntah termasuk prometazin dan klorpromazin.
Tabel II.2 Tabel Terapi Cairan
Derajat DehidrasiKebutuhan
CairanJenis CairanCara/Lama Pemberian
Berat
Sedang
Ringan
Tanpa Dehidrasi+ 30 ml/kg/1jam
(10 tts/kg/menit)
+ 70 ml/kg/3jam
(+ 5 tts/kg/menit)
+ 50 ml/kg/3jam
(+ 3-4 tts/kg/mnt)
+10-20 ml/kg setiap kali diareC IC I atau oralit
C II atau oralit
Oralit atau cairan rumah tanggaT.I.V./3 jam atau lebih cepatT.I.V./3 jam atau T.I.G./3 jam
Atau oral 3 jam
T.I.V./3 jam atau T.I.G/3 jam
Oral sampai diare berhenti
Sumber: Suparto, Pitono, et.al, 1994, Gastroenterologi Diare Pedoman Diagnosis dan
Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo, SurabayaKeterangan:
T.I.V.: Tetes Intra Venous
T.I.G.: Tetes Intra Gastrik
Sedangkan dasar pengobatan diare adalah:
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan bertujuan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang untuk memenuhi kebutuhan. Pemberian ini tergantung pada jenis cairan, jalan pemberian cairan, jumlah cairan dan jadwal / kecepatan pemberian cairan.
2. Dietetik / pemberian makanan
3. Obat-obatan
4. Mengobati penyakit penyerta
4. DIARE DAPAT DICEGAH DENGAN CARA1. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan
2. Mencuci tangan dengan sabun setelah berak atau sebelum memberi makan anak
3. Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya
4. Membuang tinja di jamban
5. Menggunakan air matang untuk makanan dan minuman
6. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar (Anonim, 2000)
5. FAKTOR SANITASI MAKANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP DIARE
1. Penyimpanan makananPenyimpanan sampah setempat harus terjamin tidak bersarangnya tikus, lalat, dan tidak menimbulkan bau. Sampah terutama yang musah membusuk merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu faktor penyakit diare. Makanan yang telah terkontaminasi dengan lalat dapat menyebabkan terjadinya diare. Oleh karena itu makanan disimpan pada tempat tertutup dan bebas dari polusi udara, serta lalat. Misalnya disimpan dalam lemari makan yang bersih dan saat menyajikan ditutup dengan tudung saji. Cara penyimpanan ini da[at mengurangi resiko terjadinya diare, sedangkan pada makanan yang tidak disimpan pada tempat tertutup atau mudah mengalami kontaminasi mengalami kontaminasi bisa beresiko besar menyebabkan terjadinya diare2. Cara pemberian makanan
Tinja adalah limbah yang pasti dihasilkan oleh setiap individu dan merupakan sumber penyakit saluran cerna. Oleh karena itu ibu-ibu setelah membersihkan tinja belitanya dibiasakan mencuci tangannya dengan bersih dan menggunakan sabun. Cara pemberian makanan pada balita bisa dengan menggunakan sendok atau tangan. Kebersihan sendok dan tangan berpengaruh terhadap kontaminasi makanan sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya diare. Oleh sebab itu kebersihan alat makanan dan tangan harus mendapat perhatian karena kontaminasi makanan dapat terjadi melalui dua hal tersebut.3. Asal makanan yang dikonsumsi
Makanan yang akan dikonsumsi terutama oleh balita sebaiknya dimasak sendiri oleh ibu, karena lebih terkontrol kandungan gizi maupun kebersihannya. Mengonsumsi makanan dari luar (jajan), tidak diketahui baik kebersihan maupun kandungan gizinya sehingga kemungkinan menyebabkan diare lebih besar.
4. Kebersihan peralatan makanan
E.G. Wagner menggambarkan bahwa air berperan dalam menularkan penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan. Air membawa penyebab penyakit dari kotoran penderita, kemudian sampai ke tubuh orang lain melalui makanan, dan minuman. Oleh karena itu penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga seperti untuk masak, minum dan mencuci perlu mendapat perhatian khusus karena dapat berpotensi menyebabkan diare. Peralatan makanan bisa dicuci dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah digunakan serta disimpan dengan rapi pada tempat yang kering. Bisa juga dicuci dengan air panas sebelum digunakan. Hal ini agar peralatan makanan terhindar dari jamur atau kontaminasi lain yang dapat menyebabkan diare apabila peralatan ini digunakan.BAB III
OBYEK DAN METODE
A. BENTUK PENELITIAN
Penelitian ini bersifat analitik untuk yang mengetahui hubungan antara keadaan sanitasi makanan dengan kejadian diare. Penelitian ini termasuk survai karena data dikumpulkan dengan metode survai. Penelitian ini juga termasuk penelitian pre eksperimnetal karena tidak menggunakan kelompok control.B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah 55 orang Ibu yang memiliki balita yang tinggal di Desa Seduri, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.Penentuan sampel dilakukan dengan metode sbb:
1. Besar sampel :
Besar sampel ditentukan dengan rumus sbb:
n = N x p x q
Keterangan :
(N-1) D + (p+q)
n = besar sample
N = besar populasi (55)
p = proporsi balita penderita diare
dalam 3 bulan terakhir (22) = 0,4
55
q = proposi balita yg tidak menderita
diare 1 22 = 0,6
55
B = (bond of error) = 0,05 D = B2
4
n = 55 x 0,4 x 0,6 = 48 orang
(55 1) 0,052/4 + (0,4 x 0,6)
Jadi didapatkanya besar sampel sebanyak 48 orang.
2. Penentuan anggota sampel Penentuan anggota sampel dilakukan dan acak sederhana (simple random sampling) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pembentukan sampling frame yaitu daftar populasi lengkap dengan nomor urut dan alamat populasi.
b. Membuat nomor undian sejumlah populasi (55)
c. Mengocok nomor-nomor tersebut dan diambil secara acak sejumlah 48 nomor.
d. Nomor-nomor yang keluar dinyatakan sebagai anggota sampel yang menjadi responden. C. TEMPAT DAN WAKTUPenelitian dilakukan di desa Kedung Seduri, Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2009 - 1 Agustus 2009.D. HIPOTESIS
1. Penyimpanan makanan berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo.2. Cara makan sendiri berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun di desa Seduri Kecamtan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
3. Cara makan disuapi berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
4. Kebersihan peralatan makan berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
5. Asal konsumsi makanan berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun di desa Seduri Kecamtan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
E. CARA PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1. Pengumpulan Data a. Data Primer
Dikumpulkan dengan teknik wawancara menggunakan acuan kuisioner dan pengamtaan langsung.b. Data Sekunder Meliputi gambaran umum daerah penelitian didapat dari kantor Kelurahan Desa Kedung Seduri
Meliputi data penderita diare didapat dari data Puskesmas Balongbendo dan data bidan desa2. Pengolahan data a. Editing Data
Meneliti lengkap tidaknya kuisioner yang sudah diisi, kejelasan jawabanya, kesesuaian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya, serta relevansi jawaban dan keseragaman satuan data.
b. Tabulasi Data
Memasukkan data-data yang terkumpul ke dalam tabel sehingga menghasilkan tabel-tabel distribusi frekuensi dan table saling secara manual.3. Analisa Data
Analisa data dengan menggunakan metode X2-test (Chi square) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
b. Penentuan df
Df = (K-1)(B-1) dengan K adalah kolom
B adalah jumlah baris
c. Penentuan Dengan batas kemaknaan = 5% (0,05)
d. Penentuan batas pebolakan Ho (X2 tabel)
e. Perhitungan X2= (o-e)2 o = observe frequency
ee= expected frequency
e= Jumlah menurut baris x jumlah menurut kolom
N f. Kesimpulan Ho ditolak apabila X2 X2 tabel.
Ho diterima apabila X2 < X2 tabel.4. Variable penelitian Variabel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variable terikat:
Kejadian diare
b. Variable bebas :
1) Penyimpanan makanan
2) Cara makan dengan makan sendiri
3) Cara makan dengan disuapi
4) Asal makanan yang dikosumsi
5) Kebersihan peralatan makanan
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Responden adalah anggota sampel yaitu ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang tinggal di Desa Seduri, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.2. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang diraih oleh responden.
3. Sumber air bersih adalah sumur atau PDAM (Perusahaan Distribusi Air Minum). Persyaratan untuk penyediaan air bersih yang mengusahakan dari sumur sendiri perlu memperhatikan kualitas air sumurnya dengan selalu memperhatikan kontruksi sumur (kedalaman dinding sumur 3m kedap), sumber pencemar (jarak dengan kakus atau air kotor 10m) dan cara pengelolahan sebelum dikonsumsi. Sedangkan untuk yang bersumber dari PDAM, perlu diperhatikan back siphonage dan cross conection. Yang dimaksud tidak memenuhi syarat air bersih apabila tidak seperti di atas.4. Dinding sumur yang memenuhi syarat sanitasi adalah dinding sumur yang setidaknya 3 m dari permukaan tanah kedap air.5. Letak sumur yang memenuhi syarat sanitasi adalah yang jaraknya 10 m dari sumber pencemar (kakus, genangan air kotor dan sebagainya).6. Memasak air adalah menyediakan air minum yang direbus sampai mendidih.7. Keadaan kuku ibu adalah keadaan kebersihan kuku yang dapat dilihat apakah terawat atau tidak terawat antara lain tampak tahi kuku.
8. Mencuci tangan sebelum member makan atau menyuapi adalah membersihkan tangan dengan mencuci dengan sabun .9. Keadaan lalat dirumah dan sekitarnya adalah keadaan terdapatnya lalat dirumah yang dapat menyebabkan diare bila hinggap dan mencari makan.
10. Lantai rumah kedap air atau mudah dibersihkan adalah yang terbuat dari pleter, tegel atau keramik. Yang tidak kedap air dari tanah atau pasangan bata merah.
11. Membersihkan lantai adalah menjaga kebersihan lantai dengan mengepel lantai.
12. Keadaan tempat sampah adalah tertutup atau tidak tertutup.13. Kejadian diare adalah kejadian sakit yang ditandai dengan gejala klinis berupa: buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari normal atau lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan konsistensi tinja yang cair atau lembek. Disertai atau tanpa dehidrasi dalam 3 bulan terakhir.
14. Cara menyimpan makanan adalah penempatan makanan di tempat tertutup (tudung saji, lemari makan) yang terhindar dari debu dan kontaminasi baik oleh vector atau faktor lain atau menyimpan makanan di tempat terbuka membuat makanan mudah terkotaminasi vector yang menyebabkan terjadinya diare.15. Cara memberi makanan pada anak adalah bisa dengan menggunakan tangan atau sendok.
16. Cara makan sendiri adalah cara makan dengan menggunakan sendok atau tangan.17. Cara makan disuapi adalah cara makan dengan disuapi menggunakan sendok atau tangan.18. Kebersihan peralatan adalah keadaan peralatan makanan menurut cara membersihkan atau menjaga kebersihannya, yaitu dengan jalan
1. Dicuci dengan sabun
2. Dibilas
3. Ditiriskan sampai kering atau di lap dengan lap kering yang bersih
Yang dimaksud peralatan makan bersih apabila cara pembersihan dilakukan menurut 3 cara tersebut di atas
Yang dimaksud peralatan kurang bersih adalah apabila tidak dilakukan pembersihan seperti tersebut diatas.19. Asal makanan yang siap dikonsumsi adalah darimana diperoleh makanan yang siap untuk di konsumsi. Bisa dimasak atau dari tempat lain.20. Yang dimaksud dengan tahu cara penularan diare adalah apabila ibu dapat menyebutkan salah satu atau lebih cara penularan sebagai berikut:
1. Melalui makanan yang tidak terjaga kebersihannya.2. Melalui alat makanan atau minuman.3. Melalui tangan yang tidak bersih pada waktu menyuapi.4. Melalui lalat yang mengotori makanan.5. Melalui air minum yang tidak direbus.21. Sumber informasi tentang pengetahuan cara menular diare adalah
a. Petugas kesehatan (bidan,dokter.perawat,kader kesehatan).b. Mas media (surat kabar, TV, dsb).c. Sumber lain (kawan, tetangga, dll).
22. Ibu pernah mendapat penyuluhan tentang diare (gejala, bahya, cara penularan, dll).23. Tingkat penghasilan keluarga rata-rata perbulan adalah penghasilan oleh suami dan istri rata-rata dalam satu bulan.G. KERANGKA KONSEP PENELITIANSANITASI MAKANAN
BAB IV
HASIL DAN ANALISISA. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN : DESA SEDURI
Tabel IV.1Tabel Data Umum Desa Seduri
a. Identitas 1) Desa2) Kecamatan
3) Kabupaten
4) PropinsiSeduriBalongbendo
Sidoarjo
Jawa Timur
b. Data Geografic. Data Demografi1) Luas Wilayah2) Batas-batas desa
Utara
Selatan
Barat
Timur
3) Letak desa terhadap pusat fasilitas / kota
Ibukota Kecamatan
Ibukota Kabupaten
Ibukota Propinsi
1. Jumlah Penduduk
2. Jumlah KK
3. Jumlah RW
4. Jumlah RT135-340 HaDesa Wonokarang
Desa Janti
Desa Bakung Pringgodani
Desa Wono kupang
2 km
18 km
45 km
2437 orang
717 orang
orang
orang
Sumber: Data Monografi Desa Seduri
Tabel IV.2
Tabel Data Khusus Desa Seduri
a. Perangkat Desa1. Kepala Kelurahan2. Sekretaris Desa
3. Kaur Pemerintahan
1 orang
2 orang
3 orang
b. Peranserta Masyarakat 1. Ketua RW2. Ketua RT
3. Kader Posyandu
4. PPKBD
5. Sub-PPKBD
6. Dukun Bayi
orangorang
orang
orang
orang
orang
c. Data Sumber Daya1. Sarana Pendidikan
a. Jumlah TJ
b. Jumlah SD/MI
c. Jumlah SLTP/MTs
d. Jumlah SMU/MA
2. Sarana Ibadah
a. Jumlah Masjid
b. Jumlah Mushola1 buah
2/- buah
- buah
- buah
buah
buah
d. Jenis Pekerjaan1. Pegawai Negeri Sipil
2. TNI
3. Swasta
4. Petani
5. Buruh tani
6. Pengrajin
7. Pedagang
22orang8 orang
3 orang
217 orang
35 orang
-orang
276 orang
e. Tingkat Pendidikan Penduduk1. Tidak tamat SD
2. Tamat SD
3. Tamat SLTP
4. Tamat SMU
5. PErguruan Tinggi-orang
109 orang
798 orang
192 orang
51 orang
f. Agana1. Islam2. Kristen
3. Katolik
4. Hindu
5. Budha
2530 orang7 orang
-orang
-orang
-orang
g. Potensi Prasarana Kesehatan1. Puskesmas Pembantu
2. Poliklinik
3. Apotik
4. Posyandu- buah
- buah
- buah
4 buah
h. Potensi Prasarana Air Bersih1. Jumlah sumur pompa
2. Jumlah sumur gali
3. Jumlah hidran umum
4. Jumlah MCK umum
5. PAM- unit
1900 unit
- unit
- unit
1500 unit
Potensi Pengguna Prasarana Air Bersih1. Pengguna air sumur gali
2. Pengguna air sungai
3. Pengguna hidran umum
4. Pengguna sumur pompa
5. Pengguna perpipaan
6. Pengguna PAM
7. Pengguna MCK umum1900 KK- KK
- KK
- KK
- KK
- KK
- KK
Kualitas Air Minum1. Mata air
2. Sumur gali
3. Sumur pompa
4. Hidran umum
5. PAM
6. Pipa
7. Sungai -
Baik
-
-
Baik
-
Tercemar
i. Prasarana Drainase1. Saluran drainase/saluran pembuang air limbah
2. Kondisi saluran drainase/saluran pembuang air limbahAda
Mampet dan kurang
j. Udara1. Tercemar berat
2. Tercemar sedang
3. Tercemar ringan
4. Sehat -
-
-
k. Pertamanan dan Lingkungan Hidup (Kebersihan)1. Lokasi pembuangan sampah sementara
2. Lokasi pembuangan sampah akhir
3. Sarana angkutan sampah
4. Personil kebersihan
- buah
- buah
5 buah
20 buah
l. Perumahan dan jenis Komplek Pemukiman1. Perumahan
a. Rumsh permanen
b. Rumah semi permanen
c. Rumah non permanen928 buah
73 buah
- buah
Sumber: Data Monografi Desa SeduriSarana, Transportasi dan Komunikasi
a. Sarana
Desa Seduri termasuk daerah yang tidak rawan banjir, dan tanahnya cukup subur. Semua kebutuhan air bersih penduduk dapat terpenuhi dengan cukup baik.b. Transportasi
Keadaan desa Seduri sebagian besar jalannya sudah beraspal dan bisa dilewati beberapa kendaraan, tetapi ada sebagian jalan yang tidak beraspal. Sebagai sarana transportasi umum; sepeda motor, sepeda, mobil, truk.c. Komunikasi
Desa Seduri sudah terdapat jaringan televise, radio, dan telepon. Hamper sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkannya.
B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari
Tabel IV.24
Tabel Distribusi Frekuensi Ibu mendapat sumber air bersih untuk keperluan segari hari pad aibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan balongbnedo Kbaputen Sidoarjo.
No.Sumber air bersihJumlah%
1Sumur ( keadaan dinding sumur 3m,jarak dari kakus 10m)3267%
2PDAM1633%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagram 1
Diagram proporsi sumber air bersih untuk keperluan sehari hari pada ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
Pada umumnya ibu berbalita mendapat sumber air bersih untuk keperluan sehari hari dari sumur sebesar 67%
2. Memasak air untuk minum sampai mendidih
Tabel IV.4
Tabel Distribusi Frekuensi Ibu berbalita memask air untuk minum ampai mendidih di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Ibu memasak air untuk minum sampai mendidih Jumlah%
1ya4288%
2tidak612%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagram 2
Diagram Proporsi Ibu berbalita memasak air untuk minum sampai mendidih di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Sidoarjo
Masih ada ibu berbalita yang memasak air minum tidak sampai mendidih sebesar 12 %
3. Hygiene IndividuTabel IV.5Tabel Distribusi Frekuensi keadaan kuku Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo No.Keadaan kuku Ibu Jumlah%
1Terawat2042%
2Tidak terawatt 2858%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagram 3
Diagram Proporsi keadaan kuku Ibu berbalita di Desa seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
Masih banyak ibu berbalita yang tidak merawat kuku sebesar 58%
4. Ibu mencuci tangan sebelum makan/minum
Tabel IV.6
Tabel dirtibusi Frekensi Ibu berbalita mencuci tangan sebelum makan / minum di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten sidoarjo
No.Ibu mencuci tangan sebelum makan / minum Jumlah%
1ya3165%
2tidak 1735%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagram 4
Diagram Proposi Ibu bebalita mencuci tangan sebelum makan / minum di Desa seduri Kecam
Masih banyak ibu berbalita yang tidak mencuci tangan sebelum makan / minum sebesar 35%
5. Vektor
Tabel IV.7
Tabel dirtibusi Frekensi ada lalat di rumah Ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten sidoarjo
No.Ada alat dirumah &disekitar Jumlah%
1ya2246%
2tidak 2654%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 5Diagram Proposi ada lalatdi sekitar Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih banyak lalat di sekitar rumah ibu berbalita sebesar 46 %
6. Kebersihan rumah
Tabel IV.8
Tabel dirtibusi Frekensi lantai rumah Ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten sidoarjo
No.Lantai rumah terbuat dari Jumlah%
1Lantai kedap air ( plester, tegel atau keramik )3879%
2Lantai tidak kedap air 1021%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 6Diagram Proposi Lantai Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoPada umumnya lantai rumah ibu berbalita dari lantai kedap air 79 %
7. Lantai rumah dipel
Tabel IV.9
Tabel dirtibusi Frekensi lantai rumahdi pel Ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten sidoarjo
No.Lantai rumah di pel Jumlah%
1
2
31x sehari
2x seminggu
1xsebulan6
22
1016 %
58%
26%
Total 38100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 7Diagram Proposi Lantai rumah Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih banyak lantai rumah berbalita dipel 1 bulan sebesar 26 %
8. Keadaan tempat sampah
Tabel IV.10
Tabel Distribusi Frekensi Keadaan sampah di rumah ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Memiliki Jamban/Wc di Rumah Jumlah%
1
2Tempat sampah terbuka
Tempat sampah tertutup426
87 %
13%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 8Diagram keadaan Sampah di rumah Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoPada umumnya ibu berbalita di Desa Seduri memiliki tempat sampah terbuka sebesar 87%
9. Tingkat pendidikan ibuTabel IV.11Tabel Distribusi Frekensi tingkat pebdidikanterakhir ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Tingkat pendidikan terakhir ibu berbalita Jumlah%
1
2
3
4SD
SMP
SMA
PERGURUAN TINGGI8
26
12
217%
54%
25%
4%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 9Diagram Proposi Tingkat Pendidikan trakhir Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoPada umunya tingkat pendidikan ibu berbalita masih rendah ( SMP ke bawah ) sebesar 71% dan SMA ke atas sebesar 29 %
10. Pengetahuan tentang cara penularan diare
Tabel IV.12Tabel Distribusi Frekensi Keadpengetahuan tentang cara penularan diare ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo No.Jenis Jamban/Wc yang digunakan Jumlah%
1
2Tahu ( bisa menyebutkan 2)Tidak tahu ( tidak bisa menyebutkan ) 939
19 %
81%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 10Diagram Proposi Pengeatahuan tentang cara penularan diare pada Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoPada umumnya masih banyak yang tidak tahu tentang cara penularan diare sebesar 81 %
11. Pengetahuan tentang cara penularan (informasi) diare diperoleh dari
Tabel IV.13Tabel Distribusi Frekensi sumber Informasi tentang cara penularan diare pada ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Pengetahuan tentang cara penulaan ( informasi ) diare diperoleh dari Jumlah%
1
2
3Petugas kesehatan
Mas media
Sumber lain26
2
2054%
4%
42%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 11Diagram Proposi Sumber Informasi tentang cara penularan diare pada Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoPada umumnya ibu berbalita sudah mendapatkan informasi tentang cara penularan diare dari petugas kesehatan sebesar 54% dari sumber lain 42% dan mas media 4%
12. Penghasilan keluarga rata-rata per bulanTabel IV.14Tabel Distribusi Frekensi penghasilan rata rata per bulan ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Pengetahuan tentang cara penulaan ( informasi ) diare diperoleh dari Jumlah%
1
2
3500.000/500.000 850.000
>850.0007
31
1015%
65%
20%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 12Diagram Proposi pengahasilan rata - rata Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih banyak penghasilan ibu berbalita dibawah pengahsilan rata rata perbulan sebesar 80%
13. Penyuluhan tentang diare (gejala, bahaya, cara menular, dll)
Tabel IV.15Tabel Distribusi Frekensi penyuluhan tentang diare ( gejala,bahaya.cara menular ) ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Penyuluhan tentang diare ( gejala , bahaya, cara menular , dll) Jumlah%
1
2
Pernah ( di puskesmas )
Tidak pernah 32
1667%
33%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 13Diagram Proposi penyuluhan tentang diare Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih ada ibu berbalita yang belum mendapat penuyuluhan tentang diare sebesar 33%
14. Penyimpanan makanan
Tabel IV.16Tabel Distribusi Frekensi Cara penyimpanan makanan ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Cara penyimpanan makan Jumlah%
12
Di temapat tertutup ( tudung saji , lemari makan )
Di tempat terbuka 36
1275%
25%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 14Diagram Proposi Cara penyimpanan makanan Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih ada ibu berbalita yang menyimpan makanan secara tidak tertutup sebesar 25 %
15. Cara pemberian makananTabel IV.17Tabel Distribusi Frekensi cara pmberian makanan ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Cara pemberian makan Jumlah%
12
Makan sendiri
disuapi
12
3625%
75%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 15Diagram Proposi Cara pemberian makanan Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoPada umumnya cara pemberian banyak yang disuapi sebesar 75%
16. Cara makan sendiri
Tabel IV.18Tabel Distribusi Frekensi cara makan sendiri ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Cara makan sendiri Jumlah%
12
Dengan sendok
Dengan tangan 18
3038%
62%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 16Diagram Proposi Cara makan sendiri Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih banyak yang makan dengan cara makan sendiri dengan tangan sebesar 62%
17. Cara menyuapiTabel IV.19Tabel Distribusi Frekensi Cara menyuapi ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Cara menyuapi Jumlah%
12
Dengan sendok
Dengan tangan 23
2548%
52%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 17Diagram Proposi Cara menyuapi Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih banyak ibu berbalita yang menyuapi dengan tangan sebesar 52 %18. Kebersihan peralatan makan
Tabel IV.20Tabel Distribusi Frekensi peralatan makan ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Kebersihan peralatan makan Jumlah%
12
Bersih ( dicuci dengan sabun,dibilas ,ditiriskan )
Tidak bersih 35
1373%
27%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 18Diagram Proposi Kebersihan peralatan makan Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten SidoarjoMasih ada ibu berbalita yang membersihkan peralatan makan secara tidak bersih sebesar 27 %
19. Asal makanan yang dikonsumsi
Tabel IV.21Tabel Distribusi Frekensi Asal makan yang dikonsumsi ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Asal makan yang di konsumsi Jumlah%
12
Masak sendiri
Membeli diluar40
8
83%
17%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 19Diagram Proposi Asal makanan yang dikonsumsi Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
Masih ada ibu berbalita yang mendapat asal makan dari luar sebesar 17 %
20. Dinding sumur yang memenuhi syarat sumur sehat (sedikitnya 3 m dari permukaan tanah kedap air)
Tabel IV.22Tabel Distribusi Frekensi dinding sumur yang memenuhi syarat sumur sehat ( sedikitnya 3m dari permukaan tanah kedao air ) ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Dinding sumur yang memenuhi syarat sumur sehat Jumlah%
12
Ya
Tidak 32
16
67%
33%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 20Diagram Proposi Dinding sumur yang memenuhi syarat sumur sehat Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
Masih ada ibu berbalita yang memiliki dinding sumur yang tidak memenuhi syarat sebesar 33 %
21. Jarak sumur yang memenuhi syarat sanitasi ( 10m dari sumber pencemar)Tabel IV.23Tabel Distribusi Frekensi jarak sumur yang memenuhi syarat sanitasi ( 10m dari sumber pencemar) ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Jarak sumur yang memenuhi syarat sanitasi Jumlah%
12
Ya
Tidak 41
7
85%
15%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 21Diagram Proposi Jarak sumur yang memenuhi syarat sanitasi Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
Masih ada ibu berbalita yang memiliki jarak sumur yang tidak memenuhi syarat sebesar 15 %
22. Ibu yang memiliki balita yang menderita diare dalam 3 bulan terakhirTabel IV.24Tabel Distribusi Frekensi Ibu yang memiliki balita yang menderita dalam 3 bulan terakhir ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
No.Ibu memiliki balita yang menderita diare dalam 3 bulan terakhir Jumlah%
12
Ya
Tidak 19
2940%
60%
Total 48100
Sumber : hasil Survai di Desa Seduri
Diagaram 22
Diagram Proposi Ibu yang memiliki balita yang menderita diare dalam 3 bulan terakhir Ibu berbalita di Desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo
Masih banyak ibu memiliki balita yang mendrita diare dalam 3 bulan terakhir sebesar 40 %C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE
1. Pengaruh cara penyimpanan makanan terhadap kejadian diare
Tabel IV.25
Kejadian diare menurut cara penyimpanan makanan oleh ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Kabupaten sidoarjo
Penyimpanan makanan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Tertutup 11 2435
Terbuka 7 512
Total 18 2947
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) : Penyimpanan makanan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Tertutup 14,3 21,736
Terbuka 4,7 7,312
Total 19 2948
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara cara penyimpanan makanan terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada engaruh antara cara penyimpanan makanan terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481e. Menghitung X2= (0- e )2 e = [ ( 11- 14,3)214,3]+[(24-21,7)2/21,7]+[(7-4,7)2/4,7 ]+[(5-7,3)2/7,3] = 2,8555
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho fiterima artinya tidak ada pengaruh antara cara penyimpanan makanan dengan kejadian diare .
2. Pengaruh cara makan sendiri terhadap kejadian diare
Tabel IV.26
Kejadian diare terhadap cara makan sendiri pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
cara makan sendiri Kejadian diare
Ya Tidak Total
Tangan 12 1830
Sendok 7 1118
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
cara makan sendiri Kejadian diare
Ya Tidak Total
Tangan 14,3 21,736
Sendok 4,7 7,312
Total 19 2948
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara cara makanan sendiri terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada engaruh antara cara makan sendiri terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 12- 11,88)211,88]+[(18-18,13)2/18,13]+[(7- 7,12)2/7,12 ]
+[(11- 10,87)2/10,87]
= 0,0057
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho fiterima artinya tidak ada pengaruh antara cara makan sendiri dengan kejadian diare
3. Pengaruh cara makan disuapi terhadap kejadian diare
Tabel IV.27
Kejadian diare terhadap cara makan disuapi pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
cara makan sendiri Kejadian diare
Ya Tidak Total
Tangan 12 1325
Sendok 7 1623
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
cara makan sendiri Kejadian diare
Ya Tidak Total
Tangan 9,9 15,136
Sendok 9,1 13,912
Total 19 2948
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara cara makanan disuapi terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada engaruh antara cara makan disuapi terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 12- 9,9)2 /9,9]+[(13-15,1)2/15,1]+[(7- 9,1)2/9,1 ]
+[(16- 13,9)2/13,9]
= 1,5394
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho fiterima artinya tidak ada pengaruh antara cara makan disuapi dengan kejadian diare
4. Pengaruh kebersihan peralatan makan terhadap kejadian diare
Tabel IV.28
Kejadian diare terhadap kebersihan peralatan makan pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
kebersihan peralatan makan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Bersih 11 2435
Kurang bersih 7 613
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
kebersihan peralatan makan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Bersih 13,1 21,935
Kurang bersih 4,9 8,113
Total 18 3048
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara kebersihan perlatan makan terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada engaruh antara cara makan disuapi terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 11- 13,1)2 /13,1]+[(24-21,9)2/21,9]+[(7- 4,9)2/4,9 ]
+[(6- 81)2/8,1]
= 1,9825f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho fiterima artinya tidak ada pengaruh antarakebersihan peralatan makan dengan kejadian diare
5. Pengaruh konsumsi makanan terhadap kejadian diare
Tabel IV.29
Kejadian diare terhadap asal konsumsi makan pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
asal Konsumsi makanan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Masak 17 2340
Beli 3 58
Total 20 2848
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
asal Konsumsi makanan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Masak 16,7 23,340
Beli 3,3 4,7 8
Total 20 2848
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara asal konsumsi makan terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada engaruh antara cara makan disuapi terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 17- 16,7)2 /16,7]+[(23-23,3)2/23,3]+[(3- 3,3)2/3,3 ]
+[(5- 4,7)2/4,7]
= 0,0557
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho fiterima artinya tidak ada pengaruh antara asal makan konsumsi makan dengan kejadian diare
6. Pengaruh jarak sumur terhadap kejadian diare
Tabel IV.30
Kejadian diare terhadappengaruh jarak sumur pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
jarak sumur Kejadian diare
Ya Tidak Total
10m dari pemcemaran 16 2541
10 m dari pencemaran 3 47
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
jarak sumur Kejadian diare
Ya Tidak Total
10m dari pemcemaran 16,2 24,841
10 m dari pencemaran 2,8 4,27
Total 19 2948
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh jarak sumur terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara jarak sumur terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 16- 16,2)2 /16,7]+[(25-24,8)2/24,8]+[(3- 2,8)2/2,8 ]
+[(4- 4,2)2/42]
= 0,0279
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho fiterima artinya tidak ada jarak sumur dengan kejadian diare
7. Pengaruh dinding sumur terhadap kejadian diare
Tabel IV.31
Kejadian diare terhadappengaruh dinding sumur pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
dinding sumur Kejadian diare
Ya Tidak Total
3m 10 2232
3m 9 716
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
jarak sumur Kejadian diare
Ya Tidak Total
3m 12,7 19,332
3m 6,3 9,716
Total 19 2948
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh dinding sumur terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara dinding sumur terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 10- 12,7)2 /12,7]+[(22-19,3)2/19,3]+[(9- 6,3)2/6,3 ]
+[(7- 9,7)2/9,7]
= 2,8604
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara dinding sumur dengan kejadian diare
8. Pengaruh cara perawatan kuku terhadap kejadian diare
Tabel IV.32
Kejadian diare terhadap cara merawat kuku pada ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
Perawatan kuku Kejadian diare
Ya Tidak Total
Terawat 6 1420
Tidak terawat 20 828
Total 26 2248
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
Perawatan kuku Kejadian diare
Ya Tidak Total
Terawat 10,8 9,220
Tidak terawat 15,2 12,828
Total 26 2248
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh cara perawatan kuku terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara cara perawatan kuku terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 6- 10,8)2 /12,7]+[(14-9,2)2/9,2]+[(20- 15,2)2/15,2 ]
+[(8- 12,8)2/12,8]
= 7,9535f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya ada pengaruh antara cara merawat kuku dengan kejadian diare
9. Pengaruh lalat terhadap kejadian diare
Tabel IV.33
Kejadian diare terhadap adanya lalat di rumah ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
lalat Kejadian diare
Ya Tidak Total
Ada lalat 8,7 13,322
Tidak ada lalat 10,3 15,726
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
lalat Kejadian diare
Ya Tidak Total
Ada lalat 10,8 9,220
Tidak ada lalat 15,2 12,828
Total 26 2248
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara adanya lalat di rumah terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara adanya lalat di rumah terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 8- 8,7)2 /8,7]+[(14-13,3)2/13,3]+[(11- 10,3)2/10,3 ]
+[(15- 15,7)2/15,7]
= 0,1719
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh adanya lalat di rumah terhadap dengan kejadian diare
10. Pengaruh penyuluhan terhadap kejadian diare
Tabel IV.34
Kejadian diare terhadap adanya lalat di rumah ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
penyuluhan diare Kejadian diare
Ya Tidak Total
Pernah 6 2632
Tidak pernah 12 416
Total 18 3048
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
penyuluhan diare Kejadian diare
Ya Tidak Total
Pernah 12 2032
Tidak pernah 6 1016
Total 18 3048
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara penyuluhan terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara penyuluhan terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 8- 12)2 /12]+[(26-20)2/13,3]+[(12- 6)2/6 ]
+[(4- 10)2/10
= 14,4
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara penyuluhan dengan kejadian diare
11. Pengaruh tahu cara penularan diare terhadap kejadian diare
Tabel IV.35
Kejadian diare terhadap tahu cara penularan diare ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
penyuluhan diare Kejadian diare
Ya Tidak Total
Pernah 6 2632
Tidak pernah 12 416
Total 18 3048
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
penyuluhan diare Kejadian diare
Ya Tidak Total
Pernah 12 2032
Tidak pernah 6 1016
Total 18 3048
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara tahu penularan diare terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara tahu penularandiare terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 4- 3,6)2 /3,6]+[(5-20)2/5,4,3]+[(15- 15,4)2/15,4]
+[(24- 23,6)2/123,6]
= 0,0912
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh tahu cara penularan diare dengan kejadian diare
12. Pengaruh tingkat penghasilan terhadap kejadian diare
Tabel IV.36
Kejadian diare terhadap tahtingkat pengahsilan ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
Tingkat Pengahasilan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Di bawah rata - rata 13 2538
Diatas rata rata 6 410
Total 19 2948
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
Tingkat Pengahasilan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Di bawah rata - rata 15 2338
Diatas rata rata 4 610
Total 19 2948
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara tingkat penghasilan terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara tingkat penghasilan terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
a= 5%=0,05
d. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
e. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 13- 152 /15]+[(25-23)2/23]+[(6- 4)2/4]
+[(4- 6)2/6]
= 02,1072
f. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh adanya tingkat penghasilan dengan kejadian diare
13. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap kejadian diare
Tabel IV.37
Kejadian diare terhadap tingkat pendidikan ibu berbalita di desa seduri kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo .
tingkat pendidikan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Rendah 12 2234
Tinggi 6 814
Total 18 3048
Tabel Expected ( hitung frekuensi ) :
tingkat pendidikan Kejadian diare
Ya Tidak Total
Rendah 12,7 21,233,9
Tinggi 5,3 8,814,1
Total 18 3048
Sumber : hasil survey
a. Hipotestis
Ho = tidak ada pengaruh antara tingkat pendiidkan terhadap kejadian diare pada balirta di desa Seduri
H1 = ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap kejadian diare pada balita di desa seduri
b. Penentuan Df
Df = ( k-1) (B 1 ) = ( 2-1) .(2-1) = 1
c. Penentuan tingkat kemaknaan (a)
d. a= 5%=0,05
e. Penentuan penerimaan dan penolakan hipotestis
Untuk Df = 1 a=0,05 maka X2=3,481 dengan demikian :
Ho ditolak apabila X2x tabel , dengan x tabel = 3,481
Ho diterima apabila X2 < x tabel , dengan x tabel = 3,481
f. Menghitung
X2= (0- e )2 e = [ ( 12- 12,72 /15]+[(22-21,2)2/23]+[(6- 5,3)2/5,3]
+[(8- 8,8)2/8,8]
= 0,2340
g. Kesimpulan
X2 < 3,481 , sehingga Ho diterima artinya tidak ada pengaruh adanya tingkat pendidikan dengan kejadian diare
BAB V
PEMBAHASANDari hasil penelitian kami tidak didapatkan faktor-faktor sanitasi makanan, yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita di desa Seduri.
Tabel 23 menunjukkan data faktor penyimpanan makanan dengan kejadian diare, yang kemudian dibuktikan dengan Uji Chi Square. Terbukti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan penyimpanan makanan.Tabel 24 menunjukkan data faktor cara makan sendiri dengan kejadian diare, yang kemudian dibuktikan dengan Uji Chi Square. Terbukti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan cara makan sendiri.Tabel 25 menunjukkan data faktor cara menyuapi dengan kejadian diare, yang kemudian dibuktikan dengan Uji Chi Square. Terbukti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan cara menyuapi.Tabel 26 menunjukkan data faktor kebersihan peralatan makan dengan kejadian diare, yang kemudian dibuktikan dengan Uji Chi Square. Terbukti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan kebersihan peralatan makan.
Tabel 27 menunjukkan data faktor asal makanan yang dikonsumsi dengan kejadian diare, yang kemudian dibuktikan dengan Uji Chi Square. Terbukti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan asal makanan yang dikonsumsi.
Namun dua faktor yang mempengaruhi sanitasi makanan menunjukkan adanya pengaruh terhadap kejadian diare yaitu faktor penyuluhan dan perawatan kuku.
Dari analisis tabel 32 menunjukkan bahwa faktor penyuluhan berpengaruh terhadap kejadian diare, yang dibuktikan dengan Uji Chi Square, dimana X2 hitung = 14,4 dan X2 tabel 3,481 sehingga Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara pengaruh penyuluhan dengan kejadian diare kemudian dicari Korelasi Kontingensi
C = X2
X2 + n
= 7,9535
7,9535 + 48
=0,1421
Tabel 30 menunjukkan bahwa faktor cara merawat kuku berpengaruh terhadap kejadian diare. Dibuktikan dengan Uji Chi Square, dimana Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara cara merawat kuku dengan kejadian diare, yang dibuktikan dengan Uji Chi Square, dimana X2 hitung = 7,9535 dan X2 tabel 3,481 sehingga Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara cara merawat kuku dengan kejadian diare. Kemudian dicari Korelasi Kontingensi
C = X2
X2 + n
= 14,4
14,4 + 18
=0,2307
Pengaruh perawatan kuku dengan kejadian diare
Faktor-faktor sanitasi yang berkaitan dengan kebersihan kuku/tangan seperti cara menyuapi, kebersihan peralatan, asal makanan tidak berpengaruh pada kejadian diare. Artinya kebersihan tangan langsung berhubungan dengan mulut anak balita misalnya memberikan kue, membersihkan mulut anaknya itu yang berpengaruh. Oleh sebab itu kebersihan kuku atau tangan ibu harus selalu dijaga, tidak hanya terbatas pada waktu menyuapi anak balita.
Pengaruh penyuluhan dengan kejadian diare
Dari segi sanitasi makanan, ibu-ibu pada dasarnya sudah memahami. Namun yang berkaitan dengan hygiene perorangan khususnya kebersihan tangan/kuku perlu mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam baik caranya maupun bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan. Misalnya pada waktu menyiapkan, sebelum menyuapi, sebelum menangani makanan yang akan disajikan, maupun sebelum memegang payudara untuk menyusui kebersihan tangan harus dijaga.
Dari keseluruhan hasil penelitian secara toritis faktor-faktor sanitasi makanan yang meliputi: cara penyimpanan makanan, cara makan sendiri, cara menyuapi, kebersihan peralatan makan dan asal makanan yang dikonsumsi menyebabkan kejadian diare tetapi dari hasil penelitian tidak didapatkan pengaruh yang menyebabkan kejadian diare.
Kemungkinan dikarenakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
Penghitungan yang salah
Pengambilan sampel
Metode kuisioner yang kurang benar
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULANHasil penelitian ini, dengan metode analiktik uji statistic Chi square didapatkan :
1. Tidak ada pengaruh antara faktor faktor sanitasi makanan terhadap kejadian diare di desa Seduri Keamatan Baolongbendo Sidoarjo.2. Ada pengaruh faktor faktor yang tidak langsung mempengaruhi sanitasi makanan yaitu :
Ada pengaruh faktor kebersihan kuku /tangan terhadap kejadian diare anak balita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Sidoarjo .dengan cara derajat Kntingensi sebesar 0,1421
Ada pengaruh dari ada/tidaknya penyuluhan dengan kejadian diare terhadap ibu berbalita di desa Seduri Kecamatan Balongbendo Sidoarjo . dengan derajat Kontingensi sebesar 0,2307 B. SARAN1. Meningkatkan kebersihan perseorangan ibu ibu berbalita,khususnya yang menyangkut hygiene perorangan yaitu kebersihan tangan dan kuku.
2. Semua kegiatan yang berkaitan dengan sanitasi makanan,pemberian makanan,minuman , pemberian asi , penyedian makanan tambahan atau makanan pendamping misalnya kue kue yang dilaksanakan oleh ibu ibu harus dilakuakan dengan memperhatikan kebersihan kuku/tangan.
3. Meningkatkan kegiatan penyuluhan terhadap ibu ibu berbalita khususnya yang menyangkut :
Hiegne perseorangan
Cara menyediakan makanan yang hygiene
Cara memberikan ASI yang hygiene
Cara menyediakan makanan pendamping yang hygiene
DAFTAR PUSTAKAAnonym 1999, Sindrom Diare . Edisi 2 GRAMIK . Fakulitas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Syam F 2005 penyebab diare . Browsing at http//www.medicastore.com on 16 Juni,2009FKUI 1998 direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 199,Bagian Ilmu Kesehatan Anak . FKUI Jakarta.
Andianto 1995 Penyakit Tropis . Buku Ikatan Dokter Anak Indonesia .Jakarta.
Suandi 1999 Penatalaksanaan Diare. Buku Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta .
Suparto , Pitono,et.al.1994.Gastroenterologi Diare, Pedoman Diagnosa dan Terapi LAB / UPF Ilmu Kesehatan Anak. RSUD Dr. Soetomo. Surabay .
Anonym 2000 ilmu Kesehatan Anak I.Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia . Jakarta.
LEMBARAN KUISIONER
PENELITIAN TENTANG PENGARUH SANITASI MAKANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SEDURI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJONama :
Usia :
Alamat :
1. Apakah tingkat pendidikan terakhir ibu ?
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
2. Darimana ibu mendapatkan sumber air bersih untuk keperluan sehari hari ?
a. Sumur
b. PDAM
3. Apakah ibu memasak air untuk minum sampai mendidih ?
a. Ya
b. Tidak
4. Bagaimana keadaan kuku ibu ?
a. Terawat
b. Tidak terawat
5. Apakah Ibu mencuci tangan sebelum makan / minum ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah dirumah dan disekitar rumah ibu ada lalat ?
a. Ya
b. Tidak
7. Lantai rumah ibu terbuat dari apa ?
a. Kedap air/ mudah dibersihkan
b. Tidak kedap air
8. Bila kedap air berapa kali ibu membersihkan / dip el ?
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 1x sehari
9. Bagaimana keadaan tempat sampah dirumah ibu ?
a. Tertutup
b. Terbuka
10. Adakah anak balita ibu mengalami kejadian diare dalam 3 bulan terakhir ?
a. Ya
b. Tidak
11. Bagaimana cara ibu menyimpan makanan dirumah ?
a. Di tempat tertutup
b. Ditempat terbuka
12. Bagaimana cara Ibu memberikan makanan pada anak ?
a. Makan sendiri
b. Disuapi
13. Jika anak bisa makan sendiri menggunkan apa ?
a. Dengan sendok
b. Dengan tangan
14. Bila ibu menyuapi anak ibu bagaimana caranya ?
a. Dengan sendok
b. Dengan tangan
15. Bagaimana keadaan kebersihan peraltan makan ibu ?
a. Bersih
b. Tidak bersih
16. Darimana ibu memperoleh makanan yang siap konsumsi ?
a. Memasak sendiri
b. Membeli atau langganan / catering
17. Apakah ibu mengetahui tentang cara penularan diare ?
a. Tahu
b. Tidak
18. Apabila ibu tahu, dari mana pengetahuan tersebut diperoleh ?
a. Ari petugas kesehatan
b. Dari mas media
c. Ari sumber lain
19. Apakah ibu pernah mendapat penyuluhan tentang diare ( gejala,bahaya, cara menular dll)?
a. Pernah
b. Tidak
20. Berapakah penghasilan keluarga rata rata per bulan ?
a. Rp.500.000,- atau kurang
b. > Rp. 500.000 Rp. 850.000,-/upah minimum rata rata
21. > Rp. 850.000,-
22. Apakah dinding sumur sudah memenuhi syarat sumur sehat ( sanitasi )?
a. Ya
b. Tidak
23. Apakah letak sumur sudah memenuhi syarat sanitasi ?
a. Ya
b. Tidak
Penyimpanan makanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sanitasi makanan
Langsung:
Penyediaan air
Hygiene Individu
Vector (lalat)
Kebersihan rumah
Tidak Langsung:
Tingkat pendidikan
Tingkat pengetahuan tentang diare
Tingkat penghasilan
Penyuluhan
Cara makan
Penyimpanan makanan
Disuapi
Kejadian diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun.
Kebersihan peralatan makan
Asal konsumsi makanan
28
26
24
20
14
16
6
12
4
2
1
34
32
36
40
44
54
56
57
58
60
59
52
50
48
46
44
42
Sumur
46
10
8
18
19
22
30
38
42
PDAM
seminggu
_1324652661.xlsChart1
0.17
0.54
0.25
0.04
Sales
Sheet1
Sales
SD17%
SMP54%
SMA25%
PERGURUAN TINGGI4%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652719.xlsChart1
0.67
0.33
Sales
Sheet1
Sales
pernah67%
tidak pernah33%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652774.xlsChart1
0.48
0.52
tabel
Sheet1
tabel
dengan sendok48%
dengan tangan52%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652797.xlsChart1
0.17
0.83
Sales
Sheet1
Sales
membeli di luar17%
masak sendiri83%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652837.xlsChart1
0.15
0.85
Sales
Sheet1
Sales
tidak15%
ya85%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652904.xlsChart1
0.6
0.4
Sales
Sheet1
Sales
tidak60%
ya40%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652808.xlsChart1
0.33
0.67
Sales
Sheet1
Sales
tidak33%
ya67%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652784.xlsChart1
0.73
0.27
Sales
Sheet1
Sales
Bersih73%
Tidak Bersih27%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652751.xlsChart1
0.75
0.25
Sales
Sheet1
Sales
makan sendiri75%
disuapi25%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652764.xlsChart1
0.62
0.38
tabel
Sheet1
tabel
dengan sendok62%
dengan tangan38%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652731.xlsChart1
0.75
0.25
Sales
Sheet1
Sales
ditempat tertutp75%
ditemapt terbuka25%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652690.xlsChart1
0.54
0.04
0.42
Sales
Sheet1
Sales
petugas kesehatan54%
mas media4%
sumber lain42%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652703.xlsChart1
0.15
0.65
0.2
Sales
Sheet1
Sales
500/500.00 - 850.00065%
>850.00020%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652671.xlsChart1
0.35
0.65
Sales
Sheet1
Sales
tidak35%
ya65%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652211.xlsChart1
0.35
0.65
Sales
Sheet1
Sales
tidak35%
ya65%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652248.xlsChart1
0.79
0.21
Sales
Sheet1
Sales
lantai kedap air79%
lantai tidak kedap air21%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652543.xlsChart1
0.16
0.58
0.26
Sales
Sheet1
Sales
1x sehari16%
2x sehari58%
1x sebulan26%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652231.xlsChart1
0.54
0.46
Sales
Sheet1
Sales
tidak54%
ya46%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652058.xlsChart1
0.38
0.62
Sales
Sheet1
Sales
dengan sendok38%
dengan tangan62%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1324652190.xlsChart1
0.42
0.58
Sales
Sheet1
Sales
terawat42%
tidak terawat58%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1323959791.xlsChart1
0.88
0.12
Sales
Sheet1
Sales
ya88%
tidak12%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1323959855.xlsChart1
0.87
0.13
Sales
Sheet1
Sales
tempat sampah terbuka87%
tempat sampah tertutup13%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.