BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan gairah kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prokduktifitas kerja. Sedangkan tempat kerja yang tidak dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan bertambahnya beban kerja. Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi kinerja para pekerja di lingkungan kerja, keadaan yang nyaman akan membuat pekerja mampu meningkatkan produktivitas kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah intensitas penerangan pada lingkungan kerja. Hal tersebut menjadi penting di samping beberapa faktor lainnya. Jika salah satu faktor ini dapat dipenuhi maka pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman karena intensitas penerangan yang cukup dan memenuhi standard. Banyak industri yang terkadang sering melupakan hal yang sangat sederhana mengenai intensitas penerangan di lingkungan kerja. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya dari segi biaya sehingga sebuah industri tidak mau mengeluarkan uang untuk kepentingan tersebut..Hal ini dapat mengakibatkan pada penurunan produktivitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan gairah kerja, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan prokduktifitas kerja. Sedangkan tempat
kerja yang tidak dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan
bertambahnya beban kerja.
Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi kinerja para pekerja di
lingkungan kerja, keadaan yang nyaman akan membuat pekerja mampu
meningkatkan produktivitas kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah
intensitas penerangan pada lingkungan kerja. Hal tersebut menjadi penting di
samping beberapa faktor lainnya. Jika salah satu faktor ini dapat dipenuhi
maka pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman karena intensitas
penerangan yang cukup dan memenuhi standard.
Banyak industri yang terkadang sering melupakan hal yang sangat
sederhana mengenai intensitas penerangan di lingkungan kerja. Hal itu bisa
saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya dari segi biaya sehingga sebuah
industri tidak mau mengeluarkan uang untuk kepentingan tersebut..Hal ini
dapat mengakibatkan pada penurunan produktivitas pekerja di lingkungan
kerja. Jika hal tersebut terjadi tentu akan merugikan sebuah industri.
Intensitas penerangan yang cukup diharapkan dapat memberi solusi
agar pekerja dapat bekerja secara nyaman, sehingga produktivitas kerja yang
dihasilkan tinggi dan sebuah perusahaan atau industri dapat meraih
keuntungan.
Penerangan yang baik memungkinkan tanaga kerja untuk melihat obyek
yang dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu
lebih. Penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih
baik dan keadaan lingkungan yang nyaman(Suma’mur, 2000). Permasalahan
penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat suatu karakteristika
dari indera penglihatan. Upaya-upaya yang dilakukan agar dapat melihat
obyek dengan lebih baik dan pengaruh termasuk pencahayaan terhadap
lingkungan.
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan alat yang bernama
luxmeter untuk mengetahui intensitas penerangan yang dihasilkan dari
sumber penerangan di Kelas PPNS, studio gambar, dan lain-lain. Sehingga
dengan mengetahui kondisi penerangan di ruangan tersebut diharapkan dapat
member rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kerja.
1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara membuat analisa survey awal?
2. Bagaimana cara melakukan pengukuran intensitas penerangan?
3. Bagaimana cara melakukan analisa hasil pengukuran?
4. Apakah hubungan antara penerangan dengan luas tempat kerja?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa mampu membuat analisa survey dalam pengukuran
penerangan dan pemetaan ruangan (mapping)
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran penerangan dengan
menggunakann lux meter
3. Mahasiswa mampu melakukan analisa hasil pengukuran dengan
membandingkan dengan standart serta menentukan kondisi ideal sesuai
dengan landasan teori yang benar.
4. Mahasiswa mampu membuat analisa tentang hubungan antara
penerangan dengan luas tempat kerja.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada area PPNS dengan batasan ruang yaitu
Studio Gambar dan ruang kelas
2. Pengambilan data di laksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 mulai
pukul 07.00 sampai 10.25
3. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah lux meter dan meteran.
4. Standar yang digunakan adalah SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran
intensitas penerangan di tempat kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Penerangan di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap keadaan
kesehatan keselamatan dan produktivitas tenaga kerja . penerangan yang
buruk secara lansung tidak menyebabkan kerusakan pada mata namun sring
menimbulkan kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata. Sedangkan
penerangan yang terlalu kuat juga tidak dikehendaki karena dapat
menimbulkan kesilauan.
Alat yang digunakan untuk intensitas penerangan adalah luxmeter. Alat
ini bekerja berdasarkan pengubahan energy cahaya menjadi tenaga listrik
oleh photo elektrik cell. Intensitas penerangan diukur dengan 2 cara , yaitu:
1. Penerangan umum , pengukuran dilakukan setiap meter persegi luas
lantai , dengan tinggi pengukuran kuang lebih 85 cm dari lantai(setinggi
pinggang)
2. Penerapan local, diukur ditempat kerja atau meja kerja pada obyek yang
dilihat oleh tenaga kerja.
Keadaan penerangan di tempat kerja memadai atau tidak selain
ditentukan oleh kualitas atau tinggi luminasi yang menyebabkan obyek dan
sekitarnya terlihat dengan jelas, juga di tentukan oleh kualitas penerangan
tersebut yang di antaranya menyangkut arah dan penyebaran/distribusi
cahaya, tipe dan tingkat kesilauan. Demikian pula dengan dekorasi tempat
kerja atau warna dari dinding, langit-langit , peralatan kerja dan lain-lainnya
juga berpengaruh dalam tingkat penerangan di tempat kerja
Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran
intensitas penerangan dalam ruangan antara lain adalah efisiensi penerangan
yang dipengaruhi oleh: rendemen armature/distribusi cahaya/faktor refleksi/
Jika yang dicari tidak ditemukan maka dilakukan interpolasi untuk
menentukan, d = faktor depresiasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sistematika Penelitian
Latar Belakang
Untuk menciptakan suasana pada tempat kerja yang baik yaitu dengan memperhatikan atau menilai kualitas penerangannya.
Untuk setiap kegiatan dalam sebuah ruangan, diperlukan kualitas penerangan yang baik dan disesuaikan dengan standart penerangan.
Dengan mengetahui hasil analisis pengukuran penerangan, kita akan dapat mengontrol dan mengetahui pengukuran penerangan pada suatu tempat kerja sesuai dengan standart atau tidak agar dapat mengaplikasikan teori keselamatan dan kesehatan kerja mengenai penerangan di suatu tempat kerja.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat analisa survey awal?2. Bagaimana cara melakukan pengukuran intensitas penerangan?3. Bagaimana cara melakukan analisa hasil pengukuran?4. Apakah hubungan antara penerangan dengan luas tempat kerja?
Metodologi Penelitian
Praktikum dilakukan untuk mengetahui hasil analisis pengukuran penerangan pada suatu tempat kerja sesuai dengan standart atau tidak dan dapat menentukan kondisi ideal sesuai dengan landasan teori yang benar.
Data primer
1 Pengukuran intensitas
pencahayaan
2. Karakteristik tempat kerja
Sekunder
1. Jenis lampu
2. Daya lampu
Kesimpulan dan Saran
Analisis Data> Analisis survey awal pengukuran> Analisis pemetaan ruangan (mapping)> Analisis hasil pengukuran dengan membandingkan dengan standart> Analisis kondisi ideal sesuai dengan landasan teori yang benar
3.2 Peralatan
Alat yang digunakan untuk mengukur penerangan pada praktikum
kali ini adalah lux meter. Satuan ukur sebagai hasil dari pengukuran lux
meter adalah lux atau lumen per meter kuadrat. Setiap menggunakan lux
meter harus dikalibrasi terlebih dahulu atau tiap satu tahun sekali, agar
dalam pengukuran diperoleh hasil denagn ketelitian yang maksimal.
Gambar 3.1 Lux MeterSumber: http://www.safety_25.blogspot.com/images/lux_meter.html
Bagian – bagian lux meter :
1. Display
2. Range switch yang trediri dari :
A : < 2000 lux
B : 2000 – 19.900 lux
C : 20.000 – 50.000 lux
3. Tombol On / Off
Dipakai untuk mengaktifkan atau menonaktifkan lux meter
4. Tombol Zero adjust VR
Untuk meyakinkan bahwa light sensor membaca nilai ‘zero’ pada
display dapat digunakan tombol ini. Catatan : keadaan tidak ‘zero’
tidak terlalu berpengaruh terhadap keakuratan pembacaan.
5. Light sensor
Merupakan bagian terpisah dari lux meter dan digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya dari sumber cahaya yang dikehendaki.
6. Battery compartment
Merupakan wadah baterai dan bisa dibuka / ditutup untuk
mengganti baterai.
3.3 Prosedur Alat Kerja
Prosedur penggunaan lux meter adalah sebagai berikut :
1. Mengubah power on / off pada posisi “ON”
‘1’ = ON ‘2’ = OFF
2. Memilih range yang sesuai ( 2000 lux, 20.000 lux, atau 50.000 lux)
pada “range switch”.
3. Bila dirasa perlu, melakukan ‘zero adjusment’ untuk meyakinkan posisi
‘zero value’.
4. Memegang “light sensor” dengan setinggi kurangb lebih 0,85 – 0,90 cm
dari lantai dan menghadapkan pada sumber cahaya dan tunggu
beberapa saat sampai display menunjukkan nilai yang terbaca.
5. Sebelum melakukan pengukuran membiarkan ‘light sensor’ terpapar
cahaya selama 5 menit.
6. Memperhatikan jangan sampai bayangan operator tertangkap oleh ‘light
sensor’ disarankan jauhkan dari badan operator.
7. Pakaian operator hendaknya berwarna gelap, untuk menghindari
terjadinya pantulan cahaya.
8. Melakukan pengukuran sesuai dengan petunjuk praktikum
9. Pembacaan untuk masing – masing range
Range 0 – 1999 : sesuai display
Range 2000 – 19.999 : kalikan dengan 10
Range 20.000 – 50.000 : kalikan dengan 100
10. Menggunakan faktor koreksi dibawah ini untuk jenis lampu yang
berbeda :
Tabel 3.6 Faktor koreksi LampuLampu merkuri X 1,05
Lampu fluorescent X 0,96
Lampu Sodium X 1.11
Daylight X 0,96
(Sumber : SNI 16-7062-2004)
Rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan penerangan suatu ruangan
adalah sebagai berikut :
N= E . AQ . ef . d
…………….(3.1)
Dengan :N = jumlah armature
E = spesifikasi standart lumer ruangan, dapat dilihat dalam tabel yang ada
untuk mengetahui standart lumer ruangan
BAB VI
TUGAS PENDAHULUAN
1. Peraturan pemerintah nomer berapa yang mengatur tentang syarat penerangan
ditempat kerja, serta berikan contoh salah satu aturannya ?
2. Suatu tuangan kerja dengan ukuran 10×20m dengan tinggi 5m diberi
penerangan 2×3000 lumen. Tentukan jumlah armature yang diperlukan dan
gambarkan denahnya ?
Keterangan :
Bila kerja 0,85m dari lantai
Faktor refleksi adalah rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,1
Faktor depresiosi = 0,7
Pekerjaan yang dilakukan adalah jahit menjahit
Rendaman / efisiensi armature adalah penerangan langsung
Jawab :
1. Peraturan menteri perburuhan no.07 tahun 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja
Contoh pasal 10 :
Jarak antara gedung-gedung / bangunan-bangunan harus sedemikian rupa
sehingga tidak menganggu masuknya adanya siang ditempat kerja
Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk
melakukan pekerjaan
2. Diket : L = (10×20)m²
@ 2 lampu × TL 40 W
Tinggi pemasangan = 5 cm
Tinggi bidang kerja = 0,85 m
D = 0,7
Ditanya = jumlah armature dan gambar denah
Jawab =
K= p .lh ( p+l )
= 10 ×20(5−0,85 ) (10+20 )
= 2002
124 ,5²=1,606
Untuk : K = 1,5
K = 2
Untuk : K = 1,606 →
1, 5−1,6061,606−2
=6,43−xx−0,56
0,1060,34
=0,43−xx−0,56
0,106x – 0,059 = 0,1462 – 0,34x
0,466× = 0,2052
×= 0,46
N =N= E . AQ . ef . d
¿ 500 . 2006000× 0,4 × 0,7
= 51, 759 = 52 armatur
4m
6m 6m 6m
6m
20m
DAFTAR PUSTAKA
Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Jakarta :
Graha Ilmu
Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Suma’mur, 2009)
Modul Tata Tertib Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja, PPNS ITS
Penerangan di Tempat Kerja, Februari 2006, Keselamatan & Kesehatan
Kerja PT Konimex
Peraturan Menteri Perburuhan Nomer 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan dalam tempat kerja.
SNI 16-7062-2004, tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja.
Standart IES (illuminating engineering society)
Standart United Nations environment programe (UNEP) dalam Pedoman