Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan gairah kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prokduktifitas kerja. Sedangkan tempat kerja yang tidak dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan bertambahnya beban kerja. Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi kinerja para pekerja di lingkungan kerja, keadaan yang nyaman akan membuat pekerja mampu meningkatkan produktivitas kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah intensitas penerangan pada lingkungan kerja. Hal tersebut menjadi penting di samping beberapa faktor lainnya. Jika salah satu faktor ini dapat dipenuhi maka pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman karena intensitas penerangan yang cukup dan memenuhi standard. Banyak industri yang terkadang sering melupakan hal yang sangat sederhana mengenai intensitas penerangan di lingkungan kerja. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya dari segi biaya sehingga sebuah industri tidak mau mengeluarkan uang untuk kepentingan tersebut..Hal ini dapat mengakibatkan pada penurunan produktivitas
31

Laporan Pendahuluan Penerangan

Oct 26, 2015

Download

Documents

lutfiaditama

Praktikum Lingkungan Kerja, uji penerangan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pendahuluan Penerangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan gairah kerja, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan prokduktifitas kerja. Sedangkan tempat

kerja yang tidak dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan

bertambahnya beban kerja.

Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi kinerja para pekerja di

lingkungan kerja, keadaan yang nyaman akan membuat pekerja mampu

meningkatkan produktivitas kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah

intensitas penerangan pada lingkungan kerja. Hal tersebut menjadi penting di

samping beberapa faktor lainnya. Jika salah satu faktor ini dapat dipenuhi

maka pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman karena intensitas

penerangan yang cukup dan memenuhi standard.

Banyak industri yang terkadang sering melupakan hal yang sangat

sederhana mengenai intensitas penerangan di lingkungan kerja. Hal itu bisa

saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya dari segi biaya sehingga sebuah

industri tidak mau mengeluarkan uang untuk kepentingan tersebut..Hal ini

dapat mengakibatkan pada penurunan produktivitas pekerja di lingkungan

kerja. Jika hal tersebut terjadi tentu akan merugikan sebuah industri.

Intensitas penerangan yang cukup diharapkan dapat memberi solusi

agar pekerja dapat bekerja secara nyaman, sehingga produktivitas kerja yang

dihasilkan tinggi dan sebuah perusahaan atau industri dapat meraih

keuntungan.

Penerangan yang baik memungkinkan tanaga kerja untuk melihat obyek

yang dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu

lebih. Penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih

baik dan keadaan lingkungan yang nyaman(Suma’mur, 2000). Permasalahan

penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat suatu karakteristika

dari indera penglihatan. Upaya-upaya yang dilakukan agar dapat melihat

Page 2: Laporan Pendahuluan Penerangan

obyek dengan lebih baik dan pengaruh termasuk pencahayaan terhadap

lingkungan.

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan alat yang bernama

luxmeter untuk mengetahui intensitas penerangan yang dihasilkan dari

sumber penerangan di Kelas PPNS, studio gambar, dan lain-lain. Sehingga

dengan mengetahui kondisi penerangan di ruangan tersebut diharapkan dapat

member rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kerja.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara membuat analisa survey awal?

2. Bagaimana cara melakukan pengukuran intensitas penerangan?

3. Bagaimana cara melakukan analisa hasil pengukuran?

4. Apakah hubungan antara penerangan dengan luas tempat kerja?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa mampu membuat analisa survey dalam pengukuran

penerangan dan pemetaan ruangan (mapping)

2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran penerangan dengan

menggunakann lux meter

3. Mahasiswa mampu melakukan analisa hasil pengukuran dengan

membandingkan dengan standart serta menentukan kondisi ideal sesuai

dengan landasan teori yang benar.

4. Mahasiswa mampu membuat analisa tentang hubungan antara

penerangan dengan luas tempat kerja.

1.4 Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada area PPNS dengan batasan ruang yaitu

Studio Gambar dan ruang kelas

2. Pengambilan data di laksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 mulai

pukul 07.00 sampai 10.25

Page 3: Laporan Pendahuluan Penerangan

3. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah lux meter dan meteran.

4. Standar yang digunakan adalah SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran

intensitas penerangan di tempat kerja

Page 4: Laporan Pendahuluan Penerangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Penerangan di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap keadaan

kesehatan keselamatan dan produktivitas tenaga kerja . penerangan yang

buruk secara lansung tidak menyebabkan kerusakan pada mata namun sring

menimbulkan kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata. Sedangkan

penerangan yang terlalu kuat juga tidak dikehendaki karena dapat

menimbulkan kesilauan.

Alat yang digunakan untuk intensitas penerangan adalah luxmeter. Alat

ini bekerja berdasarkan pengubahan energy cahaya menjadi tenaga listrik

oleh photo elektrik cell. Intensitas penerangan diukur dengan 2 cara , yaitu:

1. Penerangan umum , pengukuran dilakukan setiap meter persegi luas

lantai , dengan tinggi pengukuran kuang lebih 85 cm dari lantai(setinggi

pinggang)

2. Penerapan local, diukur ditempat kerja atau meja kerja pada obyek yang

dilihat oleh tenaga kerja.

Keadaan penerangan di tempat kerja memadai atau tidak selain

ditentukan oleh kualitas atau tinggi luminasi yang menyebabkan obyek dan

sekitarnya terlihat dengan jelas, juga di tentukan oleh kualitas penerangan

tersebut yang di antaranya menyangkut arah dan penyebaran/distribusi

cahaya, tipe dan tingkat kesilauan. Demikian pula dengan dekorasi tempat

kerja atau warna dari dinding, langit-langit , peralatan kerja dan lain-lainnya

juga berpengaruh dalam tingkat penerangan di tempat kerja

Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran

intensitas penerangan dalam ruangan antara lain adalah efisiensi penerangan

yang dipengaruhi oleh: rendemen armature/distribusi cahaya/faktor refleksi/

pemantulan/ indeks ruangan/ bentuk-bentuk penyusutan/depresiasi.

Sehingga diperlukan kemampuan teori dan praktek yang baik agar diperoleh

hasil analisa yang akurat agar dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan

Page 5: Laporan Pendahuluan Penerangan

K3 khususnya penerangan yang baik dalam lingkungan. Dua macam

pengukuran penerangan adalah

1. Pengukuran penerangan umum

2. Pengukuran penerangan lokal

Penentuan titik pengukuran penerangan umum yaitu potong garis

horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1

meter dari lantai.

Penentuan titik lokal yaitu obyek kerja berupa meja kerja maupun

peralatan , ila merupakan meja kerja, pengukuran dapat diliakukan di atas

meja yang ada.

Jarak tertentu dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut:

1. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi

Titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada

jarak setiap 1(satu) meter. Contoh denah pengukuran intensitas

penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter persegi

seperti gambar 2.1 berikut

1 m 1 m 1 m 1 m

Gambar 2.1 Penentuan Titik Pengukuran Penentuan Umum dengan luas

Kurang dari 10 m2

(Sumber : SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran intensitas penerangan di

tempat kerja)

2. Luas ruangan antara 10 meter persgi sampai 100 mter persegi

Titik potong garis horizontal psnjsng dan lebar ruangan adalah pada

jarak setiap 3 (tiga) meter. Contoh denah pengukuran intensitas

penerangan umum untuk luas ruangan antara 10 meter sampai 100

meter persgi seperti gambar 2.2 berikut ini

1 m

1 m

Page 6: Laporan Pendahuluan Penerangan

Gambar 2.2 Pentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum dengan

Luas Antara 10 m2—100 m2

(Sumber: SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran intensitas penerangan

di tempat kerja)

3. Luas ruangan lebih dari100 meter persegi

Titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak

6 meter.Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk

luas ruangan lebih dari 100 m² seperti gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum dengan

Luas Lebih dari 100 m²

(Sumber: SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran intensitas penerangan di

tempat kerja)

Dalam ruang lingkup pekerjaan,faktor yang menentukan visibilitas

guna memudahkan dilakukannya pekerjaan adalah ukuran obyek, derajat

kontras di antara obyek, sekelilingnya luminensi (brightness) lapangan

penglihatan yang tergantung dari pencahayaan, dan pemantulannya pada

arah pengamat, serta lama waktunya melihat. Faktor - faktor demikian dapat

saling mengimbangi satu dengan yang lainnya misalnya, suatu obyek

6 m

6 m

6 m

6 m 6 m 6 m 6 m

Page 7: Laporan Pendahuluan Penerangan

dengan kontras yang kurang dapat dilihat apabila obyek tersebut cukup

besar dan bila penerangan cukup baik. Konsep ini sangat penting

pengaruhnya terhadap arti ketajaman penglihatan yang diartikan sebagai

harga kebalikan dari ukuran obyek terkecil dan dapat dilihat. Ukuran yang

terkecil itu ternyata masih tergantung kepada kontras dan tingkat

penerangan. Ukuran suatu obyek dinyatakan dengan derajad sudut

penglihatan (Suma’mur, 2000)

Pengertian sederhana dari sifat keterlihatan (visibilitas) suatu obyek

bagi seseorang adalah perbandingan antara ukuran obyek dan ukuran obyek

terkecil yang dapat dilihat. Jika ukuran sudut terkecil yang dapat dilihat

adalah Do, sedangkan D adalah ukuran sudut suatu benda , maka

visibilitasnya adalah V = D / Do. Atau jika benda berukuran garis setinggi h

dan di lihat pada jarak d. Maka V = 3400 x h/d

Table 2.1 Derajat Visibilitas Perbandingan ukuran Visibilitas

2.5 atau lebih

1- <2.5

Lebih kecil dari 1

Terlihat dengan mudah

Perlu upaya agar terlihat

Tidak terlihat

Sumber : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Suma’mur, 2000)

Upaya mata yang berlebihan menjadi sebab kelelahan psikis / mental.

Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan kemampuan intelektual,

berkurangnya daya konsentrasi, dan melambatnya kecepatan berfikir. Lebih

dari itu, bila tenga kerja mencoba mendekatkan matanya terhadap obyek

untuk memperbesar ukuran benda (visibilitas),terjadi upaya akomodasi mata

yang lebih dipaksakan, sehingga mungkin terjadi penglihatan rangkap atau

(dobel) atau kabur. Gejala demikian biasanya, disertai pula oleh perasaan

sakit kepala di daerah atas mata.

Menurut DR.Suma’mur P.K.MSc ketajaman penglihatan berkurang

dengan bertambahnya usia. Pada tenaga kerja yang berusia lebih dari 40

tahun, visus jarang ditemukan 6/6 melainkan berkurang. Maka dari itu,

kontras dan ukuran benda perlu lebih besar untuk melihat dari ketajaman

yang sama. Perbandingan ukuran benda untuk orang berusia lebih dari 40

tahun dapat dihitung dari rumus R40+x =2.5-0.05x, maka dari itu perlu

Page 8: Laporan Pendahuluan Penerangan

pembesaran obyek, kontras yang lebih baik dan penerangan yang jelas.

Sehubungan dengan itu, perlu upaya:

a. Perbaikan kontras. Cara ini termudah dan tersederhana, serta dilakukan

dengan memilih latar belakang penglihatan yang tepat tetapi kontras

selalu ditentukan oleh sifat bahan yang tidak dapat dirubah atas

permintaan dari tenaga kesehatan.

b. Meninggikan penerangan. Biasanya, intensitas penerangan harus

sekurang kurangnya 2x dibesarkan. Dalam berbagai hal, masih perlu

dipasang lampu – lampu ditempat kerja untuk lebih mempermudak

penglihatan.

c. Penempatan tenaga kerja dengan visus yang setinggi tingginya. Kerja

malam harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berusia muda, yang

apabila usianya bertanbah yang bersangkutan dapat ditempatkan pada

pekerjaan yang kurang memerlukan ketelitian.

Dapat pula digunakan alat pembesar sehingga dapat melihat obyek

dengan mudah, namun dalam hal ini terdapat kerugian sebagai berikut:

a. Lapangan penglihatan menjadi terbatas

b. Berkurangnya pengguna potensi mata untuk berakomodasi

c. Terganggunya koordinasi antara indera penglihatan dan gerakan tangan

d. Kepala harus tetap berada pada posisi tertentu.

Alat bantu yang dapat memperbaiki kerugian ini adalah semacam

penggunaan televisi yang di sertai dengan pembesaran visibilitas obyek.

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga

kerja dapat melihat obyek pekerjaannya dengan teliti, cepat, dan tanpa upaya

yang tidak perlu, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang

nyaman dan menyenangkan. Penerangan yang baik ditentukan oleh faktor-

faktor:

a. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan

b. Pencegahan terhadap kesilauan

c. Pengaturan arah sinyal

d. Penggunaan warna yang di pakai untuk penerangan

Page 9: Laporan Pendahuluan Penerangan

e. Pemakaian sumber cahaya yang tidak atau minimal yang menimbulkan

panas terhadap lingkungan.

Table 2.2 Standart IES (Illuminating Engineering Society)

Tempat Jenis pekerjaanNilai level iluminasi

Sangat baik Baik

Kantor biasa

Pembukuan, mengetik,

membaca, menulis, melayani

mesin-mesin kantor

1000 500

Ruang arsip, tangga, gang,

ruang tunggu250 150

Sekolah

Ruang kelas 500 250

Ruang gambar 1000 500

Ruang jahit-menjahit 1000 500

Industri

Pembuatan jam tangan,

instrument kecil dan halus,

mengukir

500 2500

Pekerjaan pemasangan halus,

menyetel mesin bubut

otomatis, bubut halus, poles

2000 1000

Pekerjaan bor, bubut kasar,

pekerjaan biasa1000 500

Toko

Etalase took besar 2000 1000

Toko lain 1000 500

Rumah ibadah 250 125

Rumah tinggal Kamar tidur, kamar mandi,

kamar rias, dapur

500 250

Page 10: Laporan Pendahuluan Penerangan

Penerangan umum 250 125

Sumber: Standart berdasarkan IES ( Iluminating Engineering Society)

Tabel 2.3 Standart Intensitas penerangan

No Jenis bangunan atau tempat Lux

1. Industri pesawat terbang, pabrikasi bagian :

Pengeboran, pengerasan skrup,

penggilingan

Assembling aklur

Hanggar untuk perbaikan pesawat

Kasar

Sedang

Halus

750

1000

1000

300

1000

2000

2. Penjilitan buku :

Pemotongan, penjahitan, pelubangan

Embasing, pemeriksaan

750

2000

3. Industri kimia :

Area pabrik

Ruangan pencampuran

Injeksi dan kalendering

Ruang pengendali

Laboratorium

Ruang pemeriksaan warna

200

300

500

500

750

1000

4. Pabrik keramik :

Pencetakan, pengepresan, pembersihan

Pewarnaan

300

1000

5. Industri kelistrikan :

Penggulungan

Pekerjaan assembling :

Halus

Sangat halus

500

1500

2000

6. Garasi mobil :

Page 11: Laporan Pendahuluan Penerangan

Tempat perbaikan

Area untuk lalu lalang

1000

200

Lanjutan Tabel 2.3

No Jenis bangunan atau tempat Lux

6 Tempat parkir :

Jalur masuk

Jalur lintasan

Gudang

500

100

50

7. Usaha pencucian dan penyetrukan pakaian :

Pencucian

Penyetrukan

Mesin penekanan akhir, Sortir

300

500

750

8. Pabrik kulit :

Pembersihan, pementangan, penyamakan

Pekerjaan akhir, scarfing

300

1000

9. Bengkel bermesin :

Pengelasan

Pekerjaan kasar

Pekerjaan setengah halus

Pekerjaan halus

300

500

1000

2000

10. Bengkel pengecatan :

Penyemprotan

Pengecetan halus dengan tangan

Poles dan pengeringan

500

1000

500

Sumber : Standart Intensitas penerangan( Suripto, 2000)

Tabel 2.4 Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis PekerjaanJenis pekerjaam Contoh pekerjaan Tingkat Penerangan yang

dibutuhkan (Lux)

Tidak teliti Penimbunan barang 80 – 170

Agak teliti Pemasangan (tak teliti) 170-350

Page 12: Laporan Pendahuluan Penerangan

Teliti Membaca, menggambar 350-700

Sangat teliti Pemasangan 700-1000

Sumber : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Suma’mur, 2009)

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam tabel 2 berikut ini :

Tabel 2.5 Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jenis Pekerjaan Tingkat

Pencahayaan

Minimal ( Lux )

Keterangan

Pekerjaan kasar dan

tidak terus-menerus

100 Ruang penyimpanan dan

ruang peralatan/instalasi yang

memerlukan pekerjaan yang

kontinyu

Pekerjaan kasar dan

terus-menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang

kontrol,

pekerjaan mesin & perakitan/

penyusun

Pekerjaan agak

Halus

500 Pembuatan gambar atau

bekerja dengan mesin kantor,

pemeriksaan atau pekerjaan

dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan

tekstil, pekerjaan mesin halus

& perakitan halus.

Pekerjaan amat halus 1500

Tidak menimbulkan

Bayangan

Mengukir dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan mesin

dan perakitan yang sangat

halus.

Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan,

Page 13: Laporan Pendahuluan Penerangan

Tidak menimbulkan

Bayangan

perakitan

sangat halus.

Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

A = luas bidang yang diterangi (m²)

Q = lumen total per armature, dapat dihitung dengan 1 watt = 65 lumen

Ef → dihitung dengan permulaan menghitung nilai K untuk memperoleh nilai

ef (efisiensi)

K= P ×lH (P+l) …………..(2.1)

Dengan :

P = panjang ruangan

L = lebar ruangan

H = tinggi pemasangan lampu, tinggi bidang kerja

Setelah K diketahui nilai ef dapat dicari pada tabel berikut :

Tabel efisiensi penerangan lampu TL 40 watt dengan faktor depresiasi =

0,7 dan reflektansi dinding = 0,5

Tabel 2.6 Efisiensi peneranganK Efisiensi

0,5

0,6

0,8

1

1,2

1,5

2

2,5

3

4

5

0,28

0,83

0,42

0,48

0,52

0,56

0,61

0,64

0,66

0,69

0,71

Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jika yang dicari tidak ditemukan maka dilakukan interpolasi untuk

menentukan, d = faktor depresiasi

Page 14: Laporan Pendahuluan Penerangan
Page 15: Laporan Pendahuluan Penerangan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sistematika Penelitian

Latar Belakang

Untuk menciptakan suasana pada tempat kerja yang baik yaitu dengan memperhatikan atau menilai kualitas penerangannya.

Untuk setiap kegiatan dalam sebuah ruangan, diperlukan kualitas penerangan yang baik dan disesuaikan dengan standart penerangan.

Dengan mengetahui hasil analisis pengukuran penerangan, kita akan dapat mengontrol dan mengetahui pengukuran penerangan pada suatu tempat kerja sesuai dengan standart atau tidak agar dapat mengaplikasikan teori keselamatan dan kesehatan kerja mengenai penerangan di suatu tempat kerja.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat analisa survey awal?2. Bagaimana cara melakukan pengukuran intensitas penerangan?3. Bagaimana cara melakukan analisa hasil pengukuran?4. Apakah hubungan antara penerangan dengan luas tempat kerja?

Metodologi Penelitian

Praktikum dilakukan untuk mengetahui hasil analisis pengukuran penerangan pada suatu tempat kerja sesuai dengan standart atau tidak dan dapat menentukan kondisi ideal sesuai dengan landasan teori yang benar.

Data primer

1 Pengukuran intensitas

pencahayaan

2. Karakteristik tempat kerja

Sekunder

1. Jenis lampu

2. Daya lampu

Page 16: Laporan Pendahuluan Penerangan

Kesimpulan dan Saran

Analisis Data> Analisis survey awal pengukuran> Analisis pemetaan ruangan (mapping)> Analisis hasil pengukuran dengan membandingkan dengan standart> Analisis kondisi ideal sesuai dengan landasan teori yang benar

3.2 Peralatan

Alat yang digunakan untuk mengukur penerangan pada praktikum

kali ini adalah lux meter. Satuan ukur sebagai hasil dari pengukuran lux

meter adalah lux atau lumen per meter kuadrat. Setiap menggunakan lux

meter harus dikalibrasi terlebih dahulu atau tiap satu tahun sekali, agar

dalam pengukuran diperoleh hasil denagn ketelitian yang maksimal.

Gambar 3.1 Lux MeterSumber: http://www.safety_25.blogspot.com/images/lux_meter.html

Bagian – bagian lux meter :

1. Display

2. Range switch yang trediri dari :

A : < 2000 lux

B : 2000 – 19.900 lux

C : 20.000 – 50.000 lux

3. Tombol On / Off

Dipakai untuk mengaktifkan atau menonaktifkan lux meter

Page 17: Laporan Pendahuluan Penerangan

4. Tombol Zero adjust VR

Untuk meyakinkan bahwa light sensor membaca nilai ‘zero’ pada

display dapat digunakan tombol ini. Catatan : keadaan tidak ‘zero’

tidak terlalu berpengaruh terhadap keakuratan pembacaan.

5. Light sensor

Merupakan bagian terpisah dari lux meter dan digunakan untuk

mengukur intensitas cahaya dari sumber cahaya yang dikehendaki.

6. Battery compartment

Merupakan wadah baterai dan bisa dibuka / ditutup untuk

mengganti baterai.

3.3 Prosedur Alat Kerja

Prosedur penggunaan lux meter adalah sebagai berikut :

1. Mengubah power on / off pada posisi “ON”

‘1’ = ON ‘2’ = OFF

2. Memilih range yang sesuai ( 2000 lux, 20.000 lux, atau 50.000 lux)

pada “range switch”.

3. Bila dirasa perlu, melakukan ‘zero adjusment’ untuk meyakinkan posisi

‘zero value’.

4. Memegang “light sensor” dengan setinggi kurangb lebih 0,85 – 0,90 cm

dari lantai dan menghadapkan pada sumber cahaya dan tunggu

beberapa saat sampai display menunjukkan nilai yang terbaca.

5. Sebelum melakukan pengukuran membiarkan ‘light sensor’ terpapar

cahaya selama 5 menit.

6. Memperhatikan jangan sampai bayangan operator tertangkap oleh ‘light

sensor’ disarankan jauhkan dari badan operator.

7. Pakaian operator hendaknya berwarna gelap, untuk menghindari

terjadinya pantulan cahaya.

8. Melakukan pengukuran sesuai dengan petunjuk praktikum

9. Pembacaan untuk masing – masing range

Range 0 – 1999 : sesuai display

Range 2000 – 19.999 : kalikan dengan 10

Page 18: Laporan Pendahuluan Penerangan

Range 20.000 – 50.000 : kalikan dengan 100

10. Menggunakan faktor koreksi dibawah ini untuk jenis lampu yang

berbeda :

Tabel 3.6 Faktor koreksi LampuLampu merkuri X 1,05

Lampu fluorescent X 0,96

Lampu Sodium X 1.11

Daylight X 0,96

(Sumber : SNI 16-7062-2004)

Rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan penerangan suatu ruangan

adalah sebagai berikut :

N= E . AQ . ef . d

…………….(3.1)

Dengan :N = jumlah armature

E = spesifikasi standart lumer ruangan, dapat dilihat dalam tabel yang ada

untuk mengetahui standart lumer ruangan

Page 19: Laporan Pendahuluan Penerangan

BAB VI

TUGAS PENDAHULUAN

1. Peraturan pemerintah nomer berapa yang mengatur tentang syarat penerangan

ditempat kerja, serta berikan contoh salah satu aturannya ?

2. Suatu tuangan kerja dengan ukuran 10×20m dengan tinggi 5m diberi

penerangan 2×3000 lumen. Tentukan jumlah armature yang diperlukan dan

gambarkan denahnya ?

Keterangan :

Bila kerja 0,85m dari lantai

Faktor refleksi adalah rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,1

Faktor depresiosi = 0,7

Pekerjaan yang dilakukan adalah jahit menjahit

Rendaman / efisiensi armature adalah penerangan langsung

Jawab :

1. Peraturan menteri perburuhan no.07 tahun 1964 tentang syarat kesehatan,

kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja

Contoh pasal 10 :

Jarak antara gedung-gedung / bangunan-bangunan harus sedemikian rupa

sehingga tidak menganggu masuknya adanya siang ditempat kerja

Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk

melakukan pekerjaan

2. Diket : L = (10×20)m²

@ 2 lampu × TL 40 W

Tinggi pemasangan = 5 cm

Page 20: Laporan Pendahuluan Penerangan

Tinggi bidang kerja = 0,85 m

D = 0,7

Ditanya = jumlah armature dan gambar denah

Jawab =

K= p .lh ( p+l )

= 10 ×20(5−0,85 ) (10+20 )

= 2002

124 ,5²=1,606

Untuk : K = 1,5

K = 2

Untuk : K = 1,606 →

1, 5−1,6061,606−2

=6,43−xx−0,56

0,1060,34

=0,43−xx−0,56

0,106x – 0,059 = 0,1462 – 0,34x

0,466× = 0,2052

×= 0,46

N =N= E . AQ . ef . d

¿ 500 . 2006000× 0,4 × 0,7

= 51, 759 = 52 armatur

Page 21: Laporan Pendahuluan Penerangan

4m

6m 6m 6m

6m

20m

Page 22: Laporan Pendahuluan Penerangan

DAFTAR PUSTAKA

Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Jakarta :

Graha Ilmu

Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Suma’mur, 2009)

Modul Tata Tertib Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja, PPNS ITS

Penerangan di Tempat Kerja, Februari 2006, Keselamatan & Kesehatan

Kerja PT Konimex

Peraturan Menteri Perburuhan Nomer 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,

Kebersihan serta Penerangan dalam tempat kerja.

SNI 16-7062-2004, tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja.

Standart IES (illuminating engineering society)

Standart United Nations environment programe (UNEP) dalam Pedoman

Efisiensi Energi untuk Industri di Asia

Page 23: Laporan Pendahuluan Penerangan

PRAKTIKUM LINGKUNGAN KERJAILLUMINATION

Disusun Oleh :

Lutfian Aditya Pratama (6511040029)

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2012