Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. “A” DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA RASA NYAMAN “ NYERI ” DI RSU DHARMA Disusun Oleh : Nama : Arum Tirta Ratnasari Kelas : 2-C NIM : 2220111980 AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
30

laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Aug 07, 2015

Download

Documents

keperawatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. “A” DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA RASA NYAMAN “ NYERI ”

DI RSU DHARMA

Disusun Oleh :

Nama : Arum Tirta Ratnasari

Kelas : 2-C

NIM : 2220111980

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2012

Page 2: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada Ny. “A” di RSU Dharma guna melengkapi tugas

PKK KDM III

Laporan ini disusun dan disahkan pada :

Hari / tanggal :

Tempat :

Praktikan

( Arum Tirta Ratnasari )

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( Ana Rachmawati, Amd. Kep. ) ( Endang Mawarni,APP.,S.Pd.)

Page 3: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN “NYERI “

A.    Kebutuhan Rasa Nyaman

1.      Definisi

Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa

nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu

kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-

hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu

yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang

mencakup empat aspek yaitu:

a.       Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

b.      Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.

c.       Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri

yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).

d.      Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia

seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan

kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam

aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas

dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan

hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien

yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

2.      Gangguan Rasa Nyaman akibat Nyeri

A.      Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002). Nyeri

adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan

berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan

Page 4: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (dalam Potter & Perry, 2006).

Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi

kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Mc Caffery dalam Potter &

Perry, 2006).

B. Gejala Klinis

1.      Tekanan darah meningkat

2.      Nadi meningkat

3.      Pernafasan meningkat

4.      Raut wajah kesakitan

5.      Menangis, merintih

6.      Posisi berhati-hati

C. Klasifikasi Nyeri

Nyeri Akut.

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang tidak melebihi 6

bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot berbatasan karakteristik.

-          Mayor : Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang nyeri yang dideskripsikan.

-          Minor :

1.      Mengatupkan rahang atau pergelangan tangan

2.      Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas.

3.      Agirasi / kegelisahan

4.      Peka rangsangan

5.      Menggosok bagian nyeri

6.      Mengerok

7.      Postur tidak biasa

8.      Ketidakaktifan fusik dan mobilitas

9.      Perubahan pada pola tidur

10.  Rasa takut mengalami cedera tulang

11.  Mata terbuka lebar dan sangat tajam

12.  Mual muntah.

Nyeri Kronis.

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan. Biasanya berlangsung dalam

waktu cukup lama lebih daro 6 bulan.

Page 5: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Batasan karakteristik :

-          Mayor : Nyeri telah ada lebih dari 6 bulan

-          Minor :

1.      Gangguan hubungan social dan keluarga.

2.      Peka rangsangan

3.      Ketidakaktifan fisik dan mobilitas

4.      Menggosok kebagian yang nyeri.

5.      Tampilan yang meringis

6.      Keletihan.

KLASIFIKASI NYERI

1.      Menurut Tempatnya

         Perifer Pain (Pinggiran)

Nyeri yang dirasakan pada permukaan tubuh (daerah perifer).

Contoh : Nyeri pada kaki, tangan, permukaan kulit.

         Deep Pain (Dalam)

Nyeri yang dirasakan dari struktur tubuh yang lebih dalam.

Contoh : Sendi, Otot, nyeri lambung.

         Reffered Pain ( Nyeri Alihan)

Nyeri akibat penyakit organ tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh lain

yang bukan merupakan asal nyeri.

Contoh : luka pada leher, nyeri pada pundak.

2.      Menurut sifatnya

         Insidental      : Nyeri yang datang secara tidak menentu.

         Steody           : Rasa Nyeri yang terus-menerus.

         Proximal        : Rasa nyeri yang dapat diketahui waktunya.

D.       Fisiologi Nyeri

Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis dalam nyeri

yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls

melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani

salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-

Page 6: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf

inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa

hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan

memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi

kebudayaan dalam upaya mempersiapkan nyeri.

a.         Resepsi

Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan zat-zat kimia

menyebabkan pelepasan substansi, seperti histamin, bradikinin dan kalium, yang

bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon terhadap

stimulus yang membahayakan) untuk memulai transmisi neural, yang dikaitkan

dengan nyeri. Beberapa reseptor hanya berespon pada satu jenis nyeri, sedangkan

reseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur dan tekanan. Apabila

kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri (tingkat intensitas

stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan suatu impuls saraf),

kemudian terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk

dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri disetiap bagian tubuh bervariasi.

Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar disepanjang

serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengkonduksi stimulus

nyeri: Serabut A-Delta yang bermielinasi dengan cepat dan serabut C yang tidak

bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat. Serabut A mengirim sensasi

tajam, terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi

intensitas nyeri. Serabut C menghantarkan impuls yang terlokalisasi buruk, viseral,

dan terus menerus.

Ketika serabut C dan A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf

perifer, maka akan melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan dan

membuat peka respons nyeri. Misalnya, kalium, prostaglandin dilepaskan ketika

sel-sel lokal mengalami kerusakan. Transmisi stimulus nyeri berlanjut sampai

transmisi tersebut berakhir dibagian kornu dorsalis medula spinalis. Di dalam

kornu dorsalis, neurotransmiter, seperti substansi P dilepaskan, sehingga

menyebabkan suatu transmisi spinalis dari saraf perifer ke saraf traktus

spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke

dalam sisitem saraf pusat.

b.         Neuroregulator

Page 7: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam suatu pengalaman

nyeri. Sustansi ini ditemukan di lokasi nosiseptor. Neuroregulator dibagi menjadi

dua kelompok, yakni neurotransmiter dan neuromodulator. Neurotransmiter seperti

substansi P mengirim impuls listrik melewati celah sinap diantara dua serabut saraf

(eksitator dan inhibitor). Neuromodulator memodifikasi aktivitas neuron dan

menyesuaikan atau memvariasikan transmisi stimulus nyeri tanpa secara langsung

menstransfer tanda saraf melalui sebuah sinap. Endorfin merupakan salah satu

contoh neuromodulator.

E.      Teori Pengontrolan Nyeri (Gate Kontrol)

Teori Gate Kontrol dari Melzack dan Wall (1965), mengusulkan bahwa impuls

nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem

saraf pusat. Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel gelatinosa substansia di

dalam kornu dorsalis pada medula spinalis, talamus, dan sistem limbik. Suatu

keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak

mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk

menstransmisikan impuls melalui mekanisme petahanan. Neuron beta-A yang lebih

tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila

masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme

pertahanan. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta-A dan serabut C,

maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien akan mempersepsikan nyeri.

Saat impuls diantarkan keotak, terdapat pusat korteks yang lebih tinggi di otak

yang memodifikasi persepsi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen,

seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.

Neuromodulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan

substansi P.

F.       Respon Terhadap Nyeri

1)      Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang otak dan

talamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon

stres. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superfisial

menimbulkan reaksi “flight-atau-fight”, yang merupakan sindrom adaptasi umum.

Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon

fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus-menerus secara tipikal akan

Page 8: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

melibatkan organ-organ viseral, sistem saraf parasimpatis menghasilkan suatu

aksi. Respon fisiologis terhadap nyeri sangat membahayakan individu. Kecuali

pada kasus-kasus nyeri berat yang menyebabkan individu mengalami syok,

kebanyakan individu mencapai tingkat adaptasi, yaitu tanda-tanda fisik kembali

normal. Dengan demikian klien yang mengalami nyeri tidak akan selalu

memperlihatkan tanda-tanda fisik.

Respon fisiologis terhadap nyeri

1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)

a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

b) Peningkatan heart rate

c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP

d) Peningkatan nilai gula darah

e) Diaphoresis

f) Peningkatan kekuatan otot

g) Dilatasi pupil

h) Penurunan motilitas GI

2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

a) Muka pucat

b) Otot mengeras

c) Penurunan HR dan BP

d) Nafas cepat dan irreguler

e) Nausea dan vomitus

f) Kelelahan dan keletihan

2)      Respon Perilaku

Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Gerakan tubuh yang khas dan

ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri dapat ditunjukkan oleh pasien sebagai

Page 9: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

respon perilaku terhadap nyeri. Respon tersebut seperti mengkerutkan dahi,

gelisah, memalingkan wajah ketika diajak bicara.

Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:

1) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)

2) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)

3) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan

gerakan jari & tangan

4) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan,

Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd

aktivitas menghilangkan nyeri)

G.       Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

1)      Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada

anak-anak dan lansia. Anak kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan

prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri. Anak-anak juga

mengalami kesulitan secara verbal dalam mengungkapkan dan mengekspresikan

nyeri. Sedangkan pasien yang berusia lanjut, memiliki resiko tinggi mengalami

situasi yang membuat mereka merasakan nyeri akibat adanya komplikasi penyakit

dan degeneratif.

2)      Jenis kelamin

Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin misalnya

menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis,

sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun

secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon

terhadap nyeri.

3)      Kebudayaan

Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah sesuatu

yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup

Page 10: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

(introvert). Sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan

demikian hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen

sehingga terjadilah persepsi nyeri.

4)      Makna nyeri

Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri tersebut

memberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Makna nyeri

mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.

5)      Perhatian

Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan

nyeri yang meningkat sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan

dengan respon nyeri yang menurun.

6)      Ansietas

Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila rasa cemas tidak mendapat

perhatian dapat menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan nyeri yang serius.

7)      Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan

menurunkan kemampuan koping sehingga meningkatkan persepsi nyeri.

8)      Pengalaman sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya namun tidak

selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah

di masa datang.

9)        Gaya koping

Individu yang memiiiki lokus kendali internal mempersepsikan diri mereka

sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan mereka dan hasil akhir

suatu peristiwa seperti nyeri. Sebaliknya, individu yang memiliki lokus kendali

eksternal mempersepsikan faktor lain di dalam lingkungan mereka seperti perawat

sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir suatu peristiwa.

10)    Dukungan keluarga dan sosial

Kehadiran orang-orang terdekat pasien dan bagaimana sikap mereka

terhadap pasien mempengaruhi respon nyeri. Pasien dengan nyeri memerlukan

dukungan, bantuan dan perlindungan walaupun nyeri tetap dirasakan namun

kehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.

Page 11: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

H.      Efek Yang Ditimbulkan Oleh Nyeri

1)      Tanda dan gejala fisik

Tanda fisiologis dapat menunjukkan nyeri pada klien yang berupaya untuk

tidak mengeluh atau mengakui ketidaknyamanan. Sangat penting untuk mengkaji

tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik termasuk mengobservasi keterlibatan

saraf otonom. Saat awitan nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah, dan

ftekuensi pernapasan meningkat.

2)      Efek perilaku

Pasien yang mengalami nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan

tubuh yang khas dan berespon secara vokal serta mengalami kerusakan dalam

interaksi sosial. Pasien seringkali meringis, mengernyitkan dahi, menggigit bibir,

gelisah, imobilisasi, mengalami ketegangan otot, melakukan gerakan melindungi

bagian tubuh sampai dengan menghinndari percakapan, menghindari kontak

sosial dan hanya fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri.

3)      Pengaruh Pada Aktivitas Sehari – hari

Pasien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpartisipasi

dalam aktivitas rutin, seperti mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan

higiene normal dan dapat menganggu aktivitas sosial dan hubungan seksual.

I.      Penanganan Nyeri

1)      Farmakologi

a      Analgesik Narkotik

Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti morfin dan

kodein. Narkotik dapat memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan

karena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat dan mengaktifkan

penekan nyeri endogen pada susunan saraf pusat (Tamsuri, 2007). Namun,

penggunaan obat ini menimbulkan efek menekan pusat pernafasan di medulla

batang otak sehingga perlu pengkajian secara teratur terhadap perubahan dalam

status pernafasan jika menggunakan analgesik jenis ini (Smeltzer & Bare, 2001).

b       Analgesik Non Narkotik

Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen selain

memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti inflamasi dan anti piretik. Obat

golongan ini menyebabkan penurunan nyeri dengan menghambat produksi

Page 12: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

prostalglandin dari jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi (Smeltzer &

Bare, 2001). Efek samping yang paling umum terjadi adalah gangguan

pencernaan seperti adanya ulkus gaster dan perdarahan gaster.

c.       Non Farmakologi

a)      Relaksasi progresif

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan stres.

Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak

nyaman atau nyeri, stres fisik, dan emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2006).

b)      Stimulasi Kutaneus Plasebo

Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang

dikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul, cairan injeksi, dan sebagainya.

Placebo umumnya terdiri dari larutan gula, larutan salin normal, atau air biasa

(Tamsuri, 2007).

c)      Teknik Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara

mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain sehingga pasien akan lupa

terhadap nyeri yang dialami ( Priharjo, 1996 ).

J.        Pengukuran Nyeri

a.       Skala Deskriptif

Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah

garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun dengan

jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini dirangking dari “tidak terasa

nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”.

b.      Skala penilaian numerik

Numerical Rating Scale (NRS) menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-

10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum

dan setelah intervensi terapeutik.

c.       Skala Analog Visual

Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu garis lurus yang mewakili

intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada

setiap ujungnya. Skala ini memberikan kebebasan penuh pada pasien untuk

mengidentifikasi keparahan nyeri.

Page 13: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

Untuk mengukur skala nyeri pada pasien pra operasi apendisitis, peneliti

menggunakan skala nyeri numerik. Karena skala nyeri numerik paling efektif

digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik

relaksasi progresif. Selain itu selisih antara penurunan dan peningkatan nyeri lebih

mudah diketahui dibanding skala yang lain.

Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

1) skala intensitas nyeri deskritif

2) Skala identitas nyeri numerik

3) Skala analog visual

4) Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

Page 14: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 :Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

perintah dengan baik.

7-9 :Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah

tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak

dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang

dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

2.   DIAGNOSA KEBUTUHAN RASA NYAMAN

a)      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau trauma

b)      Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat

c)      Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional

d)     Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. Dx

Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau trauma

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria:Kontrol Nyeri (1605)- Mengenal faktor penyebab (160501)- Mengenal reaksi serangan nyeri (160502)- Mengenali gejala nyeri (1605009)- Melaporkan nyeri terkontrol (1605011)Tingkat Nyeri (2021)- Frekuensi nyeri

Pain Management (140)- Kaji tingkat nyeri,meliputi : lokasi,karakteristik,dan onset,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas/beratnya nyeri, faktor-faktor presipitasi- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan- Berikan informasi tentang nyeri-  Ajarkan teknik relaksasi- Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat

Page 15: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

(210203)- Ekspresi akibat nyeri (210206) Keterangan Penilaian NOC

1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan3. kadang dilakukan4. sering dilakukan5. selalu dilakukan

meningkatkan nyeri- Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeriAnalgetik Administration (2210)- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik- Berikan analgetik yang tepat sesuai dengan resep- Catat reaksi analgetik dan efek buruk yang ditimbulkan - Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,dan frekuensi

2 Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria:Kontrol Nyeri (1605)- Mengenal faktor penyebab (160501)- Mengenal reaksi serangan nyeri (160502)- Mengenali gejala nyeri (1605009)- Melaporkan nyeri terkontrol (1605011)Tingkat Nyeri (2021)- Frekuensi nyeri (210203)- Ekspresi akibat nyeri (210206)Keterangan Penilaian NOC

1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan3. kadang dilakukan4. sering dilakukan5. selalu dilakukan

Pain Management (140)- Kaji tingkat nyeri,meliputi : lokasi,karakteristik,dan onset,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas/beratnya nyeri, faktor-faktor presipitasi- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan-  Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk menguragi nyeri (relaksasi, distraksi)- Perhatikan tipe dan sumber nyeri- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri- Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeri- Tingkatkan istirahat atau tidur untuk memfasilitasi manajemen nyeri Analgetik Administration (2210)

          Cek obat, dosis, frekuensi, pemberian analgesik

          Cek riwayat alergi obat          Pilih analgetik atau

kombinasi yang  tepat apabila lebih satu analgetik yang

Page 16: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

diresepkan          Monitor tanda-tanda vital

sebelum dan sesudah pemberian analgesik

3 Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapkan tidak mual dengan kriteria :Status Nutrisi (1004)-  Tenaga (100403)-  Stamina(100401)-  Daya tahan tubuh   ( 100404) Keseimbangan Cairan (0601)

          Berat badan stabil (160109)

          Tidak ada kebingungan (160111)

          Tidak haus berlebihan (160112)

          Kelembabkan kulitMembran mukosa lembab (160113)Keterangan Penilaian NOC

1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan3. kadang dilakukan4. sering dilakukan5. selalu dilakukan

Nutrition Management (1100)- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori - Berikan kalori tentang kebutuhan nutisi- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasienManajemen Cairan (4120)

          Pertahankan intake dan output cairan yang akurat

          Monitor status hidrasi          Monitor hasil laboratorium

berhubungan dengan retensi cairan

          Monitor vital sign          Monitor intake dan output          Monitor status

hemodinamik

4 Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapakan kecemasan menurun atau pasien dapat tenang dengan kriteria :Control Cemas (1402)-Menyingkirkan tanda kecemasaan (140202)-Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas (140203)-Menggunakan teknik relaksasi untuk

Penurunan Kecemasan (5820)- Tenangkan klien - Berusaha memahami keadaan klien- Berikan informasi tentang diagnosa,prognosis dan tindakan- Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan - Gunakan pendekatan dengan sentuhan (permisi) verbalisasi- Temani klien untuk mendukung keamanan dan

Page 17: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

menurunkan cemas (140207)-Melaporkan penurunan kebutuhan tidur adekuat (140214)-Tidak ada manifestasi perilaku kecemasan (140216)Koping (1302)-Memanajemen masalah (130205)-Mengekspresikan persaan dan kebebasan emosinal (130206)-Memelihara kestabilan financial (130214)-Menggunakan suport sosial (130218)Keterangan Penilaian NOC

1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan3. kadang dilakukan4. sering dilakukan5. selalu dilakukan

menurunkan rasa takut- Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi- Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepatPeningkatan Koping (5230)- Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit- Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan- Sediakan informasi actual tentang diagnosa,penanganan dan prognosis- Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat - Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran

Page 18: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

DAFTAR PUSTAKA

Ali mulhidayat, Aziz. 1997. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta

Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan

Medikal Bedah. EGC: Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United

States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of

America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011.

Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.

Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

Saputra, Robby. 2012. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Dan

Aman Pasien(online) diunduh tgl. 26 November 2012.

Page 19: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

KUMPULAN LAPORAN HARIAN

1. Asuhan Keperawatan Pada Sdr. “D”Dengan Diagnosa Medis Closed Fraktur 1/3

Distal Os Radius Sinistra

2. Asuhan Keperawatan Pada An. “S” Dengan Diagnosa Medis Hemoroid

3. Asuhan Keperawatan Pada Tn. “S” Dengan Diagnosa Medis BPH

Disusun Oleh :

Nama : Arum Tirta Ratnasari

Kelas : 2-C

NIM : 2220111980

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2012

Page 20: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman

LEMBAR PENGESAHAN

Kumpulan laporan harian ini terdiri dari :

1. Asuhan Keperawatan Pada Sdr. “D”Dengan Diagnosa Medis Closed Fraktur 1/3

Distal Os Radius Sinistra

2. Asuhan Keperawatan Pada An. “S” Dengan Diagnosa Medis Hemoroid

3. Asuhan Keperawatan Pada Tn. “S” Dengan Diagnosa Medis BPH

Laporan harian ini disusun untuk memenuhi tugas PKK KDM III Semester 3

yang disahkan pada :

Hari / tanggal :

Tempat :

Praktikan

( Arum Tirta Ratnasari )

Mengetahui,

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( Ana Rachmawati, Amd. Kep. ) ( Endang Mawarni,APP.,S.Pd.)

Page 21: laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman