7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
1/17
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Cedera kepala merupakan trauma yang meliputi trauma kulit
kepala, tengkorak dan otak (Brunner and Suddart, 2002).
Trauma atau cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak
karena trauma, baik trauma tumpul maupun trauma taam. !efisit
neurologis teradi karena robeknya substansia alba, iskemia, dan
pengaruh massa karena hemorogik, serta edema serebral di sekitar
aringan otak (Batticaca, 200").
Cedera kepala merupakan proses dimana teradi trauma langsung
atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak
dan otak (#race $ Borley, 200%).
&adi, dapat disimpulkan bah'a cedera kepala adalah trauma tumpul
atau trauma taam yang teradi secara langsung atau deselerasi, yang
meliputi kulit kepala, tengkorak dan otak, serta dapat menyebabkan
penurunan fungsi neurologis.
2. Anatomi Fisiologi
tak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya.
Tepat di atas tengkorak terletak galea aponeutrotika aringan
fibrosa, padat, dapat digerakkan dengan bebas, yang membantu
menyerap kekuatan trauma eksternal.
!i antara kulit dan galea lapisan lemak dan lapisan membran
dalam yang mengandung pembuluh*pembuluh besar
!i ba'ah galea terdapat ruang subaponeurotik mengandung +ena
emisaria dan diploika. embuluh*pembuluh ini dapat memba'ainfeksi dari kulit kepala sampai auh ke dalam tengkorak.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
2/17
Sumber- en.'ikipedia.org
a. Otak
tak dibagi menadi tiga bagian besar- serebrum, batang otak, dan
serebelum. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut
tengkorak. mpat tulang yang berhubungan membentuk tulang
tengkorak- tulang frontal, parietal, temporal, oksipital.ada fossa anterior berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer/ bagian
tengah fossa berisi lobus parietal, temporal dan oksipital, dan fossa
posterior berisi batang otak dan medulla.
eningen
eningen terdiri dari- durameter, arakhnoid, dan piameter
a. !urameter
embran luar yang liat, semitranslusen dan tidak elastic
1ungsi- * melindungi otak
* enutupi sinus*sinus +ena
* embentuk periosteum tabula interna
b. rakhnoid
embran fibrosa halus dan elastis. !i antara arakhnoid dan
piameter terdapat ruang subarachnoid. 3uangan ini melebar dan
mendalam pada tempat tertentu, dan meningkatkan sirkulasi
CS1.
ada sinus sagitalis superior dan trans+ersal arakhnoid
membentuk tonolan +illus yang bertindak sebagai lintasan
untuk mengosongkan CS1 ke dalam sistem +ena.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
3/17
c. iameter
embran halus yang mempunyai sangat banyak pembuluh
darah halus dan merupakan satu*satunya lapisan meningeal yang
masuk ke dalam semua sulkus dan membungkus semua girus.
ada beberapa fisura dan sulkus di sisi medial hemisfer otak,
piameter membentuk sa'ar antara +entrikel otak dan sulkus atau
fisura. Sa'ar ini merupakan struktur penyokong dari pleksus
koroideus setiap +entrikel.
Serebrum
Terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Substansia grisea terdapat
pada bagian luar dinding serebrum dan substansia alba menutupi
dinding serebrum bagian dalam. 4omposisi substansia grisea yang
terbentuk dari badan*badan sel saraf memenuhi korteks serebri,
nukleus dan basal ganglia. Substansia alba terdiri dari sel*sel saraf
yang menghubungkan bagian*bagian otak dengan bagian lain
sebagian besar hemisfer serebri (telensefalon) berisi aringan SS.
4eempat lobus serebrum-
* 1rontal lobus terbesar- terletak pada fossa anterior. rea ini
mengontrol perilaku indi+idu, membuat keputusan, keprobadian
dan menahan diri.
* arietal lobus sensori. rea ini menginterpretasikan sensasi,
kecuali bau. 5obus ini mengatur indi+idu mampu mengetahui
posisi dan letak bagian tubuhnya.
* Temporal mengintegrasikan sensasi kecap, bau, pendengaran.
6ngatan angka pendek sangat berpengaruh dengan daerah ini.
* ksipital terletak pada lobus posterior hemisfer serebri.
Bagian ini bertanggung a'ab menginterpretasikan penglihatan.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
4/17
Sumber-http-77'''.google.co.id
!iensefalon
1ossa bagian tengah atau diensefalon berisi talamus, hipotalamus,
dan kelenar hipofisis.
* Talamus sebagai pusat penyambung sensasi bau yang
diterima. Semua impuls memori, sensasi dan nyeri melalui
bagian ini. (8grey matter9 terletak di kedua sisi +entrikel 666)
* :ipotalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus.
1ungsi- mengontrol dan mengatur sistem saraf otonom.
:ipotalamus bekera sama dengan hipofisis untuk
mempertahankan keseimbangan cairan, pengaturan suhu tubuh
dan mempengaruhi sekresi hormonal. Selain itu uga sebagai
pusat lapar dan mengontrol berat badan, pengatur tidur, tekanan
darah, perilaku agresif dan seksual dan emosional.
Batang otak
Terletak pada fossa posterior, tersusun atas otak tengah, pons dan
medula oblongata. tak tengah menghubungkan pons dan serebelum
dengan hemisfer serebrum, berisi alur sensorik dan motorik dan
sebagai pusat refle; pendengaran dan penglihatan. edula oblongata
meneruskan serabut*serabut motorik dari otak ke medula spinalis
dan serabut sensorik dari medula spinalis ke otak. ons berisi pusat*
pusat terpenting dalam mengontrol antung, pernafasan, tekanan
darah, dan sebagai asal*usul saraf otak kelima*kedelapan.
Serebelum
http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
5/17
Terletak pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral,
lipatan durameter, tentorium serebelum. empunyai dua aksi yaitu
merangsang dan menghambat dan tanggung a'ab yang luas
terhadap koordinasi dan gerakan halus, serta mengontrol gerakan
yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasi input sensorik.
b. Sirkulasi CSF
erupakan cairan ernih dan tidak ber'arna yang bersirkulasi di
ruang subarakhnoid dan rongga*rongga dalam otak dan sumsum tulang
belakang (terdiri dari air, protein, garam mineral, glukosa, leukosit, urea,
kreatinin). Berfungsi sebagai pelindung mekanis dan kimia'i serta
sirkulasi nutrisi dan mengalir melalui
1oramen 5uschka dan 1oramen agendi bersirkulasi melalui ruang
subarachnoid direabsorsi di +ili arakhnoid (granulasi) ke dalam
sinus +ena pada duramater kembali ke aliran darah tempat asal
produksi cairan tersebut.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
6/17
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
7/17
+ertebral. !ibentuk dari cabang*cabang arteri karotid internal,
anterior, dan arteri serebral bagian tengah, dan arteri
penghubung anterior dan posterior. liran darah dari sirkulus
'illisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi anterior dan
posterior serebral, arteri*arteri pada sirkulus 'illisi memberi rute
alternatif pada aliran darah ika salah satu peran arteri mayor
tersumbat.
Sumber-'''.google.com7sirkulasi*'ilisi
!ena:
liran +ena untuk otak tidak menyertai sirkulasi arteri. >ena*
+ena pada otak menangkau daerah otak dan bergabung menadi
+ena*+ena besar. enyilangan pada subarakhnoid danpengosongan sinus dural yang luas, memengaruhi +ascular yang
terbentang dalam duramater yang kuat. åan kera pada
sinus*sinus memba'a +ena ke luar dari otak dan pengosongan
+ena ugularis interna menuu sistem sirkulasi pusat.
". Sistem Sara# Kranial
http://www.google.com/sirkulasi-wilisihttp://www.google.com/sirkulasi-wilisihttp://www.google.com/sirkulasi-wilisi7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
8/17
$. %tiologi
enyebab cedera atau trauma kepala yang dapat meneybabkan kerusakan
kepala dan aringan otak sangat ber+ariasi dari tekanan yang paling
ringan sampai kecelakaan lalu lintas. ada anak*anak cedera kepala
sering disebabkan oleh atuh dari mea, kursi, tangga, tempat tidur dan
lain*lain. Sedangkan pada anak yang lebih besar sering disebabkan oleh
mengendarai sepeda atau karena kecelakaan lalu lintas (c5aurin 35and To'bin 3 dalam &upardi, 2002).
&. Pato#isiologi
4ulit kepala, rambut, tulang tengkorak dan tulang muka melindungi
otak dari cedera. Bila cedera dengan tekanan sedang dapat teradi fraktur
linear, tetapi bila dengan kekuatan yang tinggi dapat menyebabkan suatu
fraktur depresi. tak dan tengkorak memberi respon yang berbeda
terhadap kekuatan akselerasi dan deselerasi yang disebabkan oleh
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
9/17
pukulan. ergerakan otak pada permukaan tengkorak bagian dalam yang
ireguler dan taam (seperti permukaan orbita, pada fossa frontalis,
sphenoid ridge, fal; dantentorium) dapat menyebabkan teradinya
leserasi dan kontusio pada otak, +ena serebral yang berhubungan dengan
sinus +enosus dapat robek sehingga darah akan masuk ke ruang subdural.
1raktur uga dapat menyebabkan putusnya arteri meningeal dan sinus
+enosus yang besar menyebabkan perdarahan pada ruang epidural.
Setelah cedera otak, cerebral blood flowdapat menurun oleh karena +aso
spasme, sedangkan pada daerah yang lain dapat teradi dilatasi arteriol
akibat hilangnya mekanisme pengaturan yang otomatis. kibat daripada
+asodilatasi pembuluh darah disertai dengan edem serebri dan adanya
hematoma dapat meninggikan tekanan intrakranial (3ussel $ atterson
dalam &apardi, 2002).
Teradi rusaknya kontinuitas tengkorak dengan atau tanpa teradinya
kerusakan otak. danya fraktur tengkorak biasanya dapat menimbulkan
dampak tekanan yang kuat. 1raktur terngkorak diklasifikasikan menadi
terbuka atau tertutup. Bila fraktur terbuka, maka durameter rusak, dan
pada fraktur tertutup, keadaan durameter tidak rusak. 1raktur kubah
cranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur. 1raktur dasar
tengkorak cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau
lokasi tengah telinga di tulang temporal, uga sering menimbulkan
hemorogi dari hidung, faring, atau telinga dan darah terlihat di ba'ah
konungti+a.
Cedera minor dapat menyebabkan kerusakan otak bermakna. tak
tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sampat deraat tertentu yang
bermakna. Sel*sel serebral membutuhkan suplai darah terus*menerus.
4erusakan otak dan kematian sel teradi karena darah yang mengalir
berhenti dan kerusakan neuro tidak dapat mengalami regenerasi.
'. (ani#estasi Klinis
anifestasi klinis yang dapat muncul antara lain-
* gangguan kesadaran
* kontusio
* abnormalitas pupil
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
10/17
* perubahan tanda +ital
* mual, muntah
* hematoma* sakit kepala, pusing
* defisit neurologis
* gangguan penglihatan dan pendengaran
). Komplikasi
* dema serebral
* eningkatan T64
* 4eang
* 4ebocoran cairan serebrospinalis
* 6nfeksi
* :erniasi otak*. +es Diagnostik
* 3ontgen Tengkorak untuk mendeteksi adanya fraktur dan mengkai
adanya penetrasi obek
* nalisa #as !arah untuk mengkai le+el oksigen dan
karbondioksida. ksigen yang adekuat penting menaga metabolism
serebral/ karbondioksida berpotensi sebagai +asodilator, dan
peningkatan le+elnya dapat berkontribusi terhadap edema serebral
dan peningkatan T64* 5aboratorium- glukosa serum, elektrolit dan serum osmolaritas dikai
untuk memonitor infeksi atau kondisi yang dapat memengaruhi
aliran darah serebral atau metabolism
* CT Scanatau 36 untuk mendeteksi adanya kontusio dan lesi
* emeriksaan lain- # atau lumbal punksi untuk mengkai adanya
perdarahan
,. Penatalaksanaan (e"is
* 6ndi+idu dengan cedera kepala diasumsika mengalami cederamedulla ser+ikal. !ari tempat kecelakaan, pasien dipindahkan
dengan papan di mana kepala dan leher dipertahankan seaar. Traksi
ringan harus dipertahankan pada kepala, dan kolar ser+ikal dipasang
sampai sinar medula ser+ikal didapatkan dan diketahui tidak ada
cedera medula spinalis ser+ikal.
* Stabilisasi kardio+askuler dan fungsi pernafasan untuk
mempertahankan perfusi serebral adekuat. :emorogi terkontrol,
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
11/17
hipo+olemia diperbaiki dan nilai gas darah dipertahankan pada nilai
yang diinginkan.
* Tindakan terhadap peningkatan T64- pertahankan oksigenasi
adekuat, pemberian manitol 20?/ hiper+entilasi/ penggunaan
steroid/ peningkatan kepala tempat tidur/ dan kemungkinan bedah
neuro. embedahan diperlukan untuk e+akuasi bekuan darah dan
ahitan terhadap laserasi kulit kepala berat. &ika perlu pasien dira'at
di ruang intensif.
* Tindakan pendukung lainnya- dukungan +entilasi, pencegahan
keang, pemeliharaan cairan elektrolit, keseimbangan nutrisi.* Terapi antikon+ulsan dapat diberikan.
* Bila pasien sangat teragitasi, klorpoma
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
12/17
!iperiksa apakah terdapat luka, hematoma, fraktur. Bila terdapat
nyeri atau kekakuan pada leher atau perdarahan subarachnoid.
* Telinga dan hidung
!iperiksa apakah terdapat perdarahan atau keluar cairan
serebrospinal dari hidung7telinga. erdarahan telinga disertai
akimosis di daerah mastoid (BattleDs sign) mungkin akibat
fracture basis kranil.
* bdomen
bdomen uga harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya
perdarahan intra abdominal.
* 4ai tingkat kesadaran #CS dan responsi+itas* 1ungsi saraf kranial trauma yang mengenai7meluas ke batang
otak akan melibatkan penurunan fungsi saraf cranial
* 3efleks patologis
1ungsi sensori motorik ada atau tidaknya kelumpuhan, rasa
baal, nyeri, gangguan diskriminasi suhu, ri'ayat keang.
* 4emampuan bergerak- kerusakan area motorik
hemiparese7hemiplegi, adanya gerak inudunter, 3, kekuatan
otot.
* 4emampuan komunikasi- kerusakan pada hemisfer dominan
disfasia atau afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf
fasialis.
2. Diagnosa Kepera/atan
* #angguan perfusi aringan serebral berhubungan dengan edema
cerebral/ peningkatan T64.
* yeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas aringan/
tindakan operatif/ peningkatan T64.* 6ntoleransi akti+itas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen dan kebutuhan.
* 3esiko kurangnya +olume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah.
* 3esiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entry
mikroorganisme.
$. Perencanaan Kepera/atan
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
13/17
!iagnosa
4epera'atanTuuan 6nter+ensi 3asional
#angguan perfusi
aringan serebral
berhubungan
dengan edema
cerebral/
peningkatan T64.
Setelah
dilakukan
asuhan
kepera'atan
dalam 'aktu
E ; 2F am
perfusi
aringan
serebral
adekuat yangditandai
dengan tidak
ada pusing
hebat,
kesadaran
tidak
menurun,
tidak terdapat
tanda*tanda
peningkatan
T64
dibuktikan G*
A (gangguan
ekstrem,
berat, sedang,
ringan, dan
tidak
mengalami
gangguan)
G. antau dan catat
status neurologis
sesering mungkin
atau setiap shift.
2. onitor TT>
terutama tekanandarah, nadi,
respirasi.
E. onitor adanya
peningkatan
tekanan
intracranial.
F. Berikan posisi
kepalaHead Up
E0 deraat dan
kai respon klien.
A. :indari tangisan
anak, ciptakan
lingkungan yang
tenang, gunakan
sentuhan
therapeutic.
%. 4olaborasi untuk
G. erubahan tingkat
kesadaran, adanya
deficit neurologis
dapat
menindikasikan
keadaan hipoksia
serebral.
2. eningkatan T!,
nadi dan respirasi
mengindikasikansebagai respon saraf
simpatis untuk
kompensasi keadaan
hipoksia aringan.
E. eningkatan T64
merupakan salah satu
insikasi perfusi
aringan serebral
inadekuat.
F. enurunkan tekananarteri dengan
meninggikan
drainase dan
menaikkan sirkulasi
serebral.
A. Tangisan dapat
meningkatkan
tekanan intracranial,
sentuhan therapeutic
dapat membantu
menalin trust
dengan anak.
%. ksigen akan
membantu
menurunkan keadaan
hipoksia yang dapat
menyebabkn
+asodilatasi serebral.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
14/17
pemberian
oksigen.
yeri berhubungan
dengan
terputusnya
kontinuitas
aringan/ tindakan
operatif/
peningkatan T64.
Setelah
dilakukan
asuhan
kepera'atan
dalam 'aktu
2 ; 2F am
nyeri dapat
berkurang
ditandaidengan TT>
stabil, klien
mengatakan
nyeri
berkurang
dan
manaemen
nyeri dapat
dilakukan.
G. antau keluhan
nyeri (lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas).
2. onitor tanda*
tanda +ital
terutama T!,
nadi.
E. arkan teknik
pengurangan rasa
nyeri
nonfaramakologi
s
F. Tingkatkan
istirahat dan
bantu untukposisi nyaman.
A. 4olaborasi untuk
pemberian terapi
analgetik.
G. 4eefektifan terapi
dapat dilihat dari
berkurangnya
keluhan nyeri klien.
2. eningkatan T!,
adi,
mengindikasikan
rasa nyeri klien.E. Teknik relaksasi
meningkatkan
asupan oksigen dan
teknik distraksi
merangsang opiate
endogen.
F. empertahankan
asupan oksigen dan
relaksasi.
A. ntibiotik bekera
untuk menghambat
respon nyeri.
3esiko tinggi
infeksi b.d port de
entry
mikroorganisme
Setelah
dilakukan
asuhan
kepera'atan
dalam 'aktu
E ; 2F am
diharapkan
tifak teradi
infeksi yang
ditandai
dengan
temperature
tubuh dalam
batas normal
G 'asi dan
laporkan indikasi
infeksi yaitu-
tanda*tanda +ital,
temperature
tubuh, bising
usus, suara nafas,
adanya abses
dalam luka.
2 Sediakan kultur
untuk testing
G enga'asan ketat
dibutuhkan karena
infeksi tampak tidak
hanya peningkatan
suhu tubuh dan sel
darah putih, tetapi
penggunaan
medikasi
immunosupresi dan
kondisi kronik dapat
teradi infeksi.
2 4ultur dan tes
sensiti+itas menadi
tidak adekuat apabila
setelah pemberian
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
15/17
dan
menunukkan
tidak ada
tanda*tanda
infeksi.
sensiti+itas sesuai
indikasi, lakukan
sebelum
pemberian
antibiotic.
E #unakan
prosedur teknik
septic dan aseptic
selama tindakann.
F 4olaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
antibiotic.
antibiotic.
E asien dengan ileus
obstruktif post*operasi memerlukan
tindakan secara
steril, untuk
mencegah teradinya
perpindahan
mikroorganisme dan
meminimalisisr
resiko infeksi.
F ntibiotic akanmembentu mencegah
teradinya
perkembangan
mikroorganisme.
6ntoleransi akti+itas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
suplai oksigen dan
kebutuhan
Setelah
dilakukanasuhan
kepera'atan
E ; 2F am
secara
perlahan
mulai
toleransi
terhadap
akti+itas,
menunukkan
self care
terhadap
!5.
G. Bantu klien
mengidentifikasi
akti+itas ynagdapat ditoleransi.
2. onitor TT>
terutama T!,
nadi, respirasi.
E. Bantu klien untuk
memenuhi
kebutuhannya.
F. &elaskan pola
peningkatan
akti+itas.
G. 4lien akan mengenal
seauh mana dirinya
ketergantunganuntuk memenuhi
!5nya
2. 3espon klien terhdap
akti+itas dapat
mengindikasikan
penurunan oksigen.
E. 5ibatkan
orangtua7keluarga
untuk memenuhi
kebutuhan klien.
F. kti+itas yang
bertahap akan
meberikan control
antung,
meningkatkan
regangan dan
mencegah akti+itas
berlebih.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
16/17
&. %aluasi
* erfusi aringan serebral dapat adekuat.
* yeri berkurang secara signifikan.* nak dapat kembali toleransi terhadap akti+itas.
* 6nfeksi tidak teradi.
* 4ebutuhan cairan dapat dipertahankan.
7/23/2019 laporan pendahuluan head injury pada anak
17/17
!1T3 HST4
Batticaca, 1. B. 200". Asuhan pada Klien dengan Gangguan Sistem
ersarafan! &akarta- Salemba edika
Brunner and Suddart. 2002."u#u A$ar Keperawatan %edi#al "edah! &akarta-
#C
#race dan Borley. 200%.At a Glance& 'lmu "edah! &akarta- rlangga
&apardi, 6skandar. 2002. Cedera Kepala ada Ana# (nline)
http-77repository.usu.ac.id7bitstream7G2EFA%@"I7GI%"7G7bedahiskandar
?20apardi%.pdf pukul 22-GA J6B
Silbernagl, Stefan dan Jilliam 1 #enogng. [email protected] atofisiologi enya#it&
engantar %enu$u Kedo#teran Klinis. &akarta- #C
Suriadi dan 3ita Kuliani. 200G.Asuhan Keperawatan pada Ana#. &akarta- C>
Sagung Seto