Top Banner
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN A. PENGERTIAN 1. Pengertian Aman dan Nyaman a. Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. (Lynda Juall Carpenito-Moyet edisi 10). b. Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari- hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: 1) Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. 2) Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial. 3) Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
57

Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

Feb 03, 2016

Download

Documents

Kenya Maynard

LP
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. PENGERTIAN

1. Pengertian Aman dan Nyaman

a. Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak

menyenangkan dalam berespons terhadap suatu rangsangan yang

berbahaya. (Lynda Juall Carpenito-Moyet edisi 10).

b. Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan

kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu

kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan

(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu

yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara

holistik yang mencakup empat aspek yaitu:

1) Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

2) Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan

sosial.

3) Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam

diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna

kehidupan).

4) Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman

eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan

unsur alamiah lainnya.

Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia.

Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan

kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan

dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

Page 2: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

c. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau

bisa juga keadaan aman dan tentram yang merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan

kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal yang penting untuk

kelangsungan hidup klien. (Potter&Perry edisi 4 volume 2, 2006)

d. Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar

dari ancaman bahaya/kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan

keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik

pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk

pemenuhan kebutuhan tersebut. (Potter & Perry, 2006).

2. Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri

a. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

(Smatzler & Bare, 2002). Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam

kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (dalam Potter & Perry,

2006). Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri

tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa

nyeri (Mc Caffery dalam Potter & Perry, 2006).

Nyeri adalah nyeri sangat tidak menyenangkan dan merupakan

sensasi yang asangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.

Nyeri dapat memenuhi pikiran seseorang. Namun nyeri adalah konsep

yang sulit untuk dikomunikasikan oleh seorang klien. Nyeri lebih dari

sekedar sebuah gejala:nyeri merupakan masalah yang memiliki prioritas

tinggi. Nyeri menandakan bahaya fisiologis dan psikologis bagi kesehatan

dan pemulihan. Nyeri berat dianggap sebagai situasi darurat yang patut

mendapat perhatian dan penanganan yang tepat.

Page 3: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronis.

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau

intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang

bervariasi ( ringan sampai berat) dan berlangsung singkat ( kurang dari

enam bulan dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah

keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri kronis adalah nyeri konstan

atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang

disebabkan oleh adanya kausa keganasan seperti kanker yang tidak

terkontrol atau non keganasan. Nyeri kronik berlangsung lama (lebih dari

enam bulan ) dan akan berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau

penyakit tampak sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri

tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar untuk diturunkan, rasa

nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan kemungkinan kecil

untuk sembuh atau hilang. Nyeri kronis non maligna biasanya dikaitkan

dengan nyeri akibat kerusakan jaringan yang non progresif atau telah

mengalami penyembuhan.

b. Sifat Nyeri

Walaupun nyeri merupakan sebuah pengalaman universal,sifat

pastinya tetap menjadi sebuah misteri. Diketahui bahwa nyeri sangat

bersifat subjektif dan individual dan bahwa nyeri merupakan salah satu

mekanisme pertahanan tubuh yang menandakan adanya masalah. Nyeri

yang tidak ditangani menyebabkan bahaya fisiologis dan psikologis bagi

kesehatan dan penyembuhannya.

c. Fisiologi Nyeri

Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis

dalam nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri

mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri

memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute

saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula

spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf

Page 4: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau

ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak

menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan

dalam upaya mempersiapkan nyeri.

d. Teori Pengontrolan Nyeri (Gate Kontrol)

Teori Gate Kontrol dari Melzack dan Wall (1965), mengusulkan

bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme

pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Mekanisme pertahanan dapat

ditemukan di sel-sel gelatinosa substansia di dalam kornu dorsalis pada

medula spinalis, talamus, dan sistem limbik. Suatu keseimbangan aktivitas

dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur

proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk

menstransmisikan impuls melalui mekanisme petahanan. Neuron beta-A

yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter

penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A,

maka akan menutup mekanisme pertahanan. Apabila masukan yang

dominan berasal dari serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka

pertahanan tersebut dan klien akan mempersepsikan nyeri.

Saat impuls diantarkan ke otak, terdapat pusat korteks yang lebih

tinggi di otak yang memodifikasi persepsi nyeri. Alur saraf desenden

melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh

nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromodulator ini menutup

mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P.

e. Respon Terhadap Nyeri

1) Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang

otak dan talamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai

bagian dari respon stres. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang

dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi “flight-atau-fight”,

Page 5: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

yang merupakan sindrom adaptasi umum. Stimulasi pada cabang

simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.

Apabila nyeri berlangsung terus-menerus secara tipikal akan

melibatkan organ-organ viseral, sistem saraf parasimpatis

menghasilkan suatu aksi. Respon fisiologis terhadap nyeri sangat

membahayakan individu. Kecuali pada kasus-kasus nyeri berat yang

menyebabkan individu mengalami syok, kebanyakan individu

mencapai tingkat adaptasi, yaitu tanda-tanda fisik kembali normal.

Dengan demikian klien yang mengalami nyeri tidak akan selalu

memperlihatkan tanda-tanda fisik.

2) Respon Perilaku

Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Gerakan tubuh

yang khas dan ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri dapat

ditunjukkan oleh pasien sebagai respon perilaku terhadap nyeri.

Respon tersebut seperti mengkerutkan dahi, gelisah, memalingkan

wajah ketika diajak bicara.

f. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

1) Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,

khususnya pada anak-anak dan lansia. Anak kecil mempunyai

kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang

menyebabkan nyeri. Anak-anak juga mengalami kesulitan secara

verbal dalam mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri. Sedangkan

pasien yang berusia lanjut, memiliki resiko tinggi mengalami situasi

yang membuat mereka merasakan nyeri akibat adanya komplikasi

penyakit dan degeneratif.

2) Jenis kelamin

Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin

misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan

tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis

Page 6: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita tidak

berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.

3) Kebudayaan

Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah

sesuatu yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih

perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi budaya menentukan

perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian hal ini dapat

mempengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga

terjadilah persepsi nyeri.

4) Makna nyeri

Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri

tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan

tantangan. Makna nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara

seseorang beradaptasi terhadap nyeri.

5) Perhatian

Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri

dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat

dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan upaya

pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun.

6) Ansietas

Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri tetapi nyeri

juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila rasa cemas

tidak mendapat perhatian dapat menimbulkan suatu masalah

penatalaksanaan nyeri yang serius.

7) Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan

menurunkan kemampuan koping sehingga meningkatkan persepsi

nyeri.

Page 7: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

8) Pengalaman sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya

namun tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima

nyeri dengan lebih mudah di masa datang.

9) Gaya koping

Individu yang memiiiki lokus kendali internal mempersepsikan

diri mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan

mereka dan hasil akhir suatu peristiwa seperti nyeri. Sebaliknya,

individu yang memiliki lokus kendali eksternal mempersepsikan

faktor lain di dalam lingkungan mereka seperti perawat sebagai

individu yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir suatu peristiwa.

10) Dukungan keluarga dan sosial

Kehadiran orang-orang terdekat pasien dan bagaimana sikap

mereka terhadap pasien mempengaruhi respon nyeri. Pasien dengan

nyeri memerlukan dukungan, bantuan dan perlindungan walaupun

nyeri tetap dirasakan namun kehadiran orang yang dicintai akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan.

Page 8: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

g. Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis

NYERI AKUT NYERI KRONIS

1. Ringan sampai berat

2. Respons sistem saraf simpatik :

a. Peningkatan denyut nadi

b. Peningkatan frekuensi

pernapasan

c. Peningkatan tekanan darah

3. Klien tampak gelisah dan cemas

4. Klien menunjukkan perilaku yang

mengindikasikan rasa nyeri :

menangis,menggosok area

nyeri,memegang area nyeri

5. Terlokalisasi

6. Tajam : seperti ditusuk, disayat, di

cubit, dll

1. Ringan sampai berat

2. Respons sistem saraf

parasimpatik :

a. Tanda-tanda vital normal

b. Kulit kering,hangat

c. Pupil normal atau dilatasi

d. Terus berlanjut setelah

penyembuhan

3. Klien tampak depresi dan

menarik diri

4. Klien sering kali tidak

menyebutkan rasa nyeri kecuali

ditanya

5. Menyebar

6. Tumpul : ngilu,linu,nyeri,dll

Tabel 1 : perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis

h. Pengukuran Nyeri

a. Skala Deskriptif

Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)

merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata

pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang

garis. Pendeskripsi ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai

“nyeri yang tidak tertahankan”.

b. Skala penilaian numerik

Numerical Rating Scale (NRS) menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan saat

mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik.

Page 9: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

c. Skala Analog Visual

Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu garis lurus yang

mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat

pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberikan

kebebasan penuh pada pasien untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.

Untuk mengukur skala nyeri pada pasien pra operasi

apendisitis, peneliti menggunakan skala nyeri numerik. Karena skala

nyeri numerik paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri

sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi progresif. Selain itu

selisih antara penurunan dan peningkatan nyeri lebih mudah diketahui

dibanding skala yang lain.

B. TANDA DAN GEJALA

1. Ansietas

Menurut NANDA, 2012 batasan karakteristik dari ansietas adalah :

Batasan karakteristik

a. Perilaku

1) Penurunan produksivitas

2) Gerakan yang irelevan

3) Melihat sepintas

4) Insomnia

5) Kontak mata yang buruk

6) Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa

hidup

7) Agitasi

8) Mengintai

9) Tampak waspada

b. Afektif

Page 10: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

1) Gelisah

2) Kesedihan yang mendalam

3) Distress

4) Ketakutan

5) Perasaan adekuat

6) Berfokus pada diri sendiri

7) Peningkatan kewaspadaan

8) Iritabilitas

9) Gugup

10) Senang berlebihan

11) Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan

12) Peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten

13) Bingung

14) Menyesel

15) Ragu/tidak percaya diri

16) Khawatir

c. Fisiologis

1) Wajah tegang

2) Tremor tangan

3) Peningkatan keringat

4) Gemetar

5) Tremor

6) Suara bergetar

d. Simpatik

1) Anoreksia

2) Eksitasi kardiovaskuler

3) Diare

4) Mulut kering

5) Wajah merah

6) Jantung berdebar debar

Page 11: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

7) Peningkatan tekanan pembuluh darah

8) Peningkatan denyut nadi

9) Peningkatan reflek

10) Peningkatan frekuensi pernapasan

11) Pupil melebar

12) Kesulitan bernapas

13) Vasokontriksi superficial

14) Kedutan pada otot

15) Lemah

e. Parasimpatik

1) Nyeri abdomen

2) Penurunan tekanan darah

3) Penurunan denyut nadi

4) Diare

5) Vertigo

6) Letih

7) Mual

8) Gangguan tidur

9) Kesemutan pada ekstremitas

10) Sering berkemih

11) Anyang –anyangan

12) Dorongan segera berkemih

f. Kognitif

1) Menyadari gejala fisiologis

2) Bloking pikiran

3) Konfrusi

4) Penurunan lapang persepsi

5) Kesulitan berkonsentrasi

6) Penurunan kemampuan untuk belajar

7) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah

Page 12: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

8) Ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik

9) Lupa

10) Gangguan perhatian

11) Khawatir

12) Melamun

13) Cenderung orang lain

2. Nyeri akut

Menurut NANDA, 2012 batasan karakteristik dari nyeri akut adalah :

Batasan karakteristik

a. Perubahan selera makan

b. Perubahan tekanan darah

c. Perubahan frekuensi jantung

d. Perubahan frekuensi pernapasan

e. Laporan isyarat

f. Diaphoresis

g. Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar mandir, mencari orang lain dan/

aktivitas lain, aktivitas yang berulang)

h. Mengekpresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis, waspada,

iritabilitas, mendesah)

i. Masker wajah (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata

berpencar atau tetap pada satu focus, meringis)

j. Sikap melindungi area nyeri

k. Fokus menyempit (mis., gangguan persepsi nyeri, hambatan proses

berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)

l. Indikasi nyeri yang dapat diamati

m. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

n. Sikap tubuh melindungi

o. Dilatasi pupil

p. Melaporkan nyeri secara verbal

Page 13: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

q. Fokus pada diri sendiri

r. Gangguan tidur

3. Nyeri kronis

Menurut NANDA, 2012 batasan karakteristik dari nyeri kronis adalah :

Batasan karakteristik

a. Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya

b. Anoreksia

c. Atrofi kelompok otot yang terserang

d. Perubahan pola tidur

e. Skala keluhan (mis., penggunaan skala nyeri)

f. Dedresi

g. Masker wajah (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata

terpencar atau tetap meringis)

h. Letih

i. Takut terjadi cedera berulang

j. Sikap melindungi area nyeri

k. Iritabilitas

l. Perilaku protektif yang dapat diamati

m. Penurunan interaksi dengan orang lain

n. Keluhan nyeri

o. Gelisah

p. Berfokus pada diri sendiri

q. Respon yang diperantarai saraf simpatis (mis., suhu dingin, perubahan

posisi tubuh, hipersensitivitas)

4. Ketidakberdayaan

Menurut NANDA, 2012 batasan karakteristik dari ketidakberdayaan adalah :

Batasan karakteristik

a. Bergantung pada orang lain

Page 14: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

b. Defresi karena gangguan fisik

c. Tidak berpartisipasi dalam perawatan

d. Menyatakan asing

e. Menyatakan keraguan tenmtang kinerja peran

f. Menyatakan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melaksanakan

aktivitas sebelumnya

g. Menyatakan kurang control

h. Menyatakan rasa malu

5. Ketidakefektifan Koping

Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari

ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut

a. Mayor (Harus ada, satu atau lebih)

1) Pernyataan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta

bantuan

2) Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai

3) Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan

4) Perilaku destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain

b. Minor (Mungkin ada)

1) Rasa khawatir kronis, ansietas

2) Melaporkan kesulitan menghadapi stress kehidupan

3) Ketidakefektifan partisipasi sosial

4) Manipulasi verbal

5) Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

6) Pola respons nonasertif

7) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa

6. Hambatan Mobilitas Fisik

Batasan karakteristik

a. Penurunan waktu reaksi

b. Kesulitan membolak balik posisi

Page 15: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

c. Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (mis.,

meningkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, mengendalikan

perilaku, focus pada ketunadayaan/aktivitas sebelum sakit)

d. Dispnea setelah beraktivitas

e. Perubahan cara berjalan

f. Gerakan bergetar

g. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus

h. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar

i. Keterbatasan rentang pergerakan sendi

j. Tremor akibat pergerakan

k. Ketidakstabilan postur

l. Pergerakan lambat

m. Pergerakan tidak terkoordanisi

7. Disfungsi seksual

Batasan karakteristik

a. Keterbatasan aktual akibat penyakit

b. Keterbatasan aktual akibat terapi

c. Perubahan dalam mencapai persepsi peran seks

d. Perubahan dalam mencapai kepuasan seks

e. Perubahan minat terhadap orang lain

f. Perubahan minat terhadap diri sendiri

g. Ketidakmampuan mencapai kepuasan yang diharapkan

h. Persepsi perubahan pada rangsangan seksual

i. Persepsi defisiensi hasrat seksual

j. Persepsi keterbatasan akibat penyakit

k. Persepsi keterbatasan akibat terapi

l. Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual

m. Mengungkapkan masalah

8. Gangguan Pola Tidur

Page 16: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

a. Dewasa

1) Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur

2) Data Minor

a) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari

b) Perubahan mood

c) Agitasi

d) Mengantuk sepanjang hari

b. Anak

1) Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan,

enuresis, atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap

permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti

permintaan untuk tidur larut malam.

2) Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.

3) Sering bangun saat malam hari.

Page 17: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

C. POHON MASALAH BERDASARKAN PATOFISIOLOGI

er

Gambar 1 : Pathway gangguan rasa aman dan nyaman

Defisit perawatan diri (ADL)

Gangguan mobilitas

Perubahan nafsu makan

Resistensi ketidakseimbangan nutrisi

Keterbatasan Ruang

Gangguan tidur

Mekanik 1. Kerusakan

integumen2. trauma jaringan3. perubahan

Kram abdomen, diare, muntah

Stimulus Nyeri

Tumor/kanker Spasme otot Termal Dingin

Impuls Nyeri Panas

Konsus dorsalis

Medulla spinalis

Thalamus

Korteks serebri

Timbul nyeri

Akibat nyeri

Skala nyeri

Krisis situasi

Saraf Perifer

0 : Tidak Nyeri

1-3 : Nyeri Ringan

4-6 : Nyeri Sedang

7-9 : Nyeri Berat Terkontrol

10 : Nyeri Berat Tak Terkontrol

Page 18: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Riwayat Penyakit dan Keluhan

Pada riwayat penyakit, penting ditentukan dahulu keluhan utama

misalnya nyeri, rasa baal, kelemahan dan lokasi keluhan. Ditanyakan pula

aktivitas maupun posisi kepala yang meningkatkan maupun mengurangi

keluhan,maupun adanya riwayat cedera.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi :

a. Observasi, perhatikan sikap tubuh pasien saat menanyakan riwayat

penyakit

b. Palpasi, pada palpasi, apabila didapatkan kekakuan dan nyeri pada

sisi otak maupun radiks saraf yang terkena, dapat pula disertai

hipertonus maupun spasme pada sisi otot yang nyeri

c. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di

abdomen

d. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ yang abnormal

e. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang

f. Ct- Scan ( cedera kepala ) untuk mengetahui adanya pembuluh

darah yang pecah di otak

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Farmakologi

Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau

memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara

mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotika

dan bukan narkotika.

a. Analgesik Narkotik

Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah

dan menimbulkan depresi pada fungsi vital,seperti respirasi.

Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti

morfin dan kodein. Narkotik dapat memberikan efek penurunan

nyeri dan kegembiraan karena obat ini mengadakan ikatan dengan

Page 19: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

reseptor opiat dan mengaktifkan penekan nyeri endogen pada

susunan saraf pusat (Tamsuri, 2007). Namun, penggunaan obat ini

menimbulkan efek menekan pusat pernafasan di medulla batang

otak sehingga perlu pengkajian secara teratur terhadap perubahan

dalam status pernafasan jika menggunakan analgesik jenis ini

(Smeltzer & Bare, 2001).

b. Analgesik Non Narkotik

Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di

masyarakat adalah aspirin,asetaminofen,dan bahan antiinflamasi

nonsteroid. Golongan aspirin digunakan untuk memblok

rangsangan pada sentral dan perifer,kemungkinan menghambat

sintesis prostagladin yang memiliki khasiat setelah 15 sampai 20

menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 jam. Aspirin juga

menghambat agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap

vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu perdarahan dan

protombin bila diberikan dalam dosis yang tinggi.

Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen, dan

ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti

inflamasi dan anti piretik. Obat golongan ini menyebabkan

penurunan nyeri dengan menghambat produksi prostalglandin dari

jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi (Smeltzer & Bare,

2001). Efek samping yang paling umum terjadi adalah gangguan

pencernaan seperti adanya ulkus gaster dan perdarahan gaster.

2. Non Farmakologi

a. Relaksasi progresif

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari

ketegangan stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol

diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan

emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2006). Pasien dianjurkan untuk

menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara,

menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan,

kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil

Page 20: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan

rileks.

c. Stimulasi Kutaneus Plasebo

Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam

bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul, cairan

injeksi, dan sebagainya. Placebo umumnya terdiri dari larutan gula,

larutan salin normal, atau air biasa (Tamsuri, 2007).

d. Teknik Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri

dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain

sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami ( Priharjo,

1996 ). Teknik ini dapat dilakukan dengan cara menonton televisi,

berbincang-bincang dengan orang lain dan mendengarkan musik.

e. Stimulasi Kulit

1) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri

2) Menggosok punggung

3) Menggunakan air hangat dan dingin

4) Memijat dengan air mengalir

f. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya

ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan

kebosanan

1) Ketidakpercayaan. Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang

diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat

dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan

dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien,

dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji

rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang

nyerinya.

2) Kesalahpahaman. Mengurangi kesalahpahaman pasien

tentang nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan

dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami

Page 21: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

sangat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti

tentang nyerinya.

3) Ketakutan. Memberikan informasi yang tepat dapat

mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien

untuk mengekpresikan bagaimana mereka menangani nyeri.

4) Kelelahan. Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk

mengatasinya,kembangkan pola aktivitas yang dapat

memberikan istirahat yang cukup

5) Kebosanan. Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri.

Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih

perhatian yang bersifat terapiutik. Beberapa teknik pengalih

perhatian adalah bernapas pelan dan berirama,memijat

secara perlahan,menyanyi berirama,aktif mendengarkan

musik,membayangkan hal-hal yang menyenangkan .

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Respon yang mungkin muncul :

1. DS

a. Pasien mengeluh tidak nyaman

b. Pasien mengeluh nyeri

2. DO

a. Respon otonom pada nyeri akut

b. Wajah menahan nyeri

c. Perut kembung

d. Mual, muntah

e. Malaise / anoreksia

Riwayat pengkajian nyeri :

1. Provoking ( pencetus )

2. Quality ( kualitas )

3. Region ( lokasi )

4. Severe ( derajat beratnya )

5. Timing ( durasi )

Page 22: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

Hal yang perlu dikaji :

1. Lokasi untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien

untuk menunjukkan area nyerinya

2. Intensitas nyeri, metode ini mudah dan terpercaya untuk

menentukan intensitas nyeri pasien

3. Kualitas nyeri, perawat perlu mencatat kata-kata pasien untuk

menggunakan pasien untuk menggambarkan nyerinya

4. Pola perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama

nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang, dan kapan nyeri terakhir

muncul

Faktor presipitasi, terkadang aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri,

contohnya aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada selain itu,

faktor lingkungan sangat dingin atau panas, stressor fisik dan emosional juga

dapat memicu munculnya nyeri.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas

a. Definisi

Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu) ; perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan

yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan

individu untuk bertindak menghadapi bencana (NANDA, 2012).

b. Batasan Karakteristik

Menurut NANDA,2012 batasan karakteristik dari ansietas adalah

sebagai berikut

1) Perilaku

a) Penurunan produktivitas

b) Gerakan yang irelevan

c) Gelisah

d) Melihat sepintas

Page 23: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

e) Insomnia

f) Kontak mata yang buruk

g) Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam

peristiwa hidup

h) Agitasi

i) Mengintai

j) Tampak waspada

2) Afektif

a) Gelisah

b) Kesedihan yang mendalam

c) Distress

d) Ketakutan

e) Perasaan tidak adekuat

f) Berfokus pada diri sendiri

g) Peningkatan kewaspadaan

h) Iritabilitas

i) Gugup

j) Senang berlebihan

k) Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan

l) Peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten

m) Bingung

n) Menyesal

o) Ragu/tidak percaya diri

p) Khawatir

3) Fisiologis

a) Wajah tegang

b) Tremor tangan

c) Peningkatan keringat

d) Peningkatan ketegangan

e) Gemetar

f) Tremor

g) Suara bergetar

Page 24: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

4) Simpatik

a) Anoreksia

b) Eksitasi kardiovaskuler

c) Diare

d) Mulut kering

e) Wajah merah

f) Jantung berdebar-debar

g) Peningkatan tekanan darah

h) Peningkatan denyut nadi

i) Peningkatan reflex

j) Peningkatan frekuensi pernapasan

k) Pupil melebar

l) Kesulitan bernapas

m) Vasokonstriksi superficial

n) Kedutan pada otot

o) Lemah

5) Parasimpatik

a) Nyeri abdomen

b) Penurunan tekanan darah

c) Penurunan denyut nadi

d) Diare

e) Vertigo

f) Letih

g) Mual

h) Gangguan tidur

i) Kesemutan pada ekstremitas

j) Sering berkemih

k) Anyang-anyangan

l) Dorongan segera berkemih

6) Kognitif

a) Menyadari gejala fisiologis

b) Bloking pikiran

Page 25: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

c) Konfusi

d) Penurunan lapang persepsi

e) Kesulitan berkonsentrasi

f) Penurunan kemampuan untuk belajar

g) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah

h) Ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik

i) Lupa

j) Gangguan perhatian

k) Khawatir

l) Melamun

m) Cenderung menyalahkan orang lain

c. Faktor yang Berhubungan

Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari ansietas

adalah sebagai berikut

1) Perubahan dalam :

a) Status ekonomi

b) Lingkungan

c) Status kesehatan

d) Pola interaksi

e) Fungsi peran

f) Status peran

2) Pemajanan toksin

3) Terkait keluarga

4) Herediter

5) Infeksi/kontaminan interpersonal

6) Penularan penyakit interpersonal

7) Krisis maturasi

8) Krisis situasional

9) Stress

10) Penyalahgunaan zat

11) Ancaman kematian

12) Ancaman pada :

Page 26: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

a) Status ekonomi

b) Lingkungan

c) Status kesehatan

d) Pola interaksi

e) Fungsi peran

f) Status peran

g) Konsep diri

13) Konflik yang tidak disadari mengenai tujuan penting hidup

14) Konflik yang tidak disadari mengenai nilai yang esensial/penting

15) Kebutuhan yang tidak dipenuhi

2. Nyeri Akut yang berhubungan dengan :

a. Cedera fisik atau trauma

b. Penurunan suplai darah ke jaringan

c. Proses melahirkan normal

3. Nyeri Kronik yang berhubungan dengan :

a. Jaringan parut

b. Kontrol nyeri yang tidak adekuat

4. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan :

Nyeri maligna kronik; perasaan tidak berdaya dalam berbagai tingkatan di

sejumlah situasi berbeda; berespon terhadap hilangnya kendali dengan

menunjukkan sikap apati, marah atau depresi; status ketidakberdayaan yang

berkepanjangan dapat mengarah pada keputusasaan.

5. Ketidakefektifan Koping Individu

a. Definisi

Ketidakefektifan koping adalah keadaan ketika individu mengalami

atau berisiko mengalami ketidakmampuan untuk menangani stressor

internal atau lingkungan secara adekuat karena sumber daya (fisik,

psikologis, perilaku dan/atau kognitif) yang tidak memadai (Lynda

Juall Carpenito-Moyet, 2012).

Ketidakefektifan koping adalah ketidakmampuan untuk membentuk

penilaian valid tentang stressor, ketidakadekuatan pilihan respon yang

Page 27: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

dilakukan dan/atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya

yang tersedia (NANDA, 2012).

b. Batasan Karakteristik

Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari

ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut

1) Subjektif

a) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasanya

b) Kelelahan

c) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi atau

meminta bantuan secara verbal

2) Objekif

a) Penyalahgunaan zat-zat kimia

b) Penurunan penggunaan dukungan sosial

c) Perilaku merusak terhadap diri sendiri dan orang lain

d) Tingginya angka kesakitan

e) Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

f) Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran

g) Ketidakadekuatan menyelesaikan masalah

h) Kurangnya perilaku yang mengarah pada tujuan dan

penyelesaian masalah, termasuk ketidakmampuan untuk

mengikuti dan mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan

informasi

i) Konsentrasi buruk

j) Berani mengambil risiko

k) Gangguan tidur

l) Menggunakan bentuk koping yang menghambat perilaku

adaptif

Menurut NANDA 2012-2014 batasan karakteristik dari

ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut

1) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa

2) Penurunan penggunaan dukungan sosial

3) Perilaku destruktif terhadap orang lain

Page 28: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

4) Perilaku destruktif terhadap diri sendiri

5) Letih, angka penyakit yang tinggi

6) Ketidakampuan memerhatikan informasi

7) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar

8) Ketidakmampuan memenuhi harapan peran

9) Pemecahan masalah yang tidak adekuat

10) Kurangnya perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan

11) Kurangnya resolusi masalah

12) Konsentrasi buruk

13) Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan

14) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah

15) Pengambilan risiko, gangguan tidur

16) Penyalahgunaan zat

17) Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif

c. Faktor yang Berhubungan

Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari

ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut

1) Gangguan dalam pola penilaian ancaman, melepas tekanan

2) Gangguan dalam pola melepaskan tekanan/ketegangan

3) Perbedaan gender dalam strategi koping

4) Derajad ancaman yang tinggi

5) Ketidakmampuan untuk mengubah energy yang adaptif

6) Sumber yang tersedia tidak adekuat

7) Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh

karakteristik hubungan

8) Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan

mengatasi masalah

9) Tingkat persepsi control yang tidak adekuat

10) Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stressor

11) Krisis maturasi, krisis situasi, ragu

Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 faktor yang

berhubungan dari ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut

Page 29: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

1) Patofisiologis

a) Berhubungan dengan kronisitas kondisi dan/atau regimen

perawatan diri yang kompleks

b) Berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh

c) Berhubungan dengan biokimia di otak

d) Berhubungan dengan pemikiran yang salah

2) Terkait-Penanganan

a) Berhubungan dengan perpisahan dengan keluarga dan rumah

(mis., perawatan di rumah sakit, tinggal di panti wreda)

b) Berhubungan dengan cacat karena operasi

c) Berhubungan dengan perubahan penampilan akibat obat-

obatan, radiasi, atau pengobatan lain

3) Situasional (Personal, Lingkungan)

a) Berhubungan dengan peningkatan konsumsi makanan sebagai

respons terhadap stress

b) Berhubungan dengan perubahan lingkungan fisik

c) Berhubungan dengan gangguan ikatan emosional

d) Berhubungan dengan kelebihan beban sensori

e) Berhubungan dengan sumber daya psikologis yang tidak

adekuat

f) Berhubungan dengan keterampilan menyelesaikan masalah

yang tidak efektif

g) Berhubungan dengan sistem keluarga yang tidak teratut

h) Berhubungan dengan toleransi terhadap frustasi dan control

impuls yang tidak adekuat

4) Maturasional

a) Anak atau remaja, berhubungan dengan : metode disiplin yang

tidak konsisten, ketakutan akan kegagalan, trauma masa kanak-

kanak, orang tua yang melakukan penyalahgunaan obat-obat

terlarang, Penolakan oleh orang tua, ansietas yang ditekan,

ansietas tingkat panic, control impuls buruk, keterampilan

sosial buruk, penolakan oleh teman sebaya.

Page 30: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

b) Remaja, berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya

psikologis untuk beradaptasi terhadap perubahan fisik dan

emosional, kemandirian dari keuarga, hubungan, kesadaran

sosial, kebutuhan pendidikan, pilihan karier.

c) Dewasa Muda berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber

daya psikologis untuk beradaptasi terhadap pilihan karier,

kebutuhan pendidikan, meninggalkan rumah, menikah, menjadi

orang tua.

d) Dewasa Menengah berhubungan dengan ketidakadekuatan

sumber daya psikologis untuk beradaptasi terhadap tanda-tanda

fisik penuaan, tekanan karier, masalah dalam membesarkan

anak, masalah dengan kerabat, kebutuhan akan status sosial,

orang tua yang semakin lanjut

e) Lansia berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya

psikologis untuk beradaptasi terhadap perubahan fisik,

perubahan status financial, perubahan tempat tinggal, masa

pension dan respons orang lain terhadap individu lansia.

d. Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan :

a. Nyeri muskuloskeletal

b. Nyeri insisi

c. Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih

ekstremitas secara mandiri dan terarah.

e. Risiko Cedera yang berhubungan dengan :

Penurunan resepsi nyeri; berisiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi

lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensive

individu.

f. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan :

Nyeri muskuloskeletal; hambatan kemampuan untuk melakukan atau

menyelesaikan aktivitas.

g. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan :

Page 31: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

Nyeri artritis panggul; individu mengalami perubahan fungsi seksual selama

fase respons seksual hasrat, terangsang dan/atau orgasme, yang dipandang

tidak memuaskan, tidak berharga atau tidak adekuat.

h. Gangguan pola tidur

Menurut NANDA, 2012 yang menjelaskan tentang gangguan pola tidur

sebagai berikut.

1) Definisi

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.2) Batasan Karakteristik

a) Perubahan pola tidur normal

b) Penurunan kemampuan berfungsi

c) Ketidakpuasan tidur

d) Menyatakan sering terjaga

e) Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur

f) Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.

3) Faktor yang Berhubungan

a) Kelembapan lingkungan sekitar

b) Suhu lingkungan sekitar

c) Tanggung jawab memberi asuhan

d) Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap

e) Gangguan (mis., untuk tujuan terapeutik, pemantauan,

pemeriksaan laboratorium)

f) Kurang control tidur

g) Kurang privasi

h) Pencahayaan

i) Bising

j) Bau gas

k) Restrain fisik

l) Teman tidur

m) Tidak familier dengan perabot tidur.

Page 32: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

H. INTERVENSI

1. Ansietas

Tujuan :

a. Ansietas berkurang

b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas

Intervensi Rasional

Bimbingan antisipasi Mempersiapkan pasien menghadapi

kemungkinan krisis perkembangan dan

atau situasional

Penurunan ansietas Meminimalkan kekhawatiran,

ketakutan, prasangka, atau perasaan

tidak tenang yang berhubungan dengan

sumber bahaya yang diantisipasi dan

tidak jelas

Teknik menenangkan diri Meredakan kecemasan pada pasien

yang mengalami distress akut

Peningkatan koping Membantu pasien untuk beradaptasi

dengan persepsi stresor, perubahan atau

ancaman yang menghambat pemenuhan

tuntutan dan peran

Dukungan emosi Memberikan penenangan, penerimaan,

dan bantuan/dukungan selama masa

stress

Tabel 2 : intervensi untuk diagnosa ansietas

2. Nyeri Akut

Tujuan : Setelah dilakukan selama 1x24 jam tindakan diharapkan nyeri berkurang.

Kriteria hasil :

a. Nyeri berkurang

b. Ekspresi wajah tenang

Page 33: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

c. Tanda-tanda vital (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, R: 16-20

x/menit).

d. Klien dapat istirahat dan tidur normal sesuai dengan usianya.

           

Intervensi Rasional

1. Pantau karakteristik nyeri,

catatan laporan verbal,

petunjuk nonverbal dan respon

hemodinamik

2. Ambil gambar lengkap

terhadap nyeri dari pasien

termasuk lokasi dan intensitas

lamanya, kualitas( dangkal

atau menyebar) dan

penyebaran

3. Anjurkan pasien untuk

melaporkan nyeri dengan

segera

4. Bantu melakukan teknik

relaksasi misalnya : nafas

dalam perlahan perilaku

distraksi

5. Visualisasi dan bimbingan

imajinasi

6. Periksa tanda-tanda vital

sebelum atau sesudah

penggunaan obat narkotik

7. Berikan obat analgesic sesuai

indikasi

1. Variasi penampilan dan

perilaku pasien karena nyeri

terjadi sebagai temuan

pengkajian

2. Nyeri sebagai pengalaman

subjektif dan harus

digambarkan oleh pasien.

Bantu pasien untuk menilai

nyeri dengan membandingkan

dengan pengalaman nyeri

3. Penundaan pelaporan nyeri

menghambat peredaran

nyeri/memerlukan peningkatan

dosis obat. Selain itu nyeri

berat dapat menyebabkan syok

dengan merangsang system

syaraf simpatis, mengakibatkan

kerusakan lanjut dan

mengganggu diagnostic serta

hilangnya nyeri

4. Membantu dalam penurunan

persepsi/respon nyeri

5. Memberikan control situasi,

meningkatkan perilaku positif

6. Hipotensi/depresi pernafasan

dapat terjadi sebagai akibat

pemberian narkotik

Page 34: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

7. Membantu proses

penyembuhan pasien

Tabel 3 : intervensi untuk diagnosa nyeri akut

         

3. Nyeri kronis

Tujuan : Setelah dilakukan selama 2x24 jam tindakan diharapkan   nyeri

teratasi sebagian. Kriteria hasil :

a. Skala nyeri dalam rentang 1-3.

b. Raut muka tidak menahan nyeri.

c. Klien sudah tidak memegangi area yang nyeri.     

                 

Intervensi Rasionalisasi

1. Catat karakteristik nyeri

2. Berikan posisi semi fowler

3. Ajarkan teknik relaksasi

4. Kolaborasi pemberian obat

analgesic sesuai dengan

indikasi

1. Mempermudah dalam

tindakan pengobatan kepada

klien

2. Membantu memberikan rasa

nyaman kepada

klienmenambah pengetahuan

pasien dalam mengurangi

rasa nyeri

3. Membantu pasien dalam

mengurangi rasa nyeri

Tabel 4 : intervensi untuk diagnosa nyeri kronis

4. Ketidakberdayaan

Tujuan :

a. Mendemonstrasikan pengendalian diri terhadap depresi

b. Menunjukkan partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perawatan

kesehatan

Intervensi Rasional

Page 35: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

Restrukturisasi kognitif Mendorong pasien untuk mengubah

distorsi pola pikir dan memandang diri

sendiri serta dunia secara lebih realistis

Dukungan emosional Memberikan penenangan, penerimaan,

dan dorongan selama periode stress

Bantuan sumber finansial Membantu individu/keluarga untuk

mengamankan dan mengelola keuangan

untuk memenuhi untuk memenuhi

kebutuhan perawatan kesehatan

Manajemen alam perasaan Memberikan keamanan, stabilisasi,

pemulihan dan pemeliharaan pasien

yang mengalami disfungsi alam

perasaan baik depresi maupun

peningkatan alam perasaan

Perlindungan hak pasien Melindungi hak perawatan kesehatan

pasien, terutama pasien dari kelompok

minoritas, pasien yang tidak memiliki

kapasitas, atau tidak kompeten untuk

mengambil keputusan

Peningkatan harga diri Membantu pasien untuk meningkatkan

penilaian diri terhadap harga dirinya

Fasilitasi tanggung jawab diri Mendorong pasien untuk lebih

bertanggung jawab terhadap

perilakunya sendiri

Tabel 5 : intervensi untuk diagnosa ketidakberdayaan

5. Ketidakefektifan Koping Individu

Tujuan :

a. Menunjukkan koping yang efektif yang dibuktikan oleh indicator

sebagai berikut ( sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-

kadang, sering atau selalu)

Page 36: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap impuls dengan

mempertahankan penegndalian diri tanpa pengawasan secara

konsisten.

Intervensi Rasional

Bimbingan antisipasi Mempersiapkan pasien untuk

mengantisipasi krisis perkembangan

dan/atau situasional

Peningkatan Koping Membantu pasien untuk beradaptasi

dengan persepsi stesor, perubahan,

atau ancaman yang mengganggu

pemenuhan tuntunan dan peran

hidup

Konseling Menggunakan proses bantuan

interaktif yang berfokuspada

kebutuhan, masalah atau perasaan

pasien atau orang terdekat

untukmeningkatkan atau mendukung

koping, penyelesaian mesalah, dan

hubungan interpersonal

Dukungan untuk mengambil

keputusan

Memberikan informasi dan dukungan

kepada pasien yang mengambil

keputusan mengenai perawatan

kesehatan

Bantuan emosi Memberikan penanaman,

penerimaan, dan dorongan selama

periode stress

Panduan system kesehatan Memfasilitasi lokasi pasien dan

penggunaan layanan kesehatan yang

sesuai

Layanan pengendalian impuls Membantu pasien untuk memediasi

perilaku impulsive melalui penerapan

Page 37: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

strategipenyelesaian masalah pada

situasi social atau interpersonal

Peningkatan peran Membantu pasien orang terdekat

pasien atau anggota keluarga untuk

memperbaiki hubungan dengan

mengklarifikasi dan menambahkan

perilaku peran tertentu.

Peningkatan harga diri Membantu pasien untuk

meningkatkan penilaian personal

terhadap harga dirinya

Pencegahan penggunaan zat Mencegah gaya hidup alkoholik atau

penggunaan obat-obatan

Tabel 6 : intervensi untuk diagnosa ketidakefektifan koping individu

Page 38: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

I. REFERENSI

Wilkinson, Juidith M dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa

Keperawatan NANDA Nic Noc Edisi 9. Jakarta : EGC

Alimul H, A.Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Salemba Medika

Lippincott dan Williams&Wilkins. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan

Lynda Juall Carpenito-Moyet Edisi 13. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta :

EGC

Kozier, Erb, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &

Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC

Nanda International. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA 2012-2014. Jakarta :

EGC

Hidayat, AAA., Musifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar

Manusia, Jakarta: EGC.

Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,

Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, S.C., Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & suddarth, Edisi 8, Jakarta: EGC

Page 39: Laporan Pendahuluan Aman Nyaman

Mengetahui Denpasar,……………………2015

Pembimbing Praktik Mahasiswa

NIP. NIM.

Mengetahui

Pembimbing Institusi

NIP.