Laporan Pembuatan Alat Praktikum Fisika “Viscometer Dual Tube” Disusun oleh : Laksmita Hayuning P (4201412067) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Disusun Oleh : 1. Fita Pemata Sari (4201412062) 2. Laksmita Hayuning P. (4201412067)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Pembuatan Alat Praktikum Fisika“Viscometer Dual Tube”
Disusun oleh :Laksmita Hayuning P (4201412067)
JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015
Disusun Oleh :1. Fita Pemata Sari (4201412062)2. Laksmita Hayuning P. (4201412067)
Dosen : Dra. Langlang Handayani, M.App.ScMakul : Laboratorium Fisika Pendidikan
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran fisika di sekolah tidak hanya dalam konteks ceramah di dalam kelas
namun juga harus ada suatu tindakan ilmiah dalam aktivitas pembelajaran. Tindakan ilmiah
disini berarti suatu aktivitas siswa maupun guru dalam suatu tempat (laboratorium) dimana
tempat tersebut dapat memberikan suatu pembuktian dari apa yang telah siswa ketahui dari
suatu teori, prinsip, konsep, hukum dalam ilmu fisika. Dari pentingnya kegiatan ilmiah dalam
laboratorium di sekolah maka alangkah pentingnya kebutuhan sarana prasarana serta alat-alat
praktikum yang memadai dan lengkap. Di setiap sekolah terkadang kurang memantau
ketersediaan alat bahan praktikum serta fasilitas laboratorium.
Dari hal tersebut, maka dalam kaitannya dengan tugas mata kuliah Laboratorium
Pendidikan Fisika, kami telah melakukan berbagai observasi dan wawancara di salah satu
sekolah SMA N di Kota Semarang yaitu SMA N 5 Semarang. Dari keseluruhan proses
obesrvasi kami maka tujuan akhir kami adalah membuat suatu alat praktikum yang mana
belum tersedia di sekolahyang telah kami jadikan objek observasi.
Dari hasil observasi tentang proyek akhir ini, kami berkonsultasi dengan salah satu guru
fisika di SMAN 5 Semarang dan sekaligus kami memutuskan membuat alat “Viscometer”.
Tujuan kami membuat alat tersebut adalah tidak adanya alat praktikum untuk materi
“Kekentalan Zat Cair/Viskositas”, disana hanya ada alat peraga viskositas dengan beberapa
tabung kecil dengan berbagai jenis cairan yang berbeda dan alat peraga tersebut hanya
digunakan untuk pengamatan.
Dari hal tersebut maka kami bertujuan membuat alat praktikum “Viscometer Dual Tube”
dimana alat ini dapat digunakan untuk menentukan kekentalan zat cair serta mengukur massa
jenis zat cair yang digunakan. Alat yang kami buat diharapkan dapat menjadikan suatu alat
praktikum yang dapat mempermudah siswa untuk mengetahui hubungan rumus dalam
menentukan kekentalan zat cair dan mengamati perbedaan dalam setiap cairan yang
digunakan. Dengan alat “Viscometer Dual Tube” yang mempunyai beberapa fungsi
diharapkan dapat menarik perhatian siswa SMA N 5 Semarang dalam mempelajari materi
Fluida dinamis khususnya pada subbab Kekentalan Zat Cair.
B. Pembuatan Alat Praktikum
1. Kerangka Penyangga
Papan Triplek berukuran (120x50) cm
Kerangka balok kayu sebagai alas bawah (50x30x15) cm
Papan kayu berlubang sebagai penopang tabung (20x4) cm
1. Kerangka Penyangga
Cat minyak berwarna coklat
Kuas
Alat pembesih tabung lampu
2. Alat Inti
Tabung kaca berukuran tinggi = 115 cm ; diameter = 2.5 cm
Klem plastic penjepit tabung
Corong Tosca Alat pengangkat kelereng
Papan Aluminium
Kelereng
Meteran
3. Bahan
Zat cair (Gliserin dan Cairan pencuci piring)
C. Bagian-Bagian Alat
Papan triplek berwarna coklat sebagai penyangga tinggi tabung
Kerangka balok kayu sebagai penyangga bagian bawah tabung dan tempat beberapa alat
dan bahan seperti (magnet besi, wadah cairan, corong, kelereng)
Tabung kaca sebagai alat inti praktikum yang nantinya diisi dengan berbagai cairan
Klem plastic sebagai penjepit tabung agar tidak jatuh atau goyah
Alat pengangkat untuk mengambil kelereng
Papan aluminium sebagai pemberi batas jarak jatuh kelereng
Meteran untuk mengukur jarak jatuh yang ditempuh kelereng
D. Cara Pembuatan Alat
Memotong lampu TL pada bagian salah satu tutupnya dengan menggunakan kawat
nikelin dan bantuan travo
Membersihkan bagian berwarna putih pada lampu
Membuat kerangka tempat tabung lampu tersebut diletakkan
Memotong triplek berukuran (120x50)cm
Memotong kerangka balok kayu sebagai alas bawah (50x30x15) cm
Melubangi papan kayu sebagai penopang tabung (20x4) cm
Meletakkan dua tabung pada kerangka yang telah jadi dan mengaitkanya dengan
menggunakan klem plastic
Memastikan bahwa tabung tidak goyah dan terikat dengan kencang
Memasukkan cairan fluida kedalam tabung menggunakan corong
Memasukkan alat pengangkat kelereng saat nanti jatuh pada dasar tabung dengan
bantuan kawat
E. Praktikum Viskositas
a) Tujuan
1. Memahami azas kerja Viskometer bola jatuh
2. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida berkaitan dengan
kekentalan fluida
3. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes
b) Dasar Teori
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue
apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil
apapun dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu
menahan gaya geser yang bekerja padanya,dan oleh sebab itu fluida mudah
berubahbentuk tanpa pemisahan massa.
Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu Sifat cairan yang
menentukan besarnya perlawanan terhadap gayageser. Viskositas terjadi terutama
karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan.
Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat
diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity),
kemampatan(compressibility), tegangan permukaan (surface tension), dan
kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan
kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik
melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita ketahui, fluida
adalah gugusan yang tersusun atas molekulmolekul dengan jarak pisah yang besar
untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi,
melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain
Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan
viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya
gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan
tersebut bergerak satu melewati lainnya. Dengan adanya viskositas, kecepatan
lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan
dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada
pusat aliran memiliki kecepatan terbesar. Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat
adanya gaya-gaya kohesi antar molekul.
Hukum Stokes
Viskositas dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak
benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas η = 0 sehingga kita selalu menganggap
bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang
disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu
dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan
fluida benda tersebut.
F = η A v = A η v = k η v
Koefisien k tergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang
bentuk geometrisnya berupa bola dengan jari-jari (r), maka dari perhitungan
laboraturium ditunjukan bahwa
k = 6 п r
maka
F = 6 п η r v
Persamaan itulah yang hingga kini dikenal dengan Hukum Stokes.
Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui
melalui persamaan (rumus) :
v = 2 r 2 g (ρ B – ρf)
9 η
c) Alat dan Bahan
1. Alat Viscometer : 1 set
2. Tabung gelas panjang (115 cm) : 2 buah
3. Kelereng : 2 buah
4. Meteran : 1 buah
5. Timba pengangkat benda : 2 buah
6. Stopwatch : 1 buah
7. Zat cair : gliserin dan sabun pencuci piring : @ 600 ml
8. Papan alumunium : 1 buah
9. Kawat panjang (120 cm) : 1 buah
10. Jangka sorong : 1 buah
d) Langkah Kerja
1. Siapkan cairan yang akan digunakan dan masukkan cairan dalam tabung
viskometer
2. Ukurlah diameter sekaligus massa kelereng yang akan digunakan
3. Buatlah tanda pada tabung sejauh d sebagai jarak jatuh yang ditempuh bola dan
ukur jaraknya dengan meluruskan papan aluminium dengan meteran
4. Jatuhkan kelereng dalam cairan dan catat waktu saat kelereng melalui jarak batas
yang ditentukan
e) Hasil
m kelereng = 1,2 gram
m gliserin = 61,2 gram
m sabun = 53,2 gram
d dalam tabung = 2,3 cm
d kelereng = 1,45 cm
r kelereng = 0,725 cm
S = 85 cm
g = 10 m/s2
Gliserin Sabun
No t (sekon) No t (sekon)
1 18,45 1 6,11
2 19,05 2 7,06
3 17,57 3 6,57
4 21,23 4 8,05
5 19,55 5 7,19
6 18,37 6 9,13
f) Analisis dan Pembahasan
ρB=mV
= 1,20,51
=2,36 g /cm3
ρ fgliserin=mV
=61,250
=1,22 g/cm3
ρ fsabun=mV
=53,250
=1,064 g/cm3
Gliserin
o η=2 r2 g ( ρB−ρf )t
9 S=
2x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,22 ) x 18,459 x85
=0,289 g/cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,22 ) x19,059 x85
=0,298 g /cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,22 ) x17,579 x85
=0,275 g/cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,22 ) x 21,239 x85
=0,332 g /cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,22 ) x19,559 x85
=0,306 g/cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,22 ) x18,379 x85
=0,287 g/cms
Rata-rata :
η=∑ η
6=
0,289+0,298+0,275+0,332+0,306+0,2876
=1,787
6=0,298 g /cms
Sabun
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,064 ) x6,119 x85
=0,109 g /cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,064 ) x7,069 x 85
=0,126 g /cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,064 ) x6,579 x 85
=0,117 g/cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,064 ) x8,059 x 85
=0,143 g /cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,064 ) x7,199 x85
=0,128 g/ cms
o η=2 r2 g (ρB−ρ f )t
9 S=
2 x (0,725 )2 x 10 x (2,36−1,064 ) x9,139 x 85
=0,162 g /cms
Rata-rata :
η=∑ η
6=
0,109+0,126+0,117+0,143+0,128+0,1626
=0,785
6=0,131 g /cms
Dari percobaan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair yang
telah dilakukan, didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan.
Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat
cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu gerakan jatuhnya bola semakin
besar. Sehingga semakin kental suatu zat cair, semakin lambat pergerakan benda yang
jatuh didalamnya. Sebaliknya, semakin encer suatu zat cair atau fluida, maka semakin