BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peramalan pada zaman modern seperti saat ini sangat perlu dilakukan untuk menunjang kesuksesan dalam suatu perusahaan. Peramalan yang tepat dan akurat menentukan kesuksesan suatu perusahaan dalam industri dan persaingan. Perencanaan agregat diperlukan dalam perencanaan produksi agar dapat menghasilkan suatu hasil yang optimum dengan input yang tepat maka akan menghasilkan suatu output yang tepat pula sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peusahaan dalam melakukan perencanaan agregat. Dengan diterapkan nya perencanaan agregat dalam suatu perusahaan diyakini akan dapat membuat perusahaan tersebut selalu dapat survive di tengah persaingan pasar. Tujuan tujuan dasar perusahaan dapat ikut terpenuhi seperti perencanaan perubahan kapasitas dalam perusahaan demi memenuhi fluktuasi atau naik turunnya permintaan secara dinamis dan susah ditebak. Dapat pula dilakukan pengujian sudah cukup atau tidaknya kapasitas dalam suatu perusahaan agar permintaan yang sifatnya dinamis dapat tercukupi dengan segera. Dengan perencanaan agregat maka perushaan akan mendapatkan sebuah solusi atau kesimpulan keluaran yang terbaik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peramalan pada zaman modern seperti saat ini sangat perlu dilakukan
untuk menunjang kesuksesan dalam suatu perusahaan. Peramalan yang tepat dan
akurat menentukan kesuksesan suatu perusahaan dalam industri dan persaingan.
Perencanaan agregat diperlukan dalam perencanaan produksi agar dapat
menghasilkan suatu hasil yang optimum dengan input yang tepat maka akan
menghasilkan suatu output yang tepat pula sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan peusahaan dalam melakukan perencanaan agregat.
Dengan diterapkan nya perencanaan agregat dalam suatu perusahaan
diyakini akan dapat membuat perusahaan tersebut selalu dapat survive di tengah
persaingan pasar. Tujuan tujuan dasar perusahaan dapat ikut terpenuhi seperti
perencanaan perubahan kapasitas dalam perusahaan demi memenuhi fluktuasi
atau naik turunnya permintaan secara dinamis dan susah ditebak. Dapat pula
dilakukan pengujian sudah cukup atau tidaknya kapasitas dalam suatu perusahaan
agar permintaan yang sifatnya dinamis dapat tercukupi dengan segera. Dengan
perencanaan agregat maka perushaan akan mendapatkan sebuah solusi atau
kesimpulan keluaran yang terbaik dengan metode yang ada dengan sumber daya
yang tersedia didalamnya dengan tepat. Untuk dapat mencapai hal hal diatas
diperlukan suatu masukan yang baik pula. Masukan masukan berupa data ramalan
permintaan dari satu groupee atau kelompok dalam produk dengan perencanaan
setengah tahun sampai satu setengah tahun. Data sistem dalam perusahaan berupa
jumlah tenaga kerja, persediaan yang ada dan rate production atau laju produksi.
Serta alternatif yang ada dan tingkatannya dalam mempengaruhi biaya dan
kapasitas. Maka akan didapatkan sebuah output yang diperlukan oleh perusahaan
tentang sebuah rencana produksi berupa keputusan pada sekelompok produk
sejenis selama periode perecanaan dan perkiraan biaya jika rencana produksi
tersebut akan direalisasikan.
Maka dari itu dalam praktikum perencanaan agregat ini mahasiswa dapat
melaksanakan percobaan perencanaan agregat dari data yang sudah diberikan dan
nantinya dapat melakukan perencanaan agregat dengan metode yang tersedia
seperti Level strategy,Chase Strategy dan Linear Programming secara manual
maupun secara komputasi menggunakan sebuah software berupa WinQSB.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengajarkan mahasiswa untuk dapat melakukan perencanaan agregat
dengan bantuan komputer.
2. Mengajarkan mahasiswa untuk dapat menganalisis/menginterpretasikan
hasil perencanaan agregat.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan agregat secara mandiri baik
dengan cara manual atau dengan bantuan komputer dan menerapkannya
dalam kondisi real dilapangan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam macam metode dan model
perencanaan agregat serta mengerti cara analisa sehingga nantinya dapat
berguna dalam aplikasinya di lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Heizer dan Render (2010), Perencanaan Agregat (atau penjadwalan
agregat) merupakan sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu
produksi pada jangka menengah biasanya 3 sampai 18 bulan ke depan. Para
manajer operasi berusaha menentukan jalan terbaik untuk memnuhi permintaan
yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat
persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variable lain yang dapat
dikendalikan. Atau bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi
atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan
agregat.
Perencanaan agregat berarti menggabungkan sumber daya-sumber daya yang
sesuai ke dalam istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya
ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan
input produksi yang saling berkaitan, maka perencana harus memilih tingkat
output untuk fasilitas selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.
Perencanaan ini diantaranya bisa diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah
sakit, akademi serta, pernerbit buku. Perencanaan agregat merupakan bagian dari
system perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga pemahaman mengenai
keterkaitan antara rencana dan beberapa factor internal dan eksternal merupakan
sesuatu yang berguna. Di lingkungan perusahaan manufaktur, jadwal produksi
utama yang dihasilkan memberikan input untuk system MRP yang mengutamakan
mengenai perolehan atau produksi komponen-komponen yang diperlukan. Jadwal
kerja yang mendetil untuk tenaga kerja dan penjadwalan berprioritas untuk produk
dihasilkan sebagai tahapan terakhir system perencanaan produksi (Sukendar &
Kristomi,2010).
Perencanaan produksi adalah kegiatan menentukan batas atau tingkatan
operasi pembuatan pada waktu mendatang. Perencanaan produksi menentukan
kerangka dengan jadwal yang rinci dan pengendalian inventori yang harus
dikerjakan. Perencanaan dapat mencakup beberapa bulan atau tahun. Perencanaan
produksi didesain untuk menentukan beberapa atau seluruh karakteristik dari
pembuatan dan operasi pendistribusian yang diasumsikan secara lebih jelas pada
perencanaan atau pengendalian (Magee, 1975).
Menurut Harjanto (2008) Tujuan dari Perencanaan Agregat adalah bertujuan
untuk:
1. Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat
menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan
suplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana produksi yang
dibuat, walaupun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan.
2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber
daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi
permintaan.
Tujuan dari perencanaan agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana
produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal (Harjanto,2008).
Perencanaan agregat merupakan bagian dari system perencanaan produksi
yang lebih besar. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat untuk dapat memahami
hubungan antara rencana serta beberapa factor internal dan eksternal.Dalam
lingkungan manufaktur, proses menguraikan rencana agregat secara lebih
terperinci disebut disagregasi (disaggregation). Disagregasi menghasilkan jadwal
produksi induk yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan
bahan baku (MRP system). Jadwal produksi induk menangani pembelian atau
produksi bagian atau komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir.
Jadwal kerja yang terperinci bagi orang-orang dan prioritas penjadwalan untuk
produk menghasilkan thap akhir dari sistem perencanaan produksi
(Harjanto,2008).
Perbedaan perencanaan kapasitas berdasarkan waktu antara lain
(Handoko,2000):
1. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range),
lebih dari satu tahun. Di mana sumber-sumber daya produktif memakan waktu
lama untuk memperoleh atau menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan,
atau kapasitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi
dan persetujuan manajemen puncak.
2. Perencanaan kapasitas jangka menengah
(intermediate range), rencana-rencana bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai
18 bulan yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena
alternatif-alternatif seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-
peralatan baru, subcontracting, dan pembelian peralatan-peralatan bukan
utama.
3. Perencanan kapasits jangka pendek, kurang dari
satu bulan. Ini berkatitan pad aproses penjadwalan harian atau mingguan dan
menyangkut pembuatan penyesuaina-penyesuaian untuk menghapus
“variance” antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan
perencanaan mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan
personalia, penggantian routing produksi.
Beberapa metode dalam penyelesain masalah-masalah perencanaan
agregat dapat memasukkan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode-metode
kuantitatif terdiri dari ketetapan-ketetapan heuristik, pemencahan matematis,
simulasi, dan prosedur pencarian modern yang lain. Metode kualitatif
memasukkan konsensus-konsensus di antara suatu kelompok dan rasio inventori.
Metode-metode dalam aggregate planning (Narasimhan, 1995):
a. Nonquantitative atau Intuitive Method
b. Inventory Ratio
c. Charting and Graphical Method
d. Mathematical Programming and Tabular Method
e. The Linear Programming Method
f. The Linear Decision Rule
g. Management Coefficient Model
h. Direct Search Methode and Simulation
Berikut 8 pilihan strategi agregat menurut Heizer dan Render (2010) secara
lebih terperinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas sebab pilihan ini
tidak berusaha mengubah permintaan, tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan. Tiga pilihan terakhir adalah pilihan permintaan dimana perusahaan
berusaha mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.
1. Pilihan Kapasitas
Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasits dasar berikut.
Mengubah tingkat persediaan. Para manajer dapat
meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk
memenuhi permintaan yang tinggi dimasa mendatang. Jika strategi
ini dipilih maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan,
asuransi, penanganan, barang kadaluarsa, pencurian, dan modal
yang diinvestasikan akan meningkat. Biaya-biaya ini pada
umumnya berkisar antara 15% hingga 40% dari nilai sebuah
barang tiap tahunnya. Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki
masa dimana permintaan meningkat, kekurangan yang terjadi
dapat mengakibatkan hilangnya peluang penjualan karena waktu
tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih
buruk.
Mengubah-ubah jumlah tenaga kerja dengan mempekerjakan
atau memberhentikan orang. Salah satu cara memenuhi
permintaan adalah mempekerjakan atau memberhentikan para
pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi.
Bagaimanapun juga, karyawan baru memerlukan pelatihan, dan
produktivitas rata-rata menurun untuk sementara seiring mereka
menjadi terbiasa. Pemecatan atau PHK menurunkan moral semua
pekerja dan dapat mendorong mereka kearah produktivitas yang
lebih rendah.
Mengubah-ubah tingkat produksi melalui lembur atau waktu
kosong. Tenaga kerja terkadang dapat dijaga tetap konstan dengan
mengubah-ubah waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja
ketika permintaan rendah, dan menambah jam kerja saat
permintaan naik. Sekalipun demikian, ketika perintaan sedang
tinggi, terdapat keterbatasan mengenai banyaknya jam lembur
yang dapat diberlakukan. Upah lembur memerlukan lebih banyak
biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat membuat titik
produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga
dapat menyiratkan naiknya biaya rutin yang diperlukan untuk
menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan. Di sisi lain, saat
permintaan turun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong
(menganggur) para pekerja—ini biasanya merupakan proses yang
sulit.
Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas
ementara dengan melakukan ubkontrak selama periode permintaan
yang tinggi. Bagaimanapun juga, subkontrak memiliki beberapa
kekurangan. Pertama, hal ini mungkin mahal; kedua, subkontrak
membawa risiko dengan membuka pintu bagi klien terhadap
pesaing. Ketiga, kerap sulit mendapatkan pemasok subkontrak
sempurna yang selalu dapat mengirimkan produk berkualitas
secara tepat waktu.
Penggunaan karyawan paruh waktu. Terutama di sector jasa,
karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak
terampil. Praktik ini umum dilakukan di restoran, toko eceran, dan
supermarket.
2. Pilihan Permintaan
Berikut pilihan permintaan yang mendasar.
Memengaruhi permintaan. Saat permintaan rendah, perusahaan
dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi,
penjualan secara pribadi, dan diskon. Perusahaan penerbangan dan
hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif untuk
musim yang sepi; beberpa perguruan tinggi memberikan diskon
bagi penduduk usia lanjut; dan alat pendingin udara dijual lebih
murah di waktu musim dingin. Bagaimanapun juga, bahkan iklan
khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu
mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.
Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima
perusahaan, tetapi tidak mampu(secara sengaja maupun kebetulan)
untuk dipenuhipada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa
kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya, tunggakan
pesanan adalah strategi yang mungkin dijalankan. Banyak
perusahaan yang melakukan tunggakan pesanan, tetapi pendekatan
ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.
Bauran produk dan layanan yang melawan tren musiman.
Sebuah teknik pemulusan aktif yang secara luas digunakan oleh
perusahaan manufaktur adalah mengembangkan sebuah bauran
produk dari barang-barang yang melawan tren musiman.
Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan
pendingin ruangan atau mesin pemotong rumput dan penyingkir
salju. Bagaimanapun juga, perusahaan yang menerapkan
pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan
produk atau jasa di luar area keahlian atau sasaran pasar mereka.
3. Pencampuran Pilihan
Meskipun lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat
menghasilkan jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara
pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin akan lebih baik.
Strategi Perburuan (Chase Strategy). Mencoba untuk mencapai
tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi
permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi
dengan berbagai cara. Sebagai contoh, manajer operasi dapat
negubah-ubah tingkat tenaga kerjadengan merekrut atau
memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah
produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh
waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi
perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau
mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi
perburuan meliputi sector pendidikan, perhotelan,dan konstruksi.
Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).
Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari
period eke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan
mempertahankan tingkat produksi mereka pada tingkat yang
seragam dan mungkin (1) memberikan persediaan produk mereka
naik atau turun untuk menopang perbedaan antara jumlah
permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan
alternative bagi karyawan. Filosofi mereka dalah tenaga kerja
yang stabil menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih
sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran, serta karyawan
yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan.
Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman,
penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta lebih
sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis.
Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika
permintaan cukup stabil.
Terdapat 7 Strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu:
melakukan variasi tingkat persediaan, variasi jam kerja, variasi jumlah tenaga
kerja, subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan,
dan melakukan pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi
(Harjanto,2008)
Berikut di bawah adalah bagan gambar 2.4 mengenai entitas dasar dan
antarmuka manufaktur kegiatan perencanaan agregat:
Gambar 2.4 Manufaktur kegiatan Perencanaan Agregat
(Radwan&Aarabi,2010)
Terdapat empat jenis strategi perencanaan agregat, yaitu :
1. Chase strategy – menggunakan kapasitas sebagai pendukung:
menyelaraskan laju produksi dengan laju permintaan.
2. Time flexibility strategy – menggunakan utilitas sebagai pendukung:
mengubah waktu kerja dan lembur untuk menyelaraskan produksi dengan
permintaan.
3. Level strategy – menggunakan persediaan sebagai pendukung:
penggunaan/kapasitas mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap,
permintaan dipenuhi dari persediaan
4. Mixed strategy – kombinasi satu atau lebih dari ketiga strategi di atas.
Agregate Planning
Proses Perencanaan dan
Kapasitas
Reguler dan Overtime ProductionInventory LevelsSubkontractingRequired Human ResourcesBackorders
Customer OrdersDemand ForecastInventory on HandWorkforce
Master Production Schedule & MRP
System
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Laptop atau Komputer dengan spesifikasi 32-bit
b. Software WinQSB
2. Bahan
a. Data informasi produk
B. Cara Kerja
1. Menentukan tujuan perencanaan, yaitu perencanaan agregat.
2. Menentukan jangka waktu perencanaan yang sudah ditentukan untuk 5
bulan ke depan (Januari sampai dengan Mei).
3. Melakukan perencanaan :
1. Menjalankan program WinQsb.
2. Pilihan “Aggregate Planning” dipilih.
3. Pada Menu “File” pilihan “new problem” dipilih, lalu diisi :
4. Problem type = simple model
5. Pilihlah (beri tanda silang) pada “overtime allowed” dan
“hire/dismissal allowed”
6. Problem title = perencanaan agregat
7. Number planning periods = 5
8. Planning resource name = employee
9. Capacity unit of planning resource = hours
10. Capacity requirement per product/service = waktu perakitan per unit =
0.5
11. Initial number of planning resource = jumlah pekerja awal = 8
12. Initial inventory/backordered = jumlah persediaan awal = 250
13. Mengeklik “OK”
14. Pada menu “edit” pilihlah “period name” dan gantilah nama periode
dengan Januari s/d Mei dari tabel 1.
15. Pada DATA ITEM Forecast demand, isikan ramalan permintaan
produk selama bulan Januari s/d Mei dari tabel 1.
16. Pada DATA ITEM initial number of employee, isikan jumlah pekerja
awal yaitu =8
17. Pada DATA ITEM regular time capacity in hours per employee, isikan
jumlah jam/hari x jumlah hari/minggu x jumlah minggu/bulan =168.
18. Pada DATA ITEM regular time cost per hours , isikan beaya pekerja
per jam($2/jam.pekerja) = 4
19. Pada DATA ITEM undertime cost per hours, isikan beaya
undertime/jam $1/jam = 1.
20. Pada DATA ITEM overtime capacity in hours per employee, isikan
kapasitas lembur per pekerja per bulan = 30
21. Pada DATA ITEM overtime cost per hours, isikan beaya kerja lembur/
jam $3/jam=4
22. Pada DATA ITEM hiring cost per employee, isikan beaya perekrutan/
pekerja ($50/pekerja) = 100
23. Pada DATA ITEM dismissal cost per employee, isikan beaya
pemberhentian pekerja ($60/pekerja) = 150
24. Pada DATA ITEM initial inventory/backordered, isikan persediaan
awal = 300
25. Pada DATA ITEM maximum inventory allowed, isikan kapasitas
gudang = 5000
26. Pada DATA ITEM minimum ending inventory, isikan safety stock =
100
27. Pada DATA ITEM unit inventory holding cost , isikan beaya
penyimpanan ($/unit.bulan) = 0.01
28. Pada DATA ITEM capacity requirement in hours per unit, isikan
waktu perakitan per unit (hours/unit) = 0.5
29. Simpanlah data dengan nama “agregat”
Cara penyelesaian dengan level strategy :
a. Pada menu “solve and analyse” klik “solve the problem”
b. Pada “solution method” pilihlah “constant average production
(level strategy)”
c. Pada “production quantity” pilihlah “whole number”
d. Klik “OK”, rencana agregat akan diperoleh.
e. Klik “show cost analysis” atau “show graphic analysis” untuk
mengetahui beaya perencanaan agregat maupun pola distribusinya.
f. Cobalah dengan “solution method” yang lain yaitu “constant
regular time employee (level strategy)”
Cara penyelesaian dengan chase strategy :
a. Pada menu “solve and analyse” klik “solve the problem”
b. Pada “solution method” pilihlah “up-to-demand with regular time
employee”
c. Pada “production quantity” pilihlah “whole number”
d. Klik “OK”, rencana agregat akan diperoleh.
e. Klik “show cost analysis” atau “show graphic analysis” untuk
mengetahui beaya perencanaan agregat maupun pola distribusinya.
f. Cobalah dengan “solution method” yang lain yaitu “up to demand
with regular and overtime employee”
4. Melakukan analisis untuk hasil perencanaan dengan masing-masing
metode di atas dan bandingkan hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilAP perencanaan agregat 0
5 Employee Hour 0,50 -1 -1 0 0 0
DATA ITEM januari februari maret april meiForecast Demand 2100 2500 2200 2600 2800Initial Number of Employee 8 8 8 8 8Regular Time Capacity in Hour per Employee 168 168 168 168 168Regular Time Cost per Hour 4 4 4 4 4Undertime Cost per Hour 1 1 1 1 1Overtime Capacity in Hour per Employee 30 30 30 30 30Overtime Cost per Hour 4 4 4 4 4Hiring Cost per Employee 100 100 100 100 100Dismissal Cost per Employee 150 150 150 150 150Initial Inventory (+) or Backorder (-) 300Maximum Inventory Allowed 5000 5000 5000 5000 5000Minimum Ending Inventory (Safety Stock) 100 100 100 100 100Unit Inventory Holding Cost 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01Other Unit Production CostCapacity Requirement in Hour per Unit 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
*Level Strategy
a. Metode Contant Average Solution
Tabel Analisis Agregat
Planning Result for perencanaan agregat (Simple Model)
10/13/2015 Regular Overtime Total Ending Number of16:29:20 Demand Production Production ProductionInventory Hiring Dismissal Employees