Top Banner
LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS DI PUSKESMAS KAJORAN I KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE JANUARI – OKTOBER 2011 Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG .. Disusun oleh Co-Ass IKM FK UNISSULA Abdul Azis (01.207.5336) Arif Himawan (01.207.5356) i
115

Laporan MP&QA Kajoran1

Feb 08, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan MP&QA Kajoran1

LAPORAN HASIL PENINJAUAN

MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

DI PUSKESMAS KAJORAN I

KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

PERIODE JANUARI – OKTOBER 2011

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG

..

Disusun oleh

Co-Ass IKM FK UNISSULA

Abdul Azis (01.207.5336)

Arif Himawan (01.207.5356)

Candra Isdiyana (01.207.5457)

Diyah Herawati (01.207.5471)

Edvand Dani E.S. (01.207.5370)

Fitria Kurniasih (01.207.5487)

Ika Fitriana (01.207.5496)

Jasmine Sabilla (01.207.5505)

Novi Fitriani (01.207.5539)

Wahyu Wicaksono (01.204.4908)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BALAI PELATIHAN KESEHATAN

SALAMAN – MAGELANG

2011

i

Page 2: Laporan MP&QA Kajoran1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan

Puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran I

Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang telah diujikan dalam

pendalaman materi pada tanggal 30 Desember 2011 di BAPELKES

Salaman Magelang guna melengkapi tugas kepaniteraan klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan

Agung Semarang di Puskesmas Kajoran I pada tanggal 17-21 Desember

2011

Salaman, … Desember 2011

Pengesahan

Kepala Puskesmas Kajoran I Ketua PBL IKM UNISSULA

Drg. Doni Azahari dr. Boedioro, MPH

Master Of Training Master Of Training

D r g . Marsono , M .Kes Meita Darmiastuty, SKM,

M.Kes

Mengetahui,

Kepala Bapelkes Salaman

ii

Page 3: Laporan MP&QA Kajoran1

Subur Djati Prayugi, SKM, M.Kes

NIP. 19561028 198201 1 003

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan

Puskesmas Periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran I

Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang telah

dilakukan pada tanggal 17-21 Desember 2011

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES

Salaman Magelang. Laporan ini memuat data hasil peninjauan manajemen dan

mutu pelayanan puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran

I Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bp. Subur Djati Prayugi, S.KM, MPH Kepala BAPELKES Salaman

Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di

BAPELKES Salaman Magelang.

2. Drg. Doni Azahari Kepala Puskesmas Kajoran I yang telah memberikan

bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Salaman Magelang.

3. Tim Widya Iswara yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan

selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

di BAPELKES Salaman Magelang.

4. Drg. Marsono, M.Kes dan Ibu Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes sebagai

MOT kepaniteraan klinik IKM Unissula.

iii

Page 4: Laporan MP&QA Kajoran1

5. Drg. Marsono, M.Kes, Ibu Asih Kunwahyuningsih, SPd, M.Kes, Ibu

Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes., Bp. Edy Sukiarko, SKM, Drs. Agus

Winarso, Apt, M.Kes, dan Bp. Murcita, S.Pd, M.Kes, selaku pembimbing

dalam penyelesaian laporan hasil peninjauan manajemen puskesmas dan

manajemen mutu pelayanan

6. Dokter, paramedis, beserta staf Puskesmas Kajoran I dan Kecamatan

Kajoran atas kerjasama yang telah diberikan.

7. Tim pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan hasil laporan ini

masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.

Oleh karena itu, kami perbaikan laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan peninjauan manajemen

dan mutu pelayanan puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas

Kajoran I ini bermanfaat bagi semua pihak.

Salaman, Desember 2011

Penyusun

iv

Page 5: Laporan MP&QA Kajoran1

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii

Kata pengantar ................................................................................................... iii

Daftar isi ............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 2

C. Tujuan ...................................................................................... 2

D. Metodologi .............................................................................. 3

BAB II ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan ............................................................................. 4

B. Input ........................................................................................ 12

C. Proses Manajemen .................................................................. 14

D. Keluaran .................................................................................. 17

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisis Hasil ........................................................................... 18

B. Prioritas Masalah ..................................................................... 20

C. Analisis Penyebab masalah .................................................... 27

D. Kemungkinan Penyebab Masalah ........................................... 28

E. Analisis Masalah Mutu ............................................................ 34

F. Prioritas Penyebab Masalah ................................................... 36

G. Analisis Prioritas Penyebab Masalah......................................... 37

H. Alternatif Pemecahan masalah ................................................. 37

I. Pengambilan Keputusan .......................................................... 40

J. POA ......................................................................................... 54

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................. 58

v

Page 6: Laporan MP&QA Kajoran1

B. Saran ........................................................................................ 66

BAB V PENUTUP .................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69

vi

Page 7: Laporan MP&QA Kajoran1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini hasil pembangunan kesehatan telah mengalami peningkatan.

Namun, hasil pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara merata

oleh seluruh penduduk. Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun strategi

kebijakan pembangunan kesehatan baru. Kebijakan ini didasarkan pada Gerakan

Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju

masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan.

Dengan strategi ini, perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya di

semua sektor harus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positifnya

terhadap kesehatan baik individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu, di sektor

kesehatan sendiri upaya kesehatan yang dilakukan akan lebih mengutamakan

upaya preventif dan promotif, tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Dasar pandangan baru dalam pembangunan tersebut dikenal sebagai Paradigma

Sehat.

Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa

fungsi penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta

sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Dalam usaha

pencapaian tujuan ini puskesmas memiliki kegiatan pokok manajemen yang

harus dilakukan yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) dan

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Melalui manajemen yang baik,

diharapkan akan tercapai cakupan dan mutu pelayanan yang baik dan

komprehensif.

Peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas ini kami

laksanakan di Puskesmas Kajoran I pada tanggal 17-21 Desember 2011.

Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok

secara terpadu dan menyeluruh. Enam kegiatan pokok itu meliputi : Promosi

Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA/KB, Upaya Peningkatan Gizi,

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan serta ditambah lagi dengan

program pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan

1

Page 8: Laporan MP&QA Kajoran1

Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan

Jiwa, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia Lanjut.

Dari hasil observasi Puskesmas Kajoran I diperoleh 24 masalah.

Berdasarkan uraian diatas maka penting untuk dilakukan penelitian tentang

manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I.

B. Perumusan Masalah

Apakah cakupan manajemen puskesmas dan mutu pelayanan puskesmas

mengenai 6 program pokok puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di

Puskesmas Kajoran I Kabupaten Magelang sudah memenuhi target SPM Dinkes

Kab.Magelang 2011?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mendeskripsikan 6 program pelayanan puskesmas

dilihat dari aspek manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I

Periode Januari – Oktober 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mencari data umum dan data khusus tentang SPM

(Standar Pelayanan Minimal) di Puskesmas Kajoran I pada bulan Januari –

Oktober 2011.

b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dalam

manajemen Puskesmas Kajoran I pada bulan Januari – Oktober 2011.

c. Mahasiswa mampu mencari dan menganalisa simple problem dan complex

problem dalam manajemen puskesmas Kajoran I pada bulan Januari –

Oktober 2011.

d. Mahasiswa mampu menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah

dalam manajemen puskesmas Kajoran I pada bulan Januari – Oktober

2011.

e. Mahasiswa mampu menentukan urutan penyebab masalah dan

memprioritaskan penyebab masalah dalam manajemen puskesmas Kajoran

I pada bulan Januari – Oktober 2011.

2

Page 9: Laporan MP&QA Kajoran1

f. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab

masalah dalam manajemen puskesmas Kajoran I pada bulan Januari –

Oktober 2011.

g. Mahasiswa mampu mengambil keputusan sehingga mampu menyusun

rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen puskesmas

Kajoran I pada bulan Januari – Oktober 2011.

D. Metodologi

Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang

diperoleh selama 4 hari pada tanggal 17 – 21 Desember 2011 di Puskesmas

Kajoran I.

Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) di

peroleh dari dokter puskesmas beserta staf serta observasi terhadap kondisi

lingkungan puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di

puskesmas.

Data yang diperoleh dari SPM, kemudian dilakukan identifikasi masalah

dan ditentukan prioritas masalah dengan metode Hanlon kuantitatif dan

dikonfirmasikan dengan kepala puskesmas. Penyebab masalah manajemen dicari

dengan pendekatan sistem sedangkan mutu manajemen divisualisasikan dengan

fish bone. Kemudian dianalisa untuk mengetahui penyebab masalah yang akan

dipecahkan. Kemudian diprioritaskan dengan metode paired comparation yang

digambar dengan diagram pareto. Dilanjutkan dengan alternatif pemecahan

masalah, disaring dengan kriteria mutlak dan kriteria keinginan kemudian

ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang paling mungkin

untuk dilaksanakan.

3

Page 10: Laporan MP&QA Kajoran1

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan

1. Data Wilayah

Puskesmas Kajoran I merupakan salah satu puskesmas yang ada di

wilayah Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Wilayah Puskesmas

Kajoran I berbatasan dengan beberapa kecamatan di Kabupaten Magelang

dan Kabupaten Purworejo, dengan luas wilayah 45,73 km2.

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I

a. Batas Wilayah

Batas wilayah Puskesmas Kajoran I adalah :

- Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kecamatan Kaliangkrik

- Selatan : Desa Ngendosari Kecamatan Kajoran

4

Page 11: Laporan MP&QA Kajoran1

- Barat : Desa Krumpakan Kecamatan Kajoran

- Timur : Kecamatan Tempuran

b. Luas wilayah kerja

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I seluas 4.573 Hektar.

c. Pembagian wilayah

Pembagian wilayah Puskesmas Kajoran I terdiri dari 15 desa dan 74

dusun, meliputi :

1. Kajoran

2. Madugondo

3. Banjaragung

4. Sukomulyo

5. Sukorejo

6. Sutopati

7. Sidowangi

8. Sidorejo

9. Sangen

10. Pucungroto

11. Bangsri

12. Wadas

13. Krinjing

14. Banjaretno

15. Sukomakmur

d. Keadaan Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Kajoran I terdiri dari :

1. Daerah dataran : 60%

2. Daerah pegunungan : 30%

3. Daerah bergelombang : 10%

e. Transportasi

Jarak puskesmas – RSU Tidar : 15 km

Jarak puskesmas – Kantor Dinas Kabupaten : 20 km

Jarak puskesmas – RSU Muntilan : 20 km

5

Page 12: Laporan MP&QA Kajoran1

Jaraj Puskesmas – Desa terjauh : 10 km

Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4)

Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up, bis umum

f. Sarana komunikasi

Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio medik.

2. Demografi Penduduk ( tahun 2010 )

Jumlah Penduduk : 33.401 Jiwa

Laki-laki : 16.626 Jiwa

Perempuan : 16.775 Jiwa

Jumlah KK : 365 KK

Kepadatan Penduduk : 731 jiwa/km2

Jumlah Pasangan Usia Subur : 5.935 pasangan

Balita : 2.629 jiwa ( 7,87 %)

Tabel 1. Komposisi penduduk berdasarkan golongan umur di wilayah kerja

Puskesmas Kajoran I tahun 2010

No. Umur (th) Jumlah (%)

1. 0-1 th 544 1,6

2. 1-4 th 2.934 8,7

3. 5-14 th 6.583 19,7

4. 14-44 th 15.938 47,7

5. 45-64 th 5.750 17,2

6. > 65 th 1.652 4,9

Total 33.401 100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010

6

Page 13: Laporan MP&QA Kajoran1

Tabel 2. Komposisi penduduk per desa di wilayah kerja Puskesmas Kajoran

Tahun 2010

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010

Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga (KK) Menurut Desa di Wilayah Puskesmas Kajoran

I Tahun 2010

7

No

.

Nama Desa Laki-laki Perempuan Total

1. Kajoran 1.787 1.858 3.645

2. Madugondo 487 545 1.032

3. Banjaragung 749 772 1.521

4. Sukomulyo 986 980 1.966

5. Sukorejo 678 638 1.316

6. Sutopati 3.575 3.600 7.175

7. Sidowangi 788 863 1.651

8. Sidorejo 878 880 1.758

9. Sangen 359 386 745

10. Pucungroto 1.117 1.046 2.163

11. Bangsri 680 685 1.365

12. Wadas 402 471 873

13. Krinjing 746 733 1.479

14. Banjaretno 706 718 1.424

15. Sukomakmur 2.688 2.600 5.288

∑ Penduduk 16.626 16.775 33.401

Page 14: Laporan MP&QA Kajoran1

Sumber data :

Data Statistik

Kecamatan Kajoran tahun 2010

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Wilayah Puskesmas Kajoran I

Tahun 2010

8

No. Nama Desa Jumlah

Penduduk

Jumlah Rumah

Tangga

1. Kajoran 3.645 42

2. Madugondo 1.032 8

3. Banjaragung 1.521 23

4. Sukomulyo 1.966 23

5. Sukorejo 1.316 11

6. Sutopati 7.175 62

7. Sidowangi 1.651 16

8. Sidorejo 1.758 21

9. Sangen 745 10

10. Pucungroto 2.163 38

11. Bangsri 1.365 13

12. Wadas 873 6

13. Krinjing 1.482 15

14. Banjaretno 1.427 17

15. Sukomakmur 5.288 60

∑ Penduduk 33.401 365

Page 15: Laporan MP&QA Kajoran1

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010

3. Sosial Budaya

a. Sarana peribadatan (2010)

Masjid : 74 buah

Gereja : -

Pura : -

Wihara : -

9

No. Nama Desa Luas

Wilayah

(Km2)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk/Km2

1. Kajoran 3,11 3.645 1.172

2. Madugondo 0,83 1.032 1.243

3. Banjaragung 1,49 1.521 1.021

4. Sukomulyo 4,19 1.966 469

5. Sukorejo 2,33 1.316 565

6. Sutopati 9,80 7.175 732

7. Sidowangi 1,38 1.651 1.196

8. Sidorejo 2,55 1.758 689

9. Sangen 0,79 745 943

10. Pucungroto 1,98 2.163 1.092

11. Bangsri 1,70 1.365 803

12. Wadas 1,65 873 529

13. Krinjing 3,48 1.482 426

14. Banjaretno 2,13 1.427 670

15. Sukomakmur 8,32 5.288 636

∑ Penduduk 45,73 33.401 731

Page 16: Laporan MP&QA Kajoran1

b. Tingkat pendidikan

Tabel 5. Data Tingkat Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kajoran

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Tidak/Belum pernah sekolah 1.470 7,9

Tidak/Belum tamat SD 2.694 14,6

Tamat SD/MI 8.482 46,1

Tamat SLTP/MTs 3.628 19,7

Tamat SLTA/MA 1.557 8,4

Tamat AK/Diploma 332 1,8

Tamat Universitas 249 1,3

Jumlah 18.412 100

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010

c. Sarana pendidikan ( Sumber : BPS Magelang Tahun 2009 )

TK : 54 buah

SD / MI : 57 buah

SLTP / Mts : 15 buah

SLTA / MA : 7 buah

Pesantren : 17 buah

4. Sosial Ekonomi

a. Mata pencaharian

Tabel 6. Data Mata Pencaharian Penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Kajoran I

10

Mata Pencaharian Jumlah %

Buruh tani

Tani

Buruh

PNS / ABRI

Sopir angkutan

Pedagang

Pensiunan PNS /ABRI

Pengusaha

Lain-lain

7.152

8.415

2.888

930

940

1.565

382

998

17.837

21,7 %

25,58 %

8,78 %

2,82 %

2,86 %

4.76 %

1,16 %

3,03 %

29,25 %

Total 41.107 100 %

Page 17: Laporan MP&QA Kajoran1

Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2009

b. Sarana perekonomian

KUD : 1 buah

Bank : 3 buah

Pasar umum : 3 buah

Home Industry : 16 buah

Warung makan : 25 buah

Terminal : 1 buah

Penggilingan padi : 13 buah

Penggilingan tepung : 1 buah

Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah

Total : 64 buah

5. Kesehatan Lingkungan

a. Sarana penyediaan air bersih

Tabel 7. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja

Puskesmas Kajoran I Tahun 2009

Jenis Sarana Air Bersih Pengguna

Sumur gali 13675

Perlindungan mata air 2450

Perpipaan 6385

PAM 3818

Sumber data : Puskesmas Kajoran I tahun 2009

b. Sarana jamban

11

Page 18: Laporan MP&QA Kajoran1

Tabel 8. Sarana dan Cakupan Pelayanan Jamban Keluarga di Wilayah

Kerja Puskesmas Kajoran I Tahun 2009

Jenis Jamban Jumlah Sarana

Cemplung leher angsa 1.076

Cemplung non- leher angsa 103

Septictank leher angsa 1.983

Total 3.162

Sumber data : Puskesmas Kajoran I Tahun 2009

B. Input

1. Sarana Fisik

Ruang pelayanan :

- Ruang loket / pendaftaran : 1 ruang

- Ruang UGD / tindakan : 1 ruang

- BP Umun : 1 ruang

- Apotik : 1 ruang

- BP Gigi : 1 ruang

- Ruang KIA, KB, dan imunisasi : 1 ruang

- Ruang gizi dan perkantoran : 1 ruang

- Laboratorium : 1 ruang

- Gudang obat : 1 ruang

- Aula : 1 ruang

- Ruang komputer : 1 ruang

12

Page 19: Laporan MP&QA Kajoran1

- Gudang barang : 1 ruang

Sarana kesehatan lain yang ada berupa :

- Puskesmas induk : 1 buah (Desa Sidorejo)

- Posyandu : 74 buah, dengan strata :

Posyandu Purnama : 17 buah

Posyandu Mandiri : 19 buah

2. Dana, Sarana, dan Ketenagaan

a. Sumber dana

Sumber pendanaan Puskesmas Kajoran I berasal dari :

1) Pendapatan puskesmas :

a) Retribusi

b) Askes

c) Lain-lain

2) Penerimaan

a) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji,

sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana

publik.

b) Dana dari APBD Kabupaten melalui dinas kesehatan untuk

pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat

c) Dana dari JPKMM / Jamkesmas

3. Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat

Peraturan yang mengatur Puskesmas :

a. UU No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan

b. UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah

c. UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah

d. PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan

pada Puskesmas di Kabupaten Magelang

13

Page 20: Laporan MP&QA Kajoran1

e. Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No

1884/492/Kep/13.2002 Tentang Organisasi Puskesmas.

4. Peta Jabatan Puskesmas I

Peta Jabatan Puskesmas Kajoran I Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang

5. Sumber Daya Manusia, Jumlah, dan Spesifikasinya

Tabel 9. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Kajoran I

Tempat Tenaga Kerja Jumlah

Puskesmas Induk Dokter umum 2

Dokter gigi 2

Bidan dan Perawat 24

Sanitarian (SPPH) 1

Gizi 1

Pengelola obat 1

Petugas sanitasi 1

Petugas kesmas 1

JUMLAH TOTAL 33

Sumber Data: Puskesmas Kajoran I Tahun 2010

14

Page 21: Laporan MP&QA Kajoran1

C. Proses Manajemen

1. Perencanaan (P1)

Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang

program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang

direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan memuat hasil kegiatan, dalam

melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu oleh para pemegang

program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas.

Laporan memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang

dilaksanakan di Puskesmas Kajoran I. Laporan akhir tahun di Puskesmas

Kajoran I disajikan dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan

grafik untuk dapat lebih menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12

bulan. Kemudian data dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul

jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi target yang ditetapkan. Jadwal

pelaksanaan dilakukan akhir bulan desember, dan cara mendapatkannya

dengan lokmin.

2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)

Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-

komponen yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut.

Komponen tersebut meliputi:

a. Pengorganisasian

Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap

kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan

(mini lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan

seluruh staf puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara

dua sektor maupun antara berbagai sektor yang terkait, antara lain :

1. Pendidikan nasional (UKS)

2. Kantor Urusan Agama

3. Pertanian

4. Kependudukan dan catatan sipil (KB)

5. Perekonomian dan kesra (ASKESKIN)

6. Pembangunan desa

b. Penyelenggaraan

Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan

dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung

15

Page 22: Laporan MP&QA Kajoran1

jawab dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar

penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Kajoran I tetap memperhatikan

azas penyelenggaraan puskesmas, berbagai standar dan pedoman

pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya. Penyelenggaraan

kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program maupun lintas

sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam bentuk

sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan

program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada

masalah.

c. Pemantauan

1) Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk

pertemuan rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja

Puskesmas Kajoran I, bagaimana kendali mutu dan kendali biaya.

Pengkajian eksternal secara Triwulanan (lokakarya mini triwulanan)

bersama lintas sektoral tentang penyelenggaraan kegiatan dan hasil

yang telah dicapai.

2) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai

dengan pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan

yang ditemukan dalam telaah bulanan dan triwulanan.

3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan dan

pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang

berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung

(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang

dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang

dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan,

teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Kajoran I.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan

hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar

pelayanan. Untuk program KIA dan Imunisasi, penilaian hasil kegiatan

adalah dengan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan adanya

kenaikan kasus.

16

Page 23: Laporan MP&QA Kajoran1

Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban

tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana

(keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban

dibuat oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang mencakup di

dalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai

sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten / Kota serta pihak–pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.

D. Keluaran

Cakupan kegiatan yang meliputi 6 upaya program standar pelayanan

minimal bulan Januari – Oktober 2011. Lembar SPM (Standar Pelayanan

Minimal) terlampir.

a. Dampak

1. Data kematian

Jumlah kematian penduduk dalam 10 bulan (Januari – Oktober

2010) : 11 jiwa.

2. Data kelahiran

Jumlah kelahiran hidup dalam 10 bulan (Januari – Oktober 2010)

: 616 jiwa.

Jumlah kelahiran mati dalam 10 bulan (Januari – Oktober 2010) :

8 jiwa.

3. Data kesakitan

Jumlah kesakitan dalam 10 bulan (Januari – Oktober 2010) : 1063

jiwa.

17

Page 24: Laporan MP&QA Kajoran1

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

A. ANALISIS HASIL

1. Analisa Data Umum

Dari data umum dalam wilayah kerja Puskesmas Kajoran I Kabupaten

Magelang didapatkan :

a. Luas wilayah kerja puskesmas Kajoran I : 45,73 km² ( 4.473 hektar )

b. Wilayah kerja meliputi 15 desa dan 74 dusun , jumlah penduduk

32.505 jiwa dengan KK dan kepadatan penduduk 771 jiwa/km2

c. Keadaan geografis :

Daerah dataran : 60%

Daerah pegunungan : 30%

Daerah bergelombang : 10%

d. Sarana transportasi ke desa – desa yaitu : mobil, sepeda motor,

ojek, bus kecil, angkot

e. Mata pencaharian sebagian besar : lain-lain ( 29,25 % )

f. Tingkat pendidikan terbanyak : SD ( 33,54 % )

g. Mayoritas penduduk beragama : Islam

18

Page 25: Laporan MP&QA Kajoran1

2. Analisis masukan

Jumlah seluruh tenaga kesehatan puskesmas Kajoran 1 sebanyak 33 orang

Puskesmas mempunyai sarana medis dan non medis yang memadai

Dana puskesmas dari APBD kabupaten, DAK dari Dinas Kesehatan,

JAMKESMAS

3. Analisa Keluaran

Dari data pencapaian kegiatan 6 program Puskesmas Kajoran I selama bulan

Januari – Oktober 2011, didapatkan data yang bermasalah berdasarkan hasil

skor SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebesar kurang dari 100% adalah

sebagai berikut :

Tabel 10. Daftar Masalah, pencapaian dan besar masalah

No MasalahPencapaian

(%)

Besar Masalah

(%)

1. Cakupan Kunjungan Bumil K4 91,65 8,35

2. Cakupan Kunjungan Bayi 13,73 86,27

3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A

Dosis Tinggi96 4

4. Balita Gizi Buruk mendapat

perawatan91,24 8,76

5. Jumlah Tempat Tempat Umum

(TTU) yang Diperiksa82,83 17,17

6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang

Memenuhi Syarat Sanitasi 42,04 57,96

7. Rumah Sehat 24,01 75,99

8. Penduduk yang memanfaatkan

Jamban22,6 27,4

9. Rumah yang mempunyai SPAL 30,9 69,1

10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 87 13

11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 78,38 21,62

12. BCG 93,05 6,95

13. DPT 1 90 10

19

Page 26: Laporan MP&QA Kajoran1

14. DPT 3 86,85 13,15

15. Hepatitis B1 Total 90 10

16. Hepatitis B3 92,94 7,06

17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama

dan Paripurna)34,7 65,3

18. Bayi yang dapat ASI Eksklusif 48,65 51,35

19. Posyandu Purnama (Indikator

2008)69,1 30,9

20. Ketersediaan Obat Sesuai

kebutuhan94,7 5,3

21. Pengadaan Obat Essensial 85,23 14,76

22. Pengadaan Obat Generik 8,4 91,6

23. Penyediaan Narkotika psikotropika 90 10

24. UKGS tahap III 94,5 5,5

B. PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan metode hanlon kuantitatif dapat ditentukan prioritas masalah sebagai

berikut :

1. Besarnya Masalah (Kriteria A)

Besarnya masalah dilihat dari besarnya masalah terhadap prosentase

pencapaian ( 100% - skor pencapaian ).

Menentukan kelas dan interval :

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 24

= 5,55

Interval kelas = nilai max – nilai min

Kelas

= 91,6 – 4 = 15,78

5,55

Tabel 11. Kriteria A : Besarnya Masalah

Masalah Besarnya Masalah Per 10.000 Penduduk Nilai

4-19 20-35 36-51 52-67 68-83 >84

20

Page 27: Laporan MP&QA Kajoran1

1 2 4 6 8 10

Cakupan Kunjungan Bumil

K4

X 1

Cakupan Kunjungan Bayi X 10

Cakupan Bufas yang diberi

Vit A Dosis Tinggi

X 1

Balita Gizi Buruk mendapat

perawatan

X 1

Jumlah Tempat Tempat

Umum (TTU) yang

Diperiksa

X 1

Tempat Tempat Umum

(TTU) yang Memenuhi

Syarat Sanitasi

X 6

Rumah Sehat X 8

Pengadaan Obat Generik X 10

Rumah yang mempunyai

SPAL

X 1

Jumlah Bumil yang

Mendapat TT1

X 1

Jumlah Bumil yang

Mendapat TT2

X 2

BCG X 1

DPT 1 X 1

DPT 3 X 1

Hepatitis B1 Total X 1

Hepatitis B3 X 1

Rumah Tangga Sehat (RT

Utama dan Paripurna)

X 6

Bayi yang dapat ASI

Eksklusif

X 6

Posyandu Purnama X 2

21

Page 28: Laporan MP&QA Kajoran1

(Indikator 2008)

Ketersediaan Obat Sesuai

kebutuhan

X 1

Pengadaan Obat Essensial X 1

Penduduk yang

memanfaatkan Jamban

X 2

Penyediaan Narkotika

psikotropika

X 1

UKGS tahap III X 1

2. Kegawatan masalah (Kriteria B) dengan bobot 1-4

Keterangan:

Keganasan UrgencyBiaya yang

dikeluarkan

1. Tidak ganas

2. Kurang ganas

3. Ganas

4. Sangat ganas

1. Tidak mendesak

2. Kurang mendesak

3. Mendesak

4. Sangat mendesak

1. Sangat mahal

2. Mahal

3. Murah

4. Sangat Murah

Tabel 12. Kriteria B : kegawatan masalah

No Masalah Keganasan Tingkat

urgency

Biaya Total

1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 2,8 3,3 3,9 10

2 Cakupan Kunjungan Bayi 2,1 2,8 3,3 8,2

3 Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis

Tinggi3,1 2,9 2,6 8,6

4 Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 3,7 4 1,9 9,6

5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU)

yang Diperiksa1,4 2,3 2,9 6,6

6 Tempat Tempat Umum (TTU) yang

Memenuhi Syarat Sanitasi 1,9 2,7 2,6 7,2

22

Page 29: Laporan MP&QA Kajoran1

7 Rumah Sehat 3,4 3,1 3,3 9,8

8 Pengadaan Obat Generik 3 3,1 2,9 9

9 Rumah yang mempunyai SPAL 3,3 3,3 2,1 8,7

10 Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 3,8 3,5 2,5 9,8

11 Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 3,6 3,1 2,1 8,8

12 BCG 3,6 3,7 2,7 10

13 DPT 1 3,4 3,6 2,7 9,7

14 DPT 3 3,4 3,3 2,5 9,2

15 Hepatitis B1 Total 4 3,8 2,2 10

16 Hepatitis B3 3,6 3,3 2,5 9,4

17 Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan

Paripurna)2,7 2,9 2,6 8,2

18 Bayi yang dapat ASI Eksklusif 3,7 3,6 3,8 11,1

19 Posyandu Purnama (Indikator 2008) 2,9 2,4 2,1 7,4

20 Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 3,1 3,8 2,2 9,1

21 Pengadaan Obat Essensial 3 2,9 2,5 8,4

22 Penduduk yang memanfaatkan Jamban 3,4 3,3 3 9,7

23 Penyediaan Narkotika psikotropika 2,1 2,2 1,7 6

24 UKGS tahap III 2,6 2,1 2,6 7,3

3. Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C) dengan bobot 1-5

Keterangan :

1. Sangat sulit

2. Sulit

4. Mudah

5. Sangat mudah

Tabel 13. Kriteria C : kemudahan dalam penanggulangan

No Masalah Nilai

1 Cakupan kunjungan bumil K4 3,52 Cakupan kunjungan bayi 2,93 Cakupan bufas yang diberi vit A dosis tinggi 2,24 Balita gizi buruk mendapat perawatan 3

23

Page 30: Laporan MP&QA Kajoran1

5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 2,16 Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi 1,97 Rumah Sehat 1,98 Pengadaan Obat Generik 29 Rumah yang mempunyai SPAL 110 Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 2,211 Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 2,212 BCG 2,513 DPT 1 2,514 DPT 3 215 Hepatitis B1 Total 2,616 Hepatitis B3 2,217 Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 1,118 Bayi yang dapat ASI Eksklusif 219 Posyandu Purnama (Indikator 2008) 1,120 Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1,921 Pengadaan Obat Essensial 1,722 Penduduk yang memanfaatkan Jamban 1,723 Penyediaan Narkotika psikotropika 1,524 UKGS tahap III 1,9

4. PEARL faktor (Kriteria D)

Faktor-faktor tersebut adalah :

a. kesesuaian dengan program (propriety / P)

b. murah secara ekonomi (economy / E)

c. dapat diterima oleh masyarakat (acceptibility / A)

d. sumber daya yang mendukung kesehatan (resources / R)

e. legalitas terjamin (legality / L)

Skor yang digunakan :

1 : setuju

0 : tidak setuju

Tabel 14. Kriteria D : PEARL faktor

24

Page 31: Laporan MP&QA Kajoran1

Kriteria D P E A R L total

Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 1 1 1 1 1

Cakupan Kunjungan Bayi 1 1 1 1 1 1

Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 1 1 1 1 1

Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 1 1 1 1 1

Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 1 1 1 1 1 1

Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat

Sanitasi 1 1 1 0 1 0

Rumah Sehat 1 1 1 1 1 1

Pengadaan Obat Generik 1 1 1 1 1 1

Rumah yang mempunyai SPAL 1 1 1 1 1 1

Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 1 1 1 1 1 1

Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 1 1 1 1 1 1

BCG 1 1 1 1 1 1

DPT 1 1 1 1 1 1 1

DPT 3 1 1 1 1 1 1

Hepatitis B1 Total 1 1 1 1 1 1

Hepatitis B3 1 1 1 1 1 1

Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 1 1 1 0 1 0

Bayi yang dapat ASI Eksklusif 1 1 1 1 1 1

Posyandu Purnama (Indikator 2008) 1 1 1 0 1 0

Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1 1 1 1 1 1

Pengadaan Obat Essensial 1 1 1 1 1 1

Penduduk yang memanfaatkan Jamban 1 1 1 1 1 1

Penyediaan Narkotika psikotropika 1 1 1 0 1 0

UKGS tahap III 1 1 1 1 1 1

5. Penilaian Prioritas Masalah

Dari kriteria-kriteria yang telah dilakukan diatas, ditentukan prioritas dengan

menghitung :

Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) x C

Nilai Prioritas Total (NPT) = NPD x D = (A+B) x C x D

25

Page 32: Laporan MP&QA Kajoran1

Tabel 15. Nilai Prioritas Dasar dan Total

Masalah A B C D NPD NPT Prioritas

Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 10 3,5 1 38,5 38,5 II

Cakupan Kunjungan Bayi 10 8,2 2,9 1 52,78 52,78 I

Cakupan Bufas yang diberi Vit

A Dosis Tinggi1 8,6 2,2 1 21,12 21,12 XIV

Balita Gizi Buruk mendapat

perawatan1 9,6 3 1 31,8 31,8 V

Jumlah Tempat Tempat Umum

(TTU) yang Diperiksa1 6,6 2,1 1 15,96 15,96 XVIII

Tempat Tempat Umum (TTU)

yang Memenuhi Syarat Sanitasi 6 7,2 1,9 0 25,08 0 -

Rumah Sehat 8 9,8 1,9 1 33,82 33,82 III

Pengadaan Obat Generik 2 9 2 1 22 22 XIII

Rumah yang mempunyai SPAL 1 8,7 1 1 9,7 9,7 XX

Jumlah Bumil yang Mendapat

TT11 9,8 2,2 1 23,76 23,76 X

Jumlah Bumil yang Mendapat

TT22 8,8 2,2 1 23,76 23,76 XI

BCG 1 10 2,5 1 27,5 27,5 VIII

DPT 1 1 9,7 2,5 1 26,75 26,75 IX

DPT 3 1 9,2 2 1 20,4 20,4 XV

Hepatitis B1 Total 1 10 2,6 1 28,6 28,6 VII

Hepatitis B3 1 9,4 2,2 1 22,88 22,88 XII

Rumah Tangga Sehat (RT

Utama dan Paripurna)6 8,2 1,1 0 15,62 0 -

Bayi yang dapat ASI Eksklusif 4 11,1 2 1 30,2 30,2 VI

Posyandu Purnama (Indikator

2008)2 7,4 1,1 0 10,34 0 -

Ketersediaan Obat Sesuai

kebutuhan1 9,1 1,9 1 19,19 19,19 XVI

Pengadaan Obat Essensial 1 8,4 1,7 1 15,98 15,98 XVII

Penduduk yang memanfaatkan 10 9,7 1,7 1 33,49 33,49 IV

26

Page 33: Laporan MP&QA Kajoran1

Jamban

Penyediaan Narkotika

psikotropika1 6 1,5 0 10,5 0 -

UKGS tahap III 1 7,3 1,9 1 15,77 15,77 XIX

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, didapatkan urutan

prioritas masalah sebagai berikut:

1. Cakupan kunjungan bayi masih rendah

2. Cakupan kunjungan bumil K4 masih rendah

3. Rumah sehat masih rendah

4. Penduduk yang memanfaatkan jamban masih rendah

5. Balita gizi buruk mendapat perawatan masih rendah

6. Bayi yang dapat ASI eksklusif masih rendah

7. Hepatitis B1 total masih rendah

8. BCG masih rendah

9. DPT1 masih rendah

10. Jumlah bumil yang mendapat TT1 masih rendah

11. Jumlah Bumil yang mendapat TT2 masih rendah

12. Hepatitis B3 masih rendah

13. Pengadaan obat generik masih rendah

14. Cakupan Bufas yang diberi vit A dosis tinggi masih rendah

15. DPT3 masih rendah

16. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan masih rendah

17. Pengadaan obat essensial masih rendah

18. Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa masih rendah

19. UKGS tahap III masih rendah

20. Rumah yang mempunyai SPAL masih rendah

27

Page 34: Laporan MP&QA Kajoran1

Lingkungan :- Kebijakan

- Situasi

Input (5M)

Proses Output Outcome Impact

P1 P2 P3

Simple ProblemComplex Problem

Setelah mengkonfirmasi ke-20 masalah kepada Kepala Puskesmas

Kajoran I, kami mendapatkan masalah cakupan Bayi yang dapat ASI Eksklusif

kurang dari target (32,4%), Penduduk yg memanfaatkan jamban kurang dari

target (14%), Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan kurang dari tareget

(76%)

C. ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Untuk menganalisa penyebab masalah dapat dilihat dari segi manajemen

Puskesmas dan mutu pelayanan Puskesmas. Dari segi manajemen Puskesmas

digunakan pola pendekatan sistem yang meliputi input (man, material, metode,

money, machine), proses (P1 : perencanaan , P2 : penggerakan dan pelaksanaan,

P3 : pengendalian,pengamatan,penilaian), dan lingkungan.

Diagram pola pemecahan masalah berdasarkan sistem:

28

Page 35: Laporan MP&QA Kajoran1

D. KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Untuk menganalisa penyebab masalah managemen secara menyeluruh,

digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome,

dampak dan lingkungan. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan sistem

tersebut dapat ditelusuri kebelakang hal-hal yang menyebabkan munculnya

permasalahan. Dari tahap ini didapatkan asumsi penyebab masalah sebagai

berikut :

Tabel 20. Analisis Pendekatan Sistem

ASI EKSLUSIF

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

INPUT MAN Kurangnya proaktif tenaga kesehatan / kader dalam hal edukasi

kepada masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif

Petugas kesehatan tidak mendapatkan pembinaan tentang ASI

Eksklusif

Kurangnya promosi tentang pentingnya ASI Eksklusif

MONEY Terbatasnya alokasi dana untuk promosi tentang pentingnya ASI

Eksklusif

MATERI

AL

-

METODE Tidak ada SOP

Metode yang digunakan dalam promosi kurang variatif / kurang

menarik

MACHIN

E

Kurangnya brosur, pamflet dan poster yang berkaitan dengan

promosi pentingnya ASI ekslusif

PROSES P1 Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi

tentang ASI ekslusif

Kurangnya sosialisasi pada kaderyang terlibat dalam kegiatan

29

Page 36: Laporan MP&QA Kajoran1

Perencaan dalam pembagian tugas kurang terkoordinasi

P2 Kurang tepatnya waktu maupun tempat pelaksanaan

P3 Kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap program promosi

pentingnya ASI ekslusif

LINGKUNGAN Kurangnya kesadaran masyarakat tentang

pentingnya ASI Eksklusif

Persepsi yang salah bahwa jika anak masih

nangis atau rewel harus diberi tambahan

susu formula

JambanKOMPONEN KEKURANGAN KELEBIHAN

Input

Man Hanya terdapat 1 petugas

Petugas sudah sesuai dengan pendidikannyaPetugas pernah mengikuti pelatihan dan seminar yang sifatnya mendukung kegiatan program

Money - -Methode - -Material - -

Machine

Kurangnya brosur, leaflet, dan poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban

-

Lingkungan

Sosial budaya,Sosial Ekonomi

Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan

-

Perilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungai

-

Kurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jamban

-

Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)

-

Tidak adanya lahan milik -

30

Page 37: Laporan MP&QA Kajoran1

penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban

Balita Gizi Buruk Mendapat perawatan

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB

INPUT MAN Kurangnya personal dalam bidang gizi

Petugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru

melalui pelatihan atau seminar

MONEY -

MATERIAL -

METODE Tidak adanya SOP dalam program gizi

Program dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri

MACHINE -

LINGKUNGAN Pemikiran warga yang kurang kooperatif

Tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat

Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang

Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau

PROSES P1 Perencanaan belum sesuai dengan masalah yang ada sehingga

program yang akan dilaksanakan belum menyelesaikan

masalah yang terjadi

P2 Tidak pernah diikutsertakan dalam lokmin triwulan

Kepala puskesmas kurang bersosialisasi dengan pemegang

program

Kurangnya sosialisasi petugas terhadap warga tentang

program-program di bidang gizi.

31

Page 38: Laporan MP&QA Kajoran1

P3 Kurangnya pengawasan petugas puskesmas terhadap

pelaksanaan program di luar gedung

Sistem pelaporan yang kurang efisien

Tidak adanya reward positif bagi petugas yang berprestasi

Sistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiri

Berikut ini adalah daftar penyebab masalah setelah dilakukan

konfirmasi pada kunjungan ke Puskesmas Kajoran I pada tanggal 21

Desember 2011.

ASI EKSLUSIF

KOMPONEN PENYEBAB MASALAH

INPUT MAN Petugas kesehatan tidak mendapatkan pembinaan tentang ASI

Eksklusif

MONEY -

MATERIAL -

METODE Tidak ada SOP

Metode yang digunakan dalam promosi kurang variatif /

kurang menarik

MACHINE Tidak adanya brosur, pamflet dan poster yang berkaitan

dengan promosi pentingnya ASI Ekslusif

PROSES P1 Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan

edukasi tentang ASI Ekslusif

Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan

P2 -

P3 -

LINGKUNGAN Kurangnya kesadaran masyarakat tentang

pentingnya ASI Eksklusif.

Persepsi yang salah bahwa jika anak masih

nangis atau rewel harus diberi tambahan

susu formula.

32

Page 39: Laporan MP&QA Kajoran1

JambanKOMPONEN KEKURANGAN KELEBIHAN

Input

Man Hanya terdapat 1 petugas

Petugas sudah sesuai dengan pendidikannyaPetugas pernah mengikuti pelatihan dan seminar yang sifatnya mendukung kegiatan program

Money - -Methode - -Material - -

Machine

Kurangnya brosur, leaflet, dan poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban

-

Lingkungan

Sosial budaya,Sosial Ekonomi

Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan

-

Perilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungai

-

Kurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jamban

-

Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)

-

Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban

-

ProsesP1 - -P2 - -P3 - -

33

Page 40: Laporan MP&QA Kajoran1

Gizi Buruk Mendapat Perawatan

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB

INPUT MAN Kurangnya personal dalam bidang gizi

Petugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru melalui

pelatihan atau seminar

MONEY -

MATERI

AL

-

METODE Tidak adanya SOP dalam program gizi

Program dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri

MACHIN

E

-

LINGKUNGAN Pemikiran warga yang kurang kooperatif

Tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat

Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang

Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau

PROSES P1 Perencanaan belum sesuai dengan masalah yang ada sehingga

program yang akan dilaksanakan belum menyelesaikan masalah

yang terjadi

P2 Tidak pernah diikutsertakan dalam lokmin triwulan

Kepala puskesmas kurang bersosialisasi dengan pemegang

program

Kurangnya sosialisasi petugas terhadap warga tentang program-

program di bidang gizi.

P3 Kurangnya pengawasan petugas puskesmas terhadap pelaksanaan

34

Page 41: Laporan MP&QA Kajoran1

program di luar gedung

Sistem pelaporan yang kurang efisien

Tidak adanya reward positif bagi petugas yang berprestasi

Sistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiri

Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan pendekatan

complex problem dengan menggunakan 9 dimensi mutu, kami menggunakan

kuesioner dan observasi terhadap 9 dimensi mutu, juga dilakukan pendekatan

simple problem yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi

berdasarkan standar operating prosedur (SOP). Kemudian untuk menganalisa

penyebab masalah digunakan metode fish bone.

E. ANALISIS MASALAH MUTU

a. Simple problem

Simple problem tidak dapat dinilai karena tidak adanya SOP

b. Complex Problem

Tabel 21. Daftar tilik dimensi mutu.

No Masalah Y T1. Apakah dokter turun langsung memeriksa pasien ? ( Y/T ) 26 4

2. Apakah petugas / dokter melakukan pemeriksaan (anamnesa dan pemeriksaan fisik) dengan lengkap? (Y/T )

30 0

3. Apakah dokter memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita? ( Y/T )

21 9

4. Apakah ada penjelasan penyakit pada anggota keluarga yang lain? (Y/T )

18 12

5. Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai efek samping obat? ( Y/T )

13 17

6. Apakah dokter dan petugas bersikap ramah terhadap pasien dan keluarga pasien ? ( Y/T )

9 1

35

Page 42: Laporan MP&QA Kajoran1

7. Apakah dokter/petugas menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh pasien? ( Y/T )

30 0

8. Apakah petugas mendengarkan keluhan pasien dengan seksama? ( Y/T )

30 0

9. Apakah biaya pelayanan puskesmas terjangkau? ( Y/T ) 30 0

10. Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diterima? ( Y/T )

30 0

11. Apakah pasien diperlakukan sama/tidak dibeda-bedakan? ( Y/T ) 26 4

12. Apakah pelayanan yang dilakukan cepat? ( Y/T ) 26 4

13. Apakah pasien harus melalui proses yang berbelit-belit untuk mendapatkan pelayanan? ( Y/T )

26 4

14. Apakah pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan? ( Y/T )

16 14

15. Apakah petugas kesehatan menjelaskan cara minum obat? ( Y/T ) 28 2

16. Apakah selalu ada koordinasi antarpetugas dalam segala hal ? ( Y/T )

17. Apakah warga setempat merasakan manfaat adanya puskesmas? ( Y/T )

30 0

18. Apakah petugas menanyakan riwayat alergi pada pasien? ( Y/T ) 29 1

19. Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau? ( Y/T ) 29 1

20. Apakah puskesmas memiliki ambulans? ( Y/T ) 30 0

21. Apakah sarana dan transportasi tersedia? ( Y/T ) 30 0

22. Apakah sarana yang tersedia sudah dimanfaatkan? ( Y/T ) 24 6

23. Apakah keamanan di area parkir terjamin? 29 1

24. Apakah terdapat kursi di ruang tunggu? 30 0

36

Page 43: Laporan MP&QA Kajoran1

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula

Cakupan Bayi dengan ASI Eksklusif rendah

Metode yang digunakan untuk promosi kurang variatif/ kurang menarik. Tidak adanya SOP.

Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang ASI Ekslusif.Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan .

Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif

MachineTidak adanya Brosur, Pamflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.

Lingkungan

25. Apakah ruang tunggu pasien bersih ? ( Y/T ) 30 0

26. Apakah ruang tunggu pasien nyaman? ( Y/T ) 30 0

27. Apakah ruang periksa bersih? ( Y/T ) 30 0

28. Apakah ruang periksa sudah menjaga privasi pasien? ( Y/T) 29 1

29. Apakah kamar mandi bersih? ( Y/T ) 29 1

30. Apakah lingkungan puskesmas bersih ? ( Y/T) 29 1

31. Apakah ada petunjuk alur berobat di puskesmas? ( Y/T ) 29 1

32. Apakah ada petunjuk ruang yang jelas? ( Y/T ) 30 0

33. Apakah ada daftar program puskesmas yang jelas? ( Y/T ) 16 14

34. Apakah ada poster tentang program dinas kesehatan? ( Y/T ) 30 0

35. Apakah di puskesmas tersedia kotak saran? (Y/T ) 30 0

F. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ASI EKSKLUSIF DENGAN FISH BONE

37

ASI EKSKLUSIF

Page 44: Laporan MP&QA Kajoran1

G. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ASI EKSKLUSIF

Dari hasil inventarisasi penyebab – penyebab permasalahan yang timbul

pada manajemen dan dimensi mutu Puskesmas Kajoran I, maka dilanjutkan

dengan penentuan prioritas penyebab masalah dengan metode Paired

Comparison dan Diagram Pareto.

38

Page 45: Laporan MP&QA Kajoran1

Analisa Dengan Paired Comparison

1 2 3 4 5 6 7 8 Total

1 1 1 1 1 1 1 1 7

2 2 2 2 2 2 2 6

3 4 5 6 7 8 0

4 5 6 7 8 1

5 5 5 8 4

6 6 8 3

7 8 2

8 5

Tabel ParetoNO PENYEBAB

MASALAHN % N

Kumulatif % Komulatif

1 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.

7 25 7 25

2 Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula

6 21,42 13 46,42

3 Tidak adanya Brosur, Pamflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.

0 0 13 46,42

4 Metode yang digunakan untuk

1 3,57 14 49,99

39

Page 46: Laporan MP&QA Kajoran1

promosi kurang variatif/ kurang menarik.

5 Tidak adanya SOP 4 14,28 18 64,276 Kurang optimalnya

perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang ASI Ekslusif.

3 10,71 21 74,98

7 Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan

2 7,14 23 82,12

8 Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif

5 17,85 28 100

Total 28 137

Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah

Analisis Penyebab

N % N Kumulatif % kumulatif

1 7 25 7 252 6 21,42 13 46,428 5 17,85 18 64,275 4 14,28 22 78,556 3 10,71 25 89,267 2 7,14 27 96,44 1 3,57 28 1003 0 0 28 100

40

Page 47: Laporan MP&QA Kajoran1

Diagram Pareto

1 2 8 5 6 7 4 30

20

40

60

80

100

120

%% Kumulatif

H. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ASI EKSLUSIF

No. Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Penyebab Masalah

1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.

Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat

2. Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula

Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

3. Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif

Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader

4. Tidak adanya SOP Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar petugas kesehatan.

a. Pengambilan Keputusan

41

Page 48: Laporan MP&QA Kajoran1

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,

sebagai berikut:

A. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat

B. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan

minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan

memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

C. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader

D. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas

kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar

petugas kesehatan.

Kriteria Mutlak

AlternatifKtriteria

A B C D

Biaya < 1jt V V V VWaktu < 1 bulan V V V X

Kriteria Keinginan

AlternatifKtriteria

A B C

Efektif (10) 8x10=80 9x10=90

7x10=70

Biaya murah (8) 8x8=64 9x8=72 7x8=56Mudah dilaksanakan (6) 8x6=48 9x6=54 7x6=42TOTAL 192 216 168

b. Keputusan yang diambil

1. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan

minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan

memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

2. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat

3. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader

42

Page 49: Laporan MP&QA Kajoran1

Lingkungan

Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikanPerilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungaiKurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jambanPersepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban

Cakupan Penduduk yang Memanfaatkan Jamban

Machine

Kurangnya Brosur, Leaflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban

I. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMBAN DENGAN FISH BONE

J. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMABAN

Dari hasil penyebab – penyebab permasalahan yang timbul pada manajemen

dan dimensi mutu Puskesmas Kajoran I, maka dilanjutkan dengan penentuan

prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison dan Diagram

Pareto.

Tabel Penentuan Penyebab Masalah Paling Mungkin dengan Paired Comparison

No. PENYEBAB MASALAH I II III IV V VI Total

1 Kurangnya media promosi 1

2

1

3

1

4

1

5

1

65

2 Penduduk suka memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan

2

3

2

4

2

5

2

61

3 Penduduk lebih menyukai BAB di sungai

3

4

3

5

3

62

4 Kurangnya kesadaran penduduk 4

5

4

64

5 Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban

5

63

6 Tidak adanya lahan 0

43

JAMBAN

Page 50: Laporan MP&QA Kajoran1

% Kumulatif

% Frekuensi

Tabel Pareto

No Penyebab Masalah Frekuensi Persen Frekuensi

Jumlah Kumulatif

Persen Kumulatif

1. Kurangnya media promosi

5 33,3% 5 33,3%

2. Kurangnya kesadaran penduduk

4 26,7% 9 60%

3. Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban

3 20% 12 80%

4. Penduduk lebih menyukai BAB di sungai

2 13,3% 14 93,3%

5. Penduduk suka memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan

1 6,7% 15 100%

Grafik Analisis Pareto

44

1 2 3 4 50

20

40

60

80

100

120

ANALISIS PARETO

Page 51: Laporan MP&QA Kajoran1

C. Alternatif Pemecahan Masalah

No Penyebab Tujuan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah

1. Kurangnya media

promosi

Untuk mengetahui

dengan pasti

media promosi

apa saja yang

dibutuhkan

Tenaga

Kesehatan

Puskesmas

Pembuatan SOP

spesifik untuk

program

pemanfaatan

jamban

Meningkatkan

promosi tentang

pemanfaatan

jamban

Membeli media

promosi dengan

menggunakan

penggalangan

dana sehat

seefektif

mungkin.

Menambah media

promosi tanpa

mengeluarkan

biaya tambahan

Tenaga

Kesehatan

Puskesmas

Memanfaatkan

alat-alat yang

tersedia di

puskesmas

sebagai media

promosi.

2. Kurangnya

kesadaran

penduduk

Meningkatkan

kesadaran

penduduk akan

pemanfaatan

jamban

Penduduk

setempat

Memberikan

penyuluhan

maupun

pendidikan

tentang manfaat

pengunaan

jamban dan

dampak negatif

pada masyarakat

jika tidak

45

Page 52: Laporan MP&QA Kajoran1

menggunakan

jamban

Memberikan

motivasi kepada

masyarakat untuk

pemanfaatan

jamban.

3. Persepsi

masyarakat tentang

mahalnya

membangun

jamban

Mengubah

persepsi

masyarakat

tentang mahalnya

membangun

jamban

Penduduk

setempat

Pembagian

jamban angsatrin

kepada penduduk

yang belum

memiliki jamban,

serta pengawasan

dalam pembuatan

jamban disetiap

rumah.

46

Page 53: Laporan MP&QA Kajoran1

Mengadakan

iuran sukarela

dari masyarakat

desa untuk

kepentingan

pembangunan

jamban bagi

penduduk yang

kurang mampu

a. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria

keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis diatas.

2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan

a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

- Biaya yang dikeluarkan < Rp 400.000,00

- Hasil dapat dilihat dalam waktu maksimal 1 bulan

b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

- Biaya operasional murah

- Pelaksanaan mudah

- Melibatkan masyarakat

3. Menetapkan bobot kriteria keinginan

Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Biaya operasional murah : bobot 15

b. Pelaksanaan mudah : bobot 10

c. Melibatkan masyarakat : bobot 5

47

Page 54: Laporan MP&QA Kajoran1

4. Inventarisasi alternatif :

A. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan

pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu.

B. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana

sehat seefektif mungkin.

C. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media

promosi.

D. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat

pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak

menggunakan jamban.

E. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.

F. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki

jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah.

G. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban.

48

Page 55: Laporan MP&QA Kajoran1

5. Skoring alternatif pemecahan masalah

a. Kriteria Mutlak

Alternatif

KriteriaA B C D E F G

Biaya yang dikeluarkan

< Rp 400.000,00/rumahV V V V V X V

Hasil dapat dilihat dalam

waktu maksimal 1 bulanV V V V V V V

b. Kriteria Keinginan

Alternatif

KriteriaA B C D E G

Biaya

operasional

murah

8X15=120 5X15=75 8X15=120 7X15=105 7X15=105 9X15=135

P

elaksanaan

mudah

6X10 =607X10

=708X10 =80 8X10 =80 8X10 =80 9X10=90

Melibatkan

masyarakat2X5 =10 6X5 =30 3X5 =15 8X5 =40 5X5 =25 2X5=10

JUMLAH 190 175 215 225 210 235

49

Page 56: Laporan MP&QA Kajoran1

b. Keputusan yang diambil

Keputusan Sementara

Alternatif pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah enam alternatif

pemecahan masalah, yaitu :

1. Pembuatan SOP spesifik tentang program pemanfaatan jamban

2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat

seefektif mungkin.

3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media

promosi.

4. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan

jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan

jamban.

5. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.

6. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki

jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah.

7. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan

pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu.

Keputusan Tetap

Setelah mempertimbangkan kriteria mutlak dan keinginan, maka keputusan

tetap yang diambil adalah :

1. Pembuatan SOP spesifik tentang program pemanfaatan jamban

2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat

seefektif mungkin.

3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media

promosi.

50

Page 57: Laporan MP&QA Kajoran1

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Penanganan

Method

Lingkungan

Pemikiran warga yang kurang kooperatifTingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau

Man

Tidak adanya SOP dalam program giziSistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiriProgram dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri

Kurangnya personal dalam bidang giziKurangnya sosialisasi petugas terhadap wargaPetugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru melalui pelatihan atau seminar

K. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH GIZI BURUK DENGAN FISH BONE

L. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMABAN

Tabel 19. Analisa Penyebab Masalah Paired Comparison

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total

1 1 1 4 1 1 1 8 9 1 1 1 1 1 10

2 3 4 5 6 2 8 9 10 11 2 13 2 3

3 4 5 6 3 8 9 3 11 3 13 3 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13

5 6 5 8 9 5 11 5 13 5 6

6 6 8 9 6 11 6 13 6 7

7 8 9 10 11 7 13 7 2

8 8 8 8 8 8 8 12

9 9 9 9 9 9 11

10 11 10 13 10 4

11 11 13 11 8

12 13 14 0

13 13 9

14 1

51

GIZI BURUK

Page 58: Laporan MP&QA Kajoran1

Tabel 20. Tabel Pareto

NO MASALAH N %N

Kumulatif

%

Komulatif

1 Tidak adanya SOP

dalam program gizi 10 10,98 10 10,98

2 Sistem pelaporan

yang kurang

terstruktur tapi

sudah mandiri

3 3,29 13 14,27

3 Program dipilah-

pilah oleh dinas

kesehatan sendiri5 5,49 18 19,76

4 Pemikiran warga

yang kurang

kooperatif

13 14,28 31 34,04

5 Tingkat pendidikan

dan kurangnya

pengetahuan

masyarakat

6 6,59 37 40,63

6 Tingkat sosial

ekonomi

masyarakat yang

kurang

7 7,69 44 48,32

7 Rumah warga yang

jaraknya susah

dijangkau

2 2,19 46 50,51

8 Kurangnya personal

dalam bidang gizi12 13,18 58 63,69

9 Kurangnya

sosialisasi petugas

11 12,08 69 75,77

52

Page 59: Laporan MP&QA Kajoran1

terhadap warga

10 Petugas kesehatan

kurang mengupdate

pengetahuan baru

melalui pelatihan

atau seminar

4 4,39 73 80,16

11 Tidak pernah

diikutsertakan

dalam lokmin

triwulan

8 8,79 81 88,95

12 Kepala puskesmas

kurang

bersosialisasi

dengan pemegang

program

0 0 81 88,95

13 Kurangnya

pengawasan petugas

puskesmas terhadap

pelaksanaan

program di luar

gedung

9 9,89 90 98,84

14 Tidak adanya

reward positif bagi

petugas yang

berprestasi

1 1,09 91 100

Total 91 100 91 100

53

Page 60: Laporan MP&QA Kajoran1

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah

Analisis

Penyebab

N % N Kumulatif % kumulatif

4 13 14,28 13 14,28

8 12 13,18 25 27,46

9 11 12,08 36 39,54

1 10 10,98 46 50,52

13 9 9,89 55 60,41

11 8 8,79 63 69,2

6 7 7,69 70 76,89

5 6 6,59 76 83,48

3 5 5,49 81 88,97

10 4 4,39 85 93,36

2 3 3,29 88 96,65

7 2 2,19 90 98,84

14 1 1,09 91 100

12 0 0 91 100

Diagram Pareto

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 140

102030405060708090

100

%% kumulatif

Alternatif Pemecahan Masalah

54

Page 61: Laporan MP&QA Kajoran1

Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternative pemecahan masalah

yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu – ibu

agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita

2. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan personal dalam

bidang gizi

3. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam memberikan

penyuluhan dan pemantauan

4. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan menggunakan

penggalangan dana sehat seefektif mungkin

5. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas

kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi kesepakatan antar

petugas kesehatan.

6. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader – kader

posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di setiap kegiatan

mengenai tumbuh kembang balita.

7. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi

8. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat

a. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria

keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis diatas.

2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan

3. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

i. Dana

ii. Tenaga

iii. Waktu

iv. Sarana

4. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

55

Page 62: Laporan MP&QA Kajoran1

i. Biaya pelaksanaan murah

ii. Mudah pelaksanaan

iii. Libatkan masyarakat

iv. Pelaksanaan berkesinambungan

5. Menetapkan bobot kriteria keinginan

Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Biaya pelaksanaan murah : bobot 10

b. Mudah pelaksanaan : bobot 8

c. Libatkan masyarakat : bobot 6

d. Pelaksanaan berkesinambungan : bobot 5

6. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan – kemungkinan cara untuk

mencapai tujuan :

A. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –

ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita

B. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan

personal dalam bidang gizi

C. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam

memberikan penyuluhan dan pemantauan

D. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan

menggunakan penggalangan dana sehat seefektif mungkin

E. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak

dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi

kesepakatan antar petugas kesehatan.

F. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader

– kader posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di

setiap kegiatan mengenai tumbuh kembang balita.

G. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi

H. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat

7. Skoring alternatif pemecahan masalah

56

Page 63: Laporan MP&QA Kajoran1

Tabel 22. KRITERIA MUTLAK

Alternati

f

Kriteria Mutlak

L/TLTenag

a

Dan

a

Saran

a

Targe

t

A v V v v L

B v V v xT

L

C v V v v L

D v X v vT

L

E v V v v L

F x X x vT

L

G v V v v L

H x X x xT

L

Tabel 23. KRITERIA KEINGINAN

Kriteria A C E G

Biaya pelaksanaan

murah (bobot 10)

4x10 = 40 4x10 = 40 2x10 = 20 3x10 = 30

Mudah Pelaksanaan

(bobot 8)

3x8 = 24 2x8 = 16 2x8 = 16 3x8 = 24

Libatkan

Masyarakat (bobot

6)

3x6 =18 2x6 = 12 1x6 = 6 1x6 = 6

Berkesinambungan

(bobot 5)

4x5 = 20 3x5 = 15 2x5 = 10 3x5 = 15

57

Page 64: Laporan MP&QA Kajoran1

Total 102 83 52 75

b. Keputusan yanag diambil

Penentuan Keputusan Sementara

Dari kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan alternatif

pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah alternatif pemecahan

masalah :

A. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –

ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita

C. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam

memberikan penyuluhan dan pemantauan

8. Konsekuensi

A. Tidak ada konsekuensi

C. Melakukan pembinaan kepada kader, konsekuensi biaya mahal

9. Keputusan Tetap

Setelah mempertimbangkan konsekuensi yang ada, maka keputusan

tetap yang diambil adalah memberikan penyuluhan maupun pendidikan

kesehatan kepada ibu – ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi

pada balita

58

Page 65: Laporan MP&QA Kajoran1

Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Biaya Waktu Pelaksana Tempat Indikator Keberhasilan

Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

Untuk menumbuhk-an persepsi yang benar pada ibu yang menyusui

Semua kaum wanita usia produktif

Edukasi dan penyuluh-an

Anggaran dana puskesmas

Fleksibel(saat ANC, kunjungan ibu hamil dll)

Tenaga medis dipuskes-mas

Posyandu, rumah penduduk

Berubahnya persepsi masyarakat tentang ASI ekslusif

Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat

Untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya ASI Ekslusif

Semua kaum wanita usia produktif

Kunjungan posyandu dan rumah ke rumah

Anggaran dana puskesmas

Setiap saat Mulai januari 2011

Bidan Rumah warga, Posyandu, dan Puskesmas

Masyarakat sadar akan pentingnya ASI ekslusif

Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan

Meningkatk-an pengetahuan

Tenaga kesehatan puskesmas

Pelatihan dan pembinaan

Anggaran dana puskesmas

28 desember 2011

Tenaga medis dipuskes-

puskesmas Meningkatnya pengetahuan dan skill tenaga kesehatan

1

POA ASI EKSLUSIF

Page 66: Laporan MP&QA Kajoran1

dan kader tenaga kesehatan

mas

No Kegiatan Januari Februari Maret

1 Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan jamban.

2 Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media promosi.

3 Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.

2

POA JAMBAN

Page 67: Laporan MP&QA Kajoran1

KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE BIAYA WAKTU PELAKSANA TEMPAT INDIKATOR KEBERHASILAN

Persiapan : -Pembentukan panitia untuk pembuatan jadwal (rapat staf)

-Koordinasi dengan pihak terkait (kadus, kader)

-Pengumpulan bahan dan materi

-Pembuatan jadwal

Pembagian tugas masing-masing staff

Pembagian tugas

Panduan dalam pembuatan perencanaan

Program kegiatan

Pimpinan unit yang terkait dan staf

Kadus dan kader

Petugas puskesmas dan kepala puskesmas

Petugas puskesmas

Pertemuan dan diskusi

Pertemuan dan diskusi

Pengumpulan bahan dan materi

Pertemuan dan diskusi

-

-

Biaya operasi-onal puskesmas

Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012

Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012

Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012

Minggu ke 1 bulan 1 tahun

Pimpinan dan Petugas puskesmas

Petugas puskesmas

Petugas puskesmas

Petugas puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Terbentuk panitia dan kesepakatan kegiatan

Terkoordinasinya pihak terkait

Terkumpulnya bahan dan materi yang diperlukan untuk perencanaan

Terbentuknya Jadwal

3

POA GIZI BURUK

Page 68: Laporan MP&QA Kajoran1

berjalan sesuai program dan efektif

dan kepala puskesmas

2012

Pelaksanaan : penyuluhan tentang pemberian makanan yang bergizi pada balita dan pemberian makanan tambahan bagi balita yang gizinya kurang

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi balita

Petugas Puskesmas,Camat, Kades,kader

Diskusi dan pertemuan

Biaya operasi-onal puskes-mas

Minggu ke 1 bulan 2 tahun 2012

Petugas puskesmas khususnya petugas gizi

Puskesmas dan posyandu

- Peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi balita- Peserta memahami mengenai masalah gizi balita

Pemantauan: pelaksanaann dan hasil kegiatan

Memantau keberhasil-an promosi kesehatan

Petugas puskesmas

Observasi - Minggu ke 1 bulan 1-minggu ke 1 bulan 2 tahun 2012

Kepala puskesmas dan staff

Puskesmas - Terpantau pelaksanaan koordinasi dengan baik- Adanya hasil pemantuan atau observasi

4

Page 69: Laporan MP&QA Kajoran1

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. ASI EKSLUSIF

Dari hasil peninjauan selama empat hari di Puskesmas Kajoran I

teridentifikasi sebanyak 16 masalah, antara lain :

PENCAPAIAN MASALAH BESAR MASALAH

1. Cakupan Kunjungan Bumil K4

91,65 1. Cakupan Kunjungan Bumil K4

8,35

2. Cakupan Kunjungan Bayi

13,73 2.Cakupan Kunjungan Bayi

86,27

3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi

96 3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi

4

4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

91,24 4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

8,76

5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa

82,83 5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa

17,17

6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi

42,04 6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi

57,96

7. Rumah Sehat 24,01 7. Rumah Sehat 75,99

8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban

22,6 8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban

27,4

9. Rumah yang mempunyai SPAL

30,9 9. Rumah yang mempunyai SPAL

69,1

10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1

87 10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1

13

11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2

78,38 11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2

21,62

12. BCG 93,05 12. BCG 6,95

13. DPT 1 90 13. DPT 1 10

14. DPT 3 86,85 14. DPT 3 13,15

15. Hepatitis B1 Total 90 15. Hepatitis B1 Total 10

16. Hepatitis B3 92,94 16. Hepatitis B3 7,06

17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan

34,7 17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna)

65,3

1

Page 70: Laporan MP&QA Kajoran1

Paripurna)18. Bayi yang dapat ASI

Eksklusif48,65 18. Bayi yang dapat ASI

Eksklusif51,35

19. Posyandu Purnama (Indikator 2008)

69,1 19. Posyandu Purnama (Indikator 2008)

30,9

20. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan

94,7 20. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan

5,3

21. Pengadaan Obat Essensial

85,23 21.Pengadaan Obat Essensial

14,76

22. Pengadaan Obat Generik 8,4 22. Pengadaan Obat Generik 91,6

23. Penyediaan Narkotika psikotropika

90 23. Penyediaan Narkotika psikotropika

10

24. UKGS tahap III 94,5 24. UKGS tahap III 5,5

Dari 24 masalah di atas berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif dapat

diprioritaskan sebagai berikut:

Masalah A B C D NPD NPT Prioritas

Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 10 4.5 1 49,5 49,5 II

Cakupan Kunjungan Bayi 10 8,2 3.9 1 70,98 70,98 ICakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 8,6 3.4 1 32,64 32,64 XIV

Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 9,6 4 1 42,4 42,4 V

Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 1 6,6 3.1 1 23,56 23,56 XVIII

Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi 6 7,2 2.9 0 38,28 0 -

Rumah Sehat 8 9,8 2.6 1 46,28 46,28 IIIPenduduk yang memanfaatkan Jamban 2 9 3 1 33 33 XIII

Rumah yang mempunyai SPAL 1 8,7 1.9 1 18,43 18,43 XXJumlah Bumil yang Mendapat TT1 1 9,8 3.2 1 34,56 34,56 X

Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 2 8,8 3.2 1 34,56 34,56 XI

BCG 1 10 3.5 1 38,5 38,5 VIII

DPT 1 1 9,7 3.5 1 37,45 37,45 IX

DPT 3 1 9,2 3.1 1 31,62 31,62 XV

2

Page 71: Laporan MP&QA Kajoran1

Hepatitis B1 Total 1 10 3.6 1 39,6 39,6 VII

Hepatitis B3 1 9,4 3.2 1 33,28 33,28 XIIRumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 6 8,2 2 0 28,4 0 -

Bayi yang dapat ASI Eksklusif 4 11,1 2.7 1 40,77 40,77 VIPosyandu Purnama (Indikator 2008) 2 7,4 1.6 0 15,04 0 -

Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1 9,1 2.9 1 29,29 29,29 XVI

Pengadaan Obat Essensial 1 8,4 2.6 1 24,44 24,44 XVII

Pengadaan Obat Generik 10 9,7 2.2 1 43,34 43,34 IVPenyediaan Narkotika psikotropika 1 6 2.3 0 16,1 0 -

UKGS tahap III 1 7,3 2.8 1 23,24 23,24 XIX

Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 10 4.5 1 49,5 49,5 II

Cakupan Kunjungan Bayi 10 8,2 3.9 1 70,98 70,98 ICakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 8,6 3.4 1 32,64 32,64 XIV

Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 9,6 4 1 42,4 42,4 V

Dari 24 masalah di atas didapatkan 1 masalah yang menjadi salah satu

prioritas utama dan dicari alternatif pemecahannya serta dibuat rencana

pelaksanaan kegiatannya yaitu cakupan rendahnya Bayi yang dapat ASI

Eksklusif di Puskesmas kajoran I periode Januari – Oktober 2011 menjadi

masalah yang akan diangkat.

Penyebab masalah tersebut yaitu :

1. Kurangnya proaktif tenaga kesehatan / kader dalam hal edukasi kepada

masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif

2. Petugas kesehatan tidak mendapatkan pembinaan tentang ASI Eksklusif

3. Kurangnya promosi tentang pentingnya ASI Eksklusif

4. Terbatasnya alokasi dana untuk promosi tentang pentingnya ASI

Eksklusif

3

Page 72: Laporan MP&QA Kajoran1

5. Tidak ada SOP

6. Metode yang digunakan dalam promosi kurang variatif / kurang menarik

7. Kurangnya brosur, pamflet dan poster yang berkaitan dengan promosi

pentingnya ASI ekslusif

8. Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang

ASI ekslusif

9. Kurangnya sosialisasi pada kaderyang terlibat dalam kegiatan

10. Perencaan dalam pembagian tugas kurang terkoordinasi

11. Kurang tepatnya waktu maupun tempat pelaksanaan

12. Kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap program promosi

pentingnya ASI ekslusif

13. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif

14. Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi

tambahan susu formula

Beberapa alternatif untuk memecahkan masalah yang didapat di

Puskesmas Kajoran I sebagai berikut :

1. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat2. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan

dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

3. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader4. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak

dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar petugas kesehatan.

2. Penduduk yg memanfaatkan jamban

Dari hasil peninjauan selama empat hari di Puskesmas Kajoran I

teridentifikasi sebanyak 24 masalah, antara lain :

No Identifikasi masalah % Besar

4

Page 73: Laporan MP&QA Kajoran1

pencapaian masalah1. Cakupan Kunjungan Bumil K4 91,65 8,35

2. Cakupan Kunjungan Bayi 13,73 86,27

3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi

96 4

4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 91,24 8,76

5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa

82,83 17,17

6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi

42,04 57,96

7. Rumah Sehat 24,01 75,99

8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban 22,6 27,4

9. Rumah yang mempunyai SPAL 30,9 69,1

10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 87 13

11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 78,38 21,62

12. BCG 93,05 6,95

13. DPT 1 90 10

14. DPT 3 86,85 13,15

15. Hepatitis B1 Total 90 10

16. Hepatitis B3 92,94 7,06

17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna)

34,7 65,3

18. Bayi yang dapat ASI Eksklusif 48,65 51,35

19. Posyandu Purnama (Indikator 2008) 69,1 30,9

20. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 94,7 5,3

21. Pengadaan Obat Essensial 85,23 14,76

22. Pengadaan Obat Generik 8,4 91,6

23. Penyediaan Narkotika psikotropika 90 10

24. UKGS tahap III 94,5 5,5

5

Page 74: Laporan MP&QA Kajoran1

Dari 24 masalah di atas didapatkan masalah yang menjadi salah satu

prioritas utama dan dicari alternatif pemecahannya serta dibuat rencana

pelaksanaan kegiatannya yaitu cakupan penduduk yang memanfaatkan

jamban di Puskesmas Kajoran I periode Januari – Oktober 2011 menjadi

masalah yang akan diangkat.

Penyebab masalah tersebut yaitu :

1. Hanya terdapat 1 petugas

2. Kurangnya Brosur, Leaflet, dan Poster yang berkaitan dengan

pemanfaatan jamban

3. Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan

4. Perilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungai

5. Kurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan

jamban

6. Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya

pembelian bahan dan tukang)

7. Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk

membangun jamban

Beberapa alternatif untuk memecahkan masalah yang didapat di Puskesmas

Kajoran I sebagai berikut :

1. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban

2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat

seefektif mungkin

3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media

promosi

4. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan

jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan

jamban

5. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban

6

Page 75: Laporan MP&QA Kajoran1

6. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki

jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah

7. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan

pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu

Keputusan yang diambil dari alternatif pemecahan masalah di Puskesmas

Kajoran I adalah memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang

manfaat pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak

menggunakan jamban.

3. Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan

puskesmas di Puskesmas Kajoran I maka didapatkan :

1. Data umum meliputi data wilayah, demografi penduduk, sosial budaya,

sosial ekonomi, kesehatan lingkungan. Data khusus meliputi SPM di

Puskesmas Kajoran I periode Januari – Oktober 2011

2. Dari analisa SPM didapatkan 20 masalah di Puskesmas Kajoran I Periode

Januari – Oktober 2011 dengan prioritas masalah yang telah dikonfirmasi

dengan kepala puskesmas Kajoran I adalah cakupan Balita gizi buruk

mendapat penanganan.

3. Dari analisa simple problem tidak dapat dinilai karena tidak adanya SOP

dan complex problem tidak didapatkan masalah.

4. Dari analisis penyebab masalah yang telah dikonfirmasikan oleh Kepala

Puskesmas Kajoran I Periode Januari – Oktober 2011 didapat 14

penyebab masalah.

5. Prioritaskan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen

puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran Periode Januari –

Oktober 2011 adalah :

a. Pemikiran warga yang kurang kooperatif

b. Kurangnya personal dalam bidang gizi

c. Kurangnya sosialisasi petugas terhadap warga

d. Tidak adanya SOP dalam program gizi

7

Page 76: Laporan MP&QA Kajoran1

e. Kurangnya pengawasan petugas puskesmas terhadap pelaksanaan

program di luar gedung

f. Tidak pernah diikutsertakan dalam lokmin triwulan

g. Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang

h. Tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat

6. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab

masalah dalam manajemen puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas

Kajoran I Periode Januari – Oktober 2011.

a. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –

ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita

b. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan

personal dalam bidang gizi

c. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam

memberikan penyuluhan dan pemantauan

d. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan

menggunakan penggalangan dana sehat seefektif mungkin

e. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak

dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi

kesepakatan antar petugas kesehatan.

f. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader

– kader posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di

setiap kegiatan mengenai tumbuh kembang balita.

g. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi

h. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat

7. Keputusan tetap yaitu memberikan penyuluhan maupun pendidikan

kesehatan kepada ibu – ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi

pada balita sehingga dapat disusun rencana kegiatan pemecahan masalah

(POA) dalam manajemen puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas

Kajoran Periode Januari – Oktober 2011.

B. Saran

8

Page 77: Laporan MP&QA Kajoran1

Untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi

sampai usia 6 bulan di wilayah Puskesmas kajoran I, kami menyarankan hal –

hal sebagai berikut :

1. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak

dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi kesepakatan

antar petugas kesehatan.

2. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu – ibu

hamil, bersalin dan nifas agar dapat mengerti tentang ASI eksklusif sejak

dini.

3. Membuat jadwal yang terstruktur mengenai pelaksanaan penyuluhan

tentang ASI eksklusif.

4. Membentuk dana sehat dari masyarakat dan tokoh masyarakat serta

petugas kesehatan untuk penyuluhan ASI eksklusif.

5. Petugas kesehatan yang bertugas memberikan penyuluhan mengumpulkan

secara bersamaan kelompok ibu hamil maupun menyusui dan melakukan

peragaan tentang ASI eksklusif supaya lebih menarik.

6. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat

seefektif mungkin.

7. Mengkoordinasikan brosur, leaflet, dan poster kepada puskesmas maupun

dinas kesehatan setempat atau membuat dengan variasi sendiri semenarik

mungkin.

8. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan

tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan

memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

9. Melakukan pengawasan dengan bekerjasama kepada pihak puskesmas

agar bidan desa serta kader – kader posyandu dapat memberikan

penyuluhan di setiap kegiatan mengenai ASI eksklusif.

10. Pemerintah

Pemerintah hendaknya turut mempromosikan program pemanfaatan

jamban, contohnya melalui kurikulum pendidikan atau melalui iklan

9

Page 78: Laporan MP&QA Kajoran1

kementrian kesehatan agar masyarakat mampu menyadari pentingnya

pemanfaatan jamban.

11. Puskesmas

Untuk meningkatkan keberhasilan pemanfaatan jamban di wilayah

Puskesmas Kajoran I, kami menyarankan hal – hal sebagai berikut :

a. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban

b. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana

sehat seefektif mungkin

c. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media

promosi

d. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat

pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak

menggunakan jamban

e. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban

f. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki

jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah

g. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan

pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu\

12. Membuat jadwal kegiatan rutin untuk penyuluhan kesehatan pada

masyarakat dalam bidang gizi.

13. Kepala puskesmas untuk lebih memantau kegiatan dalam bidang

peningkatan gizi masyarakat.

14. Melakukan evaluasi tiap bulan terhadap kondisi gizi balita untuk

memperbaiki RUK.

10

Page 79: Laporan MP&QA Kajoran1

BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan

manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I. Dengan

meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan penyebab masalah yang

ditinjau dari segi manajemen dan mutu pelayanan serta ditemukannya

prioritas penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai

unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam

pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan mempunyai keterbatasan-

keterbatasan dalam hal tenaga kesehatan, dana, sarana-prasarana

penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar

dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi mutu pelayanan juga

penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

harus memperhatikan kualitas. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan

tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang

tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu

pula sebaliknya.

Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat

bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas

sebagai Health Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator

sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di

wilayah Puskesmas Kajoran I.

11

Page 80: Laporan MP&QA Kajoran1

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan

Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat, Jakarta.

Departemen Kesehatan, 1997, ARRIF : Pedoman Manajemen Peran Serta

Masyarakat, Jakarta.

Departemen Kesehatan, 1998, Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat 2010,

Jakarta.

Departemen Kesehatan, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan, 2004, Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 128

/Menkes/SK/V/2004 Tahun 2004 tentang Tujuan Pembangunan Kesehatan

Tahun 2004, Jakarta : Depkes RI.

Pratiknya AW, 1986, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Penelitian Kedokteran

Kesehatan, Rajawali, Jakarta.

Reinke A, William,  Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas   

Manajemen, Yogyakarta, Gadjah Mada University ,Press 1994Notoatmojo

Sockidjo Prof, DR, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta, Rineka Cipta ,

1997 

Soehardi R, Karnaini, Tedjo Saputro W, et al, Ed : Pedoman Praktis Pelaksanaan

Puskesmas, Balai Pelatihan Kesehatan Salaman, Magelang.

12