LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS DI PUSKESMAS KAJORAN I KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE JANUARI – OKTOBER 2011 Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG .. Disusun oleh Co-Ass IKM FK UNISSULA Abdul Azis (01.207.5336) Arif Himawan (01.207.5356) i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN HASIL PENINJAUAN
MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
DI PUSKESMAS KAJORAN I
KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
PERIODE JANUARI – OKTOBER 2011
Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
..
Disusun oleh
Co-Ass IKM FK UNISSULA
Abdul Azis (01.207.5336)
Arif Himawan (01.207.5356)
Candra Isdiyana (01.207.5457)
Diyah Herawati (01.207.5471)
Edvand Dani E.S. (01.207.5370)
Fitria Kurniasih (01.207.5487)
Ika Fitriana (01.207.5496)
Jasmine Sabilla (01.207.5505)
Novi Fitriani (01.207.5539)
Wahyu Wicaksono (01.204.4908)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PELATIHAN KESEHATAN
SALAMAN – MAGELANG
2011
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan
Puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran I
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang telah diujikan dalam
pendalaman materi pada tanggal 30 Desember 2011 di BAPELKES
Salaman Magelang guna melengkapi tugas kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung Semarang di Puskesmas Kajoran I pada tanggal 17-21 Desember
2011
Salaman, … Desember 2011
Pengesahan
Kepala Puskesmas Kajoran I Ketua PBL IKM UNISSULA
Drg. Doni Azahari dr. Boedioro, MPH
Master Of Training Master Of Training
D r g . Marsono , M .Kes Meita Darmiastuty, SKM,
M.Kes
Mengetahui,
Kepala Bapelkes Salaman
ii
Subur Djati Prayugi, SKM, M.Kes
NIP. 19561028 198201 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan
Puskesmas Periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran I
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang telah
dilakukan pada tanggal 17-21 Desember 2011
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES
Salaman Magelang. Laporan ini memuat data hasil peninjauan manajemen dan
mutu pelayanan puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran
I Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bp. Subur Djati Prayugi, S.KM, MPH Kepala BAPELKES Salaman
Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
BAPELKES Salaman Magelang.
2. Drg. Doni Azahari Kepala Puskesmas Kajoran I yang telah memberikan
bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Salaman Magelang.
3. Tim Widya Iswara yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan
selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di BAPELKES Salaman Magelang.
4. Drg. Marsono, M.Kes dan Ibu Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes sebagai
MOT kepaniteraan klinik IKM Unissula.
iii
5. Drg. Marsono, M.Kes, Ibu Asih Kunwahyuningsih, SPd, M.Kes, Ibu
Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes., Bp. Edy Sukiarko, SKM, Drs. Agus
Winarso, Apt, M.Kes, dan Bp. Murcita, S.Pd, M.Kes, selaku pembimbing
dalam penyelesaian laporan hasil peninjauan manajemen puskesmas dan
manajemen mutu pelayanan
6. Dokter, paramedis, beserta staf Puskesmas Kajoran I dan Kecamatan
Kajoran atas kerjasama yang telah diberikan.
7. Tim pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan hasil laporan ini
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.
Oleh karena itu, kami perbaikan laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan peninjauan manajemen
dan mutu pelayanan puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas
Kajoran I ini bermanfaat bagi semua pihak.
Salaman, Desember 2011
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata pengantar ................................................................................................... iii
Daftar isi ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2
D. Metodologi .............................................................................. 3
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan ............................................................................. 4
B. Input ........................................................................................ 12
C. Proses Manajemen .................................................................. 14
D. Keluaran .................................................................................. 17
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Hasil ........................................................................... 18
B. Prioritas Masalah ..................................................................... 20
C. Analisis Penyebab masalah .................................................... 27
D. Kemungkinan Penyebab Masalah ........................................... 28
E. Analisis Masalah Mutu ............................................................ 34
F. Prioritas Penyebab Masalah ................................................... 36
G. Analisis Prioritas Penyebab Masalah......................................... 37
H. Alternatif Pemecahan masalah ................................................. 37
I. Pengambilan Keputusan .......................................................... 40
J. POA ......................................................................................... 54
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................. 58
v
B. Saran ........................................................................................ 66
BAB V PENUTUP .................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini hasil pembangunan kesehatan telah mengalami peningkatan.
Namun, hasil pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara merata
oleh seluruh penduduk. Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun strategi
kebijakan pembangunan kesehatan baru. Kebijakan ini didasarkan pada Gerakan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju
masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan.
Dengan strategi ini, perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya di
semua sektor harus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positifnya
terhadap kesehatan baik individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu, di sektor
kesehatan sendiri upaya kesehatan yang dilakukan akan lebih mengutamakan
upaya preventif dan promotif, tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dasar pandangan baru dalam pembangunan tersebut dikenal sebagai Paradigma
Sehat.
Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa
fungsi penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Dalam usaha
pencapaian tujuan ini puskesmas memiliki kegiatan pokok manajemen yang
harus dilakukan yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) dan
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Melalui manajemen yang baik,
diharapkan akan tercapai cakupan dan mutu pelayanan yang baik dan
komprehensif.
Peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas ini kami
laksanakan di Puskesmas Kajoran I pada tanggal 17-21 Desember 2011.
Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok
secara terpadu dan menyeluruh. Enam kegiatan pokok itu meliputi : Promosi
3. Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C) dengan bobot 1-5
Keterangan :
1. Sangat sulit
2. Sulit
4. Mudah
5. Sangat mudah
Tabel 13. Kriteria C : kemudahan dalam penanggulangan
No Masalah Nilai
1 Cakupan kunjungan bumil K4 3,52 Cakupan kunjungan bayi 2,93 Cakupan bufas yang diberi vit A dosis tinggi 2,24 Balita gizi buruk mendapat perawatan 3
23
5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 2,16 Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi 1,97 Rumah Sehat 1,98 Pengadaan Obat Generik 29 Rumah yang mempunyai SPAL 110 Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 2,211 Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 2,212 BCG 2,513 DPT 1 2,514 DPT 3 215 Hepatitis B1 Total 2,616 Hepatitis B3 2,217 Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 1,118 Bayi yang dapat ASI Eksklusif 219 Posyandu Purnama (Indikator 2008) 1,120 Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1,921 Pengadaan Obat Essensial 1,722 Penduduk yang memanfaatkan Jamban 1,723 Penyediaan Narkotika psikotropika 1,524 UKGS tahap III 1,9
4. PEARL faktor (Kriteria D)
Faktor-faktor tersebut adalah :
a. kesesuaian dengan program (propriety / P)
b. murah secara ekonomi (economy / E)
c. dapat diterima oleh masyarakat (acceptibility / A)
d. sumber daya yang mendukung kesehatan (resources / R)
e. legalitas terjamin (legality / L)
Skor yang digunakan :
1 : setuju
0 : tidak setuju
Tabel 14. Kriteria D : PEARL faktor
24
Kriteria D P E A R L total
Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 1 1 1 1 1
Cakupan Kunjungan Bayi 1 1 1 1 1 1
Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 1 1 1 1 1
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 1 1 1 1 1
Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 1 1 1 1 1 1
Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat
Sanitasi 1 1 1 0 1 0
Rumah Sehat 1 1 1 1 1 1
Pengadaan Obat Generik 1 1 1 1 1 1
Rumah yang mempunyai SPAL 1 1 1 1 1 1
Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 1 1 1 1 1 1
Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 1 1 1 1 1 1
BCG 1 1 1 1 1 1
DPT 1 1 1 1 1 1 1
DPT 3 1 1 1 1 1 1
Hepatitis B1 Total 1 1 1 1 1 1
Hepatitis B3 1 1 1 1 1 1
Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 1 1 1 0 1 0
Bayi yang dapat ASI Eksklusif 1 1 1 1 1 1
Posyandu Purnama (Indikator 2008) 1 1 1 0 1 0
Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1 1 1 1 1 1
Pengadaan Obat Essensial 1 1 1 1 1 1
Penduduk yang memanfaatkan Jamban 1 1 1 1 1 1
Penyediaan Narkotika psikotropika 1 1 1 0 1 0
UKGS tahap III 1 1 1 1 1 1
5. Penilaian Prioritas Masalah
Dari kriteria-kriteria yang telah dilakukan diatas, ditentukan prioritas dengan
menghitung :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT) = NPD x D = (A+B) x C x D
22. Apakah sarana yang tersedia sudah dimanfaatkan? ( Y/T ) 24 6
23. Apakah keamanan di area parkir terjamin? 29 1
24. Apakah terdapat kursi di ruang tunggu? 30 0
36
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula
Cakupan Bayi dengan ASI Eksklusif rendah
Metode yang digunakan untuk promosi kurang variatif/ kurang menarik. Tidak adanya SOP.
Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang ASI Ekslusif.Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan .
Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif
MachineTidak adanya Brosur, Pamflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.
No. Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Penyebab Masalah
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.
Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
2. Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula
Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
3. Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif
Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader
4. Tidak adanya SOP Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar petugas kesehatan.
a. Pengambilan Keputusan
41
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,
sebagai berikut:
A. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
B. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan
minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan
memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
C. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader
D. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas
kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar
1. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan
minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan
memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
2. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
3. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader
42
Lingkungan
Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikanPerilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungaiKurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jambanPersepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban
Cakupan Penduduk yang Memanfaatkan Jamban
Machine
Kurangnya Brosur, Leaflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban
I. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMBAN DENGAN FISH BONE
J. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMABAN
Dari hasil penyebab – penyebab permasalahan yang timbul pada manajemen
dan dimensi mutu Puskesmas Kajoran I, maka dilanjutkan dengan penentuan
prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison dan Diagram
Pareto.
Tabel Penentuan Penyebab Masalah Paling Mungkin dengan Paired Comparison
No. PENYEBAB MASALAH I II III IV V VI Total
1 Kurangnya media promosi 1
2
1
3
1
4
1
5
1
65
2 Penduduk suka memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
2
3
2
4
2
5
2
61
3 Penduduk lebih menyukai BAB di sungai
3
4
3
5
3
62
4 Kurangnya kesadaran penduduk 4
5
4
64
5 Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban
5
63
6 Tidak adanya lahan 0
43
JAMBAN
% Kumulatif
% Frekuensi
Tabel Pareto
No Penyebab Masalah Frekuensi Persen Frekuensi
Jumlah Kumulatif
Persen Kumulatif
1. Kurangnya media promosi
5 33,3% 5 33,3%
2. Kurangnya kesadaran penduduk
4 26,7% 9 60%
3. Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban
3 20% 12 80%
4. Penduduk lebih menyukai BAB di sungai
2 13,3% 14 93,3%
5. Penduduk suka memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
1 6,7% 15 100%
Grafik Analisis Pareto
44
1 2 3 4 50
20
40
60
80
100
120
ANALISIS PARETO
C. Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Tujuan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya media
promosi
Untuk mengetahui
dengan pasti
media promosi
apa saja yang
dibutuhkan
Tenaga
Kesehatan
Puskesmas
Pembuatan SOP
spesifik untuk
program
pemanfaatan
jamban
Meningkatkan
promosi tentang
pemanfaatan
jamban
Membeli media
promosi dengan
menggunakan
penggalangan
dana sehat
seefektif
mungkin.
Menambah media
promosi tanpa
mengeluarkan
biaya tambahan
Tenaga
Kesehatan
Puskesmas
Memanfaatkan
alat-alat yang
tersedia di
puskesmas
sebagai media
promosi.
2. Kurangnya
kesadaran
penduduk
Meningkatkan
kesadaran
penduduk akan
pemanfaatan
jamban
Penduduk
setempat
Memberikan
penyuluhan
maupun
pendidikan
tentang manfaat
pengunaan
jamban dan
dampak negatif
pada masyarakat
jika tidak
45
menggunakan
jamban
Memberikan
motivasi kepada
masyarakat untuk
pemanfaatan
jamban.
3. Persepsi
masyarakat tentang
mahalnya
membangun
jamban
Mengubah
persepsi
masyarakat
tentang mahalnya
membangun
jamban
Penduduk
setempat
Pembagian
jamban angsatrin
kepada penduduk
yang belum
memiliki jamban,
serta pengawasan
dalam pembuatan
jamban disetiap
rumah.
46
Mengadakan
iuran sukarela
dari masyarakat
desa untuk
kepentingan
pembangunan
jamban bagi
penduduk yang
kurang mampu
a. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis diatas.
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Biaya yang dikeluarkan < Rp 400.000,00
- Hasil dapat dilihat dalam waktu maksimal 1 bulan
b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Biaya operasional murah
- Pelaksanaan mudah
- Melibatkan masyarakat
3. Menetapkan bobot kriteria keinginan
Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Biaya operasional murah : bobot 15
b. Pelaksanaan mudah : bobot 10
c. Melibatkan masyarakat : bobot 5
47
4. Inventarisasi alternatif :
A. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan
pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu.
B. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana
sehat seefektif mungkin.
C. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi.
D. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat
pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak
menggunakan jamban.
E. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.
F. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki
jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah.
G. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban.
Alternatif pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah enam alternatif
pemecahan masalah, yaitu :
1. Pembuatan SOP spesifik tentang program pemanfaatan jamban
2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat
seefektif mungkin.
3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi.
4. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan
jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan
jamban.
5. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.
6. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki
jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah.
7. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan
pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu.
Keputusan Tetap
Setelah mempertimbangkan kriteria mutlak dan keinginan, maka keputusan
tetap yang diambil adalah :
1. Pembuatan SOP spesifik tentang program pemanfaatan jamban
2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat
seefektif mungkin.
3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi.
50
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Penanganan
Method
Lingkungan
Pemikiran warga yang kurang kooperatifTingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau
Man
Tidak adanya SOP dalam program giziSistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiriProgram dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri
Kurangnya personal dalam bidang giziKurangnya sosialisasi petugas terhadap wargaPetugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru melalui pelatihan atau seminar
K. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH GIZI BURUK DENGAN FISH BONE
L. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMABAN
Tabel 19. Analisa Penyebab Masalah Paired Comparison
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
1 1 1 4 1 1 1 8 9 1 1 1 1 1 10
2 3 4 5 6 2 8 9 10 11 2 13 2 3
3 4 5 6 3 8 9 3 11 3 13 3 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13
5 6 5 8 9 5 11 5 13 5 6
6 6 8 9 6 11 6 13 6 7
7 8 9 10 11 7 13 7 2
8 8 8 8 8 8 8 12
9 9 9 9 9 9 11
10 11 10 13 10 4
11 11 13 11 8
12 13 14 0
13 13 9
14 1
51
GIZI BURUK
Tabel 20. Tabel Pareto
NO MASALAH N %N
Kumulatif
%
Komulatif
1 Tidak adanya SOP
dalam program gizi 10 10,98 10 10,98
2 Sistem pelaporan
yang kurang
terstruktur tapi
sudah mandiri
3 3,29 13 14,27
3 Program dipilah-
pilah oleh dinas
kesehatan sendiri5 5,49 18 19,76
4 Pemikiran warga
yang kurang
kooperatif
13 14,28 31 34,04
5 Tingkat pendidikan
dan kurangnya
pengetahuan
masyarakat
6 6,59 37 40,63
6 Tingkat sosial
ekonomi
masyarakat yang
kurang
7 7,69 44 48,32
7 Rumah warga yang
jaraknya susah
dijangkau
2 2,19 46 50,51
8 Kurangnya personal
dalam bidang gizi12 13,18 58 63,69
9 Kurangnya
sosialisasi petugas
11 12,08 69 75,77
52
terhadap warga
10 Petugas kesehatan
kurang mengupdate
pengetahuan baru
melalui pelatihan
atau seminar
4 4,39 73 80,16
11 Tidak pernah
diikutsertakan
dalam lokmin
triwulan
8 8,79 81 88,95
12 Kepala puskesmas
kurang
bersosialisasi
dengan pemegang
program
0 0 81 88,95
13 Kurangnya
pengawasan petugas
puskesmas terhadap
pelaksanaan
program di luar
gedung
9 9,89 90 98,84
14 Tidak adanya
reward positif bagi
petugas yang
berprestasi
1 1,09 91 100
Total 91 100 91 100
53
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah
Analisis
Penyebab
N % N Kumulatif % kumulatif
4 13 14,28 13 14,28
8 12 13,18 25 27,46
9 11 12,08 36 39,54
1 10 10,98 46 50,52
13 9 9,89 55 60,41
11 8 8,79 63 69,2
6 7 7,69 70 76,89
5 6 6,59 76 83,48
3 5 5,49 81 88,97
10 4 4,39 85 93,36
2 3 3,29 88 96,65
7 2 2,19 90 98,84
14 1 1,09 91 100
12 0 0 91 100
Diagram Pareto
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 140
102030405060708090
100
%% kumulatif
Alternatif Pemecahan Masalah
54
Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternative pemecahan masalah
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu – ibu
agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
2. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan personal dalam
bidang gizi
3. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam memberikan
penyuluhan dan pemantauan
4. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan menggunakan
penggalangan dana sehat seefektif mungkin
5. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas
kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi kesepakatan antar
petugas kesehatan.
6. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader – kader
posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di setiap kegiatan
mengenai tumbuh kembang balita.
7. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi
8. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat
a. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis diatas.
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
3. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
i. Dana
ii. Tenaga
iii. Waktu
iv. Sarana
4. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
55
i. Biaya pelaksanaan murah
ii. Mudah pelaksanaan
iii. Libatkan masyarakat
iv. Pelaksanaan berkesinambungan
5. Menetapkan bobot kriteria keinginan
Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Biaya pelaksanaan murah : bobot 10
b. Mudah pelaksanaan : bobot 8
c. Libatkan masyarakat : bobot 6
d. Pelaksanaan berkesinambungan : bobot 5
6. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan – kemungkinan cara untuk
mencapai tujuan :
A. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –
ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
B. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan
personal dalam bidang gizi
C. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam
memberikan penyuluhan dan pemantauan
D. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan
menggunakan penggalangan dana sehat seefektif mungkin
E. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak
dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi
kesepakatan antar petugas kesehatan.
F. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader
– kader posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di
setiap kegiatan mengenai tumbuh kembang balita.
G. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi
H. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat
7. Skoring alternatif pemecahan masalah
56
Tabel 22. KRITERIA MUTLAK
Alternati
f
Kriteria Mutlak
L/TLTenag
a
Dan
a
Saran
a
Targe
t
A v V v v L
B v V v xT
L
C v V v v L
D v X v vT
L
E v V v v L
F x X x vT
L
G v V v v L
H x X x xT
L
Tabel 23. KRITERIA KEINGINAN
Kriteria A C E G
Biaya pelaksanaan
murah (bobot 10)
4x10 = 40 4x10 = 40 2x10 = 20 3x10 = 30
Mudah Pelaksanaan
(bobot 8)
3x8 = 24 2x8 = 16 2x8 = 16 3x8 = 24
Libatkan
Masyarakat (bobot
6)
3x6 =18 2x6 = 12 1x6 = 6 1x6 = 6
Berkesinambungan
(bobot 5)
4x5 = 20 3x5 = 15 2x5 = 10 3x5 = 15
57
Total 102 83 52 75
b. Keputusan yanag diambil
Penentuan Keputusan Sementara
Dari kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan alternatif
pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah alternatif pemecahan
masalah :
A. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –
ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
C. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam
memberikan penyuluhan dan pemantauan
8. Konsekuensi
A. Tidak ada konsekuensi
C. Melakukan pembinaan kepada kader, konsekuensi biaya mahal
9. Keputusan Tetap
Setelah mempertimbangkan konsekuensi yang ada, maka keputusan
tetap yang diambil adalah memberikan penyuluhan maupun pendidikan
kesehatan kepada ibu – ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi
pada balita
58
Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Biaya Waktu Pelaksana Tempat Indikator Keberhasilan
Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
Untuk menumbuhk-an persepsi yang benar pada ibu yang menyusui
Semua kaum wanita usia produktif
Edukasi dan penyuluh-an
Anggaran dana puskesmas
Fleksibel(saat ANC, kunjungan ibu hamil dll)
Tenaga medis dipuskes-mas
Posyandu, rumah penduduk
Berubahnya persepsi masyarakat tentang ASI ekslusif
Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
Untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya ASI Ekslusif
Semua kaum wanita usia produktif
Kunjungan posyandu dan rumah ke rumah
Anggaran dana puskesmas
Setiap saat Mulai januari 2011
Bidan Rumah warga, Posyandu, dan Puskesmas
Masyarakat sadar akan pentingnya ASI ekslusif
Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan
Meningkatk-an pengetahuan
Tenaga kesehatan puskesmas
Pelatihan dan pembinaan
Anggaran dana puskesmas
28 desember 2011
Tenaga medis dipuskes-
puskesmas Meningkatnya pengetahuan dan skill tenaga kesehatan
1
POA ASI EKSLUSIF
dan kader tenaga kesehatan
mas
No Kegiatan Januari Februari Maret
1 Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan jamban.
2 Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media promosi.
3 Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.
2
POA JAMBAN
KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE BIAYA WAKTU PELAKSANA TEMPAT INDIKATOR KEBERHASILAN
Persiapan : -Pembentukan panitia untuk pembuatan jadwal (rapat staf)
-Koordinasi dengan pihak terkait (kadus, kader)
-Pengumpulan bahan dan materi
-Pembuatan jadwal
Pembagian tugas masing-masing staff
Pembagian tugas
Panduan dalam pembuatan perencanaan
Program kegiatan
Pimpinan unit yang terkait dan staf
Kadus dan kader
Petugas puskesmas dan kepala puskesmas
Petugas puskesmas
Pertemuan dan diskusi
Pertemuan dan diskusi
Pengumpulan bahan dan materi
Pertemuan dan diskusi
-
-
Biaya operasi-onal puskesmas
Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012
Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012
Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012
Minggu ke 1 bulan 1 tahun
Pimpinan dan Petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Terbentuk panitia dan kesepakatan kegiatan
Terkoordinasinya pihak terkait
Terkumpulnya bahan dan materi yang diperlukan untuk perencanaan
Terbentuknya Jadwal
3
POA GIZI BURUK
berjalan sesuai program dan efektif
dan kepala puskesmas
2012
Pelaksanaan : penyuluhan tentang pemberian makanan yang bergizi pada balita dan pemberian makanan tambahan bagi balita yang gizinya kurang
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi balita
Petugas Puskesmas,Camat, Kades,kader
Diskusi dan pertemuan
Biaya operasi-onal puskes-mas
Minggu ke 1 bulan 2 tahun 2012
Petugas puskesmas khususnya petugas gizi
Puskesmas dan posyandu
- Peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi balita- Peserta memahami mengenai masalah gizi balita
Pemantauan: pelaksanaann dan hasil kegiatan
Memantau keberhasil-an promosi kesehatan
Petugas puskesmas
Observasi - Minggu ke 1 bulan 1-minggu ke 1 bulan 2 tahun 2012
Kepala puskesmas dan staff
Puskesmas - Terpantau pelaksanaan koordinasi dengan baik- Adanya hasil pemantuan atau observasi
4
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. ASI EKSLUSIF
Dari hasil peninjauan selama empat hari di Puskesmas Kajoran I
teridentifikasi sebanyak 16 masalah, antara lain :
PENCAPAIAN MASALAH BESAR MASALAH
1. Cakupan Kunjungan Bumil K4
91,65 1. Cakupan Kunjungan Bumil K4
8,35
2. Cakupan Kunjungan Bayi
13,73 2.Cakupan Kunjungan Bayi
86,27
3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi
96 3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi
4
4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
91,24 4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
8,76
5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa
82,83 5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa
17,17
6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi
42,04 6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi
57,96
7. Rumah Sehat 24,01 7. Rumah Sehat 75,99
8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban
22,6 8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban
27,4
9. Rumah yang mempunyai SPAL
30,9 9. Rumah yang mempunyai SPAL
69,1
10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1
87 10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1
13
11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2
78,38 11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2
21,62
12. BCG 93,05 12. BCG 6,95
13. DPT 1 90 13. DPT 1 10
14. DPT 3 86,85 14. DPT 3 13,15
15. Hepatitis B1 Total 90 15. Hepatitis B1 Total 10
16. Hepatitis B3 92,94 16. Hepatitis B3 7,06
17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan
34,7 17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna)