Top Banner
LAPORAN MAKALAH Skenario I “Ada apa dengan kencing Ny. endang.....Disusun Oleh : kelompok IV Anggota : Azmi Alfita Fadhlina Muharmi Hrp Feldi Widianto Husni Widyawati Maimanah Mitha Pradini Sofi Sumarlin Ucky Saura Welle Yuriza Yaoli Susantri FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2008
46

Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Nov 27, 2015

Download

Documents

nasnalanda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

LAPORAN MAKALAHSkenario I

“Ada apa dengan kencing Ny. endang.....”

Disusun Oleh : kelompok IVAnggota : Azmi Alfita

Fadhlina Muharmi HrpFeldi Widianto

Husni WidyawatiMaimanah

Mitha PradiniSofi SumarlinUcky SauraWelle Yuriza

Yaoli Susantri

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU

2008

KATA PENGANTAR

Page 2: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan ini.

Laporan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi

siapapun yang membacanya dan dapat dipetik pelajarannya. Pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis juga mengucapkan maaf jika terdapat kekurangan baik dalam

penulisan ataupun penyampaian.

Oleh sebab itu, semua saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini

kedepannya.

Pekanbaru, 4 Januari 2010

Wassalam

Penulis

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar isi............................................................................................................

Page 3: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang dan tujuan.....................................................................

Bab 2 Infeksi Saluran Kemih

2.1 Defenisi ISK....................................................................................

2.2 Etiologi ISK...................................................................................

2.3 Epidemiologi ISK............................................................................

2.4 Faktor resiko ISK...........................................................................

2.5 Patogenesis ISK............................................................................

2.6 Klasifikasi ISK..............................................................................

2.7 Diagnosis banding ISK.................................................................

2.8 Diagnosis ISK................................................................................

2.9 Komplikasi ISK..............................................................................

2.10 Tatalaksana ISK........................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................

BAB IPERMASALAHAN

Page 4: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

1. Latar Belakang

Fakultas Kedokteran Universitas Riau memiliki beberapa program dalam

melaksanakan kegiatan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum Problem

Based Learning ( PBL ), diantaranya kegiatan tutorial. Tutorial merupakan salah

satu hal penting dalam proses belajar, dimana mahasiswa membangun

pengertian dan pemahaman melalui partisipasi aktif dan berbagi pengetahuan.

Suatu perubahan dalam pemahaman dapat terjadi melalui interaksi sosial

dimana mahasiswa akan menjelaskan suatu topik bahasan kepada peserta

diskusi lain dalam kelompok tutorial. Tutorial diberikan kepada para mahasiswa

untuk mengetahui dan menilai pemahamannya terhadap sesuatu. Sebelumnya

mahasiswa telah mendapatkan beberapa penugasan, kemudian hasilnya

didiskusikan dalam kelompok yang difasilitasi oleh seorang tutor.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan resume ini adalah melengkapi tugas tutorial

dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian blok VIII. Sedangkan bagi

pembaca resume ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan yang sangat

berguna bagi proses perkuliahan di Fakultas Kedokteran ini.

3. SkenarioAda apa dengan kencing Ny Endang

Nyonya endang umur 40 tahun datang ketempat oprak dokter karena

mengeluh sering kencing yang disertai nyeri semenjak dua minggu yang

lalu. Pasien tidak merasa demam tetapi mengelihkan urinnya bewarna

keruh. Pasien sudah berobat ke Pukesmas seminggu yang lalu dan telah

diberikan antibiotik tetapi tidak ada perubahan. Tidak ada riwayat keluarga

menderita diabetes, tetapi ada riwayat keluarga batuk darah.

Page 5: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Pada pemeriksaan fisik paru dijumpai dalam batas normal. Hanya

ditemukan nyeri tekanan suprapubik.

Pada pemeriksaan urinalisis Urinalisis rutin tidak ditemukan kelainan,

hanya ditemukan urin keruh. Pada kultur urin setelah lima hari bebas

antibiotik tidak dijumpai bakteri, kemudian dokter menganjurkan untuk

pemeriksaan serologi.

4. Terminologi

1. Nyeri tekan supra pubik : nyeri yang dirasakan di atas pubis

2. Urinalisis : suatu pemeriksaan urin yang terdiri dari pemeriksaan

makroskopis ( warna, bau, dan berat jenis), makroskopis ( se- sel

kimiawi), kimiawi (derajat keasaman/Ph, protein dan gula dalam urin)

3. Kultur urin : pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya

infeksi saluran kemih dengan cara membiakkan bakteri untuk

mengidentifikasi bakteri untuk memilih anti biotik yang tepat.

4. Pemeriksaan serologi : pemeriksaan untuk mendeteksi antigen antibodi

invitro.

5. Masalah

Identitas : perempuan 40 tahun

KU : sering kencing, nyeri saat kencing

RPS : urin bewarna keruh, nyeri sejak 2 minggu yang lalu

Riwayat pengobatan : telah diberi antibiotik

Riwayat penyakit keluarga : batuk darah

PF : nyeri tekan suprapubik

P. Urinalisis : urin keruh

Kultur urin : bakteri negatif

Page 6: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

6. Analisis masalah

KU

Kenapa bisa Sering kencing ?

1. Karena kapasitas buli- buli menurun dan ketika belum terisi penuh

ransangan miksi telah terjadi

2. Cairan tubuh yang berlebihan

3. Spingter tak mampu menahan

4. Ginjal tidak mampu memfiltrasi dengan baik

Kenapa bisa Nyeri ?

1. Bisa dapat disebabkan adanya infeksi pada vesika urinaria, uretra dan

prostat

2. Biasanya berhubungan denga inflamasi akut pada vesika urinaria, uretra

dan prostat. Dimana wanita lebih rentan terkena ini di sebabbkan karena

wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada uretra pada pria

RPS

1. Partikel padat pada urin seperti sel epitel, lemak, bakteri, kristal mineral

2. Demam tidak muncul karena karena bakteri baru menginfeksi uretra dan

kandung kemih

3. Demam dapat terjadi bila infeksi mengenai ginjal

RIWAYAT PENGOBATAN

Karena tidak sesuai dengan etiologi dengan antibiotik yan diberikan atau

terjadi resistensi

RIWAYAT KWLUWRGA

1. Infeksi, tumor

Page 7: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

7. Learning issues

1. ETIOLOGI, EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO ISK

2. PATOGENESIS ISK

3. PEMERIKSAAN FISIK DAN TATALAKSANA ISK

4. KOMPLIKASI ISK

5. DIAGNOSIS BANDING DAN DIAGNOSIS ISK

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Page 8: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

a. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran

kemih, terutama termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu

organisme (Corwin, E.J,2001: 480)

b. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan

pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, B,1998: 121)

c. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di

dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,

virus/ mikroorganisme lain (Waspadji, S,1998: 264)

d. Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk

mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus

Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)

2.2 ETIOLOGI

Infeksi saluran kemih (ISK) dapat disebabkan oleh bakteri, virus ataupun

jamur. Namun, ISK yang disebabkan oleh virus dan jamur sangat jarang terjadi.

Di bawah ini adalah beberapa bakteri yang dapat menyebabkan ISK :

a. Basil Gram Negatif

E. coli (menyebabkan 80% ISK)

Klebsiella

Enterobacter

Serratia

Proteus

Pseudomonas

Providencia

Morganella

b. Staphylococcus saprophyticus (menyebabkan 10% ISK tak berkomplikasi)

c. Staphylococcus epidermis (biasanya nosokomial)

Page 9: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

d. Staphylococcus aureus (dapat menyebar hematogen)

e. Streptococcus agalactiae (biasanya berhub. dgn DM)

f. Enterococcus fecalis (menyebabkan 15% infeksi nosokomial)

g. Anaerob (jarang)

h. Candida albicans (biasanya terjadi bersama DM, pemakaian kateter dan

pasien imunokompromise)

i. Torulopsis glabrata

j. Chlamydia trachomatis

2.3 EPIDEMIOLOGI

a. Epidemiologi ISK Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin

• Untuk rentang usia 1 tahun, bakteriuria lebih banyak ditemukan pada

anak laki-laki dibanding anak perempuan.

– Anak laki-lakià 2.7%

– Anak perempuanà 0.7%

Page 10: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Untuk rentang usia 6 bulan, pada anak laki-laki yang tidak disirkumsisi,

maka kecenderungan untuk menderita ISK akan lebih besar.

– Anak laki-laki yang disirkumsisià 0,11%

– Anak laki-laki yang tidak disirkumsisià 1,12%

• Untuk rentang usia 1-5 tahun, kecenderungan anak perempuan untuk

menderita ISK naik menjadi 4.5%, sedangkan insidensi pada anak laki-

laki turun menjadi 0.5%. Kebanyakan ISK tersebut dikarenakan

abnormalitas kongenital dari Traktus urinarius seperti pada vesikouretral

reflux atau adanya obstruksi.

• Untuk rentang usia 6-15 tahun, insidensi ISK pada anak perempuan tetap

lebih tinggi (dengan persentase yang sama dengan sebelumnya)

dibanding pada anak laki-laki.

• Di masa dewasa, insidensi ISK pada perempuan meningkat signifikan

hingga 20% sedangkan insidensi ISK pada pria tetap 0,5 %

• Untuk rentang usia 36–65 th, insidensi ISK meningkat baik pada wanita

maupun pria.

– Priaà 20% (Faktor Risiko: hipertrofi atau obstruksi prostat,

kateterisasi, pembedahan)

– Wanitaà 35% (Faktor Risiko : gynecologic surgery dan bladder

prolapse)

• Untuk pasien usia di atas 65 th, Insidens ISK menigkat baik pada pria

maupun wanita. Inkontinensia ataupun pemakaian kateter yang lama

merupakan faktor risiko.

• Tingkat morbiditas dan mortalitas akan lebih tinggi pada anak usia di

bawah 1 th atau pada lansia (>65 th).

Page 11: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

b. Pasien Risiko Tinggi

a. Kehamilan

Pada masa kehamilan, terjadi perubahan anatomi maupun fisiologis

saluran kemih yang disebabkan oleh peningkatan kadar progesterone dan

obstruksi akibat pembesaran uterus.

b. Usia Lanjut

Prevalensi ISK meningkat secara signifikan pada lansia. Dikatakan

bahwa ISK adalah penyebab bakeriemia terbanyak pada lansia.

c. Diabetes

Prevalensi bakteriuria asimptomatik pada pasien wanita dengan DM lebih

tinggi daripada wanita tanpa DM, demikian pula risiko untuk

mendapatkan penyulit juga akan lebih besar.

2.4 FAKTOR RESIKO

a. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, ISK lebih banyak diderita oleh wanita, hal ini

dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

Uretra wanita lebih pendek daripada pria

Higienisasi, dalam hal ini salah satu contohnya adalah cara mencebok

pada wanita. Cara mencebok yang benar adalah dari depan ke belakang,

Page 12: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

hal ini dilakukan agar flora normal tidak berpindah dari belakang ke

bagian depan seperti pada anus dan vagina.

b. Obstruksi aliran urin

Bila terjadi penumpukan urin, tempat tersebut akan menjadi media

penumpukan bakteri yang nantinya dapat menyebabkan ISK.

c. Diabetes melitus

d. Instrumentasi

Dalam hal ini, contohnya adalah pemakaian kateter.

e. Aktivitas seksual

Jika seseorang tidak buang air kecil sebelum melakukan hubungan seksual,

maka uretranya akan penuh. Jika uretranya pendek, kemudian terkena

gesekan saat berhubungan seks maka kuman-kuman gampang terdorong

masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi

f. Urine sisa dalam vesika urinaria

Urine sisa dalam vesika urinaria menyebabkan di kandung kemih selalu

terdapat air seni yang merupakan media pertumbuhan kuman dan nantinya

berpotensi menyebabkan ISK.

g. Kehamilan

Hal-hal yang menyebabkan ISK mudah terjadi pada saat kehamilan adalah :

Defisiensi estrogen menyebabkan daerah genitalia menjadi lebih kering

sehingga lebih mudah terinfeksi

Keasaman vagina juga berkurang sehingga perlindungan umum daerah

mukosa menjadi berkurang

h. Lansia

Pada lansia, hal yang menyebabkan mudah terjadinya ISK adalah :

Gangguan faal kognitif seperti demensia (terutama demensia sedang

sampai berat) akan mengakibatkan usaha perawatan diri sendiri terganggu

Defisiensi estrogen (pada wanita)

Page 13: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Menurunnya status fungsional pascastroke menyebabkan kemampuan

gerak ekstremitas berkurang yang mengakibatkan ketidakseimbangan

postural serta gangguan koordinasi mengakibatkan usia lanjut menjadi

kurang seksama dalam melaksanakan aktivitas membersihkan diri sendiri,

termasuk daerah genitalia.

2.5 PATOGENESIS ISK

Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari

mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat

mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berbiak di dalam media

urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara :

1. ascending

2. hematogen seperti pada penularan M. tuberculosis atau S. aureus

3. limfogen

4. langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi

Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara

ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal

dari flora normal usus dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina,

prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus. Mikroorganisme

memasuki saluran kemih melalui uretra – prostat – vas deferens – testis (pada

pria) – buli-buli – ureter, dan sampai ke ginjal.

Page 14: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan

antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel

saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh

karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent

meningkat.

Faktor dari host

Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam

saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah

1. pertahanan lokal dari host

mekanisme pengosongan urine yang teratur dari buli-buli dan

gerakan peristaltik ureter (wash out mechanism)

derajat keasaman (pH) urine yang rendah

adanya ureum di dalam urine

osmolalitas urine yang cukup tinggi

estrogen pada wanita pada usia produktif

panjang uretra pada pria

adanya zat antibakteria pada kelenjar prostat atau PAF (prostatic

antibacterial factor) yang terdiri atas unsur Zn

uromukoid (protein Tamm-Horsfall) yang menghambat

penempelan bakteri pada urotelium

2. Peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas imunitas humoral

maupun imunitas seluler

Kuman E.coli yang menyebabkan ISK mudah berbiak di dalam urine, di

sisi lain urine bakterisidal terhadap hampir sebagian besar kuman dan spesies E

Page 15: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

coli. Derajat keasaman urine, osmolalitas, kandungan urea dan asam organik,

serta protein-protein yang ada di dalam urine bersifat beakterisidal.

Protein di dalam urine yang bertindak sebagai bakterisidal adalah

uromukoid atau protein Tamm-Horsfall (THP). Protein ini disintesis sel epitel

tubuli pars ascenden Loop of Henle dan epitel tubulus distalis. Setelah

disekresikan ke dalam urine, uromukoid ini mengikat fimbria bakteri tipe I dan

S sehingga mencegah bakteri menempel pada urotelium. Sayangnya protein ini

tidak dapat berikatan dengan pili P sehingga bekteri yang mempunyai jenis pili

ini, mampu menempel pada urotelium. Bakteri jenis ini sangat virulen

dibandingkan dengan yang lain. Pada usia lanjut, uromukoid mengadakan

ikatan dengan neutrofil sehingga meningkatkan daya fagositosisnya.

Sebenarnya pertahanan sistem saluran kemih yang paling baik adalah

mekanisme wash out urine, yaitu aliran urine yang mampu membersihkan

kuman-kuman yang ada di dalam urine. Gangguan dari mekanismeitu

menyebabkan kuman mudah sekali mengadakan replikasi dan mempel pada

urotelium. Supaya aliran urine adekuat dan mampu menjamin mekanisme wash

out adalah jika

1. jumlah urine cukup

2. tidak ada hambatan di dalam saluran kemih

Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan pada gagal ginjal,

menghasilkan jumlah urine yang tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadi

infeksi saluran kemih.

Keadaan lain yang bisa mempengaruhi aliran urine dan menghalangi

mekanisme wash out adalah adanya

1. stagnasi atau stasis urine

2. didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai

tempat persembunyian oleh kuman

Stagnasi urine bisa terjadi pada keadaan

Page 16: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

1. miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing

2. obstruksi saluran kemih seperti pada BPH, striktura uretra, batu saluran

kemih atau obstruksi karena sebab lain

3. adanya kantong-kantong di dalam saluran kemih yang tidak dapat

mengalir dengan baik misalkan pada divertikula

4. adanya dilatasi atau refluks sistem urinaria

Batu saluran kemih, benda asing di dalam saluran kemih (di antaranya

adalah pemakaian kateter menetap) dan jaringan atau sel-sel kanker yang

nekrosis kesemuanya merupakan tempat persembunyian bakteri sehingga sulit

untuk dibersihkan oleh aliran urine.

Faktor dari mikroorganisme

Bakteri diperlengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di

permukaannya. Pili berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor

yang ada di permukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya, terdapat 2 jenis

bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu baketri tipe pili 1 ( yang

banyak menimbulkan infeksi pada sistitis) dan tipe pili P (yang sering

menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.

Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen,

menghasilkan toksin (hemolisin) dan menghasilkan enzim urase yang dapat

merubah suasana urine menjadi basa.

2.6 KLASIFIKASI INFEKSI SALURAN KEMIH

a. Klasifikasi berdasarkan klinis

ISK UNCOMPLICATED

Page 17: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Infeksi terjadi pada saluran kemih yang struktur anatomi dan

fungsionalnya normal

Jarang menyebabkan insufisiensi ginjal kronik

Sering mengalami infeksi berulang

Pada usia lanjut terutama mengenai wanita

Infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih

ISK COMPLICATED

ISK dengan kelainan anatomi dan fungsi saluran kemih serta pada

pasien dengan penurunan daya tahan (imunocompromise)

Sering menyebabkan insufisiensi ginjal kronik

Lebih sering terjadi resistensi bakteri terhadap anti biotika

Respon pengobatan kadang mengecewakan

Terjadi bila terdapat keadaan :

- Kelainan saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko

uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter

kandung kencing menetap dan prostatitis.

- Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.

- Gangguan daya tahan tubuh

- Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen

Berdasarkan lokasi infeksi:

ISK BAWAH

Persentasi klinis tergantung gender

Perempuan

Page 18: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Sistitis : persentasi klinis infeksi kandung kemih disertai

bakteriuria bermakna

• Sindrom Uretra Akut (SUA) : persentasi klinis sistitis tanpa

mikroorganisme (steril) / sistitis bakterialis

Laki-laki

• sistitis, prostatitis, epidimidis & uretritis

Gejala:

Nyeri Suprapubik

Disuria

Frekuensi

Hematuria

Urgensi

Stranguria

SINDROM URETRA AKUT (SUA)

3 kelompok pasien :

• Pasien dengan piuria, diakan urin dapat diisolasi E. coli dengan

cfu/ml 103-105

-sumber infeksi berasal dari kelenjar peri-uretral atau uretra

-Respon baik terhadap AB standar spt ampisilin

• Pasien leukosituri 10-50/lapang pamdang tinggi dan kultur urin

steril

-Biakan khusus ditemukan bakteri anaerob

-Pasien tanpa piuri dan biakan urin steril

Page 19: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

ISK ATAS

Pielonefritis akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang

disebabkan infeksi bakteri.

Pielonefritis kronis (PNK)

Akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak

masa kecil.

Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa

bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim

ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.

Gejala :

– Demam

– Kram

– Nyeri punggung

– Muntah

– Skoliosis

– Penurunan Berat Badan

Berdasarkan gejala

BAKTERIURI SIMPTOMATIK

Bakteriuri bermakna tanpa disertai presentasi klinis ISK

BAKTERIURI ASIMPTOMATIK

Bakteriuri bermakna disertai presentasi klinis ISK

berdasarkan epidemiologi

Page 20: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Community Acquired

- Infeksi saluran kemih yang terjadi di masyarakat

- 80% disebabkan oleh E. coli

Hospital/Nosocomial Acquired

- Infeksi saluran kemih yang didapat di rumah sakit

- Berhubungan dengan kateterisasi, sekitar 40% dari infeksi nosokomial

- ISK di ICU lebih sering daripada di ruangan umum yaitu 42%: 13%,

sebagian besar (47%) terjadi pada pasien yang menggunakan ventilator

mekanik.

- ICU yang menggunakan ventilator mekanik dalam waktu 7,9 hari

setelah pemakaian ventilator dan kemudian menimbulkan kematian

pada 3342% pasien di antaranya

ISK REKURENS

Re-infeksi

ISK dimana episode infeksi dengan interval > 6 minggu dengan

mikroorganisme berlainan

Berulangnya gejala serangan ISK, yang diantarai dengan adanya

interval masa bebas gejala

biasanya akibat reinfeksi oleh bakteri yang sama tetapi dengan spesies

/ serotipe berbeda dan bukan disebabkan oleh gagalnya eradikasi

bakteri dari dalam saluran kemih

Relapsing Infection

ISK yang setiap kali infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang

sama oleh karena sumber infeksi tidak mendapat terapi yang adekuat

Page 21: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

ISK yang relaps ini, biasanya berhubungan dengan adanya kelainan

struktur saluran kemih ataupun karena adanya batu

2.7 DIAGNOSIS BANDING

A. BATU SALURAN KEMIH

Batu saluran kemih (batu urin) terdiri dari produk metabolisme yang ada

pada filtrat glomeruli normal, sering pada konsentrasi yang melewati

kelarutan maksimumnya. Batu saluran Kemih (BSK) atau urin merupakan

masalah kesehatan yang besar yang sudah lama dikenal, dan menempati

urutan ketiga di bidang urology setelah penyakit infeksi saluran kemih (ISK)

dan kelainan prostat Batu Ginjal & Batu Ureter Diagnosis Nyeri (kolik/non-

kolik). Nyeri pada saat miksi (batu terletak disebelah distal ureter).

Hematuria (trauma mukosa pd sal kemih yg disebabkan oleh batu. Pada PF

bisa di dapatkan: Nyeri ketok pad adaerah kostovertebra teraba ginjal pada

sisi sakit akibat hidronefrosis retensi urin terlihat tanda-tanda gagal ginjal

B. BATU BULI-BULI

Gejala klinis: Nyeri kencing/disuria hingga stranguri Perasaan tidak

enak sewaktu kencing Kencing tiba2 terhenti dan lancar kembali dg

perubahan posisi Refered pain pd ujung penis, skrotum,perineum, pinggang

sampai kaki

C. TRAUMA

Kelainan Traumatik GINJAL Penyebab :

• Truma tajam atau trauma tumpul

Page 22: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

•Dapat menjadi bagian dari multiple trauama.

Gejala klinis :

• Mungkin tidak ditemukan tanda klinis

•Bengkak dan memar daerah pinggang (swelling & bruising renal angle).

•Distensi abdomen akibat penimbunan darah atau urine

•Dapat terjadi ileus

•Respiratory distress akibat penekanan diafragma

•Tahikardi dan hipotensi oleh karena hipovolemia

•HematuriDiagnosis: Lab .urine, hematuri

• Intravenous pyelografi (IVP).

• USG, Terapi :

Konservatif(Conservative management).Total bed rest. Hemodinamik

( Nadi dan tekanan darah) di monitor Evaluasi renal area adanya memar

atau pembengkanan yang bertambah. Produksi urine tiap hari di

evalauasi.

Antibiotik dan analgesik. Bedah (Surgical management), dilakukan bila:

• Traumanya berat dan ada pergeseran ginjal, Perdarahan yang tidak

teratasi.

• Dilakukan bersama-sama laparotomi.

• Terapi konservatif tidak membaik.

• Trauma ginjal terbuka.

D. KELAINAN TRAUMATIK URETER

Penyebab :

Trauma tajam pada kasus multi trauma. Cedera akibat operasi bedah atau

operasi obstetry dan gynekologi.

Gejala :

• Nyeri daerah ginjal akibat adanya sumbatan ureter

•Olygouria / anuria.

Page 23: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

•Terjadi fistula, ureterovaginal fistula.

Diagnosis: IVP, USG.

Terapi :

• Parsial stenosis : dilatasi catater ureter.

• Eksplorasi, reseksi anatomose end to end.

E. KELAINAN TRAUMATIK KANDUNG KEMIH / BLADDER

Penyebab:

• Multiple trauma adalah penyebab paling sering menyebabkan cedera

pada kandung kemih.

• Tindakan operasi : hysterektomi, operasi colon / rectum, operasi

hernia / operasi vagina.

• Endoskopi.

• Spontan.

Gejala klinis

• Umum / general: Shock, Hipotensi, Tachicardi,Demam.

•Lokal: Peritonismus, bengkak dinding abdomen, Perdarahan uretra,

Odem skrotum / labium, Tidak bisa buang air kecil

Diagnosis :

•Klinis: Riwayat tauma, tanda-tanda shock, tidak bisa buang air kecil,

Hematuria.

• Radiology: Cystografi, foto polos abdomen dengan tanda-tanda fraktur

pelvis, cystoscopy.

Terapi :

• Perbaikan hemodinamik

• Operasi

• Antibiotik

Komplikasi :

• Peritonitis

Page 24: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Infeksi Pelvis dan kandung kemih

• Infeksi ginjal

• Infeksi scrotum dan epididimis

• Fistula .

• Osteitis pubis

F. KELAINAN TRAUMATIK URETER

Penyebab :

• Batu uretra, benda asing

• Instrumentasi pada uretra.

• Trauma dari luar: Straddle injury, biasanya mengenai uretra anterior,

Cedera tulang pelvis, mengenai uretra posterior.

• Persalinan lama

•Ruptur yang spontan (biasanya didahului oleh striktur uretra)

Gejala klinis

• Tergantung derajat kerusakan, dapat menyebabkan kesulitan atau tidak

bisa buang air kecil.

• Perdarahan uretra, darah pada meatus uretra eksternus.

• Ruptur uretra posterior, pada rectal toucher ditemuka “floating prostat”.

Diagnosis: Foto Uretrografi.

Terapi: Sistosmtomi, tidak boleh dipasang kateter, Operasi uretroplasti.

G. NEOPLASMA SALURAN KEMIH

1. Adenokarsinoma Ginjal

Tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus proksimal ginjal.

• Nama lain tumor Grawitz, hipernefroma

• Insiden: Dekade 5-7, 3 % tumor ganas pada dewasa.

Etiologi: Banyak Faktor, Tembakau / rokok, Bahan-bahan kimia.

Gejala klinis ;

• Febris, terbebasnya pirogen endogen / nekrosis tumor

Page 25: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Anemi

• Hipertensi, terjadi A-V shunt pada massa tumor

• Tanda-tanda metastasis ke paru dan hepar.

Diagnosis: Gejala klinis, IVP, USG, Ct scan Abdomen

Terapi:

• Nefrektomi, dilakukan nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal

besertakapsula gerota.

• Hormonal, dengan hormon progestagen hasilnya belum banyak

diketahui.

• Immmunoterapi, dengan interferon dan interleukin pemakaiannya

sangat terbatas karena mahal, masih dalam uji coba.

• Radiasi eksterna, tidak efektif karena tumor tidak sensitif terhadap

radiasi.

• Sitostatika, tidak banyak memberi manfaat.

2. Nefroblastoma

Adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak-anak terutama

pada usia kurang 10 tahun, sering pada usia 3,5 tahun. Sering disebut juga

tumor Wilm atau karsinoma sel embrional. Sering diiukuti kelainan

bawaan seperti :

• Aniridia

• Hemihipertropi

• Anomali organ urogenital.

• Neoplasma saluran kemih

• Nefroblastoma.

Gejala klinis :

• Anak dibawah kedokter karena perut membesar, ada bejolan diperut atas

• Kencing berdarah

• Hipertensi.

Diagnosis :

Page 26: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• USG, terdapat massa retropreritoneal sebelah atas.

• IVP, menunjukkan adanya distorsi sistem pelviokalises, mungkin

nonvisualized.Stadium , menurut NWTS ( National Wilm’s Tumor

Study) ada 5 stadium.

1. Tumor terbatas pada ginjal, dapat dieksisi sempurna.

2. Tumor meluas kejaringan sekitar, masih dapat dieksisi sempurna.

3. Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi atau

ruptur yang terjadi sebelum / selama operasi.

4. Metastase hematogen

5. Tumor bilateral.

Terapi:

• Radikal nefrektomi

• Sitostatika, kombinasi antara Actinomisin D dengan Vincristine

hasilnya cukup baik.

• Radiasi eksterna, bersifat radiosensitif

3. Tumor Ureter

Tumor ureter sangat jarang, angka kejadian kurang 1 % dari tumor

urogenital, 75 % maligna. Gejala klinis: Nyeri pinggang,Hematuri

kambuhan, Gejala obstruksi oleh tumor. Diagnosis: IVP (ditemukan filling

defek didalam lumen ureter, hidronefrosis, atau nonvisualized ginjal),

Uretroskopi (untuk melihat tumor sekaligus biopsy). Terapi:

Nefroureterektomi, mengangkat ginjal, ureter beserta cuff buli-buli sebanya

2 cm disekeliling muara ureter.

4. Tumor Buli-buli / Kandung Kemih

Merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Dua kali lebih

banyak pada laki-laki dari wanita. Etiologi / faktor resiko:

• Pekerjaan, pekerja dipabrik kimia, laboratorium ( senyawa amin

aromatik )

• Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamin.

Page 27: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Infeksi saluran kemih, E.Coli dan proteus Spp menghasilkan

karsinogen.

• Kopi, pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka

panjang

dapat meningkatkan resiko karsinoma buli-buli.

Gejala klinis :

• Hematuri tanpa keluhan nyeri ( painless), kambuhan dan seluruh proses

miksi.

• Retensi urine akibat, bekuan darah.

• Udema tungkai, akibat penekanan saluran limfe atau pembesaran

kelenjar limfe di pelvis.

Diagnosis :

• IVP, ditemukan filling defect, hidronefrosis bila terjadi infiltrasi tumor

ke muara ureter.

• CT scan, MRI.

Terapi :

• Reseksi buli-buli,

• Sistektomi radikal.

• Instilasi intra vesika dengan obat-obat : Mitomisin C, 5 FU,

Siklofospamide.

• Radiasi eksterna.

5. Prostat

• Merupakan keganasan yang terbanyak.

• Insiden meningkat karena, meningkatnya umur harapan hidup,

penegakan diagnosis yang lebih baik dan kewaspadaan yang tinggi.

Etiologi :

• Predisposisi genetik

Page 28: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Pengaruh hormonal, hormon androgen dari sel leydic testis dan adrenal

• Diet dan lingkungan

• Infeksi.

Gejala klinis :

Gejala obstruksi saluran kencing, retensi urine, hematuri, hidronefrosis

dan gagal ginjal. Keluhan akibat metastasis, nyeri pada tulang, paraplegi,

fraktur patologi dan edema tungkai.

Diagnosis :

• PSA ( prostat spesifik antigen)

• USG trans rektal

• CT scan, MRI dan bone scanning.

Terapi :

• Observasi, stad awal dengan harapan hidup kurang dari 10 tahun.

• Prostatektomi radikal.

• Radiasi.

• Hormonal, menghilangkan sumber androgen dengan operasi atau

medikamentosa.

2.8

2.9 KOMPLIKASI

a. Komplikasi Sistitis Akut

b. Pada gadis kecil sering terjadi penyulit pielonefritis akut, karena insiden

refluk vesiko-ureter meninggi pada usia muda. Pada orang dewasa

relative jarang ditemukan refluk vesiko-ureter.

c. Komplikasi Sistitis Kronik

d. Sistitis kronik dapat menyebabkan penyulit pielonefritis akibat

penyebaran hematogen atau kebocoran dari katup uretero-vesikal.

Page 29: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

Fibrosis kandung kemih dapat menyebabkan kontraktur dan menurunnya

kapasitas kandung kemih. Stenosis bagian intramural dari ureter dapat

menimbulkan penyulit hidroureter dan hidronefrosis.

e. Komplikasi Pielonefritis Akut

1. Pielonefritis kronik

Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi

akut ini menjadi kronik terutama bila terdapat refluks vesiko ureter.

Pielonefritis kronik ini dapat menyebabkan : insufisiensi ginjal; sklerosis

sekunder mengenai pembuluh darah arterial sehingga menyebabkan

iskemi ginjal dan hipertensi; pembentukan batu dan selanjutnya dapat

menyebabkan kerusakan jaringan/ parenkim ginjal lebih parah lagi.

2. Bakteriemia dan septicemia

Bakteriemia dengan atau tanpa septicemia sering ditemukan pada

pasien-pasien dengan pielonefritis berat. Bakteriemia mungkin juga

menyebabkan infeksi atau pembentukan abses multiple pada bagian

kortek dari ginjal kontra lateral. Bakteriemia disertai septikemi terutama

disebabkan mikroorganisme Gram negative.

3. Pionefrosis

Pada stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyonephrosis

terutama pada pasien DM mungkin disertai pembentukan gas intrarenal

sehingga dapat mmeberikan gambaran radiologik air urogram pada foto

polos abdomen.

d. Komplikasi Pielonefritis Kronik

1. Hipertensi renovaskular

2. Pada wanita hamil pielonefritis kronik dapat menyebabkan keracunan

kehamilan (toksemi gravidarum), prematuritas, infeksi fetal

3. Bakteriemia dengan mikroorganisme Gram negative, osteomielitis dan

Endokarditis

Page 30: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

2.10 PENTALAKSAAN

Prinsip umum pengobatan ISK

Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai

Mengoreksi kelainan anatomis yang merupakan fraktor predisposisi

Tujuan pengobatan ISK

Mencegah dan menghilangkan gejala

Mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria

Mencegah dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif dan murah, aman dengan efek samping yang minimal

ISK bawah (sistitis akut)

Pengobatan umum dapat dilakukan dengan tindakan : • Alkalinisasi urine berikan natrium bikarbonat 16 – 20 gr perhari

• Anti spasme, diberikan untuk mengurangi iritasi kandung kemih

Pengobatan khusus dengan medikamentosa • Nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik, dan tetrasiklin

merupakan obat antibiotik pilihan pertama untuk sistitis akut.

• Golongan sulfonamid cukup efektif tetapi tidak ekspansif.

• Obat-obat yang biasa dipakai untuk pengobatan dosis tunggal antara lain:-Amoksilin 3 gram-Trimetoprim-sulfametoksasol 320 mg- 1600 mg-Sulfisoksasol 2 gram-Trimetoprim 400 mg-Kanamisin 500 mg i.m.-Gentamisin 120 mg i.m.

ISK bawah (sistitis kronis)Pengobatan medikamentosa

• Pemilihan antibiotik seharusnya sesuai dengan bakteriogram.

Page 31: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

• Nitrofurantoin dan sulfonamit dapat diberikan sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram

ISK atas (pielonefritis akut)

Pengobatan umum • Sifatnya simptomatis

• untuk menghilangkan atau meredakan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas.

• Misalnya analgetik, anti spasmodik, alkalinisasi urin dengan bikarbonat.

ISK atas (pielonefritis kronis)

Pengobatan medikamentosa • antibiotik selama infeksi eksaserbasi akut, diberikan kemoterapi yang

intensif.

• Pemilihan macam antibiotik tergantung dari bakteriogram.

• Antibiotik harus diberikan selama 2 – 3 minggu, kemudian diikuti terapi supresif selama beberapa bulan atau tahun

•  

Pengobatan lokal dengan pembedahan • Eradikasi sumber infeksi kronis perlu dipertimbangkan seperti

prostatektomi untuk prostatitis

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Laporan Makalah Skenario 1 Blok 9

1. Suyono, Slamet ; Waspadji, Sarwono ; Lesmana, Laurentius ; Alwi, Idrus ; Setiati,

Siti ; Sundaru, Heru [et al]. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI

2. Purnomo BB. 2003. dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto.

3. Isselbacher et al. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison. Edisi 13. Jakarta :

EGC ; 1999