Top Banner

of 126

Laporan Magang Kerja 2014

Jun 02, 2018

Download

Documents

Yuda Pangestu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    1/126

    i

    i

    STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN

    PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)

    DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK

    (PG. KREBET BARU)BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR

    MAGANG KERJA

    Oleh:MUHAMMAD FARID

    115040201111308

    MINAT BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

    JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

    MALANG

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    2/126

    i

    STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN

    PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)

    DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK(PG. KREBET BARU)

    BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR

    MAGANG KERJA

    Oleh:MUHAMMAD FARID

    115040201111308

    MINAT BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS PERTANIAN

    JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

    MALANG

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    3/126

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN MAGANG KERJA

    STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN

    PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)

    DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK.

    (PG. KREBET BARU)

    BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR

    Disetujui Oleh:

    Pembimbing Lapang Pembimbing Utama

    Karyanto, SP. Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS.Kasie. BST PG. KBB NIP. 19460201 197701 2 001

    Mengetahui

    Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

    Dr. Ir. Nurul Aini, MS.

    NIP. 19601012 198601 2 001

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    4/126

    iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    LAPORAN MAGANG KERJA

    STUDI PRODUKSI DAN UJI KUALITAS RENDEMEN

    PADA TEBU (Saccharum off icinarumL.)

    DI PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA, TBK.

    (PG. KREBET BARU)

    BULULAWANG, MALANG JAWA TIMUR

    Disusun Oleh:

    Muhammad Farid

    115040201111308

    Diperiksa dan disetujui oleh :

    PT. PG. Rajawali IPG. Krebet Baru

    Pembimbing Lapang

    Plantation Manager Kasie. BST PG. KBB

    Zulham Suhud, SP. Karyanto, SP.

    Mengetahui

    General Manager

    Ir. Audry Haris Jolly Lapian

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    5/126

    iv

    RINGKASAN

    Muhammad Farid. 115040201111308. Studi Produksi Dan Uji Kualitas

    Rendemen Pada Tebu (Saccharum off icinarumL.) Di PT Rajawali Nusantara

    Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bululawang, Malang Jawa Timur. Di

    bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS. sebagai pembimbing

    utama dan Karyanto, SP. sebagai pembimbing lapang.

    Tebu (Saccharum officinarum L) ialah tanaman rumput-rumputan yang

    banyak mengandung gula pada batangnya. Namun untuk sampai menghasilkangula, terlebih dahulu tebu hasil panen dari kebun harus segera dikirim ke Pabrik

    Gula (PG) untuk selanjutnya diolah dan tidak boleh melebihi batas 36 Jam setelah

    tebu siap kirim ke PG. Selanjutnya dari pengolahan tebu ini dihasilkan apa yang

    dikenal sebagai Gula Kristal Putih (GKP) dan memenuhi standart gula SHS

    (Superior High Sugar) dan tetes sebagai bahan produk limbah cair. Disamping itu

    proses pengolahan tebu ini juga memproduksi ampas tebu yang kemudian dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan bakar Ketel (Boiler), Media Jamur Merang, serta

    pupuk organik (Kompos). Sedangkan limbah padat (Blotong) yang dihasilkan dari

    proses pemurnian, dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan baku pembuatan pupuk

    organik.

    Produktifitas tanaman merupakan hasil interaksi antara faktor internal

    tanaman dan lingkungan. Tanaman tebu yang memiliki potensi hasil yang tinggi

    masih sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan yang

    optimal akan memberikan produktifitas yang tinggi, namun sebaliknya jika

    keadaan lingkungan kurang optimal. Faktor internal yang mempengaruhi

    produktifitas tebu yaitu varietas dan bibit, sedangkan faktor eksternal yang

    berpengaruh antara lain iklim, kesuburan tanah, kesehatan tanaman, teknik

    budidaya dan proses tebang angkut yang tepat guna, tepat sasaran, serta tepat

    waktu.

    Magang kerja ini dilakukan di PT. Rajawali Nusantara Indonesia Tbk,

    (PG. Krebet Baru) yang terletak di Desa Krebet Senggrong Jl,. Raya Krebet

    Bululawang No. 10 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Magang kerja ini

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    6/126

    v

    dilaksanakan pada tanggal 07 Juli 2014 sampai dengan 07 Oktober 2014. Adapun

    dalam metode magang kerja ini adalah melaksanakan kerja secara langsung

    dilapangan meliputi kegiatan pembibitan, proses taksasi tebu, analisa potensi

    tebang, hingga proses tebang angkut (Panen) yang dibimbing seorang penanggung

    jawab kebun (PLTS) dari BST PG. Krebet Baru. Studi Produksi ini bertujuan

    tidak lain adalah untuk mengetahui sector dalam produksi PG. Krebet Baru

    tentang mekanisme pengolahan dari bahan baku tebu murni hingga menjadi gula

    siap edar di pasaran yakni GKP dan SHS yang merupakan sasaran target terakhir

    yang ingin dicapai oleh managemen PG. Krebet Baru. Selanjutnya untuk

    mengetahui bagaimana tingkat perbandingan kualitas gula yang dihasilkan dari

    kandungan bahan pokok tebu, maka harus ada sistem bagi hasil yang sesuai antara

    petani dengan pihak PG. Adapun istilah yang umum digunakan adalah Rendemen

    (Kualitas mutu kadar gula ) yang dihasilkan dari 1 kg gula dengan bobot rata- rata

    100 Kg bobot tebu / Ha gula yang dihasilkan.

    Adapun hasil produksi gula di PG. Krebet Baru Malang tiap pekannya

    tidak kurang dari rata-rata 500.000 Kw (Kwintal ) Gula yang siap untuk dilelang

    dalam proses ekonomi perdagangan di Indonesia.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    7/126

    vi

    SUMMARY

    Muhammad Farid. 115040201111308. Studi Produksi Dan Uji Kualitas

    Rendemen Pada Tebu (Saccharum offi cinarumL.) at PT Rajawali Nusantara

    Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bululawang, Malang Jawa Timur.

    Supervised by Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS. and Karyanto, SP. As

    field supervisor.

    Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is a herbaceous plant whichcontains a lot of sugar in cane rod. however to produce sugar cane harvest in

    advance of the garden should be immediately sent to the Sugar Factory (PG) for

    further in though and should not exceed the limit 36 Hours after the cane is ready

    send to PG. Furthermore, from the processing of sugar cane is produced what is

    known as white sugar (GKP) and meet the standard sugar SHS (Superior High

    Sugar) and drops as a liquid waste product. In addition, the processing of sugar

    cane bagasse is also produced which can then be utilized as fuel Boiler (Boiler),

    Mushroom media, as well as organic fertilizer (compost). While solid waste

    (Blotong) resulting from the refining process, can also be utilized as raw material

    for organic fertilizer.

    Crop productivity is the result of the interaction between internal factors

    and external factors (Environment). Sugarcane crop has a high yield potential is

    still very influenced by environmental conditions. Optimal environmental

    conditions will provide high productivity, but on the contrary if the environmentis less than optimal. Internal factors that affect the productivity of sugarcane

    varieties and seedling, while the external factors influencing such as climate, soil

    fertility, plant health, cultivation techniques and cutting transport process is

    efficient, effective, and timely.

    Internship is done in PT. Rajawali Nusantara Indonesia Tbk (PG. Krebet

    Baru) on the located in the village of Krebet Senggrong Jl. Raya Krebet

    Bululawang No. 10 Bululawang Kabupaten Malang. Internships was conducted

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    8/126

    vii

    on July 7 2014 until October 7 2014. Internships method that work directly to

    condact some activities at field for instance the cropplanting and harvesting

    supervised by field supervisor. Some activities is work directly in the field include

    nurseries, sugarcane taxation process, analysis of the potential harvest, haul up the

    process of cutting (harvest) which guided an insurer responsible garden (PLTS) of

    BST PG. Krebet Baru. The Production Study aims to find out is none other than

    PG in the production sector. PG. Krebet Baru about the mechanism of processing

    of raw materials pure cane sugar ready to be circulated in the market that is the

    GKP and SHS which is the target last target to be achieved by management PG.

    Krebet Baru. Furthermore, to determine how the level of comparative quality of

    sugar produced from sugar cane staple ingredients, then there must be an

    appropriate revenue sharing system between farmers and the PG. The term

    commonly used is sucrose content (Sugar of quality) produced from 1 kg of sugar

    with an average weight of 100 kg weight of cane / ha of sugar produced.

    The production of sugar in the PG. Krebet Baru Malang each not less than

    the weekly average of 500,000 Kw (Quintal) Sugar is ready to be auctioned in the

    process of trading in the Indonesian economy.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    9/126

    viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah segenap puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat

    Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan laporan magang kerja dengan judul Studi Produksi Dan Uji

    Kualitas Rendemen Pada Tebu (Saccharum off icinarumL.)di PT. Rajawali

    Nusantara Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bululawang, Malang Jawa Timur.

    Kegiatan magang kerja ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa

    S-1 Program Studi Agroekoteknologi Universitas Brawijaya dalam rangka

    menyelesaikan program sarjana (S-1). Kegiatan magang kerja bertujuan melatih

    mahasiswa cara bersosialisasi di dunia kerja dan juga melatih tentang pengalaman

    pendidikan yang telah diperoleh pada saat di bangku perkuliahan. Sehingga

    kedepannya diharapkan dapat mencetak mahasiswa yang berpengalaman dan

    berwawasan luas khususnya di bidang pertanian.

    Dalam penyusunan laporan magang kerja ini, penulis menyampaikan

    terima kasih kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru)

    Bululawang, Malang Jawa Timur. yang telah mengijinkan untuk melakukan

    kegiatan magang kerja serta semua pihak yang telah membantu penulis dalammenyelesaikan laporan magang kerja ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan magang kerja ini

    masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

    bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan magang kerja

    ini.

    Malang, 18 Oktober 2014

    Penulis

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    10/126

    ix

    RASA PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

    magang kerja ini yang berjudul Studi Produksi dan Uji Kualitas Rendemen

    Pada Tebu (Saccharum offi cinarumL.).

    Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya terutama kepada :

    1. Dr. Ir. Nurul Aini, MS. Selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

    Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

    2. Prof. Dr. Ir. Tatiek Wardiyati, MS. Selaku dosen pembimbing utama yang

    telah membimbing dan mengarahkan pelaksanaan magang kerja serta

    penulisan laporan magang kerja ini.

    3. Ir. Audry Haris Jolly Lapian Selaku General Manager PG. Krebet Baru

    yang telah mengijinkan kami untuk dapat melakukan kegiatan magang

    kerja di PG. Krebet Baru.

    4. Zulham Suhud, SP. Selaku Kepala Bagian Tanaman PG. Krebet Baru yang

    telah mengijinkan kami untuk dapat melakukan kegiatan magang kerja diPG. Krebet Baru. Serta pengarahan dan pengetahuan yang bapak berikan

    kepada kami selama proses magang kerja.

    5. Karyanto, SP. Selaku Kasie. BST PG. Krebet Baru serta selaku

    pembimbing lapang yang telah memberikan pengetahuan dan pengarahan

    kepada kami selama pelaksanaan proses magang kerja ini selama 3 bulan

    lamanya.

    6.Semua karyawan PG. Krebet Baru, khususnya bagian tanaman (BST) serta

    bagian Pabrikasi KB I dan KB II yang telah memberikan kesempatan dan

    waktu untuk mendampingi kegiatan Magang Kerja di PG. Krebet Baru.

    7. Kedua orang tua dan segenap keluarga, serta teman-teman

    Agroekoteknologi 2011 yang magang di PG. Krebet Baru serta semua

    pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan laporan

    magang ini.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    11/126

    x

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan magang kerja ini

    masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

    bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

    Malang, 18 Oktober 2014

    Penulis

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    12/126

    xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG...................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG..................................... iii

    RINGKASAN.................................................................................................... iv

    SUMMARY....................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    RASA PERSEMBAHAN ................................................................................. ix

    DAFTAR ISI...................................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL............................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi

    1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

    1.2 Tujuan Magang Kerja ................................................................................ 21.2.1 Tujuan Umum Magang Kerja .......................................................... 2

    1.2.2 Tujuan Khusus Magang Kerja ......................................................... 3

    1.3 Kompetensi yang diharapkan...................................................................... 3

    2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4

    2.1 Deskripsi Tanaman Tebu (Saccharum officinarumL.) .............................. 4

    2.2 Botani Tanaman Tebu ................................................................................. 42.3 Syarat Tumbuh Tanaman Tebu .................................................................. 6

    2.4 Budidaya Tanaman Tebu ............................................................................ 8

    2.4.1 Pembibitan ......................................................................................... 8

    2.4.2 Pengolahan Media Tanam .................................................................. 10

    2.4.3 Teknik Penanaman ............................................................................. 11

    2.4.4 Pemeliharaan Tanaman ....................................................................... 12

    2.4.5 Panen ................................................................................................. 17

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    13/126

    xii

    2.5 Pasca Panen ................................................................................................ 23

    2.5.1 Pengolahan Tebu Menjadi Gula ......................................................... 23

    2.5.2 Mutu gula ............................................................................................ 25

    2.5.3 Rendemen ........................................................................................... 27

    2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Tebu ............................................................ 28

    2.6.1 Hama ................................................................................................... 28

    2.6.2 Penyakit .............................................................................................. 31

    3. METODE DAN PELAKSANAAN.............................................................. 34

    3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 34

    3.2 Metode Pelaksanaan ................................................................................... 34

    3.3 Jadwal Kegiatan Magang .......................................................................... 35

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 38

    4.1 Hasil Pelaksanaan Magang Kerja............................................................... 38

    4.1.1 Profil Perusahaan PG. Krebet Baru ..................................................... 38

    4.1.2 Letak Geografis, Keadaan Iklim, Dan Keadaan Tanah ....................... 40

    4.1.3 Profil Perusahaan PG. Krebet Baru ..................................................... 404.2 Struktur Organisasi PG. Krebet Baru ......................................................... 43

    4.3 Studi Produksi PG. Krebet Baru ............................................................... 48

    4.3.1 Pra-Panen ............................................................................................ 48

    4.3.2 Managemen Produksi PG. Krebet Baru .............................................. 53

    4.4 Proses Produksi Gula PG. Krebet Baru .................................................... 61

    4.5 Uji Kualitas Rendemen PG. Krebet Baru ................................................. 73

    4.6 Pembahasan ............................................................................................... 87

    5. PENUTUP...................................................................................................... 91

    5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 91

    5.2 Saran .......................................................................................................... 92

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 94

    LAMPIRAN....................................................................................................... 97

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    14/126

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    Teks

    Gambar 1. Tanaman Tebu ............................................................................. 5

    Gambar 2. Teknik Budidaya Tanaman Tebu Kairan ..................................... 14

    Gambar 3. Penanaman Bibit Tanaman Tebu Double Row ........................... 15

    Gambar 4. Penanaman Bibit Secara Over Lapping ....................................... 15

    Gambar 5. Teknik Penanaman Bibit End to End .......................................... 16

    Gambar 6. Tanaman Tebu Siap Giling ......................................................... 21

    Gambar 7. Hama Penggerek Pucuk Tanaman Tebu .................................... 28

    Gambar 8. Hama Uret (Lepidieta stigmaF.) Tanaman Tebu ..................... 29

    Gambar 9. Hama Penggerek Batang Bergaris Pucuk.................................... 30

    Gambar 10. Hama Penggerek Batang Berkilat ............................................. 30

    Gambar 11. Penyakit Mozaik Pada Tanaman Tebu ...................................... 31

    Gambar 12. Penyakit Busuk Akar Pada Tanaman Tebu ............................... 32

    Gambar 13. Penyakit Blendok Pada Tanaman Tebu .................................... 32Gambar 14. Penyakit Pokkabung Pada Tanaman Tebu ................................ 33

    Gambar 15. Penyakit Pokkabung Pada Tanaman Tebu ................................ 33

    Gambar 16. Profil Perusahaan PG. Krebet Baru ........................................... 39

    Gambar 17. Struktur Organisasi PG. Krebet Baru ........................................ 43

    Gambar 18. Struktur Organisasi Bagian Tanaman PG. Krebet Baru ............ 45

    Gambar 19. Pemeriksaan Mutu Tebu Di Pos 1 ............................................. 53

    Gambar 20. Pencatatan Berat Bruto Dan Pemberian SPBM ........................ 54Gambar 21. Pemberian Nomor Register Di Pos 3 ......................................... 55

    Gambar 22. Pengecekan Kualitas Mutu Tebu Di Pos 4 ................................ 55

    Gambar 23. Pengambilan Sample Nira Pada Pos 5 ...................................... 60

    Gambar 24. Surat Bukti Telah Bongkar Muat .............................................. 60

    Gambar 25. Craine Host ................................................................................ 62

    Gambar 26. Proses Ekstraksi (Penggilingan) ................................................ 62

    Gambar 27. Pan Masakan Di St. Masakan .................................................... 67

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    15/126

    xiv

    Gambar 28. Mesin Putaran ............................................................................ 69

    Gambar 29. Talang Goyang .......................................................................... 71

    Gambar 30. Stasiun Pengepakan Gula .......................................................... 72

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    16/126

    xv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    Teks

    Tabel 1 Daftar Varietas Bibit Unggul Tanaman Tebu ............................. 9

    Tabel 2 Dosis Pupuk Tanaman Tebu ....................................................... 13

    Tabel 3 Syarat Mutu Gula Kristal Putih ................................................... 25

    Tabel 4 Rencana Jadwal Kegiatan Magang Kerja ................................... 35

    Tabel 5 Matriks Kegiatan Magang Kerja ................................................. 37

    Tabel 6 Luas Areal Kerja PG. Krebet Baru ............................................. 41

    Tabel 7 Tabel Juring ................................................................................. 49

    Tabel 8 Penurunan Rendemen ................................................................. 58

    Tabel 9 Rating Varietas ............................................................................ 84

    Tabel 10 Hasil Uji Kualitas Rendemen ...................................................... 85

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    17/126

    xvi

    DAFTAR LAMPIRANNomor Halaman

    Teks

    Lampiran 1. Data Diri Mahasiswa Pelaksana Magang ................................. 97

    Lampiran 2. Rencana Jadwal Kegiatan Magang Kerja ................................. 98

    Lampiran 3. Matriks Kegiatan Magang Kerja .............................................. 100

    Lampiran 4. Struktur Organisasi PG. Krebet Baru ........................................ 101

    Lampiran 5. Mekanisme Analisa Pendahuluan ............................................. 102

    Lampiran 6. Blanko Pengamatan Analisa Pendahuluan ............................... 104

    Lampiran 7. Masa Tebang Dan Tanam Varietas ......................................... 105

    Lampiran 8. Tabel Derajat Suhu BJ. Brix Suhu ........................................... 106

    Lampiran 9. Rencana Pola Giling PG. Krebet Baru .................................... 107

    Lampiran 10.Berita Acara Rafraksi Tebu ..................................................... 108

    Lampiran 11.Denah Lokasi PG. Krebet Baru ............................................... 109

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    18/126

    1

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Defisit gula Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gulanasional mulai dirasakan sejak tahun 1967. Defisit ini terus meningkat dan hanya

    bisa dipenuhi melalui impor gula. Dengan harga gula dunia yang tinggi dan defisit

    yang terus meningkat, mengakibatkan terjadinya pengurasan devisa negara. Pada

    tahun 2007, misalnya, Indonesia mengimpor gula sebanyak 3,03 juta ton dengan

    nilai US$ 1,05 milyar. Untuk mengatasi defisit ini telah dilakukan usaha

    peningkatan produksi gula nasional. Usaha ini memberikan hasil dengan

    meningkatnya produksi gula nasional dari 2,05 juta ton tahun 2004 menjadi 2,8

    juta ton tahun 2008 dan diperkirakan tahun 2009 mencapai 2,9 juta ton. Akan

    tetapi kenaikan produksi ini juga diikuti dengan kenaikan konsumsi. Pada tahun

    2009 konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 4,8 juta ton. Sehingga terjadi

    defisit gula nasional tahun 2009 sebesar 1,9 juta ton. Gambaran ini menunjukkan

    usaha pembangunan industri gula tebu nasional, berupa perluasan areal

    pertanaman tebu serta peremajaan dan penambahan pabrik gula, masih perlu

    ditingkatkan.

    Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

    produktivitas tebu dan rendahnya tingkat rendemen gula. Rata-rata produktivitas

    tebu yang ditanam di lahan sawah sekitar 95 ton/ha dan di lahan tegalan sekitar 75

    ton/ha dengan rendemen gula sekitar 7,3 7,5%. Produktivitas dan rendemen ini

    masih dibawah potensi produktivitas dan rendemen yang ada, yaitu diatas 100

    ton/ha untuk pertanaman tebu di lahan sawah dan sekitar 90 ton/ha untuk

    pertanaman tebu di lahan tegalan dengan rendemen gula diatas 10%. Rendahnya

    produktivitas ini berakibat pula pada rendahnya efisiensi pengolahan gula

    nasional.

    Masalah lain yang berakibat pada rendahnya efisiensi industri gula

    nasional adalah kondisi varietas tebu yang dipakai menunjukkan komposisi

    kemasakan yang tidak seimbang antara masak awal, masak tengah dan masak

    akhir, hal ini berdampak pada masa giling yang berkepanjangan dan banyaknya

    tebu masak lambat yang ditebang dan diolah pada masa awal sehingga rendemen

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    19/126

    2

    menjadi rendah. Penerapan teknologi budidaya tebu juga belum dilaksanakan

    secara optimal dan banyak tanaman tebu dengan ratun lebih dari 3 kali.

    PT. Rajawali Nusantara Indonesia I Unit PG. Krebet Baru Bululawang

    Malang Jawa Timur ialah salah satu BUMN atau instansi pemerintah yang

    bergerak di bidang pertanian yang terus melakukan pengembangan pada sector

    produksi komoditas perkebunan. Dalam hal ini di latar belakangi oleh rendahnya

    tingkat pendapatan serta tingkat produksi gula yang didapatkan oleh tingkat

    petani, maka dalam hal PT. Rajawali Nusantara Indonesia I Unit PG. Krebet Baru

    serta Dinas Pertanian Dan Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Surabaya) dan juga

    Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI ) Pasuruan Jawa Timur Selaku

    Pusat aktif penelitian tanaman tebu di Indonesia memiliki rasa tanggung jawab

    penuh untuk membantu penerapan budidaya tanaman perkebunan (tanaman tebu)

    pada tingkat masyarakat. Salah satu komoditas perkebunan yang patut untuk

    dikembangkan oleh PG. Krebet Baru dan P3GI adalah tanaman tebu dengan

    kategori varietas masa awal yang saat ini masih terus untuk ditingkatkan tingkat

    rendemen (produktifitasnya). Adapun dalam hal ini ialah masa awal memiliki

    keunggulan dari segi umur tanaman serta hasil rendemen yang diperoleh juga

    cukup tinggi untuk memulai standart HPP Gula di Indonesia khususnya diProvinsi Jawa Timur. Selanjutnya adanya tuntutan kemandirian PG. Krebet Baru

    dalam mengelola tanaman tebu tidak hanya sebatas pada proses produksi saja

    namun juga harus pada tingkat budidaya tanaman tebu itu sendiri yang meliputi

    masa awal masa tengah dan masa akhir yang diharapkan sebagai jembatan

    penerapan hasil produksi dan penelitian pengembangan sector perkebunan dan

    tingkat rendemen gula di Indonesia.

    1.2 Tujuan Magang Kerja

    1.2.1 Tujuan Umum Magang Kerja

    Tujuan umum dari magang kerja ini ialah:

    1. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Tingkat Strata

    Sarjana (S-1) di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

    Brawijaya Malang.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    20/126

    3

    2. Membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara teori saat

    perkuliahan dengan praktek secara langsung di lapang dan menelaahnya

    apabila terjadi perbedaan yang ada.

    3. Meningkatkan wawasan dan menambah pengalaman mahasiswa tentang

    kegiatan suatu perusahaan khususnya yang bergerak di bidang pertanian.

    4. Melatih mahasiswa dalam melakukan pekerjaan secara mandiri di lapang dan

    merupakan sarana beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang sebenarnya

    dihadapi.

    1.2.2 Tujuan Khusus Magang Kerja

    Tujuan khusus dari magang kerja ini ialah:

    1. Mempelajari produksi gula tanaman tebu (Saccharum officinarumL.) di PT.

    Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bulalawang, Malang

    Jawa Timur.

    2. Mempelajari berbagai permasalahan mengenai produksi gula kualitas terbaik

    tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Rajawali Nusantara

    Indonesia, Tbk. (PG. Krebet Baru) Bulalawang, Malang Jawa Timur.

    1.3 Kompetensi yang diharapkan

    Kompetensi yang diharapkan dari kegiatan magang kerja ini diantaranya

    menambah pemahaman tentang realita dunia kerja dikemudian hari dan menjadi

    bekal saya nantinya dalam melakukan sebuah penelitian. Dengan tercapainya

    kompetensi tersebut diharapkan, dikemudian hari saya mampu menciptakan

    lapangan kerja (berwirausaha). Untuk itu, tidak lagi menjadi beban Negara oleh

    banyaknya pengangguran yang terdidik. Sehingga dikemudian hari, saya akan

    sanggup memberikan lapangan kerja bagi diri sendiri dan juga orang laindisekitar.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    21/126

    4

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Deskripsi Tanaman Tebu (Saccharum off icinarum L.)

    Tebu (Saccharum officinarum L) ialah tanaman rumput-rumputan yang

    banyak mengandung gula pada batangnya. Namun untuk sampai menghasilkan

    gula, terlebih dahulu tebu hasil panen dari kebun harus segera dikirim ke Pabrik

    Gula (PG) untuk selanjutnya diolah dan tidak boleh melebihi batas 36 Jam setelah

    tebu siap kirim ke PG. Selanjutnya dari pengolahan tebu ini dihasilkan apa yang

    dikenal sebagai Gula Kristal Putih (GKP) dan memenuhi standart gula SHS

    (Superior High Sugar) dan tetes sebagai bahan produk limbah cair. Disamping itu

    proses pengolahan tebu ini juga memproduksi ampas tebu yang kemudian dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan bakar Ketel (Boiler), Media Jamur Merang, serta

    pupuk organik (Kompos). Sedangkan limbah padat (Blotong) yang dihasilkan dari

    proses pemurnian, dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan baku pembuatan pupuk

    organic (Hakim, 2008).

    Menurut Triantarti (2009) tanaman tebu dapat diklasifikasikan ke dalam

    golongan :

    Berikut adalah klasifikasi tanaman tebu :

    Kingdom :Plantae

    Divisi :Magnoliophyta

    Kelas :Liliopsida

    Ordo :Poales

    Famili :Poaceae

    Genus : Saccharum

    Spesies : Saccharum officinarum L.

    (Triantarti,2009).

    2.2Botani Tanaman Tebu

    Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu

    meter. Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 2 macam akar, yaitu

    akar setek dan akar tunas. Akar setek/bibit berasal dari setek batangnya. Akar ini

    tidak berumur panjang dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. Akar

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    22/126

    5

    tunas berasal dari tunas. Akar ini berumur panjang dan tetap ada selama tanaman

    masih tumbuh (Tim Penulis PS, 2000).

    Batang tanaman tebu beruas-ruas, dari bagian pangkal sampai

    pertengahan, ruasnya panjang-panjang, sedangkan di bagian pucuk ruasnya

    pendek. Tinggi batang antara 2 sampai 5 meter, tergantung baik buruknya

    pertumbuhan, jenis tebu maupun keadaan iklim. Pada pucuk batang tebu terdapat

    titik tumbuh yang mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan meninggi

    (Supriyadi, 1992).

    Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari

    pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang

    dengan kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin

    sempit. Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun

    sejajar. Helaian daun berbentuk garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4

    sampai 7 cm dengan ujung meruncing, bagian tepi bergerigi, dan permukaan daun

    kasap (Tim Penulis PS, 2000).

    Bunga tebu merupakan malai yang bentuknya piramida, panjangnya

    antara 70 sampai 90 cm. Bunga tebu biasanya muncul pada bulan April-Mei.

    Bunganya terdiri dari tenda bunga yaitu 3 helai daun kelopak dan 1 helai dauntajuk bunga. Bunga tebu memiliki 1 bakal buah dan 3 benang sari, kepala

    putiknya berbentuk bulu-bulu (Supriyadi, 1992). daunnya berbentuk bulat

    memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3-0,5 cm (Winarno, F. G. 2004.).

    Gambar 1. Tanaman Tebu

    (Sumber :http://www.bbpp-lembang.info)

    http://www.bbpp-lembang.info/http://www.bbpp-lembang.info/
  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    23/126

    6

    2.3Syarat Tumbuh Tanaman Tebu

    1. Iklim

    Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tebu dan rendemen gula sangat

    besar. Dalam masa pertumbuhan tanaman tebu membutuhkan banyak air,

    sedangkan saat masak tanaman tebu membutuhkan keadaan kering agar

    pertumbuhan terhenti. Apabila hujan tetap tinggi maka pertumbuhan akan terus

    terjadi dan tidak ada kesempatan untuk menjadi masak sehingga rendemen

    menjadi rendah.

    1. Curah hujan

    Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik didaerah dengan curah hujan

    berkisar antara 1.000 1.300 mm per tahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan

    kering. Distribusi curah hujan yang ideal untuk pertanaman tebu adalah: pada

    periode pertumbuhan vegetatif diperlukan curah hujan yang tinggi (200 mm per

    bulan) selama 5-6 bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan curah hujan

    125 mm dan 4 5 bulan dengan curah hujan kurang dari 75 mm/bulan yang

    merupakan periode kering. Periode ini merupakan periode pertumbuhan

    generative dan pemasakan tebu. Ditinjau dari kondisi iklim yang diperlukan, maka

    wilayah yang dapat ideal diusahakan untuk tebu lahan kering/tegalan berdasarkanOldemen dan Syarifudin adalah tipe B2, C2, D2 dan E2. Sedangkan untuk tipe

    iklim B1C1D1dan E1 dengan 2 bulan musim kering, dapat diusahakan untuk tebu

    dengan syarat tanahnya ringan dan berdrainase bagus. Untuk tipe iklim D3, E3

    dan D4 dengan 4 bulan kering, dapat pula diusahakan dengan syarat adanya

    ketersediaan air irigasi.

    2. Suhu

    Pengaruh suhu pada pertumbuhan dan pembentukan sukrisa pada tebucukup tinggi. Suhu ideal bagi tanaman tebu berkisar antara 240C340C dengan

    perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 10 0C. Pembentukan

    sukrosa terjadi pada siang hari dan akan berjalan lebih optimal pada suhu 30 0C.

    Sukrosa yang terbentuk akan ditimbun/disimpan pada batang dimulai dari ruas

    paling bawah pada malam hari. Proses penyimpanan sukrosa ini paling efektif dan

    optimal pada suhu 15 0C.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    24/126

    7

    3. Sinar Matahari

    Tanaman tebu membutuhkan penyinaran 12-14 jam setiap harinya. Proses

    asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun tanaman memperoleh radiasi

    penyinaran matahari secara penuh sehingga cuaca yang berawan pada siang hari

    akan mempengaruhi intensitas penyinaran dan berakibat pada menurunnya proses

    fotosintesa sehingga pertumbuhan terhambat.

    4. Angin

    Kecepatan angin sangat berperan dalam mengatur keseimbangan

    kelembaban udara dan kadar CO2 disekitar tajuk yang mempengaruhi proses

    fotosintesa. Angin dengan kecepatan kurang dari 10 km/jam disiang hari

    berdampak positif bagi pertumbuhan tebu, sedangkan angin dengan kecepatan

    melebihi 10 km/jam akan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu bahkan

    tanaman tebu dapat patah dan roboh.

    2. Media Tanam

    Tanaman tebu tumbuh didaerah tropika dan sub-tropika sampai batas garis

    isoterm 20 0C yaitu antara 190 LU 350 LS. Kondisi tanah yang baik bagi

    tanaman tebu adalah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, selain itu

    akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekurangan udara dalam tanahsehingga pengairan dan drainase harus sangat diperhatikan. Drainase yang baik

    dengan kedalaman sekitar 1 meter memberikan peluang akar tanaman menyerap

    air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalam sehingga pertumbuhan tanaman

    pada musim kemarau tidak terganggu. Drainase yang baik dan dalam juga dapat

    manyalurkan kelebihan air dimusim penghujan sehingga tidak terjadi genangan air

    yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena berkurangnya oksigen

    dalam tanah.Dilihat dari jenis tanah, tanaman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai jenis

    tanah seperti tanah alluvial, grumosol, latosol dan regusol dengan ketinggian

    antara 0 1400 m diatas permukaan laut. Akan tetapi lahan yang paling sesuai

    adalah kurang dari 500 m diatas permukaan laut. Sedangkan pada ketinggian >

    1200 m diatas permukaan laut pertumbuhan tanaman relative lambat. Kemiringan

    lahan sebaiknya kurang dari 8%, meskipun pada kemiringan sampai 10% dapat

    juga digunakan untuk areal yang dilokalisir. Kondisi lahan terbaik untuk tebu

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    25/126

    8

    adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabila tanahnya ringan

    dan sampai 5 % apabila tanahnya lebih berat.

    A. Tanah

    1. Sifat fisik tanah

    Struktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur

    sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna, oleh karena itu upaya

    pemecahan bongkahan tanah atau agregat tanah menjadi partikel-partikel kecil

    akan memudahkan akar menerobos. Sedangkan tekstur tanah, yaitu perbandingan

    partikelpartikel tanah berupa lempung, debu dan liat, yang ideal bagi pertumbuhan

    tanaman tebu adalah tekstur tanah ringan sampai agak berat dengan kemampuan

    menahan air cukup dan porositas 30 %.

    Tanaman tebu menghendaki solum tanah minimal 50 cm dengan tidak ada

    lapisan kedap air dan permukaan air 40 cm. Sehingga pada lahan kering, apabila

    lapisan tanah atasnya tipis maka pengolahan tanah harus dalam. Demikian pula

    apabila ditemukan lapisan kedap air, lapisan ini harus dipecah agar sistem aerasi,

    air tanah dan perakaran tanaman berkembang dengan baik.

    2. Sifat kimia tanah

    Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH 6

    7,5, akan tetapi masih toleran pada pH tidak lebih tinggi dari 8,5 atau tidak lebih

    rendah dari 4,5. Pada pH yang tinggi ketersediaan unsur hara menjadi terbatas.

    Sedangkan pada pH kurang dari 5 akan menyebabkan keracunan Fe dan Al pada

    tanaman, oleh karena itu perlu dilakukan pemberian kapur (CaCo3) agar unsur Fe

    dan Al dapat dikurangi. Bahan racun utama lainnya dalam tanah adalah klor (Cl),

    kadar Cl dalam tanah sekitar 0,060,1 % telah bersifat racun bagi akar tanaman.

    Pada tanah ditepi pantai karena rembesan air laut, kadar Cl nya cukup tinggisehingga bersifat racun.

    2.4 Budidaya Tanaman Tebu

    2.4.1 Pembibitan

    1. Persyaratan Bibit

    Pemilihan varietas bibit harus memperhatikan sifat-sifat Varietas bibit

    unggul yaitu, memliki potensi produksi gula yang tinggi melalui bobot tebu dan

    rendemen yang tinggi; memiliki produktivitas yang stabil dan mantap; memiliki

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    26/126

    9

    ketahanan yang tinggi untuk keprasan dan kekeringan; serta tahan terhadap hama

    dan penyakit.

    Varietas tebu berdasarkan masa kemasakannya dapat dibedakan menjadi

    tiga,yaitu:

    1. Varietas Genjah (masak awal), mencapai masak optimal + 8-10 bulan.

    2. Varietas Sedang (masak tengahan), mencapai masak optimal pada umur + 10-

    12 bulan.

    3. Varietas Dalam (masak lambat), mencapai masak optimal pada umur lebih dari

    12 bulan.

    Beberapa varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dapat

    dilihat pada Tabel 1.

    Mengingat masa panen tebu dilakukan pada saat yang relatif serempak,

    akan tetapi ditanam pada waktu yang lebih panjang karena bergiliran, maka perlu

    diatur komposisi penanaman varietas dengan umur masak yang berbeda, yaitu

    masak awal, masak tengah dan masak lambat. Komposisi varietas dengan tingkat

    kemasakan masak awal, masak tengah dan masak lambat yang dianjurkan

    berdasarkan luas tanam adalah 30:40:30.

    Tabel 1. Varietas Unggul Tebu

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    27/126

    10

    Bentuk Bibit

    Bagal dan rayungan dari KBD

    Top Stek

    Jenis / Varietas Bibit

    a. Masak awal : PS 57, PS 60. BZ 132, PS 80-442, POJ 3016 POJ 3016,

    PS 41, PS 56, BZ 132, BZ 148, G 90.

    b. Masak tengah : PS 59, PS 60, BZ 148, PS 77-1553, PS 77-2601, PS 79-

    82.

    c. Masak air : PS 79-82.

    Macam Kebun Bibit

    KBP (Kebun Bibit Pokok)

    KBN (Kebun Bibit Nenek)

    KBI (Kebun Bibit Induk)

    KBD (Kebun Bibit / Induk Dasar ) bibitnya disalurkan untuk ditanam di

    kebun produksi / tebu giling.

    2.4.2 Pengolahan Media Tanam

    Sebelum penanaman dilakukan, sebaiknya lahan disiapkan dahulu.

    Lahan yang dipilih segera diolah. Guna mencegah nematoda yang merugikan, kita

    dapat memberikan Nemagon sebagai fumigan tanah 2 atau 3 minggu sebelum

    tanam.

    Pembersihan dan persiapan lahan bertujuan untuk membuat kondisi

    fisik dan kimia tanah sesuai untuk perkembangan perakaran tanaman tebu. Tahap

    pertama yang harus dilakukan pada lahan semak belukar dan hutan adalah

    penebasan atau pembabatan untuk membersihkan semak belukar dan kayu-kayu

    kecil. Setelah tahap pembabatan selesai dilanjutkan dengan tahap penebanganpohon yang ada dan menumpuk hasil tebangan. Pada tanah bekas hutan, kegiatan

    pembersihan lahan dilanjutkan dengan pencabutan sisa akar pohon.

    Pembersihan lahan semak belukar dan hutan untuk tanaman tebu baru

    (plant cane / PC) secara prinsip sama dengan pembersihan lahan bekas tanaman

    tebu yang dibongkar untuk tanaman tebu baru (ratoon plant cane/RPC). Akan

    tetapi pada PC sedikit lebih berat karena tata letak kebun, topografi maupun

    struktur tanahnya masih belum sempurna, selain itu terdapat pula sisa-sisa

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    28/126

    11

    batang/perakaran yang mengganggu pelaksanaan kegiatan.Lahan yang telah

    diolah sebaiknya didiamkan dahulu selama 1 bulan agar diperoleh cukup sinar

    matahari, kemudian barulah digunakan.

    2.4.3 Teknik Penanaman

    Bibit yang telah disapih ditanam pada bedengan yang telah disiapkan

    dengan jarak antar tanaman sekitar 50-60 cm. Setiap bedengan berisi bibit tebu.

    Kebutuhan bibit tebu per ha antara 60-80 kwintal atau sekitar 10 mata tumbuh per

    meter kairan. Sebelum ditanam bibit perlu diberi perlakuan sebagai berikut:

    (1) Seleksi bibit untuk memisahkan bibit dari jenis-jenis yang tidak dikehendaki.

    (2) Sortasi bibit untuk memilih bibit yang sehat dan benarbenar akan tumbuh serta

    memisahkan bibit bagal yang berasal dari bagian atas, tengah dan bawah.

    (3) Pemotongan bibit harus menggunakan pisau yang

    tajam dan setiap 3-4 kali pemotongan pisau dicelupkan kedalam lisol dengan

    kepekatan 20%.

    (4) Memberi perlakuan air panas HWT (hot water treatment)

    pada bibit dengan merendam bibit dalam air panas (50oC) selama 7 jam

    kemudian merendam dalam air dingin selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan

    untuk menjaga bibit bebas dari hama dan penyakit.Bibit yang telah siap tanam ditanam merata pada kairan. Penanaman

    bibit dilakukan dengan menyusun bibit secara over lapping atau double row atau

    end to end (nguntu walang) dengan posisi mata disamping. Hal ini dimaksudkan

    agar bila salah satu tunas mati maka tunas disebelahnya dapat menggantikan.

    Bibit yang telah ditanam kemudian ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri.

    Akan tetapi bila pada saat tanam curah hujan terlalu tinggi, maka bibit ditanam

    sebaiknya ditanam dengan cara baya ngambang atau bibit sedikit terlihat.Pada tanaman ratoon, penggarapan tebu keprasan berbeda dengan

    terbu pertama. Pengeprasan tebu dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali

    bekas tebu yang telah ditebang. Kebun yang akan dikepras harus dibersihkan

    dahulu dari kotoran-kotoran bekas tebangan yang lalu. Setelah kebun selesai

    dibersihkan barulah pengeprasan dapat dimulai. Pelaksanaan pengeprasan

    haruslah dilakukan secara berkelompok dan per-petak. Pengeprasan jangan

    dilakukan secara terpencar-pencar karena akan mengakibatkan pertumbuhan tebu

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    29/126

    12

    tidak merata sehingga penuaannya menjadi tidak merata dan menyulitkan

    pemilihan dan penebangan tanaman yang akan dipanen. Seminggu setelah

    dikepras, tanaman diairi dan dilakukan penggarapan (jugaran) sebagai bumbun

    pertama dan pembersihan rumput-rumputan. Tujuan penggarapan ini adalah

    memperbaharui akar tua dan akar putus diganti akar muda, sehingga mempercepat

    pertumbuhan tunas dan anakan. Selain itu tanah menjadi longgar sehingga pupuk

    akan dengan mudah masuk kedalam tanah.

    2.4.4 Pemeliharaan Tanaman

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman tebu,

    yaitu :

    1. Penyiraman

    Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah.

    Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.

    Penyiraman pada tanaman tebu bila sering dilakukan penyiraman terus-

    menerus justru akan berdampak buruk terhadap tingkat perkembangan dan

    pertumbuhan tanaman tebu dan juga akan mempengaruhi tingkat kualitas

    rendemen tebu yang dihasilkan. Sebab kita ketahui, bahwa tanaman tebu tidak

    begitu membutuhkan banyak air seperti yang kita ketahui.2. Pemupukan

    Dosis pupuk yang digunakan haruslah disesuaikan dengan keadaan lahan,

    untuk itu perlu dilakukan analisa tanah dan daun secara bertahap. Pemupukan

    dilakukan dengan dua kali aplikasi. Pada tanaman baru, pemupukan pertama

    dilakukan saat tanam dengan 1/3 dosis urea, satu dosis SP-36 dan 1/3 dosis KCl.

    Pemupukan kedua diberikan 1-1,5 bulan setelah pemupukan pertama dengan sisa

    dosis yang ada. Pada tanaman keprasan, pemupukan pertama dilakukan 2 minggusetelah kepras dengan 1/3 dosis urea, satu dosis SP-36 dan 1/3 dosis KCl.

    Pemupukan kedua diberikan 6 minggu setelah keprasan dengan sisa dosis yang

    ada.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    30/126

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    31/126

    14

    Pemupukan diberikan 2 kali ;

    Penyiangan pemeliharaan got, bumbun dan pengendalian hama penyakit

    Prinsipnya sama dengan tanaman pertama.

    Pemberian pupuk hayati pada tanaman tebu keprasan sama dengan

    tanaman pertama. Yaitu saat usia 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 10 bulan.

    3. Penyulaman

    Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit tebu yang tidak tumbuh,

    baik pada tanaman baru maupun tanaman keprasan, sehingga nantinya diperoleh

    populasi tanaman tebu yang optimal. Untuk bibit bagal penyulaman dilakukan 2

    minggu dan 4 minggu setelah tanam. Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal

    2-3 mata sebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanaman yang telah

    dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut gagal, penyulaman ulang

    harus segera dilaksanakan.

    Gambar 2. Teknik Budidaya Tanaman Tebu Sistem Kairan

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    32/126

    15

    Gambar 3. Penanaman Bibit Tanaman Tebu Secara Double Row

    Gambar 4. Penanaman Bibit Secara Over Lapping

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    33/126

    16

    Gambar 5. Teknik Penanaman Bibit End to End

    4. Penyiangan dan Pembumbunan

    Penyiangan dan pembumbunan dilakukan secara bersamaan setelah

    tanaman berumur kira-kira 1 bulan, yaitu dengan cara membabat atau mencabutrerumputan, kemudian tanah di sekitar tanaman dibumbun pada tanaman.

    dilakukan sebelum pemupukan, sebelum turun tanah, sampai dengan tebu umur 4

    bulan, lahan harus bebas gulma. penyiangan dengan tenaga manusia atau dengan

    herbisida.

    Pembumbunan / turun tanah

    Bumbun I

    Bumbun II

    Bumbun III

    Bumbun IV

    Umur tanam 1 bulan

    Umur tanam 2 2,5 bulan

    Umur tanam 3 3,5 bulan

    Umur tanam 4 4,5 bulan

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    34/126

    17

    5. Pengairan

    Selama penggarapan tanah : 1,08 1t/detik , Pada saat tanam : 0,54

    1t/detik , Setelah tanam s/d umur 200 hari : 0,27 sampai dengan 0,54 1t/detik.

    Penyiraman dilakukan ketika :

    Menjelang tanam

    Setelah tanam

    S/d umur 2 minggu

    Umur 2 4 minggu

    Umur 4 6 minggu

    Umur 6 16 minggu

    1 Kali

    1 Kali

    3 hari 1 kali

    1 minggu 2 kali

    1 minggu 2 kali

    1 bulan sekali ;

    6. Kurasan

    Kurasan dilakukan untuk memelihara drainase/got yang terdapat pada

    lahan tebu yang kita budidayakan. Adapun tujuan dari teknik kurasan ini adalah

    untuk mengambil air yang tergenang dalam sekitar areal tanaman tebu yang telahkita budidayakan.

    Waktu kurasan :

    a. Sebelum tanam

    b. Sesudah tanam

    c. Setelah turun tanah I, II, III, IV.

    d. Setelah turun hujan lebat / banjir.

    7. Klentek

    Merupakan pengelupasan daun kering atau daun yang tidak berguna

    untuk meringankan beban, tanaman, memperlancar sirkulasi udara dan

    photosynthesa.

    Klentek I : Sebelum bumbun terakhir ( 4 5 bln ).

    Klentek II : Umur tebu 7 bulan.

    Klentek III : Umur tebu 11 bulan (12 bulan sebelum tebang).

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    35/126

    18

    8. Pemeliharaan Keprasan (Ratoon)

    Merupakan tanaman yang tumbuh setelah ditanam pertama ditebang.

    Tebu dilahan sawah dikepras 1 kali untuk dapat dipelihara kembali (ratoon 1 )

    dengan urutan Sebagai berikut :

    Pembersihan lahan bekas tebangsan

    Pengeprasan paling lambat 7 hari setelah tebang

    Cara pengeprasan dengan cara membongkar guludan sehingga tanah agak

    rata, tanaman dikepras pada pangkal batang.

    Penyulaman dengan bibit bagal 2 mata tunas

    Penyiraman setelah tanaman berumur 2 3 minggu, cara dan interval

    penyiraman sama dengan tanaman pertama.

    Pembumbunan 3 kali

    Bumbun I : Umur 1-1,5 Bulan.

    Bumbun II : Umur 2-3 Bulan

    Bumbun III : Umur 4-5 Bulan

    2.4.5 Panen

    Pengaturan panen dimaksudkan agar tebu dapat dipungut secara

    efisien dan dapat diolah dalam keadaan optimum. Melalui pengaturan panen,

    penyediaan tebu di pabrik akan dapat berkesinambungan dan dalam jumlah yang

    sesuai dengan kapasitas pabrik sehingga pengolahan menjadi efisien. Kegiatan

    panen termasuk dalam tanggung jawab petani, karena petani harus menyerahkan

    tebu hasil panennya ditimbangan pabrik. Akan tetapi pada pelaksanaannya

    umumnya petani menyerahkan pelaksanaan panen kepada pabrik yang akan

    menggiling tebunya atau kepada KUD. Pelaksanaan panen dilakukan pada bulanMei sampai September dimana pada musim kering kondisi tebu dalam keadaan

    optimum dengan tingkat rendemen tertinggi. Penggiliran panen tebu

    mempertimbangkan tingkat kemasakan tebu dan kemudahan transportasi dari

    areal tebu ke pabrik. Kegiatan pemanenan meliputi estimasi produksi tebu,

    analisis tingkat kemasakan dan tebang angkut.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    36/126

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    37/126

    20

    (5) Nilai faktor kemasakan (FK) dihitung dengan rumus:

    RB - RA

    FK = -------------------- x 100

    RBRB = Rendemen Batang Bawah

    RA = Rendemen Batang Atas

    FK = Faktor Kemasakan, Dimana Jika:

    FK = 100 Berarti Tebu Masih Muda

    FK = 50 Berarti Tebu Setengah Masak

    FK = 25 Berarti Tebu Sudah Masak

    Data yang diperoleh digunakan untuk memetakan tingkat kemasakkan

    tebu pada peta lokasi tebu sebagai informasi lokasi tebu yang sudah layak untuk

    dipanen. Namun demikian prioritas penebangan tidak hanya mempertimbangkan

    tingkat kemasakan tebu tapi juga mempertimbangkan jarak kebun dari pabrik,

    kemudahan transportasi, kesehatan tanaman dan ketersediaan tenaga kerja.

    2.4.5.3Tebang Angkut

    Penebangan tebu haruslah memenuhi standar kebersihan yaitu kotoran

    seperti daun tebu kering, tanah dan lainnya tidak boleh lebih besar dari 5%. Untuk

    tanaman tebu yang hendak dikepras, tebu di sisakan didalam tanah sebatas

    permukaan tanah asli agar dapat tumbuh tunas. Bagian pucuk tanaman tebu

    dibuang karena bagian ini kaya dengan kandungan asam amino tetapi miskin

    kandungan gula. Tebu tunas juga dibuang karena kaya kandungan asam organis,

    gula reduksi dan asam amino akan tetapi miskin kandungan gula.

    Penebangan tebu dapat dilakukan dengan sistem tebu hijau yaitu

    penebangan yang dilakukan tanpa ada perlakuan sebelumnya, atau dengan sistem

    tebu bakar yaitu penebangan tebu dengan dilakukan pembakaran sebelumnya

    untuk mengurangi sampah yang tidak perlu dan memudahkan penebangan. Sistem

    penebangan tebu yang dilakukan di Jawa biasanya memakai sistem tebu hijau,

    sementara di luar Jawa umumnya ..., terutama di Lampung, memakai sistem tebu

    bakar.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    38/126

    21

    Teknik penebangan tebu dapat dilakukan secara bundled cane (tebu

    ikat), loose cane (tebu urai) atau chopped cane (tebu cacah). Pada penebangan

    tebu dengan teknik bundled cane penebangan dan pemuatan tebu kedalam truk

    dilakukan secara manual yang dilakukan dari pukul 5 pagi hingga 10 malam. Truk

    yang digunakan biasanya truk dengan kapasitas angkut 6-8 ton atau 10-12 ton.

    Truk dimasukkan kedalam areal tanaman tebu. Lintasan truk tidak boleh

    memotong barisan tebu yang ada. Muatan tebu kemudian dibongkar di Cane Yard

    yaitu tempat penampungan tebu sebelum giling.

    Pada penebangan tebu dengan teknik loose cane, penebangan tebu

    dilakukan secara manual sedangkan pemuatan tebu keatas truk dilakukan dengan

    memakai mesingrab loader. Penebangan tebu dengan teknik ini dilakukan per 12

    baris yang dikerjakan oleh 2 orang. Tebu hasil tebangan diletakkan pada baris ke

    6 atau 7, sedangkan sampah yang ada diletakkan pada baris ke 1 dan 12. Muatan

    tebu kemudian dibongkar di Cane Yard yaitu tempat penampungan tebu sebelum

    giling.

    Gambar 6. Tanaman Tebu Siap Giling

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    39/126

    22

    Pada penebangan tebu dengan teknik chopped cane, penebangan tebu

    dilakukan dengan memakai mesinpemanen tebu (cane harvvester). Hasil

    penebangan tebu dengan teknik ini berupa potongan tebu dengan panjang 20-30

    cm. Teknik ini dapat dilakukan pada lahan tebu yang bersih dari sisa tunggul,

    tidak banyak gulma, tanah dalam keadaan kering, kodisi tebu tidak banyak roboh

    dan petak tebang dalam kondisi utuh sekitar 8 ha.

    2.4.5.4 Perhitungan Rendemen

    Hasil perhitungan rendemen dengan sampel tebu untuk analisis

    tingkat kemasakan disebut sebagai rendemen sampel. Dua metode perhitungan

    rendemen lain adalah perhitungan rendemen sementara (RS) dan perhitungan

    rendemen efektif (RE).

    Perhitungan rendemen sementara didapat dari nira hasil perahan

    tebu pertama di pabrik yang dianalisis di laboratorium. Tujuan perhitungan

    rendemen sementara untuk menentukan bagi hasil gula bagi petani secara cepat.

    Nilai rendemen sementara didapat dari perkalian antara faktor rendemen (FR)

    dengan nilai nira (NN). Nilai nira didapat dari:

    NN = Nilai Pol 0,4 (Nilai Brix Nilai Pol) Nilai Brix adalahpersentase bahan kering larut yang ada dalam nira terhadap berat tebu, sedangkan

    nilai Pol bagian gula dari Brix yang dipersentasekan terhadap berat tebu. Faktor

    Rendemen didapat dari:

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    40/126

    23

    Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata karena perhitungan

    rendemen ini memakai nilai berat gula yang telah dihasilkan. Perhitungan

    rendemen efektif didapat dari jumlah berat gula yang dihasilkan dibagi jumlah

    berat tebu yang digiling dikalikan 100%. Angka rendemen efektif inilah yang

    digunakan sebagai nilai resmi rendemen yang didapat.

    2.5 Pasca Panen

    2.5.1 Pengolahan Tebu Menjadi Gula

    Setelah tebu dipanen dan diangkut ke pabrik, selanjutnya dilakukan

    pengolahan. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik dengan

    menggunakan peralatan yang menggunakan peralatan yang sebagian besar bekerja

    secara otomatis. Beberapa tahap pengolahan, yaitu ekstraksi nira, penjernihan,

    penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan, pengemasan serta

    penyimpanan (Tim Penulis PS, 2000).

    Tahap pertama pengolahan adalah ekstraksi. Pada stasiun

    penggilingan berlangsung proses ekstraksi yang bertujuan mengekstraksi nira dari

    tebu sebanyak mungkin dan menekan sekecil mungkin kehilangan gula dalam

    ampas. Tahapan ekstraksi ini sangat menentukan nilai rendemen gula yang akan

    dihasilkan, semakin banyak nira yang diekstraksi maka semakin tinggi rendemengula yang akan dihasilkan. Pada akhir proses ekstraksi, diperoleh cairan keruh

    yang berwarna hijau kecoklatan yang disebut nira mentah. Sebelum diproses ke

    stasiun pemurnian, nira mentah disaring agar bebas dari kotoran kasar, kemudian

    dipompakan ke timbangan boulogne dan dipanaskan dari 30 C hingga 100 C.

    Sebagai sisa penggilingan, diperoleh bagasse sebanyak 36,5 % dari total berat

    tebu, dengan kadar sabut sekitar 16 % (Hendrawan, F. 2010).

    Tujuan dari pemerahan atau ekstraksi adalah untuk memisahkansebanyak mungkin nira yang terkandung di dalam batang tanaman tebu, dengan

    demikian diharapkan gula yang dapat diperoleh adalah maksimal. Ekstraksi

    dilaksanakan dengan cara melewatkan batang-batang tebu melalui celah-celah

    yang terbentuk antara dua atau lebih rol gilingan yang berputar dengan kecepatan

    tertentu dan saling berdempetan karena pengaruh tekanan hidrolika yang

    dibebankan kepadanya (Kuncara, R. T. 2010).

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    41/126

    24

    Dalam rangkaian proses pemurnian gula, stasiun pemurnian nira

    memegang peranan sangat penting, terutama terhadap kualitas gula produk.

    Melalui stasiun pemurnian, sebagian besar bukan gula akan diendapkan di

    clarifier sebagai nira kotor, kemudian dibuang dalam padat disebut dengan

    bagasse. Bukan gula yang ikut dalam proses kristalisasi akan mempengaruhi mutu

    masakan, gula produk dan mutu tetes. Semakin besar jumlah bukan gula yang

    terolah akan semakin rendah mutu gula produk, ditunjukkan oleh ukuran

    kristalisasi yang terjadi (Santoso BE. 2011).

    Nira encer yang masih banyak mengandung air akan dipekatkan di

    stasiun penguapan. Proses penguapan dilakukan dengan cara menguapkan air

    sebanyak mungkin dari nira, hingga mendekati titik jenuh. Stasiun penguapan

    merupakan unit proses yang paling banyak mengkonsumsi uap pada pabrik gula.

    Proses penguapan berlangsung pada tekanan rendah (vacuum), dimana semakin ke

    belakang tekanan vacuum evaporator semakin tinggi. Uap air nira dapat mengalir

    karena adanya tarikan vacuum dari evaporator berikutnya. Sebagaimana diketahui

    bahwa tekanan berbanding lurus dengan suhu. Oleh karena itu, semakin ke

    belakang tekanan evaporator harus dibuat semakin rendah, agar titik didih nira

    semakin rendah sehingga pengentalan berjalan lebih cepat (Winarno, F. G. 2004).Cairan tebu (nira) yang sudah jernih masih banyak mengandung air.

    Sebagian besar air dalam nira ini harus dihilangkan dengan cara penguapan

    (evaporasi). Di pabrik, penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa

    evaporator yang biasanya terdiri dari rangkaian 4-5 bejana yang bekerja secara

    berkesinambungan. Uap yang dihasilkan dari satu bejana digunakan sebagai uap

    pemanas bejana berikutnya (Tim Penulis PS, 2000).

    Tahap selanjutnya adalah kristalisasi, pada tahap ini digunakan suatupan yang bersifat vacuum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan

    dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh. Pada kondisi

    seperti ini, akan terbentuk kristal. Pengkristalan terjadi dari sebagian sukrosa yang

    semula larut, kemudian memisahkan diri dan membentuk kristal (Tim Penulis PS,

    2000).

    Setelah timbul kristal gula pada pan pemasakan, dalam waktu singkat,

    massecuite (campuran kristal gula dengan nira kental) akan diturunkan ke

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    42/126

    25

    pemutaran. Pemutar itu besar, berotasi, berbentuk tabung silinder dengan sumbu

    vertikal yang digerakkan oleh elektromotor. Sumbu ini berputar dengan kecepatan

    tinggi di dalam tabung. Massecuite dipompa ketika alat pemutar berputar dengan

    lambat, dan ketika pembongkaran selesai, mesin akan kembali berputar secara

    cepat, sehingga siklus sebelumnya kembali terjadi dengan cara yang sama.

    Putaran harus berputar dengan kecepatan tinggi untuk dapat memisahkan gula

    kristal dengan nira kental secepatnya (Santoso BE. 2011).

    2.5.2 Mutu Gula

    Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling banyak

    dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai produk makanan tentunya harus memenuhi

    standar mutu yang telah ditetapkan sehingga layak untuk dikonsumsi. Di

    Indonesia ada tiga jenis gula yang beredar di pasaran, yaitu gula kristal mentah

    (GKM) atau raw sugar yang digunakan sebagai bahan baku industri gula rafinasi,

    gula kristal putih (GKP) yang dikonsumsi secara langsung dan gula rafinasi

    sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Gula yang kita konsumsi

    sehari-hari adalah gula kristal putih secara internasional disebut sebagaiplantation

    white sugar. GKP dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai tahapan proses,

    untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi dalam pengolahangula. Kriteria mutu gula yang berlaku di Indonesia (SNI) saat ini pada dasarnya

    mengacu pada kriteria lama yang dikenal dengan SHS (Superieure Hoofd Suiker),

    yang pada perkembangannya kemudian mengalami modifikasi dan terakhir SNI

    01-3140-2001/Rev 2005 (Kuswurj, 2009).

    Tabel 3. Syarat Mutu Gula Kristal Putih

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    43/126

    26

    Penjelasan mengenai kriteria uji syarat mutu gula kristal putih adalah

    sebagai berikut:

    Polarisasi menunjukkan kadar sukrosa dalam gula, semakin tinggi

    polarisasi semakin tinggi kadar gulanya. Batasan minimal kadar pol adalah

    99,5 %.

    Warna kristal dapat dilihat secara langsung dengan mata, secara kualitatif

    dengan cara membandingkan dengan standar dapat diketahui tingkat

    keputihan (whiteness) gula. Penggunaan peralatan (spektrofotometer

    refleksi) diperlukan untuk pengukuran kuantitatif yang dinyatakan dalam

    CT (colour type). Semakin tinggi nilai CT semakin putih warna gulanya.

    Untuk gula GKP kisaran nilai CT sekitar 5 sampai 10. Pada penentuan

    premi mutu gula warna kristal ini merupakan salah satu tolak ukur utama

    yang menentukan.

    Warna larutan gula berkisar dari kuning muda (warna muda) sampai

    kuning kecoklatan (warna gelap) diukur dengan metode ICUMSA

    (International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis),

    dinyatakan dalam indeks warna. Semakin besar indeks semakin gelap

    warna larutan. Batasan maksimal indeks warna untuk GKP adalah 300 iu. Besar jenis butir adalah ukuran rata-rata butir kristal gula dinyatakan

    dalam milimeter. Persyaratan untuk GKP adalah 0,8 sampai 1,1 mm.

    Kadar SO2 gula produk kita berkisar 5 sampai 20 ppm, ini disebabkan

    sebagian besar pabrik gula menggunakan proses sulfitasi, sehingga

    terdapat residu SO2 seperti pada kisaran tersebut. Adanya residu SO2

    menjadi kendala untuk konsumsi industri makanan atau minuman, yang

    biasanya menuntut bebas SO2. Kadar SO2 maksimal yang diperkenankan

    di Indonesia adalah 30 ppm.

    Kadar air adalah jumlah air (%) yang terdapat dalam gula, biasanya

    batasan maksimal 0,1%. Gula yang mengandung kadar air tinggi cepat

    mengalami penurunan mutu/kerusakan dalam penyimpanan, berubah

    warna, mencair dan sebagainya (Kuswurj, 2009).

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    44/126

    27

    2.5.3 Rendemen

    Tujuan utama penanaman tebu adalah untuk memperoleh hasil hablur

    yang tinggi. Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi

    gula, pembentukan gula terjadi didalam proses metabolisme tanaman. Proses ini

    terjadi di lapangan (on farm). Pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat

    ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi

    gula kristal (Sutrisno, B.2009).

    Hablur yang dihasilkan mencerminkan dengan rendemen tebu. Dalam

    prosesnya ternyata rendemen yang dihasilkan oleh tanaman dipengaruhi oleh

    keadaan tanaman dan proses penggilingan di pabrik. Untuk mendapatkan

    rendemen yang tinggi, tanaman harus bermutu baik dan ditebang pada saat yang

    tepat. Namun sebaik apapun mutu tebu, jika pabrik sebagai sarana pengolahan

    tidak baik, hablur yang didapat akan berbeda dengan kandungan sukrosa yang ada

    di batang. Oleh sebab itu sering terjadi permasalahan dengan cara penentuan

    rendemen di pabrik. Berbagai kasus yang mencuat dan bahkan menyebabkan

    konflik antara petani dan pabrik gula adalah karena ketidakjelasan penentuan

    rendemen (Sutrisno, B.2009).

    Rendemen gula adalah perbandingan berat kristal gula yang diperolehdengan berat gula tebu yang digiling. Perlu disadari bahwa sebenarnya tinggi

    rendahnya rendemen bukan semata ditentukan oleh pabrik , tetapi juga ditentukan

    oleh kualitas tanaman tebu meliputi varitas tebu, budidaya tanaman tebu, waktu

    tanam, kemasakan optimal waktu panen, kriteria tebangan, dan waktu angkutan

    (Winarno, F. G. 2004).

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    45/126

    28

    2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Tebu

    Pengendalian hama dan penyakit dapat mencegah meluasnya serangan

    hama dan penyakit pada areal pertanaman tebu. Pencegahan meluasnya hama dan

    penyakit dapat meningkatkan produktivitas. Beberapa hama dan penyakit utama

    tanaman tebu adalah:

    2.6.1 Hama

    1. Penggerek Pucuk (Tr iporyza vinell aF)

    Penggerek pucuk menyerang tanaman tebu umur 2 minggu sampai

    umur tebang. Gejala serangan ini berupa lubang-lubang melintang pada helai daun

    yang sudah mengembang. Serangan penggerek pucuk pada tanaman yang belum

    beruas dapat menyebabkan kematian, sedangkan serangan pada tanaman yang

    beruas akan menyebabkan tumbuhnya siwilan sehinggga rendemen menurun.

    Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan memakai insektisida Carbofuran

    atau Petrofur yang terserap jaringan tanaman tebu dan bersifat sistemik dengan

    dosis 25 kg/ha ditebarkan ditanah.

    Gambar 7. Hama Penggerek Pucuk Tanaman Tebu (Tr iporyza vinell aF.)

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    46/126

    29

    2. Uret (Lepidieta stigmaF)

    Hama uret berupa larva kumbang terutama dari familia Melolonthidae

    dan Rutelidae yang bentuk tubuhnya mem-bengkok menyerupai huruf U. Uret

    menyerang perakaran dengan memakan akar sehinga tanaman tebu menunjukkan

    gejala seperti kekeringan. Jenis uret yang menyerang tebu di Indonesia antara lain

    Leucopholis rorida, Psilophis sp. dan Pachnessa nicobarica. Pengendalian

    dilakukan secara mekanis atau khemis dengan menangkap kumbang pada

    sore/malam hari dengan perangkap lampu biasanya dilakukan pada bulan

    Oktober-Desember. Disamping itu dapat pula dengan melakukan pengolahan

    tanah untuk membunuh larva uret atau menggunakan insektisida carbofuran 3G.

    Gambar 8. Hama Uret Tanaman Tebu (Lepidieta stigma F.)

    3. Penggerek Batang

    Ada beberapa jenis penggerek batang yang menyerang tanaman tebu

    antara lain penggerek batang bergaris (Proceras sacchariphagus Boyer),

    penggerek batang berkilat (Chilotraea auricilia Dudg), penggerek batang abu-abu

    (Eucosma schista-ceana Sn), penggerek batang kuning (Chilotraea infuscatella

    Sn), dan penggerek batang jambon (Sesamia inferens Walk). Diantara hama

    penggerek batang tersebut penggerek batang bergaris merupakan penggerek

    batang yang paling penting yang hampir selalu ditemukan di semua kebun tebu.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    47/126

    30

    Gambar 9. Hama Penggerek Batang Bergaris Pucuk

    (Proceras sacchar iphagus boyer)

    Gambar 10. Hama Penggerek Batang Berkilat (Chilotraea aur icili a Dudg)

    Serangan penggerek batang pada tanaman tebu muda berumur 3-5

    bulan atau kurang dapat menyebabkan kematian tanaman karena titik tumbuhnya

    mati. Sedang serangan pada tanaman tua menyebabkan kerusakan ruas-ruas

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    48/126

    31

    batang dan pertumbuhan ruas diatasnya terganggu, sehingga batang menjadi

    pendek, berat batang turun dan rendemen gula menjadi turun pula. Tingkat

    serangan hama ini dapat mencapai 25%.

    Pengendalian umumnya dilakukan dengan penyemprot-an insektisida

    antara lain dengan penyemprotan Pestona/ Natural BVR. Beberapa cara

    pengendalian lain yang dilakukan yaitu secara biologis dengan menggunakan

    parasitoid telur Trichogramma sp. dan lalat jatiroto (Diatraeophaga striatali s).

    Secara mekanis dengan rogesan. Kultur teknis dengan menggunakan varietas

    tahan yaitu PS 46, 56,57 dan M442-51. Atau secara terpadu dengan memadukan 2

    atau lebih cara-cara pengendalian tersebut.

    2.6.2 Penyakit

    1. Penyakit Mosaik

    Disebabkan oleh virus dengan gejala serangan pada daun terdapat noda-

    noda atau garis-garis berwarna hijau muda, hijau tua, kuning atau klorosis yang

    sejajar dengan berkas-berkas pembuluh kayu. Gejala ini nampak jelas pada

    helaian daun muda. Penyebaran penyakit dibantu oleh serangga vektor yaitu kutu

    daun tanaman jagung, Rhopalosiphun maidis (Anonymous 1996). Pengendaliandilakukan dengan menanam jenis tebu yang tahan, menghindari infeksi dengan

    menggunakan bibit sehat, dan pembersihan lingkungan kebun tebu.

    Gambar 11. Penyakit Mozaik Tanaman Tebu

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    49/126

    32

    2. Penyakit Busuk Akar

    Disebabkan oleh cendawan Pythium sp. Penyakit ini banyak terjadi

    pada lahan yang drainasenya kurang sempurna. Akibat serangan maka akar tebu

    menjadi busuk sehingga tanaman menjadi mati dan tampak layu. Pengendalian

    penyakit dilakukan dengan menanam varietas tahan dan dengan memperbaiki

    drainase lahan.

    Gambar 12. Penyakit Busuk Akar Tanaman Tebu

    3. Penyakit Blendok

    Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas albilineans dengan gejala

    serangan timbulnya klorosis pada daun yang mengikuti alur pembuluh. Jalur

    klorosis ini lama-lama menjadi kering. Penyakit blendok terlihat kira-kira 6

    minggu hingga 2 bulan setelah tanam. Jika daun terserang berat, seluruh daun

    bergaris-garis hijau dan putih.. Penularan penyakit terjadi melalui bibit yang

    berpenyakit blendok atau melalui pisau pemotong bibit. Pengendalian dengan

    menanam varietas tahan penyakit, penggunaan bibit sehat dan serta mencegah

    penularan dengan menggunakan desinfektan larutan lysol 15% untuk pisau

    pemotong bibit.

    Gambar 13. Penyakit Blendok Tanaman Tebu

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    50/126

    33

    4. Penyakit Pokkahbung

    Disebabkan oleh cendawan Gibberella moniliformis. Gejala serangan

    berupa bintik-bintik klorosis pada daun terutama pangkal daun, seringkali disertai

    cacat bentuk sehingga daun-daun tidak dapat membuka sempurna, ruas-ruas

    bengkok dan sedikit gepeng. Akibat serangan pucuk tanaman tebu putus karena

    busuk. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan 2 sendok

    makan Natural GLIO+2 sendok makan gula pasir pada daun-daunan muda setiap

    minggu, pengembusan dengan tepung kapur tembaga (1;4:5) atau dengan

    menanam varietas tahan.

    Gambar 14. Penyakit Pokkahbung Tanaman Tebu

    Gambar 15. Penyakit Pokkahbung Tanaman Tebu

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    51/126

    34

    3. METODE DAN PELAKSANAAN

    3.1 Waktu dan Tempat

    Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada tanggal 07 Juli 2014 sampai

    dengan tanggal 07 Oktober 2014 di PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk,

    (PG. Krebet Baru) Jl. Bululawang No. 10 Malang Jawa Timur. Pelaksanaan

    magang kerja dilakukan selama 3 bulan dengan 6 hari kerja per minggu dan 8 jam

    kerja per hari mulai pukul 07.00-16.00 WIB dengan 1 jam waktu istirahat.

    3.2 Metode Pelaksanaan

    Bentuk pelaksanaan kegiatan ini ialah magang kerja di PT. Rajawali

    Nusantara Indonesia, Tbk, (PG. Krebet Baru) Jl. Bululawang No. 10 Malang

    Jawa Timur dengan metode yang digunakan meliputi:

    1. Observasi lapang

    Observasi keadaan umum di PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Tbk,

    (PG. Krebet Baru) Jl. Bululawang No. 10 Malang Jawa Timur yang

    meliputi: lokasi, luas area, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja dan

    kegiatan produksi yang dilakukan.

    2. Partisipasi aktif

    Keikutsertaan dalam setiap kegiatan manajemen budidaya yang meliputi:

    pengorganisasian pekerja, manajemen penanaman, pengamatan teknik

    budidaya, pengolahan pasca panen tanaman budidaya.

    3. Diskusi dan wawancara

    Diskusi dan wawancara merupakan bentuk pelaksanaan praktek kerja

    langsung untuk memperoleh informasi, penjelasan dan pemahaman dari

    kegiatan yang dilakukan serta memperoleh keterangan dari pihak instansi

    mengenai hal-hal yang ingin diketahui dan dibutuhkan berkaitan dengantujuan praktek baik secara langsung maupun tidak langsung.

    4. Pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan ikut serta praktek

    kerja secara langsung sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    52/126

    35

    3.3Jadwal Kegiatan Magang Kerja

    Kegiatan magang kerja ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, pada bulan

    JuliOktober 2014, dengan ketentuan 6 hari aktif kerja dan 8,5 Jam kerja.

    Dengan rincian rencana kegiatan sebagai berikut:

    Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Magang Kerja

    No Waktu Kegiatan

    1. Minggu ke-1 Pengenalan lahan, staf dan pekerja.

    Penjelasan dan pembagian tugas di lapang.

    Pengenalan varietas dan teknik produksi tanaman

    tebu.

    2. Minggu ke-2 Persiapan lahan dan penanaman bibit:

    Meliputi Pengolahan lahan dan Persiapan Media yang

    digunakan dalam penanaman tebu. serta penanaman

    bibit tebu dan penanaman hasil tanaman tebu.

    3. Minggu ke-3 Pemeliharaan tanaman:

    Pengolahan lahan tebu serta proses perawatan

    tanaman tebu

    4 Minggu ke-4 Pemeliharaan tanaman:

    Pengairan dan perawatan tanaman tebu.

    5. Minggu ke-5 Teknik Penanaman tanaman tebu:

    Menanam tanaman tebu yang memiliki varietas yang

    unggul serta hasil rendemen yang di dapatkan bisa

    optimal.

    6. Minggu ke-6 Pemeliharaan tanaman:

    Pengairan lahan, penyiangan gulma, sertapengendalian hama dan penyakit tanaman serta

    pengamatan hasil pertumbuhan dari tanaman tebu.

    7. Minggu ke-7 Pemeliharaan tanaman:

    Pemupukan lahan, penyiangan gulma, serta

    pengendalian hama dan penyakit.

    8. Minggu ke-8 Pemeliharaan tanaman:

    Pengamatan lahan, penyiangan gulma, serta

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    53/126

    36

    pengendalian hama dan penyakit.

    9. Minggu ke-9 Pemeliharaan tanaman:

    Pengamatan lahan, pemupukan lahan, serta

    pembersihan got / parit yang ada disekitar pematang

    lahan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama

    dan penyakit tanaman.

    10. Minggu ke-10 Pemeliharaan tanaman:

    Pemberian pupuk cair pada tanah, dan juga pemberian

    nutrisi tanaman (pupuk cair), penyiangan gulma, serta

    pengendalian hama dan penyakit tanaman.

    Seleksi varietas tebu unggul.

    11. Minggu ke-11 Proses penyulaman tanaman tebu yang mati,

    pengairan, pembumbunan, kurasan, serta penyiangan

    gulma disekitar lahan tanaman tebu yang di

    budidayakan.

    12. Minggu ke-12 Proses pemeliharaan tanaman tebu serta dilakukan

    proses roguing, keprasan, klentek (pembuangan

    tanaman tebu yang dirasa rusak dan tidak layak untuk

    di produksi), proses tebang tebu, panen dan pasca

    panen tanaman tebu unggul.

    13. Minggu ke-13 Pengumpulan data dan Evaluasi hasil magang yang

    telah didapat dan pembuatan laporan akhir magang

    kerja.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    54/126

    37

    Tabel 2. Matriks Kegiatan Magang Kerja di PT. Rajawali Nusantara

    IndonesiaPG. Krebet Baru Bululawang Malang Jawa Timur

    JADWAL KEGIATAN MAGANG KERJA MAHASISWA

    FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2014

    DI PG. KREBET BARU

    KELOMPOK PROSES PRODUKSI

    TEMPATJULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

    BST

    LIBUR

    PABRIKASI

    PTA

    TU TANAMAN

    KELOMPOK BUDIDAYA

    BST

    LIBUR

    LAB. MIKRO

    RAYON

    PTA

    GILINGAN

    CONTOH

    MEKANISASI

    TU TANAMAN

    Mengetahui

    Pembimbing Lapang

    Karyanto, SP.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    55/126

    38

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pelaksanaan Magang Kerja

    Pelaksanaan kegiatan magang kerja dilakukan di PT. Rajawali

    Nusantara Indonesia I Unit PG. Krebet Baru Bululawang Malang Jawa Timur.

    Salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam sektor industry gula di

    Indonesia, dengan berbagai aktifitas di bidang pertanian yang sudah dilakukan,

    terutama budidaya tanaman tebu baik itu tebu varietas masa awal, masa tengah,

    maupun masa lambat. Tanaman tebu memang menjadi salah satu komoditas

    unggul yang dikembangkan di PG. Krebet Baru, hal ini mengingat dari jumlah

    konsumsi masyarakat Indonesia akan semakin banyaknya permintaan akan

    kebutuhan gula dalam negeri. Selanjutnya tanaman tebu itu sendiri akan menjadi

    salah satu topik yang akan dibahas dalam laporan magang kerja ini.

    4.1.1 Profil Perusahaan PG. Krebet Baru

    PG. Krebet Baru Malang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda,

    kemudian dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern (OTHC) pada tahun 1906. Pada

    masa perang, pabrik mengalami kerusakan parah sehingga tahun 1947 pabrik

    berhenti beroperasi. Petani yang semula menggiling tebu di pabrik, mengalihkan

    penggilingannya ke pengolahan tebu secara tradisional yang menghasilkan gula

    merah. Atas desakan IMA PETERMAS (Indonesia Maskapai Andal Koperasi

    Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan), pada tahun 1953 diadakan perbaikan

    oleh OTHC yang bekerjasa dengan Bank Industri Negara sehingga pabrik dapat

    kembali beroperasi dengan nama baru yaitu PG. Krebet Baru. Kualitas gula di

    PG. Krebet Baru terus ditingkatkan dari High Sugar (HS) menjadi Superior HighSugar (SHS) pada tahun 1957.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    56/126

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    57/126

    40

    TCD dengan rincian PG. Krebet Baru I sebesar 5200 TCD dan PG. Krebet Baru II

    sebesar 4800 TCD. Penambahan kapasitas terus diupayakan target terpasang pada

    tahun 2009 hingga tahun 2014 sekarang ini total sebesar 12.000 TCD.

    4.1.2 Letak Geografis, Keadaan Iklim, Dan Keadaan Tanah

    PG. Krebet Baru terletak pada 1120, 37, 30 LS di Desa Krebet,

    Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang Jawa Timur. Sekitar 13 Km arah

    selatan kota Malang, yang dibatasi oleh 4 desa yaitu :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Senggrong.

    Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bakalan.

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bakalan.

    Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lumbangsari dan Desa Gading.

    Menurut klasifikasi iklim oleh Oldeman dan Smith Ferguson, iklim di

    daerah ini tergolong agak basah atau zona C dengan curah hujan rata-rata 2077

    mm per tahun. Bulan basah jatuh pada bulan Januari sedangkan bulan kering jatuh

    pada bulan Agustus. Suhu minimum rata-rata 210C dan suhu maksimum 330C.

    Wilayah kerja PG. Krebet Baru terletak pada ketinggian tempat 300 600 m dpl.

    Berdasarkan tingkat topografinya sangat beragam dari dataran sampai perbukitandan pegunungan dengan kemiringan 3 8 %. Pada umumnya jenis tanah adalah

    latosol, mediteran, sedikit regosol dan alluvial. pH tanah berkisar antara 5,6 6,5.

    4.1.3 Wilayah Kerja PG. Krebet Baru

    Wilayah kerja PG. Krebet Baru dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

    a.

    Wilayah HistorisIalah wilayah kerja yang telah ada sejak berdirinya PG. Krebet Baru yang

    dicirikan dengan adanya jaringan lori dan sebagian besar adalah tanah

    sawah. Wilayah kerja historis ini meliputi Kecamatan Bululawang dan

    Kecamatan Gondanglegi.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    58/126

    41

    b. Wilayah Ekspansi

    Ialah wilayah kerja setelah adanya pengembangan PG Krebet Baru tahun

    1976. Wilayah ekspansi terdiri dari 15 Kecamatan dan 24 Desa yang

    tersebar di daerah Malang Raya.

    Wilayah kerja PG. Krebet Baru hingga saat ini dibagi menjadi 4

    rayon yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala rayon atau sering

    disebut SKK (Sinder Kepala Kebun).

    Tabel 1. Luas areal wilayah kerja di PG. Krebet Baru Malang musim

    tanam tahun 2013-2014 Sampai dengan periode 31 Mei 2014 (Sie. Tata

    Usaha Tanaman PG. Krebet Baru Tahun 2014).

    Rayon Afdeling Luas (Ha)

    Timur

    Sumbermanjing Wetan 1668,00

    Turen 1280,00

    Wajak 1365,00

    Tirtoyudo 769,00

    Ampelgading 315,00

    Dampit 1359,00

    Jumlah Rayon Timur 6756,00

    Rayon Afdeling Luas (Ha)

    UTARA

    Bululawang 2615,30

    Dau 740,00

    Lowokwaru 291,29

    Pakisaji 185,00

    Lawang 305,00

    Singosari 1035,00

    Jumlah Rayon Utara 5171,59

    Rayon Afdeling Luas (Ha)

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    59/126

    42

    TENGAH

    Gondanglegi I 2884,00

    Gondanglegi II 1431,05

    Pagelaran 1793,00

    Jumlah Rayon Tengah 6108,05

    Rayon Afdeling Luas (Ha)

    SELATAN

    Pagak 1162,00

    Bantur 1095,00

    Sumbermanjing Kulon 615,00Donomulyo 128,00

    Gedangan 1081,00

    Jumlah Rayon Selatan 4081,00

    Tebu Sendiri (TS) 118,79

    TOTAL 22235,43

    Luas wilayah kerja PG. Krebet Baru hingga bulan Mei 2014 seluas

    22235,43 ha yang tersebar di Kabupaten dan Kota Malang. Wilayah kerja PG.

    Krebet Baru dibagi menjadi 4 rayon, yaitu rayon timur meliputi Sumbermanjing

    Wetan, Tirtoyudo, Turen, Wajak, Ampelgading, Dampit, Rayon Utara meliputi

    Bululawang, Lowokwaru, Dau, Lawang, dan Singosari. Rayon Tengah meliputi

    Gondanglegi, dan Pagelaran. Rayon Selatan meliputi Pagak, Bantur, Donomulyo,

    Gedangan. Dari 4 Rayon yang ada, rayon tengah yang memiliki luasan yang

    terluas, yakni 6068,05 ha (Tabel 1.). Dalam pelaksanaan kegiatan, Kepala Bagian

    Tanaman didukung oleh 4 sie dibawahnya, yaitu Sie. Tebang Angkut, Sie. Bina

    Sarana Tani, Sie. Mekanisasi,dan Sie. Laboratorium Kultur Jaringan dan Tata

    Usaha Tanaman.

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    60/126

    43

    4.2 Struktur Organisasi PT. Rajawali IPG. Krebet Baru

    Perusahaan Gula (PG) Krebet Baru merupakan Bagian dari PT.

    Rajawali I yang bekedudukan Di Surabaya. PT. Rajawali I merupakan anak

    perusahaan dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang berkantor Di

    Jakarta. PG Krebet Baru Memiliki 2 Pabrik gula yaitu PG. Krebet Baru I (KBI)

    dan PG. Krebet Baru II (KBII). PG. Krebet Baru dipimpin oleh Seorang General

    Manager dalam pelaksaaanaan kegiatan kerjanya kemudian akan

    mempertanggung jawabkan kegiatan kepada Direksi PT. Rajawali I yang berada

    Disurabaya.

    Gambar 17. Struktur Organisasi PG. Krebet Baru.

    General Manager dalam pelaksaanaan kerjanya dibantu oleh beberapa

    kepala bagian yang meliputi Kabag pabrikasi KB I, Kabag pabrikasi KB II, Kabag

    Tanaman, Kabag instalasi, kabag keuangan dan administrasi, kabag SDM dan

    Umum. Kemudian setiap kabag akan mempertanggung jawabkan kerja mereka

    kepada General Manajer. Berikut fungsi dan lingkup kerja yang ada di PG. Krebet

    Baru;

  • 8/10/2019 Laporan Magang Kerja 2014

    61/126

    44

    a. General Manager

    General manager memiliki fungsi untuk memimpin dan mengelola pabrik

    secara keseluruhan, sesuai dengan kebijakan direksi dan melakasanakan

    keputusan yang telah ditetapkan oleh PT. Rajawali I Surabaya. Seorang

    General manager memiliki tugas untuk merumuskan sasaran dalam rangka

    memenuhi tujuan yang telah ditetapkan direksi, membuat strategi untuk

    mencapai sasaran perusahaan, membantu direksi dalam penyusunan rencana

    jangka panjang perusahaan, melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang

    keuangan, personalia produksi, teknik dan umum serta menegakan disiplin

    kerja karyawan. Semua tugas-tugas tersebut akan dipertanggung jawabkan

    kepada direksi PT. Rajawali I

    b. Kabag Pabrikasi

    PG. Krebet Baru memiliki dua pabrik gula yakni pabrik gula Krebet baru

    I(KB I) dan pabrik gula Krebet Baru (KB II), setiap pabrik gula yakni KB I

    dan KB II dipimpin oleh Kepala bagian Pabrikasi. Tugas dari kepala bagian

    ialah membuat rencana kegian produksi, melaksanaakan rencana kegiatan

    produksi yang telah disetujui oleh General Manager, melaksanakan kegiatan-

    kegiatan teknik operational dalam bidang pabrikasi, mengendalikan danmengawasi proses seperti mutu, penimbangan dan pembungkusan gula agar

    targert produksi dapat terpenuhi, mengusulkan perubahan atau perbaikan alat

    yang bekaitan dengan bagian pabrikasi, menjaga kelancaran proses pabrikasi,

    melakukan pengawasan terhadap nilai rendemen produksi serta daftar bagi

    hasil gula petani.

    c. Kabag tanaman

    Kepala bagian tanaman memiliki berfungsi melaksanakan kebijakan yangdibuat oleh direksi dan ketentuan General Manager. Kepala bagian tanaman

    bertugas membuat rencana pengawasan dan m