Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum, sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945. Maksudnya dengan mewujudkan kesejahteraan kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan yang semula berupa untuk menyembuhkan penderita yang sakit secara berangsur-angsur berkembang kearah lebih baik. Upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran masyarakat sebagai penentu dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pemulihan suatu penyakit yang bersifat menyeluruh serta sifat berkesinambungan. Pendidikan yang sistematis dan sistemis merupakan pilar uatama, baik dalam pembentukan kemampuan, sikap dan perilaku profesional mahasiswa, sekolah tinggi ilmu kesehatan avicenna kendari memberi peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk mengembangka diri secara profesional di dunia kerja. Dalam proses kegiatan studi lapangan tentang kebijakan kesehatan dalam bentuk magang, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis tentang kebijakan kesehatan serta pendekatan multidisiplin ilmu yang relevan untuk melakukan analisa situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakan program intervensi, melakukan intervensi, serta memantau dan menilai keberhasilan. Oleh itu proses tersebut akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa 1
38

Laporan magang avisena multi kampus muna

Jul 26, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan magang avisena multi kampus muna

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum, sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945. Maksudnya dengan mewujudkan kesejahteraan

kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomi. Kesehatan yang semula berupa untuk menyembuhkan penderita yang

sakit secara berangsur-angsur berkembang kearah lebih baik. Upaya kesehatan untuk seluruh

masyarakat dengan peran masyarakat sebagai penentu dalam upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan dan pemulihan suatu penyakit yang bersifat menyeluruh serta sifat

berkesinambungan.

Pendidikan yang sistematis dan sistemis merupakan pilar uatama, baik dalam

pembentukan kemampuan, sikap dan perilaku profesional mahasiswa, sekolah tinggi ilmu

kesehatan avicenna kendari memberi peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk

mengembangka diri secara profesional di dunia kerja.

Dalam proses kegiatan studi lapangan tentang kebijakan kesehatan dalam bentuk

magang, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis tentang kebijakan kesehatan serta

pendekatan multidisiplin ilmu yang relevan untuk melakukan analisa situasi, mengidentifikasi

masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakan program intervensi,

melakukan intervensi, serta memantau dan menilai keberhasilan. Oleh itu proses tersebut

akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati secara langsung sebagai

kesenjangan antara teori dan praktek, sehingga pada akhirnya memahami seluruh proses

pemecahan masalah dalam situasi nyata di lapangan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terbentuknya pemahaman yang utuh dari mahasiswa tentang proses pemecahan

masalah dalam kebijakan kesehatan serta memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

bangku kuliah langsung di lapangan.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan:

a. Memahami cara menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan

alternatif

1

Page 2: Laporan magang avisena multi kampus muna

b. Pemecahan masalah, merencanakan intervensi, melaksanakan intervensi,

melakukan pemantauan intervensi serta menilai keberhasilan.

c. Mampu bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah kesehatan/keperawatan

terkait kebijakan kesehatan.

d. Mampu melakukan pendekatan keperawatan untuk mengolah, menganalisa,

menginterpretasi data hingga menjadi informasi yang bermanfat bagi yang

membutuhkan.

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Dapat mengamati secara langsung berbagai peristiwa terkait kebijakan

kesehatan secara nyata di lapangan yang terkait dengan manajemen bidang

keperawatan.

b. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam bidang

keperawatan.

c. Merupakan suatu sarana pembelajaran kerja dalam tim untuk pemecahan

masalah dengan pendekatan keperawatan.

d. Menggunakan metodologi yang relevan dalam melakukan analisa situasi,

identivikasi masalah, penetapan alternatif, pemecahan masalah, perancanaan

program intervensi, pelaksanaan program intervensi, pemantauan dan penilaian

program intervensi.

e. Peluang untuk memperoleh data terkait penyusunan karya ilmiah, khususnya

skripsi.

2. STIK Avicenna Multi Kampus Muna

a. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat magang dalam

rangka meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara akademis dengan

pengetahuan dan pengalaman nyata dilapangan, sehingga menghasilkan suatu

informasi tentang SDM yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

b. Tersedianya suatu sumber informasi dalam penyusunan kurikulum yang

disesuaikan dengan kebutuhan SDM.

c. Melibatkan tenaga terampil dilapangan sebagai pembimbing mahasiswa,

dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

2

Page 3: Laporan magang avisena multi kampus muna

3. Instansi Tempat Magang

a. Dapat memanfaatkan mahasiswa dalam kegiatan manajemen dan operasional

berbasis keperawatan.

b. Dapat memanfaatkan pembimbing akademis untuk memberikan masukan

manajemen maupun operasional instansi, terutama yang berkaitan dengan

keperawatan.

c. Dapat mengembangkan kemitraan antar instansi tempat magang dengan STIK

Avicenna Multi Kampus Muna.

3

Page 4: Laporan magang avisena multi kampus muna

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS

a. Pengertian

Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Puskesmas adalah

UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan disuatu wilayah kerja.

Dalam melakukan pelayanan kesehatan, puskesmas menganut azas

penyelenggaraan sebagai berikut:

a. Azas pertanggung jawaban wilayah

b. Azas pemberdayaan masyarakat.

c. Azas keterpaduan.

d. Azas rujukan.

Dalam metode pelayanan pasien puskesmas, terdapat dua jenis pelayanan

yaitu

a. Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang datang berobat ke Poliklinik

Puskesmas.

b. Pasien Gawat Darurat adalah suatu kondisi dimana pasien tiba-tiba dalam

keadaan gawat, karena mengancam nyawa atau kecacatan anggota

badannya sehingga memerlukan penanganan segera

b. Tujuan

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

c. Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan

Sistem pengumpulan data rekam medis pada tingkat Puskesmas pada dasarnya

sama dengan rekam medik Rumah Sakit dengan tahapan sebagai berikut :

a. Penerimaan pasien

Pada tahap ini pasien mendaftarakan diri sesuai dengan permasalahan

kesehatan yang terjadi pada dirinya, selanjutnya akan didistribusikan sesuai

dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas

b. Pencatatan

4

Page 5: Laporan magang avisena multi kampus muna

Setiap unit pelaksana pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas

(Poliklinik) akan mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan

dan pengobatan yang telah dilakukan pada semua pasien.

c. Pengolahan

Data yang telah didokumentasikan akan dikelola dalam bentuk sebagai

berikut:

1. Coding

Membuat kode atas setiap diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi

penyakit yang ada, berdasarkan pengelompokan penyakit yang dituangkan

dalam bentuk kode.

2. Indexing

Pembuatan indeks, diantaranya indeks rawat jalan, inap, penyakit. Semua

ini dipersiapkan untuk membuat laporan statistik yang biasa digunakan di

puskesmas ataupun Rumah Sakit.

d. Penyimpanan

Setiap hasil pemeriksaan dan pengumpulan data yang sudah di

dokumentasikan akan di simpan sesuai dengan kebijakan puskesmas tersebut.

Puskesmas biasanya membuat laporan dan pencatatan bulanan untuk

dikirimkan ke tingkat yang lebih tinggi Dinas Kesehatan Kabupaten.

Beberapa contoh sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, yaitu

1. F 1, Laporan KIA

2. F 1, Laporan KB

3. K IV, pencatatan akseptor baru

4. Laporan jumlah kunjungan.

5. Laporan jenis penyakit pada bulan laporan berdasarkan jumlah kunjungan

6. Laporan PWS KIA

7. Laporan pemberian Vit. A

8. Laporan kegiatan posyandu

9. Laporan kelahiran dan kematian

B. Alur pelayanan Pasien Rawat Jalan

Dalam pelayanan Pasien di Puskesmas Lohia ada dua alur yakni alur langsung

dan tidak langsung (rawat jalan).

1. Alur Langsung

5

Page 6: Laporan magang avisena multi kampus muna

Pasien masuk

Registrasi

Pemberian tindakan

Pemberian resep

Pengambilan obat di apotik

Pulang

2. Alur Tidak Langsung.

Pasien Masuk

Registrasi

Poli Umum (Pengmabilan resep)

Ruang Tindakan

Pemberian Tindakan

Pulang

Prosedur pelayanan Apotik

Pasien membawa resep

Penerimaan resep

Peracikan obat

Ambil obat dari rak penyimpanan

Peracikan obat

Pemberian etiket yang sesuai

Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai

6

Page 7: Laporan magang avisena multi kampus muna

Penyerahan obat pada pasien

Periksa nama pasien, aturan pemakaian dan jenis serta jumlah obat

Penyerahan obat disertai informasi kepada pasien

C. Tugas pokok dan Fungsi Laboratorium

Tugas pokok : - Penanggung jawab P2TB, Kusta

- Penanggung jawab Laboratorium

Fungsi : - Melaksanakan pemeriksaan laboratorium sesuai permintaan dokter

- Melaksanakan asuhan keperawatan penyakit menular, khususnya

TB dan kusta

- Melaksanakan asuhan keperawatan pada kegiatan diluar gedung

Uraian tugas :

1. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan laboratorium

2. Mengambil specimen penderita

3. Melakukan pemeriksaan widal

4. Melakukan pemeriksaan DDR dan HB

5. Melakukan pemeriksaan urine lengkap

6. Melakukan pemeriksaan golongan darah

7. Melakukan pemeriksaan kimia darah

8. Membuat fiksasi sputum

9. Melaksanakan pewarnaan preparat

10. Memeriksa hasil BTA

11. Membantu pemeriksaan pasien didalam dan diluar gedung

12. Melakukan penyuluhan kesehatan, baik perorangan maupun kelompok

13. Membersihkan alat laboratorium

14. Membuat laporan kegiatan P2TB dan P2 Kusta

15. Mengikuti mini lokakarya.

D. Tugas pokok dan Fungsi Unit Gawat Darurat (Ruang Tindakan)

Tugas Pokok : 1. Penanggung jawab Unit Gawat Darurat (UGD)

2. Penganggung jawab puskesmas pembantu.

Fungsi : - Memberikan asuhan keperawatan pada kasus gawat darurat

Memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas Pembantu.

7

Page 8: Laporan magang avisena multi kampus muna

Uraian Tugas:

1. Memberikan asuhan keperawatan pada kasus gawat darurat

2. Membantu melaksanakan tindakan pada penderita gawat darurat antara lain:

Kecelakaan Lalu lintas dan penyakit lain yang mendadak dan gawat

3. Membantu membimbing mahasiswa dalam bidang keperawatan

4. Membuat laporan UGD (Ruang Tindakan).

5. Membantu memberikan pelayanan pengobatan di Puskesmas Pembantu.

6. Memberikan penyuluhan di Puskesmas Pembantu.

7. Membuat Laporan Puskesmas Pembantu.

8. Mengikuti Minlok (Mini lokakarya).

D. Tugas pokok dan fungsi Ketata-Usahaan Puskesmas

Tugas Pokok : Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas

Fungsi : Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Keta-Usahaan

Puskesmas.

Uraian tugas :

1. Mengumpulkan laporan berkala setiap petugas Puskesmas untuk disusun menjadi

laporan Puskesmas sesuai dengan format yang telah ditentukan

2. Membuat surat dan menyimpan arsip atau surat masuk

3. Tata usaha rumah tangga

4. Tata usaha kepegawaian Puskesmas

5. Pengetikan laporan maupun surat

6. Mengatur petugas yang keluar lapangan

7. Membuat Duk akhir tahun

8. Mengambil gaji ke Dinas Kesehatan.

9. Mendistribusikan gaji pegawai

10. Mengikuti mini lokakarya

11. Bekerja sama dengan tim dalam pelayanan pengobatan diluar gedung.

E. Tugas Pokok Dan Fungsi P2M

Tugas pokok : pelaksana P2M

Fungsi : Melaksanakan kegiatan P2M

Uraian tugas:

1. Melacak dan menangani kasus-kasus penyakit menular dilapangan

2. Membantu pelayanan pengobatan diluar gedung (posyandu, puskel)

8

Page 9: Laporan magang avisena multi kampus muna

3. Memberikan penyuluhan penyakit menular baik perorangan maupun perorangan

4. Melaporkan dengan cepat kasus-kasus penyakit menular yang berpotensi wabah

5. Membuat laporan kegiatan P2M

6. Membuat PWS kasus-kasus penyakit menular

7. Mengikuti mini lokakarya

F. Tugas Pokok dan Fungsi Ruang Poli

a. ) Poli KIA

Tugas pokok: - mengkoordinir kegiatan puskesmas diwilayah binaan kelurahan.

- Mengkoordinir kegiatan KIA, KB dan kegiatan pokok lainnya diwilayah

binaan kelurahan.

- Melaksanakan kegiatan pengobatan diposkeskel

Fungsi: memberikan pelayanan kebidanan dalam wilayah binaan kelurahan

dan diluar gedung

- Membantu kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

dipuskesmas dan pelayanan pengobatan diluar gedung (posyandu)

Uraian tugas:

1. Melakukan anamneses, register ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita

2. Melakukan pelayanan KIA, KB, dalam gedung dan diposyandu

3. Menolong persalinan normal diluar gedung

4. Melakukan pelayanan imunisasi TT bumil, capen dalam dan diluar gedung

5. Melakukan kunjungan rumah dan melacak kasus-kasus resti dalam wilayah binaan

dan menolong P4K

6. Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu hamil

7. Memberikan pengobatan sederhana pada pasien umum

8. Melaksanakan pembinaan kader posyandu maupun kader POSKESKEL

9. Membuat laporan akhir bulan

10. Mengikuti mini lokakarya

b.) Poli Gigi

Tugas Pokok: - melaksanakan asuhan keperawatan gigi didalam gedung dan diluar gedung

- Penanggung jawab kegiatan UKS dan UKGS

Fungsi: memberikan pelayanan keperawatan gigi didalam gedung dan diluar

gedung

9

Page 10: Laporan magang avisena multi kampus muna

Uraian tugas:

1. Membantu memeriksa dan memberikan tindakan gigi dan mulut didalam gedung dan

diluar gedung

2. Mengukur atau memeriksa TTV pasien

3. Membantu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut didalam gedung dan diluar gedung

4. Meregistrasi pasien atau membuat rekaman medis pasien

5. Membuat laporan hasil pelayanan kesehatan gigi dan mulut

6. Membuat laporan hasil kegiatan UKS atau UKGS

7. Mengikuti mini lokakarya

10

Page 11: Laporan magang avisena multi kampus muna

BAB III

GAMBARAN UMUM INSTITUSI MAGANG DAN HASIL

PENGKAJIAN LAPANGAN

A. Gambaran umum institusi tempat magang.

1. Letak Geografis

Puskesmas Lohia adalah puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Lohia.

Wilayah ini terletak di pesisir pulau Muna dibagian timur dan, secara geografis

Kecamatan Lohia terletak di bagian selatan katulistiwa pada garis lintang 4006’

sampai 5015’ Lintang selatan dan 12208’ Bujur timur sampai dengan 123015’ Bujur

Timur. Dari aspek Geografis, Kecamatan Lohia mempunyai batas-batas wilayah

sebagai berikut:

o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka.

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tongkuno.

o Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.

2. Keadaan Penduduk.

Keadaan penduduk berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah kerja

Puskesmas Lohia dalam angka Tahun 2013 menunjukkan jumlah penduduk sebesar

5668 jiwa.

3. Keadaan Umum Puskesmas.

Keadaan umum puskesmas ditampilkan dengan angka dalam bentuk tabel-tabel

sebagai berikut:

Tabel 1: Jumlah sarana kesehatan Puskesmas Lohia

Tahun 2013

No. Jenis Sarana Jumlah Satuan

1. Puskesmas Induk 1 Gedung

2. Polindes 1 Gedung

3. Perumahan Paramedis 4 Gedung

4. Bakesra 2 Gedung

5. Pos Pelayanan Terpadu 8 Pos

11

Page 12: Laporan magang avisena multi kampus muna

Tabel 2:Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Lohia

Menurut Jenisnya 2013

No

.

Tenaga Kesehatan 2008

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Perawat

Pekarya

Sanitarian

Gizi

Perawat Gigi

Bidan

Perawat Gigi

Penyuluh Kesehatan

12

1

2

2

1

3

1

3

Jumlah 25

Tabel 3: Jumlah kunjungan Penderita penyakit

Menurut jenisnya tahun 2013

No. Nama penyakit 2013

1.

2.

3.

4.

Malaria

TB Paru

Ispa

Diare

32

39

948

177

Total 1196

4. Pencapaian Program

A. PROGRAM KIA

1. Gambaran Umum

Dalam melaksanakan program KIA di Puskesmas Lohia di bantu oleh 3 orang

tenaga Bidan yang terdiri dari satu orang bidan Koordinator dan 2 orang Bidan

Desa.

Pola pertolongan persalinan Puskesmas Lohia kurang lebih 80% di tolong oleh

tenaga kesehatan dengan sistim APN dengan pola 60 Langkah.

Adapun cakupan pelayanan KIA tahun 2012 adalah sebagai berikut :

12

Page 13: Laporan magang avisena multi kampus muna

Kunjungan KI 95 atau 81 %

Kunjungan Bumil ke IV 117 atau 96%

Bumil Nakes 232 atau 97%

KNI 108 atau 100%

KN3 104 atau 97%

SF1 255 atau 98%

SF3 238 atau 92%

Sasaran K1 = 258

Sasaran Bumil = 253

Kunjungan k1 = SF1

Kunjungan Bumil=SF3

2. Permasalahan :

Dalam melaksanakan program KIA ada beberapa hambatan yang di dapat

dilapangan:

Sarana transportasi

Keterlambatan masyarakat mengambil keputusan.

Tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah

Tingkat pendidikan masyarakat yang masih kurang

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang faktor resiko yang akan terjadi

pada Bumil apabila tidak cepat tertangani oleh tenaga Nakes (Bidan)

terhadap resiko tinggi.

3. Strategi Puskesmas dalam menurunkan AKI dan AKB.

Pengadaan sarana transportasi

Deteksi dini terhadap Bumil,Bulin dan bati resiko tinggi

Meningkatkan koordinasi pelayanan KIA baik lintas sektor maupun lintas

program.

Penyuluhan kepada masyarakat sasaran program KIA.

Dengan adanya Jamkesmas dan Jampersal diharapkan cakupan persalinan

yang ditolong oleh nakes meningkat dan dapat menurunkan Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Anga Kematian Bayi (AKB).

B. PROGRAM PROMOSI PLP

1. Promosi Kesehatan.

a. Gambaran Umum Posyandu (analisis situasi)

13

Page 14: Laporan magang avisena multi kampus muna

Wilayah kerja Puskesmas Lohia terdiri dari 4 Desa,dengan jumlah penduduk

5688 jiwa, Posyandu 8 Buah terdiri dari:

Desa Lohia : 2 Buah

Desa Lakarinta : 2 Buah

Desa Korihi : 2 Buah

Desa Wabintingi : 2 Buah

b. Analisis Keterjangkauan

Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat bahwa semua Desa/kelurahan

yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Lohia telah terjangkau dengan

pelayanan Posyandu sehingga permasalahan keterjangkauan tidak ada

c. Analisis Tingkat Perkembangan

Adapun data tingkat perkembangan Posyandu di Wilayah Puskesmas Lohia

adalah :

Posyandu Ros I : 1 buah atau 7,7 %

Posyandu Ros II : 1 buah atau 7,7 %

Posyandu Flamboyan I : 1 buah atau 7,7 %

Posyandu Flamboyan II : 1 buah atau 7,7 %

Posyandu Motonuno I : 1 buah atau 7,7 %

Posyandu Motonuno II : 1 buah atau 7,7 %

Berdasarkan data tersebut diatas bahwa di wilayah puskesmas Lohia hanya

terdapat 1 buah atau 7,7% posyandu mandiri. Oleh karena itu maka alternatif

pemecahan masalah adalah :

Meningkatkan jumlah Posyandu Mandiri

Malakukan pelatihan kader untuk program tambahan di posyandu

Mengadakan pertemuan dalam rangka pemberdayanaan tokoh

masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas Lohia.

Mengadakan koordinasi dengan lintas sektor

2. Penyehatan lingkungan Pemukiman.

a. Analisis situasi

Program penyehatan lingkungan adalah salah satu program yang sangat

penting dalam upaya menuju Mellinium Developmen Goals(MDGs) dalam

mewujudkan Visi Muna sehat 2015. Didalam paradigma sehat program

penyehatan lingkungan adalah pilar kedua sesudah promosi kesehatan,oleh

karna itu dengan adanya bantuan dana BOK yang membiayai semua

14

Page 15: Laporan magang avisena multi kampus muna

pelaksanaan kegiatan di luar gedung diharapkan cakupannya dapat mencapai

target yang telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilakukan diPuskesmas Lohia dibidang PLP ini adalah sebagai

berikut :

Pengawasan kualitas air

Pengawasan tempat-tempat umum dan TPM

Penyuluhan penyehatan lingkungan

Pengawasan terhadap tempat industri

Cakupan kegiatan penyehatan kingkungan adalah sbb :

1. Air bersih 69,2%

2. Rumah sehat 48,7%

3. SPAL 65,1%

4. JAGA 64,7%

5. TTU Memenuhi syarat 57,6%

6. TPM memenuhi syarat 60%

7. Pengawasan Tempat industri/Lingkungan kerja 80%

8. Tempat industry/ling kerja memenuhi Syrat 58,7

b. Permasalahan.

Dalam melaksanakan program penyehatan lingkungan permasalahan yang di

hadapi adalah:

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyehatan lingkungan yang masih

kurang

Tingkat ekonomi masyarakat yang masih kurang.

c. Alternatif pemecahan masalah.

Penggalian dana baik dari pemerintah maupun swadaya masyarakat

Meningkatkan frekwensi maupun kualitas penyuluhan kepada masyarakat

Melakukan advokasi PLP baik kepada pemerintah maupun dunia usaha dan

masyarakat

C. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (Kesling)

1. Kondisi Kesehatan Lingkungan dan Sarana kesehatan lingkungan dirinci per Desa

Lohia.

Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel.

15

Page 16: Laporan magang avisena multi kampus muna

Dari hasil kegiatan yang dilakukan dari 2.685 KK yang memiliki kriteria

Rumah sehat sebanyak 1.495 KK atau 55,67%. Sedangkan yang memiliki Jamban

memenuhi syarat adalah 650 KK ,SPAL 350 KK dan SAB 580 KK

2. Kondisi Tempat Pembuangan Tinja (Jamban Keluarga)

Puskesmas Lohia Tahun 2012

Dari 2.685 KK yang memiliki septic tank yang memenuhi syarat adalah 254

KK dengan jumlah jangkauan sebanyak 1.270 orang .Sedangkan yang menggunakan

leher angsa memenuhi syarat sebanyak 704 KK dengan jumlah jangkauan sebanyak

3.520 orang.yang selanjutnya dapat dilihat pada tabel lampiran

3. Cakupan penggunaan sarana air bersih yang terlindung dari resiko pencemaran tahun

2013

Dari hasil kegiatan cakupan penggunaan air bersih yang terlindung dari resiko

pencemaran adalah sumur gali prtibadi senyak 443 buah dengan jumlah jangkauan

2.215 orang ,sumur gali umum sebanyak 31 buah dengan jumlah jangkauan adalah

775 orang begitu pula yang menggunakan ledeng/pp senyask 416 kk dengan jumlah

jangkauan 2.080 orang dan selanjutnya dapat dilihat pada table lampiran.

D. PROGRAM P2M

1. Imunisasi

Program imunisasi di Puskesmas Lohia berjalan sesuai jadwal posyandu yang ada,

dimana dari hasil evaluasi Tahun 2013 menunjukkan bahwa Antigen

BCG,DPT,Polio,Campak dan TT Bumil rata-rata pencapian adalah kurang dari 83%

kebawa .Berdasarkan data ini maka rata-rata dalam kategori tidak UCI. Adapun

pencapaian kegiatan selengkapnya terlampir.

2. P2 Kecacingan

Penderita kecacingan yang berkunjung dipuskesmas Lohia selama tahun 2013 adalah

tdak ditemukan kasus filariasis.

3. P2 Ispa

Cakupan kegiatan P2 Ispa berdasarkan kunjungan puskesmas adalah sebagai berikut :

sebanyak 948 kasus Ispa.

4. P2 Malaria

Jumlah penderita malaria klinis Tahun 2013 adalah 32 kasus

5. P2 TB Paru

Program TB paru di Puskesmas Lohia dilaksanakan dengan sistim jaringan dalam

penentuan penderita maupun pengobatan.

16

Page 17: Laporan magang avisena multi kampus muna

Adapun jaringan petugas TB paru adalah :

Dr.Praktek.

Bidan Desa

Staf Puskesmas

Kader Posyandu

PMO

Penderita yang sembuh.

Penderita yang sembuh selalu melakukan promosi di masyarakat sehingga

secara langsung mensosialisasikan program TB tersebut.

Adapun cakupan kegiatan program TB di Puskesmas Lohia Tahun 2012 sbb :

Jumlah suspek : 39 Orang

Jumlah BTA positif : 39 Orang

Jumlah BTA Negatif rox.positif : 2 Orang

Jumlah mendapat pengobatan : 21 Orang

Jumlah konversi BTA positif : 6 Orang

Jumlah yang sembuh : 21 Orang

Jumlah pengobatan lengkap : 21 Orang

Jumlah yang belum menyelesaikan pengobatan : 1 Orang

Jumlah penderita kambuh : - Orang

6. P2 Diare

Cakupan kegiatan P2 Diare Tahun 2013 adalah sbb :

Jumlah penderita : 177 orang

Jumlah penderita meninggal : Tidak ada

Data selengkapnya terlampir.

E. UPAYA KESEHATAN

1. Program Gizi

a. Evaluasi program gizi tahun 2013

Kegiatan program gizi tahun 2013 yaitu :

Penimbangan balita yang dilakukan setiap bulan di Posyandu

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil setiap bulan di posyandu

Pemberian kapsul Vit A pada bayi umur 6 – 11 bulan dan balita umur 1 – 5

tahun setiap 6 bulan sedang ibu nifas diberikan setiap bulan.

Pelacakan kasus Gizi buruk baik di posyandu maupun pada masyarakat

17

Page 18: Laporan magang avisena multi kampus muna

Pembinaan balita BGM di Posyandu dan masyarakat.

b. Permasalahan

Dari hasil kegiatan gizi di puskesmas,cakupan penimbangan balita di posyandu

masih kurang. Pada tahun 2010 target penimbangan balita 80%, yang tercapai

hanya 52%, sedangkan tahun 2011 meningkat 54% namun bila dibandingkan

dengan setiap desa/kelurahan ada beberapa desa yang cakupannya sudah

memenuhi target (cakupan penimbangan balita perdesa terlampir).

Dilihat dari kurangnya cakupan penimbangan balita tersebut di sebabkan oleh:

Kurangnya dukungan dari lintas sektor terhadap kegiatan posyandu

Ada beberapa orang kader yang tidak aktif

Asumsi orang tua yang keliru bahwa setelah campak anaknya tdk dibawa lagi

diposyandu.

c. Pemecahan masalah

Untuk mencapai cakupan kegiatan program penimbangan balita di posyandu

sesuai dengan target yang telah ditentukan:

1. harus ada dukungan dari lintas sektor dan diaktifkan kembali beberapa orang

kader yang tidak aktif.

2. Meruba imec masyarakat bahwa setelah bayi dicampak harus tetap

keposyandu sampai umur 5 tahun untuk diketahui berapa berat anak ibu

setiap bulannya.di ibaratkan kalau sapi ditimbang supaya diketahui harganta.

Begitu pula balita ditimbangf tiap bulan untuk diketahui berapa beratnya

sehingga kita bisa memastikan balita ibu sehat atau tidak.

F. PROGRAM TAMBAHAN.

1. Jamkesmas /Jampersal.

Pembiayaan Jamkesmas diperuntukan untuk semua kegiatan yang sifatnya kuratif

yaitu:

Pelayanan kesehatan Dasar Didalam gedung .

Pelayanan Kesehatan Kebidanan

2. Biaya Operasional Kesehatan (BOK)

Pembiyaannya diperuntukan semua kegiatan yang sifatnya prefentif atau kegiatan

yang berada diluar gedung Puskesmas

3. di wilayah puskesmas Lohia adalah 4 buah. Dalam perjalananya Bakesra

dipuskesmas Lohia tidak berjalan dengan baik seperti apa yang diharapkan, hal ini

18

Page 19: Laporan magang avisena multi kampus muna

desebabkan karena tenaga yang ada tidak berdomisili dilokasi Bakesra dan juga

insentif bakesra sampai saat ini tidak jelas.

B. Pengkajian Lapangan

1. Fungsi manajemen

Kepal ruangan (poli KIA, kartu, Poli gigi, Ruang Tindakan, apotik, poli umum).

a) Fungsi perencanaan

- Ada 6 kepala ruangan, dimana tiap kepala ruangan tidak terlibat dalam

perencanaan tenaga keperawatan juga tidak dilibatkan dalam proses

rekruitmen tenaga perawat.

- Ada 4 kepala ruangan ( poli gigi, kartu, poli umum) yang tidak terlibat dan

ada 2 kepala ruangan yang terlibat dalam proses seleksi perawat, mutasi

tenaga perawat, proses relasi tenaga perawat, pembuatan perencanaan

sarana yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan keperawatan

- Ada 5 kepala ruangan yang terlibat dan 1 kepala ruangan : kartu “ yang

tidak terlibat untuk pembuatan perencanaan alat kesehatan penunjang

pelayanan keperawatan

- Semua kepala ruangan tidak membuat perencanaan yang bukan alat

kesehatan dan juga tidak membuat perencanaan untuk meningkatkan

kualitas asuhan pasien dan keluaga

b) Fungsi pengorganisasian

- Ada 5 kepala ruangan yang berasumsi bahwa struktur organisasi di

puskesmas Lohia telah memadai dalam memberikan pelayanan

keperawatan, juga tidak ada dampak dari metode yang di gunakan

( fungsional ) terhadap pemberian askep sehingga pemberian askep di

nilai lebih efisien dan 1 kepala ruangan “ kartu “ yang berasumsi tidak

- Ada 5 kepala ruangan yang berasumsi bahwa metode pemberian askep

yang di gunakan memberikan kepuasan pada perawat dan 1 kepala

ruangan “ kartu “yang mengatakan tidak.

- Semua kepala ruangan merasakan bahwa metode pemberian askep yang di

gunakan memberi kepuasaan pada perawat dan masing – masing kepala

ruangan tidak selalu menekankan aspek – aspek “ caring “ pada perawat

dalam menjalankan askep

19

Page 20: Laporan magang avisena multi kampus muna

- 1 kepala ruangan “apotik “ yang membuat jadwal dinas setiap bulan dan

tidak mengalami kesulitan dalam membuat jadwal dinas

c) Fungsi staffing

- Tidak ada orientasi kepada tenaga perawat baru

- Kebutuhan tenaga di ruangan sudah cukup memadai

- 5 kepala ruangan menilai kompetensi tenaga di ruangan tidak memadai

dan 1 kepala ruangan menilai kompetensi tenaga di ruangan memadai

yaitu di ruangan ” kartu “

- 5 kepala ruangan melibatkan diri secara langsung dalam proses mutasi

tenaga perawat dan 1 kepala ruangan “ kartu “ yang tidak

- Hanya 3 kepala ruangan ( apotik, poli gigi, kartu ) yang tidak dilibatkan

dalam proses rotasi tenaga perawat

- Tidak ada pemberian penghargaan kepada perawat jika menunjukan

standar yang sesuai dan tidak ada hukuman kepada perawat dari kepala

ruangan jika menunjukan standar kinerja yang tidak sesuai

- Semua kepala ruangan melaksanakan penilaian kinerja staf dan menberi

tugas kepada stafnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam

memberikan

- 5 kepala ruangan memberi tugas kepada staf tidak berdasarkan pendidikan

yang dimiliki dalam memberikan askepdan 1 kepala ruangan yang

memberi tugas bedasarkan pendidikan yang dimiliki “ poli gigi “

d) fungsi pengarahan

- Tidak terdapat jadwal pertemuan rutin dengan perawat di ruangan yang di

pimpin dan belum di terapkan manajemen konflik bila ada permasalahan

di ruangan

- 5 ruangan tidak ada hambatan dalam mengatasi permasalahan pelayanan

keperawatan di ruangan dan 1 ruangan “ Ruang Tindakan “ yang

mengalami hambatan dalam kelengkapan alat

- Semua kepala ruangan mempunyai motivasi untuk meningkatkan

pelayanan keperawatan di ruangan masing – masing agar pasien puas

dengan pelayanan yang di berikan

e ) fungsi pengendalian

20

Page 21: Laporan magang avisena multi kampus muna

- Tidak ada audit terhadap dokumentasi askep dan tidak ada kegiatan

peningkatan mutu pelayanan keperwatan di ruangan

- 1 kepala ruangan “Ruangan Tindakan “ yang memiliki hambatan dalam

kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan di ruangan yaitu dalam

kelengkapan alat

- Setiap ada kelalaian perawat dalam memberikan askep, kepala ruangan

akan mendokumentasikan dan menindak lanjuti. Kepala ruangan secara

keseluruhan puas dalam bekerja karena tindakan yang di lakukan selalu

berjalan dengan baik, pasien merasa puas

Perawat pelaksana ( poli kia, kartu, poli gigi, Ruang Tindakan, apotik, poli

umum ).

a) Fungsi perencanaan

- Sebagian besar ( 60 % ) mengetahui visi dan misi keperawatan di

puskesmas

- Hanya sebagian kecil ( 40 % ) yang tidak memahami visi dan misi

keperawatan di puskesmas, utamanya yang berpendidikan sebatas SPK

- Sebagian besar ( 90 % ) mengetahui rencana pengembangan perawat

dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

- Keseluruhan perawat mempunyai uraian tugas dalam memberikan

pelayanan keperawatan dan mempunyai rencana kegiatan dalam

melaksanakan tugas, baik dalam bentuk harian, mingguan maupu bulanan.

- Sebagian besar ( 70 % ) tidak mempunyai jenjang karir yang jelas

b) Fungsi pengorganisasian

- Hanya diruangan poli gigi yang tidak terdapat struktur organisasi di

karenakan kapasitas perawat gigi yang sangas kurang

- Metode fungsional merupakan metode yang di gunakan dalam pemberian

askep karena di nilai lebih efisien juga memberikan kepuasan kepada

perawat, kepada pasien dan kepada keluarga pasien

- Semua perawat dalam melakukan tindakan memberikan penjelasan

kepada pasien sehingga pasien mengerti dan kooperatif

21

Page 22: Laporan magang avisena multi kampus muna

- Jika ada kesalahan yang di lakukan pada waktu pemberian askep, maka

perawat akan melapor kepada kepala ruangan sehingga kesalahan tersebut

dapat dipecahkan dan ditanggulangi bersama

- SAK yang tersedia membantu dalam dalam bekerja juga mengarahkan dan

sebagai acuan dalam semua kegiatan pelayanan yang akan di lakukan

sehingga kegiatan yang di lakukan dapat selesai tepat pada waktunya,

teratur dan sesuai yang di harapkan

- SOP yang tersedia membantu dalam bekerja, sebagai acuan dalam proses

tindakan askep sehingga mengurangi atau menghindari hal – hal yang

tidak di inginkan, berfokus pada sasaran kebutuhan yang akan di capai

juga memberikan batasan dalam melakukan tindakan sehingga tidak

terjadi hal yang tidak di inginkan dalam mencapai kepuasan pasien dan

membantu mencipatakan pelayanan yang efisien, dinamis serta

berkesinambungan

- Semua perawat mengikuti pre conference dan post conference di ruangan.

Perawat juga mendokumentasikan hasil pengkajian, diagnosa,

implementasi dan evaluasi keperawatan dengan lengkap

- Sekitar 40 % ( poli gigi dan KIA ) tidak memberikan pendidikan askep

kepada keluarga pasien dan klien di karenakan jumlah pasien yang banyak

dan keterbatasan personil di ruangan. sedangkan untuk poli KIA, paien

lebih memilih untuk datang konsul dirumah bidan tersebut ketimbang

datang dipuskesmas untuk memeriksakan kesehatannya.

- Diruangan poli umum dan KIA fasilitas peralatan yang ada memadai

untuk memberikan askep

- Perawat memahami penilaian tingkat ketergantungan pasien dalam

memberikan askep dan selalu menekankan aspek caringdalam

menjalankan askep

c) Fungsi staffing

- Semua perawat mendapatkan orientasi tentang tugas – tugas pelaksanaan

askep ketika pertama kali di terima sebagai tenaga perawat baru dan

program orientasi membantu perawat dalam memahami dan

meningkatkan kemampuan dalam memberikan Askep

- Terdapat sistem penghargaan pada perawat yang berprestasi

22

Page 23: Laporan magang avisena multi kampus muna

- Di ruangan poli umum dan poli gigi kebutuhan tenaga dan kompetensi

tenaga belum cukup memadai. Sedangkan yang dapat yang di jadikan

acuan kebutuhan tenaga dan kompetensi tenaga yang berkompeten sesuai

bidangnya dan dapat di nilai memadai yaitu ruangan poli kia

- Ada sistem penghargaan pada perawat yang berprestasi dan ada sistem

yang imbalan yang di dapat sesuai denga beban kerja

- Setiap perawat di berikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilanya masing – masing

- Setiap perawat mendapatkan sanksi jika melakukan pelanggaran disilin

dan pelanggaran profesi agar dapar berhati – hati dalam menangani pasien

d) Fungsi pengarahan

- Semua perawat di ruangan selalu di super visi setiap bulan dengan atasan

dan mendapatkan bimbingan yang jelas pada saat super visi kecuali

ruangan poli gigi

- Setiap perawat mendapatkan umpan balik dari ketua tim atas tugas yang

telah di kerjakan, kecuali ruangan poli gigi dan ruangan poli umum

- Setiap perawat mendapatkan motivasi dari kepala ruangan untuk

mengembangkan diri dalam melaksanakan tugas, kecuali ruangan poli

gigi.

e) Fungsi pengendalian

- Terdapat program pengendalian mutu di ruangan, kecuali ruangan poli

umum dan poli gigi

- Semua perawat mendapatkan penilaian secara berkala juga mendapatkan

penilaian kerja setiap tahun

- Setiap perawat puas bekerja di puskesmas

23

Page 24: Laporan magang avisena multi kampus muna

BAB IV

ANALISA HASIL KAJIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN

MASALAH DI TEMPAT MAGANG

A. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah digunakan untuk menganalisis faktor – faktor dan penyebab

masalah (menggunakan metode fish bone )

Perawat

Perawat Lingkungan

Terlibat secara Distribusi

Langsung dalam tenaga yang

Perencanaan kete- tidak merata

nagaan mutasi perawat

Perekrutan

Ketenagaan

Tidak Terlibat secara langsung dalam perencanaan ketenagaan,mutasi perawat

B. Prioritas Masalah

Dalam rangka memudahkan penentuan uruten masalah yang menjadi prioritas, maka

dilakukan penghitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan.

Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang

memperhatikan aspek sebagai berikut :

Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah tersebut.

Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan.

Managebility (Mn) : Bisa dipecahkan.

Nursing Concern (Nc): Perhatian bidang keperawatan.

Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya.

24

Page 25: Laporan magang avisena multi kampus muna

Dari masing-masing dinilai untuk setiap aspek tersebut, masing-masing aspek memiliki

bobot sendiri dengan rentang 1 – 5 yaitu :

1) 1 (satu) jika sangat kurang sesuai.

2) 2 (dua) jika kurang sesuai.

3) 3 (tiga) jika cukup sesuai.

4) 4 (empat) jika sesuai.

5) 5 (lima) jika sangat sesuai.

Nilai dari setiap masalah kemudian dikalikan dengan masing-masing nilai setiap masalah,

masalah yang memiliki total nilai terbesar merupakan prioritas masalah yang terpilih.

Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Puskesmas Wapunto :

NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Total

1. Perencanaan Ketenagaan 4 5 4 5 5 2000

Dari metode diatas maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah :

1. Perencanaan ketenagaan

C. Alternatif Penyelesaian Masalah Utama

G. Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan.

1. Program KIA sebahagian besar cakupan kegiatannya sudah mencapai

target,malah ada yang hamper mencapai 100%

2. Program promosi dan PLP cakupan kegiatannya belum mencapai target yang

diinginkan.

3. Program P2M cakupan kegiatannya sebahagian sudah mencapai target ,khususnya

imunisasi tidak UCI yaitu rata-rata dibawa 80%.

4. Program Upaya kesehatan sebahagian sudah mencapai target utamnya program

UKGS.

25

Page 26: Laporan magang avisena multi kampus muna

B. Saran.

1. Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sector untuk mencapai dukungan dalam

pelaksanaan program.

2. Diharapkan dukungan dana program ,utamanya program promosi PLP

3. Untuk kelancaraan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Lohia perlu adanya sarana

transportasi yang memadai.

4. Intensif tenaga Bakesra perlu diperhatikan kembali agar bakesra berjalan dengan

lancar.

H. Masalah

1. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data ketenagaan dari masing-masing profesi, tenaga di

Puskesmas Lohia masih kurang, yaitu tenaga dokter gigi,apoteker

2. Sarana dan Prasarana

- Gedung masih kurang memadai

- Letak Puskesmas yang kurang strategis

- Ruang LAB tidak ada

- Sumber air bersih yang kurang, serta SPAL yang tidak ada

26

Page 27: Laporan magang avisena multi kampus muna

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemaparan laporan diata maka kami dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

B. SARAN

Adapun saran dalam laporan magang ini yaitu ;

1) Perlunya kerjasama team dalam pembuatan laporan sehingga dapat memaparkan hasil

yang maksimal mengenai kegiatan yang dilakukan selama magang sehingga nilai

yang diperoleh memuaskan.

2) Perlu adanya komunikasi yang sering antara pembimbing dan mahasiswa, agar

mahasiswa mampu memahami hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan selama

magang

27