BAB I PENDAHULUAN 1.1,1 Latar belakang Rumah Sakit Merupakkan Salah Satu sarana untuk menjalankan pelayanan kesehatan, selain itu dapat juga dijadikan sebagai tempat penelitian dan pendidikan baik tenaga medis maupun pramedis. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin besar pula upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan. Perkembangan teknologi khususnya pada alat- alat kesehatan sangat berkembang pesat sehingga diperlukkan penanganan serta teknologi khusus dalam pelaksanaan perbaikkan maupun perawatannya. Akademi Teknik Elektro Medik merupakkan salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga teknisi elektro medic dan selalu berupaya menghasilkan teknisi yang bermutu. Salah satu upayanya adalah dengan dilaksanakannya kunjungan kerja lapangan untuk lebih mengenal alat-alat kesehatan. Kunjungan kerja lapangan (KKL) sendiri adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk mengenalkan mahasiswa dengan peralatan-peralatan medis yang ada di suatu rumah sakit. Dalam kesempatan ini mahasiswa ATEM Semarang melakukan pengenalan alat-alat kesehatan dengan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan. Dengan dilaksanakannya KKL , mahasiswa bisa menggali informasi tentang peralatan elektro medis dalam hal ini yang mencakup pengoperasian, perbaikan dan mengembangkan peralatan tersebut. Pelaksanaan KKL tersebut melalui 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1,1 Latar belakang
Rumah Sakit Merupakkan Salah Satu sarana untuk menjalankan pelayanan kesehatan, selain itu dapat juga dijadikan sebagai tempat penelitian dan pendidikan baik tenaga medis maupun pramedis.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin besar pula upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan. Perkembangan teknologi khususnya pada alat-alat kesehatan sangat berkembang pesat sehingga diperlukkan penanganan serta teknologi khusus dalam pelaksanaan perbaikkan maupun perawatannya.
Akademi Teknik Elektro Medik merupakkan salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga teknisi elektro medic dan selalu berupaya menghasilkan teknisi yang bermutu. Salah satu upayanya adalah dengan dilaksanakannya kunjungan kerja lapangan untuk lebih mengenal alat-alat kesehatan.
Kunjungan kerja lapangan (KKL) sendiri adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk mengenalkan mahasiswa dengan peralatan-peralatan medis yang ada di suatu rumah sakit. Dalam kesempatan ini mahasiswa ATEM Semarang melakukan pengenalan alat-alat kesehatan dengan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan. Dengan dilaksanakannya KKL , mahasiswa bisa menggali informasi tentang peralatan elektro medis dalam hal ini yang mencakup pengoperasian, perbaikan dan mengembangkan peralatan tersebut. Pelaksanaan KKL tersebut melalui berbagai cara, antara lain mahasiswa mendapatkan informasi tersebut dengan cara mewawancarai staff pegawai rumah sakit yang berkepentingan. Selain itu juga informasi bisa didapatkan dengan cara observasi langsung di rumah sakit tersebut dan mencari literatur yang berhubungan dengan pembahasan mengenai alat-alat medis tersebut. Sehingga setelah pelaksanaan KKL, mahasiswa diharapkan dapat menguasai baik secara teori maupun praktek , terutama yang berhubungan dengan alat medis yang dikaji di rumah sakit tersebut.
Kami telah melakukan observasi ke rumah sakit tersebut, serta masuk ke
dalam rumah sakit tersebut dengan ruangan khusus untuk peralatan medis seperti
Setiap pasien yang telah melakukan pemeriksaan di Poliklinik maupun Unit
Gawat Darurat di JIH dan memerlukan perawatan secara intensif maka dapat
mendaftar di admisi rawat inap dengan melengkapi persyaratan administrasi, yang
meliputi :
Membawa surat pengantar rawat inap dari dokter spesialis JIH. Bila surat
pengantar rawat inap belum ada atau bukan berasal dari dokter spesialis yang
praktek di JIH, pasien dapat memeriksakan diri di Unit Gawat Darurat JIH untuk
mendapatkan surat pengantar rawat inap.
Membawa ID Card ( KTP/SIM/Pasport). Untuk pasien berusia dibawah 17th
dan belum mempunyai KTP, wajib membawa KTP Penanggung Jawab ( Orang
Tua atau keluarga pasien).
Mengisi surat persetujuan Rawat Inap
EMERGENCY
UNIT GAWAT DARURAT (EMERGENCY CALL : 0274 – 4463555)
Unit Gawat Darurat JIH menyediakan pelayanan medis 24 jam.
PELAYANAN YANG TERSEDIA, antara lain:
1. Pelayanan Gawat Darurat
5
- Perawatan Medis dan Operasi Minor
- Observasi
- Test Laboratorium
- Pemeriksaan Radiologi
- Unit Farmasi
2. Panggilan Ke Rumah, Kantor, Atau Hotel
3. Pelayanan Ambulance
- Transportasi antar jemput ambulance
- Perawat pendamping selama transit
- Penyediaan pelayanan medis untuk acara-acara tertentu
- Evakuasi Medis
- Pelayanan P3K
4. Biaya
- Tarif Dokter : Rp. 50.000,-
- Administrasi Rumah Sakit : Rp. 15.000,-
LABORATORIUM
HAEMODIALISA
MCU
DIABETS CENTER
6
LAYANAN KAMAR JIH
ORCHID – SVIP
Gambar 2.2 kamar ORCHID – SVIP
Sumber : http://www.rs-jih.com//
JASMINE – VIP
Gambar 2.3 kamar jasmine – VIP
Sumber : http://www.rs-jih.com//
7
ALAMANDA – UTAMA
Gambar 2.3 kamar alamanda - utama
Sumber : http://www.rs-jih.com//
BOUGENVILLE - KELAS II
Gambar 2.3 kamar bougenville – kelas II
Sumber : http://www.rs-jih.com//
8
GARDENIA - KELAS III
Gambar 2.3 kamar gardenia – kelas III
Sumber : http://www.rs-jih.com//
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ESWL (Estracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
3.1.1 PENGERTIAN ESWL
ESWL atau estracorporeal shock wave lithotripsy adalah metode non-
operatif yang dapat memecahkan batu pada saluran kemih dengan
mengkonsentrasikan gelombang kejut pada lokasi batu dari luar tubuh.
Gambar 3.1 ESWL
Sumber: RS.JIH
3.1.2 Prinsip keja ESWL
Dalam terapi ini, ribuan gelombang kejut ditembakkan ke arah batu ginjal
sampai hancur dengan ukuran serpihannya cukup kecil sehingga dapat
dikeluarkan secara alamiah dengan urinasi. Ilustrasi sederhana teknik ESWL.
A) sebelum.penembakan,
B) Gelombang kejut yang difokuskan pada batu ginjal,
C) Tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dapat dibuang
secara natural bersama air seni
10
Treatment ESWL, pasien dibaringkan di atas tempat tidur khusus dimana
generator shock wave telah terpasang di bagian bawahnya. Sebelum proses
penembakan dimulai, dilakukan pendeteksian lokasi batu ginjal menggunakan
imaging probe (dengan ultrasound atau fluoroscopy), agarshock wave yang
ditembakan tepat mengenai sasaran.
Pada lithotripter keluaran terbaru, umumnya telah dipasang anti-miss-shot
device yang memonitor lokasi batu ginjal secara kontinyu dan tepat waktu,
sehingga alat ini memiliki tingkat keakurasian tembakan sangat tinggi dan pada
saat bersamaan dapat meminimalkan terjadinya luka pada ginjal akibat salah
tembak.
3.1.3 FUNGSI
Untuk memecahkan batu pada saluran kemih dengan mengkonsentrasikan
gelombang kejut pada lokasi batu dari luar tubuh dengan memakai frekuensi
gelombang
3.1.4 SPESIFIKASI ESWL
Fokus bidang gelombang kejut fokus 2: 4 x 4 x 30 mm (WxHxD)
Jarak dari fokus 2 untuk reflektor: 135 mm
ESWL Generator listrik DC: 10kV ~ 18 kV
Energi dari pulsa tunggal: 50J ~ 162J
Keselamatan dan efisien tinggi, persentase batu pemecah melebihi> 98%
Untuk batu di bawah ukuran 1. 5cm, persentase sukses batu-melanggar pada tepat
waktu lebih dari> 85%
Tabung Max. : 120 K Vp
Tabung Kecil Spot fokus: 0. 3 mm
Sinar-X Generator type: inverter sistem
Sinar-X Generator Fluoroskopi Mode: 1 ~ 5 mA
Intensifier gambar Diameter: 6 inci (pilihan 9 inci)
Kamera: Kamera CCD 512 (Option: 1024 CCD Kamera)
Monitor: 17 inch
C-ARM rotasi Orbital: + -30 derajat
Meja, bergerak
11
3.1.5 BLOK DIAGRAM
gambar 3.1.2 blok diagram ESWL
Sumber : http://www.strokecenter.org/
Sebuah sistem pelacakan batu yang terdiri dari: unit-servo gerak yang
terdiri platform gerakan termasuk jalur busur, reflektor gelombang kejut yang
dipasang di jalur busur; scanner USG yang terdiri dari suatu ultrasound probe
scanning dipasang pada platform gerakan untuk melokalisir posisi batu pasien
pada setiap saat dan informasi menghasilkan posisi batu, sebuah motion controller
yang terhubung ke unit-servo gerak untuk mengendalikan unit-servo gerak, dan
pengolahan data unit dihubungkan ke scanner USG dan pengontrol gerak,
pengolahan data unit penerima informasi yang menunjukkan posisi batu dari
scanner USG dan secara otomatis penggerak pengontrol gerak dengan cara adaptif
responsif terhadap informasi yang menunjukkan posisi batu menyebabkan
gerakan relatif antara platform gerakan dan tempat tidur di mana pasien berbaring
sampai fokus dari shock-gelombang reflektor adalah bertepatan dengan posisi
batu, pengolahan data Unit termasuk program kontrol bergerak-mekanisme yang
12
mengontrol gerakan dari platform gerak untuk bergerak sesuai dengan
perpindahan batu pasien.
2. Sistem batu-pelacakan seperti diklaim dalam klaim 1, dimana unit-servo gerak
terdiri dari (a) paling sedikit satu servomotor dipasang dalam platform gerakan,
perjalanan dari servomotor setidaknya satu yang makan kembali ke controller
gerak, dan (b ) paling sedikit satu peredam untuk mengurangi kecepatan dari
servomotor.
3. Sebuah sistem pelacakan batu yang terdiri dari: unit-servo gerak yang terdiri
platform gerakan termasuk jalur busur, reflektor gelombang kejut yang dipasang
di jalur busur; scanner USG yang terdiri dari suatu ultrasound probe scanning
dipasang pada platform gerakan untuk melokalisir posisi batu pasien pada setiap
saat dan informasi menghasilkan indikasi posisi batu, sebuah motion controller
yang terhubung ke unit-servo gerak untuk mengendalikan unit-servo gerak, dan
pengolahan data unit dihubungkan ke scanner USG dan pengontrol gerak, data
unit pengolahan menerima informasi menunjukkan posisi batu dari scanner USG
dan mengirim sinyal ke pengontrol gerak dalam menanggapi informasi yang
menunjukkan posisi batu menyebabkan gerakan relatif antara platform gerakan
dan tempat tidur di mana pasien berbaring sampai fokus reflektor gelombang
kejut adalah bertepatan dengan posisi batu, pengolahan data unit yang termasuk
program pengolah gambar batu yang menentukan ukuran dan pusat batu dan yang
mencatat lintasan batu, program yang sedang dikembangkan oleh tingkat abu-abu
otomatis ambang metode yang didasarkan pada prinsip entropi histogram tingkat
keabuan, ambang batas yang diterapkan di daerah dipilih sebelumnya kepentingan
yang bergerak mengikuti batu secara real time.
4. Sebuah sistem pelacakan batu yang terdiri dari: unit-servo gerak yang terdiri platform gerakan termasuk jalur busur, reflektor gelombang kejut yang dipasang di jalur busur, dan setidaknya satu motor dipasang dalam platform gerakan; scanner USG yang terdiri USG scanning probe dipasang pada platform gerakan untuk melokalisir posisi batu pasien pada setiap saat dan menghasilkan informasi menunjukkan posisi batu, sebuah motion controller yang terhubung ke unit-servo
13
gerak untuk mengendalikan unit-servo gerak, sebuah unit pengolahan data yang terhubung dengan scanner USG dan pengontrol gerak, pengolahan data unit penerima informasi yang menunjukkan posisi batu dari scanner USG dan mengirim sinyal ke pengontrol gerak dalam menanggapi informasi yang menunjukkan posisi batu menyebabkan gerakan relatif antara platform gerak dan tempat tidur dimana pasien berbaring sampai fokus reflektor gelombang kejut adalah bertepatan dengan posisi batu, dan, setidaknya satu isolator untuk mengisolasi kata salah satu motor dari reflektor gelombang kejut, dengan demikian menghindari gangguan dan kerusakan akibat tegangan tinggi.
5. Sistem batu-pelacakan seperti diklaim dalam klaim 4, dimana mengatakan sedikitnya satu isolator adalah berkomposisi fenol-formaldehida .
3.1.6 PENEMPATAN
Penempatan alat ESWL terdapat pada ruangan flouroscopy
14
3.2 CT-SCAN (Computed Tomography Scanner)
Gambar 3.1.1 CT-scan
Sumber : RS.JIH
3.2.1 PENGERTIAN CT-SCAN
CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah perpaduan sinar X dan
computer untuk menghasilkan gambar organ tubuh bagian dalam secara
melintang, dalam pemeriksaan pasien berbaring pada alas untuk kemudian
dimasukkan dalam tablet besar berbentuk seperti donat, kemudian diberikan
radiasi dengan dosis tertentu dari segala arah sehingga menghasilkan gambaran
yang sangat detail dari berbagai sudut kecil dari seluruh organ tubuh, seperti
susunan saraf pusat, otot, tulang, tenggorokan dan rongga perut.
3.2.2 PRINSIP KERJA
Gambar 3.1.5 Bagan Prinsip Kerja CT Scanner
Sumber : http://www.intelihealth.com
15
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas
sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan
ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai
dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x
yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi
tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di
proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah
menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian
dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor
dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar
yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser
Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan
intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan
intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam
bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis
bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan
citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu
bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor
untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian
diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode
yang disebut sebagai rekonstruksi.
4. Pemprosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray
didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi
oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut
:
16
Gambar 3.1.6 Collimator dan Detektor
Sumber : http://www.intelihealth.com
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi
menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk
sinyal melaui proses berikut :
Gambar 3.1.7 Proses pembentukan citra
Sumber : http://www.intelihealth.com
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke
bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah
oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke
film. Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan
CT Scanner :
Gambar 3.1.8 Hasil whole body scanning
Sumber : http://www.intelihealth.com
17
3.2.3 FUNGSI
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat
tinggi. Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra