Page 1
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 1/31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Riwayat Kasus
Pada tanggal 17 September 2014 telah dilakukan pemeriksaan terhadap ayam layer
berumur 22 minggu, dengan berat badan ± 1.7 kg dan bulu berwarna coklat dengan nomor
protokol 6!"#"14. $yam ini milik %apak & #yoman 'ai Putra #egara yang beralamat di
(abupaten %angli. )umlah populasi ayam pedaging yang dipelihara oleh %apak adalah sebanyak
4000 ekor, * !0 ekor ayam tampak sakit dan + ekor ayam mati dalam kurun waktu satu bulan.
ari ayam yang sakit diambil 1 ekor ayam untuk di-adikan kasus. e-ala klinis yang
ditun-ukkan adalah penurunan na/su makan, lemas, kekusaman pada bulu, dan mengalami
tortikolis.
)enis pakan yang diberikan berupa pakan olahan pabrik, sementara air minum yang
diberikan berasal dari air P$. enurut &n/ormasi peternak, program aksinasi dilakukan
dalam -angka waktu tertentu dengan sistem pemberian aksin adalah aksin # pada umur 2
minggu, umboro pada umur minggu, # asota pada umur 4 minggu, umboro pada umur 3
minggu, # dan &% pada umur 11 minggu, $& dan &% && pada umur 13 minggu dan #, S
serta &% pada umur 17 minggu.
Selama ayam sakit, pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik danitamin. 5anggal 17 September 2014 ayam tersebut mati dan kemudian di nekropsi untuk
dilakukan pengu-ian laboratorik sebagai peneguhan diagnosa. #ekropsi yang dilakukan
disesuaikan dengan prosedur di aboratorium Patologi eteriner (8 9nud enpasar.
1.2 Identifikasi Masalah
%erdasarkan riwayat kasus di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. $pakah diagnosa penyakit pada ayam kasus dengan nomor protokol 6!"#"14;
2. $gen in/eksius apakah yang menyebabkan sakit pada ayam kasus dengan nomor
protokol 6!"#"14;
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1
Page 2
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 2/31
1. !u"uan Penulisan
1. enentukan diagnosa penyakit pada ayam kasus dengan nomor protokol 6!"#"14
2. engetahui agen in/eksius penyebab sakit pada ayam kasus dengan nomor protokol
6!"#"14.
1.# Manfaat Penulisan
1. emberikan in/ormasi mengenai ke-adian kasus penyakit pada ayam kasus dengan nomor
protokol 6!"#"14, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi peternak
untuk menentukan tindakan lebih lan-ut apabila menemukan kasus yang sama.
2. emberikan gambaran secara lengkap kepada mahasiswa calon dokter hewan untuk
mendiagnosa ke-adian suatu penyakit berdasarkan ge-ala klinis, patologi anatomi, dan
ditun-ang dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2
Page 3
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 3/31
BAB II
MA!ERI DAN ME!$DE
2.1 Mate%i
%erdasarkan ge-ala klinis serta patologi anatomi yang teramati, maka dilakukan
pengambilan spesimen untuk kemudian dilakukan u-i laboratorium, dengan spesimen yang
diambil adalah sebagai berikut :
La&'%at'%iu( )*esi(en
Patologi <tak, proentrikulus, usus, trachea, paru = paru, hati, limpa,
-antung
ikrobiologi 9sus, paru = paru, limpa
irologi Paru = paru, trachea, usus, limpa, otak
Parasitologi (erokan kulit, kutu, caplak, pin-al, lalat, nyamuk, sampel darah
dan /eses dari hewan non>kasus
2.2 Met'de
2.2.1 La&'%at'%iu( Pat'l'+i
etode : Pembuatan preparat dan pemeriksaan histopatologi
angkah ker-a :
1. Sampel organ yang akan diperiksa dipotong masing = masing dengan ukuran 1?1?1 cm,
kemudian di/iksasi dengan direndam dalam larutan Neutral Buffer Formalin ( #%@ 10A
2. Potong sampel yang mengalami perubahan untuk kemudian disimpan di dalam tissue
cassette, lalu beri label nomor protokol kasus.
. Setelah dilakukan /iksasi, dilakukan proses dehidrasi dengan menggunakan alkohol
bertingkat B70A, +0A, !0A !6A dan alkohol absolute@. Perendaman dilakukan secara
bertahap setiap 2 -am. Selan-utnya adalah proses clearing dengan cara perendaman dalam
toluene.4. ilakukan in/iltrasi dengan menggunakan para//in cair , diharapkan para//in cair akan
mengisi ruang sitoplasma.3. Setelah tahapan clearing selesai spesimen organ selan-utnya di in/iltrasi dengan para/in
cair Bblocking @ menggunakan alat embedding set , kemudian didinginkan hingga para/in
mengeras.
Koasistensi Diagnosa Laboratorik |
Page 4
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 4/31
6. %lok para/in yang sudah dingin kemudian di sectioning menggunakan microtome dengan
ketebalan pemotongan * 3 mikron.7. Setelah pemotongan dengan ketebalan 3 mikron didapatkan maka selan-utnya diletakkan
mengambang pada waterbath Bwaterbathing @ beberapa detik dengan temperatur hangat
B7>! CD@.+. Potongan spesimen pada waterbath diletakkan pada gelas ob-ek kemudian diinkubasikan.
!. Preparat kemudian di rehidrasi bertingkat menggunakan Eylol &, && dan &&& Bmasing>
masing selama 3 menit@, tanol & dan && selama 3 menit dan $Fuades selama 1 menit.
10. akukan pewarnaan B staining @ dengan menggunakan 8emato?ylin selama 13 menit dan
osin selama menit.11. Preparat di dehidrasi dan di clearing kembali kemudian dikeringkan untuk selan-utnya
dilakukan mounting media.
12. $mati preparat histopatologi dengan menggunakan mikroskop kemudian catat perubahan
yang ditemukan.
2.2.2 La&'%at'%iu( ,i%'l'+i
etode : Pembuatan inokulum dari spesimen organ
Penanaman inokulum pada 5elur $yam %ertunas
Pemanenan cairan $lantois
9-i 8emaglutinasi B8$@
9-i 8ambatan 8emaglutinasi B8&@
angkah ker-a :
Pe(&uatan in'kulu( da%i s*esi(en '%+an
Spesimen berupa organ dipotong kecil = kecil dengan menggunakan gunting lalu
dimasukkan ke dalam tabung eppendorf dan dihancurkan dengan menggunakan stik.
(emudian dilakukan penambahan larutan #aDl sebanyak 1 ml dan disentri/ugasi dengan
kecepatan 2.300 rpm selama 13 menit. %agian supernatant diambil dan dimasukkan ke
dalam tabung eppendorf , dan dilakukan penambahan antibiotika penisilin dan
streptomisin masing = masing sebanyak 0,1 ml, kemudian diortek dan diinkubasikan
pada inkubator pada suhu 7G D selama 0 menit.
Penana(an in'kulu( *ada !elu% Aya( Be%tunas
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 4
Page 5
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 5/31
Penanaman inokulum dilakukan pada 5$% umur ! hari. Sebelum dilakukan
inokulasi, dilakukan pengamatan terhadap 5$% dengan menggunakan teropong
Bcandling) untuk mengetahui keadaan embrio dan melakukan penandaan pada batas
daerah kantung udara dengan menggunakan pensil.
akukan penusukan dengan menggunakan alat penusuk atau bor telur pada
cangkang telur di daerah atas garis perbatasan antara kantung udara dan daerah embrio.
engan menggunakan tuberculin syringe & ml, inokulum disuntikkan ke dalam ruang
alantois dengan dosis 0,1 ml pada setiap butir telur. 5utup lubang pada cangkang telur
dengan menggunakan kutek dan diberikan label seperlunya. Selan-utnya telur
diinkubasikan pada suhu !G D. Pengamatan dilakukan setiap hari, pemanenan dilakukan
segera setelah kematian embrio ter-adi. Pada pengu-ian ini, pemanenan dilakukan pada
hari ke 4 pasca inokulasi.
Pe(anenan -ai%an Alant'is
5elur yang akan dipanen diamati terlebih dahulu dengan menggunakan teropong
Bcandler). Sebelum dilakukan pemanenan, telur di masukkan ke dalam lemari es selama
beberapa menit untuk mengurangi pendarahan saat cangkang telur dibuka. Pemanenan
dilakukan dengan terlebih dahulu membuka cangkang telur bagian atas, kemudian cairan
alantois diambil dengan menggunakan mikropipet. Dairan alantois yang terambil
dikumpulkan dalam tabung eppendor/ kemudian di sentri/ugasi untuk memisahkan
cairan dengan sedimen, cairan diambil dan dipindahkan ke dalam tabung eppendor/ baru
kemudian disimpan sampai pengu-ian serologi dilakukan.
U"i He(a+lutinasi HA/
9-i hemaglutinasi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan irus. %eberapa -enis
irus memiliki si/at mengaglutinasi sel darah merah, salah satunya adalah irus &n/luenHa
yang dapat mengaglutinasi sel darah merah berbagai -enis mamalia. 8emaglutinasi ter-adi
akibat aktiitas hemaglutinin pada dinding irus. 9-i hemaglutinasi dilakukan dengan
menambahkan 0.023 ml #aDl /isiologis pada setiap sumuran plat mikro, kemudian
tambahkan antigen irus pada sumuran 1 dan 2 sebanyak 0.023 ml. Selan-utnya
dilakukan pengenceran berseri kelipatan 2 mulai dari sumuran 2 hingga 11 dengan
menggunakan pipet mikro lalu tambahkan 0.3 ml suspensi sel darah merah 1 A lalu ayak
selama 0 detik. &nkubasikan pada suhu kamar selama 0 menit lalu amati reaksi
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 3
Page 6
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 6/31
hemaglutinasi yang ter-adi. alam prosedur ini, sumuran pertama bertindak sebagai
kontrol I.Pada u-i hemaglutinasi hasil posit/ teramati dengan tidak ter-adinya pengendapan
pada dasar sumuran yang mengindikasikan bahwa antigen irus telah mengaglutinasi sel
darah merah.
U"i Ha(&atan He(a+lutinasi HI/
alam penelitian ini, dilakukan u-i hambatan hemaglutinasi cepat dengan
menambahkan #aDl /isiologis sebanyak 0.023ml, serum kebal kontrol yang telah
mengandung antibody sebanyak 0.023 dan antigen sebanyak 0.023ml ke dalam satu
sumuran. Selan-utnya lakukan pengayakan dengan ortek selama 0 detik lalu
inkubasikan pada suhu kamar selama 0 menit. Setelahnya lakukan penambahan suspensi
sel darah merah 1A sebanyak 0.03ml dan lakukan pengayakan kembali selama 0 detik.&nkubasikan kembali pada suhu kamar selama 0 menit lalu amati perubahan yang
ter-adi.
Pada u-i hambatan hemaglutinasi hasil positi/ teramati dengan adanya endapan
pada dasar sumuran mengindikasikan antigen irus telah mengikat antibodi yang berasal
dari serum sehingga sel darah merah bebas untuk mengendap.
2.2. La&'%at'%ui( Mik%'&i'l'+i
etode : Penanaman pada media #utrient $gar
Penanaman pada media Eosin Methylen Blue gar
Pewarnaan ram
9-i 'espirasi (arbohidrat
9-i %iokimia
9-i ula > gula
angkah ker-a :
Penana(an *ada (edia Nut%ient A+a%
#utrient agar digunakan sebagai media umum atau sebagai media penumbuhan
mikroorganisme mayoritas yang tidak selekti/ Bmikroorganisme heterotro/@. edia ini
merupakan media yang sederhana. ibuat dari ekstrak bee/, pepton dan agar. Pada media
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 6
Page 7
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 7/31
ini, bakteri ditumbuhkan dari spesimen organ hewan terin/eksi. edia dibagi men-adi
tiga bagian untuk tiga spesimen yang akan ditaman, yaitu usus, paru = paru dan limpa.
Spesimen organ dilukai dengan gunting steril kemudian ossa steril ditempelkan pada
spesimen dan diusapkan pada media biakan. Prosedur yang sama dilakukan terhadap dua
spesimen yang lain. edia biakan yang telah ditanami bakteri kemudian diinkubasikan
dalam inkubator dengan suhu 7GD selama 24 -am. $mati koloni bakteri yang tumbuh,
dengan melihat bentuk, warna, tepian dan diameter koloni.
Penana(an *ada (edia Eosin Methylen Blue Agar
%$ memiliki bentuk padat dan digunakan untuk mengadakan isolasi serta
mendeteksi Enterobacteriaceae dan campuran spesies>spesies bakteri yang berbentuk
batang koli/orm. osin dan methylene blue dalam media ini ber/ungsi untuk
menghambat pertumbuhan bakteri ram positi/, -uga berperan sebagai indikator produksi
asam. aktosa yang terkandung dalam media ini ber/ungsi untuk memilah mikroba yang
mem/ermentasikan laktosa seperti !" aureus, #" aerugenosa, dan !almonella. ikroba
yang mem/ermentasi laktosa akan menghasilkan koloni dengan inti yang berwarna gelap
dan dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh dalam media ini
menghasilkan koloni yang tidak berwarna. Perbedaan kedua -enis mikroba ini akan -elas
terlihat karena eosin dan methylene blue.
Dara penanaman pada media ini memiliki prosedur yang sama dengan prosedur
penanaman bakteri pada media nutrient agar.
Pewa%naan 0%a(
Pewarnaan ram dilakukan untuk mengidenti/ikasi si/at bakteri yang termasuk ke
dalam ram positi/ atau gram negati/, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Siapkan gelas preparat yang telah terlebih dahulu disterilkan dengan alkohol.
2. &si gelas preparat dengan sedikit alkohol B*1 tetes@ dan isi dengan satu sel bakteri
yang diambil dari sediaan bakteri yang telah ditumbuhkan pada media.(emudian ratakan bersama dengan alkohol.
. 5unggu hingga preparat kering baru kemudian ditetesi dengan 2> tetes kristal
iolet hingga semua permukaan bakteri tersentuh oleh Hat warna. %iarkan selama
* = 3 menit.
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 7
Page 8
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 8/31
#. Duci preparat dengan air mengalir kemudian dikeringkan. 5eknik pengeringan
dapat dengan menggunakan bunsen atau dengan penganginan biasa.
. Setelah kering, tetesi preparat dengan larutan iodine dan biarkan selama *
menit
. Duci kembali dengan air mengalir dan dikeringkan.3. Sirami permukaan preparat dengan alkohol !0A dengan cara memiringkan
preparat sehingga semua permukaan tersirami oleh alkohol, tunggu * menit
4. Duci dalam air mengalir secara singkat dan kemudian dikeringkan kembali.
5. 5etesi preparat dengan beberapa tetes sa/ranin dan biarkan selama *>3 menit.
16. Duci secara cepat dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan. Setelah kering
preparat telah dapat diamati di bawah mikroskop dan dilakukan
pengidenti/ikasian bakteri.
U"i Res*i%asi Ka%&'hid%at
a. U"i Katalase9-i katalase dilakukan dengan cara mengambil koloni yang dicurigai pada media
selekti/ dengan needle steril kemudian mengoleskannya pada obyek gelas dan
ditetesi dengan 82<2 A, kemudian dihomogenkan. $mati ada tidaknya pembentuk
gelembung gas.
&. U"i $ksidase
9-i oksidase dilakukan dengan cara mencelupkan stick oksidase pada aFuades,
kemudian u-ung stick tersebut disentuhkan pada koloni kuman dan diamati
perubahan warna yang ter-adi. 8asil positi/ ditandai dengan perubahan warna stick
oksidase berwarna ungu.
U"i Bi'ki(ia
a. !%i*le )u+a% I%'n A+a% !)IA/
edia ini termasuk kedalam media solid dan berbentuk setengah miring dan
berwarna merah. Pennaman bakteri pada 5S&$ dilakukan untuk mengetahui si/at
bakteri dalam /ermentasi karbohidrat, produksi 82S dan gas. Penanaman dilakukan
dengan menusukkan koloni bakteri dengan needle steril pada bagian tegak media lalu
digoreskan pada bagian miring media. Selan-utnya media diinkubasikan pada suhu
7GD selama 24 -am.ermentasi karbohidrat ditandai adanya perubahan warna pada media 5S&$
dari merah men-adi kuning. Produksi 82S ditandai dengan adanya warna kehitaman
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | +
Page 9
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 9/31
pada daerah goresan. $danya gas dapat diamati dengan adanya keretakan pada media
atau terangkatnya bagian bawah media.
&. )ulfide Ind'l M'tility )IM/
edia ini termasuk media semi solid. Pemupukan bakteri dengan
menggunakan medium ini bertu-uan untuk mengetahui si/at bakteri dalam hal
produksi 82S, indol dan motilitas. Penanaman dilakukan dengan menusukkan koloni
bakteri yang telah tumbuh pada media 5S&$ dengan needle steril secara tegak lurus
pada media dan diinkubasikan pada suhu 7GD selama 24 -am.
Produksi 82S ditandai dengan adanya warna hitam pada daerah sekitar
tusukan. Produksi indol dapat dilihat setelah ditetesi dengan reagen Erlich$%o&ac's
sebanyak >3 tetes kedalam media, bila indol positi/ akan terbentuk cicin merah pada
permukaan medium. %akteri yang motil akan terlihat kekaburan pada daerah ditempattusukan needle
-. Methyl Red ,'+es P%'skaue% Mediu( MR,P Mediu(/
edia 'P berbentuk cair, penanaman pada media ini dilakukan untuk
mengetahui si/at bakteri dalam produksi asam tunggal atau campuran dan acetil
metal carbinol" Pemupukan bakteri dilakukan dengan mencelupkan osa steril yang
telah terisi koloni bakteri ke dalam masing = masing media. alu media
diinkubasikan pada suhu 7GD selama 24 -am. Setelah diinkubasi, media dibagi
kedalam dua tabung yang berbeda. 5abung pertama ditetesi dengan reagen ' dan
tabung kedua dengan reagen P. 8asil positi/ akan ditandai dengan terbentuknya
cincin merah pada bagian permukaan media.
d. )i('n 7it%at A+a% 7)A/
Simon Ditrat $gar merupakan media padat dan miring. Penanaman bakteri
dalam media ini dapat dilakukan untuk mengetahui si/at kuman dalam penggunaan
sitrat sebagai sumber karbon. Penanaman dilakukan dengan mengusapkan ossa steril
yang telah terisi koloni bakteri pada permukaan media mulai dari bagian pangkal
hingga u-ung, kemudian media diinkubasikan pada suhu 7GD selama 24 -am. 8asil
positi/ akan ditandai dengan adanya perubahan warna media dari hi-au men-adi biru.
U"i 0ula 8 +ula
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | !
Page 10
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 10/31
9-i gula = gula yang dilakukan adalah meliputi u-i glukosa dan u-i laktosa
menggunakan media cair dengan tabung durham di dalamnya. 9-i ini dilakukan untuk
mengetahui adanya /ermentasi gula. 9-i dilakukan dengan mencelupkan ossa steril yang
terlah terisi koloni bakteri pada masing = masing media, kemudian menginkubasikannya
selam 24 -am pada suhu 7GD. 8asil positi/ akan ditandai dengan adanya perubahan
warna pada media, sedangkan produksi gas akan ditandai dengan adanya gelembung gas
atau tabung durham yang terangkat ke atas.
2.2.# La&'%at'%iu( Pa%asit'l'+i
etode : Pemeriksaan telur cacing pada /eses dengan metode nati/, sedimentasi dan apung
Pemeriksaan ulas darah nati/
Pemeriksaan kerokan kulit
Pemeriksaan $rtropoda makroskopis
angkah ker-a :
1. Pe(e%iksaan !elu% 7a-in+
Pe(e%iksaan feses den+an (et'de natif
ilakukan dengan meletakkan /eces sebesar pentolan korek api, di atas ob-ek
glass. Selan-utnya dilakukan penambahan aFuades lalu daduk sampai homogen. Serat
kasar dibuang, dan ob-ek glass ditutup dengan coer glass untuk selan-utnya dilakukan
pemeriksaan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10E hingga 40E, kemudian
dilakukan identi/ikasi.
Pe(e%iksaan feses den+an (et'de sedi(entasi dan (et'de a*un+
Pemeriksaan /eses dengan metode sedimentasi dan pengapungan dilakukan
dengan mencampur /eses sebesar bi-i kemiri dengan air sampai konsentrasi mencapai
10A lalu diaduk hingga homogen. Dampuran disaring dan ditampung dengan tabung
centrifuge sampai skala J tabung. (emudian cairan di sentrifuge dengan kecepatan 1300
rpm selama menit. 9ntuk metode sedimen, sepernatan dibuang, endapan diambil sedikit
dan letakkan pada obyek glass kemudian lakukan pemeriksaan. 9ntuk metode
pengapungan, supernatan dibuang dan endapan ditambah larutan #aDl -enuh sampai
skala J tabung. Dampuran diaduk hingga homogen dan disentri/uge dengan kecepatan
1300 rpm selama menit. 5ambahkan lagi larutan garam -enuh B#aDl@ setetes demi
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 10
Page 11
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 11/31
setetes sampai permukaan cairan cembung. iamkan 2 menit, coer glass disentuhkan
pada permukaan cairan pengapung dan ditempelkan pada obyek glas. Selan-utnya
diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10E>40E.
2. Pe(e%iksaan P%'t'9'a• Pe(e%iksaan ulas da%ah ti*is
Pemeriksaan ulas darah tipis dilakukan dengan cara : salah satu gelas obyek dipegang
dengan menggunakan ibu -ari dan -ari tengah tangan kiri, teteskankan satu tetes darah
pada salah satu u-ung obyek gelas kemudian dengan obyek gelas yang lain dipegang
dengan ibu -ari dan telun-uk kanan, u-ungnya ditempelkan pada darah dan dibiarkan
sampai darah membasahi permukaan obyek gelas dengan sudut kemiringan 43GD, gelas
didorong secara pelan tetapi menerus sampai didapatkan ulas darah tipis. ikeringkan
dengan cara diangin>anginkan kemudian di/iksasi dengan cara direndam pada larutan
metanol selama menit. 8apusan darah dikeringkan kembali, dilakukan perwarnaan
menggunakan Hat warna giemHa 10A dengan cara direndam selama 10>23 menit, dicuci
dibawah air mengalir kemudian dikeringkan untuk kemudian diperiksa dibawah
mikroskop.
. Pe(e%iksaan A%t%'*'da
Pe(e%iksaan ke%'kan kulit
akukan pengerokan pada perbatasan antara kult normal dan kulit yang mengalami
perubahan. etakkan kerokan di dalam terapa petri lalu lakukan penambahan (<8 10A
dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.
$pabila dalam pengamatan, teridenti/ikasi artropoda -enis tungau maka ditutup kembali
dengan ob-ek glass lalu dimasukkan ke dalam alkohol secara bertahap B70A, +3A dan
!3A@. Setelah kering, pemeriksaan dan identi/ikasi dapat dilakukan dengan
menggunakan mikroskop.
Pe(e%iksaan a%t%'*'daPemeriksaan dilakukan dengan metode permanen. ilakukan dengan cara meletakkan
arthropoda yang telah dibunuh ke dalam cawan petri lalu dilakukan penambahan (<8
10A, kemudian didiamkan sambil diamati hingga artropoda tampak transparan. Setelah
transparan, artropoda di letakkan di atas gelas ob-ek lalu di tutup dengan gelas ob-ek lain
dan dilakukan /iksasi bertahap pada alkohol 70A, +3A dan !3A.
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 11
Page 12
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 12/31
Setelah di/iksasi, ob-ek glass di buka lalu dilakukan penambahan entelan dengan terlebih
dahulu meneteskan minyak kayu putih dan ditunggu hingga kering, tutup preparat dengan
coer glass untuk kemudian dilakukan pengamatan dan identi/ikasi dengan menggunakan
mikroskop.
BAB III
HA)IL DAN PEMBAHA)AN
.1 Hasil8asil pemeriksaan ayam kasus dengan nomor protokol 6!"#"14 pada masing = masing
laboratorium disa-ikan pada tabel berikut :
!a&el 2. Data E*ide(i'l'+i Penyakit
)9$8 $K$
(S9'98$#
)9$8 $K$
S$(&5)9$8 $K$ $5&
4000 ekor !0 ekor + ekor
(eterangan: #ilai morbiditas L90
4000 x 100=¿2.25
#ilai mortalitas L83
4000 x 100=2
D' L83
90 x100=92
!a&el . Hasil Pe(e%iksaan Pat'l'+i Anat'(i
:ARIN0AN ; $R0AN PERUBAHAN ANA!$MI
Sistem syara/"otak (ongesti pada otak
Sistem kardioaskuler Perlemakan pada -antung
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 12
Page 13
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 13/31
Sistem respirasi 8emoragie pada paru>paru
Sistem gastrointestinal Perdarahan pada usus dan pankreas
Sistem integumen %ulu kusam
Sistem otot dan tendon 5idak ditemukan perubahan
Sistem tulang dan persendian 5idak ditemukan perubahan
Sistem urinaria 8aemoragie pada gin-alSistem reproduksi 5idak ditemukan perubahan
Sistem pertahanan Pembesaran pada limpa
!a&el #. Hasil Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Pat'l'+i
N'
.
$%+an Pe%u&ahan Hist'*at'l'+i
1 <tak akuolisasi neurophil dan kongesti
2 5rachea 5racheitis necrotican, edema dan disertai dengan in/iltrasi
ringan sel radang lim/osit
Paru (ongesti disertai dengan in/iltrasi sel radang lim/osit
4 8ati (ongesti dan edema sinusoid pada hati disertai dengan
in/iltrasi ringan sel radang lim/osit
3. in-al #e/ritis haemoragica, nekrosis tubulus dan glomerulus dan
in/iltrasi sel radang lim/osit
6. impa (ongesti dan in/iltrasi sel radang lim/osit
!a&el . Hasil Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Mik%'&i'l'+i
I)$LA)I DAN IDEN!I<IKA)I
Pe%tu(&uhan *ada Nut%ient A+a% Pe%tu(&uhaan *ada EMBA
• Pa%u=*a%u : koloni berbentuk bundar,
eleasi datar, tepian irreguler, diameter M 1
mm , warna putih.
• Li(*a : koloni berbentuk bundar, eleasi
datar, tepian circuler, diameter M 1 mm ,
warna putih
• Usus : koloni berbentuk bundar, eleasi
cembung, tepian circuler, diameter M 1
mm , warna putih
• Pa%u=*a%u : %akteri tumbuh
dengan koloni berwarna pink
• Li(*a : %akteri tumbuh dengan
koloni berwarna pink • Usus : %akteri tumbuh dengan
koloni berwarna hi-au metalik
Pewa%naan +%a( :
1. %entuk : 'od shaped
2. ram : #egatie
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1
Page 14
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 14/31
PRIMAR> !E)!
(atalase I <ksidase >
)E7$NDAR> !E)!
5S&$
1. %agian miring B$cid slant@
2. %agian tegak B$cid butt@
. Produksi 82S
4. as
I
>
>
>
Simmon Ditrat $gar I
S&
1. Produksi 82S2. otilitas
. &ndol
>
>
>
ula>gula
1. lukosa2. aktosa
II
'P
1. '
2. P
>
>
iagnosa: Klebsiella sp
!a&el . Hasil Pe(e%iksaan ,i%'l'+i
#o
.
Pengu-ian Spesimen 8asil (eterangan
1. &nokulasi pada
5$% umur ! hari
melalui -alur ruang
alantois
Paru = paru,
trachea, limpa,
usus, otak
5$% mati
dan
mengalami
pembusuka
n
mbrio dipanen pada
hari ke = 4
2. 9-i 8$ rapid Dairan alantois
dari 5$%
Positi/ 5er-adi reaksi
hemaglutinasi
. 9-i 8$ Dairan alantois
dari 5$%
#egati/ 5er-adi reaksi
hemaglutinasi hanya
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 14
Page 15
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 15/31
pada sumuran pertama
dan kedua
4. 9-i 8& rapid Dairan alantois
dari 5$%
Positi/ 5idak ter-adi reaksi
hemaglutinasi
Dia+n'sa ? tidak k'nklusif !a&el 3. !a&el Hasil Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Pa%asit'l'+i
IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN AR!R$P$DA
Ke%'kan Kulit
Hewan Met'de Identifikasi
$n-ing #ati/ emode?
IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN MAKR$)K$PI)
Mate%i Met'de Identifikasi
(utu eterodous spineger
Pin-al *tenocepalides felisDaplak Permanen +hipicepalus spp
alat Musca domestika
#yamuk *ule spp
IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN PR$!$@$A
)a(*el Da%ah
Hewan/Met'de Identifikasi
$yam 9las darah tipis >
.2 Pe
(
&
a
h
a
san
enurut harma dan Putra B1!!7@ pendiagnosaan suatu penyakit dilakukan
berdasarkan anamnesa, ge-ala klinis serta perubahan yang tampak pada hewan.
Sementara itu, penegakan diagnosa suatu penyakit unggas didasarkan pada epidemiologi,
ge-ala klinis, perubahan pasca mati BP$ dan 8P@ dan didukung oleh hasil pemeriksaan
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 13
IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN !ELUR 7A7IN0
)a(*el <e-es
Hewan
Met'de Kualitatif
Natif
K'nsent%asi
)edi(en A*un+
$yam 1 +aillietina sp *apillaria sp
$yam 2 eterakis gallinarum
%abi !trongyl type
Sapi !trongyl type -richuris sp !trongyl type
(ambing .okista
(ucing !pirometra sp
Page 16
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 16/31
laboratorium B'essang, 1!+4@. (etepatan menganalisa hal = hal tersebut akan mampu
menentukan diagnosa de/initi/ yang tepat.idasarkan atas pernyataan tersebut, maka ditin-au dari data epidemiologi, ge-ala
klinis serta perubahan patologi anatomi pasca kematian pada ayam petelur dengan nomor
protokol 6!"#"14, ditentukan diagnosa sementara yang mengarah pada kasus &ian
/nfluen0a
.2.1 E*ide(i'l'+i
(asus $& pernah mulai mewabah di &ndonesia sekitar tahun 200, meski
sebelumnya belum dapat dikon/irmasi penyebab kematian unggas yang tinggi adalah
akibat irus tersebut. %aru pada )anuari 2004 epartment pertanian memastikan
in/eksi dari irus $& yang telah mengakibatkan kematian pada ribuan itik di berbagai
wilayah di &ndonesia. 8ingga kini irus $& terus bereplikasi dan menciptakan subtype baru dengan tingkat irulensi yang dapat sa-a semakin meningkat. an hingga kini
kasus $& tetap ditemukan di &ndonesia meskipun ke-adiannya sudah semakin menipis
sehubungan dengan berbagai tindakan pencegahan dan pengendalian yang disarankan
oleh pemerintah Perkembangan irus $& di &ndonesia sangat /luktuati/. %anyak kasus
kematian unggas ter-adi setiap tahunnya akibat irus ini. 5erdapat 2731 kasus $& pada
unggas pada tahun 2007, menurun men-adi 1.41 pada tahun 200+, mengalami
kenaikan men-adi 2.2! kasus pada 200! dan semakin menurun hingga 1.302 kasus
pada 2001, 1.!0 kasus pada 2011 dan 32 kasus pada 2012 Bit-ennak
eptan.201@
Pada kasus ini, ter-adi kematian pada + ekor ayam petelur dari 4000 ekor ayam
yang dipelihara, dalam kurun waktu satu bulan. )umlah ayam yang sakit adalah !0
ekor sehingga dari data ini diketahui bahwa tingkat morbiditas kasus adalah 2.23A,
tingkat mortalitas adalah 2A dan Dase atality 'ate adalah !2A.
.2.2 0e"ala Klinis
5ingkat keparahan penyakit &ian /nfluen0a sangat beragam mulai dari ringan
sampai /atal. Strain irus yang lethal dapat menyerang dan membunuh dengan sangat
cepat terutama pada ayam muda dan bahkan mungkin tanpa menun-ukkan tanda
klinis lain selain kematian mendadak. &n/eksi irus &ian /nfluen0a menun-ukkan
ge-ala klinis yang sangat berariasi tergantung dari banyak /aktor seperti usia, -enis
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 16
Page 17
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 17/31
unggas yang terin/eksi, system peternakan dan patogenisitas dari irus B)acob et al .,
2014@
$yam petelur dengan nomor protokol 6!"#"14 menun-ukkan beberapa ge-ala
klinis seperti kelemahan, penurunan na/su makan, kekusaman pada bulu serta
mengalami tortikolis. 5u-uan dari pengamatan terhadap ge-ala klinis dilakukan untuk
memperkuat diagnosa. iagnosa dini dan tepat tentang suatu penyakit men-adi sangat
penting karena berkaitan dengan tindakan penanggulangan yang e/ekti/ dan e/isien
BSanthia, 200@. (esalahan interpretasi atau mendiagnosa merupakan hal yang wa-ar.
# sering dikelirukan dengan $& karena ge-ala dan perubahan patologi anatomi yang
sangat mirip antara keduanya. isamping itu penyakit ini sering ter-adi bersama>sama
Bahardika, dkk. 2014@
.2. Pat'l'+i Anat'(i Pe(e%iksaan Mak%'sk'*is/
Patologi anatomi diidenti/ikasi dengan melihat aspek mor/ologi dari penyakit
termasuk dan arah predileksi agen penyakit pada sistem organ tertentu yang spesi/ik.
Pada kasus ayam petelur ini, ditemukan beberapa perubahan anatomi organ yaitu
adanya kongesti pada otak, hemoragi pada paru = paru, usus, gin-al serta pankreas,
dan pembengkakan pada limpa.enurut 'obert, et al B200@ pada kasus &ian /nfluen0a, dapat ditemukan
beberapa perubahan anatomi seperti hemoragie pada otak dan peradangan dan
perdarahan pada beberapa organ seperti paru = paru usus, pankreas, limpa dan hati.
.2.# Dia+n'sa )e(enta%a
%erdasarkan sidik epidemiologi Banamnesa, se-arah penyakit, status aksinasi,
morbiditas dan mortalitas@, ge-ala klinis serta hasil pemeriksaan patologi anatomi
ayam layer dengan nomor protokol 6!"#"14 maka dapat diarahkan ke penyakit
&ian /nfluen0a
.2. Dia+n'sa Bandin+
e-ala klinis dari &ian /nfluen0a mirip dengan beberapa penyakit ayam lain.
&ian /nfluen0a mungkin dapat dibandingkan dengan /nfectious bronchitis, /nfectious
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 17
Page 18
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 18/31
laryngotracheitis, fowl cholera dan Newcastle 1isease" (on/irmasi dari diagnosa
dapat dilakukan dengan tes serologi B)acob et al , 2014@
.2. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu(
.2.3. Pe(e%iksaan Hist'*at'l'+i Pe(e%iksaan Mik%'sk'*is/
Pemeriksaan histopatologi dari biopsi -aringan untuk identi/ikasi
organisme menular merupakan suatu metode diagnostik yang sangat penting.
(on/irmasi budaya konensional dari biopsi -aringan seringkali gagal dalam
mengidenti/ikasi organisme patogen Bupta et al" 200! ). Pada kebanyakan
kasus in/eksi perakut dengan kematian Bsatu atau dua hari in/eksi@, ayam
tidak akan menampakkan lesi yang -elas B8opper N Selleck, 1!!!@. $kan
tetapi beberapa strain seperti $"chicken"8ongkong"220"!7 B83#1@ dan
$"chicken"&taly"0"!7 B83#2@ menyebabkan lesi yang parah pada paru>paruseperti kongesti, haemoragi dan edema pada ayam hingga pengeluaran
eksudat serous dan darah BSuare et al , 1!!!@. Pada in/eksi akut dengan
kematian Bhari ke hingga hari ke 3 in/eksi@, ayam menun-ukkan kekusaman
pada bulu, kongesti atau cyanosis pada pial dan -engger, kebangkakan pada
kepala dan edema subkutan B(obayashi et al , 1!!6@. %eberapa irus
mengakibatkan hyperemia dan edema pada kelopak mata, kon-ungtia dan
trachea B%err et al ., 1!+6@.
ari hasil pemeriksaan histopatologi pada ayam kasus dengan nomor
protokol 6!"#"14, ditemukan adanya akuolisasi neuropil, tracheitis
necrotican dan edema pada trachea, in/iltrasi sel radang lim/osit pada paru =
paru, hati, gin-al dan limpa, kongesti pada otak, paru = paru, hati, dan limpa,
edema sinusoid pada hati, ne/ritis haemoragica, serta nekrosis pada tubulus
dan glomerulus gin-al.elalui pengamatan histopathology, diketahui bahwa organ trachea
mengalami peradangan dan nekrosis Btracheitis necrotican) dan edema.
dema merupakan akumulasi abnormal cairan pada -aringan yang dapat
ter-adi pada ruang interstisial atau interselular. Bdward, 200@ Salah satu
penyebab dema adalah karena respon in/lamasi, dalam hal ini edema ter-adi
bersama dengan kerusakan -aringan dan in/eksi. (erusakan -aringan memicu
perubahan seluler yang mengakibatkan respon in/lamasi yang berakhir
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1+
Page 19
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 19/31
dengan perbaikan sel dan -aringan yang rusak. Setelah kerusakan ter-adi,
endotel yang terluka akan melepas mediator dan merangsang clotting
cascade B pembekuan darah@. ediator in/lamasi adalah histamine, kinins,
prostaglandin, komplemen dan sitokin. ereka bertindak sebagai sebuah
system sinyal Okemotaksis untuk menarik nutrisi, cairan, /actor pembekuan
dan neutro/il serta makro/ag menu-u situs yang rusak. ediator
menyebabkan peningkatan lokal permeabilitas kapiler, menyebabkan
pembengkakan, edema, kemerahan, panas dan nyeri Bdward, 200@
Pembengkakan -aringan diamati pada peradangan, ter-adi karena
pembalikan proses penyerapan kapiler normal. 8al ini ter-adi karena kapiler
dan -aringan yang rusak mengeluarkan mediator sehingga cairan yang kaya
akan protein bocor dan keluar dari plasma ke dalam cairan interstisial.$kibatnya, konsistensi protein dalam cairan interstisial naik ke tingkat yang
lebih besar daripada di kapiler, mengakibatkan peningkatan tekanan onkotik
dalam -aringan. engan cara ini, penyerapan ter-adi di luar Bdari plasma ke
dalam ruang interstisial@ dan mengakibatkan edema Bdward, 200@
akuolisasi merupakan proses pembentukan acuola. Pada otak
akuolisasi ter-adi sebagai proses dari degenerasis. acuola dapat ter-adi di
sel neuronal Ba?on " dendrite@, sel glia Bastrosit dan mikroglia@ atau myelin
atau ter-adi secara ekstraseluler pada ruang interstisial. akuolisasi dapat
ter-adi sebagai e/ek toksik langsung, atau ter-adi sebagai Oholes2 pada
neuropil, dapat ter-adi karena in/lamasi atau proses lain yang mengakibatkan
destruksi dari elemen system sara/. akuolisasi dapat sa-a tampak seperti
kombinasi dari cairan interstisial, kebengkakan pada astrosit atau neuron atau
men-adi &acuolated macrophages -ika terdapat nekrosis neuropil BPritam et
al", 201@
.2.3. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( ,i%'l'+i
Peneguhan terhadap diagnosa sementara dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium irologi terhadap sampel organ hewan kasus.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan u-i 8emaglutinasi B8$@ dan
8emaglutinasi &nhibisi B8&@. Sebelum pengu-ian, dilakukan inokulasi irus
pada 5elur $yam %erembrio B5$%@ umur ! hari. &solate irus didapatkan
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1!
Page 20
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 20/31
dengan membuat suspense spesimen dari organ otak, trachea, limpa, paru =
paru dan usus. Specimen kemudian diinokulasikan pada 5$% pada cairan
alantois dan diinkubasi pada suhu 7GD selama 4 = 7 hari B<&, 200!@.
Pemanenan cairan alantois dilakukan pada hari ke 4 setelah embrio
mengalami kematian.
irus &ian /nfluen0a mampu menghemaglutinasi sel darah merah ayam,
inilah yang digunakan di dalam tes sebagai indikator. 8asil positi/ pada u-i
hemaglutinasi ditandai dengan adanya aktiitas hemaglutinasi dari irus $&
sehingga mampu menghemaglutinasi sel darah merah dan menghambat
pengendapan sel darah merah sehingga tidak terbentuk endapan pada dasar
sumuran. 9-i 8emaglutinasi &nhibisi merupakan metode tradisional untuk
menegaskan respon imun terhadap hemaglutinin irus &n/luenHa. Proteinhemaglutinin B8$@ pada permukanan irus /nfluen0a akan mengaglutinasi
eritrosit. Perlekatan spesi/ik antara antibody dan antigen pada molekul 8$
akan menghambat perlekatan antara 8$ irus dan reseptor pada eritrosit.
/ek penghambatan hemaglutinasi ini yang di-adikan dasar untuk u-i 8&
BQ8<, 201@. 8asil positi/ pada u-i 8& akan ditandai dengan terbentuknya
endapan pada dasar sumuran.Pada pemeriksaan ini, dilakukan u-i 8$ rapid dengan hasil positi/, dan
dilan-utkan dengan u-i 8$ untuk mengetahui titer antigen irus &ian
/nfluen0a. Pada u-i ini,di dapatkan titer antigen irus 8$ adalah 2 1 R 1:2. ari
titer antigen irus yang didapat tidak memungkinkan untuk dilakukan u-i
8emaglutinatin &nhibition assay. Sebagai penegasan, hanya dilakukan u-i 8&
rapid untuk mengetahui ada tidaknya respon imun terhadap irus &ian
/nfluen0a. Pengu-ian 8& rapid dilakukan dengan menggunakan serum
antibody irus &ian /nfluen0a dan Newcastle 1isease sebagai diagnosa
banding. 8asil positi/ didapatkan pada sumuran mikroplate pada pengu-ian
8& dengan menggunakan serum antibody irus &ian /nfluen0a.
.2.3. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Mik%'&i'l'+i
Pemeriksaan bakteriologi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya in/eksi sekunder yang memperparah keadaan ayam sebelum
mengalami kematian. Sampel diperiksa di laboratorium mikrobiologi untuk
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 20
Page 21
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 21/31
dilakukan u-i terhadap bakteri. ilakukan penanaman bakteri pada media
#utrient $gar dengan sampel organ yang digunakan adalah paru = paru,
limpa dan usus. Pada media ini, ketiga bakteri dari masing>masing sampel
organ tumbuh dengan koloni berwarna putih. Selan-utnya dilakukan
penanaman pada media selectie osin ethylene %lue $gar B% $gar@.
Pada media ini, ketiga bakteri dari masing = masing sampel organ tumbuh
dengan koloni berwarna hi-au metalik pada bakteri yang ditanam dari sampel
organ usus, dan koloni berwarna pink pada bakteri yang ditanam dari sampel
organ dan paru = paru dan limpa.%akteri yang tumbuh dari sampel organ paru>paru kemudian ditanam pada
media 5S&$. ari penanaman ini, diketahui bahwa bakteri mem/ermentasi
karbohidrat, ditandai dengan ter-adinya perubahan warna pada media, tidak mem/ermentasi 82S dan tidak memproduksi gas. Selan-utnya dilakukan u-i
biokimia lain untuk mengetahui si/at dan karakteristik bakteri, dengan
melakukan penanaman pada media S& untuk mengetahui si/at kuman
dalam memproduksi 82S, indol dan pergerakan kuman, pada media 'P,
SD$ dan u-i gula dengan glukosa dan laktosa.
ari pengu-ian tersebut diketahui si/at bakteri mampu meman/aatkan sitrat
untuk memproduksi carbon BSD$ I@, indol negatie, dan bakteri nonmotile,
mem/ermentasi gula dan laktosa. Pada pewarnaan gram diketahui bahwa
bakteri merupakan bakteri gram negatie berbentuk batang.
%erdasarkan ciri>ciri tersebut, diduga bakteri yang tumbuh adalah bakteri
%lebsiella sp" %lebsiella merupakan bakteri bacillus gram negatie dari
/amily nterobacteriacae. %akteri ini umumnya saprophyte dan ada kalanya
dapat menyebabkan kematian embryonic pada ayam dan kalkun B<ra-aka and
ohan, 1!+3@. (lebsiella pneumonia -uga memiliki pengaruh sebagai
pathogen sekunder yang memperburuk ge-ala klinis dari &ian /nfluen0a di
#igeria Bashe et al . 200+@
.2.3. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Pa%asit'l'+i
alam pemeriksaan parasitologi terhadap hewan non>kasus, digunakan
beberapa materi sampel arthropoda yaitu kutu, pin-al, caplak, lalat dan
nyamuk untuk pemeriksaan makroskopis dan tungau dari kerokan kulit,
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 21
Page 22
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 22/31
darah untuk pemeriksaan protoHoa darah dan /eces untuk pemeriksaan telur
cacing.Pemeriksaan arthropoda dibagi men-adi dua kelas yaitu insekta dan
araknida. &nsekta merupakan arthropoda dengan pasang kaki dan araknida
merupakan arthropoda dengan 4 pasang kaki. asing = masing kelas
kemudian dibagi kembali men-adi beberapa diisi dan terklasi/ikasi kembali
dalam beberapa ordo.(elas insekta dibagi men-adi deisi endopterygota yang terdiri dari
nyamuk dan lalat, dan e?opterygota yang terdiri dari kutu dan pin-al. <rdo
diptera merupakan salah satu ordo dalam deisi ndopterygota. <rdo diptera
memiliki dua sayap yang terdiri dari mesothorak yang digunakan untuk
terbang dan metathorak yang digunakan sebagai alat keseimbangan.
&denti/ikasi terhadap ordo diptera dilakukan pada nyamuk dan lalat. alam
mengidenti/ikasi nyamuk dan sayap, diperhatikan bentuk palpus dan
proboscis pada kepala dan pembuluh darah pada sayap Benasi sayap@. Pada
pemeriksaan nyamuk, teridenti/ikasi nyamuk dari genus *ule sp dengan ciri
enasi sayap yang tidak menyilang, bentuk punggung yang tidak bongkok,
pan-ang palpus maksilaris 1"3 dari proboscis dan tidak adanya cincing pada
kaki belakang. Sedangkan pada pemeriksaan lalat, teridenti/ikasi lalat Musca
domestica dengan ciri enasi sayap yang melintang dan tidak terdapat sel,
labella pad mulut yang terdesain sebagai alat penghisap dan tubuhnya yang
berwarna hitam. Pada deisi ?opterygota diidenti/ikasi pin-al dan kutu
dengan memperhatikan bentuk tubuh pipih bilateral pada pin-al dan pipih
dorsoentral pada kutu. Pada pemeriksaan ini ditemukan pin-al dengan
species *tenocephalides felis dengan ciri>ciri memiliki genal dan prenatal
comb, memiliki mata, genal comb yang horiHontal dan dengan ukuran spina
pertama dan kedua pada genal comb yang hampir sama pan-ang. )uga
teridenti/ikasi kutu dari spesies eterodous spineger dengan ciri> ciri
ukuran kepala yang lebih besar dari thora? serta mulut yang menutup dari
samping.
(elas araknida yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah caplak dan
tungau. Daplak adalah araknida makroskopi dengan 4 pasang kaki. Pada
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 22
Page 23
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 23/31
pemeriksaan ini, teridenti/ikasi caplak +iphicephalus sp dengan ciri = ciri
capitulum yang berada di anterior, adanya scutum, anal grooe yang tidak
melingkari anus, ukuran alat mulut yang sama pan-ang dengan basis
capitulum, pan-ang segmen kedua palpus yang sama dengan lebarnya serta
tidak menon-ol ke lateral, basis capitulum yang menon-ol ke lateral, memiliki
/estoon serta terdapat celah pada co?a depan. Pada pemeriksaan araknida
mikroskopis dari kerokan kulit ditemukan tungau 1emode canis dan
1emode in3ay, dengan ciri = ciri bentuk tubuh yang meman-ang dengan 4
padang kaki pendek dengan cakar tumpul pada bagian u-ungnya dan terdapat
garis>garis transersal pada permukaan entralnya. 1emode in3ay memiliki
bentuk yang lebih pan-ang dibandingkan 1emode canis"
Pemeriksaan protoHoa darah dilakukan dengan menggunakan darah dan/eces. Pemeriksaan protoHoa darah dilakukan dengan metode ulas darah tipis
dengan materi yang digunakan adalah darah ayam. alam pemeriksaan ini
tidak ditemukan protoHoa darah. Pemeriksaan protoHoa saluran pencernaan
dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan telur cacing dengan materi yang
digunakan adalah /eces hewan ayam, sapi, babi, kambing dan kucing.
<okista protoHoa saluran pencernaan ditemukan dari /eces kambing,
sementara telur cacing +aillietina sp, *apillaria sp dan eterakis gallinarum
ditemukan pada /eces ayam, telur tipe !trongyl dan telur cacing -richuris sp
ditemukan pada /eces sapi, telur tipe !trongyl pada /eces babi dan telur
cacing !pirometra sp pada /eces kucing.
.2.3 Avian Influenza
&ian /nfluen0a disebabkan oleh in/eksi irus dari amily .rthomio&iridae
genus &n/luenHa irus $. &n/luenHa $ merupakan satu = satunya orthomyo&irus yang
diketahui bersi/at natural pada burung. %anyak spesies burung yang sudah
menun-ukkan kerentanannya pada in/eksi irus &n/luenHa $R unggas air merupakan
reseroir dari irus ini, mayoritas isolate adalah low pathogenic pada ayam dan
kalkun BQ8<,1!+0@. 5ergantung pada spesies, umur, -enis burung, karakter khusus
dari strain irus dan /actor lingkungan, highly pathogenic pada burung yang rentan,
dapat mengakibatkan kematian mendadak dengan minimnya tanda klinis atau bahkan
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2
Page 24
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 24/31
tanpa tanda klinis sampai ke penyakit yang lebih berkarakteristik dengan presentasi
ariable klinis termasuk saluran respirasi seperti ocular dan nasal discharges, batuk,
dyspnea, kebengkakan pada sinus atau kepala, akuolisasi, cyanosis hingga
inkoordinasi. 4ow #athogenic &ian /nfluen0a ( P$&@ yang biasanya mengakibatkan
gekala ringan atau bahkan tanpa tanda klinis, dalam keadaan tertentu, dapat sa-a
menghasilkan spectrum tanda klinis yang mengarah pada igh #atogenic &ian
/nfluen0a B<&, 200!@
.2.3.1 Eti'l'+i
Partikel irus &n/luenHa dapat berubah bentuk, kebanyakan berbentuk
spherical atau ooid dengan diameter +0 = 120 nm tetapi terdapat banyak
bentuk lain termasuk partikel long filamentous B up to 5666nm long 76 8
956nm diameter). Permukaan luar partikel terdiri dari selubung lipid yang
membentuk prominent glycoprotein spikes dari haemaglutinin B8$@ dan
neuraminidase B#$@. Sisi dalam dari selubung dilapisi oleh matri? protein.
Segmen genom terdapat di bagian tengah. '#P B'#$ I nucleoprotein@
berbentuk heliks dengan polipeptida polimerasi. enom irus terdiri dari
s"s B>@ sense '#$ dalam + segmen Bolecular and Dell %iology.201@
irus $& tipe $ dan % terbagi ke dalam delapan segmen single stranded
(ss) '#$ yang menyandi 10 macam protein. enom irus $& mempunyai
dua protein permukaan, yaitu hemaglutinin B8$@ dan neuraminidase B#$@,
dua protein matriks B1 dan 2@, dus protein nonstructural B#S1 dan #S2@,
satu nucleoprotein B#P@ dan tiga protein polimerasi kompleks : Polimerasi
basic = 2 BP%2@, Polimerasi basic = 1 BP%1@ dan Polimerase asidik BP$@.
perbedaan si/at antigenik yang terdapat pada nucleoprotein B#P@ dan pada
protein matriks B@ dari irus in/luenHa di-adikan dasar untuk
mengklasi/ikasikannya men-adi tiga tipe, yaitu in/luenHa tipe $, % dan D.
irus &n/luenHa tipe $ dan % memiliki delapan segmen '#$ sedangkan pada
irus in/luenHa D hanya memiliki tu-uh segmen '#$, semua irus $&
diklasi/ikasikan ke dalam in/luenHa tipe $ B(encana, 2012@. irus in/luenHa
dari 16 hemaglutinin B8$@ dan ! neuraminidase B#$@ telah diidenti/ikasi dari
unggas air B$le?ander, 2002@. irulensi irus &n/luenHa bersi/at poligenik
yang artinya semua gen irus berpengaruh terhadap si/at irulensi irus
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 24
Page 25
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 25/31
BQright and Qebster, 2001@. Patogenitas irus -uga dipengaruhi oleh kedua
protein permukaan yaitu 8$ dan #$ yang sangat mudah bermutasi.8emagglutinin B8$@ merupakan mesin molekuler mematikan yang
menargetkan dan menyerang sel. 8al ini ter-adi dalam beberapa langkah,
pertama tiga situs pengikat Bbinding sites) pada bagian atas spike mengikat
gula pada protein seluler. (emudian seluruh irus dibawa memasuki sel ke
dalam endosom dimana sel akan menambahkan asam yang secara normal
akan mencerna segala hal didalam endosome. $kan tetapi, dalam kasus irus,
lingkungan yang asam akan menguatkan mekanisme penyerangan. alam
asam, hemaglutinin akan terbentang dan men-adi bentuk yang berbeda.
%agian yang biasanya menentang protein, di dalam asam akan bermunculan
ke atas. Peptide /usi memiliki a/initas yang kuat terhadap membranesehingga dia akan masuk ke dalam membrane dan mengunci irus di dalam
sel Boodsell. 2006@
ungsi penting dari protein #$ adalah untuk menghilangkan sialic acid
dari glikoprotein. !ialic acid terdapat pada sel permukaan sebagai dinding
pada dlikoprotein irus, -uga merupakan sel reseptor perlekatan irus
&n/luenHa malalui protein 8$. !ialic acid pada 8$ dan #$ dikeluarkan
sebagai protein yang berpindah ke sel permukaan melalui -alur sekretorik.
Protein #$ -uga ber/ungsi selama pemasukan irus ke dalam saluran
perna/asan. Sel epitel pada saluran perna/asan diselubungi oleh mucus,
selubung proteksi kompleks yang terdiri dari banyak sialic acid berisi
glikoprotein. (etika irion irus &n/luenHa memasuki saluran perna/asan,
mereka akan terperangkap dalam mukus ketika mereka mengikat sialic acid"
&nteraksi ini akan menghalangi irus mengikat sel yang rentan, dalam
interaksi ini protein #$ berperan memotong sialic acid dari glikoprotein.
(etika partikel irus bertemu sel, ia akan mengikat reseptor yang
mengandung sialic acid dan dengan cepat membawanya kedalam sel
sebelum protein #$ dapat memecah karbohidrat dari permukaan sel
B'acaniello. 201@
Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa dua protein permukaan pada
irus &n/luenHa $, hemaglutinin B8$@ dan neuraminidase B#$@ mengenali
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 23
Page 26
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 26/31
molekul sel inang yang sama yaitu sialic acid . 8$ akan mengikat sialic acid
yang berisi reseptor pada sel target untuk memulai in/eksi, sedangkan #$
memotong sialic acid dari reseptor seluler dan inhibitor ekstraseluler untuk
mem/asilitasi pelepasan progeny irus untuk dapat menyebarkan in/eksi ke
sel lain. &nteraksi optimal ini diperlukan untuk replikasi irus. (eseimbangan
antara /ungsi antagonis 8$ dan #$ dapat terganggu oleh berbagai cara
seperti reassortment, penularan irus ke host baru atau penghambatan terapi
neuraminidase, akan tetapi dapat dipulihkan oleh kompensasi mutasi dalam
8$, #$ atau kedua protein ini. BQagner et al . 2002@ibawah membran lipid terdapat protein iral yang disebut 1 atau
matri? protein. Protein ini yang membentuk shell dan men-adikan selubung
lipid kuat dan kaku. idalam interior irion adalah '#$s iral yangmerupakan materi genetic dari irus, ber/ungsi menyandi satu atau dua
protein. Setiap segmen '#$ terdiri dari gabungan '#$ dengan beberapa
protein : %1, %2, P$, #P. Segmen '#$ ini adalah gen irus &n/luenHa
B'acaniello. 200!@. #ukleoprotein B#P@ merupakan struktur protein utama
yang ber/ungsi sebagai transport '#$ ke inti. Protein P%1, P%2 dan P$
adalah enHim '#$ polymerase yang berperan penting dalam sintesis dan
replikasi '#$. Protein non>struktural 1 B#S1@ ber/ungsi menghambat
mekanisme ker-a inter/eron BSwayne dan 8alorson, 200@. $mplop irus
&n/luenHa $ mengandung se-umlah kecil salinan dari membrane protein 2
yang membentuk tetramer dengan aktiitas saluran ion. 2 terlibat dalam
proses in/eksi oleh modulasi p8 dalam irion, melemahkan interaksi antara
'#$s dan protein 1 Blseier. 2006@ 1 merupakan protein struktur non>
glikosilasi yang berada di sebelah dalam amplop irus, ber/ungsi sebagai
protein yang paling banyak berperan dalam replikasi irus. sedangkan 2
adalah sebagai membrane glikoprotein yang ber/ungsi dalam menyalurkan
ion BSwayne dan 8alorson, 200@.
irus &ian /nfluen0a sensiti/ terhadap sinar ultraiolet, desin/ektan dan
antiseptik, dapat diinakti/asi dengan pemanasan pada suhu 36GD selama 1
-am atau 60GD selama 10 menit B%u?ton dan raser, 1!77@. irus -uga dapat
diinakti/asi dengan detergen seperti sodium desoksikolat dan sodium
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 26
Page 27
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 27/31
dodesilsil/at, -uga dengan bahan kimia seperti /ormaldehida, beta
propiolakton, binary etilenimin, /enol, ion ammonium, sodium hipoklorat,
asam encer dan hidroksilamin BSwayne dan 8alorson, 200@. irus ini -uga
mudah rusak pada lingkungan luar namun tetap in/eksius pada maternal
organic. isalnya dalam debu kering, irus ini dapat bertahan selama 14 hari
B%u?ton dan raser, 1!77@, kotoran cair selama 103 hari dan dalam /eses
selama 0 = 3 hari pada suhu 4GD serta 7 hari pada suhu 20GD BSwayne dan
8alorson, 200@
.2.3.2. Pat'+enesa
Pe%lekatan ,i%us *enet%asi dan un-'atin+
irus melekat pada sialic acid melalui reseptor yang terletak pada 8$.
Partikel irus kemudian masuk ke dalam endosome oleh suatu proses yang
disebut reseptor>mediated endocytosis. 5ahap selan-utnya adalah penyatuan
B/usi@ antara amplop irus dan membran sel, memicu uncoanting . p8 yang
rendah dalam endosome dibutuhkan oleh mediatedmembrane fusion irus
untuk melepaskan '#Ps iral ke dalam sitosol. p8 yang asam
mengakibatkan perubahan /ormasi pada struktur 8$ untuk membawa 8$2
Opeptide /usi pada kontak yang tepat dengan membrane. 5erusan ion protein
2 dihadirkan pada &irion permits yang merupakan -alan masuk dari ion
yang berasal dari endosom ke dalam partikel irus, memicu perubahan
/ormasi pada 8$, nucleokapsid irus kemudian keluar ke sel sitoplasma.
B'obert and Douch , 1!!6@
!%ansk%i*si dan !%anslasi
ekanisme transkripsi yang digunakan oleh <thromy?oirus berbeda
dengan irus '#$ yang lain yang mana /ungsi seluler lebih berperan.
5ranskripsi irus ter-adi di nucleus. m'#$s diproduksi dari nucleocapsid
irus. polymerase penyandi irus, terdiri dari tiga protein kompleks, yang
bertanggung-awab terhadap proses transkripsi. $ksi ini harus disesuaikan
oleh pencarian sumbat dan methylated :'terminals dari transkripsi seluler
yang baru disintesis oleh polimerasi '#$ seluler. 8al ini men-elaskan
mengapa replikasi irus in/luenHa dihambat oleh actinomycin dan >amanitin
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 27
Page 28
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 28/31
yang memblok transkripsi seluler, dimana irus '#$ lain tidak terpengaruh
karena tidak menggunakan transkripsi seluler pada sintesis irus '#$.nam segmen genom menghasilkan monocistronic m'#$s yang
diter-emahkan dalam sitoplasma men-adi enam protein irus. dua transkrip
lainnya mengalami splicing yang masing = masing menghasilkan dua m'#$
yang diter-emahkan dalam berbagai /rame. Pada awal in/eksi, protein #S1
dan #P disintesis pada leel tinggi. ua glikoprotein 8$ dan #$,
dimodi/ikasi dengan memakai -alur sekretorik. Protein nonstructural #S1
irus &n/luenHa memiliki peran post transcriptional dalam mengatur regulasi
irus dan ekspresi gen seluler. Protein #S1 mengikat rangkaian poly B$@,
menghambat splicing pre m'#$ dan menghambat eksport nucklae dari
m'#$ yang telah disambung, memastikan kelompok molekul donor seluler untuk memberikan donor tutup primer yang diperlukan untuk sintesis m'#$
irus. protein #S2 berinterakasi dengan protein 1 dan terlibat dalam ekspor
nuclear '#Ps irus B'obert and Douch , 1!!6@.
Re*likasi ,i%us RNA
'eplikasi genom irus dilakukan oleh protein polymerase penyandi ketika
transkripsi. mekanisme yang mengatur regulasi transkripsi alternatie dan
replikasi dari protein yang sama yang terkait dengan satu atau lebih protein
nukleokapsid. Seperti semua irus strand negatie, templates untuk sintesis
'#$ irus tetap dilapisi dengan nucleoprotein. Satu>satunya '#$s yang
benar>benar bebas adalah m'#$.
angkah pertama dalam replikasi genom adalah memproduksi salinan
strand positi/ dari masing = masing segmen. Salinan antigenom ini berbeda
dari m'#$ di kedua terminal, u-ung 3T tidak dibatasi dan u-ung T tidak
dipotong atau polyadenylated" Salinan ini ber/ungsi sebagai template untuk
sintesis salinan genom '#$. (arena terdapat urutan umum pada kedua
u-ung dari semua segmen irus '#$, mereka tidak dapat dikenali secara
e/isien oleh mesin sintesis '#$. Dampuran dari segmen genom yang berasal
dari asal yang berbeda dalam sel koin/eksi diduga bertanggung -awab
reassortment typical dari irus in/luenHa B'obert and Douch , 1!!6@.
Matu%asi
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2+
Page 29
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 29/31
irus matang oleh budding dari permukaan sel. (omponen irus
indiidual sampai ke budding site dengan rute yang berbeda. #ukleokapsid
dirakit di dalam nucleus dan berpindah ke permukaan sel. likoprotein 8$
dan #$ disintesis di 'etikulum ndoplasma, dimodi/ikasi dan dirakit
men-adi trimer dan tetramer yang masing = maisng dimasukkan ke dalam
membrane plasma. Protein 1 berperan sebagai -embatan, menghubungkan
nukleokapsid sampai ke u-ung sitoplasma dari glikoprotein. Progeny irion
membunuh sel. Selama penguraian, 8$ dibelah men-adi 8$1 dan 8$2 -ika
sel inang memiliki enHim proteolitik yang sesuai. #$ menghilangkan
terminal sialic acid dari sel dan glikoprotein permukaan irus, mem/asilitasi
pelepasan partikel irus dari sel dan mencegah mereka beragregasi. %anyak
dari partikel yang tidak in/eksius. (adang>kadang partikel gagal untuk
mengenkapsidasi komplemen lengkap segmen genom, biasanya, salah satu
segmen besar '#$ hilang. Partikel nonin/eksius dapat menyebabkan
hemaglutinasi dan dapat mengganggu dengan replikasi irus utuh B'obert
and Douch , 1!!6@.
irus &ian /nfluen0a mudah mengalami perubahan genetic seperti mutasi
antigenic, reassortment dan rekombinasi. 8al ini mengakibatkan ter-adinya
perubahan si/at irus termasuk ter-adinya peningkatan irulensi. utasi
adalah pergantian nukleotida yang menyebabkan perubahan asam animo
yang disandi. Pada proses mutasi yang melibatkan gen = gen tertentu akan
menyebabkan ariasi antigenic. 5er-adinya mutasi akibat enHim '#$>
polimerase irus tidak mempunyai kemampuan memperbaiki kesalahan
penyusunan '#$ pada waktu bereplikasi BQebster and 8ulse, 2004.
(encana, 2012@. Perubahan genetik yang khas dari irus in/luenHa adalah
ter-adinya reasorment . +easorbment merupakan pertukaran segmen gen
antara sesama irus in/luenHa yang berbeda. Pertukaran ini ter-adi apabila 2
irus in/luenHa yang berbeda mengin/eksi sel host dalam waktu yang sama.
'ekomendasi genetic adalah perubahan genetic yang ter-adi akibat irus itu
menambah /ragmen gen asing dalam segmen gennya yang dapat berasal dari
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2!
Page 30
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 30/31
#$ atau '#$ hospes maupun '#$ irus in/luenHa yang lain B(encana,
2012@.
Perubahan genetic tersebut dapat menyebabkan ter-adinya perubahan si/at
antigenic berupa antigenic shift dan antigenic drift" ntigenic drift adalah
mekanisme perubahan dalam gen irus &n/luenHa yang ter-adi akibat
akumulasi mutasi dalam gen yang disandi untuk situ ikatan antibody. 8al ini
menghasilkan strain irus baru dari partikel irus yang tidak dapat dihanbat
secara e/ekti/ oleh antobodi dari strain awal. ntigen shift merupakan proses
dimana dua atau lebih strain irus terkombinasi men-adi bentuk dan subtype
baru dengan pencampuran antigen permukaan dari strain asal. ntigenic shift
merupakan kasus spesi/ik dari reassortment B#arayan et al ",1!77@.
1.2.3.. Dia+n'sa
&n/eksi irus &ian /nfluen0a tidak menciptakan tanda klinis yang
patognomonik atau spesi/ik sehingga pendiagnosaan awal cukup sulit untuk
dilakukan. 5eknik laboratorium konensional yang melibatkan isolasi,
identi/ikasi dan karakterisasi irus dapat dilakukan untuk pengu-ian terhadap
keberadaan irus ini. B$le?ander, 200+@ Pendiagnosaan terhadap irus &ian
/nfluen0a dapat dilakukan dengan menggunakan u-i serologis 9-i
8emaglutinasi B8$@ untuk mendeteksi antigen irus dan 9-i 8emaglutinasi
&nhibisi B8&@ untuk mendeteksi antibody terhadap irus. 5eknik +e&erse
-ranscriptase 8 #olymerase *hain +eaction merupakan teknologi molekuler
yang digunakan untuk pendeteksian irus. 5eknologi 'eal>time '5>PD' telah
dikembangkan sebagai u-i cepat B$le?ander, 200+@
.2.3.# Pen+'&atan dan Pen-e+ahan
Pada tahun 2004, irektorat )enderal Peternakan epartemen Pertanian
mengeluarkan kebi-akan strategi #o. 17"(pts" P.640""02"04 yang meliputi
1@ penerapan biosekuriti yang tepatR 2@. depopulasi selekti/ di daerah tertularR
@. aksinasi, didaerah tertular, aksinasi dilakukan terhadap unggas yang
masih sehat maupun unggas di lingkungan sekitarnya. aksin inakti/
digunakan untuk mencegah penyakit $&, sebaiknya dipilih aksin dengan
Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 0
Page 31
7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 31/31
kandungan irus yang sama Bhomolog@ dengan kasus yang ada di lapangan
Bahardika dkk, 200+@R 4@. pengendalian lalu lintas unggas, 3@. sureilen
dan penelusuran, 6@. peningkatan kesadaran masyarakat, 7@. pengisian
kandang kembali, +@. stamping out di daerah tertular baru, !@. monitoring,
pelaporan dan ealuasi, monitoring terhadap penyakit $& perlu dilakukan
secara berkesinambungan dengan cara mengambil sampel di lapangan untuk
selan-utnya dilakukan isolasi dan identi/ikasi irus secara periodik.
<seltamiir dan Uanamiir merupakan obat yang digunakan sebagai
antiirus in/luenHa pada manusia. %eker-a meniru struktur sialic acid yang
mengikat situs akti/ enHim #$. ketika terikat oleh obat, #$ tidak dapat
menghapus sialic acd dari permukaan sel sehingga irus dapat dihambat
B'acaniello, 201@
BAB I,
)IMPULAN DAN )ARAN
#.1 )i(*ulan
%erdasarkan pada data epidemiologi, ge-ala klinik, patologi anatomi dan pemeriksaaan
laboratorium, besar kemungkinan ayam dengan nomor protokol 6!"#"14 terin/eksi irus
&ian /nfluen0a.
#.2 )a%an
9ntuk mencegah penularan dan penyebaran irus &ian /nfluen0a maka perlu diadakan
aksinasi dan mengecekan titer antibody pasca aksinasi untuk mengetahui status imun dari
ayam. itin-au dari sistem aksinasi yang diberlakukan, diperkirakan ayam dengan nomor
protokol 6! " # " 14 tetap terin/eksi irus &ian /nfluen0a karena ter-adinya kegagalan
aksinasi. 8al ini dapat ter-adi karena berbagai /aktor yang diberasal dari aksinator, hewan
atau aksin yang digunakan.
Sangat disarankan untuk memperhatikan system biosecurity terutama bagi peker-a dan
masyarakat sekitar, dilakukan pula pengendalian lalu lintas ayam untuk mencegah
penyebaran irus ke area yang lebih meluas.