Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Riwa yat Ka sus Pada tanggal 17 September 2014 tel ah dil akuk an pemeri ksa an ter hada p ayam layer  berumur 22 minggu, dengan berat badan ± 1.7 kg dan bulu berwa rna cokla t deng an nomor  protokol 6!"#"14. $y am ini milik %apak & #yoman 'ai Putra #egara yang beralamat di (abupaten %angli. )umlah populasi ayam pedaging yang dipelihara oleh %apak adalah sebanyak 4000 ekor, * !0 ekor ayam tampak sakit dan + ekor ayam mati dalam kurun waktu satu bulan. ari ayam yang sa ki t diambil 1 ekor ayam untuk di-adi kan kasus. e -al a klinis yang dit un- ukka n adalah penurunan na/ su makan, lemas, kekusa man pada bul u, dan men gala mi tortikolis. )enis pakan yang diberikan berupa pakan olahan pabrik, sementara air minum yang diberikan beras al dari air P$. enur ut &n/ormasi peter nak, program aksinas i dilak ukan dalam -angka waktu tertentu dengan sistem pemberian aksin adalah aksin # pada umur 2 minggu, umboro pada umur minggu, # asota pada umur 4 minggu, umboro pada umur 3 mingg u, # dan &% pada umur 11 mi nggu, $ & dan &% && pada umur 13 mi nggu dan #, S serta &% pada umur 17 minggu.  Selama ayam sakit, pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik dan it ami n. 5a ngga l 17 September 2014 aya m ter sebut mat i dan kemudi an di nekropsi unt uk dil akuk an peng u-i an lab orator ik sebaga i pene guha n dia gnos a. #ekropsi yan g dil akukan disesuaikan dengan prosedur di aboratorium Patologi e teriner (8 9nud enpasar. 1.2 Identifik asi Masalah %erdasarkan riwayat kasus di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: 1. $pakah d iagnosa penyaki t pada ay am kasu s dengan n omor p rotoko l 6!"#"14; 2. $gen in/eks ius apakah yang menyeba bka n sa ki t pada aya m kasus dengan nomor   protokol 6!"#"14; Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1
31

Laporan Kodil Avian Influenza

Jan 07, 2016

Download

Documents

laporan nekropsi ayam layer terinfeksi virus avian influenza
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 1/31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Riwayat Kasus

Pada tanggal 17 September 2014 telah dilakukan pemeriksaan terhadap ayam layer 

 berumur 22 minggu, dengan berat badan ±  1.7 kg dan bulu berwarna coklat dengan nomor 

 protokol 6!"#"14. $yam ini milik %apak & #yoman 'ai Putra #egara yang beralamat di

(abupaten %angli. )umlah populasi ayam pedaging yang dipelihara oleh %apak adalah sebanyak 

4000 ekor, * !0 ekor ayam tampak sakit dan + ekor ayam mati dalam kurun waktu satu bulan.

ari ayam yang sakit diambil 1 ekor ayam untuk di-adikan kasus. e-ala klinis yang

ditun-ukkan adalah penurunan na/su makan, lemas, kekusaman pada bulu, dan mengalami

tortikolis.

)enis pakan yang diberikan berupa pakan olahan pabrik, sementara air minum yang

diberikan berasal dari air P$. enurut &n/ormasi peternak, program aksinasi dilakukan

dalam -angka waktu tertentu dengan sistem pemberian aksin adalah aksin # pada umur 2

minggu, umboro pada umur minggu, # asota pada umur 4 minggu, umboro pada umur 3

minggu, # dan &% pada umur 11 minggu, $& dan &% && pada umur 13 minggu dan #, S

serta &% pada umur 17 minggu.

 Selama ayam sakit, pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik danitamin. 5anggal 17 September 2014 ayam tersebut mati dan kemudian di nekropsi untuk 

dilakukan pengu-ian laboratorik sebagai peneguhan diagnosa. #ekropsi yang dilakukan

disesuaikan dengan prosedur di aboratorium Patologi eteriner (8 9nud enpasar.

1.2 Identifikasi Masalah

%erdasarkan riwayat kasus di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. $pakah diagnosa penyakit pada ayam kasus dengan nomor protokol 6!"#"14;

2. $gen in/eksius apakah yang menyebabkan sakit pada ayam kasus dengan nomor 

 protokol 6!"#"14;

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1

Page 2: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 2/31

1. !u"uan Penulisan

1. enentukan diagnosa penyakit pada ayam kasus dengan nomor protokol 6!"#"14

2. engetahui agen in/eksius penyebab sakit pada ayam kasus dengan nomor protokol

6!"#"14.

1.# Manfaat Penulisan

1. emberikan in/ormasi mengenai ke-adian kasus penyakit pada ayam kasus dengan nomor 

 protokol 6!"#"14, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi peternak 

untuk menentukan tindakan lebih lan-ut apabila menemukan kasus yang sama.

2.   emberikan gambaran secara lengkap kepada mahasiswa calon dokter hewan untuk 

mendiagnosa ke-adian suatu penyakit berdasarkan ge-ala klinis, patologi anatomi, dan

ditun-ang dengan hasil pemeriksaan laboratorium.

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2

Page 3: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 3/31

BAB II

MA!ERI DAN ME!$DE

2.1 Mate%i

%erdasarkan ge-ala klinis serta patologi anatomi yang teramati, maka dilakukan

 pengambilan spesimen untuk kemudian dilakukan u-i laboratorium, dengan spesimen yang

diambil adalah sebagai berikut :

La&'%at'%iu( )*esi(en

Patologi <tak, proentrikulus, usus, trachea, paru = paru, hati, limpa,

 -antung

ikrobiologi 9sus, paru = paru, limpa

irologi Paru = paru, trachea, usus, limpa, otak  

Parasitologi (erokan kulit, kutu, caplak, pin-al, lalat, nyamuk, sampel darah

dan /eses dari hewan non>kasus

2.2 Met'de

2.2.1 La&'%at'%iu( Pat'l'+i

etode : Pembuatan preparat dan pemeriksaan histopatologi

angkah ker-a :

1. Sampel organ yang akan diperiksa dipotong masing = masing dengan ukuran 1?1?1 cm,

kemudian di/iksasi dengan direndam dalam larutan Neutral Buffer Formalin (  #%@ 10A

2. Potong sampel yang mengalami perubahan untuk kemudian disimpan di dalam tissue

cassette, lalu beri label nomor protokol kasus.

. Setelah dilakukan /iksasi, dilakukan proses dehidrasi dengan menggunakan alkohol

 bertingkat B70A, +0A, !0A !6A dan alkohol absolute@. Perendaman dilakukan secara

 bertahap setiap 2 -am. Selan-utnya adalah proses clearing  dengan cara perendaman dalam

toluene.4. ilakukan in/iltrasi dengan menggunakan para//in cair , diharapkan para//in cair akan

mengisi ruang sitoplasma.3. Setelah tahapan clearing  selesai spesimen organ selan-utnya di in/iltrasi dengan para/in

cair Bblocking @ menggunakan alat embedding set , kemudian didinginkan hingga para/in

mengeras.

Koasistensi Diagnosa Laboratorik |

Page 4: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 4/31

6. %lok para/in yang sudah dingin kemudian di sectioning  menggunakan microtome dengan

ketebalan pemotongan * 3 mikron.7. Setelah pemotongan dengan ketebalan 3 mikron didapatkan maka selan-utnya diletakkan

mengambang pada waterbath Bwaterbathing @ beberapa detik dengan temperatur hangat

B7>! CD@.+. Potongan spesimen pada waterbath diletakkan pada gelas ob-ek kemudian diinkubasikan.

!. Preparat kemudian di rehidrasi bertingkat menggunakan Eylol &, && dan &&& Bmasing>

masing selama 3 menit@, tanol & dan && selama 3 menit dan $Fuades selama 1 menit.

10. akukan pewarnaan B staining @ dengan menggunakan 8emato?ylin selama 13 menit dan

osin selama menit.11. Preparat di dehidrasi dan di clearing  kembali kemudian dikeringkan untuk selan-utnya

dilakukan mounting  media.

12. $mati preparat histopatologi dengan menggunakan mikroskop kemudian catat perubahan

yang ditemukan.

2.2.2 La&'%at'%iu( ,i%'l'+i

etode : Pembuatan inokulum dari spesimen organ

 Penanaman inokulum pada 5elur $yam %ertunas

 Pemanenan cairan $lantois

 9-i 8emaglutinasi B8$@

9-i 8ambatan 8emaglutinasi B8&@

angkah ker-a :

 

Pe(&uatan in'kulu( da%i s*esi(en '%+an

Spesimen berupa organ dipotong kecil = kecil dengan menggunakan gunting lalu

dimasukkan ke dalam tabung eppendorf   dan dihancurkan dengan menggunakan stik.

(emudian dilakukan penambahan larutan #aDl sebanyak 1 ml dan disentri/ugasi dengan

kecepatan 2.300 rpm selama 13 menit. %agian supernatant diambil dan dimasukkan ke

dalam tabung eppendorf , dan dilakukan penambahan antibiotika penisilin dan

streptomisin masing = masing sebanyak 0,1 ml, kemudian diortek dan diinkubasikan

 pada inkubator pada suhu 7G D selama 0 menit.

Penana(an in'kulu( *ada !elu% Aya( Be%tunas

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 4

Page 5: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 5/31

Penanaman inokulum dilakukan pada 5$% umur ! hari. Sebelum dilakukan

inokulasi, dilakukan pengamatan terhadap 5$% dengan menggunakan teropong

Bcandling) untuk mengetahui keadaan embrio dan melakukan penandaan pada batas

daerah kantung udara dengan menggunakan pensil.

akukan penusukan dengan menggunakan alat penusuk atau bor telur pada

cangkang telur di daerah atas garis perbatasan antara kantung udara dan daerah embrio.

engan menggunakan tuberculin syringe  & ml, inokulum disuntikkan ke dalam ruang

alantois dengan dosis 0,1 ml pada setiap butir telur. 5utup lubang pada cangkang telur 

dengan menggunakan kutek dan diberikan label seperlunya. Selan-utnya telur 

diinkubasikan pada suhu !G D. Pengamatan dilakukan setiap hari, pemanenan dilakukan

segera setelah kematian embrio ter-adi. Pada pengu-ian ini, pemanenan dilakukan pada

hari ke 4 pasca inokulasi.

  Pe(anenan -ai%an Alant'is

5elur yang akan dipanen diamati terlebih dahulu dengan menggunakan teropong

Bcandler). Sebelum dilakukan pemanenan, telur di masukkan ke dalam lemari es selama

 beberapa menit untuk mengurangi pendarahan saat cangkang telur dibuka. Pemanenan

dilakukan dengan terlebih dahulu membuka cangkang telur bagian atas, kemudian cairan

alantois diambil dengan menggunakan mikropipet. Dairan alantois yang terambil

dikumpulkan dalam tabung eppendor/ kemudian di sentri/ugasi untuk memisahkan

cairan dengan sedimen, cairan diambil dan dipindahkan ke dalam tabung eppendor/ baru

kemudian disimpan sampai pengu-ian serologi dilakukan.

  U"i He(a+lutinasi HA/

9-i hemaglutinasi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan irus. %eberapa -enis

irus memiliki si/at mengaglutinasi sel darah merah, salah satunya adalah irus &n/luenHa

yang dapat mengaglutinasi sel darah merah berbagai -enis mamalia. 8emaglutinasi ter-adi

akibat aktiitas hemaglutinin pada dinding irus. 9-i hemaglutinasi dilakukan dengan

menambahkan 0.023 ml #aDl /isiologis pada setiap sumuran plat mikro, kemudian

tambahkan antigen irus pada sumuran 1 dan 2 sebanyak 0.023 ml. Selan-utnya

dilakukan pengenceran berseri kelipatan 2 mulai dari sumuran 2 hingga 11 dengan

menggunakan pipet mikro lalu tambahkan 0.3 ml suspensi sel darah merah 1 A lalu ayak 

selama 0 detik. &nkubasikan pada suhu kamar selama 0 menit lalu amati reaksi

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 3

Page 6: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 6/31

hemaglutinasi yang ter-adi. alam prosedur ini, sumuran pertama bertindak sebagai

kontrol I.Pada u-i hemaglutinasi hasil posit/ teramati dengan tidak ter-adinya pengendapan

 pada dasar sumuran yang mengindikasikan bahwa antigen irus telah mengaglutinasi sel

darah merah.

  U"i Ha(&atan He(a+lutinasi HI/

alam penelitian ini, dilakukan u-i hambatan hemaglutinasi cepat dengan

menambahkan #aDl /isiologis sebanyak 0.023ml, serum kebal kontrol yang telah

mengandung antibody sebanyak 0.023 dan antigen sebanyak 0.023ml ke dalam satu

sumuran. Selan-utnya lakukan pengayakan dengan ortek selama 0 detik lalu

inkubasikan pada suhu kamar selama 0 menit. Setelahnya lakukan penambahan suspensi

sel darah merah 1A sebanyak 0.03ml dan lakukan pengayakan kembali selama 0 detik.&nkubasikan kembali pada suhu kamar selama 0 menit lalu amati perubahan yang

ter-adi.

Pada u-i hambatan hemaglutinasi hasil positi/ teramati dengan adanya endapan

 pada dasar sumuran mengindikasikan antigen irus telah mengikat antibodi yang berasal

dari serum sehingga sel darah merah bebas untuk mengendap.

2.2. La&'%at'%ui( Mik%'&i'l'+i

etode : Penanaman pada media #utrient $gar 

 Penanaman pada media Eosin Methylen Blue gar 

 Pewarnaan ram

9-i 'espirasi (arbohidrat

 9-i %iokimia

 9-i ula > gula

angkah ker-a :

  Penana(an *ada (edia Nut%ient A+a%

 #utrient agar digunakan sebagai media umum atau sebagai media penumbuhan

mikroorganisme mayoritas yang tidak selekti/ Bmikroorganisme heterotro/@. edia ini

merupakan media yang sederhana. ibuat dari ekstrak bee/, pepton dan agar. Pada media

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 6

Page 7: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 7/31

ini, bakteri ditumbuhkan dari spesimen organ hewan terin/eksi. edia dibagi men-adi

tiga bagian untuk tiga spesimen yang akan ditaman, yaitu usus, paru = paru dan limpa.

Spesimen organ dilukai dengan gunting steril kemudian ossa steril ditempelkan pada

spesimen dan diusapkan pada media biakan. Prosedur yang sama dilakukan terhadap dua

spesimen yang lain. edia biakan yang telah ditanami bakteri kemudian diinkubasikan

dalam inkubator dengan suhu 7GD selama 24 -am. $mati koloni bakteri yang tumbuh,

dengan melihat bentuk, warna, tepian dan diameter koloni.

  Penana(an *ada (edia Eosin Methylen Blue Agar 

%$ memiliki bentuk padat dan digunakan untuk mengadakan isolasi serta

mendeteksi  Enterobacteriaceae  dan campuran spesies>spesies bakteri yang berbentuk 

 batang koli/orm. osin dan methylene blue dalam media ini ber/ungsi untuk 

menghambat pertumbuhan bakteri ram positi/, -uga berperan sebagai indikator produksi

asam. aktosa yang terkandung dalam media ini ber/ungsi untuk memilah mikroba yang

mem/ermentasikan laktosa seperti !" aureus, #" aerugenosa, dan !almonella. ikroba

yang mem/ermentasi laktosa akan menghasilkan koloni dengan inti yang berwarna gelap

dan dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh dalam media ini

menghasilkan koloni yang tidak berwarna. Perbedaan kedua -enis mikroba ini akan -elas

terlihat karena eosin dan methylene blue.

Dara penanaman pada media ini memiliki prosedur yang sama dengan prosedur 

 penanaman bakteri pada media nutrient agar.

  Pewa%naan 0%a(

Pewarnaan ram dilakukan untuk mengidenti/ikasi si/at bakteri yang termasuk ke

dalam ram positi/ atau gram negati/, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Siapkan gelas preparat yang telah terlebih dahulu disterilkan dengan alkohol.

2. &si gelas preparat dengan sedikit alkohol B*1 tetes@ dan isi dengan satu sel bakteri

yang diambil dari sediaan bakteri yang telah ditumbuhkan pada media.(emudian ratakan bersama dengan alkohol.

. 5unggu hingga preparat kering baru kemudian ditetesi dengan 2> tetes kristal

iolet hingga semua permukaan bakteri tersentuh oleh Hat warna. %iarkan selama

* = 3 menit.

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 7

Page 8: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 8/31

#. Duci preparat dengan air mengalir kemudian dikeringkan. 5eknik pengeringan

dapat dengan menggunakan bunsen atau dengan penganginan biasa.

. Setelah kering, tetesi preparat dengan larutan iodine dan biarkan selama *

menit

. Duci kembali dengan air mengalir dan dikeringkan.3. Sirami permukaan preparat dengan alkohol !0A dengan cara memiringkan

 preparat sehingga semua permukaan tersirami oleh alkohol, tunggu * menit

4. Duci dalam air mengalir secara singkat dan kemudian dikeringkan kembali.

5. 5etesi preparat dengan beberapa tetes sa/ranin dan biarkan selama *>3 menit.

16. Duci secara cepat dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan. Setelah kering

 preparat telah dapat diamati di bawah mikroskop dan dilakukan

 pengidenti/ikasian bakteri.

  U"i Res*i%asi Ka%&'hid%at

a. U"i Katalase9-i katalase dilakukan dengan cara mengambil koloni yang dicurigai pada media

selekti/ dengan needle  steril kemudian mengoleskannya pada obyek gelas dan

ditetesi dengan 82<2 A, kemudian dihomogenkan. $mati ada tidaknya pembentuk 

gelembung gas.

&. U"i $ksidase

9-i oksidase dilakukan dengan cara mencelupkan  stick   oksidase pada aFuades,

kemudian u-ung  stick   tersebut disentuhkan pada koloni kuman dan diamati

 perubahan warna yang ter-adi. 8asil positi/ ditandai dengan perubahan warna stick 

oksidase berwarna ungu.

U"i Bi'ki(ia

a. !%i*le )u+a% I%'n A+a% !)IA/

edia ini termasuk kedalam media solid dan berbentuk setengah miring dan

 berwarna merah. Pennaman bakteri pada 5S&$ dilakukan untuk mengetahui si/at

 bakteri dalam /ermentasi karbohidrat, produksi 82S dan gas. Penanaman dilakukan

dengan menusukkan koloni bakteri dengan needle steril pada bagian tegak media lalu

digoreskan pada bagian miring media. Selan-utnya media diinkubasikan pada suhu

7GD selama 24 -am.ermentasi karbohidrat ditandai adanya perubahan warna pada media 5S&$

dari merah men-adi kuning. Produksi 82S ditandai dengan adanya warna kehitaman

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | +

Page 9: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 9/31

 pada daerah goresan. $danya gas dapat diamati dengan adanya keretakan pada media

atau terangkatnya bagian bawah media.

&. )ulfide Ind'l M'tility )IM/

edia ini termasuk media semi solid. Pemupukan bakteri dengan

menggunakan medium ini bertu-uan untuk mengetahui si/at bakteri dalam hal

 produksi 82S, indol dan motilitas. Penanaman dilakukan dengan menusukkan koloni

 bakteri yang telah tumbuh pada media 5S&$ dengan needle steril secara tegak lurus

 pada media dan diinkubasikan pada suhu 7GD selama 24 -am.

Produksi 82S ditandai dengan adanya warna hitam pada daerah sekitar 

tusukan. Produksi indol dapat dilihat setelah ditetesi dengan reagen  Erlich$%o&ac's

sebanyak >3 tetes kedalam media, bila indol positi/ akan terbentuk cicin merah pada

 permukaan medium. %akteri yang motil akan terlihat kekaburan pada daerah ditempattusukan needle

-. Methyl Red ,'+es P%'skaue% Mediu( MR,P Mediu(/

edia 'P berbentuk cair, penanaman pada media ini dilakukan untuk 

mengetahui si/at bakteri dalam produksi asam tunggal atau campuran dan acetil 

metal carbinol" Pemupukan bakteri dilakukan dengan mencelupkan osa steril yang

telah terisi koloni bakteri ke dalam masing = masing media. alu media

diinkubasikan pada suhu 7GD selama 24 -am. Setelah diinkubasi, media dibagi

kedalam dua tabung yang berbeda. 5abung pertama ditetesi dengan reagen ' dan

tabung kedua dengan reagen P. 8asil positi/ akan ditandai dengan terbentuknya

cincin merah pada bagian permukaan media.

d. )i('n 7it%at A+a% 7)A/

Simon Ditrat $gar merupakan media padat dan miring. Penanaman bakteri

dalam media ini dapat dilakukan untuk mengetahui si/at kuman dalam penggunaan

sitrat sebagai sumber karbon. Penanaman dilakukan dengan mengusapkan ossa steril

yang telah terisi koloni bakteri pada permukaan media mulai dari bagian pangkal

hingga u-ung, kemudian media diinkubasikan pada suhu 7GD selama 24 -am. 8asil

 positi/ akan ditandai dengan adanya perubahan warna media dari hi-au men-adi biru.

  U"i 0ula 8 +ula

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | !

Page 10: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 10/31

9-i gula = gula yang dilakukan adalah meliputi u-i glukosa dan u-i laktosa

menggunakan media cair dengan tabung durham di dalamnya. 9-i ini dilakukan untuk 

mengetahui adanya /ermentasi gula. 9-i dilakukan dengan mencelupkan ossa steril yang

terlah terisi koloni bakteri pada masing = masing media, kemudian menginkubasikannya

selam 24 -am pada suhu 7GD. 8asil positi/ akan ditandai dengan adanya perubahan

warna pada media, sedangkan produksi gas akan ditandai dengan adanya gelembung gas

atau tabung durham yang terangkat ke atas.

2.2.# La&'%at'%iu( Pa%asit'l'+i

etode : Pemeriksaan telur cacing pada /eses dengan metode nati/, sedimentasi dan apung

 Pemeriksaan ulas darah nati/ 

 Pemeriksaan kerokan kulit

 Pemeriksaan $rtropoda makroskopis

angkah ker-a :

1. Pe(e%iksaan !elu% 7a-in+

  Pe(e%iksaan feses den+an (et'de natif 

ilakukan dengan meletakkan /eces sebesar pentolan korek api, di atas ob-ek 

glass. Selan-utnya dilakukan penambahan aFuades lalu daduk sampai homogen. Serat

kasar dibuang, dan ob-ek glass ditutup dengan coer glass untuk selan-utnya dilakukan

 pemeriksaan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10E hingga 40E, kemudian

dilakukan identi/ikasi.

  Pe(e%iksaan feses den+an (et'de sedi(entasi dan (et'de a*un+

Pemeriksaan /eses dengan metode sedimentasi dan pengapungan dilakukan

dengan mencampur /eses sebesar bi-i kemiri dengan air sampai konsentrasi mencapai

10A lalu diaduk hingga homogen. Dampuran disaring dan ditampung dengan tabung

centrifuge sampai skala J tabung. (emudian cairan di sentrifuge dengan kecepatan 1300

rpm selama menit. 9ntuk metode sedimen, sepernatan dibuang, endapan diambil sedikit

dan letakkan pada obyek glass kemudian lakukan pemeriksaan. 9ntuk metode

 pengapungan, supernatan dibuang dan endapan ditambah larutan #aDl -enuh sampai

skala J tabung. Dampuran diaduk hingga homogen dan disentri/uge dengan kecepatan

1300 rpm selama menit. 5ambahkan lagi larutan garam -enuh B#aDl@ setetes demi

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 10

Page 11: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 11/31

setetes sampai permukaan cairan cembung. iamkan 2 menit, coer glass disentuhkan

 pada permukaan cairan pengapung dan ditempelkan pada obyek glas. Selan-utnya

diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10E>40E.

2. Pe(e%iksaan P%'t'9'a• Pe(e%iksaan ulas da%ah ti*is

Pemeriksaan ulas darah tipis dilakukan dengan cara : salah satu gelas obyek dipegang

dengan menggunakan ibu -ari dan -ari tengah tangan kiri, teteskankan satu tetes darah

 pada salah satu u-ung obyek gelas kemudian dengan obyek gelas yang lain dipegang

dengan ibu -ari dan telun-uk kanan, u-ungnya ditempelkan pada darah dan dibiarkan

sampai darah membasahi permukaan obyek gelas dengan sudut kemiringan 43GD, gelas

didorong secara pelan tetapi menerus sampai didapatkan ulas darah tipis. ikeringkan

dengan cara diangin>anginkan kemudian di/iksasi dengan cara direndam pada larutan

metanol selama menit. 8apusan darah dikeringkan kembali, dilakukan perwarnaan

menggunakan Hat warna giemHa 10A dengan cara direndam selama 10>23 menit, dicuci

dibawah air mengalir kemudian dikeringkan untuk kemudian diperiksa dibawah

mikroskop.

. Pe(e%iksaan A%t%'*'da

  Pe(e%iksaan ke%'kan kulit

akukan pengerokan pada perbatasan antara kult normal dan kulit yang mengalami

 perubahan. etakkan kerokan di dalam terapa petri lalu lakukan penambahan (<8 10A

dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.

$pabila dalam pengamatan, teridenti/ikasi artropoda -enis tungau maka ditutup kembali

dengan ob-ek glass lalu dimasukkan ke dalam alkohol secara bertahap B70A, +3A dan

!3A@. Setelah kering, pemeriksaan dan identi/ikasi dapat dilakukan dengan

menggunakan mikroskop.

  Pe(e%iksaan a%t%'*'daPemeriksaan dilakukan dengan metode permanen. ilakukan dengan cara meletakkan

arthropoda yang telah dibunuh ke dalam cawan petri lalu dilakukan penambahan (<8

10A, kemudian didiamkan sambil diamati hingga artropoda tampak transparan. Setelah

transparan, artropoda di letakkan di atas gelas ob-ek lalu di tutup dengan gelas ob-ek lain

dan dilakukan /iksasi bertahap pada alkohol 70A, +3A dan !3A.

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 11

Page 12: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 12/31

Setelah di/iksasi, ob-ek glass di buka lalu dilakukan penambahan entelan dengan terlebih

dahulu meneteskan minyak kayu putih dan ditunggu hingga kering, tutup preparat dengan

coer glass untuk kemudian dilakukan pengamatan dan identi/ikasi dengan menggunakan

mikroskop.

BAB III

HA)IL DAN PEMBAHA)AN

.1 Hasil8asil pemeriksaan ayam kasus dengan nomor protokol 6!"#"14 pada masing = masing

laboratorium disa-ikan pada tabel berikut :

!a&el 2. Data E*ide(i'l'+i Penyakit

)9$8 $K$

(S9'98$#

)9$8 $K$

S$(&5)9$8 $K$ $5&

4000 ekor !0 ekor + ekor  

(eterangan: #ilai morbiditas L90

4000 x 100=¿2.25

 #ilai mortalitas L83

4000 x 100=2

 

D' L83

90 x100=92

 

!a&el . Hasil Pe(e%iksaan Pat'l'+i Anat'(i

:ARIN0AN ; $R0AN PERUBAHAN ANA!$MI

Sistem syara/"otak (ongesti pada otak  

Sistem kardioaskuler Perlemakan pada -antung

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 12

Page 13: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 13/31

Sistem respirasi 8emoragie pada paru>paru

Sistem gastrointestinal Perdarahan pada usus dan pankreas

Sistem integumen %ulu kusam

Sistem otot dan tendon 5idak ditemukan perubahan

Sistem tulang dan persendian 5idak ditemukan perubahan

Sistem urinaria 8aemoragie pada gin-alSistem reproduksi 5idak ditemukan perubahan

Sistem pertahanan Pembesaran pada limpa

!a&el #. Hasil Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Pat'l'+i

N'

.

$%+an Pe%u&ahan Hist'*at'l'+i

1 <tak akuolisasi neurophil dan kongesti

2 5rachea 5racheitis necrotican, edema dan disertai dengan in/iltrasi

ringan sel radang lim/osit

Paru (ongesti disertai dengan in/iltrasi sel radang lim/osit

4 8ati (ongesti dan edema sinusoid pada hati disertai dengan

in/iltrasi ringan sel radang lim/osit

3. in-al #e/ritis haemoragica, nekrosis tubulus dan glomerulus dan

in/iltrasi sel radang lim/osit

6. impa (ongesti dan in/iltrasi sel radang lim/osit

!a&el . Hasil Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Mik%'&i'l'+i

I)$LA)I DAN IDEN!I<IKA)I

Pe%tu(&uhan *ada Nut%ient A+a% Pe%tu(&uhaan *ada EMBA

• Pa%u=*a%u : koloni berbentuk bundar,

eleasi datar, tepian irreguler, diameter M 1

mm , warna putih.

• Li(*a : koloni berbentuk bundar, eleasi

datar, tepian circuler, diameter M 1 mm ,

warna putih

• Usus : koloni berbentuk bundar, eleasi

cembung, tepian circuler, diameter M 1

mm , warna putih

• Pa%u=*a%u : %akteri tumbuh

dengan koloni berwarna pink 

• Li(*a : %akteri tumbuh dengan

koloni berwarna pink • Usus : %akteri tumbuh dengan

koloni berwarna hi-au metalik 

Pewa%naan +%a( :

1. %entuk : 'od shaped

2. ram : #egatie

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1

Page 14: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 14/31

PRIMAR> !E)!

(atalase I <ksidase >

)E7$NDAR> !E)!

5S&$

1. %agian miring B$cid slant@

2. %agian tegak B$cid butt@

. Produksi 82S

4. as

I

>

>

>

Simmon Ditrat $gar I

S&

1. Produksi 82S2. otilitas

. &ndol

>

>

>

ula>gula

1. lukosa2. aktosa

II

'P

1. '  

2. P

>

>

iagnosa: Klebsiella sp

!a&el . Hasil Pe(e%iksaan ,i%'l'+i

 #o

.

Pengu-ian Spesimen 8asil (eterangan

1. &nokulasi pada

5$% umur ! hari

melalui -alur ruang

alantois

Paru = paru,

trachea, limpa,

usus, otak 

5$% mati

dan

mengalami

 pembusuka

n

mbrio dipanen pada

hari ke = 4

2. 9-i 8$ rapid Dairan alantois

dari 5$%

Positi/ 5er-adi reaksi

hemaglutinasi

. 9-i 8$ Dairan alantois

dari 5$%

 #egati/ 5er-adi reaksi

hemaglutinasi hanya

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 14

Page 15: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 15/31

 pada sumuran pertama

dan kedua

4. 9-i 8& rapid Dairan alantois

dari 5$%

Positi/ 5idak ter-adi reaksi

hemaglutinasi

Dia+n'sa ? tidak k'nklusif !a&el 3. !a&el Hasil Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Pa%asit'l'+i

IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN AR!R$P$DA

Ke%'kan Kulit

Hewan Met'de Identifikasi

$n-ing #ati/ emode?

IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN MAKR$)K$PI)

Mate%i Met'de Identifikasi

(utu  eterodous spineger 

Pin-al *tenocepalides felisDaplak Permanen  +hipicepalus spp

alat  Musca domestika

 #yamuk  *ule spp

IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN PR$!$@$A

)a(*el Da%ah

Hewan/Met'de Identifikasi

$yam 9las darah tipis >

.2 Pe

(

&

a

h

a

san

enurut harma dan Putra B1!!7@ pendiagnosaan suatu penyakit dilakukan

 berdasarkan anamnesa, ge-ala klinis serta perubahan yang tampak pada hewan.

Sementara itu, penegakan diagnosa suatu penyakit unggas didasarkan pada epidemiologi,

ge-ala klinis, perubahan pasca mati BP$ dan 8P@ dan didukung oleh hasil pemeriksaan

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 13

IDEN!I<IKA)I PEMERIK)AAN !ELUR 7A7IN0

)a(*el <e-es

Hewan

Met'de Kualitatif 

Natif 

K'nsent%asi

)edi(en A*un+

$yam 1  +aillietina sp *apillaria sp

$yam 2 eterakis gallinarum

%abi !trongyl type

Sapi !trongyl type -richuris sp !trongyl type

(ambing .okista

(ucing !pirometra sp

Page 16: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 16/31

laboratorium B'essang, 1!+4@. (etepatan menganalisa hal = hal tersebut akan mampu

menentukan diagnosa de/initi/ yang tepat.idasarkan atas pernyataan tersebut, maka ditin-au dari data epidemiologi, ge-ala

klinis serta perubahan patologi anatomi pasca kematian pada ayam petelur dengan nomor 

 protokol 6!"#"14, ditentukan diagnosa sementara yang mengarah pada kasus  &ian

 /nfluen0a

.2.1 E*ide(i'l'+i

(asus $& pernah mulai mewabah di &ndonesia sekitar tahun 200, meski

sebelumnya belum dapat dikon/irmasi penyebab kematian unggas yang tinggi adalah

akibat irus tersebut. %aru pada )anuari 2004 epartment pertanian memastikan

in/eksi dari irus $& yang telah mengakibatkan kematian pada ribuan itik di berbagai

wilayah di &ndonesia. 8ingga kini irus $& terus bereplikasi dan menciptakan subtype baru dengan tingkat irulensi yang dapat sa-a semakin meningkat. an hingga kini

kasus $& tetap ditemukan di &ndonesia meskipun ke-adiannya sudah semakin menipis

sehubungan dengan berbagai tindakan pencegahan dan pengendalian yang disarankan

oleh pemerintah Perkembangan irus $& di &ndonesia sangat /luktuati/. %anyak kasus

kematian unggas ter-adi setiap tahunnya akibat irus ini. 5erdapat 2731 kasus $& pada

unggas pada tahun 2007, menurun men-adi 1.41 pada tahun 200+, mengalami

kenaikan men-adi 2.2! kasus pada 200! dan semakin menurun hingga 1.302 kasus

 pada 2001, 1.!0 kasus pada 2011 dan 32 kasus pada 2012 Bit-ennak 

eptan.201@

Pada kasus ini, ter-adi kematian pada + ekor ayam petelur dari 4000 ekor ayam

yang dipelihara, dalam kurun waktu satu bulan. )umlah ayam yang sakit adalah !0

ekor sehingga dari data ini diketahui bahwa tingkat morbiditas kasus adalah 2.23A,

tingkat mortalitas adalah 2A dan Dase atality 'ate adalah !2A.

.2.2 0e"ala Klinis

5ingkat keparahan penyakit  &ian /nfluen0a  sangat beragam mulai dari ringan

sampai /atal. Strain irus yang lethal dapat menyerang dan membunuh dengan sangat

cepat terutama pada ayam muda dan bahkan mungkin tanpa menun-ukkan tanda

klinis lain selain kematian mendadak. &n/eksi irus  &ian /nfluen0a  menun-ukkan

ge-ala klinis yang sangat berariasi tergantung dari banyak /aktor seperti usia, -enis

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 16

Page 17: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 17/31

unggas yang terin/eksi, system peternakan dan patogenisitas dari irus B)acob et al  .,

2014@

$yam petelur dengan nomor protokol 6!"#"14 menun-ukkan beberapa ge-ala

klinis seperti kelemahan, penurunan na/su makan, kekusaman pada bulu serta

mengalami tortikolis. 5u-uan dari pengamatan terhadap ge-ala klinis dilakukan untuk 

memperkuat diagnosa. iagnosa dini dan tepat tentang suatu penyakit men-adi sangat

 penting karena berkaitan dengan tindakan penanggulangan yang e/ekti/ dan e/isien

BSanthia, 200@. (esalahan interpretasi atau mendiagnosa merupakan hal yang wa-ar.

 # sering dikelirukan dengan $& karena ge-ala dan perubahan patologi anatomi yang

sangat mirip antara keduanya. isamping itu penyakit ini sering ter-adi bersama>sama

Bahardika, dkk. 2014@

.2. Pat'l'+i Anat'(i Pe(e%iksaan Mak%'sk'*is/

Patologi anatomi diidenti/ikasi dengan melihat aspek mor/ologi dari penyakit

termasuk dan arah predileksi agen penyakit pada sistem organ tertentu yang spesi/ik.

Pada kasus ayam petelur ini, ditemukan beberapa perubahan anatomi organ yaitu

adanya kongesti pada otak, hemoragi pada paru = paru, usus, gin-al serta pankreas,

dan pembengkakan pada limpa.enurut 'obert, et al   B200@ pada kasus  &ian /nfluen0a, dapat ditemukan

 beberapa perubahan anatomi seperti hemoragie pada otak dan peradangan dan

 perdarahan pada beberapa organ seperti paru = paru usus, pankreas, limpa dan hati.

.2.# Dia+n'sa )e(enta%a

%erdasarkan sidik epidemiologi Banamnesa, se-arah penyakit, status aksinasi,

morbiditas dan mortalitas@, ge-ala klinis serta hasil pemeriksaan patologi anatomi

ayam layer dengan nomor protokol 6!"#"14 maka dapat diarahkan ke penyakit

 &ian /nfluen0a

.2. Dia+n'sa Bandin+

e-ala klinis dari  &ian /nfluen0a  mirip dengan beberapa penyakit ayam lain.

 &ian /nfluen0a mungkin dapat dibandingkan dengan /nfectious bronchitis, /nfectious

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 17

Page 18: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 18/31

laryngotracheitis, fowl cholera  dan  Newcastle 1isease" (on/irmasi dari diagnosa

dapat dilakukan dengan tes serologi B)acob et al , 2014@

.2. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu(

.2.3. Pe(e%iksaan Hist'*at'l'+i Pe(e%iksaan Mik%'sk'*is/

Pemeriksaan histopatologi dari biopsi -aringan untuk identi/ikasi

organisme menular merupakan suatu metode diagnostik yang sangat penting.

(on/irmasi budaya konensional dari biopsi -aringan seringkali gagal dalam

mengidenti/ikasi organisme patogen Bupta et al" 200! ). Pada kebanyakan

kasus in/eksi perakut dengan kematian Bsatu atau dua hari in/eksi@, ayam

tidak akan menampakkan lesi yang -elas B8opper N Selleck, 1!!!@. $kan

tetapi beberapa strain seperti $"chicken"8ongkong"220"!7 B83#1@ dan

$"chicken"&taly"0"!7 B83#2@ menyebabkan lesi yang parah pada paru>paruseperti kongesti, haemoragi dan edema pada ayam hingga pengeluaran

eksudat serous dan darah BSuare et al , 1!!!@. Pada in/eksi akut dengan

kematian Bhari ke hingga hari ke 3 in/eksi@, ayam menun-ukkan kekusaman

 pada bulu, kongesti atau cyanosis pada pial dan -engger, kebangkakan pada

kepala dan edema subkutan B(obayashi et al , 1!!6@. %eberapa irus

mengakibatkan hyperemia dan edema pada kelopak mata, kon-ungtia dan

trachea B%err et al ., 1!+6@.

ari hasil pemeriksaan histopatologi pada ayam kasus dengan nomor 

 protokol 6!"#"14, ditemukan adanya akuolisasi neuropil, tracheitis

necrotican dan edema pada trachea, in/iltrasi sel radang lim/osit pada paru = 

 paru, hati, gin-al dan limpa, kongesti pada otak, paru = paru, hati, dan limpa,

edema sinusoid pada hati, ne/ritis haemoragica, serta nekrosis pada tubulus

dan glomerulus gin-al.elalui pengamatan histopathology, diketahui bahwa organ trachea

mengalami peradangan dan nekrosis Btracheitis necrotican)  dan edema.

dema merupakan akumulasi abnormal cairan pada -aringan yang dapat

ter-adi pada ruang interstisial atau interselular. Bdward, 200@ Salah satu

 penyebab dema adalah karena respon in/lamasi, dalam hal ini edema ter-adi

 bersama dengan kerusakan -aringan dan in/eksi. (erusakan -aringan memicu

 perubahan seluler yang mengakibatkan respon in/lamasi yang berakhir 

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1+

Page 19: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 19/31

dengan perbaikan sel dan -aringan yang rusak. Setelah kerusakan ter-adi,

endotel yang terluka akan melepas mediator dan merangsang clotting 

cascade B pembekuan darah@. ediator in/lamasi adalah histamine, kinins,

 prostaglandin, komplemen dan sitokin. ereka bertindak sebagai sebuah

system sinyal Okemotaksis untuk menarik nutrisi, cairan, /actor pembekuan

dan neutro/il serta makro/ag menu-u situs yang rusak. ediator 

menyebabkan peningkatan lokal permeabilitas kapiler, menyebabkan

 pembengkakan, edema, kemerahan, panas dan nyeri Bdward, 200@

Pembengkakan -aringan diamati pada peradangan, ter-adi karena

 pembalikan proses penyerapan kapiler normal. 8al ini ter-adi karena kapiler 

dan -aringan yang rusak mengeluarkan mediator sehingga cairan yang kaya

akan protein bocor dan keluar dari plasma ke dalam cairan interstisial.$kibatnya, konsistensi protein dalam cairan interstisial naik ke tingkat yang

lebih besar daripada di kapiler, mengakibatkan peningkatan tekanan onkotik 

dalam -aringan. engan cara ini, penyerapan ter-adi di luar Bdari plasma ke

dalam ruang interstisial@ dan mengakibatkan edema Bdward, 200@

akuolisasi merupakan proses pembentukan acuola. Pada otak 

akuolisasi ter-adi sebagai proses dari degenerasis. acuola dapat ter-adi di

sel neuronal Ba?on " dendrite@, sel glia Bastrosit dan mikroglia@ atau myelin

atau ter-adi secara ekstraseluler pada ruang interstisial. akuolisasi dapat

ter-adi sebagai e/ek toksik langsung, atau ter-adi sebagai Oholes2  pada

neuropil, dapat ter-adi karena in/lamasi atau proses lain yang mengakibatkan

destruksi dari elemen system sara/. akuolisasi dapat sa-a tampak seperti

kombinasi dari cairan interstisial, kebengkakan pada astrosit atau neuron atau

men-adi &acuolated macrophages  -ika terdapat nekrosis neuropil BPritam et 

al", 201@

.2.3. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( ,i%'l'+i

Peneguhan terhadap diagnosa sementara dilakukan dengan melakukan

 pemeriksaan laboratorium irologi terhadap sampel organ hewan kasus.

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan u-i 8emaglutinasi B8$@ dan

8emaglutinasi &nhibisi B8&@. Sebelum pengu-ian, dilakukan inokulasi irus

 pada 5elur $yam %erembrio B5$%@ umur ! hari. &solate irus didapatkan

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 1!

Page 20: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 20/31

dengan membuat suspense spesimen dari organ otak, trachea, limpa, paru = 

 paru dan usus. Specimen kemudian diinokulasikan pada 5$% pada cairan

alantois dan diinkubasi pada suhu 7GD selama 4 = 7 hari B<&, 200!@.

Pemanenan cairan alantois dilakukan pada hari ke 4 setelah embrio

mengalami kematian.

irus &ian /nfluen0a mampu menghemaglutinasi sel darah merah ayam,

inilah yang digunakan di dalam tes sebagai indikator. 8asil positi/ pada u-i

hemaglutinasi ditandai dengan adanya aktiitas hemaglutinasi dari irus $&

sehingga mampu menghemaglutinasi sel darah merah dan menghambat

 pengendapan sel darah merah sehingga tidak terbentuk endapan pada dasar 

sumuran. 9-i 8emaglutinasi &nhibisi merupakan metode tradisional untuk 

menegaskan respon imun terhadap hemaglutinin irus &n/luenHa. Proteinhemaglutinin B8$@ pada permukanan irus  /nfluen0a akan mengaglutinasi

eritrosit. Perlekatan spesi/ik antara antibody dan antigen pada molekul 8$

akan menghambat perlekatan antara 8$ irus dan reseptor pada eritrosit.

/ek penghambatan hemaglutinasi ini yang di-adikan dasar untuk u-i 8&

BQ8<, 201@. 8asil positi/ pada u-i 8& akan ditandai dengan terbentuknya

endapan pada dasar sumuran.Pada pemeriksaan ini, dilakukan u-i 8$ rapid dengan hasil positi/, dan

dilan-utkan dengan u-i 8$ untuk mengetahui titer antigen irus  &ian

 /nfluen0a. Pada u-i ini,di dapatkan titer antigen irus 8$ adalah 2 1 R 1:2. ari

titer antigen irus yang didapat tidak memungkinkan untuk dilakukan u-i

8emaglutinatin &nhibition assay. Sebagai penegasan, hanya dilakukan u-i 8&

rapid untuk mengetahui ada tidaknya respon imun terhadap irus  &ian

 /nfluen0a. Pengu-ian 8& rapid dilakukan dengan menggunakan serum

antibody irus  &ian /nfluen0a  dan  Newcastle 1isease  sebagai diagnosa

 banding. 8asil positi/ didapatkan pada sumuran mikroplate pada pengu-ian

8& dengan menggunakan serum antibody irus &ian /nfluen0a.

.2.3. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Mik%'&i'l'+i

Pemeriksaan bakteriologi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya in/eksi sekunder yang memperparah keadaan ayam sebelum

mengalami kematian. Sampel diperiksa di laboratorium mikrobiologi untuk 

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 20

Page 21: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 21/31

dilakukan u-i terhadap bakteri. ilakukan penanaman bakteri pada media

 #utrient $gar dengan sampel organ yang digunakan adalah paru = paru,

limpa dan usus. Pada media ini, ketiga bakteri dari masing>masing sampel

organ tumbuh dengan koloni berwarna putih. Selan-utnya dilakukan

 penanaman pada media selectie osin ethylene %lue $gar B% $gar@.

Pada media ini, ketiga bakteri dari masing = masing sampel organ tumbuh

dengan koloni berwarna hi-au metalik pada bakteri yang ditanam dari sampel

organ usus, dan koloni berwarna pink pada bakteri yang ditanam dari sampel

organ dan paru = paru dan limpa.%akteri yang tumbuh dari sampel organ paru>paru kemudian ditanam pada

media 5S&$. ari penanaman ini, diketahui bahwa bakteri mem/ermentasi

karbohidrat, ditandai dengan ter-adinya perubahan warna pada media, tidak mem/ermentasi 82S dan tidak memproduksi gas. Selan-utnya dilakukan u-i

 biokimia lain untuk mengetahui si/at dan karakteristik bakteri, dengan

melakukan penanaman pada media S& untuk mengetahui si/at kuman

dalam memproduksi 82S, indol dan pergerakan kuman, pada media 'P,

SD$ dan u-i gula dengan glukosa dan laktosa.

ari pengu-ian tersebut diketahui si/at bakteri mampu meman/aatkan sitrat

untuk memproduksi carbon BSD$ I@, indol negatie, dan bakteri nonmotile,

mem/ermentasi gula dan laktosa. Pada pewarnaan gram diketahui bahwa

 bakteri merupakan bakteri gram negatie berbentuk batang.

%erdasarkan ciri>ciri tersebut, diduga bakteri yang tumbuh adalah bakteri

 %lebsiella sp"   %lebsiella merupakan bakteri bacillus gram negatie dari

/amily nterobacteriacae. %akteri ini umumnya saprophyte dan ada kalanya

dapat menyebabkan kematian embryonic pada ayam dan kalkun B<ra-aka and

ohan, 1!+3@. (lebsiella pneumonia -uga memiliki pengaruh sebagai

 pathogen sekunder yang memperburuk ge-ala klinis dari  &ian /nfluen0a di

 #igeria Bashe et al . 200+@

.2.3. Pe(e%iksaan La&'%at'%iu( Pa%asit'l'+i

alam pemeriksaan parasitologi terhadap hewan non>kasus, digunakan

 beberapa materi sampel arthropoda yaitu kutu, pin-al, caplak, lalat dan

nyamuk untuk pemeriksaan makroskopis dan tungau dari kerokan kulit,

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 21

Page 22: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 22/31

darah untuk pemeriksaan protoHoa darah dan /eces untuk pemeriksaan telur 

cacing.Pemeriksaan arthropoda dibagi men-adi dua kelas yaitu insekta dan

araknida. &nsekta merupakan arthropoda dengan pasang kaki dan araknida

merupakan arthropoda dengan 4 pasang kaki. asing = masing kelas

kemudian dibagi kembali men-adi beberapa diisi dan terklasi/ikasi kembali

dalam beberapa ordo.(elas insekta dibagi men-adi deisi endopterygota yang terdiri dari

nyamuk dan lalat, dan e?opterygota yang terdiri dari kutu dan pin-al. <rdo

diptera merupakan salah satu ordo dalam deisi ndopterygota. <rdo diptera

memiliki dua sayap yang terdiri dari mesothorak yang digunakan untuk 

terbang dan metathorak yang digunakan sebagai alat keseimbangan.

&denti/ikasi terhadap ordo diptera dilakukan pada nyamuk dan lalat. alam

mengidenti/ikasi nyamuk dan sayap, diperhatikan bentuk palpus dan

 proboscis pada kepala dan pembuluh darah pada sayap Benasi sayap@. Pada

 pemeriksaan nyamuk, teridenti/ikasi nyamuk dari genus *ule sp dengan ciri

enasi sayap yang tidak menyilang, bentuk punggung yang tidak bongkok,

 pan-ang palpus maksilaris 1"3 dari proboscis dan tidak adanya cincing pada

kaki belakang. Sedangkan pada pemeriksaan lalat, teridenti/ikasi lalat Musca

domestica dengan ciri enasi sayap yang melintang dan tidak terdapat sel,

labella pad mulut yang terdesain sebagai alat penghisap dan tubuhnya yang

 berwarna hitam. Pada deisi ?opterygota diidenti/ikasi pin-al dan kutu

dengan memperhatikan bentuk tubuh pipih bilateral pada pin-al dan pipih

dorsoentral pada kutu. Pada pemeriksaan ini ditemukan pin-al dengan

species *tenocephalides felis dengan ciri>ciri memiliki genal dan prenatal

comb, memiliki mata, genal comb yang horiHontal dan dengan ukuran spina

 pertama dan kedua pada genal comb yang hampir sama pan-ang. )uga

teridenti/ikasi kutu dari spesies  eterodous spineger dengan ciri> ciri

ukuran kepala yang lebih besar dari thora? serta mulut yang menutup dari

samping.

(elas araknida yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah caplak dan

tungau. Daplak adalah araknida makroskopi dengan 4 pasang kaki. Pada

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 22

Page 23: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 23/31

 pemeriksaan ini, teridenti/ikasi caplak  +iphicephalus sp dengan ciri = ciri

capitulum yang berada di anterior, adanya scutum, anal grooe yang tidak 

melingkari anus, ukuran alat mulut yang sama pan-ang dengan basis

capitulum, pan-ang segmen kedua palpus yang sama dengan lebarnya serta

tidak menon-ol ke lateral, basis capitulum yang menon-ol ke lateral, memiliki

/estoon serta terdapat celah pada co?a depan. Pada pemeriksaan araknida

mikroskopis dari kerokan kulit ditemukan tungau  1emode canis dan

 1emode in3ay, dengan ciri = ciri bentuk tubuh yang meman-ang dengan 4

 padang kaki pendek dengan cakar tumpul pada bagian u-ungnya dan terdapat

garis>garis transersal pada permukaan entralnya. 1emode in3ay memiliki

 bentuk yang lebih pan-ang dibandingkan 1emode canis"

Pemeriksaan protoHoa darah dilakukan dengan menggunakan darah dan/eces. Pemeriksaan protoHoa darah dilakukan dengan metode ulas darah tipis

dengan materi yang digunakan adalah darah ayam. alam pemeriksaan ini

tidak ditemukan protoHoa darah. Pemeriksaan protoHoa saluran pencernaan

dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan telur cacing dengan materi yang

digunakan adalah /eces hewan ayam, sapi, babi, kambing dan kucing.

<okista protoHoa saluran pencernaan ditemukan dari /eces kambing,

sementara telur cacing +aillietina sp, *apillaria sp dan eterakis gallinarum

ditemukan pada /eces ayam, telur tipe !trongyl dan telur cacing -richuris sp

ditemukan pada /eces sapi, telur tipe !trongyl  pada /eces babi dan telur 

cacing !pirometra sp pada /eces kucing.

.2.3  Avian Influenza

 &ian /nfluen0a  disebabkan oleh in/eksi irus dari amily .rthomio&iridae

genus &n/luenHa irus $. &n/luenHa $ merupakan satu = satunya orthomyo&irus yang

diketahui bersi/at natural pada burung. %anyak spesies burung yang sudah

menun-ukkan kerentanannya pada in/eksi irus &n/luenHa $R unggas air merupakan

reseroir dari irus ini, mayoritas isolate adalah low pathogenic  pada ayam dan

kalkun BQ8<,1!+0@. 5ergantung pada spesies, umur, -enis burung, karakter khusus

dari strain irus dan /actor lingkungan, highly pathogenic pada burung yang rentan,

dapat mengakibatkan kematian mendadak dengan minimnya tanda klinis atau bahkan

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2

Page 24: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 24/31

tanpa tanda klinis sampai ke penyakit yang lebih berkarakteristik dengan presentasi

ariable klinis termasuk saluran respirasi seperti ocular dan nasal discharges, batuk,

dyspnea, kebengkakan pada sinus atau kepala, akuolisasi, cyanosis hingga

inkoordinasi.  4ow #athogenic &ian /nfluen0a ( P$&@ yang biasanya mengakibatkan

gekala ringan atau bahkan tanpa tanda klinis, dalam keadaan tertentu, dapat sa-a

menghasilkan spectrum tanda klinis yang mengarah pada  igh #atogenic &ian

 /nfluen0a B<&, 200!@

.2.3.1 Eti'l'+i

Partikel irus &n/luenHa dapat berubah bentuk, kebanyakan berbentuk 

spherical atau ooid dengan diameter +0 = 120 nm tetapi terdapat banyak 

 bentuk lain termasuk partikel long filamentous  B up to 5666nm long 76 8 

956nm diameter). Permukaan luar partikel terdiri dari selubung lipid yang

membentuk  prominent glycoprotein spikes  dari haemaglutinin B8$@ dan

neuraminidase B#$@. Sisi dalam dari selubung dilapisi oleh matri? protein.

Segmen genom terdapat di bagian tengah. '#P B'#$ I nucleoprotein@

 berbentuk heliks dengan polipeptida polimerasi. enom irus terdiri dari

s"s B>@ sense '#$ dalam + segmen Bolecular and Dell %iology.201@

irus $& tipe $ dan % terbagi ke dalam delapan segmen single stranded 

(ss) '#$ yang menyandi 10 macam protein. enom irus $& mempunyai

dua protein permukaan, yaitu hemaglutinin B8$@ dan neuraminidase B#$@,

dua protein matriks B1 dan 2@, dus protein nonstructural B#S1 dan #S2@,

satu nucleoprotein B#P@ dan tiga protein polimerasi kompleks : Polimerasi

 basic = 2 BP%2@, Polimerasi basic = 1 BP%1@ dan Polimerase asidik BP$@.

 perbedaan si/at antigenik yang terdapat pada nucleoprotein B#P@ dan pada

 protein matriks B@ dari irus in/luenHa di-adikan dasar untuk 

mengklasi/ikasikannya men-adi tiga tipe, yaitu in/luenHa tipe $, % dan D.

irus &n/luenHa tipe $ dan % memiliki delapan segmen '#$ sedangkan pada

irus in/luenHa D hanya memiliki tu-uh segmen '#$, semua irus $&

diklasi/ikasikan ke dalam in/luenHa tipe $ B(encana, 2012@. irus in/luenHa

dari 16 hemaglutinin B8$@ dan ! neuraminidase B#$@ telah diidenti/ikasi dari

unggas air B$le?ander, 2002@. irulensi irus &n/luenHa bersi/at poligenik 

yang artinya semua gen irus berpengaruh terhadap si/at irulensi irus

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 24

Page 25: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 25/31

BQright and Qebster, 2001@. Patogenitas irus -uga dipengaruhi oleh kedua

 protein permukaan yaitu 8$ dan #$ yang sangat mudah bermutasi.8emagglutinin B8$@ merupakan mesin molekuler mematikan yang

menargetkan dan menyerang sel. 8al ini ter-adi dalam beberapa langkah,

 pertama tiga situs pengikat Bbinding sites) pada bagian atas spike mengikat

gula pada protein seluler. (emudian seluruh irus dibawa memasuki sel ke

dalam endosom dimana sel akan menambahkan asam yang secara normal

akan mencerna segala hal didalam endosome. $kan tetapi, dalam kasus irus,

lingkungan yang asam akan menguatkan mekanisme penyerangan. alam

asam, hemaglutinin akan terbentang dan men-adi bentuk yang berbeda.

%agian yang biasanya menentang protein, di dalam asam akan bermunculan

ke atas. Peptide /usi memiliki a/initas yang kuat terhadap membranesehingga dia akan masuk ke dalam membrane dan mengunci irus di dalam

sel Boodsell. 2006@

ungsi penting dari protein #$ adalah untuk menghilangkan  sialic acid 

dari glikoprotein. !ialic acid terdapat pada sel permukaan sebagai dinding

 pada dlikoprotein irus, -uga merupakan sel reseptor perlekatan irus

&n/luenHa malalui protein 8$. !ialic acid  pada 8$ dan #$ dikeluarkan

sebagai protein yang berpindah ke sel permukaan melalui -alur sekretorik.

Protein #$ -uga ber/ungsi selama pemasukan irus ke dalam saluran

 perna/asan. Sel epitel pada saluran perna/asan diselubungi oleh mucus,

selubung proteksi kompleks yang terdiri dari banyak  sialic acid   berisi

glikoprotein. (etika irion irus &n/luenHa memasuki saluran perna/asan,

mereka akan terperangkap dalam mukus ketika mereka mengikat sialic acid"

&nteraksi ini akan menghalangi irus mengikat sel yang rentan, dalam

interaksi ini protein #$ berperan memotong  sialic acid  dari glikoprotein.

(etika partikel irus bertemu sel, ia akan mengikat reseptor yang

mengandung  sialic acid dan dengan cepat membawanya kedalam sel

sebelum protein #$ dapat memecah karbohidrat dari permukaan sel

B'acaniello. 201@

Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa dua protein permukaan pada

irus &n/luenHa $, hemaglutinin B8$@ dan neuraminidase B#$@ mengenali

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 23

Page 26: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 26/31

molekul sel inang yang sama yaitu sialic acid . 8$ akan mengikat sialic acid 

yang berisi reseptor pada sel target untuk memulai in/eksi, sedangkan #$

memotong sialic acid dari reseptor seluler dan inhibitor ekstraseluler untuk 

mem/asilitasi pelepasan progeny irus untuk dapat menyebarkan in/eksi ke

sel lain. &nteraksi optimal ini diperlukan untuk replikasi irus. (eseimbangan

antara /ungsi antagonis 8$ dan #$ dapat terganggu oleh berbagai cara

seperti reassortment, penularan irus ke host baru atau penghambatan terapi

neuraminidase, akan tetapi dapat dipulihkan oleh kompensasi mutasi dalam

8$, #$ atau kedua protein ini. BQagner et al . 2002@ibawah membran lipid terdapat protein iral yang disebut 1 atau

matri? protein. Protein ini yang membentuk shell  dan men-adikan selubung

lipid kuat dan kaku. idalam interior irion adalah '#$s iral yangmerupakan materi genetic dari irus, ber/ungsi menyandi satu atau dua

 protein. Setiap segmen '#$ terdiri dari gabungan '#$ dengan beberapa

 protein : %1, %2, P$, #P. Segmen '#$ ini adalah gen irus &n/luenHa

B'acaniello. 200!@. #ukleoprotein B#P@ merupakan struktur protein utama

yang ber/ungsi sebagai transport '#$ ke inti. Protein P%1, P%2 dan P$

adalah enHim '#$ polymerase yang berperan penting dalam sintesis dan

replikasi '#$. Protein non>struktural 1 B#S1@ ber/ungsi menghambat

mekanisme ker-a inter/eron BSwayne dan 8alorson, 200@. $mplop irus

&n/luenHa $ mengandung se-umlah kecil salinan dari membrane protein 2

yang membentuk tetramer dengan aktiitas saluran ion. 2 terlibat dalam

 proses in/eksi oleh modulasi p8 dalam irion, melemahkan interaksi antara

'#$s dan protein 1 Blseier. 2006@ 1 merupakan protein struktur non>

glikosilasi yang berada di sebelah dalam amplop irus, ber/ungsi sebagai

 protein yang paling banyak berperan dalam replikasi irus. sedangkan 2

adalah sebagai membrane glikoprotein yang ber/ungsi dalam menyalurkan

ion BSwayne dan 8alorson, 200@.

irus  &ian /nfluen0a sensiti/ terhadap sinar ultraiolet, desin/ektan dan

antiseptik, dapat diinakti/asi dengan pemanasan pada suhu 36GD selama 1

 -am atau 60GD selama 10 menit B%u?ton dan raser, 1!77@. irus -uga dapat

diinakti/asi dengan detergen seperti sodium desoksikolat dan sodium

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 26

Page 27: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 27/31

dodesilsil/at, -uga dengan bahan kimia seperti /ormaldehida, beta

 propiolakton, binary etilenimin, /enol, ion ammonium, sodium hipoklorat,

asam encer dan hidroksilamin BSwayne dan 8alorson, 200@. irus ini -uga

mudah rusak pada lingkungan luar namun tetap in/eksius pada maternal

organic. isalnya dalam debu kering, irus ini dapat bertahan selama 14 hari

B%u?ton dan raser, 1!77@, kotoran cair selama 103 hari dan dalam /eses

selama 0 = 3 hari pada suhu 4GD serta 7 hari pada suhu 20GD BSwayne dan

8alorson, 200@

.2.3.2. Pat'+enesa

Pe%lekatan ,i%us *enet%asi dan un-'atin+

irus melekat pada  sialic acid melalui reseptor yang terletak pada 8$.

Partikel irus kemudian masuk ke dalam endosome oleh suatu proses yang

disebut reseptor>mediated endocytosis. 5ahap selan-utnya adalah penyatuan

B/usi@ antara amplop irus dan membran sel, memicu uncoanting . p8 yang

rendah dalam endosome dibutuhkan oleh mediatedmembrane fusion  irus

untuk melepaskan '#Ps iral ke dalam sitosol. p8 yang asam

mengakibatkan perubahan /ormasi pada struktur 8$ untuk membawa 8$2

Opeptide /usi pada kontak yang tepat dengan membrane. 5erusan ion protein

2 dihadirkan pada &irion permits  yang merupakan -alan masuk dari ion

yang berasal dari endosom ke dalam partikel irus, memicu perubahan

/ormasi pada 8$, nucleokapsid irus kemudian keluar ke sel sitoplasma.

B'obert and Douch , 1!!6@

!%ansk%i*si dan !%anslasi

ekanisme transkripsi yang digunakan oleh <thromy?oirus berbeda

dengan irus '#$ yang lain yang mana /ungsi seluler lebih berperan.

5ranskripsi irus ter-adi di nucleus. m'#$s diproduksi dari nucleocapsid

irus. polymerase penyandi irus, terdiri dari tiga protein kompleks, yang

 bertanggung-awab terhadap proses transkripsi. $ksi ini harus disesuaikan

oleh pencarian sumbat dan methylated :'terminals  dari transkripsi seluler 

yang baru disintesis oleh polimerasi '#$ seluler. 8al ini men-elaskan

mengapa replikasi irus in/luenHa dihambat oleh actinomycin dan >amanitin

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 27

Page 28: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 28/31

yang memblok transkripsi seluler, dimana irus '#$ lain tidak terpengaruh

karena tidak menggunakan transkripsi seluler pada sintesis irus '#$.nam segmen genom menghasilkan monocistronic m'#$s yang

diter-emahkan dalam sitoplasma men-adi enam protein irus. dua transkrip

lainnya mengalami splicing yang masing = masing menghasilkan dua m'#$

yang diter-emahkan dalam berbagai /rame. Pada awal in/eksi, protein #S1

dan #P disintesis pada leel tinggi. ua glikoprotein 8$ dan #$,

dimodi/ikasi dengan memakai -alur sekretorik. Protein nonstructural #S1

irus &n/luenHa memiliki peran post transcriptional  dalam mengatur regulasi

irus dan ekspresi gen seluler. Protein #S1 mengikat rangkaian poly B$@,

menghambat splicing pre m'#$ dan menghambat eksport nucklae dari

m'#$ yang telah disambung, memastikan kelompok molekul donor seluler untuk memberikan donor tutup primer yang diperlukan untuk sintesis m'#$

irus. protein #S2 berinterakasi dengan protein 1 dan terlibat dalam ekspor 

nuclear '#Ps irus B'obert and Douch , 1!!6@.

Re*likasi ,i%us RNA

'eplikasi genom irus dilakukan oleh protein polymerase penyandi ketika

transkripsi. mekanisme yang mengatur regulasi transkripsi alternatie dan

replikasi dari protein yang sama yang terkait dengan satu atau lebih protein

nukleokapsid. Seperti semua irus strand negatie, templates untuk sintesis

'#$ irus tetap dilapisi dengan nucleoprotein. Satu>satunya '#$s yang

 benar>benar bebas adalah m'#$.

angkah pertama dalam replikasi genom adalah memproduksi salinan

strand positi/ dari masing = masing segmen. Salinan antigenom ini berbeda

dari m'#$ di kedua terminal, u-ung 3T tidak dibatasi dan u-ung T tidak 

dipotong atau polyadenylated" Salinan ini ber/ungsi sebagai template untuk 

sintesis salinan genom '#$. (arena terdapat urutan umum pada kedua

u-ung dari semua segmen irus '#$, mereka tidak dapat dikenali secara

e/isien oleh mesin sintesis '#$. Dampuran dari segmen genom yang berasal

dari asal yang berbeda dalam sel koin/eksi diduga bertanggung -awab

reassortment typical dari irus in/luenHa B'obert and Douch , 1!!6@.

Matu%asi

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2+

Page 29: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 29/31

irus matang oleh budding   dari permukaan sel. (omponen irus

indiidual sampai ke budding site dengan rute yang berbeda. #ukleokapsid

dirakit di dalam nucleus dan berpindah ke permukaan sel. likoprotein 8$

dan #$ disintesis di 'etikulum ndoplasma, dimodi/ikasi dan dirakit

men-adi trimer dan tetramer yang masing = maisng dimasukkan ke dalam

membrane plasma. Protein 1 berperan sebagai -embatan, menghubungkan

nukleokapsid sampai ke u-ung sitoplasma dari glikoprotein. Progeny irion

membunuh sel. Selama penguraian, 8$ dibelah men-adi 8$1 dan 8$2 -ika

sel inang memiliki enHim proteolitik yang sesuai. #$ menghilangkan

terminal sialic acid dari sel dan glikoprotein permukaan irus, mem/asilitasi

 pelepasan partikel irus dari sel dan mencegah mereka beragregasi. %anyak 

dari partikel yang tidak in/eksius. (adang>kadang partikel gagal untuk 

mengenkapsidasi komplemen lengkap segmen genom, biasanya, salah satu

segmen besar '#$ hilang. Partikel nonin/eksius dapat menyebabkan

hemaglutinasi dan dapat mengganggu dengan replikasi irus utuh B'obert

and Douch , 1!!6@.

irus &ian /nfluen0a mudah mengalami perubahan genetic seperti mutasi

antigenic, reassortment dan rekombinasi. 8al ini mengakibatkan ter-adinya

 perubahan si/at irus termasuk ter-adinya peningkatan irulensi. utasi

adalah pergantian nukleotida yang menyebabkan perubahan asam animo

yang disandi. Pada proses mutasi yang melibatkan gen = gen tertentu akan

menyebabkan ariasi antigenic. 5er-adinya mutasi akibat enHim '#$>

 polimerase irus tidak mempunyai kemampuan memperbaiki kesalahan

 penyusunan '#$ pada waktu bereplikasi BQebster and 8ulse, 2004.

(encana, 2012@. Perubahan genetik yang khas dari irus in/luenHa adalah

ter-adinya reasorment .  +easorbment merupakan pertukaran segmen gen

antara sesama irus in/luenHa yang berbeda. Pertukaran ini ter-adi apabila 2

irus in/luenHa yang berbeda mengin/eksi sel host dalam waktu yang sama.

'ekomendasi genetic adalah perubahan genetic yang ter-adi akibat irus itu

menambah /ragmen gen asing dalam segmen gennya yang dapat berasal dari

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 2!

Page 30: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 30/31

#$ atau '#$ hospes maupun '#$ irus in/luenHa yang lain B(encana,

2012@.

Perubahan genetic tersebut dapat menyebabkan ter-adinya perubahan si/at

antigenic berupa antigenic shift dan antigenic drift" ntigenic drift adalah

mekanisme perubahan dalam gen irus &n/luenHa yang ter-adi akibat

akumulasi mutasi dalam gen yang disandi untuk situ ikatan antibody. 8al ini

menghasilkan strain irus baru dari partikel irus yang tidak dapat dihanbat

secara e/ekti/ oleh antobodi dari strain awal.  ntigen shift merupakan proses

dimana dua atau lebih strain irus terkombinasi men-adi bentuk dan subtype

 baru dengan pencampuran antigen permukaan dari strain asal. ntigenic shift 

merupakan kasus spesi/ik dari reassortment B#arayan et al ",1!77@.

1.2.3.. Dia+n'sa

&n/eksi irus  &ian /nfluen0a  tidak menciptakan tanda klinis yang

 patognomonik atau spesi/ik sehingga pendiagnosaan awal cukup sulit untuk 

dilakukan. 5eknik laboratorium konensional yang melibatkan isolasi,

identi/ikasi dan karakterisasi irus dapat dilakukan untuk pengu-ian terhadap

keberadaan irus ini. B$le?ander, 200+@ Pendiagnosaan terhadap irus  &ian

 /nfluen0a  dapat dilakukan dengan menggunakan u-i serologis 9-i

8emaglutinasi B8$@ untuk mendeteksi antigen irus dan 9-i 8emaglutinasi

&nhibisi B8&@ untuk mendeteksi antibody terhadap irus. 5eknik  +e&erse

-ranscriptase 8 #olymerase *hain +eaction merupakan teknologi molekuler 

yang digunakan untuk pendeteksian irus. 5eknologi 'eal>time '5>PD' telah

dikembangkan sebagai u-i cepat B$le?ander, 200+@

.2.3.# Pen+'&atan dan Pen-e+ahan

Pada tahun 2004, irektorat )enderal Peternakan epartemen Pertanian

mengeluarkan kebi-akan strategi #o. 17"(pts" P.640""02"04 yang meliputi

1@ penerapan biosekuriti yang tepatR 2@. depopulasi selekti/ di daerah tertularR

@. aksinasi, didaerah tertular, aksinasi dilakukan terhadap unggas yang

masih sehat maupun unggas di lingkungan sekitarnya. aksin inakti/ 

digunakan untuk mencegah penyakit $&, sebaiknya dipilih aksin dengan

Koasistensi Diagnosa Laboratorik | 0

Page 31: Laporan Kodil Avian Influenza

7/17/2019 Laporan Kodil Avian Influenza

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kodil-avian-influenza 31/31

kandungan irus yang sama Bhomolog@ dengan kasus yang ada di lapangan

Bahardika dkk, 200+@R 4@. pengendalian lalu lintas unggas, 3@. sureilen

dan penelusuran, 6@. peningkatan kesadaran masyarakat, 7@. pengisian

kandang kembali, +@. stamping out di daerah tertular baru, !@. monitoring,

 pelaporan dan ealuasi, monitoring terhadap penyakit $& perlu dilakukan

secara berkesinambungan dengan cara mengambil sampel di lapangan untuk 

selan-utnya dilakukan isolasi dan identi/ikasi irus secara periodik.

<seltamiir dan Uanamiir merupakan obat yang digunakan sebagai

antiirus in/luenHa pada manusia. %eker-a meniru struktur  sialic acid yang

mengikat situs akti/ enHim #$. ketika terikat oleh obat, #$ tidak dapat

menghapus  sialic acd dari permukaan sel sehingga irus dapat dihambat

B'acaniello, 201@

BAB I,

)IMPULAN DAN )ARAN

#.1 )i(*ulan

%erdasarkan pada data epidemiologi, ge-ala klinik, patologi anatomi dan pemeriksaaan

laboratorium, besar kemungkinan ayam dengan nomor protokol 6!"#"14 terin/eksi irus

 &ian /nfluen0a.

#.2 )a%an

9ntuk mencegah penularan dan penyebaran irus &ian /nfluen0a maka perlu diadakan

aksinasi dan mengecekan titer antibody pasca aksinasi untuk mengetahui status imun dari

ayam. itin-au dari sistem aksinasi yang diberlakukan, diperkirakan ayam dengan nomor 

 protokol 6! " # " 14 tetap terin/eksi irus  &ian /nfluen0a karena ter-adinya kegagalan

aksinasi. 8al ini dapat ter-adi karena berbagai /aktor yang diberasal dari aksinator, hewan

atau aksin yang digunakan.

Sangat disarankan untuk memperhatikan system biosecurity  terutama bagi peker-a dan

masyarakat sekitar, dilakukan pula pengendalian lalu lintas ayam untuk mencegah

 penyebaran irus ke area yang lebih meluas.