+ All Categories
Home > Documents > LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN...

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN...

Date post: 27-Feb-2020
Category:
Author: others
View: 4 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Embed Size (px)
of 37 /37
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Soekarno-Hatta No. 576 Bandung 2016
Transcript
  • LAPORAN KINERJA

    INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

    TAHUN 2016

    PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

    DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Soekarno-Hatta No. 576 Bandung

    2016

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... I-1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................... I-1 1.2 Tujuan ........................................................................................ I-1 1.3 Dasar Hukum ............................................................................. I-1 1.4 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................... I-2 1.5 Isu Strategis ............................................................................... I-2 1.6 Sistematika Penyajian ............................................................... I-3

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................. II-1 2.1 Rencana Stratejik ...................................................................... II-1 2.2 Perjanjian Kinerja ...................................................................... II-3

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................ III-1 3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja .................................................. III-1 3.2 Analisis dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis... III-3 3.5 Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi ................................ III-19

    BAB IV PENUTUP ......................................................................................... IV-1

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 iii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman Gambar 3.1 Sistem Lakip & Pola Penetapan Indikator Kinerja........................ III-2

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 iv

    DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 2 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Tahun 2016 .............................. II-3 Tabel 3.1 Skala Penilaian Capaian Kinerja Sasaran .................................. III-3 Tabel 3.2 Rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per Kabupaten/Kota

    Tahun 2016 .................................................................................

    III-4 Tabel 3.3 Perhitungan Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan

    Terbarukan 2016 .........................................................................

    III-6 Tabel 3.4 Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat ................................. III-12 Tabel 3.5 Target dan Realisasi Pendapatan Bidang Energi dan Sumber

    Daya Mineral Tahun 2016 ............................................................

    III-16 Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Anggaran Sasaran Strategis .................. III-19 Tabel 3.7 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya terhadap

    Pencapaian Sasaran Strategis .....................................................

    III-20 Tabel 4 Rekapitulasi Capaian Sasaran Strategis Dinas ESDM Tahun

    2016 ..............................................................................................

    IV-1

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I-1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan salah satu upaya untuk

    menciptakan Good Governance, dimana sistem pengelolaan pemerintahan harus

    didasarkan pada prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Dinas Energi dan

    Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah

    (SKPD) Pemerintah Provinsi berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja untuk

    disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

    Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

    Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

    Pemerintah.

    1.2. Tujuan

    Tujuan penyusunan LKIP adalah:

    Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan;

    Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang;

    Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

    Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

    1.3. Dasar Hukum

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah

    Pusat dan Daerah;

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

    Instansi Pemerintah

    Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang LPPD, LKPJ dan ILPPD;

    Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah;

    Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

    Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

    Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

    Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang

    Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah;

    Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah Jawa Barat Tahun 2013-2018;

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I-2

    Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyelarasan

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-

    2018 Dengan Kebijakan Nasional;

    Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 42 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi,

    Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

    Jawa Barat;

    Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25

    Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah.

    1.4. Tugas Pokok dan Fungsi

    Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, berdasarkan Peraturan

    Gubernur Jawa Barat Nomor 42 Tahun 2009, mempunyai tugas pokok melaksanakan

    urusan pemerintahan daerah bidang energi dan sumber daya mineral berdasarkan asas

    otonomi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

    Provinsi Jawa Barat mempunyai Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana diatur dalam

    Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi,

    Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas

    Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat. Dalam menyelenggarakan tugas

    pokok tersebut, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi :

    Perumusan dan penetapan kebijakan teknis energi dan sumberdaya mineral;

    Penyelenggaraan urusan kesekretariatan, listrik dan pemanfaatan energi, mineral,

    geologi dan air tanah, panas bumi dan migas, serta bina usaha dan kerjasama;

    Penyelenggaraan fasilitasi urusan energi dan sumber daya mineral meliputi listrik dan

    pemanfaatan energi, mineral, geologi dan air tanah, panas bumi dan migas serta bina

    usaha dan kerjasama;

    Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD.

    1.5 Isu Strategis

    Isu strategis merupakan isu paling pokok yang tidak hanya berupa permasalahan namun

    juga bersifat aktual dan mendesak. Isu Strategis ini akan menjadi perhatian dalam

    pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral di Jawa Barat untuk lima tahun ke

    depandan tentunya mendukung penanganan isu strategis Provinsi Jawa Barat

    sebagaimana dirumuskan dalam RPJMD 2013-2018 dimana yang terkait dengan bidang

    energi dan sumberdaya mineral adalah sebagai berikut :

    a. Pengangguran dan ketenagakerjaan. Sektor ESDM memiliki potensi penyerapan

    tenaga kerja yang besar untuk mengatasi permasalahan pengangguran dan

    ketenagakerjaan.

    b. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur. Rendahnya pelayanan infrastruktur

    wilayah yang meliputi aspek transportasi, aspek sumber daya air, listrik perdesaan,

    dan persampahan harus segera diatasi. Sedangkan aspek listrik perdesaan memiliki

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I-3

    tingkat pelayanan/rasio elektrifikasi rumah tangga yang belum optimal, karena akses

    listrik masyarakat di daerah perdesaan masih rendah.

    c. Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar Green Province.

    Tingginya pertumbuhan penduduk dan kegiatan investasi (industri dan jasa)

    mendorong meningkatnya alih fungsi lahan di Jawa Barat untuk permukiman dan

    pembangunan infrastruktur ekonomi. Perkembangan yang terjadi mendorong

    dilakukannya eksploitasi air tanah.

    d. Ketersediaan energi dan pengembangan energi baru terbarukan, ketergantungan

    terhadap sumber energi masih besar baik dari sektor industri, rumah tangga dan

    komersial. Namun kondisi kenaikan harga BBM berimplikasi terhadap jaminan

    kelangsungan pasokan energi di Jawa Barat.

    e. Adaptasi dan mitigasi terhadap bencana dan perubahan iklim, meliputi gerakan tanah,

    banjir dan gempa serta pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi masih

    belum dapat ditangani secara berkelanjutan.

    Dengan memperhatikan permasalahan pelayanan Dinas ESDM terkait visi dan misi

    gubernur terpilih, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat, Renstra Kementrian

    ESDM, dan Rancangan RPJMD Provinsi Jawa Barat, maka dapat ditentukan isu strategis

    sebagai berikut:

    1. Cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan

    2. Diversifikasi dan konservasi energi

    3. Optimalisasi pemanfaatan potensi panas bumi

    4. Kelancaran distribusi dan niaga migas

    5. Pendayagunaan dan konservasi air tanah

    6. Nilai tambah produk sumber daya mineral

    7. Mitigasi bencana alam dan perlindungan lingkungan geologi

    1.6 Sistematika Penyajian

    Substansi yang tercakup di dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Dinas Energi

    dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat ini disusun berdasarkan lampiran II

    Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 53 Tahun 2014 sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan

    Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan

    penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan

    utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

    BAB II Perencanaan Kinerja

    Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun

    2016.

    BAB III Akuntabilitas Kinerja

    Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 I-4

    Dinas ESDM, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil

    pengukuran kinerja serta realisasi anggaran yang digunakan.

    BAB IV Penutup

    Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan umum atas capaian

    kinerja Dinas ESDM serta langkah di masa mendatang untuk yang

    akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II-1

    BAB II PERENCANAAN KINERJA

    2.1 Rencana Strategis

    a. Visi dan Misi

    Dalam mendukung visi Jawa Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

    Jawa Barat sebagai perangkat daerah menetapkan visi yang berkaitan dengan

    pengelolaan energi dan sumberdaya mineral, sebagai berikut:

    “Energi dan Sumber Daya Mineral Untuk Kemajuan dan Kesejahteraan

    Masyarakat”

    Penjelasan Visi tersebut :

    1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas

    cahaya, mekanika, kimia dan elektromagnetika.

    2. Sumber Daya Mineral adalah sejumlah tertentu bahan yang dijumpai di

    permukaan dan bawah permukaan bumi yang memenuhi kriteria layak tambang

    dalam bentuk unsur kimia atau senyawanya, termasuk di dalamnya mineral

    logam, mineral non logam, batuan, dan air tanah.

    3. Kemajuan Masyarakat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Jawa Barat

    secara optimal, dinamis, dan berkesinambungan melalui kontribusi bidang energi

    dan sumber daya mineral mampu meningkatkan produktivitas, daya saing,

    kemandirian, ketrampilan dan inovasi.

    4. Kesejahteraan Masyarakat adalah suatu kondisi dimana seluruh masyarakat

    Jawa Barat dapat merasakan nilai tambah atas potensi energi dan sumberdaya

    mineral yang terdapat di wilayah Jawa Barat baik secara langsung maupun tidak

    langsung.

    Untuk dapat mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi Dinas Energi dan Sumber

    Daya Mineral Provinsi Jawa Barat yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-

    upaya yang akan dilaksanakan sesuai tugas dan fungsi Dinas. Dengan adanya misi

    diharapkan seluruh pegawai dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal

    organisasi, mengetahui peran dan program-program pembangunan serta hasil yang

    ingin diperoleh di masa yang akan datang. Misi Dinas Energi dan Sumber Daya

    Mineral Provinsi Jawa Barat tahun 2013–2108 adalah:

    1. Mewujudkan ketahanan energi;

    2. Meningkatkan pendayagunaan dan konservasi sumber daya mineral;

    3. Mengoptimalkan dukungan investasi dan pendapatan bidang energi dan sumber

    daya mineral;

    4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kerjasama bidang energi dan sumber

    daya mineral.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II-2

    Adapun beberapa definisi dari misi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Ketahanan Energi adalah kondisi terpenuhinya energi bagi kebutuhan seluruh

    masyarakat Jawa Barat yang cukup dan merata secara berkelanjutan dan tepat

    waktu dengan harga yang wajar.

    Pendayagunaan Sumber Daya Mineral adalah upaya penataan, penyediaan,

    penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya mineral secara

    optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

    Konservasi Sumber Daya Mineral adalah upaya pelestarian dan perlindungan

    sumber daya mineral melalui pemanfaatan secara bijaksana untuk menjamin

    kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan

    kualitas nilai dan keanekaragamannya.

    b. Tujuan

    Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan Dinas

    Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai hasil akhir yang ingin dicapai atau

    dihasilkan dalam jangka waktu 1 sampai dengan 5 tahun kedepan (Tahun 2013 -

    2018) adalah sebagai berikut:

    1) Terwujudnya pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat dan peningkatan

    konservasi energi;

    2) Terwujudnya peningkatan pemanfaatan potensi migas dan panas bumi;

    3) Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi potensi sumber daya

    mineral dan air tanah;

    4) Terwujudnya mitigasi bencana dan perlindungan lingkungan geologi;

    5) Terwujudnya optimalisasi investasi, pendapatan dan kesempatan kerja di bidang

    energi dan sumber daya mineral;

    6) Meningkatnya kapasitas kelembagaan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

    7) Optimalisasi kerjasama bidang energi dan sumber daya mineral;

    c. Program

    Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis

    sumberdaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program

    Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mengacu kepada Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat 2013 – 2018 antara lain adalah :

    1. Pembinaan Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi;

    2. Pembinaan dan pengembangan sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah;

    3. Pengembangan Panas Bumi dan Migas;

    4. Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman;

    5. Peningkatan Kesempatan Kerja;

    6. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

    7. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

    8. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum;

    9. Pelayanan Administrasi Perkantoran;

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II-3

    10. Pembinaan Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Aparatur;

    11. Peningkatan Iklim Promosi dan Kerjasama Investasi;

    12. Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah;

    13. Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah;

    14. Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan HAM;

    15. Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah.

    2.2 Perjanjian Kinerja

    Indikator kinerja yang hendak diukur dalam dokumen ini didasarkan atas dokumen

    perjanjian kinerja yang telah disepakati oleh Gubernur Jawa Barat dengan Kepala Dinas

    ESDM Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:

    Tabel 2 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Tahun 2016

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program APBD

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik

    Rasio Elektrifikasi rumah

    95 % Program Pembinaan Pengembangan

    Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi

    2 Meningkatnya pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal

    Jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan

    170.000 SBM (setara barel

    minyak)

    Program Pembinaan Pengembangan

    Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi

    3 Meningkatnya penghematan energi

    Persentase jumlah gedung kantor di lingkup OPD Pemprov Jabar yang melakukan penghematan energy

    60 % Program Pembinaan, Pengembangan

    Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi

    4 Meningkatnya jumlah wilayah kerja panas bumi yang berproduksi

    Jumlah Wilayah Kerja Panas Bumi yang berproduksi

    6 Wilayah Program Pembinaan, Pengembangan Panas

    Bumi dan Migas

    5 Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan potensi migas

    Jumlah Wilayah Kerja Migas yang diusahakan/ berproduksi

    4 Wilayah Program Pembinaan, Pengembangan Panas

    Bumi dan Migas

    6 Meningkatnya pengelolaan pengusahaan sumber daya mineral

    Persentase usaha pertambangan yang melaksanakan Good Mining Practise

    50 % Program Pembinaan, Pengembangan

    Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 II-4

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program APBD

    (1) (2) (3) (4) (5)

    7 Meningkatnya konservasi air tanah

    Persentase luas zona aman pada cekungan air tanah

    65,45 % Program Pembinaan, pengembangan

    sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah

    8 Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air

    Tersedianya prasarana air bersih bagi masyarakat bersumber dari air tanah dalam di wilayah rawan air

    20 Titik Program Pembinaan, pengembangan

    sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah

    9 Meningkatnya pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral

    Jumlah pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral

    Rp. 2.641.640.000.000,

    -

    Program Pengelolaan Keuangan dan

    Kekayaan Daerah

    10 Meningkatnya jumlah wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral

    Jumah wirausahawan baru sektor ESDM

    3.753 orang Program Peningkatan Kesempatan Kerja

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-1

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

    Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau

    pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam

    melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan

    akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku pengemban amanah

    masyarakat Jawa Barat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan

    Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Jawa Barat yang dibuat sesuai dengan ketentuan

    Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

    Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

    Kinerja Instansi Pemerintah.

    Laporan tersebut diatas memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja sasaran

    sebagaimana ditetapkan dalam Perda Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat serta dokumen Rencana

    Strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat 2013-2018.

    3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja

    Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral diukur berdasarkan tingkat pencapaian

    kinerja sasaran yang dilakukan melalui media perjanjian kinerja yang kemudian

    dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian kinerja sasaran diperoleh dengan cara

    membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Dari hasil pengukuran kinerja

    tersebut dilakukan evaluasi dan analisis kinerja untuk mengetahui keberhasilan dan

    kegagalan pencapaian sasaran strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan

    sebab-sebab tercapai dan tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

    Indikator kinerja merupakan unsur utama akuntabilitas kinerja. Indikator kinerja juga

    adalah ukuran keberhasilan pencapaian suatu sasaran, dan tujuan stratejik atau bahkan

    visi organisasi. Indikator ini bersifat kuantitatif atau kualitatif apabila tidak memungkinkan

    bersifat kuantitatif.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-2

    VISI

    MISI

    (MISSION)

    TUJUAN

    (GOAL)

    SASARAN

    (OBJECTIVES)

    STRATEGY

    SISTEM INFORMASI

    (PENGUMPULAN

    DATA)

    INDIKATOR

    KINERJA

    HASIL

    AKTIVITAS

    Gambar 3.1 Sistem Lakip dan Pola Penetapan Indikator Kinerja

    Pencapaian kinerja dalam prosentase dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

    A. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka

    digunakan rumus :

    B. Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian kinerja, maka

    digunakan rumus :

    Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis kinerja untuk

    mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis Dinas Energi dan

    Sumber Daya Mineral dan sebab-sebab tercapai dan tidak tercapainya kinerja yang

    diharapkan. Selanjutnya untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran

    diberlakukan penggunaan makna dari nilai yang diperoleh sebagai berikut :

    Presentase Pencapaian

    Rencana tingkat capaian = %100xrencana

    realisasi

    Presentase Pencapaian

    Rencana tingkat capaian = %100)(

    xrencana

    rencanarealisasirencana

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-3

    Tabel 3.1 Skala Penilaian Capaian Kinerja Sasaran

    Prosentase Kategori Keterangan

    > 90% AA Sangat Memuaskan

    80%

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-4

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa rasio elektrifikasi di Provinsi

    Jawa Barat adalah sebesar 97,87%, dengan perincian sebagaimana Tabel 3.2.

    Tabel 3.2

    Rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per Kabupaten/Kota Tahun 2016

    No Provinsi/Kab/Kota

    Realisasi Tahun 2016

    Jumlah Rumah

    Tangga

    Jumlah Rumah

    Berlistrik PLN

    Jumlah Rumah

    Berlistrik Non

    PLN

    RE (%)

    JAWA BARAT 12.580.863 12.239.849 73.095 97,87

    1 Bogor 1.300.844 1.516.559 6.583 100,00

    2 Sukabumi 673.447 614.609 5.743 92,12

    3 Cianjur 592.214 536.566 15.301 93,19

    4 Bandung 915.514 806.053 6.517 88,76

    5 Garut 652.843 525.798 10.761 82,19

    6 Tasikmalaya 504.303 386.441 2.035 77,03

    7 Ciamis 327.718 316.433 723 96,78

    8 Pangandaran 169.587 113.321 8.289 71,71

    9 Kuningan 286.811 289.811 474 100,00

    10 Cirebon 588.903 506.864 1.456 86,32

    11 Majalengka 374.322 331.294 112 88,54

    12 Sumedang 344.035 315.086 721 91,80

    13 Indramayu 530.539 435.502 2.191 82,50

    14 Subang 457.226 442.152 1.376 97,00

    15 Purwakarta 242.671 270.679 2.071 100,00

    16 Karawang 642.061 702.256 2.638 100,00

    17 Bekasi 830.579 950.832 2.312 100,00

    18 Bandung Barat 427.544 392.103 813 91,90

    19 Kota Bogor 259.086 245.210 397 94,80

    20 Kota Sukabumi 81.910 88.303 186 100,00

    21 Kota Bandung 699.565 615.697 914 88,14

    22 Kota Cirebon 82.511 92.256 206 100,00

    23 Kota Bekasi 694.405 809.216 428 100,00

    24 Kota Depok 502.236 523.784 382 100,00

    25 Kota Cimahi 156.781 142.631 351 91,20

    26 Kota Tasikmalaya 184.859 185.603 9 100,00

    27 Kota Banjar 54.415 55.880 106 100,00

    Sumber Data: Ditjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, 2017

    Dari data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 11 kabupaten/kota yang telah

    mencapai angka rasio elektrifikasi 100% yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten

    Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota

    Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tasikmalaya dan Kota

    Banjar. Namun demikian masih ada beberapa Kabupaten yang masih memiliki angka

    rasio elektrifikasi relatif rendah, bahkan Kabupaten Pangandaran yang memiliki angka

    rasio elektrifikasi terendah masih berada pada angka 71,71%, disusul Kabupaten

    Tasikmalaya dan Garut masing-masing sebesar 77,03% dan 82,19%.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-5

    Perhitungan Capaian Kinerja = (97,87%) x 100% = 103,02 % 95%

    Dengan tercapainya angka rasio elektrifikasi sebesar 97,87% ini maka Pemerintah

    Provinsi Jawa Barat telah mampu melampaui target yang ditetapkan pada tahun 2016

    berdasarkan Perjanjian Kinerja Kepala OPD sebesar 95% dan berdasarkan target

    jangka menengah Renstra sebesar 87% namun belum melampaui melampaui target

    jangka menengah Renstra berdasarkan RPJMD Penyelarasan pada tahun 2018

    sebesar 100%.

    Tahun 2013

    (kondisi awal) 2014 2015 2016 2018*

    Target

    Renstra 80,05 % 83 % 85 % 87% 98 - 100 %

    Target

    Perjanjian

    Kinerja

    80,05 % 83 % 85 % 95% -

    Realisasi 80,05 % 83,77 % 93,71 % 97,87% -

    Capaian

    Kinerja 100% 100,92% 110,24% 103,02% -

    * Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2015 ke 2016 terjadi kenaikan angka

    rasio elektrifikasi sebesar 4,16%. Angka tersebut lebih kecil dari kenaikan angka rasio

    elektrifikasi pada tahun 2014 dan 2015. Hal ini tidak terlepas dari dampak terbitnya UU

    Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dimana dalam pasal 298 ayat

    (5) disebutkan bahwa belanja hibah kepada masyarakat hanya dapat diberikan

    kepada badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

    Indonesia, sehingga mekanisme pemberian bantuan listrik kepada masyarakat miskin

    di Jawa Barat yang selama ini dilaksanakan melalui prosedur hibah harus dikaji

    kembali. Oleh sebab itu, pada Tahun Anggaran 2016 untuk Program Pembinaan,

    Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi melalui Kegiatan

    Akselerasi Peningkatan Rasio Elektrifikasi di Wilayah Kerja UPTD ESDM lebih

    difokuskan pada evaluasi program tersebut pada Tahun Anggaran 2014 dan 2015.

    Serta inventarisasi data rumah yang belum berlistrik dan inventarisasi data

    infrastruktur ketenagalistrikan sehingga target penerima bantuan untuk tahun

    mendatang dapat lebih sistematis dan tepat sasaran. Keluaran dari kegiatan tersebut

    adalah terbitnya daftar Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) untuk pelaksanaan

    kegiatan Akselerasi Peningkatan Rasio Elektrifikasi pada Tahun Anggaran 2017.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-6

    Adanya evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri pada Tahun 2016 bahwa

    pelaksanaan program listrik perdesaan pada tahun berikutnya harus dilaksanakan

    melalui mekanisme bantuan sosial dan didukung dengan terbitnya Permendagri No.

    14 Tahun 2016 tentang Perubahan Pertama Atas Permendagri No. 32 Tahun 2011

    tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bansos Yang Bersumber Dari APBD,

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk mencapai angka rasio elektrifikasi

    100% pada tahun 2018. Hal ini tidak lepas dari pengembangan infrastruktur

    ketenagalistrikan yang dipandang sebagai salah satu infrastruktur strategis yang

    memiliki daya ungkit cukup besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    Jawa Barat. Untuk mencapai hal tersebut dukungan yang sangat besar dari berbagai

    pihak khususnya PT. PLN (Persero), Kementrian ESDM, dan Pemerintah

    Kabupaten/Kota sangat dibutuhkan.

    MENINGKATNYA PEMANFAATAN SUMBER ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

    BERBASIS POTENSI LOKAL

    Indikator Sasaran : Jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan

    (170.000 SBM)

    Perhitungan pencapaian indikator target sasaran ini adalah dengan mengkonversikan

    satuan energi dari produksi 4 (Empat) jenis energi baru terbarukan di tahun 2016 ke

    dalam satuan SBM (Setara Barel Minyak) yang terdiri dari: (1). Pembangkit Listrik

    Tenaga Mini-MikroHidro; (2). Pengembangan Biogas; (3). Pembangkit Listrik Tenaga

    Sampah (Biomass); dan (4). Sistem Konversi Tenaga Surya. Berdasarkan hasil

    perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut.

    Tabel 3.3 Perhitungan Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan 2016

    No Jenis Energi

    Terbarukan

    Kapasitas

    Terpasang

    Satuan Energi Setara Barrel

    Minyak (SBM)

    1 Pembangkit Listrik

    Tenaga Mini-

    MikroHidro

    52,31 MegaWatt (MW) 138.772

    2 Biogas 2.102 Unit 5.127

    3 Pembangkit Listrik

    Biomassa

    6 MW 25.828

    4 Tenaga Surya 10,3 kW 11,6

    JUMLAH TOTAL (SBM) 169.748

    * Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016

    Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa sampai dengan tahun 2016

    kontribusi terbesar jenis energi terbarukan di Jawa Barat adalah Pembangkit Lisrtik

    Tenaga Mini-Minihidro. Hal tersebut didukung oleh besarnya potensi sumber daya air di

    Jawa Barat khususnya di wilayah Jawa Barat bagian Selatan. Sedangkan berdasarkan

    target jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan di tahun 2016 yang

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-7

    tercantum pada Renstra yakni 170.000 SBM, diperoleh hasil capaian kinerja sebagai

    berikut:

    Perhitungan Capaian Kinerja = (169.748 SBM) x 100% = 99,85 % 170.000 SBM

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018*

    Target 15.425 65.000 120.000 170.000 200.000

    Realisasi 15.425 64.154,31 87.339 169.748 -

    Capaian Kinerja

    100% 98,69% 72,78% 99,85% -

    * Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016

    Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa pencapaian kinerja pada tahun

    2016 adalah sebesar 99,85% dimana menunjukkan pemanfaatan pemanfaatan energi

    baru dan terbarukan di Provinsi Jawa Barat sudah berjalan optimal. Dibandingkan

    dengan tahun 2015 terdapat kenaikan signifikan pada kapasitas EBT jenis Pembangkit

    Listrik Tenaga Mini- MikroHidro dimana terjadi kenaikan dari 21,22 MW pada tahun

    2015 menjadi 52,31 MW pada tahu 2016 atau naik sebesar 146,51%. Selain hal

    tersebut adanya potensi-potensi EBT baru dari tenaga surya dan biogas menunjukkan

    adanya kenaikkan yang siginifikan dari tahun 2015 sebesar 94,35% setelah sebelumnya

    pada tahun 2014 hanya memperoleh kenaikkan sebesar 36,13%. Meskipun demikan

    jika dibandingkan dengan target 2018 (200.000 SBM), capaian target pada tahun 2016

    baru mencapai 84,87%.

    Pada tahun 2016 terdapat kendala-kendala dalam pencapaian kinerja EBT ini

    diantaranya adalah:

    - Berdasarkan UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerntah Provinsi

    memiliki otoritas terbatas terkait pengembangan beberapa jenis EBT ber-skala besar

    (diatas 10 MW untuk listrik dan di atas 10.000 Ton per tahun untuk Bio-diesel).

    - Terdapat pekerjaan pembangunan Instalasi Biogas yang tidak dapat dilaksanakan

    karena transisi implementasi regulasi hibah di tingkat masyarakat.

    - Nilai keekonomian energi baru terbarukan memerlukan dukungan implementasi

    Kebijakan teknis lebih kuat agar bisnis energi baru terbarukan dapat bersaing

    dengan energi fosil.

    - Pencapaian target beberapa program energi baru terbarukan, yaitu pembangunan

    dan/Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro berjalan lambat, karena adanya

    hambatan teknis, lingkungan dan adminstrasi.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-8

    Adapun usulan solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut antara lain ialah:

    - Koordinasi dan Sinkronisasi terkait Pengembangan dan Investasi Energi Baru

    Terbarukan dan akan diperkuat melalui berbagai forum, institusi dan workshop/FGD

    serta dukungan anggaran.

    - Fasilitasi dan Analisis Untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Energi

    Terbarukan (Minihidro) dengan mekanisme yang dimungkinkan.

    - Perencanaan-pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan pengembangan energi

    baru terbarukan harus ditingkatkan dengan melibatkan pihak terkait sesuai dengan

    Peraturan yang berlaku.

    MENINGKATNYA PENGHEMATAN ENERGI

    Indikator Sasaran : Jumlah gedung kantor di lingkup OPD Pemprov Jabar yang

    melakukan penghematan energi (60%)

    Perhitungan penghematan energi di gedung kantor lingkup OPD Pemprov Jabar ini

    dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:

    EFF = % pelaporan OPD + % bangunan dilaporkan + % bangunan dgn efisiensi

    Jumlah kluster data

    36,57% = 23 dari 51 OPD1) + 29 dari 65 bangunan2) + 13 dari 65 bangunan3)

    3 kluster data

    Catatan:

    1) Termasuk kedalamnya Biro, Dinas, Lembaga, Badan, BUMD, DPRD dan lainnya 2) Data terkini didapatkan, perlu diverifikasi didapatkan, termasuk kedalamnya seluruh bangunan dikelola oleh 1) 3) Input data baru masuk selama 3 bulan terakhir, belum bisa mendapatkan data efisiensi pada bangunan yang dinyatakan dalam

    IKE (Intensitas Konsumsi Energi) yang dihitung dalam kurun waktu 1 tahun atau 12 bulan.

    Proses pelaporan gedung kantor di lingkup OPD Pemprov Jabar yang melakukan

    penghematan Listrik dapat dikatakan belum efektif megingat masih adanya OPD yang

    belum bersedia untuk melaporkan penggunaan energinya. Hal ini bertolak belakang

    dengan Gugus Tugas Penghematan Listrik dan Air yang dibentuk oleh Gubernur melalui

    Instruksi Gubernur (Ingub) No 4 Tahun 2012. Meskipun demikian masih terdapat

    beberapa OPD yang melaporkan seluruhnya atau sebagian penggunaan energi pada

    gedung kantor yang dikelolanya.

    Perhitungan Capaian Kinerja = (36,57 %) x 100% = 60,95 % 60%

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-9

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018

    Target 8,6 % 26 % 43 % 60 % 100 %

    Realisasi 8,6 % 23,13 % 15,48 % 36,57 % -

    Capaian

    Kinerja 100% 88,96% 36% 60,95% -

    Dibandingkan dengan capaian tahun 2015, terjadi kenaikan persentase jumlah gedung

    kantor di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan penghematan

    energi sebesar 21,09%. Namun, pencapaian realisasi pada tahun 2016 masih

    menyisakan deviasi sebesar 23,43% dari target yang ditetapkan pada Renstra sebesar

    60%. Hal ini disebabkan karena terdapat kesulitan atau kesalahan input data dan

    ketidaktahuan dalam hal penggunaan aplikasi pelaporan penggunaan energi yang telah

    disediakan. Yang kedua adalah kurangnya kesadaran para pengelola

    gedung/kantor/bangunan/rumah dinas, akan pentingnya melakukan penghematan energi

    yang diperkirakan akibat tidak adanya sistem reward and punishment yang jelas.

    Sebagai alternatif solusi untuk mencapai target capaian kinerja sebesar 100% pada

    tahun 2018, perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan pengelola secara berkala dalam

    penggunaan aplikasi penggunaan energi, hingga pencapaian data pelaporan OPD dan

    gedung dapat mencapai 100%. Untuk mencapai angka tersebut diperlukan evaluasi pada

    gedung/kantor/bangunan/rumah dinas yang belum mencapai angka efisensi tertentu.

    Oleh sebab itu dibutuhkan pengkondisian dalam bentuk peraturan-peaturan tertentu,

    dengan penerapan sistim reward and punishment yang jelas bagi OPD pemerintah

    provinsi Jawa Barat yang melakukan efisiensi pada bangunan yang dikelolanya.

    MENINGKATNYA JUMLAH WILAYAH KERJA PANAS BUMI YANG BERPRODUKSI

    Indikator Sasaran : Jumlah wilayah kerja panas bumi yang berproduksi (6

    Wilayah)

    Pada tahun 2013 terdapat 4 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang berproduksi di

    Jawa Barat dan sampai dengan akhir tahun 2014 bertambah 2 wilayah panas bumi

    yang berproduksi sehingga menjadi 6 Wilayah yang masih beroperasi sampai

    dengan tahun 2016 ini, yaitu:

    1. WKP Kamojang (PT. Pertamina Geothermal Energy) kapasitas 235 MW

    2. WKP Drajat (Chevron Geothermal Indonesia Ltd.) kapasitas 271 MW

    3. WKP Wayang Windu (Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd.) kapasitas 227

    MW

    4. WKP SALAK (Chevron Geothermal Salak Ltd.) kapasitas 377 MW

    5. WKP PATUHA (PT. Geo Dipa Energy) kapasitas 55 MW

    6. WKP Cibuni (KJK. Yala Teknosa) kapasitas 100 KV

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-10

    Perhitungan Capaian Kinerja = (6 Wilayah) x 100% = 100%

    6 Wilayah

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018*

    Target 4 Wilayah 5 6 6

    Realisasi 4 Wilayah 6 6 6 -

    Capaian

    Kinerja 100% 120% 100% 100% -

    * Kewenangan pengelolaan panas bumi berada di Pemerintah Pusat (UU. No. 23 Tahun 2014)

    Dari sisi jumlah WKP yang berproduksi selama tahun 2016 tidak terdapat

    penambahan dengan total kapasitas produksi panas bumi di Jawa Barat masih

    tetap sama seperti pada tahun 2015 sebesar 1.165,1 MW. Hal ini dikarenakan

    terbitnya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengamanatkan

    bahwa kewenangan pengelolaan panas bumi berada di Pemerintah Pusat, kecuali

    untuk Penerbitan izin pemanfaatan langsung panas bumi lintas Daerah

    kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. Kemudian pasal 410 pada undang-

    undang tersebut menegaskan bahwa peraturan pelaksanaan harus ditetapkan

    paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkan sehingga pada tahun 2016 kegiatan

    pengembangan panas bumi yang dilaksanakan untuk mendukung indikator sasaran

    tersebut antara lain ialah kegiatan koordinasi, konsultasi dan sosialisasi

    pengelolaan panas bumi di Jawa Barat, kegiatan peningkatan kapasitas industri

    geothermal (direct use) di Jawa Barat, penyusunan dan bedah buku geothermal,

    serta sosialisasi pendidikan dasar panas bumi di Jawa Barat . Selain hal tersebut,

    penerbitan surat keterangan terdaftar usaha jasa penunjang yang kegiatan

    usahanya dalam 1 (satu) Daerah provinsi menyebabkan untuk indikator sasaran

    jumlah wilayah kerja panas bumi yang berproduksi tidak menjadi indikator sasaran

    untuk pencapaian kinerja di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2017.

    Numun demikian Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap berusaha mendukung

    peningkatan produksi panas bumi sebagai salah satu bentuk energi baru

    terbarukan melalui pelaksanaan kegiatan Pengembangan Panas Bumi di Jawa

    Barat dan Pengelolaan Lingkungan dan Masyarakat di Sekitar Lokasi PLTP, serta

    koordinasi dengan Pemerintah Pusat (Kementerian ESDM cq. Ditjen EBTKE) dan

    memberikan masukan dalam penyusunan PP serta regulasi turunannya.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-11

    MENINGKATNYA KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN POTENSI MIGAS

    Indikator Sasaran : Jumlah Wilayah Kerja Migas yang diusahakan/

    berproduksi (4 Wilayah)

    Sampai dengan akhir tahun 2016 ini jumlah wilayah kerja migas yang

    diusahakan/berproduksi di Jawa Barat adalah 4 wilayah sebagai berikut:

    1. Lapisan Parigi (PT. Pertamina EP),

    2. Jawa Bagian Barat (PT. Pertamina EP),

    3. PT. Pertamina EP Asset 3 - X – Ray, dan

    4. Offshore North West Java (Pertamina Hulu Energi ONWJ)

    Perhitungan Capaian Kinerja = (4 Wilayah) x 100% = 100%

    4 Wilayah

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018*

    Target 4 Wilayah 4 4 4 -

    Realisasi 4 Wilayah 4 4 4 -

    Capaian

    Kinerja 100% 100% 100% 100% -

    * Kewenangan pengelolaan panas bumi berada di Pemerintah Pusat (UU No. 22 Tahun 2014)

    Sampai dengan tahun 2016 ini 4 Wilayah Kerja Migas di Jawa Barat masih berjalan

    sehingga capaian kinerja dalam hal ini mecapai 100%. Untuk mendukung hal ini

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan koordinasi dan konsultasi

    pengelolaan minyak dan gas bumi ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)

    Migas Jawa Barat Pemanfaatan Potensi Migas, peningkatan industri migas,

    pengawasan distribusi dan niaga migas hilir dengan selalu berkoordinasi dengan

    Pemerintah Pusat cq Kementerian ESDM (SKK Migas, Ditjen Migas, BPH Migas

    dan Pertamina). Sama halnya dengan panas bumi, dengan terbitnya UU Nomor 23

    tahun 2014 yang mengamanatkan bahwa kewenangan pengelolaan migas Hulu

    dan Hilir berada di Pemerintah Pusat, maka sesuai dengan Undang-Undang

    tersebut indikator ini akan dihilangkan sebagai salah satu ukuran pencapaian

    kinerja Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2017.

    MENINGKATNYA PENGELOLAAN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA MINERAL

    Indikator Sasaran : Persentase usaha pertambangan yang melaksanakan

    Good Mining Practice (60%)

    Tingkat pengelolaan sumber daya mineral ini dilihat berdasarkan Jumlah IUP (Izin

    Usaha Pertambangan) yang melaksanakan kaidah Good Mining Practice (a)

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-12

    dibandingkan dengan Total IUP yang dikunjungi (∑ b) dikalikan 100%. Sehingga

    didapat melalui perhitungan sebagai berikut:

    Tingkat Pengelolaan Sumber Daya Mineral (%) =

    Dari total jumlah IUP Eksplorasi dan Produksi di Jawa Barat sebanyak 645

    perusahaan telah dilakukan peninjauan lapangan sebanyak 56 perusahaan dengan

    hasil evaluasi diperoleh data 36 perusahaan yang telah sesuai dengan penerapan

    kaidah Good Mining Practice. Untuk itu, maka didapatkan persentase tingkat

    pengelolaan sumber daya mineral di Jawa Barat dengan perhitungan sebagai

    berikut:

    Tingkat Pengelolaan Sumber Daya Mineral = 36 x 100% = 64,29% 56

    Perhitungan Capaian Kinerja = (64,29%) x 100% = 107,15 % 60%

    Tahun 2013

    (kondisi awal) 2014 2015 2016 2018*

    Target

    Renstra 20 % 30 % 40 % 50 % 70 %

    Target

    Perjanjian

    Kinerja

    20% 30% 50% 60% -

    Realisasi 20% 42,23 56 % 64,29 % -

    Capaian

    Kinerja 100% 140,77% 112% 107,15% -

    * Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016

    Target yang digunakan untuk mengukur indikator sasaran ini adalah berdasarkan

    Perjanjian Kerja Kepala OPD Tahun 2016 sebesar 60%. Hal ini dikarenakan target

    berdasarkan Renstra untuk tahun 2016 adalah 50% dan untuk Tahun 2017 adalah

    60% sehingga jika menggunakan target Renstra secara otomatis target jangka

    menengah sudah tercapai. Sedangkan pada tahun 2015 capaian mecapai 112%

    dengan target berdasarkan Perjanjian Kinerja OPD sebesar 40%.

    Meskipun demikian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016 ini terdapat

    beberapa kendala yang dihadapi yakni:

    - Masih banyak para pemegang IUP yang belum memahami dan memenuhi

    kewajiban-kewajibannya;

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-13

    - Fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian menjadi tanggung jawab

    Pemerintah Provinsi yang dilakukan oleh para Inspektur Tambang yang jumlahnya

    masih kurang dibandingkan dengan jumlah IUP yang ada di wilayah Provinsi Jawa

    Barat;

    - Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh

    Kab/Kota kepada para pemegang IUP belum berjalan optimal.

    Adapun alternatif solusi yang ditawarkan adalah:

    - Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Kab/Kota dan Pemerintah Pusat

    dalam upaya penataan pengelolaan usaha pertambangan di Jawa Barat.

    - Melaksanakan rencana aksi, koordinasi dan supervisi tata kelola Sektor

    Pertambangan Mineral dan Batubara.

    MENINGKATNYA KONSERVASI AIR TANAH

    Indikator Sasaran; Persentase luas zona aman pada cekungan air tanah (65,45%)

    Tabel 3.4 Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat Tahun 2016

    NO CAT LUAS (km2) LUAS ZONA AMAN 2016

    (km2)

    1 BOGOR 1.311 1067

    2 SUKABUMI 868 746

    3 BEKASI-

    KARAWANG 3.641 2981

    4 SUBANG 1.514 819

    5 CIATER 566 312

    6 LEMBANG 169 54

    7 BANDUNG-SOREANG

    1.716 795

    8 CIBUNI 621 18

    9 BANJARSARI 605 114

    10 TASIKMALAYA 1.219 812

    11 MALANGBONG 514 343

    12 CIAMIS 581 534

    13 KUNINGAN 507 354

    14 MAJALENGKA 686 488

    15 INDRAMAYU 1.282 731

    16 SUMBER-CIREBON

    1.659 1260

    TOTAL 17.459 11.429

    Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase zona aman pada CAT di Jawa Barat

    dapat dihitung sebagai berikut:

    Indikator Kinerja (%) = (Jumlah Luasan Zona Aman) x 100% Luas Total Cekungan Air Tanah

    = 11.429 Km2 x 100% 17.459 Km2

    = 65,46%

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-14

    Sedangkan untuk menghitung tingkat capaian kinerja adalah sebagai berikut:

    Perhitungan Capaian Kinerja = (65,46 %) x 100% = 100,01 % 65,45%

    Tercapainya sasaran dalam upaya peningkatan konservasi air tanah ini tidak terlepas

    dari upaya sosialisasi konservasi air tanah secara terus menerus dan

    berkesinambungan, Evaluasi terhadap perijinan terutama saat perpanjangan ijin, serta

    adanya kesadaran dari pengguna air terhadap upaya pengimbuhan kembali air tanah

    dengan melakukan pembuatan sumur imbuhan, kolam resapan dan sumur resapan.

    Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2015, pada tahun 2016 terdapat

    penambahan luas zona aman pada CAT Subang sebesar 8,3% atau sebesar 63 Km2,

    CAT Bekasi-Karawang sebesar 0,56% Km2 atau sebesar 18 Km2, dimana luas zona

    aman yang tercapai masih berada sedikit di bawah target pada tahun 2015 ini dapat

    tercapai diatas target sebesar 0,06%.

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018*

    Target 65 65,15 65,30 65,45 65,75

    Realisasi 65 65,14 65,34 65,46 -

    Capaian

    Kinerja 100 99,98% 100,06% 100,01% -

    * Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016

    Pada kenyataanya masih banyak kendala yang harus dihadapi dalam upaya

    meningkatkan konservasi air tanah di Provinsi Jawa Barat ini, diantaranya:

    - Pengguna air tanah semakin meningkat.

    - Pembuatan sumur Imbuhan sebagai upaya pengimbuhan kembali air tanah belum

    optimal karena membutuhkan biaya yang besar, sehingga para pengguna air tanah

    melakukan upaya konservasi air tanah secara bertahap.

    - Banyaknya pengguna air tanah yang memanfaatkan air tanah melebihi debit yang

    diijinkan.

    - Banyaknya pengguna air tanah yang tidak memiliki ijin, sehingga tidak terevaluasi

    dan tidak terkendali penggunaan airnya.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-15

    Beberapa alternatif solusi yang telah diambil untuk menanggulangi hal ini diantaranya

    adalah:

    - Dilakukan pengurangan debit untuk Zona Kritis dan Rawan bagi pengguna yang

    belum melakukan upaya konservasi air tanah, sedangkan untuk zona rusak tidak

    diterbitkan rekomendasi teknisnya.

    - Pembatasan debit untuk yang pengguna yang pemakaiannya melebihi debit yang

    diijinkan, dengan pemasangan stopkran.

    - Penutupan sumur bagi yang tidak berijin.

    - Melakukan pembinaan dan pengawasan bagi para pemegang Izin Pemakaian Air

    Tanah (IPAT).

    MENINGKATNYA KETERSEDIAAN AIR BAKU DI WILAYAH RAWAN AIR

    Indikator Sasaran; Tersedianya prasarana air bersih bagi masyarakat bersumber

    dari air tanah di wilayah rawan air (20 titik sumur/lokasi)

    Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dimana dalam

    pasal 298 ayat (5) disebutkan bahwa belanja hibah kepada masyarakat hanya dapat

    diberikan kepada badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan

    hukum Indonesia, sehingga pelaksanaan kegiatan penyediaan prasarana air bersih

    yang pada tahun sebelumnya dilaksanakan dengan mekanisme hibah ke kelompok

    masyarakat, pada tahun 2016 harus diserahkan kepada oraganisasi masyarakat yang

    berbadan hukum. Pada tahun 2016 pelaksanaan kegiatan ini diputuskan dilaksanakan

    dengan mekanisme belanja modal yang berkonsekuensi pada resiko pemeliharaan

    yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun pembangunan

    prasarana air bersih terkendala dimana lokasi pembangunan harus berstatus milik

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan terbitnya Permendagri No. 14 Tahun 2016

    tentang Perubahan Pertama Atas Permendagri No. 32 Tahun 2011, memudahkan

    kegiatan prasarana air bersih bagi masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah

    rawan air di Jawa Barat untuk dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2017

    dengan menggunakan mekanisme hibah.

    Perhitungan Capaian Kinerja = (11 titik) x 100% = 55%

    20 titik

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018

    Target 5 titik 10 15 20 25

    Realisasi 5 titik 10 11 11 -

    Capaian

    Kinerja 100% 100% 73,33% 55% -

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-16

    MENINGKATNYA PENDAPATAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA

    MINERAL

    Indikator Sasaran; Jumlah pendapatan di bidang energi dan sumber daya

    mineral (Rp. 2.641.640.000.000,-)

    Didalam dokumen penetapan kinerja tahun 2016 ditetapkan bahwa target jumlah

    pendapatan bidang energi dan sumber daya mineral adalah sebesar Rp.

    2.641.640.000.000,- angka ini terkoreksi dalam perubahan APBD 2016 menjadi Rp.

    2.481.407.362.268,- namun untuk kepentingan pengukuran capaian kinerja ini

    digunakan perbandingan dengan target sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen

    Perjanjian Kinerja. Selengkapnya mengenai target dan realisasi pendapatan bidang

    energi dan sumber daya mineral tahun 2016 dapat dicermati pada tabel berikut:

    Tabel 3.5

    Target dan Realisasi Pendapatan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016

    No Uraian Target APBD 2016

    (Perubahan) Realisasi % Ket

    PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

    1 RETRIBUSI JASA

    LAB.

    420.000.000 442.925.034 105,46 Sd. Des

    2 PBBKB 2.203.754.854.637 2.185.561.758.512 99,17 Sd. Des

    DANA PERIMBANGAN

    3 MIGAS

    A. MINYAK BUMI 28.595.560.554 28.595.560.554 100,00 Sd. Des

    B. GAS ALAM 118.837.895.652 119.216.718.448 100,32 Sd. Des

    4 PERTAMBANGAN

    UMUM

    A. LANDRENT 1.744.807.333 1.744.807.333 100,00 Sd. Des

    B. ROYALTY 4.587.740.385 4.364.211.000 95,13 Sd. Des

    PANAS BUMI 123.273.408.434 127.021.614.094 103,04 Sd. Des

    LANDRENT 193.095.273 263.733.524 136,58 Sd. Des

    Jumlah 2.481.407.362.268 2.467.211.328.499 Sumber: Bidang Bina Usaha dan Kerjasama, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, 2016

    Perhitungan Capaian Kinerja = (Rp. 2.467.211.328.499,-) x 100% = 93,39% Rp. 2.641.640.000.000,-

    Tahun 2013 (kondisi

    awal) 2014 2015 2016 2018

    Target PK 1.807.881.696.157 2.224.570.000.000 2.423.460.000.000 2.641.640.000.000 3.143.770.000.000

    Target

    APBD-P 1.807.881.696.157 2.045.778.068.339 2.591.107.165.443 2.481.407.362.268 -

    Realisasi 1.807.881.696.157 2.180.652.833.322 2.652.685.269.341 2.467.211.328.499 -

    Capaian

    Kinerja 100% 98,02% 109,46% 93,39% -

    Melalui perhitungan didapatkan capaian sasaran kinerja Dinas ESDM dalam hal

    pendapatan di sektor ESDM adalah sebesar 93,39%. Jika dilihat dari perkembangan

    pendapatan daerah sektor ESDM, maka dapat dicermati bahwa di tahun 2016 ini terjadi

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-17

    penurunan dalam hal pendapatan yaitu menurun sebesar 6,99% atau Rp.

    185.473.940.842,- jika dibandingkan dengan tahun 2015. Penurunan pendapatan terjadi

    di sektor PAD yakni PBBKB sebesar Rp. 192.092.196.852 atau 8,07% dibandingkan

    tahun 2015. Kemudian pada dana perimbangan untuk minyak bumi terjadi penurunan

    sebesar Rp. 58. 586.223.696 atau sebesar 67,2% dan untuk pertambangan umum

    terjadi penurunan pendapatan bersumber dari royalty sebesar Rp. 6.665.004.261 atau

    sebesar 60,43%.

    Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:

    1. Masih terdapat IUP yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten/Kota yang tidak

    disampaikan ke Pemerintah Provinsi sehingga Pemerintah Provinsi kesulitan dalam

    melakukan inventarisasi data-data pemegang IUP di Jawa Barat.

    2. Pemegang IUP belum memahami tata cara pembayaran dan penyampaian bukti

    setor landrent dan royalty ke Kas Negara sehingga pada saat rekonsiliasi tidak dapat

    diidentifikasi dan menyebabkan Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum belum dapat

    disalurkan ke daerah penghasil.

    3. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten penghasil masih kesulitan dalam melaksanakan

    simulasi perhitungan besaran dana bagi hasilnya. Hal ini disebabkan masih belum

    transparannya parameter yang menjadi perhitungan dana bagi hasil migas.

    4. Menurunnya potensi migas secara alami yang berdampak kepada penurunan

    besaran penerimaan daerah sektor migas dan belum adanya eksplorasi

    pengembangan sumur baru (lapangan off shore).

    5. Dana bagi hasil yang disalurkan ke daerah penghasil baru berasal dari pengusahaan

    panas bumi eksisting yang sudah mencapai NOI 34% sedangkan untuk lapangan

    panas bumi yang belum mencapai NOI 34% belum wajib setor.

    6. Kesadaran wajib pungut/lembaga penyalur dalam pelaporan bulanan Surat

    Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Pemerintah Provinsi serta ketaatan

    penggunaan BBM non subsidi oleh aparat pemerintah, BUMN, dan BUMD belum

    maksimal.

    7. Terbatasnya sarana pengeolah data Surat Pemberitahuan Volume Bahan Bakar

    Kendaraan Bermotor (SPVBBKB) yang berbasis sistem informasi dan sumber daya

    manusia yang memiliki kompetensi pengawasan (PPNS Migas Hilir).

    Adapun solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara

    lain ialah:

    1. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal data para

    pemegang IUP dan penyampaian bukti setor PNBP (landrent dan royalty)

    2. Konsultasi ke Dirjen Migas Kementerian ESDM mengenai penerimaan migas, faktor-

    faktor yang mempengaruhi penermaan migas, lifting migas, cost recovery, Harga

    Minyak Mentah Indonesia (ICP), nilai tukar rupiah terhadap US Dollar serta faktor

    pengurang penermaan migas.

    3. Koordinasi dan fasilitasi perhitungan produksi dan bagi hasil dengan Pemerintah

    Kabupaten penghasil migas.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-18

    4. Koordinasi dengan narasumber (BPH Migas dan Dispenda) untuk melaksanakan

    sosialisasi kebijakan pengelolaan BBBKB/SPVBBKB kepada Wajib pungut dan

    aparat pemerntah dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pungut terhadap

    peraturan berlaku.

    5. Pembuatan sistem informasi dan sarana pengolahan data.

    6. Konsultasi dengan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,

    BPH Migas dan Pertamina untuk mendapatkan kuota BBM baik subsidi maupun non

    subsidi yang didistribusikan ke Jawa Barat sebagai dasar verifikasi perhitungan

    SPVBBKB dan target PBBKB.

    Berdassarkan alternatif solusi tersebut, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat cukup optimis

    bahwa target pendapatan sebesar Rp. 3.143.770.000.000,- dapat tercapai pada tahun

    2018 atau pada akhir masa rencana pembangunan jangka menengah.

    MENINGKATNYA JUMLAH WIRAUSAHAWAN BARU SEKTOR ENERGI DAN

    SUMBER DAYA MINERAL

    Indikator Sasaran; Jumlah Wirausahawan Baru Sektor ESDM (3.753 Orang)

    Tahapan pencetakan Wirausahawan Baru Sektor ESDM dimulai dengan pendaftaran

    (melalui sosialisasi dengan surat edaran, leaflet dan spanduk), seleksi

    (administrasidan wawancara), pelatihan (kewirausahaan dan teknis), pemagangan

    (kerjasama dengan perusahaan besar), pendampingan, evaluasi dan monitoring.

    Pada tahun 2016 Hasil pendaftaran tercatat 500 peserta yang kemudian diseleksi dan

    ditetapkan sebanyak 400 WUB (pengrajin batako dan bata merah) terdiri dari:

    a. 200 orang WUB sektor ESDM di Kabupaten Sumedang ( Desa Jatihurip dan Desa

    Cikole)

    b. 200 orang WUB sektor ESDM di Kabupaten Bandung Barat ( Desa Citatah, Desa

    Sirnajaya, dan Desa Saguling)

    Selain 400 orang penciptaan WUB yang bersumber dari APBD Tahun 2016,

    sebelumnya pada tahun 2015 Dinas ESDM disamping menyusun dokumen untuk

    Petunjuk Teknis pelaksanaan Pencetakan Wirausahawan Baru Sektor ESDM 2014-

    2018 juga telah membina sebanyak 250 orang WUB yang terseber sebanyak 125

    orang WUB di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur serta 125 orang WUB di

    Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Total WUB yang dihasilkan oleh

    Dinas ESDM Jawa Barat sampai dengan tahun 2016 adalah 680 orang WUB

    kemudian ditambah dengan 4.640 orang WUB yang pendanaannya bersumber dari

    program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan-perusahaan migas, panas

    bumi, dan pertambangan umum sehingga jumlah WUB sektor ESDM sampai dengan

    akhir tahun 2016 ini menjadi sebanyak 5.320 orang.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-19

    Perhitungan Capaian Kinerja = (5.320 Orang) x 100% = 141,75%

    3.753 Orang

    Tahun

    2013

    (kondisi

    awal)

    2014 2015 2016 2018

    Target 0 1 Dokumen 1.000 org 3.753 org 4.000 org

    Realisasi 0 1 Dokumen 3.353 org 5.320 org -

    Capaian

    Kinerja 0 100% 335,3% 141,75% -

    Capaian sasaran kinerja Dinas ESDM dalam upaya mencetak wirausahawan baru

    jauh melebihi target hingga 141,75%. Capaian ini dapat diwujudkan berkat kerjasama

    yang baik dan keterlibatan perusahaan-perusahaan sektor ESDM untuk bersama-

    sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian maka jumlah

    4.000 orang WUB yang menjadi tanggung jawab Dinas ESDM sampai dengan tahun

    2018 sebagai bagian dari Program Pencetakan 100.000 Wirusahawan Baru di Jawa

    Barat sudah dapat teralisasi di tahun 2016.

    3.3 Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi

    Pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2016 didukung oleh 35 (tiga puluh lima) kegiatan

    pembangunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang seluruhnya dibiayai oleh APBD

    Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 32.569.195.200,-. Adapun rencana

    dan realisasi anggaran untuk setiap sasaran kinerja dapat dicermati pada tabel berikut:

    Tabel 3.6

    Rencana dan Realisasi Anggaran Sasaran Strategis

    No Sasaran Rencana

    Anggaran (Rp) Realisasi

    Anggaran (Rp) Sisa Anggaran

    (Rp) %

    1 Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik

    20.307.522.750,00 19.535.281.167,00 772.241.583,00 96,19

    2 Meningkatnya pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal

    2.028.462.400,00 1.799.053.592,00 229.408.808,00 88,69

    3 Meningkatnya penghematan energi 932.552.100,00 857.807.277,00 74.744.823,00 91,98

    4 Meningkatnya jumlah wilayah kerja panas bumi yang berproduksi

    433.401.480,00 389.694.558 43.706.922,00 89,91

    5 Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan potensi

    516.598.520,00 472.981.598 43.616.922,00 82,03

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-20

    No Sasaran Rencana

    Anggaran (Rp) Realisasi

    Anggaran (Rp) Sisa Anggaran

    (Rp) %

    migas

    6 Meningkatnya pengelolaan pengusahaan sumber daya mineral

    2.530.000.000,00 2.262.420.262,00 267.579.738,00 89,42

    7 Meningkatnya konservasi air tanah 1.553.375.000,00 1.135.731.980,00 417.643.020,00 73,11

    8 Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air

    88.644.750,00 58.197.700,00,00 30.447.050,00 65,65

    9 Meningkatnya pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral

    782.000.000,00 749.965.046,00 32.034.954,00 95,90

    10 Meningkatnya jumlah wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral

    2.000.000.000,00 1.899.648.000,00 100.352.000,00 94,98

    TOTAL 31.172.557.000,00 29.102.583.480,00 2.069.973.520,00 93,35

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari total rencana Rp. 31.172.557.000,00 realisasi

    serapan anggaran sebesar Rp. 29.102.583.480,00atau 93,35% dari rencana awal. Realisasi

    anggaran tertinggi secara agregat adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian

    sasaran meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik dengan 96,19%,

    sementara persentase terendah adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran

    meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air yang hanya mencapai 65,65%. Hal

    ini tidak terlepas dari mekanisme pemberian bantuan prasarana air bersih kepada

    masyarakat di wilayah rawan air di Jawa Barat yang tidak dapat dilaksanakan karena

    terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 sehingga mekanisme pemberian bantuan

    harus dikaji kembali. Dengan terbitnya Permendagri No. 14 Tahun 2016 tentang Perubahan

    Pertama Atas Permendagri No. 32 Tahun 2011, memudahkan kegiatan prasarana air bersih

    bagi masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah rawan air di Jawa Barat untuk

    dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2017 melalui mekanisme hibah.

    Analisis efisiensi menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan

    memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan ole suatu input tertentu. Analisis ini

    dilakukan untuk sasaran-sasaran dengan pencapaian kinerja di atas 100%. Hasil analisis

    efisiensi untuk sasaran-sasaran strategis dengan tingkat pencapaian di atas 100% pada

    Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 III-21

    Tabel 3.7

    Analisis Efesiensi Penggunaan Sumber Daya terhadap Pencapaian Sasaran Strategis

    NO SASARAN INDIKATOR KINERJA %

    CAPAIAN KINERJA

    % PENYERAPAN ANGGARAN

    TINGKAT EFISIENSI

    1 2 3 4 5 6

    1 Meningkatnya akses

    masyarakat terhadap infrastruktur listrik

    Rasio Elektrifikasi Rumah

    (95%)

    103,02 96,19 6,83%

    2 Meningkatnya pengelolaan pengusahaan sumber

    daya mineral

    Persentase usaha pertambangan yang melaksanakan Good

    Mining Practice (60%)

    107,15 89,42 17,73%

    3 Meningkatnya konservasi air tanah

    Persentase luas zona aman pada cekungan air

    tanah (65,45%)

    100,01 73,11 26,9%

    4 Meningkatnya jumlah

    wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral

    Jumlah Wirausahawan

    Baru Sektor ESDM (3.753 Orang)

    141,75 94,98 5,02

    Berdasarkan hasil analisis efisiensi diperoleh hasil bahwa sasaran dengan tingkat efisiensi

    penggunaan sumber daya terbesar adalah sasaran ‘meningkatnya konservasi air tanah

    sebesar 26,9%. Hal ini disebabkan sasaran ini memiliki tingkat penyerapan 73,11% dengan

    sisa anggaran sebesar Rp. 417.643.020,00. Sedangkan untuk sasaran ‘meningkatnya jumlah

    wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral’ memiliki tingkat efisiensi sebesar

    5,02% dengan tingkat penyerapan anggaran 94,98% dan sisa anggaran sebesar Rp.

    100.352.000,00.

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV-1

    BAB IV PENUTUP

    Berdasarkan pengukuran kinerja dan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab

    sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa dari sepuluh indikator yang telah disepakati untuk

    mendukung sasaran strategis Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, sebanyak delapan indikator

    menunjukan tingkat capaian diatas 90% sehingga dapat dikategorikan SANGAT

    MEMUASKAN, dengan capaian tertinggi 141,75% untuk indikator ‘Jumlah wirausahawan baru

    sektor energi dan sumber daya mineral’. Sedangkan satu indikator yaitu ‘Meningkatnya

    penghematan energi mendapat predikat BAIK dengan capaian indikator 60,95%. Indikator

    ‘Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air’ menjadi satu-satunya indikator

    dengan capaian terendah pada tahun 2017 yakni sebesar 55% sehingga mendapat penilaian

    dengan kategori CUKUP. Salah satu indikator sasaran yang perlu mendapat perhatian adalah

    ‘Rasio Elektrifikasi Rumah’ yang mana pada akhir tahun 2016 ini telah mencapai angka 96,20%

    melebihi target jangka menengah tahun 2018 (91%) sehingga tentunya untuk ke depan perlu

    dilakukan koreksi atau penghitungan ulang terhadap target yang ingin dicapai dari mulai tahun

    2017 sampai dengan 2018. Untuk selengkapnya mengenai capaian target sasaran strategis

    Dinas ESDM tahun 2016 dapat dicermati pada tabel 4 berikut :

    Tabel 4

    Rekapitulasi Capaian Strategis Dinas ESDM Tahun 2016

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2016

    Realisasi 2016

    % Nilai

    1 Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik

    Rasio Elektrifikasi rumah 95 % 97,87 % 103,02 AA

    2 Meningkatnya pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal

    Jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan

    170.000 SBM

    169.748 SBM

    99,85 AA

    3 Meningkatnya penghematan energi

    Persentase jumlah gedung kantor di lingkup OPD Pemprov Jabar yang melakukan penghematan energi

    60 % 36,57 % 60,95 B

    4 Meningkatnya jumlah wilayah kerja panas bumi yang berproduksi

    Jumlah Wilayah Kerja Panas Bumi yang berproduksi

    6 Wilayah 6 Wilayah 100 AA

    5 Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan potensi migas

    Jumlah Wilayah Kerja Migas yang diusahakan/ berproduksi

    4 Wilayah 4 Wilayah 100 AA

    6 Meningkatnya pengelolaan pengusahaan sumber daya mineral

    Persentase usaha pertambangan yang melaksanakan Good Mining Practise

    60 % 64,29 % 107,15 AA

    7 Meningkatnya konservasi air tanah

    Persentase luas zona aman pada cekungan air tanah

    65,45% 65,46% 100,01 AA

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV-2

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2016

    Realisasi 2016

    % Nilai

    8 Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air

    Tersedianya prasarana air bersih bagi masyarakat bersumber dari air tanah dalam di wilayah rawan air

    20 Titik 11 Titik 55 CC

    9 Meningkatnya pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral

    Jumlah pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral

    Rp. 2.641.640.000.000,-

    Rp. 2.467.211.328.499,-

    93,39 AA

    10 Meningkatnya jumlah wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral

    Jumlah wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral

    3.753 Orang

    5.320 Orang

    141,75 AA

    Untuk akuntabilitas keuangan, realisasi belanja untuk mendukung sasaran strategis yang

    dilaksanakan melalui 35 kegiatan dari total rencana Rp. 31.172.557.000,00 realisasi serapan

    anggaran sebesar Rp. 29.102.583.480,00 atau 93,35% dari rencana awal. Realisasi anggaran

    tertinggi secara agregat adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran

    meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik dengan 96,19%, sementara

    persentase terendah adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran

    meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air yang hanya mencapai 65,65%. Hal ini

    tidak terlepas dari mekanisme pemberian bantuan prasarana air bersih kepada masyarakat di

    wilayah rawan air di Jawa Barat yang tidak dapat dilaksanakan karena terbitnya Undang-

    Undang No. 23 Tahun 2014 sehingga mekanisme pemberian bantuan harus dikaji kembali.

    Berdasarkan hasil analisis efisiensi diperoleh hasil bahwa sasaran dengan tingkat efisiensi

    penggunaan sumber daya terbesar adalah sasaran ‘meningkatnya konservasi air tanah

    sebesar 26,9%. Hal ini disebabkan sasaran ini memiliki tingkat penyerapan 73,11% dengan

    sisa anggaran sebesar Rp. 417.643.020,00. Sedangkan untuk sasaran ‘meningkatnya jumlah

    wirausahawan baru sektor energi dan sumber daya mineral’ memiliki tingkat efisiensi sebesar

    5,02% dengan tingkat penyerapan anggaran 94,98% dan sisa anggaran sebesar Rp.

    100.352.000,00.

    Berikut ini adalah langkah-langkah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang dapat

    dilakukan untuk meningkatkan kinerja OPD di tahun mendatang yakni:

    1. Koordinasi intensif dengan PT. PLN (Persero) sebagai pihak yang memiliki hak

    penyaluran tenaga listrik di wilayah Jawa Barat untuk memastikan jumlah rumah tangga

    yang belum berlistrik dalam rangka mencapai Rasio Elektrifikasi 100% di tahun 2018;

    2. Menjalankan kegiatan-kegiatan yang terkendala karena adanya transisi implementasi

    regulasi hibah pasca terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 dan setelah

    terbitnya Permendagri No. 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Pertama Atas

    Permendagri No. 32 Tahun 2011, memudahkan kegiatan-kegiatan dengan mekanisme

    hibah dan bantuan sosial untuk dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2017;

  • LKIP Dinas Energi dan Sumber Daya mineral Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 IV-3

    3. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pengelola secara berkala dalam penggunaan

    aplikasi penggunaan energi, hingga pencapaian data pelaporan OPD dan gedung dapat

    mencapai 100%;

    4. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Kab/Kota dan Pemerintah Pusat

    dalam upaya penataan pengelolaan usaha pertambangan di Jawa Barat;

    5. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal data para

    pemegang IUP dan penyampaian bukti setor PNBP (landrent dan royalty);

    6. Melakukan pembinaan dan pengawasan bagi para pemegang Izin Pemakaian Air

    Tanah (IPAT) guna meningkatkan Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat pada

    tahun mendatang.

    COVERKata PengantarDaftar IsiBab IBab IIBab IIIBAB IV


Recommended