PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LKIP) KABUPATEN BIREUEN
TAHUN 2015
i
KATA PENGANTAR
uji syukur kita ucapkan kehadirat
Allah S.W.T yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya kepada kita
semua, sehingga tugas penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
Kabupaten Bireuen Tahun 2015 dapat kami
selesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen
disusun sesuai Perpres Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini merupakan upaya
kami untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah
dilakukan Pemerintah Kabupaten Bireuen selama tahun 2015, sebagai
konsistensi kami terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi
yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen pada tahun
ke tiga periode pemerintahan Tahun 2012 - 2017 memuat informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan
kegiatan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bireuen yaitu ”Kabupaten Bireuen Yang Bermartabat Dan
Mandiri Berlandaskan UUPA” untuk pencapaian sasaran strategis
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Bireuen Tahun 2012 - 2017.
Hal ini sebagai perwujudan komitmen dan tekad yang kuat untuk
melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa
P
ii
output maupun outcome dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang
efektif, efisien dan akuntabel.
Sejalan dengan fokus pada peningkatan akuntabilitas dan capaian
kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bireuen
Tahun 2015 memberikan informasi tentang capaian kinerja kegiatan dan
sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dan sejalan dengan RPJM
Kabupaten Bireuen Tahun 2012 -2017.
Secara umum capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat
dikatakan “berhasil”, walaupun terdapat beberapa indikator/sasaran yang
masih perlu mendapat perhatian guna meningkatkan kinerja di masa
mendatang. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan Kabupaten Bireuen tidak terlepas dari kerjasama dan
kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat
pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam
implementasi serta pengawasannya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam
penyusunan LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015.
Bireuen, Maret 2016
BUPATI BIREUEN,
H. RUSLAN M. DAUD
iii
I K H T I S A R E K S E K U T I F
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Kabupaten
Bireuen Tahun 2015 adalah LKIP tahun ke tiga dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017
dimana pada tahun 2015 ini RPJMD tersebut akan dievaluasi berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
Tuntutan pelayanan publik kearah yang lebih transparan, partisipatif
dan akuntabel merupakan isu aktual mendapat respon positif dari
Pemerintah Kabupaten Bireuen. Tuntutan ini akibat dari meningkatnya
kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang
dipicu oleh meningkatnya sumber daya manusia, serta semakin mandirinya
media masa yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang menembus sekat-sekat ruang dan waktu termasuk
pemerintahan.
Dalam rangka meningkatkan akses informasi, cakupan dan kualitas
pelayanan publik, masyarakat menuntut visi, misi dan program kerja Bupati
dan Wakil Bupati Bireuen yang telah dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bireuen sebagaimana
amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional yang kongkrit dan aplikatif dari
pemerintah sebagai acuan penilaian kinerja. Selanjutnya pada setiap awal
tahun anggaran, pemerintah juga dituntut untuk menyiapkan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja (Renja) untuk SKPK yang
kemudian pada akhir tahun diharuskan mempertanggung jawabkan
pelaksanaan rencana kerjanya.
Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
iv
Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999
serta Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kabupaten Bireuen
diwajibkan menyiapkan semua dokumen yang berkaitan akuntabilitas
kinerja dan LKIP ini merupakan salah satu dokumen pertanggung jawaban
Akuntabilitas kinerja mulai dari visi sampai dengan capaian target kinerja
kegiatan.
“KABUPATEN BIREUEN YANG BERMARTABAT DAN
MANDIRI BERLANDASKAN UUPA”, adalah visi dari Pemerintah
Kabupaten Bireuen kemudian dijabarkan dalam 4 (empat) misi yang telah
ditetapkan, yaitu :
1. Mewujudkan Pemerintahan yang Islami, Berbudaya, Bersih, dan
Berwibawa (good and clean governance).
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
3. Memberdayakan ekonomi berdayasaing secara berkelanjutan berbasis
sumber daya lokal.
4. Mewujudkan persatuan dan keberlanjutan perdamaian berdasarkan
UUPA.
Penjabaran/implimentasi misi tersebut di atas di arahkan pada
pencapaian tujuan lima tahunan. Sesuai dengan data pengukuran kinerja,
pencapaian sasaran kinerja Pemerintah Kabupaten Bireuen tahun 2015
dapat diklasifikasikan bahwa, dari 19 (sembilan belas) sasaran dan 51
indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 (tujuh) sasaran rata-
rata melebihi target dengan pencapaian melebihi 100,00% dikategorikan
sangat berhasil, 5 (lima) sasaran rata-rata sesuai dengan target yaitu
100,00% dan dikategorikan sangat berhasil, 3 (tiga) sasaran rata-rata
mendekati dengan target berkisar 88,88% sampai dengan 94,55% dan
dikategorikan sangat berhasil, 1 (satu) sasaran rata-rata mendekati target
v
sebesar 83,66% yaitu sasaran ke 15 dan dikategorikan berhasil, 1 (satu)
sasaran rata-rata tidak mendekati target sebesar 56,67% yaitu sasaran ke 5
(lima) dan dikategorikan cukup berhasil.
Terdapat 2 (dua) sasaran yang sulit diukur yaitu sasaran ke 16 (enam
belas) dan sasaran ke 18 (delapan belas), dikarenakan target yang ditetapkan
besar akan tetapi tidak ada realisasinya sama sekali akan tetapi dapat
diinterpretasikan dengan sangat berhasil.
Pada Tahun Anggaran 2015, untuk pencapaian kinerja 19
(sembilan belas) sasaran strategis dan 51 (lima puluh satu) indikator
kinerja pada RPJM Kabupaten Bireuen yang dilaksanakan pada Badan,
Dinas dan Kantor serta Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bireuen dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten
Bireuen sebesar Rp 1.741.136.818.350,01 dengan realisasi serapan anggaran
sebesar Rp 1.607.648.395.634,41 atau kemampuan tingkat serapan dana
mencapai 92,33% (data sebelum dilakukan audit oleh BPK).
Terlepas dari kendala dan keterbatasan yang ada, LKIP Pemerintah
Kabupaten Bireuen Tahun 2015 ini merupakan upaya untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kinerjanya, dengan harapan
dapat dipergunakan sebagai salah satu media informasi Kinerja Pemerintah
Kabupaten Bireuen.
Bireuen, Maret 2016
SEKRETARIS DAERAH,
Ir. ZULKIFLI, Sp
Pembina Utama Madya
Nip. 196102151992031002
vi
DDAAFFTTAARR IISSII
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF .............................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang……………………………………………… .. 1
B. Gambaran Umum………………………………….............. .. 6
C. Perekonomian…………………… ........................................ 17
D. Sumber Daya Manusia dan Aparatur ............................... 23
E. Isu – Isu Strategis.……………………………………… ........ 29
F. Permasalahan Utama (strategic issued) Organisasi. ....... 31
BAB II : PERENCANAAN KINERJA……… .................................... 33
A. Rencana Strategis…...……………. ..................................... 33
B. Indikator Kinerja Utama (IKU)…………………………….. 39
C. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator
Kinerja dalam RPJM Kabupaten Bireuen 2012 - 2017 .... 46
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA ............................................. 64
A. Pengukuran Kinerja ........................................................... 66
B. Capaian Indikator Kinerja…………………………………. . 69
1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Indikator
Kinerja Tahun 2015 ………………. ............................... 69
2. Perbandingan antara Target dan Realisasi Indikator
Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan
Tahun 2015 ……..……… ............................................... 73
3. Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2015
dengan Target Akhir Rencana Jangka Menengah
Kabupaten Tahun 2012-2017 ....................................... 77
vii
4. Evaluasi dan Analisa Penyebab Keberhasilan/
Kegagalan Capaian Kinerja ......................................... 80
A. Realisasi Anggaran ………………… .................................. 132
BAB IV : PENUTUP …..………….………………………………………… 141
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel I.1 ........................................................................................... 15
2. Tabel I.2 ........................................................................................... 16
3. Tabel I.3 ........................................................................................... 18
4. Tabel I.4 ........................................................................................... 20
5. Tabel I.5 ........................................................................................... 21
6. Tabel I.6 ........................................................................................... 23
7. Tabel II.1 .......................................................................................... 41
8. Tabel II.2 .......................................................................................... 47
9. Tabel II.3 .......................................................................................... 49
10. Tabel II.4 .......................................................................................... 50
11. Tabel II.5 .......................................................................................... 51
12. Tabel II.6 .......................................................................................... 53
13. Tabel II.7 .......................................................................................... 58
14. Tabel II.8 .......................................................................................... 59
15. Tabel III.1......................................................................................... 67
16. Tabel III.2......................................................................................... 69
17. Tabel III.3......................................................................................... 73
18. Tabel III.4......................................................................................... 77
19. Tabel III.4.1 ...................................................................................... 80
20. Tabel III.4.2 ...................................................................................... 87
21. Tabel III.4.3 ...................................................................................... 88
22. Tabel III.4.4 ...................................................................................... 91
23. Tabel III.4.5 ...................................................................................... 94
24. Tabel III.4.6 ...................................................................................... 96
25. Tabel III.4.7 ...................................................................................... 99
26. Tabel III.4.8 ...................................................................................... 107
27. Tabel III.4.9 ...................................................................................... 108
28. Tabel III.4.9.1 ................................................................................... 111
29. Tabel III.4.10 .................................................................................... 112
ix
30. Tabel III.4.11 .................................................................................... 115
31. Tabel III.4.12 .................................................................................... 120
32. Tabel III.4.13 .................................................................................... 122
33. Tabel III.4.14 .................................................................................... 124
34. Tabel III.4.15 .................................................................................... 126
35. Tabel III.4.16 .................................................................................... 127
36. Tabel III.4.17 .................................................................................... 128
37. Tabel III.4.18 .................................................................................... 128
38. Tabel III.4.19 .................................................................................... 129
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang
demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan
pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan yang baik.Upaya ini juga selaras dengan
tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan
yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam
pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja
pemerintah daerah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bireuen
disusun berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan
akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja
Pemerintah Kabupaten Bireuen .
Pada setiap akhir tahun anggaran setiap instansi sudah mulai
melakukan proses penyusunan LKIP untuk mengukur pencapaian target
kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja.
pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 2
membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi
pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Bireuen.
LKIP menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-
jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis
instansi. Dalam lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
disebutkan bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahunan
dari setiap Kabupaten/Kota disampaikan kepada Presiden/Wakil Presiden
dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara, Gubernur/Kepala Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Kepala Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
1. Dasar Hukum Penyusunan LKIP
LKIP Kabupaten Bireuen sebagai salah satu bentuk
pertanggung-jawaban kinerja tahunan yang telah disusun dalam
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan perjanjian kinerja dipakai
sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun
kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. LKIP
Kabupaten Bireuen Tahun 2015 disusun berdasarkan beberapa
landasan sebagai berikut :
1. Landasan Idiil yaitu Pancasila
2. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945
3. Landasan Operasional:
a. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten
Simeulue, sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2000;
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme;
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 3
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
e. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun
2008;
g. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan
minimal;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
l. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
m. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
n. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 4
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
2. Maksud Dan Tujuan
Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan
fungsi publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi,
politik, dan budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada
pencapaian hasil dan pertanggungjawaban berdasarkan nilai–nilai
akuntabilitas menuju pemerintah yang bersih, berwibawa, dan
akuntabel.
Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Bireuen pada setiap
akhir periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan,
capaian kinerja dalam wujud Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP) yang dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada
hakekatnya adalah merupakan ”Pertanggungjawaban Publik”.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) selain memiliki
fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan
pihak–pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana
perbaikan manajemen kepemerintahan serta sebagai media
pertangungjawaban kepada lembaga legislatif dan publik. Fungsi
tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan
dan penyampaian LKIP Kabupaten Bireuen.
Maksud penyusunan dan penyampaian LKIP pemerintah
Kabupaten Bireuen Tahun 2015 adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah
daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKIP juga menjadi
alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit
organisasi.
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 5
Tujuan penyusunan LKIP sebagai salah satu alat untuk
mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja
Pemerintah Kabupaten Bireuen. Identifikasi keberhasilan,
permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKIP, menjadi sumber
untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKIP sebagai
proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan
kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.
3. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
ini mengkomunikasikan Pencapaian Kinerja Pemerintah Kabupaten
Bireuen selama Tahun 2015. Pengukuran capaian kinerja
(performance results) tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan
Perjanjian Kinerja tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan
tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap
penetapan kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya
sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di
masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bireuen Tahun
2015 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini.
Sistematika penyajian LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Gambaran Umum Kabupaten Bireuen
C. Perekonomian
D. Sumber Daya Manusia dan Aparatur
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 6
E. Isu – Isu Strategis
F. Permasalaha Utama
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis
B. Indikator Kinerja Utama (IKU)
C. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Kinerja
dalam RPJM Kabupaten Bireuen 2012-2017
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
B. Capaian Indikator Kinerja Utama
C. Realisasi Anggaran
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN
B. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BIREUEN
1. Sejarah Pemerintah Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen dalam catatan sejarah dikenal sebagai
daerah Jeumpa. Dahulu Jeumpa merupakan sebuah kerajaan kecil di
Aceh. Menurut Ibrahim Abduh dalam Ikhtisar Radja Jeumpa,
Kerajaan Jeumpa terletak di Desa Blang Seupeung, Kecamatan
Jeumpa, Kabupaten Bireuen.
Kerajaan-kerjaan kecil di Aceh tempo dulu termasuk Jeumpa
mengalami pasang surut. Apalagi setelah kehadiran Portugis ke
Malaka pada tahun 1511 M yang disusul dengan kedatangan
Belanda. Secara de fakto Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904,
yaitu ketika Belanda dapat menduduki Benteng Kuta Glee di Batee
Iliek, di bagian barat Kabupaten Bireuen.
Kemudian dengan Surat Keputusan Vander Guevernement
General Van Nederland Indie tanggal 7 September 1934, Aceh dibagi
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 7
menjadi enam Afdeeling (Kabupaten) yang dipimpin oleh seorang
Asisten Residen. Salah satunya adalah Afdeeling Noord Kust van
Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang dibagi dalam tiga Onder
Afdeeling (kewedanan).Kewedanan dikepalai oleh seorang
Countroleur (wedana) yaitu: Onder Afdeeling Bireuen (kini
Kabupaten Bireuen), Onder Afdeeling Lhokseumawe (Kini Kota
Lhokseumawe) dan Onder Afdeeling Lhoksukon (Sekarang jadi Ibu
Kota Aceh Utara). Selain Onder Afdeeling tersebut, terdapat juga
beberapa daerah Ulee Balang (Zelf Bestuur) yang dapat memerintah
sendiri terhadap daerah dan rakyatnya, yaitu Ulee Balang
Keureutoe, Geureugok, Jeumpa dan Peusangan yang diketuai oleh
Ampon Chik.
Pada masa pendudukan Jepang istilah Afdeeling diganti
dengan Bun, Onder Afdeeling diganti dengan Gun, Zelf Bestuur
disebut Sun. Sedangkan mukim disebut Kun dan gampong disebut
Kumi. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Aceh Utara
disebut Luhak, yang dikepalai oleh Kepala Luhak sampai tahun
1949.
Kemudian, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia
melalui Konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949,
dibentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan
beberapa negara bagian. Salah satunya adalah Negara Bagian
Sumatera Timur, Aceh dan Sumatera Utara tergabung didalamnya
dalam Provinsi Sumatera Utara. Kemudian melalui Undang-Undang
Darurat nomor 7 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom
setingkat Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, maka dibentuklah
Daerah Tingkat II Aceh Utara.
Keberadaan Aceh dibawah Provinsi Sumatera Utara
menimbulkan rasa tidak puas masyarakat Aceh. Para tokoh Aceh
menuntut agar Aceh berdiri sendiri sebagai sebuah provinsi. Hal ini
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 8
juga yang kemudian memicu terjadinya pergolakan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1953.
Pergolakan ini baru padam setelah keluarnya Keputusan
Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 1/ Missi/ 1957 tentang
pembentukan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Aceh Utara
sebagai salah satu daerah Tingkat dua, Bireuen masuk dalam
wilayah Kabupaten Aceh Utara. Baru pada tahun 1999 Bireuen
menjadi Kabupaten tersendiri setelah lepas dari Aceh Utara selaku
Kabupaten Induk, pada tanggal 12 Oktober 1999, melalui Undang
Undang Nomor 48 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten
Bireuen dan Kabupaten Simeulue sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000.
Beragam kisah heroik terekam
dalam catatan sejarah, dan
pada benteng pertahanan di
Batee Iliek menjadikan daerah
terakhir yang diserang oleh
pasukan Belanda yang
menyisakan kisah kepahlawan
pejuang Aceh dalam
menghadapi serangan Belanda.
Beragam kisah heroik terekam dalam catatan sejarah, dan
pada benteng pertahanan di Batee Iliek menjadikan daerah terakhir
yang diserang oleh pasukan Belanda yang menyisakan kisah
kepahlawan pejuang Aceh dalam menghadapi serangan Belanda.
Kisah heroik lainnya terekam pada situs sejarah makam syahid
lapan di Kecamatan Simpang Mamplam. Pelintas jalan Medan-
Banda Aceh, sering menyinggahi tempat ini untuk ziarah. Di
kuburan itu, delapan syuhada dikuburkan. Mereka wafat pada tahun
1902 saat melawan pasukan Marsose, Belanda.
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 9
Menurut penuturan sejarah, delapan syuhada tersebut
berhasil menewaskan pasukan Marsose yang berjumlah 24 orang
namun ketika mereka mengumpulkan senjata dari tentara Belanda
yang tewas itu, mereka diserang oleh pasukan Belanda lainnya yang
datang dari arah Jeunieb yang menewaskan delapan pejuang aceh
tersebut, kedelapan pejuang yang syahid adalah : Tgk Panglima
Prang Rayeuk Djurong Bindje, Tgk Muda Lem Mamplam, Tgk Nyak
Bale Ishak Blang Mane, Tgk Meureudu Tambue, Tgk Balee Tambue,
Apa Sjech Lantjok Mamplam, Muhammad Sabi Blang Mane, serta
Nyak Ben Matang Salem Blang Teumeuleuk. Nama mereka tertera
pada situs makam yang dikenal sebagai kubu syuhada lapan yang
terletak di pinggir jalan lintas Banda Aceh - Medan di kawasan
Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen.
Istana Tun Sri Lanang atau yang
dikenal dengan nama Rumoh
Krueng adalah sebuah bangunan
tempat tinggal Tun Sri Lanang
tahun 1613-1659. Yang terletak
di Mukim Kuta Blang Kecamatan
Samalanga.
Istana Tun Sri Lanang terbuat dari kayu beratap rumbia yang
menghadap ke arah selatan dengan denah persegi panjang yang
berukuran 18 x 12,17 meter.
Istana ini memilki bentuk atau ciri khas bangunan tradisional
Aceh : berbentuk rumah panggung, mempunyai atap tampung lima,
mempunyai dua serambi atau seramoe keue dan seramo likoet yang
berfungsi seramoe keue (serambi depan) untuk tempat bertamu
kaum laki-laki dan seramoe likoet atau serambi belakang untuk
tamu-tamu kaum perempuan. Kemudian pada bagian tengah ada
kamar tidur dalam bahasa Aceh disebut Juree. Secara umum
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 10
bangunan atau Istana Tun Sri lanang ini didominasi oleh warna
putih dengan pemakaian warna hijau sebagai penegasan bentuk
elemen bangunan.
2. Kondisi Geografis
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 23
kabupaten/kota yang berada di bawah wilayah administrasi Provinsi
Aceh. Posisi geografis Bireuen sangat strategis dibanding kabupaten
lain, karena berada di bagian Timur Provinsi Aceh yang
menghubungkan bagian tengah sampai bagian barat dengan
berbatasan langsung laut lepas (Selat Malaka). Kabupaten Bireuen
menjadi hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir perairan lepas
serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari datar
(pantai) sampai bergelombang (gunung dan perbukitan). Nilai
strategis Kabupaten Bireuen adalah sebagian wilayah selatan
merupakan perbukitan dan wilayah utara didominasi oleh kawasan
pesisir pantai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten, Dalam kebijakan penataan ruang nasional
(Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN),
Kota Juang yang menjadi ibukota Kabupaten Bireuen ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp) dan satu pusat permukiman
lainnya yaitu Kecamatan Peusangan ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) serta ditetapkan jaringan jalan nasional
disepanjang sisi pantai timur sebagai Trans Lintas Timur Sumatera.
Selain jalan sisi Pantai Timur, di Kabupaten Bireuen juga terdapat
jalur jalan lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Bener
Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah yang juga telah ditetapkan
sebagai jalan nasional.
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 11
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu kabupaten dalam
Provinsi Aceh yang letaknya sangat strategis dan dilintasi oleh jalan
nasional serta diapit oleh beberapa kabupaten dan merupakan pusat
perdagangan di wilayahnya. Secara geografis, Kabupaten Bireuen
terletak pada posisi N 4053’20,3” - N 5016’25,8”Lintang Utara (LU)
dan E 096055’30,1” - E 096019’45,9” Bujur Timur (BT) dengan luas
wilayahnya 1,796.32 Km2 atau (179.632 Ha) dan berada pada
ketinggian 0 sampai 2.637 meter Dari Permukaan Laut (DPL). Batas-
batas administratif Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatas dengan Selat Malaka;
Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara;
Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Bener Meriah,
Aceh Tengah dan Pidie;
Sebelah Barat : berbatas dengan Kabupaten Pidie Jaya dan
Pidie.
Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi
strategis, karena terletak sebagai berikut:
1. Kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera yang merupakan
kawasan cepat berkembang di Pulau Sumatera, dibandingkan
dengan kawasan tengah dan kawasan Pantai Barat Sumatera.
2. Berdekatan dengan pusat pertumbuhan Kota Lhokseumawe dan
Medan yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
Disamping itu, di Kota Medan juga terdapat Pelabuhan dan
Bandar Udara Internasional.
3. Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan
Zona Ekonomi Eksklusif dan jalur pelayaran perdagangan
internasional yang padat.
4. Dilintasi oleh Jalan Trans Sumatera, yang merupakan jalur
perdagangan yang padat di Pulau Sumatera. Di masa
mendatang, Jalan Trans Sumatera pada ruas antara Medan
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 12
sampai Bandar Lampung direncanakan untuk dikembangkan
sebagai jalan internasional Trans Asia dan Trans Asean.
Kabupaten Bireuen terletak antara 040 54’ – 050 21’
Lintang Utara dan 960 20’ – 970 21’ Bujur Timur serta berada pada
ketinggian 0 – 2637 meter dari permukaan laut (DPL). Topografi
Kabupaten Bireuen terdiri dari 1 lembah, 53 lereng, dan 555 dataran
dimana pantai dengan dataran rendah berada di sebelah utara dan
daerah pegunungan berada di sebelah selatan.
Kabupaten Bireuen juga dilalui oleh 17 sungai, yaitu Krueng
Samalanga, Krueng Inong, Krueng Agam, Krueng Pandrah, Krueng
Jeunib, Krueng Suyoh, Krueng Nalan, Krueng Peudada, Krueng
Uneun, Krueng Wie, Krueng Bugeng, Krueng Simpo, Krueng Meuh,
Krueng Gunci, Krueng Pineueng, Krueng Mane, Krueng Peusangan
yang seluruhnya bermuara ke Selat Malaka.
Peta Pemerintah Kabupaten Bireuen
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 13
3. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Bireuen adalah 1,796.32 Km2 atau
(179.632 Ha), terdiri dari 17 kecamatan yang dibagi menjadi 75
Mukim dan 609 Gampong (desa). Kecamatan Peudada mempunyai
wilayah terbesar yaitu 312,84 Km2, sementara kecamatan Kota
Juang dengan wilayah paling kecil yaitu 16,91 Km2. Jumlah
Gampong (desa) yang terbanyak terdapat di Kecamatan Peusangan
dengan jumlah Penduduk 51.312, dan Jumlah Gampong (desa) yang
kecil terdapat di Kecamatan Kota Juang dengan jumlah Penduduk
47.125 jiwa.
Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan
sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bireuen.
Klasifikasi penggunaan lahan terdiri dari pekarangan, sawah
dengan luas nya. 22.601,00 Ha atau 11,89 persen, Tegal/Kebun
49.403,00 Ha atau 25,99 persen, ladang/Huma 21.402,00 Ha atau
11,26 persen, perkebunan 20.263,00 Ha atau 10,66 persen, hutan
rakyat 9.517,00 Ha atau 5,01 persen, padang rumput 7.868,00 Ha
atau 4,1 persen, lain-lain 18.678,00 Ha atau 9,82 persen, Lahan
Bukan Pertanian 40.389,00 Ha atau 21,24 persen.
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 14
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen
4. Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bireuen pada tahun 2015
sebanyak 423.397 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 207.664
jiwa dan perempuan perempuan sebanyak 215.733 jiwa.
-
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
30,000.00
35,000.00
40,000.00
45,000.00
50,000.00
22,6
01.0
0
49,4
03.0
0
21,4
02.0
0
20,2
63.0
0
9,5
17.0
0
7,8
68.0
0
18,6
78.0
0
40,3
89.0
0
Penggunaan Lahan
Ha
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 15
Tabel I.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2015
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Samalanga 15.210 15.210 30.476
2 SimpangMamplam 14.042 14.042 27.881
3 Pandrah 3.933 3.933 7.974
4 Jeunieb 12.894 12.894 25.867
5 Peulimbang 5.390 5.390 11.225
6 Peudada 12.697 12.697 26.045
7 Jeumpa 15.974 15.974 32.158
8 Kota Juang 18.169 18.169 36.086
9 Juli 23.466 23.466 47.125
10 Kuala 8.317 8.317 17.411
11 Jangka 12.877 12.877 26.639
12 Peusangan 24.713 24.713 51.312
13 Peusangan Selatan 6.921 6.921 14.286
14 Peusangan Siblah
Krueng 5.623 5.623 11.622
15 Kuta Blang 7.085 7.085 14.676
16 Gandapura 10.185 10.185 21.420
17 Makmur 10.168 10.168 21.194
Jumlah 207.664 215.733 423.397
Sumber data Buku Bireuen Dalam Angka Tahun 2015.
Kepadatan penduduk dapat dilihat dari ‘beberapa sudut
pandang giografis, kepadatan penduduk agraris, penduduk pada
suatu daerah setiap kilometer persegi. Selain itu, kepadatan
penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan
tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Penyebaran
penduduk Kabupaten Bireuen tidak merata. Wilayah yang
mempunyai kepadatan penduduk geografis rata-rata tertinggi
terletak pada Kecamatan Peusangan dengan jumlah penduduk
51,312 jiwa, Kecamatan Kota Juang 47,125 jiwa dan Kecamatan
Jeumpa 36,086 jiwa, sedangkan rata-rata terendah terletak
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 16
pada Kecamatan Pandrah 7,974 jiwa, Kecamatan Peulimbang
11,225 jiwa dan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng 11,622
jiwa.
Tabel I.2
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan
Per Km2 tahun 2015
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan Per
Km2
1 Samalanga 156,22 30.476 195
2 SimpangMamplam 218,49 27.881 128
3 Pandrah 89,33 7.974 89
4 Jeunieb 114,52 25.867 226
5 Peulimbang 64,15 11.225 175
6 Peudada 391,33 26.045 67
7 Jeumpa 212,08 32.158 152
8 Kota Juang 69,42 36.086 520
9 Juli 31,56 47.125 1.493
10 Kuala 23,72 17.411 734
11 Jangka 81,18 26.639 328
12 Peusangan 122,48 51.312 419
13 Peusangan Selatan 106,33 14.286 134
14 Peusangan Siblah Krueng 76,62 11.622 152
15 Kuta Blang 66,53 14.676 221
16 Gandapura 36,15 21.420 593
17 Makmur 41,10 21.194 516
Sumber data Buku Bireuen Dalam Angka 2015
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 17
C. PEREKONOMIAN
1. Potensi Unggulan Daerah.
a. Sektor Pertanian dan Tanaman Pangan
Peningkatan kesejahteraan
masyarakat akan mempengaruhi
perkembangan dan pergeseran
pola hidup dan budaya
masyarakat, juga diikuti dengan
pergeseran konsumsi kebutuhan
pokok termasuk pola makan dan
konsumsi bahan makanannya,
di Kabupaten Bireuen aktivitas pertanian dan perkebunan
berpotensi didorong sebagai sektor strategis yang mendukung
pengembangan wilayah terutama jika dikaitkan dengan
pengembangan perekonomian masyarakat Kegiatan pertanian
dan perkebunan yang dapat dikembangkan terdiri atas
kegiatan penanaman padi, kedelai, tanamam jagung, tanaman
kacang tanah, kacang hijau tanaman hortikultura, Pertanian
dan perkebunan merupakan sektor utama di Kabupaten
Bireuen, sebesar 78,76 persen wilayah kabupaten bireuen
digunakan sebagai lahan pertanian. Dari 149.732 Hektar
sebesar 15.09 persen merupakan lahan pertanian sawah.
Sementara itu sebesar 38,86 persen lahan pertanian bukan
sawah digunakan sebagai lahan tegal.
Lahan Sawah di kabupaten Bireuen sebesar 70,05 persen
merupakan lahan sawah irigasi, dengan luas sawah irigasi
terbesar berada di kecamatan Peusangan 1.752 Ha dan
Kecamatan Simpang Mamplam 1.690 Ha. Semua sawah irigasi
di kabupaten ini ditanami dua kali dalam setahun. Jika
dibandingkan dengan tahun 2013, produksi padi kabupaten
bireuen mengalami penurunan sebesar 11,22 persen dengan
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 18
produksi padi terbesar berada di kecamatan Peusangan 29.460
ton dan kecamatan Jangka 18.587 ton.
Selain padi, Kabupaten Bireuen juga memiliki
produktivitas tanaman kedelai yang cukup tinggi. Dua
Kecamatan dengan Produktivitas Penanaman Kedelai Tertinggi
berada di Kecamatan Peusangan (17,41 Kw/Ha) dan Kecamatan
Simpang Mamplam (16,80 Kw/Ha). Berdasarkan Total Produksi
Kedelai Kabupaten Bireuen pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 15,94 persen.
Tabel I.3
Luas Lahan Pertanian Dan Bukan Pertanian
Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bireuen Tahun 2014
No Kecamatan Luas Kecamatan Luas Lahan
Pertanian
Luas Lahan
Bukan
Pertanaian
1 Samalanga 156,22 117,85 38,37
2 Sp. Mamplam 218,49 93,42 125,07
3 Pandrah 89,33 83,26 6,07
4 Jeunieb 114,52 103,68 10,84
5 Peulimbang 64,15 52,92 11,23
6 Peudada 391,33 382,96 8,37
7 Juli 212,08 161,75 50,33
8 Jeumpa 69,42 50,97 18,45
9 Kota Juang 31,56 15,53 16,03
10 Kuala 23,72 18,15 5,57
11 Jangka 81,18 64,95 16,23
12 Peusangan 122,48 90,30 32,18
13 Peusangan Selatan 106,33 90,40 15,93
14 Peusangan Siblah
Krueng 76,62 58,48 18,14
15 Makmur 66,53 51,64 14,89
16 Gandapura 36,15 26,33 9,82
17 Kuta Blang 41,1 34,73 6,37
Jumlah/Total 1.901,21 1.497,32 403,89
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 19
2. Pendapatan Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten
Bireuen, sebagai salah satu
indikator perekonomian
Kabupaten, dari tahun ke
tahun terus mengalami
fluktuasi, yang tentu
menggambarkan geliat
pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan yang juga
meningkat dari waktu ke
waktu. Pada Tahun 2011,
laju Pertumbuhan PDRB bila
menurut ADHB adalah 11,63 % dengan nilai sebesar Rp. 6,46 Triliun
dan mengalami sedikit penurunan di tahun 2012 menjadi 11,51 %
dengan nilai sebesar Rp. 7,2 Triliun. Untuk tahun 2013, memiliki
Laju Pertumbuhan 10,82 % dengan nilai sebesar Rp. 7,99 Triliun.
Sebagai Proyeksi, tahun 2014, PDRB ADHB Kabupaten Bireuen
memiliki laju pertumbuhan sebesar 11,32 %. dengan nilai sebesar Rp.
8,9 Triliun. Tahun 2015, PDRB ADHB Kabupaten Bireuen memiliki
laju pertumbuhan sebesar 11,22 %. dengan nilai sebesar Rp. 9,93
Triliun
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 20
Table I.4
Gambaran progresif kenaikan PDRB (ADHB) Kabupaten Bireuen
tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
2011 2012 2013 2014 2015
1 PERTANIAN 2.428.000.730.000 9,93 2.697.037.070.000 11,08 2.896.122.830.000 7,38 3.170.096.049.718 9,46 3.465.231.991.947 9,31
2PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN70.371.240.000 6,62 75.807.320.000 7,72 81.493.380.000 7,50 87.426.098.064 7,28 93.983.055.419 7,50
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 79.802.060.000 6,29 81.954.930.000 2,70 89.250.790.000 8,90 94.570.137.084 5,96 100.102.490.103 5,85
4LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH27.094.640.000 9,73 28.111.770.000 3,75 31.239.450.000 11,13 33.801.084.900 8,20 36.400.388.329 7,69
5 KONSTRUKSI 586.041.080.000 6,90 624.305.910.000 6,53 697.075.090.000 11,66 755.350.567.524 8,36 822.199.092.750 8,85
6PERDAGANGAN, HOTEL &
RESTORAN1.682.481.330.000 11,87 1.845.046.120.000 9,66 2.043.789.950.000 10,77 2.263.906.127.615 10,77 2.499.352.364.887 10,40
7PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI825.489.450.000 12,06 933.314.120.000 13,06 1.086.966.880.000 16,46 1.237.620.489.568 13,86 1.416.580.412.360 14,46
8KEUANGAN, REAL ESTAT
& JS. PRSH.130.873.300.000 13,40 147.742.380.000 12,89 159.917.890.000 8,24 178.324.439.139 11,51 197.726.138.117 10,88
9 JASA - JASA 632.300.310.000 23,93 773.095.720.000 22,27 900.194.340.000 16,44 1.088.154.918.192 20,88 1.304.262.484.945 19,86
6.462.454.140.000 11,63 7.206.415.340.000 11,51 7.986.050.600.000 10,82 8.909.249.911.804 11,32 9.935.838.418.856 11,22
NO LAPANGAN USAHATAHUN PROYEKSI
JUMLAH
Kenaikan yang optimis juga dapat dilihat dari PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) yang menunjukkan trend kenaikan
yang positif, dari sebesar Rp 2,77 Triliun pada tahun 2011 menjadi
Rp 2,93 Triliun pada tahun 2012, Rp 3,07 Triliun pada tahun 2013
dan Rp 3,23 Triliun proyeksi pada tahun 2014 serta proyeksi PDRB
ADHK untuk Tahun 2015 sebesar Rp. 3,42 Triliun. Kenaikan ini
rata-rata mencapai angka laju pertumbuhan sebesar 5,30% pada
tahun 2011, 5,59% pada tahun 2012 dan 4,66% pada tahun 2013 dan
proyeksi untuk tahun 2014 sebesar 5,18% dan proyeksi laju
pertumbuhan tahun 2015 sebesar 5,14 %. Gambaran tentang
kenaikan yang progresif PDRB (ADHK) Kabupaten Bireuen tahun
2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 21
Tabel I.5
Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB (ADHK), struktur
perekonomian Kabupaten Bireuen secara umum kontribusi paling
besar diberikan oleh sektor jasa - jasa yang mencapai 8,01%
sepanjang tahun 2011‐ 2014, diikuti oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 6,96%, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar
5,73%, sektor perdagangan,hotel dan restoran sekitar 5,12%, sektor
kontruksi sebesar 5,02%; sektor pertambangan sebesar 4,75%, sektor
keuangan dan real estate sebesar 4,48%, sektor pertanian sebesar
4,18% dan sektor industri pengolahan sebesar 2,55%.
Sektor utama dalam beberapa tahun ke depan masih akan
menjadi tiang penyangga perekonomian Kabupaten Bireuen, yang
apabila dilihat dalam konteks pengelompokkan lapangan usahanya,
maka struktur perekonomian Kabupaten Bireuen didominasi oleh
2011 2012 2013 2014 2015
1 PERTANIAN 869.122.160.000 4,50 917.215.810.000 5,53 934.452.470.000 1,88 969.120.656.637 5,34 1.004.493.560.604 3,65
2PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN44.822.450.000 5,26 46.794.640.000 4,40 48.853.600.000 4,40 51.003.158.400 5,33 532.217.957.790 4,35
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 37.330.060.000 4,25 38.049.530.000 1,93 38.614.150.000 1,48 39.274.451.965 3,40 39.922.480.422 1,65
4LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH10.425.580.000 8,71 10.759.730.000 3,21 11.381.110.000 5,78 11.892.121.839 6,47 12.421.321.261 4,45
5 KONSTRUKSI 202.083.130.000 5,43 210.914.160.000 4,37 221.312.230.000 4,93 231.603.248.695 5,77 242.233.837.810 4,59
6PERDAGANGAN, HOTEL &
RESTORAN896.537.530.000 4,50 940.879.280.000 4,95 987.665.870.000 4,97 1.036.654.097.152 6,29 1.087.450.147.912 4,90
7PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI295.564.480.000 7,06 314.916.140.000 6,55 338.579.100.000 7,51 362.381.210.730 6,70 387.711.657.360 6,99
8KEUANGAN, REAL ESTAT
& JS. PRSH.43.221.470.000 7,26 45.132.500.000 4,42 45.832.660.000 1,55 47.203.056.534 6,18 48.609.707.619 2,98
9 JASA - JASA 375.993.290.000 7,49 405.653.400.000 7,89 440.243.760.000 8,53 476.387.772.696 7,97 543.224.977.205 8,17
2.775.100.150.000 5,30 2.930.315.190.000 5,59 3.066.934.950.000 4,66 3.225.519.774.648 5,18 3.419.289.485.984 5,14
NO LAPANGAN USAHATAHUN PROYEKSI
JUMLAH
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 22
sektor tersier (Perdagangan, Hotel dan Restoran; Transportasi dan
Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; serta
Jasa‐ jasa lainnya) yang mencapai 7,30%, disusul sektor primer yang
mencapai 5,34% (Pertanian, Pertambangan); dan sisanya adalah
sektor sekunder yang hanya sebesar 5,20% (Industri Pengolahan,
Listrik, Gas dan Air Bersih serta Kontruksi). Dalam kurun empat
tahun terakhir sektor tersier semakin dominan, dimana secara rata-
rata lebih dari separuh perekonomian Bireuen dibentuk oleh sektor
tersier, hal ini disebabkan karena faktor semakin menggeliatnya
perdagangan dengan semakin kondusifnya stabilitas keamanan.
Sedangkan jika ditinjau dari segi sektoral, maka kontribusi yang
paling dominan dihasilkan dari sektor perdagangan, hotel dan
restoran dan sektor pertanian. Sepanjang kurun waktu 2011-2014
perekonomian Kabupaten Bireuen mengalami pertumbuhan yang
cukup stabil.
3. Distabulasi Persentase PDRB
Kenaikan yang optimis juga dapat dilihat dari PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) yang menunjukkan trend kenaikan
yang positif, dari sebesar Rp 6,46 Triliun pada tahun 2011 menjadi
Rp 7,21 Triliun pada tahun 2012, Rp 7,99 Triliun pada tahun 2013
dan Rp 8,91 Triliun pada tahun 2014. Kenaikan ini rata-rata
mencapai angka 11,63% pada tahun 2011, 11,51% pada tahun 2012
dan 10,82% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 11,32%.
Gambaran tentang kenaikan yang progresif PDRB (ADHB)
Kabupaten Bireuen tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel berikut
ini
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 23
Tabel I.6
Distabulasi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015 %
1 PERTANIAN 2.428.000.730.000 37,57 2.697.037.070.000 37,43 2.896.122.830.000 36,26 3.170.096.049.718 35,58 3.465.231.991.947 34,88
2PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN70.371.240.000 1,09 75.807.320.000 1,05 81.493.380.000 1,02 87.426.098.064 0,98 93.983.055.419 0,95
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 79.802.060.000 1,23 81.954.930.000 1,14 89.250.790.000 1,12 94.570.137.084 1,06 100.102.490.103 1,01
4LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH27.094.640.000 0,42 28.111.770.000 0,39 31.239.450.000 0,39 33.801.084.900 0,38 36.400.388.329 0,37
5 KONSTRUKSI 586.041.080.000 9,07 624.305.910.000 8,66 697.075.090.000 8,73 755.350.567.524 8,48 822.199.092.750 8,28
6PERDAGANGAN, HOTEL &
RESTORAN1.682.481.330.000 26,03 1.845.046.120.000 25,60 2.043.789.950.000 25,59 2.263.906.127.615 25,41 2.499.352.364.887 25,15
7PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI825.489.450.000 12,77 933.314.120.000 12,95 1.086.966.880.000 13,61 1.237.620.489.568 13,89 1.416.580.412.360 14,26
8KEUANGAN, REAL ESTAT
& JS. PRSH.130.873.300.000 2,03 147.742.380.000 2,05 159.917.890.000 2,00 178.324.439.139 2,00 197.726.138.117 1,99
9 JASA - JASA 632.300.310.000 9,78 773.095.720.000 10,73 900.194.340.000 11,27 1.088.154.918.192 12,21 1.304.262.484.945 13,13
6.462.454.140.000 100,00 7.206.415.340.000 100,00 7.986.050.600.000 100,00 8.909.249.911.804 100,00 9.935.838.418.856 100,00
NO LAPANGAN USAHATAHUN PROYEKSI
JUMLAH
D. SUMBER DAYA MANUSIA DAN APARATUR
Keadaan Aparat Pemerintah dilingkungan Pemerintah Kabupaten
Bireuen untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat pada tahun 2015 sejumlah 10.050 orang yang
terdiri dari : Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut:
a. Golongan I : 87 orang, Golongan II : 2.820 orang, Golongan III : 4.144
orang, Golongan IV : 2.999 orang;
b. Jabatan Struktural yang terdiri dari Eselon II :32 orang, Eselon III :
168 orang, Eselon IV : 500 orang, Eselon V : 39 orang;
Jabatan Fungsional terdiri dari : Jabatan Tenaga Guru : 5.227 orang,
Tenaga Kesehatan : 2.030 orang dan Tenaga Teknis/Administrasi
lainnya : 2.793 orang;
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 24
c. Tingkat Pendidikan terdiri dari SD : 18 orang, SMP : 92 Orang,
SMA/D1 2.489 orang, D2 : 167 orang, D3 : 1.238 orang, D4 : 69
orang, S1 : 5.820 orang, S2 : 156 orang, S3 : 1 orang.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja Aparat
Pemerintah Kabupaten Bireuen telah melakukan berbagai program
melalui memberikan penghargaan, pendidikan pelatihan teknis umum
dan fungsional, serta pemberian hukuman dan pembinaan.
1. Kelembagaan Perangkat Daerah
Sebagai pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bireuen serta upaya mendukung
peningkatan pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten telah
menetapkan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja (SOTK) Instansi
Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam
bentuk Qanun Kabupaten yang terdiri dari:
a. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 5 Tahun
2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Dalam Kabupaten Bireuen;
b. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam
Kabupaten Bireuen;
c. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Sekretariat Kabupaten Bireuen;
d. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bireuen;
e. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas pada
Kabupaten Bireuen;
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 25
f. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bireuen
g. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Lembaga
Keistimewaan Kabupaten Bireuen;
h. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan
Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten
Bireuen.
i. Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 9 Tahun
2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Bireuen;
Susunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instansi
pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen adalah
sebagai berikut :
1. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah
Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas
Pokok Sekretaris Daerah adalah membantu Bupati dalam
melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan,
administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.
Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1)
pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2)
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan,
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 26
kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3)
pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan
sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana
pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan pelaksanaan
pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6)
pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Dinas Daerah
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah
daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
3. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang
dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai
unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala
Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
4. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah
yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Kabupaten Bireuen terdiri dari 17 (tujuh belas) Kecamatan, 75
(tujuh lima) Kemukiman dan 609 Gampong/desa.
Untuk lebih jelas tentang Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat dijabarkan sebagai
berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 27
a). Bupati dan Wakil Bupati Bireuen.
b). Staf Ahli Bupati Bireuen:
1). Staf Ahli Bidang Kesejahteraan dan Peningkatan
SDM.
2). Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kerjasama Antar
Lembaga.
3). Staf Ahli Bidang Administrasi Keuangan.
4). Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
5). Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum.
c). Sekretariat Daerah:
1). Asisten Pemerintahan :
a. Bagian Pemerintahan Umum.
b. Bagian Pemerintahan Mukim dan Gampong.
c. Bagian Hukum.
2). Asisten Ekonomi Pembangunan :
a. Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam.
b. Bagian Administrasi Pembangunan.
c. Bagian Kesejahteran Rakyat dan Keistimewaan
Aceh.
3). Asisten Administrasi Umum:
a. Bagian Umum.
b. Bagian Organisasi dan Kepegawaian.
c. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler.
d). Sekretariat DPRK
1). Bagian Umum.
2). Bagian Risalah dan Hukum.
3). Bagian Keuangan.
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 28
e). Dinas Daerah
1). Dinas Syariat Islam
2). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
3). Dinas Kesehatan
4). Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
5). Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan
Informatika
6). Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Perumahan
Rakyat
7). Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi
8). Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah (UKM)
9). Dinas Pertanian, Peternakan,
10). Dinas Kelautan dan Perikanan
11). Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
12). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
13). Dinas Kehutanan dan Perkebunan
14). Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata
15). Dinas Pegelolaan Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
g). Lembaga Teknis Daerah
1). Inspektorat Kabupaten
2). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3). Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
4). Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Keluarga Sejahtera
5). Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
6). Badan Pembinaan Pendidikan Dayah
7). Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
8). Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
9). Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 29
10). Kantor Perpustakaan dan Arsip
11). Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen
12). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
h). Sekretariat Lembaga Keistimewaan Kabupaten
Bireuen
1). Sekretariat MPU
2). Sekretariat MAA
3). Sekretariat MPD
4). Sekretariat BMK
i). Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
Pemerintah Kabupaten Bireuen dan seluruh perangkat di
bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan
daerah maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi
selaku penyelenggara semua urusan pemerintahan yang menjadi
tanggungjawab Pemerintahan Kabupaten.
E. ISU – ISU STRATEGIS
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi kemajuan Kabupaten Bireuen. Berdasarkan
permasalahan pembangunan di Kabupaten Bireuen serta
mempertimbangkan isu-isu dan dinamika secara nasional dan regional,
Isu-isu strategis yang harus diatasi secara sungguh-sungguh oleh
pemerintah Kabupaten Bireuen dalam periode 2012-2017 sebagai berikut :
1. Belum optimalnya implementasi nilai-nilai islam dalam kehidupan
masyarakat.
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 30
2. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan
berwibawa
3. Masih rendahnya sumber daya manusia yang tercermin dari kualitas
pelayanan pendidikan dan kesehatan yang belum optimal.
4. Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya angka
kemiskinan
5. Belum memadainya kesediaanya ketersediaan infratruktur dalam
mendorong percepatan perekonomiaan daerah.
6. Pemanfaatan sumber daya ekonomi lokal yang belum optimal
7. Kelestarian lingkungan dan mitigasi bencana
8. Kerentanan keberlanjutan perdamaian
1. Inovasi Daerah.
Beberapa hal yang mendasari implementasi inovasi daerah
Kabupaten Bireuen adalah terjadinya pergeseran perekonomian
global dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke ekonomi
berbasis pengetahuan (knowledge based economy); adanya daya saing
daerah yang ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan potensi
daerah melalui inovasi; karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi
global, dan cenderung membentuk jejaring; posisi tenaga kerja
dengan upah tinggi, ketrampilan luas dengan berbagai disiplin,
pembelajaran tanpa kenal waktu, dan pengelolaan SDM kolaboratif;
serta rendahnya entrepreneurship masyarakat. Fakta-fakta tersebut
harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Mengabaikan hal-hal tersebut bisa mengakibatkan tertinggalnya
Kabupaten Bireuen dalam kompetisi dengan daerah-daerah lainnya.
Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Kabupaten Bireuen
senantiasa memotivasi dan mendorong aparat pemerintah,
masyarakat, swasta, dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 31
mengembangkan kreativitas dan inovasi serta lebih memanfaatkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Inovasi sebagai cara untuk
menerapkan Iptek yang telah ada disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan diupayakan selalu menjadi mindset semua elemen
kabupaten, sedangkan Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya
disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk
menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar instansi
pemerintah, pemerintah daerah, lembaga Litbang, lembaga
pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan
masyarakat di daerah.
Dalam melaksanakan pengembangan inovasi daerah,
Pemerintah Kabupaten Bireuen senantiasa menjalin kerjasama
dengan daerah lain, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat,
swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat, dengan
senantiasa mengacu pada kondisi kultural/budaya Bireuen agar
terjadi kolaborasi/sinergitas sehingga menjadi sebuah sistem inovasi
daerah yang saling terkait dan berkelanjutan. Kerjasama yang telah
dilakukan Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam rangka sistem
inovasi daerah.
F. PERMASALAHAN UTAMA (Strategic Issued) ORGANISASI
Dengan mempertimbangkan berbagai potensi, kondisi,
permasalahan dan berbagai tantangan strategis yang dihadapi Kabupaten
Bireuen, serta merujuk kepada Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 02
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2017, maka perlu diketahui Isu Strategis
dan permasalahan yang berkembang di tahun 2015 yang sedang dihadapi
organisasi, yaitu;
1. Belum maksimalnya pelaksanaan syari’at islam;
2. Tata kelola pemerintahan yang belum maksimal;
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 32
3. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya ekonomi lokal;
4. Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM);
5. Disparitas kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan;
6. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran;
7. Masih kurang memadainya infrastruktur.
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 33
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Daerah merupakan
langkah awal pencapaian tujuan jangka menengah lima tahunan yang
pada hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai
upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara
pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban,
penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, yang
diwujudkan dalam suatu dokumen perencanaan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu Pemerintahan Daerah
Kabupaten Bireuen, melalui Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 2 Tahun
2014 telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kabupaten Bireuen 2012-2017 sebagai dasar acuan penyusunan
kebijakan, program, dan kegiatan, serta sebagai pedoman dan
pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan
Pemerintahan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi
pada 2012-2017.
1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
instansi pemerintah. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa
untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kabupaten Bireuen
ditetapkan visi daerah yaitu :
“Kabupaten Bireuen yang Bermartabat dan Mandiri
Berlandaskan UUPA”
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 34
Visi tersebut mengandung 3 (tiga) unsur pokok, yaitu;
bermartabat, mandiri dan berlandaskan UUPA. Masing-masing
unsur tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut :
1. Bermartabat dimaksudkan, masyarakat Kabupaten Bireuen
yang beradab, beretika dalam segala segi kehidupan, memiliki
harga diri, saling hormat-menghormati, kepedulian sosial yang
tinggi, menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat,
cinta damai, bersatu, taat hukum, dan menolak segala bentuk
kemungkaran, bermartabat juga mengandung unsur maju,
integritas, dan sejahtera, yang masing-masing bermakna
sebagai berikut.
a. Maju dimaksudkan, masyarakat Kabupaten Bireuen yang
berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
cerdas dan terampil, memiliki wawasan luas kreatif dan
produktif, serta mampu memberikan kontribusi positif
dalam mendorong percepatan pembangunan, berikutnya,
mencermikan pula menurunnya angka kemiskinan dan
angka pengangguran serta terwujudnya pertumbuhan
ekonomi daerah berkualitas.
b. Integritas dimaksudkan, masyarakat Kabupaten Bireuen
yang menjadi masyarakat yang berkualitas, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas dan terampil
memiliki wawasan luas, kreatif dan tekun dan rajin,
produktif mampu memberikan kontribusi dalam
pembangunan, makmur dalam kehidupan dan tingginya
pertumbuhan ekonomi daerah.
c. Sejahtera dimaksudkan, masyarakat Kabupaten yang
sehat baik jasmani maupun rohani, hidup layak,
mencapai kemakmuran maupun memenuhi kebutuhan
dasar dengan sebaik-baiknya, bebas dari kemiskinan dan
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 35
kesengsaraan, bebas dari ketakutan, ancaman dan tindak
kekerasan, tertib dan aman, baik dalam keluarga maupun
dilingkungan masyarakat.
2. Mandiri yang dimaksud adalah masyarakat Kabupaten
Bireuen mampu mengembangkan potensi diri guna memenuhi
kebutuhan hidup. Mandiri diartikan pula bahwa Kabupaten
Bireuen harus sejajar dan sederajat dengan daerah lainnya
yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan potensi
sumber daya dan kekuatan sendiri.
3. Berlandaskan UUPA dimaksudkan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten
Bireuen sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
sehingga terwujudnya masyarakat Bireuen yang
bermartabat, mandiri, dan sejahtera dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Misi Pembangunan Daerah
Misi adalah sesuatu yang harus diemban dan dilaksanakan
oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian diharapkan seluruh anggota
organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan
mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi merupakan rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Untuk merealisasikan dan mewujudkan Visi
Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen, Kepala Daerah
Kabupaten Bireuen menetapkan 4 (empat) misi pembangunan
Kabupaten Bireuen untuk Tahun 2012–2017, sebagai berikut:
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 36
1. Mewujudkan Pemerintahan yang Islami, Berbudaya, Bersih,
dan Berwibawa (good and clean governance).
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
3. Memberdayakan ekonomi berdaya saing secara
berkelanjutan berbasis sumber daya lokal
4. Mewujudkan persatuan dan keberlanjutan perdamaian
berdasarkan UUPA
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan visi dan misi serta yang menggambarkan hasil akhir
yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijakan,program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan
misi. Sasaran yang dimaksud di sini adalah hasil yang akan dicapai
secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam
kurun waktu tertentu, yang merupakan penjabaran dari tujuan.
Penetapan sasaran didasari atas isu-isu strategis, analisis
lingkungan internal dan eksternal, untuk menentukan faktor kunci
keberhasilan, sejalan dengan proses perencanaan strategis. Fokus
utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi dana dan
sumber daya ke dalam kegiatan atau operasional untuk pencapaian
kinerja yang diinginkan. Dalam penetapan sasaran juga dirancang
dan diidentifikasikan indikator pencapaiannya, yaitu suatu ukuran
tingkat keberhasilan perwujudan pencapaiannya pada priode tahun
tertentu. Setiap indikator pencapaian sasaran disertai dengan
targetnya masing-masing. Penetapan indikator sasaran Pemerintah
Kabupaten Bireuen, baik yang bersifat makro maupun mikro,
diharapkan dapat memberikan fokus pada penentuan strategi dan
prioritas dalam menetapkan kebijakan–kebijakan dan program–
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 37
program pilihan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan,visi dan misi Kabupaten Kabupaten Bireuen.
Adapun sasaran strategis yang merupakan penjabaran dari
tujuan secara terukur pada tahun 2015 sebagai ukuran kinerja
utama Pemerintah Kabupaten Bireuen dan sejalan dengan RPJM
Kabupaten Bireuen Tahun 2012–2017, dengan uraian sebagai
berikut:
a. Misi 1
Tujuan misi pertama adalah Meningkatnya tata kelola
pemerintahan yang islami, berbudaya, bersih, dan berwibawa
dengan sasarannya yaitu :
Meningkatnya implementasi tata kelola pemerintahan
yang Islami, bersih, dan berwibawa yang didukung
terobosan kinerja secara terpadu, akuntabel, dan
integritas
Meningkatnya kapasitas keuangan daerah dalam
menunjang pembangunan daerah dan mendukung
penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung
manajemen pelayanan yang profesional, SDM aparatur
berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang
inovatif dan partisipasif,
Meningkatnya implementasi nilai-nilai Dinul Islam dalam
tatanan pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
b. Misi 2
Tujuan misi kedua adalah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia secara berkelanjutan, misi ini didukung
dengan sasarannya yaitu :
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 38
Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan
pendidikan yang terpadu dan berkualitas,
Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas,
c. Misi 3
Tujuan misi ketiga adalah Menumbuh kembangkan dan
menguatkan ekonomi masyarakat yang berdaya saing secara
berkelanjutan berbasis sumber daya lokal, dengan sasarannya
yaitu :
Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,45 persen dari
jumlah penduduk pada akhir tahun 2017.
Terlaksananya revitalitasi pertanian yang didukung
pengembangan komuditas unggulan sesuai potensi dan
karakteritik wilayah,
Berkembangnya ekonomi masyarakat pesisir dan
meningkatnya kesejahteraan nelayan,
Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa serta
meningkatnya kapasitas UMKM berbasis sumber daya
lokal
Meningkatnya kualitas infrastruktur yang mendukung
aktivitas ekonomi masyarakat,
Terciptanya kelestarian lingkungan dan pengelolaan
kebencanaan yang terpadu
d. Misi 4
Tujuan misi keempat adalah menguatkan persatuan dan
keberlanjutan perdamaian berdasarkan UUPA, dengan
sasarannya adalah:
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
keamanan dan perdamaian;
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 39
Terbangunnya kerjasama lintas sektor dalam menjaga
keamanan dan perdamaian;
Terwujudnya supremasi hukum yang berkeadilan;
Meningkatnya eksistensi kelembagaan adat dalam
mendukung perdamaian dan berperan strategis dalam
pembangunan daerah.
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bireuen telah
ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Bireuen dengan Qanun Nomor 2
Tahun 2014. Tujuan dari pada Indikator Kinerja Utama adalah
memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan
sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja
dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah,
dan Merujuk Kepada Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/365/D.I.PANRB/01/2016 Tanggal 20
Januari 2015 perihal Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah tahun 2015.
Sementara untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) telah
disempurnakan dan dirumuskan kembali sehingga lebih
menggambarkan hasil (outcome) dengan mengintegrasikan dan
mengsingkronkan indikator-indikator yang terdapat pada:
(1). Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang terlampir pada Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 40
(2). Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kementerian teknis
yang menangani tentang urusan wajib yaitu:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Sosial nomor 80/Huk/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Sosial.
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan
Hidup.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pemerintahan Dalam Negeri.
e. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/
Permen/M/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perumahan Rakyat
f. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan
dan Anak Korban Kekerasan.
g. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Nomor 55 / Hk-010/ B5/ 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera.
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2008
tentang tentang Standar Pelayanan minimal Bidang
Pendidikan Dasar.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun
PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketenaga-Kerjaan Umum dan Tata Ruang.
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 41
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per/Men/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketenagakerjaan.
k. Peraturan Menteri Komonikasi dan Informatika Nomor.
22/Perim.Kominfo/12/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika.
l. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/ Permentan / OT.
140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
ketahanan Pangan
m. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.106/HK/501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesenian.
n. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011
tentang Standar Pelayanan Minimal Perhubungan.
o. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No 14
Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Penanaman Modal.
Tabel II.1
Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja Utama
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
1 2 3
1 Meningkatnya Implementasi Tata
Kelola Pemerintahan Yang Islami,
Bersih, Dan Berwibawa Yang
Didukung Terobosan Kinerja Secara
Terpadu, Akuntabel Dan Integritas.
1 Meningkatnya kualitas pengelolaan
kegiatan internal SKPK/unit kerja
yang terkait dengan administrasi,
SDM, dan sarana dan prasarana
2 Opini WTP atas laporan keuangan
3 Pengesahan APBK Bireuen tepat
waktu
4 Persentase Rancangan Qanun
diusulkan Eksekutif dengan qanun
yang disahkan
5 Terlaksananya Diklat bagi Pejabat
Struktural
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 42
1 2 3
6 Hasil audit dan pengawasan yang
ditindaklanjuti
2 Meningkatnya Kapasitas Keuangan
Daerah Dalam Menunjang
Pembangunan Daerah Dan
Mendukung Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dalam struktur APBK terus
meningkat
2 Komposisi belanja langsung yang terus
meningkat dalam struktur APBK
3 Penyampaian Laporan
pertanggungjawaban APBK tepat
waktu
3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Publik yang Didukung Manajemen
Pelayanan yang Profesional, SDM
Aparatur Berintegritas, dan
Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap pelayanan pemerintah yang
terus meningkat
2 Pengurusan perizinan yang cepat,
tepat, dan transparan
3 Pelayanan administrasi
kependudukan yang baik
4 Meningkatnya Kualitas
Perencanaan Pembangunan yang
Inovatif, Integratif dan Partisipasif
1 Pelaksanaan Musyawarah Perencanan
Pembangunan (Musrenbang) di
Tingkat Kabupaten dan Kecamatan
yang Partisipatif dan Tepat Waktu
2 Konsistensi Program Pembangunan
RPKP Mengacu RPJM
3 Pengesahan Qanun Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bireuen pada tahun 2013
4 Tersedianya data Statistik dan
Informasi Pembangunan yang Akurat
dan Tepat Waktu
5 Pengesahan Qanun Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kawasan
Perkotaan Bireuen pada tahun 2014
dan Kawasan Perkotaan Kecamatan
sampai dengan tahun 2017
5 Meningkatnya Implementasi Nilai-
Nilai Dinul Islam Dalam Tatanan
Pemerintahan dan Kehidupan
Masyarakat
1 Berkurangnya kasus-kasus
pelanggaran Syariat Islam
2 Terlaksananya muzakharah ulama
yang berkontribusi positif terhadap
penerapan Dinul Islam
PEMERINTAH
KABUPATEN BIREUEN
LKIP Kabupaten Bireuen Tahun 2015 43
1 2 3
6 Terwujudnya Zona Pendidikan Kota
Santri di Wilayah Barat
(Samalanga) dan Kota Pelajar di
Wilayah Timur
(Matangglumpangdua)
1 Adanya Peraturan Penetapan Zona
Pendidikan Kota Santri di Wilayah
Barat (Samalanga) dan Kota Pelajar di
Wilayah Timur (Matangglumpangdua)
7 Meningkatnya Akses dan
Pemerataan Pelayanan Pendidikan
yang Terpadu dan Berkualitas
1 Angka Melek Huruf (persen)
2 Angka Rata-rata Lama Sekolah
(tahun)
3 Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. SD/Sederajat (%)
b. SMP/Sederajat (%)
c. SMA/Sederajat (%)
4 Angka Partisipasi Murni (APM)
a. SD/Sederajat (%)
b. SMP/Sederajat (%)
c. SMA/Sederajat (%)
8 Meningkatnya Mutu dan
Manajemen Pendidikan, Formal
maupun Informal
1 Rasio Guru Murid
a. SD/MI
b. SMP/MTs
c. SMA/MA
2 Persentase Guru yang memenuhi
Kualifikasi S1/D-IV pada jenjang
SMA/Sederajat
3 Terlaksananya Kegiatan yang
Mendukung Revitalisasi Kelembagaan
Dayah
9 Meningkatnya Akses Masyarakat
terhadap Pelayanan Kesehatan yang
berkualitas
1 Meningkatnya Angka Harapan Hidup
2 Menurunnya Angka Kematian Ibu