Top Banner
116

LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Nov 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.
Page 2: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

LAPORAN KINERJA

BALAI PENGKAJIAN

TEKNOLOGI PERTANIAN

YOGYAKARTA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA BADAN LITBANG PERTANIAN 2018

Page 3: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

Penyusun :

Dr. Sugeng Widodo

Retno Utami Hatmi, M.Sc

Kurnianita Triwidyastuti, MA

Agung Iswadi, M.Sc

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA

BADAN LITBANG PERTANIAN 2018 Jl. Stadion Maguwoharjo No 22 Ngemplak Sleman Yogyakarta

E-mail : [email protected] ; [email protected] Telp

(0274) 884662, 4477053 ; Fax : (0274) 4477052

Page 4: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta i

KATA PENGANTAR

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi tepat guna spesifik lokasi, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.020/5/2017 tanggal 22 Mei 2017.

Hal ini dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama yang menyangkut inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi, pengkajian dan perakitan teknologi spesifik lokasi, penyiapan paket teknologi hasil penelitian dan pengkajian, pelayanan teknis kegiatan penelitian dan urusan tata usaha rumah

tangga Balai.

Seluruh kegiatan penelitian, pengkajian dan diseminasi TA 2018 secara operasional bertujuan untuk : 1) Meningkatkan ketersediaan teknologi

pertanian unggulan spesifik lokasi, 2) Meningkatkan penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi, dan 3) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi, 4) Melaksanakan pendampingan mandatori kegiatan strategis Kementan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) TA 2018 merupakan

pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya. LAKIN ini berupa rangkuman dari seluruh kegiatan yang dilakukan BPTP Yogyakarta baik fisik maupun keuangan selama TA 2018 yang diformulasikan dalam bentuk Perencanaan kinerja, akuntabilitas kinerja baik capaian kinerja organisasi maupun realisasi anggaran.

Pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi aktif dalam penyelesaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN). Namun demikian kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sumbang saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Yogyakarta, Desember 2018 Kepala Balai,

Dr. Ir. Joko Pramono, MP

NIP. 19640528 199002 1 001

Page 5: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta adalah salah satu unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengkajian serta pengembangan teknologi pertanian, berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dalam tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.020/5/2017 tanggal 22 Mei 2017 maka BPTP mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Untuk tupoksi tersebut maka BPTP Yogyakarta menyusun Rencana Operasional yang berpedoman pada Rencana

Strategis Badan Litbang Pertanian 2015-2019.

Mengacu pada Rencana operasional tersebut, maka pada tahun 2018 sasaran yang akan dicapai adalah : 1) Tersedianya teknologi pertanian spesifik

lokasi, 2) Tersedianya model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri, 3) Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi, 4) Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan, 5) Tersedianya Taman Teknologi Pertanian, 6) Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan daerah, 7) Tersedianya Model Kawasan Mandiri Benih Berbasis Masyarakat, 8) Dihasilkannya sinergi operasional serta

terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.

Pembuatan LAKIN BPTP Yogyakarta tahun 2018 ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Yogyakarta

berdasarkan pada Rencana Operasional BPTP Yogyakarta selama kurun waktu satu tahun. LAKIN TA 2018 ini merupakan pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka melaksanakan tupoksinya. LAKIN ini berupa rangkuman dari seluruh kegiatan yang dilakukan BPTP Yogyakarta baik fisik maupun keuangan selama TA 2018.

Hasil yang telah dicapai pada tahun 2018 yaitu : 1) empat teknologi

spesifik lokasi, 2) lima teknologi yang terdiseminasi ke pengguna, 3) satu rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian, 4) tiga model pengembangan

inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi, 5) satu provinsi sekolah lapang

kedaulatan pangan mendukung swasembada pangan terintegrasi desa mandiri benih, 6) sepuluh (10) ton produksi benih sumber padi dan kedelai, 7) satu

kabupaten Taman Teknologi Pertanian, 8) lima aksesi sumberdaya genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi, 9) satu provinsi dukungan inovasi

teknologi untuk peningkatan IP Kawasan pertanian, 10) satu provinsi transfer inovasi teknologi, 11) empat puluh dua koma lima (42,5) ton inovasi

perbenihan dan pembibitan, 12) satu unit perbenihan unggulan komoditas

Page 6: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta iii

pertanian strategis, 13) enam ribu lima ratus (6500) batang produksi benih buah tropika dan sub tropika (salak), 14) tiga belas ribu tujuh ratus tujuh puluh

dua pohon produksi benih tanaman industry perkebunan (kakao), 15) satu

layanan internal (overhead), 16) dua belas bulan layanan layanan perkantoran.

Anggaran yang tersedia sebesar Rp 24.975.617.000,- dana yang

terserap sebesar Rp 22.839.391.733,- atau 91,45%. Sisa anggaran sebesar Rp

2.136.225.270,- atau 8,55%. (sampai tanggal 31 Desember 2018).

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran adalah keterbatasan kompetensi SDM teknisi laboratorium SDM teknisi lapangan, litkayasa dan administrasi ditinjau dari segi keilmuan dan jumlahnya, serta

keterbatasan sarana dan prasarana khususnya UPBS dan sebagian laboratorium sebagai penunjang kegiatan dalam pencapaian sasaran.

Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala tersebut adalah : 1) Mengoptimalkan SDM yang ada dan

meningkatkan kapasitas SDM melalui training jangka pendek dan panjang, 2) Melakukan perbaikan rencana kegiatan dan RKA-KL, meningkatkan koordinasi

dan komunikasi dengan pihak terkait, serta penambahan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan.

Page 7: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………… i

Ikhtisar Eksekutif ……………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………... iv

Daftar Tabel ……………………………………………………………………….. v

Daftar Gambar …………………………………………………………………….. vi

Bab I. Pendahuluan ……………………………………………………………… 1

Bab II. Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja …………………………………... 6

2.1. Perencanaan Strategis …………………………………………... 6

2.2. Perencanaan Kinerja …………………………………………….. 7

2.3. Perjanjian Kinerja ………………………………………………... 8

Bab III. Akuntabilitas Kinerja …………………………………………………… 10

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja …………………………………. 10

3.2. Analisis Capaian Kinerja ………………………………………. 13

3.3. Akuntabilitas Keuangan ………………………………………. 23

Bab IV. Penutup ………………………………………………………………….. 26

Lampiran …………………………………………………………………………... 27

Page 8: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran, Sub Kegiatan, Indikator Kinerja dan Target

Pencapaian Tahun 2015-2019 ……………………………………………………….. 9 Tabel 2. Rincian Tingkat Capaian Kinerja masing-masing Indikator Kinerja …….. 12 Tabel 3. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi …………………………………………... 13 Tabel 4. Jumlah Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.. 14

Tabel 5. Jumlah Teknologi Diseminasi yang Didistribusikan ke Pengguna ………. 15 Tabel 6. Taman Teknologi Pertanian…………………………………………………. 17 Tabel 7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017 dan 2018 …………………… 22 Tabel 8. Realisasi Anggaran Tahun 2018 .…………………………………………… 24 Tabel 9. Pendapatan Negara TA. 2018 Satker BPTP Yogyakarta …………………. 25

Page 9: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Operasional Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Yogyakarta ………………………………………………………. 5

Page 10: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 1

BAB I. PENDAHULUAN

Pembangunan Pertanian tahun 2015 merupakan tahun awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Pada RPJMN tahun ini, pembangunan pertanian masih tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Dalam upaya meningkatkan peran strategis pertanian tersebut, Rencana Strategis Kementerian Pertanian telah

menetapkan Empat Target Sukses sebagai sasaran yang ingin dicapai Kementerian Pertanian yaitu : (1) pencapaian swasembada kedelai, gula dan daging sapi serta swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung; (2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)

adalah sebagai leading institution dalam pembangunan pertanian di Indonesia menuju Modern Agriculture yang ditandai dengan pengembangan inovasi pertanian yang responsif terhadap dinamika iklim berbasis biosains,

bioenjinering dan aplikasi IT dengan memanfaatkan advance technology (teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika, dan bioprosesing).

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP) sebagai institusi yang diberi mandat untuk melaksanakan tugas pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian memiliki ruang yang besar untuk berkiprah dalam mendukung pengembangan pertanian. Inovasi

pertanian merupakan komponen kunci dalam pembangunan pertanian, terutama dalam menghadapi kondisi sumberdaya yang semakin terbatas serta perubahan iklim global. Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian No. 301/Kpts/OT.140/7/2005 tentang organisasi dan Tata Kerja BBP2TP, tugas utama BBP2TP adalah melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian. BPTP Yogyakarta bertanggung jawab kepada Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dalam tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala BBP2TP.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta adalah salah

satu unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengkajian serta

pengembangan teknologi pertanian, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dalam

tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian.

Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor

19/Permentan/OT.020/5/2017 tanggal 22 Mei 2017, BPTP Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan

teknologi tepat guna spesifik lokasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPTP Yogyakarta menyelenggarakan fungsi :

Page 11: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 2

a. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

b. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian

spesifik lokasi;

c. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi;

d. Pelaksanaan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

e. Perakitan materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi;

f. Pelaksanaan bimbingan teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil

pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

g. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi tepat guna spesifik lokasi;

h. Pemberian pelayanan teknik pengkajian, perakitan dan pengembangan

teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

i. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan

perlengkapan BPTP.

Struktur organisasi BPTP Yogyakarta pada dasarnya terdiri dari organisasi struktural dan kelompok jabatan fungsional yang keduanya di bawah pimpinan seorang Kepala Balai dengan tingkat eselon III a. Jalur struktural terdiri atas 1) Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas mengelola berbagai

kegiatan yang berkaitan dengan Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan dan 2) Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian yang mempunyai tugas melakukan pengelolaan yang berkaitan dengan pelayanan teknis kegiatan pengkajian, penelitian dan perakitan teknologi pertanian, terutama untuk urusan pelayanan informasi dan kerjasama dan pelayanan sarana penelitian. Kedua jalur struktural ini masing-

masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dengan tingkat eselon IV a.

Selain itu, dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi BPTP

sesuai visi dan misinya, maka dibentuk Tim Program dan Evaluasi yang diketuai oleh Koordinator Program dan Evaluasi. Tim Program dan Evaluasi bertugas untuk 1) mengkoordinasikan penyusunan program kegiatan, landasan, arah, dan strategi program, 2) menyelaraskan keterkaitan program dengan stakeholders, 3) mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan prioritas program penelitian dan diseminasi teknologi secara periodik, sesuai kebutuhan wilayah DIY, 4) mengkoordinasikan kegiatan evaluasi kelayakan usulan kegiatan dan alokasi anggarannya, 5) mengkoordinir, monitoring dan evaluasi terkait program kegiatan pengkajian dan diseminasi.

Page 12: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 3

Sedangkan kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan fungsional Peneliti, Penyuluh dan jabatan fungsional lain yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian yang ditetapkan

oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kelompok Jabatan Fungsional ini mempunyai tugas melakukan koordinasi kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan bidang keahlian tenaga fungsional yang ada, Kelompok Jabatan Fungsional di BPTP Yogyakarta dibagi ke dalam 4 Kelompok Pengkaji (Kelji) yang masing-masing dikoordinir oleh seorang

tenaga fungsional sebagai Ketua Kelji. Keempat Kelji tersebut adalah Kelji Sumberdaya, Budidaya, Pasca Panen dan Alsintan serta Sosial Ekonomi Pertanian. Kelji-Kelji ini dibentuk disamping merupakan wadah pemangku jabatan fungsional juga untuk melaksanakan pembinaan peningkatan kemampuan profesionalitas peneliti, penyuluh dan teknisi di bidang masing-masing pejabat fungsional.

Wilayah kerja BPTP Yogyakarta mencakup 4 kabupaten yaitu Kabupaten

Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul dan 1 Kota yaitu Kota Yogyakarta. Dalam mendukung pencapaian kinerja Badan Litbang Pertanian, kegiatan utama Pengkajian dan Diseminasi di seluruh BPTP merupakan implementasi hasil koordinasi dengan stakeholder terkait kebutuhan teknologi di daerah.

Adapun kegiatan diseminasi meliputi kegiatan top down yang mendukung kinerja Kementerian Pertanian. Renstra Kementerian Pertanian,

Renstra Badan Litbang Pertanian, dan Rencana Aksi BBP2TP dijadikan sebagai salah satu acuan dalam perencanaan Litkaji di BPTP Yogyakarta dan dituangkan dalam Rencana Operasional (Rencana Strategis) BPTP Yogyakarta yang diformulasikan dalam kurun waktu lima tahun, implementasi dari Renstra tersebut dilakukan kegiatan tahunan, yaitu kegiatan litkaji dan desiminasi. Pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana diuraikan di atas perlu

dilaporkan agar diketahui sejauh mana perkembangan kinerjanya. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintahan (LAKIP) BPTP Yogyakarta Tahun 2018 ini membahas Rencana Operasional (Rencana Strategis/RS), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) BPTP Yogyakarta Tahun 2018.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, BPTP telah menunjukkan kiprah

nyatanya dalam menghasilkan inovasi pertanian untuk menjawab kebutuhan pengguna. Tidak hanya model-model inovasi teknologi dan pengembangan kelembagaan, namun juga strategi kebijakan dan penyusunan panduan operasional berbagai kegiatan.

Pembuatan LAKIN BPTP Yogyakarta tahun 2018 dimaksudkan untuk

memberikan gambaran kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Yogyakarta selama

kurun waktu satu tahun. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) TA 2018 merupakan pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya. LAKIN ini berupa rangkuman dari seluruh kegiatan yang dilakukan BPTP Yogyakarta baik fisik maupun keuangan selama TA 2018 yang diformulasikan dalam bentuk Rencana

Page 13: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 4

Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Pencapaian Sasaran.

Page 14: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

KEPALA

KA. SUB. BAGIAN

KOORD. PROGRAM KA. SIE.KERJASAMA DAN PEJABAT PEMBUAT

TATA USAHA

KOMITMEN (PPK) DAN EVALUASI PELAYANAN PENGKAJIAN

Koordinator

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator

Informasi dan Kerjasama Sarana Kepegawaian Rumah Keuangan

Publikasi Penelitian Tangga

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

Sumberdaya Budidaya Pasca Panen & Sosek Pertanian Alsintan

KELOMPOK FUNGSIONAL

Keterangan :

Garis Komando

Garis Koordinasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Operasional Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 5

Page 15: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.
Page 16: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 6

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta merupakan salah satu unit pelaksana teknis dari BBP2TP (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian), yang secara hirarkis merupakan

functional Unit Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian). Berdasarkan hierarchical strategic plan, maka BBP2TP menyusun Rencana Aksi dari Visi, Misi, Kebijakan, dan Program Balitbangtan, yang selanjutnya pada tataran rencana strategis BPTP/UPT dituangkan menjadi Rencana Operasional. Oleh karena itu, visi, misi, kebijakan, strategis, dan program Balitbangtan 2015-2019 mengacu pada visi dan misi Kementerian Pertanian, yang

selanjutnya akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategis, dan program seluruh satuan kerja Balitbangtan, termasuk BBP2TP dan BPTP/LPTP. Berdasarkan hierarchical strategic plan dan Rencana Aksi BBP2TP, maka visi dan misi BPTP Yogyakarta adalah:

A. Visi dan Misi

Visi

Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Misi

1. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pertanian modern yang

memiliki scientific recognition dengan produktifitas dan efisienasi tinggi.

2. Hilirisasi dan masalisasi teknologi pertanian yang memiliki impact

recognition.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan

1. Memberdayakan sumberdaya balai dalam mendukung pembangunan

pertanian di daerah;

2. Menggali potensi sumber-sumber pertumbuhan produksi pertanian

daerah;

3. Melakukan pengkajian dan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi;

4. Mendiseminasikan hasil-hasil pengkajian melalui media komunikasi;

Page 17: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 7

5. Memperluas Jaringan Kerjasama Pengkajian, Diseminasi dan

Pendayagunaan Inovasi Pertanian.

Sasaran yang ingin dicapai adalah :

1. Tersedianya inovasi teknologi pertanian unggul spesifik lokasi di

D.I.Yogyakarta.

2. Terdiseminasinya inovasi teknologi pertanian unggul spesifik lokasi dan

terhimpunnya umpan bail dari implementasi inovasi teknologi pertanian

unggul spesifik lokasi di D.I. Yogyakarta.

3. Sinergi operasional dan terciptanya manajemen pengkajian dan

pengembangan inovasi teknologi pertanian unggul spesifik lokasi di

D.I.Yogyakarta.

4. Dihasilkannya rekomendasi kebijakan mendukung percepatan

pembangunan pertanian berbasis inovasi teknologi pertanian spesifik

lokasi D.I. Yogyakarta.

5. Terjalinnya kerjasama nasional dan internasional di bidang pengkajian,

diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian.

2.2. Perencanaan Kinerja

Sejalan dengan mekanisme perencanaan seperti tertuang dalam

Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Rencana Kinerja Tahun 2018 merupakan penjabaran dari rencana kerja (Renja) tahunan. Renja merupakan rencana kerja tahunan di tingkat kementerian atau lembaga yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Sementara RKP merupakan rencana kerja pemerintah tahunan (annual plan) yang merupakan bagian integral dari

perencanaan pembangunan Kementerian jangka menengah (RPJM Kementerian), yang terdokumentasikan dalam Renstra. Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2018, lingkup BPTP Balitbangtan Yogyakarta mengimplementasikan Kegiatan Prioritas Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian melalui beberapa

kegiatan utama dan indikator kinerja, yang berdasarkan RKA-KL dan POK (Petunjuk Operasional Kinerja) lingkup BPTP Balitbangtan Yogyakarta Tahun 2018, telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2018. Penyusunan Rencana kinerja kegiatan tersebut diselaraskan dengan sasaran Renstra BPTP Balitbagtan Yogyakarta 2015 – 2019. Rencana Kinerja tersebut memuat Sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan; Indikator Kinerja berupa

hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien, dan akuntabel; serta target yang akan dihasilkan. Selanjutnya RKT yang telah disusun ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (PK) guna mendorong pengembangan menuju Good Governance.

Page 18: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 8

2.3. Perjanjian Kinerja

Sejalan dengan dinamika kebijakan perencanaan yang ditetapkan dengan melihat kebutuhan stakeholder (bottom up) serta program di level pusat (top down), maka umpan balik (feedback) yang diperoleh dari proses perencanaan dan operasionalisasi program/kegiatan di BPTP Balitbangtan Yogyakarta disesuaikan dengan tuntutan dan dinamika yang ada serta alokasi penganggaran yang tertuang dalam DIPA. Dengan demikian, Rencana Kinerja yang telah ditetapkan kemudian disahkan menjadi kontrak Kinerja BPTP Balitbangtan Yogyakarta untuk Tahun 2018 melalui Penetapan Kinerja Tahunan, yang merupakan wujud komitmen perjanjian kinerja sebagai tolak

ukur keberhasilan dan dasar evaluasi akuntabilitas kinerja BPTP Balitbangtan Yogyakarta.

Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan

pertanian yang telah dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian dan Balai Besar Pengkajian 2015 – 2019, maka BPTP Yogyakarta menetapkan pencapaian tujuan dan sasaran pengkajian teknologi pertanian sebagai berikut:

1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi.

2. Tersedianya model pengembangan inovasi teknologi pertanian

bioindustri spesifik lokasi.

3. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi.

4. Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan.

5. Tersedianya Taman Teknologi Pertanian.

6. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan daerah.

7. Tersedianya model kawasan mandiri benih berbasis masyarakat.

8. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen

pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.

9. Tersedianya benih sebar mendukung percepatan diseminasi varietas unggul baru

Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, dari program utama

Badan Litbang Pertanian serta Balai Besar Pengkajian, maka BPTP Balitbangtan Yogyakarta dalam kurun waktu 2015 – 2019 menetapkan sasaran, sub kegiatan, indikator kinerja, dan target pencapaiannya (Tabel 1). Dilengkapi dengan Perjanjian Kinerja (PK) BPTP Balitbagtan Yogyakarta yang telah ditetapkan pada Bulan Januari 2018, yang kemudian mengalami beberapa kali

perubahan, karena adanya revisi DIPA dan perubahan pimpinan (Terlampir).

Page 19: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 9

Tabel 1. Sasaran, Sub kegiatan, Indikator Kinerja dan Target Pencapaian Tahun 2015 – 2019 BPTP Yogyakarta

No Sasaran Strategis Indikator Outcome/ Target

Indikator

2015

2016

2017

2018

2019 Kegiatan

1 Tersedianya inovasi Jumlah teknologi 6 4 4 4 4 pertanian unggul spesifik spesifik lokasi

lokasi

2 Tersedianya Model Jumlah Model 3 3 3 3 3

Pengembangan Inovasi Pengembangan

Teknologi Pertanian Inovasi Pertanian

bioindustri Bioindustri Spesifik

Lokasi

3 Terdiseminasinya inovasi Jumlah teknologi komoditas strategis yang terdiseminasi ke pengguna

13 5 5 5 5 teknologi pertanian spesifik

lokasi

4 Tersedianya benih sumber Jumlah produk benih 83,71 45 49,55 10 50 mendukung sistem sumber

perbenihan

5 Tersedianya Taman Jumlah Kabupaten 1 1 1 1 1 Teknologi Pertanian lokasi TTP

6 Dihasilkannya rumusan Jumlah rekomendasi 1 1 1 1 1 rekomendasi kebijakan kebijakan

mendukung pembangunan pembangunan

daerah pertanian wilayah

7 Tersedianya Model Kawasan

Jumlah Propinsi

1 1 1 1 1

Mandiri Benih Berbasis

Masyarakat

8 Dihasilkannya sinergi Jumlah dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi

teknologi pertanian

12 12 12 12 12

operasional serta terciptanya manajemen

pengkajian dan

pengembangan inovasi

pertanian unggul spesifik

lokasi

9 Tersedianya benih sebar mendukung percepatan diseminasi VUB :

Jumlah produksi benih

sebar

- Padi (ton) - - - 40 13

- Kedelai (ton) - - - 2.5 13

- Kakao (tanaman) - - 6.800 6.500 -

- Salak (tanaman) - - 5.000 13.772 -

Page 20: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 10

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta pada tahun anggaran 2018, telah menetapkan 8 (delapan) sasaran yang akan dicapai. Delapan sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Delapan sasaran tersebut dicapai hanya melalui satu program, yaitu: Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-industri Berkelanjutan, yang

keseluruhannya dilaksanakan melalui 8 (delapan) kegiatan utama. Realisasi sampai akhir tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak delapan sasaran yang direncanakan telah dapat dicapai dengan hasil baik.

Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, program BPTP

Yogyakarta yang dilaksanakan pada tahun 2018 dengan satu program yaitu: Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Petanian Bio-Industri Berkelanjutan.

Untuk mengimplementasikan mandatnya, selanjutnya program tersebut

dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama dan indikator, yaitu :

1. Pengkajian teknologi spesifik lokasi Komoditas Strategis, dengan indikator utama jumlah teknologi.

2. Penyediaan Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Bioindustri, dengan indikator utama jumlah model. 3. Diseminasi inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi, dengan indikator

utama jumlah teknologi.

4. Penyediaan benih sumber mendukung sistem perbenihan, dengan indikator utama jumlah produksi benih sumber.

5. Penyediaan Taman Teknologi Pertanian, dengan indikator utama

jumlah kabupaten. 6. Perumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan daerah,

dengan indikator utama jumlah rekomendasi. 7. Penyediaan Model Kawasan mandiri Benih Berbasis Masyarakat,

dengan indikator utama jumlah propinsi. 8. Penyediaan dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi

teknologi pertanian, dengan indikator utama jumlah dukungan.

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja terhadap keberhasilan Instansi Pemerintah dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil aktual yang dicapai

dengan sasaran dan tujuan strategis. Pengukuran kinerja juga didefinisikan sebagai suatu metode untuk menilai kemajuan yang selalu dicapai dibandingkan dengan tujuan yang selalu ditetapkan. Pengukuran keberhasilan

Page 21: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 11

kinerja suatu Instansi Pemerintah diperlukan indikator sebagai tolak ukur pengukuran. Pengertian indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan

yang telah ditetapkan.

Sesuatu yang dapat dijadikan indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. spesifik dan jelas,

2. dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun

kualitatif,

3. harus relevan,

4. dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak,

5. harus fleksibel dan sensitif dan

6. efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator dapat

dikumpulkan, diolah dan dianalisis.

Secara umum indikator kinerja memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. dapat memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan

2. membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja unit

kerja.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Yogyakarta Tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel 2.

Dilihat dari hasil tabel indikator kinerja, kinerja Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Yogyakarta tahun 2018 secara umum menunjukkan hasil

yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2018.

Page 22: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 12

Tabel 2. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-masing Indikator Kinerja 2018

INDIKATOR KINERJA

NO SASARAN URAIAN TARGET

CAPAIAN %

1. Tersedianya inovasi pertanian Jumlah teknologi spesifik lokasi 4 4 100

unggul spesifik lokasi

2. Tersedianya Model Jumlah Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi

3 3 100

Pengembangan Inovasi Teknologi

Pertanian Bioindustri

3. Terdiseminasinya inovasi Jumlah teknologi komoditas 5 5 100

teknologi pertanian spesifik lokasi strategis yang terdiseminasi ke

Pengguna

4. Tersedianya benih sumber Jumlah Produksi Benih Sumber mendukung sistem perbenihan

- Padi 8 6.46 80.75

- Kedelai 2 1.5 75

5. Tersedianya Taman Teknologi Jumlah Kabupaten lokasi TTP 1 1 100 Pertanian

6. Dihasilkannya rumusan Jumlah rekomendasi kebijakan 1 1 100 rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian

mendukung pembangunan Wilayah

Daerah

7. Tersedianya Model Kawasan Jumlah Propinsi 1 1 100 Mandiri Benih Berbasis

Masyarakat

8. Dihasilkannya sinergi operasional Jumlah Dukungan pengkajian 12 12 100

serta terciptanya manajemen dan percepatan diseminasi

pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian

inovasi pertanian unggul spesifik

Lokasi

9. Tersedianya benih sebar mendukung percepatan diseminasi VUB:

Jumlah produksi benih sebar

- Padi 40 30.15 75.38

- Kedelai 2.5 2 80

- Kakao 13.772 13.772 100

- Salak 6.500 6.500 100

Keterangan : * : Data Tanggal 31 Desember 2018

Page 23: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 13

3.2. Analisis Capaian Kinerja

3.2.1 Capaian Kinerja Tahun 2018

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2018 tabel indikator kinerja,

kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran 1 : Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi spesifik lokasi komoditas strategis 4 4 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah tercapai 100%, atau terealisasi 4 teknologi. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) tersedianya teknologi pertanian spesifik

lokasi. Indikator kinerja sasarannya adalah jumlah teknologi spesifik lokasi sebanyak 4 (empat) teknologi.

Tabel 3. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi

No

Jenis Teknologi Jumlah Teknologi

1. Teknologi Mina Padi Kolam Dalam Jajar Legowo 1

2. Teknologi Budidaya Padi Gogo Spesifik di Lahan Kering 1

3. Teknologi Optimalisasi Lahan Kering dengan Biochart dan

Pupuk Hayati 1

4. Teknologi Pascapanen Komoditas Kakao untuk Peningkatan

Nilai Tambah 1

Total 4

Page 24: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 14

Sasaran 2 : Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi

Pertanian Bioindustri

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja.

Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat

digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi 3 3 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah dapat dicapai 100%, atau telah terealisasi 3 model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri

Spesifik Lokasi. Untuk kegiatan yang utama tersebut indikator kinerja sasarannya “Jumlah model”, yang dicapai melalui 3 model. Rincian output jumlah model dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Bioindustri

No Jenis Teknologi Jumlah

Teknologi

1.

Model Pengembangan Pertanian Bioindustri

Berbasis Integrasi kakao- Kambing di DIY 1

2.

Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi Padi-sapi di DIY 1

3. Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi Salak- 1

kambing di DIY.

Total 3

Page 25: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 15

Sasaran 3 : Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian

spesifik lokasi

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi komoditas strategis yang terdiseminasi ke pengguna 5 5 100

Indikator kinerja sasaran terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah dapat dicapai 100%. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: Teknologi Komoditas Strategis yang terdiseminasi ke pengguna. Untuk kegiatan yang utama tersebut indikator kinerja sasarannya “ Jumlah teknologi ”, yang dicapai melalui 5 teknologi. Rincian output yang telah dicapai dari kegiatan ini

diuraikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Teknologi Diseminasi yang Didistribusikan ke Pengguna

No Jenis Teknologi Jumlah Teknologi

1. Teknologi Tanaman Pangan 1

2. Teknologi Hortikultura 1

3. Teknologi Pembibitan Ayam KUB 1

4. Teknologi Peternakan Sapi Potong 1

5. Diseminasi Teknologi 1

Total 5

Lima (5) teknologi tersebut didiseminasikan melalui berbagai kegiatan, yaitu melalui peningkatan komunikasi, koordinasi dan diseminasi inovasi pertanian, taman agro inovasi, pendampingan pengembangan kasawan

pertanian nasional, dan pendampingan UPSUS berbagai komoditas utama Kementan untuk pencapaian swasembada pangan, dukungan pengembangan KRPL, pendampingan peternakan sapi potong dan pembibitan ayam KUB. Pendampingan dilaksanakan dalam bentuk diseminasi inovasi teknologi dan kelembagaan. Sasaran yang dituju adalah tersebarluasnya inovasi teknologi dan kelembagaan kepada pengguna khususnya kelompok kooperator.

Page 26: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 16

Lokasi diseminasi meliputi 4 kabupaten (Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul) serta Kota Yogyakarta. Selain itu kegiatan diseminasi dilakukan melalui media pameran, visitor plot, media cetak (Liptan, brosur

dan poster) dan elektronik (CD, siaran TV dan radio) serta Temu Lapang kegiatan litkaji. Sasaran diseminasi adalah pengguna (user) dan stakeholder pertanian di DIY. Respon pengguna sangat tinggi, terlihat dari antusiasme pengunjung pameran, visitor plot dan penyebaran informasi melalui media. Kegiatan yang mendapat respons tinggi adalah display vertikultur yang diakselerasi dengan pembagian benih tanaman ke pengunjung pameran.

Respon dan indikator keberhasilan kegiatan ditandai dengan meningkatnya animo petani non kooperator, adopsi komponen teknologi, replikasi kegiatan, peningkatan pengetahuan, sikap, ketrampilan petani, dan penghargaan dari pihak luar.

Sasaran 4 : Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja.

Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah produksi benih sumber 10 7,96 79,6

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 belum mencapai 100%. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) kegiatan utama yaitu Produksi Benih Sumber Padi dan Produksi Benih Sumber Kedelai. Indikator kinerjanya adalah jumlah produksi benih.

Jumlah produksi benih sumber yang dihasilkan berupa benih padi

adalah 6,46 ton, yang terdiri dari benih FS 3 ton, benih SS 3,46 ton. Produksi benih padi terealisasi 80,75%.Untuk produksi benih kedelai dari target 2 ton, hanya terealisasi 1,5 ton. Tidak tercapainya target produksi benih padi di tahun 2018 ini disebabkan karena 1) lokasi produksi di Kecamatan Sentolo,

Pengasih, dan Lendah mengalami kekeringan. Penyebab utama kekeringan tersebut adalah ditutupnya saluran induk Kalibawang sejak tanggal 15 April 2018 dan 2) curah hujan tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini didasarkan data BMKG yang menyebutkan bahwa dinamika atmosfer – laut diatas menyebabkan sifat curah hujan di wilayah DIY pada bulan April 2018 masuk dalam kategori bawah normal. Hasil

analisis curah hujan berkisar 13-232 mm dengan sifat hujan sebagian besar

Page 27: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 17

bersifat Bawah Normal (BN) sebesar 76,0%. Kedua hal tersebut menyebabkan polong yang dihasilkan tidak memenuhi syarat untuk benih dan tidak lulus uji.

Sasaran 5 : Tersedianya Taman Teknologi Pertanian

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Kabupaten lokasi TTP 1 1 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah tercapai. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) Taman Teknologi Pertanian. Indikator kinerja sasarannya adalah jumlah kabupaten, dan outputnya berupa:

Rincian output yang telah dicapai dari kegiatan ini diuraikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Taman Teknologi Pertanian (TTP)

No Taman Teknologi Pertanian Lokasi

1. Taman Teknologi Pertanian 1

Total 1

Taman Teknologi Pertanian dibangun di Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Desa Wijimulyo, Kecamatan Nanggulan. Tahun 2018 merupakan tahap tahun pertama kerjasama yang intensif antara PEMDA DIY dengan BPTP Balitbangtang DIY dengan melakukan penyusunan master plan, site plan, eksekutif plan yang dituangkan dalam grand design TTP. Tahap ini juga

melakukan pembangunan fisik Gedung pelatihan, Gedung produksi tahap-1 dan sebagian sarana Gedung; melakukan rintisan pembentukan pengelola TTP; terlaksananya pendampingan teknologi dan kelembagaan lokasi terdampak TTP dalam display teknologi budidaya padi, display perbenihan padi sebagai calon benih sebar dengan bermitra pada BPSB, BBI, UPBS; serta terlaksananya BIMTEK perbenihan PAJALE sebagai core bisnis TTP.

Page 28: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 18

Sasaran 6 :

Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan daerah

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Rekomendasi Kebijakan

Pembangunan Pertanian Komoditas

Strategi

1 1 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah tercapai. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan daerah. Indikator kinerja sasarannya adalah jumlah rekomendasi, dan outputnya berupa tersedianya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan daerah sejumlah 1 (satu) rekomendasi. Rekomendasi tersebut merupakan rumusan telah

diketahui titik-titik sumber daya air baru dibeberapa titik lokasi Kabupaten Gunungkidul yang berpotensi untuk dimanfaatkan bagi tanaman padi dan lainnya sehingga IP meningkat.

Sasaran 7 :

Tersedianya Model Kawasan Mandiri Benih Berbasis Masyarakat

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja.

Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Propinsi 1 1 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah tercapai. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) Model mandiri benih berbasis masyarakat. Indikator kinerja sasarannya

Page 29: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 19

adalah jumlah propinsi, dan outputnya berupa: Tersedianya Model Kawasan Mandiri Benih Berbasis Masyarakat pada 1 provinsi.

Sasaran 8 : Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian unggul spesifik lokasi

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja.

Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Dukungan pengkajian dan

percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian

12 12 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018

telah tercapai. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian. Indikator kinerja sasarannya adalah jumlah dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi, dan outputnya berupa: Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi dalam 12 bulan.

Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi

pertanian dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, yaitu 1) dukungan manajemen pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi

Pertanian, 2) layanan perkantoran, 3) peralatan dan fasilitas perkantoran, 4) gedung dan bangunan kantor.

Dari keseluruhan target sasaran BPTP Yogyakarta tahun 2018, dapat

terealisasi 91,45%. Keberhasilan capaian kinerja pada tahun 2018 tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:

1) Kesiapan dan kelengkapan dokumen perencanaan yang tepat waktu;

2) Intensifnya kegiatan pertemuan dan koordinasinya masing-masing

tim dan penanggungjawab;

3) Kontribusi substansi teknis dari para narasumber dalam forum seminar proposal dan pertemuan lainnya;

4) Monev yang ketat di lapangan kegiatan pelaksanaan;

5) Modal yang dialokasikan.

Page 30: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 20

Sasaran 9 : Tersedianya benih sebar mendukung percepatan

diseminasi VUB (padi, kedelai, kakao, dan salak)

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat

digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

- Produksi benih sebar padi 40 30,15 75,38

- Produksi benih sebar

kedelai 2,5 2 80

- Produksi benih sebar

kakao 13,772 13,772 100

- Produksi benih sebar salak 6500 6500 100

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2018 telah tercapai. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) kegiatan utama, yaitu: (1) Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian. Indikator kinerja sasarannya adalah jumlah dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi, dan outputnya berupa: Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi dalam 12 bulan.

3.2.2 Perbandingan Capaian Kinerja 2017 - 2018

Dukungan Badan Litbang terhadap target empat sukses Kementerian

Pertanian ditunjukkan dalam sasaran strategis, yang diantaranya berkaitan

langsung dengan Tupoksi BPTP, yakni menghasilkan inovasi teknologi spesifik

lokasi, meningkatkan sistem diseminasi, promosi dan diseminasi inovasi

teknologi pertanian, serta membangun jejaring kerja sama nasional dan

internasional.

Perkembangan terkini yang sangat berpengaruh terhadap kinerja dan peran BPTP dalam pembangunan pertanian daerah adalah semakin

meningkatnya perhatian Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan pertanian di wilayah masing-masing seiring dengan program otonomi dan pemekaran daerah. BPTP dan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Litbang lainnya sebagai penghasil teknologi tepat guna spesifik lokasi secara nyata telah banyak diakui keunggulannya. Hal ini memberi peluang bagi upaya peningkatan peran dan kerjasama yang makin intensif dengan pemda dan

stakeholder lain yang dirumuskan untuk menggali dan menyampaikan persepsi yang sama mengenai masa depan pembangunan pertanian dan pedesaan.

Page 31: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 21

Dalam mendukung pencapaian kinerja Badan Litbang Pertanian,

kegiatan utama Pengkajian dan Diseminasi di seluruh BPTP merupakan implemetasi hasil koordinasi dengan stakeholder terkait kebutuhan teknologi di daerah. Adapun kegiatan diseminasi tahun 2018 meliputi kegiatan top down yang mendukung kinerja Kementerian Pertanian.

Keberhasilan capaian kinerja pada tahun 2018 antara lain disebabkan

oleh:

1) Kesiapan dan kelengkapan dokumen perencanaan yang tepat waktu;

2) Intensifnya kegiatan pertemuan dan koordinasinya masing-masing tim

dan penanggungjawab; dan

Kontribusi substansi teknis dari para narasumber dalam forum seminar proposal dan pertemuan lainnya.

Namun demikian, dalam pencapaian indikator kinerja pada tahun 2018 masih dijumpai beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta dengan mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.

Tabel 7. Perbandingan capaian Kinerja tahun 2017 dan 2018

Capaian

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

2017

2018

1. Tersedianya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi

Jumlah teknologi spesifik lokasi 4 4

2. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Jumlah Model Pengembangan Inovasi

Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi 3 3

Teknologi Pertanian Bioindustri

3. Terdiseminasinya inovasi teknologi pertanian

Jumlah teknologi komoditas strategis yang terdiseminasi ke pengguna

5 5 spesifik lokasi

4. Tersedianya benih sumber mendukung sistem Jumlah produk benih sumber 39.55 7,96

Perbenihan (Padi dan kedelai)

5. Tersedianya Taman Teknologi Pertanian Jumlah Kabupaten lokasi TTP 1 1

6. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian wilayah

1 1 mendukung pembangunan

daerah

7. Tersedianya Model Kawasan Mandiri Benih Berbasis Masyarakat

Jumlah Propinsi 1 1

8.

Dihasilkannya sinerg operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi

Jumlah dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian

12 12

Page 32: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 22

pertanian unggul spesifik lokasi

9. Produksi benih sebar

- Jumlah Padi Jumlah produksi benih sebar - 30,15

- Kedelai Jumlah produksi benih sebar - 2

- - Salak Jumlah produksii 5000 6500

- - Kakao Jumlah batang 6800 13.772

3.2.3. Capaian Outcome (kegiatan tahun 2018)

Secara umum, hasil-hasil penelitian litbang pertanian masih memerlukan akselerasi pemasyarakatan inovasi melalui kegiatan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian. Hal ini terkait dengan salah satu isu pembangunan

pertanian yakni masih harus dioptimalkannya pemenuhan kebutuhan inovasi dalam mendukung pembangunan pertanian wilayah dan harus diakselerasinya pemasyarakatan inovasi pertanian hasil-hasil litbang pertanian. Dengan demikian, kegiatan pengkajian dan diseminasi inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi diarahkan untuk mencapai sasaran terciptanya teknologi spesifik lokasi dan terdiseminasikannya paket-paket teknologi spesifik lokasi.

Pada tahun 2018 telah dihasilkan Teknologi Spesifik lokasi (4 calon rekomendasi), Analisis dan sintesa kebijakan mendukung pembangunan pertanian DIY (1 rekomendasi), Teknologi yang terdesiminasi ke pengguna meliputi : Diseminasi Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi (5 rekomendasi), Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi/Penyuluh (3 calon rekomendasi), Taman Agro Inovasi (1 rekomendasi), Pengembangan Model Kawasan Mandiri

Benih Padi Berbasis Masyarakat (1 rekomendasi). Pendampingan Inovasi Pertanian dan Program Strategis Nasional (UPSUS Pajale) 1 rekomendasi, pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional 4 rekomendasi dari tanaman pangan komoditas padi, tanaman hortikultura dan kawasan peternakan sapi potong. Kegiatan lainnya adalah verifikasi dan sosialisasi informasi katam terpadu (1 rekomendasi), pendampingan kawasan rumah

pangan lestari (1 rekomendasi). Taman Teknologi Pertanian Kulon Progo Yogyakarta (1 rekomendasi), produksi benih sumber padi, kedelai dan bawang merah (1 rekomendasi) dan Model Pengembangan Bioindustri di DIY (3 calon rekomendasi).

Sebagian hasil pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi sangat

siginifikan mendukung program pembangunan pertanian DIY, antara lain teknologi pengembangan komoditas uggulan daerah, komoditas strategis, pengembangan model bioindustri padi-sapi, bioindustri kakao-kambing dan

bioindustri salak-kambing PE. Pembangunan Taman teknologi Pertanian Kulon Progo memberikan dampak yang cukup besar terhadap ekonomi rumahtangga dalam kawasan luas, memberikan model yang kongrit terhadap pengelolaan teknologi yang bersinergi dengan agrowidya wisata sebagai wahana edukasi untuk menghasilkan edukasi bisnis/. Beberapa teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan juga telah mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah maupun

stakeholders lainnya. Pada sisi lain, akselerasi pemasyarakatan inovasi

Page 33: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 23

pertanian spesifik lokasi, diimplementasikan dengan pengembangan model-model pemasyarakatan inovasi seperti: model kawasan rumah pangan lesatari (m-KRPL), Taman Teknologi Pertanian, dan Bioindustri. Kalender Tanam

(Katam) di DIY cukup baik dan di desiminasikan ke stakeholders di seluruh wilayah DIY; apresiasi daerah sangat besar terhadap teknologi pertanian yang diimplementasikan di wilayah DIY (4 kabupaten). Yang sangat membanggakan bahwa model bioindustri di DIY merupakan cerminan nasional sebagai rujukan di tingkat nasional.

Pemanfaatan teknologi spesifik lokasi terutama yang diterapkan dalam pendampingan program strategis Kementan memiliki prakiraan dampak yang signifikan dalam peningkatan produktivitas usahatani. Output unggulan seperti kawasan tanaman pangan, hortikultura, dan ternak sapi potong berhasil meningkatkan produksi, menekan kehilangan hasil, mengendalikan OPT, dan

peningkatan bobot sapi potong dan akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan petani.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik.

3.3.1 Anggaran dan Realisasi

Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis

dibidang pengkajian dan pengembangan Satker BPTP Yogyakarta pada TA. 2018 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM) dan RMP.

Anggaran satker BPTP Yogyakarta dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA BPTP Yogyakarta Tahun Anggaran 2018 oleh Menteri Keuangan Nomor: SP DIPA-018.09.2.633975/2018, tanggal 05 Desember 2017. Anggaran ini mengalami 5 (lima) kali revisi dan DIPA terakhir atau revisi ke-5 Nomor: SP DIPA--018.09.2.633975/2018, tanggal 17 Desember 2018. Pagu DIPA sebesar Rp 24.975.617.000,- dan dana yang terserap sebesar Rp

22.839.391.733,- atau 91,45% dengan sisa anggaran sebesar 8,55%. Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementeraian Pertanian, terutama strategis mendukung target 4 sukses pembangunan pertanian.

Page 34: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 24

Tabel 8. Realisasi Anggaran Tahun 2018

No Uraian

Anggaran

Realisasi

%

Realisasi Anggaran

1. Belanja Pegawai 9.562.518.000 8.630.063.838 90,25

2. Belanja Barang 10.535.578.000 9.458.421.542 89,78

3. Belanja Modal 4.877.521.000 4.750.906.353 97,40

Total Belanja

Kotor 24.975.617.000 22.828.999.766 91,45

Pengembalian Belanja - - -

Total Belanja 24.975.617.000 22.828.999.766 91,45

Catatan : laporan keuangan s.d. 31 Desember 2018

Alokasi anggaran BPTP Yogyakarta berdasarkan jenis belanja (menurut

DIPA tahun 2018) terdiri atas belanja pegawai, belanja barang (barang operasional dan non operasional) dan belanja modal. Berdasarkan proporsinya,

maka anggaran belanja yang paling besar dari total anggaran adalah belanja barang yaitu sebesar Rp 10.535.578.000,- (42,18%), kemudian untuk

anggaran yang relative paling kecil adalah belanja barang modal sebesar Rp

4.877.521.000,- (19,53%). Sementara untuk anggaran belanja pegawai yaitu

sebesar Rp 9.562.518.000,- (38,29%).

Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-

kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Realisasi keuangan Satker BPTP

Yogyakarta atas dasar SP2D sampai dengan akhir TA. 2018 mencapai Rp

22.839.391.733,- atau 91,45%, dari total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA TA. 2018. Realisasi anggaran tertinggi pada belanja barang sebesar Rp

9.458.421.542,- (89,78%). Realisasi anggaran terendah pada belanja modal yaitu sebesar Rp 4.750.906.353,- (97,40%). Realisasi belanja pegawai, yaitu

sebesar Rp 8.630.063.838 (90,25%). Terdapat pengembalian uang belanja

sebesar 2.136.225.270,-.

3.3.2 Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan yang dihasilkan diperoleh dari penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Estimasi pendapatan PNBP yang

direncanakan pada BPTP Yogyakarta sesuai DIPA Tahun Anggaran 2018 adalah sebesar Rp 113.740.000,-. Realisasi penerimaan pada akhir tahun

anggaran 2018 sebesar Rp 244.359.000,- sehingga dikatakan bahwa estimasi

PNBP dari Satker BPTP Yogyakarta pada tahun anggaran 2018 mencapai 214,84%. Berdasarkan kategorinya, penerimaan diperoleh dari penerimaan

Page 35: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 25

fungsional, yaitu dari pendapatan sewa guest house, jasa laboratorium tanah, dan UPBS.

Tabel 9. Pendapatan Negara TA. 2018 Satker BPTP Yogyakarta

No Uraian Estimasi

Pendapatan Realisasi % Realisasi

Anggaran

PENDAPATAN DALAM

NEGERI 113.740.000 244.359.000 214,84

1. Penerimaan pajak - - - 2.

Penerimaan bukan

pajak 113.740.000 244.359.000 214,84

3. Hibah - - -

Jumlah Pendapatan 113.740.000 244.359.000 214,84

Page 36: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 26

BAB IV. PENUTUP

BPTP Yogyakarta pada tahun 2018 memperoleh alokasi anggaran DIPA sebesar Rp 24.975.617.000,- dana yang terserap Rp 22.828.999.766, atau 91,45%, sedangkan sisa anggaran sebesar Rp 2.146.617.234,- atau 8,55%.

Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian, terutama program strategis mendukung target 4 sukses pembangunan pertanian.

Secara umum hasil analisis evaluasi kinerja dan capaian kinerja

menunjukkan bahwa kinerja kegiatan BPTP Yogyakarta Tahun 2018 telah dicapai dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh capaian indikator kinerja kegiatan penelitian BPTP Yogyakarta, terutama indikator masukan (input) dan hasil (outcome), umumnya telah terealisasi sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, kegiatan yang direncanakan

telah dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk indikator hasil, evaluasi secara umum menunjukkan bahwa kegiatan BPTP Yogyakarta memiliki hasil yang baik bagi penggunanya. Sementara itu, capaian indikator manfaat dan dampak kegiatan BPTP Yogyakarta tergantung dari sifat kegiatannya, ada kegiatan yang bisa diukur, namun ada juga beberapa kegiatan yang belum dapat terukur karena dampak dari kegiatan tersebut tergantung dari sifat keluaran

kegiatannya yaitu ada bersifat tangible (dapat diukur) dan ada yang bersifat intangible (tidak dapat diukur). Namun demikian, kontribusi BPTP Yogyakarta dalam pembangunan pertanian di DIY cukup banyak, hal ini ditandai banyaknya permintaan Pemda dan Dinas lingkup Pertanian baik di tingkat provinsi maupun kabupatenbaik sebagai tenaga ahli dalam kegiatan ilmiah maupun dalam pendampingan teknologi pertanian.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, BPTP Yogyakarta juga menghadapi

hambatan dan kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hambatan internal yang dihadapi oleh BPTP Yogyakarta terutama berkaitan dengan terbatasnya jumlah dan kualitas kompetensi SDM yang dimiliki, baik dari sisi kualifikasi maupun bidang keahlian. Selain itu, perimbangan komposisi

peneliti dengan penyuluh belum sesuai kebutuhan. Sedangkan hambatan /kendala eksternal yang dihadapi BPTP Yogyakarta berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan khususnya untuk fasilitasi sarana prasarana.

Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala tersebut adalah : 1) mengoptimalkan SDM yang ada dan

meningkatkan kapasitas SDM melalui training jangka pendek dan panjang, 2) melakukan perbaikan rencana kegiatan dan RKA-KL, meningkatkan koordinasi

dan komunikasi dengan pihak terkait, serta penambahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai ketersediaan anggaran.

Page 37: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 27

Lampiran :

RINGKASAN EKSEKUTIF KEGIATAN LITKAJI/DISEMINASI

LINGKUP BPTP YOGYAKARTA

1. Pengkajian Inhouse: Pengkajian Teknologi Budidaya Komoditas

Unggulan Tanaman Pangan DIY

a. Pengembangan Model Minapadi Sistem Jajar Legowo di Lahan

Sawah Irigasi

a.1. Pengembangan Model Minapadi Sistem Jajar

Legowo dengan Pola Pembesaran dan Pembibitan

Ikan di Lahan Sawah Irigasi

Latar Belakang

Budidaya minapadi berkembang pesat di DIY khususnya di Kabupaten

Sleman. Hal ini dikarenakan kondisi kemilikan lahan sempit rerata 500 –

1500 m2. Mina padi yang berkembang di DIY, masih terbatas inovasi

teknologinya, seperti penggunaan varietas lama, sistim tanam, tanpa BO,

pemupukan tinggi, dan parit dangkal, tanpa mulsa plastic. Hal ini menjadi

terobosan dengan perbaikan teknologi budidaya minapadi. DI Yogyakarta

terdapat 507 kelompok tani ikan dan 95% berada di kab Sleman. Produksi

ikan konsumsi mencapai 25,883ton dan benih ikan 947 juta ekor lebih

(Dinas Perikanan DIY, 2017). Berdasarkan karakteristik tanahnya, sebagian

besar lahan untuk minapadi jenis tanah pasiran dengan bahan induk abu

vulkan muda maka air lebih jernih maka jenis ikan yang dikembangkan Ikan

Nila, Karper, gurame dan lele sp. Konsumsi ikan di DIY 24,59

kg/kapita/tahun dibandingkan Nasional konsumsi ikan di DIY lebih rendah

28% (Nasional 35 kg/kapita/tahun). Hasil kajian sebelumnya mendeteksi

bahwa dengan system budidaya minapadi dapat memperbaiki sifat kimia

dan sebagian fisik tanah serta biologi dan menekan OPT. Budidaya

minapadi mengurangi penggunaan pupuk kimia dan obat-obatan, menekan

gulma, serta biaya tenaga kerja untuk penyiangan. Persyaratan budidaya

minapadi memiliki sumber air yang berlebih.

Tujuan

- Menerapkan paket teknologi minapadi di lahan sawah irigasi di

Kabupaten Sleman, DIY.

- Menguji kelayakan teknis, dan ekonomis serta persepsi preferensi

petani minapadi di DIY

Page 38: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 28

Metodologi

Lokasi dan waktu kegiatan :

1. Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok Kab Sleman MT-2 tahun 2018

(Agustus sd Oktober 2018)

2. Dusun Saamberembe, Desa Candibinangun, Kec. Pakem, Kab Sleman

MT-2 tahun 2018 (Juni-Agustus 2018)

3. KP Banyakan, Bantul

Paket teknologi untuk setiap lokasi, sebagai berikut :

Lokasi 1 :

- VUB Padi : V1 = Sembada Merah, V2 = Inpari 30, V3 = V3 = Inpari

42 GSR Agritan dan V4 = Inpari 43 GSR Agritan

- Pemupukan rekomendasi sesuai uji tanah

- Sistem tanam Jajar Legowo 2:1 disisipi

- Sistem tanam Jajar Legowo 2:1

- Pembesaran ikan Nila Merah sd 70 hari, ukuran 6-7 cm

- Udang galah, pembesaran sd umur 85 hari.

Lokasi 2 :

- VUB Padi : V1 = Ciherang, V2 = Inpari 30, V3 = Inpari 33, V4 =

Inpari 42 GSR Agritan dan V5 = Inpari 43 GSR Agritan

- Pemupukan rekomendasi sesuai uji tanah dan penambahan BO 2.5

ton/ha

- Pemberian ExtraGEN

- Sistem tanam Jajar Legowo 2:1 disisipi

- Pembesaran ikan Nila Merah selama 70-80 hari

Lokasi 3 :

- VUB Padi : V1 = Inpari 30, V2 = Inpari 33, V3 = Inpari 33, V4 =

Inpari 42 GSR Agritan dan V5 = Inpari 43 GSR Agritan, dan V6 =

Sembada Merah

- Pemupukan rekomendasi sesuai uji tanah dan penambahan BO 2.0

ton/ha

- Pemberian ExtraGEN

- Sistem tanam Jajar Legowo 2:1 disisipi

- Perbenihaan ikan Nila Merah

Hasil

Kondisi tanah sisi kimia : kualitas air dengan pH 6.8 sd 7.0 (normal),

pH tanah netral mengalami kenaikan, C Organik meningkat diatas 2%

masuk kategori rendah dibawah 2%, penggunaan bahan organik mutlak

diperlukan. Kandungan hara lainnya (P) dan K cukup tersedia. Kondisi

umum kesuburan tanah di kedua lokasi tersebut masuk tingkat kesuburan

sedang.

Page 39: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 29

Hasil Lokasi Maguwoharjo, Depok Sleman. Hasil gabah kering panen

(GKP) sebagai beriktu :Varietas Ciherang 96 t/ha, Inpari 30 (7,20 t/ha),

Inpari 42 GSR 9,92 t/ha, Inpari 43 GSR 7,44 t/ha dan Inpari 33 6,80 t/ha.

Hasil analisis finansial padi/gabah setelah dikurangi dengan CV 20% dari

bidang lahan karena untuk galengan, parit dalam pendapatan berkiasar

antara Rp 34.944.000 per ha, dengan rata-rata hasil panen Rp 28.080.000,-

per ha. Sedangkan hasil dari ikan (nila merah) pendapatan bersih Rp

71.250.000 per ha. Setelah dikurangi dengan biaya maka pendapatan

bersih usahatani minapadi sebesar Rp 53.380.000 per ha. Berdasarkan

kelayakan usaha menunjukkan bahwa nila RC sebesar 2,24 sd 3,21 artinya

layak untuk dikembangkan

Hasil Lokasi Samberembe , Pakem Sleman. Produksi padi rata rata

dalam GKP per hektar yaitu Inpari 30 sebesar 6,88 ton/ha, Inpari 42 GSR

Agritan 7,05 ton/ha, Inpari 43 GSR 9,31 ton/ha dan varietas local Sembada

Merah 7,70 ton / ha.

Total pendapatan yaitu 122.150.000 dengan rincian sebagai berikut

gabah 34.650.000/ha, ikan 87.500.000 per ha. RC rasio 1,54 (Feasible).

Dokumentasi kegiatan pengembangan model minapadi sistem jajar legowo dengan pola pembesaran

dan pembibitan ikan di lahan sawah irigasi

Page 40: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 30

b. Perakitan Teknologi Usahatani Padi dan Jagung Dalam Pola

Tanam Padi-Padi-Jagung

b.1. Pengkajian Budidaya Padi Dengan Penggunaan Biochar Dan

Pupuk Hayati Dalam Pola Tanam Padi-Padi-Jagung di Lahan

Kering

Latar Belakang

Usahatani padi di lahan tadah hujan kawasan lahan kering iklim kering,

pada umumnya selain dihadapkan pada kendala keterbatasan/kekurangan

air juga keadaan tanah yang kurang subur karena bertekstur liat, kadar C

organik maupun hara N, P, dan K tersedia rendah sehingga perlu upaya

penerapan teknologi yang dinilai potential untuk memaksimalkan

produktivitas tanaman.

Tujuan

Mengkaji inovasi teknologi pengelolaan hara dan bahan organik

dengan penggunaan biochar, biodecomposer, dan pupuk hayati terhadap

hasil dan pendapatan usahatani padi pada lahan sawah tadah spesifik

lokasi.

Metodologi

Pengkajian dilaksanakan dengan metode On farm pada lahan petani

seluas sekitar 5 ha di Bulak Lor polaman Desa Wareng Kecamatan

Wonosari, Kabupaten Gunungkidul dalam musim tanam MH II: Februari-

Juni 2018.

Perlakuan teknologi yang dikaji terdiri atas 5 macam dengan ulangan

yang tidak sama, berkisar 5-9 kali. Macam perlakuan mencakup teknologi

eksisting petani dengan penggunaan pupuk kimia sumber N, P, dan K

sesuai 100% dosis rekomendasi setempat, yaitu 175 kg Urea dan 250 kg

NPK 15:15:15 (Phonska)/ha dan empat macam teknologi introduksi yang

terdiri atas 2 macam perlakuan kombinasi penggunaan pupuk hayati

Agrimeth dan biodekomposer Agrodeko 1 dengan 100% dan 50% dosis

rekomendasi pupuk kimia serta 2 macam perlakuan kombinasi penggunaan

pupuk hayati Agrimeth, biodekomposer Agrodeko 1, biochar/arang sekam

padi dengan 100% dan 50% dosis rekomendasi pupuk kimia. Pupuk hayati

Agrimeth digunakan sebagai perlakuan benih dengan dosis 0,5 kg/25 kg

benih/ha dan biodekomposer Agrodeko 1 diberikan untuk penyemprotan

tunggul jerami sisa panen di lahan dengan dosis 2 kg dilarutkan dalam 240

liter air/ha sedangkan dosis arang sekam padi 2 t/ha.

Padi yang digunakan adalah varietas unggul baru (VUB) Inpari 43

Agritan GSR. Penanaman dilakukan dengan sistem tanam pindah

(transplanting) menggunakan bibit muda berumur 15-20 hari setelah sebar

benih. Penanaman bibit diatur dalam sistem tanam jajar legowo (tajarwo)

Page 41: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 31

2:1 (40 cm x 25 cm x 15 cm) dengan 2-3 bibit per lubang tanam. Pupuk

majemuk NPK Ponska (15:15:15) diberikan pada saat tanam sedangkan

Urea diberikan 2 kali yaitu saat tanaman berumur sekitar 25 dan 40 hari

setelah tanam (HST). Pengairan saat masih terjadi hujan berasal dari

sumber curah hujan sedangkan ketika sudah tidak ada hujan dilakukan

pengairan tambahan dari sumur pompa di ladang agar tanaman terhindar

dari stres karena cekaman air.

Hasil

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keempat perlakuan teknologi

introduksi memberikan hasil gabah kering giling yang relatif sama, yaitu

berkisar 4,596 – 5,121 t/ha, namun cenderung lebih tinggi dari pada

perlakuan teknologi eksisting petani yang hanya memberikan hasil gabah

4,152 t/ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk

hayati Agrimeth dan biodecomposer Agrodeko 1 dengan atau tanpa

biochar/arang sekam padi mampu mengurangi 50% dosis rekomendasi

pupuk kimia sumber N, P, K dengan tanpa menurunkan dan bahkan

cenderung meningkatkan hasil gabah bila dibandingkan dengan

penggunaan teknologi exksisting petani yang hanya menggunakan

sepenuhnya pupuk kimia. Secara ekonomis, perlakuan teknologi introduksi

dengan menggunakan pupuk hayati Agrimeth dan biodecomposer

Agrodeko 1 dengan 50% dosis rekomendasi pupuk kimia juga layak dan

mampu meningkatkan pendapatan sekitar Rp 1.000.000 atau keuntungan

Rp 18.500/0,1 ha.

Page 42: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 32

Dokumentasi Kegiatan dari mulai tanam, keragaan tanam sampai dengan panen

b.2. Pengkajian Budidaya Jagung Dengan Penggunaan Biochar

Dan Pupuk Hayati Di Lahan Sawah Tadah Hujan

Latar Belakang

Pengelolaan sumberdaya lahan dan perbaikan kualitas tanah saat ini

sudah cukup mendesak dan sangat penting untuk kelanjutan generasi

mendatang. Perbaikan kualitas lahan sawah tadah hujan dapat dilakukan

antara lain dengan aplikasi pupuk hayati dan biochar. Pupuk hayati adalah

sekumpulan organisme hidup yang aktivitasnya bisa memperbaiki

kesuburan tanah. Biochar adalah bahan padat yang diperoleh dari proses

karbonisasi suatu biomassa limbah pertanian atau perkebunan. Biochar

merupakan substansi padat yang bersifat porous, dan mengandung karbon

tinggi lebih dari 50%.

Tujuan

Mengkaji inovasi teknologi pengelolaan hara dan bahan organik dengan

penggunaan biochar dan pupuk hayati terhadap hasil dan pendapatan

usahatani jagung pada lahan sawah tadah spesifik lokasi.

Metodologi

Pengkajian aplikasi pupuk hayati dan biochar ini dilakukan di bulak Lor

Polaman, desa Wareng kecamatan Wonosari – kabupaten Gunungkidul.

Waktu pelaksanaan pada Musim tanam III (bulan Juni - September 2018)

dengan perlakuan : (A) Kontrol (tanpa pupuk hayati dan biochar) pupuk

kimia 100% sesuai rekomendasi (Urea 325 kg/ha, NPK Ponska 300

kg/ha),(B) Aplikasi Pupuk Hayati (Agrofit) 400 gr/ha, tanpa biochar

Pemupukan Urea 325 kg/ha, NPK Ponska 300 kg/ha, (C) Aplikasi Pupuk

Hayati (Agrofi), tanpa biochar dan pupuk kimia 75% sesuai rekomendasi,

(D) Aplikasi biochar arang sekam 2,0 ton/ha, ditambah pemberian pupuk

hayati Agrofit dan pupuk kimia 100% rekomendasi, (E) Aplikasi Pupuk

Hayati (Agrofit), dan biochar 2 ton/ha serta pupuk kimia 75% rekomendasi.

Setiap perlakuan diulang 5 kali dengan petani sebagai ulangannya. Sistem

tanam jagung dengan baris ganda (40 cm - 80 cm x 20 cm dalam baris).

Varietas jagung Bisi 18.

Page 43: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 33

Hasil

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Hayati

(Agrofit), dan biochar 2 ton/ha serta pupuk kimia 75% rekomendasi dan

Aplikasi biochar arang sekam 2,0 ton/ha + pupuk hayati Agrofit dan pupuk

kimia 100% rekomendasi memberikan hasil tertinggi masing-masing

sebesar 7,12 ton/ha dan 7,23 ton/ha dan tidak berbeda nyata. Aplikasi

kombinasi pupuk hayati dan biochar sebanyak 2 ton/ha dalam 2 musim

berturutan mampu menaikan produktivitas jagung pipilan kering sebanyak

42,76% dibandingkan kontrol (perlakuan petani setempat). Pengairan

dilakukan dengan memanfaatkan 2 buah sumur pompa submersible

sebagai sumber irigasi suplementer yang memiliki debit air sebesar 2,5

liter/detik, selanjutnya diikuti dengan terbentuknya kelembagaan

pengelolaan air yang diberi nama P3A Tirto Mulyo, Wareng. Dengan

Pengairan tambahan dari sumur pompa masih diperoleh keuntungan bersih

sekitar Rp.17,49 juta/ha (rata-rata) karena dari hasil panen juga diperoleh

hasil limbah biomass panen sebagai pakan ternak. Kegiatan ini

membuktikan bahwa Penerapan budidaya jagung pada Musim Kemarau di

lahan tadah hujan Wareng, Wonosari dengan sumber pengairan dari sumur

pompa submersible masih menguntungkanserta dapat berfungsi ganda

yaitu mendukung penyediakan pangan maupun pakan ternak, disamping

itu terjadi peningkatan Indeks pertanaman yang semula IP 2.0 menjadi IP

3.0 atau pola tanamnya yang semula Padi-Palawija-Bera atau Padi-Bera-

Bera meningkat menjadi Padi-Padi-Jagung.

Dokumentasi Kegiatan dari mulai tanam, keragaan tanam sampai dengan panen

Page 44: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 34

c. Perakitan Teknologi Budidaya Padi Gogo Spesifik Lokasi

Lahan Kering (Bambang Sutaryo)

c.1. Kajian Pengembangan Varietas Unggul Inpago di Lahan

Kering Mendukung IP 200

Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lahan sawah tadah hujan dan

lahan kering dominan terdapat di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang

luasnya mencapai sekitar 71.275 hektar atau 62,9% dari total luas sawah

tadah hujan dan lahan kering DIY. Peningkatan produktivitas padi gogo

dapat diupayakan melalui penggunaan varietas yang adaptif dengan

penerapan inovasi teknologi berupa pemupukan berdasarkan uji tanah

(PuTK).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan produktivitas padi gogo

melalui penggunaan varietas yang adaptif dengan penerapan inovasi

teknologi berupa pemupukan berdasarkan uji tanah (PuTK).

Metodologi

Lokasi kegiatan kajian pengembangan varietas unggul Inpago (Inbrida

padi gogo) di Lahan Kering Mendukung IP 200 di Gunungkidul

D.I.Yogyakarta seluas sekitar 4 hektar milik Gabungan Kelompok Tani

“Kumpul Makaryo”, Desa Nglanggeran, kecamatan Patuk, kabupaten

Gunungkidul, dengan ketinggian 200m - 700m di atas permukaan laut.

Keadaannya berbukit-bukit terdapat sumber-sumber air tanah

kedalaman 6 m – 12 m dari permukaan tanah.

Varietas-varietas Inbrida Padi Gogo (Inpago) seperti Inpago 5, Inpago

8 dan Inpago 10 dipilih untuk pengkajian dan pengembangan karena

memiliki keunggulan dalam hal produktivitas 6,5-7,0 t/ha, tahan terhadap

penyakit Blast, umur tanaman 105-110 hari, tanaman tidak tinggi dan rasa

nasi pulen (Suprihatno et al., 2010; Sutaryo et al., 2016).

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) terdiri dari satu set alat dan bahan

kimia untuk analisis kadar hara tanah lahan kering, yang dapat digunakan

di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTK

digunakan mengukur kadar P, K, bahan organik, pH tanah dan kebutuhan

kapur dan dikemas dalam tas berukuran panjang 33 cm, lebar 15,5 cm dan

tinggi 17 cm.

Hasil

Hasil analisis tanah berdasarkan PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering),

Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul 2017, bahwa unsur hara N, P dan K

statusnya sedang, dengan pH netral, maka rekomendasi pemupukan

adalah Urea 250 kg/ha, Phonska 300 kg/ha, dan organik 1,5 t/ha.

Page 45: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 35

Hasil gabah yang dipanen secara ubinan, konversi produktivitas dan

konversi produktivitas dikurangi faktor koreksi tertinggi dicapai oleh Inpago

5 (5,7 kg), diikuti oleh Inpago 8 (5,5 kg), Inpago 10 (5,4 kg), dan Ciherang

(4,6 kg). Dengan demikian, ketiga Inpago tersebut dapat dikembangan

pada skala yang lebih luas.

Hasil analisis usaha tani B/C rasio, menunjukkan bahwa VUB padi

inbrida Inpago 5, Inpago 8, dan Inpago 10 layak untuk dikembangkan

terbukti B/C rasio berturut-turut sebesar 1,92; 1,82 dan 1,61. Incremental

B/C rasio ketiga VUB tersebut terhadap varietas pembanding terbaik

(Ciherang) yaitu varietas Inpago 5 (28,00 %); Inpago 8 (21,33 %); dan

Inpago 10 (7,33 %).

Inpago 5 memberikan produktivitas yang lebih tinggi daripada varietas

lainnya, dan memiliki ketahanan terhadap penyakit blas. Dengan demikian

berpotensi untuk dikembangkan secara lebih luas lagi di lahan kering

mendukung IP 200, Gunungkidul. Dalam pengembangan varietas unggul

Inpago di Patuk Gunungkidul, penggunaan teknologi budidaya pemupukan

berimbang dan tanam jajar legowo mutlak diperlukan. Selain hal tersebut,

varietas unggul Inpago memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan

dengan varietas yang sudah ada sebelumnya. Ke depan, varietas unggul

Inpago perlu dikembangkan secara lebih luas lagi di lahan kering

mendukung IP 200 Gunungkidul, sehingga dicapai peningkatan produksi di

lahan kering Gunungkidul.

Dokumentasi Kegiatan dari mulai tanam, keragaan tanam sampai dengan panen

Page 46: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 36

c.2. Kajian Ragam Hama Penyakit Utama Padi Gogo dan

Pengendaliannya di Gunungkidul

Latar Belakang

Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah penghasil utama padi

gogo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Produksi padi gogo di

Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan dalam 5 (lima) tahun

terakhir. Produksi padi gogo tahun 2012 sebesar 204.689 ton, sedangkan

pada tahun 2016 produksinya hanya mencapai 168.249 ton (BPS Provinsi

DIY, 2017). Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam budidaya padi

gogo adalah adanya serangan blas yang merugikan petani. Pengendalian

Hama Terpadu (PHT) adalah teknologi yang dianjurkan dalam pengendalian

penyakit blas. Konsep ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan

ekosistem, stabilitas, dan kesinambungan produksi sesuai dengan tuntutan

praktek pertanian yang baik (Good Agricultural Practices, GAP). PHT

bertujuan untuk membatasi penggunaan pestisida kimia dengan

memperkenalkan konsep ambang batas pengendalian sebagai dasar

penetapan pengendalian hama (Effendi, 2009). Langkah pengendalian

dalam PHT meliputi : (1) budidaya tanaman sehat, (2) pemanfaatan musuh

alami, (3) menanam varietas tahan, (4) pengendalian secara mekanik, (5)

pengendalian secara fisik, (6) pengendalian secara genetis, (7) penggunaan

pestisida sesuai anjuran. PHT sudah diterapkan di Indonesia sejak tahun

1992 dan diperkuat oleh UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman. Namun demikian, pengetahuan petani tentang PHT masih belum

memadahi. Dalam rangka mendukung pengembangan padi gogo di

gunungkidul, dan budidaya padi gogo agar dapat mencapai hasil optimal,

maka dilakukan pengkajian ragam hama penyakit utama padi gogo dan

pengendaliannya di Gunungkidul.

Tujuan

Mengkaji ragam hama-penyakit utama dan penerapan pengendalian

hama terpadu (PHT) padi gogo

Metodologi

Kegiatan penelitian akan dilaksanakan di wilayah Kabupaten

Gunungkidul. Lokasi survey adalah wilayah pada gogo di zona selatan

Gunungkidul. Sedangkan lokasi display penerapan PHT dilaksanakan di

lahan petani dengan tipe ekosistem sawah tadah hujan dengan pertanaman

padi gogo. Waktu tanam akan menyesuaikan dengan pola tanam di daerah

setempat dalam kurun waktu tahun anggaran 2018.

Metode pelaksanaannya ada 2, yaitu 1. Survey hama-penyakit utama

padi gogo.

Page 47: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 37

Kegiatan survey akan dilakukan di wilayah padi gogo zona selatan

Gunungkidul melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah

wawancara dengan petani untuk menggali informasi mengenai pemahaman

petani terhadap hama-penyakit utama padi gogo dan cara

pengendaliannya. Kegiatan ini dilakukan menggunakan daftar pertanyaan

yang disiapkan melalui kuesioner. Responden akan berjumlah 30 orang

yang ditetapkan secara acak dari tiga wilayah yang ditetapkan sebagai

daerah pengamatan. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan

pengamatan langsung keberadaan hama penyakit utama padi gogo di

hamparan lahan petani di tiga wilayah yang ditetapkan sebagai daearah

pengamatan. Pengamatan gejala serangan hama-penyakit utama dan

tingkat serangan atau keparahannya dilakukan secara visual dalam suatu

hamparan tanaman padi gogo menggunakan acuan buku Masalah Lapang

Hama-Penyakit-Hara pada Padi (Balai Penelitian Tanaman Padi, 2005).

Tingkat serangan hama dan keparahan penyakit ditetapkan dengan empat

katagori, yaitu serangan ringan (< 20%), sedang (20-50%), berat (50-

80%), dan puso (>80%). Sampel hama dan penyakit yang belum dapat

diketahui jenisnya akan dibawa dan diidentifikasi lebih lanjut di

laboratorium. 2. Display penerapan PHT padi gogo. Dispalay penerapan

PHT padi gogo dilaksanakan di lahan petani dengan luas kurang lebih 0,5

ha yang berlokasi di dalam hamparan pertanaman padi gogo milik petani.

Pembanding merupakan cara pengendalian hama penyakit menurut

kebiasaan petani di luar lokasi display PHT. Display dapat menggunakan

pertanaman yang telah ditanam oleh petani sebagai lokasi untuk penerapan

PHT padi gogo, atau mempersiapkan lokasi dan pertanaman display dari

awal seluas 0,5 ha. Hal tersebut akan ditentukan kemudian menyesuaikan

kondisi lapangan, mengingat musim tanam padi gogo yang waktunya

sangat terbatas dan tidak sesuai dengan tahun penganggaran pengkajian.

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga permasalahan utama dalam

budidaya padi gogo menurut petani adalah serangan OPT, tenaga kerja dan

saprodi. Hama utama yang banyak menyerang padi gogo menurut

pendapat petani adalah walang sangit dan wereng, sedangkan penyakit

utama adalah blas daun dan blas leher. Penerapan PHT nyata

meningkatkan hasil panen padi 18% lebih tinggi dibandingkan cara

budidaya petani non kooperator disekitarnya.

Page 48: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 38

Dokumentasi kegiatan kajian ragam hama-penyakit utama padi gogo dan pengendaliannya di

Gunungkidul

d. Uji Adaptasi Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah di

Lahan Kering

d.1. Kajian Budidaya Bawang Merah Asal Biji (TSS) Di

Agroekosistem Dataran Rendah Kabupaten Gunungkidul

Latar Belakang

Upaya peningkatan mutu benih dan produksi bawang merah di

Yogyakarta salah satunya dilakukan inovasi tanam bawang merah asal biji

TSS (True Shallot Seed). Penggunaan benih biji bawang merah asal biji

dapat menekan biaya input 50% dibandingkan dengan asal umbi. Luas

tanam bawang merah tahun 2017 D.I. Yogyakarta 1.414 ha terdiri

Kabupaten Kulon Progo 534 ha, Bantul 700 ha, Gunungkidul 150 ha dan

Sleman 30 ha, sumber benihnya masih tergantung asal umbi. Kebutuhan

benih umbi untuk per haternya 1-1,2 t/ha sehingga penyediakan benih

umbi dibutuhkan cukup besar yaitu sebanyak ± 1.414 ton. Waktu tanam

harga benih per kg berfluktuasi Rp 25 -35 ribu/kg atau Rp 45-50 ribu/kg

pada waktu kekurangan benih, maka dari itu biaya untuk benih asal umbi

setara dengan 35,4- 63,6 milyar/tahunnya. Total biaya untuk benih

Page 49: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 39

mencapai 25 -50 juta/ha atau 50% total biayanya usahatani. Sedangkan

tanam bawang merah benih asal biji dibutuhan benihnya 3 - 4 kg/ha

dengan harga per gram nya Rp 2000 atau Rp 2 juta/kg sehingga biaya 6 –

10 juta ditambah biaya persemaian 4-6 juta per hetarnya, total biayanya

10-16 juta/ha atau 29% total usaha tani.

Tujuan

1. Memghasikan paket teknologi budidaya bawang merah asal biji

(TSS) yang mampu meningkatkan produktivitas spesifik lokasi

di agroekosistem dataran rendah.

2. Menghasilkan umbi mini sebagai sumber benih bawang merah

asal biji (TSS) sesuai SNI 01-6998:2004

Metodologi

Pengkajian dilaksanakan pada bulan Januari - Desember 2018 di lahan

kering dataran rendah wilayah kerja Kelompok Desa “Maju” desa

Karangrejek, Kecamatan Wonosari, dan Kelompok tani “Ubet Manunggal”

Desa Bleberan, Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul D.I.

Yogyakarta.

Hasil

Hasil kajian menunjukkan bahwa teknologi persemaian (seedling)

merupakan tahap awal untuk mengusahui teknologi. Hasil kajian secara Ex-

situ dengan sistem kotak belum dapat diterima oleh petani karena kesulitan

dalam transportasi ke lokasi tanam sehingga daya adaptasinya banyak

tanaman setelah di transplanting stres sehingga mati mencapai 40-60%.

Hasil kajian persemaian secara In-situ di lokasi tanam daya adaptasinya

baik (85-90%), karena tanaman tidak strees. Selanjutnya dalam budidaya

bawang merah asal biji pada tanah tektur liat baik di musim hujan atau

kemarau faktor pembatasnya pada sistem perakaran terhambat, daya

penetrasi lambat dibandingkan dengan tanam bawang merah asal umbi.

Produksi bawang merah asal biji varietas Bima dan Trisula belum maksimal,

karena umbinya belum dapat maksimal (> 6-10 g/umbi). Sehingga produksi

baik untuk benih mini (generasi 1). Produksi Bima dan Trisula masih rendah

4-6 t/ha, ukuran umbi <6 g/umbi. Sulusi untuk peningkatan produksi

dilanjutkan tanam bawang merah asal biji generasi 1. Hasil sosialisasi

kegiatan di dua BPP Playen dan Gunungkidul diikuti oleh PPL 25 orang dan

Petani 50 orang hasil sangat respon karena dari hasil menunjukkan setuju

- sangat setuju > 68% dan ragu ragu dan tidak setuju (3-9%).Sedangkan

di BPP Wonosari hasilnya hampir sama (Setuju –sangat setuju 56 % dan

ragu ragu –tidak setuju 13 %. Implementasinya dilapangan petani masih

belum mendalami teknologi khususnya penyemaian bawang merah asal biji

secara in-situ pada tanah liat seperti Kabupaten Gunungkidul.

Page 50: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 40

Dokumentasi Kegiatan dari mulai tanam, keragaan tanam sampai dengan panen

d.2. Penanganan Pascapanen Bawang Merah Di Sentra Produksi

Desa Samiran, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul

Latar Belakang

Usahatani bawang merah di Provinsi DIY relative kurang, ini terlihat

dari luas pertanaman bawang merah di propinsi DIY pada Tahun 2012

tercatat 116 ha dengan produksi 6.959 kuintal (produktivitas 6,96 t/ha)

(BPS, 2013) dan pada tahun 2014 produksi mencapai 460 ton (Kementan,

2014). Jika dilihat dari karakteristik agro ekosistem Provinsi DIY dengan

sifat dan karakteristik bawang merah, maka Provinsi DIY sangat cocok

untuk pengembangan bawah merah, sehingga dapat meningkatkan

agribisnis petani.

Peningkatan nilai tambah bawang merah salah satunya dengan

diversifikasi pengolahan (Estu dan Berliana, 2000). Di tingkat petani,

diversifikasi pengolahan bawang merah masih sangat terbatas. Bawang

merah goreng merupakan salah satu diversifikasi pengolahan bawang

merah yang potensial dikembangkan karena tingkat permintaan pasar

relatif tinggi. Karakteristik bawang merah goreng dipengaruhi oleh varietas

yang digunakan jenis alat pengiris, jenis bahan perendam, dan jenis tepung

penyalut. Varietas bawang merah dan metode pengolahan berpengaruh

Page 51: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 41

terhadap karakteristik bawang merah goreng (Taufik dan Sari, 1996), selain

itu varietas juga mempengaruhi kadar Volatile Reducing Substance (VRS)

bawang merah goreng yang dihasilkan (Taufik dan Sri, 2011). Selain itu,

diperlukan teknologi penyimpanan benih bawang merah yang ramah

lingkungan.

Tujuan

1. Mengkaji penerapan teknologi pascapanen bawang merah di tingkat

petani untuk benih

2. Mengkaji diversifikasi pengolahan bawang merah

Metodologi

Pengkajian dilakukan di desa Samiran, Kecamatan Kretek, Kabupaten

Bantul pada bulan Januari-Desember 2018. Pengkajian ini meliputi 2

kegiatan yaitu penyimpanan benih menggunakan pestisida hayati pada dua

season (on season dan off season) dan diversifikasi olahan bawang merah

goreng.

Pada kegiatan penyimpanan benih, dilakukan treatment benih

menggunakan pestisida hayati dengan bahan hayati yang existing di lokasi.

Sebagai pembanding adalah perlakuan seed treatment yang dilakukan oleh

petani (existing). Dari kajian penyimpanan benih ini diharapkan

menghasilkan benih yang memenuhi sebagian persyaratan mutu benih

bawang merah sesuai SNI-3159:2013. Parameter yang diamati meliputi:

kadar air dan kadar abu bawang merah sebelum dan setelah penerapan

teknologi penyimpanan serta karakteristik fisik/kimia umbi pada saat

panen, setelah penerapan teknologi.

Rancangan percobaan pada kegiatan diversifikasi pengolahan bawang

merah goreng dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu perlakuan varietas

bawang merah (Crok kuning dan Tajuk), perlakuan alat pengrajang

(manual menggunakan pisau dan mesin pengrajang), serta perlakuan

perendaman (perendaman 0,5% NaCl dan 0,3% CaCl2 selama satu jam;

serta 0,5% NaCl dan 0,2% NaHSO3 selama satu jam, serta tanpa

perendaman). Bahan penyalut menggunakan tepung maizena sebanyak

2% perkilogram bawang merah.

Hasil

Pengkajian penyimpanan benih bawang merah menggunakan

pestisida hayati padat menunjukkan tingkat susut bobot paling rendah yaitu

penyimpanan bawang merah off seasion perlakuan di besek dengan

pestisida cair pada Varietas Crok Kuning. Sedangkan untuk tingkat

kerusakan terendah yaitu pada penyimpanan bawang merah on seasion

perlakuan di besek tanpa pemberian pestisida (kontrol) pada Varietas

Thailand. Sedangkan hasil uji daya tumbuh yaitu pada bawang merah

penyimpanan off seasion dengan perlakuan di gantung. Pada hasil uji ini

Page 52: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 42

menunjukkan bahwa umbi bawang merah yang di tanam hampir semuanya

tumbuh. Untuk tingkat daya tumbuh bawang merah yang paling rendah

yaitu pada bawang merah penyimpanan on seasion perlakuan di gantung

dan di besek.

Pengkajian diversifikasi olahan bawang merah goreng menunjukkan

bahwa bawang merah goreng tanpa perendaman serta penambahan

tepung penyalut (maizena) sebanyak 2% dengan menggunakan varietas

Crok Kuning menghasilkan bawang merah goreng dengan tektur renyah

dan masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan perlakuan yang

lain.

Dokumentasi Kegiatan penyimpanan dan pengolahan bawang merah

e. Kajian Teknologi Pascapanen Komoditas Kakao Untuk

Peningkatan Nilai Tambah

e.1. Kajian Teknologi Pasca Panen Kakao Untuk Peningkatan

Nilai Tambah Mendukung Pengembangan TTP Nglanggeran

Latar Belakang

Permasalahan yang sering terjadi pada pengolahan kakao rakyat di

Indonesia yaitu mutu biji kakao yang rendah, beragam dan tidak konsisten,

yang antara lain disebabkan karena proses fermentasi, pengeringan,

pengemasan dan penyimpanan yang kurang baik.

Kontaminan mikotoksin pada biji kakao yang antara lain disebabkan

karena pengemasan dan penyimpanan yang kurang tepat. Pada biji kakao

kering ditingkat petani ditemukan jamur Aspergillus flavus, A. niger, A.

fumigatus, Penicillium sp, Fusarium sp, Trichoderma sp., Rhizopus sp.,

Mucor sp. dan Verticillium sp. Di tingkat pedagang pengumpul dijumpai

jamur A. flavus, A. niger, Penicillium sp., Fusarium sp., Trichoderma sp dan

Mucor sp. dan di tingkat eksportir ditemukan jamur A. flavus, A. niger,

Penicillium sp, Trichoderma viridae dan Geotrichum sp. Populasi total jamur

mikotoksigenik ditingkat petani, pedagang pengumpul dan eksportir

Page 53: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 43

masing-masing sebesar 1,4 x 109 cfu/ml, 6,5 x 107 cfu/ml dan 6,0 x 105

cfu/ml (Asrul, 2009).

Tujuan

Mengkaji teknologi pengemasan dan penyimpanan biji kakao.

Metodologi

Kegiatan dilaksanakan di (1) Kelompok Tani Ngudi Raharjo II, Dusun

Plosokerep, Desa Bunder, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul,

Yogyakarta (2) TTP Nglanggeran (3) Laboratorium Pasca Panen dan

Alsintan BPTP Yogyakarta dan (4) Laboratorium mikrobiologi PSPG UGM

Yogyakarta pada bulan Januari hingga Desember 2018.

Rancangan percobaan yang digunakan pada kajian ini yaitu

Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dengan faktor pertama jenis biji kakao

fermentasi (B) dengan dua variasi yaitu B1= biji kakao hasil fermentasi

dengan penambahan starter L. plantarum HL15 dan B2= biji kakao hasil

fermentasi tanpa penambahan starter L. plantarum HL15 dan faktor kedua

jenis kemasan (K), dengan lima variasi yaitu K1= Kemasan plastik PP 0.8

mm divakum, K2= Kemasan plastik PP 0.8 mm tanpa vakum, K3= Kemasan

kontainer plastik, K4= Kemasan plastik PP 0,8 mm divakum + kontainer

plastic dan K5= Kemasan karung nilon (kontrol petani), dengan 2 kali

ulangan.

Hasil

Hasil kajian menunjukkan bahwa biji kakao hasil fermentasi dengan dan

tanpa penambahan starter L. plantarum HL15 sebelum penyimpanan

memiliki kadar air berturut turut 6,1 dan 6,2% dan secara fisik keduanya

memenuhi standard mutu SNI 01-2323-2008 dan SNI 01-2323-2002 dan

memiliki bilangan peroksida nol. Biji kakao hasil fermentasi dengan dan

tanpa penambahan starter L. plantarum HL15 sebelum penyimpanan

memiliki total bakteri asam laktat berturut turut 1,5 x 105 dan 3,4 x 104

cfu/g. Biji kakao hasil fermentasi dengan dan tanpa penambahan starter L.

plantarum HL15 setelah penyimpanan terjadi kenaikan kadar air tetapi tidak

signifikan dan secara fisik keduanya masih memenuhi standard mutu SNI

01-2323-2008 dan SNI 01-2323-2002, terjadi kenaikan bilangan peroksida,

dan penurunan total bakteri asam laktat.

Page 54: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 44

Dokumentasi Kegiatan pengemasan dan penyimpanan biji kakao

e.2. Kajian Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Produk

Cokelat dan Susu Kambing Mendukung Pengembangan TTP

Nglanggeran

Latar Belakang

Taman Teknologi Pertanian (TTP) Nglanggeran telah dilengkapi

dengan peralatan pengolahan untuk diversifikasi olahan dari biji kakao

sehingga berhasil mengembangkan kakao menjadi berbagai produk cokelat

yang bernilai ekonomis tinggi. Salah satu produk olahan cokelat yang

multifungsi dan prospektif untuk dikembangkan adalah bubuk cokelat.

Kawasan TTP Nglanggeran juga dihasilkan susu kambing yang berasal dari

kambing etawa dan kambing safera. Dalam rangka peningkatkan nilai

tambah susu dan mendukung kawasaan TTP Nglanggeran, maka akan

dilakukan pengolahan susu fermentasi. Diharapkan produk baru ini dapat

diterima masyarakat sehingga meningkatkan status gizi dan diminati juga

oleh wisatawan sehingga semakin mendukung berkembangnya kawasan

TTP Nglanggeran. Pengemasan dan penyimpanan yang tepat dapat

Page 55: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 45

meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan oleh TTP Nglanggeran.

Bahan tambahan anti gumpal dan bahan pengemas merupakan hal yang

berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan produk olahan.

Tujuan

- Mengkaji pengaruh jenis anti gumpal dan bahan pengemas terhadap

mutu dan daya simpan bubuk cokelat.

- Mengkaji pengaruh penggunaan kultur bakteri asam laktat (BAL) dan

konsentrasi sukrosa terhadap mutu produk susu kambing fermentasi.

Metodologi

Kegiatan dilaksanakan di (1) TTP Nglanggeran (2) Laboratorium Pasca

Panen dan Alsintan BPTP Yogyakarta dan (3) Laboratorium mikrobiologi

PSPG UGM Yogyakarta pada bulan Januari hingga Desember 2018.

Rancangan percobaan yang digunakan pada kajian pertama yaitu

Rancangan Acak Kelompok Faktorial 2 faktor dengan 2 kali ulangan sebagai

kelompok. Faktor pertama adalah penambahan antikempal dengan 3 taraf

perlakuan yaitu penambahan Kalsium Karbonat (A) dengan dosis A1 =

tanpa penambahan antikempal, A2 = 0,5 mg/g, dan A3 = 1 mg/g. Faktor

kedua adalah jenis kemasan (K) dengan 2 taraf perlakuan yaitu

pengemasan dalam K1= plastik Polypropilene (PP) 1,0 mm dan K2=

aluminium foil. Pada kajian kedua, rancangan percobaan yang digunakan

yaitu Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3 kali ulangan. Faktor pertama

jenis bakteri asam laktat (B), B1 = L. plantarum T14, B2 = L. plantarum

T35 . Faktor kedua jenis sukrosa (S), S1= 0%, S2= 2,5%, dan S3= 5%.

Hasil

Hasil kajian menunjukkan bahwa produk cokelat bubuk sebelum

penyimpanan memiliki kadar air, kadar lemak, kadar kulit (shell) dan TPC

jamur berturut-turut sebesar 2,53%, 33,86%, 0,01% dan 0 yang telah

memenuhi standard mutu SNI 3747:2009 serta memiliki bilangan peroksida

sebesar 6,33 meq/kg. Preferensi panelis terhadap produk cokelat bubuk

yang disimpan hingga bulan ketiga menunjukkan tidak ada perbedaan

parameter bau pada semua perlakukan dan kontrol. Parameter rasa bubuk

cokelat terbaik pada bubuk cokelat yang dikemas dengan plastik

polypropylene dan aluminium foil tanpa penambahan antikempal.

Berdasarkan parameter warna, penelis menyukai produk cokelat bubuk

komersial yang digunakan sebagai control. Hasil uji sensoris minuman susu

kambing fermentasi menunjukkan bahwa ada dua formula yang paling

disukai panelis yaitu L.plantarum T35, sukrosa 5% dan waktu fermentasi

16 jam dan L.plantarum T14, sukrosa 5% dan waktu fermentasi 16 jam.

Page 56: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 46

Dokumentasi kegiatan pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan produk cokelat

dan susu kambing

2. Pengembangan Informasi, Komunikasi dan Diseminasi Teknologi

Pertanian

a. Pameran dan Pendampingan Kawasan Pertanian

a.1. Pameran

Latar Belakang

Dalam rangka mempercepat penyebaran teknologi pertanian yang

dihasilkan oleh para peneliti di lingkup Badan Litbang Pertanian kepada

petani, maka BPTP Yogyakarta juga berkewajiban menyebarluaskan

informasi teknologi ke para pengguna khususnya petani. Salah satu

penyebaranluasan informasi teknologi pertanian yang telah diterapkan

BPTP Yogyakarta antara lain menyelenggarakan Pameran dan Display.

Penyajian secara visual melalui kegiatan pameran dan display

diharapkan para pengguna teknologi dapat melihat keragaan langsung

teknologi hasil litkaji BPTP Yogyakarta yang dikemas melalui media cetak,

terekam, alat peraga, maket, miniature, dan display produk teknologi

Page 57: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 47

unggul, akan membantu pengguna ddlam mendapatkan informasi dan

menjadikan daya tarik tersendiri.

Tujuan

- Menyebarluaskan informmasi teknologi pertanian hasil pertanian dan

pengkajian BPTP Yogyakarta serta mempromosikan produk teknologi

dan produk unggulan kelompok tani binaan BPTP Yogyakarta kepada

masyarakat tani dan pengguna di wilayah D.I. Yogyakarta.

- Menampung respon umpan balik dari masyarakat tani atau para

pengguna teknologi, sebagai refernsi bagi BPTP D.I. Yogyakarta dalam

melakukan penelitian, pengkajian dan diseminasi.

Metodologi

Prosedur dalam pelaksanaan pameran, meliputi :

- Pendekatan: 1) Menentukan materi pameran, 2) Menginventarisir

materi pameran (produk petani dan teknologi litkaji), 3) Mengevaluasi

pameran.

- Ruang lingkup : perencanaan , inventarisir produk pameran, breafing

pemandu, pelaksanaan pameran (penyiapan stan, menata materi dan

fasilitas, dan pengaturan pemandu)

Hasil

Penyebaran inovasi teknologi melalui pameran/ekspose untuk tahun

anggara 2018 telah dilaksanakan sebanyak 6 kali pameran, yaitu : 1)

Pameran Display Padi dan Tanaman Sayuran Vertikultur di Malioboro pada

tanggal 10 – 11 Maret 2018, 2) Pameran Hari Pangan Nusantara 2018 di

JEC tanggal 26 – 29 April 2018, 3) Kontribusi materi informasi teknologi

hasil litkaji pada pameran Potensi Pertanian Wilayah Kec Prambanan dan

Kalasan di BP3K Prambanan pada tanggal 2 – 3 Mei 2018, 4) Pameran HKP

ke 46 di tingkat provinsi DIY, 5) Pameran Gelar Potensi Agribisnis dilahan

Suropadan Agro Ekspo yang diselenggarakan pada tangal 26 – 30 Julli, 6)

Pameran Nasional Peringatan Hari Pangan Sedunia ke 38 di Banjarmasin

Kalimantan Selatan pada tanggal 18 - 21 Oktober 2018.

Page 58: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 48

Dokumentasi kegiatan pameran

a.2. Pendampingan Kawasan Pertanian

Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Mentan RI nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018

tentang lokasi kawasan pertanian nasional dan Peraturan Menteri Pertanian

nomor 56/Permentan/RC.040/11/2016 tentang pedoman pengembangan

kawasan pertanian serta mengacu pada pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi BPTP Yogyakarta sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri

Pertanian No. 19/Permentan/OT.020/5/2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, dengan tugas utama

melaksanakan pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi

teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, maka dalam melaksanakan

tugas pendampingan kawasan pertanian BPTP Yogyakarta melaksanakan

fungsi sebagai berikut: 1). Terlibat dalam pelaksanaan penyusunan

program pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna

spesifik lokasi di DIY; 2). Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi

kebutuhan teknologi tepat guna spesifik lokasi; 3). Pelaksanaan

pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; serta 4).

Pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi hasil pengkajian teknologi

pertanian spesifik lokasi untuk pengembangan kawasan padi DIY.

Tujuan

- Mendampingi diseminasi dan penerapan inovasi teknologi budidaya padi

terbaik kepada petani dalam usahataninya,

- Mendampingi diseminasi dan penerapan inovasi teknologi budidaya padi

terbaik untuk meningkatkan produktivitas.

Metodologi

Prosedur yang dilaksanakan adalah: 1) Koordinasi, Sosialisasi dan Pemilihan

Lokasi; 2) Identifikasi Potensi, Masalah dan Peluang; 3) Pelaksanaan

pendampingan, meliputi: bimbingan teknis, pelatihan, demarea teknologi

padi terbaik spesifik lokasi, dan penyebaran informasi teknologi melalui

Page 59: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 49

berbagai media; 4) Temu Lapang dan kunjungan lapang antar petani; serta

5) Evaluasi pendampingan.

Hasil

Koordinasi dan sosialisasi dilaksanakan di awal tahun 2018 bersama

Dinas Pertanian DIY dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY

yang dimaksudkan untuk menetapkan strategi pendampingan di lokasi-

lokasi yang sinkron atau sejalan dengan lokasi-lokasi pendampingan padi

yang dilakukan oleh pemerintah DIY. Berdasarkan hasil koordinasi,

pendampingan dilaksanakan di seluruh kabupaten di DIY. Selain koordinasi,

dilakukan pula identifikasi Potensi, Masalah dan Peluang yang dapat

dirangkum sebagai berikut: 1). Dari aspek SDM petani dan penyuluh

lapangan, potensinya adalah pengalaman bertani dan penyuluhan yang

telah cukup lama, namun permasalahannya adalah usia petani dan

penyuluh yang rata-rata telah 50 tahun keatas dan melakukan pekerjaan

polivalen, namun peluangnya adalah terbentuknya petani dan penyuluh

muda volunteer yang mampu menerima teknologi baru; 2). Dari aspek

agroekologi, kesuburan tanah yang cukup baik dengan saluran irigasi teknis

yang lancer merupakan potensi pengembangan padi DIY, namun

permasalahan yang dihadapi adalah kepemilikan lahan yang sempit,

tingginya dosis penggunaan pupuk kimia buatan, serta adanya serangan

hama penyakit, sehingga peluang yang dapat dilakukan adalah

memberikan bimbingan teknis budidaya padi terbaik berbasis intensifikasi

yang efisien input dan mampu meningkatkan produktivitas; 3) Dari aspek

alat mesin pertanian, potensi jumlah alat mesin pertanian yang dalam tahun

ini banyak diberikan oleh pemerintah sebagai bantuan, mempunyai

permasalahan optimalisasi operasionalisasinya karena masih kurangnya

operator terlatih, sehingga peluang pendampngan padi yang dapat

dilakukan adalah memberikan bimbingan teknis kepada petani muda

sebagai operator alsintan yang selanjutnya didukung oleh dinas pertanian

kabupaten setempat untuk pembentukan UPJAnya.

Sesuai dengan pedoman pendampingan kawasan padi, salah satu

bentuk pendampingan yang harus dilaksanakan dalam peningkatan dan

diseminasi teknologi litbang untuk meningkatkan produktivitas padi adalah

penyediaan tim pendamping BPTP Yogyakarta sebagai narasumber dalam

kegiatan-kegiatan pelatihan ataupun bimbingan teknis. Selama tahun 2018,

sebanyak 20 kali pelatihan dan bimbingan teknis telah diberikan kepada

kelompok tani, penyuluh swadaya, pengurus pengairan P3A, serta para PPL

yang pelaksanaannya dilakukan baik oleh BPTP Yogyakarta maupun oleh

Dinas Instansi terkait. Bimbingan teknis dan pelatihan dilaksanakan baik

dalam level kecamatan, kabupaten, maupun propinsi, dengan peserta

kurang lebih 1.000 orang. Materi pelatihan atau bimbingan teknis

Page 60: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 50

disesuaikan dengan kebutuhan peserta berdasarkan potensi, masalah dan

peluang di wilayahnya, antara lain teknologi alat mesin pertanian, teknologi

pengaturan pengairan basah kering pada padi sawah irigasi, teknologi

penggunaan pupuk hayati dan biodekomposer, pengendalian hama dan

penyakit (wereng batang coklat, penggerek batang padi, hawar daun

bakteri, blast, tikus), analisa kesuburan tanah menggunakan PUTS,

teknologi penentuan dosis pemupukan menggunakan program layanan

konsultasi padi (LKP), teknologi budidaya jajar legowo super, pemahaman

teknologi jajar legowo 2:1, serta teknologi budidaya padi varietas unggul

baru.

Beberapa media yang digunakan oleh BPTP dalam penyebaran

informasi teknologi pertanian adalah: leaflet, poster, dan buku. Judul

informasi teknologi berupa: 1). Keunggulan Inpari 30, 2). Keunggulan

Inpari 31, 3). Keunggulan Inpari 32, 4). Mesin tanam transplanter, 5).

Pembuatan dapok persemaian, 6). Pengendalian hama penyakit tanaman

padi, 7). Manfaat pengairan basah-kering, 8). Budidaya Padi Jajar Legowo

Super, 9). Pengendalian Wereng Batang Coklat, 10). PHSL/LKP sebagai

dasar rekomendasi pemupukan, 11). Inpari 43 GSR, 12). Inpari 42 GSR,

13). Petunjuk teknis budidaya jajar legowo super dan 14). Deskripsi

varietas unggul padi diberikan kepada pengguna sebagai media diseminasi

teknologi litbang.

Demfarm diselenggarakan sebagai salah satu teknik diseminasi yang

digunakan dalam mendiseminasikan teknologi pada kawasan

pendampingan. Dem-farm yang diselenggarakan adalah Budidaya Padi

Sistem Jajar Legowo Super di dusun Kedondong Desa Banjaarum,

Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo dalam kawasan padi seluas

25 ha. Dem-farm dilaksanakan mulai dari sosialisasi, koordinasi, pertemuan

kelompok secara rutin untuk memecahkan permasalahan yang berjalan,

temu lapang, sampai dengan panen.

Salah satu indikator keberhasilan dalam diseminasi teknologi litbang

adalah tingkat penerapan teknologi pada kawasan padi yang didampingi.

Adapun komponen teknologi terbaik budidaya padi yang diterapkan di

lokasi kawasan padi yang didampingi adalah: 1). Penanaman menggunakan

sistem tanam jajar legowo <30%; 2). Penggunaan benih berlabel <95%;

3). Pengendalian OPT dengan konsep PHT <80%; 4). Penggunaan pupuk

sesuai dosis rekomendasi <80%; 5). Penggunaan pupuk organik <80%;

6). Pengolahan tanah 90-100%; 7). Pengairan berselang <50%; 8).

Penggunaan alat mesin tanam jarwo transplanter masih sangat rendah

<5%.

Indikator keberhasilan pendampingan dan output yang dicapai dari

hasil pendampingan adalah peningkatan produktivitas padi melalui

Page 61: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 51

penerapan teknologi litbang, salah satunya adalah jajar legowo.

Berdasarkan evaluasi, luas tanam padi menggunakan jajar legowo 30% dari

total luas tanam padi DIY, sehingga masih perlu ditingkatkan. Adapun

peningkatan produktivitas wilayah yang menerapkan system tanam jajar

legowo adalah 7,32 ton/ha. Hal ini lebih tinggi dibandingkan produktivitas

pada wilayah yang tidak menerapkan sistem jajar legowo yaitu 6,91 ton/ha.

Dokumen kegiatan pendampingan Kawasan pertanian

b. Penguatan Tagrimart dan Dukungan Pada Pengembangan

KRPL di DIY

Latar Belakang

Sampai saat ini, proses diseminasi teknologi dari Balitbangtan belum

sepenuhnya seperti yang diharapkan, utamanya terkait dengan

permasalahan stok teknologi dan pihak yang menyampaikan informasi

teknologi kepada petani. Salah satu terobosan yang dilakukan untuk

mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mendekatkan teknologi

dari BPTP ke pengguna melalui kegiatan Tagrimart dan Pendampingan

KRPL. Kegiatan Tagrimart di BPTP merupakan kelanjutan dari kegiatan

Taman Agroinovasi yang sudah dimulai tahun 2015, yang merupakan

pengembangan diseminasi yang mandiri, menuju entitas bisnis yang dapat

menghidupi diri sendiri.

Page 62: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 52

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kehadiran Tagrimart diperlukan

bukan saja untuk percepatan diseminasi, namun juga untuk pelayanan

advokasi inovasi spesifik lokasi, sekaligus untuk menginisiasi pasarnya.

Tujuan

Kegiatan Penguatan Tagrimart dan Pendampingan KRPL tahun 2018

bertujuan 1) Melakukan penguatan Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi

Mart (Tagrimart) di BPTP Yogyakarta, 2) Melakukan penguatan Kebun Bibit

Inti (KBI) sebagai penyedia benih/bibit mendukung pengembangan KRPL

di DIY, dan 3) melaksanakan pendampingan KRPL di DIY

Metodologi

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember

2018. Lokasi kegiatan Tagrimart berada di halaman BPTP Yogyakarta

dengan luasan dan penataan didasarkan pada hasil koordinasi dengan Tim

Manajemen Balai. Sedangkan kegiatan dukungan KRPL dilaksanakan di

kabupaten/kota berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan Provinsi DIY, dengan fokus kegiatan

pendampingan untuk KRPL yang dibiayai dari Dana APBN 2018. Ruang

lingkup kegiatan tahun 2018, terdiri dari kegiatan Tagrimart dan kegiatan

mendukung pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari, melalui

pendampingan dan penguatan perbenihannya. Secara rinci, ruang lingkup

kegiatan terdiri dari 3 sub kegiatan, yaitu :

1. Penguatan Tagrimart

2. Penguatan Kebun Bibit Inti (KBI)

3. Pendampingan KRPL

Hasil

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terlaksanya penataan

taman agroinovasi di halaman BPTP Yogyakarta, dengan melakukan

pengembangan beragam teknologi unggulan balitbangtan pada satu

hamparan yang kompak dan strategis di area halaman kantor BPTP

Yogyakarta. Pengembangan taman agroinovasi meliputi pengembangan

display inovasi teknologi melalui penanaman berbagai varietas tanaman

dengan sistem tanam secara hidroponik, vertikultur, tabulapot/polybag,

tanam langsung. Selain itu, bekerjasama dengan KSPP, Tagrimart dan KRPL

telah menerima kunjungan dari berbagai lembaga resmi, petani, swasta,

dan lain-lain, diantaranya dari Siswa MIN 2 Sleman, Siswa TK Al Islam, SD

Budi Mulia. Kegiatan advokasi/penyuluhan/konsultasi juga telah dilakukan

kepada berbagai pihak, baik yang berkunjung ke BPTP ataupun menjadi

narasumber ke berbagai lokasi/event.

Peran KBI utamanya adalah mensuplai benih ke KBD (Kebun Bibit

Desa) yang berkualitas sesuai dengan permintaan, dalam jumlah dan waktu

sesuai yang dibutuhkan. Pelaksanaan penguatan KBI dilakukan dengan

Page 63: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 53

membuat perencanaan dan rotasi tanam lingkup kawasan untuk satu tahun

dengan kalender tanam, memetakan kebutuhan benih sesuai jenis, jumlah

dan waktu, mengkoordinasikan ke Badan Litbang untuk disinkronkan

penyediaannya, memproduksi dan memperbanyak benih, dan menjaga

proses delivery benih dengan baik ke KBD. Sampai saat ini KBI telah

mendistribusikan berbagai benih dan bibit sesuai dengan permintaan

kelompok/masyarakat. KBI telah mendistribusikan kurang lebih 70.000,

terutama untuk komoditas tanaman pekarangan, antara lain sayuran

terong, tomat dan cabe.

Pendampingan oleh BPTP dalam pengembangan KRPL meliputi: 1)

Pelatihan teknologi, melallui kegiatan workshop teknologi KRPL untuk KWT

Penerima Dana Hibah APBN 2018, dan menjadi narasumber memenuhi

undangan dari BKPP, Kelompok Tani/Gapoktan, Kelompok Wanita Tani,

PKK, dan pemerintah daerah. 2) Penyiapan bahan/materi penyuluhan,

antara lain berupa leaflet berbagai teknologi, maupun bahan tayang

presentasi narasumber, 3) Tatap muka di ruang/lapang, berupa konsultasi

atau advokasi, kepada petani, mahasiswa/pelajar, dan masyarakat umum.

4) Akses informasi teknologi, yaitu memberikan informasi mitra tentang

jenis teknologi tepat guna atau spesifik lokasi, cara penggunaannya,

bagaimana mendapatkan (mengakses)nya, dan sebagainya, baik secara

langsung maupun melalui media yang dapat dijangkau oleh pengguna.

Bekerjasama dengan KBI, Pendampingan KRPL telah mendistribusikan

bibit/benih ke beberapa kelompok sebagai upaya untuk

mendorongkelompok mengembangkan KBD nya.

Page 64: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 54

Dokumen kegiatan tagrimart

3. Koordinasi, Bimbingan, dan Dukungan Teknologi UPSUS,

Komoditas Strategis, dan TTP

a. Pendampingan UPSUS Berbasis Komoditas Utama Kementan

Untuk Pencapaian Swasembada Pangan

Latar Belakang

Program Upaya Khusus swasembada pangan yang meliputi kornoditas

padi, jagung, kedelai, daging, kakao, dan gula menjadi prioritas pemerintah

selama periode 2014-2019. Swasembada pangan merupakan program yang

mendesak untuk diwujudkan demi meningkatkan kesejahteraan,

mengurangi kemiskinan, serta menjaga pertumbuhan ekonomi dan

keamanan nasional.

Selama tiga tahun telah dilaksanakan pendampingan UPSUS mulai

tahun 2015 hingga tahun 2018 saat ini. Landasan Kerja tugas

pendampingan UPSUS: SK Menteri Pertanian Nomor:

1243/Kpts/OT.160/12/2014 Tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus

Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai. Landasan Operasional

pendampingan upsus adalah: 1) Pedum Upsus (Permentan), 2) Pedoman

Teknis (eselon I), 3) Juklak (Distan Provinsi), dan 4) Juknis (Distan

Kabupaten/kota).

Tujuan

Tercapainya peningkatan produksi untuk swasembada padi, jagung,

kedelai serta komoditas utama lainnya melalui pelaksanaan koordinasi,

pendampingan dan pengawalan program upaya khusus. Program ini

dilaksanakan dengan terus melibatkan berbagai pihak meliputi tingkat

pusat (Ditjen, Badan), provinsi dan kabupaten (Pemda, Dinas/Badan,

BPTP, Perguruan Tinggi) didukung TNI (Babinsa). Pengawalan dan

pendampingan program upsus secara intensif sangat penting dilakukan

untuk menjamin pencapaian target yang telah ditetapkan.

Page 65: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 55

Metodologi

Kegiatan dilaksanakan melalui koordinasi Pusat maupun Daerah di

tingkat Propinsi maupun Kabupaten. Pelaksanaan kegiatan mengacu

kepada Pedoman Umum Pelaksanaan UPSUS serta peraturan lain yang

terkait. Pendekatan yang ditempuh dalam pelaksanaan koordinasi dan

pengawalan pendampingan upaya khusus bersifat : (1) partisipatif, adanya

partisipasi aktif dari seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

program dan kegiatan; (2) koordinatif lintas sektoral, pelaksanaan

koordinasi dilakukan secara terpadu dan bersifat lintas sektoral dalam

rangka pembagian tugas, wewenang dan pencapaian target yang telah

ditetapkan; (3) spesifik lokasi, pelaksanaan kegiatan bersifat spesifik lokasi

sesuai kondisi agroekosistem, ketersediaan sumberdaya, penerapan

program dan kebutuhan teknologi wilayah.

Ruang lingkup kegiatan mencakup koordinasi, pendampingan dan

pengawalan terkait kegiatan UPSUS secara lintas sektoral di tingkat Pusat

dan daerah. Program UPSUS utamanya meliputi peningkatan produksi padi,

jagung, kedelai serta komoditas utama lainnya. Bentuk pengawalan dan

pendampingan ditempuh melalui narasumber, penyediaan materi

informasi, serta produk teknologi yang berupa benih komoditas utama.

Hasil

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2018 mempunyai luas lahan

baku sawah irigasi 52.487 ha (BPS DIY, 2017). Dari hasil pendampingan

UPSUS tahun 2018 ini, luas tambah tanam padi DIY adalah 154.015 ha.

Dengan luas lahan baku sawah 52.487 ha dan LTT 154.015 ha maka Indeks

Pertanaman Padi DIY adalah 2,93. Produktivitas padi DIY tahun 2018

berdasarkan ARAM II adalah 54,12 kw/ha dengan produksi 850.368 ton

GKG.

4. Diseminasi Inovasi Teknologi Peternakan

a. Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB)

Latar Belakang

Sapi indukan wajib bunting (SIWAB) merupakan salah satu program

Kementerian Pertanian terkait upaya mewujudkan peningkatan populasi

ternak ruminansia besar untuk memenuhi kebutuhan pangan asal hewan

di dalam negeri. Upaya peningkatan populasi ini dilakukan dengan upaya

khusus untuk mempercepat peningkatan populasi ternak kerbau dan sapi

bunting yang disebut UPSUS SIWAB. Sasaran upsus siwab meliputi :

terjadinya kebuntingan dari IB dan kawin alam minimal 70%, menurunnya

penyakit gangguan reproduksi 60%, dan menurunnya pemotongan sapi

betina produktif 20% . (Permentan 48 tahun 2016). Mendukung Upsus

Page 66: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 56

SIWAB tahun 2018 BPTP Yogyakarta melaksanakan kegiatan

pendampingan Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB).

Tujuan

- Mendiseminasikan paket teknologi peternakan sapi kepada petani

ternak di DIY

- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak tentang inovasi

teknologi peternakan di DIY

- Mengetahui respon peternak terhadap inovasi teknologi ternak sapi di

DIY

Metodologi

Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada 2 kabupaten yaitu

kabupaten Gunungkidul dan kabupaten Sleman DI Yogyakarta, tepatnya

dilaksanakan pada kelompoktani ternak Pertidadi, dusun Dunggubah, Desa

Duwet, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul dan kelompoktani

ternak Anggrek Mukti, dusun Cageran, Desa Taman Martani, Kecamatan

Kalasan, Kabupaten Sleman. Bentuk pendampingan yang dilaksanakan

melalui model demfarm dengan pendekatan metode Bimbingan Teknis

(Bimtek), Demonstrasi Cara, dan pertemuan kelompok, serta temu lapang.

Hasil

Bimbingan teknis dilaksanakan untuk teknologi managemen

reproduksi ternak sapi, dan penyusunan konsentrat. Demonstrasi cara

meliputi percontohan untuk teknologi perbaikan pakan untuk peningkatan

produksi dan fertilitas induk sapi melalui pemberian pakan aditif minoxvit,

pemberian pakan penguat konsentrat, dan pemberian hijauan leguminosa;

serta teknologi perbaikan pakan pedet untuk peningkatan pertumbuhan

pedet dengan pemberian pakan aditif Bioplus Pedet. Dari bimtek yang

dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan peternak sebesar

15,1%. Sedangkan dari percontohan yang dilaksanakan peternak telah

bersedia memberikan hijauan legume (pakan berkualitas mengandung

protein tinggi) dalam pakan ternak sapi, dimana sebelumnya legume masih

dianggap sebagai pakan ternak kambing dan bukan untuk ternak sapi.

Sedangkan untuk pemberian pakan aditif minoxvit dan bioplus, peternak

merespon dengan baik, dengan cara memberikan pada induk sapinya

minoxvit dan pedetnya dengan bioplus. Pemberian bioplus

berkecederungan bahwa pedet menjadi lebih suka makan dan mempunyai

pertumbuhan yang baik. Sedangkan pemberian minoxvit pada induk dapat

menghasilakn pedet lahir dengan bobot yang cukup baik. Untuk pedet sapi

Limosin bobot pedet lahir di kelompok Anggrekmukti, kabupaten Sleman

berkisar 38-43 kg.

Page 67: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 57

Dokumen kegiatan SIWAB

b. Pengembangan Model Pembibitan Ayam KUB (Inti Plasma)

Latar Belakang

Ayam SenKUB-1 merupakan hasil persilangan antara ayam KUB-1

sebagai galur ayam lokal tipe petelur unggul sebagai galur betina (induk),

dan ayam SenSi-1 Agrinak pedaging unggul sebagai pejantan yang

membawa sifat pertumbuhan. Hasil persilangan tersebut diharapkan dapat

menghasilkan anak-anak ayam (DOC=day old chick) dengan jumlah banyak

dan disertai daya tumbuh yang tinggi sesuai tetuanya sehingga dapat

memenuhi permintaan pasar tanpa mengurangi kualitas daging ayam lokal.

Terkait dengan diseminasi inovasi tersebut, untuk memperkenalkan ayam

SenKUB-1, meyakinkan keunggulan jenis ayam lokal pedaging produksi

Badan Litbang, mempercepat penyebarluasannya, perlu dilakukan kegiatan

diseminasi teknologi dalam bentuk Pengembangan Ayam SenKUB-1 pola

Inti - Plasma.

Tujuan

- Mendiseminasikan dan mengembangkan ayam kampung unggul

SenKUB-1 pola Inti-Plasma,

- Mengidentifikasi persepsi dan respon penyuluh serta petani terhadap

ayam kampung unggul jenis pedaging SenKUB-1

Metodologi

Prosedur yang digunakan antara lain : (1). Pendekatan kepada Dinas

Pertanian bidang peternakan tingkat Provinsi dan Kabupaten dan petugas

lapangan serta secara partisipatif bersama peternak/kelompok terpilih

melalui survei calon petani calon lokasi (CPCL) menggunakan kuesioner,

(2). Pengembangan Ayam KUB sebagai inti dilaksanakan di lahan milik

peternak dengan bangunan kandang sederhana sesuai standar dengan

menyediakan 250 ekor pullet KUB dan 50 pejantan Sensi-1 Agrinak untuk

dipelihara dan menghasilkan anak ayam (DOC), (3). Penentuan plasma

dilakukan dengan menentukan peternak yang telah menguasai budidaya

Page 68: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 58

ayam kampung/lokal secara intensif, dengan kesepakatan kerjasama inti-

plasma sesuai persyaratan dan pola yang dikehendaki bersama.

Hasil

Koordinasi dan survei CPCL menentukan kelompok Java Blangkon

Farm, sebagai kelompok Inti Pengembangan Ayam KUB pola Inti-Plasma.

Tahapan Pengembangan ayam KUB pola inti-plasma dilakukan dengan

beberapa tahapan, yaitu :

(A). Persiapan dan bimbingan teknis antara lain : a). Sosialisasi dan survei

PMP sehingga mendapatkan performans peternak inti, b). Bimbingan teknis

Budidaya Pemeliharaan Ayam KUB sebagai pullet dan pemeliharaan anak

ayam, c). Membangun kandang sederhana dalam 5 flok dengan ukuran

masing-masing 4 x 5 m untuk menempatkan pullet dan pejantan dengan

perbandingan 1 pejantan dengan 5 betina. d). mempersiapkan sarana

produksi ternak menggunakan 1 tempat minum otomatis dan pemasangan

2 tempat ransum kapasitas 7 kg setiap flok uang di isi dengan 50 ekor induk

dan 10 ekor pejantan, penyediaan pakan dan mesin tetas kapasitas 3000

butir dan hatchery kapasitas 1000 butir serta sarana pendukung lainnya.

(B). Pelaksanaan dan penerapan teknologi, antara lain : a). Balitnak tidak

dapat menyediakan Pullet KUB dan Pejantan Sensi-KUB, namun sebanyak

600 ekor day old chick (DOC) ayam KUB yang harus dipelihara kelompok

Inti pada tanggal 27 April 2018, sehingga konsep untuk segera

mendapatkan DOC tidak dapat terealisasi secara cepat. Terseleksi sebanyak

260 ekor induk dan 55 ekor pejantan yang dipelihara parent ayam KUB

penghasil DOC ayam KUB. b). Kelompok memelihara DOC hingga

berproduksi pada umur 20 minggu atau bulan Oktober 2018. Sampai

dengan 25 November 2018 telah dihasilkan telur sebanyak 4740 butir. c).

Melaksanaan bimbingan teknis pada tanggal 1 Desember 2018 terhadap

Karang Taruna di wilayah Sleman Sebanyak 40 orang peserta untuk

memperkenalkan ayam KUB yang dilaksanakan di kandang kelompok, d)

membangun kandang plasma sederhana pada lahan milik anggota

kelompok untuk pemeliharaan pembesaran anak ayam, e). Mengelola

penetasan telur fertil untuk menghasilkan DOC. f) melaksanakan studi

banding ke kelompok strata 2- dan strata-1 di Provinsi Jawa Tengah untuk

saling bersilaturahmi serta menambah wawasan dalam melaksanakan

kegiatan kelompok strata-2.

(C). Kendala dan Kebijakan : a) Kandang kelompok Inti dibangun pada

lahan yang biasa digunakan Karang Taruna melakukan budidaya ikan lele,

namun pada bulan September 2018, lahan tersebut akan digunakan oleh

pemilik lahan sehingga kelompok harus memindahkan kandang ke lokasi

kandang yang dipersiapkan untuk kandang plasma, dan saat ini kelompok

membangun kembali kandang plasma untuk pembesaran bersama. b).

Page 69: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 59

Setelah berhasil menetaskan sebanyak 135 ekor DOC, kelompok diminta

menjual telur fertil kepada BPTP sampai akhir bulan Desember 2018 untuk

mendukung program BEKERJA sehingga untuk sementara kelompok

menghentikan produksi DOC dan hanya menghasilkan telur fertil. Sampai

dengan 22 November kelompok telah mengirimkan telur sebanyak 3500

butir untuk ditetaskan. Rencan kelompok Java Blangkon Farm akan

menyediakan sebanyak 600 DOC pada penetasan tanggal 10 Desember

2018 untuk KWT Mandiri strata03 Kabupaten Kulon Progo yang merupakan

kelompok binaan BPTP.

5. Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian

a. Analisis dan Sintesis Kebijakan Mendukung Pembangunan

Pertanian DIY

Latar Belakang

Komoditas beras bagi Indonesia sangat strategis dan bersifat

multidimensi sehingga ketersediaannya senantiasa mendapat perhatian

pada setiap era pemerintahan. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai

salah satu penyangga pangan nasional, khususnya padi/beras, mempunyai

peranan penting dalam pencapaian swasembada yang berkelanjutan.

Meskipun kontribusi produksi padi terhadap nasional relatif kecil, namun

bagi DIY upaya mewujudkan pencapaian produksi padi tersebut

memerlukan perhatian dan kerja keras bersama antar sektor. Hal ini

mengingat terkait dengan isu-isu permasalahan dan tantangan yang

dihadapi di DIY cukup kompleks.

Tujuan

1. Melakukan sintesis kebijakan antisipatif untuk alternatif kebijakan

peningkatan produksi padi mendukung swa sembada beras

berkelanjutan di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka

memberikan masukan alternatif kebijakan antisipatif tahun 2018.

2. Melakukan analisis permasalahan isu aktual pembangunan pertanian

terkait dengan antisipasi dampak perubahan iklim terhadap kegiatan

usahatani di Gunungkidul, DIY Tahun 2017

3. Mengidentifkasi lokasi dan potensi ketersediaan sumber daya air dalam

untuk irigasi pertanian melalui pembangunan infrastruktur panen air di

Gunungkidul.

Metodologi

Lokasi penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten

Gunungkidul tahun 2018. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan

berdasarkan pertimbangan tujuan dan kebutuhan dari urgensi

permasalahan yang mendesak, bersifat responsif terhadap dinamika

kebijakan bulan Januari sampai dengan Desember 2018.

Page 70: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 60

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan melakukan koordinasi dengan

tim pelaksana untuk memantapkan rencana langkah operasional kegiatan

dalam upaya mewujudkan tujuan kegiatan yang akan dicapai. Secara garis

besar ruang lingkup kegiatan analisis dan sintesa kebijakan mencakup:

1) Penyusunan Alternatif Kebijakan Peningkatan Produksi Padi Mendukung

Swa Sembada Beras Berkelanjutan Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2018.

2) Analisis permasalahan isu aktual pembangunan pertanian terkait dengan

antisipasi dampak perubahan iklim terhadap kegiatan usahatani di

Gunungkidul, DIY Tahun 2018.

3) Identifkasi lokasi dan potensi ketersediaan sumber daya air untuk irigasi

pertanian melalui pembangunan infrastruktur panen air di Gunungkidul.

Hasil

Judul rekomendasi kebijakan adalah Pemetaan sumberdaya air untuk

perencanaan model pola tanam untuk peningkatan Indek Pertanaman (IP)

di MT-2 dan MT-3 di Lahan Sub Optimal. Hasilnya bahwa telah diketahui

titik-titik sumber daya air baru dibeberapa titik lokasi Kabupaten

Gunungkidul yang berpotensi untuk dimanfaatkan bagi tanaman padi dan

lainnya sehingga IP meningkat.

Dokumentasi kegiatan Analisis dan Sintesis Kebijakan Mendukung Pembangunan Pertanian DIY

Page 71: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 61

6. Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik

Lokasi

a. Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis

Integrasi Kakao – Kambing di D.I. Yogyakarta

Latar Belakang

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu pusat pengembangan

kakao di DIY, pada tahun 2014 memiliki luas tanaman kakao sekitar 3,6

ribu Ha (BPS DIY, 2015). Lahan kakao yang sempit dimiliki oleh petani

Kulon Progo memerlukan terobosan untuk memaksimalkan pendapatan

petani, diantaranya melalui integrasi kakao dengan ternak kambing

(Dishutbun, 2014). Populasi ternak kambing di Kulon Progo pada Tahun

2014 sebanyak 90 ribu ekor (BPS DIY, 2015). Integrasi kakao dan kambing

telah terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani (Santiananda et al.,

2009; BPTP Sumut, 2010). Integrasi tanaman kakao dengan ternak

kambing akan semakin memberikan manfaat bagi petani bila

dikembangkan menggunakan inovasi teknologi (BPTP Sultra, 2009;

Gunawan et al., 2014).

Di Kulon Progo, pada tahun 2016 telah didirikan koperasi bagi petani

kakao kambing untuk wilayah kecamatan Kalibawang dan anggotanya telah

berkembang hingga lebih dari 100 angggota pada tahun 2017, namun

koperasi tersebut belum operasional secara maksimal sehingga perlu

penguatan peran koperasi. Santoso et al. (2017) menyatakan bahwa

penguatan peran koperasi diperlukan untuk perubahan wawasan dan

pengetahuan petani terhadap operasional koperasi. Koperasi pada

umumnya memilki 2 peran yaitu peran kelembagaan berkoperasi

(cooperative group) dan peran kelembagaan usaha (cooperative

enterprise). Penguatan peran koperasi dapat dilakukan antara lain melalui

pelatihan.

Tujuan

- Mengembangkan agribisnis bioindustri berbasis integrasi kakao

kambing dalam skala luas di DIY.

- Meningkatkan peran kelembagaan (koperasi, kelompok tani) dalam

memproduksi dan memasarkan produk-produk bioindustri.

Metodologi

Ruang lingkup kegiatan pada tahun 2018 merupakan kegiatan tahun

ke-4 dari kegiatan bioindustri yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015

sesuai road map terlampir. Kegiatan tahun ke-4 fokus pada pemantapan

peran kelembagaan koperasi dan kelompok tani. Koperasi diupayakan agar

memiliki badan hukum, sedangkan kelompok tani agar mampu

memproduksi dan memasarkan produk-produknya melalui wadah koperasi.

Page 72: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 62

Teknik diseminasi yang dilakukan meliputi 2 hal, yaitu :

1. Pengembangan agribisnis. Pengembangan agribisnis bioindustri dalam

skala luas dilakukan melalui pengawalan dan pendampingan teknologi

kepada petani dan kelompok tani sehingga petani atau kelompok tani

dapat menghasilkan produk berupa pupuk organik, pakan dan pangan.

Sasaran atau target yang akan dicapai adalah berkembangnya usaha

agribisnis pupuk organik, pakan ternak dan pangan di kelompok tani.

2. Peningkatan peran kelembagaan. Peningkatan peran kelembagaan

koperasi yaitu koperasi diupayakan agar memiliki badan hukum (akte

notaris) dan diberi pelatihan untuk penguatan peran koperasi.

Penguatan kelompok tani yaitu kelompok tani agar mampu

memproduksi dan memasarkan produk-produk bioindustri kepada

koperasi.

Hasil

Terbentuknya Koperasi Tani Manunggal Banjar dengan jumlah

anggota koperasi sebanyak 108 anggota dan dana awal untuk kas koperasi

sebesar Rp 18.000.000,-. Koperasi Tani Manunggal Banjar akhirnya telah

dilaunching pada tanggal 14 November 2018. Pendiriannya ditetapkan

dengan Surat Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

No. 010040/BH/M.KUKM.2/X/2018 tentang Pengesahan Akta Pendirian

Koperasi Produsen Tani Manunggal Banjar.

Produk yang yang telah dihasilkan Koperasi mencakup 1). Pupuk

organik padat 500 kg (pak jalal), 1.000 kg (pak parji), 200 kg (koperasi),

2). Pupuk organik cair 50 liter (koperasi), 300 liter (pak parji+pak jalal), 3).

Mineral block 15 cup (koperasi), 30 cup (pak Mujodo), 4). Polar 1 ton, 5).

Primadek 300 kg.

Kerjasama antara koperasi dengan dinas terkait masih sebatas dalam

pengurusan dokumen koperasi serta pendampingan dalam hal pembuatan

administrasi dan pembukuan koperasi. Belum terjalin kerjasama dalam

kaitannya untuk pemasaran produk. Sedangkan dengan kelompok tani lain,

kerjasama masih berupa pembelian produk-produk koperasi untuk

pemenuhan kebutuhan petani, seperti pupuk organik padat maupun cair,

juga polar yang tersedia di kios koperasi.

Hasil tabulasi data FRK dari masing-masing kelompok tani. Data

ditabulasi dan dibuat rerata berdasarkan FRK bulan April 2018. Kelompok

tani Ngudi Rejeki Slanden yang belum melaporkan data FRK. Produksi

kakao per bulan rata-rata 10 – 35 kg per petani, produksi kambing per

bulan rata-rata 3 – 5 ekor, pemberian pupuk per bulan 120 kg/bulan pupuk

padat, 4 – 5 liter pupuk cair dan 200 kg pupuk kimia. Pemberian pakan

kambing per bulan berupa pemberian daun kakao (± 20 kg/bulan), kulit

Page 73: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 63

kakao basah (± 16 kg/bulan), silase daun kakao (± 9 kg/bulan) dan mineral

block (±1 cup/bulan).

Dokumentasi kegiatan Bioindustri Kakao – Kambing di DIY

b. Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis

Integrasi Salak – Kambing di D.I. Yogyakarta

Latar Belakang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menetapkan empat potensi

atau komoditi unggulan Kabupaten Sleman yang dikembangkan yaitu

padi, salak pondoh, bambu dan kambing peranakan ettawa (PE) seperti

yang tertuang dalam roadmap penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

Kabupaten Sleman. Dengan demikian, maka integrasi tanaman salak

pondoh dengan kambing PE merupakan sistem usahatani unggulan yang

sesuai dikembangkan di kabupaten Sleman.

Desa Girikerto merupakan salah satu desa di Kecamatan Turi,

Kabupaten Sleman dengan luas wilayah 13,07 km2 dan jumlah penduduk

7.712 jiwa. Wilayah Desa Girikerto merupakan wilayah yang subur dengan

Page 74: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 64

usaha tani utama yang dilakukan masyarakat adalah budidaya tanaman

salak pondoh dan beternak kambing PE. Luas lahan salak pondoh yang ada

di lima dusun sebesar 64,57 ha dengan jumlah tanaman salak sebanyak

191.559 rumpun. Jumlah kambing yang dimiliki di enam kelompok

sebanyak 1.511 ekor dengan jumlah kambing produktif menghasilkan susu

sebanyak 1.110 ekor. Hal tersebut yang menjadikan alasan pemilihan lokasi

untuk model pertanian bioindustri berbasis integrasi tanaman salak dan

kambing PE. Alasan lain adalah lokasi mudah diakses, masyarakat desa

tersebut telah melakukan usaha tani salak pondoh dan kambing PE sejak

tahun 80-an serta respon dari masyarakat yang baik dan antusias ingin

menerima introduksi teknologi inovatif untuk mengelola sumber daya alam

yang mereka miliki.

Tujuan

1. Optimalisasi model bioindustri berbasis integrasi salak pondoh dan

kambing, khususnya pengembangan produk olahan dan kelembagaan

kelompok tani.

2. Optimalisasi exit strategy.

Metodologi

Ruang lingkup : Pada tahun 2018 model yang telah dihasilkan

dikembangkan dengan melakukan pengembangan produk olahan,

penataan kelembagaan kelompoktani dan optimalisasi exit strategy.

Teknik Diseminasi meliputi tahapan pelaksanaan kegiatan diseminasi

secara garis besar terdiri atas tahap I. Inisiasi, II. Pengawalan teknologi,

III. Pengembangan kawasan agribisnis, IV. Optimalisasi model pertanian

bioindustri. Pada tahun 2018 masuk tahap IV, yaitu Optimalisasi Model

Pertanian Bioindustri (2018). Tahun 2018 merupakan tahun ke empat

kegiatan ini. Pengembangan inovasi teknologi pengolahan produk utama

bioindustri, buah salak dan susu kambing PE belum dilakukan secara

optimal. Selain itu, peranan anggota kelompoktani dan penyuluh lapang

dalam pelaksanaan bioindutri ini juga belum optimal. Oleh karena itu, akan

dilakukan optimalisasi baik dalam pengembangan produk olahan,

kelembagaan kelompoktani dan pelaksanaan exit strategy dengan kegiatan

:

a) Pengembangan produk olahan salak pondoh dan susu kambing PE.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan hasil utama bioindustri sehingga dapat meningkatkan

pendapatan keluarga tani.

b) Penataan kelembagaan kelompoktani dan analisis kelayakan

bioindustri berbasis integrasi tanaman salak pondoh dan kambing.

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan peran anggota

kelompoktani terutama dalam hal fungsi organisasi,

Page 75: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 65

pendokumentasian dan mengoptimalkan kelompoktani sebagai

wahana belajar dan bekerja sama.

c) Peningkatan pelaksanaan exit strategy dilakukan dengan

meningkatkan jalinan kerja sama antar instansi yang terkait dalam

kegiatan bioindustri. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan

Focus Group Discussion atau workshop untuk menghasilkan kesepatan

kerja sama.

Hasil

Manfaat kegiatan integrasi terutama pemanfaatan pupuk kandang

sebelum dan sesudah pertanian bioindustri meningkat dari Rp. 1.465.000,-

menjadi Rp. 4.580.000,-. Persentase input internal terhadap total biaya

menurun dari 95,91% menjadi 71,82%, sedangkan persentase

penggunaan input eksternal mengalami peningkatan dari 4.09% menjadi

28,18% akibat penggunaan biaya tenaga kerja luar. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa pertanian bioindustri berbasis integrasi tanaman

salak pondoh dan kambing PE layak dikembangkan.

Pada kegiatan ini, telah dilakukan kerja sama dengan berbagai instansi

seperti Dinas Pertanian Provinsi DIY, Dinas Pertanian Kabupaten Sleman,

Bappeda Kabupaten Sleman, Bank Indonesia, LIPI maupun Perguruan

Tinggi. Jalinan kerja sama ini merupakan perwujudan exit strategi yang

dilakukan dalam kegiatan ini.

Dokumentasi kegiatan bioindustri salak – kambing

c. Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis

Integrasi Padi – Sapi di D.I. Yogyakarta

Latar Belakang

Sistem pertanian bioindustri adalah sistem pertanian yang mengelola

dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati

termasuk biomasa dan/atau limbah organik pertanian bagi kesejahteraan

masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis (Hendriadi, 2013).

Lebih lanjut dinyatakan bahwa kata kunci dari sistem pertanian bioindustri

adalah seluruh sumberdaya hayati, biomasa dan limbah pertanian, ilmu

Page 76: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 66

pengetahuan dan teknologi (iptek) dan bioproses, serta pemanfaatan dan

rekayasa genetik.

Pemeliharaan sapi potong di DI Yogyakarta pada umumnya merupakan

usaha pembiakan. Salah satu faktor penting dalam pembiakan ternak sapi

potong adalah meningkatkan kinerja reproduksi sapi induk. Pada

penggilingan padi menghasilkan rendemen berupa bekatul 8%, sekam

20%, lembaga 2 % dan beras sosoh 70% (Orthoefer, 2001). Pada

umumnya bekatul digunakan sebagai pakan ternak dan jarang digunakan

sebagai produk makanan. Nilai gizi dan potensi bekatul sebenarnya layak

digunakan sebagai pangan fungsional.

Dengan bioindustri maka semua biomasa yang dihasilkan dari kedua

jenis usaha tani tersebut bisa ditingkatkan nilai manfaatnya. Belum

optimalnya inovasi teknologi pada tanaman padi dan ternak sapi

mengakibatkan pendapatan petani masih rendah. Limbah kandang berupa

kotoran ternak bisa dimanfatkan sebagai sumber energi terbarukan

(biogas) sehingga mengurangi pengeluaran petani dalam pembelian bahan

bakar. Sedangkan untuk keperluan pupuk bisa memanfaatkan hasil

samping biogas berupa slurry. Hasil samping tanaman padi selain jerami

adalah sekam dan bekatul. Penggunaan sekam untuk arang (arang sekam)

belum banyak dilakukan oleh petani. Sedangkan bekatul pada umumnya

dimanfaatkan untuk pakan ternak. Padahal potensi bekatul untuk

dimanfaatkan selain untuk pakan ternak masih terbuka luas dengan nilai

ekonomi yang lebih tinggi

Tujuan

- Mengembangkan usaha agribisnis di bidang pertanian bioindustri

berbasis integrasi padi – sapi

- Menyusun exit strategi untuk pengembangan pertanian bioindustri

berbasis Integrasi padi – sapi.

Metodologi

Kegiatan Model Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis

integrasi padi – sapi di DIY telah dilaksanakan sejak tahun 2015 yang

dilaksanakan dalam satu kawasan dengan melibatkan 4 kelompok tani.

Kelompok tani tersebut adalah (1) kelompok Wahyu Manunggal dusun

Kedungpring, Bawuran, Pleret, Bantul ; (2) Kelompok Ngudi Mulyo dusun

Mojosari, Wonolelo, Pleret, Bantul (3) kelompok Ngudi Mulyo, dusun

Depok, Wonolelo, Pleret, Bantul dan (4) kelompok Sido Rukun, Tegalrejo,

Bawuran, Pleret, Bantul. Total jumlah anggota 196 orang, luas lahan 40 Ha,

dan jumlah ternak sapi 274 ekor. Teknologi yang dikembangkan meliputi

budidaya padi dengan sistem jajar legowo, perbaikan pakan pada ternak

sapi, biogas, pemanfaatan limbah biogas (slude dan slurry) untuk budidaya

Page 77: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 67

ayam, lele dan cacing, pengolahan pupuk Organik padat dan cair serta

pengolahan bekatul menjadi pangan fungsional.

Hasil

Hasil produksi gabah kering panen sebesar 12,034 ton/ha, angka

kelahiran sapi tertinggi adalah di kelompok Ngudi Mulyo, Depok yaitu

74,4%. Produksi pupuk organik padat 42 ton/ bulan, sedangkan pupuk

organik cair potensi produksinya cukup besar yaitu 25.950 liter/ bulan,

namun baru sebagian kecil yang diolah menjadi pupuk organik cair.

Biodigester yang dibangun dengan kapasitas 50 m3, produksi biogas yang

dihasilkan dimanfaatkan oleh 17 kepala keluarga untuk menyalakan kompor

selama 1,3 jam/hari, sedangkan potensinya bisa mencapai 3

jam/keluarga/hari. Hasil samping biogas berupa sludge dimanfaatkan untuk

campuran bahan pakan ayam kampung, media budidaya cacing dan pupuk

organik.Sludge sebagai pengganti bekatul dalam ransum ayam kampong

hingga 30%, tidak berpengaruh negatif terhadap pertambahan bobot

badan, dengan bobot ayam 883,5 gr pada umur 14 minggu. Hasil samping

biogas berupa slurry dimanfaatkan untuk budidaya ikan lele. Pengolahan

bekatul menjadi pangan fungsional dengan membuat brownis, cookies

onde onde dan nastar, yang dilakukan oleh ibu – ibu anggota kelompok

tani. Untuk mewadahi kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok, saat

ini sedang dalam proses pendirian Koperasi Produksi, yang diharapkan

pada tahun 2018 ijin pendirian koperasi sudah terbit.

Page 78: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 68

Dokumentasi kegiatan Bioindustri Padi-Sapi

7. Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada

Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih

a. Pengembangan Model Kawasan Mandiri Benih Padi Berbasis

Masyarakat

Latar Belakang

Program kegiatan desa mandiri benih (DMB) merupakan salah satu

kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi

dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek

perbenihan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah terbentuk 19

kelompok produsen benih DMB yang didampingi dan dibina oleh Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta dan Dinas Pertanian

Propinsi DIY. Pendampingan oleh BPTP Yogyakarta terutama pada aspek

inovasi teknologi produksi benih sumber padi yang dilaksanakan melalui

kegiatan on farm model display laboratorium lapang (LL) dan sekolah

lapang (SL). Sedangkan pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian DIY

membantu sarana dan prasarana perbeniah, sertifikasi benih, kelembagaan

dan pemasaran. Pada pelaksanaan pendampingan di lapangan BPTP

Yogyakarta dan Dinas Pertanian DIY bersinergi saling melengkapi dari

semua aspek kegiatan perbenihan yang dilakukan oleh kelompok DMB.

Tujuan

- Melaksanakan pendampingan untuk kelompok produsen benih sumber padi

program desa mandiri benih (DMB) di DIY.

- Melaksanakan display produksi benih sumber VUB padi untuk sekolah

lapang kelompok produsen benih padi program DMB.

Metodologi

Lokasi kegiatan meliputi lokasi semua kelompok DMB di DIY yaitu di

Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo. Lokasi display

produksi benih sumber sebagai lokasi laboratorium lapang (LL) pada

kelompok produsen benih DMB dipilih berdasarkan pertimbangan: (1) lokasi

LL merupakan daerah sentra produksi, (2) kelompok tani dan anggotanya

mempunyai respon terhadap inovasi baru, (3) luas lahan yang digunakan

Page 79: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 69

untuk display 1 ha tersedia, (4) ketersediaan air terjamin sepanjang musim,

(5) kelompok tani memiliki anggota yang aktif, dan (6) lokasi dsplay

strategis dan dekat jalan yang mudah untuk akses kendaran roda 2 dan

roda 4, serta menjadi jalan lalu lintas petani.

Pendekatan : Kegiatan pendampingan kelompok produsen benih

sumber padi DMB tahun 2018 akan dilaksanakan dalam pendekatan

kegiatan on farm dan off farm. Kegiatan on farm dilaksanakan dalam

bentuk dispay produksi benih sumber padi untuk sarana sekolah lapang,

dan kegiatan off farm dalam bentuk pendampingan sebagai narasumber

inovasi teknologi produksi benih sumber padi pada kegiatan worksop,

pelatihan, dan temu lapang yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian terkait

maupun oleh BPTP Yogyakarta.

Ruang Lingkup : meliputi pendampingan kelompok produsen benih

sumber padi melalui kegiatan workshop, pelatihan dan temu lapang,

dimana BPTP Yogyakarta akan berkontribusi sebagai narasumber inovasi

teknologi produksi benih sumber. Kegiatan lainnya adalah display produksi

benih sumber kelas ES seluas 1 ha sebagai laboratorium lapang yang

digunakan untuk sekolah lapang anggota kelompok produsen benih sumber

DMB di Yogyakarta.

Teknik Diseminasi : narasumber inovasi teknologi produksi benih

sumber dan display produksi benih sumber padi.

Hasil

Hasil kerja pendampingan dan pembinaan terhadap kelompok DMB,

tercatat 10 kelompok telah menjadi kelompok DMB Mandiri, 4 kelompok

termasuk DMB Madya, dan 5 kelompok masih berstatus DMB Pemula. Pada

tahun 2018 produksi benih sumber padi kelompok DMB mencapai 190,91

ton, terdiri benih kelas FS 4,2 ton, SS 172,01 ton dan ES 14,7 ton. Produksi

benih sumber padi DMB dari tahun 2015 sampai 2018 telah berhasil

memproduksi benih sumber bersertifikat sebesar 516,17 ton dan

berkontribusi untuk mencukupi kebutuhan benih 20.647 ha sawah di DIY.

Kelas benih terbanyak yang diproduksi oleh produsen benih DMB di DIY

adalah kelas benih stock seed (SS) yang mencapai 456,77 ton, dan oleh

para petani di DIY benih sumber kelas SS tersebut dijadikan benih sebar

menggantikan benih kelas extention seed (ES) yang seharusnya ditanam.

Varietas yang banyak diproduksi oleh kelompok produsen DMB adalah

varietas lama hingga mencapai 86,14% yang terdiri dari varietas

Situbagendit, Ciherang, IR-64, Pepe, dan Mekongga. Sedangkan varietas

lainnya terdiri dari berbagai jenis Inpari dan varietas lama lainnya.

Pemilihan varietas dalam produksi benih sumber DMB berorientasi sesuai

kebutuhan pengguna dan jenis varietas yang telah dikenal luas petani

sehingga hasil produksinya lebih mudah dipasarkan.

Page 80: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 70

Dokumentasi kegiatan Pengembangan Model Kawasan Mandiri Benih Padi Berbasis Masyarakat

8. Benih Sumber Padi, Jagung, dan Kedelai

a. Produksi Benih Sumber Padi

Latar Belakang

Kegiatan yang sudah dilakukan dalam mendukung perbenihan

Nasional adalah melalui UPBS. Selama ini BPTP Yogyakarta telah

membantu menyediakan benih sumber bermutu, untuk mendukung

penerapan rekomendasi varietas unggul spesifik lokasi untuk diseminasi,

penelitian, memenuhi kebutuhan Produsen benih. Benih bermutu berperan

penting pada keberhasilan usahatani tanaman pangan. Benih bermutu

merupakan wahana pembawa teknologi, seperti konsep PHT pada

komponen varietas. Prinsip produksi benih adalah mempertahankan

kemurnian genetik, melalui teknologi produksi benih mencakup prinsip-

prinsip agronomi untuk mempertahankan mutu benih yang tinggi. Mutu

benih tinggi didapatkan pada pemahaman dan penerapan teknologi pra

panen dan pasca panen yang baik.

Menurut data Dinas Pertanian DIY (2015), Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) mempunyai luas lahan baku sawah irigasi 56.183 ha dan

lahan kering 44.164 Ha. Target tahun 2016, luas tanam sawah irigasi

115.670 ha, dan luas tanam padi ladang 44.164 ha. Petani di DIY umumnya

menanam benih padi kelas SS, maka harus disediakan benih kelas SS

sebanyak 4.437.490 kg/tahun. Benih padi kelas SS sebanyak 4.437.490

kg/tahun dihasilkan dari luas penangkaran benih seluas 1775 ha dan

membutuhkan benih padi kelas FS sebanyak 44.375 kg kg atau 44,37 ton.

Permasalahan yang ditemukan di lapangan banyak petani menggunakan

benih berlabel kelas SS untuk produksi konsumen, sehingga peredaran

benih kelas ES menjadi tersendat.

Page 81: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 71

Tujuan

Memproduksi benih sumber padi kelas FS 3 ton dan kelas SS 5 ton,

untuk mendukung rekomendasi varietas unggul spesifik lokasi dan

kebutuhan benih sumber padi.

Metodologi

Prosedur pelaksanaan memproduksi benih sumber UPBS melalui

kerjasama dengan Produsen benih padi ataupun kelompok tani penangkar

benih padi serta BPSBP DIY. Cara kerjasamanya adalah UPBS memberikan

benih sumber, upah tenaga kerja, biaya saprodi, prosesing panen dan

pasca panen, pendampingan dan pengawalan teknologi, pembinaan dan

penguatan kelembagaan produsen benih, sedangkan sistem sertifikasinya

dikerjakan oleh BPSBP DIY. Kegiatan produksi benih sumber padi adalah

melakukan kerja sama penanaman dengan para penagkar dan produsen

benih padi, dengan menggunakan benih sebanyak 60 Kg kelas BS dan 75

kg kelas FS.

Hasil

Pelaksanaan kegiatan dengan kerjasama penanaman sebagai berikut :

1) kelompok tani Keltan Ngudi Mulyo, Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo

Varietas yang ditanam adalah varietas Inpari 30 FS (0,4 ha) dan Inpari

33 FS (0,75 ha). Sampai tanggal 24 Juli 2018 pada tahap pengajuan

pengambilan sampel benih untuk uji laboratorium BPSB DIY sebanyak

750 kg varietas Inpari 30 FS dan sebanyak 1.500 kg varietas Inpari 33

FS.

2) kelompok tani Keltan Ngudi Mulyo, Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo

Varietas yang ditanam adalah varietas Inpari 19 SS (0,4 ha), Inpari 30

SS (0,4 ha) dan Inpari 33 SS (0,75 ha). Sampai tanggal 24 Juni 2018

pada tahap pengajuan pengambilan sampel benih untuk uji

laboratorium BPSB DIY sebanyak 510 kg varietas Inpari 30 SS,

sebanyak 340 kg varietas Inpari 19 SS dan sebanyak 1.510 kg varietas

Inpari 33 SS.

3) Keltan Ngudi Makmur, Sendangsari, Minggir,Sleman. Varietas yang

ditanam adalah varietas Inpari 24 FS (0,5 ha). Sampai tanggal 24 Juli

2018 pada tahap menunggu masa dorman untuk bisa diambil sampel

benih oleh BPSB DIY.Rencananya akan diajukan tahap pengajuan

pengambilan sampel benih untuk uji laboratorium BPSB DIY sebanyak

750 kg pada tanggal 20 Agustus 2018.

4) Keltan Ngudi Makmur, Sendangsari, Minggir,Sleman. Varietas yang

ditanam adalah varietas Aeksibundong (0,5 ha). Sampai tanggal 24

Juli 2018 pada tahap pengajuan fase menjelang panen oleh BPSB DIY.

Target yang diharapkan adalah tersedianya benih padi varietas

Aeksibundong kelas SS sebanyak 1.100 kg.

Page 82: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 72

Lokasi produksi benih dan produksi padi untuk konsumen di

kecamatan Sentolo, pengasih dan Lendah mengalami kekeringan.

Penyebab utama kekeringan adalah ditutupnya saluran induk Kalibawang

sejak tanggal 15 April 2018 dan selanjutnya curah hujan tidak mencukupi

untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berikut disampaikan

hasil analisis dari BMKG ( Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika)

diketahui bahwa berdasarkan kondisi dinamika atmosfer – laut di atas maka

dapat menyebabkan sifat curah hujan di wilayah DIY pada bulan April 2018

pada umumnya dalam kategori bawah normal. Hasil analisis curah hujan di

wilayah DIY pada bulan April 2018 berkisar 13 - 232 mm dengan sifat hujan

sebagian besar bersifat Bawah Normal (BN) sebesar 76.0 % (termasuk di

kecamatan Sentolo), Normal (N) sebesar 20.0 %, dan Atas Normal sebesar

4.0 %

Hasil kegiatan Produksi Benih Sumber Padi tahun 2018, realisasi

produksi untuk kelas FS 100% dari target produksi terdiri dari varietas

Inpari 30, Inpari 33 dan Inpari 24, sedangkan realisasi produksi kelas SS

69,2% dari target produksi terdiri dari varietas Inpari 19, Inpari 30, Inpari

33 dan Aeksibundong. Total realisasi produksi benih sumber padi 80,75%.

Dokumen kegiatan produksi benih sumber padi

Page 83: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 73

b. Produksi Benih Sumber Kedelai

Latar Belakang

Kegiatan UPBS BPTP Yogyakarta membantu menyediakan benih

sumber bermutu, untuk mendukung penerapan rekomendasi varietas

unggul spesifik lokasi untuk diseminasi, penelitian, memenuhi kebutuhan

produsen benih. Berdasarkan data Dinas Pertanian DIY, rata-rata

kebutuhan benih kedelai FS di DIY: 3.212 kg/tahun, SS 48.186 kg/tahun

dan ES 803.100 kg/tahun. Sasaran luas tanam kedelai tahun 2018 sebesar

14.555 ha, lebih rendah dibandingkan target luas areal tanam tahun

sebelumnya sebesar 20.257 ha. Untuk penanaman dengan luasan tersebut

membutuhkan suplai benih membutuhkan suplai benih kedelai kelas benih

ES sebanyak 727.750 kg dengan asumsi kebutuhan benih per hektar 50 kg.

Benih kelas ES sebanyak 727.750 kg membutuhkan luas areal penangkaran

benih kedelai seluas: 727 ha. Untuk luas areal 953 ha dan membutuhkan

benih kelas SS sebanyak 36.350 kg dengan asumsi per hektar

membutuhkan benih sebanyak 50 kg. Target produksi UPBS untuk tahun

2018 sebesar 8.000 kg benih kedelai kelas SS (benih pokok). Jika target

luas tanam kedelai untuk tahun 2018 tidak terlalu berbeda dengan tahun

sebelumnya, maka bila target produksi dari UPBS BPTP Yogyakarta tercapai

100%, UPBS BPTP Yogyakarta berkontribusi sebesar 22,01 % dari total

kebutuhan benih kelas SS berdasarkan kebutuhan benih tahun 2017.

Tujuan

Menghasilkan benih sumber Varietas Unggul Baru Kedelai (SS = 8

ton)

Metodologi

Kegiatan Produksi Benih Kedelai BPTP Yogyakarta diawali dengan

Pemantapan Proposal di Tingkat Balai kemudian dilanjutkan dengan

koordinasi di tingkat petani. Metode pelaksanaan kegiatan produksi benih

di pertanaman mulai dari pengadaan benih sumber, persiapan lahan sampai

panen serta pengolahan benih dilakukan oleh kelembagaan UPBS,

sedangkan pengujian benih di laboratorium dilaksananakan di BPSBP

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan di pertanaman mencakup

teknik budidaya di pertanaman, pemeriksaan pertanaman, roguing, dan

sertifikasi benih.

Hasil

Pada kegiatan Produksi Benih Kedelai Tahun 2018, ada dua produsen

benih yang dipilih untuk menjadi mitra dalam produksi benih, yaitu :

1. Kelompok Tani Dadi Makmur : Bendungan, Semin, Gunungkidul

2. Gapoktan Sido Maju : Sawahan, Bleberan, Playen, Gunungkidul

Page 84: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 74

Penentuan lokasi produksi benih berdasarkan kesiapan tanam kedelai

dari kelompok, karena biasanya penanaman kedelai dilakukan pada MT II

(Mei-Agustus 2018), namun UPBS BPTP berencana melaksanakan produksi

benih pada MT I (Februari-Mei 2018) dengan harapan benih dapat diserap

pada musim tanam berikutnya. Dari hasil survei ke petani produsen benih

yang telah bermitra, ada dua kelompok yang siap melaksanakan

penanaman MT I yaitu kelompok tani Dadi Makmur (Semin) dan Gapoktan

Sido Maju (Playen).

Produksi benih kedelai UPBS BPTP Yogyakarta tahun 2018, pada

awalnya terdiri dari 3 varietas. Dua varietas yaitu Anjasmoro dan Argomulyo

merupakan varietas yang sudah lama, namun sangat diminati oleh petani

dan satu varietas adalah Dega-1, yang merupakan varietas baru hasil

persilangan antara Grobogan dan Malabar, dengan ciri khusus berumur

genjah.

Skenario penanaman awal untuk produksi benih telah disesuaikan

dengan target awal yaitu seluas 10 hektar dengan asumsi produkstivitas

700-800 kg/ha. Harapannya akan terealisasi benih sebanyak 8 ton kelas

benih pokok. Namun saat pertanaman kedelai memasuki fase akhir (fase

panen), sesuai dengan dinamika penganggaran terjadi refocusing

anggaran dari pusat, sehinga perlu dilakukan penyesuaian antara target

awal dengan target setelah refocussing. Sebagai tambahan informasi, UPBS

BPTP Yogyakarta mengalami refocussing sebesar 73% dari pagu anggaran

awal. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan perubahan target maupun

perubahan sistem kerjasama, mengingat pihak BPTP dalam melakukan

produksi benih terikat sistem kerjasama yang ditandatangani di atas

meterai, sehingga dengan adanya refocussing anggaran, berimbas harus

disesuaikannya sistem kerjasama antara BPTP dan petani untuk melindungi

hak-hak petani.

Produksi benih kedelai UPBS BPTP Yogyakarta tahun 2018 terealisasi

1.500 kg (terealisasi 75%) dari target setelah refocussing. Produksi benih

sumber kedelai telah didistribusikan segera setelah label terbit. Hasil

produksi sebanyak 1.500 kg, semuanya didistribusikan sebagai setoran

PNBP. Lokasi distribusi sebanyak 1.500 kg ada di BPP Sewon dalam rangka

memenuhi kebutuhan benih untuk program pengembangan kedelai di

Sewon.

Page 85: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 75

Dokumen kegiatan produksi benih sumber kedelai

9. Taman Teknologi Pertanian

a. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di

Kabupaten Kulon Progo DI Yogyakarta

Latar Belakang

Lalu lintas produk dan jasa antara Negara di era global tidak ada lagi

pembatas. Hal ini mendesak kita untuk memiliki strategi dalam menghadapi

era globalisasi. Strateginya adalah peningkatan produktivitas, kualitas

produk, nilai tambah, efisiensi biaya input, serta regulasi dimasing-masing

daerah. Salah satu faktor dalam meningkatkan daya saing adalah

sumberdaya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang

dimanfaatkan dan diterapkan dalam proses produksi dan aktivitas

kehidupan masyarakat.

Lembaga penelitian pemerintah, swasta, perguruan tinggi, merupakan

salah satu unsur penghasil iptek dalam bentuk hasil penemuan (invensi).

Invensi tersebut dapat mendorong lahirnya produk baru, perbaikan mutu

produk yang telah ada, maupun efisiensi proses maka disebut sebagai

inovasi. Sebuah teknologi hasil penemuan (invensi) agar menjadi inovasi

Page 86: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 76

maka harus didiseminasikan, diadopsi dan diterapkan oleh sektor produksi

serta menghasilkan nilai ekonomi. Diseminasi dan adopsi terhadap inovasi

tersebut memerlukan sebuah wahana yang dapat memfasilitasi aliran

invensi menjadi inovasi secara lebih efisien dan efektif. Salah satu wahana

tersebut adalah Agro Technopark (ATP) atau Taman Teknologi Pertanian

(TTP).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015

sampai dengan 2019, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan

Litbang mendapat tugas untuk membangun 34 Taman Teknologi Pertanian

(TTP) di tingkat kabupaten/kota, sedangkan yang sudah dibangun di DIY

adalah TTP Nglanggeran Gunungkidul (2015-2017), dan yang kedua adalah

dibangun TTP Kulon Progo bekerjasama dengan Pemda DIY melalui

pembangunan terpadu kawasan Jogja Agro Techno Park (JATP) pada tahun

2018.

Tujuan

1. Membangun model percontohan Kawasan pertanian terpadu

dengan konsep agrowidya wisata yang berbasis sumberdaya local

2. Meningkatkan penerapan dan alih teknologi hasil litbang

Kementerian/LPNK Ristek, swasta dan perguruan tinggi kepada

masyarakat

3. Membangun pusat informasi teknologi pertanian modern berbasis

PAJALE

4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang terampil dan

mandiri dibidang agroteknologi dan agribisnis.

5. Menumbuhkan inkubator bisnis dan interpreneur baru

6. Meningkatkan sinergi antara para stakeholders (Pemerintahan

Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Riset, Kelompok Tani, dan

swasta).

Metodologi

Tahun dibangun 2018, dengan core bisnis perbenihan padi dan

komoditas penujang jagung dan kedelai. Inovasi teknologi yang digunakan

adalah 1) teknologi perbenihan VUB padi lahan sawah dan 2) teknologi

jarwo super. Layanan penggunaan yang disediakan di TTP adalah : Pusat

produksi benih padi dan kedelai di DIY, Unit pembelajaran (incubator

agribisnis), Pusat/lembaga pelatihan percontohan (precision /modern

farming (corporate farming), Wahana wisata edukasi / berbasis

agrowidyawisata, Pendampingan teknologi (site center dan kawasan

terdampak) menunjang JATP (Jogja Agro Techno Park), Bimtek teknologi

terkini, Jembatan/fasilitasi produk kawasan menunjang JATP, Kerjasama

BBI, produsen benih, swasta, PT, indomarket JATP

Page 87: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 77

Roadmap 3 tahun pembangunan TTP Kulon Progo sebagai berikut:

Tahun 2018:

- Pemilihan lokasi, - indentifikasi karakteristik, - pemetaan, - grand

design (master, site, dan bisnis plan), - pembangunan infrastruktur

sapras (gedung, lingkungan, alsin, dll), - Bimtek, - pendampingan

inovasi teknologi.

Tahun 2019:

Pemantapan dan pendampingan, yang meliputi:

- Lanjutan pembangunan fisik, - perbaikan grand design (evaluasi), -

produksi massif PAJALE, - BIMTEK, - implementasi inovasi teknologi

perbenihan pajale on farm, - inovasi pada hulu dan hilir produk, - exit

plan strategi, - pelatihan dan magang, - BAST.

Tahun 2020:

Pendampingan, meliputi:

- Kelembagaan pengelola, - Inovasi teknologi perbenihan pajale, -

networking, Bimtek, - exit plan strategy, - launching produk TTP, -

penyerahan ke PEMDA DIY

Hasil

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa : (1) keberhasilan Belum terlihat,

karena masih tahap tahun pertama (2018, (2) kerjasama yang intensif

antara PEMDA DIY dengan BPTP Balitbangtan DIY mulai sejak awal

menyusun master plan, site plan, eksekutif plan, yang dituangkan dalam

grand design, sehingga sinergisme berjalan dengan baik. (3) mulai

terlaksana pembangunan fisik gedung pelatihan, gedung produksi tahap-1

(50%) nya dari rencana tahun 2018, dan sebagian sarana gedung

terlaksana, (4) rintisan pembentukan pengelola TTP dengan melibatkan

kabupaten, Desa dan mitra kelompok, GAPOKTAN, penangkar benih, (5)

Terlaksananya pendampingan teknologi dan kelembagaan lokasi

terdampak TTP dalam display tekn budidaya padi, display perbenihan padi

sebagai calon benih sebar dengan bermitra pada BPSB, BBI, UPBS, (6)

Terlaksananya BIMTEK perbenihan PAJALE sebagai core bisnis TTP.

Permasalahan terkait dengan pembangunan fisik gedung tidak sesui

dengan master plan, seharusnya bisa diselesaikan pada tahun-1 (2018)

namun adanya refocusing anggaran fisik ke program "BEKERJA"KEMENTAN

senilai 3,7 milyar jadi tertunda, berdampak pada mundurnya waktu

penyelesaikan kontrak kerja (konsultan perencana, lelang mundur serta

tertundanya pengadaan modal 526 alat dan mesi n pertanian dalam

mendukung kegiatan TTP. Solusinya adalah melakukan penjelasan ke

PEMDA terkait refocusing, melakukan perbaikan master plan dan grand

design, dan lebih fokus pada tahap-1 (2018) kegiatan diarahkan pada

Page 88: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 78

pembangunan fisik dibandingkan dengan pendampingan teknologi di

area/kawasan TTP.

Dokumentasi kegiatan pembangunan TTP Kulon Progo

10. Sumberdaya Genetik Yang Terkonservasi dan Terdokumentasi

a. Pengelolaan Sumberdaya Genetik Spesifik Lokasi DIY

Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada pada ketinggian 0-2911 m dpl.

Keragaman letak wilayah DIY ini tentu saja diikuti oleh keragaman Sumber

Daya Genetik (SDG) tanaman tanaman baik tanaman pangan, tanaman

perkebunan maupun hortikultura. Keberadaan SDG tanaman semakin langka

bahkan mengarah pada kepunahan. Oleh karena itu diperlukan upaya

pengelolaan SDG spesifik lokasi, sehingga nilai guna dan manfaatnya dapat

dinikmati oleh masyarakat. Pada tahun 2013 telah dilakukan inventarisasi, dan

identifikasi terhadap Sumber Daya genetik spesifik lokasi Daerah Istimewa

Yogyakarta yang berada di lahan pekagrangan. Pada tahun 2014 telah

dilakukan eksplorasi dan inventarisasi padi lokal spesifik DIY sebanyak 64

kultivar padi lokal dan 16 kultivar padi ketan. Pada tahun 2015 telah dilakukan

karakterisasi terhadap 80 kultivar padi lokal yang terdiri dari padi beras hitam,

padi beras merah, padi beras putih dan padi beras ketan. Pada tahun 2016

dan 2017 telah dilakukan evaluasi preferensi konsumen terhadap padi lokal

Page 89: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 79

pada budidaya jajar legowo maupun pada budidaya mina padi. Disamping itu

telah dilakukan karakterisasi beberapa aksesi pisang koleksi Kebun Plasma

Nutfah Pisang Yogyakarta dan karakterisasi terhadap ubi kayu lokal serta

bawang merah lokal Yogyakarta.

Tujuan

a. Mendaftarkan SDG lokal ke kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman

dan Perizinan Pertanian (PPVTPP)

b. Evaluasi kadar glukosa nasi pada beberapa berasi lokal DIY

c. Evaluasi beberapa bawang merah lokal di luar musim

d. Pemeliharaan kebun koleksi sumberdaya genetik spesifik lokasi di

lingkungan kantor BPTP Yogyakarta

Metodologi

Penelitian ini akan dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai bulan

Januari sampai dengan bulan Desember 2018.

Metode pelaksanaan pengkajian : 1). Pendaftaran SDG Lokal adalah kegiatan

mendaftarkan suatu Varietas untuk kepentingan pengumpulan data mengenai

Varietas Lokal, Varietas yang dilepas dan Varietas Hasil Pemuliaan yang tidak

dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara Varietas yang

bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya (PP RI No. 13 Tahun

2004). Pendaftaran mengacu pada prosedur pendaftaran yang berlaku. 2).

Evaluasi kandungan glukosa nasi pada beberapa beras lokal di DIY :

melakukan analisis kandungan glukosa dilakukan pada periode tertentu

penyimpanan di penghangat nasi yaitu 0 jam (setelah masak), 6 jam , 12 jam,

dan 24 jam. 3). Evaluasi bawang merah lokal pada budidaya diluar musim

dilakukan dengan evaluasi konsumen terhadap keragaan tanaman pada

budidaya di luar musim/off season. Kegiatan ini diawali dengan melakukan

penanaman beberapa kultivar bawang merah lokal di suatu lahan di luar musim

budidaya bawang merah. Komponen teknologi yang akan diterapkan adalah

penggunaan mulsa, varietas bawang merah lokal, pemberian pupuk organik,

pupuk kimia, pupuk silika, light trap/lampu perangkap dan likat kuning.

Selanjutnya konsumen/petani memberikan penilaian terhadap keragaan

tanaman bawang merah lokal di lapang meliputi umur, potensi produksi, dan

keunggulan lainnya.

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah didaftarkan satu SDG lokal “koro

pedang” asal Kulon Progo ke kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan

Perijinan Pertanian (PPVTPP). Lima kultivar bawng merah telah terevaluasi

pada budidaya bawang merah di luar musim (off season) yaitu bawang merah

Srikayang, Saptosari, Panjatan, Kelinci dan Batu Ijo. Masing-masing kultivar

bawang merah menunjukkan potensinya secara genetis yang dipengaruhi

lingkungan pada saat dibudidayakan di luar musim yaitu pada musim hujan.

Page 90: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 80

Tiga nasi beras lokal (Sembada merah, Sembada hitam dan Mentik Grompol)

ddan satu varietas unggul baru sebagai pembanding (Inpari 43) telah

dievaluasi kandungan gula totalnya. Kandungan gula total menurun baik dari

kandungan gula total beras ke beras setalah dimasak (setelah menjadi nasi),

maupun pada saat nasi dari 0 jam ke 27 jam setelah masak baik di dalam alat

penghangat nasi maupun di luar penghangat nasi. Tanaman di kebun koleksi

SDG tanaman di lingkungan BPTP Yogyakarta terpelihara dengan baik.

Dokumen kegiatan Sumber Daya Genetik tahun 2018

11. Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian untuk Peningkatan

Indeks Pertanaman

a. Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian Untuk Peningkatan

Indeks Pertanaman (IP Padi)

Latar Belakang

Peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (Pajale) untuk

memantapkan swasembada secara berkelanjutan merupakan sasaran

pembangunan pertanian yang perlu diupayakan keberhasilannya dalam

rangka mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Untuk

mendukung peningkatan produksi tersebut, selain dapat ditempuh melalui

perluasan areal lahan pertanian juga dapat melalui peningkatan indeks

pertanaman (IP) dan produktivitas pada lahan pertanian eksisting. Indeks

pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman pada sebidang lahan

Page 91: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 81

pertanian untuk memproduksi bahan pangan dalam kurun waktu 1 tahun.

Untuk meningkatkan IP dan produktivitas di lahan pertanian eksisting

perlu irigasi suplementer/tambahan yang dapat memenuhi kebutuhan air

tanaman.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lahan sawah tadah hujan dan

lahan kering dominan terdapat di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang

sebagian di antaranya dinilai memiliki potensi irigasi suplementer untuk

mendukung peningkatan IP dan produktivitas lahan bila difasilitasi

infrastruktur panen air yang memadai dan sesuai keadaan spesifik lokasi.

Tujuan

1. Mengkaji penerapan inovasi teknologi untuk peningkatan IP padi

dalam kaitannya terhadap produktivitas lahan dan pendapatan

usahatani pada lahan sawah tadah hujan.

2. Mendiseminasikan inovasi teknologi untuk peningkatan IP padi dan

produktivitas lahan spesifik lokasi kepada petani dan stakeholders

terkait dalam rangka mendorong percepatan pemanfaatan teknologi

hasil litbang dan perluasan adopsinya di kawasan lahan pertanian

yang serupa melalui forum pertemuan dalam ruangan maupun di

lapangan/temu lapang.

3. Melakukan survei identifikasi lokasi potensial untuk panen air melalui

pembangunan infrastruktur irigasi suplementer guna mendukung

peningkatan IP Padi, Jagung, Kedelai (Pajale).

Metodologi

Demontrasi penerapan inovasi teknologi untuk peningkatan IP padi

dilaksanakan pada lahan seluas sekitar 44,5 ha dengan melibatkan 299

petani koopetaror yang tergabung dalam 7 kelompok tani di desa Jepitu

dan Balong Kec. Girisubo dan Desa Wareng Kec. Wonosari Kabupaten

Gunungkidul.

Introduksi inovasi teknologi untuk peningkatan IP padi dilaksanakan

pada MT/MH II: Feb - Juni 2018 dan pertanaman padi telah selesai

dipanen bulan Juni 2018. Inovasi teknologi yang diintroduksikan: varietas

padi umur genjah (Inpari 19, Inpari 31, Inpari 43 Agritan GSR),

percepatan pesemaian (sistem 'Ngurit", sebar benih + 10 hari sebelum

padi MT I dipanen), olah tanah, dan tanam pindah dengan bibit muda

(15-17 hssb), sistem tanam jarwo 2:1, perlakuan benih dengan pupuk

hayati Agrimeth dan percepatan dekomposisi jerami sisa panen di lahan

dengan agrodeko I dan pemupukan kimia spesifik lokasi. Sumber irigasi

terutama air hujan dan atau tanpa pompanisasi sumur dangkal dan aliran

permukaan dari parit/sungai.

Page 92: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 82

Hasil Kegiatan

Hasil kajian yang diperoleh pada tahun 2018 memperkuat hasil kajian

sebelumnya yang menunjukkan bahwa:

• Berdasarkan hasil survei identifikasi lapangan yang telah

dilaksanakan dari November 2016 – Maret 2018 diketahui terdapat 173

lokasi pada areal lahan kering dan sawah tadah hujan yang tersebar di 57

desa dari 12 kecamatan di wilayah Gunuungkidul yang memiliki potensi

irigasi suplementer dengan kapasitas layanan sekitar 3.049 ha.

• Penerapan teknologi untuk peningkatan IP padi dari 1 menjadi 2

diintroduksikan dan dikaji mampu memberikan hasil gabah kering giling

(GKG) rata-rata 4,29 t/ha dengan penggunaan varietas unggul baru

berumur genjah Inpari 19, Inpari 31, dan Inpari 43 GSR.

• Penggunaan biodecomposer Agrodeko 1 untuk percepatan

decomposisi bahan organik sisa panen dan perlakuan benih dengan pupuk

hayati Agrimeth memberikan peluang peningkatan GKG/ha mencapai 9,4

% dibandingkan dengan tanpa perlakuan keduanya (kontrol).

Dokumentasi Kegiatan dari mulai tanam, keragaan tanam sampai dengan panen

Page 93: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 83

b. Pola Tanam (Katam)

Latar Belakang

Sistem Informasi Katam Terpadu menghasilkan informasi waktu

tanam dan potensi luas tanam padi di lahan sawah, rawa pasang surut

dan lebak yang analisisnya mempertimbangkan pola dan intensitas curah

hujan. BPTP dapat melaksanakan kegiatan peningkatan indeks

pertanaman berdasarkan sistem informasi kalender tanam terpadu untuk

pengembangan pola tanam. Kegiatan Pengembangan Pola tanam yang

dilaksanakan BPTP Yogyakarta tetap mengacu pada informasi KATAM

Terpadu dalam hal awal tanam, varietas dan dosis pemupukan.

Tujuan

1. Melaksanakan pengembangan pola tanam dengan cara menambah

luas tanam di lahan sub optimal lahan kering. (1 Kabupaten).

2. Meningkatkan pemahaman stakeholders dan petani terhadap

Kalender tanam melalui pemanfaatan IT (Website) SMS, Android dan

media cetak (100orang).

Metodologi

Lokasi pengkajian adalah Desa Wareng, Kecamatan Wonosari,

Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini bermitra dengan petani kooperator

yang tergabung dalam kelompok tani Karya Tani. Total luas lahan yang

dipakai dalam kegiatan ini adalah 2,2 ha dengan jumlah petani yang

terlibat sebanyak 17 petani. Secara agroekosistem lahan merupakan

lahan tadah hujan dengan pola tanam satu kali padi dan satu kali palawija

(jagung).

Model pengembangan pola tanam yang didiseminasikan dalam

kegiatan ini adalah pengembangan pola tanam dari yang semula jagung

monokultur menjadi tumpangsari jagung-kedelai dengan tidak

mengurangi populasi jagung.

Benih yang ditanam adalah Benih jagung Bisi 18 sejumlah 50 kg serta

benih kedelai varietas Grobogan sejumlah 60 kg. Tanggal tanam adalah

18 – 25 Maret 2018 ketika hujan mulai turun. Dalam kegiatan ini juga

telah dilakukan bimbingan teknis pembuatan palir dan pengaturan pola

tanam dengan peserta seluruh anggota kelopok tani karya tani.

Hasil

Hasilnya adalah produktivitas jagung dari pola tanam tumpangsari

adalah 7,2 ton/ha tidak jauh berbeda dengan monokultur

(kontrol/kebiasaan petani) 7,0 ton/ha. Akan tetapi model tumpangsari

memiliki kelebihan karena mempunyai hasil samping berupa kedelai.

Meskipun hasil dari panen kedelai tidak bagus disebabkan karena dari

awal bulan Mei 2018 sudah tidak ada hujan lagi sampai dengan panen,

Page 94: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 84

atau dengan kata lain, dari kedelai berusia + 35 hst sampai dengan panen

tidak memperoleh pengairan lagi. Produktivitas kedelai yang diperoleh

adalah 0,35 ton/ha. Petani masih tertarik untuk menmgembangkan pola

tanam ini karena di rasa lebih menguntungkan dari pada mono kultur.

Dokumentasi kegiatan pola tanam KATAM

12. Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Hasil

Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian

a. Temu Teknis Inovasi Pertanian

Latar Belakang

Teknologi mempunyai peranan penting dalam pembangunan

pertanian. Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian

memerlukan investasi teknologi. Selama ini banyak teknologi dihasilkan

oleh Badan Litbang Pertanian yang perlu disampaikan kepada pengguna.

Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian

sekaligus sebagai penyampai teknologi di daerah perlu terus ditingkatkan

kompetensinya agar dapat mengemban tugasnya secara baik. Salah satu

metode untuk meningkatan kompetensi penyuluh yaitu menggunakan

metode Temu Teknis.

Page 95: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 85

Tujuan

Tujuan dilaksanakan kegiatan Temu Teknis Inovasi Teknologi

Pertanian adalah untuk mendiseminasikan inovasi teknologi pertanian

kepada penyuluh pertanian di DIY, meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan penyuluh tentang inovasi pertanian, dan menggali umpan

balik/saran masukan tentang inovasi teknologi pertanian yang

didiseminasikan di DIY.

Metodologi

Dua topik materi Temu Teknis Inovasi Pertanian tahun 2018 yaitu

Teknologi Panen Air, dan Teknologi Budidaya Kedelai pada Berbagai

Kawasan Agroekosistem di DIY. Temu Teknis Teknologi Panen Air

dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

penyuluh pertanian tentang teknologi panen air dan implikasinya di

lapangan, sedangkan Temu Teknis Inovasi Pertanian Teknologi Budidaya

Kedelai Tahan Naungan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

kepada penyuluh pertanian tentang teknologi budidaya kedelai dan

varietas-varietas terbaru.

Temu Teknis Panen Air dan Budidaya Kedelai dilaksanakan masing-

masing pada bulan 24 April 2018 di aula BPTP Yogyakarta dan bulan

Agustus 2018 di Dinas Pertanian Pangan Perikanan dan Kehutanan

Kabupaten Bantul, dengan peserta sebanyak 50 orang untuk temu teknis

panen air dan 40 orang untuk temu teknis budidaya kedelai. Peserta temu

teknis adalah penyuluh pertanian dari 4 kabupaten di DIY, meliputi

Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo, dan

Kabupaten Bantul. Temu Teknis dilaksanakan dengan pendekatan metode

tatap muka (presentasi dan diskusi), serta demonstrasi cara, dan display.

Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik peserta temu teknis,

dan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pelaksanaan temu teknis.

Analisa data menggunakan analisis uji t (paired sample test) dengan α =

0,05 untuk menguji tingkat pengetahuan responden atas materi teknologi

panen air yang disampaikan oleh narasumber.

Hasil

Hasil analisis uji t (0,05) menunjukkan bahwa pada ke dua kegiatan

temu teknis terjadi peningkatan pengetahuan responden secara

significan (beda nyata) sebelum dan sesudah temu teknis, dimana hasil

hipotesis t statistic > t critical two-tail. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran menggunakan metode temu teknis dapat

meningkatkan pengetahuan penyuluh pertanian baik tentang teknologi

panen air, maupun pada teknologi budidaya kedelai. Peningkatan

pengetahuan responden (penyuluh) setelah mengikuti Temu Teknis rata-

rata sebesar 21,81%.

Page 96: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 86

Dokumen kegiatan temu teknis inovasi pertanian

b. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Daerah

Latar Belakang

Inovasi teknologi di bidang pertanian merupakan salah satu

komponen penting mendukung terwujudnya swasembada dan visi

Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045. Penyuluh

pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses mengantar

inovasi teknologi pertanian kepada petani dan mempersuasi mereka agar

mampu menerapkan teknologi tersebut.

Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan penyuluh

pertanian tentang inovasi teknologi pertanian Badan Litbang

Pertanian.

2. Menyediakan materi informasi teknologi sebagai suplemen

penyuluhan bagi penyuluh daerah

3. Memfasilitasi narasumber pelatihan pertanian berdasar permintaan

Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK).

Page 97: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 87

Metodologi

Kegiatan akan dilaksanakan di Kabupaten Gunung Kidul, Bantul,

Sleman, dan Kulon Progo atau di BPTP Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

pada bulan Januari-Desember 2018.

Ruang Lingkup bahwa pelaksanaan kegiatan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan penyuluh terhadap inovasi pertanian Badan

Litbang Pertanian akan dilakukan dengan komunikasi kelompok dan

pendekatan Bimtek teknologi pertanian dalam bentuk pertemuan klaskal

dengan metode workshop; dan penyediaan suplemen penyuluhan dalam

bentuk buku saku/juknis.

Teknik Diseminasi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Workshop Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Teknologi Pertanian.

Workshop Bimtek merupakan kegiatan penyuluhan dalam upaya

meningkatkan dan mengembangan pengetahuan penyuluh tentang

teknologi pertanian untuk memecahkan masalah pertanian yang

dihadapi oleh penyuluh daerah

2. Penyediaan materi suplemen penyuluhan bagi penyuluh pertanian

daerah

Materi suplemen penyuluhan bagi penyuluh pertanian daerah akan

disusun dalam bentuk buku saku yang memuat materi teknologi

pertanian tepat guna dan prosedur operasional teknologi (metode

aplikasi teknologi), serta instrumen evaluasi penyuluhan.

3. Fasilitasi narasumber pelatihan pertanian sesuai permintaan Balai

Penyuluhan Kecamatan (BPK). Penyediaan narasumber pelatihan-

pelatihan teknologi yang diselenggarakan oleh Balai Penyuluhan

Kecamatan (BPK).

Hasil

Bimtek Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super (JLS)

dilaksanakan di BPTP Yogyakarta pada 31 Mei 2018 dengan peserta 42

orang yang terdiri dari penyuluh pertanian ASN, THL-TBPP, Penyuluh

sawadaya, dari berbagai Balai Penyuluhan tingkat kecamatan (BPP/BP4)

dan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) dari Kabupaten Gunung

Kidul, Bantul, Sleman, dan Kulon Progo serta unsur perpustakaan desa.

Hasil analisis data primer menunjukkan bahwa pengetahuan penyuluh

terkait Jajar Legowo Super (JLS), Varietas Unggul Baru (VUB),

Biodekomposer, Pupuk Hayati Agrimet, Pembibitan Padi dengan Sistem

Dapog, Pupuk Berimbang dengan PUTS, Pengendalian OPT secara Hayati,

Alat Mesin Pertanian Transplanter, Alat Mesin Pertanian Cumbine

Harvester, Pengendalian OPT secara Kimiawi, dan Jajar Legowo 2:1

meningkat dari yang sangat tidak paham menjadi paham dan sangat

paham setelah memperoleh bimtek; Begitu pula dengan sikap penyuluh

Page 98: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 88

baik dari aspek kognitif, afektif, maupun konatif terhadap penerapan

Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super (JLS) mengalami

peningkatan yang signifikan dari kategori ragu-ragu menjadi kategori

setuju setelah memperoleh bimtek. Penyuluh senang dan setuju untuk

menerapkan Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super (JLS) untuk

hasil yang lebih baik kedepannya.

Bimtek Teknologi Budidaya Bawang Merah Asal Biji Botani (TSS)

dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Bimtek klasikal di Rumah Ketua

Kelompok Tani Sidodadi Trisik, Desa Banaran, Kecamatan Galur, dan

praktek lapangan di lokasi pembibitan dan pertanaman bawang merah

Dusun Trisik Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo

pada tanggal 24 Juli 2018. Kegiatan ini diikuti oleh penyuluh ASN, THL-

TBPP dan Penyuluh Swadaya perwakilan dari 6 BPP di Kabupaten Kulon

Progo sebanyak 20 orang dan petani bawang merah di Desa Banaran,

Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 20 orang.

Berdasarkan tabulasi silang diperoleh informasi bahwa bimtek

meningkatkan pengetahuan petani maupun penyuluh dari yang tidak

paham menjadi paham terkait pengetahuan Budidaya Bawang Merah

dengan Biji (TSS), Perbenihan Bawang Merah Asal Biji Botani (TSS),

Persiapan Lahan Bawang Merah Asal Biji Botani (TSS), Cara Transplanting

Bibit Bawang Merah Asal Biji, dan Cara Pengendalian OPT Bawang Merah

Asal Biji Botani (TSS). Pengetahuan yang diperoleh setelah bimtek

mempengaruhi perilaku dan sikap petani maupun penyuluh dari berbagai

aspek baik kognitif, afektif, maupun konatif. Hasil analisis data primer

menunjukan bahwa petani maupun penyuluh memiliki sikap mendukung

dan terbuka terhadap inovasi Teknologi Budidaya Bawang Merah Asal Biji

Botani (TSS) karena dapat meningkatkan provitas bawang merah secara

signifikan.

c. Kaji Terap Inovasi Pertanian

c.1. Kaji Terap Budidaya Padi Walik Jerami di Lahan Sawah

Tadah Hujan di Kabupaten Gunungkidul

Latar Belakang

Kaji Terap merupakan kegiatan uji paket/komponen teknologi yang

telah direkomendasikan oleh Balitbangtan (BPTP atau Balit), yang

diimplementasikan di lahan petani/BPPK sebagai wahana pembuktian dan

pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

penyuluh pertanian (BBP2TP, 2017). Implementasi dari kegiatan Kaji

Terap tersebut merupakan penerapan komponen/peket teknologi dalam

rangka mendemonstrasikan keunggulan teknologi yang diintroduksikan

Page 99: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 89

dibandingkan teknologi eksisting. Dalam kegiatan kaji terap penyuluh dan

petani mendengar, melakukan dan merasakan keunggulan dari

penerapan suatu teknologi sehingga akan semakin meningkatkan

pengetahuan (Mardikanto, 1993) dan motivasi untuk menyuluhkan atau

mengadopsinya (Wahyuningrum dan Gunawan, 2016).

Kaji Terap “Budidaya padi Walik Jerami di Lahan Sawah Tadah Hujan

di Kab Gunungkidul” dilakukan dalam rangka meningkatkan indeks

pertanaman dan indeks panen padi di lahan sawah tadah hujan di

Gunungkidul. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan

penyuluh dan petani kooperator dalam teknologi budidaya walik jerami di

lahan sawah tadah hujan.

Tujuan

1. Mendiseminasikan teknologi terbaru dalam budidaya padi walik

jerami di lahan sawah tadah hujan

2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan penyuluh dan

petani tentang teknologi terbaru pada budidaya padi walik jerami di

lahan sawah tadah hujan

3. Meningkatkan produksi dan pendapatan petani padi di MT 2 di lahan

sawah tadah hujan.

Metodologi

Pendekatan: Kegiatan kaji terap dilakukan dengan pedekatan

participative on farm demonstration. Untuk memperkuat penyebaran

teknologi dilakukan pendekatan tatap muka dan penyebaran inovasi

melalui multi media. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan petani dan penyuluh dilakukan pendekatan learning by doing,

baik petani maupun penyuluh akan semakin meningkat pengetahuan,

sikap dan ketrampilannya, karena semakin banyak indera yang terlibat

akan semakin paham dan mempercepat proses adopsi suatu

informasi/inovasi (Mardikanto, 1993).

Ruang lingkup mencakup 1). Identifikasi potensi dan masalah, 2).

Perakitan dan penerapan teknologi unggulan, 3). Bimbingan teknis di

lapangan, 4). Temu Lapang, 5). Diseminasi melalui media

Introduksi teknologi yang disampiakan berupa manajemen waktu,

menajemen pengairan, VUB tahan kering (Situbegendit dan Inpari 43

yang dibandingkan dengan varietas eksisting yaitu Ciherang), perbaikan

lahan dengan biochar dan biodecomposer (Agrodeco dan M-dec) serta

agrimeth.

Hasil

Kaji terap dilakukan pada MT 2 tahun 2018 yang jatuh pada bulan

April – Juli 2018 di 6 wilayah BPP di Kab Gunungkidul. Kaji Terap Utama

ada di Kelompok Tani Ngudi Hasil, Dusun Ngaliyan, Desa Pulutan, Kec

Page 100: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 90

Wonosari seluas 5 Ha dan melibatkan 40 orang petani. Kaji Terap

Pengembangan ada di 5 wilayah BPP yaitu: 1) Kelompok Tani Mulyo, yang

diketuai Bapak Suyono, berlokasi di Dusun Ngawu, Desa Ngawu, Kec.

Playen dan melibatkan 9 orang petani; 2) Kelompok Margodadi, yang

diketuai Bapak Tupar, berlokasi di Dusun Nglipar Kidul, Desa Nglipar, Kec.

Nglipar dan melibatkan 8 orang petani; 3) Kelompok Sekar Wangi yang

diketuai Bapak Slamet, berlokasi di Dusun Grogol, Desa Grogol, Kec.

Paliyan dan melibatkan 10 orang petani; 4) Kelompok Gatak Rejo, yang

diketuai Bapak Sumono, berlokasi di Dusun Gatak, Desa Karangmojo, Kec

Karangmojo dan melibatkan 8 orang petani; dan 5) Kelompok Marsudi

Rejeki yang diketuai Bapak Tukimin, berlokasi di Dusun Kalangbangi, Desa

Ngeposari, Kec Semanu dan melibatkan 6 orang petani.

Hasil kaji terap menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan penyuluh dan petani kooperator tentang budidaya walik

jerami pada sawah tadah hujan. Sikap juga meningkat karena mengetahui

bahwa tekstur tanah menjadi lebih remah dan dapat bertahan tetap

lembab. Tingkat ketrampilan juga meningkat dan bahkan beberapa

penyuluh dan petani sampai bisa menganalisa sebab akibat dari

perubahan terkstur tanah. Petani juga mengatakan akan meneruskan

perlakuan biochar agar lahan bertambah gembur. Tingkat kesukaan

penyuluh dan petani terhadap performen tanaman padi paling tinggi

dicapai untuk varietas Inpari 43, disusul ciherang dan terakhir

situbagendit. Alasannya adalah hama burung jarang menyerang tanaman

Inpari 43 karena tajuk daun yang meruncing dan tinggi melebihi malai,

sehingga seolah-olah malai terindungi tajuk, kecuali itu hampir tidak ada

serangan OPT pada varietas Inpari 43 ini sehingga produksinya (ubinan

mencapai 8,9 ton/Ha) yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

Ciherang (4,8 ton/Ha atau Situbagendit (5,1 ton/Ha) dan Ciherang

dengan teknologi petani (4,7 ton/Ha). Tingkat kesukaan petani terhadap

beras (dari segi warna, bentuk butiran dan bau) paling tinggi adalah Inpari

43, disusul Ciherang dan terakhir Situbagendit. Sedangkan tingkat

kesukaan terhadap nasi (dari segi warna, bau, rasa dan kepulenan) paling

tinggi adalah Ciherang, disusul Situbagendit dan terakhir adalah Inpari

43. Sebagai catatan adanya serangan blas pada varietas Situbagendit di

lahan kaji terap di BPP Nglipar yang tidak bisa tertanggulangi sehingga

petani tidak bisa panen padi tetapi panen jerami. Analisa usahatani belum

selesai dilakukan.

Kaji Terap “Budidaya padi Walik Jerami di Lahan Sawah Tadah Hujan

di Kab Gunungkidul” yang dilakukan pada MT 2 telah dapat menambah

pengetahuan, ketrampilan dan petani bersikap positif bahwa lahan sawah

tadah hujan juga dapat menghasilkan padi dengan pengaturan waktu dan

Page 101: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 91

pengairan yang baik serta tambahan inovasi biochar dan varietas Inpari

43.

Dokumentasi kegiatan kaji terap budidaya padi walik jerami

di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Gunungkidul

c.2. Kaji Terap Teknologi Tanam Jajar Legowo Pada Budidaya

Jagung

Latar Belakang

Upaya peningkatan produksi jagung dengan cara sistem jajar

legowo, yang sudah diuji kelayakan secara teknis dan ekonomis

menguntungkan. Agar teknologi tersebut dapat diserap oleh masyarakat

petani, maka perlu didukung dengan diseminasi teknologi dalam bentuk

kaji terap teknologi untuk membuktikan keunggulannya, dan para

penyuluh belajar untuk menerapkannya sebagai bekal dalam penyuluhan

di wilayah binaannya.

Tujuan

a. Mendiseminasikan teknologi budidaya jagung dengan sistem jajar

legowo

b. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan penyuluh terhadap

teknologi budidaya jagung sistem jajar legowo.

Page 102: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 92

Metodologi

Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi Koordinasi

dengan Dinas terkait (Dinas Pertanian Daerah DIY, Dinas Pertanian

Kabupaten, Kantor Penyuluhan Kabupaten, Petugas Penyuluh di

Kecamatan (BPP), Pertemuan kelompok penangkar, CPCL, dan persiapan

tanam. Pendampingan dan pengawalan teknologi tanam jagung jajar

legowo serta pengadaan benih jagung varetas NASA 29.

Hasil

Pengadaan benih jagung varietas NASA 29 yang berasal dari

Balitserealia Maros telah diperoleh sebanyak 150 Kg untuk luasan 10 ha.

Sesuai dengan CPCL, kaji terap jagung akan dilaksanakan di Bulak Pereng

Kecamatan Pengasih seluas 5 ha bekerjasama dengan kelompok tani

“Tani lestari” Desa Sendangsari, kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulonprogo. Daerah replikasi kegiatan di BPP Nanggulan, BPP Sentolo,

BPP Kokap, BPP Wates dan BPP Lendah masing-masing 1 ha. Adanya

kebijakan dari pemerintah pusat yang berupa refokusing anggaran maka

Kegiatan kajiterap jagung tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu benih

yang sudah tersedia akan dihibahkan kepada kelompok tani yang semula

sudah menyanggupi.

Dokumentasi kegiatan kaji terap teknologi tanam jajar legowo pada budidaya jagung

Page 103: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 93

c.3. Kaji Terap VUB Padi Lahan Sawah Irigasi di Kabupaten

Bantul

Latar Belakang

Penyebaran VUB padi lahan sawah irigasi di Kabupaten Batul belum

seluruhya merata, dikarenakan beberapa hal diantaranya, masih banyak

petani yang memakai teknologi lama dan masih enggan memakai

teknologi introduksi.

Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi padi dengan bergai

cara penerapan teknologi introduksi, diantaranya adalah dengan

menggunakan metode kaji terap VUB padi lahan sawah irigasi yang

dibudidayakan dengan sistem tanam jajar legowo super yang sudah diuji

kelayakan secara teknis dan ekonomis menguntungkan.

Tujuan

a. Mendiseminasikan VUB padi

b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh,

mengetahui kelayakan usahatani

Metodologi

Kegiatan akan dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2018.

Implementasinya di lapangan dilakukaan demplot di lahan seluas 10 ha,

yang tersebar di satu wilayah BPP seluas 5 ha sebagai sentra kegiatan

dan 5 wilayah BPP seluas 5 ha sebagai wilayah pengembangan.

Hasil

Beberapa kendala yang terjadi diantaranya yaitu adanya saluran air

irigasi yang rusak, sehingga menyebabkan sebagaian tanaman di tanam

pada umur tua dan tidak serempak dan pada pase bunga ada gejala

serangan OPT, namun dapat dikendalikan dengan baik. Hasil kajian

dilapangan dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil panen padi VUB

varietas inpari 43, inpari 42, inpari 33 berdasarkan ubinan berturut – turut

: 8,9 ton/ha, 8,7 ton/ha, 9,9 ton/ha.

Page 104: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 94

Dokumentasi kegiatan kaji terap VUB Padi Laha Sawah Irigasi di Kabupaten Bantul

c.4. Kaji Terap Teknologi Penanganan Pascapanen Kedelai di

Kabupaten Bantul

Latar Belakang

Penerapan teknologi penanganan pascapanen kedelai merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi

komoditas kedelai. Kehilangan hasil terjadi pada setiap kegiatan

penanganan pascapanen. Kehilangan hasil dapat secara kuantitatif (susut

bobot) maupun kualitatif (susut mutu). Penanganan pascapanen kedelai

bertujuan untuk: (a) menjaga kualitas atau mutu kedelai agar tetap tinggi

seperti pada saat panen, (b) menekan tingkat kehilangan secara

kuantitatif (susut tercecer), dan (c) mendapatkan harga jual kedelai yang

tinggi (Suismono et al., 2014). Kondisi penanganan pascapanen kedelai

di DI Yogyakarta masih konvensional sehingga kuantitas dan kualitas

kedelai yang dihasilkan masih rendah. Disamping itu ketersediaan

informasi teknologi penanganan pascapanen kedelai di tingkat petani

belum banyak tersedia. Di sisi lain, Balai Penelitian/Perguruan Tinggi

telah banyak melakukan penelitian terkait teknologi penanganan

pascapanen kedelai. Agar teknologi tersebut dapat diserap oleh penyuluh

dan petani, maka perlu didukung melalui diseminasi antara lain dalam

bentuk kaji terap.

Tujuan

a. Menyebarkan/mendiseminasikan teknologi penanganan pascapanen

kedelai yang layak secara teknis dan ekonomis

b. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan penyuluh dan

petani

Metodologi

Kegiatan kaji terap teknologi penanganan pascapanen kedelai akan

dilaksanakan mulai bulan April hingga bulan September 2018, pada lahan

sawah sentra produksi kedelai di Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon

Page 105: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 95

Kabupaten Bantul. Kaji terap akan dilaksanakan secara partisipatif on

farm demonstration di lahan petani dengan melibatkan petani pemilik

serta penyuluh pertanian lapang sebagai pelaksana penerapan sejak

perancangan sampai dengan evaluasi hasilnya. Teknologi yang akan

diterapkan adalah teknologi penanganan pascapanen kedelai secara good

handling practices (GHP) sesuai dengan kondisi spesifik lokasi dengan

komoditas kedelai varietas Anjasmoro. Untuk memperkuat penyebaran

teknologi dilakukan dengan pendekatan tatap muka dan penyebaran

inovasi melalui multi media. Media yang digunakan dalam penyebaran

diseminasinya adalah dengan memakai media tercetak (leaflet), dan

media elektronik (radio). Kegiatan kaji terap ini diselenggarakan untuk

menjalin komunikasi dan kerjasama yang sinergis dari tingkat propinsi

hingga tingkat petani dalam rangka pemahaman terkait teknologi

penanganan pascapanen kedelai.

Hasil

Karakteristik penyuluh yang terlibat kegiatan kaji terap kedelai

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 67% dan perempuan 33%, sedangkan

28% berusia 20-40 th dan 72% sudah berusia 41-60 th, sehingga

mayoritas masih bersemangat meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilannya. Untuk tingkat pendidikan penyuluh responden di 5

kecamatan berpendidikan D3 (33%) dan tingkat sarjana (67%), dengan

tingkat pendidikan yang cukup tinggi yaitu sampai tingkat diploma dan

sarjana, akan berpengaruh terhadap kompetensi dalam melakukan

penyuluhan.

Hasil survey dan penilaian atas kelayakan calon lokasi dilakukan oleh

tim pelaksana kegiatan kaji terap diperoleh lokasi demplot dengan luas 4

Ha akan dilaksanakan di KT. Sedyo Mukti yang bertempat di Dusun

Sawahan, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, dengan waktu

tanam tgl 8 Mei dan waktu panen 2 Agustus 2018. Sedangkan 4 lokasi

dampak masing-masing 1 Ha akan dilaksanakan di 4 BP3K yang berada

disekitar BP3K Kec. Sewon yaitu: KT. Madyo Laras, Dusun Gunungan, Kec

Pleret; KT. Mandiri, Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo, Kec.

Bambanglipuro; KT. Ngudi Mukti, Dusun Bungas, Desa Sumberagung, Kec

Jetis; KT. Tegaldowo, Desa Grujugan, Kec Bantul.

Pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) muncul permasalahan-

permasalahan teknis dan non teknis dan belum mendapat pemecahannya.

Salah satunya tahapan penanganan pascapanen kedelai yang

berkontribusi terbesar untuk menekan kehilangan hasil adalah pada tahap

panen dan perontokan. Pada saat pemanenan kadar air kedelai sudah

mencapai 10-13 %, sedangkan biasanya petani memanen ketika kadar air

masih diatas 14 %. Untuk kehilangan hasil saat panen mengalami

Page 106: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 96

penurunan 0,61-1,18% setelah menerapkan cara panen yang

direkomendasikan BPTP. Kapasitas kerja pemanen satu orang pekerja

dengan cara BPTP mencapai 123,6-156,47 m2/jam, sedangkan cara

petani mencapai 116,7-132,74 m2/jam. Untuk hasil panenan biji kedelai

kering untuk lokasi demplot rata-rata mencapai 1,41 ton/ha, sedangkan

cara petani hanya mencapai 1,02 ton/ha. Untuk mutu kedelai yang

dihasilkan di lokasi demplot persentase butir utuh mencapai 80,15-

91,53% sedang cara petani hanya 42,4-67.54%. Untuk butir hijau

panenan lokasi demplot mencapai 0,25-1,63% sedangkan cara petani

mencapai 3,27-13,59%.

Dokumentasi kegiatan kaji terap teknologi penanganan pascapanen kedelai di Kabupaten Bantul

c.5. Kaji Terap Pengolahan Limbah Kambing Menjadi Pupuk

Padat dan Cair Mendukung Kawasan TTP Nglanggeran

Latar Belakang

Gunungkidul merupakan lahan kering atau lahan marginal dengan

kondisi fisik dan kimia yang kurang mendukung untuk usaha budidaya

tanaman. Penduduk lahan marginal biasanya lebih menyukai memelihara

ternak, termasuk ternak kambing sebagai usaha tambahan keluarga.

Terdapat sentra-sentra peternakan kambing di kabupaten Gunungkidul,

termasuk di wilayah TTP Nglangeran Patuk Gunungkidul. Kawasan TTP

Page 107: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 97

Gunungkidul merupakan sentra ternak kambing PE terintegrasi dengan

tanaman kakao yang menghasilkan produksi susu dan daging serta kakao.

Ternak kambing PE di kawasan TTP Gunungkidul, telah dipelihara

secara intensif menggunakan sistim kandang panggung sehingga dapat

memisahkan antara kotoran cair atau urine dan kotoran padat atau inthil,

meskipun masih terdapat petani yang memelihara ternak secara

tradisonal (tanpa kandang panggung). Pengolahan limbah kandang

menjadi pupuk cair dan padat, disamping dapat mengurangi biaya

produksi pembelian pupuk, dapat meningkatkan nilai tambah limbah

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai usaha komersial yang dapat

memberikan tambahan pendapatan keluarga. Terkait dengan diseminasi

inovasi tersebut, untuk meyakinkan keunggulan teknologi anjuran

dibandingkan teknologi yang pernah diterapkan, sebelum diterapkan atau

dianjurkan, dapat dilakukan dengan metode Kaji Terap.

Aplikasi teknologi pengolahan limbah kambing menjadi pupuk padat

dan pupuk cair menggunakan metode kaji terap, diharapkan dapat

meningkatkan keyakinan penyuluh, kontak tani dan petani terhadap

teknologi tersebut dan dapat mengadopsi rakitan teknologi yang

dianggap paling sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing serta

melalui temu lapang dan replikasi implementasi teknologi di wilayah

masing-masing, rekomendasi teknologi dapat tersebar secara labih luas.

Tujuan

- Mendiseminasikan teknologi pengolahan limbah kambing menjadi

Pupuk Padat dan Pupuk Cair berkualitas untuk mendukung kawasan

TTP Gunungkidul.

- Mengidentifikasi respon penyuluh dan petani terhadap pupuk padat

dan cair berkualitas hasil pengolahan limbah kambing

Metodologi

Prosedur yang digunakan antara lain : (1). Pendekatan kepada Dinas

Pertanian bidang peternakan tingkat Provinsi dan Kabupaten Gunungkidul

dan petugas lapangan serta secara partisipatif bersama

peternak/kelompok peternak kambing di wilayah Nglanggeran, Patuk

Gunungkidul. (2). Melaksanakan identifikasi potensi, masalah dan peluang

menggunakan kuesioner terstruktur terhadap penerapan teknologi

pengolahan limbah kambing menjadi pupuk pada kelompok pelaku

demonstrasi. (3). Sosialisasi rencana kegiatan Kaji Terap Pengolahan

Limbah Kambing menjadi POP dan POC kepada 5 Kelompok peternak

kambing di Ngkanggeran kabupaten Gunungkidul, sekaligus menyusun

skedul kegiatan yang akan dilaksanakan di 3 kelompok peternak kambing

(Gunungbutak, Karangsari dan Doga). (4) Implementasi rekomendasi

teknologi pengolahan limbah kambing menjadi pupuk padat dan cair

Page 108: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 98

berkualitas pada lokasi kandang kelompok pelaku kaji terap dan area

pengembangan pada lokasi wilayah binaan penyuluh lapangan peserta

Temu Lapang di BPP Playen.

Hasil

Koordinasi bersama bidang peternakan Dinas Pertanian tingkat

Provinsi dan Kabupaten Gunungkidul, dilaksanakan sehingga telah

terdapat persamaan persepsi terhadap mansud dan tujuan serta output

yang dihasilkan pada kegiatan Kaji terap Pengolahan limbah Kambing

menjadi POP dan POC di Nglanggeran Patuk, Gunungkidul.

Tahapan Implementasi teknologi menggunakan metode Demostrasi,

pertama dilaksanaka pada 2 kelompok peternak di wilayah Nglanggeran

yaitu Kelompok di Gunungbutak dan Karangsari, selanjutnya pada

kelompok Doga setelah dilakukan analisis laboratorium terhadap POP dan

POC yang dihasilkan oleh 2 kelompok terdahulu. Perbaikan formula POP

dan POC dilakukan agar POP dan POC yang dihasilkan dapat mendekati

Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil analisa laboratorium terhadap

hasil pengolahan limbah kambing kelompok Doga digunakan sebagai

dasar untuk memperbaiki formula. Perbaikan juga dilakukan terhadap

pembuatan POC yang semula dilakukan dengan secara manual, diperbaiki

dengan menggunakan pompa air yang biasa digunakan untuk aquarium

sebagai pengaduk POC. Diseminasi teknologi dan pengembangannya

dilakukan melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pengolahan Limbah

Kambing di BPP Playen yang dihadiri oleh kelompok peternak di wilayah

BPP Playen dan para penyuluh THL. Kegiatan temu usaha yang telah

direncanakan untuk memperluas pemasaran produk serta perbaikan

pakaging poc tidak dapat dilaksanakan karena terdapat revisi terhadap

anggaran tersedia.

Respon para petugas/penyuluh yang mengikuti kegiatan Kaji terap

terhadap kualitas dan teknologi yang diaplikasikan, pada umumnya

memberikan respon positiv dan bertekad akan mengembangkan atau

menerapkan pada kelompok binaan di wilayah masing-masing yang

dituangkan melalui rencana Tindak Lanjut (RTL).

Monitoring dan evaluasi yabg dilakukan terhadap Rencana Tindak

Lanjut menunjukkan telah dilakukan pembuatan POP dan POC di wilayah

binaan dua orang peserta Bimtek atau penyuluh BPP Playen.

Page 109: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 99

13. Inovasi Perbenihan dan Perbibitan

a. Produksi Benih Sebar Padi (ES=40 ton)

Latar Belakang

Salah satu strategi dalam upaya mencapai kedaulatan pangan dan

industri adalah melalui penyediaan benih bermutu varietas unggul baru

yang produktivitasnya tinggi dan sesuai dengan preferensi konsumen.

Melalui penggunaan benih bermutu, produktivitas tanaman akan

meningkat sehingga produksi pangan dan industri nasional berbasis

tanaman juga akan meningkat, sehingga kedaulatan pangan dapat

tercapai. Penggunaan benih bermutu juga akan meningkatkan kualitas

hasil pertanian, sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang

tinggi. Mengingat pentingnya arti benih dalam kegiatan usahatani maka

diperlukan upaya peningkatan kebutuhan dan ketersediaan benih dengan

jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkualitas di tingkat petani. Upaya

tersebut diharapkan dapat mempercepat adopsi dan percepatan

penyebaran beberapa varietas Unggul Baru (VUB) padi yang telah

dihasilkan. Keberhasilan diseminasi dan adopsi teknologi varietas unggul

ditentukan oleh kemampuan produsen, penangkaran dan industri benih

mendapatkan benih sumber untuk mendukung 6 tepat hingga ke petani.

Terkait dengan hal tersebut di atas, sebagai tindak lanjut BPTP

Yogyakarta sangat berperan dalam penyedian benih sumber varietas

unggul baru padi. DIY membutuhkan benih padi kelas ES sebanyak

4.437.490 kg/tahun. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa peredaran

benih kelas ES jarang ditemukan di kios saprodi, karena petani umumnya

menggunakan benih kelas SS.

Tujuan

1. Memproduksi benih sebar padi di D I Yogyakarta yang bersertifikasi.

2. Menghasilkan benih sebar Varietas Unggul Baru (VUB) Padi (ES=40

ton).

Metodologi

Pelaksanaan produksi benih sebar (kelas ES) dilaksanakan di 5

lokasi yaitu : 1). KT “Ngudi Mulyo” Bantarwetan, Bangun Cipto, Sentolo,

Kulon Progo, 2). Dusun Sidatan, Kalidengen, Temon, Kulon Progo, 3).

Paguyupan Mantap, Sitimulyo, Bantul, 4). KT. “Manunggal Barokah”

dusun Tambalan, Desa Pleret, Kec.Pleret, Bantul, dan 5). KT. Ngudi

Makmur, Jogorejo, Sendangsari, Minggir, Sleman.

Hasil

Produksi benih sebar (kelas ES) padi meghasilkan benih Inpari 33

sebanyak 7.625 kg; Inpari 43 = 2.025 kg; Inpari 30 = 9.500 kg, sehingga

total benih yang telah dihasilkan dan telah terdistribusi kepada kelompok

Page 110: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 100

tani sebanyak 19.150 kg atau 47,875 % dari target 40 ton. Pada saat

laporan ini dibuat, benih sebar varietas Inpari 19 pada proses sertifikasi

(uji laboratorium ) menunggu label, varietas Inpari 42 pada masa dorman

dan standing crop (menunggu masak fisiologis) seluas 1,2 ha dengan

varietas Inpari 43.

Dokumentasi kegiatan produski benih sebar padi

b. Produksi Benih Sebar Kedelai (ES=2,5 ton)

Latar Belakang

Kegiatan UPBS BPTP Yogyakarta membantu menyediakan benih

sumber bermutu, untuk mendukung penerapan rekomendasi varietas

unggul spesifik lokasi untuk diseminasi, penelitian, memenuhi kebutuhan

produsen benih. Berdasarkan data Dinas Pertanian DIY, rata-rata

kebutuhan benih kedelai FS di DIY: 3.212 kg/tahun, SS 48.186 kg/tahun

dan ES 803.100 kg/tahun. Sasaran luas tanam kedelai tahun 2018 sebesar

14.555 ha, lebih rendah dibandingkan target luas areal tanam tahun

sebelumnya sebesar 20.257 ha. Untuk penanaman dengan luasan tersebut

membutuhkan suplai benih membutuhkan suplai benih kedelai kelas benih

ES sebanyak 727.750 kg dengan asumsi kebutuhan benih per hektar 50 kg.

Benih kelas ES sebanyak 727.750 kg membutuhkan luas areal penangkaran

benih kedelai seluas: 727 ha. Untuk luas areal 953 ha dan membutuhkan

benih kelas SS sebanyak 36.350 kg dengan asumsi per hektar

Page 111: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 101

membutuhkan benih sebanyak 50 kg. Target produksi UPBS untuk tahun

2018 sebesar 8.000 kg benih kedelai kelas SS (benih pokok). Jika target

luas tanam kedelai untuk tahun 2018 tidak terlalu berbeda dengan tahun

sebelumnya, maka bila target produksi dari UPBS BPTP Yogyakarta tercapai

100%, UPBS BPTP Yogyakarta berkontribusi sebesar 22,01 % dari total

kebutuhan benih kelas SS berdasarkan kebutuhan benih tahun 2017.

Tujuan

- Menghasilkan benih sebar Varietas Unggul Baru Kedelai (ES= 5 ton)

- Menghasilkan benih kedelai bersertifikat secara enam tepat

Metodologi

Pada kegiatan Produksi Benih Sebar Kedelai Tahun 2018, ada dua

produsen benih yang dipilih untuk menjadi mitra dalam produksi benih,

yaitu Kelompok Tani Dadi Makmur : Bendungan, Semin, Gunungkidul dan

Kelompok Sido Maju : Sawahan, Bleberan, Playen, Gunungkidul.

Ada tiga varietas yang diproduksi pada kegiatan Produksi Benih Sebar

Kedelai UPBS BPTP Yogyakarta tahun 2018, yaitu varietas yaitu Anjasmoro

dan Argomulyo merupakan varietas yang sudah lama, namun sangat

diminati oleh petani dan satu varietas adalah Dega-1, yang merupakan

varietas baru hasil persilangan antara Grobogan dan Malabar, dengan ciri

khusus berumur genjah. Varietas Dega-1 dipilih dengan tujuan untuk

memperkenalkan varietas baru kedelai di tingkat petani. Untuk produksi

benih sebar kedelai, dipilih varietas-varietas yang diminati oleh petani

mengingat tidak banyak petani yang mau membudidayakan kedelai karena

tingkat kesulitan dalam produksi benih kedelai cukup tinggi, namun tidak

menutup kemungkinan untuk tetap menanam varietas-varietas baru

kedelai yang akan diperkenalkan kepada petani. Produksi benih sebar

kedelai ini diarahkan untuk diberikan ke petani secara gratis (diseminasi).

Hasil

Target luasan kegiatan perbenihan kedelai untuk varietas Anjasmoro

awalnya adalah 3 ha namun hanya terealisasi 2,5 ha. Varietas Dega-1

awalnya akan ditanam seluas 2 ha hanya terealisasi 1 ha, sedangkan untuk

varietas Argomulyo yang dari target luasan 2 ha, terealisasi sesuai target

yaitu sebesar 2 ha. Total luasan yang terealisasi adalah 5,5 ha. Penanaman

kedelai untuk produksi benih sebar (kelas ES) terdiri dari 3 varietas.

Varietas Anjasmoro ditanam lebih dulu dibandingkan varietas lainnya

(Dega-1 dan Argomulyo) yaitu pada tanggal 13 Februari 2018. Varietas

Dega-1 dan Argomulyo ditanam 14 hari setelahnya, yaitu pada tanggal 27

Februari 2018. Target produksi untuk kegiatan Produksi Benih Sebar

Kedelai BPTP Yogyakarta adalah sebanyak 5 ton. Skenario awal untuk

produksi benih teah disesuaikan dengan target awal yaitu seluas 7 hektar

dengan asumsi produktivitas 700 kg/ha. Harapannya akan terealisasi benih

Page 112: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 102

sebanyak 5 ton kelas benih sebar. Namun saat pertanaman kedelai

memasuki fase akhir (fase panen), sesuai dengan dinamika penganggaran

terjadi refocusing anggaran sehingga perlu dilakukan penyesuaian

antara target awal dengan target setelah refocussing. Sebagai tambahan

informasi, kegiatan Produksi Benih Sebar (Perbenihan) Kedelai BPTP

Yogyakarta mengalami refocussing sebesar 68% dari pagu anggaran awal.

Hal ini menyebabkan perlu dilakukan perubahan target maupun perubahan

sistem kerjasama, mengingat pihak BPTP dalam melakukan produksi benih

terikat sistem kerjasama yang ditandatangani di atas meterai, sehingga

dengan adanya refocusing anggaran, berimbas harus disesuaikannya

sistem kerjasama antara BPTP dan petani untuk melindungi hak petani. Dari

hasil refocusing, target produksi yang awalnya sebesar 5 ton berubah

menjadi 2,5 ton. Dengan adanya refocusing, hasil panen benih kedelai dari

lokasi produksi benih tidak dapat menjadi milik BPTP sepenuhnya

dikarenakan BPTP tidak mampu menjalankan kewajibannya untuk

memberikan sarana produksi kepada petani untuk memproduksi benih

kedelai sesuai dengan anggaran awal. Dengan penyesuaian target setelah

refocusing, BPTP diperkirakan tidak mampu mencapai target awal produksi

benih sebar. Dari hasil rekapitulasi produksi di lapang, disesuaikan dengan

kemampuan penganggaran dari BPTP Yogyakarta, hanya mampu

terealisasi sebanyak 2.000 ton benih dari total target produksi sebesar

2.500 kg. Hal ini berarti, realisasi target produksi benih sebar kedelai hanya

mencapai 80%.

Page 113: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 103

Dokumen kegiatan produksi benih sebar kedelai

c. Dukungan Perbenihan Benih Sebar Komoditas Salak

Latar Belakang

Ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan tepat

waktu memegang peranan yang sangat penting. Benih merupakan input

utama yang paling penting dan harus ada sebelum melakukan kegiatan

usaha di bidang pertanian Pengembangan agroindustri buah-buahan

diawali dari pembenihan. Keberhasilan pengusahaan tanaman buah-

buahan sangat ditentukan oleh ketersediaan benih bermutu pada saat

tanam dan jumlah yang memadai.

Permasalahan utama dalam peningkatan produktivitas dan kuantitas

tanaman strategis yang menjadi pilar pengembangan tanaman yang akan

diusahakan adalah keterbatasan ketersediaan benih/bibit yang bermutu.

Kalaupun ada, jumlahnya sangat terbatas, oleh sebab itu maka di masa

datang perbenihan menjadi prioritas utama untuk mencapai swasembada

tanaman hortikultura. Melalui penggunaan benih bermutu, produktivitas

tanaman akan meningkat sehingga produksi pangan dan industri nasional

berbasis tanaman juga akan meningkat, yang pada gilirannya kedaulatan

pangan dan industri akan dapat tercapai. Penggunaan benih bermutu juga

akan meningkatkan kualitas hasil pertanian, sehingga produk yang

dihasilkan memiliki daya saing yang tinggi.

Tujuan

Memproduksi benih sebar salak pondoh yang bersertifikat sebanyak

8.500 batang

Metodologi

Kegiatan Dukungan Perbenihan Benih Sebar Komoditas Salak TA 2018

dimulai pada bulan Januari 2018 dan direncanakan berakhir pada bulan

Desember 2018, di Kelompok Tani Duri Kencana, tepatnya di Dusun

Trumpon, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman,

dengan target menghasilkan 6.500 batang bibit salak dari sekitar 7.821

Page 114: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 104

pohon induk yang sudah teregristrasi. Kegiatan ini melibatkan Kelompok

Tani Duri Kencana sebagai pelaksana dilapangan, juga pihak BPSBP Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai pihak yang berwenang dalam memberikan

penilaian maupun sertifikasi terhadap benih yang dihasilkan, keduanya

merupakan mitra BPTP yang mendapat tugas untuk menghasilkan bibit

salak bersertifikat sejumlah 6.500 batang. Input teknologi berupa

pemberian ZPT merupakan salah aspek penting dalam mempercepat proses

keluarnya akar pada calon bibit, sehingga dimasa mendatang penggunaan

ZPT pada cangkokan merupakan suatu keharusan untuk dilakukan. Sanitasi

lingkungan juga memiliki andil bagi petani dalam memudahkan

pemeliharaan dan proses pencangkokan.

Hasil

Sampai dengan laporan ini dibuat, calon benih salak sudah dalam

kondisi optimal untuk dilakukan pemisahan dari tanaman induknya. Musim

kemarau yang berkepanjangan yang diikuti oleh mundurnya musim

penghujan, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan

kegiatan pemisahan tersebut. Persentase kematian yang tinggi mengancam

kehidupan benih salak pondoh pasca pemisahan dari tanaman induknya

bila tetap dilakukan pada musim kemarau. Secara agronomis, sekitar lebih

dari 6.500 calon benih telah siap untuk dilakukan pemisahan, diperkirakan

dalam waktu yang tidak terlalu lama, calon benih sudah tersedia. Adapun

tahapan selanjutnya yang akan dilalui adalah proses aklimatisasi selama

kurang lebih 7 sd 14 hari, agar tanaman memiliki ketahanan terhadap stress

saat dipindah ke lapangan. Pada tahap ini pihak BPSBP akan melakukan

penilaian terhadap benih yang dianggap layak, untuk diberikan label

dengan predikat benih siap salur. Adanya informasi tentang ketersediaan

bantuan benih salak pondoh secara cuma-cuma, memberikan dampak

positif terhadap permintaan bantuan benih ini, beberapa diantaranya dari

KWT, perorangan maupun kelompok pengajian atau pondok pesantren. Hal

ini tentu membutuhkan penilaian lebih lanjut atas layak tidaknya calon

penerima dalam menerima bantuan tersebut.

Dokumentasi kegiatan perbenihan salak

Page 115: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 105

d. Dukungan Perbenihan Komoditas Kelapa dan Kakao

Latar Belakang

Upaya guna meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman

perkebunan salah satunya adalah diawali dengan penggunaan benih unggul

bermutu, didukung dengan penggunaan sarana produksi yang tepat sesuai

rekomendasi, dan penerapan sistem manajemen usaha tani yang sesuai.

Dalam upaya mencapai kedaulatan pangan dan industri adalah melalui

penyediaan benih bermutu varietas unggul yang produktivitasnya tinggi

dan sesuai dengan preferensi konsumen, serta tersedia cukup saat

dibutuhkan. Ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan

tepat waktu memegang peranan yang sangat penting.

Tujuan

a. Memproduksi benih sebar kakao 25.040 pohon di wilayah sentra D I

Yogyakarta.

b. Mendistribusikan hasil benih kelapa dan kakao kepada pengguna

sesusai dengan hasil CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) oleh Dinas

Pertanian masing – masing Kabupaten di D.I. Yogyakarta.

Metodologi

Kegiatan dukungan perbenihan Benih kakao dan kelapa TA 2018

dimulai pada bulan Januari 2018 dan direncanakan berakhir pada bulan

Desember 2018, di KBI BPTP Yogyakata dan Kebun Percobaan BPTP di

Banyakan, Siti Mulyo, Pleret Bantul

Hasil

Melanjutkan produksi kelapa pada APBNP 2017 sebanyak 1800 bibit

dilanjutkan pemeliharaan pada TA 2018. Target benih kelapa varietas

“Bojong Bulat” sebanyak 1800 bibit telah selesai pemeliharaannya

kemudian selesai didistribusikan kepada petani sesuai dengan CPCL dari

Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul. Bibit kelapa

berdasarkan rekomendasi telah berdaun 4-5 helai dan tinggi tanaman 50-

60 cm dalam wadah polybag ukuran diameter 30 x 40 cm. Media tanam

bibit dari campuran sekam limbah ayam potong dan tanah ladu (endapan

tanah dari sungai) dan pupuk organik (limbah biogas) dengan

perbandingan 2:1:1. Pertumbuhan bibit selama 5 bulan di KBI hasilnya

sangat baik.

Melanjutkan produksi Kakao pada APBNP 2017 sebanyak 4800 bibit

dilanjutkan pemeliharaan pada TA 2018 dengan modifikasi media dan

tempat produksi telah berhasil dengan baik. Produksi bibit kakao

sebelumnya di Kebun TTP Nglageran, Patuk, Gunungkidul karena iklim dan

tempat tidak mendukung dipindah ke KBI BPTP Yogyakarta. Rekomendasi

perbaikan bibit kakao melalui perompesan daun yang kena penyakit dan

Page 116: LAPORAN KINERJA YOGYAKARTAsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BPTP DIY_LAKIN 2018.pdf · pertanggungjawaban hasil kinerja instansi BPTP Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan tupoksinya.

Akuntabilitas Kinerja BPTP Yogyakarta Tahun 2018

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 106

jamur serta pengobatan secara intensif. Proses selanjutnya pengantian

media tanam serta ukuran polybag sesuai rekomendasi. Ukuran polybag

diameter 12 x 28 cm dan media sekam limbah ayam potong + pupuk

organik + tanah ladu (endapan tanah erosi sungai) dengan perbandingan

1:1:2 sangat baik untuk pertumbuhan kakao siap untuk didistrubusikan ke

petani. Distribusi bibit di lakukan pada bulan April sesuai dengan CPCL dari

dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul sebanyak 4800

bibit dan selesai ditanam di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong. Hasil

evaluasi menujukkan bahwa proyentasi kematian <5% artinya bibit hidup

95 % sampai umur 4 bulan setelah tanam.

Kegiatan produksi kakao di KBI BPTP dan KP Banyakan telah berhasil

baik, dari awal jumlah 22.840 biji/butir varietas Hibrida ICCRI 08 H telah

disemai sesuai rekomendasi. Media semai langsung dalam polybag ukuran

diameter 12 x 28 cm, perbadingan media sekam ayam potong + pupuk

organik + tanah endapan erosi (1:1:4) cukup baik, dengan didukung irigasi

springker. Jumlah awal 22.840 butir, hasil vigor baru mencapai 87 %

(19.870 hidup), kemudian bulan ke 2 dan ketiga dengan persaingan ruang

bibit 13.876 (60,7%). Traget produksi benih kokao 13.772 dapat

terpenuhui 100%. Bibit telah didistribusikan ke dua kabupaten sesuai

dengan CPCL yaitu di Desa Terong (sebanyak 8 kelompok tani) dan Desa

Umbul Rejo, Kecamatan Ponjong (sebanyak 3 kelompok tani). Distribusi

dibantu oleh PPL dan Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul dan Bantul.

Dokumentasi kegiatan perbenihan kelapa dan kakao